Upload
djames-djamudin
View
132
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP
PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Hotel Grand Cempaka Jakarta)
EFFECT OF LEADERSHIP AND COMMUNICATION
EMPLOYEE PERFORMANCE (Case Study in Grand Cempaka Hotel Jakarta)
Yayuk Martihastuti ) dan Djamudin )
) Housekeeping Ordertaker Hotel Grand Cempaka Jakarta
Email : [email protected]
) STIE Gotong Royong
ABSTRACT
Leadership factor in communication is a means to an end , and has an important role in improving
employee performance. The purpose of the study , to determine the effect of leadership and communication
on employee performance in Grand Cempaka Hotel Jakarta. The method used multiple linear regression
and descriptive quantitative. The results of the writing shows the result of multiple regression = 12,621 + 0,263 X1 + 0,472 X2, The regression equation has the intercept of 12,62, leadership influence the
performance and communication 0.263 by 0.472 affect job performance. The results of the calculation of
correlation R2
= 0.81 , that work performance is affected by the variables of leadership and
communication. that job performance is affected by the variables of leadership and communication . Test
Results " t " of 0.695 , each of which is a significant leadership and communication. Test Results " F = 6.93
, leadership and communication variables have a significant effect on job performance.
Keywords : Leadership , Communication , Job performance , multiple linear regression and descriptive
quantitative.
ABSTRAK
Faktor kepemimpinan dalam komunikasi merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan, dan memiliki
peranan penting dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan. Tujuan penelitian, untuk mengetahui
pengaruh kepemimpinan dan komunikasi terhadap prestasi kerja karyawan pada Hotel Grand Cempaka
Jakarta. Metode yang digunakan regresi linear berganda dan deskritif kuantitatif. Hasil penulisan skripsi
memperlihatkan hasil regresi berganda = 12,621 + 0,263 X1 +0,472 X2, persamaan regresi tersebut memiliki intersep sebesar 12,62, kepemimpinan mempengaruh prestasi kerja sebesar 0,263 dan komunikasi
mempengaruhi prestasi kerja sebesar 0,472. Hasil perhitungan korelasi R2
=0,81, bahwa prestasi kerja
dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan dan komunikasi. Hasil Uji t sebesar 0,695, yang masing-masing kepemimpinan dan komunikasi adalah signifikan. Hasil Uji F = 6,93, variabel kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.
Keyword: Kepemimpinan, Komunikasi, Prestasi kerja, Regresi linear berganda dan Deskritif kuanlitatif.
PENDAHULUAN
Mengingat bahwa apa yang digerakkkan oleh
seorang pemimpin bukan benda mati, tetapi
manusia yang mempunyai perasaan dan akal, serta
beraneka ragam jenis dan sifatnya, maka masalah
kepemimpinan tidak dapat dipandang mudah.
Kemauan seorang pemimpin merupakan suatu
sarana untuk mencapai tujuan. Hal ini berarti
bawahan dalam memenuhi kebutuhan tergantung
pada keterampilan dan kemauan pemimpin.
(Nazili, 2012). Dalam hal kepemimpinan,
pemimpin hendaknya memahami betul
karakteristik dari para bawahan yang
dipimpinnya, perlunya penanganan secara
komprehensif terhadap faktor motivasi pegawai,
pimpinan agar lebih meningkatkan komunikasi
guna memberikan motivasi terhadap para pegawai
secara langsung dan tatap muka, sekaligus mampu
mengadaptasikan kepemimpinan dan perilaku
masing-masing dalam menghadapi berbagai tipe
atau karakteristik dari bawahannya sesuai dengan
situasi dan kondisi yang tepat (Pramono dan
Hamid, 2013).
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 68
Bila pemimpin tidak memiliki kemampuan
memimpin, maka tugas-tugas yang sangat
kompleks tidak dapat dikerjakan dengan baik.
Apabila pimpinan mampu melaksanakan fungsi-
fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi
tersebut dapat mencapai sasarannya. Suatu
organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif,
yang mempunyai kemampuan yang
mempengaruhi perilaku anggota atau anak
buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala
suatu organisasi akan diakui sebagai seorang
pemimpin apabila ia dapat memberikan pengaruh
dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah
tujuan organisasi.(Gustiano, 2013). Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mendengarkan,
memperhatikan dan memberdayakan semua
orang, baik yang merupakan mayoritas maupun
minoritas (Ven, 2004).
Kepemimpinan berperan vital dan sentral
dalam suatu organisasi. Tanpanya, maka
organisasi tidak akan mencapai dan meningkat
kemajuannya. Bahwa dalam kepemimpinan
dituntut adanya kreasi dan kompetensi seseorang
(peimpin) untuk mengubah potensi individu dan
atau kelompok menjadi presasi tinggi dalam suatu
organisasi. Sebagai seorang yang memiliki
kekuasaan, idealnya pemimpinan perlu memiliki
dan menggunakan kekuasaannya secara tepat
(Purnomo dan Cholil, 2010: 27 35). Pemimpin dalam organisasi harus memperhatikan masalah
kepuasan kerja tersebut, terutama faktor-faktor
yang dapat mempengaruhinya. Diantaranya
adalah gaya/perilaku kepemimpinan, selain
mengenali aspek-aspek kepuasan kerja itu sendiri.
(Purnomo dan Cholil, 2012).
Dalam komunikasi, faktor pimpinan menjadi
sangat dominan karena pimpinan haruslah
memahami bagaimana memberikan pesan atau
ide-idenya yang mudah dipahami oleh
pegawainya dengan berbagai tingkat pemahaman
yang berbeda-beda. Dalam suatu komunikasi
pimpinan dapat memberikan perintah kerja,
motivasi kerja, apresiasi kerja, disiplin kerja
kepada para pegawainya. Pimpinan memantau
langsung tugas-tugas yang diberikan dan apa yang
menjadi tanggung jawabnya. Di lain pihak bagi
seorang pegawai apabila sudah memahami apa
dan bagaimana maksud suatu tugas, maka akan
dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
yang diberikan pimpinan secara cepat, tepat,
efektif dan efisien, sehingga menghasilkan kinerja
pegawai yang baik.(Hardjanti dan Rahadhini,
2011:100-110).
