12
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Hotel Grand Cempaka Jakarta) EFFECT OF LEADERSHIP AND COMMUNICATION EMPLOYEE PERFORMANCE (Case Study in Grand Cempaka Hotel Jakarta) Yayuk Martihastuti ¹) dan Djamudin ²) ¹) Housekeeping Ordertaker Hotel Grand Cempaka Jakarta Email : [email protected] ²) STIE Gotong Royong ABSTRACT Leadership factor in communication is a means to an end , and has an important role in improving employee performance. The purpose of the study , to determine the effect of leadership and communication on employee performance in Grand Cempaka Hotel Jakarta. The method used multiple linear regression and descriptive quantitative. The results of the writing shows the result of multiple regression Ŷ = 12,621 + 0,263 X1 + 0,472 X2, The regression equation has the intercept of 12,62, leadership influence the performance and communication 0.263 by 0.472 affect job performance. The results of the calculation of correlation R 2 = 0.81 , that work performance is affected by the variables of leadership and communication. that job performance is affected by the variables of leadership and communication . Test Results " t " of 0.695 , each of which is a significant leadership and communication. Test Results " F = 6.93 , leadership and communication variables have a significant effect on job performance. Keywords : Leadership , Communication , Job performance , multiple linear regression and descriptive quantitative. ABSTRAK Faktor kepemimpinan dalam komunikasi merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan, dan memiliki peranan penting dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan. Tujuan penelitian, untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan komunikasi terhadap prestasi kerja karyawan pada Hotel Grand Cempaka Jakarta. Metode yang digunakan regresi linear berganda dan deskritif kuantitatif. Hasil penulisan skripsi memperlihatkan hasil regresi berganda Ŷ = 12,621 + 0,263 X1 +0,472 X2, persamaan regresi tersebut memiliki intersep sebesar 12,62, kepemimpinan mempengaruh prestasi kerja sebesar 0,263 dan komunikasi mempengaruhi prestasi kerja sebesar 0,472. Hasil perhitungan korelasi R 2 =0,81, bahwa prestasi kerja dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan dan komunikasi. Hasil Uji “t” sebesar 0,695, yang masing - masing kepemimpinan dan komunikasi adalah signifikan. Hasil Uji “F = 6,93, variabel kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Keyword: Kepemimpinan, Komunikasi, Prestasi kerja, Regresi linear berganda dan Deskritif kuanlitatif. PENDAHULUAN Mengingat bahwa apa yang digerakkkan oleh seorang pemimpin bukan benda mati, tetapi manusia yang mempunyai perasaan dan akal, serta beraneka ragam jenis dan sifatnya, maka masalah kepemimpinan tidak dapat dipandang mudah. Kemauan seorang pemimpin merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan. Hal ini berarti bawahan dalam memenuhi kebutuhan tergantung pada keterampilan dan kemauan pemimpin. (Nazili, 2012). Dalam hal kepemimpinan, pemimpin hendaknya memahami betul karakteristik dari para bawahan yang dipimpinnya, perlunya penanganan secara komprehensif terhadap faktor motivasi pegawai, pimpinan agar lebih meningkatkan komunikasi guna memberikan motivasi terhadap para pegawai secara langsung dan tatap muka, sekaligus mampu mengadaptasikan kepemimpinan dan perilaku masing-masing dalam menghadapi berbagai tipe atau karakteristik dari bawahannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat (Pramono dan Hamid, 2013).

JURNAL MANAJEMEN, Volume IV Nomor 4 Oktober 2013, - ISSN 1412 – 2586 - YAYUK MARTIHASTUTI Hal 67 - 78.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP

    PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Hotel Grand Cempaka Jakarta)

    EFFECT OF LEADERSHIP AND COMMUNICATION

    EMPLOYEE PERFORMANCE (Case Study in Grand Cempaka Hotel Jakarta)

    Yayuk Martihastuti ) dan Djamudin )

    ) Housekeeping Ordertaker Hotel Grand Cempaka Jakarta

    Email : [email protected]

    ) STIE Gotong Royong

    ABSTRACT

    Leadership factor in communication is a means to an end , and has an important role in improving

    employee performance. The purpose of the study , to determine the effect of leadership and communication

    on employee performance in Grand Cempaka Hotel Jakarta. The method used multiple linear regression

    and descriptive quantitative. The results of the writing shows the result of multiple regression = 12,621 + 0,263 X1 + 0,472 X2, The regression equation has the intercept of 12,62, leadership influence the

    performance and communication 0.263 by 0.472 affect job performance. The results of the calculation of

    correlation R2

    = 0.81 , that work performance is affected by the variables of leadership and

    communication. that job performance is affected by the variables of leadership and communication . Test

    Results " t " of 0.695 , each of which is a significant leadership and communication. Test Results " F = 6.93

    , leadership and communication variables have a significant effect on job performance.

    Keywords : Leadership , Communication , Job performance , multiple linear regression and descriptive

    quantitative.

    ABSTRAK

    Faktor kepemimpinan dalam komunikasi merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan, dan memiliki

    peranan penting dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan. Tujuan penelitian, untuk mengetahui

    pengaruh kepemimpinan dan komunikasi terhadap prestasi kerja karyawan pada Hotel Grand Cempaka

    Jakarta. Metode yang digunakan regresi linear berganda dan deskritif kuantitatif. Hasil penulisan skripsi

    memperlihatkan hasil regresi berganda = 12,621 + 0,263 X1 +0,472 X2, persamaan regresi tersebut memiliki intersep sebesar 12,62, kepemimpinan mempengaruh prestasi kerja sebesar 0,263 dan komunikasi

    mempengaruhi prestasi kerja sebesar 0,472. Hasil perhitungan korelasi R2

    =0,81, bahwa prestasi kerja

    dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan dan komunikasi. Hasil Uji t sebesar 0,695, yang masing-masing kepemimpinan dan komunikasi adalah signifikan. Hasil Uji F = 6,93, variabel kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

    Keyword: Kepemimpinan, Komunikasi, Prestasi kerja, Regresi linear berganda dan Deskritif kuanlitatif.

    PENDAHULUAN

    Mengingat bahwa apa yang digerakkkan oleh

    seorang pemimpin bukan benda mati, tetapi

    manusia yang mempunyai perasaan dan akal, serta

    beraneka ragam jenis dan sifatnya, maka masalah

    kepemimpinan tidak dapat dipandang mudah.

    Kemauan seorang pemimpin merupakan suatu

    sarana untuk mencapai tujuan. Hal ini berarti

    bawahan dalam memenuhi kebutuhan tergantung

    pada keterampilan dan kemauan pemimpin.

    (Nazili, 2012). Dalam hal kepemimpinan,

    pemimpin hendaknya memahami betul

    karakteristik dari para bawahan yang

    dipimpinnya, perlunya penanganan secara

    komprehensif terhadap faktor motivasi pegawai,

    pimpinan agar lebih meningkatkan komunikasi

    guna memberikan motivasi terhadap para pegawai

    secara langsung dan tatap muka, sekaligus mampu

    mengadaptasikan kepemimpinan dan perilaku

    masing-masing dalam menghadapi berbagai tipe

    atau karakteristik dari bawahannya sesuai dengan

    situasi dan kondisi yang tepat (Pramono dan

    Hamid, 2013).

