Upload
chiyo-natha
View
3.811
Download
62
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
Prinsip dan Tujuan
1.1Prinsip PercobaanMenentukan uji positif asam amino
1.2Tujuan Percobaan1. Diharapkan dapat memahami metode identifikasi protein secara kualitatif.
2. Mengetahui kandungan asam amino di dalam albumin, kasein, fenol dengan
cara uji milon, uji nihidrin dan uji biuret
BAB II
Teori Dasar
Protein, yang namanya berarti “pertama” atau “utama” merupakan makromolekul
yang paling berlimpah didalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering
pada hamper semua organisme. Asam amino merupakan unit struktur protein.
Struktur protein ini terdiri dari polipeptida yang mempunyai rantai yang amat
panjang, tersusun atas banyak unit asam amino.
Protein adalah instrument yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti
juga terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata
dari organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-
masing membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein,
karenanya bukan hanya makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat bervariasi
fungsinya.
Semua protein di dalam semua mahluk, tanpa memandang fungsi dan
aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino
baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup
sederhana protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret
unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein,
karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak
terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hamper tidak terbatas.
Fungsi Biologi Protein
Enzim
Ø Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang
mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim.
Ø reaksi kimia biomolekul organic di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000
jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah
ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan.
Protein Transport
Ø Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion
spesifik dari satu organ ke organ lain Disini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan
oksidasi nutrient yang menghasilkan energi. Plasma darah mengandung lipoprotein,
yang membawa lipid dari hati ke organ yang lain. Protein transport lain terdapat di
dalam membrane sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa
glukosa, asam amino, dan nutrient lain membrane menuju ke dalam sel.
Protein Nutrien dan Penyimpan
Ø Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrient yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein
biji dari gandum, jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein
protein utama susu merupakan contoh lain dari protein nutrient. Ferritin jaringan
hewan merupakan protein penyimpan besi.
Protein Kontraktil atau Motil
Ø Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme untuk
berkontraksi, mengubah bentuk, atau bergerak. Aktin dan miosin adalah protein
filamen yang berfungsi di dalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga di dalam
banyak sel bukan otot. Contoh lain adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul.
Mikrotubul merupakan komponen penting dari flagella dan silia yang dapat
menggerakkan sel.
Protein Struktural
Ø Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah
untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat
dan tulang rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang
yang amat tinggi.
Protein Pertahanan
Ø Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies
lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin atau anti-body
pada vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat
m,engenali dan mengendapakan atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau
protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin, merupakan protein
penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa
ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga berfungsi di
dalam pertahanan tubuh.
Protein Pengatur
Ø Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini terdapat sejumlah
hormone seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya
menyebabkan penyakit diabetes. Hormone pertumbuhan dari pituary dan hormone
paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain,
yang disebut repressor mengatur biosintesa enzim oleh sel bakteri.
Protein lain
Ø Terdapat banyak protein yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah
diklasifikasikan. Monelin, suatu protein tanaman dari afrika yang mempunyai rasa
yang amat manis.
Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat
fisik tertentu; protein globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau
rantai-rantai polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang
padat. Protein globular biasanya larut di dalam system larutan (air) dan segera
berdifusi ; hamper semua mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua
enzim merupakan protein globular, seperti protein transport pada darah, anti-bodi,
dan protein penyimpan nutrient. Protein serabut bersifat tidak larut di dalam air,
merupakan molekul serabut panjang, dengan rantai polipeptida yang memanjang pada
satu sumbu, dan tidak berlipat menjadi bentuk globular. Hamper semua protein
serabut memberikan peranan structural atau pelindung. Protein serabut yang khas
adalah α-keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan kolagen dari urat.
BAB III
Prosedur Percobaan
3.1 Prosedur Percobaan
Uji Millon
1. Taruh sedikit serbuk albumin di atas keeping tetes, tambahkan beberapa tetes
reagen Milon, aduk baik baik. Biarkan beberapa lama dan perhatikan warna
merah yang terjadi. Ulangi percobaan ini dengan kasein.
2. Ke dalam 2 ml larutan 2% albumin dalam tabung reaksi tambahkan beberapa
tetes peraksi Milo, lalu aduk dengan baik hingga terbentuk endapan putih.
Panaskan hati-hati hingga mulai timbul warna merah yang berarti reaksi
milon positif. Ulangi percobaan ini dengan kasein.
3. Ke dalam 2 ml larutan 2% fenol tambahkan beberapa tetes pereaksi Milon
kemudian panaskan hati-hati dan amati hasilnya.
