Upload
others
View
34
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
VOLUME III , NOMOR 1, JUNI 2014
JURNAL FARMASI UDAYANA
VOLUME III
NOMOR 1
HALAMAN 1 - 124
EDISI JUNI 2014
PENERBIT JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN - BALI
INFORMASI UNTUK PENULIS Juni 2014 i
JURNAL FARMASI UDAYANA INFORMASI BAGI PENULIS
DAFTAR ISI
Deskripsi
Pembaca
Editor
Petunjuk Penulisan
DESKRIPSI
Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh jurusan
Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian
dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif , kreatif,
original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini
meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.
Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi,
farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat,
teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman
serta evaluasi klinik obat.
PEMBACA
Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika,
farmakologi, kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia
dan statistika
EDITOR
Penanggungjawab : Dr.rer.nat. I M.A.G. Wirasuta, M.Si., Apt
Ketua Dewan Redaksi : Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm, M.Si., Apt
Wakil Dewan Redaksi : Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt
Anggota
Ni Nyoman Wahyu Udayani, S.Farm., M.Sc., Apt
Ni Made Widi Astuti, S.Farm., M.Si.
Mitra Bestari:
Ketua : Drs. I N.K. Widjaja , M.Si., Apt
Wakil Ketua : Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm.,M.Sc., Apt
Anggota:
a. Ni PutuAriantari, S.Farm., M.Farm., Apt (Biologi Farmasi)
b. Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti, S.Farm., M.Si., Apt (Teknologi Farmasi)
c. I G. N. Agung Dewantara, S.Farm., M.Sc., Apt (Teknologi Farmasi)
d. Rasmaya Niruri, S.Si., M.Farm.Klin., Apt (Biomedik dan Farmakologi)
e. Ni Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi)
INFORMASI UNTUK PENULIS Juni 2014 ii
PETUNJUK PENULISAN
PENDAHULUAN
Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)
topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2)
artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di
jurnal lain atau media publikasi yang lain.
Tipe artikel
Artikel hasil penelitian
Review article
Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata),
pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih,
daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai
kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan
1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus
diberi halaman 1.
FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
Conflict of interest
Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi
pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun
sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan
Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja,
konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau
sumber dana yang lain.
Verifikasi Artikel
Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan
sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak
dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan
semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara
eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan
penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam
bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari
plagiarisme
Konstribusi
Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah,
sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.
INFORMASI UNTUK PENULIS Juni 2014 iii
Kepemilikan artikel
Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel
yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau
menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui
draf akhir yang akan dipublikasikan
Perubahan penulis
Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah
urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara
lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau
mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh
corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan
meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau
diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis
yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas
Bahasa
Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.
PERSIAPAN
Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli
menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu
kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.
Struktur Artikel
Sub pokok bahasan-penomoran
Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok
bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.
Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.
Pendahuluan
Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci
atau kesimpulan dari hasil penelitian
Bahan dan metode
Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan
penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka,
hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan
Hasil
Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas
Pembahasan
Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan
mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang berlebihan
dari penelitian sebelumnya
INFORMASI UNTUK PENULIS Juni 2014 iv
Kesimpulan
Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang
singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan
kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil
Appendik
Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.
Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan
seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;
Gambar. A.1
Informasi penting dalam struktur artikel
Judul
Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan
matematika dan singkatan
Nama penulis dan institusi
Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di
bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan supercript di belakang
nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode
pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis
Alamat korespondensi
Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi
semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.
Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci
harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis
Alamat penulis
Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka
alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat
dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat
utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap
menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic
Abstrak
Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus
menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan
umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak
menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama
penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak
umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu
sendiri
Gambar
Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat
menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan
INFORMASI UNTUK PENULIS Juni 2014 v
dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran
gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi
dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5
x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word
Kata kunci
Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari
penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)
Singkatan
Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman
pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada
abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.
Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.
Ucapan terima kasih
Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel
sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul,
sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang
berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain
sebagainya)
Unit
Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang
berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI
Tabel
Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel
dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data
yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain
dari artikel
Daftar pustaka
Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum
dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan
di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan
bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan
sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan
jurnal ini.
