Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

Embed Size (px)

DESCRIPTION

,

Citation preview

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    1/122

    PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

    PEMBELAJARAN MATERI POKOK SHALATMAKTUBAH

    DENGAN METODEDEMONSTRASIPADA KELAS III MI

    MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARIKENDAL

    TAHUN PELAJARAN 2010/2011

    SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

    Ilmu Pendidikan Islam

    Oleh :

    BUKHORI MUSLIM

    NIM 093111326

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    2/122

    ii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Bukhori Muslim

    NIM : 093111326

    Jurusan : Tarbiyah

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam

    Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

    saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

    Rowosari, 13 Juni 2011

    Saya yang menyatakan,

    Bukhori MuslimNIM : 093111326

    Materai

    6.000,-

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    3/122

    iii

    KEMENTERIAN AGAMA R.I.

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    FAKULTAS TARBIYAHJl.Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Semarang

    Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

    PENGESAHAN

    Naskah skripsi dengan:

    Judul : PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH PADA

    MATA PELAJARAN FIQIH MATERI POKOK

    MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL DAN

    HARAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL

    BELAJAR SISWA DI KELAS V MI TAMBAKSARI

    ROWOSARI KENDAL TAHUN PELAJARAN

    2010/2011Nama : Mahmud

    NIM : 093111251

    Jurusan : Tarbiyah

    Program Studi : Ilmu Pendidikan Islam

    Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

    sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

    Semarang, 4 Juli 2011

    DEWAN PENGUJI

    Ketua, Sekretaris,

    Fahrurrozi, M.Ag. Dra. Ani Hidayati, M.PdNIP : 197708162005011003 NIP : 196112051993032001

    Penguji I, Penguji II,

    Drs. Widodo Supriyono,M.A. Dr. Musthofa, M.Ag.

    NIP : 195910251987031003 NIP : 197104031996031002

    Pembimbing I,

    Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.PdNIP. 1952020819761222001

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    4/122

    iv

    KEMENTERIAN AGAMA R.I.

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    FAKULTAS TARBIYAHJl.Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Semarang

    Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

    NOTA PEMBIMBING Semarang, Juni 2011

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo

    di Semarang

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Dengan ini diberitaukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan

    koreksi naskah skripsi dengan:

    Judul : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada

    Pembelajaran Materi Pokok Shalat Maktubah

    Dengan Metode Demonstrasi Pada Kelas III MI

    Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun

    Pelajaran 2010/2011Nama : Bukhori Muslim

    NIM : 093111326

    Jurusan : Tarbiyah

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam

    Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

    Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Pembimbing I

    Sugeng Ristiyanto,M.AgNIP. 196508192003021001

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    5/122

    v

    MOTTO

    (#%

    r&

    u

    n

    4

    n=9

    $#

    (#?#

    u

    u

    n

    4

    x.9

    $#

    (#

    x.

    $#

    u

    y

    t

    t.9

    $#

    Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang

    ruku. (QS.Al-Baqarah:43)1

    1Depag RI. Al-Hikmah,Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro,

    2007), hlm. 7.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    6/122

    vi

    PERSEMBAHAN

    Untuk Orang tuaku Bapak Al Munawir dan Ibu Kiswati,

    Istriku tercinta (Niken Juwitah) yang senantiasa membantu dan mendukung secara

    moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi tersebut,

    Anak-anakku tercinta (Aika Zulfa Rinjani dan Qurrota Abda Aqila), kepada

    mereka doa dan restuku, semoga mereka menjadi anak-anak yang shalihah dan

    bertakwa kepada Allah SWT.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    7/122

    vii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang senantiasa rahmat dan

    kasih sayangnya tercurah kepada kita. Kepada sang mustafa Nabi Muhammad

    SAW dihaturkan shalawat dan salam. Semoga kita termasuk dalam umatnya.

    Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

    Sarjana Pendidikan Agama Islam di IAIN Walisongo Semarang. Adapun skripsi

    ini berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Materi

    Pokok Shalat Maktubah dengan Metode Demonstrasi pada Kelas III MI

    Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

    Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah

    membantu baik secara moril maupun materiil, oleh karena ucapan terima kasih

    yang tiada terkira kepada:

    1. DR. Sujai, M. Ag, selaku Dekan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

    2. Ahmad Muthohar, M. Ag, selaku ketua program kualifikasi IAIN Wali Songo

    Semarang.

    3.

    Sugeng Ristiyanto, M. Ag. selaku pembimbing yang telah bersedia

    meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

    pengarahan dalam menyusun skripsi.

    4. Para Dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali

    pengetahuan.

    5. Segenap civitas akademika Institut Agama Islam Negeri Walisongo

    Semarang yang telah memberikan pelayanan baik kepada penulis selama ini.

    6.

    Kepada Kepala MI Muhammadiyah 01 Rowosari beserta Bapak/Ibu Guruyang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan riset.

    7. Ayahanda dan ibunda tercinta, serta istriku tersayang yang selalu memberikan

    motivasi dan doa restu.

    8. Kepada sahabatku pak Rohmat Rokhim yang telah membantu dalam

    penulisan dan penyusunan serta penyelesaian skripsi terebut.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    8/122

    viii

    9. Sahabat-sahabatku yang selalu memotivasi dan menghibur diri penulis dalam

    berkreatifitas.

    10. Teman-temanku yang memberikan dorongan, khususnya mahasiswa Fakultas

    Tarbiyah angkatan 2009, Kwalifikasi Kelas F (PAI). Tidak terlupakan untuk

    teman-teman PPL, di MI Ianatus Sibyan Mangkang Semarang, teman-teman

    KKN di Kelurahan Gunung Pati Kec. Gunung Pati kota Semarang yang selalu

    menasehati, memotivasi diri penulis.

    Dengan mengharap doa semoga segala kebaikan mereka mendapat balasan

    yang lebih dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini

    masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran

    dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kemanfaatan skripsi

    ini. Akhirnya semoga bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan pembaca pada

    umumnya.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Semarang, 13 Juni 2011

    Penulis

    Bukhori MuslimNIM: 093111326

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    9/122

    ix

    ABSTRAK

    Judul Skripsi : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Materi

    Pokok Shalat Maktubah dengan Metode Demonstrasi padaKelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun

    Pelajaran 2010/2011

    Penulis : Bukhori Muslim

    NIM : 093111326

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar

    Siswa pada Pembelajaran Materi Pokok Shalat Maktubah dengan Metode

    Demonstrasi pada Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun

    Pelajaran 2010/2011. Peneliti menggunakan metode observasi, interview,dokumentasi, subyek penelitian sebanyak 19 Responden, menggunakan instrumen

    kuesioner proporsional random sampling.

    Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan analisis pengamatan dan

    test. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: dalam pra siklus ini

    banyak peserta didik yang tidak memahami materi shalat maktubah, jika dilihat

    dari ketuntasannya, maka perlu adanya tindakan penelitian kelas dengan metode

    Demonstrasi. Kemudian pada Siklus I (pertama) didapatkan beberapa solusi

    terhadap permasalahan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI

    materi shalat maktubah sebagai upaya tindak perbaikan terhadap upaya keaktifan

    belajar peserta didik pada Siklus I (pertama). Sementara pada Siklus ke II (kedua)

    hanya mengembangkan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI

    materi shalat maktubah akan tingkat keaktifan peserta didik menjadi lebih baik

    dari siklus pertama. Dengan demikian pada Siklus III (ketiga) perhatian dan

    keaktifan peserta didik pada siklus ini sudah menunjukkan arah yang lebih baik

    dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode Demonstrasi.

    Dengan demikian tingkat kemampuan peserta didik yang dimiliki setelah

    proses pembelajaran pada metode Demonstrasi dari masing-masing siklus terdapat

    perkembangan peningkatan keaktifan dalam pembelajaran pada materi PAI

    terutama tentang shalat maktubah.

    Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan

    masukkan bagi para civitas akademika, dan menjadi bahan informasi, masukkanyang dapat memberikan wawasan keilmuan, manfaat bagi kita semua. Selain

    tersebut, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

    serta pengembangan yang terkait dengan keaktifan belajar peserta didik serta guru

    dapat melakukan berbagai metode pembelajaran, khususnya pada metode

    Demonstrasi terhadap proses pembelajaran.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    10/122

    x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

    PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii

    PENGESAHAN .............................................................................................. iii

    NOTA PEMBIMBING ................................................................................... iv

    MOTTO ........................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

    ABSTRAK ...................................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................... x

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ..................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................ 5

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 6

    D. Penegasan Istilah7

    BAB II : METODE DEMONSTRASI DAN PEMBELAJARAN

    PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM

    A. Kajian Pustaka ...................................................................... 9

    B. Metode Demonstrasi

    1. Pengertian Metode Demonstrasi ..................................... 10

    2. Fungsi Metode Demonstrasi ........................................... 12

    3. Syarat Penggunaan Metode Demonstrasi ....................... 134. Perencanaan dan Persiapan Metode Demonstrasi .......... 14

    5. Langkah-langkah Metode Demonstrasi .......................... 15

    6. Prinsip-prinsip Demonstrasi ........................................... 17

    C. Peningkatan Prestasi Belajar Fqih

    1. Menyediakan Pengalaman langsung.18

    2. Menciptakan Kegiatan..18

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    11/122

    xi

    3. Mengembangkan Kegiatan18

    4. Membantu anak mengembangkan 18

    5. Menyediakan kegiatan...18

    6.Menemukan cara-cara untuk ..19

    D. Problema dan Solusi Peningkatan Belajar Melalui metode

    Demonstrasi

    1. Faktor Internal19

    2. Faktoe Eksternal.19

    E. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................. 20

    2. Pengertian Tujuan Pendidikan Agama Islam ................. 23

    3. Program Kegiatan Pendidikan Agama Islam .................. 25

    4. Materi Pendidikan Agama Islam Shalat Maktubah ........ 28

    F. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran PAI

    1. Perencanaan/Persiapan ................................................... 34

    2. Pelaksanaan Demonstrasi ............................................... 35

    3. Tindak Lanjut Demonstrasi ............................................ 36

    G. Rumusan Hipotesis Tindakan ............................................... 36

    BAB III : METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ..................................................................... 37

    B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 37

    C. Populasidan Sampel Penelitian ........................................... 37

    D. Variabel dan Indikator Penelitian ........................................ 38

    E.

