38
134 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI DALAM SKRIPSI MAHASISWA PBSI IKIP PGRI MADIUN TAHUN AKADEMIK 2013/2014 Nia Binti Qurota A’yuni 1) , Agus Budi Santoso 2) , Dwi Rohman Soleh 3) 1,2,3) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun Email: 1) [email protected].; 2) [email protected].; 3) [email protected].; Abstrak Morfologi dalam penulisan skripsi mahasiswa PBSI IKIP PGRI MADIUN Tahun Akademik 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode tersebut merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang- orang atau pelaku yang diamati. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan studi pustaka, dengan cara mengumpulkan buku-buku dan sumber- sumber lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah content analysis atau analisis isi, yaitu dengan menganalisis bentuk-bentuk kesalahan berbahasa tataran morfologi dalam skripsi mahasiswa PBSI IKIP PGRI MADIUN Tahun Akademik 2013/2014. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut bentuk-bentuk kesalahan berbahasa tataran morfologi dalam skripsi mahasiswa PBSI IKIP PGRI MADIUN Tahun Akademik 2013/2014 berupa kesalahan yang dipengaruhi oleh penggunaan bahasa sehari- hari penulis. Kesalahan berbahasa tataran morfologi berupa Kesalahan dalam penggunaan morf meng-sebanyak 1 kata, Kesalahan dalam penyingkatan morf meny-sebanyak 1 kata, penghilangan afiks (penghilangan prefiks di-) sebanyak 3 kata, Peluluhan bunyi yang seharusnya tidak luluh (Peluluhan bunyi /a/, /c/, /k/, dan /p/) sebanyak 12 kata, Penggantian Morf (Morf per- tergantikan morf pe-, Morf ber tergantikan morf pel-) sebanyak 3 kata, Penentuan bentuk dasar yang tidak tepat (Pembentukan kata dengan konfiks me-...-kan dan konfiks ke-...-an) sebanyak 3 kata. Kata Kunci: Analisis Kesalahan Berbahasa, Tataran Morfologi, Skripsi PENDAHULUAN Selama mengampu mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa, Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama untuk kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa kita dapat mengetahui berbagai macam kata yang dihasilkan oleh alat bicara kita. Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan pesan baik lisan maupun tulisan guna memperlancar penyampaian informasi kepada pihak penerima. Penggunaan bahasa yang komunikatif si penerima informasi mampu menerima pesan dengan baik tanpa menimbulkan kesalahpahaman. Setyawati (2010: 2) menyebutkan bahwa dilihat dari

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

  • Upload
    others

  • View
    32

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

134

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARANMORFOLOGI DALAM SKRIPSI MAHASISWA PBSI IKIP PGRI

MADIUN TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Nia Binti Qurota A’yuni1), Agus Budi Santoso2), Dwi Rohman Soleh3)

1,2,3)Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI MadiunEmail: 1)[email protected].;

2)[email protected].;3)[email protected].;

Abstrak

Morfologi dalam penulisan skripsi mahasiswa PBSI IKIP PGRI MADIUN TahunAkademik 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metodedeskriptif kualitatif. Metode tersebut merupakan prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang atau pelaku yang diamati. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalahmenggunakan studi pustaka, dengan cara mengumpulkan buku-buku dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. Teknik analisis data yangdigunakan adalah content analysis atau analisis isi, yaitu dengan menganalisisbentuk-bentuk kesalahan berbahasa tataran morfologi dalam skripsi mahasiswaPBSI IKIP PGRI MADIUN Tahun Akademik 2013/2014. Hasil penelitian iniadalah sebagai berikut bentuk-bentuk kesalahan berbahasa tataran morfologidalam skripsi mahasiswa PBSI IKIP PGRI MADIUN Tahun Akademik2013/2014 berupa kesalahan yang dipengaruhi oleh penggunaan bahasa sehari-hari penulis. Kesalahan berbahasa tataran morfologi berupa Kesalahan dalampenggunaan morf meng-sebanyak 1 kata, Kesalahan dalam penyingkatan morfmeny-sebanyak 1 kata, penghilangan afiks (penghilangan prefiks di-) sebanyak 3kata, Peluluhan bunyi yang seharusnya tidak luluh (Peluluhan bunyi /a/, /c/, /k/,dan /p/) sebanyak 12 kata, Penggantian Morf (Morf per- tergantikan morf pe-,Morf ber tergantikan morf pel-) sebanyak 3 kata, Penentuan bentuk dasar yangtidak tepat (Pembentukan kata dengan konfiks me-...-kan dan konfiks ke-...-an)sebanyak 3 kata.Kata Kunci: Analisis Kesalahan Berbahasa, Tataran Morfologi, Skripsi

PENDAHULUAN

Selama mengampu mata kuliahAnalisis Kesalahan Berbahasa, …

Bahasa merupakan alat komunikasiyang utama untuk kehidupansehari-hari. Dengan bahasa kitadapat mengetahui berbagai macamkata yang dihasilkan oleh alatbicara kita. Bahasa merupakansarana untuk menyampaikan pesan

baik lisan maupun tulisan gunamemperlancar penyampaianinformasi kepada pihak penerima.Penggunaan bahasa yangkomunikatif si penerima informasimampu menerima pesan denganbaik tanpa menimbulkankesalahpahaman.

Setyawati (2010: 2)menyebutkan bahwa dilihat dari

Page 2: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

135

segi sarana pemakaiannya, ragambahasa dapat dibedakan atas ragamlisan dan tulis. Pada ragam lisaninformasi yang disampaikan dapatdiperjelas dengan menggunakanintonasi, gerakan anggota tubuhtertentu, dan situasi tempatpembicaraan itu berlangsung. Padaragam tulis unsur-unsur bahasayang digunakan cenderung tidakselengkap unsur bahasa ragamlisan. Oleh sebab itu, agarinformasi yang disampaikan secaratertulis menjadi lebih jelas, unsur-unsur bahasa yang digunakannyaharus lengkap. Bila unsur-unsuryang digunakan tidak lengkap, adakemungkinan informasi yangdisampaikan pun tidak dapatdipahami secara tepat.

Penggunaan bahasa yang baikdalam menyampaikan pesan dapatmengurangi kesalahpahamanpendengar terhadap informasi yangdisampaikan oleh penyampaipesan. Penggunaan bahasa tulisdalam menyampaikan pesan jugadiharapkan mampu mengurangikesalahpahaman terhadapinformasi yang akan disampaikanoleh penyampai pesan. Oleh karenaitu penggunaan bahasa dan kalimatyang komunikatif dapatmengurangi tingkatkesalahpahaman terhadap suatuinformasi yang akan diterima.

Setyawati (2010: 22)mengungkapkan bahwa pemakaianbahasa yang sesuai dengan situasidan kaidahnya adalah cerminansikap positif. Hal ini terjadi jikaorang tidak asal jadi (baik lisanmaupun tertulis) dalam berbahasa.Sikap negatif dapat dilihat jikaditemui seorang pembicara yangdalam situasi resmi masihberanggapan bahwa dalamberbahasa itu yang terpenting

adalah asal mitra bicara dapatmenangkap maksud pembicara.

Berkomunikasi baik lisanmaupun tulis dalam kehidupansehari-hari sering dijumpaikesalahan dalam memahamikalimat yang diucapkan maupunyang dituliskan. Penggunaanbahasa yang salah dalamberkomunikasi mampu membuat sipendengar sulit menerima pesanserta dapat juga menimbulkankesalahpahaman antara keduabelah pihak. Oleh karena itupenggunaan bahasa yangkomunikatif diperlukan dalamberkomunikasi baik lisan maupuntulisan.

Pembelajaran bahasa adadimaksudkan untuk meningkatkanpenggunaan bahasa yang baik.Namun saat ini pembelajar bahasadapat menghasilkan kesalahandalam berkomunikasi baik lisanmaupun tulis. Oleh karena ituanalisis kesalahan berbahasakepada pembelajar bahasa harusditingkatkan.

Setyawati (2010: 15)menyebutkan bahwa pangkalpenyebab kesalahan bahasa adapada orang yang menggunakanbahasa yang bersangkutan bukanbahasa yang digunakannya.Terpengaruh bahasa yang lebihdahulu dikuasainya. Ini dapatberarti bahwa kesalahan berbahasadisebabkan oleh interferensi bahasaibu atau bahasa pertama (B1)terhadap bahasa kedua (B2) yangsedang dipelajari si pembelajar(siswa).

Pengaruh bahasa yang diterimadan dipelajari pertama kali olehpembelajar bahasa dapatmempengaruhi penggunaan bahasalisan dan tulisan. Pembelajarbahasa secara langsung dapatmempengaruhi bahasa tulis yangdapat mempengaruhi penggunaan

Page 3: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

136

tulisan dalam menulis. Oleh karenaitu kesalahan berbahasa secaratidak langsung dapat dipengaruhioleh bahasa yang telah diterimaoleh pembelajar bahasasebelumnya.

Tanpa disadari pembelajaranbahasa dapat berpengaruh besarterhadap penggunaan bahasa kita.Tanpa memperhatikan faktor-faktordan norma kebahasaan kita makakesalahan berbahasa akan terjadi.Pembelajar bahasa dalamkomunikasi heendaklahmemperhatikan norma kebahasaanyang baik dan benar.

Peserta didik baik siswamaupun mahasiswa sebagaipembelajar bahasa belumsepenuhnya menggunakan bahasaIndonesia dengan baik. Terlihatdari penulisan bahasa tulis yangditulis masih terpengaruh bahasalisan. Peserta didik masihterpengaruh penggunaan B1 danB2 yang diterima.

Peserta didik menggunakanbahasa yang diterima untukmenyampaikan informasi. Namunsering terjadi kesalahan dalampenerimaan dikarenakanpenggunaan bahasa yang tidakkomunikatif. Oleh karena itu dalamproses pembentukan katadiperlukan analisis kesalahan agarinformasi yang disampaikan dapatditerima dengan baik.

Pengajar bahasa yang baikharus menyesuaikan penggunaanbahasa sehari-hari dengan normakebahasaan yang berlaku.Keseluruhan proses pengajaranbahasa haruslah disesuaikandengan konteks yang ada.Penyesuaian ini dimaksudkan agarbahasa yang komunikatif dapatterlaksana dengan baik.

Pengajar bahasa sangatberpengaruh terhadap pembelajaranbahasa. Pengajar bahasa

bertanggungjawab terhadappenggunaan bahasa yang dilakukanoleh peserta didik khususnyamahasiswa. Mahasiswa menerimapengajaran bahasa untuk prosespenulisan skripsi danmenyampaikan informasi terhadapanak didiknya kelak.

Mahasiswa sebagai pembelajarbahasa masih memiliki kekurangandalam penulisan. Mahasiswa masihterlihat menggunakan bahasa lisanatau B2 yang dipelajarinya. Tanpadisadari dalam menulis mahasiswamasih salah. Oleh karena itu dalampembelajaran bahasa khususnyamasiswa perlu diberikanpemantapan guna mengurangikesalahan berbahasa.

Faktor B1 dan B2 menjadifaktor penentu berbahasamahasiswa. Faktor tersebut dapatberpengaruh besar terhadappenggunaan bahasa Indonesia baiklisan maupun tulis oleh mahasiswa.Tanpa disadari penggunaan faktortersebut dapat menimbulkankerancuan bahasa sehingga dapatmempengaruhi norma bahasa.

Fenomena kesalahanberbahasa yang kini hadir dalamlingkungan kampus menjadisesuatu yang lazim. Fenomenatersebut terlihat dari penggunaanbahasa dalam menulis. Terlihatpenulisan kalimat yang terpengaruhbahasa prokem misalnya.

Tanpa disadari bahasa prokemmenjadi salah satu faktor yangberpengaruh besar terhadap normakebahasaan. Tanpa disadaripenggunaan bahasa tersebutmenjadikan kurang komunikatifdalam menyampaikan informasikepada penerima pesan. Olehkarena itu penggunaan bahasatersebut baiknya dihilangkan.