Aturan penulisan pustaka
Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat
lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama,
maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit.
Penulisan buku
Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul.
(Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit
INFORMASI UNTUK PENULIS Juni 2014 vi
Contoh:
Buku dengan satu penulis
Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin
Buku dengan banyak penulis
Dua-enam penulis
Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards, N.S.W.:
Allen & Unwin
Lebih dari 6 penulis
Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk
Buku yang memiliki editor
Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan
Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London:
Pluto Press
Buku yang memiliki penulis dan editor
Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard
Bab yang terdapat di dalam buku
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor. judul
buku. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit
Artikel jurnal
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal,
volume (issue), halaman
Skipsi/Tesis/Disertasi
Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi.
Universitas, kota
Sumber penulisan singkatan jurnal
Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html
List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php
CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html
Submission checklist
Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir
sebelum artikel dikaji oleh editor.
Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author:
alamat email
kode pos
nomor telepon atau fax
Semua file yang dibutuhkan telah diupload
Kata kunci
Gambar
INFORMASI UNTUK PENULIS Juni 2014 vii
Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki)
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan
Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian
naskah
Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya
Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini
Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam
teks
Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal
dari sumber lain (termasuk web)
SETELAH ARTIKEL DITERIMA
Perbaikan
Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada
corresponding author (melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh
untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan
penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan
gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama
dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk
dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami
akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga
diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat
penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati
hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal.
Naskah yang dipublikasikan
Artikel akan diberikan kepada corresponding author dalam bentuk pdf melalui
email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal dan
disertai dengan cover jurnal.
INFORMASI UNTUK PENULIS Juni 2014 viii
DAFTAR ISI
hal
Halaman Judul ………………………………………………………………………….....
Deskripsi Jurnal Farmasi Udayana ....................................................................................
Petunjuk Penulisan ...........................................................................................................
Daftar Isi …………………………………………………………………………………..
Lembar Abstrak ………………………………………………………………………….
i
i
ii
viii
ix
1 Uji Aktivitas Antidementia Minuman Gambir dan Minuman Gambir Kombucha Lokal Bali
secara In Vivo ............................................................................................................................. ....
1
2 Perbandingan Aktivitas Antioksidan Masker Gel Peel Off Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garciniamangostana L.) dengan Vitamin C Menggunakan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-
Pikrilhidrazil) ............................................................................................................. ....................
4
3 Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Yang Diperoleh Dari
Daerah Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali ......................................................................
8
4 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam)
dengan Metode Ferrous Ion Chelating (FIC) ................................................................................
14
5 Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Nilai Ph Sediaan Cold Cream Kombinasi Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.), Herba Pegagan (Centella Asiatica) dan Daun
Gaharu (Gyrinops Versteegii (Gilg) Domke) ................................................................................
18
6 Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto ....................................... 22
7 Uji Aktivitas Mengkelat Logam dari Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam dengan Metode
Ferrous Ion Chelating (FIC) ..................................................................................... ....................
26
8 Isolasi Andrografolid dari Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness menggunakan Metode
Purifikasi dan Kristalisasi ................................................................................................. .............
31
9 Proses Amplifikasi Daerah Promoter inhA pada isolat P11mycobacterium Tuberculosis
Multidrug Resistance di Bali dengan Teknik Polymerase Chain Reaction ..................................
35
10 Pengaruh Variasi Suhu Pemanasan terhadap Spesifikasi Amilum Singkong Fully
Pregelatinized sebagai Eksipien Tablet
................................................................................................................
40
11 Perbandingan Kualitas DNA dengan Menggunakan Dua Metode Boom Modifikasi pada Isolat
Mycobacterium Tuberculosisp10 di Bali .......................................................................................
45
12 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Terpurifikasi Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap
Bakteri Propionibacterium acnes...................................................................................................
50
13 Pengaruh Dosis Minuman Gambir Terhadap Peningkatan Daya Ingat Mencit Galur Balb/c ........ 55
14 Penetapan Kadar Andrografolid dalam Isolat dari Sambiloto dengan KLT-
Spektrofotodensitometri ..................................................................................................... ..........
