11
JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR FAT-HUN FAKHRUL SHAFA’ATULLAH D111 08 302 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Jurnal Fath Ok

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal

Citation preview

LTI Journal Camera Ready format

JURNAL TUGAS AKHIR

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

FAT-HUN FAKHRUL SHAFAATULLAH

D111 08 302

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

M. Selintung1, A. Zubair2, F. F. Shafaatullah3

Abstrak

Dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Manggala tiap tahunnya, kebutuhan air juga meningkat. Pelayanan air bersih dari PDAM (perusahaan daerah air minum) hanya terbatas dan tidak menjangkau seluruh daerah, umumnya hanya menjangkau daerah yang mengambil air tanah atau air sungai. Air tanah mendapatkan alternatif utama bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih dengan murah. Dengan perkembangan pemungkiman yang pesat dan tidak teratur, cenderung akan merusak kualitas air tanah. Keterbatasan dan mahalnya harga lahan menyebabkan perbandingan antara luas bangunan dan tanah terbuka menjadi tidak serasi. Permasalahan kualitas air tanah muncul terutama di daerah yang rapat dengan sarana tangki septik dan sumber pencemar lainnya yang berdekatan dengan sumur air minum. Berdasarkan hal tersebut, kami mencoba mengkaji kualitas air sumur dangkal di Kecamatan Manggala Kota Makassar. Tujuan dari penelitian adalah memeriksa kualitas air sumur dangkal secara fisika, kimia, dan mikrobiologi berdasarkan Baku Mutu Air kelas I. Selanjutnya, untuk mengidentifikasi mutu kualitas air sumur dangkal dengan menggunakan metode Storet dan metode Indeks Pencemaran. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Manggala dengan membagi enam titik, masing-masing titik terdiri atas beberapa satuan kawasan administratif (kelurahan) yaitu masing-masing satu titik per kelurahan. Teknik penentuan pengambilan sampel (teknik sampling), digunakan teknik Purposive Sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu. Kemudian untuk menganalisis hasil penelitian digunakan metode Storet dan metode Indeks Pencemaran berdasarkan KepMen No.115 tahun 2003.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis pengujian sampel air sumur dangkal di Kecamatan Manggala Kota Makassar secara fisika, kimia, dan mikrobioogi diperoleh hasil dari tiaptiap lokasi sumur yaitu ada beberapa parameter melampaui ambang batas Baku Mutu Air Kelas I sehingga air sumur baik digunakan untuk air minum dengan syarat melewati pengolahan sebelumnya. Dengan menggunakan Metode Storet dan Metode Indeks Pencemaran dalam menganalisis tingkat pencemaran air sumur dangkal di Kecamatan Manggala Kota Makassar. Hasil analisis dari enam lokasi titik sumur dengan menggunakan metode storet diperoleh skor rata-rata -10,33 dan metode indeks pencemaran diperoleh nilai indeks pencemaran rata-rata 3,34 sehingga termasuk dalam kategori Cemar Ringan.

Keywords: Kualitas Air, Sumur Dangkal, Storet, Indeks Pencemaran.

2

1

PENDAHULUANLatar Belakang MasalahAir merupakan inti dari kehidupan. Dengan adanya air, semua makhluk hidup yang ada di bumi ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Air meliputi sekitar 75% permukaan bumi ini. Air sangat penting bagi tubuh manusia karena meliputi 50-70% dari seluruh berat tubuh (Fakhrurroja, H. 2010:5)Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas sumber daya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuatitas sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat (Warlina. L, 2004. Di Indonesia, sumur dangkal merupakan sarana air bersih yang banyak digunakan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Hal ini disebabkan karena sumur dangkal tergolong mudah dan murah pembuatannya. Akan tetapi sumur dangkal mempunyai risiko pencemaran yang sangat tinggi berupa pencemaran fisik, kimia, maupun biologis (Daud, 2001 dikutip dalam Pubalos, J. 2010).Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan maupun sosial. Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) kota yang bersangkutan.Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur),

