20
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4 Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019 http: jim.unsyiah.ac.id/ekm 385 PENGARUH GREEN PACKAGING, GREEN ADVERTISING, GREEN PERCEIVED VALUE, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN THE BODY SHOP Ewa Damayanti 1* , Audita Nuvriasari 2 1,2) Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta 1 email: [email protected] Abstract:This study aims to analyze the influence of green packaging, green advertising, green perceived value, and brand image on consumer purchasing decisions of The Body Shop, and to see which variables most influence The Body Shop's consumer purchasing decisions. This research was conducted with a quantitative approach. Primary data collection was conducted by disseminating questionnaires to a sample of 70 respondents who were at least 17 years old, purchasing products at one of The Body Shop outlets, namely at Malioboro Mall, Ambarrukmo Plaza, Hartono Mall, Galeria Mall, or Jogja City Mall, Special Region of Yogyakarta, and purchasing The Body Shop products between January 2020 and March 2021. The data analysis used in this study was a multiple linear regression test. The results of this study showed that partially green packaging, green advertising and brand image had no positive and significant effect on purchasing decisions. While green perceived value positively and significantly influenced the purchase decision. Green perceived value is the most dominant variable that had positive and significant effect on purchasing decisions. The Body Shop should improve the green packaging strategy that is being implemented, expand the reach of green advertising, increase the green perceived value of consumers, and increase the brand image of The Body Shop. Keywords: Green Packaging, Green Advertising, Green Perceived Value, Brand Image, Consumer Purchase Decision. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh green packaging, green advertising, green perceived value, dan brand image terhadap keputusan pembelian konsumen The Body Shop, serta untuk melihat variabel manakah yang paling mempengaruhi keputusan pembelian konsumen The Body Shop. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada sampel sebanyak 70 responden yang berusia minimal 17 tahun, melakukan pembelian produk di salah satu gerai The Body Shop yakni di Mall Malioboro, Ambarrukmo Plaza, Hartono Mall, Galeria Mall, atau Jogja City Mall, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan melakukan pembelian produk The Body Shop di antara bulan Januari 2020 sampai bulan Maret 2021. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial green packaging, green advertising dan brand image tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan green perceived value berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Green perceived value merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. The Body Shop harus meningkatkan strategi green packaging yang sedang diterapkan, memperluas jangkauan green advertising, meningkatkan green perceived value konsumen, dan menigkatkan brand image The Body Shop. Kata kunci: Green Packaging, Green Advertising, Green Perceived Value, Brand Image, Keputusan Pembelian Konsumen. PENDAHULUAN Green business pertama kali diperkenalkan di dunia sekitar akhir abad 20 untuk meningkatkan kesadaran terhadap masalah lingkungan, yang kemudian mendorong kesadaran perilaku pembelian konsumen terhadap produk green atau produk ramah lingkungan (Rahbar & Wahid,

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

385

PENGARUH GREEN PACKAGING, GREEN ADVERTISING, GREEN

PERCEIVED VALUE, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN KONSUMEN THE BODY SHOP

Ewa Damayanti1*, Audita Nuvriasari2

1,2) Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta

1email: [email protected]

Abstract:This study aims to analyze the influence of green packaging, green advertising, green

perceived value, and brand image on consumer purchasing decisions of The Body Shop, and to see which

variables most influence The Body Shop's consumer purchasing decisions. This research was conducted

with a quantitative approach. Primary data collection was conducted by disseminating questionnaires

to a sample of 70 respondents who were at least 17 years old, purchasing products at one of The Body

Shop outlets, namely at Malioboro Mall, Ambarrukmo Plaza, Hartono Mall, Galeria Mall, or Jogja City

Mall, Special Region of Yogyakarta, and purchasing The Body Shop products between January 2020

and March 2021. The data analysis used in this study was a multiple linear regression test. The results

of this study showed that partially green packaging, green advertising and brand image had no positive

and significant effect on purchasing decisions. While green perceived value positively and significantly

influenced the purchase decision. Green perceived value is the most dominant variable that had positive

and significant effect on purchasing decisions. The Body Shop should improve the green packaging

strategy that is being implemented, expand the reach of green advertising, increase the green perceived

value of consumers, and increase the brand image of The Body Shop.

Keywords: Green Packaging, Green Advertising, Green Perceived Value, Brand Image, Consumer

Purchase Decision.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh green packaging, green advertising,

green perceived value, dan brand image terhadap keputusan pembelian konsumen The Body Shop, serta

untuk melihat variabel manakah yang paling mempengaruhi keputusan pembelian konsumen The Body

Shop. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan

dengan menyebar kuesioner kepada sampel sebanyak 70 responden yang berusia minimal 17 tahun,

melakukan pembelian produk di salah satu gerai The Body Shop yakni di Mall Malioboro, Ambarrukmo

Plaza, Hartono Mall, Galeria Mall, atau Jogja City Mall, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan melakukan

pembelian produk The Body Shop di antara bulan Januari 2020 sampai bulan Maret 2021. Analisis data

yang digunakan pada penelitian ini adalah uji regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa secara parsial green packaging, green advertising dan brand image tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan green perceived value berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian. Green perceived value merupakan variabel yang paling

dominan mempengaruhi keputusan pembelian. The Body Shop harus meningkatkan strategi green

packaging yang sedang diterapkan, memperluas jangkauan green advertising, meningkatkan green

perceived value konsumen, dan menigkatkan brand image The Body Shop.

Kata kunci: Green Packaging, Green Advertising, Green Perceived Value, Brand Image, Keputusan

Pembelian Konsumen.

PENDAHULUAN

Green business pertama kali

diperkenalkan di dunia sekitar akhir abad 20

untuk meningkatkan kesadaran terhadap

masalah lingkungan, yang kemudian

mendorong kesadaran perilaku pembelian

konsumen terhadap produk green atau

produk ramah lingkungan (Rahbar & Wahid,

Page 2: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

386

2011). Gerakan-gerakan peduli lingkungan

seperti Fridays For Future dan campaign

#AnimalRights muncul atas kesadaran

konsumen ramah lingkungan yang

menuntut perubahan tidak hanya pada

tingkat individu seperti membawa botol dan

tas belanja pribadi, tetapi juga menuntut

perubahan pada kegiatan bisnis yang

dilakukan oleh perusahaan

Hasil kajian yang dilakukan oleh

Hiqmah (2016) terhadap temuan beberapa

penelitian menunjukkan bahwa, di

Indonesia, terdapat tren perilaku pembelian

produk ramah lingkungan konsumen

ditinjau pada ragam sektor industri dan

karakteristik konsumennya. Di Indonesia,

hasil survey yang dilakukan oleh WWF-

Indonesia dan Nielsen menunjukkan bahwa

sebanyak 63% konsumen yang tersebar di

Jakarta, Medan, Surabaya, Denpasar, dan

Makassar berminat mengkonsumsi produk

yang ramah lingkungan. Selain itu, perilaku

pembelian kosmetik ramah lingkungan oleh

konsumen di Indonesia melalui beberapa

penelitian menunjukkan pengaruh positif

dan signifikan yang dapat mempengaruhi

keputusan pembelian produk ramah

lingkungan (Askadilla & Krisjanti (2017);

Wilson et al., (2017)).