59
15 Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek
Dokter di Kuta Utara ............................................................................................................... ......
63
16 Evaluasi Penggunaan Deksametason pada Pasien Anak Dengan Demam Tifoid ......................... 68
17 Uji Iritasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) .................................. 74
18 Uji Pendahuluan Formula Pelet Effervescent dengan Variasi Konsentrasi Polivinil Pirolidon
(PVP) sebagai Bahan Pengikat ......................................................................................................
78
19 Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 90% Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.)............. 83
20 Studi Peran Apoteker sebagai Verifikator dalam Pelaksanaan Asuhan Kefarmasian Pasien
Rawat Jalan Peserta PT. ASKES (Persero) Cabang Denpasar Di RSUD Wangaya ....................
87
21 Pengaruh Perbandingan Amilum Singkong (Manihot Esculenta Crantz.) Fully Pregelatinized
Dan Gom Akasia terhadap Sifat Fisik Eksipien Co-Processing ..................................................
91
22 Standarisasi Mutu Simplisia Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) .............................. 99
23 Peranan Penggunaan Alat Bantu dalam Metode Pembagian Visual Terhadap Keseragaman
Bobot Puyer Lamivudin Dosis Kecil untuk Terapi Anak dengan HIV/AIDS………………….
102
24 Perbandingan Aktivitas Antibakteri Propionibacterium Acne dari Ekstrak Etanol
Daun Sirih (Piper Betle L.) Dataran Rendah dan Dataran Tinggi .................................................
106
25 Penetapan Kadar Parasetamol dan Tramadol dalam Tablet Anti Nyeri dengan Thin Layer
Chromatography (TLC)- Spektrofotodensitometri ................................................................... .....
110
26
27
Pengaruh Lama Fermentasi terhadap Aktivitas Antioksidan Minuman Kombucha Lokal di Bali
dengan Substrat Produk Gambir ............................................................................ .......................
Pengaruh Komposisi Span 80 dan Cera Alba Terhadap Stabilitas Fisik Sediaan Cold Cream
Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) ...........................................
116
120
Peranan Penggunaan Alat Bantu Dalam Metode Pembagian Visual Terhadap Keseragaman Bobot Puyer Lamivudin Dosis Kecil untuk Terapi Anak dengan HIV/AIDS (Pratama, K.M.,
Niruri, R., Wati, K. D.K., Widotama, I G.B.G., Dewantara, I G.N.A.)
102
PERANAN PENGGUNAAN ALAT BANTU DALAM METODE PEMBAGIAN VISUAL TERHADAP KESERAGAMAN BOBOT PUYER LAMIVUDIN DOSIS KECIL UNTUK
TERAPI ANAK DENGAN HIV/AIDS
Pratama, K.M. 1, Niruri, R. 1, Wati, K. D.K.2, Wiradotama, I G.B.G.3, Dewantara, I G.N.A.1
1Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Udayana 2Bagian / SMF IKA Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah
3Klinik VCT Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Korespondensi : Ketut Maryana Pratama Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837
Email : [email protected]
ABSTRAK
Terapi dengan Antiretroviral (ARV) atau dikenal dengan Antiretroviral Terapi (ART) digunakan untuk terapi pada pasien dengan HIV/AIDS baik pasien anak-anak maupun dewasa (WHO, 2009). Salah satu ARV yang sering digunakan untuk terapi pada pasien HIV/AIDS pediatri adalah lamivudin. Pemberian obat pada pasien anak masih banyak diresepkan oleh dokter dalam bentuk sediaan puyer. Cara pembagian puyer yang paling banyak dilakukan adalah secara visual, dikarenakan lebih cepat dan praktis. Namun, pembagian secara visual memungkinkan terjadinya variasi dalam bobot dan kandungan puyer terkait keterbatasan dalam kemampuan pengamatan secara visual, ketelitian, ketrampilan, serta waktu dalam menyiapkan sediaan puyer. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan alat bantu dalam metode pembagian visual terhadap keseragaman bobot puyer. Metode : Dilakukan pembagian serbuk menggunakan metode pembagian secara visual dengan menggunakan alat bantu untuk mendapatkan puyer Lamivudin dosis kecil (50 mg) sebanyak 60 bungkus. Selanjutnya dilakukan penentuan keseragaman bobot puyer yang mengacu pada persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III. Hasil : Pada penelitian ini diperoleh hasil keseragaman bobot yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III. Hasil pengujian dengan menggunakan alat bantu menunjukkan dari 60 bungkus puyer yang diuji, hanya 1 bungkus serbuk yang menyimpang lebih besar dari 10% bobot rata-rata namun penyimpangannya tidak lebih dari 15% dari bobot rata-rata. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa alat bantu memudahkan dalam penyiapan obat dalam sediaan puyer Lamivudin dosis kecil (50 mg) dan hasil penentuan keseragaman bobot puyer memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III. Kata kunci: HIV, Lamivudin, Metode Pembagian Visual, Puyer
Peranan Penggunaan Alat Bantu Dalam Metode Pembagian Visual Terhadap Keseragaman Bobot Puyer Lamivudin Dosis Kecil untuk Terapi Anak dengan HIV/AIDS (Pratama, K.M., Niruri, R., Wati, K. D.K.,
Widotama, I G.B.G., Dewantara, I G.N.A.)
