18
BAB I Prinsip dan Tujuan 1.1 Prinsip Percobaan Menentukan uji positif asam amino 1.2 Tujuan Percobaan 1. Diharapkan dapat memahami metode identifikasi protein secara kualitatif. 2. Mengetahui kandungan asam amino di dalam albumin, kasein, fenol dengan cara uji milon, uji nihidrin dan uji biuret

Jurnal Biokimia Protein

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Biokimia Protein

BAB I

Prinsip dan Tujuan

1.1Prinsip PercobaanMenentukan uji positif asam amino

1.2Tujuan Percobaan1. Diharapkan dapat memahami metode identifikasi protein secara kualitatif.

2. Mengetahui kandungan asam amino di dalam albumin, kasein, fenol dengan

cara uji milon, uji nihidrin dan uji biuret

Page 2: Jurnal Biokimia Protein

BAB II

Teori Dasar

Protein, yang namanya berarti “pertama” atau “utama” merupakan makromolekul

yang paling berlimpah didalam sel dan menyusun lebih dari setengah  berat kering

pada hamper semua organisme. Asam amino merupakan unit struktur protein.

Struktur protein ini terdiri dari polipeptida yang mempunyai rantai yang amat

panjang, tersusun atas banyak unit asam amino.

Protein adalah instrument yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti

juga terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata

dari organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-

masing membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein,

karenanya bukan hanya makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat bervariasi

fungsinya.

Semua protein di dalam semua mahluk, tanpa memandang fungsi dan

aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino

baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup

sederhana protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret

unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein,

karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak

terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hamper tidak terbatas.

Fungsi Biologi Protein

 Enzim

Ø  Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang

mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim.

Ø  reaksi kimia biomolekul organic di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000

jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah

ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan.

Protein Transport

Page 3: Jurnal Biokimia Protein

Ø  Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion

spesifik dari satu organ ke organ lain Disini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan

oksidasi nutrient yang menghasilkan energi. Plasma darah mengandung lipoprotein,

yang membawa lipid dari hati ke organ yang lain. Protein transport lain terdapat di

dalam membrane sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa

glukosa, asam amino, dan nutrient lain membrane menuju ke dalam sel.

Protein Nutrien dan Penyimpan

Ø  Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrient yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein

biji dari gandum, jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein

protein utama susu merupakan contoh lain dari protein nutrient. Ferritin jaringan

hewan merupakan protein penyimpan besi.

Protein Kontraktil atau Motil

Ø  Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme untuk

berkontraksi, mengubah bentuk, atau bergerak. Aktin dan miosin adalah protein

filamen yang berfungsi di dalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga di dalam

banyak sel bukan otot. Contoh lain adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul.

Mikrotubul merupakan komponen penting dari flagella dan silia yang dapat

menggerakkan sel.

Protein Struktural

Ø  Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah

untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat

dan tulang rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang

yang amat tinggi.

 Protein Pertahanan

Ø  Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies

lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin atau anti-body

pada vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat

Page 4: Jurnal Biokimia Protein

m,engenali dan mengendapakan atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau

protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin, merupakan protein

penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa

ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga berfungsi di

dalam pertahanan tubuh.

Protein Pengatur

Ø  Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini terdapat sejumlah

hormone seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya

menyebabkan penyakit diabetes. Hormone pertumbuhan dari pituary dan hormone

paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain,

yang  disebut repressor mengatur biosintesa enzim oleh sel bakteri.

Protein lain

Ø  Terdapat banyak protein yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah

diklasifikasikan. Monelin, suatu protein tanaman dari afrika yang mempunyai rasa

yang amat manis.

Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat

fisik tertentu; protein globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau

rantai-rantai polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang

padat. Protein globular biasanya larut di dalam system larutan  (air) dan segera

berdifusi ; hamper semua mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua

enzim merupakan protein globular, seperti protein transport pada darah, anti-bodi,

dan protein penyimpan nutrient. Protein serabut bersifat tidak larut di dalam air,

merupakan molekul serabut panjang, dengan rantai polipeptida yang memanjang pada

satu sumbu, dan tidak berlipat menjadi bentuk globular. Hamper semua protein

serabut memberikan peranan structural atau pelindung. Protein serabut yang khas

adalah α-keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan kolagen dari urat.

Page 5: Jurnal Biokimia Protein

BAB III

Prosedur Percobaan

3.1 Prosedur Percobaan

Uji Millon

1. Taruh sedikit serbuk albumin di atas keeping tetes, tambahkan beberapa tetes

reagen Milon, aduk baik baik. Biarkan beberapa lama dan perhatikan warna

merah yang terjadi. Ulangi percobaan ini dengan kasein.

2. Ke dalam 2 ml larutan 2% albumin dalam tabung reaksi tambahkan beberapa

tetes peraksi Milo, lalu aduk dengan baik hingga terbentuk endapan putih.

Panaskan hati-hati hingga mulai timbul warna merah yang berarti reaksi

milon positif. Ulangi percobaan ini dengan kasein.

3. Ke dalam 2 ml larutan 2% fenol tambahkan beberapa tetes pereaksi Milon

kemudian panaskan hati-hati dan amati hasilnya.