Upaya yang dapat dijalankan bagi

perusahaan dalam rangka memasarkan

produk ramah lingkungan salah satunya

yaitu melalui strategi green marketing.

Mishra & Sharma (2014) mendefinisikan

green marketing sebagai konsep pemasaran

komprehensif, meliputi kegiatan produksi,

konsumsi pemasaran, serta pengolahan

limbah barang dan jasa, yang dilakukan

dengan meminimalisir dampak negatif

terhadap lingkungan, serta meningkatkan

kesadaran tentang pengaruh pemanasan

global, limbah yang sulit terurai, dan

dampak berbahaya dari polutan.

Kemunculan perusahaan dari dalam dan

luar negeri yang menawarkan produk-

produk ramah lingkungan di beberapa

sektor telah beragam. Jumlah produk ramah

lingkungan berdasarkan data Badan Pusat

Statistik di Indonesia menunjukkan

peningkatan jumlah produk ramah

lingkungan sebesar 10% dengan jumlah

produk kumulatif sebesar 35.8% dari tahun

2013 hingga tahun 2018. Menurut laporan

Statista Natural Cosmetics: Indonesia

dalam Fakhrunissa et al. (2020), pada

periode 2019-2023 perkembangan industri

kecantikan ramah lingkungan di Indonesia

diproyeksikan akan meningkat setiap

tahunnya sebesar 7.2%. Pada sektor

kosmetik terdapat brand yang telah

mengusung konsep ramah lingkungan

seperti The Body Shop yang menawarkan

produk bersertifikasi free animal testing dan

menciptakan packaging atau kemasan yang

ramah lingkungan. Kehadiran brand atau

perusahaan yang menerapkan strategi green

marketing memberikan diferensiasi dari

perusahaan lain sehingga dapat

meningkatkan keunggulan kompetitif

(Porter (1985) dalam Crassous & Gassmann,

2012).

Melalui kemasan produk,

perusahaan menerapkan strategi packaging

untuk menarik perhatian konsumen

(Draskovic et al., 2014. Selain itu, Green

advertising memuat informasi terkait

produk atau kapabilitas perusahaan dalam

meminimalisir kerusakan lingkungan

(Rahim et al., 2012). Green advertising

berdampak positif bagi perusahaan karena

Page 3: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

387

dapat meningkatkan peningkatan penjualan,

meningkatkan feedback konsumen,

terjalinnya hubungan baik dengan

pelanggan, serta meningkatkan daya saing

dan citra perusahaan (Pujari (2003) dalam

Situmorang, 2011).

Melalui green marketing sendiri,

kebutuhan dan keinginan konsumen dapat

terpenuhi tanpa merusak lingkungan (Khan

& Rafat, 2015). Green perceived value

adalah penilaian komprehensif konsumen,

setelah melakukan evaluasi, atas apa yang

diperoleh dan dibayarkan oleh konsumen

atas hasrat lingkungan dan berkelanjutan

(Chen & Chang, 2012). Pengaruh green

perceived value terhadap kepuasan

konsumen menyiratkan bahwa perusahaan

semestinya mengadopsi strategi pemasaran

hijau demi meningkatkan green perceived

value yang difasilitasi oleh fitur ramah

lingkungan, karena kepuasan pelanggan

dipengaruhi oleh penilaian green value atau

nilai ramah lingkungan pada suatu produk

(Lam et al., 2016).

Brand image atau citra merek yang

kuat dalam ingatan konsumen berperan

besar dalam proses keputusan pembelian

(Soim et al., 2016). Brand image yang baik

akan mampu mendongkrak keputusan

pembelian (Suryani & Rosalina, 2019).

Oleh karena itu, perusahaan semestinya

mewujudkan brand image yang baik dan

kompeten dalam mempertahankan citra

positif atas produk yang dihasilkan (Hakim

& Susilowati, 2013).

Penelitian ini dilakukan dengan

tujuan untuk menganalisis 1) pengaruh

green packaging terhadap keputusan

pembelian konsumen The Body Shop, 2)

pengaruh green advertising terhadap

keputusan pembelian konsumen The Body

Shop, 3) pengaruh green perceived value

terhadap keputusan pembelian konsumen

The Body Shop, 4) pengaruh brand image

berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian konsumen The Body Shop, 5)

variabel manakah yang dominan

memengaruhi keputusan pembelian di

antara variabel green packaging, green

advertising, green perceived value, dan

brand image.

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen

mencakup pengambilan keputusan yang

meliputi penawaran atas barang dan jasa,

yang dapat didefinisikan sebagai kegiatan

menyatukan, mengolah, dan mengevaluasi

informasi, kemudian memilih alternatif

terbaik yang dapat membantu konsumen

dalam membuat pilihan pembelian (Prasad

& Jha, 2014). Keputusan pembelian

merupakan proses analisa dan identifikasi

kengingan serta kebutuhan, pengumpulan

informasi, penilaian terhadap berbagai

alternatif, hingga mencapai keputusan

pembelian dan perilaku paska pembelian

(Peter dan Olson, 2018)

Green packaging hadir untuk

membantu perusahaan menjawab tantangan

limbah produk yang menjadi masalah

lingkungan. Green packaging merupakan

sebuah inovasi untuk mencapai

keseimbangan antara perkembangan

ekologi dan pertumbuhan ekonomi

(Martinho et al., 2015).

Berdasarkan definisi perceived

value yang dikemukakan oleh Patterson dan

Spreng (1997), Chen (2010) mendefinisikan

Page 4: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

388

green perceived value sebagai ‘penilaian

komprehensif konsumen atas manfaat

bersih suatu produk atau jasa terhadap apa

yang diperoleh dan apa yang dikorbankan

berdasarkan hasrat lingkungan milik

konsumen, harapan berkelanjutan, dan

kebutuhan produk ramah lingkungan.

Mulyadi & Zuhri (2020) mendefinisikan

brand image sebagai ingatan atas suatu

merek yang mencakup pemahaman

konsumen atas atribut, kelebihan,

penggunaan, situasi, konsumen, dan

identitas perusahaan dari suatu merek

tersebut.

Kemasan yang berlebihan

menciptakan sampah yang tidak dapat

hanya diatasi dengan daur ulang dan tingkat

daur ulang kemasan yang jauh di bawah 100%

membuat perusahaan mempertimbangkan

biaya dan daya tarik pengemasan terlebih

dahulu ketika memilih strategi pengemasan

produk (Chen et al., 2017). Konsumen

cenderung merasa bersalah karena

membuang botol plastik, dan karenanya

lebih mengkhawatirkan masalah kemasan

yang berlebihan dan dampak

lingkungannya (Chen et al., 2015). Melalui

kemasan produk, perusahaan menerapkan

strategi packaging untuk menarik perhatian

konsumen (Draskovic et al., 2014). Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Purnama

(2019) menunjukkan bahwa green

packaging, secara tidak langsung dan tidak

langsung, memengaruhi brand image dan

keputusan pembelian konsumen. Selain itu,

penelitian yang dilakukan oleh Darmawan

(2017) menunjukkan bahwa kemasan

memiliki pengaruh positif dan siginifikan

terhadap keputusan pembelian.

H1: Green packaging berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keputusan

pembelian konsumen The Body Shop.