103
1. PENDAHULUAN
Terapi dengan Antiretroviral (ARV) atau dikenal dengan Antiretroviral Terapi (ART) digunakan untuk terapi pada pasien dengan HIV/AIDS baik pasien anak-anak maupun dewasa (WHO, 2009). Salah satu ARV yang sering digunakan untuk terapi pada pasien HIV/AIDS pediatri adalah lamivudin. Lamivudin merupakan suatu analog cytosine dengan aktivitas in vitro melawan HIV yang bersifat sinergis dengan berbagai analog nukleosida antiretrovirus (termasuk zidovudin dan stavudin) (Katzung, 2004). Pemberian obat pada anak sering mengalami masalah dalam hal dosis dan cara pemberian karena diperlukan dosis yang lebih kecil dibandingkan dengan penderita dewasa. Pengobatan dengan dosis yang kecil untuk anak membutuhkan sediaan dalam bentuk sirup, suspensi, atau sediaan yang dimodifikasi berupa pembagian tablet atau pembuatan puyer (DepkesRI, 2008, WHO, 2009).
Pemberian obat pada anak sering mengalami kendala dalam hal dosis dan cara pemberian terkait dengan jumlah dosis yang lebih kecil dibandingkan dengan pasien dewasa. Pemberian obat pada pasien anak masih banyak diresepkan oleh dokter dalam bentuk sediaan puyer, dikarenakan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bentuk sediaan jadi buatan pabrik, yaitu mudah untuk mengatur dosis dan kombinasi obatnya sesuai dengan kebutuhan pasien. Namun, bentuk sediaan puyer memungkinkan terjadinya variasi dalam bobot dan kandungan puyer terkait keterbatasan dalam kemampuan pengamatan secara visual, ketelitian, ketrampilan, serta waktu dalam menyiapkan suatu sediaan puyer. Ketidaktepatan dosis pada sediaan puyer dapat terjadi ketika proses pembuatannya yang dapat menyebabkan sebagian obat tertinggal pada wadah yang digunakan untuk menggerus, juga pada pembungkus yang digunakan (Soepardi, Soedibyo, dkk 2009). Menurut Depkes RI, 2008, ketidaktepatan dosis, terkait dengan dosis pemberian, cara penyiapan dan penyimpan dapat menjadi salah satu penyebab dari kegagalan terapi (Depkes RI, 2008). Dengan adanya variasi dalam bobot dan kandungan dapat mempengaruhi efektivitas obat yang diberikan pada pasien (Ansel, 1989; Anief, 1988). Pada umumnya pengobatan pada pasien anak dengan diagnosis HIV/AIDS masih sering
diresepkan dalam bentuk sediaan puyer. Data yang didapatkan di Rumah Sakit Sanglah, Denpasar Bali pada bulan Januari-Februari 2012, menyatakan bahwa dari total 74 pasien anak usia 3 bulan - 8 tahun yang mendapatkan sediaan puyer lamivudin, diperoleh dosis rata-rata sediaan puyer lamivudin adalah 50 mg dan jumlah puyer yang paling banyak dibuat adalah untuk penggunaan selama 35 hari (60 bungkus). ……Berdasarkan data dari penelitian sebelumnya mengenai pembagian puyer dengan menggunakan metode visual didapatkan hasil bahwa pembagian puyer secara visual tidak mampu memberikan hasil yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III (Maharani, 2012), oleh karena itu perlu dilakukan peneitian ini dengan menggunakan alat bantu dalam pembagian puyer.
2. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian
Tablet Lamivudin 150 mg
2.2 Alat Penelitian Mortir Porselen, Stemper, Neraca Analitik (AND), Kertas Perkamen, Sendok Tanduk, Sudip, Spatula Logam, Alat bantu. 2.3 Metode Penelitian 2.3.1 Pembuatan Alat Bantu ......Alat bantu sederhana dibuat dengan menggunakan lempeng aluminium yang di potong dengan ukuran kira-kira 1 cm x 6 cm. Alat dibuat dengan melipat lempeng aluminium dan membentukknya sehingga alat akan menyerupai bentuk sendok. Kaliberasi alat dilakukan dengan menimbang puyer yang tertampung pada alat dengan menggunakan timbangan yang sudah terkaliberasi agar mendapatkan berat puyer kira-kira 85 mg. Apabila berat puyer tidak sesuai (kelebihan berat) dapat disesuaikan dengan memotong pinggiran atas sendok aluminium sampai didapatkan berat puyer yang diinginkan. Sedangkan apabila berat puyer kurang dari berat yang diinginkan maka dilakukan pengulangan pembuatan alat bantu dari awal. Setelah didapatkan berat puyer sesuai yang diinginkan, dilakukan percobaan penimbangan dengan menggunakan alat bantu tersebut sebanyak 3 kali sampai memberikan hasil yang konsisten setiap kali penimbangan. 2.3.2 Metode Pembagian Serbuk
Peranan Penggunaan Alat Bantu Dalam Metode Pembagian Visual Terhadap Keseragaman Bobot Puyer Lamivudin Dosis Kecil untuk Terapi Anak dengan HIV/AIDS (Pratama, K.M., Niruri, R., Wati, K. D.K.,
Widotama, I G.B.G., Dewantara, I G.N.A.)
104
Serbuk dibuat dari tablet lamivudin kemudian dibagi dengan cara mengambil serbuk dengan menggunakan alat bantu dan dilakukan pembagian sejumlah 60 bungkus. Setiap kali pegambilan serbuk diusahakan agar jumlah serbuk pada alat bantu sejajar dengan pinggiran alat (tidak membentuk gunung). Jumlah serbuk yang diambil kira-kira 84 mg yang mengandung 50 mg zat aktif lamivudin. Pembagian serbuk diulang sebanyak 3 kali pengulangan. 2.3.3 Uji Keseragaman bobot .......Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu. Campur isi ke-20 bungkus, dan timbang sekaligus. Hitung rata-ratanya. Selanjutnya penentuan keseragaman bobot puyer dilakukan dengan mengacu pada persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979, yaitu dari 20 puyer yang ditetapkan keseragaman bobotnya, 18 bungkus tidak boleh menyimpang ±10%, 2 bungkus lainnya boleh menyimpang asalkan tidak lebih dari ±15%, dan tidak ada yang boleh menyimpang lebih dari ±15%. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan puyer sebanyak 60 bungkus sehingga dilakukan penyesuaian persyaratan untuk 60 bungkus puyer menjadi : 54 bungkus tidak boleh menyimpang dari ±10%, 6 bungkus lainnya boleh menyimpang asalkan tidak lebih dari ±15%, dan tidak ada yang boleh menyimpang lebih dari ±15% (Depkes RI, 1979).