    Pengumpulan Data Penelitian ............................................. 38F. Analisis Data Penelitian ...................................................... 39

    BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus .................................. 41

    1. Hasil Penelitian Pra Siklus..42

    2.. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I45

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    12/122

    xii

    3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ..................... 48

    4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus III .................... 53

    B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 57

    C.

    Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung ......................... 59

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan .......................................................................... 62

    B. Saran-Saran .......................................................................... 62

    DAFTAR PUSTAKA

    SILABUS

    RPP

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR GAMBAR

    DAFTAR LAMPIRAN

    DAFTAR DOKUMENTASIRIWAYAT HIDUP

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    13/122

    xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Kategori Nilai Perhatian Siswa Pra Siklus ................................... 36

    Tabel 4.2. Kategori Nilai Keaktifan Siswa Pra Siklus ................................... 37

    Tabel 4.3. Nilai Hasil Belajar Pra Siklus ....................................................... 37

    Tabel 4.4 Kategori Nilai Perhatian Siswa Siklus I ....................................... 39

    Tabel 4.5 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Siklus I ....................................... 40

    Tabel 4.6 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................. 41

    Tabel 4.7 Kategori Nilai Perhatian Siswa Siklus II ...................................... 44

    Tabel 4.8 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Siklus II ..................................... 45

    Tabel 4.9 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................... 46

    Tabel 4.10 Kategori Nilai Perhatian Siswa Siklus III ..................................... 49

    Tabel 4.11 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Siklus III .................................... 50

    Tabel 4.12 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III .............................................. 50

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    14/122

    xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Ketuntasan Siswa Pra Siklus ...................................................... 38

    Gambar 4.2 Ketuntasan Siswa Siklus I .......................................................... 42

    Gambar 4.3 Ketuntasan Siswa Siklus II ......................................................... 47

    Gambar 4.4 Ketuntasan Siswa Siklus III........................................................ 51

    Gambar 4.5 Ketuntasasn Siswa dari Pra Siklus sampai Siklus III ................. 52

    Gambar 4.6 Perhatian Siswa dari Siklus I sampai III ..................................... 53

    Gambar 4.7 Keaktifan Siswa dari Siklus I sampai III .................................... 53

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    15/122

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Silabus

    Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus

    Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

    Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

    Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

    Lampiran 6 : Lembaran Observasi Siklus I

    Lampiran 7 : Lembaran Observasi Siklus II

    Lampiran 8 : Lembaran Observasi Siklus III

    Lampiran 9 : Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

    Lampiran 10 : Nilai Hasil Belajar Siklus I

    Lampiran 11 : Nilai Hasil Belajar Siklus II

    Lampiran 12 : Nilai Hasil Belajar Siklus III

    Lampiran 13 : Lembar Konsultasi Skripsi

    Lampiran 14 : Surat Keterangan Penelitian dari Kepala MI Muhammadiyah

    01 Rowosari

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    16/122

    xvi

    DAFTAR DOKUMENTASI

    1.

    Foto Gedung MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kec. Rowosari Kab. Kendal

    2. Foto Dewan Guru MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kec. Rowosari Kab.

    Kendal

    3. Foto Siswa/Siswi MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kec. Rowosari Kab.

    Kendal

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    17/122

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang

    diajarkan di tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya

    disingkat menjadi PAI.1 Konsep tersebut sejalan dengan Undang-Undang

    Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang

    menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya

    potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

    kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

    kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang baik, berguna bagi agama,

    bangsa dan negaranya.2

    Pendidikan agama bagi peserta didik harus berdasarkan keimanan dan

    praktek peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bertujuan untuk

    menyempurnakan amal shalih serta tidak melupakan kemajuan-kemajuan ilmu

    pengetahuan dan teknologi, sebab eksistensi Islam merupakan agama yang

    mengatur urusan dunia dan akhirat. Konsep tersebut menunjukkan bahwa

    pembinaan keagamaan harus mampu mengubah perilaku-perilaku yang kurang

    baik menuju kondisi yang Islami.

    Berkaitan dengan hal tersebut pelaksanaan pendidikan Fiqih peserta

    didik di MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten

    Kendal dirasa sangat penting. Hal ini karena perkembangan psikologis atau

    emosi anak MI masih belum terarah, sehingga pada saat kritis peserta didik

    perlu diselamatkan dari perbuatan-perbuatan yang kurang sesuai dengannorma-norma agama atau norma yang berlaku di masyarakat. Langkah

    1 Ismail SM. dan Nurul Huda, Paradigma Pendidikan Islam, (Semarang: Fakultas

    Tarbiyah IAIN Walisongo, 2001), hlm. 139.2 Depdikbud, UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, (Jakarta: Sinar Grafika,

    2003), hlm. 5.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    18/122

    2

    tersebut dapat dilakukan dengan jalan memasukkan nilai agama serta

    pemahaman dan keterampilan pada penguasaan praktek-praktek ibadah.

    Pada Tahun Pelajaran 2010/2011 ini banyak tampak orang tua peserta

    didik MI Muhammadiyah 01 Rowosari yang mengabaikan PAI bagi anak-

    anak mereka. Gejala tersebut seperti asumsi masyarakat yang lebih senang dan

    merasa unggul apabila anaknya belajar pada sekolah umum. Mereka

    beranggapan bahwa belajar di sekolah agama seolah-olah tidak mampu

    menjawab persoalan-persoalan yang muncul di era globalisasi ini, sehingga

    fenomena tersebut dianggap sangat ketinggalan jaman. Di pihak lain justru

    anggapan masyarakat tersebut menjadi tantangan bagi MI Muhammadiyah 01

    Rowosari. Melihat kondisi tersebut pendidikan Fiqih bagi peserta didik perlu

    ditingkatkan sebagai perhatian respon masyarakat kepada sekolah di MI

    Muhammadiyah 01 Rowosari.

    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Muhammadiyah 01

    Rowosari seperti pada Sekolah Dasar, bukan sekedar teori, melainkan juga

    praktek. Oleh karena itu pembelajaran PAI untuk diamalkan. Bila berisi

    suruhan atau perintah, maka harus dilaksanakan; bila berisi larangan harus

    ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu Fiqih bukan saja untuk diketahui,

    akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan hidup.

    Untuk itu, tentu saja materi yang praktis diamalkan sehari-hari didahulukan

    dalam pelaksanaan pembelajarannya.

    Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran PAI adalah

    shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang

    sangat penting. Shalat merupakan tiang (rukun) tempat tegaknya agama Islam

    dan sarana untuk membuktikan tentang ke-Islaman dan keimanan seseorang.Keberhasilan pendidikan PAI dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari,

    baik itu dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Contohnya, dalam

    keluarga, anak cenderung untuk melakukan shalat sendiri secara rutin.

    Sedangkan dalam sekolah intensitas anak dalam menjalankan ibadah shalat

    harus ditekankan dan selalu dibimbing serta diarahkan untuk menjalankan

    shalat secara benar. Untuk itu evaluasi pembelajaran PAI tidak hanya

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    19/122

    3

    berbentuk ujian tertulis tetapi juga praktek. Banyak peserta didik yang

    mendapatkan nilai bagus dalam teori PAI. Tetapi, dalam kenyataan banyak

    peserta didik yang belum mampu mempraktekkan teori tersebut dengan benar.

    Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik tentang shalat masih

    kurang.

    Jika pendidik menginginkan agar tujuan pendidikan tercapai secara

    efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup. Ia harus

    menguasai berbagai metode penyampaian yang tepat dalam proses

    pembelajaran. Pendidik juga dapat menggunakan metode pembelajaran secara

    bervariasi, sebab masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.

    Sehingga dalam penggunaannya pendidik harus menyesuaikan dengan materi

    yang diajarkan dan kemampuan peserta didik. Pemilihan metode yang tepat

    memerlukan keahlian tersendiri, sehingga pendidik harus pandai dalam

    memilih dan menerapkannya.

    Upaya mengembangkan dan menanamkan ajaran Islam tersebut

    merupakan tanggung jawab utama guru PAI terutama guru mata pelajaran

    Fiqih di MI Muhammadiyah 01 Rowosari. Keberhasilan proses

    pengembangan dan penanaman nilai-nilai agama menunjukkan profesionalitas

    atau kemampuan guru dalam pembelajaran. Guru dalam hal ini bukan saja

    menggunakan metode ceramah atau bercerita dan berdiri di depan kelas,

    melainkan lebih dari sekedar itu, yaitu mengkomunikasikan pesan atau materi

    pelajaran, berinteraksi dan mengorganisir, serta berusaha secara maksimal

    mengelola peserta didik sehingga berhasil dan mencapai tujuan pembelajaran

    yang telah ditetapkan. Kreatifitas penerapan metode pembelajaran yang

    canggih, keterlibatan emosional serta intelektual pada setiap aktifitaspembelajaran terutama PAI akan memiliki nuansa kebermaknaan belajar yang

    tinggi bagi penanaman dan penguasaan nilai-nilai ajaran Islam pada siswa.