Periklanan memainkan peran penting dalam

mengkomunikasikan citra ramah

lingkungan sambil memanfaatkan

kesadaran ramah lingkungan di antara

konsumen dan organisasi (Leonidou et al.,

2011). Green advertising merupakan skema

yang menunjukkan gejala peralihan fokus

konsumen dari produk konvensional ke

produk ramah lingkungan (Khandelwal &

Bajpai, 2011). Green advertising

merupakan promotional massage suatu

produk yang mampu mendapatkan

perhatian konsumen yang peduli

lingkungan dalam memenuhi kebutuhan

dan keinginannya Leonidou et al. (2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan et al.

(2018) dan Lestari (2015) menunjukkan

bahwa green advertsing berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian.

H2: Green advertising berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keputusan

pembelian konsumen The Body Shop.

Dalam upaya meningkatkan keunggulan

kompetitif perusahaan, perusahaan dapat

meningkatkan nilai yang diperoleh atau

green perceived value dari suatu produk

perusahaan (Chen & Chang, 2012).

Steenkamp dan Geyskens (2006) dalam

Dhewi et al., (2018) menyatakan bahwa

green perceived value penting bagi

perusahaan karena dapat meningkatkan

minat konsumen dalam pembelian. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Pramusita

(2015) menunjukkan bahwa green

perceived value berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh

Page 5: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

389

Yee et al., (2011) menunjukkan bahwa

perceived value berpengaruh terhadap

keputusan pembelian.

H3: Green perceived value berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen The

Body Shop.

Hsieh dan Li (2008) serta Burmann et al.,

(2008) dalam Severi & Ling (2013),

masing-masing mengemukakan bahwa citra

merek atau brand image yang kuat

menciptakan pesan merek yang unggul dari

merek pesaing akan berakibat pada perilaku

pelanggan yang dipengaruhi dan ditentukan

oleh citra merek. Apabila brand image baik

dan positif dalam benak konsumen maka

akan meningkatkan permintaan konsumen

atas suatu produk (Aristyowati et al., 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Supriyadi et al. (2017) dan Adiwidjaja &

Tarigan (2017) menunjukkan bahwa brand

image berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian.

H4: Brand image berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan

pembelian konsumen The Body Shop.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini yaitu menggunakan

nonprobability sampling dengan

pendekatan purposive sampling. Teknik

pengambilan sampel yang tidak membuka

peluang bagi setiap anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel penelitian disebut

nonprobability sampling (Sugiyono, 2019).

Adapun jumlah sampel dalam

penelitian ini yaitu sebanyak 70 responden

dengan kriteria sampel dalam penelitian ini

yaitu: 1) Konsumen yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah konsumen pengguna

produk The Body Shop, 2) Responden

melakukan pembelian di salah satu gerai

The Body Shop, yakni di Mall Malioboro,

Ambarrukmo Plaza, Hartono Mall, Galeria

Mall, atau Jogja City Mall, Daerah Istimewa

Yogyakarta, 3) Responden melakukan

pembelian produk The Body Shop di antara

bulan Januari 2020 sampai bulan Maret

2021, 4) Responden minimal berusa 17

tahun dengan asumsi telah dapat memahami

butir-butir kuesioner dengan baik.

Gambar 1. Model Kerangka Teoritis Penelitian

Page 6: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

390

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan kuesioner dengan

menggunakan Google Form yang

disebarkan. Jawaban dalam kuesioner

ditentukan dan diukur dengan

menggunakan skala Likert 5 poin

berjenjang. Selain itu, data dalam penelitian

ini dikumpulkan melalui berbagai website

dan artikel yang memuat informasi

berkaitan dengan penelitian ini.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu analisis statistik

deskriptif, analisis regresi linear berganda,

analisis koefisien determinasi dan uji

hipotesis. Software yang digunakan oleh

peneliti dalam mengolah data dalam

penelitian ini adalah software SPSS for

Windows. Model dalam regresi linear

berganda dakam penelitian ini dinyatakan

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + e

Keterangan:

Y : Keputusan Pembelian

a : Konstanta

b1 : Koefisien Regresi Variabel X1 (Green

Packaging)

b2 : Koefisien Regresi Variabel X2 (Green

Advertising)

b3 : Koefisien Regresi Variabel X3 (Green

Perceived Value)

b4 : Koefisien Regresi Variabel X4 (Brand

Image)

X1 : Green Packaging

X2 : Green Advertising

X3 : Green Perceived Value

X4 : Brand Image

e : Error atau variabel pengganggu

Variabel Operasional

Penelitian ini menggunakan dua

jenis variabel yaitu variabel independen

meliputi green packaging, green

advertising, green perceived value, dan

brand image serta variabel dependen yaitu

keputusan pembelian.

1. Variabel dependen:

- Keputusan Pembelian (Y)

Indikator keputusan pembelian

dalam penelitian ini mengadopsi

dari penelitian Ridwan et al

(2018), yang meliputi keputusan

tentang jenis produk, keputusan

tentang desain produk,

keputusan tentang merek,

keputusan tentang distribusi,

keputusan tentang waktu

pembelian, dan keputusan

tentang harga.

2. Variabel independen (X)

- Green packaging (X1)

Indikator green packaging

dalam penelitian ini mengapdosi

dari penelitian Santoso &

Fitriyani (2016) dalam Purnama

(2019) dan Darmawan (2017),

yang meliputi dapat didaur

ulang, dapat digunakan kembali,

terbuat dari bahan daur ulang,

tidak menggunakan bahan yang

berbahaya, daya tarik visual

kemasan, dan kepraktisan

kemasan.

- Green advertising (X2)

Indikator green advertising

dalam penelitian ini mengadopsi

dari penelitian Kärnä (2003),

yang meliputi tujuan iklan, ciri

iklan, tampilan iklan, pesan

Page 7: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

391

iklan yang bermanfaat bagi

konsumen, dan deskripsi iklan

- Green perceived value (X3)

Indikator green perceived value

dalam penelitian ini mengadopsi

dari penelitian Chen & Chang

(2012), yang meliputi fungsi

ramah lingkungan, performa

ramah lingkungan, kepedulian

lingkungan, dan manfaat

lingkungan.

- Brand image (X4)

Indikator brand image dalam

penelitian ini mengadopsi dari

penelitian Adiwidjaja & Tarigan

(2017) dan Supriyadi et al.,

(2017), yang meliputi

kepopuleran merek, kemudahan

mengingat merek, keunikan

asosiasi merek, citra perusahaan,

dan citra produk.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Berdasarkan pengolahan data dan

hasil penelitian diporoleh gambaran

karakteristik responden yang disajikan

pada tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1, karakteristik

responden dikelompokan menjadi tiga

kelompok rentang usia yaitu usia 17-20

tahun, usia 21-25 tahun, dan usia di atas 25

tahun. Jumlah responden dalam penelitian

ini berdasarkan usia 17-20 tahun terdapat

sebanyak 17 responden dengan persentase

sebesar 24.3%. Selain itu responden berusia

21-25 tahun sebanyak 46 responden dengan

persentase sebesar 65.7%. Sedangkan

responden berusia di atas 25 tahun sebanyak

7 responden dengan persentase sebesar 10%.

Merujuk pada data di atas, responden dalam

penelitian ini didominasi oleh responden

berusia 17-25 tahun.

