2
Poin akhir yang sama dinilai dalam studi membandingkan salin 0,9% dengan cairan harmann. Ekspansi plasma ditunjukan untuk lebih stabil dengan NS dariapda dengan Hartmann, seperti yang diestimasi dengan pengenceran hemoglobin dan albumin. rup NS menahan !"% #olume yang masuk pada " jam dibandingkan hartman yang menunjukan $0%, berdasarkan berat badan. idak ada perbedaan bermakna dalam kadar potasium, sodium, urea, atau total osmolalitas pada serum. Pada kelompok NS, tingkat bikarbonat lebih rendah dan semua subjek mengalami hiperkloremia, yang bertahan &" jam. 'ahan biokimia ini berubah tempat pada tubuh diba(ah stres )siologis untuk mengeliminasi kadar elektrolit yang di atas normal dan mungkin bere*ek kurang baik pada *ungsi organ dan hasil pembedahan. +istribusi koloid airan koloid mengandung makromolekul seperti polisakarida atau polipeptida dari tumbuhan atau he(an dan digunakan sebagai pengembang plasma. -ntuk menghindari hemolisis, makromolekul terdapat dalam cairan elektrolit yang mungkin 0,9% sodium klorida atau mungkin cairan yang lebih stabil yang mirip dengan hartmann. arena mengandung molekul yang lebih besar yang tidak dapat mele(ati endothelium, molekul tersebut teta/ dalam plasma lebih lama dari kristaloid. idak seperti cairan kristaloid, koloid memiliki risiko ana)laksis meniliki e*ek tergantung dosis pada koagulasi dan molekul mungkin tersimpan dalam jaringan dapat menyebabkan pruritus. +i sisi lain, terdapat bukti yang menunjukan e*ek menguntungkan menggunakan pengembang plasma pada in amasi, mikrosirkulasi, dan akti#asi endotelial. Penelitian telah menunjukan bah(a pemberiankoloid merupakan konteks yang sesniti*. 1eskipun molekul besar dalam cairan yang seharusnya membatasi dalam kompartemen #askular, kinerja pada #olume keduanya "% HES dan albumin !% pada pasien normo#olemic menghasilkan "2% dari pemasukan #olume ekstra#asasi di ruang intra#askular ke dalam ruang intersetitium dalam hitungan menit. Sebaliknya, saat "% hes atau albumin !% diberikan pada konteks pengenceran normo#olemik, sisa #olume dalam ruang intra#askular mencapai 90%. E*ek kinerja #olume dengan 0.9% salin, 0,3% gelatin suksinil gelatin 4gelo*usin5, dan "% hidroksietil starch 4#olu#en5 pada #olume darah dan respon endokrin pada #oluntir yang sehat yang diin#estigasi belakangan ini. Setelah penyelesaian pemberian 6 jam, "2%, 76%, dan 6"% 0,9% saline, gelo*usin, dan #olu#en, masing8masing memiliki kebocoran pada ruang intra#ascular. Penghitungan #olume berdasarkan pengenceran hematokrit. erdapat perbedaan antara kedua koloid, meski keduanya memiliki perbedaan berat molekul yang lebar 4gelo*usin $0 kda, dan #olu#en 6$0 k+a5 ini mungkin mencerminkan perbedaan penangan molekul besar dan kecil pada mikro#askular. Sistem renin8angiotensin8aldosteron merupakan dasar regulasi ekskresi sodium setelah kinerja sodium, ketiga cairan memiliki e*ek serupa dalam sekresi renin, dengan kedua tingkat renin dan aldosteron yang dikurangi. 'rain natriuretic peptida juga diukur dan menunjukan peningkatan pada ketiga kelompok setelah

jurding anest

Embed Size (px)

DESCRIPTION

translate jurnal reading anestesi mengenai jumlah terapi cairan kristaloid

Citation preview

Poin akhir yang sama dinilai dalam studi membandingkan salin 0,9% dengan cairan harmann. Ekspansi plasma ditunjukan untuk lebih stabil dengan NS dariapda dengan Hartmann, seperti yang diestimasi dengan pengenceran hemoglobin dan albumin. Grup NS menahan 56% volume yang masuk pada 6 jam dibandingkan hartman yang menunjukan 30%, berdasarkan berat badan. Tidak ada perbedaan bermakna dalam kadar potasium, sodium, urea, atau total osmolalitas pada serum. Pada kelompok NS, tingkat bikarbonat lebih rendah dan semua subjek mengalami hiperkloremia, yang bertahan >6 jam. Bahan biokimia ini berubah tempat pada tubuh dibawah stres fisiologis untuk mengeliminasi kadar elektrolit yang di atas normal dan mungkin berefek kurang baik pada fungsi organ dan hasil pembedahan.Distribusi koloidCairan koloid mengandung makromolekul seperti polisakarida atau polipeptida dari tumbuhan atau hewan dan digunakan sebagai pengembang plasma. Untuk menghindari hemolisis, makromolekul terdapat dalam cairan elektrolit yang mungkin 0,9% sodium klorida atau mungkin cairan yang lebih stabil yang mirip dengan hartmann. Karena mengandung molekul yang lebih besar yang tidak dapat melewati endothelium, molekul tersebut teta[ dalam plasma lebih lama dari kristaloid. Tidak seperti cairan kristaloid, koloid memiliki risiko anafilaksis, meniliki efek tergantung dosis pada koagulasi dan molekul mungkin tersimpan dalam jaringan dapat menyebabkan pruritus. Di sisi lain, terdapat bukti yang menunjukan efek menguntungkan menggunakan pengembang plasma pada inflamasi, mikrosirkulasi, dan aktivasi endotelial. Penelitian telah menunjukan bahwa pemberiankoloid merupakan konteks yang sesnitif. Meskipun molekul besar dalam cairan yang seharusnya membatasi dalam kompartemen vaskular, kinerja pada volume keduanya 6% HES dan albumin 5% pada pasien normovolemic menghasilkan 68% dari pemasukan volume ekstravasasi di ruang intravaskular ke dalam ruang intersetitium dalam hitungan menit. Sebaliknya, saat 6% hes atau albumin 5% diberikan pada konteks pengenceran normovolemik, sisa volume dalam ruang intravaskular mencapai 90%.Efek kinerja volume dengan 0.9% salin, 0,4% gelatin suksinil gelatin (gelofusin), dan 6% hidroksietil starch (voluven) pada volume darah dan respon endokrin pada voluntir yang sehat yang diinvestigasi belakangan ini. Setelah penyelesaian pemberian 1 jam, 68%, 21%, dan 16% 0,9% saline, gelofusin, dan voluven, masing-masing memiliki kebocoran pada ruang intravascular. Penghitungan volume berdasarkan pengenceran hematokrit. Terdapat perbedaan antara kedua koloid, meski keduanya memiliki perbedaan berat molekul yang lebar (gelofusin 30 kda, dan voluven 130 kDa)/ ini mungkin mencerminkan perbedaan penangan molekul besar dan kecil pada mikrovaskular.Sistem renin-angiotensin-aldosteron merupakan dasar regulasi ekskresi sodium setelah kinerja sodium, ketiga cairan memiliki efek serupa dalam sekresi renin, dengan kedua tingkat renin dan aldosteron yang dikurangi. Brain natriuretic peptida juga diukur dan menunjukan peningkatan pada ketiga kelompok setelah 1 jam awal pemasukan, ini menghubungkan dengan kerja lainnya mengindikasikan peran BNP dan ANP dalam hipervolemia akut. Dapat disimpulkan bahwa ekskresi sodium dan klorida dapat tergantung supresi RAAS dan tidak pada natriuretic peptida