7
39 ISSN : 0852-9109 Perbandingan pola perubahan pH saliva penderita karies rendah dan tinggi setelah mengkonsumsi makanan ringan yang mengandung sukrosa dan xylitol (Saliva pH changing-pattern comparison between low and high caries-risk patients after consuming sucrose and xylitol-containing snack) Rini Yulia Wanti 1 , Soejatmi Iskandar 2 dan Mandojo Rukmo 2 1 Peserta Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya – Indonesia 2 Departemen Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya – Indonesia ABSTRACT This experiment was done to find out the difference on saliva pH changing-pattern between low and high caries-risk patients after consuming sucrose and xylitol-containing snack. Fourteen male patients aged 20 to 35 years were voluntarily asked and treated as samples. These samples were divided into two groups, seven samples were labeled low caries-risk group (DMF < 3) and seven others were labeled high caries-risk group (DMF > 6) with initial pH of 6.5-7.5. Eight grams of Tango waffer chocolate flavour (contained sucrose) and eight grams of Tango waffer chocolate flavour (contained xylitol) were used as the snack. The saliva pH of each sample was measured before and on the 5th, 10th, 15th, 20th, 30th, and 60th minutes after consuming Tango waffer using pH-meter. The changing pH were recorded and analyzed using Kolmogorov-Smirnov test, Lavene test, Anova test, and t-test (α < 0,05). The result of this experiment showed that there was a significant difference on saliva pH changing-pattern between low and high caries-risk patients after consuming sucrose and xylitol- containing snack. The conclusion of this experiment was that saliva pH changing-pattern on high caries-risk patients was lower than that of low Key Words : saliva pH, sucrose, xylitol, low caries-risk patients, high caries-risk patients. Korespondensi (correspondence) : Soejatmi Iskandar, Departemen Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jln. Mayjen Prof Dr Moestopo 47, Surabaya 60132, Indonesia PENDAHULUAN Rongga mulut dilindungi oleh saliva dari sifat asam dari makanan dan minuman karena saliva berfungsi sebagai bufer dan netralisator yang sangat efektif untuk mengurangi sifat kariogenik dari makanan yang menjadi penyebab karies gigi. 1,2 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pH saliva salah satunya adalah faktor diet. Diet dengan konsumsi karbohidrat yang tinggi akan menurunkan pH saliva, sebagai akibat produksi asam yang akan meningkat 3 , sedangkan diet kaya protein akan mengeluarkan zat basa seperti amoniak. 1 Menurut klasifikasi WHO kelompok karies rendah adalah yang memiliki indeks DMF(t) 1,2-2,6; sedangkan yang memiliki indeks DMF(t) 4,6-6,5 digolongkan sebagai kelompok karies tinggi. 4 Pada penelitian yang dilakukan oleh Amirudin 5 , didapatkan bahwa kelompok karies tinggi

Jurnal Endo Restorasi Vol. 1 No. 1 Naskah 8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Endo Restorasi Vol. 1 No. 1 Naskah 8

39ISSN : 0852-9109

Perbandingan pola perubahan pH saliva penderitakaries rendah dan tinggi setelah mengkonsumsimakanan ringan yang mengandung sukrosa dan xylitol(Saliva pH changing-pattern comparison between low and high caries-risk patients afterconsuming sucrose and xylitol-containing snack)

Rini Yulia Wanti 1, Soejatmi Iskandar 2 dan Mandojo Rukmo 2

1 Peserta Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Konservasi GigiFakultas Kedokteran Gigi Universitas AirlanggaSurabaya – Indonesia

2 Departemen Konservasi GigiFakultas Kedokteran Gigi Universitas AirlanggaSurabaya – Indonesia

ABSTRACTThis experiment was done to find out the difference on saliva pH changing-pattern between low and high

caries-risk patients after consuming sucrose and xylitol-containing snack. Fourteen male patients aged 20 to 35years were voluntarily asked and treated as samples. These samples were divided into two groups, seven sampleswere labeled low caries-risk group (DMF < 3) and seven others were labeled high caries-risk group (DMF > 6)with initial pH of 6.5-7.5. Eight grams of Tango waffer chocolate flavour (contained sucrose) and eight gramsof Tango waffer chocolate flavour (contained xylitol) were used as the snack. The saliva pH of each samplewas measured before and on the 5th, 10th, 15th, 20th, 30th, and 60th minutes after consuming Tango wafferusing pH-meter. The changing pH were recorded and analyzed using Kolmogorov-Smirnov test, Lavene test,Anova test, and t-test (α < 0,05). The result of this experiment showed that there was a significant difference onsaliva pH changing-pattern between low and high caries-risk patients after consuming sucrose and xylitol-containing snack. The conclusion of this experiment was that saliva pH changing-pattern on high caries-riskpatients was lower than that of low

Key Words : saliva pH, sucrose, xylitol, low caries-risk patients, high caries-risk patients.