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 68

    Bila pemimpin tidak memiliki kemampuan

    memimpin, maka tugas-tugas yang sangat

    kompleks tidak dapat dikerjakan dengan baik.

    Apabila pimpinan mampu melaksanakan fungsi-

    fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi

    tersebut dapat mencapai sasarannya. Suatu

    organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif,

    yang mempunyai kemampuan yang

    mempengaruhi perilaku anggota atau anak

    buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala

    suatu organisasi akan diakui sebagai seorang

    pemimpin apabila ia dapat memberikan pengaruh

    dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah

    tujuan organisasi.(Gustiano, 2013). Pemimpin

    yang baik adalah pemimpin yang mendengarkan,

    memperhatikan dan memberdayakan semua

    orang, baik yang merupakan mayoritas maupun

    minoritas (Ven, 2004).

    Kepemimpinan berperan vital dan sentral

    dalam suatu organisasi. Tanpanya, maka

    organisasi tidak akan mencapai dan meningkat

    kemajuannya. Bahwa dalam kepemimpinan

    dituntut adanya kreasi dan kompetensi seseorang

    (peimpin) untuk mengubah potensi individu dan

    atau kelompok menjadi presasi tinggi dalam suatu

    organisasi. Sebagai seorang yang memiliki

    kekuasaan, idealnya pemimpinan perlu memiliki

    dan menggunakan kekuasaannya secara tepat

    (Purnomo dan Cholil, 2010: 27 35). Pemimpin dalam organisasi harus memperhatikan masalah

    kepuasan kerja tersebut, terutama faktor-faktor

    yang dapat mempengaruhinya. Diantaranya

    adalah gaya/perilaku kepemimpinan, selain

    mengenali aspek-aspek kepuasan kerja itu sendiri.

    (Purnomo dan Cholil, 2012).

    Dalam komunikasi, faktor pimpinan menjadi

    sangat dominan karena pimpinan haruslah

    memahami bagaimana memberikan pesan atau

    ide-idenya yang mudah dipahami oleh

    pegawainya dengan berbagai tingkat pemahaman

    yang berbeda-beda. Dalam suatu komunikasi

    pimpinan dapat memberikan perintah kerja,

    motivasi kerja, apresiasi kerja, disiplin kerja

    kepada para pegawainya. Pimpinan memantau

    langsung tugas-tugas yang diberikan dan apa yang

    menjadi tanggung jawabnya. Di lain pihak bagi

    seorang pegawai apabila sudah memahami apa

    dan bagaimana maksud suatu tugas, maka akan

    dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab

    yang diberikan pimpinan secara cepat, tepat,

    efektif dan efisien, sehingga menghasilkan kinerja

    pegawai yang baik.(Hardjanti dan Rahadhini,

    2011:100-110).

    Pentingnya komunikasi tidak terbatas pada

    komunikasi personal tetapi juga dalam tataran

    komunikasi organisasi. Dengan adanya

    komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat

    berjalan dengan lancar dan berhasil begitu pula

    sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya

    komunikasi, organisasi dapat macet dan

    berantakan. Dengan demikian komunikasi dalam

    setiap organisasi mempunyai peranan sentral.

    (Widiastuti,2010). Komunikasi akan memelihara

    dan menggerakan kehidupan kelompok, juga

    sebagai penggerak untuk menggambarkan

    aktivitas manusia. Jadi komunikasi yang baik

    dalam hal ini manajer tingkat menengah dan

    karyawan pelaksana akan memberikan dampak

    atau pengaruh terhadap pretasi kerja.

    Apabila karyawan ingin berprestasi maka

    harus memiliki kemampuan kerja yang optimal.

    Bila seorang pekerja memang tidak memiliki

    kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan

    tertentu, atau bila pekerja itu tidak berminat pada

    pekerjaan tersebut, sulit dipercaya bahwa tingkat

    prestasinya akan tinggi, di pihak lain jika

    manajemen dalam merekrut dan melatih pekerja

    yang kemampuan dan minatnya selaras dengan

    tuntutan pekerjaan, kita dapat mengharapkan

    bahwa kemungkinan prestasi kerja yang baik

    dapat ditingkatkan. (Rahmawati,2013, Pp: 1- 9).

    Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi

    dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau

    pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat

    kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.

    Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah

    cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

    pemahaman yang jelas tentang apa yang akan

    dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

    (Widodo, 2010).

    Pada hakekatnya kinerja merupakan prestasi

    yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan

    tugas atau pekerjaannya sesuai dengan standar

    dan kreteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu.

    Prestasi kerja seorang dosen dipengaruhi oleh dua

    faktor yaitu faktor individu sebagai kemampuan

    institusi, dan situasi berlangsungnya fungsi

    pekerjaan pelayanan mengajar selama satu

    periode waktu tertentu sebagai kondisi ekteren

    (Miswan, 2012). Kinerja atau prestasi kerja

    karyawan sangat dibutuhkan perusahaan dalam

    mewujudkan tujuan perusahaan, baik jangka

    pendek maupun jangka panjang. Kinerja

    karyawan tidak terlepas dari adanya manajemen

    dalam menciptakan kepuasan kerja.

    Setiap manusia pasti ingin mencapai

    keberhasilan dalam meningkatkan taraf hidupnya

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 69

    sehingga bisa diharapkan dalam dirinya akan

    muncul keinginan untuk terus mengembangkan

    diri dan meningkatkan kemampuan dalam

    bekerja.(Dhermawan, 2012).

    Prestasi kerja karyawan merupakan salah satu

    hal penting yang harus menjadi perhatian

    perusahaan. Pasalnya, bukan hal yang mudah

    untuk dapat mencapai prestasi kerja yang baik dan

    terus meningkat dari waktu ke waktu. Ada banyak

    faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja

    karyawan. (Pamenang,2013). Prestasi kerja

    karyawan yang belum maksimal dapat dilihat dari

    rasa tanggungjawab yang tidak maksimal dari

    karyawan tersebut terhadap pekerjaan yang

    dilakukannya, agar dapat dilihat dari banyaknya

    tugas yang tidak terselesaikan sesuai dengan

    waktu, dan target produksi dalam bentuk

    penjualan yang belum sesuai dengan perencanaan

    target yang sudah ditetapkan (Cancerina, 2012,

    1662-1681)

    Seperti yang dikatakan Marsden (2007), yaitu

    hubungan kerja yang penting adalah ketika

    karyawan percaya bahwa organisasi atau

    pimpinan mengarahkan mereka. Dalam tujuan

    pencapaian prestasi kerja karyawan yang

    maksimal, sangat dibutuhkan peranan dari

    komunikasi dan semangat kerja yang tinggi dari

    karyawan. Agar komunikasi berjalan efektif dan

    semangat kerja karyawan tercipta dengan baik,

    perlu dorongan dan motivasi yang besar dari

    pimpinan perusahaan. Berdasarkan latar belakang

    diatas, maka penetapan topik/judul adalah :

    Pengaruh Komunikasi dan komunikasi terhadap prestasi kerja karyawan pada Hotel Grand

    Cempaka Jakarta.