Karakteristik berdasarkan

pendidikan terakhir responden dibagi

menjadi empat kelompok yaitu SMA, S1,

S2, dan Lainnya. Diketahui bahwa

responden yang memiliki pendidikan

terakhir SMA sebanyak 36 responden

dengan persentase sebesar 51.4%.

Kemudian responden yang berpendidikan

terakhir S1 sebanyak 31 responden dengan

persentase sebesar 44.3% dan responden

yang memiliki pendidikan terakhir S2

sebanyak 2 responden dengan persentase

sebesar 2.9%. Sedangkan responden yang

masuk dalam kelompok pendidikan terakhir

Lainnya sebanyak 1 responden dengan

persentase sebesar 1.4%. Dapat

disimpulkan bahwa dalam penelitian ini

mayoritas responden memiliki pendidikan

terakhir SMA.

Karakteristik responden

berdasarkan besarnya uang saku atau

penghasilan per bulan dibagi menjadi tiga

kategori yaitu kurang dari Rp.2.000.000,

Rp.2.000.000 – Rp.3.000.000, dan lebih

dari Rp.3.000.000. Responden yang

memiliki uang saku atau penghasilan per

bulan < Rp.2.000.000 sebanyak 46

responden dengan persentase sebesar 65.7%,

responden dengan uang saku atau

penghasilan per bulan sebesar Rp.2.000.000

– Rp.3.000.000 sebanyak 14 responden

dengan persentase sebesar 20%, dan

responden dengan uang saku atau

penghasilan per bulan sebesar >

Rp.3.000.000 sebanyak 10 responden

dengan persentase sebesar 14.3%. Dengan

Page 8: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

392

demikian, dalam penelitian ini didominasi

oleh responden yang memiliki uang saku

atau penghasilan per bulan sebesar <

Rp.2.000.000.

Karakteristik responden

berdasarkan lokasi pembelian produk The

Body Shop dikelompokkan menjadi lima

lokasi berbeda yaitu Mall Malioboro,

Ambarrukmo Plaza, Hartono Mall, Jogja

City Mall, dan Galeria Mall. Jumlah

responden yang membeli produk The Body

Shop di Malioboro Mall sebanyak 8

responden dengan persentase sebesar 11.4%,

jumlah responden yang membeli produk

The Body Shop di Ambarrukmo Plaza

sebanyak 28 responden dengan persentase

sebesar 40%, jumlah responden yang

membeli produk The Body Shop di Hartono

Mall sebanyak 19 responden dengan

persentase sebesar 27.1%, jumlah

responden yang membeli produk The Body

Shop di Jogja City Mall sebanyak 5

responden dengan persentase sebesar 7.1%,

dan jumlah responden yang membeli

produk The Body Shop di Galeria Mall

sebanyak 10 responden dengan persentase

sebesar 14.3%. Dengan demikian,

responden dalam penelitian ini didominasi

oleh responden yang melakukan pembelian

produk The Body Shop di Ambarrukmo

Plaza.

Karakteristik responden

berdasarkan sumber memperoleh informasi

The Body Shop dibagi menjadi empat

kelompok yaitu Internet (Media Sosial dan

Youtube), Rekan, Iklan Media Cetak, dan

Lainnya. Diketahui bahwa responden yang

memperoleh informasi mengenai produk

The Body Shop melalui Internet (Media

Sosial dan Youtube) sebanyak 38 responden

dengan persentase sebesar 54.3%.

Kemudian responden yang memperoleh

informasi mengenai produk The Body Shop

melalui rekan sebanyak 28 responden

dengan persentase sebesar 40%, dan

responden yang memperoleh informasi

mengenai produk The Body Shop melalui

iklan media cetak sebanyak 2 responden

dengan persentase sebesar 2.9%.

Sedangkan responden yang memperoleh

informasi mengenai produk The Body Shop

melalui sumber informasi lainnya sebanyak

2 responden dengan persentase sebesar

2.9%. Dapat disimpulkan bahwa dalam

penelitian ini mayoritas responden

memperoleh informasi mengenai produk

The Body Shop melalui Internet (Media

Sosial dan Youtube).

Karakteristik responden

berdasarkan jenis produk The Body Shop

yang dibeli dibagi menjadi tiga kelompok

yaitu perawatan tubuh dan wajah, parfum,

perawatan rambut, dan lainnya. Responden

yang membeli produk perawatan tubuh dan

wajah sebanyak 36 responden dengan

persentase sebesar 51.4%, responden yang

membeli parfum sebanyak 28 responden

dengan persentase sebesar 40%, responden

yang membeli produk perawatan rambut

sebanyak 3 responden dengan persentase

sebesar 4.3%, dan responden yang membeli

produk lainnya sebanyak 3 responden

dengan persentase sebesar 4.3%. Dengan

demikian, dalam penelitian ini didominasi

oleh responden yang membeli produk

perawatan tubuh dan wajah.

Karakteristik responden

berdasarkan faktor utama yang

dipertimbangkan dalam membeli produk

The Body Shop dibagi menjadi lima

Page 9: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

393

kelompok yaitu berdasarkan harga, kualitas

produk, keragaman produk, manfaat produk,

dan lainnya. Responden yang

mempertimbangkan harga sebagai faktor

utama dalam membeli produk The Body

Shop sebanyak 3 responden dengan

persentase sebesar 4.3%, responden yang

mempertimbangkan kualitas produk

sebagai faktor utama dalam membeli

produk The Body Shop sebanyak 46

responden dengan persentase sebesar 65.7%,

responden yang mempertimbangkan

keragaman produk sebagai faktor utama

dalam membeli produk The Body Shop

sebanyak 8 responden dengan persentase

sebesar 11.4%, dan responden yang

mempertimbangkan manfaat produk

sebagai faktor utama dalam membeli

produk The Body Shop sebanyak 10

responden dengan persentase sebesar 14.3%.

Sedangkan sebanyak 3 responden memiliki

pertimbangan lainnya sebagai faktor utama

dalam membeli Produk The Body Shop

dengan persentase sebesar 4.3%. Dengan

demikian, dalam penelitian ini didominasi

oleh responden yang mempertimbangkan

kualitas produk sebagai faktor utama dalam

membeli produk The Body Shop.

Karakteristik responden

berdasarkan waktu pembelian produk The

Body Shop dibagi ke dalam lima kelompok

rentang waktu yaitu Januari s/d Maret tahun

2020, April s/d Juni tahun 2020, Juli s/d

September tahun 2020, Oktober s/d

Desember tahun 2020, dan Januari s/d

Maret tahun 2021. Diketahui bahwa

responden yang melakukan pembelian

produk The Body Shop dalam rentang

waktu Januari s/d Maret tahun 2020

sebanyak 29 responden dengan persentase

sebesar 41.4%. Kemudian responden yang

melakukan pembelian produk The Body

Shop dalam rentang waktu April s/d Juni

tahun 2020 sebanyak 5 responden dengan

persentase sebesar 7.1%, dan responden

yang melakukan pembelian produk The

Body Shop dalam rentang waktu Juli s/d

September tahun 2020 sebanyak 12

responden dengan persentase sebesar 17.1%.

