23
HUBUNGAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2007 1 Almira Gitta N 2 ,Th Ninuk sri hartini 3 , Zulaela 4 INTISARI Kesehatan bayi secara umum masih rendah, antara lain terlihat pada angka kematian bayi yang masih tinggi (32 per 1000 kelahiran hidup). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kematian perinatal, hal tersebut terjadi dipengaruhi oleh karakteristik seperti jarak kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR di RSD Panembahan Senopati Bantul tahun 2007. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Subjek penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RSD Panembahan Senopati Bantul tahun 2007 dengan jarak kehamilan berisiko dan tidak berisiko, umur ibu 20-35 tahun, paritas 2-4, kehamilan tunggal, berat badan lahir tercantum dalam status, umur kehamilan > 37 minggu. Nilai chi square hitung sebesar 4,185 bersesuaian dengan nilai p=0,041 yang berarti ada hubungan antara jarak kehamilan dan kejadian BBLR. Nilai Rasio Prevalens sebesar 2,67 menunjukkan bahwa jarak kehamilan pada ibu bersalin di RSD Panembahan Senopati Bantul tahun 2007 mempunyai risiko 2,67 kali melahirkan bayi dengan BBLR. Ada hubungan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR di RSD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2007. Kata Kunci : Jarak kehamilan, BBLR Kepustakaan : 19 Daftar Pustaka, 6 Situs Internet Jumlah halaman : 35 halaman, 4 lampiran 1

Jurnal Almira Gitta

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Almira Gitta

HUBUNGAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI

BANTUL TAHUN 20071

Almira Gitta N 2,Th Ninuk sri hartini3, Zulaela4

INTISARI

Kesehatan bayi secara umum masih rendah, antara lain terlihat pada angka kematian bayi yang masih tinggi (32 per 1000 kelahiran hidup). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kematian perinatal, hal tersebut terjadi dipengaruhi oleh karakteristik seperti jarak kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR di RSD Panembahan Senopati Bantul tahun 2007. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Subjek penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RSD Panembahan Senopati Bantul tahun 2007 dengan jarak kehamilan berisiko dan tidak berisiko, umur ibu 20-35 tahun, paritas 2-4, kehamilan tunggal, berat badan lahir tercantum dalam status, umur kehamilan > 37 minggu. Nilai chi square hitung sebesar 4,185 bersesuaian dengan nilai p=0,041 yang berarti ada hubungan antara jarak kehamilan dan kejadian BBLR. Nilai Rasio Prevalens sebesar 2,67 menunjukkan bahwa jarak kehamilan pada ibu bersalin di RSD Panembahan Senopati Bantul tahun 2007 mempunyai risiko 2,67 kali melahirkan bayi dengan BBLR. Ada hubungan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR di RSD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2007.

Kata Kunci : Jarak kehamilan, BBLRKepustakaan : 19 Daftar Pustaka, 6 Situs InternetJumlah halaman : 35 halaman, 4 lampiran

1Judul Karya tulis Ilmiah2 Peneliti

1

Page 2: Jurnal Almira Gitta

3Pembimbing I (FMIPA UGM Yogyakarta) 4Pembimbing II (STIKES Respati Yogyakarta)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebijakan dan strategi dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah dengan dikembangkan Making Pregnancy Safer

(MPS). Tiga pesan kunci dalam MPS yang perlu diperhatikan adalah setiap persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan yang terlatih, setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan

yang adekuat (memadai), dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan

kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Depkes, 2006).

AKI di Indonesia pada tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran

hidup, pada tahun 2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun

2005 menurun menjadi 262 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2006).

Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, preeklamsia, partus lama,

komplikasi aborsi dan infeksi, sedangkan yang menjadi penyebab tidak langsung

kematian ibu antara lain keadaan ibu dengan empat terlalu (terlalu muda, terlalu

tua, grande multipara, jarak kehamilan pendek), abortus ilegal dan sistem rujukan

yang lemah (Manuaba, 2002).