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Kepemimpinan. Menurut Hasibuan (2009:199) Kepemim-

    pinan adalah seni seorang pemimpin

    mempengaruhi perilaku bawahan agar mau

    bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk

    mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan

    (Leadership) berasal dari kata dasar pemimpin,

    mendapat awalan ke- dan akhiran-an, sehingga

    menjadi kepemimpinan. Menurut kamus Bahasa

    Indonesia kata pemimpin mengandung beberapa

    arti yaitu :

    1. Menuntun (dalam arti mengantar, menunjuk-kan jalan) atau membimbing.

    2. Membawa ke jalan atau ke tujuan tertentu, mengetahui, mengepalai.

    3. Melatih (mendidik dan mengajar) supaya dapat mengerjakan sendiri. (Wahyono, 2013).

    Kepemimpinan adalah kemampuan seorang

    untuk memobilisasi, menyelaraskan, memimpin

    kelompok, kemampuan menjelaskan gagasan

    sehingga dapat diterima orang lain. Pemimpin

    penting dalam mempengaruhi perubahan.

    Pemimpin bertanggung jawab untuk

    menggerakkan setiap usaha dan hambatan untuk

    menjamin kejelasan visi. Pemimpin harus dapat

    menciptakan iklim organisasi dimana karyawan

    merasa bebas tapi penuh tanggung jawab.

    (Indrawan,2009, Pp: 90-108).

    Sutrisno (2011:218) menyatakan bahwa

    kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan

    mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan

    tugas dari para anggota kelompok. Dari beberapa

    pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

    kepemimpinan adalah kemampuan seorang

    pemimpin dalam proses untuk mempengaruhi dan

    mengarahkan aktivitas yang berkaitan dengan

    tugas dari para anggota organisasi secara efektif.

    B. Komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian

    informasi, gagasan, fakta, pikiran dan perasaan,

    dari satu orang ke orang lain. Dalam kehidupan

    organisasi, komunikasi menjadi sesuatu yang

    sangat penting karena komunikasi dapat

    meningkatkan saling pengertian antara karyawan

    dan atasan, dan meningkatkan koordinasi dari

    berbagai macam kegiatan/tugas yang berbeda.

    (Indrawan, 2009 : 90 -101). Komunikasi intern

    adalah proses penyampaian pesan-pesan yang

    berlangsung antar anggota organisasi, dapat

    berlangsung antara pimpinan dengan bawahan

    maupun bawahan dengan bawahan. Komunikasi

    adalah penyampaian informasi dan pengertian dari

    seseorang kepada orang lain. (Teviana.,2011,Pp:

    200-211).

    Sopiah (2008) menyatakan,. Komunikasi

    didefinisikan sebagai penyampaian atau

    pertukaran informasi dari pengirim kepada

    penerima, baik secara lisan, tertulis maupun

    menggunakan alat komunikasi. Sedangkan Wijaya

    (2002), menyatakan bahwa komunikasi pada

    umumnya diartikan sebagai hubungan atau

    kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah

    hubungan atau diartikan pula sebagai saling tukar

    menukar pendapat sebagai kontak antara manusia

    baik individu maupun kelompok.

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 70

    C. Prestasi Kerja. Kinerja berasal dari pengertian performance.

    Ada pula yang memberikan pengertian

    performance sebagai hasil kerja atau prestasi

    kerja, namun sebenarnya kinerja mempunyai

    makna yang lebih luas, bukan hanya hasil, tetapi

    termasuk bagaimana proses pekerjaan

    berlangsung. (Salim, et. al,2013). Kinerja

    merupakan kondisi yang harus diketahui dan

    diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk

    mengetahui tingkat pencapaian suatu instansi di

    hubungkan dengan visi yang diemban suatu

    organisasi. Kinerja merupakan suatu konstruksi

    multi dimensional yang mencakup banyak faktor

    yang mempengaruhinya (Widodo, 2013).

    Pengertian kinerja (performance) merupakan

    gambaran mengenai tingkat pencapaian

    pelaksanaan suatu program kegiatan atau

    kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi

    dan misi organisasi yang dituangkan melalui

    perencanaan strategis suatu organisasi.

    Moeheriono (2009:60). Pengertian kinerja

    karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan

    dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas

    yang menjadi tanggungjawabnya. Tugas-tugas

    tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator

    keberhasilan yang sudah ditetapkan. Sebagai

    hasilnya akan diketahui bahwa seseorang

    karyawan masuk dalam tingkatan kinerja tinggi,

    menengah atau rendah. Dapat juga

    dikelompokkan melampaui target, sesuai target

    atau di bawah target. (Rusdi dan Septiani, 2008,

    Pp: 201-210).

    Prestasi kerja adalah hasil yang dapat di capai

    seorang atau sekelompok pekerja dalam satu

    satuan produksi pada waktu tertentu. (Gautama,

    2008, Pp:111-234). Menurut Sondang (2004: 225)

    prestasi kerja adalah suatu pendekatan dalam

    melakukan penilaian kerja para pegawai dimana

    terdapat berbagai faktor yaitu:

    1. Yang dinilai adalah manusia yang disamping memiliki kemampuan tertentu juga tidak

    luput dari berbagai kelemahan dan

    kekurangan.

    2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolok ukur tertentu yang realistik, berkaitan

    langsung dengan tugas seorang serta kriteria

    yang ditetapkan dan diterapkan secara

    obyektif.

    Sedangkan Dessler, (2002) menyatakan

    bahwa prestasi kerja karyawan adalah suatu

    informasi yang digunakan sebagai dasar

    pengambilan keputusan tentang promosi dan gaji.

    Penilaian prestasi kerja ialah sebuah penilaian

    sistematis terhadap karyawan oleh atasannya atau

    beberapa ahli lainnya yang paham akan

    pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan atau jabatan

    itu.

    D. Teknik Pengumpulan Data.

    1. Field Research (penelitian lapangan), yaitu, metode yang dilaksanakan untuk memperoleh

    data primer dimana penulis menggunakan

    teknik kuesioner yang ditujukan kepada

    responden diperusahaan bersangkutan. Hal

    ini dilakukan atas dasar pertimbangan

    efisiensi waktu dan biaya.

    2. Library Research (penelitian kepustakaan), yaitu metode yang dilaksanakan untuk

    memperoleh data sekunder yang berasal dari

    buku-buku wajib maupun buku-buku

    pelengkap.

    E. Teknik Pengolahan Data.

    1. Kuantitatif.

    Data yang didapat dari hasil pengumpulan

    data diatas, diproses sesuai dengan jenis

    datanya untuk ditabulasikan dan kemudian

    disajikan dalam bentuk Tabel dan angka,

    diukur dengan metode statistik kuantitatif

    sebagai berikut:

    a. Populasi dan sampel. Populasi dari penelitian ini adalah

    karyawan Hotel Grand Cempaka Jakarta.