Selain itu, responden yang melakukan

pembelian produk The Body Shop dalam

rentang waktu Oktober s/d Desember tahun

2020 sebanyak 20 dengan persentase

sebesar 28.6%. Sedangkan responden yang

melakukan pembelian produk The Body

Shop dalam rentang waktu Januari s/d

Maret tahun 2021 sebanyak 4 responden

dengan persentase sebesar 5.7%. Dapat

disimpulkan bahwa, dalam penelitian ini

mayoritas responden yang melakukan

pembelian produk The Body Shop yaitu

dalam rentang waktu Januari s/d Maret

tahun 2020.

Table 1. Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Keterangan Jumlah Persentase

17-20 Tahun 17 24.3%

21-25 Tahun 46 65.7%

Di atas 25 Tahun 7 10%

Total 70 100%

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Page 10: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

394

Keterangan Jumlah Persentase

SMA 36 51.4%

S1 31 44.3%

S2 2 2.9%

Lainnya 1 1.4%

Total 70 100%

Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku atau Penghasilan per Bulan

Keterangan Jumlah Persentase

<Rp.2.000.000 46 65.7%

Rp.2.000.000 - Rp.3.000.000 14 20%

>Rp.3.000.000 10 14.3%

Total 70 100%

Karakteristik Responden Berdasarkan Lokasi Pembelian Produk The Body Shop

Keterangan Jumlah Persentase

Mall Malioboro 8 11.4%

Ambarrukmo Plaza 28 40%

Hartono Mall 19 27.1%

Jogja City Mall 5 7.1%

Galeria Mall 10 14.3%

Total 70 100%

Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Memperoleh Informasi The Body

Shop

Keterangan Jumlah Persentase

Internet (Sosial Media dan

Youtube)

38 54.3%

Rekan 28 40%

Iklan Media Cetak 2 2.9%

Lainnya 2 2.9%

Total 70 100%

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Produk The Body Shop yang Dibeli

Keterangan Jumlah Persentase

Perawatan tubuh dan wajah 36 51.4%

Parfum 28 40%

Perawatan rambut 3 4.3%

Lainnya 3 4.3%

Total 70 100%

Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor Utama yang Dipertimbangkan dalam

Membeli Produk The Body Shop

Keterangan Jumlah Persentase

Harga 3 4.3%

Kualitas Produk 46 65.7%

Keragaman produk 8 11.4%

Manfaat Produk 10 14.3%

Lainnya 3 4.3%

Total 70 100%

Page 11: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

395

Karakteristik Berdasarkan Waktu Pembelian Produk The Body Shop

Keterangan Jumlah Persentase

Januari s/d Maret tahun 2020 29 41.4%

April s/d Juni tahun 2020 5 7.1%

Juli s/d September tahun 2020 12 17.1%

Oktober s/d Desember tahun 2020 20 28.6%

Januari s/d Maret tahun 2021 4 5.7%

Total 70 100% Sumber: Output IBM Statistics 16, 2021.

Uji Validitas

Sah atau tidaknya suatu kuesioner

dapat diuji melalui pengujian validitas.

Apabila pernyataan dalam suatu kuesioner

mampu memperlihatkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut, maka

kuesioner tersebut dinyatakan valid

(Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini,

korelasi product moment merupakan teknik

yang digunakan untuk uji validitas. Item

pernyataan dinyatakan valid apabila nilai

signifkasinnya < 𝛼 (lebih kecil dari 0,05)

dan tidak valid apabila nilai signifikasinya

> 𝛼 (lebih besar dari 0,05) Berdasarkan hasil

uji validitas pada tabel 2 dalam penelitian

ini, dapat dilihat bahwa masing-masing

item pernyataan dari variabel Green

Packaging (X1), Green Advertising (X2),

Green Perceived Value (X3), Brand Image

(X4) dan Keputusan Pembelian (Y)

menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil

dari 0,05 (< 0,05).

Uji Realibilitas

Uji realibilitas digunakan untuk

menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya dan dapat digunakan

sebagai alat pengumpul data yang akurat

(Sugiyono, 2014). Jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten, maka

kuesioner tersebut dinyatakan reliable atau

handal. Dalam penelitian ini pengolahan

data dilakukan dengan menggunakan SPSS.

Uji reliabilitas data dapat dilakukan dengan

uji statistik Cronbach Alpha (𝛼). Nilai suatu

instrumen dikatakan reliable bila nilai

Cronbach Alpha > 0,6. Dan sebaliknya, bila

nilai Cronbach Alpha < 0,6 maka instrumen

tidak bisa dikatakan reliable.

Berdasarkan pada Tabel 3, dapat

dilihat bahwa variabel Independen yaitu

Green Packaging (X1) memiliki nilai

reliabilitas sebesar 0,815, Green

Advertising (X2) memiliki nilai reliabilitas

sebesar 0,875, Green Perceived Value (X3)

memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,778,

Brand Image (X4) memiliki nilai reliabilitas

sebesar 0,800. Sedangkan untuk variabel

Dependen yaitu Keputusan Pembelian (Y)

memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,812.

Seluruh variabel memiliki nilai Cronbach’s

Alpha lebih besar dari 0,60 atau 𝛼 > 0,60,

sehingga dapat disimpulkan bahwa item

pernyataan seluruh variabel dinyatakan

reliabel atau konsisten untuk digunakan

dalam penelitian selanjutnya.

Berdasarkan hasil ananlisis regresi

linier berganda pada Tabel 4, diketahui

persamaan Regresi Linier Berganda sebagai

berikut:

Y = 2,430 + 0,149 (X1) + 0,166 (X2) +

0,338 (X3) + 0,124 (X4) + e

Page 12: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

396

Koefisien determinasi atau adjusted R

squared (adjusted R2) digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variable

dependen. Besarnya koefisien determinasi

adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai

adjusted R2 kecil, maka dapat diartikan

variable-variabel independen mampu

memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memperdiksi variasi

variable dependen (Ghozali, 2011).

Berdasarkan Tabel 5, diperoleh nilai

Adjusted R Square adalah 0,389, hal ini

berarti 38% variabel dependen yaitu

Keputusan Pembelian dapat dijelaskan oleh

tiga variabel independen yaitu Green

Packaging, Green Advertising, Green

Perceived Value, dan Brand Image.

Sedangkan sisanya yakni 62% dijelaskan

oleh variabel lain di luar variabel penelitian

ini, seperti variabel kualitas produk dan

harga.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Green Packaging (X1) Sig Kriteria (0,05) Keterangan

GP1 0,000 0,05 VALID

GP2 0,000 0,05 VALID GP3 0,000 0,05 VALID GP4 0,000 0,05 VALID GP5 0,000 0,05 VALID GP6 0,000 0,05 VALID

Variabel Green Advertising (X2) Sig Kriteria (0,05) Keterangan

GA1 0,000 0,05 VALID GA2 0,000 0,05 VALID GA3 0,000 0,05 VALID GA4 0,000 0,05 VALID GA5 0,000 0,05 VALID

Variabel Green Perceived Value (X3) Sig Kriteria (0,05) Keterangan

GPV1 0,000 0,05 VALID GPV2 0,000 0,05 VALID GPV3 0,000 0,05 VALID GPV4 0,000 0,05 VALID

Variabel Brand Image (X4) Sig Kriteria (0,05) Keterangan

BI1 0,000 0,05 VALID BI2 0,000 0,05 VALID BI3 0,000 0,05 VALID BI4 0,000 0,05 VALID BI5 0,000 0,05 VALID

Variabel Keputusan Pembelian (Y) Sig Kriteria (0,05) Keterangan

KP1 0,000 0,05 VALID KP2 0,000 0,05 VALID KP3 0,000 0,05 VALID KP4 0,000 0,05 VALID KP5 0,000 0,05 VALID KP6 0,000 0,05 VALID

Page 13: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

397

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Kriteria Keterangan

Green Packaging (X1) 0,815 0,6 Reliabel

Green Advertising (X2) 0,875 0,6 Reliabel Green Perceived Value (X3) 0,778 0,6 Reliabel Brand Image (X4) 0,800 0,6 Reliabel

Keputusan Pembelian (Y) 0,812 0,6 Reliabel Sumber: Output IBM Statistics 16, 2021.