Korespondensi (correspondence) : Soejatmi Iskandar, Departemen Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi UniversitasAirlangga. Jln. Mayjen Prof Dr Moestopo 47, Surabaya 60132, Indonesia

PENDAHULUANRongga mulut dilindungi oleh saliva dari sifat asam dari

makanan dan minuman karena saliva berfungsi sebagai buferdan netralisator yang sangat efektif untuk mengurangi sifatkariogenik dari makanan yang menjadi penyebab karies gigi.1,2

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pH saliva salahsatunya adalah faktor diet. Diet dengan konsumsi karbohidratyang tinggi akan menurunkan pH saliva, sebagai akibat

produksi asam yang akan meningkat3, sedangkan diet kayaprotein akan mengeluarkan zat basa seperti amoniak.1

Menurut klasifikasi WHO kelompok karies rendah adalahyang memiliki indeks DMF(t) 1,2-2,6; sedangkan yangmemiliki indeks DMF(t) 4,6-6,5 digolongkan sebagaikelompok karies tinggi.4 Pada penelitian yang dilakukan olehAmirudin5, didapatkan bahwa kelompok karies tinggi

Page 2: Jurnal Endo Restorasi Vol. 1 No. 1 Naskah 8

40 ISSN : 0852-9109

mempunyai pH saliva yang lebih rendah dibandingkan dengankelompok karies rendah. pH saliva yang rendah (4,0-5,5)dapat meningkatkan pertumbuhan kuman-kuman asidogenikyang dapat menyebabkan karies. Nolte6 membuktikan bahwaindividu yang mempunyai derajat keparahan karies tinggimengalami penurunan pH yang lebih nyata daripada individudengan karies rendah karena jumlah bakteri asidogenik danasidurik makin bertambah, sehingga proses pembentukanasam semakin meningkat.

Sukrosa merupakan salah satu penyebab utamaterjadinya karies, karena berat molekulnya rendah dan mudahlarut sehingga cepat difermentasi oleh bakteri dalam plak,merupakan gula tebu yang banyak terdapat dalam makanan,dan merupakan substrat yang paling disukai bakterikariogenik yang dapat menghasilkan polisakaridaekstraseluler (dekstran dan levan) yang melekat padapermukaan gigi.7,8,9 Pada permulaan, sukrosa akanmenginduksi sekresi ludah encer seperti air, kemudian diikutioleh sekresi seperti lendir yang diikuti oleh rasa haus danakan terlihat adanya pembentukan plak yang secara tidaklangsung menaikkan proses karies.1

Sekarang telah banyak digunakan pengganti sukrosasebagai pemanis tanpa menghasilkan asam. Pemanistersebut ada dua golongan yaitu pemanis non nutritif,misalnya askarin, aspartam dan siklamat dan pemanis nutritifmisalnya gula alkohol seperti sorbitol, mannitol dan xylitol.9

Beberapa penelitian tentang hubungan pH saliva dankarbohidrat telah dilaporkan. Jansen dkk10 menyatakanbahwa terdapat perbedaan penurunan pH saliva padakelompok karies tinggi dan karies rendah. Hasil penelitianKetut11 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan perubahanpH saliva antara mengunyah permen karet yang mengandungsukrosa dan sorbitol. Dewi12 dan Fitri6 menyatakan pH salivamenjadi lebih asam setelah makan Chiki rasa coklat. Noviana13

dan Suharirin14 menyatakan bahwa ada penurunan pH salivasetelah mengunyah brem baik pada penderita karies rendahmaupun tinggi.

Pola perubahan pH saliva penderita setelahmengkonsumsi karbohidrat didapatkan dari hasil penelitianStephan9 yang memperlihatkan perubahan pH yang bermaknapada menit ke-1, ke-3, ke-5, ke-20, ke-30, dan ke-60. Dalampenelitian Bibby15, pH plak maupun pH saliva diukur denganjarak waktu menit ke-0, ke-5, ke-10, ke-15, dan ke-30 danternyata penurunan pH terbesar berkisar antara menit ke-5hingga menit ke-20. Widiastuti16 menyimpulkan bahwa terjadipenurunan derajat keasaman saliva yang dimulai pada menitke-5 hingga menit ke-10 setelah dilakukan konsumsi

karbohidrat, kemudian pH saliva berangsur-angsur kembalipada pH awal seperti sebelum diberi perlakuan pada menitke-30. Menurut Mount dan Hume17 pada penderita kariesrendah yang diberi glukosa pH akan turun paling rendahsetelah 2 menit dan akan kembali normal setelah 25 menit.Pada karies tinggi yang diberi glukosa, pH akan turun palingrendah setelah 12 menit, pH akan kembali normal setelah 1jam.