    Sampel diperoleh dari data Hotel Grand

    Cempaka Jakarta. Jenis sampel yang

    digunakan merupakan sampel random

    yaitu, data karyawan pada perusahaan

    tersebut, dengan tidak menentukan atau

    melihat kedudukan, umur/usia tertentu,

    tetapi dipilih secara acak. Untuk

    memudahkannya penulis membatasi pada

    15 orang.

    b. Regresi berganda. Digunakan untuk menentukan

    kemungkinan bentuk dari hubungan

    antara variabel-variabel dengan rumus:

    Y = a + B1X1 + B2X2 + e

    b1 = (x

    1 y)( x

    2

    2

    ) (x2

    y)(x1

    2

    (( x2

    2

    ) (x1

    x2)2

    x2 y)( x

    1

    2

    ) (x1 x

    2)( x

    1 y)

    b2 = (x1

    2

    )( x2

    2

    ) (x1 x

    2)2

    a = Y b1 X1 b2 X

    2

    Dimana :

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 71

    A = Konstan tab =slope dari variabel independen.

    X1 = Kepemimpinan (variabel independen).

    X2 = komunikasi (variabel independen).

    Y=Prestasi kerja karyawan (variabel independen).

    c. Korelasi berganda.

    Digunakan untuk menentukan kuat atau

    lemahnya hubungan antara dua variabel atau

    lebih. Untuk menghitung kuatnya hubungan

    antara dua variabel X1 dan X2 terhadap Y

    dapat digunakan rumus:

    b1

    (x1 y) + b

    2(x

    2 y)

    R = y2

    d. Koefisien determinasi berganda. Merupakan metode statistic yang digunakan

    untuk menentukan seberapa besar signifikansi

    dari komunikasi dan semangat kerja, dengan

    rumus sebagai berikut:

    b1 (x

    1 y) + b

    2 (x

    2 y)

    R2

    = y 2

    e. Uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan pada koefisien

    korelasi berganda dan koefisien korelasi

    parsial.

    1) Uji hipotesis korelasi berganda merupakan uji hipotesis serentak, dimana

    X1 dan X2 serentak (bersama sama)

    mempengaruhi Y, yaitu:

    R2

    /( k 1)

    Fo = (1 R)2

    /( n k) Dimana :

    Fo = Nilai Hitung statistik.

    R2

    = Koefisien determinasi berganda.

    k = Banyaknya variabel.

    n = Jumlah sampel.

    2) Uji hipotesis koefisien korelasi parsial merupakan uji hipotesis

    individual yaitu uji hipotesis dimana

    X1 dan X2 mempengaruhi Y, yaitu:

    b1

    tb1 = Sb 1 b

    2

    tb2 = Sb 2

    2. Deskriptif kuantitatif.

    Analisis korelasi merupakan model statistik

    yang penyajiannya secara sistematis dari

    hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel

    tersebut adalah: X1 merupakan kepemimpinan,

    X2 komunikasi dan Y merupakan prestasi kerja

    karyawan. Analisis korelasi akan diukur keeratan

    hubungan antara kepemimpinan dan komunikasi

    terhadap prestasi kerja karyawan, dengan

    demikian maka didapat formulasi korelasinya,

    dirumuskan sebagai berikut:

    a. Bila rmendekati +1, berarti hubungan antara

    X dan Y sempurna dan positif atau mendekati

    1, hubungan sangat kuat dan positif.

    b. Bila rmendekati1, berarti hubungan X dan Y

    sempurna dan negatif atau mendekati 1,

    hubungan sangat kuat dan negatif.

    c. Bilar = 0, berarti hubungan antara X dan Y

    tersebut sangat lemah atau tidak ada.

    Analisis-analisis diatas akan diuji

    kebenarannya melalui uji hipotesis sebagai

    penentu perhitungan terakhir dari skripsi ini.

    Rumus:

    rn 2

    to = 1 r 2

    to = untuk memenuhi pengaruh hubungan

    antara dua variabel X dan Y, apakah kedua

    variabel tersebut saling mempengaruhi,

    dimana:

    n = banyaknya data yang diteliti.

    r = koefisien korelasi Dengan aturan to

    sebagai berikut:

    1) Ho diterima, Ha ditolak jika tota, berarti ada peranan positif antara variabel

    X dan Y.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Kegiatan Komunikasi Pada Hotel Grand Cempaka Jakarta.

    Komunikasi yang digunakan berbeda dengan

    komunikasi yang digunakan oleh non organisasi.

    Perbedaannya adalah bahwa komunikasi

    organisasi terikat oleh struktur hirarki yang

    mengatur tugas, wewenag dan tanggung jawab

    anggotanya masing - masing. Komunikasi

    organisasi terbagi atas komunikasi formal dan

    informal. Komunikasi formal adalah komunikasi

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 72

    yang mengikuti jalur hubungan formal yang

    tergambar dalam struktur organisasi, sedangkan

    komunikasi informal adalah komunikasi yang

    tidak mengikuti jalur hubungan formal seperti

    halnya komunikasi formal.

    Pada Hotel Grand Cempaka Jakarta, bagian-

    bagian kerja yang cukup rumit, menjadi kendala

    dalam melakukan pemberitahuan atau

    pengumuman, perintah dan sebagainya yang

    menyangkut masalah komunikasi dalam

    organisasi secara langsung. Komunikasi yang

    dijalankan kurang mengikuti prosedur komunikasi

    yang ada. Biasanya komunikasi yang terjadi baik

    dari pimpinan kepada bawahannya maupun dari

    bawahan kepada pimpinannya tidak melalui jalur-

    jalur garis komando yang berlaku diorganisasi

    tersebut. Kegiatan komunikasi ini menimbulkan

    suatu gap atau kesenjangan karena komunikasi

    yang terjadi kurang sistematis dan teratur.

    Komunikasi yang dilakukan antara lain

    adalah; komunikasi lisan dan tulisan yang

    dilakukan dalam bentuk pembicaraan langsung

    (face to face), diskusi kelompok, ceramah,

    pengadaan meeting dan sebagainya, hal ini

    dilakukan karena pada umumnya komunikasi

    lisan mempunyai kebaikan-kebaikan antara lain:

    1. Penjelasan dapat dilakukan dengan lebih mendetail.

    2. Dapat menimbulkan partisipasi secara langsung.

    3. Dapat menimbulkan komunikasi timbal balik secara langsung.

    Kadang-kadang komunikasi lisan yang

    dilakukan tidak dapat berjalan dengan baik, hal ini

    dikarenakan:

    1. Kurang ketegasan dari pihak pimpinan dalam pemberian perintah/tugas.

    2. Tidak dapat dipakai sebagai dokumentasi tertulis.

    Sedangkan komunikasi tertulis/tulisan yang

    dilakukan dalam organisasi tersebut antara lain

    dengan melalui surat, fax, Email dan juga laporan

    yang diterima pimpinan dari bawahannya, dengan

    Pertimbangan antara lain:

    1. Komunikasi tertulis dapat disebarkan seluas luasnya.

    2. Merupakan dokumentasi yang tertulis. 3. Dapat merupakan pegangan yang lebih pasti

    dari penerima komunikasi.