Pengaturan jarak kehamilan yang direalisasikan melalui program Keluarga

Berencana ternyata tidak semudah yang dibayangkan karena pada kenyataannya

masih banyak ibu-ibu muda memiliki jarak kehamilan terlalu dekat. Data di

Indonesia menunjukkan 36 % kelahiran memiliki jarak kelahiran kurang dari 2

tahun (Dian, 2004).

Amiruddin (2005) dalam penelitiannya di Makassar, mengemukakan

bahwa jarak kehamilan berpengaruh terhadap kejadian BBLR dengan Odds Ratio

4,646, 95 % CI: 2,009-10,747. Selain itu, kehamilan dengan jarak kurang dari 2

tahun dapat menyebabkan keguguran, anemia, payah jantung, bayi lahir sebelum

waktunya (prematur), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), cacat bawaan, dan

tidak optimalnya tumbuh kembang anak. Oleh karena itu jarak kehamilan yang

baik adalah 2-4 tahun (BKKBN, 2007).

2

Page 3: Jurnal Almira Gitta

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), AKB di

Indonesia yang pada tahun 1997 sebesar 46 per 1000 kelahiran hidup, pada tahun

2003 sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2005 menurun menjadi

32 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2006), sedangkan AKB Yogyakarta tahun

2006 yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

adalah 4,97 per 1000 kelahiran hidup.

Tiga penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia yaitu Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR) sekitar 29 %, pernafasan tersumbat atau asfiksia 27 % dan

tetanus sekitar 10 %. Selebihnya adalah infeksi sebanyak 5 %, gangguan

hematologis 6 %, masalah pemberian makanan 10 % serta lain-lain sekitar 13 %

(Rosdiana, 2007).

Berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor utama yang

berkontribusi terhadap kematian perinatal. BBLR dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan ibu seperti: umur ibu, umur

kehamilan, paritas, berat badan dan tinggi badan, status gizi (nutrisi), anemia,

kebiasaan minum alkohol dan merokok, penyakit-penyakit keadaan tertentu waktu

hamil (misalnya anemia, perdarahan dan lain-lain), jarak kehamilan, riwayat

abortus, faktor janin meliputi kehamilan kembar dan kelainan bawaan, faktor bayi

seperti jenis kelamin dan ras, faktor lingkungan seperti: pendidikan dan

pengetahuan ibu, pekerjaan, dan status sosial ekonomi dan budaya, Antenatal

Care (Amiruddin, 2004).

Dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2006

diperoleh data kejadian BBLR di kabupaten Kulon Progo 255 BBLR, kabupaten

Gunung Kidul 146 BBLR, di kabupaten Sleman 78 BBLR, di kabupaten Bantul

sebanyak 577 BBLR, sedangkan kejadian BBLR di RSD Panembahan Senopati

Kabupaten Bantul pada tahun 2007 adalah 1061 BBLR.

Melihat jumlah kejadian BBLR tertinggi tahun 2006 yaitu di kabupaten

Bantul dan kejadian BBLR tahun 2007 di RSD Panembahan Senopati Kabupaten

Bantul yang masih sangat tinggi yaitu 1061 BBLR maka alasan ini yang membuat

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan jarak kehamilan

dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah tahun 2007.

3

Page 4: Jurnal Almira Gitta

TINJAUAN TEORI

Jarak Kehamilan

Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000). Kehamilan adalah dimulainya

pembuahan sel telur oleh sperma sampai dengan lahirnya janin dihitung dari hari

pertama haid terakhir (BKKBN, 2005). Jadi jarak kehamilan adalah ruang sela

antara kehamilan yang lalu dengan kehamilan berikutnya.

Menurut Manuaba (2002) jarak kehamilan sebaiknya lebih dari 2 tahun.