    Keberhasilan penanaman dan penguasaan nilai-nilai ajaran Islam akan

    tercapai apabila seorang guru PAI memiliki dan menguasai metodologi

    pembelajaran secara baik. Metodologi pembelajaran merupakan suatu ilmu

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    20/122

    4

    pengetahuan tentang metode yang digunakan dalam mendidik.3Tidak sedikit

    mereka yang gagal dalam pembelajaran karena kurang mampu dalam

    menciptakan suasana belajar yang kreatif, yang menjadikan peserta didik

    bergairah dan bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran, memiliki

    kreatifitas dan tanggung jawab untuk belajar secara mandiri. Pendidik yang

    baik dan profesional tentu akan mengusahakan metode pembelajaran yang

    mampu merangsang kreatifitas belajar siswa agar tujuan PAI khususnya mata

    pelajaran Fiqih dapat tercapai. Salah satu metode pembelajaran yang dapat

    menanamkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan menerapkan ajaran

    Islam secara tepat dan efektif ialah dengan menggunakan metode

    Demonstrasi.

    Demonstrasi merupakan salah satu metode untuk memberikan

    pengalaman belajar agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran

    dengan baik. Demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar yang

    dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau

    peserta didik sendiri ditunjuk untuk diperlihatkan kepada kelas tentang suatu

    proses atau cara melakukan sesuatu.4 Misalnya dalam pembelajaran shalat,

    metode Demonstrasi akan lebih diterima oleh peserta didik dan peserta didik

    dapat menirukan apa yang telah diperagakan, sehingga materi pelajaran lebih

    mudah dipahami. Dengan demikian pembelajaran dapat dikatakan efektif,

    apabila seorang pendidik dapat membimbing peserta didik untuk memasuki

    situasi yang memberikan pengalaman-pengalaman yang dapat menimbulkan

    kegiatan belajar peserta didik.

    Metode Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang

    menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian ataumemperlihatkan bagaimana melakukannya kepada peserta didik. Metode

    Demonstrasi pada proses pembelajaran Fiqih mengandung fungsi dan manfaat

    besar. Di samping bersifat praktis, guru dapat memberikan contoh amalan

    3H. M. Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 65.

    4 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat

    Perss, 2002), hlm. 45.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    21/122

    5

    keagamaan dengan benar, sebagai bukti tanggung jawabnya.5 Metode

    Demonstrasi ini memiliki keunggulan apabila guru memahami pada situasi

    yang bagaimanakah sepantasnya dilakukan peragaan-peragaan tentang materi

    pembelajaran Fiqih yang dapat merangsang pemahaman dan penguasaan

    ajaran Islam yang baik pada siswa dan bagaimanakah cara pelaksanaannya

    pada pembelajaran mata pelajaran Fiqih.

    Sebaliknya kurang mampunya guru PAI dalam penerapan metode

    Demonstrasi merupakan penyebab kurangnya gairah peserta didik atau siswa

    untuk belajar secara kreatif. Berdasarkan konsep tersebut guru PAI dituntut

    untuk meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan metode Demonstrasi

    sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik baik aspek

    kognitif, afektifmaupunpsikomotorik.

    Keterangan di atas menunjukkan bahwa metode dalam kegiatan

    pembelajaran khususnya pembelajaran Fiqih merupakan faktor yang penting,

    sehingga berbagai metode dapat digunakan dalam menyampaikan materi

    Fiqih, karena pada hakekatnya siswa lebih menyukai suatu pembelajaran yang

    menyenangkan atau melalui aktifitas-aktifitas dalam kelas.

    Penerapan metode Demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran di MI

    Muhammadiyah 01 Rowosari merupakan respon yang baik terhadap

    perkembangan mutakhir sistem pendidikan di Indonesia, khususnya dalam

    pembelajaran Fiqih yang merupakan mata pelajaran penting sekaligus

    pendukung bagi mata pelajaran lainnya.

    Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan

    penelitian tentang penerapan metode Demonstrasi bagi peningkatan keaktifan

    dan hasil belajar siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01 RowosariKecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas dapat

    dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

    5M. Basyiruddin Usman,Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hlm. 55.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    22/122

    6

    1. Bagaimana penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih

    materi shalat maktubah pada siswa Kelas III MI Muhammadiyah 01

    Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011?

    2.

    Apakah metode Demonstrasi bisa meningkatkan keaktifan dalam hasil

    belajar materi shalat maktubah bagi siswa Kelas III MI Muhammadiyah 01

    Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut.a. untuk mendeskripsikan penerapan metode Demonstrasi dalam

    pembelajaran PAI materi shalat maktubah pada siswa Kelas III MI

    Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011.

    b. untuk mengetahui tingkat keaktifan dan pemahaman hasil belajar siswa

    Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011

    sebelum dan setelah diadakan metode Demonstrasipada pembelajaran

    Fiqih materi shalat maktubah.

    2. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

    berikut.

    a. Menjadi bahan masukan yang objektif dalam meningkatkan keaktifan

    belajar dan hasil belajar siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01

    Rowosari pada pembelajaran PAI.

    b. Menjadi pedoman dalam mengatasi dan menaggulangi permasalahan

    dalam proses pembelajaran siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01

    Rowosari pada pembelajaran PAI khususnya materi shalat maktubah.

    c. Sebagai usaha peningkatan kualitas pembelajaran terutama pada

    pembelajaran PAI sehingga memperkecil kesulitan yang dihadapi oleh

    guru dan siswa.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    23/122

    7

    D. Penegasan Istilah

    Agar tidak terjadi salah pengertian, maka berikut ini akan peneliti

    paparkan beberapa istilah yang terdapat dalam judul di atas :

    1.

    Peningkatan

    Peningkatan berasal dari kata tingkat artinya menaikan ( derajat,

    taraf), mempertinggi, memperhebat. Mendapat awalan pe dan akhiran

    an, yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.6Dalam

    hal ini, maksud peningkatan adalah usaha untuk meningkatakan

    keberhasilan dan kwalitas dalam menunjang proses pembelajaran menuju

    yang lebih baik.

    2.

    Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah setiap perbuatan atau tingkah laku yang

    tampak sebagai akibat kegiatan otot yang digerakan oleh sitem syaraf

    (dalam rangka belajar).7

    3. Pembelajaran

    Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

    dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.8

    4.

    Shalat Maktubah

    Shalat Maktubah yaitu Lima waktu, hanya wajib dikerjakan oleh

    setiap muslim yang mukallaf, yaitu yang telah baliqh, berakal sehat, laki-

    laki atau lainnya, dan yang suci.

    5. Metode

    Metode adalah cara yang terakhir dan barfikir baik-baik untuk

    mencapai maksud, cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

    suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang tertentu.9

    6Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,hlm 951

    7Rohman Noto Wijoyo,Psikologi Pendidkan, Jakarta:CV, 1995), hlm 21

    8Departemen Pindidikan Nasional RI, Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional, 2003,

    hlm 49Pusat Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 652

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    24/122

    8

    6. Demonstrasi

    Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan tata cara melakukan

    atau mengerjakan sesuatu. Dalam hal ini Demonstrai merupakan metode

    interaktif yang sangat efektif dalam membantu peserta didik untuk

    mengetahui proses pelaksanaan sesuatu dan unsur yang terkandung

    didalamnya.10

    7. Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam yaitu usaha yang lebih khusus ditekankan

    untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani

    lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan

    ajaran islam.11

    10Abdul Ghafir, dkk,Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadani ,1993),hlm 82

    11Acmadi,Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan (Yogyakarta:Aditya Media,1992)

    hlm 103

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    25/122

    9

    BAB II

    METODE DEMONSTRASI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

    FIQIH, PROBLEMA DAN SOLUSINYA

    A. Kajian Pustaka

    Dalam pembahasan ini akan dideskripsikan tentang hubungan

    antara permasalahan yang penulis teliti dengan kerangka teoritik yang

    penulis pakai serta hubungannya dengan peneliti terdahulu yang relevan.

    Sebagaimana pada penelitian yang dilakukan Kasmuni NIM: 07311623

    berjudul Efektivitas Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Motivasi dan

    Prestasi pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat di Kelas III MI Miftahul

    Huda 2 Kalimaro Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan. Hasil penelitian

    menunjukkan motivasi shalat siswa sebelum metode Demonstrasi pada mata

    pelajaran Fiqih materi shalat kurang termotivasi dalam mempelajari Fiqih

    tentang shalat, setelah dilakukan pelaksanaan Demonstrasi pada mata

    pelajaran Fiqih materi shalat Fiqih Kelas III MI Miftahul Huda 2 Kalimaro

    Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan terjadi peningkatan nilai keaktifan.

    Tingkat keaktifan siswa mencapai 90%, sedang prestasi pada mata pelajaran

    Fiqih materi shalat dapat diketahui dengan pre test. Pre test yang telah

    dilakukan nilai ketuntasan mereka 0 peserta didik, setelah dilakukan

    tindakan ketuntasan mencapai 13 peserta didik dan yang belum tuntas

    tinggal 1 peserta didik.

    Efektifitas metode Demonstrasi pada mata pelajaran Fiqih materi

    shalat dalam meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran

    Kelas III MI Miftahul Huda 2 Kalimaro Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan

    dilihat dari terjadinya peningkatan tindakan kelas yang dilakukan pada

    pembelajaran Fiqih materi shalat dengan menggunakan Demonstrasi.

    Terlihat bahwa pada siklus ketiga telah mengalami peningkatan proses

    pembelajaran Fiqih pada materi shalat Kelas III MI Miftahul Huda 2

    Kalimaro Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan dengan menggunakan metode

    Demonstrasi dimana tingkat keberhasilan siswa dengan telah mencapai

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    26/122

    10

    tingkat sempurna pada Siklus III yaitu mencapai 57,2% atau sebanyak 8

    peserta didik meningkat dari Siklus II dan I yang hanya 0%, sedang pada

    kategori cukup 1 peserta didik atau 7,1% menurun dari pada Siklus II yang

    masih 7 peserta didik atau 50% dan 11 peserta didik atau 78,6% pada Siklus

    I, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya hanya 1 peserta didik atau 16,7%

    yang tuntas pada Siklus III meningkat dari pertama kali melakukan

    penelitian ini yaitu Siklus I yaitu 13 peserta didik atau 85,7%. Ini artinya

    metode Demonstrasi yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih materi

    shalat efektif untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siwa belajar.1

    Dari penelitian di atas terdapat kesesuaian dengan penelitian

    yang sedang peneliti lakukan, yaitu pelaksanaan metode Demonstrasi dan

    pelaksanaan shalat. Akan tetapi fokus peneliti berbeda, yaitu menginginkan

    adanya suatu peningkatan keaktifan belajar dan prestasi hasil belajar pada

    siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari.