Setyawati (2010: 18)menyatakan bahwa analisiskesalahan merupakan sebuah

Page 4: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

137

proses yang didasarkan padaanalisis kesalahan orang yangsedang belajar dengan objek (yaitubahasa) yang sudah ditargetkan.Bahasa yang sudah ditargetkantersebut dapat berupa bahasa ibumaupun bahasa nasional danbahasa asing. Peristiwa ini diikutipenerapan strategi belajar-mengajaryang berdaya guna dan dengantindakan-tindakan yang dapatmenunjang secara positif. Haltersebut merupakan proses yangmultidimensional dan multifaset,yang melibatkan lebih banyakanalisis kesalahan yang sederhana,baik secara lisan maupun secaratertulis.

Analisis kesalahan berbahasaada dikarenakan muncul fenomenaberbahasa yang salah. Terlihat daripenulisan sebuah kata maupunkalimat yang terpengaruhpenggunaan bahasa sehari-hari.Pembentukan kata dalam suatukalimat perlu dianalisis gunamencari ketepatan dalammembentuk kata tersebut. Sebabdalam pembentukan kata yangsalah dapat menghasilkan tafsiranyang salah pula.

Bahasa sebagai faktor utamadalam komunikasi membuathadirnya analisis kesalahanberbahasa. Analisis kesalahanberbahasa ada dimaksudkan agarpembelajar bahasa dan pengajarbahasa dapat mengukur tingkatkesalahan bahasa yang diajarkan.Selain itu dapat digunakan sebagaiacuan dalam peningkatanpengajaran berbahasa.

Analisis kesalahan berbahasasendiri menjadi tolok ukur dalampengajaran dan pembelajaranbahasa. Terlihat dari banyakfenomena analisis kesalahanberbahasa yang dijadikanpenelitian. Penelitian tersebutdimaksudkan untuk mengurangi

kesalahan berbahasa dalamlingkungan perguruan tinggi.

Perguruan tinggi menjadikonteks penggunaan bahasa yangcukup besar. Konteks tersebutterlihat dari banyaknya mahasiswayang hadir dari berbagai kalangan.Tanpa disadari bahasa yangditerima oleh mahasiswa menjadibertambah. Oleh karena ituperbendaharaan bahasa mahasiswamenjadi meningkat.

Perbendaharaan bahasa tulismahasiswa pun meningkat. Namunpenggunaan bahasa tersebutmenjadi kontras dengan bahasayang diterima. Tanpa disadaridalam berkomunikasi baik lisanmaupun tulis dapat mempengaruhisatu sama lain sehingga dapatmenimbulkan kesalahan.

Kesalahan yang hadir akibatpengaruh bahasa yang diterimamenjadi faktor yang seringdibicarakan. Tanpa disadari faktor-faktor tersebut perlu diubah agardalam berbahasa mahasiswaperguruan tinggi khususnyamampu berbahasa dengan baik.Oleh karena itu penggunaan normaberbahasa perlu ditingkatkan.

Selain peningkatan normaberbahasa, analisis kesalahanberbahasa menjadi salah satu faktoryang baik untuk meningkatkanpenggunaan bahasa yang baik.Berbahasa dengan baik menjadisalah satu peningkatan kelestarianbahasa Indonesia. Berbahasadengan baik mampu meningkatkankeefektifan dalam berkomunikasidan mengurangi kesalahpahamandalam menyampaikan informasi.

Faktor yang baik dalammeningkatkan penggunaan bahasakhususnya dalam pembentukankata dapat meningkatkanpenggunaan kalimat dengan baik.Kalimat dan kata khususnya adalahfaktor penting dalam menulis.

Page 5: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

138

Penulisan kalimat dan kata yangbaik dapat meningkatkan intensitaskesalahan dalam pembentukankata.

Pembentukan katadimaksudkan agar tata bahasadalam kalimat dan kata dapattersusun dengan baik. Apabilapembentukan kata dapat dilakukandengan baik maka keefektifanberbahasa dapat tercapai.Kesalahan berbahasa pun akanberkurang.

Kesalahan berbahasakhususnya pembentukan kata dapatberpengaruh terhadap penggunaannorma berbahasa baik lisanmaupun tulis. Pembentukan katatersebut dapat mengurangipenggunaan bahasa yang kurangkomunikatif. Pembentukan katadapat menjadi jalan dalammeningkatkan ketelitian dalammenulis maupun berbicara.

Menurut Crystal (dalamAbdul dan Herman, 2005: 1)morfologi adalah cabang tatabahasa yang menelaah struktur ataubentuk kata, utamanya melaluipenggunaan morfem. Morfologipada umumnya dibagi ke dalamdua bidang, yakni telaah infleksi(inflectional morphology) dantelaah pembentukan kata (lexical orderivational morphology).

Analisis kesalahan berbahasadalam bidang morfologi adadimaksudkan untukmengidentifikasi kesalahan.Khususnya kesalahan dalam bidangpembentukan kata menjadi sebuahkalimat yang baik. Kalimat yangbaik dapat memunculkanpemikiran yang baik pula oleh sipendengar dan si penyampai puntidak perlu menjelaskan apa yangdisampaikannya.

Berbahasa baik lisan maupuntulisan tidak menutupkemungkinan untuk terjadi

kesalahan dalam bidangpembentukan kata. Oleh karena itudengan tataran morfologi kesalahantersebut dapat dianalisis. Kesalahandalam pembentukan kata ini seringdijumpai dalam hal penyimpangankaidah. Penyimpangan baik berupapenggunaan afiks, penghilanganmaupun peluluhan dari bunyi itusendiri.

Analisis kesalahan berbahasaada disebabkan keseringanpengguna bahasa yang tidakmemperhatikan penggunaan bahasayang baik. Setyawati (2010: 24)menyebutkan bahwa analisiskesalahan berbahasa terhadapbelajar bahasa mempunyai dampakpositif. Bahasa sebagai perangkatkebiasaan dimiliki setiap orangsebagai media komunikasi. Adakecenderungan setiap pemakaibahasa lebih sering mengikuti jalanpikirannya tanpamempertimbangkan kaidah-kaidahyang ada dalam tata bahasa.Sebaliknya, pemakai bahasa yangselalu mempertimbangkan kaidah-kaidah tata bahasa berupayamenghasilkan konsep sesuaidengan struktur bahasa yangdipelajari

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengambil judul “AnalisisKesalahan Berbahasa Tataran Morfologidalam Skripsi Mahasiswa PBSI IKIP PGRIMadiun tahun akademik 2013/2014”sehingga dapat mengidentifikasi kesalahandalam pembentukan kata oleh mahasiswa.Analisis kesalahan berbahasa dalampembentukan kata ini dapat meningkatkanketelitian dalam menggunakan bahasayang baik. Penggunaan bahasa yang baikdalam ragam tulis maupun lisan.

KAJIAN TEORI

Page 6: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

139

Kesalahan berbahasa adalah …(Tarigan dalam Nanik Setyawati,2010:18).

1. Hakikat Analisis Kesalahanberbahasaa. Pengertian Kesalahan

BerbahasaSetyawati (2010: 13)

menyebutkan bahwa dalambahasa Indonesia terdapatbeberapa kata yang artinyabernuansa dengankesalahan yaitu;penyimpangan, pelaggaran,dan kekhilafan. Keempatkata itu depatdideskripsikan artinyasebagai berikut.1) Kata ‘salah’

diantonimkan dengan‘betul’, artinya apa yangdilakukan tidak betul,tidak menururt norma,tidak menurut aturanyang ditentukan. Haltersebut mungkindisebabkan olehpemakai bahasa yangbelum tahu, atau tidaktahu terdapat norma,kemungkinan yang laindia khilaf. Jikakesalahan ini dikaitkandengan penggunaankata, dia tidak tahu katayang tepat dipakai.

2) ‘penyimpangan’ dapatdiartikan menyimpangdari norma yang telahditetapkan. Pemakaibahasa menyimpangkarena tidak mau,enggan, malasmengikuti norma yangada. Sebenarnyapemakai bahasa tersebuttahu norma yang benar,tetapi dia memakainorma lain yangdianggap lebih sesuai

dengan konsepnya.Kemungkinan lainpenyimpangandisebabkan olehkeinginan yang kuatyang tidak dapatdihindari karena satudanlain hal. Sikapberbahasa ini cenderungmenuju kepembentukan kata,istilah, slang, jargon,bisa juga prokem.

3) ‘pelanggaran’ terkesannegatif karena pemakaibahasa dengan penuhkesadaran tidak maumenurut norma yangtelah ditentukan,sekalipun diamengetahui bahwa yangdilakukan berakibattidak baik. Sikap tidakdisiplin terhadap mediayang digunakanseringkali tidak mampumenyampaikan pesandengan cepat.

4) ‘kekhilafan’ merupakanproses psikologis yangdalam hal ini menandaiseseorang khilafmenerapkan teori ataunorma bahasa yang adapada dirinya, khilafmengakibatkan sikapkeliru memakai.Kekhilafan dapatdiartikan kekeliruan.Kemungkinan salahucap, salah susunkarena kurang cermat.

Menurut Echolsdan Shadily (dalamjurnal Ilmiah Widya,2014: 20) bahwakesalahan dalam bahasaInggris adalah eror yaitukesalahan unik yang

Page 7: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

140

dibuat oleh manusia.Menurut James Carl(dalam jurnal Widya,2014: 20) “erroranalysis is the processof determinis theincidence, nature,causes andconsequences ofunsuccessful language.”Analisis kesalahanadalah proses penentuanperistiwa, alamiah,penyebab dan akibatdari kegagalan bahasa.

Berdasarkanpendapat di atas dapatdisimpulkan bahwaanalisis kesalahanadalah proses mencariatau mengidentifikasikesalahan dalampenggunaan bahasa.Penggunaan bahasabaik oleh pengajarmaupun pembelajarbahasa.

Apa yang dimaksudkesalahan berbahasa?Terdapat dua ukurandalam menjawabpertanyaan tersebut,yaitu:(1) berkaitan dengan

faktor-faktorpenentu dalamberkomunikasi.Faktor-faktorpenentu dalamberkomunikasi ituadalah: siapa yangberbahasa dengansiapa, untuk tujuanapa, dalam situasiapa (tempat danwaktu), dalamkonteks apa (pesertalain, kebudayaan,dan suasana),dengan jalur apa

(lisan atau tulisan),dengan media apa(tatap muka,telepon, surat,kawat, buku, koran,dan sebagainya),dalam peristiwa apa(bercakap-cakap,ceramah, upacara,laporan, lamarankerja, pernyataancinta, dansebagainya), dan

(2) berkaitan denganaturan atau kaidahkebahasaan yangdikenal denganistilah tata bahasa.Depdikbud (dalamSetyawati, 2010: 15)

Sesuai denganpendapat di atasdapat disimpulkanbahwa kesalahanbahasa adalahkesalahanpembicara dalammenyampaikanpesan baik bahasatulis maupun lisankepada penerimapesan tanpamemperhatikankonteks, jalur,media dan kaidahkebahasaan.Pembicara maupunpenerima pesanmengalami misskomunikasisehingga terjadikesalahan bahasadan pesan yangdisampaikan tidakditerima denganbaik oleh keduabelah pihak.

b. Penyebab KesalahanBerbahasa

Page 8: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

141

Setyawati (2010: 15)menyebutkan bahwapangkal penyebabkesalahan bahasa ada padaorang yang menggunakanbahasa yang bersangkutanbukan pada bahasa yangdigunakannya. Ada tigakemungkinan penyebabseseorang dapat salahdalam berbahsa, antara lainsebagai berikut:1) Terpengaruh bahasa

yang lebih dahuludikuasainya. Ini dapatberarti bahwa kesalahanberbahasa disebabkanoleh interferensi bahasaibu atau bahasa pertama(B1) terhadap bahasakedua (B2) yang sedangdipelajari si pembelajar(siswa). Dengan katalain sumber kesalahanterletak pada perbedaansistem linguistik B1dengan sistem linguistikB2.