Uraian di atas menunjukkan bahwa pH saliva sangatberpengaruh pada pertumbuhan kuman kariogenik, dan adaperbedaan pH saliva pada penderita karies rendah dan kariestinggi, penderita karies tinggi ternyata mempunyai pH salivayang lebih rendah.5 Pola perubahan pH saliva mengalamipenurunan yang berarti pada menit ke-1, ke-5, dan ke-10dan berangsur-angsur kembali naik pada menit ke 20 danhampir mendekati pH awal pada menit ke-30.16 Namunsampai saat ini belum ada penelitian tentang perbandinganpola perubahan pH saliva antara penderita karies rendah danpenderita karies tinggi setelah mengkonsumsi makananringan yang mengandung sukrosa dan xylitol pada beberapainterval waktu seperti menit ke-5, ke-10, ke-15, ke-20, ke-30, dan ke-60. Mengingat sukrosa merupakan bahan yangpaling kariogenik diantara karbohidrat lain dan xylitol dapatdigunakan sebagai pemanis yang tidak menghasilkan asam,maka informasi penelitian tentang pola perubahan pH salivaantara penderita karies rendah dan penderita karies tinggisetelah mengkonsumsi makanan ringan yang mengandungsukrosa dan xylitol perlu didapatkan. Hasil penelitian tentangpola perubahan ini diharapkan bermanfaat sebagai acuanpenelitian ilmiah dalam penyusunan program pencegahankaries.

BAHAN DAN METODEPopulasi pada penelitian eksperimental klinis ini adalah

penderita yang datang UPF spesialis konservasi gigi RSGMPFakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya.Sampel yang diambil dari populasi dipilih scara selcted radomsampling sebanyak 14 penderita dengan kriteria: pria, umur20-35 tahun, penderita karies rendah (DMF-t ≤ 3) danpenderita karies tinggi (DMF-t ≥ 6), pH rongga mulut sebelumperlakuan adalah 6,50 - 7.50, penderita tidak merokok dandalam keadaan sehat. Sampel dibagi 2 kelompok yaitukelompok penderita karies rendah dan karies tinggi, masing-masing kelompok terdiri dari 7 penderita.

Pemilihan sampel dilakukan dengan memeriksa terlebihdahulu keadaan intraoralnya dengan maksud untuk

Endo Restorasi Jurnal Ilmu Konservasi Gigi � Volume 1 � No. 1, Januari - Juni 2008: 39-45

Page 3: Jurnal Endo Restorasi Vol. 1 No. 1 Naskah 8

41ISSN : 0852-9109

mendapatkan nilai DMF-t dan pH awal seperti yang telahditentukan. Subyek penelitian yang telah terpilih dicatatdatanya secara lengkap dan mengisi informed consent dandiwajibkan datang tepat waktu pada saat pemeriksaandilakukan. Pada hari pertama, semua sampel diinstruksikanmenyikat giginya dengan metode roll selama 2 menitmemakai pasta gigi (Sensodyne) yang telah diberikan, dansetelah itu tidak makan dan minum selama dua jam. Setelah2 jam, sampel dipersilahkan duduk di kursi dan diinstruksikanmeludah kemudian ditampung dalam tabung reaksi ± 2ccatau mencapai 2 cm dari tinggi tabung reaksi. Kemudiansaliva yang telah tertampung tersebut diukur pH awalnyadengan pH meter yang sudah distandarisasi. Setelah itusampel diminta untuk mengunyah 8 gram makanan ringan(waffer, Tango, PT. Ultra Prima Abadi, Indonesia) yangmengandung sukrosa selama 1 menit. Pada 5, 10, 15, 20,30 dan 60 menit kemudian sampel diinstruksikan meludah±2cc ke dalam tabung reaksi. Kemudian diukur pH salivanyadengan pH meter dan dicatat hasilnya. Perlakuan pada harikedua, sama dengan perlakuan pada hari pertama, tetapimakanan ringan (waffer) yang mengandung sukrosa digantidengan makanan ringan (waffer, Tango, PT. Ultra Prima Abadi,Indonesia) yang mengandung xylitol. Data pengukuran pHsaliva hasil penelitian dianalisis secara statisticmenggunakan uji Anova, dan uji Tukey-HSD pada α =0,05.