    B. Metode Demonstrasi

    1. Pengertian Metode Demonstrasi

    Istilah Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metha dan

    hodos.Metha berarti melalui dan Hodos berarti jalan atau cara, jadi

    metode adalah jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan.2

    Ada beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran, salah

    satunya adalah metode Demonstrasi. Metode ini merupakan metode

    pembelajaran yang sangat efektif, karena dapat membantu peserta didik

    untuk melihat secara langsung proses terjadinya sesuatu.

    Metode Demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana

    seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta murid sendirimemperlihatkan pada seluruh kelas tentang sesuatu proses suatu kaidah

    melakukan sesuatu.3 Metode Demonstrasi merupakan cara penyajian

    1Kasmuni,Efektifitas Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi pada

    Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat di Kelas III MI Miftahul Huda 2 Kalimaro Kec. Kedung JatiKab. Grobogan.

    2Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

    hlm. 40.3Mukhtar. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka, Galiza,

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    27/122

    11

    bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada

    peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang

    dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai penjelasan

    lisan.4

    Metode Demonstrasi juga merupakan teknik mengajar yang sudah

    tua dan digunakan sejak lama. Seorang ibu yang mengajarkan cara

    memasak atau makanan kepada anak-anaknya atau dengan

    mendemonstrasikan di muka mereka.5

    Metode Demonstrasi adalah metode pengajaran bagi guru atau

    orang lain yang sengaja diminta peserta didik sekalipun memperlihatkan

    pada seluruh kelas suatu proses. Misalnya, bagaimana cara bekerjanya

    sebuah alat pencuci pakaian dengan otomatis.6

    Metode Demonstrasi adalah teknik yang digunakan untuk

    membelajarkan peserta didik terhadap suatu bahan belajar dengan cara

    memperhatikan, menceritakan, dan memperagakan bahan belajar itu.

    Metode Demonstrasi dapat dibagi dua yaitu teknik Demonstrasi

    proses dan teknik Demonstrasi hasil. Teknik Demonstrasi Proses

    digunakan untuk menunjukkan atau memperagakan suatu proses atau

    rangkaian langkah-langkah kegiatan. Proses mencakup antara lain

    pembuatan, gerakan, dan kefungsian. Proses pembuatan mencakup

    langkah-langkah kegiatan dalam membuat ukiran, lukisan, perabot,

    pakaian dan lain sebagainya. Proses gerakan mencakup gerakan benda

    seperti bekerjanya piston kendaraan bermotor sewaktu mesin dihidupkan.

    Proses kefungsian mencakup rangkaian kegiatan dalam merencanakan

    suatu kegiatan, melaksanakan langkah-langkah yang telah ditetapkandalam suatu program, dan lain sebagainya.

    Teknik Demonstrasi Hasil digunakan untuk memperlihatkan atau

    2003), hlm. 89.4Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet

    IV, hlm. 115.5Basyirudin Usman, dkk.,Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia Cipta Utama, 2002), hlm. 107.

    6Armai Arif,Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 86.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    28/122

    12

    memperagakan hasil dari suatu kegiatan (proses) seperti barang kerajinan

    yang bernilai seni, makanan yang bergizi, model pakaian baru, hasil panen

    yang lebih baik dan rencana kegiatan.

    Proses dan hasil yang diperagakan menjadi bahan belajar utama

    dalam kegiatan pembelajaran. Bahan belajar tidak hanya dipertunjukkan

    oleh pendidik, melainkan juga oleh peserta didik yang berperan aktif

    dalam melakukan proses sampai diketahui sejauh mana hasilnya. Dengan

    demikian, peserta didik akan memiliki pengalaman belajar langsung

    setelah diberi kesempatan oleh pendidik untuk melakukannya dan melihat

    atau merasakan hasilnya.7

    Jadi kesimpulannya adalah suatu metode pembelajaran yang

    dilakukan, di mana seorang pendidik atau orang lain yang sebaya diminta

    atau peserta didik sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu

    proses untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya

    suatu proses perbuatan tertentu kepada siswa, misalnya cara mengerjakan

    shalat.

    2. Fungsi Metode Demonstrasi

    Demonstrasi sebagai suatu metode pembelajaran tentunya

    mempunyai fungsi yang diharapkan dalam proses pembelajaran antara

    lain:

    a. memberi gambaran yang jelas dan pengertian yang konkrit tentang

    suatu proses atau keterampilan dalam mempelajari konsep ilmu PAI

    dari pada hanya dengan mendengar penjelasan atau keterangan lisan

    saja dari guru.

    b.

    menunjukkan dengan jelas langkah-langkah suatu proses atauketerampilan-keterampilan ibadah pada siswa.

    c. lebih mudah dan efisien dibanding dengan metode ceramah atau

    diskusi karena siswa bisa mengamati secara langsung.

    7Sudjana,Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 2001),

    hlm. 154-155.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    29/122

    13

    d. memberi kesempatan dan sekaligus melatih siswa mengamati sesuatu

    secara cermat.

    e. melatih siswa untuk mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-

    pertanyaan guru.

    3. Syarat Penggunaan Metode Demonstrasi

    Penggunaan metode Demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat

    pembelajaran memiliki keahlian mendemonstrasikan penggunaan alat atau

    melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya.

    Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru atau pelatih

    yang ditunjuk, setelah mendemonstrasikan, siswa diberi kesempatan

    melakukan latihan keterampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru

    atau pelatih.

    Metode Demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa untuk

    mencari jawaban atas pertanyaan, seperti: Bagaimana prosesnya? Terdiri

    dari unsur apa? Cara mana yang terbaik, bagaimana dapat diketahui

    kebenarannya? Dan sebagainya melalui pengamatan induktif.

    Metode Demonstrasi dapat dilaksanakan apabila:

    a.

    pembelajaran bersifat formal, magang, atau latihan kerja.

    b. materi pelajaran berupa keterampilan gerak, petunjuk sederhana untuk

    melakukan keterampilan gerak dengan menggunakan bahasa asing,

    dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan.

    c. guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian

    kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu

    prosedur maupun dasar teorinya.

    d.

    guru bermaksud menunjukkan sesuatu standar penampilan.e. digunakan untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang

    latihan/praktek yang kita laksanakan.

    f. digunakan untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila

    dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau

    membaca di dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang

    jelas dari hasil pengamatannya.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    30/122

    14

    g. beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat

    dijawab lebih teliti waktu proses Demonstrasi.8

    Metode Demonstrasi memiliki beberapa keterbatasan antara lain:

    a.

    Demonstrasi akan merupakan kegiatan yang tidak wajar bila alat yang

    didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.

    b. Demonstrasi menjadi kurang efektif jika tidak diikuti dengan aktivitas

    di mana para siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan

    aktivitas itu pengalaman pribadi.

    c. tidak semua hal dapat didemonstrasikan secara kelompok.

    d. kadang-kadang, bila suatu alat dibawa di dalam kelas kemudian

    didemonstrasikan, terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam

    situasi nyata.

    e. manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita

    waktu yang banyak, dan membosankan bagi peserta lain.9

    4. Perencanaan dan Persiapan Metode Demonstrasi

    Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa metode Demonstrasi

    memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup dalam

    pelaksanaannya sehingga hasil yang dicapai efektif dan siswa memperoleh

    gambaran yang pasti.

    Langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar

    metode Demonstrasi dilaksanakan dengan baik adalah:

    a.penentuan tujuan Demonstrasi yang akan dilakukan. Dalam hal ini,

    pertimbangkanlah apakah tujuan yang akan dicapai siswa dengan

    menggunakan metode Demonstrasi.

    b.

    materi yang akan didemonstrasikan terutama hal-hal yang penting yangingin ditonjolkan.

    c. siapkanlah fasilitas penunjang Demonstrasi seperti peralatan, tempat

    dan mungkin juga biaya yang dibutuhkan.

    8Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implemetuasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada

    Press, 2007), hlm. 10-141.9Martinis Yamin,Profesionalisasi Guru dan Implemetuasi KTSP ,hlm. 141-142.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    31/122

    15

    d.penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik.

    e.pertimbangkanlah jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan

    didemonstrasikan agar siswa dapat melihat dengan jelas.

    f.

    buatlah garis besar langkah/pokok-pokok yang akan didemonstrasikan

    secara berurutan dan tertulis pada papan tulis/kertas lebar pada siswa

    dan guru secara keseluruhan.

    Perencanaan dan persiapan metode Demonstrasi harus diikuti

    dengan kesiapan guru, dalam hal ini guru harus menjalankan langkah

    dalam merencanakan Demonstrasi yang efektif. Adapun langkah-langkah

    perencanaan tersebut yaitu:

    a.

    merumuskan tujuan yang jelas dari sudut percakapan dan kegiatan yang

    diharapkan dapat dicapai/dilaksanakan oleh siswa itu sendiri bila demo

    itu berakhir.

    b. menetapkan garis besar langkah-langkah demo yang akan dilaksanakan

    dan sebaiknya sebelum Demonstrasi dilakukan oleh guru sudah dicoba

    terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.

    c. memperlihatkan waktu yang dibutuhkan.

    d.

    selama demo berlangsung kita bertanya pada diri sendiri apakah.

    e. keterangan-keterangan itu dapat di dengar dengan jelas oleh siswa.

    f. alat itu telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap siswa

    dapat melihatnya dengan jelas.

    g. telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan

    seperlunya dengan waktu secukupnya.

    h. menetapkan rencana untuk menilai kemajuan murid. Seringkali terlebih

    diadakan diskusi dan siswa mencoba lagi demo dan eksperimen agarmemperoleh kecekatan yang lebih baik.