3. HASIL Pada penelitian ini, pembagian puyer secara visual dengan menggunakan alat bantu memperoleh hasil keseragaman bobot yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III. Hasil pengujian menunjukkan dari 60 bungkus puyer yang diuji hanya terdapat 1 bungkus serbuk yang menyimpang lebih besar dari 10% bobot rata-rata pada pengulangan pertama dan ketiga namun penyimpangannya tidak lebih dari 15% dari bobot rata-rata. Tabel A.1 Hasil Keseragaman Bobot Puyer
Lamivudin Syarat Pengulangan
1 2 3 < 10% 0 0 0
10-15% 1 0 1 > 15% 0 0 0
4. PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, dilakukan pembagian serbuk menggunakan metode pembagian secara visual dengan menggunakan alat bantu untuk mendapatkan puyer lamivudin dosis kecil (50 mg) sebanyak 60 bungkus. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 tablet lamivudin dengan kadar per tablet yaitu 150 mg. Tablet Lamivuin digerus satu persatu, hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tablet tergerus homogen. Diusahakan tidak menggerus tablet dalam jumlah banyak sekaligus. Penggerusan dilakukan kearah dalam untuk memusatkan energi kedalam, sehingga lebih efisen dalam waktu, dan serbuk yang didapatkan lebih halus dan homogen (Ansel, 1989). Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil yang
sesuai dengan persyaratan Farmakope Indonesia
edisi III, dimana hanya terdapat 1 bungkus puyer
yang melebihi 10% bobot rata-rata tetapi
penyimpangannya tidak lebih dari 15% bobot
rata-rata. Pembagian dengan alat bantu ini
memberikan kemudahan dalam pembagian serbuk
dan dapat memenuhi keseragaman bobot yang
dipersyaratkan. Keseragaman bobot puyer yang
dihasilkan diharapkan dapat mengoptimalkan
terapi karena bobot puyer yang dibuat sudah
memenuhi persyaratan.
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa alat bantu memudahkan dalam penyiapan obat dalam sediaan puyer puyer Lamivudin dosis kecil (50 mg) dan hasil hasil penentuan keseragaman bobot puyer memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III. UCAPAN TERIMAKASIH .......Penulis mengucapkan terimakasih kepada Anak Agung Sagung Nariti Maharani atas dukungan serta bantuan selama penelitian ini berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi. Edisis Keempat. Jakarta: Penerbit UI Press. Halaman : 202-209.
Anief, M. 1988. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press. Halaman 34-37.
Peranan Penggunaan Alat Bantu Dalam Metode Pembagian Visual Terhadap Keseragaman Bobot Puyer Lamivudin Dosis Kecil untuk Terapi Anak dengan HIV/AIDS (Pratama, K.M., Niruri, R., Wati, K. D.K.,
Widotama, I G.B.G., Dewantara, I G.N.A.)
105
Depkes. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 24.
Depkes RI. 2008. Pedoman Tatalaksana Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Anak di Indonesia. Jakarta : Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Halaman : 24.
Himawati E. R., N. Roosita, dan T. Purwanti. 2003. Pengaruh Metode Pembagian Visual Terhadap Keseragaman Bobot Puyer dan Kapsul Dosis Kecil dan Besar dengan Jumlah Pembagian yang Berbeda.http://www.infolitbang.ristek.go.id/index.php?l=id&go=d&i=702
Katzung, B. G., 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8 Cetakan Ketiga. Surabaya: Salemba Medika.
Maharani, A.A.S.N., Pratama, K.M., Niruri, R., Dewantara, I G.N.A.,Wati, K.D., Wiradotama, I G.B.G. 2013. Pengaruh metode pembagian visual dengan dan tanpa coating terhadap keseragaman bobot puyer isoniazid dosis besar untuk terapi anak dengan HIV/AIDS-TB. Jurnal Farmasi Udayana. I (1), halaman 93-98
Nasronudin. 2006. HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler , Klinis, dan Sosial. Surabaya : Airlangga University Press, Halaman 254.
Setiawan, I Made. 2009. Tatalaksana Infeksi HIV/AIDS pada Bayi dan Anak. Majalah Kedokteran Indonesia. 59 (12), halaman 607-620.
Soedibyo, Soepardi dan E. Koesnandar. 2009. Pengetahuan Orangtua Mengenai Obat Puyer di Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Sari Pediatri, 10 (6), halaman 402.
WHO. 2009. Buku Saku Pelayanan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: WHO Indonesia