HASILData pada tabel 1 memperlihatkan bahwa pada

umumnya pada pH saliva penderita karies rendah dan tinggi,yang paling tinggi adalah pH awal dan yang paling rendahadalah pH pada menit ke-15 setelah mengkonsumsimakanan ringan yang mengandung sukrosa dan xylitol.

Hasil analisis varians menunjukkan bahwa bahwa jeniskaries (F=363.69; p=0,00), jenis pemanis (F=68.88; p=0,00),dan waktu (F=22.71; p=0,00) setelah pengunyahanberpengaruh terhadap pH saliva. Analisis selanjutnya denganTukey HSD memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yangbermakna (p<0,05) antara pH saliva penderita karies rendahdan karies tinggi, serta terdapat perbedaan yang bermakna(p<0,05) pada pH saliva setelah mengkonsumsi jenispemanis sukrosa dan xylitol. Hasil analisis pada tabel 1, 2dan 3 memperlihatkan bahwa pola perubahan pH salivapenderita karies rendah ternyata lebih menurun pada menitke-5 setelah mengkonsumsi makanan ringan yangmengandung sukrosa dibandingkan dengan xylitol, sedangpola perubahan pH saliva penderita karies tinggi lebihmenurun pada menit ke-10, ke-15, ke-20, ke-30, dan ke-60setelah mengkonsumsi makanan ringan yang mengandungsukrosa dibandingkan dengan xylitol. Penurunan pH salivapada penderita karies tinggi lebih besar daripada penderita

Tabel 1. Nilai rerata dan simpang baku pH saliva menurut jenis karies,jenis pemanis,dan waktu setelahpengunyahan

Jenis Karies Jenis Pemanis Waktu Nilai rerata Simpang baku N Menit ke-0 7.3414 .08071 7 Menit ke-5 7.1214 .05273 7 Menit ke-10 6.9414 .12061 7 Sukrosa Menit ke-15 6.8214 .11291 7 Menit ke-20 6.8514 .16345 7 Menit ke-30 7.0714 .12602 7

Karies rendah Menit ke-60 7.2257 .07764 7 Menit ke-0 7.3286 .06466 7 Menit ke-5 7.4000 .15022 7 Menit ke-10 7.1343 .06876 7 Xylitol Menit ke-15 7.0343 .08080 7 Menit ke-20 7.1400 .08832 7 Menit ke-30 7.2471 .07499 7 Menit ke-60 7.3914 .11097 7 Menit ke-0 6.8814 .17430 7 Menit ke-5 6.5271 .18319 7 Menit ke-10 6.2143 .40307 7 Sukrosa Menit ke-15 6.1114 .41835 7 Menit ke-20 6.2300 .40336 7 Menit ke-30 6.4100 .42802 7

Karies tinggi Menit ke-60 6.5371 .40442 7 Menit ke-0 6.9943 .16102 7 Menit ke-5 6.7900 .16931 7 Menit ke-10 6.5843 .15393 7 Xylitol Menit ke-15 6.4629 .14773 7 Menit ke-20 6.6200 .17550 7 Menit ke-30 6.7586 .16886 7 Menit ke-60 6.8957 .15065 7

Wanti : Perbandingan pola perubahan pH saliva penderita karies rendah dan tinggi

Page 4: Jurnal Endo Restorasi Vol. 1 No. 1 Naskah 8

42 ISSN : 0852-9109

karies rendah pada menit ke-5, ke-10, ke-15, ke-20,ke-30, dan ke-60 setelah mengkonsumsi makanan ringanyang mengandung sukrosa, sedangkan penurunan pH salivapada penderita karies tinggi lebih besar daripada penderitakaries rendah pada interval waktu menit ke-10, ke-15,ke-2, dan ke-30 setelah mengkonsumsi makanan ringanyang mengandung xylitol.

DISKUSIHasil analisis varians membuktikan bahwa penderita

karies rendah memang mempunyai pH saliva yang lebih tinggidari penderita karies tinggi, setelah mengkonsumsi makananringan yang mengandung jenis pemanis sukrosa. pH salivanyamenjadi lebih rendah dibandingkan pH saliva setelahmengkonsumsi jenis pemanis xylitol. Pada menit ke-10, ke-15, ke-20, dan ke-30 terjadi perubahan yang bermakna padapH saliva dibandingkan pada pH awal (menit ke-0).