    4. Lebih Tegas.

    Komunikasi tertulis yang dilakukan sering

    mendapatkan hambatan, yaitu:

    1. Bila latar belakang pendidikan penerima komunikasi kurang baik.

    2. Tidak semua hal dapat dikomunikasikan secara tertulis.

    3. Tidak ada penjelasan lebih lanjut selain yang tertulis.

    Pimpinan Hotel Grand Cempaka Jakarta

    menyadari dengan sepenuhnya bahwa komunikasi

    yang dilakukan oleh personnel-personnel dalam

    organisasinya sangat penting. Perusahaan

    berusaha menciptakan komunikasi timbal balik

    dari atasan kebawahan atau sebaliknya dari

    bawahan keatasan, dan antar tingkat yang sejajar,

    selalu berjalan dengan baik. Kebijakan ini

    dimaksudkan agar ada kelancaran dalam

    pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan

    kepada masing-masing personelnya. Pimpinan

    Hotel Grand Cempaka Jakarta dalam melakukan

    komunikasi kurang terlaksana dengan baik karena

    berbagai macam hambatan.

    Hambatan yang terjadi adalah antara lain

    adanya jarak yang harus dilewati oleh suatu

    pesan, misalnya bila pimpinan ingin

    menyampaikan pesan kepada bawahannya harus

    melewati beberapa orang karyawan yang berada

    pada struktur organisasi, hal ini tentu sangat

    merepotkan. Walaupun tidak setiap komunikasi

    hal itu terjadi, tetapi hal seperti itu dapat saja

    terjadi sewaktu waktu apabila komunikasi yang

    terjadi harus melalui tata jenjang struktur

    organisasi yang ada. Sering terjadi bahwa

    karyawan pada tingkat bawah kurang memahami

    penggunaan alat-alat komunikasi yang tersedia

    didalam perusahaan, sehingga menyebabkan

    kelancaran dari arus informasi kadang-kadang

    menjadi terhambat.

    Masalah-masalah komunikasi mempunyai

    hubungan yang erat dengan tipe organisasi yang

    dipakai, baik untuk tujuan maupun penyebaran

    informasi. Suasana komunikasi pada Hotel Grand

    Cempaka Jakarta seringkali terjadi bahwa

    informasi yang diperlukan harus dikumpulkan

    dari beberapa sumber yang selanjutnya informasi

    tersebut diserahkan kepada atasan. Dalam hal ini

    karyawan pada tingkat bawah memberikan

    informasi berupa laporan-laporan pelaksanaan

    tugas, pendapat, usul, saran, keluhan, dan lain-lain

    kepada atasannya.

    Dalam pelaksanaannya seringkali timbul

    masalah atau kekeliruan - kekeliruan yang

    disebabkan oleh kompleksnya komunikasi.

    Mengatasinya masalah ini Hotel Grand Cempaka

    Jakarta mengambil langkah dengan cara

    informasi-informasi dari bawahan terlebih dahulu

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 73

    dikomunikasikan kepada rekan yang setingkat

    lebih sebelum dilaporkan kepada atasannya,

    sehingga tidak terjadi lagi tumpang tindih

    informasi ataupun informasi yang diberikan

    kepada atasan menjadi terlalu banyak dan rumit.

    Biaya-biaya komunikasi yang terjadi pada Hotel

    Grand Cempaka Jakarta, terlihat pada Tabel 1.

    Tabel 1 Biaya kegiatan komunikasi.

    Sumber : data diolah Tahun 2013.

    Dibawah ini akan dijelaskan mengenai

    presentase kenaikan biaya untuk mendukung

    komunikasi tersebut:

    Rp . 47.000.000 Rp .35.000.000 Tahun 2009 = -- x 100% = 34%

    Rp . 35.000.000

    Rp . 55.000.000 Rp . 47.000.000 Tahun 2010 = x 100% = 17%

    Rp . 47.000.000

    Rp . 56.000.000 Rp .55.000.000 Tahun2011 = - x 100% = 2%

    Rp . 55.000.000

    Rp . 62.000.000 Rp . 56.000.000 Tahun 2012 = - x 100% = 11%

    Rp . 56.000.000

    Berbagai upaya yang dilakukan oleh

    pimpinan Hotel Grand Cempaka Jakarta dalam

    meningkatkan komunikasi agar dapat membawa

    pengaruh yang baik terhadap suasana kerja,

    kondisi kerja, produktivitas maupun prestasi kerja

    karyawan. Upaya tersebut membawa konsekuensi

    adanya biaya pengeluaran bagi perusahaan.

    Biaya-biaya yang dikeluarkan pimpinan dalam

    kegiatan komunikasi yang terjadi, berupa biaya

    kegiatan melakukan pembicaraan langsung (face

    to face), diskusi kelompok, ceramah, pengadaan

    meeting, rekreasi yang membentuk suasana akrab

    diantara sesama karyawan maupun dengan

    pimpinannya dan lain sebagainya. Kenaikan biaya

    yang mendukung kegiatan komunikasi dalam

    kerangka meningkatkan prestasi kerja karyawan

    terlihat pada data hasil kuesioner yang diajukan

    kepada responden terlihat pada Tabel. 2.

    Indikator kebijakan pimpinan manajemen

    dalam melakukan komunikasi untuk mengetahui

    indikator atau tanda-tanda menurunnya prestasi

    kerja para karyawan. yang dipergunakan

    perusahaan sebagai berikut:

    1. Tingkat produktivitas kerja. Merupakan

    perbandingan antara output dengan input,

    dimana output adalah hasil yang memberikan

    manfaat pada individu dan perusahaan.

    2. Tingkat absensi pekerja. Merupakan ketidak hadiran pekerja pada hari kerja karena sakit,

    ijin, mangkir dan skorsing.

    3. Tingkat perputaran pekerja. Merupakan perbandingan antara masuk dan keluarnya

    pada suatu perusahaan pada periode tertentu.

    4. Tingkat kerusakan. Merupakan naiknya tingkat kerusakan tersebut menunjukkan

    bahwa perhatian dalam pekerjaan berkurang,

    terjadinya kecerobohan dalam pekerjaan.

    5. Kegelisahan/keluhan. Kegelisahan yang timbulakan dapat terwujud dalam bentuk

    ketidak senangan kerja, keluh kesah, ketidak

    tenangan pekerja dalam melaksanakan tugas.

    6. Tuntutan. Merupakan perwujudan dari ketidakpuasan pekerja, dimana tiap tahap

    tertentu akan menimbulkan keberanian untuk

    mengajukan tuntutan.

    7. Pemogokan. merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, kegelisahan dan lain

    sebagainya.

    Tabel. 2 Hasil kuesioner kepemimpinan (X1).

    Respon

    den

    Pertanyaan

    Jml

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 47

    2 5 5 5 3 5 4 5 4 4 3 43

    3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 44

    4 5 5 4 4 5 4 5 3 4 3 42

    5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 46

    6 5 4 5 5 5 4 5 5 4 3 45

    7 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 48

    8 4 5 5 4 5 5 4 5 4 3 44

    9 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 46

    10 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 46

    11 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 46

    12 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 45

    13 4 5 4 5 5 4 5 5 5 3 45

    14 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46

    15 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 45

    Sumber: Data diolah Tahun 2013.

