7
Diagnosa Keperawatan Rumusan diagnosis keperawatan yang berlaku untuk gangguan berbahasa ekspresif adalah hambatan komunikasi verbal. Tindakan Keperawatan Tujuan tindakan keperawatan untuk pasien ini adalah: 1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya. 2. Pasien memahami ketidakmampuannya berkomunikasisecara efektif. 3. Pasien mampu menerima dan menginterpretasikan pesan orang lain secara efektif. 4. Pasien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan secara tepat melalui komunikasi verbal. 5. Pasien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui komunikasi nonverbal. Tindakan keperawatan yang harus dilakukan: 1. Bina hubungan saling percaya a. Selalu mengucapkan salam pada pasien. b. Perkenalkan nama lengkap dan nama panggilaan anda, serta sampaikan bahwa anda akan merawat pasien. c. Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya. d. Jelaskan tujuan anda merawat pasien dan aktivitas yang akan dilakukan.

Jiwa: Gangguan Berbahasa Ekspresif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep gangguan berbahasa ekspresif

Citation preview

Diagnosa KeperawatanRumusan diagnosis keperawatan yang berlaku untuk gangguan berbahasa ekspresif adalah hambatan komunikasi verbal.

Tindakan KeperawatanTujuan tindakan keperawatan untuk pasien ini adalah:

1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya.

2. Pasien memahami ketidakmampuannya berkomunikasisecara efektif.

3. Pasien mampu menerima dan menginterpretasikan pesan orang lain secara efektif.

4. Pasien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan secara tepat melalui komunikasi verbal.

5. Pasien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui komunikasi nonverbal.

Tindakan keperawatan yang harus dilakukan:

1. Bina hubungan saling percaya

a. Selalu mengucapkan salam pada pasien.

b. Perkenalkan nama lengkap dan nama panggilaan anda, serta sampaikan bahwa anda akan merawat pasien.

c. Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.

d. Jelaskan tujuan anda merawat pasien dan aktivitas yang akan dilakukan.

e. Jelaskan pula kapan aktivitas itu akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitas tersebut dilakukan.

f. Bersikap empati dengan pasien.

g. Diskusikan dengan pasien bahwa komunikasi pasien sulit dimengerti.

h. Melatih pasien meenerima dan menginterpretasikan pesan secara efektif.i. Melatih pasien mengekspresikan perasaan dan pikiran secara verbal.

j. Melatih pasien mengekspresikan perasaan dan pikiran secara nonverbal.

SP 1 Pasien: membina hubungan saling percaya dan mendiskusikan kepada pasien bahwa komunikasinya sulit dimengerti.

Orientasi

Selamat pagi, Bu.

Nama saya ... saya senang dipanggil ... saya perawat dari puskesmas ... yang datang untuk merawat Ibu. Nama Ibu siapa? Senang dipanggil apa? Bagaimana perasaan Ibu hari ini?

Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan atau keluhan Ibu?

Mau duduk dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? (usahakan tempat yang ada privasinya).

Mari, Bu. Kita duduk disana, tidak lama kok, hanya setengah jam.

Kerja

Apa yang Ibu rasakan? Ibu mau cerita apa? Silahkan (pasien bicara tetapi tidak mengerti). Saya tidak mengerti apa yang Ibu maksud, bisakah Ibu menjelaskan kembali hal tersebut? Apakah yang Ibu maksudkan ...? Saya akan menemani Ibu... Sepertinya sulit bagi Ibu untuk menyampaikan hal itu. Wah, saya tidak mengerti apa yang ibu maksud. Waktu kita sudah haabis, Bu.TerminasiBagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap? Karena Ibu belum dapat menyampaikan sesuatu yang dimengerti, jadi saya akan pulan dulu.

Menurut Ibu, kapan kita akan ketemu lagi? Bagaimana kalau minggu depan?

Bagaimana kalau jam 10.00 pagi? Di rumah Ibu saja ya? Di ruang tamu ini?

Menurut Ibu, apa yang akan kita bicarakan?

Sampai jumpa lagi, selamat pagi.

SP 2 Pasien: melatih pasien menerima dan menginterpretasikan pasien secara efektif.

Orientasi

Selamat pagi, Bu A? Masih ingat saya?

Bagaimana perasaan Ibu sekarang?

Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang anggota keluarga Ibu A?

Mau duduk dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu, Bu?

Mari, Bu. Kita duduk disana, tidak lama kok, hanya setengah jam.(semua anggota keluarga yang ada dihadirkan bersama-sama).

Kerja

Berapa saudara kandung Ibu? Berapa laki-laki? Berapa perempuan?

Saudara kandung Ibu yang mana?

Siapa nama saudara laki-laki Ibu? Mana saja? Coba tunjukkan!

Siapa nama saudara perempuan Ibu? Mana saja? Coba tunjukkan! Ya betul!

Ya, bagus sekali. Ibu mulai jelas komunikasinya!

Terminasi

Bagaimana perasaan Ibu A setelah kita bercakap-cakap?

Coba sebutkan lagi berapa saudara laki-laki Ibu? Bagus!

Berapa saudara perempuan Ibu? Bagus! Coba nanti diingat-ingat lagi nama orang yang ada disekitar Ibu A!

Bisakah saya datang kembali ke rumah Ibu dua hari yang akan datang?

Menurut Ibu, jam berapa sebaiknya saya datang? Jam 10.00 ya?

Dimana kita akan bercakap-cakap nanti, Bu?

Menurut Ibu padapertemuan kita dua hari lagi, apa yang akan kita bicaakan? Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal yang Ibu sukai?Sampai jumpa lagi, selamat pagi, Bu.Evaluasi

Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam mengatasi masalah hambatan komunikasi verbal dapat digunakan format berikut:

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL

Nama pasien:...Nama perawat:...

Petunjuk pengisian:1. Berilah tanda () jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian.

KemampuanTanggal

Pasien

SP 1

1. Membina hubungan saling percaya

2. Memahami bahwa komunikasinya tidak dapat dipahami.

SP 2

1. Menerima dan menginterpretasikan pesan.

SP 3

1. Mengekspresikan pikiran dan perasaan secara verbal.

SP 4

1. Mengekspresikan pikiran dan perasaan secara nonverbal.

Keluarga

SP 1

1. Menyebutkan pengertian kerusakan komunikasi verbal.

2. Menyebutkan tehnik komunikasi dengan pasien.

3. Memperagakan 2 tehnik komunikasi yang efektif.

SP 2

1. Mempraktikkan 2 tehnik komunikasi dengan pasien.

SP 3

1. Memanfaatkan sumber bantuan yang tersedia di masyarakat.