Pentingnya komunikasi tidak terbatas pada
komunikasi personal tetapi juga dalam tataran
komunikasi organisasi. Dengan adanya
komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat
berjalan dengan lancar dan berhasil begitu pula
sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya
komunikasi, organisasi dapat macet dan
berantakan. Dengan demikian komunikasi dalam
setiap organisasi mempunyai peranan sentral.
(Widiastuti,2010). Komunikasi akan memelihara
dan menggerakan kehidupan kelompok, juga
sebagai penggerak untuk menggambarkan
aktivitas manusia. Jadi komunikasi yang baik
dalam hal ini manajer tingkat menengah dan
karyawan pelaksana akan memberikan dampak
atau pengaruh terhadap pretasi kerja.
Apabila karyawan ingin berprestasi maka
harus memiliki kemampuan kerja yang optimal.
Bila seorang pekerja memang tidak memiliki
kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan
tertentu, atau bila pekerja itu tidak berminat pada
pekerjaan tersebut, sulit dipercaya bahwa tingkat
prestasinya akan tinggi, di pihak lain jika
manajemen dalam merekrut dan melatih pekerja
yang kemampuan dan minatnya selaras dengan
tuntutan pekerjaan, kita dapat mengharapkan
bahwa kemungkinan prestasi kerja yang baik
dapat ditingkatkan. (Rahmawati,2013, Pp: 1- 9).
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi
dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
(Widodo, 2010).
Pada hakekatnya kinerja merupakan prestasi
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugas atau pekerjaannya sesuai dengan standar
dan kreteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu.
Prestasi kerja seorang dosen dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor individu sebagai kemampuan
institusi, dan situasi berlangsungnya fungsi
pekerjaan pelayanan mengajar selama satu
periode waktu tertentu sebagai kondisi ekteren
(Miswan, 2012). Kinerja atau prestasi kerja
karyawan sangat dibutuhkan perusahaan dalam
mewujudkan tujuan perusahaan, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Kinerja
karyawan tidak terlepas dari adanya manajemen
dalam menciptakan kepuasan kerja.
Setiap manusia pasti ingin mencapai
keberhasilan dalam meningkatkan taraf hidupnya
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 69
sehingga bisa diharapkan dalam dirinya akan
muncul keinginan untuk terus mengembangkan
diri dan meningkatkan kemampuan dalam
bekerja.(Dhermawan, 2012).
Prestasi kerja karyawan merupakan salah satu
hal penting yang harus menjadi perhatian
perusahaan. Pasalnya, bukan hal yang mudah
untuk dapat mencapai prestasi kerja yang baik dan
terus meningkat dari waktu ke waktu. Ada banyak
faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja
karyawan. (Pamenang,2013). Prestasi kerja
karyawan yang belum maksimal dapat dilihat dari
rasa tanggungjawab yang tidak maksimal dari
karyawan tersebut terhadap pekerjaan yang
dilakukannya, agar dapat dilihat dari banyaknya
tugas yang tidak terselesaikan sesuai dengan
waktu, dan target produksi dalam bentuk
penjualan yang belum sesuai dengan perencanaan
target yang sudah ditetapkan (Cancerina, 2012,
1662-1681)
Seperti yang dikatakan Marsden (2007), yaitu
hubungan kerja yang penting adalah ketika
karyawan percaya bahwa organisasi atau
pimpinan mengarahkan mereka. Dalam tujuan
pencapaian prestasi kerja karyawan yang
maksimal, sangat dibutuhkan peranan dari
komunikasi dan semangat kerja yang tinggi dari
karyawan. Agar komunikasi berjalan efektif dan
semangat kerja karyawan tercipta dengan baik,
perlu dorongan dan motivasi yang besar dari
pimpinan perusahaan. Berdasarkan latar belakang
diatas, maka penetapan topik/judul adalah :
Pengaruh Komunikasi dan komunikasi terhadap prestasi kerja karyawan pada Hotel Grand
Cempaka Jakarta.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kepemimpinan. Menurut Hasibuan (2009:199) Kepemim-
pinan adalah seni seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan agar mau
bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan
(Leadership) berasal dari kata dasar pemimpin,
mendapat awalan ke- dan akhiran-an, sehingga
menjadi kepemimpinan. Menurut kamus Bahasa
Indonesia kata pemimpin mengandung beberapa
arti yaitu :
1. Menuntun (dalam arti mengantar, menunjuk-kan jalan) atau membimbing.
2. Membawa ke jalan atau ke tujuan tertentu, mengetahui, mengepalai.
3. Melatih (mendidik dan mengajar) supaya dapat mengerjakan sendiri. (Wahyono, 2013).
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang
untuk memobilisasi, menyelaraskan, memimpin
kelompok, kemampuan menjelaskan gagasan
sehingga dapat diterima orang lain. Pemimpin
penting dalam mempengaruhi perubahan.
Pemimpin bertanggung jawab untuk
menggerakkan setiap usaha dan hambatan untuk
menjamin kejelasan visi. Pemimpin harus dapat
menciptakan iklim organisasi dimana karyawan
merasa bebas tapi penuh tanggung jawab.
(Indrawan,2009, Pp: 90-108).
Sutrisno (2011:218) menyatakan bahwa
kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan
tugas dari para anggota kelompok. Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan seorang
pemimpin dalam proses untuk mempengaruhi dan
mengarahkan aktivitas yang berkaitan dengan
tugas dari para anggota organisasi secara efektif.
B. Komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian
informasi, gagasan, fakta, pikiran dan perasaan,
dari satu orang ke orang lain. Dalam kehidupan
organisasi, komunikasi menjadi sesuatu yang
sangat penting karena komunikasi dapat
meningkatkan saling pengertian antara karyawan
dan atasan, dan meningkatkan koordinasi dari
berbagai macam kegiatan/tugas yang berbeda.
(Indrawan, 2009 : 90 -101). Komunikasi intern
adalah proses penyampaian pesan-pesan yang
berlangsung antar anggota organisasi, dapat
berlangsung antara pimpinan dengan bawahan
maupun bawahan dengan bawahan. Komunikasi
adalah penyampaian informasi dan pengertian dari
seseorang kepada orang lain. (Teviana.,2011,Pp:
200-211).