Jenis karies ternyata berpengaruh terhadap pH saliva,penderita karies tinggi mempunyai pH saliva yang berbedabermakna dengan penderita karies rendah. Hal inimembuktikan penderita karies tinggi memang mempunyaipH saliva yang lebih rendah daripada penderita karies rendah,sesuai dengan penelitian Amirudin.5

Jenis pemanis yang terkandung dalam makanan ringanyang dikonsumsi ternyata berpengaruh terhadap pH saliva,pH saliva setelah mengkonsumsi jenis pemanis sukrosamempunyai perbedaan bermakna dengan pH saliva setelahmengkonsumsi jenis pemanis xylitol. Hal ini membuktikan

pH saliva menjadi lebih rendah setelah mengkonsumsimakanan ringan yang mengandung sukrosa dibandingkansetelah mengkonsumsi makanan ringan yang mengandungxylitol. Hal tersebut disebabkan karena Streptococcusmutans tidak dapat mengubah xylitol menjadi asam karenatidak adanya enzim esensial, bahkan xylitol mampuberpenetrasi ke dalam membran sel bakteri sehinggamemperkecil aktifitas enzim glucosyltransferase.18

Sebaliknya, sukrose dengan mudah dapat difermentasimenjadi asam laktat dan piruvat sehingga aktifitas enzimglucosyltransferase semakin meningkat.19 Enzimekstraseluler ini mengkatalisasi glukosiltransfer yangberasal dari sukrosa sehingga berkembang menjadi polimerglukan dan kemudian bersama-sama glucan binding proteinmendukung terjadinya perlekatan Streptococcus mutanspada gigi dan mendukung agregasi sel.18 Bakteri kariogenikseperti Streptococcus mutans dapat menggunakankomponen monosakarida (glukosa dan fruktosa) yang dipecahdari disakarida sukrosa dan energi dari ikatan disakaridauntuk mengumpulkan polisakarida ekstraselullar. Hal tersebutdapat meningkatkan ketebalan plak secara cepat yangmenyebabkan lingkungan asam di sekitar gigi sulit untukdijangkau oleh buffer saliva dan meningkatkan resikoterjadinya karies gigi. Lingkungan asam tersebut membuatpH saliva menjadi lebih rendah setelah mengkonsumsi jenispemanis sukrosa dibandingkan xylitol yang tidak dapatdifermentasi menjadi asam.20

Pada umumnya pola perubahan pH saliva penderita kariesakan menunjukkan penurunan pada interval waktu menit ke-

Tabel 2. Tabulasi silang taraf kemaknaan antar waktu pada penderita karies rendah setelah mengkonsumsi makananringan yang mengandung sukrosa dan xylitol

Jenis Pemanis

Waktu (menit ke-) 0 5 10 15 20 30 60

0 - 0.009* 0.000* 0.000* 0.000* 0.001* 0.453 5 0.009* - 0.056 0.000* 0.001* 0.978 0.576 10 0.000* 0.056 - 0.409 0.728 0.315 0.000*

Sukrose 15 0.000* 0.000* 0.409 - 0.999 0.002* 0.000* 20 0.000* 0.001* 0.728 0.999 - 0.009* 0.000* 30 0.001* 0.978 0.315 0.002* 0.009* - 0.197 60 0.453 0.576 0.000* 0.000* 0.000* 0.147 - 0 - 0.799 0.008* 0.000* 0.010* 0.685 0.877 5 0.799 - 0.000* 0.000* 0.000* 0.063 1.000 10 0.008* 0.000* - 0.454 1.000 0.311 0.000*

xylitol 15 0.000* 0.000* 0.454 - 0.387 0.371 0.000* 20 0.010* 0.000* 1.000 0.387 - 0.371 0.000* 30 0.685 0.063 0.311 0.003* 0.371 - 0.093 60 0.877 1.000 0.000* 0.000* 0.000* 0.093 -

* : ada perbedaan bermakna

Endo Restorasi Jurnal Ilmu Konservasi Gigi � Volume 1 � No. 1, Januari - Juni 2008: 39-45

Page 5: Jurnal Endo Restorasi Vol. 1 No. 1 Naskah 8

43ISSN : 0852-9109

5, ke-10 dan ke-15, dan akan terjadi peningkatan kembalipada menit ke-20, dan ke-30 setelah mengkonsumsimakanan ringan. Pada menit ke-60 pH saliva sudahmendekati pH awal. Hal ini sesuai dengan kurva Stephan9,penelitian Bibby15, Mount dan Hume17, serta Widiastuti16