1Guru Besar, Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, Indonesia2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, Indonesia3Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, Indonesia

air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlah penduduk dunia setiap hari bertambah, khususnya penduduk Kecamatan Manggala juga meningkat sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air juga meningkat.Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk diminum.Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada salah satu parameter saja yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk diminum. Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan. Air tanah sering mengandung zatzat yang bersifat toksik yang nilainya cukup besar. Adanya kandungan zatzat tersebut dalam air menyebabkan kualitas air tersebut berubah menjadi menurun. Disamping dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau yang kurang enak serta menyebabkan warna kuning pada dinding bak, peralatan rumah tangga dari bahan plastik serta bercak-bercak kuning pada pakaian. Jarak sumur ke sumber pencemar, konstruksi sumur dangkal serta struktur tanah merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pencemaran air sumur. Makin dekat jarak horizontal dan vertikal antara sumur dengan sumber pencemar makin besar kemungkinan air tanah dalam sumur mengalami pencemaran (Le Grand dan Todd 1983 dikutip dalam Novran. M. D, 2009).Sedangkan struktur tanah yang kasar/pori-pori besar mempunyai daya hambat sangat kecil terhadap bahan-bahan pencemar sehingga memungkinkan kontaminan dapat mengalir dengan cepat dan masuk ke dalam sumur, demikian sebaliknya struktur tanah yang halus/pori-pori kecil mempunyai kemampuan yang besar untuk menahan bahan pencemar masuk ke dalam sumur. Letak sumur dangkal dengan sumber pencemar lain juga cenderung lebih rawan terkontaminasi dengan bahan pencemar.Dari uraian di atas, penulis mencoba mengkaji lebih jauh tingkat pencemaran air sumur dangkal di sekitar Kecamatan Manggala Kota Makassar dengan mengangkat judul Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal di Kecamatan Manggala Kota Makassar

METODOLOGI

Langkah awal studi ini adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan sehingga sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dapat ditentukan. Langkah awal ini sangat perlu dalam hubungannya dengan peralatan-peralatan dan bahan yang akan digunakan serta metode survei mana yang paling cocok dipakai saat pengumpulan data. Dengan demikian biaya penelitian dapat diestimasi dengan baik. Setelah sasaran dan tujuan penelitian sudah matang, dilanjutkan dengan pemilihan lokasi studi yang kira-kira dapat menunjang pencapaian tujuan studi sambil mempersiapkan kegiatan-kegiatan survei untuk pengumpulan data. Setelah penentuan lokasi studi telah ditetapkan, dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data primer dan data-data sekunder yang menunjang pencapaian tujuan studi yang dilakukan. Setelah semua data-data terkumpul dilanjutkan dengan proses kompilasi dan reduksi data. Proses kompilasi data meliputi tabulasi data sementara proses reduksi data adalah mereduksi data-data yang abnormal sehingga data-data seperti ini tidak akan dipakai pada proses analisis dan pembahasan. Setelah proses tabulasi dan reduksi data langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut sehingga dapat memberikan informasi untuk menunjang pencapaian tujuan studi. Proses pembahasan dilakukan setelah proses analisis data. Dari hasil analisis data dan pembahasannya akan dapat ditarik suatu kesimpulan studi.

PENGAMBILAN DATATeknik Pengambilan Sampel (teknik sampling)Jumlah pengguna sumur yang masih digunakan disekitar wilayah Manggala (populasi) berdasarkan hasil survey dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System) :

Tabel 1 Jumlah Populasi Sumur Dangkal Kecamatan Manggala

Sumber : hasil survey pribadi

Dalam riset ini sampel air tanah dangkal diperoleh dari sumur gali yang ada di sekitar Kecamatan Manggala, dan ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu air masih digunakan sebagai air minum, mandi dan mencuci; letak sumur dari sumber pencemar lain; pemilik sumur bersedia sumurnya untuk dijadikan sampel; dan konstruksi sumur. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel secara sengaja oleh peneliti. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dari jumlah populasi yang ada. (1)