Uji Ninhidrin :

1. Kedalam 0,1 ml larutan 2% albumin tambahkan 1 ml 0,1 N larutan Buffer

asam asetat pH 5 dan kemudian tambahkan 20 tetes larutan ninhidrin dalam

aseton

2. Panaskan campuran tersebut diatas dalam penangas air mendidih selama

beberapa menit, perhatikan perubahan yang terjadi.

Uji Biuret :

1. Kedalam 0,1 ml larutan 2% albumin tambahkan 1 ml dan 1 ml 10% NaOH,

aduk kuat. Tambahkan 1 tetes 0,1% CuSO4 , aduk baik-baik. Jika timbul

warna tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4 sampai terbentuk warna ungu.

2. Kedalam tabuk masukan urea sedikit dan panaskan hingga melebur.

Dinginkan dan perhatikan baunya. Larutkan urea yang telah dingin tersebut

di atas dengan air, kemudian lakukan reaksi biuret cara (1)

Page 6: Jurnal Biokimia Protein

3.2 Alat dan Bahan

Bahan :

- NaOH - Ninhidrin dalam aseton

- CuSO4 - Fenol 2%

- Larutan nihidrin - Milon

- Larutan albumin - Urea

Alat :

- Plat tetes

- Tabung reaksi

- Pipet tetes

- Labu spiritus

Page 7: Jurnal Biokimia Protein

BAB IV

Hasil Percobaan dan Pembahasan

4.1Hasil Percobaan

Uji/Test Prosedur Pengamatan

Millon Albumin + 5 tetes milon

Kasein + 5 tetes millon

Gelatin + 5 tetes millon

2 ml larutan 2 % + 4 tetes

milon

o 2ml larutan fenol + 8 tetes

millon

2 ml larutan kasein + 4

tetes millon

Merah

Merah di atas ad a lapisan

Merah

Saat di aduk terjadi

endapan putih ,setalah di

panaskan terjadi warna di

bawah merah di atas ada

abu-abu

o Saat di aduk lalu di

panaskan 5 menit terjadi

perubahan warna merah

darah

Terjadi endapan merah

bata

Ninhidrin 0,1 ml larutan albumin +

1ml 0,1 N larutan Buffer

asam asetat PH 5 + 20

tetes larutan ninhidrin

dalam aseton

Terjadi perubahan

menjadi keruh lalu di

panaskan terjadi

perubahan bening dan

gumpalan putih.

Biuret 1 ml 2 % albumin + 1 ml

10 % NaOH lalu di aduk

+ 1 ttes 0,1 % CuSO4 di

aduk lalu + 40 tetes 0,1 %

CuSO4

Terjadi perubahan warna

menjadi ungu tua

Tercium bau yang khas

Page 8: Jurnal Biokimia Protein

1 sendok spatel urea di

panaskan lalu di

tambahkan 1: 2 lalu di

dinginkan + 1ml 10 %

NaOH + 40 tetes 0,1

CuSO4 lalu di aduk

dan tajam,setelah di +

NaOH dan CuSO4 terjadi

perubahan warna menjadi

warna ungu muda.

4.3 Pembahasan

Uji Millon

Berdasarkan data yang di peroleh semua larutan yang di uji oleh pereaksi uji

millon berwarna merah. Dengan bahan yang di ujikan yaitu :

albumin,kasein,gelatin,dan larutan fenol.Uji ini positif untuk asam amino

fenolik,seperti tirosin. Reaksi ini memerlukan suasana asam atau netral.

Reaksi dapat terganggu oleh adanya Cl- atau NH4+

Uji NinhidrinPercobaan ini larutan yang di uji dengan millon yaitu larutan albumin yang di

tambahkan buffer asam asetat PH5 dan 20 tetes ninhidrin terjadi perubahan

warna menjadi keruh dan setelah di panaskan menjadi bening dan ada butiran

putih.

Uji Biuret Pada uji biuret ini yang di ujikan adalah albumin dan urea pada albumin

terjadi perubahan warna menjadi warna ungu tua dan pada urea terjadi warna

ungu muda.

Page 9: Jurnal Biokimia Protein

BAB V

Kesimpulan

Uji ini menunjukkan hasil yang positif pada sampel biuret yang memakai

albumin dan urea . Makin kuat warna ungu yang di hasilkan pada uji biuret ini

menunjukkan makin panjang ikatan peptidanya. Endapan yang berwarna merah

merupakan hasil dari garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat

mempengaruhi sifat kelarutan protein.

Page 10: Jurnal Biokimia Protein

Daftar Pustaka

Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian

Rakyat.

Moehdi, S. 2002. Ilmu Gizi. Jakarta : Papasinar Sinanti.

Kartasapoetra, Drs. G. 2003. Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.

http//www.google.com//gizi buruk//2008.

http//www.google.co.id//journal tentang protein.// 2008.

Inti Rahmania,S.Si. Modul BIOKIMIA. Bandung, 2008.

Page 11: Jurnal Biokimia Protein

Lampiran

Page 12: Jurnal Biokimia Protein

LAPORAN PRAKTIKUM

Page 13: Jurnal Biokimia Protein

BIOKIMIA

PROTEIN

Oleh:

Lenny Rizca Cahyani

D1A110484

UNIVERSITAS AL-GHIFARI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

JURUSAN FARMASI

BANDUNG

2012