Berdasarkan hasil uji hipotesis

dengan uji t pada tabel 4, ditunjukkan

bahwa variabel Green Packaging tidak

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Pembelian konsumen The Body Shop. Hal

ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi

sebesar 0,272 atau lebih besar dari 0,05

(p<0,05). Dengan demikian Hipotesa 1

ditolak.

Hasil analisis tersebut menjelaskan

bahwa semakin baik ataupun semakin buruk

penilaian konsumen terhadap green

packaging tidak akan mempengaruhi

konsumen dalam melakukan pembelian

produk The Body Shop. Produsen kemasan

dan produsen produk dapat menambahkan

mekanisme formula baru untuk

meningkatkan kemungkinan konsumen

memilih produk yang memiliki kemasan

ramah lingkungan. Temuan pada penelitian

ini juga dapat menjelaskan bahwa green

packaging bukan faktor utama yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli

produk The Body Shop. Harga dari sebuah

produk merupakan aspek utama yang harus

dipertimbangkan untuk membuat kemasan

ramah lingkungan untuk mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen (Martinho,

2015). Hasil penelitian ini berbeda dengan

penelitian sebelumnya yang menyatakan

bahwa green packaging berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian

(Purnama, 2019).

Berdasarkan hsil uji hipotesis

dengan uji t, ditunjukkan bahwa variabel

Green Advertising tidak berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan Pembelian

konsumen The Body Shop. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai signifikansi

sebesar 0,290 atau lebih besar dari 0,05

(p<0,05). Dengan demikian Hipotesa 2

ditolak.

Hasil analisis tersebut menjelaskan

bahwa semakin baik ataupun semakin buruk

penilaian konsumen terhadap green

advertising tidak akan mempengaruhi

konsumen dalam melakukan pembelian

produk The Body Shop. Temuan pada

penelitian ini dapat menjelaskan bahwa

green advertising bukan faktor utama yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli

produk The Body Shop. Hal ini dapat

disebabkan karena kurangnya pemahaman

konsumen terhadap pesan peduli

lingkungan yang disampaikan melalui iklan

The Body Shop. Jika terdapat perbedaan

antara claim ramah lingkungan dan

misalnya persepsi, konsumen akan

menginterpretasikan claim tersebut hanya

sebagai sebuah gimmick marketing yang

kemudian akan mengurangi keefektifan

komunikasi dari suatu green advertising

(Kong & Zhang, 2012) Hasil penelitian ini

Page 14: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

398

tidak sesuai dengan penelitian Ridwan et al

(2018) yang menyatakan bahwa green

advertising berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil uji hipotesis

dengan uji t, ditunjukkan bahwa variabel

Green Perceived Value berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan Pembelian

konsumen The Body Shop. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai signifikansi

sebesar 0,012 atau lebih besar dari 0,05

(p<0,05). Dengan demikian Hipotesa 3

diterima.

Hasil analisis tersebut menjelaskan

bahwa semakin baik ataupun semakin buruk

green perceived value konsumen akan

mempengaruhi konsumen dalam

melakukan pembelian produk The Body

Shop. Green perceived value merupakan

penilaian konsumen secara komprehensif

atas kegunaan produk ramah lingkungan

(Juliana et al., 2020). Temuan pada

penelitian ini dapat menjelaskan bahwa

green perceived value meupakan faktor

utama yang dipertimbangkan konsumen

dalam membeli produk The Body Shop. Hal

ini dapat disebabkan karena konsumen

menilai The Body Shop memberikan value

(nilai) ramah lingkungan bagi konsumen

dibandingkan brand lainnya, untuk

memenuhi hasrat peduli lingkungan yang

dimiliki oleh konsumen, harapan produk

yang sustainable, disamping memberikan

manfaat konvensional sesuai kebutuhan

konsumen akan produk The Body Shop.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya

di mana Green Perceived Value

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian (Pramusita, 2019).

Berdasarkan hsil uji hipotesis

dengan uji t, ditunjukkan bahwa variabel

Brand Image tidak berpengaruh signifikan

terhadap Keputusan Pembelian konsumen

The Body Shop. Hal ini ditunjukkan dengan

nilai signifikansi sebesar 0,311 atau lebih

besar dari 0,05 (p<0,05). Dengan demikian

Hipotesa 4 ditolak.

Hasil analisis tersebut menjelaskan

bahwa semakin baik ataupun semakin buruk

penilaian konsumen terhadap brand image

tidak akan mempengaruhi konsumen dalam

melakukan pembelian produk The Body

Shop. Mulyadi & Zuhri (2020)

mendefinisikan brand image sebagai skema

memori akan sebuah merek, yang berisikan

interpretasi konsumen atas atribut,

kelebihan, penggunaan, situasi, para

pengguna dan karakteristik pembuat dari

produk atau merek tersebut. Meskipun

konsumen menilai kepopuleran merek,

kemudahan mengingat merek, keunikan

asosiasi merek, citra perusahaan, dan citra

produk The Body Shop sangat baik, namun

hal tersebut tidak mampu secara signifikan

mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen. Hal ini dapat disebabkan karena

konsumen menganggap The Body Shop

sama saja dengan brand kosmetik lainnya

sehingga The Body Shop tidak memiliki

image atau citra yang membuat produk The

Body Shop lebih unggul di ingatan

konsumen.

Hasil penelitian ini berbeda dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh

Makatumpias et al., (2018) yang

menunjukkan bahwa brand image

berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian. Sementara itu, hasil penelitian

ini sama dengan penelitian yang dilakukan

Page 15: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

399

oleh (Sari et al., 2014) menunjukkan bahwa

brand image tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan tabel 4, green

perceived value merupakan variabel

independen atau faktor yang paling

dominan dalam mempengaruhi keputusan

pembelian dengan nilai koefisien beta (β)

paling besar yaitu 0,338. Kesimpulan

tersebut sebelumnya dilakukan dengan

membandingkan nilai koefisien beta (β)

yang didapatkan dari hasil uji regresi linear

berganda pada Tabel 4. Dari tabel tersebut

dapat dinyatakan bahwa green perceived

value merupakan faktor yang paling

dominan mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen pada produk The

Body Shop. Karena paling dominan, maka

green perceived value menjadi faktor

terpenting dalam meningkatkan keputusan

pembelian konsumen pada produk The

Body Shop, karena konsumen The Body

Shop menerima manfaat ramah lingkungan

yang diharapkan. Oleh sebab itu, green

packaging, green advertising, dan brand

image harus ditingkatkan agar keputusan

pembelian produk The Body Shop semakin

meningkat.