    B. Kondisi komunikasi terhadap prestasi

    kerja di Hotel Grand Cempaka Jakarta.

    Prestasi kerja karyawan yang ada pada Hotel

    Grand Cempaka Jakarta, terlihat pada mental

    karyawan dalam melakukan pekerjaan secara

    lebih cepat dan lebih baik untuk mencapai prestasi

    kerja yang maksimal dalam suatu organisasi.

    Disadari oleh pihak pimpinan Hotel Grand

    Cempaka Jakarta semangat kerja karyawan

    merupakan hal yang sangat penting antara lain

    dengan diberikannya motivasi oleh pimpinan

    perusahaan, semangat kerja yang rendah dapat

    Tahun Biaya yang Dikeluarkan % Kenaikan

    2008 2009

    2010

    2011 2012

    Rp.35.000.000 Rp.47.000.000

    Rp.55.000.000

    Rp.56.000.000 Rp.62.000.000

    34 %

    17 %

    2 % 11 %

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 74

    menghambat tercapainya tujuan organisasi. Hasil

    kuesioner komunikasi disajikan pada Tabel 3.

    Tabel 3 Hasil kuesioner komunikasi (X2).

    Respon

    den

    Pertanyaan

    Jml

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1 5 1 5 4 4 4 4 4 2 4 37

    2 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 36

    3 5 2 5 4 4 4 3 4 4 4 39

    4 5 1 5 3 4 4 3 4 3 4 36

    5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 5 45

    6 5 2 5 5 5 5 4 5 4 5 45

    7 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 47

    8 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 47

    9 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 47

    10 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 45

    11 5 2 5 5 5 5 4 5 4 5 45

    12 5 3 5 5 5 5 4 5 3 5 45

    13 5 2 5 5 5 4 5 5 4 5 45

    14 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 45

    15 5 2 5 4 4 4 5 5 3 5 43

    Sumber: Data diolah Tahun 2013.

    C. Prestasi Kerja Karyawan Hotel Grand Cempaka Jakarta.

    Pelaksanaan penilaian prestasi kerja ini selain

    ditujukan untuk mencari karyawan yang akan

    dipromosikan jabatan, juga dimaksudkan untuk

    mengetahui data kinerja karyawan selama periode

    tertentu untuk kemudian ditindaklanjuti, yang

    sangat berguna bagi pengembangan karyawan

    secara umum. Standar penilaian yang digunakan

    dalam pelaksanaan terlihat pada Tabel. 4

    Tabel 4 Standar (kriteria) nilai dalam penentuan

    prestasi kerja.

    Konduite

    Karyawan

    Bobot PenetapanNilai

    Nilai Standar

    Perusahaan

    Predikat

    Kemampuan 25 45 Sangat baik Kerajinan 8 40 Baik

    Kejujuran 7 44 Sedang

    Kerjasama 5 35 39 Kurang Baik Inisiatif 5 34 30 Tidak Baik

    Sumber : Data diolah Tahun 2013.

    Keterangan :

    *Standar nilai minimal bagi karyawan berprestasi

    ditetapkan = 45.

    Penilaian ini dilakukan oleh atasan mereka

    langsung. Waktu penilaian dilakukan perperiode

    dan tempat pengolahan data tersebut pada bagian

    sumber daya manusia (SDM).

    Berdasarkan kaitan dengan variabel bebas X1

    (kepemimpinan) dan komunikasi (X2) yang di-

    lakukan melalui kuesioner, maka data prestasi

    ditampilkan dalam penyajian ini juga berdasarkan

    hasil kuesioner. Untuk mendapatkan data-data

    mengenai prestasi kerja menggunakan data hasil

    kuesioner responden terlihat pada Tabel 5.

    Tabel. 5 Hasil kuesioner prestasi kerja (Y).

    Respon

    den

    Pertanyaan

    Jml

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42

    2 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 39

    3 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 44

    4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 42

    5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 47

    6 5 5 5 4 4 5 5 3 3 5 44

    7 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 48

    8 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 46

    9 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 47

    10 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 45

    11 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 46

    12 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 45

    13 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 46

    14 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 47

    15 5 4 5 5 5 4 5 3 4 5 45

    Jumlah 673

    Sumber : data diolah Tahun 2013.

    D. Analisis dan Interpretasi Data.

    Untuk mengetahui hubungan yang terjadi

    antara variabel komunikasi (X1) dan semangat

    kerja (X2) dengan prestasi kerja (Y) penulis

    menggunakan perhitugan statistik. Terlebih

    dahulu akan dirangkum variabel yang ada

    kedalam satu tabel terlihat pada Tabel. 6 sebagai

    berikut ini.

    Tabel 6 Hubungan antara kepemimpinan dan

    komunikasi dengan prestasi kerja Pada

    Hotel Grand Cempaka Jakarta.

    Res pon

    den

    X1 X2 Y X12 X22 X1X2

    Y2 X1Y X2Y

    1 47 37 42 2209 1369 1739 1764 1974 1554

    2 43 36 39 1849 1296 1548 1521 1677 1404

    3 44 39 44 1936 1521 1716 1936 1936 1716

    4 42 36 42 1764 1296 1512 1764 1764 1512

    5 46 45 47 2116 2025 2070 2209 2162 2115

    6 45 45 44 2025 2025 2025 1936 1980 1980

    7 48 47 48 2304 2209 2256 2304 2304 2256

    8 44 47 46 1936 2209 2068 2116 2024 2162

    9 46 47 47 2116 2209 2162 2209 2162 2209

    10 46 45 45 2116 2025 2070 2025 2070 2025

    11 46 45 46 2116 2025 2070 2116 2116 2070

    12 46 45 45 2116 2025 2070 2025 2070 2025

    13 45 45 46 2025 2025 2025 2116 2070 2070

    14 46 45 47 2126 2025 2070 2209 2162 2115

    15 45 43 45 2025 1849 1935 2025 2070 1935

    679 647 673 30.769 28.133 29.336 30.275 30.496 29.148

    Sumber: Data diolah Tahun 2013.

    Keterangan:

    X1 = Kepemimpinan.

    X2 = komunikasi.

    Y = Prestasi kerja.

