43
BUKU PROGRAM Seminar Nasional Himpunan Informatika Pertanian Indonesia ( H I P I ) 6 - 7 Agustus 2009 Seameo-Biotrop, Bogor-Jawa Barat, Indonesia Tema: Kebijakan dan Aplikasi Teknologi Informasi untuk Peningkatan Daya Saing Agribisnis Indonesia Penyelenggara: Himpunan Informatika Pertanian Indonesia (HIPI) Institut Pertanian Bogor (IPB) Departemen Pertanian RI

jurnal Hipi

  • Upload
    robitea

  • View
    92

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal hipi

Citation preview

  • BUKU PROGRAM

    Seminar Nasional Himpunan Informatika Pertanian Indonesia

    ( H I P I ) 6 - 7 Agustus 2009

    Seameo-Biotrop, Bogor-Jawa Barat, Indonesia

    Tema: Kebijakan dan Aplikasi Teknologi Informasi untuk

    Peningkatan Daya Saing Agribisnis Indonesia Penyelenggara: Himpunan Informatika Pertanian Indonesia (HIPI) Institut Pertanian Bogor (IPB) Departemen Pertanian RI

  • Kata Pengantar

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat-Nya sehingga dapat diselesaikannya pembuatan Buku Program Seminar Nasional Himpunan Informatika Pertanian Indonesia dengan tema Kebijakan dan Aplikasi Teknologi Informasi untuk Peningkatan Daya Saing Agribisnis Indonesia, yang dilaksanakan di Seameo-Biotrop, Bogor - Jawa Barat, pada tanggal 6-7 Agustus 2009.

    Seminar Nasional Himpunan Informatika Pertanian Indonesia bertujuan : 1) melakukan ekspose berbagai aplikasi berbasis TIK (Teknik Informasi dan Komunikasi) yang sedang dan telah diteliti, dikembangkan dan diterapkan pada bidang pertanian untuk peningkatan daya saing agribisnis Indonesia, 2) memperkuat peran dan kolaborasi berbagai pihak mencakup praktisi, akademisi, peneliti, pemerhati, dan pembuat kebijakan untuk bersama-sama mencari dan memberi solusi terbaik bagi permasalahan pertanian global dan nasional melalui pendayagunaan TIK.

    Seminar Nasional Himpunan Informatika Pertanian Indonesia membahas 41 makalah, kongres, dan sosialisasi UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik). Pada hari pertama dipresentasikan tiga makalah undangan dan 38 makalah umum yang dibagi dalam 3 kelompok paralel. Pada hari ke dua dilaksanakan kongres HIPI dan sosialisasi UU ITE. Peserta terdiri dari instansi pemerintah, peneliti, perguruan tinggi dan swasta.

    Besar harapan kami, seminar HIPI menjadi salah satu sarana bertukar informasi dan menjalin silaturahmi antar peneliti, peminat dan pemerhati masalah informatika khususnya aplikasinya di bidang pertanian. Akhir kata, kami mengucapkan selamat mengikuti acara seminar HIPI tahun 2009 .

    Bogor, 6 Agustus 2009

    Panitia

  • Daftar Isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii Pedoman Seminar 1 Tata Tertib Persidangan 2 Jadwal Acara 3 Abstrak Makalah Umum Kelompok GIS dan Sistem Dinamik 5 Abstrak Makalah Umum Kelompok Sistem Informasi dan Telecenter Abstrak Makalah Umum Kelompok Aplikasi Artificial Intelligent Susunan Panitia

  • Pedoman Seminar

    1. Hari pertama (6 Agustus 2009) dilaksanakan pembukaan, presentasi 2 pembicara kunci, presentasi 3 makalah undangan dan 38 makalah umum terbagi dalam tiga kelompok yang dilaksanakan secara paralel, masing-masing kelompok terdiri dari 13 makalah. Pada malam hari dilaksanakan acara makan malam dan ramah tamah

    2. Hari ke dua (7 Agustus 2009) dilaksanakan kongres yang membahas AD/ART, pemilihan dan penetapan kepengurusan HIPI, persiapan penyelenggaraan AFITA 2010. Acara dilanjutkan dengan presentasi sosialisai UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)

    3. Setiap peserta mendapat seminar kit yang terdiri dari buku program, ATK, CD Prosiding dan tanda pengenal (Name Tag). Buku program berisi susunan acara dan abstrak makalah umum yang dipresentasikan.

    4. Sertifikat peserta dan pemakalah disediakan dan diberikan pada akhir seminar hari pertama.

    5. Proseding dalam bentuk buku dijual dengan harga Rp 100 000,-, dapat dibeli pada akhir seminar hari pertama.

  • Tata Tertib Persidangan

    1. Sidang dipimpin oleh seorang moderator

    2. Waktu yang disediakan untuk presentasi adalah 10 menit per makalah. Diskusi dilakukan setelah semua makalah pada suatu sesi dipresentasikan.

    3. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan atau tertulis pada lembar pertanyaan yang disediakan oleh panitia. Pertanyaan lisan akan dijawab secara lisan oleh pembicara, dan pertanyaan tertulis akan dijawab secara tertulis pada lembar pertanyaan.

    4. Demi kelancaran pemakaian media presentasi, file-file presentasi hendaknya sudah di-copy kepada panitia pada waktu pendaftaran peserta.

    5. Panitia tidak menyediakan operator untuk membantu pengoperasian media presentasi.

  • Susunan Acara Seminar Nasional dan Kongres HIPI

    Kamis, 6 Agustus 2009

    08:30-09:00 Pendaftaran Peserta

    09:00-09:30

    Pembukaan 1. Sambutan Ketua Panitia 2. Sambutan Ketua HIPI 3. Pembukaan oleh Rektor IPB

    09:30-10:30

    Pembicara Kunci Pengantar : Kudang Boro Seminar

    1. Dr. Anton Apriyantono, MS (Menteri Pertanian RI) 2. Dr. Mohammad Nuh (Menteri Komunikasi dan Informatika RI)

    10:30-10:45 Rehat kopi

    10:45-12:00

    Pembicara Undangan Moderator : M.Tassim Billah

    1. Judul paper Betty Alisyahbana (Praktisi bidang IT) 2. Judul paper Ir. Tatang Hadinata (Praktisi bidang agribisnis) 3. Judul paper Prof. Handoko

    11:45-13:00 Ishoma

    13:00-16:15

    Sesi Kelompok Makalah Umum

    Kelompok A : GIS dan Sistem Dinamis (13 Makalah) Kelompok B : Sistem Informasi dan Telecenter (12 Makalah) Kelompok C : Aplikasi Artificial Intelligent (13 Makalah )

    16:15-16:30 Rehat Kopi 16:30-17:00 Rumusan Hasil Seminar

    18:30-21:00 Makan Malam dan Ramah Tamah

    Jumat, 7 Agustus 2009

    Waktu Acara 08:30-09:30 Moderator : Kudang Boro Seminar

    Kongres HIPI 1. Pembahasan dan Penetapan AD/ART 2. Pemilihan dan Penerapan Pengurus 3. Persiapan AFITA 2010

    09:30-09:45 Rehat Kopi 09:45-10:45 Moderator : Zaenal Hasibuan

    Sosialisasi UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi

    10:45-11:15 Penutup

  • Kelompok A

    GIS dan Model Dinamik Tempat: Ruang Paralel A

    13:00-14:00 Sesi A 1 Moderator : Roni Kastaman

    1. Peningkatan Kualitas Informasi pada Proses Pengolahan dan Analisis Data Iwa Sungkawa, (tidak ada abstrak di file makalah)

    2. Pengumpulan Data di Areal Sawah Menggunakan SIG Paulus Basuki Kuwat Santoso 3. Pemetaan Kebun Tebu Bongkar Ratoon dan Kebun BIbit di Jawa Timur Baba Barus, Manijo, Reni, K. , D. Shiddiq, M. Ermyanila dan K. Munibah 4. Land Evaluation to Support Land Use Planning using Geographic Information

    Systems and Goal Programming (A Case Study of Depok Municipality, West Java Province) Edi Minaji Pribadi , Hartrisari Hardjomidjojo, Agus Wibowo

    14:00-15:00 Sesi A 2 Moderator : Iwa Sungkawa

    1. Pengembangan Sistem Informasi Spasial Berbasis Web (webGIS) untuk Sinergi Rehabilitasi DAS Kritis Nasional Suria Darma Tarigan

    2. SIG dalam Pertanian Presisi Sigit Prabawa, Bambang Pramudya, I Wayan Astika, Radite Praeko Agus Setiawan, Ernan Rustiadi

    3. Implementasi SIG dalam Pengelolaan Manajemen Produksi Tanaman dan Kebun Terra Christin Wahyuningsih dan Susilowardani

    4. Development of web GIS for fisheries Surveillance in Fisheries Management zone of Indonesia Donny Wicaksono (tidak bisa dibuka dengan MS 2003)

    15:00-16:15 Sesi A 3 Moderator : Sigit Prabowo

    1. Model of Ecosystem-Based Management Approach in Lombok Island Ersa Herwinda , Hartrisari Hardjomidjojo, Iwan Setiawan

    2. Model Dinamika sistem kerusakan hutan di kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi Utari Dwipayanti, Roni Kastaman, Chay Asdak

    3. Pengembangan Sistem Penghitungan Karbon Nasional di Indonesia Wardoyo (tidak bisa dibuka dengan MS 2003)

    4. The Climate Analysis With Normal Isohyet Approach Of Rainfall (Case Study: Bandung Regency)

    Zainul Arham1 and Syopiansyah Jaya Putra1

    5. Pendekatan Sistem Dinamis Dalam Penentuan Kebijakan Produksi Padi Regional Andri Bagio, Eriyatno, Kudang Boro Seminar, Indah Yuliasih

  • Kelompok B Sistem Informasi dan Telecenter

    Tempat: Ruang Paralel B

    13:00-14:00 Sesi B 1 Moderator : SC Khoironi

    1. Sistem Informasi Harga produk pertanian Berbasis SMS I wayan Astika, Mohamad Solahudin, Raja Faizal M, M. Praja Aji Nugraha 2. Pelelangan dan Penjualan online Produk Pertanian (Studi Kasus Pelelangan teh

    Indonesia) Darso Sayat (tidak ada abstrak di file makalah)

    3. Sistem Informasi Supply Chain Management System di Bidang Agribisnis Andy Paul Harianja1 , Zainal A Hasibuan2

    4. Pengembangan Sistem Jasa Konsultasi Botani Online Sutarsyah dan Kudang Boro Seminar

    14:00-15:00 Sesi B 2 Moderator : Ibrahim 1. Pemanfaatan Aplikasi Multimedia sebagi Sarana Penyebarluasan informasi dan

    Penyuluhan Subandrio, Eko Nugroho, Andry Polos

    2. Pemanfaatan ICT sebagai Media Desiminasi Teknologi Kemasan Transportasi untuk Komoditas Hortikultura

    Emmy Darmawati1, Ani Silvia2, Agung Rochmadi2

    3. SIPAVAR: Sistem Pakar Penentuan Varietas Tanaman Padi Sawah Salman Widodo, Setyo Pertiwi, Abdul Kariem Makarim

    4. Sistem Informasi Panen dan Produktivitas Padi Bubun Muhammad Hasbulloh , Setyo Pertiwi , Abdul Kariem Makarim

    15:00-16:00 Sesi B 3 Moderator : Nur Yudiono 1. Detil Kebutuhan Informasi Perencanaan Sumberdaya Air dan Ketersediaan Air M. Yanuar J. Purwanto

    2. Pemanfaatan unit Pelayanan Media Informasi Terpadu (UPMIT) dalam Mendukung Pembangunan Pertanian dan Pedesaan di Indonesia

    Cahyono Tri wibowo (tidak bisa dibuka dengan MS 2003)

    3. Penyelenggaraan Lomba Situs Web Pertanian sebagai Pemicu Implementasi Kebijakan

    Masnudi Astho

    4. Sistem Informasi Berbasis Web untuk Mendukung Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran Bidang Keteknikan Pertanian

    Roni Kastaman

    Kelompok C Aplikasi Artificial Intelligent

    Tempat: Ruang Paralel C

    13:00-14:00 Sesi C - 1 Moderator : Ade Kramadibrata

  • 1. Pengembangan Perangkat Lunak Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Hayati untuk Ketahanan Pangan

    Mustafril, Budi I. Setiawan, Yanuar J. Purwanto Lilik B. Prasetyo, Drajat Martianto

    2. Pengembangan Extensi Jaringan Syaraf Tiruan dalam Arcview-GIS untuk memprediksi Produktivitas Lahan Perkebunan

    Hermantoro Sastrohartono dan Rudiyanto

    3. Pendugaan Distribusi Vertikal Klorofil-A Berdasarkan Neural Network Ach. Fachruddin Syah, Jonson Lumban Gaol, Kudang Boro Seminar

    4. Sistem Monitoring Pertumbuhan Tanaman Dan Lingkungan Mikro Didalam Greenhouse Menggunakan Field Server

    Chusnul Arif, Budi I Setiawan, Herry Suhardiyanto, Y Aris Purwanto

    14:00-15:00 Sesi C - 2 Moderator : Hermantoro Sastrohartono

    1. Analisis Kinerja Perangkat Lunak Pengolah Citra Dengan Menggunakan Beberapa Metode Klasifikasi untuk Menentukan Kualitas Buah Manggis

    Roni Kastaman

    2. Komparasi Ambang Batas Statistik Dengan Jaringan Syaraf Tiruan Dalam Evaluasi Mutu Jeruk Keprok Zainul Arham ,Sutrisno,Kudang Boro Seminar, Usman Ahmad, I Dewa Made Subrata

    3. Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan untuk Pendugaan Mutu Peram Pisang Raja Bulu setelah Penyimpanan Sutrisno1, Ismi M. Edris2, Sugiyono3

    4. Pemutuan Buah Jeruk Pontianak Berdasarkan Ukuran Dan Warna Menggunakan Pengolahan Citra

    Usman Ahmad

    15:00-16:15 Sesi C - 3 Moderator : Nugroho Setyabudi

    1. Penentuan Kombinasi Perlakuan Pasca Panen Menggunakan Response Surface Methodology

    Andriani Lubis, Emmy Darmawati, Sutrisno 2. Model Penilaian Cepat Untuk kinerja Industri Minyak sawit mentah Hartrisari (tidak ada abstrak di file makalah)

    3. Food and Security in Highland and Coastal Areas Dadang Sukandar, Ali Khomsan, Hadi Riyadi, Faisal Anwar, dan Eddy S

    Mudjajanto

    4. Simulasi Dispersi Gas Polutan dari Cerobong ke Lingkungan dengan Pendekatan Computational Fluid Dynamics ( CFD )

    Agus Ghautsun Niam, Kudang Boro Seminar, Arief Sabdo Yuwono

    5. Analisis kebutuhan informasi yang diperlukan dalam pengembangan wilayah berwawasan lingkungan

    Ade Kramadibrata (tidak ada abstrak di file makalah)

  • ABSTRAK MAKALAH UMUM KELOMPOK A

    (GIS DAN SISTEM DINAMIK)

  • SESI A-1

    PENGUMPULAN DATA DI AREAL SAWAH MENGGUNAKAN SITEM INFORMASI GEOGRAFI

    Paulus Basuki Kuwat Santoso

    ABSTRAK

    Lahan sawah merupakan suatu area yang terbentuk dari petakan-petakan yang dibatasi oleh galengan dan merupakan suatu polygon yang dapat dipandang sebagai data spasial. Data spasial lahan sawah dapat digunakan sebagai masukan ke dalam Sistem Informasi Geografis yang komprehensip dan terintegrasi untuk dapat memberikan informasi tentang data spasial luas baku sawah, luas tanam, dan luas panen.

    Pertama, setiap petak sawah harus terpetakan dan merupakan peta lahan baku sawah. Pemetakan ini dapat dilakukan dengan menggunakan tehnik pengindaraan jauh, proses citra satelit, atau menelusuri dan merekam jalur dengan menggunakan alat penerima sinyal GPS. Kedua, alat penerima sinyal GPS digunakan untuk mengukur luas tanam dan luas panen. Untuk mendapatkan luas tanam dapat diukur areal tanamnya atau mengukur areal yang belum ditanami, sehingga berdasarkan data spasial luas baku sawah akan diperoleh luas tanam dengan cara mengurangkan selisihnya. Ketiga, dengan menggunakan alat penerima sinyal GPS diukur luas panen dengan cara merekam areal panen atau yang belum panen untuk medapatkan data luas panen. Data luas panen ini dapat diperoleh dengan mengurangkan luas tanam dengan luas belum panen. Dengan diperolehnya data luas tanam, data luas panen, maka dengan angka produktivitas yang diketahui kita akan mendapatkan nilai berapa besarnya produksi.

    Metode ini dilakukan di tingkat administrasi desa dan untuk memperoleh data di tingkat kecamatan, dapat dilakukan akumulasi dari data tingkat desa, dan begitu seterusnya untuk data tingkat kabupaten/kota, propinsi, dan nasional. Kata kunci : Peta Baku Sawah, Luas Tanam, Luas Panen, GPS

  • PEMETAAN KEBUN TEBU BONGKAR RATOON DAN KEBUN BIBIT DI PROVINSI JAWA TIMUR

    Kasus : Transfer Pemetaan Partisipasi Petani Tebu Dan Pengembangan Database

    Baba Barus1, Manijo1, Reni, K. 1, D. Shiddiq1, M. Ermyanila1 dan K. Munibah1

    1Staf Peneliti Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah LPPM, IPB

    Email [email protected]

    ABSTRAK

    Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur melakukan pemetaan kebun tebu dan kebun bibit seluruh Provinsi Jawa Timur dengan pendekatan partisipasi masyarakat, yang tujuan utamanya adalah mendapatkan data secara benar untuk selanjutnya dipakai untuk pengembangan program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam kegiatan ini diuraikan berbagai isu dalam proses transfer hasil pemetaan partisipatif berbasis GPS (Global Positioning System) yang dilakukan petani tebu untuk keperluan pembangunan database secara spasial berbasis Sistem Informasi Geografis. Dari database tersusun tersebut akhirnya dikembangkan program perbaikan bibit tebu dan distribusi pupuk untuk petani tebu di Jawa Timur.

    Kata kunci: Pemetaan partisipasi, database spasial, pengembangan program pertanian tebu

  • LAND EVALUATION TO SUPPORT LAND USE PLANNING USING GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEMS AND GOAL PROGRAMMING (A CASE STUDY OF DEPOK MUNICIPALITY, WEST JAVA PROVINCE)

    Edi Minaji Pribadi , Hartrisari Hardjomidjojo, Agus Wibowo

    ABSTRACT

    Land evaluation is an important part in the land use planning process. It assesses the suitability of land for specified land uses based on matching the qualities of different land units in a specific area, with the requirements of potential land use. The result of the evaluation is classification of land suitability for specific land uses. The research aims: 1) to analyze the land use based on land suitability for paddy field, dry land cultivation and protected area; 2) to arrange the optimization model for land utilization by considering the socioeconomic and environmental aspects; and 3) to determine the allocation of land

    utilization for paddy field, dry land cultivation and protected area. Integration between Geographic Information Systems (GIS) and Goal Programming

    (GP) to conduct land evaluation with a view to generate recommendation for optimal land allocation considering the socio-economic and environmental goals.

    The result of land suitability analysis showed that most of land is suitable for paddy field and dry land cultivation. Only a few of the existing areas was cultivated on land under poorly suitable class, i.e. around 0.05% and 0.15% for paddy field and dry land cultivation, respectively. The rest is cultivated on S1 (highly suitable) and S2 (moderate suitable). The mapping using GIS analysis showed that the protected area should cover 2,097.50 Ha of which about 621.35 Ha has been converted for settlement and industries.

    Optimizing land utilization was carried out by integrating economic, social (employment), and environmental (ecological) goals through multi-objectives of optimization method. Goal Programming (GP) can be used to optimize the available land resources to achieve these goals. Optimal land utilization in this study using GP increased the total areas of paddy fields and dry land cultivation categorized as cultivated areas. The total cultivated areas increased from the existing condition of 4,843.63 Ha to 4,854.42 Ha.

    The land allocation for paddy field and dry land cultivation according to GP would increase land productivity and labour input. The value of land productivity would increase to Rp. 30,811,129,271 per year from the yearly target of Rp. 30,811,103,144 per year, while labour input increased from the target of 1,478,966 workdays per year to 1,486,179 workdays per year. The increase of cultivated agriculture area was extended to the existing bare land or grass land which belonging to the S1 or S2 of the land suitability class and should not be categorized as protected area. The total land allocation for protected area is about 1,476.15 Ha.

    Key words: Land Evaluation, Paddy Field, Dry Land Cultivation, Protected Area, GIS, Goal Programming

  • SESI A-2

    PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS WEB (WebGIS) UNTUK SINERGI REHABILITASI DAS KRITIS NASIONAL

    Suria Darma Tarigan

    Program Studi DAS IPB [email protected]

    ABSTRAK

    Secara nasional terdapat 62 DAS super kritis yang segera harus direhabilitasi. Di Pulau Jawa sendiri terdapat sebanyak 16 DAS super kritis yang kondisi kekritisannya membahayakan ketahanan pangan nasional. Di pantai utara Pulau Jawa, jutaan hektar sawah ber-irigasi menggantungkan sumber airnya dari fungsi hidrologis DAS kritis tersebut. Jika rehabilitasi DAS kritis ini tidak berjalan efektif maka keberadaan sawah produktif di PANTURA - Pulau Jawa tersebut akan terancam banjir pada musim penghujan dan kekurangan air pada musim kemarau. Untuk mencegah hal tersebut, maka pemerintah melakukan rehabilitasi DAS kritis secara besar-besaran. Sejak tahun 2003, triliunan rupiah sudah digunakan oleh berbagai institusi lintas sektoral untuk merehabilitasi DAS kritis di seluh Indonesia. Namun demikian belum dirasakan efektifitas program rehabilitasi DAS kritis tersebut. Salah satu penyebab ketidakefektifan rehabilitasi DAS kritis adalah karena masing-masing sektor menjalankan program rehabilitasi secara sendiri-sendiri pada satu DAS tanpa koordinasi yang terintegrasi dengan sektor lain. Disamping itu masyarakat luas mengalami kesulitan untuk memantau efektifitas kegiatan rehabilitasi DAS yang sudah dilakukan karena datanya tersebar diberbagai Departemen Teknis. Data kegiatan rehabilitasi GERHAN terdapat pada Dirjen RLPS-Departemen Kehutanan, data kegiatan rehabilitasi GN-KPA terdapat pada Dirjen Sumber Daya Air - Departemen PU. Sementara itu, indikator kekritisan DAS berupa debit minimum/debit maksismum ada pada BP DAS Departemen Kehutanan dan pada Dirjen Sumber Daya Air Departemen PU. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem infrormasi spasial berbasis web yang memungkinkan semua stakeholder untuk melakukan pertukaran informasi lintas sektoral kegiatan rehabilitasi DAS kritis dan melakukan berbagai analisis data spasial melalui internet. Arsitektur system informasi menggunakan three tier systems dengan backend database server menggunakan PostGIS/PostgreSQL, visualisasi peta spasial menggunakan mapserver, CMS menggunakan Drupal. Klien dapat melakukan visualisasi and analisis data spasial tanpa melakukan instalasi software GIS, cukup dengan menggunakan browser internet yang umum (WebGIS). Dengan demikian masyarakat luas tanpa pengetahuan GIS yang mendalam dapat melakukan akses dan memantau kegiatan rehabilitasi DAS Kritis Nasional melalui system ini.

    Kata kunci: WebGIS, Informasi spasial, Berbasis web, Rehabilitasi DAS, Pertukaran informasi

  • SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PERTANIAN PRESISI Aplikasi pada Kegiatan Pemupukan di Perkebunan Tebu

    Sigit Prabawa1, Bambang Pramudya2, I Wayan Astika2, Radite Praeko Agus

    Setiawan2, Ernan Rustiadi3

    1 Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Brojonegoro 1, E-mail [email protected]

    2 Staf Pengajar pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor 3 Staf Pengajar pada Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

    ABSTRAK

    Pertanian presisi merupakan informasi dan teknologi pada sistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan. Tujuan dari pertanian presisi adalah mencocokkan aplikasi sumber daya dan kegiatan budidaya pertanian dengan kondisi tanah dan keperluan tanaman berdasarkan karakteristik spesifik lokasi di dalam lahan. Pertanian presisi merupakan revolusi dalam pengelolaan sumber daya alam berbasis teknologi informasi. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System) dalam pertanian presisi meliputi Sistem Informasi Geografis (Geographical Information System), Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System), dan data (crop models & field history)

    Pertanian presisi sebagai teknologi baru yang sudah demikian berkembang di luar Indonesia perlu segera dimulai penelitiannya di Indonesia untuk memungkinkan perlakuan yang lebih teliti terhadap setiap bagian lahan. Maksud tersebut dapat dicapai dengan pertanian presisi melalui kegiatan pembuatan peta hasil (yield map), peta tanah (soil map), peta pertumbuhan tanaman (growth map), peta informasi lahan (field information map), penentuan laju aplikasi (variable rate application), pembuatan yield sensor, pembuatan variable rate applicator, dan lain-lain. Penggabungan peta hasil, peta tanah, dan peta pertumbuhan tanaman menghasilkan peta informasi lahan (field information map) sebagai dasar perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi yaitu dengan diperolehnya variable rate application.

    Pada penelitian ini tidak dilakukan pembuatan yield sensor dan variable rate applicator. Data hasil diperoleh dari pemanenan tebu secara manual. Aplikasi pupuk dilakukan secara manual. Pembuatan peta tidak berdasarkan geo-referencing dengan global positioning system (GPS) tetapi dengan pemetaan secara konvensional. ArcView 3.3 digunakan untuk membuat peta spasial parameter-parameter seperti kandungan hara tanah N, P, K; kandungan hara daun N, P, K; jumlah anakan tebu, jumlah daun, tinggi tebu, diameter tebu, persentase gap, kadar air tanah, jumlah tebu roboh, bobot biomassa tebu, persentase penutupan gulma, bobot tebu, bobot nira, nilai Brix, nilai Pol, nilai Purity, rendemen, dan taksasi tebu. Peta dari lahan yang menjadi cakupan penelitian ini didigitasi dengan ArcView 3.3 dan parameter-parameter pengamatan dimasukkan sebagai atribut peta tersebut. Peta spasial hasil penelitian ini juga menunjukkan kekurangan dan kelebihan pupuk serta dosis aplikasi pupuk yang dibutuhkan.

    Kata kunci : sstem informasi geografis, pertanian presisi, pemupukan.

  • IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM PENGELOLAAN MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN PADA

    PERUSAHAAN PERKEBUNAN

    Terra Christin Wahyuningsih dan Susilowardani

    ABSTRAK

    Selaras dengan perkembangan lingkungan bisnis, dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki, Perusahaan Perkebunan menganut asas Profit, People, dan Planet.Dalam upaya memujudkan paradigma barunya tersebut sudah selayaknya Perusahaan Perkebunan menerapakan Precision Agriculture

    Precision farming merupakan pengelolaan tanaman/lahan di lapangan dengan mempertimbangkan keragaman lokasi/areal dan waktu/temporal dengan seefektif mungkin, sehingga dapat menyelaraskan aplikasi input bahan (agrochemicals) & semua tindakan budidaya lainnya sesuai dengan sifat tanah dan kebutuhan tanaman serta sesuai dengan pola spasial dan temporal pada satuan lahan terkecil dengan dasar pertimbangan tekno-ekonomis sehingga dapat mengeksploitasi produksi potensial tanaman, memaksimalkan profit & meminimalkan resiko, serta menjaga kelestarian lingkungan.

    Dalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, maka salah satu pendukung utamanya adalah perlunya implementasi teknologi Sistem Informasi Geografis (S I G) di Perkebunan. Dengan penerapan SIG ini memungkinkan semua sumber daya lahan perkebunan dapat terinventaris dan terpetakan dengan akurat yang akan memudahkan dalam pengelolaannya, selain memodifikasinya sehingga memungkinkan pengelolaan yang lebih optimal.

    Dengan penerapan SIG ini, maka kegiatan teknis budidaya, khususnya pemupukan, pengendalian Jasad pengganggu, dan terutama manajemen panen dapat terkelola dengan optimal.

    Makalah ini menguraikan tentang manfaat dan tahapan implementasi, kendala serta tantangannya, khususnya di masa yang akan datang.

    Kata kunci: Implementasi SIG, Perusahaan Perkebunan, eksploitasi produksi potensial tanaman, memaksimalkan profit, meminimalkan resiko, serta menjaga kelestarian lingkungan

  • SESI A-3

    MODEL OF ECOSYSTEM-BASED MANAGEMENT APPROACH IN LOMBOK ISLAND

    Ersa Herwinda , Hartrisari Hardjomidjojo, Iwan Setiawan

    ABSTRACT

    Over the years, national development approaches in Indonesia is mainly focused on economic dimension. Most of the time these efforts marginalized the ecosystem function sustainability, which eventually will lead to the degradation of ecosystem quality. Ecosystem management approach focused on the ecological function of the natural system, regardless the administrative boundaries. The application of ecosystem approach will help to reach a balance of conservation and sustainable use of biological diversity. Biosphere reserve is one application type of ecosystem management approach which has clearly defined management boundary. On management level, it has zonation pattern for conservation and development.

    The objective of this study is to explore a model of ecosystem-based management in Lombok Island. This study is conducted using biosphere reserve approach as the first step in identifying measures for sustainable land use in Lombok Island. The study aim is to explore the possibility to model an ecosystem based management approach in the study area.

    The ecosystem-based approach in this research imitates several human-ecosystem models. Integration of several models is used because there is no exact model in ecosystem-based approach. The similarity lies in the general procedures of delineating zonation. The main procedures involved in this study are multistakeholder forum for ecosystem delimitation, social-economic analysis, conservation value analysis, vulnerability assessment and option evaluation.

    The result of this study shows that ecosystem-based management approach can be modeled in Lombok Island. The community preference diagram is created to show the community preference to the ecosystem value. Social-economic map is created to show the social-economic pattern and pressure to the study area. Zonation map is created to show the importance of the conservation value within study area. Vulnerability map is created to show the risk area in spatially explicit manner. These maps are used as the basis to define what option that can be performed in a specific area. One of the options recommended is to re-evaluate the land status of 64 km2 of core area with potentially the highest risk social-economic pressure, 273 km2 of core area with moderate risk and 1,126 km2 with low risk are recommended to be maintained as core area with resource conservation priority.

  • MODEL DINAMIKA SISTEM KERUSAKAN HUTAN DI KECAMATAN CIEMAS KABUPATEN SUKABUMI

    Utari Dwipayanti1, Roni Kastaman2, Chay Asdak2

    1Alumni Jurusan Teknik & Manajemen Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian - Universitas Padjadjaran

    2Staf Akademik Jurusan Teknik & Manajemen Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian - Universitas Padjadjaran

    ABSTRAK

    Hutan merupakan salah satu penentu sistem penyangga kehidupan dan sumber kemakmuran rakyat. Saat ini keberadaannya semakin terancam dengan meluasnya kerusakan hutan. SM Cikepuh dan CA Cibanteng adalah kawasan hutan yang memiliki tingkat kerusakan yang cukup parah. Kedua kawasan hutan tersebut berada di Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Tingkat kerusakannya diperkirakan > 60% dari total luas kawasan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat kerusakan hutan serta membantu dalam pengambilan kebijakan terbaik untuk menyelesaikan masalah kerusakan hutan di Kecamatan Ciemas. Metode yang digunakan adalah metode pemodelan sistem dinamika dengan bantuan komputer untuk mensimulasikan model tersebut. Berdasarkan hasil simulasi pada model dasar (skenario I), besarnya luas kerusakan hutan pada skenario ini pada tahun 1999 adalah sebesar 2793.18 ha atau 32.57 % dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 6038.50 ha atau naik menjadi 70.42 % dari luas hutan yang ada bila tidak dilakukan tindakan apa-apa. Penerapan model dengan skenario gabungan dari kebijakan peningkatan jumlah polisi hutan dan peningkatan gerakan rehabilitasi hutan(skenario VI) dapat menekan luas perambahan dan luas kerusakan hutan pada akhir simulasi pada tahun 2012, yakni sebesar 504.12 ha atau turun menjadi 5.88 % dari total luas hutan yang ada.

    Kata kunci: Model Dinamik, Kerusakan Hutan, Skenario

  • THE CLIMATE ANALYSIS WITH NORMAL ISOHYET APPROACH OF RAINFALL (CASE STUDY: BANDUNG REGENCY)

    Zainul Arham1 and Syopiansyah Jaya Putra1

    1Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta Indonesia UIN Syarif Hidayatullah, Jl. Ir. H. Djuanda No. 95 Jakarta.

    Email: [email protected] and [email protected]

    Abstract

    The research analize on climate condition at Bandung regency. Rainfall is the one unsure of climate. Rainfall can be measured in daily, monthly and annually. Normal Isohyeth is a line that join a places it have a same rainfall. This reseseach take place in BBMG District II. The substances are spatial data about rainfall on 13 years period. Tools used this reseach: computer system on Geographic Information System specification for spatial analysis. The product of the reseach is a map layout and monthly data graphic in every rainfall post. Keywords : BBMG Distric II, GIS, climate, isohyeth, rainfall and map layout.

  • PENDEKATAN SISTEM DINAMIS DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN

    PRODUKSI PADI PETANI (Studi Kasus di Propinsi Jawa Barat)

    Andri Bagio1, Eriyatno2, Kudang Boro Seminar3, Indah Yuliasih2

    1 ...................................................... 2Staf Pengajar Departemen TIN 3Staf Pengajar Departemen TEP

    Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor.

    ABSTRAK

    Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu Propinsi lumbung padi Nasional tetapi dalam perkembangannya propinsi ini juga merupakan propinsi dengan pertumbuhan sektor non-pertanian sangat cepat sehingga mengakibatkan terhambatnya perkembangan luas area lahan pertanian, semakin bertambahnya jumlah penduduk suatu daerah akan meningkatkan besarnya konsumsi pangan suatu daerah sedangkan berkurangnya lahan persawahan yang berubah fungsi menjadi perumahan atau tempat industri dan juga transformasi ekonomi dari agraris ke non agraris akan mengakibatkan turunnya produksi padi. Fenomena tersebut akan menghasilkan suatu pertanyaan besar yaitu apakah keswadayaan pangan akan dapat terus terpenuhi.

    Dalam Penelitian ini akan dilakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi petani serta serta melakukan analisa kebijakan yang dapat direkomendasikan dalam memenuhi produksi padi regional. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan sistem dinamis

    Pemodelan Produksi Padi regional ini ditujukan untuk mendukung ketersediaan pemenuhan ketersediaan beras untuk konsumsi rumah tangga, pemenuhan kebutuhan benih, pakan dan ekspor Pendekatan sistem dinamis digunakan perilaku yang sangat dinamis faktor-faktor yang mendukung sistem secara keseluruhan.

    Penelitian ini akan digunakan sebagai pendukung untuk penelitian yang lebih luas berupa Rancang Bangun Model Sistem Kebijakan Stock dan Pengendalian Beras Regional menuju keswadayaan Pangan.

    Kata Kunci : Produksi Padi, Sistem Dinasmis

  • ABSTRAK MAKALAH UMUM KELOMPOK B

    (SISTEM INFORMASI DAN TELECENTER)

  • SESI B-1

    Sistem Informasi Harga Produk Pertanian Berbasis SMS

    I Wayan Astikaa, Mohamad Solahudina, Raja Faizal Maradonab, M. Praja Aji Nugrahab

    a Fakultas Teknologi Pertanian, IPB

    Kampus IPB Darmaga, Telp./Fax. 0251-8623026. [email protected]

    b Alumni Fakultas Teknologi Pertanian,

    Institut Pertanian Bogor

    ABSTRAK

    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang sistem informasi berbasis SMS yang nantinya dapat menyediakan informasi harga produk pertanian bagi petani yang akan menjual hasil pertanian mereka dan bagi pelaku agribisnis yang melakukan jual beli hasil pertanian. Dua desain sistem informasi telah dirancang, yaitu sistem informasi harga produk hortikultura dan sistem informasi harga benih ikan. Sistem informasi harga produk hortikultura memiliki fitur-fitur: 1) data harga dapat di-update setiap hari oleh gapoktan dan dinas terkait, 2) pengguna dapat meminta harga 4 jenis produk, yaitu cabe, tomat, kentang, dan duren. Sistem informasi harga benih ikan yang memiliki fitur-fitur 1) data harga dapat di-update setiap hari oleh gapoktan dan dinas terkait, 2) pengguna dapat meminta harga 8 jenis ikan, yaitu lele, patin, gurame, mas, tawes, mujair, bawal, dan tambakang pada beberapa tingkat ukuran, 3) terdapat data pada beberapa pasar.

    Telah dievaluasi bahwa kedua sistem ini memungkinkan diterapkan secara ekonomis pada beberapa kondisi. Sistem informasi benih ikan telah dicoba diperlihatkan kepada petani dan tengkulak ikan di Kecamatan Parung, Bogor; sebahagian besar menyatakan bahwa sistem ini cukup lengkap, jelas, dan mudah diterapkan.

    Keywords : Sistem informasi harga, basis SMS

  • SISTEM INFORMASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SYSTEM DI

    BIDANG AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI INDONESIA LITERATURE REVIEW

    Andy Paul Harianja1 , Zainal A Hasibuan2

    1Fakultas Ilmu Komputer Universitas Katolik Santo Thomas, Medan, Sumatera Utara Email : [email protected]

    2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Email :[email protected]

    ABSTRAK

    Indonesia sebagai negara agraris digambarkan dengan sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian. Pembangunan dan pengembangan agribisnis hortikultura belum sepenuhnya dilaksanakan dari hulu sampai ke hilir, hal ini mengakibatkan posisi petani sebagai pelaku utama dalam rantai pasokan memiliki posisi tawar yang lemah. Salah satu pilar pengembangan hortikultura adalah penerapan supply chain management system. Pemahaman supply chain management system harus diawali dari pasokan sarana produksi, produksi, penanganan pasca panen, pemasaran hingga distribusi kepada konsumen. Supply chain management system dapat diartikan sebagai siklus lengkap produksi yang meliputi seluruh stakeholder di dalam rantai pasokan yang saling terkait satu dengan lainnya. Volume supply dan demand yang seringkali tidak mencapai titik optimum sebagian besar disebabkan oleh adanya proses bisnis disetiap mata rantai yang belum dioptimalkan sehingga terjadi ketidakseimbangan manfaat yang diperoleh diantara pelaku dalam rantai pasokan. Paper ini akan membahas tentang peranan sistem informasi dalam supply chain management system sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura di Indonesia yang mencakup transaction system, management control system, decision analysis system serta strategic planning system. Hasil yang diharapkan adalah sebuah rancangan business processes yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

    Kata kunci : supply chain management system, sistem informasi, rantai pasokan, agribisnis

  • PENGEMBANGAN SISTEM JASA KONSULTASI BOTANI ONLINE PUSAT

    KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR

    Sutarsyah1, Kudang Boro Seminar2

    1........ 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Pertaniaan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor.