Peneliti membagi kawasan penelitian menjadi enam (6) titik, masing-masing klaster terdiri atas beberapa satuan kawasan administratif (kelurahan) yaitu masing-masing satu titik per kelurahan yang dianggap kritis dan perlu untuk diteliti, yaitu:Titik 1 :Dekat kandang hewan (sapi dan kuda), tumpukan sampah, dinding sumur disemen, lantai kedap air.Titik 2 :Dekat dengan pemukiman kumuh, dinding sumur bukan dari pasangan batu disemen (tanah), lantai sumur kedap air, Bibir sumur dari balok kayu, tumbuh rumput di dinding sumur.Titik 3 : Dekat dengan saluran drainase, dinding sumur bukan dari pasangan batu disemen (tanah), lantai sumur retak-retak, dan bibir sumur menggunakan papan kayu sebagai batas sumur.Titik 4 : Dekat dengan danau balang tonjong, dinding sumur dari pasangan batu tapi tidak diplester, lantai sumur kedap air, dan dekat dengan saluran drainaseTitik 5 : Dinding sumur kedap air, lantai sumur retak-retak dan berdampingan dengan pohon mangga.Titik 6 : Dekat dengan septic tank tetangga, dekat dengan PLTU, dinding sumur kedap air, lantai sumur kedap air, dan sumur sekitarnya berbau solar pada saat musim kemarau.

Metode Pengambilan Sampel Air

Waktu dam Lokasi Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel air sumur gali dilakukan di sekitar kecamatan Manggala yang terdiri dari enam kelurahan, pada hari Rabu 13 Februari 2013, mulai dari pukul 09.0013.00 WITA. Setelah sampel diambil, kemudian langsung diantar ke laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) kelas 1 Makassar. Pengambilan sampel air sumur gali dilakukan pada enam titik berbeda masing-masing satu titik tiap kelurahan. Berikut ini pembagian sampel tiap kelurahan:Titik 1 : Kelurahan Tamangapa(7766283,9425880)Titik 2 : Kelurahan Bangkala (775649,9427279)Titik 3 : Kelurahan Manggala (776904,9428809)Titik 4 : Kelurahan Antang (775001,9428592)Titik 5 : Kelurahan Borong (773117,9428794)Titik 6 : Kelurahan Batua (774083,9430231)

Alat dan Bahan yang digunakan

Alat pengambilan sampel air sumur untuk enam titik pengambilan sampel menggunakan 6 botol air mineral ukuran 1,5 liter. Untuk pengambilan sampel air keperluan pemeriksaan bakteri, digunakan botol steril berukuran 150 ml, kemudian untuk pemeriksaan COD dan DO digunakan botol kimia (winkler) berukuran 250 ml. Roll meter dilengkapi pelampung dgunakan untuk mengukur dimensi dan tinggi muka air sumur, timba digunakan untuk memindahkan air dari sumur ke botol. GPS digunakan untuk penentuan koordinat sumur. Peralatan untuk analisis sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi air yang dilakukan di laboratorium disajikan pada Tabel. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air sumur dari sumur penduduk yang bermukim di sekitar Kecamatan Manggala Kota Makassar.

Cara Pengambilan Sampel Air Sumur

Mengingat pentingnya data hasil uji parameter kualitas air sumur dangkal, dalam proses pengambilan sampel sebagai langkah awal untuk menghasilkan data kualitas air sumur dangkal harus dipertimbangkan kaidah-kaidah ilmiah dan peraturan perundang-undangan lingkuhan hidup yang berlaku.Jika proses pengambilan sampel dilakukan kurang tepat, peralatan atau instrumen secanggih apa pun yang digunakan tidak dapat menghasilkan data yang menggambarkan kualitas sesungguhnya, kecuali data dari sampel yang diuji.Dalam hal ini, peralatan pengukuran atau pengujian yang digunakan di laboratorium akan menghasilkan data sesuai kondisi sampel yang diuji. GIGO atau Garbage In Garbage Out merupakan ungkapan yang tepat untuk cara kerja peralatan di laboratorium. Dengan demikian, filosofi benar sejak awal harus diterapkan dalam menghasilkan data kualitas lingkungan (Hadi, A.,2005:10).