2) Kekurangpahamanpemakai bahasaterhadap bahasa yangdipakainya. Kesalahanyang merefleksikan ciri-ciri umum kaidahbahasa yang dipelajari.Dengan kata lain, salahatau keliru menerapkankaidah bahasa.Misalnya: kesalahangeneralisasi, aplikasikaidah bahasa secaratidak sempurna, dankegagalan mempelajarikondisi-kondisipenerapan kaidahbahasa. Kesalahansperti ini sering disebutdengan istilah kesalahanintrabahasa(intralingual error).

Kesalahan inidisebabkan oleh: (a)penyamarataanberlebihan, (b)ketidaktahuanpembatasan kaidah, (c)penerapan kaidah yangtidak sempurna, dan (d)salah menghipotesiskankonsep.

3) Pengajaran bahasa yangkurang tepat ataukurang sempurna. Halini berkaitan denganbahan yang diajarkanatau yang dilatihkan dancara pelaksanaanpengajaran. Bahanpengajaran menyangkutmasalah sumber,pemilihan, penyusunan,pengurutan, danpenekanan. Carapengajaran menyangkutmasalah pemilihanteknik penyajian,langkah-langkah danurutan penyajian,intensitas dankesinambunganpengajaran, dan alat-alatbantu dalam pengajaran.

Kesalahan yangdilakukan olehpembelajar maupunpengguna bahasa dapatdiidentifikasi darisumber yang ada.Sejalan denganpendapat Richard(dalam Nurvita dkk,2013: 3) menjelaskanbahwa sumberkesalahan dibedakanmenjadi tiga. Pertama,kesalahan interferensiterjadi sebagai akibatdari penggunaanelemen-elemen darisuatu bahasa selagi

Page 9: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

142

memproses bahasa lain.Kedua, kesalahanintralingual terjadiakibat terefeksikannyakarakteristik umum dariaturan belajar sepertigeneralisasi yang salahdan aplikasi aturan-aturan yang tidaklengkap. Ketiga,kesalahandevelopmental terjadiketika pembelajarbahasa mencobamembangun hipotesistentang bahasa sasaranberdasarkanpengalamannya yangterbatas.

c. Pengertian AnalisisKesalahan Berbahasa

Setyawati (2010: 16)menyebutkan bahwakesalahan berbahasadianggap sebagai bagiandari proses belajar-mengajar, baik belajarsecara formal maupunsecara tidak formal.Pengalaman guru dilapangan menunjukkanbahwa kesalahan berbahasaitu tidak hanya dibuat olehsiswa yang mempelajariB2, tetapi juga oleh siswayang mempelajari B1.Kesalahan berbahasa yangterjadi atau dilakukan olehsiswa dalam suatu prosesbelajar-mengajarmengimplikasikan tujuanpengajaran bahasa belumtercapai secara maksimal.Hal ini dapat tercapai jikaguru pengajar bahasa telahmengkaji secara mendalamsegala aspek seluk-belukkesalahan berbahasa itu.

Analisis bahasa dapatdilakukan dengan berbagaicara dan tahapan. Langkah-langkah dalam analisisbahasa dapat dilaksanakansesuai dengan pendapatEllis (dalam Tarigan &Tarigan dalam Setyawati,2010: 17) menyatakanbahwa terdapat limalangkah kerja analisisbahasa, yaitu:1.) Mengumpulkan sampel

kesalahan,2.) Mengidentifikasi

kesalahan,3.) Menjelaskan kesalahan,4.) Mengklasifikasikan

kesalahan, dan5.) Mengevaluasi

kesalahan.Tarigan, Djago &

Sulistyaningsih (dalamSetyawati, 2010: 18)menyatakan bahwa analisiskesalahan berbahasa adalahsuatu prosedur kerja yangbiasa digunakan olehpeneliti atau guru bahasa,yanng meliputi: kegiatanmengumpulkan sampelkesalahan, mengidentifikasikesalahan yang terdapatdalam sampel, menjelaskankesalahan tersebut,mengklasifikasi kesalahanitu, dan mengevaluasi tarafkeseriusan kesalahan itu.

Sesuai pendapat di atasdapat disimpulkan bahwaanalisis kesalahanberbahasa adalah suatu carayang digunakan olehseseorang peneliti baikpendidik maupun informanguna mndapatkan informasimengenai penggunaankaidah kebahasaan sesuiadengan norma yang berlakudalam berkomunikasi.

Page 10: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

143

Analisis kesalahanberbahasa ada digunakanuntuk mngetahui seberapajauh penggunaan bahasadalam komunikasi baiklisan maupun tulis.

2. Hakikat KesalahanBerbahasa TataranMorfologi

a. Hakikat MorfologiChaer (2008: 3)

menyatakan bahwa secaraetimologi kata morfologiberasal dari kata morf yangberarti ‘bentuk’ dan katalogi yang berarti ‘ilmu’.Jadi secara harfiah katamorfologi berarti ‘ilmumengenai bentuk’. Didalam kajian linguistik,morfologi berarti ‘ilmumengenai bentuk-bentukdan pembentukan kata’;sedangkan di dalam kajianbiologi morfologi berarti‘ilmu mengenai bentuk-bentuk sel-sel tumbuhanatau jasad-jasad hidup’.Memang selain bidangkajian linguistik, di dalamkajian biologi ada jugadigunakan istilahmorfologi. Kesamaannya,sama-sama mengkajitentang bentuk.

Ramlan (1983: 16)mengatakan bahwamorfologi ialah bagian dariilmu bahasa yangmembicarakan atau yangmempelajari seluk-belukbentuk kata serta pengaruhperubahan-perubahanbentuk kata terhadapgolongan dan arti kata, ataudengan kata lain dapatdikatakan bahwa morfologimempelajari seluk-belukbentuk kata serta fungsiperubahan-perubahan

bentuk kata itu, baik fungsigramatik maupun fungsisemantik.

Crystal (dalam Ba’duludan Herman, 2005: 1)mengatakan bahwamorfologi adalah cabangtata bahasa yang menelaahstruktur atau bentuk kata,utamanya melaluipenggunaan morfem.Morfologi pada umumnyadibagi ke dalam dua bidang,yakni telaah infleksi(inflectional morphology),dan telaah pembentukankata (lexical or derivationalmorphology).

Bauer (dalam Ba’duludan Herman, 2005: 2)menyatakan bahwamorfologi membahasstruktur internal bentukkata. Dalam morfologi,analisis membagi bentukkata ke dalam formatifkomponennya (yangkebanyakan merupakanmorf yang berwujud akarkata atau afiks) danberusaha untukmenjelaskan kemunculansetiap formatif. Morfologidapat dibagi ke dalam duacabang utama, yaitumorfologi infleksional danpembentukan kata yangdisebut morfologi leksikal.

Achmad dan Abdullah(2012: 54) menyatakanbahwa morfologi sebagaibagian dari ilmukebahasaan, mempelajaristruktur intern kata, tatakata, atau tata bentuk.Morfologi mengkaji unsurdasar atau satuan terkecildari suatu bahasa. Satuanterkecil, atau satuangramatikal terkecil itu

Page 11: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

144

disebut morfem. Arifin danJunaiyah (2007: 2)menyatakan bahwamorfologi ialah ilmu bahasatentang seluk-beluk bentukkata (struktur kata).Soekemi dkk (1996: 13)menyebutkan bahwamorfologi adalah suatucabang linguistik yangmenyelidiki penyusunanfonem menjadi kelompokbermakna yang disebutmorf.

Ramlan (dalamTarigan, 2009: 4)menyatakan bahwamorfologi ialah bagian dariilmu bahasa yangmembicarakan seluk-belukbentuk kata serta pengaruhperubahan-perubahanbentuk kata terhadapgolongan dan arti kata ataumorfologi mempelajariseluk-beluk bentuk kataserta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu,baik fungsi gramatikmaupun fungsi semantik.Morfologi atau morfemikadalah telaah morfem.Morfologi dapat dibagimenjadi dua tipe analisis,yaitu morfologi sinkronikmenelaah morfem-morfemdalam satu cakupan waktutertentu, bail waktu laluataupun waktu kini.Morfologi diakronikmenelaah sejarah atau asal-usul kata, danmempermasalahkanmengapa misalnyapemakaian kata kiniberbeda dengan pemakaiankata pada masa lalu.

Berdasarkan pendapatdi atas dapat disimpulkanbahwa morfologi adalah

ilmu yang mengkaji tentangstruktur kata dan prosespembentukan kata. Prosespembentukan kata baikinternal maupun eksternalkata.b. Identifikasi Morfem

Chaer (2008: 14)menyebutkan bahwa satuanbahasa merupakankomposit antara bentuk danmakna. Oleh karena itu,untuk menetapkan sebuahbentuk adalah morfem ataubukan didasarkan padakriteria bentuk dan maknaitu. Hal-hal berikut dapatdipedomani untukmenentukan morfem danbukan morfem itu.1.) Dua bentuk yang sama

atau lebih memilikimakna yang samamerupakan sebuahmorfem.

2.) Dua bentuk yang samaatau lebih bila memilikimakna yang berbedamerupakan dua morfemyang berbeda.

3.) Dua buah bentuk yangberbeda, tetapi memilikimakna yang sama,merupakan dua morfemyang berbeda.

4.) Bentuk-bentuk yangmirip (berbeda sedikit)tetapi maknanya samaadalah sebuah morfemyang sama, asalperbedaan bentuk itudapat dijelaskan secarafonologis.

5.) Bentuk yang hanyamuncul denganpasangan satu-satunyaadalah juga sebuahmorfem.

6.) Bentuk yang munculberulang-ulang pada

Page 12: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

145

satuan yang lebih besarapabila memiliki maknayang sama adalah jugamerupakan morfemyang sama.

7.) Bentuk yang munculberulang-ulang padasatuan bahasa yanglebih besar (klausa,kalimat) apabilamaknanya berbedasecara polisemi adalahjuga merupakanmorfem yang sama.

Ramlan (dalamTarigan, 2009: 12)menyatakan bahwaadapun enam prinsippengenalan morfemantara lain sebagaiberikut:Prinsip 1 : satuan-satuanyang mempunyaistruktur fonologik danarti leksikal atau artigramatik yang samamerupakan satumorfem.Prinsip 2 : satuan-satuanyang mempunyaistruktur fonologik yangberbeda merupakan satumorfem apabila satuan-satuan itu mempunyaiarti leksikal atau artigramatik yang sama;asal perbedaan itu dapatdijelaskan secarafonologik.Prinsip 3 : satuan-satuanyang mempunyaistruktur fonologik yangberbeda, sekalipunperbedaannya tidakdapat dijelaskan secarafonologik, masih dapatdianggap sebagai satumorfem apabilamempunyai arti leksikalatau arti gramatik yang

sama, dan mempunyaidistribusi yangkomplementer.Prinsip 4 : apabiladalam deretan struktur,suatu satuan berparaleldengan suatukekosongan, makakekosongan itumerupakan morfem,atau yang lebihh dikenaldengan morfem zero.Prinsip 5 : satuan-satuanyang mempunyaistruktur fonologik yangsama, mungkinmerupakan satumorfem, mungkin jugamerupakan morfemyang berbeda.Prinsip 6 : setiap satuanyang dapat dipisahkanmerupakan morfem.