    ABSTRACT

    At the fast development Information and Communication Technology (ICT) era, rapid and accurate information obtaining is very needed by information users. Library as an agent for study must be able to react fastly and accurately so it will have strategic role. This research aimed at developing Online Consultation Service System of Botany by using Web based communication medium which could facilitate information users to get information on botany and botanical gardens. They could received the needed information in electronic format from various information sources, including written from Bogor Botanical Garden (BBG) researchers. The library facilitated to connect the researchers with users. The mentioned service provided three packages: a). Information Ecology and Conservation b). Information on Horticulture, and c). Information on Taxonomy. This research used System Development Life Cycle (SDLC) methode with stages of system investigation, system analysis, system design, and system implementation. The results of the service were (1) features of main page which consisted of Home, Profile, Catalogue, Contact, Provided Information Packages, Newest Publication, Login Facility, Links to related situs, and polling as medium for evaluating the situs success, (2) Online Botany Consultation which elaborate the service system. The analysis result revealed. That the system was very effective to disseminate information owned to BBGs Library, either in explicit knowledge format or implicit one. Keywords: Botany information, information system, information service

  • SESI B-2

    PEMANFAATAN APLIKASI MULTIMEDIA SEBAGAI SARANA

    PENYEBARLUASAN INFORMASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN

    Subandrio, Eko Nugroho, Andry Polos

    ABSTRAK

    Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berarti banyak, sehingga mutimedia dapat diartikan sebagai gabungan dari berbagai media yang terintegrasi. Kombinasi berbagai media dimanfaatkan secara harmonis dan terintegrasi sehingga menghasilkan satu aplikasi dengan berbagai tujuan.

    Melalui interaksi user aplikasi multimedia dapat dikatakan terbagi menjadi dua jenis, yaitu aplikasi yang bersifat statis serta aplikasi yang bersifat interaktif. Pada versi statis user hanya dapat menikmati saja tayangan multimedia yang disajikan, seperti film maupun presentasi multimedia. Sedangkan pada versi interaktif, user dapat berinteraksi dengan mengikuti petunjuk yang ada pada aplikasi tersebut. Selain itu versi interaktif dapat menjadi sarana komunikasi 2 arah yang sangat efektif.

    Perkembangan teknologi infrastruktur komunikasi juga membantu media penyebaran aplikasi multimedia, selain media offline yang selama ini dikenal seperti CD, DVD atau BlueRay. Dengan memanfaatkan jalur komunikasi seperti LAN maupun Internet, aplikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai penyebaran promosi produk-produk yang efektif. Pada aplikasi multimedia interaktif infrastruktur ini dapat dijadikan sebagai alat kolaborasi.

    Untuk bidang pertanian layanan multimedia dapat digunakan sebagai sarana untuk penyebarluasan informasi promosi produk-produk agribisnis, budidaya, maupun sarana pendidikan khususnya penyuluhan pertanian. Dengan memanfaatkan berbagai sarana infrastruktur yang telah disebutkan diatas maka penyebarluasan informasi pertanian dapat disajikan baik versi statis (offline) maupun interaktif.

    Makalah ini menguraikan secara singkat pemanfaatan multimedia sebagai sarana penyebarluasan informasi dan penyuluhan pertanian berupa konsep pengembangan, implementasi, kendala, dan tantangan yang dihadapi. Kata kunci: komunikasi, multimedia, interaktif, penyuluhan, kolaborasi

  • PEMANFAATAN ICT SEBAGAI MEDIA DESIMINASI TEKNOLOGI KEMASAN TRANSPORTASI UNTUK KOMODITAS HORTIKULTURA

    Emmy Darmawati1, Ani Silvia2, Agung Rochmadi2

    1 Staf pengajar pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor , E-mail : [email protected]

    2Alumni pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

    ABSTRAK

    Pengemasan merupakan salah satu penanganan pasca panen penting yang berpengaruh secara langsung terhadap mutu komoditas pertanian. Kemasan yang digunakan dalam proses distribusi/pengangkutan dikenal sebagai kemasan transportasi. Kemasan transportasi yang beredar saat ini terus mengalami perubahan dan perkembangan baik dari jenis kemasan, bahan kemasan, tipe kemasan, dimensi dan teknologi. Ketersediaan data kemasan serta kemudahan dalam mengakses diharapkan akan berperan pada penggunaan kemasan dan teknologinya secara benar yang berdampak pada penurunan kerusakan, peningkatan pendapatan dan ketersediaan komoditas dengan tingkat mutu yang diharapkan.

    Penelitian dilakukan untuk membangun basis data dan sistem informasi kemasan transportasi berbasis web dengan studi kasus komoditas hortikultura. Basis data dibangun dalam 11 tabel untuk menghasilkan SMBD. Kesebelas tabel telah memenuhi normalisasi bentuk ketiga. Sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP. Tampilan untuk halaman sistem informasi dibuat dengan menggunakan halaman statis dan dinamis. Sistem berhasil diuji coba pada jaringan dengan menggunakan alamat URL http://www17.brinster.com/agta40404. Penelusuran informasi dilakukan berdasar kelompok komoditas, jenis kemasan, produsen kemasan. Hasil implementasi sistem yang dilakukan kepada pengguna (pedagang dan produsen) diperoleh tanggapan secara umum bahwa sistem yang dibangun cukup baik

    Kata kunci : Kemasan, Basis data, Sistem Informasi,

  • SISTEM PAKAR PENENTUAN VARIETAS TANAMAN PADI SAWAH

    Salman Widodo1, Setyo Pertiwi2, Abdul Kariem Makarim3

    1 Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB 2 Fakultas Teknologi Pertanian IPB

    3 Balai Penelitian Tanaman Pangan, Balitbang Deptan

    ABSTRAK

    Beras merupakan bahan pangan pokok di Indonesia sehingga kebutuhan beras terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pada tahun 1984 Indonesia telah berswasembada pangan khususnya beras. Proses pencapaian swasembada tersebut tidak lepas dari penerapan dan inovasi teknologi yang dikembangkan pemerintah. Misalnya perbaikan pada proses budidaya padi, perbaikan penanganan pascapanen, perbaikan proses penggilingan, dan peningkatan kemampuan SDM.

    Pada proses budidaya padi, tahapan yang perlu menjadi perhatian adalah pemilihan varietas padi yang sesuai dengan lahan yang tersedia. Dengan varietas yang tepat maka produksi padi dapat mencapai tingkat yang diharapkan. Pemilihan jenis varietas padi yang sesuai biasanya membutuhkan ahli atau pakar varietas padi. Keterbatasan para ahli khususnya di bidang varietas padi menjadi kendala yang perlu mendapatkan perhatian. Akibatnya, meskipun telah lebih dari 100 varietas unggul baru yang dikembangkan oleh para peneliti di Indonesia, saat ini hanya sekitar 20 varietas yang umum ditanam petani, itu pun tidakselalu pada lokasi yang tepat. Untuk itu dikembangkanlah suatu sistem yang dapat membantu para petani, penyuluh dan masyarakat dalam menentukan varietas yang sesuai dengan yang diinginkan.

    Sistem Pakar Varietas Padi (Sipavar) dikembangkan untuk mengatasi ketersedian para ahli dalam mensosialisasikan sekaligus menentukan varietas padi yang tepat di lapangan. Pada dasarnya sistem membutuhkan masukan pengguna berupa karakteristik lokasi, sifat gabah yang diinginkan, dan sifat tanaman yang diinginkan. Selanjutnya sistem akan mencari varietas yang sesuai dari basis pengetahuan serta potensi hasil (yield) yang diharapkan. Untuk mempermudah penggunaannya, Sipavar dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2005 (VB.Net) yang memungkinkan pengembangan berbasis web. Sipavar telah diuji oleh beberapa orang target perguna dan secara umum dinilai cukup dapat diterima sebagai sistem yang membantu penentuan varietas padi sawah yang sesuai.

    Kata kunci : sistem pakar, varietas padi, potensi hasil

  • SISTEM INFORMASI PANEN DAN PRODUKTIVITAS PADI

    Bubun Muhammad Hasbulloh1 , Setyo Pertiwi2 , Abdul Kariem Makarim3

    1 Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB 2 Fakultas Teknologi Pertanian IPB

    3 Balai Penelitian Tanaman Pangan, Balitbang Deptan

    ABSTRAK

    Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditi strategis yang selalu mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian. Berbagai usaha dalam meningkatkan produksi, telah menunjukkan hasil nyata dengan tercapainya swasembada beras pada tahun 1984 lalu. Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi waktu panen dan produktivitas padi, yaitu faktor alam, termasuk iklim dan teknik budidaya. Faktor alam merupakan hal yang tidak dapat direkayasa, tetapi data kejadian alam berupa iklim dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam mengusahakan teknik budidaya yang tepat.

    Pengetahuan akan perkiraan waktu panen dan produktivitas padi sangat penting untuk memprediksi ketersediaan pangan dari waktu ke waktu. Namun demikian, berbagai penelitian terkait pengaruh iklim terhadap waktu panen dan produktivitas padi untuk berbagai varietas tanaman belum diintegrasikan menjadi satu paket produk ilmiah yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas.

    Berangkat dari pemikiran di atas, diperlukan upaya untuk menjembatani hambatan tersebut, yaitu dengan membangun sebuah program komputer yang dapat menentukan pendugaan saat panen optimum dan perkiraan produksi gabah tanaman padi untuk berbagai varietas.

    Sistem Informasi Panen dan Produksi Padi (Sipaprodi) dikembangkan untuk mengatasi ketersedian para ahli dalam pendugaan waktu panen dan produktivitas padi yang tepat di lapangan. Sistem membutuhkan input dari pengguna berupa lokasi tanam, rencana tanggal tanam, dan varietas yang akan ditanam. Selanjutnya sistem akan mengakses database iklim di wilayah yang sesuai untuk memperkirakan saat panen yang tepat dengan perhitungan menggunakan metoda akumulasi jumlah panas (heat unit). Di samping itu sistem juga akan menduga tingkat produktivitas padi berdasarkan model akumulasi biomasa pada pertumbuhan tanaman. Untuk mempermudah penggunaannya Sipaprodi dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2005 yang memungkinkan untuk pengembangan berbasis web. Sipaprodi telah diuji oleh beberapa orang target perguna dan secara umum dinilai cukup dapat diterima sebagai alat bantu untuk penentuan waktu panen yang tepat dan pendugaan produktivitas padi.