Tabel 4. Hasl Uji Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.430 3.270 0.743 0.460

Green Packaging 0.162 0.146 0.149 1.109 0.272

Green Advertising 0.211 0.197 0.166 1.068 0.290

Green Perceived Value 0.555 0.215 0.338 2.584 0.012

Brand Image 0.179 0.175 0.124 1.021 0.311

Sumber: Output IBM Statistics 16, 2021.

Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 0.652a 0.452 0.389 3.251

Pengujian Hipotesis Uji t

Tabel 6. Hasil Uji t

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.430 3.270 0.743 0.460

Green Packaging 0.162 0.146 0.149 1.109 0.272

Green Advertising 0.211 0.197 0.166 1.068 0.290

Green Perceived Value 0.555 0.215 0.338 2.584 0.012

Brand Image 0.179 0.175 0.124 1.021 0.311

Sumber: Output IBM Statistics 16, 2021.

Page 16: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

400

Hasil penelitian ini memiliki

implikasi manajerial sebagai masukan

kepada pihak manajemen The Body Shop.

The Body Shop harus mampu

meningkatkan dengan memperbaiki strategi

green packaging yang sedang diterapkan.

Meskipun The Body Shop telah memiliki

green packaging yang baik, namun tidak

dapat mempengaruhi pembelian konsumen.

Strategi untuk mempengaruhi konsumen

agar melakukan pembelian melalui green

packaging dapat dilakukan dengan cara

menyertakan dan menjadikan logo

sertifikasi ramah lingkungan sebagai fokus

utama selain gambar produk pada kemasan

produk The Body Shop. Selain itu, strategi

green packaging lainnya dapat mencakup

menggunakan bahan baku dari bahan kaca

dan mengurangi atribut kemasan yang tidak

diperlukan.

Strategi green advertising juga

harus efektif dan diperluas agar menjangkau

konsumen yang lebih luas. Produk ramah

lingkungan merupakan hal yang baru bagi

konsumen produk konvensional, bahasa

yang digunakan The Body Shop dalam

pengiklanan harus menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti bagi masyarakat

awam. Isi dari konten iklan The Body Shop

harus memuat cerita tentang lingkungan

hidup yang dekat dengan kehidupan

masyarakat agar dapat lebih mudah diterima.

Berkembangnya media dan teknologi dapat

digunakan sebagai media untuk

meningkatkan kuantitas dan frekuensi video

marketing yang telah dilakukan.

Dalam hal untuk meningkatkan

green perceived value konsumen, The Body

Shop perlu untuk menjaga dan

mengembangkan manfaat dan nilai ramah

lingkungan untuk meningkatkan

kepercayaan konsumen dalam melakukan

keputusan pembelian pada produk The

Body Shop. Bahan baku yang ramah

lingkungan, kemasan yang minim sampah,

sertifikasi produk ramah lingkungan, dan

kampanye lingkungan serta komunikasi

pemasaran yang eksplisit menjaga

lingkungan, dapat digunakan untuk

meningkatkan green perceived value yang

diberikan oleh The Body Shop kepada

konsumen agar dapat meningkatkan

pembelian produk The Body Shop.

Untuk meningkatkan brand image

pada persepsi konsumen, The Body Shop

dapat meningkatkan citra perusahaan, citra

produk The Body Shop, citra produk,

meningkatkan kepopuleran merek, dan

kemudahan dalam mengingat merek serta

keunikan asosiasi merek The Body Shop

sehingga jika brand image The Body Shop

semakin baik, maka akan mempengaruhi

konsumen agar dapat melakukan pembelian

produk The Body Shop.

PENUTUP

Berdasarkan pemaparan dari hasil

penelitian dan pembahasan di atas, maka

kesimpulan dalam penelitian ini dapat

dinyatakan bahwa Green Packaging tidak

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Pembelian. Hal ini menunjukan bahwa

semakin baik ataupun semakin tidak baik

penilaian konsumen terhadap Green

Packaging maka tidak memengaruhi

konsumen dalam melakukan Keputusan

Pembelian produk The Body Shop. Green

Advertising tidak berpengaruh signifikan

terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini

menunjukan bahwa semakin menarik

Page 17: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

401

ataupun tidak menarik penilaian konsumen

terhadap program Green Advertising maka

tidak memengaruhi konsumen dalam

melakukan Keputusan Pembelian pada

produk The Body Shop.

Green Perceived Value berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian. Hal ini menunjukan bahwa

semakin tinggi Green Perceived Value yang

diperoleh konsumen maka akan semakin

mendorong peningkatan Keputusan

Pembelian produk The Body Shop. Brand

Image tidak berpengaruh signifikan

terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini

menunjukan bahwa semakin kuat ataupun

semakin lemah penilaian konsumen

terhadap Brand Image yang melekat pada

produk The Body Shop maka tidak

mempengaruhi Keputusan Pembelian

produk The Body Shop.

Berdasarkan hasil analisis data dan

kesimpulan yang telah dipaparkan, terdapat

beberapa saran yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak-pihak terkait. Berdasarkan hasil

analisis deskriptif pada variabel green

packaging, dapat ditunjukkan bahwa

indikator dari bahan daur ulang merupakan

indikator dengan penilaian terendah.

Sehingga disarankan agar The Body Shop

menunjukkan atau mengkomunikasikan

bukti sertifikasi plastik PCR (Post-

Consumer Recycled) kepada konsumen.

Selain itu, hasil analisis deskriptif pada

penelitian ini menunjukkan bahwa indikator

daya tarik visual kemasan merupakan

indikator dengan penilaian tertinggi.

Artinya, daya tarik visual kemasan The

Body Shop dinilai baik oleh konsumen,

untuk itu The Body Shop harus tetap

mempertahankan daya tarik kemasannya.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif

pada variabel green advertising, dapat

ditunjukkan bahwa isi pesan dari iklan

merupakan indikator dengan penilaian

terendah. Sehingga disarankan agar The

Body Shop menggunakan pesan tentang

kesadaran dan kepedulian isu-isu

lingkungan global secara eksplisit dengan

menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti. Selain itu, hasil analisis

deskriptif pada penelitian ini menunjukkan

bahwa indikator deskripsi iklan memiliki

penilaian tertinggi. Sehingga dapat

diartikan The Body Shop harus tetap

mempertahankan pengiklanan yang

menampilkan harmonisasi dengan alam.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif

pada variabel green perceived value, dapat

ditunjukkan bahwa manfaat lingkungan

merupakan indikator dengan penilaian

terendah. Sehingga disarankan The Body

Shop perlu mengevaluasi seberapa jauh

keberhasilan kampanye Bring Back Our

Bottles yang dilakukan dari tahun ke tahun,

atau menggunakan lebih banyak bahan baku

kaca sebagai bahan baku kemasan The

Body Shop. Selain itu, hasil analisis

deskriptif pada penelitian ini menunjukkan

bahwa fungsi ramah lingkungan memiliki

penilaian tertinggi. Artinya The Body Shop

harus tetap meningkatkan strategi produk

The Body Shop yang dinilai memberikan

nilai ramah lingkungan bagi konsumen,

seperti memperbesar persentase

penggunaan bahan alami dalam komposisi

produk The Body Shop dan tidak

melakukan uji coba pada hewan (animal-

testing).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif

pada variabel brand image, dapat

Page 18: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

402

ditunjukkan bahwa keunikan asosiasi merek

merupakan indikator dengan penilaian

terendah. Sehingga disarankan perusahaan

meningkatkan citra ramah lingkungan

sebagai keunikan produk The Body Shop

agar konsumen dapat membedakan produk

The Body Shop dari produk konvensional

lainnya, salah satunya dengan cara

memperbanyak kuantitas dan jangkauan

iklan yang berisi program CSR (Corporate

Social Responsibility) milik The Body Shop.