    1. Analisis regresi berganda

    X X2 Y X = X2 = Y = n n n

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 75

    679 647 673 = = = 15 15 15

    = 45,27 = 43,1 = 44,87

    X = X - (X ) X2 = X2 - (X2 ) Y = Y - (Y) n n n = 30.769 - (32.9) = 28,133 - (647) = 30.275-(673)

    15 15 15

    = 30.769 30.736,1 = 28.133 27.907,3 = 30.275 30.195,3

    = 32,9 = 225,7 = 79.7

    X = XY - (X) (Y)

    n

    = 30.496 (679) (673) 15

    = 30.496 30.464,46667

    = 31,53

    X2Y = X2 Y - (X2Y) (X2Y) n

    = 29.148 - (647) (673)

    15

    = 29.148 - 29.028,73333

    = 119,27

    X X2 = X X2 - (X) (X2 )

    n

    = 29.336 - (679) (647) 15

    = 29.336 - 29.287,53

    = 48,47

    (XY) (X2 ) - (X2 Y) (X 1X2)

    b = (X) (X2 ) - (X 1X2) (31,53) (225,7) - (119,27) (48,47) =

    (32,9) (225,7) - (48,47)

    7.425,321 - 5.781,0169

    =

    7.425,53 - 2.349.3409

    1.335,30

    =

    5.079,1891 = 0,263

    b2 = (X2Y) (X) - ( XY) (X X2) (X) (X2) - (X1 X2)

    = (119,27) (32,9) - (31,5) (48,47)

    (32,9) (225,7) - (48,47)

    = 3.923,983 - 1.582,2591 = 1.395,7239

    7.425,53 - 2.349.3409 5.079,1891

    = 0,472

    a = aY b1 X1 b2 X2

    = 44,87 (0,263) (45,27) (0,472) (43,1)

    = 44,87 11,90601 0,3432

    = 12,621

    = 12,621 + 0,263 X1 + 0,472 X

    Berdasarkan hasil perhitungan tersebut

    diperoleh persamaan regresi bergandanya sebesar

    12,621. Persamaan regresi tersebut memiliki

    intersep sebesar 12,621, hal ini menunjukkan

    apabila tidak dilakukan perubahan komunikasi

    dan semangat kerja, maka prestasi kerja akan

    tetap menjadi 12,621 satuan hitungan kuesioner.

    Dengan melihat garis regresi tersebut dapat

    diketahui:

    1) Komunikasi (X1) mempunyai hubungan positif dengan prestasi kerja (Y). Artinya

    setiap penambahan hasil kuesioner satu

    satuan akan mempengaruhi prestasi kerja

    sebesar 0,263 kali, dengan asumsi semangat

    kerja tetap.

    2) Semangat kerja (X2) mempunyai hubungan positif dengan prestasi kerja (Y). Artinya

    setiap penambahan semangat kerja satu

    satuan melalui perhitungan kuesioner akan

    mempengaruhi prestasi kerja sebesar 0,472

    kali dengan asumsi komunikasi tetap.

    b. Analisis korelasi berganda.

    Metode statistik yang digunakan untuk

    mengetahui seberapa jauh variabel bebas

    yaitu X1 dan X2 dapat menerangkan variabel

    tak bebas yaitu,

    Y.R2

    = b1x1y + b2x2y y2

    = (0,263) (31,53) + (0,472) (119,27)

    79,7

    = 8,29239 + 56,29544

    79,7

    = 64,58783

    79,7

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 76

    = 0,81

    = b.XY + b2 X2Y

    XY

    = 0,81

    = 0,9

    R 2

    = 0,81

    Dari hasil perhitungan diatas diperoleh yang

    mempunyai arti bahwa 81% dari variabel prestasi

    kerja (Y) secara bersama-sama dipengaruhi oleh

    variabel komunikasi dan semangat kerja,

    sedangkan sisanya yang tidak diteliti seperti

    kepemimpinan, motivasi dan lain-lain.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan.

    Berdasakan hasil analisis dan pembahasan

    dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    1. Hasil regresi berganda = 12,621 + 0,263X1 + 0,472X2 Artinya : persamaan regresi

    tersebut memiliki intersep sebesar12,621, hal

    ini menunjukkan apabila tidak dilakukan

    perubahan kepemimpinan dan komunikasi,

    maka prestasi kerja akan tetap menjadi

    12,621 satuan hitungan kuesioner. Dengan

    melihat garis regresi tersebut dapat diketahui:

    a. Kepemimpinan (X1) mempunyai hubungan positif dengan prestasi kerja

    (Y). Artinya setiap penambahan

    kepemimpinan satu satuan akan

    mempengaruhi prestasi kerja sebesar

    0,263 kali, dengan asumsi semangat kerja

    tetap.

    b. komunikasi (X2) mempunyai hubungan positif dengan prestasi kerja (Y). Artinya

    setiap penambahan komunikasi satu

    satuan akan mempengaruhi prestasi kerja

    sebesar 0,472 kali dengan asumsi

    kepemimpinan tetap.

    2. Dari hasil perhitungan korelasi didapat

    R2

    =0,81 yang mempunyai arti bahwa 81%

    dari variabel prestasi kerja (Y) secara

    bersama-sama dipengaruhi oleh variabel

    kepemimpinan dan komunikasi, sedangkan

    sisanya sebesar 19% dipengaruhi oleh

    variabel lain yang tidak diteliti seperti

    motivasi dan lain-lain.

    3. Uji hipotesis. a. Uji t dengan derajat kebebasan n3 =

    153 = 12, maka T0.25 (12) atas dasar

    nilai tabel = 0,695. thitb1 = 1,176>ttb =

    0,695 thitb2 = 5,187 > ttb = 0,695.

    Artinya masing-masing variabel X1

    (kepemimpinan) dan variabel X2

    (komunikasi) adalah signifikan.

    b. Uji F dengan derajat kebebasan pembilang 2( = k 1= 31) dan penyebut

    nk(153 = 12), maka F0,05 (2) (12) =3,88

    dan F0,01 (2) (12) = 6,93. Fhit =

    487,952 > Fttb0,05 (2) (12) = 3,88. Fhi

    t= 487,952>Fttb0,01(2)(12) = 6,93.

    Artinya masing-masing variabel X1

    (kepemimpinan) bersama sama dengan

    variabel X2 (komunikasi) berpengaruh

    signifikan terhadap Y (prestasi kerja).

    B. Saran. Berdasakan hasil analisis dan pembahasan

    serta kesimpulan, maka saran yang diusulkan

    sebagai berikut

    1. Sebaiknya pihak manajemen memberikan dukungan dan komitmennya kepada

    karyawan, dukungan dan komitmen tersebut

    dapat berupa alat-alat komunikasi yang

    modern, peralatan komunikasi yang terawat

    baik, arus komunikasi yang tidak tumpang

    tindih, agar para karyawan dapat

    menjalankan komunikasi yang ada dengan

    baik. Adanya kegiatan komunikasi yang

    berjalan baik akan meningkatkan motivasi

    kerja karyawan yang pada akhirnya dapat

    meningkatkan prestasi kerja karyawan.

    2. Pimpinan perusahaan terus memberikan upaya-upaya memacu semangat kerja

    misalnya dengan memberikan bonus bagi

    karyawan yang berprestasi. Kegiatan

    memberikan bonus kepada karyawan akan

    menjadikan karyawan lebih bersemangat

    dalam melaksanakan pekerjaannya, yang

    pada akhirnya akan dapat meningkatkan

    prestasi kerja.

    DAFTAR PUSTAKA

    Cancerina, Yunie, 2012, Pengaruh Displin Kerja,

    Motivasi Finansial dan Budaya Organisasi

    Terhadap Prestasi kerja Karyawan Pada CV.

    Sinez. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Udayana (UNUD), Bali,

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 77

    Indonesia, [email protected] , Hal,

    1662-1681.

    Dhermawan, Anak Agung Ngurah Bagus,

    Sudibya, I Gde Adnyana dan Utama, I Wayan

    Mudiartha, 2012, Pengaruh Motivasi,

    Lingkungan Kerja, Kompetensi dan

    kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja dan

    Kinerja Pegawai Di Lingkungan kantor

    Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali,

    Fakultas Ekonomi Universitas Udayana,

    Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan

    Kewirausahaan Vol. 6, No. 2 Agustus, Pp:

    173-197.