    Kata kunci : sistem informasi, waktu panen optimum, metoda jumlah panas, produktivitas

    padi, akumulasi biomassa

  • SESI B-3

    DETIL KEBUTUHAN INFORMASI PERENCANAAN SUMBERDAYA AIR DAN KEANDALAN KETERSEDIAAN AIR

    YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PERDESAAN

    M. Yanuar J. Purwanto

    Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, IPB

    ABSTRAK

    Dalam rangka pengembangan pertanian diperlukan ketersediaan air yang andal untuk memenuhi kebutuhan air berbagai keperluan produksi pertanian. Berbagai jenis kebutuhan pertanian dalam arti luas perlu disediakan termasuk prediksi kebutuhan air untuk masa mendatang. Perencanaan sumberdaya air mempunyai salah satu tujuannya memenuhi kebutuhan air yang menjamin kebutuhan saat ini dan yang akan datang. Kegiatan Perencanaan sumberdaya air membutuhkan detil informasi yang lengkap tidak saja mencakup lingkup jenis kegiatan produksi pertanian dalam arti luas (pertanian tanaman pangan, hortikultur, perikanan dan peternakan) tetapi juga luasan kawasan produksi yang diperlukan untuk memproduksi komoditi tersebut. Untuk menjamin keandalan ketersediaan air dimasa mendatang, kebutuhan informasi untuk perencanaan sumberdaya air akan mencakup prediksi produksi berbagai komoditas tersebut. Selain itu informasi luas penggunaan lahan akan berpengaruh pada ketersediaan air akibat perubahan resapan air sehingga mengakibatkan keterbatasan ketersediaan air. Paper ini akan menjelaskan cakupan dan jenis kebutuhan informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan perencanaan sumberdaya air agar dapat memenuhi seluruh kebutuhan air dan tingkat keandalannya dimasa mendatang secara berkelanjutan.

    Kata kunci: kebutuhan air, perencanaan sumberdaya air, keandalan air dan ketersediaan air.

    PENYELENGGARAAN LOMBA SITUS WEBSITE PERTANIAN SEBAGAI PEMICU IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

  • Masnudi Astho

    Pranata Komputer Muda Pusat data dan Informasi Pertanian. Departemen Pertanian.

    E-mail :[email protected]

    ABSTRACT

    Kegiatan penyelenggaraan Lomba Situs Web telah dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Pertanian (Pusdatin), merupakan salah satu wujud komitmen terhadap pelayanan prima dalam hal penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi kepada seluruh pengguna. Tahun 2009 ini lomba situs web diselenggarakan kembali, dengan kriteria peserta Eselon I Deptan juga antar Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) lingkup pertanian provinsi serta kabupaten/kota. Temanya adalah : "Efisiensi Pelayanan Publik Melalui Peningkatan Interaksi Elektronik".

    Dinamika situs website pertanian di tingkat Eselon I Deptan, Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) pertanian lingkup provinsi serta Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) lingkup kabupaten/kota, mengakibatkan makin lengkap dan sepurnanya konten pada setiap situs website pertanian.

    Telah terjadi aktualisasi tenaga pengelola (brain ware) sejalan dengan peningkatan layanan penyampaian informasi agribisnis, dengan adanya infrastruktur yang semakin baik dan perkembangan piranti lunak serta perangkat keras yang berkembang secara dinamis dewasa ini. Perlu dukungan kebijakan secara intensif untuk mewujudkan e-Gov bidang pertanian.

    Kata kunci : e-Gov Bidang Pertanian

    SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK MENDUKUNG UPAYA PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN BIDANG

    KETEKNIKAN PERTANIAN

    Roni Kastaman

  • ABSTRAK

    Pendidikan keteknikan pertanian membutuhkan pendekatan praktis disamping teoritis

    dalam proses pembelajarannya. Dalam kurun beberapa tahun terakhir secara empirik terdapat kecenderungan penurunan keaktifan mahasiswa dalam merespon setiap bentuk model pembelajaran bidang tersebut padahal bidang ini membawa dampak strategis bagi pembangunan khususnya bidang pertanian di Indonesia. Dalam upaya meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa pada proses pembelajaran bidang keteknikan pertanian telah dilakukan penelitian mengenai penyajian bahan ajar dan komunikasi aktif mahasiswa melalui teknik penyajian sistem informasi berbasis web. Penelitian di lakukan di laboratorium Sistem dan Manajemen Keteknikan Pertanian (SMKP), Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran, Kampus Unpad Jatinangor pada bulan Januari Mei 2009. Sistem yang dirancang menggunakan pendekatan metode ROMC (Representasi, Operasi, bantuan Memory dan Control mechanism). Pengamatan di lakukan pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan yang diasuh oleh laboratorium SMKP selama 1 semester. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan respon, eksplorasi data dan telusur informasi yang diikuti dengan hasil belajar yang memuaskan bagi peserta ajar dibandingkan dengan metode pembelajaran sebelumnya. Penggunaan multimedia dalam hal ini memberi respon positif dalam meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa dalam mendalami materi ajar bidang teknologi pertanian yang diberikan. Kata kunci : Sistem Informasi Basis Web, ROMC, Respon Kognitif, Afektif dan

    Psikomotorik

  • ABSTRAK MAKALAH UMUM KELOMPOK C

    (APLIKASI ARTIFICIAL INTELEGENT)

    SESI C-1

    PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK OPTIMALISASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA HAYATI

    UNTUK KETAHANAN PANGAN

  • Mustafril, Budi I. Setiawan, Yanuar J. Purwanto Lilik B. Prasetyo, Drajat Martianto

    1 Mahasiswa Program Doktor , Ilmu Keteknikan Pertanian, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor [email protected]

    2 Staf Pengajar Departemen Teknik Pertanian, FATETA-IPB 3 Staf Pengajar Fakultas Kehutanan, IPB,

    4 Staf Pengajar Fakultas Ekologi Manusia, IPB

    ABSTRAK

    Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi suatu wilayah ditentukan oleh jumlah dan pertumbuhan penduduk, ketersediaan produksi pangan dari sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan sebagai sumber pangan dan gizi. Permasalaha yang terjadi adalah tidak semua wilayah dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Kebutuhan pangan suatu wilayah dapat dihitung dengan menggunakan standar angka kecukupan gizi (AKG). Berdasarkan AKG dan jumlah penduduk sesuai dengan jenis kelamin dan kelompok umur dapat diprediksi tingkat kebutuhan pangan dan gizi suatu wilayah. Sedangkan ketersediaan pangan dihitung berdasarkan jumlah produksi komoditi bahan pangan yang dikelompok menjadi sembilan kelompok bahan pangan menurut pola pangan harapan nasional (PPHN) 2020. Menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) dengan jumlah produksi komoditi pangan pertahun dapat dihitung ketersediaan pangan. Berdasarkan data dalam 10 tahun terakhir dapat dikembangkan metode proyeksi kebutuhan dan ketersediaan pangan berdasarkan PPHN 2020. Dari informasi ini dikembangkan perangkat lunak sistim penunjang keputusan atau decision support system (DSS) untuk menentukan kebutuhan lahan, sarana dan prasarana produksi pangan yang optimal baik dari sektor pertanian, perternakan, perikanan dan perkebunan dengan mengacu kepada kelompok bahan makanan berdasarkan PPHN. Input dari perangkat lunak ini adalah jumlah penduduk, produksi komoditi pangan dan luas lahan pertanian dan atau jumlah sarana pendukung produksi seperti alat tangkap untuk perikanan dan luas lahan potensi hijauan makanan ternak, sedangkan output-nya adalah kebutuhan energi pangan, energi pangan tersedia, energi pangan optimum, lahan tersedia, lahan optimum dan komposisi kebutuhan dan ketersediaan protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin dalam suatu wilayah tertentu dan status ketersediaan pangan: Lebih, Cukup, dan Kurang. Perangakat lunak ini diberinama Optifood Plus, dan bisa digunakan untuk tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional untuk analisis ketersedian dan kebutuhan pangan. Hasil running Optifood Plus ini dapat dijadikan data input spasial Sistim Infomasi Geografis (SIG). Kata Kunci : Optimasi, Sistim Penunjang Keputusan, Ketahanan Pangan,

    PENGEMBANGAN EXTENSI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM ARCVIEW-GIS UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS

    LAHAN PERKEBUNAN

    Hermantoro dan Rudiyanto

  • Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Stiper, [email protected] Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor , [email protected]

    ABSTRAK

    Produksi tanaman perkebunan merupakan fungsi dari keadaan tanah, iklim, dan potensi tanaman yang diusahakan. Keadaan tanah dan iklim pada umumnya dinyatakan sebagai kualitas lahan, sehingga produksi tanaman tertentu merupakan fungsi dari kualitas lahan sekitarnya. Prediksi produksi tanaman sebagai fungsi dari kualitas lahan dapat dilakukan dengan berbagai metode, JST merupakan satu metode yang akan memberikan hasil yang cocok untuk digunakan. Pada penelitian ini dibangun sebuah pendekatan JST dalam bentuk extensi dari Arcview-GIS untuk memprediksi produktivitas lahan perkebunan kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa JST dengan struktur input layer (parameter kualitas lahan) :15, hidden layer : 15, dan ouput layer (produktivitas) : 1 dapat memprediksi produktivitas lahan dengan cukup baik yang ditandai oleh koefisien determinasi (r2) 0,99 dan RMSE : 33,83 pada training dan r2 : 0,76 dan RMSE : 73.85 pada saat test. Extensi JST pada Arcview-GIS yang diperoleh digunakan untuk memprediksi produktivitas lahan perkebunan kakao Wijaya Arga mampu memberikan hasil yang baik dan mudah dalam menganalisis dan membuat peta satuan lahan.