dimana penurunan pH terbesar berkisar antara menit ke-5hingga menit ke-20, dan setelah itu pH berangsur-angsurkembali ke awal. pH saliva penderita karies rendah yangmeningkat pada menit ke-5 setelah mengkonsumsi makananringan yang mengandung jenis pemanis xylitol mungkindisebabkan oleh kandungan kalsium susu, sodium bikarbonat,dan potassium dalam wafer yang bersifat alkali.9,10,11,15 pHsaliva menurun secara bervariasi pada menit ke-5 sampaimenit ke-15 karena adanya asam laktat dan piruvat sebagaihasil fermentasi karbohidrat oleh bakteri asidogenik yangmenyebabkan pH saliva menjadi rendah. Penurunan pH salivayang masih diatas 5,5 sebagai ambang batas terjadinyademineralisasi enamel mungkin disebabkan karena penelitianini menggunakan bahan karbohidrat yang bukan sukrosamurni tetapi juga terdiri dari tepung terigu yang merupakanjenis polisakarida yang sukar difermentasi dan susu sertasoda kue yang bersifat basa. Kenaikan pH saliva setelahmenit ke-20 disebabkan karena kapasitas saliva sebagaibuffer yang mampu menetralisir asam sehingga menghindariterjadinya demineralisasi, keseimbangan antarademineralisasi dan remineralisasi dapat dicapai secara cepatdengan aliran saliva yang tinggi sebagai buffer yang efektif.15

Hasil analisis pola perubahan pH saliva penderita kariesrendah setelah mengkonsumsi makanan ringan yang

mengandung sukrosa menunjukkan bahwa pH salivapenderita karies rendah akan menurun pada interval waktumenit ke-5, ke-10 dan ke-15, dan akan meningkat kembalipada menit ke-20, dan ke-30 setelah mengkonsumsimakanan ringan yang mengandung sukrosa. Pada menit ke-60 pH saliva sudah mendekati pH awal. Sedangkan hasilanalisis pola perubahan pH saliva penderita karies rendahsetelah mengkonsumsi makanan ringan yang mengandungxylitol menunjukkan bahwa pH saliva penderita karies rendahakan menurun pada interval waktu menit ke-10 dan ke-15,dan mulai meningkat pada menit ke-20 setelahmengkonsumsi makanan ringan yang mengandung xylitol.Pada menit ke-30 dan ke-60 pH saliva sudah mendekati pHawal.

Hasil analisis pola perubahan pH saliva penderita kariestinggi setelah mengkonsumsi makanan ringan yangmengandung sukrosa dan xylitol menunjukkan bahwa pHsaliva penderita karies tinggi akan menurun pada intervalwaktu menit ke-10 dan ke-15, dan mulai meningkat padamenit ke-20 baik setelah mengkonsumsi makanan ringanyang mengandung sukrosa maupun xylitol. Pada menitke-30 dan ke-60 pH saliva sudah mendekati pH awal.

Tidak adanya perbedaan yang bermakna pada penderitakaries rendah pada menit ke-10, ke-15, ke-20, ke-30, danke-60 setelah mengkonsumsi makanan ringan yangmengandung jenis pemanis sukrosa maupun xylitolmenunjukkan bahwa pola perubahan pH saliva pada kariesrendah adalah sama pada interval waktu menit ke-10, ke-15, ke-20, ke-30, dan ke-60 baik setelah mengkonsumsi

Tabel 3. Tabulasi silang taraf kemaknaan antar waktu pada penderita karies tinggi setelah mengkonsumsi makananringan yang mengandung sukrosa dan xylitol

Waktu (menit ke-) 0 5 10 15 20 30 60

0 - 0.531 0.020* 0.004* 0.024* 0.206 0.565 5 0.531 - 0.669 0.340 0.719 0.996 1.000 10 0.020* 0.669 - 0.998 1.000 0.984 0.636

sukrose 15 0.004* 0.340 0.998 - 0.996 0.716 0.313 20 0.024* 0.719 1.000 0.996 - 0.965 0.687 30 0.206 0.996 0.948 0.714 0.965 - 0.994 60 0.565 1.000 0.636 0.313 0.687 0.994 - 0 - 0.237 0.000* 0.000* 0.002* 0.115 0.911 5 0.237 - 0.230 0.008* 0.447 1.000 0.880 10 0.000* 0.230 - 0.794 1.000 0.417 0.013*

xylitol 15 0.000* 0.008* 0.794 - 0.541 0.021* 0.000* 20 0.002* 0.447 1.000 0.541 - 0.679 0.039* 30 0.115 1.000 0.417 0.021* 0.679 - 0.689 60 0.911 0.880 0.013* 0.000* .039* 0.689 -