Pemeriksaan Sampel Air Sumur

Suatu penelitian terhadap kualitas air, tidak semua parameter dan sifat-sifat air harus diteliti. Hal ini sangat bergantung dari tujuan penelitian tersebut. Tetapi lebih ditekankan terhadap parameter yang berhubungan dengan keamanan, penerimaan dan fungsi perairan tersebut. Untuk analisis kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung di lokasi dan cara pengawetan yang dilakukan di Laboratorium, terutama untuk sifat-sifat air yang dapat bertahan lama dalam kondisi yang sudah diawetkan. Berikut ini adalah parameter yang diteliti terdapat pada tabel 2.

Metode Analisis Data

Penentuan Status Air Dengan Metode Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003.

Tabel 2 Parameter yang Diujikan

Sumber : BTKL dan PPK I Makassar

Metode StoretMetode Storet merupakan salah satu metoda untuk penentuan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda Storet ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda Storet adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukan guna menentukan status mutu air.

Tabel 3 Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air

Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003

Metode Indeks Pencemaran Pada metode IP (indeks pencemaran) digunakan berbagai parameter kualitas air, maka pada penggunaannya dibutuhkan nilai rerata dari keseluruhan nailai Ci/Lij sebagai tolak ukur pencemaran, tetapi nilai ini tidak akan bermakna jika salah satu nilai Ci/Lij bernilai >1. Jadi indeks ini harus mencakup nilai Ci/Lij yang maksimum. Sumur akan semakin tercemar untuk suatu peruntukan (j) jika nilai (Ci/Lij R ) atau (Ci/Lij M) adalah lebih besar dari 1,0. Jika nilai (Ci/Lij)M dan atau nilai (Ci/Lij)R makin besar, maka tingkat pencemaran suatu badan air akan semakin besar pula.Harga Indeks pencemaran ini dapat ditentukan dengan cara :1. Pilih parameter-parameter yang jika harga parameter rendah maka kualitas air akan membaik.2. Pilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang.3. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap parameter pada setiap lokasi pengambilan cuplikan.4. a. Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat pencemaran meningkat, misal DO. Tentukan nilai teoritik atau nilai maksimum Cim (misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh nilai Ci/Lij hasil perhitungan, yaitu : untuk Ci Lij rata-rata(2)

b. Jika nilai baku Lij memiliki rentang untuk Ci Lij rata-rata(3)

Untuk Ci > Lij rata-rata(4)

c. Keraguan timbul jika dua nilai (Ci/Lij) berdekatan dengan nilai acuan 1,0, misal C1/L1j = 0,9 dan C2/L2j = 1,1 atau perbedaan yang sangat besar, misal C3/L3j = 5,0 dan C4/L4j = 10,0. Dalam contoh ini tingkat kerusakan badan air sulit ditentukan. Cara untuk mengatasi kesulitan ini adalah :1. Penggunaan nilai (Ci/Lij) hasil pengukuran kalau nilai ini lebih kecil dari 1,0.2. Penggunaan nilai (Ci/Lij)baru jika nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran lebih besar dari 1,0. (Ci/Lij)baru = 1,0 P.log (Ci/Lij) hasil pengukuran P adalah konstanta dan nilainya ditentukan dengan bebas dan disesuaikan dengan hasil pengamatan lingkungan dan atau persyaratan yang dikehendaki untuk suatu peruntukan (biasanya digunakan nilai 5).3. Tentukan nilai rata-rata dan nilai maksimum dari keseluruhan Ci/Lij ((Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M).4. Tentukan harga PIj(5)