    Kata kunci : JST, SIG, Extensi, lahan perkebunan

    PENDUGAAN DISTRIBUSI VERTIKAL KLOROFIL-A BERDASARKAN NEURAL NETWORK

    Ach. Fachruddin Syah1, Jonson Lumban Gaol2, Kudang Boro Seminar3

    ABSTRAK

  • Tingkat kesuburan suatu perairan bergantung pada konsentrasi klorofil-a di kolom perairan. Nilai klorofil-a maximum tidak selalu berada di dekat atau di atas permukaan, tetapi terkadang berada lebih dalam di bawah daerah eufotic. Pada kasus ini, sensor ocean color dari satelit tidak dapat menghitung nilai maksimum klorofil-a yang berada di bawah lapisan permukaan. Model distribusi Gaussian yang merepresentasikan profile distribusi vertikal klorofil-a dengan 4 parameter yaitu background biomass di permukaan laut (B0), total biomass di puncak (h), standard deviasi distribusi Gaussian yang mengontrol kepekatan lapisan maksimum klorofil-a (), dan kedalaman konsentrasi klorofil-a maximum (Zm), telah diusulkan sebagai solusi. Akan tetapi, parameter-parameter ini tidak mudah untuk ditentukan nilainya secara langsung dari data satelit. Pendekatan perhitungan keempat parameter tersebut dilakukan menggunakan Least Square Method dan data in situ kedalaman dan konsentrasi klorofil-a. Oleh karena konsentrasi klorofil-a di suatu perairan tidak hanya dipengaruhi oleh kedalaman saja, maka digunakanlah metode ANN yang memungkinkan perubahan parameter input yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan riset-riset yang telah dilakukan. Dengan menggunakan data in situ tahun 1962, 1963, 1972, 1973, 1984 dan 1985 di Perairan Laut Banda, 4 parameter Gaussian diprediksi dengan menggunakan data konsentrasi klorofil-a, suhu permukaan laut, mixed layer depth, lintang, bujur dan musim. Total data yang digunakan dalam proses ANN sebanyak 79 titik sampel. Pada proses training, penelitian ini telah berhasil memperoleh nilai koefisien determinasi (R2) untuk parameter (B0), (h), () dan (Zm) berturut-turut sebesar 76%, 99%, 99% dan 97%. Selanjutnya pada proses validasi, nilai koefisien determinasi (R2) untuk parameter (B0), (h), () dan (Zm) berturut-turut diperoleh nilai 73%, 99%, 88% dan 76%. Hal ini membuktikan bahwa jaringan syaraf tiruan yang dikembangkan dan metode ANN dapat digunakan untuk menduga nilai distribusi vertikal konsentrasi klorofil-a.

    SISTEM MONITORING PERTUMBUHAN TANAMAN DAN LINGKUNGAN MIKRO DIDALAM GREENHOUSE MENGGUNAKAN FIELD SERVER

    Chusnul Arif1, Budi I Setiawan1, Herry Suhardiyanto2, Y Aris Purwanto2

    1 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, email: [email protected], [email protected]

  • 2 Departemen Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor

    ABSTRAK

    Kebutuhan sayuran dan buah-buahan yang berkualitas terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk. Untuk itu, budidaya sayuran dan buah-buahan dengan sistem hidroponik didalam greenhouse mulai dikembangkan di Indonesia. Meskipun membutuhkan investasi awal yang cukup besar, sistem ini terbukti mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Pada sistem hidroponik, air dan nutrisi merupakan satu-satunya sumber makanan bagi tanaman, karena dalam sistem ini tidak digunakan tanah sebagai media tanam (soilless). Ketepatan pemberian air dan nutrisi merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan budidaya. Penentuan kebutuhan air dan nutrisi didasarkan pada umur tanaman dan kondisi lingkungan mikro disekitar tanaman. Untuk bisa menentukan kebutuhan air dan nutrisi secara kontinyu diperlukan infomasi tentang pertumbuhan tanaman dan lingkungan mikro secara kontinyu pula. Salah satu sistem yang dikembangkan adalah menggunakan Field Server (FS). FS merupakan sistem monitor otomatis dengan beberapa sensor dan kamera IP yang bisa digunakan untuk memonitor pertumbuhan tanaman dan parameter lingkungan.

    Makalah ini menjelaskan tentang aplikasi FS untuk monitoring pertumbuhan tanaman tomat didalam greenhouse dan parameter lingkungan mikro didalamnya secara online. FS yang digunakan terdiri dari tiga sensor yaitu radiasi matahari, suhu udara dan kelembaban relatif. Selain itu, IP kamera yang digunakan bisa digunakan untuk mengetahui kondisi tanaman aktual dan dilengkapi dengan video. Dengan menggunakan IP Public, ketiga parameter tersebut dan kondisi tanaman bisa diketahui dan diakses secara online dengan jaringan internet dimana saja. Harapannya dengan sistem monitoring ini, kebutuhan air dan nutrisi bisa juga ditentukan secara real time.

    Kata kunci : monitoring, lingkungan mikro, tanaman tomat, field server.

    SESI C-2

    KOMPARASI AMBANG BATAS STATISTIK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM EVALUASI MUTU JERUK KEPROK

    Zainul Arham1 ,Sutrisno2,Kudang Boro Seminar2, Usman Ahmad2,

    I Dewa Made Subrata2

  • 1Staf pengajar Departemen SI dan TI Fakultas Sains dan Teknologi

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [email protected]

    2Staf Pengajar Departemen TEP Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor.

    ABSTRAK

    Salah satu penentuan mutu buah jeruk keprok secara non destruktif adalah menggunakan parameter featur tekstur (energi, entropi, homogenitas dan kontras). Dengan komparasi pada pendekatan metode ambang batas statistic dan metode jaringan syaraf tirun menggunakan 4 featur tekstur tersebut, maka dapat ditentukan metode yang tepat dalam menyelesaikan masalah secara optimal pada evaluasi mutu buah jeruk keprok. Hasil evaluasi mutu dengan pendekatan ambang batas statistic tidak dapat membedakan secara signifikan sedangkan dengan pendekatan metode jaringan syaraf tiruan dapat menentukan tepat mutu I dengan nilai 100%, Mutu 2 dengan nilai 70%, Mutu 3 dengan nilai 27% dan REJECT dengan nilai 100%. Kata kunci: jeruk keprok, evaluasi mutu, feature tekstur, ambang batas statistic, dan

    jaringan syaraf tiruan.

    APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU PEMERAMAN PISANG RAJA BULU SETELAH PENYIMPANAN

    Sutrisno1, Ismi M. Edris2, Sugiyono3

    1 Staf Pengajar Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. E-mail: [email protected]

    2 Alumni Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Email: [email protected]

  • 3 Staf Peneliti Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. E-mail: [email protected]

    ABSTRAK

    Dilihat dari produksi per tahun dan tingkat konsumsi masyarakat, buah pisang telah menjadi komoditas hortikultura unggul Indonesia bahkan dunia. Selama periode tahun 2000-2005, volume produksi pisang nasional memperagakan kecenderungan peningkatan sebesar 26.78%. Dewasa ini, masyarakat sebagai konsumen terlihat semakin kritis dalam menentukan pemilihan kualitas suatu produk pangan. Di dalam mempertahankan kualitas suatu produk apalagi buah-buahan yang bersifat perishable (cepat mudah rusak) dibutuhkan penanganan pasca panen yang baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan kontrol proses penyimpanan dan pemeraman pada periode simpan yang dibutuhkan. Tahapan dalam pengontrolan sistem penyimpanan adalah dengan melakukan pendugaan mutu selama periode simpan terkait dengan perubahan mutu peram.

    Jaringan Syaraf Tiruan (JST) sebagai bagian dari kecerdasan buatan, telah banyak diaplikasikan dalam pemecahan masalah kompleks terkait pendugaan, pemodelan, clustering dan pengenalan pola dengan kemampuan generalisasi dan akurasi tinggi. Tujuan penelitian adalah melakukan pendugaan mutu peram pisang raja bulu terkait dengan kondisi penyimpanannya. Pada penelitian ini, penyimpanan produk dikondisikan pada suhu 10C dan 15C selama 5, 10 dan 15 hari. Pemeraman dilakukan dengan injeksi etilen konsentrasi 100 ppm pada suhu 24C selama 24 jam. Pengamatan mutu peram dilakukan di udara terbuka selama 5 hari; parameter mutu yang diamati adalah total padatan terlarut, kekerasan, susut bobot dan warna. Pendugaan mutu dilakukan dengan mengaplikasikan multilayer perceptron neural network dengan algoritma jaringan backpropagation. Jaringan terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan input, tersembunyi dan output. Lapisan input menunjukkan kondisi penyimpanan dan pemeraman, lapisan output mengindikasikan mutu peram produk, sedangkan lapisan tersembunyi terdiri dari unit pembobot yang mengkorelasikan unit-unit input dan output. Kinerja jaringan ditentukan berdasarkan nilai Root Mean Square Error (RMSE) dan koefisien determinasi (R2). Optimasi jaringan dilakukan dengan trial error iterasi dan unit lapisan tersembunyi dengan target RMSE adalah 0.0001.

    Berdasarkan kajian mutu peram, peningkatan suhu simpan dan penambahan periode lama simpan sangat mempengaruhi kecepatan perubahan mutu selama pemeraman. Ditinjau dari kemampuan jaringan untuk memorisasi dan generalisasi data, pola data kekerasan dan susut bobot menunjukkan performa terbaik dalam model pendugaan mutu. Karakteristik ini diindikasikan dengan RMSE 0.0001, R pembelajaran mendekati 1 (>0.99) dan R pelatihan lebih dari 0.82. Kata kunci: jaringan syaraf tiruan, pendugaan mutu, pemeraman, penyimpanan, pisang PEMUTUAN BUAH JERUK PONTIANAK BERDASARKAN UKURAN DAN

    WARNA MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA

    Usman Ahmad1), Mardison S.2), Ana Nurhasanah2), dan Susanto B. Sulistyo3)

    1 Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian 2 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

    3 Alumni Sekolah Pascasarjana IPB, program Studi Teknik Pertanian

  • ABSTRAK

    Jeruk merupakan salah satu produk hortikultura yang penting di Indonesia dan produksinya meningkat terus setiap tahun. Namun demikian, peralatan pascapanen untuk masih sangat terbatas sehingga penggunaan teknologi pascapanen masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem evaluasi mutu buah jeruk secara real-time menggunakan kamera CCD sebagai sensor citra dan unit pengolah citra untuk evaluasi mutu. Sistem terdiri dari dari kamera CCD warna, komputer yang dilengkapi kartu penangkap citra, ruang penangkap citra, panel pengendali logik, dan sebuah program untuk menjalankan semua hardware yang terinstal.