Sopiah (2008) menyatakan,. Komunikasi
didefinisikan sebagai penyampaian atau
pertukaran informasi dari pengirim kepada
penerima, baik secara lisan, tertulis maupun
menggunakan alat komunikasi. Sedangkan Wijaya
(2002), menyatakan bahwa komunikasi pada
umumnya diartikan sebagai hubungan atau
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah
hubungan atau diartikan pula sebagai saling tukar
menukar pendapat sebagai kontak antara manusia
baik individu maupun kelompok.
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 70
C. Prestasi Kerja. Kinerja berasal dari pengertian performance.
Ada pula yang memberikan pengertian
performance sebagai hasil kerja atau prestasi
kerja, namun sebenarnya kinerja mempunyai
makna yang lebih luas, bukan hanya hasil, tetapi
termasuk bagaimana proses pekerjaan
berlangsung. (Salim, et. al,2013). Kinerja
merupakan kondisi yang harus diketahui dan
diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian suatu instansi di
hubungkan dengan visi yang diemban suatu
organisasi. Kinerja merupakan suatu konstruksi
multi dimensional yang mencakup banyak faktor
yang mempengaruhinya (Widodo, 2013).
Pengertian kinerja (performance) merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi
dan misi organisasi yang dituangkan melalui
perencanaan strategis suatu organisasi.
Moeheriono (2009:60). Pengertian kinerja
karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan
dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas
yang menjadi tanggungjawabnya. Tugas-tugas
tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator
keberhasilan yang sudah ditetapkan. Sebagai
hasilnya akan diketahui bahwa seseorang
karyawan masuk dalam tingkatan kinerja tinggi,
menengah atau rendah. Dapat juga
dikelompokkan melampaui target, sesuai target
atau di bawah target. (Rusdi dan Septiani, 2008,
Pp: 201-210).
Prestasi kerja adalah hasil yang dapat di capai
seorang atau sekelompok pekerja dalam satu
satuan produksi pada waktu tertentu. (Gautama,
2008, Pp:111-234). Menurut Sondang (2004: 225)
prestasi kerja adalah suatu pendekatan dalam
melakukan penilaian kerja para pegawai dimana
terdapat berbagai faktor yaitu:
1. Yang dinilai adalah manusia yang disamping memiliki kemampuan tertentu juga tidak
luput dari berbagai kelemahan dan
kekurangan.
2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolok ukur tertentu yang realistik, berkaitan
langsung dengan tugas seorang serta kriteria
yang ditetapkan dan diterapkan secara
obyektif.
Sedangkan Dessler, (2002) menyatakan
bahwa prestasi kerja karyawan adalah suatu
informasi yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan tentang promosi dan gaji.
Penilaian prestasi kerja ialah sebuah penilaian
sistematis terhadap karyawan oleh atasannya atau
beberapa ahli lainnya yang paham akan
pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan atau jabatan
itu.
D. Teknik Pengumpulan Data.
1. Field Research (penelitian lapangan), yaitu, metode yang dilaksanakan untuk memperoleh
data primer dimana penulis menggunakan
teknik kuesioner yang ditujukan kepada
responden diperusahaan bersangkutan. Hal
ini dilakukan atas dasar pertimbangan
efisiensi waktu dan biaya.
2. Library Research (penelitian kepustakaan), yaitu metode yang dilaksanakan untuk
memperoleh data sekunder yang berasal dari
buku-buku wajib maupun buku-buku
pelengkap.
E. Teknik Pengolahan Data.
1. Kuantitatif.
Data yang didapat dari hasil pengumpulan
data diatas, diproses sesuai dengan jenis
datanya untuk ditabulasikan dan kemudian
disajikan dalam bentuk Tabel dan angka,
diukur dengan metode statistik kuantitatif
sebagai berikut:
a. Populasi dan sampel. Populasi dari penelitian ini adalah
karyawan Hotel Grand Cempaka Jakarta.
Sampel diperoleh dari data Hotel Grand
Cempaka Jakarta. Jenis sampel yang
digunakan merupakan sampel random
yaitu, data karyawan pada perusahaan
tersebut, dengan tidak menentukan atau
melihat kedudukan, umur/usia tertentu,
tetapi dipilih secara acak. Untuk
memudahkannya penulis membatasi pada
15 orang.
b. Regresi berganda. Digunakan untuk menentukan
kemungkinan bentuk dari hubungan
antara variabel-variabel dengan rumus:
Y = a + B1X1 + B2X2 + e
b1 = (x
1 y)( x
2
2
) (x2
y)(x1
2
(( x2
2
) (x1
x2)2
x2 y)( x
1
2
) (x1 x
2)( x
1 y)
b2 = (x1
2
)( x2
2
) (x1 x
2)2
a = Y b1 X1 b2 X
2
Dimana :
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 71
A = Konstan tab =slope dari variabel independen.
X1 = Kepemimpinan (variabel independen).
X2 = komunikasi (variabel independen).
Y=Prestasi kerja karyawan (variabel independen).
c. Korelasi berganda.
Digunakan untuk menentukan kuat atau
lemahnya hubungan antara dua variabel atau
lebih. Untuk menghitung kuatnya hubungan
antara dua variabel X1 dan X2 terhadap Y
dapat digunakan rumus:
b1
(x1 y) + b
2(x
2 y)
R = y2
d. Koefisien determinasi berganda. Merupakan metode statistic yang digunakan
untuk menentukan seberapa besar signifikansi
dari komunikasi dan semangat kerja, dengan
rumus sebagai berikut:
b1 (x
1 y) + b
2 (x
2 y)
R2
= y 2
e. Uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan pada koefisien
korelasi berganda dan koefisien korelasi
parsial.
1) Uji hipotesis korelasi berganda merupakan uji hipotesis serentak, dimana
X1 dan X2 serentak (bersama sama)
mempengaruhi Y, yaitu:
R2
/( k 1)
Fo = (1 R)2
/( n k) Dimana :
Fo = Nilai Hitung statistik.