Evaluasi terhadap nilai PI (Pollution Index): 0 Pij 1,0= memenuhi baku mutu (kondisi baik) 1,0 Pij 5,0= cemar ringan 5,0 Pij 10= cemar sedang Pij 10= cemar berat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Sampel Air Tanah Dangkal Kecamatan Manggala Kota MakassarKualitas air minum yang digunakan untuk keperluan rumah tangga (minum, masak, mandi, cuci dan kakus), secara ideal harus memenuhi standar, baik sifat fisik, kimia maupun mikrobiologinya. Jika kualitas air melampaui ambang batas maksimum yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan maupun Keputusan Pemerintah, maka kualitas air tersebut menurun sesuai peruntukkannya, sehingga digolongkan sebagai air tercemar.Sekitar wilayah kecamatan Manggala saat ini merupakan pemukiman dengan penduduknya sebagian memanfaatkan air sumur dangkal untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci, kakus dan juga keperluan rumah tangga lainnya. Oleh karena itu kualitas airnya ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010.Hasil penelitian kualitas air sumur dangkal di kecamatan Manggala baik sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi dapat dilihat pada Tabel 4.Analisis Data

Metode Storet

Metode Storet merupakan salah satu metoda untuk penentuan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda Storet ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda Storet adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukan guna menentukan status mutu air.

Tabel 4 Hasil Pengukuran Kualitas Air Sumur Dangkal di Kecamatan Manggala

Sumber : BTKL dan PPK 1 MakassarKeterangan : = Nilai yang melampaui ambang batas maksimum yang diperbolehkan.

Apabila hasil pengukuran mutu air memenuhi baku mutu airnya yaitu bila hasil pengukuran < baku mutu, maka diberi nilai 0, apabila hasil pengukuran tidak memenuhi baku mutu air yaitu bila hasil pengukuran > baku mutu air, maka diberi skor:Hasil analisis data dengan menggunakan metode Storet terlampir pada tabel 5.

Seperti yang terlihat pada tabel 5, maka dapat dibuat diagram seperti gambar 1.Gambar 1 Diagram Skor Mutu Air dengan Metode Storet

Tabel 5 Hasil Analisis Data dengan Menggunakan Metode Storet

Sumber : Analisis data

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode storet dengan melihat standar baku mutu air kelas 1 menurut Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010, Kecamatan Manggala Kota Makassar ini memperoleh jumlah skor = -10,33. Maka menurut analisa metode Storet, kecamatan Manggala Kota Makassar kelas B (Baik) atau cemar ringan jika diperuntukkan untuk air minum (kelas I).

Metode Indeks PencemaranIndeks Pencemaran (Pollution Index) digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan (Nemerow, 1974). Hasil nilai indeks pencemaran di sekitar wilayah Kecamatan Manggala terdapat pada tabel 6.

Seperti yang terlihat pada tabel 6. (PIj), maka dapat dibuat diagram:

Gambar 2 Diagram Indeks Pencemaran (Pij)

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode indeks pencemaran (IP) dengan melihat standar baku mutu air kelas I menurut Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010, Kecamatan Manggala Kota Makassar ini memperoleh indeks pencemaran rata-rata (IPrata-rata) = 3,34. Maka menurut analisa metode indeks pencemaran, kecamatan Manggala Kota Makassar cemar ringan jika diperuntukkan untuk air minum (kelas I).

