Upload
achmadarifin
View
93
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fsfdggregdfgndfdfggrdghrsdgdfgdfgdfgdgddsdfgdhdhffdfg sfgfdg dfgsdrgrrsg sahaad
Citation preview
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TEORI SINGKAT
Resin Komposit adalah bahan restorasi yang mengandung 3 komponen utama, yaitu
matriks organik, partikel pengisi (filler), dan coupling agent, dengan komponen tambahan
lainnya seperti inisiator-akselerator dan pigmen. Resin komposit merupakan gabungan
material organik dan anorganik.
Sifat-sifat Resin Komposit
Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga
memiliki sifat. Ada beberapa sifat – sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:
1. Warna
Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi
tetapi sensitive pada penodaan. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit
kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat
menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan
warna email dan dentin.
2. Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal
ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal.
Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.
3. Setting
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 2
Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu
yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured
dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yangdiaktifkan secara
kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.
Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam
tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.
4. Adhesi
Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak
disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul antara kedua benda tersebut.Resin ko
mposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara.
Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa.
Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta
retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan
antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan
resin komposit tersebut (dentin bonding agent).
5. Kekuatan dan keausan
Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan
resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya
digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal.Akan tetapi memiliki derajat
keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga
akhirnya filler lepas.
6. Knop hardness
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 3
Resistensi suatu material terhadap indentasi dibawah tekanan fungsional. Resin
komposit memiliki knop hardness 22-80 kg/mm2. Dimana lebih rendah dibandingkan email
343 kg/mm2 dan amalgam 110 kg/mm2.
Keuntungan dan kerugian resin komposit
Keuntungan
1) Mempunyai estetik yang baik
2) Mempunyai konduktivitas termal yang rendah
3) Tidak menimbulkan reaksi galvanism
4) Melindungi struktur gigi yang tersisa
5) Sebagai alternative bagi yang alergi terhadap amalgam
Kerugian
1) Polymerization shrinkage
2) Menyerap air
3) Marginal leakage
Komposisi
Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan utama
yaitu matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua bahan tersebut,
beberapa komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan.
Suatu bahan coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi
anorganik dan matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukanuntuk polimerisasi resin.
Sejumlah kecil bahan tambahan lain meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar ultra
violet) dan mencegah polimerisasi dini (bahan penghambat seperti hidroquinon).
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 4
Komponen-komponen tersebut diantaranya:
Resin Matriks, Kebanyakan bahan komposit menggunakan monomer yang merupakan
diakrilat aromatik atau alipatik.Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis- GMA), Urethane
Dimethacrylate (UDMA), dan Trietilen Glikol Dimetakrilat (TEGDMA) merupakan
Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit
Gambar 1.Resin Bis-GMA, UDMA digunakan sebagai basis resin , sementara TEGDMA
digunakan sebagai pengencer.
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 5
Partikel Bahan Pengisi (filler), Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks
secara signifikan meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah
resin sedikit, berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan
sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor
penting lainnya Yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan
pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan kekerasan.
Bahan Pengikat (coupling agent), Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel
bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat
mekanis dan fisik resin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan
ini akan berkurang ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan
pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes (3-metoksi-profil-trimetoksi
silane) (Gambar 2).Zirconates dan titanates juga sering digunakan.
Gambar 2.3-methacryloxypropyltrimethoxysilane.
Fungsi bagi coupling agent adalah:
Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 6
Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler-resin
Gambar 3. Struktur komposit dengan matriks resin filler dan coupling agent.
Bahan Penghambat Polimerisasi, Merupakan penghambat bagi terjadinya polimerisasi
dini.Monomer dimethacrylate dapat berpolimerisasi selama penyimpanan maka dibutuhkan
bahan penghambat (inhibitor).Sebagai inhibitor, sering digunakan hydroquinone, tetapi
bahan yang sering digunakan pada saat ini adalah monometyhl ether hydroquinone.
Pigmen Warna, Bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat
warna yang biasa dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan
lain-lain. Ferric oxide akan memberikan warna coklat-kemerahan. Cadmium black
memberikan warna kehitaman dan mercuric sulfide memberikan warna merah.
Klasifikasi Resin komposit berdasarkan:
a) Unsur/material penyusun :
Fiber Composite (Komposit Serat) : Serat didalam sebuah matrik
Particulate composite (Komposit Partikel) : Partikel didalam sebuah komposit
Flake composite (Komposit Serpihan): Serpihan dalam matrik
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 7
Filled composite : matrik lembaran diisi dengan material kedua
Laminar composite : terdiri dari berlapis-lapis unsur penyusun
b) Distribusi unsur/material penyusun :
Unidirectional continuous: serat panjang searah/dalam satu arah
Bidirectional continuous : serat panjang dalam dua arah biasanya tegak lurus satu
sama lain.