Selain itu, berdasarkan hasil analisis

deskriptif indikator kepopuleran merek

memiliki penilaian tertinggi. Artinya, The

Body Shop harus tetap mempertahankan

dan meningkatkan kepopuleran brand yang

dimiliki.

REFRENSI

Adiwidjaja, A. J., & Tarigan, Z. J. H. (2017).

Pengaruh Brand Image Dan Brand

Trust Terhadap Keputusan Pembelian

Sepatu Converse. Agora - Online

Graduate Humanities Journal, 5(3), 8.

Aristyowati, Novida., Maria Magdalena

Minarsih., Aziz Fathoni. (2015). Effect

of Quality Products, Brand Image and

Price Towards Purchase Decision

(Studies in Buyer OBH Combi in

Pharmacies in Semarang. Journal of

Management, 1 (1), 1-15.

Askadilla, W. L., & Krisjanti, M. N. (2017).

Understanding Indonesian Green

Consumer Behavior On Cosmetic

Products: Theory Of Planned Behavior

Model. Polish Journal of Management

Studies, 15(2), 7–15.

Chen, Y. S. (2010). Towards green loyalty:

Driving from green perceived value,

green satisfaction, and green trust.

Sustainable Development, 21(5), 294–

308.

Chen, Y. S., Chang, C. H., Yeh, S. L., &

Cheng, H. I. (2015). Green shared

vision and green creativity: the

mediation roles of green mindfulness

and green self-efficacy. Quality and

Quantity, 49(3), 1169–1184.

Chen, Y. S., Hung, S. T., Wang, T. Y.,

Huang, A. F., & Liao, Y. W. (2017).

The influence of excessive product

packaging on green brand attachment:

The mediation roles of green brand

attitude and green brand image.

Sustainability (Switzerland), 9(4), 1–

15.

Crassous, T., & Gassmann, J. (2012).

GAINING COMPETITIVE

ADVANTAGE THROUGH GREEN

MARKETING: How green marketing

is used as a competitive advantage?.

Thesis. Halmstad University.

Halmstad.

Darmawan, D. (2017). Pengaruh Kemasan

Dan Harga Terhadap Keputusan

Pembelian Produk Sayuran

Hidroponik. Agrimas, 1(1), 1–10.

Draskovic, N., Temperley, J., & Pavicic, J.

(2014). Comparative Perception(S) of

Consumer Goods Packaging: Croatian

Consumers Perspective(S).

International Journal of Management

Cases, 11(2), 154–163.

Fakhrunissa, R. A., Kusdibyo, L., & Kania,

R. (2020). Persepsi Wanita Millennial

terhadap Produk Kecantikan Hijau. In

Prosiding Industrial Research

Workshop and National Seminar,

11(1), 1030-1034.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis

Page 19: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

403

Multivariate dengan Program SPSS.

Edisi Ketujuh. Semarang : Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Hakim, R. T., & Susilowati, C. (2013).

Pengaruh Persepsi Iklan , Kesadaran

Merek , Citra Merek terhadap Sikap

pada Merek dan Keputusan Pembelian

(Studi pada Produk Pestisida Merek

Sidamethrin 50 EC ). Jurnal Aplikasi

Manajemen, 11(4), 537–546.

Hiqmah, F. (2016). Observasi Tren Perilaku

Pembelian Hijau Konsumen Indonesia

Di Berbagai Industri. Journal of

Business & Banking, 6(1), 27–44.

Khandelwal, U., & Bajpai, N. (2011). A

Study on Green Advertisement and its

Impact on Consumer Purchase

Intention. Journal of Creative

Communications, 6(3), 259–276.

Kotler, P. & Keller, K. L. (2009).

Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi

Ke-13. Jakarta: Erlangga.

Lam, A. Y. C., Lau, M. M., & Cheung, R.

(2016). Modelling the Relationship

among Green Perceived Value, Green

Trust, Satisfaction, and Repurchase

Intention of Green Products.

Contemporary Management Research,

12(1), 47–60.

Leonidou, L. C., Leonidou, C. N.,

Palihawadana, D., & Hultman, M.

(2011). Evaluating the green

advertising practices of international

firms: A trend analysis. Studies in

Economics and Finance, 28(1), 6–33.

Martinho, G., Pires, A., Portela, G., &

Fonseca, M. (2015). Factors affecting

consumers’ choices concerning

sustainable packaging during product

purchase and recycling. Resources,

Conservation and Recycling, 103, 58–

68.

Mulyadi, A. I., & Zuhri, S. (2020). Analisis

Strategi Brand Image Kedai Kopi

“MOENG KOPI” Melalui Media

Sosial Instagram. Jurnal Ilmu

Komunikasi, 10(2), 109–124.

Peter, P. J., & Olson, J. C., (2009).

Customer Behavior. Jilid 2, Edisi

Kelima (alih bahasa Damos

Sihombing. Jakarta: Erlangga.

Pramusita, R. D. (2019). Pengaruh Green

Perceived Value Terhadap Keputusan

Pembelian Melalui Citra Merek

Sebagai Mediator. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Malang. Malang.

Prasad, R. K., & Jha, M. K. (2014).

Consumer buying decisions models: A

descriptive study. International

Journal of Innovation and Applied

Studies ISSN, 6(3), 2028–9324.

Purnama, H. (2019). The effect of green

packaging and green advertising on

brand image and purchase decision of

Teh Kotak product. Advances in Social

Science, Education and Humanities

Research, 308(Insyma), 132–135.

Rahbar, E., & Wahid, N. A. (2011).

Investigation of green marketing tools’

effect on consumers’ purchase

behavior. Business Strategy Series,

12(2), 73–83.

Santoso, I., & Fitriyani, R. (2016). Green

Packaging, Green Product, Green

Advertising, Persepsi, dan Minat Beli

Konsumen. Jurnal Ilmu Keluarga Dan

Konsumen, 9(2), 147–158.

Severi, E., & Ling, K. C. (2013). The

mediating effects of brand association,

brand loyalty, brand image and

Page 20: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4

Vol. 6, No. 2, 2021 Mei: 385-404 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

404

perceived quality on brand equity.

Asian Social Science, 9(3), 125–137.

Suryani, S., & Rosalina, S. S. (2019).

Pengaruh Brand Image, Brand Trust,

Dan Kualitas Layanan Terhadap

Keputusan Pembelian Ulang Dengan

Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel

Moderating. Administrasi Bisnis,

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta,

04(1), 41–53.

Wilson, N., Theodorus, E., & Tan, P. (2017).

Analysis of Factors Influencing Green

Purchase Behavior : a Case Study of

the Cosmetics Industry in Indonesia.

Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora,

Dan Seni, 1(2), 453–464.

Zhang, G., & Zhao, Z. (2012). Green

Packaging Management of Logistics

Enterprises. Physics Procedia, 24,

900–905.