Uji Ninhidrin :
1. Kedalam 0,1 ml larutan 2% albumin tambahkan 1 ml 0,1 N larutan Buffer
asam asetat pH 5 dan kemudian tambahkan 20 tetes larutan ninhidrin dalam
aseton
2. Panaskan campuran tersebut diatas dalam penangas air mendidih selama
beberapa menit, perhatikan perubahan yang terjadi.
Uji Biuret :
1. Kedalam 0,1 ml larutan 2% albumin tambahkan 1 ml dan 1 ml 10% NaOH,
aduk kuat. Tambahkan 1 tetes 0,1% CuSO4 , aduk baik-baik. Jika timbul
warna tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4 sampai terbentuk warna ungu.
2. Kedalam tabuk masukan urea sedikit dan panaskan hingga melebur.
Dinginkan dan perhatikan baunya. Larutkan urea yang telah dingin tersebut
di atas dengan air, kemudian lakukan reaksi biuret cara (1)
3.2 Alat dan Bahan
Bahan :
- NaOH - Ninhidrin dalam aseton
- CuSO4 - Fenol 2%
- Larutan nihidrin - Milon
- Larutan albumin - Urea
Alat :
- Plat tetes
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Labu spiritus
BAB IV
Hasil Percobaan dan Pembahasan
4.1Hasil Percobaan
Uji/Test Prosedur Pengamatan
Millon Albumin + 5 tetes milon
Kasein + 5 tetes millon
Gelatin + 5 tetes millon
2 ml larutan 2 % + 4 tetes
milon
o 2ml larutan fenol + 8 tetes
millon
2 ml larutan kasein + 4
tetes millon
Merah
Merah di atas ad a lapisan
Merah
Saat di aduk terjadi
endapan putih ,setalah di
panaskan terjadi warna di
bawah merah di atas ada
abu-abu
o Saat di aduk lalu di
panaskan 5 menit terjadi
perubahan warna merah
darah
Terjadi endapan merah
bata
Ninhidrin 0,1 ml larutan albumin +
1ml 0,1 N larutan Buffer
asam asetat PH 5 + 20
tetes larutan ninhidrin
dalam aseton
Terjadi perubahan
menjadi keruh lalu di
panaskan terjadi
perubahan bening dan
gumpalan putih.
Biuret 1 ml 2 % albumin + 1 ml
10 % NaOH lalu di aduk
+ 1 ttes 0,1 % CuSO4 di
aduk lalu + 40 tetes 0,1 %
CuSO4
Terjadi perubahan warna
menjadi ungu tua
Tercium bau yang khas
1 sendok spatel urea di
panaskan lalu di
tambahkan 1: 2 lalu di
dinginkan + 1ml 10 %
NaOH + 40 tetes 0,1
CuSO4 lalu di aduk
dan tajam,setelah di +
NaOH dan CuSO4 terjadi
perubahan warna menjadi
warna ungu muda.
4.3 Pembahasan
Uji Millon
Berdasarkan data yang di peroleh semua larutan yang di uji oleh pereaksi uji
millon berwarna merah. Dengan bahan yang di ujikan yaitu :
albumin,kasein,gelatin,dan larutan fenol.Uji ini positif untuk asam amino
fenolik,seperti tirosin. Reaksi ini memerlukan suasana asam atau netral.
Reaksi dapat terganggu oleh adanya Cl- atau NH4+
Uji NinhidrinPercobaan ini larutan yang di uji dengan millon yaitu larutan albumin yang di
tambahkan buffer asam asetat PH5 dan 20 tetes ninhidrin terjadi perubahan
warna menjadi keruh dan setelah di panaskan menjadi bening dan ada butiran
putih.
Uji Biuret Pada uji biuret ini yang di ujikan adalah albumin dan urea pada albumin
terjadi perubahan warna menjadi warna ungu tua dan pada urea terjadi warna
ungu muda.
BAB V
Kesimpulan
Uji ini menunjukkan hasil yang positif pada sampel biuret yang memakai
albumin dan urea . Makin kuat warna ungu yang di hasilkan pada uji biuret ini
menunjukkan makin panjang ikatan peptidanya. Endapan yang berwarna merah
merupakan hasil dari garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat
mempengaruhi sifat kelarutan protein.
Daftar Pustaka
Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian
Rakyat.
Moehdi, S. 2002. Ilmu Gizi. Jakarta : Papasinar Sinanti.
Kartasapoetra, Drs. G. 2003. Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
http//www.google.com//gizi buruk//2008.
http//www.google.co.id//journal tentang protein.// 2008.
Inti Rahmania,S.Si. Modul BIOKIMIA. Bandung, 2008.
Lampiran
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
PROTEIN
Oleh:
Lenny Rizca Cahyani
D1A110484
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
JURUSAN FARMASI
BANDUNG
2012