R2
= Koefisien determinasi berganda.
k = Banyaknya variabel.
n = Jumlah sampel.
2) Uji hipotesis koefisien korelasi parsial merupakan uji hipotesis
individual yaitu uji hipotesis dimana
X1 dan X2 mempengaruhi Y, yaitu:
b1
tb1 = Sb 1 b
2
tb2 = Sb 2
2. Deskriptif kuantitatif.
Analisis korelasi merupakan model statistik
yang penyajiannya secara sistematis dari
hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel
tersebut adalah: X1 merupakan kepemimpinan,
X2 komunikasi dan Y merupakan prestasi kerja
karyawan. Analisis korelasi akan diukur keeratan
hubungan antara kepemimpinan dan komunikasi
terhadap prestasi kerja karyawan, dengan
demikian maka didapat formulasi korelasinya,
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bila rmendekati +1, berarti hubungan antara
X dan Y sempurna dan positif atau mendekati
1, hubungan sangat kuat dan positif.
b. Bila rmendekati1, berarti hubungan X dan Y
sempurna dan negatif atau mendekati 1,
hubungan sangat kuat dan negatif.
c. Bilar = 0, berarti hubungan antara X dan Y
tersebut sangat lemah atau tidak ada.
Analisis-analisis diatas akan diuji
kebenarannya melalui uji hipotesis sebagai
penentu perhitungan terakhir dari skripsi ini.
Rumus:
rn 2
to = 1 r 2
to = untuk memenuhi pengaruh hubungan
antara dua variabel X dan Y, apakah kedua
variabel tersebut saling mempengaruhi,
dimana:
n = banyaknya data yang diteliti.
r = koefisien korelasi Dengan aturan to
sebagai berikut:
1) Ho diterima, Ha ditolak jika tota, berarti ada peranan positif antara variabel
X dan Y.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan Komunikasi Pada Hotel Grand Cempaka Jakarta.
Komunikasi yang digunakan berbeda dengan
komunikasi yang digunakan oleh non organisasi.
Perbedaannya adalah bahwa komunikasi
organisasi terikat oleh struktur hirarki yang
mengatur tugas, wewenag dan tanggung jawab
anggotanya masing - masing. Komunikasi
organisasi terbagi atas komunikasi formal dan
informal. Komunikasi formal adalah komunikasi
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 72
yang mengikuti jalur hubungan formal yang
tergambar dalam struktur organisasi, sedangkan
komunikasi informal adalah komunikasi yang
tidak mengikuti jalur hubungan formal seperti
halnya komunikasi formal.
Pada Hotel Grand Cempaka Jakarta, bagian-
bagian kerja yang cukup rumit, menjadi kendala
dalam melakukan pemberitahuan atau
pengumuman, perintah dan sebagainya yang
menyangkut masalah komunikasi dalam
organisasi secara langsung. Komunikasi yang
dijalankan kurang mengikuti prosedur komunikasi
yang ada. Biasanya komunikasi yang terjadi baik
dari pimpinan kepada bawahannya maupun dari
bawahan kepada pimpinannya tidak melalui jalur-
jalur garis komando yang berlaku diorganisasi
tersebut. Kegiatan komunikasi ini menimbulkan
suatu gap atau kesenjangan karena komunikasi
yang terjadi kurang sistematis dan teratur.
Komunikasi yang dilakukan antara lain
adalah; komunikasi lisan dan tulisan yang
dilakukan dalam bentuk pembicaraan langsung
(face to face), diskusi kelompok, ceramah,
pengadaan meeting dan sebagainya, hal ini
dilakukan karena pada umumnya komunikasi
lisan mempunyai kebaikan-kebaikan antara lain:
1. Penjelasan dapat dilakukan dengan lebih mendetail.
2. Dapat menimbulkan partisipasi secara langsung.
3. Dapat menimbulkan komunikasi timbal balik secara langsung.
Kadang-kadang komunikasi lisan yang
dilakukan tidak dapat berjalan dengan baik, hal ini
dikarenakan:
1. Kurang ketegasan dari pihak pimpinan dalam pemberian perintah/tugas.
2. Tidak dapat dipakai sebagai dokumentasi tertulis.
Sedangkan komunikasi tertulis/tulisan yang
dilakukan dalam organisasi tersebut antara lain
dengan melalui surat, fax, Email dan juga laporan
yang diterima pimpinan dari bawahannya, dengan
Pertimbangan antara lain:
1. Komunikasi tertulis dapat disebarkan seluas luasnya.
2. Merupakan dokumentasi yang tertulis. 3. Dapat merupakan pegangan yang lebih pasti
dari penerima komunikasi.
4. Lebih Tegas.
Komunikasi tertulis yang dilakukan sering
mendapatkan hambatan, yaitu:
1. Bila latar belakang pendidikan penerima komunikasi kurang baik.
2. Tidak semua hal dapat dikomunikasikan secara tertulis.
3. Tidak ada penjelasan lebih lanjut selain yang tertulis.
Pimpinan Hotel Grand Cempaka Jakarta
menyadari dengan sepenuhnya bahwa komunikasi
yang dilakukan oleh personnel-personnel dalam
organisasinya sangat penting. Perusahaan
berusaha menciptakan komunikasi timbal balik
dari atasan kebawahan atau sebaliknya dari
bawahan keatasan, dan antar tingkat yang sejajar,
selalu berjalan dengan baik. Kebijakan ini
dimaksudkan agar ada kelancaran dalam
pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan
kepada masing-masing personelnya. Pimpinan
Hotel Grand Cempaka Jakarta dalam melakukan
komunikasi kurang terlaksana dengan baik karena
berbagai macam hambatan.
Hambatan yang terjadi adalah antara lain
adanya jarak yang harus dilewati oleh suatu
pesan, misalnya bila pimpinan ingin
menyampaikan pesan kepada bawahannya harus
melewati beberapa orang karyawan yang berada
pada struktur organisasi, hal ini tentu sangat
merepotkan. Walaupun tidak setiap komunikasi
hal itu terjadi, tetapi hal seperti itu dapat saja
terjadi sewaktu waktu apabila komunikasi yang
terjadi harus melalui tata jenjang struktur
organisasi yang ada. Sering terjadi bahwa
karyawan pada tingkat bawah kurang memahami
penggunaan alat-alat komunikasi yang tersedia
didalam perusahaan, sehingga menyebabkan
kelancaran dari arus informasi kadang-kadang
menjadi terhambat.