Tabel 6 Hasil Analisis Data Sumur dengan Metode Indeks Pencemaran

Sumber: Analisis Data

KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULANBeberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan dan analisis terhadap data kualitas air sumur dangkal di Kecamatan Manggala Kota Makassar sebagai berikut :1. Berdasarkan hasil analisis pengujian sampel air sumur dangkal di Kecamatan Manggala secara fisik, kimia, dan mikrobiologi diperoleh hasil dari tiaptiap lokasi sumur yaitu 28 parameter yang melampaui ambang batas Baku Mutu Air Kelas I berdasarkan Peraturan Gubernur Sulsel No.69 tahun 2010 dan 80 parameter yang masih memenuhi ambang batas dari 108 parameter yang diujikan.2. Dengan menggunakan Metode Storet dalam mengidentifikasi tingkat pencemaran air sumur dangkal di Kecamatan Manggala Kota Makassar diperoleh rata-rata hasil analisis dari lokasi titik sumur yaitu -10,33 termasuk kelas B (Baik) atau Cemar Ringan.3. Dengan menggunakan Metode Indeks Pencemaran dalam mengidentifikasi tingkat pencemaran air sumur dangkal di Kecamatan Manggala Kota Makassar diperoleh nilai rata-rata indeks pencemaran yaitu 3,34 termasuk ke dalam kategori Cemar Ringan.SARAN 1. Diharapkan adanya studi yang dilakukan dengan menggunakan metode lain, sehingga didapatkan hasil yang saling melengkapi antara satu dengan lainnya.2. Diharapkan adanya perhatian pemerintah untuk mencari solusi untuk mengadakan sumber air yang lain agar masyarakat tidak bergantung kepada air tanah dangkal (air sumur) misalnya dengan memperluas pengadaan aliran air dari PDAM atau bak-bak penampungan air baku di setiap daerah yang belum terjangkau instalasi PDAM.3. Pemerintah Kota Makassar perlu melakukan sosialisasi untuk mengatasi pencemaran air, khususnya air sumur dangkal, dengan item konstruksi sumur (dinding beton, lantai sumur), menjauhkan sumber pencemar lain terhadap sumur dan juga melakukan sanitasi.4. Pemerintah Kota Makassar perlu melakukan sosialisasi dalam membuat penyaringan air yang sederhana dan murah.5. Pemerintah Kota Makassar perlu melakukan sosialisasi pentingnya membuat sumur resapan di tiap rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Lingkungan Hidup Daerah Sulawesi Selatan. 2010. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air dan Kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup. Makassar: Pengurus Provinsi Sulawesi Selatan.Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup. 2003. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI.Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.Fakhrurroja, H. 2010. Membuat Sumur Air di Berbagai Lahan. Jakarta: Griya Kreasi.Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Hanafiah, A.K. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jurusan Psikologi Universitas Negeri Makassar. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Makassar.Kurniawan, B. 2006. Analisis Kualitas Air Sumur Sekitar Wilayah Tempat Pembuangan Akhir Sampah (Studi Kasus di TPA Galuga Cibungbulang Bogor). Bogor. Institut Pertanian Bogor.Lestari, Ika Ayu., & Setiyono, A. 2012. Perbedaan Kandungan Mangan (Mn) dalam Air Sumur Gali Berdasarkan Syarat Fisik Sumur Gali di Dusun Karangsari Desa Karangnunggal Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya. Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Manampiring, Aaltje E. 2009. Karya Ilmiah, Studi Kandungan Nitrat (NO-3) pada Sumber Air Minum Masyarakat Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. Manado. Universitas Sam Ratulangi.Notodarmojo. S. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Bandung: Institut Teknologi Bandung.Pubalos, J. 2010. Studi Pencemaran Logam Berat Cu dan Pb pada Air Sumur Gali di Sekitar TPA Sampah Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar. Skripsi Sarjana. Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.Rahadi, B., & Novia, L. 2012. Studi Kasus Kabupaten Sumenep. Penentuan Kualitas Air Tanah Dangkal dan Arahan Pengelolaan. Jurnal Teknologi Pertanian, 1(2): 97-104.Sukmawaty. 2006. Studi Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali (SGL) Hubungannya dengan Kejadian Penyakit Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Perumnas Kelurahan Manggala. Skripsi Sarjana. Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Udin, Y. 2007. Studi Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali dan Kejadian Diare di Desa Labuan Panimba Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Skripsi Sarjana. Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Cetakan kedua. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Press.Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak, dan Penanggulangannya. Makalah disajikan untuk Pengantar ke Falsafah Sains, Pasca Sarjana (S3) Institut Pertanian Bogor, Bogor, 6 Juni 2004.