Ibu hamil yang jarak kehamilannya kurang dari 2 tahun, kesehatan fisik dan rahim

ibu masih butuh istirahat (Rochjati, 2003). Jarak kehamilan dengan spacing

kurang dari 2 tahun atau lebih 4 tahun dapat menyebabkan berat badan lahir

rendah, nutrisi kurang, lama menyusui berkurang, kompetensi dalam sumber–

sumber keluarga, lebih sering terkena penyakit, tumbuh kembang lambat,

pendidikan akademi lebih rendah. Oleh karena itu jarak kehamilan yang baik

adalah 2 sampai 4 tahun (Hartanto, 2002). Selain itu dampak dari interval antar

kehamilan kurang dari 18 bulan dan interval atau lebih dari 60 bulan ada

hubungan risiko kelahiran premature, Small for Gestasional Age (SGA),

Intrauterine Growth Retardation (IUGR) dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

(Yustina, 2005).

Berat Badan Lahir Rendah

BBLR didefinisikan sebagai bayi berat lahir kurang dari 2500 gram dan

telah dimodifikasi untuk menguraikan bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)

yang beratnya 1500 gram atau kurang dan bayi yang luar biasa rendah atau berat

lahir ekstrem rendah, dengan berat 1000 gram atau kurang (Wiknjosastro, 2005).

Menurut Mochtar (1998) terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan

BBLR antara lain : 1) Prematuritas Murni adalah bayi lahir pada kehamilan

kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai; 2) Small for date (SFD)

atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang berat badannya kurang

dari seharusnya umur kehamilan; 3) Retardasi pertumbuhan janin intrauterin

4

Page 5: Jurnal Almira Gitta

adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan tuanya

kehamilan; 4) Light for date sama dengan small for date; 5) Dismaturitas adalah

suatu sindroma klinik dimana terjadi ketidak-seimbangan antara pertumbuhan

janin dengan lanjutnya kehamilan, atau bayi-bayi yang lahir dengan berat badan

tidak sesuai dengan tuanya kehamilan atau bayi dengan gejala intrauterine

malnutrition or wasting; 6) Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar

dari seharusnya tua kehamilan, misalnya pada diabetes mellitus.

Llwellyn dan Jones (2002) dan Winknjosastro (2005) mengatakan data

yang tersedia dari beberapa negara maju menunjukkan perbandingan bayi dengan

berat lahir rendah, angka kematian perinatal dan kelangsungan hidup bayi yang

dilahirkan hidup. Data ini mengaburkan fakta bahwa bayi dengan berat lahir

rendah terdiri dari 2 populasi yaitu: 1) Bayi Prematur (Sesuai Masa Kehamilan =

SMK), secara definisi, bayi preterm sudah tumbuh dengan normal di dalam uterus

tetapi dilahirkan preterm, sebelum kehamilan minggu ke 37; 2) Bayi kecil untuk

masa kehamilannya (KMK) atau Small for Gestasional Age (SGA) juga

disebutkan sebagai small-for-date baby. Kombinasi dari kedua populasi utama

tersebut dapat terjadi: bayi preterm dapat juga kecil untuk masa kehamilannya

(small for date) (Llewellyn dan Jones, 2002).

Menurut Syaifuddin,dkk (2002) Bayi Berat Lahir Rendah dapat dibedakan

menurut penanganannya menjadi: 1) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan

berat lahir 1500–2500 gram; 2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan

berat lahir 1000-1500 gram (< 1500 gram); 3)Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah

(BBLER) dengan berat lahir 1000 gram.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm

(prematur) atau berat lahir rendah adalah: 1) Faktor Maternal diantaranya: nutrisi,

umur ibu, jarak kehamilan (Seorang ibu memerlukan waktu paling tidak 2 tahun

antara kehamilan agar pulih secara fisiologik dari persalinan dan mempersiapkan

diri untuk hamil berikutnya (Manuaba, 1998). Semakin pendek jarak antara dua

kelahiran semakin besar risiko melahirkan BBLR), Penyakit Menahun Ibu, Faktor

pekerja yang terlalu berat; 2) Faktor Kehamilan diantaranya: hamil dengan

hidramnion, hamil Ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil; 3) Faktor