* : ada perbedaan bermakna

Wanti : Perbandingan pola perubahan pH saliva penderita karies rendah dan tinggi

Page 6: Jurnal Endo Restorasi Vol. 1 No. 1 Naskah 8

44 ISSN : 0852-9109

makanan ringan yang mengandung jenis pemanis sukrosamaupun xylitol. Hal ini sesuai dengan penelitian Ketut11 yangmenunjukkan bahwa tidak ada perbedaan perubahan pHsaliva antara mengunyah permen karet yang mengandungsukrosa dan sorbitol. Perbedaan bermakna hanya terjadi padamenit ke-5 dimana pada penderita karies rendah pH salivalebih menurun setelah mengkonsumsi makanan ringan yangmengandung sukrosa dibandingkan dengan xylitol. pH salivayang meningkat pada menit ke-5 setelah mengkonsumsimakanan ringan yang mengandung jenis pemanis xylitolmungkin disebabkan oleh sifat basa dari kandungan kalsiumsusu, sodium bikarbonat, dan potassium dalam wafer.

Perbedaan bermakna yang terjadi pada penderita kariestinggi pada menit ke-10, ke-15, ke-20, ke-30, dan ke-60setelah mengkonsumsi makanan ringan yang mengandungjenis pemanis sukrosa dan xylitol menunjukkan padapenderita karies tinggi pH saliva lebih menurun setelahmengkonsumsi makanan ringan yang mengandung sukrosadibandingkan dengan xylitol pada interval waktu pada menitke-10, ke-15, ke-20, ke-30, dan ke-60. Hal ini disebabkankarena sukrosa disintesa oleh Streptococcus mutansmembentuk glukan yang berperan dalam perlekatan kumandan sukrosa juga dapat difermentasi secara homolaktikmenjadi satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa,selanjutnya glukosa dipecah menjadi dua molekul asam laktatsebagai produk akhir. Produk asam tersebut dapat membuatpH saliva menurun.19 Sebaliknya, xylitol tidak dapatdifermentasi oleh kebanyakan mikroorganisme dalam mulutsehingga tidak menghasilkan asam esensial. 26,27

Pembentukan asam yang lebih banyak pada saatmengkonsumsi makanan ringan yang mengandung sukrosadibanding xylitol mengakibatkan pH menjadi lebih menurunsetelah mengkonsumsi makanan ringan yang mengandungsukrosa. Sedangkan perbedaan tidak bermakna pada menitke-5 mungkin disebabkan karena asam yang terbentuk masihsama baik setelah mengkonsumsi makanan ringan yangmengandung sukrosa maupun xylitol.

Adanya perbedaan bermakna yang terjadi pada beda pHsaliva antara penderita karies rendah dan tinggi pada menitke-5, ke-10, ke-15, ke-20, ke-30, dan ke-60 setelahmengkonsumsi makanan ringan yang mengandung jenispemanis sukrosa menunjukkan penurunan pH saliva padapenderita karies tinggi lebih besar pada interval waktu menitke-5, ke-10, ke-15, ke-20, ke-30,dan ke-60 dari pH awal(menit ke-0) dibandingkan dengan penderita karies rendahsetelah mengkonsumsi makanan ringan yang mengandungsukrosa. Hal ini disebabkan karena penderita karies tinggi

mempunyai pH saliva awal yang lebih rendah dan jumlahbakteri yang lebih banyak dari penderita karies rendahsehingga asam yang terbentuk juga semakin banyak padasaat mengkonsumsi makanan ringan yang mengandungsukrosa.

Setelah mengkonsumsi makanan ringan yangmengandung xylitol, terbukti bahwa pola perubahan pH salivapada penderita karies tinggi lebih menurun pada intervalwaktu menit ke-10, ke-15, ke-20, dan ke-30 dari menitke-0 dibandingkan dengan penderita karies rendah setelahmengkonsumsi makanan ringan yang mengandung xylitol,hal ini terjadi karena penderita karies tinggi lebih lambatmenetralisir asam yang terjadi sehingga pH saliva lebihlambat kembali ke awal. Penurunan pH saliva pada menitke-5 dibanding pH awal adalah sama antara karies rendahdan karies tinggi mungkin disebabkan asam yang terbentukhampir sama, demikian juga peningkatan pH saliva padamenit ke-60 antara karies rendah dan karies tinggi jugasama-sama mendekati pH awal karena xylitol lebih mudahdinetralisir oleh bufer saliva.

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa polaperubahan pH saliva penderita karies tinggi lebih menurundibandingkan penderita karies rendah baik setelahmengkonsumsi makanan ringan yang mengandung sukrosamaupun xylitol. Penelitian lebih lanjut tentang pH plak dansaliva pada jenis karies tertentu secara lebih spesifik (sangatrendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi), dan jugatentang jenis pemanis pengganti gula lainnya masih perludilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Amerongen AVN, Michels LFE, Poukema PA, Veerman ECI.Ludah dan Kelenjar Ludah, arti bagi kesehatan gigi.Diterjemahkan oleh Rafiah Arbyono dan Sutatmi Suryo,Cetakan ke-2, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.1992. h: 1-42.