Nida (dalamBa’dulu dan Herman,2005: 18) menyatakanbahwa ada enam prinsipyang dapat digunakanuntukmengidentifikasikanmorfem suatu bahasa.Keenam prinsip tersebutadalah sebagai berikut:Prinsip 1: Bentuk-bentuk yangmempunyai maknayang sama dan bentukfonemis yang identikdalam semuakemunculannyamembentuk satumorfem tunggal.Prinsip 2: Bentuk-bentuk yangmempunyai maknayang sama tetapiberbeda dalam bentukfonemisnya dapatmembentuk satumorfem asalkan

Page 13: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

146

distribusi perbedaan-perbedaan formal dapatditerangkan secarafonologis.Prinsip 3: Bentuk-bentuk yangmempunyai maknayang sama tetapiberbeda dalam bentukfonemisnya sedemikianrupa sehinggadistribusinya tidakdapat diterangkan,secara fonologismembentuk satumorfem tunggal jikabentuk-bentuk ituberada dalam distribusikomplementer, sesuaidengan restriksi berikut:(a) Kemunculan dalamseri struktural yangsama mendahuluikemunculan dalam segistruktural yang berbedadalam penentuan statusmorfemis, (b) Distribusikomplementer dalamseri struktural yangberbeda membentukbasis untukmenggabungkanalomorf-alomorf kedalam satu morfemhanya jika ada morfemmuncul dalam seristruktural yang berbedaini yang termasuk kedalam kelas distribusiyang sama sebagai serialomorfis yangbersangkutan dan yanghanya mempunyai satualomorf atau alomorfyang dapat diterangkansecara fonologis, (c)Lingkungan taktisterdekat mendahuluilingkungan taktis jauhdalam menentukan

status morfemis, dan (d)Kontras dalamlingkungandistribusional yangsama dapatdiperlakukan sebagaisubmorfemis jikaperbedaan dalam maknaalomorfmenggambarkandistribusi bentuk-bentukini.Prinsip 4: Perbedaanbentuk yang nyatadalam suatu seristruktural membentuksuatu morfem jikadalam suatu anggotaseri seperti ini,perbedaan strukturalzero merupakan ciri-ciripenting untukmembedakan satuanminimal dari persamaanfonetis-semantis.Prinsip 5: Bentuk-bentuk yang homofondapat diidentifikasikansebagai morfem-morfem yang sama atauberbeda atas dasarpersyaratan berikut: (a)Bentuk-bentuk yanghomofon dengan maknayang jelas berbedamembentuk morfem-morfem yang berbedapula, (b) Bentuk-bentukyang homofon denganmakna yangberhubunganmembentuk satumorfem tunggal jikakelas-kelas maknasejalan denganperbedaandistribusional.Prinsip 6: suatu morfemdapat dipisahkan jikamorfem itu muncul

Page 14: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

147

dalam kondisi-kondisiberikut: (a) Berdirisendiri, (b) Dalammultikombinasi yangsekurang-kurangnyasatu di antara satuanyang menggabungkanmorfem dengannya,maka morfem itu akanmuncul tersendiri ataudalam kombinasilain,dan (c) Dalam satukombinasi tunggal,asalkan unsur yangdengannya morfem,akan dikombinasikanmuncul tersendiri ataudalam kombinasi laindengan konstituennonunik.

c. Jenis morfemChaer (2008: 16)

menyatakan bahwa dalamkajian morfologi biasanyadibedakan adanya beberapamorfem berdasarkankriteria tertentu, sepertikriteria kebebasan,keutuhan, makna dansebagainya. Berikut iniakan dibicarakan jenis-jeismorfem itu.1) Berdasarkan

kebebasannya untukdapat digunakanlangsung dalampertuturan dibedakanadanya morfem bebasdan morfem terikat.Morfem bebas adalahmorfem yang tanpaketerkaitannya denganmorfem lain dapatlangsung digunakandalam pertuturan.Sedangkan morfemterikat adalah morfemyang harus terlebihdahulu bergabungdengan morfem lain

untuk dapat digunakandalam pertuturan.

2) Berdasarkan keutuhanbentuknya dibedakanadanya morfem utuhdan morfem terbagi.Morfem utuh secarafisik merupakan satu-kesatuan yang utuh.Sedangkan yangdimaksud morfemterbagi adalah morfemyang fisiknya terbagiatau disisipi morfemlain.

3) Berdasarkankemungkinan menjadidasar dalampembentukan kata,dibedakan morfemdasar dan morfem afiks.Morfem dasar adalahmorfem yang yangdapat menjadi dasardalam suatu prosesmorfologi. Sedangkanyang tidak dapatmenjadi dasar,melainkan hanyasebagai pembentukdisebut morfem afiks.

4) Berdasarkan jenisfonem yangmembentuknyadibedakan adanyamorfem segmental danmorfem suprasegmentalatau nonsegmental.Morfem segmentaladalah morfem yangdibentuk oleh fonem-fonem segmental, yaknimorfem yang berupabunyi dan dapatdisegmentasikan.Sedangkan morfemsuprasegmental adalahmorfem yang terbentukdari nada, tekanan,durasi, dan intonasi.

Page 15: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

148

5) Berdasarkankehadirannya secarakonkret dibedakanadanya morfem wujuddan morfem tanwujud.Yang dimaksud morfemwujud adalah morfemyang secara nyata ada;tetapi yang tanwujudkehadirannya tidaknyata.

6) Berdasarkan cirisemantik dibedakanadanya morfembermakna leksikal danmorfem tak bermaknaleksikal. Sebuahmorfem disebutbermakna leksikalkarena di dalam dirinya,secara inheren, telahmemliki makna.

Achmad danAbdullah (2012: 57)menyatakan bahwamorfem-morfem dalamsetiap bahasa dapatdigolongkanberdasarkan beberapakriteria. Antara lainberdasarkankebebasannya,keutuhannya, danmaknanya.1) Morfem bebas dan

terikatMorfem bebas

adalah morfem yangtanpa kehadiranmorfem lain dapatmuncul dalamujaran. Sebaliknyayang dimaksuddengan morfemterikat adalahmorfem yang tanpadigabung duludengan morfem laintidak dapat munculdalam ujaran.

2) Morfem utuh danmorfem terbagi

Klasifikasimorfem atas morfemutuh dan morfemterbagi berdasarkanbentuk formal yangdimiliki morfemtersebut, yaituapakah merupakansatu kesatuan yangutuh atau merupakandua bagian yangterpisah atau terbagi,karena disisipimorfem lain.Sedangkan morfemterbagi adalahsebuah morfem yangterdiri dariduabagian yangterpisah, satu di awaldan satu di belakang.

3) Morfem segmentaldan suprasegmental

Morfemsegmental adalahmorfem yangdibentuk olehfonem-fonemsegmental, semuamorfem yangberwujud bunyiadalah morfemsegmental.Sedangkan morfemsuprasegmentaladalah morfem yangdibentuk oleh unsur-unsursuprasegmental.

4) Morfem bermaknaleksikal dan morfemtidak bermaknaleksikal.

Morfembermakna leksikaladalah morfem-morfem yang secarainheren telah

Page 16: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

149

memliki makna padadirinya sendiri atautanpa perluberproses duludengan morfem lain.Sebaliknya morfemtak bermaknaleksikal tidakmempunyai maknaapa-apa pada dirinyasendiri.Muslich (2010: 16-

24) menyebutkanbahwa jenis morfembahasa Indonesiaadalah sebagai berikut :1) Jenis morfem

berdasarkankemampuanberdistribusi.a) Bentuk bebas :

bentuk-bentukyang dapatdipakai secaratersendiri dalamkalimat ataututuran biasa.

b) Bentuk terikat :bentuk-bentuklinguistik yangbenar-benar tidakdapat berdirisendiri, baikdalamkedudukannyasebagai kalimatmaupun sebagaikata yangmenjadi unsurpembentukkalimat.

c) Bentuk semibebas : bentukyang masihmempunyaikebebasan.

d) Bentuk unik :bentuk yangmempunyaikemampuan lebih

terikat jikadibandingkandengan bentuklainnya.

2) Jenis morfemberdasarkanproduktivitasnya.a) Morfem afiks

produktif :morfem afiksyang terus-menerus mampumembentuk kata-kata baru.

b) Morfem afiks takproduktif :morfem afiksyang sudah tidakmampu lagimembentuk kata-kata baru.

3) Jenis morfemberdasarkan relasiantarunsurnya.a) Morfem utuh :

morfem yangderetan fonemnyatidak terpisah.

b) Morfem terbelah :morfem yangterpisah dalampemakaiannya.

4) Jenis morfemberdasarkansumbernya.

5) Jenis morfemberdasarkan jumlahfonem yang menjadiunsurnya.a) Monofonemis :

morfem yangberunsur satufonem.

b) Polifonemis :morfem yangberunsur lebihdari satu fonem.

6) Jenis morfemberdasarkanketerbukaannya

Page 17: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

150

bergabung denganmorfem lain.a) Bentuk terbuka.b) Bentuk tertutup.

7) Jenis morfemberdasarkanbermakna tidaknya.a) Morfem leksikal :

morfem langsungbermakna danmaknanya dapatdiperiksa dalamkamus.

b) Morfemgramatikal :morfem yangbaru diketahuimaknanya jikasudah beradadalam konstruksiyang lebih besaratau dikatakantelah melekatpada bentuk-bentuk dasar.

Berdasarkanbeberapa pendapat diatas dapat disimpulkanbahwa morfem dapatdiidentifikasi daripenggunaan morfemtersebut terhadapmorfem yang lainsehingga menjadisebuah kata yang dapatdiucapkan.Pengidentifikasianjenis-jenis morfemdalam bahasa Indonesiamenjadi salah satukeragaman dalampembentukan kata gunamengenalkan morfemsebelum digunakandalam pembentukankata.

d. Morfem, Morf,Alomorf dan Kata

Akmajian dkk (dalamBa’dulu dan Herman,2005:7) mengemukakanbahwa morfem adalahsatuan terkecil daripembentukan kata dalamsuatu bahasa yang tidakdapat diuraikan lebih lanjutke dalam bagian-bagianyang bermakna atau yangdapat dikenal. Hockett(dalam Tarigan, 2009: 6)menyebutkan bahwamorfem adalah unsur yangterkecil yang secaraindividual mengandungpengertian dalam ujaransesuatu bahasa. Ramlan(1983: 26) menyebutkanbahwa morfem ialah satuangramatik yang paling kecil;satuan gramatik yang tidakmempunyai satuan lainsebagai unsurnya.

Chaer (2008: 5)menyebutkan bahwamorfem adalah satuangramatikal terkecil yangbermakna (secara inheren).Achmad dan Abdullah(2012: 56) menyatakanbahwa morfem adalahbentuk yang sama, yangmuncuul berulang-ulangdan mempunyai maknayang sama. Muslich (2010:3) menyebutkan bahwamorfem adalah bentuk-bentuk berulang yangpaling kecil yang tidakdapat dibagi lagi menjadiunsur yang lebih kecil.

Tarigan (2009: 7)menyebutkan bahwa morfadalah ujaran aktual daribentuk (morf-). Chaer(2008: 16) menyebutkanbahwa morf berarti bentukyang belum diketahuistatusnya, apakah sebagai

Page 18: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

151

morfem atau sebagaialomorf. Ba’dulu danHerman (2005: 8)menyebutkan bahwa morfdapat didefinisikan sebagaibagian atau ruas dari bentukkata yang mewakili suatumorfem tertentu. Muslich(2010: 4) menyatakanbahwa morf adalah realisasidari morfem tertentu.

Arifin dan Junaiyah(2007: 3) menyebutkanbahwa alomorf adalahanggota satu morfem yangwujudnya berbeda, tetapimempunyai fungsi danmakna yang sama. Ba’duludan Herman (2005: 9)menyatakan bahwa alomorfadalah anggota darihimpunan morf yangmewakili morfem khususyang ditentukan secarafonetis, leksikal, ataugramatikal. Tarigan (2009:7) menyatakan bahwaalomorf adalah varian daribentuk (morf-).

Ahmad dan Abdullah(2012: 57) menyatakanbahwa alomorf adalahperwujudan konkret dalamujaran, dari sebuah morfem.Muslich (2010: 4)menyebutkan bahwaalomorf adalah apabilamorf itu merupakan variasibentuk suatu morfem.

Bloomfield (dalamTarigan, 2009: 7)menyebutkan bahwa kataadalah bentuk bebas yangpaling kecil, yaitu kesatuanterkecil yang dapatdiucapkan secara mandiri.Crystal (dalam Ba’dulu danHerman, 2005: 4)mengungkapkan bahwakata adalah satuan ujaran

yang mempunyaipengenalan intuitifuniversal oleh penutur asli,baik dalam bahasa lisanmaupun dalam bahasatulisan. Ramlan (1983: 28)menyebutkan bahwa kataadalah satuan bebas yangpaling kecil atau dengankata lain, setiap satu satuanbebas merupakan kata.

Bloomfield (dalamBa’dulu dan Herman, 2005:5) menyatakan bahwadefinisi kata sebagai suatubentuk bebas minimum,yaitu satuan terkecil yangdapat membentuk suatuujaran lengkap. O’Gradydan Dobrovolsky (dalamBa’dulu dan Herman, 2005:6) menyatakan bahwadefinisi kata yang palingumum diterima oleh paralinguis adalah bahwa katamerupakan suatu bentukbebas yang terkecil, yaitusuatu unsur yang dapatmuncul tersendiri dalamberbagai posisi dalamkalimat.

Achmad dan Abdullah(2012: 61) menyatakanbahwa para ahli bahasatradisional pada umumnyamemberi pengertian kataberdasarkan arti danortografi. Menurut merekakata adalah satuan bahasayang memiliki satupengertian; atau kata adalahderetan huruf yang diapitoleh dua buah spasi danmempunyai satu arti.Muslich (2010: 5)menyatakan bahwa kataadalah satuan ujaran bebasterkecil yang bermakna.e. Proses Morfologi

Page 19: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

152

Chaer (2008: 25-28)menyatakan bahwa prosesmorfologi adalah prosespembentukan kata darisebuah bentuk dasarmelalui pembubuhan afiks(dalam proses afiksasi),pengulangan (dalam prosesreduplikasi), penggabungan(dalam proses komposisi),pemendekan (dalam prosesakronimisasi), danpengubahan status (dalamproses konversi).1) Afiks dalam proses

afiksasi. Dalam prosesafiksasi sebuah afiksdiimbuhkan padabentuk dasar sehinggahasilnya menjadissebuah kata. Prosesafiksasi dibedakan atasprefiksasi yaitu prosespembubuhan prefiks,konfiksasi yakni prosespembubuhan konfiks,sufiksasi yaitu prosespembubuhan sufiks,infiksasi yaitu prosespembubuhan infiks.

2) Pengulangan dalamproses reduplikasi. Alatpembentuk keduaadalah pengulanganbentuk dasar yangdigunakan dalam prosesreduplikasi. Hasil dariproses reduplikasi inilazim disebut denganistilah kata ulang.Secara umum dikenaladanya tiga macampengulangan, yaitupengulangan secarautuh, pengulangandengan pengubahanbunyi vokal maupunkonsonan, danpengulangan sebagian.

3) Penggabungan dalamproses komposisi.Penggabunganmerupakan alat yangbanyak digunakandalam pembentukankata karena banyaknyakonsep yang belum adawadahnya dalam bentuksebuah kata.

4) Pemendekan ataupenyingkatan dalamproses akromisasi.Abreviasi khusus yangdigunakan dalam prosesakronimisasi. Disebutabreviasi khusus karenasemua abreviasimenghasilkan akronim.

5) Pengubahan statusdalam proses konversi.Achmad dan Abdullah

(2012: 63-68) menyebutkanbahwa pembentukan katasering disebut juga prosesmorfologi yaitu prosesterjadinya kata yang bersaladari morfem dasar melaluiperubahan morfemis.Terdapat beberapa prosesmorfologis yang secarasingkat dijelaskan sebagaiberikut:1) Gramatikalisasi adalah

proses perubahantataran dari morfem kekata, yang dalam tataransintaksis merupakanperubahahan tataranpertama.

2) Afiksasi adalah prosespenambahan afiks padasebuah dasar ataubentuk dasar. Dalambahasa Indonesiadikenal berbagai jenisafiks yang secaratradisionaldiklasifikasikan atas:prefiks, infiks, sufiks,

Page 20: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

153

kombinasi afiks, dankonfiks.

3) Reduplikasi adalahproses morfologis yangmengulang bentukdasar, baik secarakeseluruhan, sebagian,maupun disertai denganperubahan bunyi.

4) Komposisi adalah hasildan prosespenggabungan morfemdasar dengan morfemdasar, baik yang bebasmaupun yang terikat,sehingga terbentuksebuah konstruksi yangmemiliki identitasleksikal yang berbedaatau yang baru.

5) Modifikasi intenal, danSuplisi adalah prosespembentukan katadengan penambahanunsur-unsur (yangbiasanya berupa vokal)ke dalam morfem yangberkerangka tetap (yangbiasanya berupakonsonan).

6) Pemendekan adalahproses penanggalanbagian-bagian leksematau gabungan leksemsehingga menjadisebuah bentuk singkat,tetapi maknanya tetapsama dengan maknabentuk utuhnya.

Ramlan (1983: 44-45) menyebutkanbahwa prosesmorfologik ialah prosespembentukan kata-katadari satuan lain yangmerupakan bentukdasarnya. Prosespembentukan katadengan membubuhkanbubuhan yang disebut

afiks. Prosespembentukan katadengan pengulanganbentuk dasarnya disebutproses pengulanganatau reduplikasi. Prosespembentukan katadengan penggabungandua kata menjadi satukata disebut prosespemajemukan.

Muslich (2010: 32)menyatakan bahwasuatu kata dapatdigolongkan atas duamacam, yaitu kata yangbermorfem tunggal ataumonomorfemis dan katayang bermorfem lebihdari satu ataupolimorfemis. Suatukata yangmonomorfemis tidakakan mengalamiperistiwa pembentukansebelumnya sebabmorfem itu merupakansatu-satunya unsur atauanggota kata. Berbedadengan suatu katapolimorfemis dimanamorfem-morfem yangmenjadi anggota kataini mengalami peristiwapembentukansebelumnya. Peristiwapembentukan inidisebut prosesmorfologis.

Berdasarkanpendapat di atas dapatdisimpulkan bahwaproses morfologi adalahproses pembentukankata sehinggamenghasilkan kata yangbaru melalui prosespembentukan,penggabungan,pengulangan,

Page 21: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

154

pembubuhan afiksmaupun pemendekankata. Proses morfologiini menjadi prosespembentukan kata yangdapat dijadikan kalimatsehingga dapatmenghadirkan katabaru.

f. MorfofonemikTarigan (2009: 26)

menyebutkan bahwamorfofonemik atau yangbiasa disebut morfofonologiadalah ilmu yang menelaahmorfofonem (atau biasajuga disingkat menjadimorfofonem).Heatherington (dalamTarigan,2009: 26)menyebutkan bahwamorfofonologi adalah telaahumum mengenai bidangkebersamaan antara bunyidan bentuk kata. Ramlan(dalam Tarigan, 2009: 26)morfofonemik mempelajariperubahan-perubahanfonem yang timbul sebagaiakibat pertemuan morfemdengan morfem lain. Arifindan Junaiyah (2007: 8)mengatakan bahwa prosesmofofonemik adalah prosesberubahnya suatu fonemmenjadi fonem lain sesuaidengan fonem awal katayang bersangkutan.

Ramlan (1983: 73)menyatakan bahwamorfofonemik mempelajariperubahan-perubahanfonem yang timbul sebagaiakibat pertemuan morfemdengan morfem lain. Chaer(2008: 43) mengatakanbahwa morfofonemik(disebut juga morfonologiatau morfofonologi) adalahkajian mengenai terjadinya

perubahan bunyi atauperubahan fonem sebagaiakibat dari adanya prosesmorfologi, baik prosesafiksasi, proses reduplikasi,maupun proses komposisi.

Soekemi dkk (1996:14) menyebutkan bahwamorfofonemik adalah salahsatu cabang linguistik yangmenyelidiki perubahan-perubahan morfofonemik.Perubahan morfofonemikadalah perubahan fonemikyang disebabkan olehpenggabungan dua ataulebih morfem menjadi satukata.

Chaer (2008: 43)menyatakan bahwa dalambahasa Indonesia adabeberapa jenis perubahanfonem berkenaan denganproses morfologi.Diantaranya adalah proses:1) Pemunculan fonem,

yakni munculnya fonem(bunyi) dalam prosesmorfologi yang padamulanya tidak ada.

2) Pelesapan fonem, yaknihilangnya fonem dalamsuatu proses morfologi.

3) Peluluhan fonem, yakniluluhnya sebuah fonemserta disenyawakandengan fonem laindalam suatu prosesmorfologi.

4) Perubahan fonem, yakniberubahnya sebuahfonem atau sebuahbunyi, sebagai akibatterjadinya prosesmorfologi.

5) Pergeseran fonem,yakni berubahnya posisisebuah fonem dari satusuku kata ke dalamsuku kata yang lainnya.

Page 22: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

155

Tarigan (2009: 26)menyebutkan bahwamengenai prosesmorfofonemik dalambahasa Indonesia, makaterdapat tiga hal yangpenting, yaitu: a) prosesperubahan fonem, b)proses penambahanfonem, c) prosespenanggalan fonem.Ramlan (1983: 73)menyebutkan bahwadalam bahasa Indonesiasedikit-dikitnya terdapattiga prosesmorfofonemik, ialah: 1)proses perubahanfonem, 2) prosespenambahan fonem, 3)proses hilangnya fonem.

g. Kesalahan berbahasatataran morfologiSetyawati (2010: 49)

menyatakan bahwa baikragam tulis maupun ragamlisan dapat terjadi kesalahanberbahasa dalampembentukan kata atautataran morfologi.Kesalahan berbahasa dalamtataran morfologidisebabkan oleh berbagaihal. Klasifikasi kesalahanberbahasa dalam tataranmorfologi antara lain: (a)penghilangan afiks, (b)bunyi yang seharusnyaluluh tetapi tidakdiluluhkan, (c) peluluhanbunyi yang seharusnyatidak luluh, (d) penggantianmorf, (e) penyingkatanmorf mem-, men-, meng-,meny, dan menge-, (f)pemakaian afiks yang tidaktepat, (g) penentuan bentukdasar yang tidak tepat, (h)penempatan afiks yangtidak tepat pada gabungan

kata, dan (i) pengulangankata majemuk yang tidaktepat.

Setyawati (2010: 50-73) memaparkan satu persatu wujud kesalahantersebut.1) Penghilangan afiks

a) Penghilanganprefiks meng-

Kita seringmenjumpai dalamtulisan adanyagejala penghilanganprefiks meng- padakata bentukan. Halini terjadidisebabkan olehpenghematan yangsebenarnya tidakperlu terjadi karenajustru merupakanpemakaian yangsalah. Dalam bahasakita memang adaistilah “ekonomibahasa”, artinya kitaharus dapatmenggunakan katasehemat mungkin,namun penghematanini jangan sampaimerusak kaidahbahasa. Bentuk-bentukpenghilanganawalan meng- inidapat dibenarkanhanya pada kepalaberita dalam suratkabar atau mediacetak; sedangkanpada beritanya ataupada tulisan resmilainnya bentukpenghilanganawalan meng- initidak dibenarkan.

b) Penghilanganprefiks ber-

Page 23: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

156

Pemakai bahasaIndonesia seringmenghilangkanprefiks ber- padakata-kata bentukan.Prefiks ber- yangtidak dieksplisitkan,tentu saja tidakbenar. Sesuai kaidahbahasa Indonesiayang baku, dalampredikat harusdieksplisitkan.

2) Bunyi yang seharusnyaluluh tidak diluluhkan.

Kata dasar yangberfonem awal /k/, /p/,/s/, atau /t/ tidak luluhjika mendapat perfiksmeng- atau peng-.Dalam kaidah bahasaIndonesia, bunyi /k/, /s/,dan /t/ yang tidak luluhhanyalah pada kata-kataserapan dari bahasaasing yang masih terasakeasingannya.

3) Peluluhan bunyi yangseharusnya tidak luluh.a) Peluluhan bunyi /c/

yang tidak tepatKata dasar yang

berfonem awalbunyi /c/ seringmenjadi luluh jikamendapat prefiksmeng-. Berdasarkankaidah pembentukankata, jika prefiksmeng- melekat padakata dasar yangberfonem awal /c/,maka alomorfprefiks meng adalahprefiks men- bukanprefiks mny-.Peluluhan bunyi /c/itu kemungkinandisebabkan adanya

pengaruh daribahasa daerah.

b) Peluluhan bunyi-bunyi guguskonsonan yang tidaktepat.

Pembelajarsering menemuipemakaian kata-katabentukan yangberasal darigabungan prefiksmeng- dan katadasar berfonem awalgugus konsonan.Penggabungantersebut meluluhkangugus konsonan.Gugus konsonan/pr/, /st/, /sk/, /tr/,/sp/, dan /kl/ padaawal kata dasartidak luluh jikadilekati prefiksmen-.