5

Page 6: Jurnal Almira Gitta

janin diantaranya: cacat bawaan dan kelainan konginetal, infeksi dalam rahim; 4)

faktor uterus dan plasenta; 5) Faktor dari Lingkungan. Selain faktor-faktor

tersebut masih ada faktor lain yang sampai saat ini masih belum diketahui.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan pendekatan secara

Cross Sectional (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian Cross Sectional peneliti

melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat. Kata satu saat di

sini bukan berarti semua subjek diamati tepat pada saat yang sama, tetapi artinya

setiap subjek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek

dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Jadi pada studi cross sectional peneliti

tidak melakukan tindak lanjut (Sastroasmoro, 1995). Faktor risiko dalam

penelitian ini adalah jarak kehamilan, sedangkan faktor efek adalah kejadian

BBLR.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dimulai tanggal 1 April sampai dengan 12 April 2007. Tempat

penelitian di RSD Panembahan Senopati Bantul.

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu yang melahirkan di RSD

Panembahan Senopati Bantul dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eklusi

dengan jumlah populasi 435 ibu bersalin. Kriteria inklusi yang digunakan peneliti

adalah: 1) Semua ibu yang melahirkan di RSD Panembahan Senopati Bantul

tahun 2007, dengan jarak kehamilan berisiko dan tidak berisiko; 2) Umur ibu 20 –

35 tahun; 3) Paritas lebih dari 1 anak dan kurang dari sama dengan 4 anak; 4)

Kehamilan tunggal, berat badan lahir tercantum dalam status; 5) Umur kehamilan

> 37 minggu. Kriteria eklusi yang digunakan peneliti adalah: 1) Ibu menderita

penyakit kronis misalnya jantung; 2) Ibu mengalami komplikasi kehamilan:

preeklamsi–eklamsi, perda-rahan, anemia. Data diambil selama periode 1 Januari

sampai dengan 31 Desember 2007.

Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

6

Page 7: Jurnal Almira Gitta

Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling,

sedangkan rumus yang digunakan untuk mencari besar sampel adalah:

n=zα /2

2 p (1−p ) N

d2 (N−1 )+zα /22 p (1−p )

Keterangan :

n = banyaknya elemen yang akan diteliti dalam sampel

N = banyaknya anggota dalam populasi

p = persentasi atau proporsi (0,5)

d = sampling error (0,05)

zα /2 = tingkat keyakinan 95% (1,96)

Berdasarkan rumus di atas, perhitungan sampel dari jumlah populasi 435

ibu bersalin didapatkan sampel sebanyak 204 ibu bersalin.

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: 1) Variabel

independen (Variabel bebas) adalah jarak kehamilan yang dikelompokkan

menjadi jarak kehamilan berisiko dan tidak berisiko; 2) Variabel dependen

(Variabel terikat) adalah bayi dengan berat lahir dikelompokkan menjadi berat

badan lahir rendah dan berat badan lahir normal.

Definisi Operasional

Jarak kehamilan adalah ruang sela antara persalinan yang lalu dengan

kehamilan berikutnya, skala nominal, dibagi menjadi paritas < 2 th atau > 4 th,

paritas 2-4 th

Berat badan lahir rendah adalah berat badan bayi lahir < 2500 gram, skala

nominal, dibagi menjadi BBLR, tidak BBLR

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data

sekunder dari register dan rekam medik di RSD Panembahan Senopati Bantul

tahun 2007. Adapun data sekunder diperoleh dari arsip-arsip berupa

dokumen/catatan medis. Studi dokumentasi diperoleh dari catatan rekam medik di

7

Page 8: Jurnal Almira Gitta

RSD Panembahan Senopati Bantul selama periode 1 Januari sampai 31 Desember

2007.

Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian menggunakan format pengumpulan data yang berisi

nomor, No CM, umur ibu, paritas, berat badan lahir dan jarak kehamilan.

Metode Pengolahan

Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah: 1) Editing yaitu

melakukan pemeriksaan data ibu bersalin di RSD Panembahan Senopati kab

Bantul tahun 2007, mencatat nomor rekam medik untuk memudahkan dalam

pencarian lembaran status rekam medik ibu bersalin tahun 2007, kemudian

mencatat data yang diperlukan ke dalam format pengumpul data; 2) Coding yaitu

data yang telah diperiksa dikumpulkan dan diberi kode dengan

mengklasifikasikan dengan memberi kode pada paritas kurang dari 2 tahun atau

lebih dari 4 tahun = 1, paritas 2 – 4 tahun = 2, BBLR = 1 dan tidak BBLR = 2; 3)

Tabulating yaitu dari hasil klasifikasi yang telah diberi kode maka data tersebut

didistribusikan ke dalam tabel 2 x 2 pada studi Cross Sectional.

Analisis Data

Chi-square test digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, sedang-kan

untuk mencari derajat hubungan digunakan nilai rasio prevalens, yakni

perbandingan antara prevalens kejadian efek pada subyek dari kelompok dengan

risiko, dengan prevalens efek pada subjek pada kelompok tanpa risiko. Rasio

prevalens dapat dihitung yakni dengan menggunakan tabel 2 x 2 (Sastroasmoro,

1995).

Adapun rumus Chi-square test adalah sebagai berikut:

χ2=( ad−bc )2 n

nD nND nE nNE

Keterangan :

a = subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek

b = subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek

8

Page 9: Jurnal Almira Gitta

c = subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek

d = subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek

n = jumlah sampel

nD = jumlah sampel yang terkena efek (Disease)

nND = jumlah sampel yang tidak terkena efek (Non Disease)

nE = jumlah sampel yang terkena faktor risiko (Exposure)

nNE = jumlah sampel yang tidak terkena faktor risiko (Non Exposure)

Rasio prevalens rancangan cross sectional dapat diformulasikan dengan

rumus sebagai berikut :

RP=a/nE : c /nNE

Keterangan :

a/nE = Proporsi (prevalens) subyek yang mempunyai faktor risiko yang

mengalami efek

c/nNE = Proporsi (prevalens) subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, Dinas Kesehatan

Kabupaten Bantul menggiatkan pemantauan pada setiap kehamilan berisiko tinggi

yang dilakukan melalui posyandu, bidan praktek swasta, puskesmas pembantu,

dan puskesmas. Pemerintah Kabupaten Bantul juga memberikan pemeriksaan

gratis kepada ibu hamil sejak tahun 2003 melalui puskesmas. Setiap pemantauan

kehamilan di Kabupaten Bantul diperiksa sesuai standar pelayanan dengan 7 T,

seperti halnya yang dilakukan oleh Rumah Sakit Panembahan Senopati dan Bidan

Praktek Swasta (BPS) di daerah Bantul.

Rumah Sakit Daerah (RSD) Panembahan Senopati merupakan rumah sakit

daerah milik Pemerintah Kabupaten Bantul yang termasuk rumah sakit tipe C.

Rumah sakit ini terletak di Jl. Cokroaminoto Bantul. Pelayanan yang diberikan

9

Page 10: Jurnal Almira Gitta

RSD Panembahan Senopati Bantul adalah pelayanan untuk penyakit dalam,

bedah, kandungan dan anak.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin di RSD

Panembahan Senopati Bantul tahun 2007 ada 70,1% yang mempunyai jarak

kehamilan berisiko untuk terjadinya BBLR yaitu jarak kehamilan <2 tahun atau

>4 tahun. Menurut Istiarti (2000), jarak kehamilan <2 tahun atau >4 tahun

menjadi faktor risiko terjadinya ibu melahirkan dengan BBLR. Hal ini

dikarenakan seorang ibu memerlukan waktu paling tidak 2 tahun untuk dapat

hamil kembali pulih secara fisiologik dari persalinan dan mempersiapkan diri

untuk kehamilan berikutnya.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bayi yang lahir di RSD