    5. Langkah-langkah Metode Demonstrasi

    Metode Demonstrasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

    berikut.

    a. Sebelum Kegiatan Pembelajaran dimulai:

    1)pendidik bersama peserta didik menyusun bahan belajar untuk

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    32/122

    16

    didemonstrasikan. Bahan tersebut disusun berdasarkan kebutuhan

    belajar, sumber-sumber yang tersedia, program/kurikulum yang telah

    disusun, tujuan belajar yang akan dicapai, dan waktu kegiatan belajar

    yang disediakan.

    2)pendidik bersama peserta didik menyiapkan fasilitas belajar (tempat

    dan perlengkapan) dan alat-alat bantu yang diperlukan seperti poster,

    diagram, perabot, model barang hasil produksi dan benda

    sebenarnya.

    b. Pada Saat Kegiatan Pembelajaran:

    1)pendidik menjelaskan tujuan dan cara penggunaan teknik

    Demonstrasi serta motivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara

    aktif dalam kegiatan pembelajaran.

    2)pendidik memberi contoh dengan mendemonstrasikan proses

    dan/atau hasil sesuatu sebagaimana tercantum dalam bahan belajar

    yang telah disusun.

    3)pendidik meminta peserta didik melakukan kembali Demonstrasi itu

    dengan memberikan tugas kepada peserta didik. Pendidik membantu

    mereka untuk menyusun bahan belajar yang akan mereka

    demonstrasikan.

    4)peserta didik mendemonstrasikan bahan belajar yang telah mereka

    susun.

    5)pendidik bersama peserta didik mendiskusikan hal-hal yang timbul

    dalam kegiatan pembelajaran.

    c. Pada Akhir Kegiatan Pembelajaran, pendidik bersama peserta didik

    melakukan penilaian terhadap bahan belajar dan terhadap proses sertahasil penggunaan teknik ini.10

    6. Prinsip-prinsip Demonstrasi

    Melalui Demonstrasi, seorang guru ingin menyampaikan sesuatu

    pada siswa, melalui Demonstrasi yang baik berarti guru telah mengadakan

    komunikasi yang baik dengan para siswanya. Sehingga siswa mengerti apa

    10Sudjana,Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. ,hlm. 155-156.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    33/122

    17

    yang ingin guru sampaikan kepadanya.11 Oleh karena itu, ada beberapa

    prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:

    a. menciptakan suasana dan hubungan yang baik dengan siswa sehingga

    ada keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang

    hendak didemonstrasikan.

    b. mengusahakan agar Demonstrasi itu jelas bagi siswa yang sebelumnya

    tidak memahami, mengingat siswa belum tentu dapat memahami apa

    yang dimaksudkan dalam Demonstrasi karena keterbatasan daya

    pikirnya.

    c. memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok

    bahasan atau topik bahasan tertentu tentang adanya kesulitan yang akan

    ditemui siswa sambil memikirkan dan mencari cara untuk

    mengatasinya.

    Dengan berpedoman ketiga prinsip di atas, maka kegiatan

    Demonstrasi akan kehilangan arah dan lepas kendali sehingga dapat

    berjalan terarah seiring dengan tujuan yang telah digariskan sebelumnya.12

    Metode Demonstrasi akan tepat digunakan apabila 1) kegiatan

    pembelajaran ditekankan pada pembinaan, perluasan, atau pengembangan

    pengetahuan dan keterampilan peserta didik; 2) pendidik bermaksud untuk

    membelajarkan peserta didik melalui peragaan proses dan/atau peragaan

    hasil tertentu; 3) program belajar berkaitan dengan transformasi

    pengalaman praktis; 4) program belajar berkaitan dengan transformasi

    pengalaman praktis dan keterampilan tertentu; 5) pengorganisasian peserta

    didik terbatas sehingga setiap kegiatan dilakukan paling banyak oleh

    sekitar 20 orang dan 6) terdapat kebutuhan belajar dan sumber-sumberpendukung yang berkaitan dengan penggunaan teknik Demonstrasi.13

    C. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih

    Untuk meningkatkan prestasi belajar fiqih ada beberapa cara yang biasa

    dilakukan sebagai berikut :

    11Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, hlm. 40.

    12Armai Arif,Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 90.

    13

    13Sudjana,Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif., hlm. 157.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    34/122

    18

    1. menyediakan pengalaman langsung tentang obyek-obyek nyata bagi anak.

    Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh anak

    dengan menggunakan semua inderanya, yaitu melihat menyentuh,

    mendengarkan, meraba dan merasa. Melalui seperti anak-anak membawa

    pengetahuannya dengan cara memperlakukan atau memanipulasi obyek,

    mengamati peristiwa-peristiwa atau kejadian, berinteraksi dengan manusia

    dan lingkungan sekitarnya. Melalui pengalaman langsung

    mengembangkan keterampilan mengamati, membandingkan, menghitung

    bermain perang misalnya pada pelajaran Fiqih siswa dapat mengenal

    ketentuan shalat.

    2.

    Menciptakan kegiatan sehingga anak menggunakan semua pikirannya

    Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran

    terpadu menentang anak untuk menggunakan semua pikiran dan

    pemahamannya.

    3. Mengembangkan kegiatan sesuai dengan minat-minat anak

    Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran

    terpadu harus relevan dengan minat anak, karena minat anak merupakan

    sumber ide yang potensial untuk menentukan tema.

    4. Membantu anak mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang

    didasarkan pada hal-hal yang telah mereka ketahui dan dapat mereka

    lakukan sebelumnya.

    5. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang ditunjukkan untuk

    mengembangkan semua aspek pengembangan kognitif, sosial, emosional,

    fisik efektif, estetis dan agama

    6. menemukan cara untuk melibatkan anggota keluarga anak.Dalam pembelajaran PAI guru biasa memanfaatkan pihak keluarga

    atau orang tua sebagai nara sumber, misalnya membahas tema pekerjaan

    guru dapat mengundang orang tua anak berpotensi sebagai petani, dokter,

    guru dan lain-lain

    D. Problema dan Solusi Peningkatan Belajar Melalui Metode Demonstrasi

    Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, mengemukakan beberapa hal

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    35/122

    19

    yang mempengaruhi prestasi hasil belajar yaitu :14

    1. Faktor Internal (dari dalam) meliputi :

    a. Faktor Jasmaniah (fisiologis) baik yang besifat bawaan maupun yang

    diperoleh yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,

    struktur tubuh dan sebagainya.

    b. Faktor Psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang

    terdiri atas

    1) Faktor intelektif

    1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

    2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

    2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti :

    sikap, minat, kebiasaan, kebutuhan, motivasi, emosi, dan

    penyesuaian diri.

    3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

    2. Faktor Eksternal (dari luar), meliputi :

    a. Faktor Sosial, terdiri atas :

    1) Lingkungan Keluarga

    2) Lingkungan Sekolah

    3) Lingkungan Masyarakat

    4) Lingkungan Kelompok

    b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan

    kesenian

    1) faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim

    2) faktor lingkungan sepiritual dan keamanan

    Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara langsung dalam mencapaiprestasi belajar.

    Untuk memperoleh solusi prestasi belajar fiqih yang diharapkan

    maka ada criteria khusus untuk menentukan tingkat keberhasilan atau prestasi

    belajar.

    14 Abu Ahmadi dan Widodo Supriono,Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991 ), cet 1

    hlm 138-139

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    36/122

    20

    Menurut Nana Sujana, dua kreteria yang dijadikan tolak ukur

    keberhasilan hasil belajar yaitu :

    1. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya.

    2.

    Kriteria ditinjau dari hasil yang di capai.

    Penilaian digunakan sebagai alat pengukur perkembangan

    kemajuan yang dicapai oleh siswa selama mengikuti pendidikan penilaian

    dilakukan terhadap hasil belajar siswa berupa kopetensi yang mencakup

    aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.

    Dari segi alatnya penilaian di 2 teknik

    1. Teknik tes yaitu penilaian yang menggunakan soal isean

    2. Teknik non tes yaitu alat penialaian yang mencakup observasi, wawancara,

    praktek shalat dan lainnya.

    Prestasi belajar dapat diketahui dari hasil tes. Tes adalah serentetan

    pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

    keterampilan, pengetahuan, integrensi, kemampuan atau bakat yang dinilai

    individu atau kelompok.

    E. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar. Banyak pengertian

    tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Beberapa di

    antaranya mengatakan bahwa belajar adalah proses interaksi dengan

    lingkungan.15 Hal ini berarti bahwa manusia belajar melalui interaksi

    dengan lingkungannya yang akan berlangsung seumur hidupnya, karena

    pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial

    yang tidak lepas dari lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, makamanusia mempunyai tanggung jawab sebagai khalifah Allah di bumi.

    Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30:

    )ut$s%/us3n=y=9o)%yF{$#Zx=yz((#9$s%ygrBr&$pt

    15Djamaluddin Darwis, Strategi Belajar Mengajar", dalam Ismail (ed),PBM-PAIdi Sekolah,

    Eksistensi dan Proses Be1qjar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

    1998), hlm. 216.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    37/122

    21

    $p7ouu!$te$!$#tw uxm7|x8pt2ds)uy7s9(t$s%o)

    n=

    r&$

    t

    t

    n=

    s?

    Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

    Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

    bumi. mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan

    (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan

    padanya dan menumpahkan darah. Padahal kami senantiasa

    bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan

    berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu

    ketahui. (QS.Al-Baqarah:30).16

    Pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam kegiatan

    pembelajaran. Sebelum peneliti menjelaskan pengertian pembelajaran

    Fiqih bab shalat maktubah terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

    beberapa pengertian belajar. Secara pengertian belajar menurut Gagne,

    dalam buku The Conditions of Learning sebagaimana yang dikutip oleh

    Ngalira Purwanto mengatakan bahwa: Belajar terjadi apabila suatu situasi

    stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa

    sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu ke waktu

    sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi

    baru.17

    Sedangkan menurut Mulyasa, pembelajaran adalah proses interaksi

    antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perilaku ke

    arah yang lebih baik.18

    Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaktif peserta

    didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.19

    Interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran banyak faktor yang

    16Depag RI, Al-Hikmah, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro,

    2007), hlm. 6.17Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan,(Bandung; Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 83.

    18E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.

    100.19

    Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, (Bandung: Fokos Media, 2006), hlm. 4.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    38/122

    22

    mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri

    individu, maupun eksternal yang datang dari lingkungan peserta didik itu

    sendiri. Untuk itu, seorang pendidik dengan mengetahui beberapa faktor

    yang mempengaruhi proses pembelajaran maka bagaimana seorang

    pendidik untuk dapat memberikan motivasi dan semangat kepada mereka

    ketika beberapa faktor yang datang dari dalam atau dari luar sebagai

    penghambat bagi mereka.

    Pembelajaran PAI adalah proses membantu meletakkan dasar ke

    arah perkembangan akhlak, sikap perilaku, pengetahuan, keterampilan dan

    daya cipta yang diperlukan anak didik agar menjadi muslim yang

    menghayati dan mengamalkan agama, serta sanggup menyesuaikan diri

    dengan lingkungannya dan kepentingan pertumbuhan serta perkembangan

    selanjutnya.20

    Kegiatan pembelajaran PAI dilakukan berdasarkan rencana yang

    terorganisir secara sistematis yang mencakup tujuan pembelajaran, materi

    pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang mencakup metode dan

    media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan umpan balik evaluasi

    pembelajaran. Suatu rencana pembelajaran dan pelaksanaannya perlu

    memperhatikan hal-hal yang terkait dengan belajar bagaimana belajar

    (learning to learn), belajar bagaimana berpikir (learning how to think),

    belajar bagaimana melakukan (learning how to do), dan belajar bagaimana

    bekerja sama dan hidup bersama, (learning how to live together).21

    Sejalan dengan perkembangan anak usia sekolah di Sekolah

    Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, maka dalam suatu kegiatan pembelajaran

    perlu menekankan keempat aspek yang telah tersebut di atas karena haltersebut menjadi faktor yang urgen, kritis dan diperlukan untuk

    pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan.

    20Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,

    Petunjuk Teknik Proses Belajar Mengajar di Raudhatul Athfal, (Jakarta: Derektorat Jenderal

    Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2001), hlm. 1.21

    Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak,

    (Jakarta: Gramedia, 2006), hlm. 125.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    39/122

    23

    Oleh sebab itu, pembelajaran PAI yang direncanakan dan

    dilaksanakan di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang

    dilakukan dalam bentuk berbagai kegiatan perlu menekankan keempat hal

    tersebut di atas dan ditambah dengan aspek-aspek lain, seperti moral dan

    perilaku baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai

    warga negara, serta sebagai makhluk Tuhan sesuai dengan nilai-nilai

    keagamaan.

    Dengan demikian, konsep setiap kegiatan pembelajaran PAI pada

    siswa akan membantu perkembangan anak mencerminkan pribadi muslim

    dalam membangun kesadaran bertauhid sehingga diharapkan mampu

    menciptakan hal-hal yang baru bagi kemajuan bangsa dan negara di masa

    yang akan datang.

    2. Pengertian Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    Secara etimologi, tujuan adalah arah, maksud, atau haluan.

    Dalam bahasa Arab, tujuan di istilahkan dengan. ghayat, ahdaf, atau

    maqashid. Sernentara dalam bahasa Inggris di istilahkan dengan goal,

    purpose, objectives atau aim. Secara terminology, tujuan berarti sesuatu

    yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai.22

    Maka, pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang efektif dalam

    berbagai bidang, paling tidak, akan mengantarkan peserta didik memiliki

    ahklaqul karimah. Ahlaqul Karimah inilah yang diharapkan akan

    membentuk peserta didik menjadi anak shaleh dalam kehidupannya, baik

    di sekolah, keluarga, maupun dalam lingkungan masyarakat.23

    Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 disebutkan

    Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

    mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

    peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

    Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

    22Armai Arif,Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 15.

    23Hery Noer Aly,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), Cet.1, hlm. 69.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    40/122

    24

    mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

    jawab.24

    Secara umum tujuan pendidikan ialah tercapainya perubahan

    tingkah laku sikap dan kepribadian peserta didik setelah mengalami proses

    pendidikan dan pada akhirnya potensi dapat berkembang menuju manusia

    dewasa, potensi disini ialah potensi fisik, emosi, sosial, moral,

    pengetahuan dan keterampilan.

    Reja Mudy Harjo dan Waini Rasyidin mengemukakan bahwa

    Bloom dan kawan-kawan telah mengembangkan taksonomi tujuan

    pendidikannya yaitu domain (kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor).

    Tujuan pendidikan ialah peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan

    psikomotor seseorang yang hasilnya dapat digunakan untuk lebih

    meningkatkan taraf hidup pribadi, pekerja, warga masyarakat dan Tuhan.25

    Sedangkan tujuan PAI di tingkat Madrasah Ibtidaiyah adalah

    mengembangkan benih-benih keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

    SWT sedini mungkin dalam kepribadian peserta didik yang terwujud

    dalam perkembangan kehidupan jasmaniah dan rohaniah sesuai dengan

    tingkat perkembangan serta peserta didik mengenal, memahami dan

    mengamalkan rukun Iman dan rukun Islam secara keseluruhan.

    3. Program Kegiatan Pendidikan Agama Islam

    Program kegiatan belajar Madrasah Ibtidaiyah merupakan satu

    kesatuan program kegiatan belajar yang utuh dan terpadu. Program

    kegiatan tersebut dilandasi oleh pembinaan kehidupan beragama untuk

    meningkatkan keimanan dan ketaqwaan anak didik kepada Allah SWT.

    Program kegiatan belajar ini berisi bahan-bahan pelajaran yang dapatdicapai melalui tema yang sesuai dengan lingkungan anak dan kegiatan

    lain yang menunjang kemampuan yang hendak dikembangkan, dengan

    demikian bahan tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut oleh guru

    menjadi program kegiatan pembelajaran yang operasional

    24Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003,hlm. 2.

    25Zahara Indris, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 12.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    41/122

    25

    Berdasarkan rambu-rambu yang tercantum pada garis-garis besar

    program kegiatan belajar Madrasah Ibtidaiyah bahwa mengingat ada

    kemampuan-kemampuan dalam perkembangan agama Islam yang

    memerlukan waktu khusus untuk diajarkan/dilatih di Madrasah Ibtidaiyah

    khususnya pada Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari sesuai dengan

    perkembangan anak, maka guru harus memperhatikan kemampuan-

    kemampuan dasar perkembangan agama Islam maupun melalui

    pembiasaan akhlak/perilaku/sikap.

    Pengembangan agama Islam di kelas III MI Muhammadiyah 01

    Rowosari dilaksanakan melalui tiga jalur kegiatan, yaitu kegiatan rutin,

    kegiatan terintegrasi, kegiatan khusus/sendiri/insidental.

    a. Kegiatan Rutin

    Pengembangan agama Islam secara rutin berlangsung pada

    hari-hari belajar biasa. Pada dasarnya kegiatan rutin perkembangan

    agama Islam dilakukan dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang

    terintegrasi dalam kegiatan yang telah diprogramkan. Adapun bahan

    perkembangan agama Islam pada kegiatan rutin melalui pembiasaan

    (program pembentukan akhlak/perilaku/sikap).

    Program pembentukan akhlak/perilaku merupakan kegiatan

    yang dilakukan secara terus menerus (rutin) dan ada dalam kehidupan

    sehari-hari anak di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari

    sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembentukkan akhlak/perilaku

    melalui pembiasaan yang dimaksud meliputi moral Pancasila, agama

    Islam, perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat dan disiplin.

    Tujuan dari program pembentukkan akhlak/perilaku adalah untukmempersiapkan sedini mungkin agar siswa berakhlaqul karimah.

    Kegiatan rutin merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan

    secara terus menerus, dan berkesinambungan. Kegiatan rutin

    dilakukan setiap hari atau satu kali dalam satu minggu.

    Dalam pembelajaran PAI yang termasuk kegiatan rutin

    adalah:

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    42/122

    26

    1) mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat.

    2) berdoa sebelum dan sesudah mulai kegiatan.

    3) pendidikan shalat; yang meliputi ucapan dan gerakan shalat.

    4) hafalan surat-surat pendek dalam al-Quran.

    5) hafalan doa-doa harian.

    Program pembentukan akhlak perilaku/sikap/moral melalui

    pembiasaan-pembiasaan yang diberikan/dikembangkan oleh pendidik

    kepada peserta didik adalah meliputi:

    1) mengenal dan mencintai Allah melalui ciptaan-Nya.

    2) berdoa sebelum dan sesudah memulai kegiatan.

    3) mengucapkan salam bila bertemu/berpisah dengan orang lain.

    4) mengucapkan kalimat thayyibah.

    5) tolong menolong dan bergotong royong sesama teman.

    6) rapi dan tertib dalam berpakaian serta tertib dalam berkerja dan

    bertindak.

    7) berlatih untuk selalu tertib dan patuh peraturan, termasuk

    menerima tugas, menyelesaikan tugas serta memusatkan perhatian

    dalam jangka waktu tertentu.

    8) bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

    9) tenggang rasa terhadap sesama teman.

    10) berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

    11) bersyukur atas prestasi yang dicapai.

    12) mencintai tanah air.