4) Penggantian Morfa) Morf menge-

tergantikan morflain

Penggantianmorf menge-menjadi morf yanglain sering dijumpaidalam pemakaianbahasa sehari-hari.Prefiks meng- akanberalomorf menjadimenge jika prefikstersebut melekatpada kata dasarbersuku satu.Demikian juga jikakata dasar itu diberiprefiks per- atauper-/-an/ akanmenjadi penge- ataupenge-/-an.b) Morf be-

tergantikan morfber-

Page 24: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

157

Kesalahanberbahasa dalampembentukan katadapat diamati padapemakaian morf be-yang tergantikanmorf ber-. Jikamelekat pada katadasar berfonem awal/r/ dan melekat padakata dasar yangsuku katapertamanya berakhirdengan ataumengandung unsur[er] akan beralomorfmenjadi be-.c) Morf bel-

tergantikan morfber-.

d) Morf pel- yangtergantikan morfper-.

e) Morf pe- yangtergantikan morfper-.

f) Morf te-tergantikan morfter-.

5) Penyingkatan Morfmem-, men-, meng-,meny-, dan menge-.

Salah satumorfem terikatpembentuk verbayang sangatproduktif dalambahasa Indonesiaadalah prefiks meng-. Alomorf prefiksmeng- adalah me-,mem-, men, meng-,meny-, dan menge.Mungkin karenapengaruh bahasadaerah, pemakaibahasa seringmenyingkat morfmem-, men-, meng-,meny-, dan menge-,

menjadi m-,n-, ng,ny, dan nge-.Penyingkatantersebut sebenarnyaadalah ragam lisanyang dipakai dalamragam tulis.Pencampuradukanragam lisan danragam tulismenghasilkanpemakaian bentukkata yang salah.

6) Penggunaan Afiksyang tidak tepata) Penggunaan

prefiks ke-.Pada

kenyataan sehari-hari orang seringmemakaibentukan katayang berprefikske- sebagaipadanan katayang berprefister-. Kesalahantersebut terjadikarenakekurangcermatan dalam memilihprefiks yangtepat. Padaumumnyadikarenakandipengaruhi olehbahasa daerah(Jawa atauSunda). Bentukanyang baku dalambahasa Indonesiaadalahmenggunakanprefiks ter-.

b) Penggunaansufiks –ir

Penggunaanbahasa Indonesiamasih cukupbanyak pemakai

Page 25: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

158

bahasa yangmenggunakanafiks dari bahasaasing, salahsatunya adalahsufiks –ir.Sebagaipenggantinya kitamenggunakanunsur serapanyang berasal daribahasa inggris.

c) Penggunaansufiks –isasi.

Sufiks –isasiyang digunakandalam bahasaIndonesia berasaldari –isatie(Belanda) atauization (Inggris).Unsur itusebenarnya tidakdiserap secaraterpisah atautersendiri kedalam bahasaIndonesia, tetapiunsur itu ada didalam pemakaianbahasa Indonesiakarena diserapbersama-samadengan bentukdasar yangdilekatinya. Parapemakai bahasatampaknyakurang menyadarikeadaan itu, padaumumnya,pemakai bahasatetapberanggapanbahwa-isasimerupakan sufiksyang dapatdigunakan dalambahasa Indonesia.

Mengingatbahwa sufiksasing –isatie dan-ization tidakdiserap ke dalambahasa Indonesiamenjadi –isasi,sebaiknya sufiksitu pun tidakdigunakan dalampembentukankata baru bahasaIndonesia.Sejalan dengankebijakan bahasayang kita anut,unsur asing yangada padanannyadi dalam bahasaIndonesia tidakdiserap. Hal itudapatmengganggupengembanganbahasa Indonesia.Sejalan denganhal itu,sebenarnya kitadapatmenggunakanafiks dalambahasa Indonesiauntukmenghindaripemakaian unsur–isasi.

7) Penentuan bentukdasar yang tidaktepat.a) Pembentukan

kata dengankonfiks di-...-kan.

b) Pembentukankata denganprefiks meng-.

c) Pembentukankata dengansufiks –wan.

Page 26: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

159

8) Penempatan afiksyang tidak tepatpada gabungan kata

Pembentukankata denganmembubuhkan afikspada kata dasar yangberupa gabungankata masih seringpula dilakukansecara tidak tepat.Sejalan dengankaidahpenggabungan katabila mendapatprefiks dan sufikssekaligus; makaprefiks tersebutdilekatkan di depan(sebelum) katapertama dan sufiksdilekatkan di akhir(setelah) kata keduadengan penulisanserangkai.

9) Pengulangan katamajemuk yang tidaktepat

Tim penyusunkamus (dalamSetyawati, 2010: 72)menyatakan bahwakata majemukmerupakangabungan morfemdasar yangseluruhnya berstatussebagai kata yangmempunyai polafonologis,gramatikal, dansemantis yangkhusus menurutkaidah bahasa yangbersangkutan.Gabungan morfemdasar tersebut adayang sudah berpadubenar dan ada pulayang dalam proses

berpadu secaralengkap atau utuh.Kata majemuk yangsudah dianggapberpadu benar jikadiulang,pengulangannyaberlaku seluruhnya.Kata majemuk yangbelum berpadu benardalam penulisannyamasih terpisah jikadiulang sebagianatau diulangseluruhnya.

3. Hakikat Skripsia. Pengertian Skripsi

Tanjung dan Radial(2005: 2) menyatakanbahwa skripsi dan tesismerupakan hasil penelitianlapangan adalah jenispenelitian yang berorientasipada pengumpulan dataempiris dilapangan.Ditinjau dari pendekatanyang digunakan, penelitianlapangan dapat dibedakanmenjadi dua macam, yaitupenelitian kualitatif danpenelitian kuantitatif.

Surakhmad (dalamDalman, 2014: 249)menyatakan bahwa skripsiadalah karya tulis di tingkatsarjana muda(biasanyadijadikan sebagai syaratuntuk ujian sarjana muda),yang umumnya didasarkanatas penyelidikan bahan-bahan bacaan atauobservasi lapangan.Sudarmadji (dalam Dalman,2014: 249) mengemukakanbahwa skripsi merupakankarya ilmiah resmi yangditulis oleh mahasiswadalam rangkamenyelesaikan studi padaprogram sarjana.

Page 27: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

160

Suryadi (dalamDalman, 2014: 250)mengemukakan bahwaskripsi adalah karya tulis ditingkat sarjana muda, yangumumnya didasarkan ataspenyelidikan bahan-bahanbacaan atau observasilapangan. Dalman (2014:250) menyatakan bahwaskripsi adalah suatu karyailmiah yang menyajikanfakta serta mengulas suatutopik yang lebih rinci danmendalam, yang merupakansalah satu syarat untukmenyelesaikan programsarjana (strata satu/S1).

Berdasarkan pendapatdi atas dapat disimpulkanbahwa skripsi adalahlapaoran hasil penelitianmahasiswa gunamenyelesaikan persyaratankelulusan studi stratasat/S1. Pembuatan skripsisesuai dengan bidangjurusan yang diambil olehmahasiswa.

b. Ruang Lingkup SkripsiNida (dalam Dalman,

2014: 250) berpendapatbahwa ruang lingkupskripsi meliputi:1) Penelitian dasar

Penelitian dasaradalah penelitian murniterhadap sesuatu karenaada perhatian dankeingintahuan terhadaphasil suatu aktivitas.

2) Penelitian TerapanPenelitian terapan

adalah penelitian yangmenggunakan practicalreasoning untukmenjawab sesuatumasalah yang timbulpada suatu ketika, agardapat melakukan

sesuatu dengan lebihbaik.

3) Penelitian KorelasionalPenelitian

korelasional adalahpenelitian yangbertujuan untukmengetahui adatidaknya hubungan darisuatu fenomena, dankalau ada beberapabesar derajathubungannya, antarabeberapa variabel yangditeliti, walaupun tidakdapat diketahui apakahhubungan tersebutadalah hubungan sebabakibat ataupun bukan.

4) Penelitian kausalkomparatif

Penelitian kausalkomparatif adalahpenelitian yangbertujuan untukmengetahuikemungkinan adanyaakibat yang ada,kemudian mencarikembali faktor yangdiduga menjadipenyebabnya, melaluipengumpulan datadengan melakukanperbandingan di antaradata-data yangterkumpul/diteliti.

5) Penelitianeksperimental

Penelitianeksperimental adalahpenelitian yangbertujuan untukmengetahuikemungkinan adanyahubungan sebab akibatdengan caramemberikan satu ataulebih perlakuan kepadasatu atau lebih

Page 28: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

161

kelompokeksperimental danmembandingkan dengansatu atau lebihkelompok kontrol yangtidak diberikanperlakuan.

6) Penelitian analitisPenelitian analitis

adalah suatu penelitianyang menganalisis datayang mengarah kepadasuatu kesimpulan suatupopulasi, bersifatinferensial.

c. Tujuan Menulis SkripsiSastrohoetomo (dalam

Dalman, 2014: 252)menyebutkan bahwa tujuanmenulis skripsi adalahsebgai berikut:1) Mahasiswa mampu

menyusun dan menulissuatu karya ilmiah,sesuai dengan bidangilmu yang ditempuh.

2) Mahasiswa mampumelakukan penelitianmulai dari merumuskanmasalah, mengolahdata, mengumpulkandata, menganalisis,menarik suatukesimpulan.

3) Membantu mahsiswamenyampaikan,menggunakan,mengaplikasikan ilmudan pengetahuan yangdiperoleh menjadi suatusistem yang terpaduuntuk pengembanganilmu.Andri KR, dkk (dalam

Dalman, 2014:253)mengemukakan bahwatujuan skripsi adalahmelatih mahasiswa untukmelakukan penetian secarautuh, mulai dari mengenal

dan merumuskan masalah,merumuskan tujuanpenelitian dan hipotesis,merancang cara(metodologi) pengumpulan& analisis dat, menulislaporan penelitian danmempertanggungjawabkanhasilnya secara akademik.Dalman (2014: 253)menyatakan bahwa tujuanpenulisan skripsi adalahmelatih dan membentukketerampilan mahasiswadalam bidang tertentu yangdiminatinya sehinggamampu menjadi sarjanayang handal dalambidangnya.

d. Karakteristik SkripsiKomarudin (dalam

Dalman, 2014: 253)mengemukakan bahwaskripsi harusmengemukakan kenyataan-kenyataan itu dengan dasarlogika. Artinya, ia harusmemandangnya darikonstruksi sebab-akibat.Tidak sekedar mengetahuikenyataan, tetapimemahami kenyataantersebut dalam hubungansebab-akibat. Agarpenafsiran dan analisisdalam skripsi itu tepat,diperlukan laporan tentangperistiwa dan kenyataanyang sah yang tidakmungkin diragukan lagi.

Komarudin (dalamDalman, 2014: 253)mengemukakan bahwabeberapa karakteristikpokok yang perlu dimilikidalam penyusunan skripsimahasiswa, antara lain:1) Disusun berdasarkan

pengamatan lapangan.

Page 29: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

162

2) Ditulis denganmenggunakan bahasaIndonesai yang baik danbenar berdasarkan ejaanyang disempunakan.

3) Bidang kajiandifokuskan terhadapprogram studi yangmahasiswa tempuh.

4) Merupakan karya aslihasil penelitian ilmiahyang berkualitas danbukan hasil karya oranglain ataupun hasilplagiat.

5) Tebal skripsi minimal45 halaman (tidaktermasuk lampiran)

6) Penulisan skripsiberbobot 6 SKS.Hendra (dalam Dalman,

2014: 254) menyatakan bahwapada dasarnya ada tiga halyang penting dan merupakankarakteristik pokok skripsiyang wajib dimiliki olehpenyusun skripsi antara lainadalah:

1) Disusun berdasarkanhasil kajian literatur dan/atau pengamatanlapangan.

2) Disusun denganmenggunakan bahasaIndonesia yang baik danbenar berdasarkan ejaanyang disempurnakan.

3) Bidang kajiandifokuskan kepadapermasalahan ekonomidan upayapemecahannya, baikdalam lingkup mikromaupun makro.

Dalman (2014: 254) menemukakanbahwa di dalam menulis skripsi, hal utamayang perlu dilakukan adalam membacaliteratur dan survei lapangan sehingga kitamampu menemukan masalah yang dapat

dijadikan sebagai topik/judul skripsi.Berawal dari temuan masalah tersebut, kitadapat mengembangkannya menjadi sebuahproposal penelitian dan kemudiandilakukan penelitian, lalu hasil penelitiantersebut diolah menjadi sebuah skripsisesuai dengan tata aturan penulisan skripsiyang berlaku.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenispenelitian.…

A. Tempat dan WaktuPenelitian1. Tempat Penelitian

Penelitian denganjudul “AnalisisKesalahan BerbahasaTataran Morfologidalam SkripsiMahasiswa PBSI IKIPPGRI MADIUN TahunAkademik 2013/2014”dilakukan di rumahpeneliti Jalan KartiniRt.04 Rw.02 DesaUteran, KecamatanGeger, KabupatenMadiun danperpustakaan IKIPPGRI MADIUN jalanSetia Budi No. 85Madiun.

2. Waktu PenelitianPenelitian ini

dilakukan selama 5bulan, mulai bulanFebruari sampai denganbulan Juni 2015.Dengan pembagianwaktu sebagai berikut:a. Pengumpulan data.b. Analisis dan

penyimpulan.c. Laporan.

B. Pendekatan dan JenisPenelitian1. Pendekatan Penelitian

Page 30: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

163

Pendekatan yangdigunakan dalampenelitian ini adalahdeskriptif kualitatif. Datayang dikumpulkanberupa kata-kata, kalimatatau gambar yangmemiliki arti lebih darisekedar angka ataufrekuensi (Sutopo,2002:35) . Penelitian inibertujuan untukmengidentifikasikankesalahan berbahasatataran morfologi padaskripsi mahasiswa PBSIIKIP PGRI MADIUNTahun Akademik2013/2014.

2. Jenis PenelitianJenis penelitian yang

digunakan dalampenelitian ini adalahpenelitian deskriptifkualitatif. Sutopo (2002:111) menyatakan bahwapenelitian deskriptifmengarah padapendeskripsian secararinci dan mendalammengenal potret kondisitentang apa yangsebenarnya terjadimenurut apa adanya dilapangan studinya.Moleong (2007: 6)menyatakan bahwapenelitian kualitatifadalah penelitian yangbermaksud untukmemahami fenomenatentang apa yang dialamioleh subjek penelitian,misalnya perilaku,persepsi, motivasi,tindakan, dan lainsebagainya. Jadi dapatdisimpulkan bahwapenelitian kualitatifadalah penelitian yang

berawal dari fenomenasosial (perilaku,motivasi, tindakan, danlain-lain) dan diharapkanmenghasilkan kata-kata(teori-teori) baru.

C. Data dan Sumber Data1. Data

Data yang dipakaidalam penelitian iniberupa datadokumentasi dariskripsi mahasiswa PBSIIKIP PGRI MADIUN.Data tersebut berupakata-kata yangmerupakan kesalahanserta perbaikan analisiskesalahan berbahasatataran morfologi.

2. Sumber DataSumber data

penelitian ini adalahSkripsi MahasiswaPBSI IKIP PGRIMADIUN TahunAkademik 2013/2014.Peneliti hanyamengambil sampel yangdianggap mewakili dariobjek penelitian.

D. Teknik PengumpulanData

Sugiyono (2014: 62)menyatakan bahwa teknikpengumpulan datamerupakan langkah yangpaling strategis dalampenelitian, karena tujuanutama dari penelitian adalahmendapatkan data. Tanpamengetahui teknikpengumpulan data, makapeneliti tidak akanmendapatkan data yangmemenuhi standar datayang ditetapkan. Biladilihat dari segi cara atauteknik pengumpulan datadapat dilakukan dengan

Page 31: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

164

observasi (pengamatan),interview (wawancara),kuesioner (angket),dokumentasi dan gabungankeempatnya.

Dalam penelitian inipeneliti mengumpulkansumber data melaluidokumen atau arsip.Dokumen atau arsip yangdiambil adalah skripsi.Dokumen atau arsiptersebut yaitu analisiskesalahan berbahasa tataranmorfologi dalam skripsimahasiswa PBSI IKIPPGRI MADIUN.

E. Prosedur Penelitian1. Tahap Persiapan

Dalam tahappersiapan, penelitimelakukan kegiatanpenelitian sebagaiberikut:a. Mengajukan judul

penelitianb. Mengajukan

proposal penelitianc. Mencari dan

mempelajari sumber-sumberpustaka.

2. Tahap PelaksanaanDalam tahap

pelaksanaan, penelitimelakukan kegiatanpenelitian sebagaiberikut:a. Menelaah objek

penelitian, yaituanalisis kesalahanberbahasa tataranmorfologi dalamskripsi mahasiswaPBSI IKIP PGRIMADIUN TahunAkademik2013/2014.

b. Mengumpulkan databerdasarkan masalahpenelitian.

c. Menganalisis datapenelitian.

3. Tahap pelaporanDalam tahap

pelaporan, penelitimelakukan kegiatanpenelitian sebagaiberikut:a. Menyusun hasil

penelitian.b. Melaporkan hasil

penelitian.F. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan datamerupakan kegiatan pentingbagi peneliti dalam upayamenjamin dan meyakinkanpihak lain bahwa temuanpenelitiannya benar-benarabsah. Usaha-usaha yangdapat ditempuh olehpeneliti untuk memperolehkeabsahan data penelitianadalah dengan menelitikredibilitas temuanmenggunakan tekniktrianggulasi. Patton (dalamH.B Sutopo, 2002: 78)menyatakan bahwa adaempat macam tekniktrianggulasi, yaitutrianggulasi data (datatriangulation), trianggulasipeneliti (investigatortriangulation), trianggulasimetodologis(methodologicaltriangulation), dantrianggulasi teoretis(theoretical triangulation).

Dalam penelitian inipeneliti menggunakantrianggulasi data, yaitupengumpulan data yangmenggunakan beragamsumber data yang tersedia.Artinya, data yang sama

Page 32: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

165

atau sejenis, akan lebihmantap kebenarannya biladigali dari beberapa sumberdata yang berbeda.

Gambar 3.1 TabelTrianggulasi Data

G. Teknik Analisis DataSugiyono (2014: 89)

menyatakan bahwa analisisdata adalah proses mencaridan menyusun secarasistematis data yangdiperoleh dari hasilwawancara, catatanlapangan, dan dokumentasi,dengan caramengorganisasikan data kedalam kategori,menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,menyusun ke dalam pola,memilih mana yang pentingdan yang akan dipelajari,dan membuat kesimpulansehingga mudah difahamioleh diri sendiri maupunorang lain. Teknik analisisdata yang digunakan dalampenelitian ini adalahanalisis isi (contentanalysis). Bungin (2007:155) menyatakan bahwaanalisis isi (contentanalysis) adalah teknikpenelitian untuk membuatinferensi-inferensi yangdapat ditiru (replicable),dan sahih data denganmemerhatikan konteksnya.

Sutopo (2002: 91-93)mengemukakan bahwaterdapat tiga komponen

utama yang harus dipahamioleh setiap penelitikualitatif. Tiga komponentersebut adalah:1. Reduksi data

Merupakankomponen pertamadalam analisis yangmerupakan prosesseleksi, pemfokusan,penyederhanaan, danabstraksi data darifieldnote.

2. Sajian dataSebagai komponen

analisis kedua, sajiandata merupakan suaturakitan organisasiinformasi, deskripsidalam bentuk narasiyang memungkinkansimpulan penelitiandapat dilakukan.

3. Penarikan simpulan danverifikasi

Verifikasi dapat berupakegiatan yang dilakukan dengan lebihmengembangkan ketelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang berupa SuratLamaran Kerja …

1. Kesalahan penggantian morfmeng- tergantikan morf lain.Penggantian morf menge-menjadi morf yang lain seringdijumpai dalam pemakaianbahasa sehari-hari. Prefiksmeng- akan beralomorfmenjadi menge- jika prefikstersebut melekat pada katadasar bersuku satu.

Kalimat yang dituliskandalam skripsi pertama padahalaman 30 terdapat kesalahanberupa penggunaan morf meng-yang dituliskan pada bentukan

Data Dokumen/arsip

Contentanalysis

Page 33: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

166

dasar fokus. Bentukan dasarfokus mendapat konfiks meng-...-kan seharusnya dituliskanmenjadi memfokuskan bukanmengfokuskan. Oleh karenaitu bentukan kata tersebut salahsehingga perlu pembenaranyaitu menjadi memfokuskan.

2. Kesalahan dalampenyingkatan morf meny-.Salah satu morfem terikatpembentuk verba yang sangatproduktif dalam bahasaIndonesia adalah prefiks meng-.Alomorf prefiks meng- adalahme-, mem-, men, meng-, meny-, dan menge. Mungkin karenapengaruh bahasa daerah,pemakai bahasa seringmenyingkat morf mem-, men-,meng-, meny-, dan menge-,menjadi m-,n-, ng, ny, dan nge-. Penyingkatan tersebutsebenarnya adalah ragam lisanyang dipakai dalam ragam tulis.Pencampuradukan ragam lisandan ragam tulis menghasilkanpemakaian bentuk kata yangsalah.

Kalimat yang dituliskanpada skripsi pertama padahalaman 72 terdapat kesalahanberupa penyingkatan morfmeny- ang dituliskan padabentukan dasar sambung.Bentukan dasar sambungmendapat prefiks meny-seharusnya ditulismenyambung tetapi padakalimat tersebut bentukansambung dituliskannyambung. Terlihat padabentukan kata nyambungmengalami penyingkatanterpengaruh bahasa daerah. Jadipembenaran bentukan katatersebut adalah menyambung.

3. Penentuan bentuk dasar yangtidak tepat (pembentukan

kata dengan konfiks di-...-kan).Bentukan kata dengan konfiksdi-...-kan dalam bahasaIndonesia belum seluruhnyabenar. Bentukan kata jikadirangkaikan dengan konfiksdi-...-kan apabila digunakandalam bahasa Indonesia harusdiubah ke struktur yang benar.Kalimat yang dituliskan padaskripsi pertama halaman 72terdapat kesalahan berupapenentuan bentuk dasar yangtidak tepat dengan konfiks di-...-kan. Bentukan katadinampakkan terpengaruhbahasa daerah sehinggaseharusnya dituliskandiperlihatkan. Katadinampakkan tersebutmerupakan kata yangberstruktur bahasa daerah dantidak baku bila dipergunakandalam kalimat yang bersifatformal. Bentukan tersebutpembenarannya adalahdiperlihatkan.

4. Peluluhan bunyi yangseharusnya tidak luluh(peluluhan bunyi /a/ yangtidak tepat).Kata dasar yang berfonem awalbunyi /a/ sering menjadi luluhjika mendapat prefiks peng-.Peluluhan bunyi /a/ itukemungkinan disebabkanadanya pengaruh dari bahasadaerah.

Kalimat yang dituliskanpada skripsi kedua halaman 39terdapat kesalahan berbahasatataran morfologi berupapeluluhan bunyi /a/ yangseharusnya tidak diluluhkan.Bentukan penglokasianterdapat peluluhan bunyi /a/dimana seharusnya bunyi /a/dituliskan dan tidak diluluhkan.Bentukan penglokasian

Page 34: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

167

pembenaran yang benar adalahpengalokasian. Jadi bentukantersebut mengalami peluluhanyang tidak tepat.

5. Penggantian Morf- (morfper- yang tergantikan morfpe-).Kesalahan penggantian morfper- yang tergantikan morf pe-jika melekat pada kata dasaryang suku kata pertamanyaberakhir dengan ataumengandung /b/ makaalomorfnya per- bukan pe-.

Kalimat yang terdapat padaskripsi ketiga halaman 13terdapat kesalahan berupapenggantian morf per- menjadipe-. Bentukan dasar bedamendapat awalan per-...-anseharusnya ditulis perbedaanbukan pembedaan. Bentukantersebut mengalami kesalahandalam penggunaan morf.Pembenaran dalam bentukantersebut adalah perbedaan.