2. Edgar WM dan O’Mullane DM. Saliva and Oral Health. 2nd

ed, The British Dental Association, London. 1996.p: 9-27, 81-136.

3. Thylstrup A dan Fejerskov O. Textbook of Clinical Cariology.2nd ed. Munksgaard Textbook. Copenhagen. 1996.p: 283-310.

4. World Health Organization. Research and Action for thePromotion of Oral Health within Primary Health Care. Cibo-Georgy Ltd. Basle, Switzerland. 1989. p: 12

5. Amirudin F. Perbedaan derajat keasaman (pH) saliva antarakelompok karies gigi tinggi dan karies gigi rendah. FKGUnair. Skripsi. Surabaya. 1994. h: 20-3.

Endo Restorasi Jurnal Ilmu Konservasi Gigi � Volume 1 � No. 1, Januari - Juni 2008: 39-45

Page 7: Jurnal Endo Restorasi Vol. 1 No. 1 Naskah 8

45ISSN : 0852-9109

6. Fitri W. Pengaruh Makanan Ringan yang MengandungSukrosa Terhadap Perubahan pH Saliva pada PenderitaKaries Tinggi. Skripsi. 2001. h: 36.

7. Rosen S. Dental Caries. In (Willet NP, White RR and Rosen S),Essential Dental Microbiology. New Jersey: Prentice Hall,Englewood Cliffs, Printed in The Republic of Singapore.1991. p: 341-58.

8. Finn SB. Clinical Pedodontics. 4th ed, WB Saunders Co.,Philadelphia, London, Toronto. 1973. p: 128.

9. Kidd EAM and Bechal SJ. Essentials of Dental Caries. TheDisease and Its Management. 2nd ed, Oxford UniversityPress. Oxford. 1997. p: 79-103.

10. Rohmawati TW. Pengaruh Mengunyah Permen Karet yangMengandung Sukrosa dan Mentol dibanding Sukrosatanpa Mentol terhadap pH Saliva pada penderita KariesTinggi. FKG Unair. Skripsi. Surabaya. 2001. h: 7.

11. Ketut S. Perbedaan Kenaikan pH Saliva oleh karenaMengunyah Permen Karet yang Mengandung Sukrosa danPermen Karet yang Mengandung Sorbitol. LembagaPenelitian Unair. 1994. h: 28.

12. Dewi. Perbedaan Derajad Keasaman (pH) Saliva SetelahMakan Jajanan Ringan Dalam Kemasan dengan JajananRingan yang Digoreng di SDN Sutorejo I no 240 Surabaya.Skripsi. 1996. h: 28-9, 42-6.

13. Noviana. Pengaruh Brem Terhadap Perubahan pH Salivapada Kelompok Mahasiswa FKG Unair dengan ResikoKaries Rendah. Skripsi. 200. h: 4-5, 25.

14. Suharirin. Pengaruh Brem Terhadap Perubahan pH Salivapada Penderita dengan Resiko Karies Tinggi. Skripsi.2001. h: 31.

15. Bibby BG, Mundroff SA, Zero DT, and Almekinder KJ. OralFood Clearance and the pH of Plaque and Saliva. JAmerican Dent Assoc. 112. 1986. p: 333-7.

16. Widiastuti W. Lama Waktu Perubahan pH Saliva SetelahKonsumsi Karbohidrat. Karya Tulis Akhir. 2004. h: 34.

17. Mount GJ and Hume WR. Preservation and Restoration ofTooth Structure. 1st ed, Mosby International Ltd, London-Tokyo. 1998. p: 9-17.

18. Oulu University. Microbiological Effects And Clinical Useof Xylitol in Preventing Acute Otitis Media. 2002. http//www.hercules.oulu.fi/isbn95414267796/html. Printed 16-6-2005.

19. Slots J. and Taubman MA. Contemporary Oral Microbiologyand Immunologi. Mosby Year Book Inc, St.Louis, Baltimore,Boston, Chicago, London, Philadelphia, Sidney, Toronto,1992. p: 395-414.

20. Sahni PS. In Vitro Testing of Xylitol as an AnticariogenicAgent. 2002. http//www.agd.org/library/2002/sept/200210-sahni.asp. Printed 16 Juni 2005.

Wanti : Perbandingan pola perubahan pH saliva penderita karies rendah dan tinggi