    Dessler, Gary. 2002. Manajemen Personalia. PT.

    Gelora Aksara: Jakarta.

    Gautama, Iswara, 2008, Prestasi Pekerja Dalam

    Kegiatan Pembagian Batang Pada kegiatan

    Pemanenan Di Hutan jati Rakyat Desa Lili

    Riattang Kabupaten Bone, CDM Lembaga

    Penelitian Universitas Hasanudin, Jurnal

    Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 2

    Agustus, Pp:111-234.

    Gustiano, Benny, 2013, Hubungan Gaya

    Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawai

    Pada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

    Provinsi Kepulauan Riau, Program Studi

    Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu

    Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja

    Haji Tanjungpinang.

    Hasibuan, M. 2009. Manajemen Sumber Daya

    Manusia Edisi Revisi Cetakan ketigabelas.

    Jakarta : Bumi Aksara.

    Hardjanti, Tatiek Budi dan Rahadhini, MD, 2011,

    Pengaruh Kepemimpinan, komunikasi dan

    Motivasi kerja terhadap Kinerja Pegawai,

    Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi

    Surakarta. Jurnal Manajemen Sumber daya

    Manusia Vol. 5 No. 2 Desember : 100 110. Indrawan, M. Isa,2009, Pengaruh kompetensi

    komunikasi dan gaya kepemimpinan Sumber

    Daya manusia Terhadap kinerja SDM,

    Universitas Pembangunan Panca Budi,

    Medan, Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu Vol. 2 No. 1

    Mei, Pp: 90-108, ISSN : 1979 5408. Marsden, D. 2007. Individual Employee Voice:

    Renegotiation and Performance Management

    in Public Services. International Journal of

    Human Resource Managemen. Vol. 18, No.

    7, pp: 1263-1278.

    Miswan, 2012, Pengaruh Perilaku Kepemimpian,

    Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja

    Terhadap Kinerj Dosen Pegawai negeri Sipil

    Pada Universitas Di Kota Bandung, (Studi

    Pada Jurusan/Program Studi di Lingkungan

    Universitas Swasta Se-Kota Bandung), STIA

    Bandung, Jurnal Penelitian Pendidikan | Vol.

    13 No. 2 Oktober, Lwembaga Penelitian dan

    pengabdian kepada Masyarakat Universitas

    Pendidikan Indonesia, ISSN 1412-565X.

    Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis

    Kompetensi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

    Nazili,Iqbal,2012, Pengaruh gaya kepemimpinan

    dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja

    Karyawan: Motivasi Kerja Sebagai Variabel

    Intervening (Studi pada karyawan PT

    Garuda Indonesia Kota Semarang), Fakultas

    Ekonomika dan Bisnis Universitas

    Diponegoro Semarang.

    Pamenang, Agil Winedhar Sih, 2013, Pengaruh

    Kepuasan kerja terhadap prestasi Kerja

    Karyawan (Studi Pada Divisi Account Officer

    Bank Rakyat Indonesia Cabang Malang

    Kawi), Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Brawijaya Malang, Jurnal

    Ilmiah, Email : [email protected].

    Purnomo, Heru dan Cholil, Muhammad, 2012,

    Pengaruh gaya kepemimpinan Terhadap

    kepuasan Kerja Berdasarkan Motivasi Kerja

    Pada Karyawan Administratif Di Universitas

    Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Ekonomi

    Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal

    Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No.

    1 28 Juni:: 27 35. Pramono, Edy dan Hamid,Edy Suandi, 2013,

    Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi

    Kerja Karyawan Terhadap Efektifitas

    Layanan Penerbitan Akta Kelahiran dan

    Perkawinan Di Dinas Kependudukan dan

    Catatan Sipil Kota Surakarta Diponegoro

    Semarang.

    Rahmawati, Aulia Hani, Hamid, Djamhur dan

    Utami, Hamidah Nayati,2013, Pengaruh

    Disiplin Kerja dan kemampuan Kerja

    Terhadap Prestasi Kerja Karyawan, (Studi

    Pada Pegawai Kantor Pusat PT Pelabuhan

    Indonesia III (Persero) Surabaya), Fakultas

    Ilmu Administrasi Universitas Jurnal

    Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 6 No. 2

    Desember,Pp:1-9,administrasibisnis.student

    journal.ub.ac.id.

    Rusdi, Rosnelly dan Septiani, Dian, 2008,

    Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja

    Karyawan Pada bagian Redaksi Surat kabar

    Harian Umum Lampung Post, Jurnal Bisnis

    dan Manajemen, Vol. 4 No.2 Januari, Pp: 201

    219, Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung.

  • Yayuk dan Djamudin

    Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 78

    Salim, Mat, Puspa, Dwi Fitri dan Dharma, Surya,

    2013, Pengaruh Motivasi Kerja, Orientasi

    kepemimpinan dan Budaya Organisasi

    Terhadap Kepuasan Kerja Serta dampaknya

    Terhadap Kinerja Pengawas Sekolah Di

    Kabupaten kerinci, Program Magister Sains

    Manajemen, Program Pascasarjana

    Universitas Bung Hatta.

    Sondang, Siagian. 2004. Manajemen Sumber

    Daya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta.

    Sopiah (2008), Perilaku Organisasi, Yogyakarta,

    Andi

    Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya

    Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media.

    Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya

    Manusia. Jakarta: Kencana.

    Ven, Corrie van der,2004, Kepemimpinan:

    Melampaui Feodalisme dan Primordialisme

    (Tinjauan teologis). INTIM - Jurnal STT

    Intim Makassar, Edisi No. 7 - Semester

    Ganjil 2004.

    Wahyono,Budi, 2013, Pengertian Kepemimpinan

    (Leadership), Desember 23, http://www.

    Pendidikanekonomi.com-/2013/12/penger-

    tian kepemimpinanleadership.htm.

    Widiastuti, Harjanti, 2010, Peran komunikasi

    Organisasi Terhadap Prestasi Kerja

    Karyawan Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta

    (Studi Hubungan Antara Peran Komunikasi

    Organisasi Terhadap Semangat Kerja

    Karyawan Di Hotel Inna Garuda

    Yogyakarta), Jurusan Ilmu Kominikasi,

    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Widodo, Tri, 2010, Pengaruh lingkungan kerja,

    Budaya organisasi, kepemimpinan Terhadap

    Kinerja (Studi pada Pegawai Kecamatan

    Sidorejo Kota Salatiga). STIE AMA Salatiga,

    Jurnal Among Makarti, Vol.3 No.5 Juli.

    Widodo, 2013, Analisis Pengaruh Antara Faktor

    Pendidikan, Motivasi dan Budaya Kerja

    Terhadap Kinerja Pegawai Dalam

    Pelaksanaan Pelayanan Publik, (Studi Kasus

    pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

    Kota Pontianak), Jurnal Program Magister

    Manajemen Universitas Tanjung Pura

    Pontianak.

    Wijaya,H.A.W, 2002, Ilmu komunikasi, Rineka

    Cipta, Jakarta.