    13) mengurus diri sendiri termasuk: membersihkan diri, berpakaian,

    makan dan memelihara milik sendiri.14) menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada

    tempatnya dan menyimpan barang-barang secara teratur setelah

    digunakan.

    15) mengendalikan emosi, termasuk: tidak cengeng, tidak menangis

    dapat dibujuk jika menangis dan sabar menunggu giliran.

    16) sopan santun, termasuk: mentaati dan hormat kepada kedua orang

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    43/122

    27

    tua, hormat kepada yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih

    muda, meminta tolong dengan baik, mengucapkan terima kasih

    dengan baik.

    17) menjaga keselamatan dan keamanan diri termasuk: tidak mudah

    dibujuk orang yang tidak dikenal, menghindari obat-obatan,

    benda- benda, tumbuh-tumbuhan, binatang yang berbahaya.26

    b. Kegiatan Terintegrasi

    Kegiatan terintegrasi yang dimaksud adalah: mengintegrasi

    Pendidikan Agama Islam di setiap kemampuan atau kegiatan.

    Pengertian kegiatan integrasi adalah penyatu paduan

    pendidikan aqidah dan akhlak/perilaku dengan kemampuan

    pendidikan dasar, tema dan sub tema melalui kegiatan/teknik/metode

    yang ada di Madrasah Ibtidaiyah.

    Dalam kegiatan integrasi ini setiap kemampuan dasar, tema

    serta kegiatan apapun yang kita laksanakan harus dapat dijadikan

    sarana untuk mengenal Allah melalui ciptaan dan sifat-Nya dengan

    memperhatikan akhlak/perilaku secara seksama.

    Pengembangan pembentukan akhlak/perilaku.27

    c. Kegiatan Khusus/Sendiri/Insidental

    Kegiatan khusus/sendiri atau insidental tercakup dalam

    Pendidikan Agama Islam dengan berbagai kemampuan, misalnya:

    1) mengajarkan/mengucapkan dengan fasih surat-surat pendek

    dalam al-Quran.

    2) melakukan gerakan shalat dengan khusu' dan benar.

    3) mengenalkan dan melaksanakan tata cara berwudhu.4) mengucapkan beberapa doa harian dengan fasih.

    5) memeragakan manasik haji secara sederhana dan bacaan doanya.

    Dalam ketiga jalur kegiatan tersebut di atas, kegiatannya juga

    26Zahara Indris,Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 2-4.

    27Zahara Indris,Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 5.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    44/122

    28

    saling memiliki keterkaitan satu sama lain.28

    4. Materi Pendidikan Agama Islam Shalat Maktubah

    Menurut Achmadi, mengatakan materi Pendidikan Islam harus

    dapat mengantarkan subyek didik ketujuan pendidikan tertinggi dan

    terakhir yaitu:

    a. ma'rifatullah dan ta'abud Illallah (menguatkan keimanan dan ibadah

    kepada Allah).

    b. mampu berperan sebagai khalifatullah fil ardzi yang hakekatnya juga

    sebagai ibadah kepada Allah SWT.

    c. memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.29

    Materi pengembangan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah

    meliputi:

    a. pendidikan aqidah.

    b. pendidikan akhlak/perilaku/sikap.

    c. pendidikan ibadah dan amal shaleh.

    Dalam penelitian ini materi yang diteliti adalah materi shalat

    maktubah berikut peneliti jelaskan secara ringkas materi shalat maktubah.

    Shalat secara bahasa berarti doa, menurut ahli Fiqih, shalat

    diartikan sebagai ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan tubuh yang diawali

    dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dimaksudkan sebagai

    media peribadatan kepada Allah berdasarkan syarat yang telah

    ditentukan.30

    Shalat merupakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT,

    sehingga shalat merupakan kewajiban (fardhu 'ain) bagi umat Islam,

    firman Allah:

    (%run4n=9$(u un4x.9$(x.$#uytt.9$#

    dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta

    28Zahara Indris,Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 1-8.

    29Abu Achmadi,hlm. 119-120.

    30Hasbi As-Shidiqy,Pedoman Shalat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, Cet.1, 2001), hlm. 3.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    45/122

    29

    orang-orang yang ruku'. (QS.Al-Baqarah: 43)31

    Sedangkan rukun dalam shalat sebagai berikut.

    a. niat yaitu kesengajaan yang dilaksanakan dengan hati untukmelakukan shalat, sehingga bisa dibedakan antara shalat dengan

    pekerjaan lain.

    b. takbiratul ihram yaitu membaca Allahu Akbar ketika berdiri di tempat

    shalat dengan menghadap kiblat.

    c. berdiri bagi yang mampu, ini berarti bahwa seseorang yang mampu

    tidak boleh melaksanakan shalat dalam keadaan duduk atau berbaring.

    d. membaca surat al-Fatihah.

    e. rukuk dan tuma'ninah.

    f. itidal dan tuma'ninah.

    g. sujud dan tuma'ninah.

    h. duduk di antara dua sujud.

    i. duduk tasyahud akhir.

    j. membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW.

    k. salam.

    l. tertib.32

    Shalat mempunyai kedudukan yang amat penting dalam Islam dan

    merupakan pondasi yang kokoh bagi tegaknya agama Islam. Hal ini

    digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang artinya:

    Shalat itu tiang agama, barangsiapa yang menegakkan shalat maka

    ia menegakkan agama dan barangsiapa yang meninggalkan shalat

    berarti ia telah meruntuhkan pondasi agama.33

    Shalat dalam pengertian dan prosedur yang formal adalah yang

    diwajibkan lima kali sehari semalam dengan bacaan dan gerakan yang

    standar, ini yang wajib. Sedangkan yang masuk dalam kategori sunah

    31Depag RI, Al-Hikmah,Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV.Penerbit Diponegoro,

    2007), hlm. 7.32

    Abu Thalib Al-Makki, Tafsir Sufistik Rukun Islam, (Bandung: Mizan Pustaka, 2005), hlm.

    70-71.33

    ENSIKLOPEDI Islam/Penyusun, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru

    Van Hoeven, 1997), Cet.IV, hlm. 207.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    46/122

    30

    jumlahnya bisa lebih banyak lagi, namun lebih dari sekedar mengulang-

    ngulang gerakan dan bacaan, tidak kalah pentingnya shalat mestinya juga

    adalah aktifitas intelektual dan pendakian spiritual sehingga benar-benar

    bersambung antara kesadaran tertinggi manusia dengan Tuhannya. Disinilah

    shalat juga berarti doa. Berdoa, artinya berbisik, menyeru dan meminta pada

    Allah, dan Allah pun akan gantian membalas doa dan bisikan hambanya.

    Hanya saja bisikan Allah begitu lembut, hanya telinga hati nurani yang

    mampu menangkap dengan jernih sementara manusia lebih senang

    mendengarkan apa yang disajikan oleh indera, sehingga balasan Allah

    samar-samar atau bahkan tidak terdengar.34 Gambaran selama ini tentang

    shalat sering kali dipandang dari bentuk formal, takbir, rukuk, sujud, dan

    salam. Gerakan-gerakan fisik yang terkait erat dengan tatanan Fiqih itu pun

    ada muatan yang mendalam.

    Sesungguhnya, shalat yang kita dirikan itu pada hakekatnya

    merupakan samudera doa, setiap perbuatan untuk mendapatkan kekuatan,

    kepercayaan diri serta keberanian untuk tegak berdiri menapaki kehidupan

    dunia nyata melalui perilaku yang jelas, terarah dan memberikan pengaruh

    pada lingkungan. Nisbah shalat yang peribadatan itu kaitannya dengan

    kehidupan masyarakat. Shalat, selalu terkait dengan zakat, infaq, dan

    shadaqoh. Bahkan para penghuni neraka saqar itu dikarenakan tidak shalat

    dan tidak mempedulikan orang miskin.

    Bagi orang yang paham tentang makna shalat sesungguhnya ia

    akan mengejar waktu amanah tersebut. Karena dengan shalat ia akan

    mempunyai kekuatan untuk hidup melaksanakan amanah, Allah

    mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan danmengangkat derajat mereka dari kegelapan.

    Dengan demikian shalat tidak sekedar formalitas melainkan ada

    muatan aktual yaitu bukti nyata yang dirasakan orang lain. Orang yang

    shalat tanpa memperhatikan orang miskin dan anak yatim sesungguhnya

    34Komarudin Hidayat dalam Kata Pengantar buku Abu Sungkan,Pelatihan ShalatKhusyu,

    (Jakarta: Baitul Ikhsan, 2006), hlm. xvi.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    47/122

    31

    mereka itu dikategorikan sebagai shalat yang sahun; ada gerakannya, ada

    ucapannya, tetapi hatinya buta dari sekitarnya, mereka itu semua disebut

    sebagai pendusta agama. Tampaklah dengan jelas shalat formal harus

    dijadikan landasan yang kokoh untuk menuju shalat yang aktual.

    Ibadah shalat dalam ajaran Islam merupakan ibadah yang

    menempati posisi kunci, atau memegang kedudukan penting dalam ibadah

    mahdhiyah. Hal ini ditunjukkan pertama kali lewat proses diwajibkannya

    shalat bagi umat Islam dalam wujud dipanggilnya nabi Muhammad SAW

    langsung menghadap Allah SWT sebagaimana yang tergambar dalam

    peristiwa Isra Miraj.35

    Shalat merupakan satu sarana mengingat Allah dengan segala

    keseluruhan jiwa dan batiniyah ini. Manfaat dilaksanakannya shalat bagi

    pelakunya antara lain selalu ingat kepada Allah karena itu, maka hati akan

    menjadi tenteram. Dalam hadits disebutkan:

    Apabila salah seorang dari kamu sekalian sedang shalat, maka

    sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada Tuhannya.36

    Dalam Quran disebutkan sebagai berikut:

    _)$tr&!$#Its9)H)O$tr&6$$s%r&un4n=9$#2%!

    Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)

    selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk

    mengingat Aku. (QS. Thaha: 14)37

    Dan dalam firman Allah SWT diterangkan:

    t%!$#(#t#uus?u/=%./!$#3 r&2/!$#ys?>=)9$#

    35Toto Tasmara. Dimensi Doa dan Dzikir Menyelami Samudera Qalbu Mengisi Makna

    Hidup, (Yogyakarta: Dana Bhakti Primayasa, 1999), hlm. 46.36

    Maulana Muhammad Zakariya Al Kandahlawi, hlm. 326.37

    Depag RI. Al-Hikmah,Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 313.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    48/122

    32

    (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

    tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

    mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Radu: 2838

    Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat

    diperlukan adanya praktek karena melalui praktek atau melakukan sendiri

    pengetahuan siswa dapat lebih sempurna, dalam pengertian disini murid

    diharapkan tidak hanya mampu secara formal melaksanakan shalat, tetapi

    tidak kalah pentingnya untuk merealisasikan shalat tersebut ke dalam

    kehidupan yang lebih aktual, belajar dengan melakukan itulah yang menjadi

    ciri pokok kurikulum yang sekarang dilaksanakan di MI Muhammadiyah 01

    Rowosari.

    D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam

    Masa anak usia Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan masa indah

    untuk dikenang dan diulang. Bagamiana pun sulitnya masa itu, jiwa anak-

    anak cenderung bebas tidak terikat banyak norma. Kehidupan masa kecil ini

    senantiasa diliputi rasa kegembiraan. Mereka bersenda gurau, tertawa-tawa

    dalam setiap permainan dalam mengikuti pembelajaran. Permainan dalam

    belajar itulah dunia anak yang sejati. Kebutuhan anak akan bermain tak

    ubahnya kebutuhan kita akan makan dan minum. Itulah sebabnya banyak

    para ahli tentang anak menyatakan dengan pasti masa anak usia Sekolah

    Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagai masa bermain dan belajar.39

    Anak menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain, baik

    sendiri maupun dengan teman sebayanya maupun dengan orang yang lebih

    dewasa. Bentuk permainannya pun juga beragam. Berdasarkan fenomena

    tersebut para ahli menentukan bahwa bermain merupakan faktor penting

    dalam kegiatan pembelajaran dan esensi bermain harus menjadi jiwa dari

    setiap kegiatan pembelajaran anak usia Sekolah Dasar/Madrasah

    38Depag RI. Al-Hikmah,Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 252.

    39Tim Trainer K-100 LPP Bina Insan Tama,Menjadi Pendidikan Profesional, (Yogyakarta:

    SPA Press, 2003), Cet.II, hlm. 109.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    49/122

    33

    Ibtidaiyah.40

    Cara mengajar yang ingin mencapai hasil maksimal harus memberi

    keleluasaan secukupnya kepada peserta didik untuk melatih kemampuannya

    dalam berbagai macam kegiatan yang menuntut sumbangan kemampuan

    tersebut. Learning by doing, belajar sambil berbuat, itulah yang

    direncanakan oleh paedagogik mutakhir. Tiap pengajaran wajib membantu

    proses belajar dengan merangsang peserta didik untuk sendiri giat

    melakukan sesuatu. Dalam kegiatan yang direncanakan dan dibuat sendiri

    peserta didik melatih kemampuannya, dan meresapkan apa yang di

    dengarkan lewat pengalaman yang pasti meningkatkan bekas yang

    bermanfaat dalam perangkat dirinya.41

    Dalam menyampaikan ajaran Islam, sekaligus mendidik dan

    membina umatnya, Rasulullah SAW menggunakan berbagai metode sesuai

    dengan keadaan, kemampuan dan kebutuhan orang atau umat yang

    dihadapinya. Sebagaimana dikutip Heri Jauhari Muchtar, bahwa Rasulullah

    SAW dalam mengajar, mendidik, dan berdakwah menggunakan beberapa

    metode.42 Salah satunya adalah metode peragaan atau yang kita sebut

    metode Demonstrasi. Rasulullah SAW, kadangkala memakai sarana atau

    alat peraga yang memungkinkan, seperti menggambarkan seraya

    menampakkan bentuk gambar itu dihadapan audiensi atau umatnya sehingga

    mereka lebih mengerti terhadap penjelasan Nabi SAW.43

    Metode Demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana

    seorang guru atau orang lain diminta atau murid sendiri memperlihatkan

    pada seluruh kelas tentang sesuatu proses atau suatu kaifiyah melakukan

    sesuatu (misalnya: proses cara mengambil air wudlu, proses caramengerjakan shalat, tayamum dan sebagainya).44

    40Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Hikayat,

    2005), hlm. 114.41

    Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar, hlm. 21.42

    Heri Jauhari Muchtar,Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.

    230.43

    Heri Jauhari Muchtar,Fiqih Pendidikan, hlm. 233.44

    Mohammad Zein,Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    50/122

    34

    Metode Demonstrasi memang efektif dan dibutuhkan dalam bagian

    dari padanya yang tepat sekali untuk dipergunakan. Sebagai contoh bagian-

    bagian dari pelajaran shalat, wudlu dan tayamum pasti memerlukan metode

    ini, karena dengan jalan mencoba dan mempertunjukkan akan lebih mudah

    dan lebih cepat dipahami dan dipraktekkan. Jika hanya teori saja akan lebih-

    lama dan kurang jelas. Oleh karena itu, guru Fiqih dapat mempergunakan

    metode ini dalam hal seperti di atas dan juga seperti pada mengerjakan

    rukun-rukun haji dan umrah.

    Nabi Muhammad sendiri menyuruh memperhatikan dan meniru

    bagaimana beliau shalat. Ini juga suatu Demonstrasi.45

    Dan dari Malik bin Al Hawairits yang artinya:Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda: Shalatlah kamu

    sebagaimana kamu melihatku shalat (HR.Ahmad dan Bukhari).

    Jadi metode Demonstrasi sangatlah tepat digunakan dalam

    penyampaian materi Fiqih seperti shalat, wudhu, tayamum, dan lain-lain.

    Karena dengan mencoba, mempertunjukkan dan mempraktekkan akan

    mudah dan lebih cepat dipahami.

    Pelaksanaan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI, pada

    sebagaimana dalam pokok bahasan shalat wajib mengemukakan beberapa

    hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode Demonstrasi

    sebagai berikut:

    1. Perencanaan/Persiapan

    Perencanaan meliputi:

    a. Penentuan Tujuan Demonstrasi

    Dalam perencanaan/persiapan ini, siswa diharapkan

    terampil melaksanakan gerakan-gerakan shalat, melafalkan

    bacaannya dan mampu menyerasikan antara gerakan dengan bacaan

    shalat serta terbiasa melaksanakannya.

    Buana, 1995), hlm. 177.45

    Mohammad Zein,Metodologi Pengajaran Agama, hlm. 35.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    51/122

    35

    b. Penentuan Langkah-langkah Pokok Demonstrasi

    Setelah penentuan tujuan Demonstrasi sudah jeias, langkah

    selanjutnya yaitu penentuan langkah-langkah pokok Demonstrasi.

    Misalnya gerakan dan bacaan shalat.

    1) Gerakan Shalat

    Mempraktekkan gerakan shalat dengan benar dan luwes : berdiri,

    tegak, takbir, bersedekap, rukuk, itidal, sujud, duduk antara dua

    sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan salam.

    2) Bacaan Shalat

    Menghafal dan melatih bacaan shalat sehingga fasih, yaitu

    bacaan shalat pada waktu : takbir, rukuk, itidal, sujud, duduk

    antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan

    salam.

    3) Keserasian Antara Gerakan dan Bacaan Shalat

    Latihan menserasikan antara gerakan shalat dengan bacaannya.46

    c. Persiapan Alat dan Bahan yang Diperlukan

    Dalam persiapan praktek shalat ini seorang guru terlebih

    dahulu mempersiapkan alat-alat/bahan yang akan digunakan dalam

    Demonstrasi. Misalnya: mukena, sajadah, dan tempat untuk

    Demonstrasi.

    2. Pelaksanaan Demonstrasi

    Selama pelaksanaan Demonstrasi, yang dilakukan guru adalah:

    a. mengusahakan agar Demonstrasi dapat diikuti, dan diamati oleh

    seluruh kelas.

    b. menumbuhkan sikap kritis pada siswa, sehingga terdapat tanya jawabdan diskusi tentang masalah yang didemonstrasikan.

    c. memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba, sehingga siswa

    merasa yakin tentang kebenaran suatu proses.

    d. membuat penilaian dari kegiatan siswa dalam Demonstrasi

    46Moh.RifaI,Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: Toha Putra, 2006), hlm. 18.

  • 5/28/2018 Jtptiain Gdl Bukhorimus 5501 1 Bukhori 6M

    52/122

    36

    tersebut.47

    3. Tindak Lanjut Demonstrasi

    Setelah Demonstrasi selesai, guru hendaknya memberikan tugas

    kepada siswa baik secara tertulis maupun lisan, misalnya dengan

    memberi pertanyaan-pertanyaan siswa disuruh praktek.48

    D. Rumusan Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini

    dirumuskan hipotesis tindakan yaitu penerapan metode Demonstrasidalam

    pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah, problematika penerapan metode

    Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah, adanya

    tingkat pemahaman siswa sebelum dan setelah diadakan metode

    Demonstrasi pada pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah serta

    pemecahan problematika penerapan metode Demonstrasi dalam

    pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah pada siswa, selain itu pula agar

    pembelajaran dengan metode Demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan

    belajar dan hasil belajar siswa Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari

    Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

    Standar Kompetensi : 1. Mengenal Ketentuan dan Tata Cara Shalat

    Maktubah

    Kelas /

    Smt

    Standar

    KompetensiKompetensi Dasar

    III / 2 1. Mengenal

    Ketentuan dan

    Tata Cara

    Shalat Maktubah

    1.1. Menjelaskan Ketentuan Shalat