6. Penentuan bentuk dasar yangtidak tepat (pembentukankata dengan konfiks me-...-kan).Pengguna bahasa seringmenggunakan kata bentukanyang salah karena salahmenduga atau salah mengiraasal bentuk dasarnya hanyakarena bentuk itu sudah lazimdigunakan.

Kalimat yang terdapat padaskripsi ketiga halaman 33,terdapat kesalahan berupapenentuan bentuk dasar yangtidak tepat dengan konfiks me-...-kan. Bentukan sebabmendapat konfiks me-...-kanyang seharusnya dituliskanmenyebabkan. Karena me-mempunyai alomorf meny-sehingga harusnya dituliskanmenyebabkan. Kata sebab pada

halaman 33 tersebut tidakmenambahkan akhiran -kanhanya dituliskanmenyebabsehingga kurangtepat. Jadi pembenaranbentukan tersebut adalahmenyebabkan.

7. Penghilangan Afiks(Penghilangan Prefiks di-).Sering dijumpai dalam tulisanadanya gejala penghilanganprefiks di- pada kata bentukan.Hal ini terjadi disebabkan olehpenghematan yang sebenarnyatidak perlu terjadi karena justrumerupakan pemakaian yangsalah.

Kalimat yang terdapat padaskripsi keempat halaman 5,terdapat kesalahan tataranmorfologi berupa penentuanbentuk dasar dengan konfiksdi-...-kan. Bentukan terapkanmenggunakan akhiran –kannamun menghilangkan awalandi- seharusnya kata terapkandituliskan diterapkan. Jadipembenaran bentukan tersebutadalah diterapkan.

Kalimat yang terdapat padaskripsi kedelapan halaman 6mempunyai kesalahan yangsama berupa pembentukan katadengan konfiks di-...-kan padakata karena. Bentukan karenahanya mendapat akhiran –kansehingga menjadi karenakan.Namun bentukan tersebutsalah, seharusnya diberikanawalan di- agar bentukantersebut benar. Jadipembenaran bentukan katatersebut adalah dikarenakan.

8. Peluluhan bunyi yangseharusnya tidak luluh(peluluhan bunyi /k/ yangtidak tepat).Kata dasar yang berfonem awalbunyi /k/ sering kita lihat

Page 35: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

168

menjadi luluh jika mendapatprefiks meng-Kalimat yang terdapat padaskripsi kelima halaman 24,terdapat kesalahan tataranmorfologi berupa peluluhanbunyi /k/. Bentukan katakondisi mendapat awalanmeng-...-kan namun mendapatpeluluhan bunyi /k/. Bentukankondisi dituliskanmengondisikan yang benarseharusnya adalahmengkondisikan. Oleh karenaitu pembenaran katamengondisikan adalahmengkondisikan.

9. Peluluhan bunyi yangseharusnya tidak luluh(peluluhan bunyi /p/ yangtidak tepat).Kata dasar yang berfonem awal/p/ sering dijumpai menjadiluluh jika mendapat prefiksmem-. Peluluhan bunyi tersebutmungkin disebabkan adanyapengaruh bahasa daerah.

Kalimat yang terdapat padaskripsi keenam halaman 6, 14,15, 18,dan 75, terdapatkesalahan berupa peluluhanbunyi /p/ yang tidak tepat.Bentukan memeroleh,memelajari, dan memercayaimengalami peluluhan bunyi /p/yang seharusnya tidak luluhapabila mendapat konfiks.Bentukan kata tersebutharusnya dituliskanmemperoleh, mempelajari,dan mempercayai. Jadipembenaran bentukan tersebutadalah memperoleh,mempelajari dan mempercayai.

Kalimat yang terdapat padaskripsi ketujuh halaman 18, 39,dan 70 mempunyai kesalahanyang sama seperti pada skripsikeenam yaitu peluluhan bunyi/p/. Bentukan yang mengalami

peluluhan adalah bentukmemeroleh. Bentukanmemeroleh seharusnyadituliskan memperolehsehingga kalimat pada halamantersebut benar.

Kalimat yang terdapat padaskripsi kedelapan halaman 27mempunyai kesalahan yangsama yaitu peluluhan bunyi /p/pada bentukan memelajari.Bentukan memelajari harusnyaditulskan mempelajari sehinggabunyi /p/ tidak luluh. Jadipembenaran pada bentukantersebut adalah mempelajari.

10. Penggantian morf (morf ber-tergantikan dengan morf pel-).Kasus kesalahan ditemukanpada pemakaian morf ber- yangtergantikan morf pel-.

Kalimat yang terdapat padaskripsi keenam halaman 11 dan16 mempunyai kesalahanberupa penggantian morf ber-menjadi morf pel- padabentukan pelbagai. Bentukanbagai mendapat awalan pel-menjadi pelbagai, seharusnyadituliskan menggunakan morfber- sehingga menjadiberbagai. Jadi pembenaranpada kata tersebut adalahberbagai.

11. Peluluhan bunyi yangseharusnya tidak luluh(peluluhan bunyi /c/ yangtidak tepat.Kata dasar yang berfonem awalbunyi /c/ sering dilihat menjadiluluh jika mendapat prefiksmeng-. Peluluhan bunyi /c/ itukemungkinan disebabkanadanya pengaruh dari bahasadaerah.

Kalimat yang terdapat padaskripsi keenam halaman 38mempunyai kesalahan berupapeluluhan bunyi /c/ pada kata

Page 36: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

169

menyontoh. Bentukanmenyontoh seharusnya tidakmengalami peluluhan bunyi /c/namun pada kalimat mengalamipeluluhan. Oleh karena ituperlu dibenarkan menjadimencontoh.

12. Penentuan bentuk dasar yangtidak tepat (pembentukankata dengan konfiks ke-...-an).Pengguna bahasa seringmenggunakan kata bentukanyang salah karena mendugaatau salah mengira asal bentukdasarnya hanya karena bentukitu sudah lazim digunakan.

Kalimat yang terdapat padaskripsi kedelapan halaman 66 mempunyaikesalahan tataran morfologi berupapembentukan kata dengan konfiks ke-...-anpada kata kemarah. Bentukan kemarahseharusnya mendapat konfiks ke-...-ansehingga menjadi kemarahan. Namun padakalimat yang terdapat pada halamantersebut kata marah hanya diberi awalanke- tanpa akhiran –an sehingga menjaditidak benar. Jadi pembenaran bentukantersebut adalah kemarahan.

SIMPULANTerdapat 26 kesalahan yang sama

pada SLK …1. Berdasarkan hasil penelitian

ditemukan beberapa kesalahanberbahasa tataran morfologipada skripsi mahasiswa IKIPPGRI Madiun TahunAkademik 2013/2014 sebagaiberikut:a. Kesalahan dalam

penggunaan morf meng-.Ditemukan kesalahan

tersebut sebanyak 1 katapada skripsi pertama yangdibaca oleh peneliti padahalaman 30.

b. Kesalahan dalampenyingkatan morf meny-.

Ditemukan kesalahantersebut sebanyak 1 katapada skripsi pertama yangdibaca oleh peneliti padahalaman 72.

c. Penghilangan Afiks(Penghilangan Prefiks di-)

Ditemukan kesalahantersebut sebanyak 3 katapada skripsi pertama,keempat dan kedelapanyang dibaca oleh peneliti.Halaman 72 skripsipertama, halaman 5 skripsikeempat, dan halaman 6skripsi kedelapan.

d. Peluluhan bunyi yangseharusnya tidak luluh(Peluluhan bunyi /a/, /c/,/k/, dan /p/)

Ditemukan kesalahantersebut sebanyak 12 katapada skripsi kedua, kelima,keenam, ketujuh dankedelapan yang dibaca olehpeneliti. Halaman 39 skripsipertama, halaman 24 skripsikelima, halaman6,14,15,18,38, dan 75skripsi keenam , halaman18,39, dan 70 skripsi ketujuh, halaman 27 skripsikedelapan.

e. Penggantian Morf (Morfper- tergantikan morf pe-,Morf ber tergantikan morfpel-)

Ditemukan kesalahantersebut sebanyak 3 katapada skripsi ketiga dankeenam. Halaman 13 padaskripsi ketiga dan halaman11,16 pada skripsi keenamyang dibaca oleh peneliti.

f. Penentuan bentuk dasaryang tidak tepat(Pembentukan kata dengankonfiks me-...-kan dankonfiks ke-...-an).

Page 37: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

170

Ditemukan kesalahantersebut sebanyak 2 katapada skripsi ketiga dankedelapan. Halaman 33pada skripsi ketiga danhalaman 66 pada skripsikedelapan yang dibaca olehpeneliti.

2. Berdasarkan kesalahan di ataspeneliti melakukan pembenaransebagai berikut:a. Kata mengfokuskan

pembenarannya menjadimemfokuskan.

b. Kata nyambungpembenarannyamenyambung.

c. 1) Kata terapkanpembenarannya diterapkan2) Kata karenakanpembenarannyadikarenakan.

d. 1) Kata penglokasianpembenarannyapengalokasian.2) Kata mengondisikanpembenarannyamengkondisikan.3) Kata memerolehpembenarannyamemperoleh.4) Kata memelajaripembenarannyamempelajari.5) Kata memercayaipembenarannyamempercayai.6) Kata menyontohpembenarannya mencontoh.

e. 1) Kata pembedaanpembenarannya perbedaan.2) Kata pelbagai

pembenarannyaberbagai.

f. 1) Kata menyebabpembenarannyamenyebabkan.

2) Kata kemarah pembenarannyakemarahan.

REFERENSIAchmad dan Abdullah Alek. 2012.

Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga.

Anjarsari Nurvita dkk. 2013. AnalisisKesalahan Pemakaian BahasaIndonesia Dalam KaranganMahasiswa Penutur Bahasa Asing diUniversitas Sebelas Maret.BASASTRAJurnal penelitian bahasasastra indonesia dan pengajarannya.Vol.2 :11-13.(http://www.jurnal.FKIP.UNS.ac.id/index.php/bhs_Indonesia/article/view/2144/1559.com, diunduh05/03/2015 Pukul. 18.06 wib).

Bungin, Burhan. 2007. PenelitianKualitatif: Komunikasi, Ekonomi,Kebijakan Publik, dan Ilmu SosialLainnya. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi bahasaindonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalman. 2014. Keterampilan Menulis.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Herman dan Muis Ba’dulu Abdul. 2004.Morfosintaksis. Jakarta: RinekaCipta.

Junaiyah dan Arifin Zaenal. 2007.Morfologi: bentuk, makna danfungsi. Jakarta: Grasindo.

Moleong Lexy. 2007. MetodologiPenelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset.

Muslich, Masnur. 2010. Tata BentukBahasa Indonesia, Kajian Ke ArahTatabahasa Deskriptif. Jakarta:Bumi Aksara.

Nugraheni Wiwik, Sari Dewi. 2014.Klasifikasi Kesalahan SintaksisEssay Tugas Akhir MahasiswaAkademi Bahasa Asing BorobudurJakarta. Jurnal Ilmiah

Page 38: ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN …

171

Widya(Online),Vol.2:19-24,(http://www.e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-ilmiah/article/view/154/133.com,diunduh 05/03/2015 pukul. 18.25wib).

Radial dan Nur Tanjung Bahdin. 2007.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(proposal, skripsi, dan tesis) danmempersiapkan diri menjadi penulisartikel ilmiah. Jakarta: Kencana.

Ramlan. 1983. Morfologi: Suatu TinjauanDeskriptif. Yogyakarta: CV.Karyono.

Setyawati, Nanik. 2010. AnalisisKesalahan Berbahasa Indonesia.Surakarta: Yuma Pustaka.

Soekemi, Kem dkk. 1996. MetodologiPenelitian Bahasa. Surabaya:UNESA University Press.

Sugiyono. 2014. Memahami PenelitianKualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sutopo. 2002. Metodologi PenelitianKualitatif. Surakarta: SebelasMaret University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. PengajaranMorfologi. Bandung: PercetakanAngkasa.