Panembahan Senopati Bantul tahun 2007 sebesar 14,2% termasuk kategori

BBLR. Manuaba (1998) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya

bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah faktor maternal, yang

meliputi : umur ibu dalam reproduksi tidak sehat (<20 tahun dan >35 tahun), jarak

hamil dan bersalin terlalu dekat, dan penyakit menahun ibu. Faktor lain yang

mempengaruhi lahirnya bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah

faktor kehamilan yang meliputi : hamil dengan hidramnion, hamil ganda,

perdarahan antepartum, dan komplikasi kehamilan, serta faktor janin yang

meliputi : cacat bawaan, infeksi dalam rahim, dan faktor lain yang masih belum

diketahui. Berbagai macam faktor tersebut apabila tidak diperhatikan secara baik

maka dapat berisiko untuk lahirnya bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR).

Hasil Analisis Chi Square dari penelitian ini yaitu sebesar 4,185 dengan

nilai p=0,041 yang menunjukkan ada hubungan jarak kehamilan dengan kejadian

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Nilai Ratio Relatif yang menunjukkan rasio

prevalens dari data di atas yaitu jarak kehamilan <2 tahun atau >4 tahun

mempunyai risiko terjadinya BBLR sebesar 2,67 kali dibandingkan dengan jarak

kehamilan 2-4 tahun.

10

Page 11: Jurnal Almira Gitta

Hasil penelitian ini juga sama seperti yang ditemukan oleh Yustina (2005)

di Purworejo bahwa interval kelahiran lebih atau sama dengan 60 bulan (5 tahun)

memiliki risiko terhadap lahirnya bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

dengan rasio prevalens sebesar 3,15 dibanding dengan interval kelahiran kurang

atau sama dengan 35 bulan (3 tahun). Hal ini menunjukkan bahwa jarak

kehamilan <2 tahun atau >4 tahun lebih berisiko untuk terjadinya Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR) dibandingkan jarak kelahiran 2-4 tahun.

Hal yang menyebabkan jarak kelahiran <2 tahun lebih berisiko untuk

terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dibanding jarak kelahiran 2-4 tahun

adalah belum pulihnya kondisi fisiologik ibu dalam mempersiapkan diri untuk

hamil berikutnya. Hasil ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

Istiarti (2000) bahwa jarak kehamilan yang sangat pendek dan sangat panjang

menjadi faktor risiko terjadinya ibu melahirkan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR). Jarak kehamilan yang tepat dan baik untuk melahirkan adalah kehamilan

dengan spacing antara 2 tahun sampai 4 tahun (Hartanto, 2002).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang

telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Ada hubungan yang bermakna antara

jarak kehamilan dengan kejadian BBLR di RSD Panembahan Senopati Bantul

tahun 2007; 2) Ibu yang bersalin di RSD Panembahan Senopati tahun 2007

sebagian besar (70,1%) mempunyai jarak kehamilan yang berisiko (<2 tahun atau

>4 tahun) untuk terjadinya BBLR; 3) Nilai Rasio Prevalens sebesar 2,67

menunjukkan bahwa jarak kehamilan pada ibu bersalin di RSD Panembahan

Senopati Bantul tahun 2007 mempunyai risiko 2,67 kali melahirkan bayi dengan

BBLR.

Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi RSD Panembahan Senopati,

berdasarkan hasil penelitian bahwa jarak kehamilan merupakan faktor risiko untuk

11

Page 12: Jurnal Almira Gitta

terjadinya BBLR, maka diharapkan pihak RSD Panembahan Senopati Bantul

bekerja sama dengan sektor-sektor terkait untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat dalam perilaku hidup sehat terutama dengan merencanakan jarak

kehamilan dan peningkatan pengetahuan pada ibu tentang kehamilannya untuk

mengetahui dan melakukan perawatan intensif pada setiap kehamilan untuk

mengurangi risiko pada saat tumbuh kembang janin, kelangsungan persalinan, dan

nifas; 2) Bagi Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan khususnya Bidan diharapkan

selalu memberikan konseling atau penyuluhan terhadap ibu hamil agar menjaga

jarak kehamilan antara 2-4 tahun agar tidak berisiko melahirkan Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR); 3) Bagi Ibu Hamil, ibu hamil diharapkan memperhatikan

jarak kehamilan untuk menjaga agar bayi yang dilahirkan tidak mempunyai berat

badan rendah; 4) Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian

dengan variabel independen yang lain agar faktor-faktor yang berisiko untuk

lahirnya Berat Badan Lahir Rendah dapat diketahui.

12

Page 13: Jurnal Almira Gitta

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin, R. 2004. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Kejadian

Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Bantmurung. http://med.unhas.ac.id

2004. Diakses tanggal 10 Januari 2007

__________. 2005. Analisis Risiko Pajanan Asap Rokok terhadap Berat Badan

Lahir di RS Fatimah Makassar 2005.

http://ridwanamiruddin.wordpress.com. Diakses tanggal 10 Januari 2007.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2005. Menyiapkan Ibu Sehat

melahirkan Bayi Sehat. Jakarta.

__________. 2007. Ingin Memiliki Kesehatan Reproduksi Prima?.

http://www.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 10 Januari 2007.

Bagian Perinatologi RSD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul. 2007. Hasil

Kegiatan Pelayanan Perinatologi RSD Panembahan Senopati Kab Bantul

tahun 2007.

Dian. 2004. Mengatur Jarak Kehamilan Dampaknya pada Pembentukan

Keluarga Sejahtera. http://www.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 10 Januari

2007.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2007. Profil Kesehatan Propinsi

D.I Yogyakarta tahun 2007.

Depkes. 2006. Kesehatan Masyarakat. http://www.depkes.go.id. Diakses

tanggal10 Januari 2007.

Hartanto, H. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan.

13

Page 14: Jurnal Almira Gitta

Istiarti, T. 2000. Menanti Buah Hati, Kaitan antara kemiskinan dan Kesehatan.

Yogyakarta : Media Pressindo.

Llewellyn, D dan Jones. 2002. Dasar – dasar Obstetri dan Ginekologi edisi 6.

Jakarta : Hipokrates.

Manuaba, IBG. 2002. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi

dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.

__________. 2002. Konsep Obstetri Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta : EGC.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.

Jakarta: EGC.

Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Oxorn, H. 2003. Ilmu kebidanan : fisiologi dan patologi persalinan. Jakarta:

Yayasan Essentia Medica.

Pemerintah Daerah Bantul. 2007. Profil Rumah Sakit Daerah Panembahan

senopati Bantul

Purwaningsih, W. 2005. Karakteristik Ibu Bersalin dengan Bayi BBLR di rumah

Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul tahun 2003.

(Tidak dipublikasikan).

Rochjati, P. 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya : Airlangga

University Press.

Rosdiana. 2007. Tiap Sejam 10 Bayi Baru Lahir Meninggal. http://bkkbn.go.id .

9 Februari 2007

14

Page 15: Jurnal Almira Gitta

Saifuddin, A.B., Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Biran Affandi, dan Djoko

Waspodo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka-Sarwono Prawirohardjo.

Sastroasmoro, S dan Sofyan Ismael. 1995. Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis.

Jakarta: Binarupa Aksara.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Kamus Besar Bahasa

Indonesia edisi ketiga. Jakarta : Bali Pustaka

Wiknjosastro. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka-Sarwono

Prawirohardjo.

Yustina. 2005. Hubungan Interval Kelahiran dengan Kejadian Bayi Berat Lahir

Rendah di Kabupaten Purworejo. (Tidak dipublikasikan).

15

Page 16: Jurnal Almira Gitta

16