Masalah-masalah komunikasi mempunyai
hubungan yang erat dengan tipe organisasi yang
dipakai, baik untuk tujuan maupun penyebaran
informasi. Suasana komunikasi pada Hotel Grand
Cempaka Jakarta seringkali terjadi bahwa
informasi yang diperlukan harus dikumpulkan
dari beberapa sumber yang selanjutnya informasi
tersebut diserahkan kepada atasan. Dalam hal ini
karyawan pada tingkat bawah memberikan
informasi berupa laporan-laporan pelaksanaan
tugas, pendapat, usul, saran, keluhan, dan lain-lain
kepada atasannya.
Dalam pelaksanaannya seringkali timbul
masalah atau kekeliruan - kekeliruan yang
disebabkan oleh kompleksnya komunikasi.
Mengatasinya masalah ini Hotel Grand Cempaka
Jakarta mengambil langkah dengan cara
informasi-informasi dari bawahan terlebih dahulu
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 73
dikomunikasikan kepada rekan yang setingkat
lebih sebelum dilaporkan kepada atasannya,
sehingga tidak terjadi lagi tumpang tindih
informasi ataupun informasi yang diberikan
kepada atasan menjadi terlalu banyak dan rumit.
Biaya-biaya komunikasi yang terjadi pada Hotel
Grand Cempaka Jakarta, terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Biaya kegiatan komunikasi.
Sumber : data diolah Tahun 2013.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai
presentase kenaikan biaya untuk mendukung
komunikasi tersebut:
Rp . 47.000.000 Rp .35.000.000 Tahun 2009 = -- x 100% = 34%
Rp . 35.000.000
Rp . 55.000.000 Rp . 47.000.000 Tahun 2010 = x 100% = 17%
Rp . 47.000.000
Rp . 56.000.000 Rp .55.000.000 Tahun2011 = - x 100% = 2%
Rp . 55.000.000
Rp . 62.000.000 Rp . 56.000.000 Tahun 2012 = - x 100% = 11%
Rp . 56.000.000
Berbagai upaya yang dilakukan oleh
pimpinan Hotel Grand Cempaka Jakarta dalam
meningkatkan komunikasi agar dapat membawa
pengaruh yang baik terhadap suasana kerja,
kondisi kerja, produktivitas maupun prestasi kerja
karyawan. Upaya tersebut membawa konsekuensi
adanya biaya pengeluaran bagi perusahaan.
Biaya-biaya yang dikeluarkan pimpinan dalam
kegiatan komunikasi yang terjadi, berupa biaya
kegiatan melakukan pembicaraan langsung (face
to face), diskusi kelompok, ceramah, pengadaan
meeting, rekreasi yang membentuk suasana akrab
diantara sesama karyawan maupun dengan
pimpinannya dan lain sebagainya. Kenaikan biaya
yang mendukung kegiatan komunikasi dalam
kerangka meningkatkan prestasi kerja karyawan
terlihat pada data hasil kuesioner yang diajukan
kepada responden terlihat pada Tabel. 2.
Indikator kebijakan pimpinan manajemen
dalam melakukan komunikasi untuk mengetahui
indikator atau tanda-tanda menurunnya prestasi
kerja para karyawan. yang dipergunakan
perusahaan sebagai berikut:
1. Tingkat produktivitas kerja. Merupakan
perbandingan antara output dengan input,
dimana output adalah hasil yang memberikan
manfaat pada individu dan perusahaan.
2. Tingkat absensi pekerja. Merupakan ketidak hadiran pekerja pada hari kerja karena sakit,
ijin, mangkir dan skorsing.
3. Tingkat perputaran pekerja. Merupakan perbandingan antara masuk dan keluarnya
pada suatu perusahaan pada periode tertentu.
4. Tingkat kerusakan. Merupakan naiknya tingkat kerusakan tersebut menunjukkan
bahwa perhatian dalam pekerjaan berkurang,
terjadinya kecerobohan dalam pekerjaan.
5. Kegelisahan/keluhan. Kegelisahan yang timbulakan dapat terwujud dalam bentuk
ketidak senangan kerja, keluh kesah, ketidak
tenangan pekerja dalam melaksanakan tugas.
6. Tuntutan. Merupakan perwujudan dari ketidakpuasan pekerja, dimana tiap tahap
tertentu akan menimbulkan keberanian untuk
mengajukan tuntutan.
7. Pemogokan. merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, kegelisahan dan lain
sebagainya.
Tabel. 2 Hasil kuesioner kepemimpinan (X1).
Respon
den
Pertanyaan
Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 47
2 5 5 5 3 5 4 5 4 4 3 43
3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 44
4 5 5 4 4 5 4 5 3 4 3 42
5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 46
6 5 4 5 5 5 4 5 5 4 3 45
7 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 48
8 4 5 5 4 5 5 4 5 4 3 44
9 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 46
10 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 46
11 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 46
12 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 45
13 4 5 4 5 5 4 5 5 5 3 45
14 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46
15 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 45
Sumber: Data diolah Tahun 2013.
B. Kondisi komunikasi terhadap prestasi
kerja di Hotel Grand Cempaka Jakarta.
Prestasi kerja karyawan yang ada pada Hotel
Grand Cempaka Jakarta, terlihat pada mental
karyawan dalam melakukan pekerjaan secara
lebih cepat dan lebih baik untuk mencapai prestasi
kerja yang maksimal dalam suatu organisasi.
Disadari oleh pihak pimpinan Hotel Grand
Cempaka Jakarta semangat kerja karyawan
merupakan hal yang sangat penting antara lain
dengan diberikannya motivasi oleh pimpinan
perusahaan, semangat kerja yang rendah dapat
Tahun Biaya yang Dikeluarkan % Kenaikan
2008 2009
2010
2011 2012
Rp.35.000.000 Rp.47.000.000
Rp.55.000.000
Rp.56.000.000 Rp.62.000.000
34 %
17 %
2 % 11 %
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 74
menghambat tercapainya tujuan organisasi. Hasil
kuesioner komunikasi disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil kuesioner komunikasi (X2).
Respon
den
Pertanyaan
Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 1 5 4 4 4 4 4 2 4 37
2 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 36
3 5 2 5 4 4 4 3 4 4 4 39
4 5 1 5 3 4 4 3 4 3 4 36
5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 5 45
6 5 2 5 5 5 5 4 5 4 5 45
7 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 47
8 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 47
9 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 47
10 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 45
11 5 2 5 5 5 5 4 5 4 5 45
12 5 3 5 5 5 5 4 5 3 5 45
13 5 2 5 5 5 4 5 5 4 5 45
14 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 45
15 5 2 5 4 4 4 5 5 3 5 43
Sumber: Data diolah Tahun 2013.
C. Prestasi Kerja Karyawan Hotel Grand Cempaka Jakarta.
Pelaksanaan penilaian prestasi kerja ini selain
ditujukan untuk mencari karyawan yang akan
dipromosikan jabatan, juga dimaksudkan untuk
mengetahui data kinerja karyawan selama periode
tertentu untuk kemudian ditindaklanjuti, yang
sangat berguna bagi pengembangan karyawan
secara umum. Standar penilaian yang digunakan
dalam pelaksanaan terlihat pada Tabel. 4
Tabel 4 Standar (kriteria) nilai dalam penentuan
prestasi kerja.
Konduite
Karyawan
Bobot PenetapanNilai
Nilai Standar
Perusahaan
Predikat
Kemampuan 25 45 Sangat baik Kerajinan 8 40 Baik
Kejujuran 7 44 Sedang
Kerjasama 5 35 39 Kurang Baik Inisiatif 5 34 30 Tidak Baik
Sumber : Data diolah Tahun 2013.
Keterangan :
*Standar nilai minimal bagi karyawan berprestasi
ditetapkan = 45.
Penilaian ini dilakukan oleh atasan mereka
langsung. Waktu penilaian dilakukan perperiode
dan tempat pengolahan data tersebut pada bagian
sumber daya manusia (SDM).
Berdasarkan kaitan dengan variabel bebas X1
(kepemimpinan) dan komunikasi (X2) yang di-
lakukan melalui kuesioner, maka data prestasi
ditampilkan dalam penyajian ini juga berdasarkan
hasil kuesioner. Untuk mendapatkan data-data
mengenai prestasi kerja menggunakan data hasil
kuesioner responden terlihat pada Tabel 5.
Tabel. 5 Hasil kuesioner prestasi kerja (Y).
Respon
den
Pertanyaan
Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
2 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 39
3 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 44
4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 42
5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 47
6 5 5 5 4 4 5 5 3 3 5 44
7 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 48
8 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 46
9 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 47
10 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 45
11 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 46
12 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 45
13 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 46
14 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 47
15 5 4 5 5 5 4 5 3 4 5 45
Jumlah 673
Sumber : data diolah Tahun 2013.
D. Analisis dan Interpretasi Data.
Untuk mengetahui hubungan yang terjadi
antara variabel komunikasi (X1) dan semangat
kerja (X2) dengan prestasi kerja (Y) penulis
menggunakan perhitugan statistik. Terlebih
dahulu akan dirangkum variabel yang ada
kedalam satu tabel terlihat pada Tabel. 6 sebagai
berikut ini.
Tabel 6 Hubungan antara kepemimpinan dan
komunikasi dengan prestasi kerja Pada
Hotel Grand Cempaka Jakarta.
Res pon
den
X1 X2 Y X12 X22 X1X2
Y2 X1Y X2Y
1 47 37 42 2209 1369 1739 1764 1974 1554
2 43 36 39 1849 1296 1548 1521 1677 1404
3 44 39 44 1936 1521 1716 1936 1936 1716
4 42 36 42 1764 1296 1512 1764 1764 1512
5 46 45 47 2116 2025 2070 2209 2162 2115
6 45 45 44 2025 2025 2025 1936 1980 1980
7 48 47 48 2304 2209 2256 2304 2304 2256
8 44 47 46 1936 2209 2068 2116 2024 2162
9 46 47 47 2116 2209 2162 2209 2162 2209
10 46 45 45 2116 2025 2070 2025 2070 2025
11 46 45 46 2116 2025 2070 2116 2116 2070
12 46 45 45 2116 2025 2070 2025 2070 2025
13 45 45 46 2025 2025 2025 2116 2070 2070
14 46 45 47 2126 2025 2070 2209 2162 2115
15 45 43 45 2025 1849 1935 2025 2070 1935
679 647 673 30.769 28.133 29.336 30.275 30.496 29.148
Sumber: Data diolah Tahun 2013.
Keterangan:
X1 = Kepemimpinan.
X2 = komunikasi.
Y = Prestasi kerja.
1. Analisis regresi berganda
X X2 Y X = X2 = Y = n n n
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 75
679 647 673 = = = 15 15 15
= 45,27 = 43,1 = 44,87
X = X - (X ) X2 = X2 - (X2 ) Y = Y - (Y) n n n = 30.769 - (32.9) = 28,133 - (647) = 30.275-(673)
15 15 15
= 30.769 30.736,1 = 28.133 27.907,3 = 30.275 30.195,3
= 32,9 = 225,7 = 79.7
X = XY - (X) (Y)
n
= 30.496 (679) (673) 15
= 30.496 30.464,46667
= 31,53
X2Y = X2 Y - (X2Y) (X2Y) n
= 29.148 - (647) (673)
15
= 29.148 - 29.028,73333
= 119,27
X X2 = X X2 - (X) (X2 )
n
= 29.336 - (679) (647) 15
= 29.336 - 29.287,53
= 48,47
(XY) (X2 ) - (X2 Y) (X 1X2)
b = (X) (X2 ) - (X 1X2) (31,53) (225,7) - (119,27) (48,47) =
(32,9) (225,7) - (48,47)
7.425,321 - 5.781,0169
=
7.425,53 - 2.349.3409
1.335,30
=
5.079,1891 = 0,263
b2 = (X2Y) (X) - ( XY) (X X2) (X) (X2) - (X1 X2)
= (119,27) (32,9) - (31,5) (48,47)
(32,9) (225,7) - (48,47)
= 3.923,983 - 1.582,2591 = 1.395,7239
7.425,53 - 2.349.3409 5.079,1891
= 0,472
a = aY b1 X1 b2 X2
= 44,87 (0,263) (45,27) (0,472) (43,1)
= 44,87 11,90601 0,3432
= 12,621
= 12,621 + 0,263 X1 + 0,472 X
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
diperoleh persamaan regresi bergandanya sebesar
12,621. Persamaan regresi tersebut memiliki
intersep sebesar 12,621, hal ini menunjukkan
apabila tidak dilakukan perubahan komunikasi
dan semangat kerja, maka prestasi kerja akan
tetap menjadi 12,621 satuan hitungan kuesioner.