Unidirectional discontinuous: serat pendek searah/dalam satu arah
Random discontinuous: serat pendek dengan arah acak.
c) Matriks yang digunakan:
MMC : Metal Matriks Composite (menggunakan matriks logam)
CMC : Ceramic Matriks Composite (menggunakan matriks ceramic)
PMC : Polymer Matriks Composite (menggunakan matriks polymer)
Berdasarkan Strukturnya:
a) Laminate
b) Sandwich
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 8
Berdasarkan jenis penguat:
Particulate composite, penguatnya berbentuk partikel
Fibre composite, penguatnya berbentuk serat
Structural composite, cara penggabungan material komposit
Berdasarkan proses polimerisasi: Chemical cured, Light cured
Berdasarkan ukuran partikel
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 9
a. Tradisional (konvensional), Komposit ini terdiri dari partikel filler kaca dengan ukuran
rata-rata 10-20µm dan ukuran partikelterbesar adalah 40µm. Terdapat kekurangan pada
komposit ini yaitu permukaan tambalan tidak bagus, dengan warna yang pudar
disebabkan partikel filler menonjol keluar dari permukaan seperti terlihat pada gambar.
Gambar: Partikel filler menonjol keluar permukaan tambalan.
a) Resin komposit microfiller, Resin mikrofiler pertama diperkenalkan pada akhir
tahun 1970, yang mengandung colloidal silica dengan rata-rata ukuran partikel
0.02µm dan antara ukuran 0.01-0.05µm. Ukuran partikel yang kecil dimaksudkan
agar komposit dapat dipolish hingga menjadi permukaan yang sangat licin. Ukuran
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 10
partikel filler yang kecil bermaksud bahan ini dapat menyediakan luas permukaan
filler yang besar dalam kontak dengan resin.
c) Resin komposit hybrid, Komposit hibrid mengandung partikel filler berukuran besar
dengan rata-rata berukuran 15-20µm dan juga terdapat sedikit jumlah colloidal
silica, dengan ukuran partikel 0.01-0.05µm seperti terlihat pada gambar 3. Perlu
diketahui bahawa semua komposit pada masa sekarang mengandung sedikit jumlah
colloidal silica, tetapi tidak mempengaruhi sifat-sifat dari komposit itu.
Gambar 1.5.7.Struktur komposit hybrid
d) Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil, Untuk mendapatkan ukuran partikel
yang lebih kecil daripada sebelumnya telah dilakukan perbaikan metode dengan
cara grinding kaca. Ini menyebabkan kepada pengenalan komposit yang mempunyai
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 11
partikel filler dengan ukuran partikel kurang dari 1µm, dan biasanya berukuran 0.1-
1.0µm seperti terlihat pada gambar 4, yang biasanya dikombinasi dengan colloidal
silica. Partikel filler berukuran kecil memungkinkan komposit dipolish
permukaannya sehingga menjadi lebih rata dibanding partikel filler berukuran besar.
Komposit ini dapat mencapai permukaan yang lebih rata karena setiap permukaan
kasar yang dihasilkan dari partikel filler adalah lebih kecil dari part ikel filler.
Gambar: resin komposit partikel hybrid ukuran kecil
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 12
Gambar 1.5.7. Perbandingan ukuran filler
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 13
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 14
Table Perbedaan jenis komposit
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL PRAKTIKUM
2.1 Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur Gigi
Jika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dan
Komponen-komponen konstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen.Ikatan adhesive
yang kuat sebagai hasilnya. Bentuk adhesive ini disebut penyerapan kimia, dan dapat
merupakan ikatan kovalen atau ion.
Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secara mekanis atau
retensi, perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukan gaya tarik menarik
oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yangmelibatkan penggunaan
skrup, baut atau undercut. Mekanisme perlekatan antara resin komposit dengan permukaan
gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam dan pemberian bonding.
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 15
a) Teknik Etsa Asam
Sebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akanditambal
diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan hal tersebut
berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma dan menghasilkan
bentuk yang tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori
kecil pada permukaan email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam
kavitas.
Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan
dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih seperti
bersalju menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan
kering sampai resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa
meningkatkan energi permukaan email. Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin
yang sederhana.
b) Bahan Bonding
Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga
membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin
dan akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin
bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik.
Bagian hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab,
sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin.
c) Bahan bonding email
Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email
terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusundari jutaan
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 16
kristal hydroksiapatit (Ca10(PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat
sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik.
Pada peisma yang panjang bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 µm. Krital
hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak
memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air
dan material organik.Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA
yang encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi).
Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi
email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang
dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan
kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung
meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email.
Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama
seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding
simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.
d) Bahan bonding dentin
Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh
panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks
dentin.Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 % materi air.
Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel
jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa.Jumlah tubuli dentin sekitar
15-20 ribu /mm2didekat dentino enamel junction dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan
pulpa.
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 17
Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau
kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel.
Permasalahan timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada
dentin yang tidak sempurna dapat melukai pulpa.
e) Perkembangan Etsa dan Bonding:
1st Generation:
Surface-active comonomer
N-phenylglycine glycidyl methacrylate (NPG-GMA)
Berkhelasi dengan kalsium gigi -> ikatan kimia tahan air
Bond strength 2-3 MPa
2st Generation :
Clearfill bond system
Material phosphate-ester
Interaksi antara gugus phosphate dengan kalsium pada smear layer
3rd Generation :
Phosphoric acid etch before phosphate ester bonding
Kekurangan : bila bonding tidak mengandung komponen hidrofilik -> bond strength
rendah dan inflamasi pulpa.