    Beberapa parameter mutu visual penting dari buah jeruk dipelajari dan lima kelompok mutu buah jeruk yang diperoleh dari pedagang besar Pasar Induk Kramatjati digunakan sebagai sampel. Citra buah jeruk direkam dan citra hasil rekaman dianalisis dengan program pengolah citra menggunakan proyeksi area untuk menggolongkan buah jeruk ke dalam kelompok mutu A, B, C, D, dan E sesuai dengan SNI 01-3165-1992. Hasil pemutuan menggunakan pengolahan citra dibandingkan dengan pemutuan manual oleh pekerja pada pedagang besar jeruk. Lebih jauh, pengolahan citra juga menyajikan hasil pemutuan berdasarkan dua parameter mutu sekaligus, ukuran dan warna buah, agar buah dapat dipajang dengan lebih menarik di supermarket. Keywords: image processing, pemutuan, ukuran, warna

    SESI C-3

    PENENTUAN KOMBINASI PERLAKUAN PASCAPANEN MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY

    Oleh :

    Andriani Lubis Dr.Ir. Emmy Darmawati,Msi

  • Dr.Ir. Sutrisno, M.Agr

    ABSTRAK

    Penanganan pascapanen mutlak diperlukan untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan komoditas pertanian. Berbagai teknologi pascapanen dapat dikombinasikan untuk menghasilkan mutu dan masa simpan yang diharapkan. Perkembangan komputer dan sofwarenya memberikan peluang pengembangan metode yang menggabungkan teknik metematik dan teknik statistik yang disebut Response Surface methodology (RSM) untuk menganalisa suatu respon (y) yang dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas (faktor x). Dengan menggunakan software Minitab data hasil pengamatan diolah kemudian dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik polinomial orde 1 dan orde 2. Persamaan yang didapat diolah lagi menggunakan Minitab untuk dapat menvisualisasikan respon surface yang selanjutnya dianalisa untuk menentukan kombinasi variabel bebas yang memberikan respon terbaik. Pada penelitian digunakan komoditas manggis. Respon adalah parameter mutu, sedang variabel bebas adalah suhu penyimpanan dan pelilinan. Parameter mutu yang dikaji adalah laju respirasi, susut bobot, kekerasan kulit buah, dan total padatan terlarut. Kisaran suhu penyimpanan yang dikaji adalah 5 - 20 0C dengan titik tengah 13 0C, sedang kisaran untuk pelilinan adalah 3-11% dengan titik tengah 7.5%. RSM digunakan untuk melihat kondisi optimal pengaruh suhu dan pelilinan terhadap parameter mutu yang diamati. Pada tulisan ini hanya akan dilaporkan hasil kajian terhadap parameter mutu untuk membangun model matematik yang dapat dianalisa menggunakan RSM. Key words : Response Surface Methodology, manggis, suhu, pelilinan

    SIMULASI DISPERSI GAS POLUTAN DARI CEROBONG KE LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN

    COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS ( CFD )

    Agus Ghautsun Niam1, Kudang Boro Seminar2, Arief Sabdo Yuwono3

    1 Alumni Departemen Teknik Pertanian Fateta IPB 2Dosen Departemen Teknik Pertanian Fateta IPB

    3Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fateta IPB

  • ABSTRAK

    Studi simulasi dispersi gas polutan dari sebuah cerobong merupakan upaya pengembangan sektor industri yang ramah lingkungan. Prediksi sebaran emisi gas polutan terhadap udara ambien dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dari suatu kegiatan industri. Simulasi dispersi gas polutan dilakukan dengan menggunakan program Computational Fluid Dynamics (CFD) yang berbasis metode finite volume. Proses komputasi dengan metode finite volume dipresentasikan dengan software Engineering Fluid Dynamics (EFD), dimana hasil proses komputasi fluida dinamik yang terjadi diharapkan dapat menjadi sarana untuk melihat aliran dispersi konsentrasi gas polutan (SO2, H2S, dan CO) dari cerobong ke lingkungan.

    Software EFD digunakan sebagai support simulator atau tools yang memiliki kemampuan untuk membuat model geometri, batasan lingkungan simulasi atau domain, meshing model geometri yang akan disimulasikan, solver atau pencaran solusi dengan menyediakan fleksibilitas mesh automatis berbentuk tetahedral yang dapat diatur mudah kerapatan meshnya. Software ini mampu menghitung persamaan fluida dinamik dengan menggunakan metode finite volume, sehingga dapat mempresentasikan data dan memvisualisasikan berbagai kasus aplikasi dinamika fluida secara detail.

    Parameter input dalam simulasi yaitu laju emisi gas polutan yang diemisikan dari cerobong, kecepatan udara di sekitar sumber emisi, faktor stabilitas atmosfer hingga titik acuan, dan sifat karakteristik kimia gas polutan. Sedangkan parameter output yang diharapkan adalah visualisasi sebaran konsentrasi gas polutan berupa bidang 2 dimensi berbentuk kontur yang dilengkapi dengan nilai konsentrasinya terhadap jarak dari sumber emisi. Representasi hasil visualisasi simulasi dengan program CFD memberikan gambaran bahwa gas polutan yang paling besar memberikan dampak pencemaran terhadap permukaan tanah di lingkungan sekitar cerobong adalah gas SO2, dimana nilai konsentrasi yang paling tinggi terdapat pada jarak 60 m dari cerobong, yaitu sebesar 10721,6 ppm. Sedangkan gas CO mencemari permukaan tanah pada jarak di atas 300 m dari cerobong dan gas H2S dari hasil simulasi tidak mencemari permukaan tanah karena bergerak ke atmosfer. Kata kunci : Dispersi, CFD, metode finite volume, meshing

    KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DI DAERAH DATARAN TINGGI DAN PANTAI

    Dadang Sukandar, Ali Khomsan, Hadi Riyadi, Faisal Anwar

    dan Eddy S Mudjajanto

    Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

  • ABSTRAK

    Ketahanan pangan berada dalam keadaan baik apabila semua orang pada setiap saat memiliki kemampuan memperoleh pangan dengan kuantitas dan kualitas yang cukup untuk hidup sehat dan produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status sosial-ekonomi rumah tangga, menganalisis konsumsi pangan, kebiasaan pangan, dan ketahanan pangan rumah tangga, menganalisis status gizi anak yang berusia di bawah lima tahun dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor sebagai daerah dataran tinggi dan di Kabupaten Indramayu sebagai daerah pantai atau dataran rendah. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga di Bogor dan Indramayu tergolong kategori sedang. Tingkat pendidikan suami dan istri di Bogor dan Indramayu masih rendah. Di Bogor suami yang berpendidikan SD termasuk tidak pernah sekolah sebanyak 68.3 % dan di Indramayu sebanyak 68.1 %. Frekuensi makan anggota rumah tangga di kedua lokasi penelitian umumnya 2 kali per hari. Konsumsi pangan hewani (daging dan telur) di kedua lokasi penelitan umumnya masih rendah yaitu kurang dari sepotong daging per minggu dan kurang dari satu butir telur per minggu, kecuali konsumsi ikan di Indramayu yang tergolong relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena di Indramayu akses terhadap ikan lebih mudah daripada di Bogor. Ketahanan pangan dalam penelitian ini didekati oleh tingkat kecukupan konsumsi energi dan protein. Pada umumnya rumah tangga miskin memiliki tingkat kecukupan konsumsi gizi yang rendah. Rumah tangga di Indramayu memiliki ketahanan pangan yang lebih tinggi daripada rumah tangga di Bogor (khususnya tingkat kecukupan konsumsi protein). Masalah gizi balita masih relatif tinggi seperti dapat dilihat dari prevalensi berat badan rendah, pendek dan kurus di Bogor secara berturut turut 20.7 %, 25.5 % dan 25.4 % dan di Indramayu secara berturut-turut 24.5 %, 28.0 % dan 35.9 %. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan rumah tangga adalah jumlah anggota rumah tangga dan umur suami. Kata kunci:Ketahanan pangan, Dataran tinggi, Pantai, kemiskinan, status gizi

    ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGAN

    Ade Moetangad Kramadibrata

    [email protected]

    ABSTRAK

    Sedikitnya, empat komponen dominan dalam konservasi lingkungan seperti air, tanah, udara, dan vegetasi, perlu berada di dalam batas toleransi keseimbangan

  • alaminya, yaitu keseimbangan antara masukan dan keluaran masing-masing komponen tersebut di dalam lingkungan alaminya. Namun tekanan sosial-ekonomi yang makin mengglobal semakin nyata mengerosi keseimbangan alami keempat komponen ini. Karena itu, antisipasi nyata dari segala pihak, baik dari pemerintah selaku pemegang wewenang dan pelaksana kebijakan melalui instansi-instansi terkaitnya maupun dari masyarakat luas sebagai pengguna fasilitas sumberdaya alam melalui partisipasi aktifnya harus dilaksanakan secara tepat-guna, efisien, dan efektif, pada setiap kesempatan yang ada, agar setiap aksi pemanfaatan terhadap sumberdaya alam tetap berada dalam batas toleransi alaminya. Target utama dalam rangka konservasi lingkungan dimulai dari pengelolaan lingkungan domestik individual, yaitu pengelolaan tempat, ruang, dan waktu dari setiap anggota masyarakat pengguna sumberdaya alam. Contoh kasus adalah pemanfaatan lahan yang berwawasan lingkungan, dimana peranan pemerintah dalam hal pengaturan pengelolaan lahan dan petunjuk pelaksanan yang tepat-guna, serta peranan partisipasi masyarakat individual dalam pendidikan lingkungan bagi setiap anggota keluarganya masing-masing, agar tujuan konservasi lingkungan yang utuh dan menyeluruh dapat tercapai secara berkesinambungan.

    SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PERTANIAN PRESISIABSTRAK