Dengan melihat garis regresi tersebut dapat
diketahui:
1) Komunikasi (X1) mempunyai hubungan positif dengan prestasi kerja (Y). Artinya
setiap penambahan hasil kuesioner satu
satuan akan mempengaruhi prestasi kerja
sebesar 0,263 kali, dengan asumsi semangat
kerja tetap.
2) Semangat kerja (X2) mempunyai hubungan positif dengan prestasi kerja (Y). Artinya
setiap penambahan semangat kerja satu
satuan melalui perhitungan kuesioner akan
mempengaruhi prestasi kerja sebesar 0,472
kali dengan asumsi komunikasi tetap.
b. Analisis korelasi berganda.
Metode statistik yang digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh variabel bebas
yaitu X1 dan X2 dapat menerangkan variabel
tak bebas yaitu,
Y.R2
= b1x1y + b2x2y y2
= (0,263) (31,53) + (0,472) (119,27)
79,7
= 8,29239 + 56,29544
79,7
= 64,58783
79,7
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 76
= 0,81
= b.XY + b2 X2Y
XY
= 0,81
= 0,9
R 2
= 0,81
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh yang
mempunyai arti bahwa 81% dari variabel prestasi
kerja (Y) secara bersama-sama dipengaruhi oleh
variabel komunikasi dan semangat kerja,
sedangkan sisanya yang tidak diteliti seperti
kepemimpinan, motivasi dan lain-lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Berdasakan hasil analisis dan pembahasan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil regresi berganda = 12,621 + 0,263X1 + 0,472X2 Artinya : persamaan regresi
tersebut memiliki intersep sebesar12,621, hal
ini menunjukkan apabila tidak dilakukan
perubahan kepemimpinan dan komunikasi,
maka prestasi kerja akan tetap menjadi
12,621 satuan hitungan kuesioner. Dengan
melihat garis regresi tersebut dapat diketahui:
a. Kepemimpinan (X1) mempunyai hubungan positif dengan prestasi kerja
(Y). Artinya setiap penambahan
kepemimpinan satu satuan akan
mempengaruhi prestasi kerja sebesar
0,263 kali, dengan asumsi semangat kerja
tetap.
b. komunikasi (X2) mempunyai hubungan positif dengan prestasi kerja (Y). Artinya
setiap penambahan komunikasi satu
satuan akan mempengaruhi prestasi kerja
sebesar 0,472 kali dengan asumsi
kepemimpinan tetap.
2. Dari hasil perhitungan korelasi didapat
R2
=0,81 yang mempunyai arti bahwa 81%
dari variabel prestasi kerja (Y) secara
bersama-sama dipengaruhi oleh variabel
kepemimpinan dan komunikasi, sedangkan
sisanya sebesar 19% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti seperti
motivasi dan lain-lain.
3. Uji hipotesis. a. Uji t dengan derajat kebebasan n3 =
153 = 12, maka T0.25 (12) atas dasar
nilai tabel = 0,695. thitb1 = 1,176>ttb =
0,695 thitb2 = 5,187 > ttb = 0,695.
Artinya masing-masing variabel X1
(kepemimpinan) dan variabel X2
(komunikasi) adalah signifikan.
b. Uji F dengan derajat kebebasan pembilang 2( = k 1= 31) dan penyebut
nk(153 = 12), maka F0,05 (2) (12) =3,88
dan F0,01 (2) (12) = 6,93. Fhit =
487,952 > Fttb0,05 (2) (12) = 3,88. Fhi
t= 487,952>Fttb0,01(2)(12) = 6,93.
Artinya masing-masing variabel X1
(kepemimpinan) bersama sama dengan
variabel X2 (komunikasi) berpengaruh
signifikan terhadap Y (prestasi kerja).
B. Saran. Berdasakan hasil analisis dan pembahasan
serta kesimpulan, maka saran yang diusulkan
sebagai berikut
1. Sebaiknya pihak manajemen memberikan dukungan dan komitmennya kepada
karyawan, dukungan dan komitmen tersebut
dapat berupa alat-alat komunikasi yang
modern, peralatan komunikasi yang terawat
baik, arus komunikasi yang tidak tumpang
tindih, agar para karyawan dapat
menjalankan komunikasi yang ada dengan
baik. Adanya kegiatan komunikasi yang
berjalan baik akan meningkatkan motivasi
kerja karyawan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi kerja karyawan.
2. Pimpinan perusahaan terus memberikan upaya-upaya memacu semangat kerja
misalnya dengan memberikan bonus bagi
karyawan yang berprestasi. Kegiatan
memberikan bonus kepada karyawan akan
menjadikan karyawan lebih bersemangat
dalam melaksanakan pekerjaannya, yang
pada akhirnya akan dapat meningkatkan
prestasi kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Cancerina, Yunie, 2012, Pengaruh Displin Kerja,
Motivasi Finansial dan Budaya Organisasi
Terhadap Prestasi kerja Karyawan Pada CV.
Sinez. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana (UNUD), Bali,
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 77
Indonesia, [email protected] , Hal,
1662-1681.
Dhermawan, Anak Agung Ngurah Bagus,
Sudibya, I Gde Adnyana dan Utama, I Wayan
Mudiartha, 2012, Pengaruh Motivasi,
Lingkungan Kerja, Kompetensi dan
kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja dan
Kinerja Pegawai Di Lingkungan kantor
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali,
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana,
Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan Vol. 6, No. 2 Agustus, Pp:
173-197.
Dessler, Gary. 2002. Manajemen Personalia. PT.
Gelora Aksara: Jakarta.
Gautama, Iswara, 2008, Prestasi Pekerja Dalam
Kegiatan Pembagian Batang Pada kegiatan
Pemanenan Di Hutan jati Rakyat Desa Lili
Riattang Kabupaten Bone, CDM Lembaga
Penelitian Universitas Hasanudin, Jurnal
Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 2
Agustus, Pp:111-234.
Gustiano, Benny, 2013, Hubungan Gaya
Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawai
Pada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Kepulauan Riau, Program Studi
Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja
Haji Tanjungpinang.
Hasibuan, M. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia Edisi Revisi Cetakan ketigabelas.
Jakarta : Bumi Aksara.
Hardjanti, Tatiek Budi dan Rahadhini, MD, 2011,
Pengaruh Kepemimpinan, komunikasi dan
Motivasi kerja terhadap Kinerja Pegawai,
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi
Surakarta. Jurnal Manajemen Sumber daya
Manusia Vol. 5 No. 2 Desember : 100 110. Indrawan, M. Isa,2009, Pengaruh kompetensi
komunikasi dan gaya kepemimpinan Sumber
Daya manusia Terhadap kinerja SDM,
Universitas Pembangunan Panca Budi,
Medan, Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu Vol. 2 No. 1
Mei, Pp: 90-108, ISSN : 1979 5408. Marsden, D. 2007. Individual Employee Voice:
Renegotiation and Performance Management
in Public Services. International Journal of
Human Resource Managemen. Vol. 18, No.
7, pp: 1263-1278.
Miswan, 2012, Pengaruh Perilaku Kepemimpian,
Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerj Dosen Pegawai negeri Sipil
Pada Universitas Di Kota Bandung, (Studi
Pada Jurusan/Program Studi di Lingkungan
Universitas Swasta Se-Kota Bandung), STIA
Bandung, Jurnal Penelitian Pendidikan | Vol.
13 No. 2 Oktober, Lwembaga Penelitian dan
pengabdian kepada Masyarakat Universitas
Pendidikan Indonesia, ISSN 1412-565X.
Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nazili,Iqbal,2012, Pengaruh gaya kepemimpinan
dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja
Karyawan: Motivasi Kerja Sebagai Variabel
Intervening (Studi pada karyawan PT
Garuda Indonesia Kota Semarang), Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Semarang.
Pamenang, Agil Winedhar Sih, 2013, Pengaruh
Kepuasan kerja terhadap prestasi Kerja
Karyawan (Studi Pada Divisi Account Officer
Bank Rakyat Indonesia Cabang Malang
Kawi), Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang, Jurnal
Ilmiah, Email : [email protected].
Purnomo, Heru dan Cholil, Muhammad, 2012,
Pengaruh gaya kepemimpinan Terhadap
kepuasan Kerja Berdasarkan Motivasi Kerja
Pada Karyawan Administratif Di Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal
Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No.
1 28 Juni:: 27 35. Pramono, Edy dan Hamid,Edy Suandi, 2013,
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi
Kerja Karyawan Terhadap Efektifitas
Layanan Penerbitan Akta Kelahiran dan
Perkawinan Di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Surakarta Diponegoro
Semarang.
Rahmawati, Aulia Hani, Hamid, Djamhur dan
Utami, Hamidah Nayati,2013, Pengaruh
Disiplin Kerja dan kemampuan Kerja
Terhadap Prestasi Kerja Karyawan, (Studi
Pada Pegawai Kantor Pusat PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero) Surabaya), Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 6 No. 2
Desember,Pp:1-9,administrasibisnis.student
journal.ub.ac.id.
Rusdi, Rosnelly dan Septiani, Dian, 2008,
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada bagian Redaksi Surat kabar
Harian Umum Lampung Post, Jurnal Bisnis
dan Manajemen, Vol. 4 No.2 Januari, Pp: 201
219, Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung.
Yayuk dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 78
Salim, Mat, Puspa, Dwi Fitri dan Dharma, Surya,
2013, Pengaruh Motivasi Kerja, Orientasi
kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kepuasan Kerja Serta dampaknya
Terhadap Kinerja Pengawas Sekolah Di
Kabupaten kerinci, Program Magister Sains
Manajemen, Program Pascasarjana
Universitas Bung Hatta.
Sondang, Siagian. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta.
Sopiah (2008), Perilaku Organisasi, Yogyakarta,
Andi
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Kencana.
Ven, Corrie van der,2004, Kepemimpinan:
Melampaui Feodalisme dan Primordialisme
(Tinjauan teologis). INTIM - Jurnal STT
Intim Makassar, Edisi No. 7 - Semester
Ganjil 2004.
Wahyono,Budi, 2013, Pengertian Kepemimpinan
(Leadership), Desember 23, http://www.
Pendidikanekonomi.com-/2013/12/penger-
tian kepemimpinanleadership.htm.
Widiastuti, Harjanti, 2010, Peran komunikasi
Organisasi Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta
(Studi Hubungan Antara Peran Komunikasi
Organisasi Terhadap Semangat Kerja
Karyawan Di Hotel Inna Garuda
Yogyakarta), Jurusan Ilmu Kominikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Widodo, Tri, 2010, Pengaruh lingkungan kerja,
Budaya organisasi, kepemimpinan Terhadap
Kinerja (Studi pada Pegawai Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga). STIE AMA Salatiga,
Jurnal Among Makarti, Vol.3 No.5 Juli.
Widodo, 2013, Analisis Pengaruh Antara Faktor
Pendidikan, Motivasi dan Budaya Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Dalam
Pelaksanaan Pelayanan Publik, (Studi Kasus
pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Pontianak), Jurnal Program Magister
Manajemen Universitas Tanjung Pura
Pontianak.
Wijaya,H.A.W, 2002, Ilmu komunikasi, Rineka
Cipta, Jakarta.