4th Generation :
Smear layer harus dihilangkan
Gel etsa yang nantinya dibilas
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 18
Fluid bonding agent
Larutan primer yang mengandung monomer hidrofilik dalam ethanol/acethone/air
5th Generation :
Lebih sederhana
Kombinasi primer-bonding, tapi etsa tetap dipisah
2.2 Mekanisme Pengerasan pada Resin Komposit
Kepadatan yang terbentuk pada resin komposit melalui mekanisme polimerisesi.
Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan mekanisme
pilomerisai tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari
aktivitas kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau sinar) karena komposit gigi
penggunaan langsung biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia kedua sistem ini
akan dibahas.
a) Tahap polimerisasi
1) Aktivator : memproduksi radikal bebas
2) Inisiasi : kombinasi radikal bebas dengan unit monomer untuk menciptakan
awal dari rantai.
3) Propagasi : penambahan unit monomer yang terus berlangsung
4) Terminasi : penghentian pertumbuhan rantai.
b) Resin Komposit yang diaktifkan dengan sinar
Sistem yang pertama diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar ultra violet untuk
merangsang radikal bebas.Dewasa ini, komposit yang diaktifkan dengan sinar ultra violet
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 19
telah diganti karna efek cahayanya dapat mengiritasi retina.Sehingga diganti dengan sinar
yang dapat dilihat dengan mata (sinar biru).Yang secara nyata meningkatkan kemampuan
berpolimerisasi lebih tebal sampai 2 mm.
Resin komposit yang mengeras dengan sinar dipasok sebagai pasta tunggal dalam
satu semprit. Radikal bebas pemulai reaksi, terdiri atas molekul foto-inisiator dan aktivator
amin, yang terdapat dalam pasta ini.Bila kedua komponen tidak terpapar oleh sinar,
komponen tersebut tidak bereaksi.Namun, pemamparan terhadapsinar dengan panjang
gelombang yang tepat yaitu 468 nm. Dapat merangsang foto-inisiator dan interaksi dengan
amin untuk membentuk radikal bebas yang mengawali polimerisasi tambahan Fotoinisiator
yang umum digunakan adalah camphoroquinone, yang memiliki penyerapan berkisar 400
dan 500 nm yang berada pada region biru dari spektrum sinar tampak. Inisiator ini ada
dalam pasta sebesar 0,2 % berat atau kurang. Juga ada sejumlah aselelator amin yang cocok
untuk berinteraksi dengan camphoroqunone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15 %
berat, yang ada dalam pasta.
Aturan Penyinaran:
Sumber sinar harus lebih besar dari pada objek yang disinari
Sinar sedekat mungkin dengan objek yang disinari
Penumpatan secara incremental
Dengan ketebalan 2mm
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 20
1.2 TUJUAN
1. Mengerti, memahami dan bisa melakukan Restorasi Resin Komposit
2. Memahami material dan teknologi dalam restorasi resin komposit
1.3 ALAT DAN BAHAN
1. ALAT: Plastis Instrument, burnisher, Alat-Alat Standar, Model Gigi, Mikrobrush,
Three way shrynge, Alat-alat Preparasi (Contraangle Handpiece, Bur set), Visible
Light, Spuit.
2. BAHAN: Etching, Bonding, Resin Komposit (Light Cured)
1.4 PROSEDUR KERJA
1. Preparasi Kavitas Kelas I
Tentukan Out Line Form ( Kelas I Black)
Pembuangan karies menggunakan round bur kecil, dasar kavitas
melengkung sesuai dengan bentuk pulpa.
Retensi dibuat dengan membuat alur retensi di seluruh dentin sepanjang
dinding gingival menggunakan bur bulat kecil atau inverted bur dengan
kecepatan rendah.
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 21
Semua jaringan karies di buang dan sedikit jaringan sehat, selanjutnya
kavitas dirapikan, sudut-sudut preparasi dihaluskan.
Irigasi kavitas dan kavitas siap untuk di tumpat.
Aplikasikan Etching dimulai pada permukaan enamel (pada bevel) selama
10 detik selanjutnya pada kavitas/dentin selama 10 detik ( total etching 20
detik )
Kavitas di irigasi dengan aquades selama selama 10 detik
Kavitas di kering-lembabkan (moist)
Aplikasikan bonding agent pada kavitas lalu di sinar selama 20 detik
Kavitas siap untuk ditumpat
2. Aplikasi Composite Resin
Aplikasikan Composite Resin selapis demi selapis (incremental) diikuti
dengan penyinaran selama 20 detik. Lalu bentuk anatomis dari gigi yang
ditumpat.
Permukaan tumpatan diolesi dengan vaselin, selanjutnya penghalusan
dengan bur polish.
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL PRAKTIKUM
2.1 PEMBAHASAN
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 22
2.2 HASIL PRAKTIKUM
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN