86
Jilid III Jilid III BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN BOGOR - INDONESIA PUBLIKASI KHUSUS Vol. 3, No. 2, November 2011

Jilid IIIJilidIII

  • Upload
    others

  • View
    47

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jilid IIIJilidIII

Jilid IIIJilid III

BADAN PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN KEHUTANAN

BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN

TANAMAN HUTAN

BOGOR - INDONESIA

PUBLIKASI KHUSUS

Vol. 3, No. 2, November 2011

Page 2: Jilid IIIJilidIII

Oleh :

Buharman

Dharmawati F. Djam’an

Nurin Widyani

Publikasi khusus diterbitkan olehBalai Penelitian Teknologi Perbenihan

Tanaman Hutan BogorJl. Pakuan Ciheuleut Po. Box 105 Bogor

Email : [email protected]

Cetakan pertama : Vol. 1 No. 0 September 2002

Cetakan pertama : Vol. 2 No. 8 Agustus 2005

Cetakan pertama : Vol. 3 No. 2 November 2011

ISBN : 979-96134-5-0

Page 3: Jilid IIIJilidIII

PENYUNTING :

BADAN PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN KEHUTANAN

BALAI LITBANG TEKNOLOGI PERBENIHAN

TANAMAN HUTAN

BOGOR - INDONESIA

BUHARMAN

NURIN WIDYANI

DHARMAWATI F DJAM'AN.

PUBLIKASI KHUSUS

Vol. 3 No. 2 November 2011

Jilid IIIJilid III

Page 4: Jilid IIIJilidIII

KATA PENGANTAR

Buku Atlas Benih Tanaman Hutan merupakan publikasi khusus yang diterbitkan oleh Balai

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan, berisi informasi teknologi

perbenihan tanaman hutan dalam bentuk yang praktis tetapi cukup lengkap dan mudah

untuk diaplikasikan di lapangan.

Buku ini sampai dengan tahun 2005 telah terbit dalam empat jilid dan cukup memperoleh

respon positif dari para pengguna benih. Hal ini terbukti dengan banyaknya permintaan

terhadap buku tersebut baik dari instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat.

Oleh karena keterbatasan jumlah cetakan setiap jilid dan untuk dapat memenuhi kebutuhan

para pengguna benih tanaman hutan, maka secara bertahap Balai Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Perbenihan melakukan pencetakan ulang Buku Atlas Benih

Tanaman Hutan. Buku ini merupakan cetak ulang (cetakan kedua) Buku Atlas Benih

Tanaman Hutan Jilid III.

Semoga buku ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2005Kepala Balai,

NIP. 710008769Ir. Dede Rohadi. MSc

i

Page 5: Jilid IIIJilidIII

KATA PENGANTAR CETAKAN KEDUA

Buku Atlas Benih Tanaman Hutan merupakan publikasi khusus yang diterbitkan oleh Balai

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan, berisi informasi teknologi

perbenihan tanaman hutan dalam bentuk yang praktis tetapi cukup lengkap dan mudah

untuk diaplikasikan di lapangan.

Buku ini sampai dengan tahun 2005 telah terbit dalam empat jilid dan cukup memperoleh

respon positif dari para pengguna benih. Hal ini terbukti dengan banyaknya permintaan

terhadap buku tersebut baik dari instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat.

Oleh karena keterbatasan jumlah cetakan setiap jilid dan untuk dapat memenuhi kebutuhan

para pengguna benih tanaman hutan, maka secara bertahap Balai Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Perbenihan melakukan pencetakan ulang Buku Atlas Benih

Tanaman Hutan. Buku ini merupakan cetak ulang (cetakan kedua) Buku Atlas Benih

Tanaman Hutan Jilid III.

Semoga buku ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2005Kepala Balai,

NIP. 710008769Ir. Dede Rohadi. MSc

iii

Page 6: Jilid IIIJilidIII

KATA PENGANTAR TIGCETAKAN KE A

Dalam rangka diseminasi hasil penelitian yang lebih efisien, praktis dan efektif, maka Balai

Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor menerbitkan publikasi

khusus yaitu buku Atlas Benih Tanaman Hutan Jilid III. Buku Atlas Benih ini berisi informasi

tentang 25 jenis benih tanaman hutan.

Karena buku ini memperoleh respon positif dari para pengguna benih, terbukti dari

banyaknya permintaan buku dari instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat umum,

maka Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan secara bertahap melakukan

pencetakan ulang BukuAtlas Benih Tanaman Hutan Jilid III.

Di dalam cetakan ketiga, Buku Altas Benih Tanaman Hutan Jilid III ini telah disertai

beberapa penyempurnaan, antara lain adanya perubahan nomenklatur unit kerja dari Balai

Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor menjadi Balai Penelitian Teknologi Perbenihan

Tanaman Hutan, perbaikan redaksional serta penyempurnaan lainnya.

Semoga buku ini bermanfaat.

Bogor, November 2011Kepala Balai,

NIP. 195603081983031004Ir. Kusmintardjo, M.Agr.Sc

iii

Page 7: Jilid IIIJilidIII

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

II. PENJELASAN ISI RISALAH ................................................................................

III. RISALAH BENIH TANAMAN HUTAN ...................................................................

50. Balsa ( Rowlee)Ochroma bicolor ...................................................................

51. Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schultesf.) Backer ex Heyne) ........

52. Bungur ( (L.)Langerstroemia speciosa Pers.) ...............................................

53. Cemara Laut ( L)Cassuarina equisetifolia .....................................................

54. Durian ( Mast.)Durio carinatus .......................................................................

55. Jambu Mete ( L)Anacardium occidentale .......................................................

56. Kayu Putih (Melaleuca cajuputi Powell) ......................................................

57. Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.) ...............................................

58. Kemenyan (Styrax Benzoin Dryand)..............................................................

59. Kemiri ( (L) Wilid)Aleurites moluccana ...........................................................

60. Kemlandingan (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) ..............................

61. Ki Putih (Homallium tomentosum Benth.) .....................................................

62. Kourbaril (Hymenaea courbahl Linn.) ..........................................................

63. Matoa (Pometia pinnata Forest) ...................................................................

64. Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) ....................................................

65. Pala (Myristica fragrans Houtt) .......................................................................

66. Pasang ( spp.)Lithocarpus ..............................................................................

67. Pellita ( F.Eucalyptus pellita Mull) ...................................................................

68. Rotan Manau (Calamus manan Miq) ............................................................

69. Saga Pohon (Adenanthera microsperma T & B.) ........................................

70. Sempur ( Miq.)Dillenia excelsa ......................................................................

71. Sentul (Sandoricum nervosum Blume) .........................................................

72. Sungkai (Peronema canescens Jack) ...........................................................

73. Tanjung ( L.)Mimusops elengi ........................................................................

74. Tembesu ( )Fagraea fragrans ..........................................................................

GLOSARI ....................................................................................................................

1

5

7

9

13

16

19

22

25

28

31

34

37

40

42

44

47

50

53

55

57

60

62

65

68

71

73

75

Page 8: Jilid IIIJilidIII

1

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. PENJELASAN ISI RISALAH

Eksistensi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Bogor (dahulu

Balai Teknologi Perbenihan) akan menjadi nyata apabila mampu menghasilkan informasi

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang memberi kontribusi bagi upaya

pemecahan masalah-masalah yang dihadapi di dalam pembangunan kehutanan. Buku

Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia ini merupakan salah satu paket informasi IPTEK

yang dikemas dan disajikan dalam bentuk praktis dan cukup lengkap, mudah dimengerti

dan bersifat informatif dalam implementasinya.

Sampai September 2002, telah diterbitkan Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia

sebanyak 3 jilid yang memuat risalah dari 74 jenis. Dalam jilid I telah disajikan risalah

mengenai 23 jenis, jilid II sebanyak 26 jenis, sedangkan dalam jilid III ini disajikan risalah

25 jenis.

Sangat disadari bahwa sudah banyak publikasi yang diterbitkan di bidang teknologi

perbenihan tanaman hutan (terutama publikasi ilmiah, semi ilmiah), namun ketersediaan

paket informasi yang praktis dan komprehensif seperti ini masih sangat terbatas. Sampai

dengan penerbitan buku jilid II terlihat kecenderungan akan besarnya animo dari para

pengguna (users), baik oleh instansi pemerintah, ilmuwan/pemerhati, maupun

swasta/stakeholders. Oleh sebab itu penerbitan Buku Atlas Benih Tanaman Hutan

Indonesia akan diteruskan secara berkesinambungan (jilid per jilid ).

Sama dengan jilid I dan jilid II, penyusun jilid III ini menggunakan metode kompilasi data

hasil-hasil penelitian, baik yang dilaksanakan sendiri oleh Balai Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Perbenihan Bogor (laboratorium, lapangan, study-literatur

dan data sekunder) maupun hasil penelitian orang/instansi yang terkait yang kemudian

dilakukan pengkajian secara komprehensif.

Apabila dikelompokkan, jenis-jenis yang dimuat dalam jilid III ini terdiri dari jenis-jenis

Andalan Setempat/Andalan yang Unggul, Jenis Serba Guna (Multipurpose Species) dan

Jenis (Hortikultura) Pohon Kehidupan

Nama perdagangan merupakan nama kayu yang lazim dikenal dalam perdagangan.

Penggunaan nama perdagangan seringkali merupakan nama sekelompok jenis tanaman

yang memiliki ciri sifat dan kegunaan kayu yang hampir sama. Sebagai contoh "meranti

merah" merupakan nama perdagangan dari genus dan "keruing" untuk kelompok

jenis dalam genus .

Nama ilmiah/botanis adalah nama yang diberikan pada satu jenis tanaman yang dilihat

dari ciri-ciri yang dimiliki dan disesuaikan dengan nomenklaturnya yang terdiri dari genus

yang terkait erat dengan program hutan

rakyat/kemasyarakatan.

Nama Perdagangan

Nama Ilmiah/Botanis

Shorea

Dipterocarpus

Page 9: Jilid IIIJilidIII

2

dan penunjuk spesies (yang menjadi ciri dari suatu spesies) dan diikuti oleh nama

penemunya, sebagai contoh Forest.

Merupakan beberapa nama ilmiah/botanis yang diberikan untuk satu spesies oleh

penemunya masing-masing karena kecenderungan kemiripan ciri-ciri yang dimilikinya.

Sebagai contoh asam jawa memiliki nama botanis L., Syn

Salish.

Sebaran tumbuh merupakan sebaran alami daerah dimana terdapat sumber

benihnya. Penulisan sebaran tumbuh dilakukan dalam satuan propinsi atau satuan

regional, kecuali jika diketahui secara pasti lokasi keberadaannya.

Umumnya, musim buah tanaman hutan bervariasi dapat dijadikan 2 kelompok besar

yaitu yang berbuah pada musim kemarau (Juni-Agustus) disebut dengan kelompok

benih ortodoks seperti Miq (rotan manau). Sedangkan yang berbuah

pada musim hujan biasanya disebut dengan buah rekalsitran yaitu berbuah pada bulan

November-Februari, contohnya Forest, (matoa), Draynd

(kemenyan).

Pengumpulan benih mencantumkan bagaimana mengetahui kemasakan buah yang

biasanya ditandai dengan adanya perubahan warna kulit, cara pemanenan buah maupun

ciri-ciri buah sudah dapat dipanen. Sebagai keterangan tambahan dicantumkan

mengenai bentuk ukuran buah, serta jumlah benih rata-rata dalam satuan berat kilo .

Ekstraksi benih didefinisikan sebagai kegiatan mengelu rkan membersihkan benih

dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit daging buah. Dikenal dua macam

ekstraksi, benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbe tuk polong

jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering

Sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis

yang memiliki daging buah yang basah seperti (Matoa),

(Lengkeng). Pada jenis jenis lainnya yang bersayap,

ekstraksi dilakukan dengan cara membuang sayapnya.

Kemampuan benih untuk disimpan bervariasi. Ada 2 kelompok besar sifat benih dalam

penyimpanan : (1) benih ortodoks, dimana kelompok ini benihnya dapat disimpan lama

pada kadar air rendah (4-8%) dengan temperatur rendah (4-18° C) an RH 40- 50%; (2)

Benih rekalsitran, dimana benih dalam kelompok ini tidak dapat disimpan lama (1 - 4

minggu) pada kadar air 20 - 50% kondisi temperatur kelembaban yang sedang

(18-20° C; RH 50-60 %).

Pometia pinnata

Tamarindus indica

T. occidentalis Gaertn; T Hook; TT umbrosa

Calamus manan

Pometia pinnata Styrax benzoin

(Adenanthera microsperma)

(Casuarina equisetifolia).

Pometia pinnata Nephelium

longan Dipterocarpaceae

Sinonim

Sebaran Tumbuh

Musim Buah

Pengumpulan Benih

Ekstraksi Benih

Penyimpanan Benih

dan

dan

dan

dan gram

a dan

dan

n

dan

dan

d

dan dan

Page 10: Jilid IIIJilidIII

3

Perkecambahan Benih

Pencegahan Hama dan Penyakit

Persemaian

Glosari

Uji perkecambahan benih dapat dilakukan di dalam laboratorium dengan menggunakan

metode uji UDK (Uji Di atas Kertas), UAK (Uji Antar Kertas) UKDdp (Uji Kertas

Digulung didirikan dalam Plastik). Uji perkecambahan benih di rumah kaca umumnya

menggunakan media tanah halus, pasir halus, serbuk gergaji dan media iainnya, dapat

juga campuran atau tidak dicampur. Media sebelum digunakan harus disterilkan dahulu

dengan cara pemanasan dalam oven bertemperatur 103 ± 2°C untuk media kertas dan

dilakukan penggorengan untuk media lainnya.

Perlakuan pencegahan terhadap serangan hama penyakit benih dapat dilakukan

sebelum benih disimpan, selama penyimpanan, uji perkecambahan dan persemaian.

Pencegahan hama penyakit dimaksudkan agar kecambah yang tumbuh serta bibitnya di

persemaian dapat tumbuh sempurna, sehingga penanaman dapat berjalan dengan baik.

Kondisi kecambah ketika siap untuk dibesarkan dalam persemaian merupakan awal dari

kegiatan persemaian. Persiapan bibit sebelum ditanam meliputi kondisi persemaian

seperti naungan, media bibit, pemupukan pemeliharaan lainnya. Pemupukan bibit di

persemaian yang intensif baik akan berpengaruh terhadap kesiapan dalam

penanaman di lapangan.

Glosari berisi istilah-istilah dalam bahasa ilmiah yang dicarikan arti atau persamaan kata

serta definisi/batasannya agar mudah dimengerti. Hal ini dimaksudkan untuk

menyamakan persepsi dalam implementasinya.

dan

dan

dan

dan

Page 11: Jilid IIIJilidIII

4

Page 12: Jilid IIIJilidIII

5

BAB III. RISALAH BENIH TANAMAN HUTAN

Page 13: Jilid IIIJilidIII

6

Page 14: Jilid IIIJilidIII

7

50. BALSA ( Rowlee)Ochroma bicolor

Oleh :

Nurhasybi

Nama Perdagangan : BalsaNama Botanis : RowleeFamili : Bombacaceae

Ochroma bicolor

Sebaran tumbuh : Tumbuh secara alami di daerah tropika Amerika Tengah danSelatan. Jenis ini setelah ditanam menyebar di banyaknegara tropis seperti Malaysia, Indonesia, Philipina danPapua New Guinea (PNG) .

Musim Buah : Musim buah masak umumnya terjadi pada bulan SeptemberNo ember. Musim berbunga berbuah bervariasi padalokasi yang berbeda yang sangat dipengaruhi oleh kondisiekologi lokasi setempat.

Pengumpulan Buah : Pengunduhan atau pemanenan dilakukan pada saat buahmasak berwarna hijau tua dan kulit buah mulai merekah.Pengumpulan buah dilakukan dengan pemanjatanmenggunakan alat panjat, galah berkait karung plastik.Buah yang telah dipetik kemudian dimasukan dalam karungplastik untuk diangkut ketempat ekstraksi benih.

Ekstraksi Benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan cara manual, yaitu 1)menjemur buah balsa selama 1 - 2 hari, sehingga kulit buahmembuka, dan 2) benih yang terlindungi oleh kapukdisekitarnya harus menggunakan api kecil untuk membakarsebagian dari kapuk yang ada dan dengan tangandipisahkan benih dari kapuk pembungkusnya.

1. 4. 5)

-v dan

dan

Page 15: Jilid IIIJilidIII

8

Penyimpanan Benih : Benih balsa tergolong kelompok benih intermediaterekalsitran. Benih yang telah dikeringkan dengan kadar air10 - 12 % dapat disimpan selama 6 bulan dalam ruang AC(temperatur 18-22°C, RH 50-60 %) dengan wadah simpankantong plastik dalam kaleng. Untuk mencegah seranganjamur selama penyimpanan, dapat diberikan fungisidasecukupnya.

Perkecambahan Benih : Benih balsa tidak memiliki dormansi. Tetapi untukmempercepat perkecambahan, disarankan untukmerendam benihnya dalam air dingin selama 24 jam.Pengujian daya berkecambah benih dilakukan dapatdilakukan di rumah kaca atau dengan alat pengecambahbenih (germinator). Benih Balsa ditabur pada mediacampuran pasir dan tanah (1 : 1) dan ditutup dengan selapistipis pasir. Perkecambahan benih pada alat pengecambah(germinator) memerlukan temperatur 25 - 35°C setiapharinya . Sedangkan pada pengujian di rumah kacadilakukan di bak kecambah yang ditutup dengan plastiktransparan.

Persemaian : Benih yang telah berkecambah dengan dua helai daundisemai pada media bibit pada pagi hari atau sore hari, untukmencegah penguapan yang berlebihan dan panas padakecambah yang baru disemai. Media semai yang digunakanmerupakan campuran tanah, pasir dan kompos (7 : 2: 1) '.Untuk memacu pertumbuhan bibit dapat dipergunakanpupuk NPK (5 gram/ liter air) dimana satu sendok untuksetiap bibit pada umur 4 minggu dan 6 minggu.

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia (terjemahan). Badan Litbang

Kehutanan. Jakarta.

2) Masano. 1997. Teknik Penanaman . Info Hutan No. 81/97. Pusat

Litbang Hutan dan KonservasiAlam.

3) Nurhasybi . 1992. Report of Practical Attachment Program. ASEAN-Canada

Forest Tree Seed Project Petawawa National Forestry Institute. Deep River,

Canada.

4) Sosef, M.S.M., Hong, L.T.. and S. Prawirohatmodjo (eds). 1998. Plant Resources of

South East Asia No. 5 (3), Timber trees : Lesser known timbers. Prosea.

Bogor, Indonesia.

5) Wycherley, P.R. and B.A. Mitchell. 1962. Growth of Balsa Trees Sw,

at the Rubber Research Institute Experiment Station. The Malayan Forester Vol.

XXV P.140 150. Kuala Lumpur.

3)

2

DAFTAR PUSTAKA

Khaya anthoteca

et al

Ochroma lagopus

Page 16: Jilid IIIJilidIII

9

Oleh :

Asep Rohandi dan Dede Jajat Sudrajat

51. BAMBU BETUNG (Schultes f.)

Backer ex Heyne)

(Dendrocalamus asper

Nama Perdagangan :Nama Botanis :Famili :

Bambu BetungDendrocalamus asper (Schultes f.) Backer ex HeyneGraminae

Sebaran tumbuh : Bambu betung tumbuh secara alami di Asia Tropikseperti Malaysia, Indonesia (Sumatera, Jawa Timur,Sulawesi Selatan, Seram, Irian Jaya Bagian Barat),Madagaskar, Srilanka, Kebun Raya dan KebunPercobaan di Australia. Di daerah Sunda bambu inidikenal dengan nama awi bitung dan di daerah Batakdikenal dengan nama buluh bitung. Tumbuh mulai daridataran rendah sampai ketingggian 1500 m dpl.Pertumbuhan terbaik pada ketinggian 400-500 mdpldengan curah hujan 2400 mm '. Tanaman ini cukupsubur pada jenis tanah alluvial, terutama di daerah yangtidak terlalu kering atau lembab serta dapat tumbuhpada tanah berpasir dan sedikit asam'

Pembiakan Generatif : Tanaman ini jarang diperbanyak secara generatifkarena jumlah biji yang sangat terbatas, selain itu untukmencapai tingkat perumpunan normal diperlukanwaktu lebih dari 10 tahun.

Pembiakan Vegetatif : Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan melalui stekakar stek batang, stek cabang, layering dankultur jaringan ".

z

81

(rhizome),

Page 17: Jilid IIIJilidIII

10

a. Stek Akar

Pengadaan bibit dengan menggunakan

akar batang sudah sering dilakukan

dibandingkan dengan cara lainnya. Rhizome diambil

dari batang bambu yang telah berumur 2 tahun dengan

cara membongkar/memisahkan dari pohon induknya.

Pengambilan dilakukan pada musim hujan agar

bertepatan dengan musim penanaman. Keuntungan

dari cara ini adalah tingkat keberhasilan yang relatif

tinggi dan pertumbuhan bambu untuk mencapai

perumpunan normal relatif cepat (3-5 tahun),

sedangkan kelemahannya adalah dapat merusak/

mematikan rumpun induk jika tidak dilakukan dengan

hati-hati dan juga kesulitan apabila dilakukan untuk

budidaya/penanaman dalam skala besar .

b. Stek Cabang

Bahan tanaman diambil dari induk bambu betung

yang berumur 3 tahun. Cabang yang dipilih harus

mempunyai perakaran yang masih berkembang dan

bagian pangkalnya membengkak. Diupayakan agar

tidak terlalu tua atau terlalu muda yang dapat

dibedakan berdasarkan warna cabang hijau tua.

Pemotongan cabang dilakukan mulai dari pangkal yang

menempel pada buku batang. Panjang stek cabang

sekitar 40 cm dengan diameter sekitar 1,5-3 cm atau 3-

4 ruas cabang. Beberapa cabang yang berdaun

dipertahankan untuk merangsang pertumbuhan akar.

Pengangkutan bahan ke persemaian dapat

menggunakan kain basah untuk membungkus bahan

tanaman supaya bahan tanaman tersebut tetap segar.

Keuntungan metode ini adalah tidak merusak pohon

induk, dapat dilakukan dalan skala besar, memudahkan

dalam transportasi dan dapat meningkatkan kualitas

batang induk. Kelemahan cara ini adalah memerlukan

waktu yang cukup lama untuk mencapai perumpunan

normal"'.

c. Stek Batang

Bahan tanaman untuk stek batang dipilih dari batang

yang telah berumur 1 sampai 2 tahun sepanjang 1-3

buku. Batang tersebut dipotong-potong dari bawah dan

atas buku yang terdapat tunas atau calon tunas. Bahan

tanaman langsung ditanam dengan posisi horizontal

pada guludan sampai bagian tunas dan tunasnya

tertutup tanah' '

d. Layering

Metode layering dilakukan dengan merebahkan

batang bambu dan menguburnya dalam bentuk

(rhizome)

( )

rhizome

rootstock

ej

9 )

Page 18: Jilid IIIJilidIII

11

guludan. Batang bambu yang direbahkan berumur ± 2

tahun. Tunas dan perakaran baru akan tumbuh dari

tunas atau calon tunas pada batang induk. Setelah satu

tahun, tunas tersebut akan tumbuh menjadi anakan dan

siap dipindahkan ke lapangan .

e. Kultur Jaringan

Bahan tanaman (eksplan) dapat berupa mata tunas

tepi anakan bambu. Sterilisasi eksplan dapat

menggunakan larutan chlorox 2% dalam kondisi vakum

dengan media berupa medium Murashige dan Skoog

yang mengandung zat pengatur tumbuh 1,0 kinetine".

Metode ini dilakukan untuk pengadaan bibit dalam

skala besar, tetapi memerlukan teknologi dan biaya

yang cukup tinggi".

Pencegahan Hama dan Penyakit : Pencegahan hama terutama rayap yang sering

menyerang tanaman pada masa awal penanaman di

persemaian dapat dilakukan dengan menaburkan

Furadan 3 G' .

Persemaian : Media semai yang digunakan untuk penanaman stek

adalah campuran tanah dengan kompos (1:1). Tanah

yang digunakan sebaiknya diayak terlebih dahulu

supaya lebih seragam. Polybag yang digunakan

berukuran 35 x 35 cm dan diberi lubang di bagian

bawahnya . Supaya tidak terjadi stress atau dehidrasi,

persemaian dilakukan di bawah naungan agar

terhindar dari sinar matahari secara langsung. Untuk

meningkatkan pertumbuhan stek dapat digunakan

pupuk kandang, NPK dan Hyponex. Untuk

memperbanyak jumlah bibit dapat dilakukan split

bonggol '.

1) Balitbang Kehutanan. 1996. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan

Konservasi Alam. Bogor.

2) Dransfield dan E. A. Widjaya (Editor). 1995. Plant Resources of South Asia. No. 7.

Bamboos. Bachuys Publishers. Leiden. 189 pp.

3) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

4) Jam'an, F. D. 1996. Teknik Sterilisasi dan Kultur Jaringan Tunas Samping Bambu

Petung BACK.) dalam Medium MS. Buletin Teknologi

Perbenihan Vol. 3 No. 1. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.

9j

)

5j

e

DAFTAR PUSTAKA

(Dendrocalamus asper

Page 19: Jilid IIIJilidIII

12

5) Kurniawan, A. 1998. Pengaruh Pemupukan dan Media Terhadap Pertumbuhan Stek

Cabang Bambu Betung (Schultes f.) Backer ex Heyne).

Skripsi Jurusan Manajemen Hutan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak

diterbitkan.

6) Kusuma Dewi, R. Y: 1998. Pengaruh Pemupukan Terhadap Karakteristik Pertumbuhan

Rebung Bambu Betung (Schultes f.) Backer ex Heyne)

dengan Perbanyakan Split. Skripsi Jurusan Manajemen Hutan. Institut Pertanian

Bogor. Bogor. Tidak diterbitkan.

7) Philippine Council for Agriculture, Forestry. and Natural Resources Research and

Development. 1991. The Philippines Recommends for Bamboo Production.

Philippines Recommends Series No. 53-A. Departement of Science and

Technology. Los Banos, Laguna.

8) Rohandi, A. 1998. Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Anakan Bonggol

Bambu Betung (Schultes f.) Backer ex Heyne). Skripsi

Jurusan Manajemen Hutan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak diterbitkan.

9) Sutiyono, Hendromono, Marfuah Wardani dan I. Sukardi. 1992. Teknik Budidaya

Tanaman Bambu. Informasi Teknis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan.

Bogor.

(Dendrocalamus asper

(Dendrocalamus asper

(Dendrocalamus asper

Page 20: Jilid IIIJilidIII

13

Oleh :

Dede J. Sudrajat dan Nurin Widyani

52. BUNGUR (L.) Pers.)(Langerstroemia speciosa

Nama Perdagangan :

Nama Botanis : Pers.

Sinonim : RetzFamili : Lythraceae

Bungur

Langerstroemia speciosaLangerstroemia flos-reginae

(L.)

Sebaran Tumbuh Pohon ini tersebar di beberapa daerah di Sumatera(Riau, Jambi, Sumatera Selatan), seluruh Jawa danBali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, seluruhSulawesi Nusa Tenggara Timur" . Tersebar pula di

yanmar, Indocina, Thailand, Peninsular Malaysia danPilipina". Jenis ini tumbuh pada tanah basah atautanah yang kadang-kadang digenangi air, tetapi tidaktumbuh pada tanah gambut. Di tanah kering yangkurang subur clan padang alang-alang sering jugadijumpai pohon bungur. Pohon ini menghendaki iklimbasah hingga agak kering pada ketinggian 0 - 800 mdpl '. Bungur banyak ditanam sebagai pohon peneduhdi pingir jalan atau di taman-taman. Warna bunganyayang ungu permai banyak menarik perhatian dansering juga ditanam sebagai pohon as.

Musim Buah : Pohon bungur mulai berbunga setelah beberapatahun, namun buah viabel diperoleh setelah pohonberumur 15 tahun". Pohon bungur berbunga danberbuah setiap tahun dalam bulan Maret, Juni, Oktober

No embe .

:

danM

hi

dan v r

1

Z

2)

Page 21: Jilid IIIJilidIII

14

Pengumpulan Buah : Buah dikumpulkan dengan cara pemanjatan. Buahmasak ditandai dengan warna coklat. Bila terlalu masakbuah tersebut akan membuka sendiri dan biji-bijinyakeluar dan diterbangkan angin, sehingga untukmendapatkan benih dengan kualitas dan kuantitastinggi pengunduhan harus tepat waktu. Setiap kgterdapat 345 butir buah kering atau 194 butir per liter”.

Ekstraksi Benih : Ektraksi biji dapat dilakukan dengan cara penjemuransampai buah merekah dan biji-bijinya dapatdikeluarkan dengan mudah '. Tiap kg biji kering terdiridari 165.000 - 235.000 butir".

Penyimpanan Benih : Biji yang akan dijadikan benih dapat dikeringkan diudara dan disimpan di dalam tempat yang tertutuprapat. Benih bungur dapat digolongkan sebagai benihortodoks yang dapat disimpan dengan kadar airrendah. Benih bungur yang telah disimpan 6 bulanmempunyai daya berkecambah 35% '.

Perkecambahan Benih : Media tabur dapat menggunakan campuran tanah danpasir (1 : 1), benih ditabur pada media dan ditutupdengan pasir halus. Penaburan sebaiknya dilakukandi bawah naungan. Penyiraman dilakukan setiap haridan benih berkecambah setelah 15 - 56 hari".Kecambah yang tumbuh normal berukuran 3- 4 cm '.

Pembiakan Vegetatif : Pembiakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara stekcabang, stek akar dan kultur jaringan".

Pencegahan Hama dan Penyakit : Pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencampurbenih dengan fungisida berbentuk tepung, misalnyafungisida dengan bahan aktif benomil 5%.

Persemaian : Semai yang siap disapih memiliki sepasang daun dankemudian dipindahkan ke dalam polibag berukuran 15 x20 cm yang telah diisi media campuran tanah, pasirdan pupuk kandang (7: 2: 1) atau campuran tanah dansekam padi (2 : 1). Bibit siap ditanam di lapangansetelah berumur 3 sampai 4 bulan.

Bibit tanaman juga dapat diperoleh dengan caracabutan, bibit bumbung atau stump yang berdiameter0,5 - 2,5 cm dengan panjang bagian batang 5 - 10 cmdan bagian akarnya 10 - 20 cm .

Z

2

Z

2)

Page 22: Jilid IIIJilidIII

15

DAFTAR PUSTAKA

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Penelitian danPengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor.

2) Martawijaya, A., I. Kartasujana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira dan K. Kosasih. 1989.Atlas Kayu Indonesia. Jilid 11. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.Bogor.

3) Sosef, M.S.M., L.T. Hong and S. Prawirohatmodjo (Ed.). 1998. Plant Resources ofSouth-East Asia, 5(3). Timber trees : Lesser-known Timbers. Prosea. Bogor.Indonesia.

4) Van Steenis, C.G.G.J. 1997. Flora ; Untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita.Jakarta.

Page 23: Jilid IIIJilidIII

16

Oleh :

Dida Syamsuwida

53. CEMARA LAUT ( L)Cassuarina equisetifolia

Nama Perdagangan : Cemara laut, agoho, horsetail oakNama Botanis : L.Sinonim : Salisb.Famili : Casuarinaceae

Cassuarina equisetifolia

Cassuarina littoralis

Sebaran Tumbuh Penyebaran alami terdapat di Australia, KepulauanPasifik dan Asia (Indonesia, Malaysia, India danSrilanka). Penyebaran di Indonesia : Sumatera,Kalimantan, Sulawesi, P. Jawa, Madura, Ternate,Halmahera ". Merupakan jenis yang cepat tumbuh danmempunyai kualitas kayu bakar terbaik di dunia .Tumbuh pada lahan dan iklim yang bervariasi mulaidari pasir pantai hingga ke lereng pegunungan yangtinggi, dengan iklim tropis panas dan semi arid , danketinggian mulai dari 0 hingga 1500 m di ataspermukaan laut. Tumbuh paling baik di daerah pantaidengan pH tanah berkisar antara 5,0 - 8,0. Tahanterhadap kekeringan selama 6 - 8 bulan. Suhumaksimum rata-rata 30 - 35 C dan minimum 7-18 C.Rata-rata curah hujan tahunan 1400 mm

Musim Buah : Pembungaan dan pembuahan terjadi sepanjangtahun.

Pengumpulan Buah : Buah dikumpulkan sebelum runjung merekah,biasanya ditandai dengan warna runjung coklat keabu-abuan.

Ekstraksi Benih : Biji yang terdapat di dalam runjung (cone) berbentukpipih berukuran kecil (panjang 0,5-1,2 cm)' dan bagianujung terdapat sayap tipis. Ekstraksi dilakukan dengan

:

1)

5j

o o

)

2).

Page 24: Jilid IIIJilidIII

17

menjemur runjung selama 1-2 hari, hingga merekahdan benih dengan sendirinya terlepas keluar ataudengan dipukul-pukulkan perlahan untukmengeluarkan benih.

Penyimpanan Benih : Benih termasuk kat gori ortodok, karena tahanterhadap pengeringan. Sebelum penyimpanan,benih dikeringkan dibawah sinar matahari hinggakadar air 5 - 6% kemudian dikemas dalam wadahkaleng dan disimpan dibawah kondisi ruangan biasa.Daya tahan penyimpanan hingga 3 bulan .

Perkecambahan Benih : Benih C. berbentuk pipih dan lonjong,untuk perkecambahannya tidak diperlukan perlakuanpendahuluan. Perkecambahan dilakukan dalam bakkecambah yang berisi media campuran tanah danpasir halus dengan perbandingan 2 : 1. Benih mulaiberkecambah pada hari ke 7 hingga 21. Persentasekecambah sangat rendah .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Sebelum disimpan benih perlu disemprot denganpestisida untuk menahan serangan semut. Bentuksemai sangat rentan terhadap serangan semut,jangkrik dan hama insek lainnya, juga mudah terserangakar busuk .

Persemaian : Kecambah dengan tinggi 5-10 cm dari bak kecambahdipindahkan ke wadah pembibitan (polybag ataupottray), kemudian setelah tumbuh hingga mencapaitinggi 30 - 50 cm atau setelah berumur 4 - 18 bulan,bibit siap ditanam di lapangan. Pada awal penanaman,bibit perlu penyiraman yang intensif. Di daerah kering,pengairan diperlukan sedikitnya hingga pada 3 tahunpertama penanaman Pembersihan gulma perludilakukan terutama pada bulan-bulan pertamapenanaman karena anakan kurangmampu berkompetisi dengan gulma terutama rumputyang rapat .

1) Boland, D.J; M.I.H Brooker; G.M Chippendale.; N. Hall; B.P. M Hyland; R.D Johnston;D.AKIeinigandJ.DTurner. 1987.Forest Trees of Australia. NELSON CSIRO.

2) Forestry/Fuelwood Research and Development (F/FRED) Project. 1992. GrowingMultipurpose Trees on Small Farms. Modul 2. Nurseries and Propagation.Bangkok, Thailand. Winrock International. 193 + ix pp.

3) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Penelitian danPengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

e

4)

2)

5j

5)

equisetifolia

C. equisetifolia

DAFTAR PUSTAKA

Page 25: Jilid IIIJilidIII

18

4) International Institute of Rural Reconstruction (IIRR). 1992. Seeds and PlantPropagation. Agroforetsry Technology Information Kit (ATIK). Dept.ofEnvironmental and Natural Resources. The Philippines.

5) National Academy of Sciences (NAS). 1980. Firewood Crops Shrub and Tree Speciesfor Energy Production. Washington, D.C.

6) Stanley, T.D and E.M Ross. 1983. Flora of South-Eastern Queensland Vol.1.Queensland Department of Primary Industries. Miscellaneous Publication.

Page 26: Jilid IIIJilidIII

19

51. DURIAN ( Mast.)Durio carinatus

Oleh :

Asep Rohandi dan Dede J. Sudrajat

Nama Perdagangan : DurianNama Botanis : Mast.Famili : Bombarcacea

Durio carinatus

Sebaran Tumbuh : Tersebar di Penisular Malaysia, Surnatera danKalimantan . Durian tumbuh pada tanah datarankering atau tanah berbatu-batu yang beriklim tropisbasah pada ketinggian sampai 1000 m dpl . Pohondurian ini dapat mencapai tinggi lebih dari 45 m dengantinggi bebas cabang 27 m dimeter 120 cm

Musim Buah : Pohon durian baru berbuah setelah 7 - 15 tahuntergantung varietas kondisi tempat tumbuhnya.Buah masak an jatuh dari pohon sekitar 13 - 15minggu setelah pembungaan , yaitu pada akhir musimkemarau antara bulan Oktober- Desember .

Pengumpulan Buah : Pengumpulan buah dapat dilakukan dengan carapemanjatan atau buah di lantai hutan yang masihsegar (buah yang jatuh). Buah masak dicirikandengan baunya yang khas.

Ekstraksi Benih : Buah durian berbentuk bulat memanjang, tertutuprapat oleh duri yang menempel pada kulit buah danmempunyai 5 katup kulit yang akan membuka bilasudah terlalu masak . Buah juga dapat dibuka secaramanual dengan bantuan golok atau alat sejenisnya.Biji-biji yang akan dijadikan benih harus segeradikumpulkan dalam keadaan segar.

1)

)

1)

1)

.4)

2

2

4)

dan .

dand

Page 27: Jilid IIIJilidIII

20

Penyimpanan Benih : Biji tergolong benih rekalsitran yang tidak bisa dikeringkanatau disimpan dalam temperatur rendah dalam waktuyang relatif lama .

Perkecambahan Benih : Benih umumnya cepat berkecambah. Beberapa benihspesies durian mempunyai daya berkecambah rata-rata di atas 80% dengan syarat benih yang digunakanmerupakan benih segar dan berasal dari buah yangtelah masak .

Pembiakan Vegetatif : Pembiakan vegetatif durian dapat dilakukan denganteknik cangkokan, okulasi sambungan (enten).Teknik-teknik tersebut diuraikan secara ringkassebagai berikut :

1. Teknik cangkokan ; tanaman ini agak sukardicangkok, kalaupun dapat keberhasilannyarendah sekali. Untuk mencangkok pilihlah cabangyang baik. Kerat cabang itu melingkar dengan padakedua tempat dengan jarak 3 cm. Kulit antarakeratan dilepaskan dan dibuang lendirnya (lapisankambium). Balut luka keratan dengan kompos atautanah campur pupuk (1 : 1) atau serbuk sabutkelapa. Kemudian dibungkus dengan plastik dandiikat erat pada bagian atas bawah keratan.Cangkokan dipotong setelah akar keluarmenembus bungkus plastik tersebut. Pemotongandilakukan di bawah balutan keratan dan selanjutnyaditanam pada polibag untuk tahap pengkondisiansebelum ditanam di lapangan.

2. Teknik okulasi ; mata tempel harus dipilih dari cabangyang tumbuh sehat dan kekar, matanya telah menonjoltetapi belum besar tonjolannya. Pilihlah batang bawahyang sehat dan mempunyai perakaran yang baik. Matatempel disayat persegi dan ditempelkan pada batangbawah yang telah disayat sama ukurannya dengansayatan mata tempel. Mata tempel tersebut dibalutdengan menggunakan tali plastik/rapia dan dibiarkansampai tunas tempel berkembang.

3. Teknik sambungan ; pembuatan sambungan padadasarnya sama dengan okulasi ang membedakanadalah bagian yang ditempel berupa tunas darivarietas unggul. Panjang tunas sambung 5 - 15 cmdan semua daunnya dibuang kecuali 2 - 4 daunteratas. Bagian dasar tunas sambu disayat miringpada dua sisi yang berhadapan membentuk baji.Batang bawah dipotong sehingga tersisa 10 - 30 cmdari permukaan tanah dibelah menjadi dua

1)

3

3)

)

dan

dan

. Y

ng

dan

Page 28: Jilid IIIJilidIII

21

bagian yang sama. Selanjutnya pangkal tunassambung dimasukan ke belahan batang bawah dandibalut dengan tali rapia.

Pencegahan Hama dan Penyakit : Hama yang sering menyerang semai durian adalahpenggerek batang, kumbang daun, kutu merah danlain-lain. Tindakan yang diperlukan untukmengatasinya adalah dengan penyemprotaninsektisida Tamaron 0,3%. Penyakit yang menyerangdurian diantaranya busuk akar, busuk batang, layutanaman, blendok (diplodia) dan lain-lain. Caramengatasi serangan tersebut dapat dilakukan denganmenjaga kebersihan dan penyemprotan fungisidaseperti Benlate atau Dithane 45 dengan dosis 0,2 -0,4%. Untuk mengatasi serangan pada perakarandurian dapat digunakan Furadan dengan dosis 30 - 50gram pertanaman .

Persemaian : Durian disemaikan dengan cara menanam langsungbijinya pada polibag berkuran 15 x 20 cm. Media yangdigunakan dapat berupa campuran tanah dan pupukkandang/kompos (1 : 1). Bibit durian harus dijaga agarjangan diletakan ditempat yang terlalu teduh danterlalu terik dan sebaiknya diberi naungan denganintensitas 50%. Bibit yang baik dan siap tanam adalahbibit yang telah berumur 1,5 tahun yang memiliki tinggisekitar 75 cm .

1) Lemmens, R.H.M.J., I. Soerianegara and WC. Wong (Ed.). 1995. Plant Resources ofSouth-East Asia ; 5(2) Timber Trees Minor Commersial Timber. ProseaFoundation. Bogor.lndonesia.

2) Martawijaya, A., I. Kartasujana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira dan K. Kosasih. 1989.Atlas Kayu Indonesia. Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.Bogor.

3) Sunarjono, H. 1999. Aneka Permasalahan Durian dan Pemecahannya. PenebarSwadaya. Jakarta.

4) Van Steenis, C.G.G.J. 1997. Flora ; Untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita.Jakarta.

3)

3)

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: Jilid IIIJilidIII

22

Oleh :

M. Zanzibar

55. JAMBU METE L(Anacardium occidentale )

Nama Perdagangan : Jambu meteNama Botanis : LFamili : Anacardiaceae

Anacardium occidentale

Sebaran Tumbuh Merupakan jenis asli daerah Brazil menyebar keAmerika Tengah Selatan. Bangsa Portugismembawa tanaman ini ke India Afrika Timur yangakhirnya masuk ke Srilanka, Malaysia Indonesia.Saat ini pengembangan tanaman dengan skala luasdan dikenal sebagai negara penghasil biji jambu meteterbesar adalah Brazil, India, Mozambique danTanzania . Pada dasarnya jambu mete dapattumbuh pada berbagai tempat, jambu mete dapattumbuh lebih baik pada jenis tanah aluvial, laterit,latosol, litosol, podsolik tanah magel, juga tumbuhcukup baik pada tanah regosol, tanah yangmengandung pasir sangat porous. Tingkatkeasaman tanah yang paling baik adalah pada kisaranpH netral, yaitu sekitar 6 - 7 dengan ketinggian tempatyang optimum adalah 600 mdpl. Sepanjang hidupnyatanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukupdengan jumlah bulan kering minimal selama 4 bulandan jumlah curah hujan terbaik sekitar 200 - 500 mmper tahun. Musim kering sangat penting dalampembentukan buah dengan kuantitas dan kualitasyang baik .

Musim Berbuah : Umumnya buah jambu mete matang pada bulan Juni-Agustus, tetapi ada pula yang baru dapat dipanenpada bulan November - Desember .

: dandan

dandan

dan

dan

1. 3)

1)

1,3)

Page 30: Jilid IIIJilidIII

23

Pengumpulan Buah : Pemanenan buah dapat dilakukan dengan caramengumpulkan buah yang sudah terlalu matang dantelah jatuh ke tanah atau dengan pengunduhan/memetik buah yang masih ada di pohon tetapi yangtelah benar-benar matang .

Ekstraksi Benih : Ekstraksi buah dapat dilakukan dengan caramembuang buah semunya secara langsung ".

Penyimpanan Benih : Benih yang akan disimpan sebelumnya dikeringkansampai kadar airnya di bawah 14% dan disimpandalam wadah yang bersih dan kering, sehinggaviabilitasnya dapat dipertahankan sekitar 7 - 12bulan .

Perkecambahan Benih : Walaupun benih jambu mete mempunyai kulit yangkeras, tetapi mudah berkecambah tanpa perlakuanpendahuluan, sehingga dapat langsung ditanam dilapangan, tetapi memerlukan benih yang lebih banyakkarena-setiap lubang tanam memerlukan 2- 3 benih .

Pembiakan Vegetatif : Perbanyakan vegetatif jambu mete ditujukan untukmendapatkan anakan yang mempunyai sifat yangsama dengan induknya. Metode perbanyakan yangdapat dilakukan adalah cangkok, okulasi(penempelan) dan penyambunganBeberapa hal yang perlu diperhatikan dalammelakukan pencangkokan adalah umur pohon yangakan dicangkok harus sudah berumur 10 tahun, mediayang digunakan adalah campuran tanah : pupukkandang (1 : 1) dan cangkok dapat dipotong setelahberumur sekitar 40 - 50 hari. Pada pembuatan okulasi(penempelan), pohon pokok dan entris yangdigunakan berumur 1 tahun dengan entris didapat daripohon yang mempunyai produktivitas yang baik. Bibithasil okulasi dapat dipindahkan ke lapangan setelahberumur 8 - 12 bulan. Sedangkan dengan metode

(penyambungan) bibit dapat dipindahkan kelapangan setelah berumur 2 - 3 bulan setelahdisambung .

Persemaian : Media penyemaian umumnya menggunakan tanahdan benih langsung ditanamkan pada setiap

polibag, sebanyak satu butir untuk setiap polibag/kantung plastik. Pertumbuhan bibit jambu metetermasuk lambat, sehingga baru dapat ditanam dilapangan setelah berumur 1 tahun .

1)

1)

1)

1)

1)

(grafting).

grafting

(top soil)

Page 31: Jilid IIIJilidIII

24

DAFTAR PUSTAKA

1) Djariah, N. Marlina dan D. Mahedalswara. 1994. Jambu Mete dan Pembudidayaannya.Kanisius. Jogjakarta.

2) Heyne. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid Ill. Badan Penelitian danPengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta.

3) Prosea. 1992. Plant Resources of South EastAsia No. 2: Edible Fruits and Nuts. E. W.M. Verheij and R. E. Coronel (Ed.). Prosea. Bogor.

Page 32: Jilid IIIJilidIII

25

Oleh :

Nurhasybi

56. KAYU PUTIH ( Powell)Melaleuca cajuputi

Nama Perdagangan : Kayu PutihNama Botanis : PowellFamili : Myrtaceae

Melaleuca cajuputi

Sebaran Tumbuh Tumbuh alami di Vietnam ke Selatan hingga Indonesia,bagian tenggara Papua New Guinea dan Australiabagian utara .

Musim Buah : Musim berbunga berbuah bervariasi antar tempatdan sangat tergantung pada kondisi ekologisetempat. Di daerah Ambon musim buah masakditemukan pada bulan September No ember .

Pengumpulan Buah : Pengunduhan atau pemanenan dilakukan pada saatmusim masak buah, dimana buah yang masakdicirikan oleh warna kulit buah hijau kecoklatanhingga coklat. Pengunduhan dilakukan denganpemanjatan pohon menggunakan alat panjat, galahberkait, golok dan karung plastik. Buah yang telahdipetik dimasukkan dalam karung plastik untukdiangkut ke tempat ekstraksi benih. Bahan atauwadah yang dipergunakan selama pengangkutanadalah karung yang terbuat dari kain blacu. Buahdalam karung dapat disimpan sementara selama 1 - 2hari di ruang kamar sebelum dilakukan prosesekstraksi benih.

Ekstraksi Benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan cara menjemurbuah selama 2 - 3 hari. Setelah penjemuran benihakan keluar dari buah ditandai oleh merekahnya kulit

:

1.2.4)

2)

dan

- v

Page 33: Jilid IIIJilidIII

26

buah. Tahap awal untuk memisahkan benih denganbagian buah lainnya, dilakukan penyaringanmenggunakan ayakan tepung. Penyaringan tahapkedua, dilakukan dengan saringan berukuran 500 -600 mikron.

Penyimpanan Benih : Benih minyak kayu putih dapat dikelompokkansebagai benih berwatak semi rekalsitran. Benihdikeringkan dahulu hingga kadar airnya kurang lebih5% sebelum disimpan dalam ruang DCS (temperatur4-8°C, RH 40 - 50 %) atau AC (temperatur 20-22°C,RH 50 - 60%). Benih dapat disimpan selama 1 - 2tahun pada kedua ruang simpan tersebut denganmenggunakan wadah simpan kantong plastik ukurantebal 8 mil.

Perkecambahan Benih : Untuk jenis ini tidak terdapat dormansi benih,sehingga tidak diperlukan perlakuan pendahuluan.Pengujian daya berkecambah dilakukan di rumahkaca. Media yang dipergunakan baik adalahcampuran pasir dan tanah (1 : 1). Penaburandilakukan dengan cara benih dicampur pasir halusdan ditaburkan di atas media. Kemudian bakkecambah ditutup dengan plastik transparan yangdilapis dengan . Benih yang masih baikmutunya akan berkecambah setelah satu minggusetelah ditabur. Media kecambah setiap hari harusdijaga agar jangan kekeringan atau kelewat jenuholeh air. Jenis ini memerlukan kelembaban dantemperatur yang tinggi untuk berkecambah selainsinar matahari. Benih kayu putih sebelum disimpan(benih segar) memiliki daya berkecambah 70 - 90 %,atau jumlah kecambah sebesar 1500 - 2000kecambah/1 gram benih.

Persemaian : Benih yang telah berkecambah dengan dua helaidaun disemai pada media bibit pada pagi hari atausore hari, untuk mencegah penguapan yangberlebihan dan panas pada kecambah yang barudisemai. Media semai yang digunakan merupakancampuran tanah, pasir dan kompos (7 : 2: 1) .Untuk memacu pertumbuhan bibit dapatdipergunakan pupuk NPK (5 gram/ liter air) dimanasatu sendok untuk setiap bibit pada umur 4 minggudan 6 minggu.

shadding net

3)

Page 34: Jilid IIIJilidIII

27

DAFTAR PUSTAKA

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia (terjemahan). Badan LitbangKehutanan. Jakarta.

2) Leksono, B. 1998. Pola sebaran alami Powell di Provinsi Maluku.Duta Rimba, Oktober, No. 220 tahun XXIV. Jakarta.

3) Masano. 1997. Teknik Penanaman Info Hutan No. 81/97. PusatLitbang Hutan dan KonservasiAlam.

4) Whitmore, T.C., Tantra, LG.M. and U. Sutisna (eds). 1989. Tree Flora of Indonesia :Check List for Maluku. Agency for Forestry Research and Development, ForestResearch and Development Centre. Bogor.

Melaleuca cajuputi,

Khaya anthoteca.

Page 35: Jilid IIIJilidIII

28

Oleh :

57. KECAPI (Burm.fl Merr.)(Sandoricum koetjape

Hero Dien P. Kartiko dan Enok R. Kartiana

Nama Perdagangan : KecapiNama Botanis : (Burm.f) Merr.Famili : Meliaceae

1,2)

Sandoricum koetjape1,2)

SebaranTumbuh : Merupakan jenis asli Indo-China dan Malaysia Barat,dan telah berkembang menjadi ras lahan sertadibudidayakan di wilayah tropika Asia, khususnya diIndonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.Jenis ini telah diintroduksi pula ke negara-negaratropika lainnya. Dapat tumbuh pada ketinggian 0-1000 mdi atas permukaan laut, serta dapat bertahan hiduppada daerah dengan musim kering yang panjang.Tumbuh sangat baik pada tanah lempung berliat ataulempung berpasir yang gembur dan banyakmengandung humus .

Musim Buah : Mei-Juni (Jasinga, Kabupaten Bogor). Tanaman dapatberbunga pada umur 5 - 7 tahun. Penyerbukandilakukan oleh serangga, dan perkembangan buah(sejak dari munculnya bunga) membutuhkan waktuselama 5 bulan .

Pengumpulan Buah : Pengumpulan buah agar dilakukan pada pohon indukyang memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tujuanproduksi tanaman. Bila tujuan penanaman diarahkanuntuk produksi kayu, benih agar dikumpulkan daripohon induk yang berbatang lurus, besar,percabangan ringan, serta bebas cabangnya

2)

2)

Page 36: Jilid IIIJilidIII

29

mencapai ketinggian yang memadai . Tetapi biladiarahkan untuk produksi buah, benih selayaknyadikumpulkan dari pohon induk yang memiliki buahyang manis dan berukuran besar . Setelahdikumpulkan, buah ditempatkan dalam wadahberpori-pori (seperti kantong kain atau keranjangbambu) untuk memberi peluang bagi terjadinyapertukaran udara dengan lingkungan sekitarnya.Selanjutnya, benih sesegera mungkin dikeluarkandari buah, dibersihkan daging buahnya, sertadisemaikan.

Ekstraksi Benih : Ekstraksi dilakukan dengan membelah kulit luar buahdengan pisau atau golok. Daging buah yang masihmelekat dibersihkan dengan menggosok-gosokanbenih pada pasir. Setelah itu, benih dibilas dengan airmengalir sampai bersih, kemudian segera mungkindisemaikan.

Penyimpanan Benih : Benih memiliki sifat rekalsitran dengan nilai kadar airbenih segar (setelah ekstraksi) sekitar 55%. Olehkarena itu, bila buah tidak dapat segera diekstraksidan disemaikan, penyimpanan agar dilakukan dalambentuk buah yang masih utuh guna mencegahturunnya kadar air benih. Penyimpanan yang bersifatsementara tersebut dapat dilakukan di ruang AC (18 -20°C) atau di kulkas (sekitar 7°C).

Perkecambahan Benih : Benih yang telah dibersihkan daging buahnya,disemaikan di bawah naungan pada media tanah +kompos (1:1). Perkecambahan biasanya memerlukanwak tu se lama 20 har i te rh i tung dar i saa tpenyemaian .

Pembiakan Vegetatif : Kecapi dapat dibiakkan secara vegetatif dengan caratempel tunas (okulasi), penyambungan batang( ), dan cangkok. Cara ini berguna dalammenggandakan varietas-varietas terpil ih yangmenghasi lkan buah dengan rasa manis danberukuran besar .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Hama yang dapat menyerang jenis kecapi adalah kutuyang menyebabkan timbulnya

tumor. Sedangkan penyakitnya adalah penyakitkemerahan yang disebabkan oleh jamur

Selain itu, terdapat pula penyakit busukbibit yang disebabkan olehPencegahan/pengendalian hama dan penyakit dapatdilakukan dengan : sterilisasi media tumbuh,perlakuan fungisida dan insektisida, dan pemilihan

3,4,5,6)

2)

2)

2)

grafting

Eriophyes sandorici

Corticium

salmonicolor.

Phytptora phaseoli.

Page 37: Jilid IIIJilidIII

30

induk sumber ben ih yang tahan te rhadaphama/penyakit. Untuk mencegah berkembangnyahama dan penyakit, lingkungan persemaian agarselalu dijaga kebersihannya. Dengan demikianpenggunaan pestisida kimia, yang mengandungpotensi membahayakan lingkungan hidup, dapatdihindari.

Persemaian : Untuk pembuatan bibit, benih dapat langsung ditanamdalam polibag (berisi tanah + kompos = 1:1) yangditempatkan di bawah naungan. Bibit dipelihara(dengan penyiraman yang teratur) selama 3 - 4 bulan,setelah itu siap untuk ditanam di lapangan. Selamadalam masa pemeliharaan, bibit dapat dipupukdengan larutan NPK dengan dosis sekitar 5 gram/10liter air.

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Jilid II. Yayasan Sarana Wanajaya,Jakarta. 1246 hal.

2) Sotto, R.C. 1992. (Burm.f) Merr "Plant Resources of South-East Asia. No. 2. Edible fruits and nuts" (E.WM. Verheij dan R.E. Coronel, ) Hal:284-287. Prosea, Bogor.

3) Zobel, B. dan J. Talbert. 1984. Applied forest tree improvement. Waveland, Illinois, TheU.S.A.

4) Roulund, H. dan Olesen, K. 1992. Mass propagation of improved material. Lecture NoteD-7. Danida Forest Seed Centre, Humlebaek, Denmark.

5) Iriantono, D. 1998. Pengaruh kelas dan tapak pohon induk terhadap tinggi dan produksikerucut keturunannya untuk Black Spruce (Mill.) B.S.P) di Maine,USA. BuletinTeknologi Perbenihan 5(1): 39-51.

6) Kartiko, H.D.P. 1999. Peran sumber benih, terhadap keberhasilan tanaman. Duta Rimba234/XXIV/Desember/1999: 9-10.

DAFTAR PUSTAKA

Sandoricum koetjape dalam

(Picea mariana

ed.

Page 38: Jilid IIIJilidIII

31

Oleh :

Nurin Widyani dan Asep Rohandi

58. KEMENYAN Dryand)(Styrax benzoin

Nama Perdagangan : KemenyanNama Botanis : DryandFamili : Styracaceae

Styrax benzoin

Sebaran Tumbuh : Kemenyan tumbuh liar hanya di bagian Barat Jawapada ke t ingg ian 200 - 300 m dp l namunkeberadaannya amat langka. Sebaliknya umum diSumatera yaitu di daerah Tapanuli dan Palembang,tempat pohon ditanam dalam skala besar.Pohon terdapat di perbagai daerah dari huludan hilir Palembang (terutama di hilir sungai Musi)hingga pada ketinggian 200 m dpl dan tumbuh baikbersama-sama dalam hutan-hutan kecil maupuntersebar diantara pohon-pohon yang lain . Tanamanini tidak memerlukan persyaratan yang istimewaterhadap jenis tanah dan dapat tumbuh pada tanahpodsolik, andosol, latosol, regosol dan berbagaiasosiasinya, mulai dari tanah bertekstur berat sampairingan serta pada tanah yang subur sampai kurangsubur. Jenis tanaman ini tidak tahan terhadapg e n a n g a n , s e h i n g g a u n t u k p e r t u m b u h a nmemerlukan tanah yang porositasnya tinggi (mudahmeneruskan/meresapkan air). Tumbuh baik padasolum tanah yang dalam dengan tingkat pH tanahantara 4 - 7 dan curah hujan yang cukup tinggi dantersebar merata dengan tipe iklim Schmidt danFerguson A dan B. Secara alamiah tanamankemenyan yang banyak terdapat di Sumatera Utaratumbuh mulai dataran rendah sampai ketinggian

benzoe

benzoe

2)

Page 39: Jilid IIIJilidIII

32

1.500 m dpl, tetapi rata-rata tumbuh pada ketinggianantara 100-700 m dpl .

Musim Buah : Musim berbunga clan berbuah pada bulan Desember -Januari".

Pengumpulan Buah : Biji yang baik untuk benih adalah biji dari buah yangditandai dengan jatuhnya buah dari pohon induk .Benih harus dikumpulkan tepat pada waktunya sebabkalau tertinggal di kebun atau di hutan akan dimakantupai, rusa babi hutan (celeng) atau margasatwalainnya .

Ekstraksi Benih : Setelah buah dipungut/dikumpulkan dari pohon induk,kemudian buah segera dibuang dan biji dibersihkanserta dikeringudarakan. Biji kemenyan berjumlah 366butir/kg atau 245 butir/liter .

Perkecambahan Benih : Biji kemenyan memiliki masa dormansi selama 1 - 2bulan. Kulit biji yang keras menghambatperkecambahan, oleh karena itu perlakuan yangbiasa diberikan adalah menyiram dengan air panasselama setengah jam kemudian direndam dalamair dingin selama satu malam sebelum disemaikan.Daya kecambah biji relatif kecil, yaitu 35% .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Hama dan penyakit pada tanaman kemenyan tidakbanyak dikenal karena memang tidak sampaimengakibatkan kematian tanaman. Pada umumnyayang dapat menimbulkan kematian pucuk tanamanyaitu kondisi tanah yang tergenang air (aerasi kurangbaik)". Buah tanaman kemenyan yang masak disukaioleh tupai, rusa babi hutan .

Persemaian : Penyemaian kemenyan dapat dilakukan di bedenganatau di polybag. Penyemaian di bedengan dilakukandengan cara meratakan tanah bedengan terlebihdahulu, kemudian tanah diolah sedalam 30 cmsehingga diperoleh tanah olahan yang gembur dandicampur dengan pasir (3:1). Setelah selesaimenyiapkan media penyemaian, benih ditanamdengan jarak 10 x 10 cm clan tiap titik ditanam 2 bijibenih .

Penyemaian di polybag dilakukan dengan terlebihdahulu mengisi polybag dengan tanah gembur yangdicampur dengan pasir (3:1). Kemudian tiap kantongplastik ditanam 2 biji benih . Kadang-kadangpersemaian dibuat dipindahkan apabila semai-semai sejengkal tingginya .

1,2)

1,3)

1,2,3)

3)

1,2)

1,2,3)

2)

2 )

2)

dan

dan

dan

dan

Page 40: Jilid IIIJilidIII

33

DAFTAR PUSTAKA

1) Badan Pengelola Gedung Manggala Wanabakti dan Prosea Indonesia. 1995. PohonKehidupan. Jakarta.

2) Heyne, K. 1997. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Departemen Kehutanan. Jakarta.

3) Pusat Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan.1999. Budidaya Tanaman Kemenyan.Departemen Kehutanan. Jakarta.

Page 41: Jilid IIIJilidIII

34

Oleh :

Yulianti Bramasto dan Kurniawati P. Putri

59. KEMIRI (L) Willd)(Aleurites moluccana

Nama Perdagangan : KemiriNama Botanis : (L) WilldFamili : Euphorbiaceae

Aleurites moluccana

Sebaran Tumbuh : Sebaran alami terdapat di daerah tropik, di Indonesiaumumnya dapat ditemui di Sumatera Utara, Jawa,Madura dan Sulawesi Selatan. Tanaman kemiri dapattumbuh pada berbagai tipe tanah dan iklim sepertipada tanah kapur, tanah latosol, tanah podsolik baikyang subur maupun kurang subur, bahkan dapat jugatumbuh pada tanah berpasir. Tumbuh pada daerahdengan suhu 21 C - 27°C, curah hujan 1.100 m - 2.400 mdengan hari hujan 80 - 110 hari pertahun dankelembaban rata-rata 75%. Tumbuh pada ketinggian0 - 800 m dpl, di beberapa tempat terdapat sampaiketinggian 1200 m dpl .

Musim Buah : Musim bunga terjadi pada awal musim hujan danmusim buah setelah 3-4 bulan atau pada akhir musimhujan. Dengan demikian musim bunga dan musimbuah kemiri berbeda-beda untuk setiap tempat.Kemiri mulai berbunga dan berbuah pada umur 3 - 4tahun .

Pengumpulan Buah : Pengumpulan biji sebaiknya dilakukan setelah musimbuah berakhir, karena daging buah sudah busuk danmudah dibuang dan biji-bijinya yang dapatdikumpulkan juga cukup banyak.

Buah dikumpulkan dengan cara memungut di bawahtegakan, karena buah kemiri yang masak akan jatuh

°

1,4)

1,4)

Page 42: Jilid IIIJilidIII

35

dengan sendirinya. Buah kemiri berkulit keras danberwarna hitam yang memiliki 2 - 3 buah bijididalamnya. Dalam satu kilogram terdapat 90 - 109buah biji kering. Pada umumnya buah kemiri yangberbiji dua berbentuk gepeng yang biasa disebutdengan biji betina dan yang berbiji satu berbentukbulat yang disebut biji jantan. Biasanya biji betinamempunyai kemampuan berkecambah lebih cepat.Berdasarkan pengalaman biasanya kemiri yangberasal dari biji jantan tidak akan mendatangkan buahyang banyak .

Ekstraksi Benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan cara membenam-kannya dalam tanah/lumpur sampai kulit buahmembusuk hancur, atau dengan cara merebuskemudian dijemur sampai kulitnya hancur. Dagingbuah yang telah hancur akan mudah lepas kemudiandilanjutkan dengan pemukulan sampai diperoleh bijikemiri .

Penyimpanan Benih : Biji yang akan disimpan sebaiknya dibersihkan dahululalu dijemur di bawah sinar matahari selama 10 hari,kemudian disimpan dalam tempat yang tertutup rapat.Penyimpnanan dengan cara ini dapat bertahansampai 10 bulan .

Perkecambahan Benih : Benih yang akan dikecambahkan terlebih dahuluditipiskan dengan gerinda atau amplas. Biji kemirisangat cepat kehilangan daya tumbuhnya, dimana bijiyang telah disimpan lebih dari 12 bulan sudah tidakdapat ditanam lagi. Biji yang akan dikecambahkandiletakkan dengan bagian yang datar ke dalam sampaikedalaman ± 1,5 cm. Biji mulai berkecambah setelah1-2 bulan dari penaburan dengan DB sebesar80% .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Kemiri merupakan tanaman yang kurang digangguoleh hama dan penyakit, gangguan hanya terjadipada waktu tanaman masih muda terutama dilapangan terbuka dimana banyak rumput yangdisenangi ternak .

Persemaian : Media semai yang digunakan adalah campuran tanahdan pasir (2: 1). Persemaian dibuat di bawah naungandan jika telah tumbuh baik, atap/peneduh dapatdikurangi agar anakan cukup terkena sinar matahari.Penyapihan dilakukan setelah semai berumur 4 bulanatau terlihat 2- 3 helai daun .

1,3,4)

1,3)

2,4j

1,2)

1,4)

dan

4)

Page 43: Jilid IIIJilidIII

36

DAFTAR PUSTAKA

1) Dali J. dan A. Ngaloken Gintings. 1993. Cara Penanaman Kemiri. Pusat Penelitiandan Pengembangan Hutan. Bogor.

2) Martawidjaya, dkk. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Departemen Kehutanan.Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

3) Setiadi, D. 2000. Potensi Kemiri Willd) di Desa Weeluri Kec.Laratama Kab. Sumba barat Nusa Tenggara Barat. Duta Rimba no. 257/XXV. PTPerhutani. Jakarta.

4) Suhartati dkk. 1994. Pedoman Teknis Budidaya Kemiri ( Willd.).Informasi Teknis No. 2/1994. Departemen Kehutanan Badan Litbang Kehutanan.Balai Penelitian Kehutanan Ujung Pandang. Makassar.

(Aleurites moluccana

Aleurites moluccana

Page 44: Jilid IIIJilidIII

37

Oleh :

Dede J. Sudrajat dan Nurin Widyani

Nama Perdagangan : KemlandinganNama Botanis : (Lam) de Wit (Hughes)Sinonim : (Willd.) Benth.,

Gillis & (Hughes)Famili :

Leucaena leucocephala

Leucaena glauca Leucaena latisiliqua-

sensu Steam

Mimosaceae

60. KEMLANDINGAN (Lam.) de Wit)(Leucaena leucocephala

Sebaran Tumbuh : Tersebar hampir di 20 negara di benua kecuali diEropa, meliputi Afrika (Tanzania, Kamerun, AfrikaSelatan), Asia (Pilipina, Malaysia, Indonesia),Australia dan Papua New Guinea, Amerika (Hawai,USA, Mexico, Brazil, Haiti, Poerto Rico) . Tumbuhpada tanah dengan ketinggian 0 - 800 mdpl, curahhujan 600 - 1000 mm/tahun (2-6 bulan basah) dengantemperatur 25 - 30°C dan kondisi tanah berdrainasebaik, netral sampai basa, teloran terhadap tanahpadat dan dangkal . Pertumbuhannya kurang baikpada tanah yang ternaungi .

Musim Buah : Pembungaan dan musim buah terjadi setiap tahunpada bulan Januari - Desember .

Pengumpulan Buah : Buah berbentuk polong berukuran panjang 9 - 13 cmdan lebar 1,3-1,8 cm . Satu polong terdapat banyakbiji. Pengunduhan dilakukan dengan pemanjatan.Polong yang masak berwarna coklat dan apabilaterlalu masak polong akan membuka dan biji-bijinyakeluar.

2)

5)

1,5j

1)

2)

2)

Page 45: Jilid IIIJilidIII

38

Ekstraksi Benih : Polong yang masak dijemur di bawah sinar mataharisampai polong tersebut merekah, kemudian polongdipukul ringan dengan tangan. Benih yang terpisahdari polong dibersihkan dengan cara disaring danditampi. Setelah benih diekstraksi, sebaiknya benihtersebut dijemur lagi selama 1 atau 2 hari untukmenurunkan kadar airnya .

Penyimpanan Benih : Penyimpanan benih dapat dilakukan pada wadah(plastik) kedap udara. Benih disimpan pada kadar air< 10% dan suhu < 4°C untuk periode yang cukuplama . Benih yang disimpan pada kondisi jelek dankadar air tinggi akan kehilangan viabilitasnya secaracepat.

Perkecambahan Benih : Benih mempunyai kulit yang keras sehingga untukmeningkatkan dan mempercepat perkecambahandiperlukan perlakuan pendahuluan. Perendamandengan air panas (80°C) selama 3 menit dan diikutidengan pencucian di air dingin . Benih kemudianditaburkan pada media tanah dan pasir (1 : 1).Setelah satu minggu benih tersebut akanberkecambah .

Pembiakan Vegetatif : Pembiakan vegetatif dapat dilakukan dengan stekbatang atau stek akar .

Pencegahan Hama dan Penyakit : P a t o g e n y a n g m e n g i n f e k s i b e n i h a d a l a h. Patogen/jamur merupakan

patogen terbawa benih yang menyebabkan bercakpada daun, klorosis, kehilangan daun, kematiantanaman serta dapat berasosiasi dengan patogenlainnya . Pencegahan serangan patogen ini dapatdilakukan dengan memberikan fungisida seperticaptan .

Persemaian : Penyapihan dilakukan setelah semai berumur 2-3minggu. Media yang digunakan untuk semai adalahcampuran tanah + pasir + kompos (7: 2: 1). Polybagyang digunakan berukuran 10 x 15 cm. Bibitmemerlukan naungan dengan intensitas cahaya 50 %dan siap ditanam di lapangan setelah berumur 3bulan.

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Penelitian dan PengembanganKehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

2) Hughes, C. E. 1998. Leucaena ; A Genetic Resources Handbook. Oxford ForestryInstitute. Departement of Plant Sciences. Universitas of Oxford.

2)

1)

5

4)

2)

2)

)

4)

Camptomeris leucaenae

DAFTAR PUSTAKA

Page 46: Jilid IIIJilidIII

39

3) Lenne, J.M. 1980. Camptomeris lef spot on spp. in Colombia. Plant Disease64:414 415.

4) Samuel, Y., Jones S. and Gosling. 1994. Benlante and Captan Fungicide Effects onSeed Germination of and . Nitrogen-Fixing Tree Research Reports 12:103 105.

5) Wadsworth, F. H. 1997. Forest Product for Tropical Amarica. Agriculture Handbook710. United States Departement ofAgriculture.

Leucaena

Leucaena salvadorensis L. leucochepala

Page 47: Jilid IIIJilidIII

40

Oleh :

Naning Yuniarti

61. KI PUTIH ( BENTH.)Homallium tomentosum

Nama Perdagangan : Ki putihNama Botanis : BENTH.Famili : Flacourtiaceae

Homallium tomentosum

Sebaran Tumbuh : Di Jawa banyak terdapat di dataran rendah yangpanas, tumbuhnya tak jarang sedikit banyakmengelompok".

Musim Buah : Ki putih berbuah setiap tahun, pada bulan Juni s/dAgustus.

Pengumpulan Buah : Pengumpulan buah dapat dilakukan dengan caramemanjat atau mengunduh buah langsung dari pohondengan bantuan alat galah berkait. Buah ki putih yangsudah masak fisiologis berwarna coklat tua.Benihnya sangat halus seperti tepung, dimana rata-rata berat 1000 butir benih adalah 0,019625 gram.Jadi berat 1 butir benih adalah 0,0002 gram .

Ekstraksi Benih : Ekstraksi atau proses pengeluaran benih daribuahnya dapat dilakukan dengan menjemur buah dibawah sinar matahari selama 2 - 3 hari sampai buahmerekah dan keluar benihnya.

Penyimpanan Benih : Benih ki putih termasuk benih orthodoks. Jadi caramenyimpan benihnya sebaiknya menggunakanwadah yang kedap udara (misalnya kantong plastik)dan disimpan di ruangAC.

2)

Page 48: Jilid IIIJilidIII

41

Perkecambahan Benih : Benih ki put ih t idak memerlukan per lakuanpendahuluan sebelum dikecambahkan. Benihlangsung ditabur di atas bak kecambah denganmenggunakan media fermikulit atau sabut kelapa ataumedia tanah .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Untuk mencegah perkembangan jamur selamapenyimpanan, sebelumnya benih dicampur denganfungisida dalam bentuk tepung. Jenis mikroba yangsering terbawa pada benih ki putih pada saat setelahpanen (pengunduhan) adalah

dan

Persemaian : Setelah kecambah/semai berumur 2 - 3 bulan ataukira-kira tinggi semai sudah 5 cm, kemudian disapih dibedeng persemaian dengan menggunakan kantongpolybag berukuran diameter 10 cm dan panjang 20 cmyang telah dilubangi dasarnya. Adapun media semaiyang disarankan adalah media tanah topsoil. Setelahtinggi bibit mencapai 25 - 30 cm, bibit telah siapditanam di lapangan.

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna II. Badan Penelitian clan PengembanganKehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta.

2) Yuniarti, N., Dida S., Dede J. S., M. Zanzibar., Adang, M., Enok, R. K., Endang, I., Mufid,S. 2001 Teknik Penanganan Benih Orthodoks ( 3 jenis ). Laporan Penelitian BalaiTeknologi Perbenihan No. 314/APBN/12/2001. Bogor.

2)

2)

Fusarium, Aspergillus,

Rhizopus .

DAFTAR PUSTAKA

Page 49: Jilid IIIJilidIII

42

Oleh :

Naning Yuniarti

62. KOURBARIL LINN.)(Hymenaea courbaril

Nama Perdagangan : Kourbaril, Marasi

Nama Botanis : LINN.Famili : Leguminosae

Hynenaea courbaril

Sebaran Tumbuh : Tumbuhan ini merupakan salah satu jenis pohoneksotik yang berasal dariAmerika".

Musim Buah : Musim berbuah kourbaril terjadi sepanjang tahun,yaitu pada bulan Mei s/d Juli.

Pengumpulan Buah : Pengumpulan buah dapat dilakukan dengan caramemungut langsung dari bawah pohon yang buahnyasudah berjatuhan. Buah/polong kourbaril yang sudahmasak fisiologis berwarna coklat tua.

Ekstraksi Benih : Ekstraksi atau proses pengeluaran benih dari buah/polongnya dapat dilakukan dengan cara polongdiketok/dipukul dengan palu sampai polongnya pecahdan keluar benihnya.

Penyimpanan Benih : Benih kourbaril termasuk benih orthodoks. Jadi caramenyimpan benihnya sebaiknya menggunakanwadah yang kedap udara (misalnya kantong plastik)dan disimpan di ruang AC.

Perkecambahan Benih : Sebelum dikecambahkan, benih kourbarilmemerlukan perlakuan pendahuluan terlebih dahulu,yaitu dikikir kemudian direndam dalam larutan AsamSulfat selama 20 menit. Media perkecambahan yang

Page 50: Jilid IIIJilidIII

43

digunakan adalah media campuran tanah dan pasirdengan perbandingan 1 :1.

Pencegahan Hama dan Penyakit : Untuk mencegah perkembangan jamur selamapenyimpanan, sebelumnya benih dicampur denganfungisida dalam bentuk tepung.

Persemaian : Setelah kecambah/semai berumur 1 - 2 bulan ataukira-kira tinggi semai sudah 5 cm, kemudian disapih dibedeng persemaian dengan menggunakan kantongpolybag berukuran diameter 10 cm panjang 20 cmyang telah dilubangi dasarnya. Adapun media semaiyang disarankan adalah media tanah topsoil.Setelah tinggi bibit mencapai 25 - 30 cm, bibit telahsiap ditanam di lapangan.

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna II. Badan Penelitian clan PengembanganKehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta.

dan

DAFTAR PUSTAKA

Page 51: Jilid IIIJilidIII

44

Oleh :

Dharmawati F. Djam'an

63. MATOA Forest)(Pometia pinnata

Nama Perdagangan : MatoaNama Botanis : ForestFamili : Sapindaceae

Pometia pinnata

Sebaran Tumbuh merupakan tanaman asli Indonesiayang secara alami tersebar mulai dari Aceh, SumateraBarat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur,Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, seluruhSulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya .Tumbuh sampai ketinggian 1900 m dpl, di tanah-tanahdatar bertekstur liat dimana pada waktu hujan agaktergenang air.

Musim Buah : Pada umumnya tanaman ini berbunga danberbuah sekali dalam satu tahun, berbunga mulaibulan Juli dan Oktober. Di beberapa tempat padabulan November. Buah matang pada bulan Februari -Maret . Sedangkan di Irian Jaya, tanaman iniberbunga pada bulan September - Oktober dan buahakan matang pada bulan Desember- Januari .

Pengumpulan Buah : Pengumpulan dilakukan dengan cara memanjatpohon kemudian rangkaian buah dipatahkan denganbantuan galah berkait. Kulit buah sudah berwarnakemerahan. Buah mempunyai ukuran diameter benih1,25-1,40 cm dan ukuran buah 2,2-2,9 cm , dalam 1 kgberisi 1000-1500 benih/kg.

Ekstraksi Benih : Ekstraksi dilakukan dengan metode basah yaitu benihdikeluarkan dengan cara mengupas kulit buah dan

: Pometia pinnata

1,2,3)

3)

8)

3)

Page 52: Jilid IIIJilidIII

45

dagingnya yang cukup tebal, setelah itu benih dicucidengan air mengalir selama 1 jam sampai dagingbuahnya terlepas semua, kemudian diangin-anginkansampai kering .

Penyimpanan Benih : Benih termasuk ke dalam golonganbuah rekalsitran, dimana setelah 2 minggu dayakecambah menurun sampai 3 % apabila disimpandalam kantong plastik pada suhu kamar . Sedangkandisimpan dengan cara mencampurkan benih denganabu gosok dapat mempertahankan daya kecambahsampai 4 minggu .

Perkecambahan Benih : Media yang baik untuk perkecambahanadalah tanah atau tanah campur pasir (1 : 1)

yang disimpan dalam bedeng tabur atau langsungdimasukkan ke dalam polybag ukuran 10,2 x 15,2yang sudah diberi lubang. Benih langsung ditaburtanpa perlakuan pendahuluan. Kandungan airminimal 21,06 - 26,76 dan disimpan di bedengyang diberi naungan ringan.

Pembiakan Vegetatif : Pembiakan vegetatif dapat dilakukandengan cara mencangkok dengan menggunakanmedia serbuk sabut kelapa yang diolesi rotone Fdibungkus dengan plastik transparan.

Pencegahan Hama dan Penyakit : Penyakit yang sering menyerang anakan Matoaadalah busuk akar ( ), rayap, busuk hatidan belalang yang menyerang daun muda .

Persemaian : Penyapihan dilakukan setelah semai berumur 3 - 4minggu apabila semai dalam bedeng tabur, setelahdiseleksi dipindahkan ke polybag, media yangdigunakan untuk semai adalahcampuran tanah + pasir + kompos ( 7: 2: 1), polybagyang digunakan berukuran 10,2 x 15,2 cm. Bibitmemerlukan naungan dan siap ditanam setelahberumur 6- 9 bulan.

1) De Groat, N.R., J.W. Hildebrand, P.B. Lamiry, J.M. Fundter (1994) : Timber trees: MajorCommercial timbers. Procea 5(1) . h 357 - 362.

2) Heyne K (1987) : Tumbuhan berguna Indonesia. Jilid III. Badan LitbangKehutanan, Koperasi karyawan Departemen Kehutanan Jakarta. H.1264-1265.

3) Karyaatmadja, B., Batseba A. Suripatty (1997) : Matoa ( di Irian Jaya.Matoa, I nformasi Teknis I. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari. H.1-12.

5,7)

3)

4,6)

3)

Pometia pinnata

Pometia

Pometia

Pometia

Pometia

pinnata

pinnata

damping off

pinnata

pinnata )

%

5)

DAFTAR PUSTAKA

Page 53: Jilid IIIJilidIII

46

4) Maai Regina R. dan Batseba a. Sripatty 1993 Pengaruh waktu dan tempatpenyimpanan terhadap viabilitas benih Paratropika, JurnalPenelitian Kehutanan II (1). Balai Penelitian Kehutanan Manokwari. h. 9-11.

5) Rahmawati S., E.S Mulyaningsih dan U. Soetisna (1995) : The survival of Matoaexcised embryos subyected to drying. Proceedings

International Workshop on Biotechnology Development of Species for IndustrialTimber Estates. Research Development Centre for Biotechnology. The IndonesianInstitute for Biotechnology, the Indonesian Institute of Scinces (LIPI) Bogor,h 313- 318.

6) Soetisna, U., Enung S. Mulyaningsih, Syamsidah Rachmawati 1994 : Pengaruhbeberapa media dan waktu penyimpanan terhadap viabilitas vigor benih Matoa

Paratropika, Jurnal penelitian Kehutanan II (2). Balai PenelitianKehutanan Manokwari, h 7 -10.

7) Suripatty, Batseba A. dan Johanes Pauri 1993 : Pengujian masa dormansi benihForest. Patropika, Jurnal Penelitian Kehutanan I (1). Balai

Penelitian Kehutanan Manokwari. h. 8-9.

8) Suripatty, Batseba A. dan Regina R Maai 1993: Pengaruh media tumbuh anakanRadlk. secara putaran terhadap persentase tumbuh.

Paratropika, Jurnal penelitian Kehutanan I (2). Balai Penelitian KehutananManokwari. h 11 -13.

Pometia pinnata.

(Pometia pinnata)

(Pometia pinnata).

Pometia pinnata

Pometia acuminata

Page 54: Jilid IIIJilidIII

47

Oleh :

Agus A. Pramono clan Rina Kurniaty

64. NANGKA ( Lam.)Artocarpus heterophyllus

Nama Perdagangan : NangkaNama Botanis : Lam.Famili : Moraceae

Artocarpus heterophyllus

SebaranTumbuh : Tanaman merupakan tanaman liar di daerah Ghatsbagian barat (India), sekarang telah tersebar hampirke seluruh dunia, terutama ke daerah-daerah yangberiklim tropik pada ketinggian 0-1.600 m dpl. Daerahpenyebaran nangka umumnya berada di daerahberiklim E (kering) dengan bulan kering 6 - 7 bulan / th.Di habitat alaminya nangka tumbuh di ketinggian 400 -1.200 m dpl . Untuk pertumbuhan yang baiktemperatur minimum untuk pertanaman nangkaadalah 16-21°C dan maksimum 31-32°C, kelembabanudara 50% - 80% . Kondisi yang disenanginangka ada lah lahan dengan curah hu janlebih dari 1500 mm/th, tanah aluvial, tanah liatberpasir atau liat berlempung, pH 6,0 - 7,5, cukup airdan mempunyai drainase yang baik .

Musim Buah : Nangka berbuah sepanjang tahun.

Pengumpulan Buah : Buah yang telah masak berwarna kuning atau kuningkecoklat-coklatan, berbau harum. Benih nangkasetiap kilogramnya berisi sekitar 430 biji .

Ektraksi Benih : Ekstraksi dilakukan dengan membelah buah danmengambil daging yang menyelimuti benih. Bila akan

5)

4 )

5)

2)

Page 55: Jilid IIIJilidIII

48

ditanam, agar cepat berkecambah, selaput tipis yangberlendir pada biji dibuang perikarp yang berupatanduk dibuka. Setelah selaput diambil, biji dicucidengan air bersih, kemudian dikeringkan dengankertas halus (kertas

Penyimpanan Benih : Benih nangka tidak tahan disimpan lama (rekalsitran)oleh karena itu benih yang telah diproses disarankanuntuk segera ditanam. Jika diperlukan, untukpenyimpanan jangka pendek, benih dapat disimpanasalkan benih jangan sampai mengering. Benih yangmemiliki kadar air 40% dari benih segar, dapatdisimpan selam 3 bulan pada suhu 20°C (ruang berAC) di dalam wadah kantung plastik kedap '. Benihnangka dapat disimpan pada kondisi lembab selamasatu bulan, 80% benih masih dapat kecambah. Benihyang berbobot lebih berat mampu disimpan lebihlama .

Perkecambahan Benih : Benih yang telah diproses segera ditanam di bak/bedeng tabur dengan jarak 40 x 40 cm. Benih ditanammendatar/berbaring lembaganya menghadap kebawah. Penyiraman dilakukan setiap hari. Bedengtabur sebaiknya diberi naungan yang tidak terlalurapat (50 - 70%) dari intensitas sinar mataharilangsung), menghadap ke arah timur-barat, gunamencegah penguapan air yang terlau cepat. Padaumumnya biji yang segar mudah berkecambahdengan daya kecambah sekitar 95%. Pada kondisiyang baik, biji mulai berkecambah pada hari ke 10 danpemunculan kecambah berakhir pada hari ke 35 - 40.Untuk memacu perkecambahan, benih dapat ditutupidengan jerami .

Pembiakan Vegetatif : Pembiakan vegetatif nangka dapat dilakukan denganstek, cangkok atau kultur jaringan, namun masihrelatif sulit dilaksanakan . Untuk memperbanyaktanaman dari pohon induk yang berkualitas baik,dapat dilakukan melalui penyambungan (sambungcelah atau sambung baji). Tanaman cempedak atausukun dapat digunakan sebagai batang bawah. Umurbatang bawah (cempedak) adalah 8-11 bulan.

Pencegahan Hama dan Penyakit : Sesudah kering ditaburi dengan bubuk dithane M-45dengan kadar 1% untuk mencegah serangan jamur .

Persemaian : Kecambah nangka memiliki akar tunjang yangmampu tumbuh cepat, sehingga dapat menimbulkankesulitan dalam pemindahan bibit. Oleh karena itubibit/kecambah sebaiknya dipindah ke kantung semai

dan

dan

dan

tissue) .5}

s

2)

2,5)

5j

5)

Page 56: Jilid IIIJilidIII

49

atau ditanam langsung di lapang sebelum cadanganmakanan dalam keping bijinya habis, yaitu setelahberdaun 3 - 4 helai yang umumnya berumur 1- 1,5bulan . Disarankan dalam pemindahan bibitdisertakan dengan tanah yang menempel di akar.Keterlambatan pemindahan akan mengakibatkankematian bibit, yang disebabkan oleh kerusakan akar.

Bibit dapat ditaman di lapang sewaktu masih mudasekali, bibit disarankan ditanam di lapang sebelumakar tumbuh keluar dari kantung semai.

1) Burkill, LH. 1935. A dictionary of the economic product of the Malay Peninsula. Vol.l.CrownAgent for The Colonies, London. 1220p.

2) Lemmens, R.H.M.J.; Soerianegara, I.; Wong, WC. 1995. Plant Resources of South-East Asia. No 5 (2). Timber trees: Minor commercial timbers. PROSEA. Bogor.Indonesia.

3) Mangaoang, E.O. dan Raros, R.S. 1987. Farm-level management ofLam. Multipurpose Tree Species for Amall-farm Use.

Proceeding of an international workshop held November 2-5, 1987 in Pattaya,Thailand.. Winrock International Institute for Agricultural Development. USA.International Development Research Centre of canada.

4) Suhardi; Sabarnurdin,S; Soedjoko, S. A;Dwidjono; Minarningsih; Widodo, A. 1999.Hutan dan Kebun Sebagai Sumber Pangan Nasional. Departemen Kehutanandan Perkebunan. Departemen Pertanian. Kantor Menteri Negara Pangan danHoltikultura. Universitas Gadjah Mada.

5) Verheij, E.W.M, dan Coronel, R.E. 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2. Buah-buahan yang dapat dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta bekerjasama dengan PROSEAIndonesai dan European commissian.

2)

DAFTAR PUSTAKA

Artocarpus

heterophyllus Dalam

Page 57: Jilid IIIJilidIII

50

Oleh :

65. PALA ( Houtt)Myristica fragrans

Dharmawati F.D, dan Dede J. Sudrajat

Nama Perdagangan : PalaNama Botanis : HouttFamili : Myristicaceae

Myristica fragrans1,2)

Sebaran Tumbuh : Minahasa, Kepulauan Sangi, Maluku, SumateraBarat, Aceh, Pulau Jawa. Tumbuh baik padaketinggian 0- 540 m dpl' ", dengan curah hujan tinggi.Kondisi tanah vulkanis, gembur, agak miring,drainase baik dengan tekstur pasir sampai lempungdapat mengoptimalkan pertumbuhan jenis ini .

Musim Buah : Berbuah sepanjang tahun, panen terbaik pada awalmusim hujan (September - November), sedangkanmusim panen terbanyak terjadi pada bulan Juli danAgustus". Periode pembungaan sampai buah masakmemerlukan waktu 9 bulan .

Pengumpulan Buah : Untuk mendapatkan tanaman yang baik, bij isebaiknya dikumpulkan dari pohon induk terpilih.Letak pohon induk harus dekat dengan pohonberbunga jantan. Pengunduhan buah dilakukanterhadap buah yang telah masak secara fisiologis(buah besar, bentuk agak bulat). Buah yang masakmemiliki kulit biji yang licin mengkilat, hitamkecoklatan. Pengunduhan biasanya dilakukan

3)

2)

Page 58: Jilid IIIJilidIII

51

dengan pemanjatan menggunakan galah berkaityang dibawahnya dipasang keranjang sebagaipenampung buah".

Ekstraksi Benih : Ekstraksi dilakukan dengan pengupasanmenggunakan pisau , dalam 1 kg benih terdapat150 biji berkualitas satu 190 - 250 biji berukuranagak kecil (kualitas dua) an biji kembar digolongkanke dalam kelas terendah . Untuk tujuan penanamansebaiknya dipilih biji yang berukuran besar.

Penyimpanan Benih : Benih pala termasuk ke dalam benih rekalsitran.Benih mudah kering tidak dapat disimpan lama,viabilitasnya akan hilang setelah satu bulan . Untukmempertahankan viabi l i tas di lakukan denganmencampur benih dengan bubur kapur, cara ini dapatmempertahankan viabilitas benih selama 3 bulan .

Perkecambahan Benih : Media untuk perkecambahan sebaiknya digunakanpasir, serbuk sabut kelapa serbuk gergaji yangsudah disterilkan dalam satu bedeng berukuran 1 m .Satu bedeng dapat diisi 500 benih yang akanberkecambah setelah 4 - 8 minggu. Perkecambahandapat dipercepat dengan membuang kulit bijinya .

Pembiakan Vegetatif : Cara lain membiakan Pala adalah menggunakancara vegetatif. Metode yang dapat dikembangkanadalah cangkok, grafting dan okulasi , sedangkanmetode stek belum berhasil dikembangkan secarasempurna . Cangkok akan membentuk perakansetelah berumur 3 bulan. Untuk metode okulasi,dapat digunakan metote T terbalik atau cara Fokkert.Cara pembiakan secara vegetatif yang paling seringadalah cara (sambungan). Penyambungandilakukan pada bibit yang berumur 3 - 4 bulan, pucukdipotong setinggi 15 - 20 cm dari permukaan tanahkemudian dibelah dua berbentuk V, entres diambilyang berdaun 4 - 6 lembar dari cabang ortotrop.Daun yang pada entres dipotong ditinggalkan 2daun ke arah pucuk, kemudian pangkal tangkaidiruncingkan berbentuk huruf V diselipkan kebatang bawahnya. Sambungan tersebut diikatdengan tali rafia ditutup plastik atau diletakkan didalam bedengan berbentuk sungkup yang ditutupplastik. Penyiraman dilakukan setiap pagi an sore.

Persemaian : Persemaian bisa dilakukan dengan cara bedengandan dalam polibag.(1). Persemaian di bedengan langsung dibuat

dengan pengolahan tanah secara sempurna

dan

dand

dan

dan

dan

dan

dan

d

1)

3)

zj

3)

2

3)

3)

3)

grafting

Page 59: Jilid IIIJilidIII

52

dimana media tanah dicampur dengan pupukkandang (1:2), kelembaban media dipertahankansebesar 90% sampai benih berkecambah (4-8minggu). Sesudah bibit berumur 1 tahun dibedengan dapat langsung dipindahkan kelapangan dengan cara memutar bibit.

(2). Persemaian di polibag menggunakan mediacampuran tanah dan pupuk kandang denganperbandingan 2:1. Polibag yang digunakansebaiknya berukuran 20 x 30 cm. Polibag-polibag tersebut disusun dalam bedengan dibawah naungan.

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Penelitian danPengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Hal. 783-791.

2) Lemmens, R.H.M.J., Soerianegara, I. and Wong, WC. (Editors). 1995. Plant Resourcesof South-East Asia 5 (2) Timber trees: Minor commercial timbers. Prosea.Backhuys Publishers, Leiden.

3) Lubis, M.Y. 1922. Budidaya Tanaman Pala. Edisi Khusus Litro VI I I(1). Balai PenelitianTanaman Rempah dan Obat. Bogor. Hat. 8-20.

DAFTAR PUSTAKA

Page 60: Jilid IIIJilidIII

53

Oleh :

Kurniawati Purwaka Putri

66. PASANG ( spp.)Lithocarpus

Nama Perdagangan : PasangNama Botanis : spp.Sinonim : spp.Famili : Fagaceae

Lithocarpus

Quercus

Sebaran Tumbuh : Penyebaran tanaman pasang di Indonesia ditemukandi Jawa, Kalimantan Timur dan hampir di seluruhwilayah Sumatera. Tumbuh pada ketinggian 500 -1800 m dpl, bahkan di beberapa tempat dijumpaisampai ketinggian 2700 m dpl. Jenis ini biasanyatumbuh pada tanah kering dan di daerah pinggirsungai yang kadang-kadang tergenang air. Pohonyang tumbuh di rawa akan membentuk akar lutut yangkeluar dari batangnya. Daunnya sangat bervariasimengikuti ketinggian tempat tumbuhnya .

Musim Buah : Pohon pasang berbunga dan berbuah setiap tahun.Musim buah masak terjadi pada bulan Agustus -November (Jawa) dan Maret (Sumatera) .

Pengumpulan Buah : Buah dikumpulkan dengan cara memanjat danmemetiknya dari pohon. Benih yang masak dicirikanoleh kulit buah yang berwarna coklat tua. Buahpasang berbentuk seperti buah salak yaitu berbentukbulat pendek berujung runcing dan bagian dasarnyamembulat, hanya kulit buah pasang relatif lebihhalus dan lebih kecil. Jumlah benih per-kg sekitar 232 butiratau 2650 butir per kaleng minyak tanah .

1,2,3)

1,2,3)

1,2,3)

Page 61: Jilid IIIJilidIII

54

Ekstraksi Benih : Ekstraksi benih dilakukan secara manual yaitumengeluarkan benih dari buah dengan menggunakantangan.

Penyimpanan Benih : Penyimpanan dengan menggunakan wadah simpanyang kedap udara dan ditempatkan dalam kamar berAC. Sampai 3 minggu viabilitas benihnya dapatdipertahankan dengan daya berkecambah 50 % .

Perkecambahan Benih : Media yang digunakan adalah campuran tanah danpasir dengan perbandingan 1:1. Daya berkecambahbenih yang segar rata -rata mencapai 80 % .

Pembiakan Vegetatif : Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukandengan menggunakan stump. Stump yang digunakanberukuran panjang bagian akar dan bagian batangmasing-masing 15 cm dengan diameter 0,5 - 1 cm.Persen tumbuh stump umumnya dibawah 50% .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Tanaman pasang rawan terhadap serangan jamurkumbang dan ulat

Buah masak yang jatuh sangatdisukai oleh bermacam-macam binatang seperti babi,monyet dan binatang buas lainnya sehinggamengurangi regenerasi alam .

Persemaian : Media yang digunakan adalah campuran tanah pasir.Bibit siap ditanam di lapangan setelah mencapaitinggi 25-30 cm .

1) Atmosuseno. B. S. dan Khaerudin D. 1996. Kayu Komersil. PT Penebar Swadaya.Jakarta. P34 36.

2) Heyne. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I. Yayasan Sarana Wanajaya.Jakarta.

3) Martawijaya. Et. AI. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Departemen Kehutanan. BadanPenelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

4) Sunarno, Et. 1998. Quercus In M. S. M. Sosef, L.T. Hong and S. Prawirohatmodjo(Editors) : Plant Resources Of South East Asia No. 5 (2). Timber Tress : MinorCommercial Timber. Backhuys Publishers, Leiden. P 108 127.

1,3)

3,4)

4)

1,3)

1,3)

Fames pinicola, Corvebus dorsalis

Zeuzera multistrigata.

DAFTAR PUSTAKA

Page 62: Jilid IIIJilidIII

55

Oleh :

Naning Yuniarti

67. PELLITA ( F. Mull)Eucalyptus pellita

Nama Perdagangan : PelitaNama Botanis : F. MullFamili : Myrtaceae

Eucalyptus pellita

Sebaran Tumbuh : Jenis ini tumbuh menyebar secara alami di PapuaNew Guinea, Irian Jaya dan Queensland .

Musim Buah : Tanaman ini berbunga pada bulan April - Juni danberbuah masak pada bulanAgustus - November.

Pengumpulan Buah : Buah berbentuk kapsul, jika sudah masak kapsul akanmerekah. Benih dikatakan telah masak fisiologis jikabuah sudah mulai mengeras, berwarna coklat tua dantutup buah mulai terbuka sebagian, tetapi benih belumkeluar dari buah. Hal ini sangat penting untukdiperhatikan karena sifat benihnya yang halus.Pengumpulan benih harus diunduh dengan caramemanjat pohon induknya, benih yang sudah masakfisiologis dipetik dan dikumpulkan dalam suatukantong, kemudian diberi label yang bertuliskan lokasidan tanggal pengunduhan. Berat 1 butir benihberkisar antara 0,0011 - 0,0016 gram. Jadi dalam 1 kgberisi sebanyak antara 625.000-909.091 butir benih .

Ekstraksi Benih : Untuk mengeluarkan benih dari buahnya, perludilakukan penjemuran di bawah sinar matahariselama 4 hari, rata-rata 7 jam sehari. Buah yang akandiekstraksi, ditempatkan dalam kotak ditempatkanselembar kain atau plastik untuk menampung benih.

1)

2)

Page 63: Jilid IIIJilidIII

56

Penyimpanan Benih : Benih termasuk benih orthodoks.Jadi cara menyimpan benihnya sebaiknyamenggunakan wadah yang kedap udara (misalnyakantong plastik) dan disimpan di ruangAC.

Perkecambahan Benih : Benih disemaikan pada bak kecambah denganmenggunakan media campuran tanah topsoil danpasir dengan perbandingan 1:1. Campuran media inidisaring dahulu kemudian disterilkan.

Pencegahan Hama dan Penyakit : Untuk mencegah perkembangan jamur selamapenyimpanan, sebelumnya benih dicampur denganfungisida dalam bentuk tepung. Jenis mikroba yangsering terbawa pada benih ini pada saat setelahp a n e n ( p e n g u n d u h a n ) a d a l a h

dan

Persemaian : Setelah kecambah/semai berumur 2 - 3 bulan ataukira-kira tinggi semai sudah 5 cm, kemudian disapih dibedeng persemaian dengan menggunakan kantongpolybag berukuran diameter 10 cm dan panjang 20 cmyang telah dilubangi dasarnya. Adapun media semaiyang disarankan adalah media tanah topsoil. Setelahtinggi bibit mencapai 25 - 30 cm, bibit telah siapditamam di lapangan.

1) Doran, John. C. and Turnbull, John W. 1997. Australian Trees and Shrubs: species forland rehabilitaion and farm planting in the tropics. ACIARV Monograph No. 24, viii+ 384p.

2) Yuniarti, N., Dida S., Dede J. S., M. Zanzibar., Adang, M., Enok, R. K., Endang, L, Mufid,S., 2001 Teknik Penanganan Benih Orthodoks ( 3 jenis ). Laporan Penelitian BalaiTeknologi Perbenihan No. 297/DR/03/2000. Bogor.

Eucalyptus pellita

P e n i c i l l i u m ,

Aspergillus, Fusarium Rhizopus '.2

DAFTAR PUSTAKA

Page 64: Jilid IIIJilidIII

57

Oleh :

Eliya Suita dan Hero Dien Pancang Kartiko

68. ROTAN MANAU ( Miq)Calamus manan

Nama Perdagangan :Nama Botanis :Famili :

Rotan manauMiq.

PalmaeCalamus manan

Sebaran Tumbuh : Asal usu penyebaran geografi tersebarluas, biasanya terbatas pada hutan dipterokarp bukitberlereng curam, yang terdapat di SemenanjungMalaya, Sumatera Kalimantan Selatan. Kisaranketinggian antara 50-1000 meter dari permukaan lautdan paling melimpah antara ketinggian 600 - 1000meter dpl .

Musim Buah : Musim berbunga berbuah di setiap tempatberlainan umumnya pada musim kemarau .Bengkulu, Mentawai, Muara Suka, Jambi, SumateraUtara pada bulan Agustus clan Sumatera Barat Maret-April .

Pengumpulan Buah : Buah siap dipanen setelah masak fisiologis yangditandai dengan kulit buah keras berwarna kuningkecoklatan, daging buah terasa manis. Pengumpulanbenih dapat dilakukan dari tegakan yang memenuhisyarat : sehat, cukup umur, mempunyai bentuk danpertumbuhan yang balk, bebas dari hama danpenyakit. Untuk mendapatkan benih dengan mutuyang balk, hindari pengumpulan buah yang dilakukanpada : sekelompok kecil pohon yang terisolir dantegakan yang mempunyai pohon-pohon berbentukjelek .

C. mananl dan

dan

dandan

6)

2)

1)

5)

Page 65: Jilid IIIJilidIII

58

Ekstraksi Benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan mengupas kulitbuah secara manual, Kemudian untuk menghilangkandaging buah yang menempel pada biji dilakukandengan penggosokan di atas kain kasa. Ekstraksi jugadapat dilakukan dengan menggunakan foodproccesor. Selanjutnya dibilas dengan air untukmemisahkan daging buah dan kotoran lain daribenih . Cara lain adalah merendam benih dalam airselama 2 hari, kemudian kulit dan daging buahdikupas secara manual, diikuti dengan pencuciandengan alkohol 75% selama satu menit, lalu dibilasdengan air .

Penyimpanan Benih : Penyimpanan benih rotan dilakukan denganmenggunakan wadah yang kedap. Benih yang akandisimpan harus benar-benar telah bersih dari sisadaging buah. Kadar air benih untuk penyimpanannyaadalah 40-45%, yang didapatkan dengan caramengangin-anginkannya selama 1 hari .Penyimpanan dapat dilakukan di dalam ruang simpankering sejuk dengan suhu 16-17°C dan kelembabannisbi 50-60%. Dengan cara penyimpanan tersebutdaya hidup benih dapat dipertahankan sampai 2,5bulan sejak pengunduhan . Cara lain penyimpananbenih dalam bentuk buah segar, kadar air 40% dalamwadah kedap dan ditempatkan dalam suhu 10-15°C.Dengan cara ini selama periode penyimpanan, benihtidak berkecambah dan daya hidupnya juga tidakmenurun secara nyata setelah 1,5 bulan (dayakecambah = 85%) .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Di lapangan sejauh ini penyakit busuk leher dari semaiyang ditanam merupakan satu-satunya penyakit yangserius.

Di persemaian, dijumpai penyakit daun (lobang gotri,cincin coklat dan bercak coklat) pada daun semaimuda yang sedang tumbuh. Pengendalian dilakukandengan menyemprotkan fungisida yang sesuai padaselang waktu 10 hari. Daun diserang oleh

(rama-rama),

(semua kumbang). Buah diserang oleh kumbangsebelum masak .

Persemaian : Benih ditabur langsung pada media campuran tanahdan pasir (1:1). Penaburan dilakukan denganmeletakkan tunas embrio menghadap ke atas. Bijiberkecambah dalam waktu 3 sampai 15 minggu .Biasanya biji ditanam dalam bedengan yang dinaungi

6)

4)

5j

3)

6)

4)

Artona

catoxanta Botryonopa sanguinea,

Protocerius colossus dan Rhabdocnemis leprosa

Page 66: Jilid IIIJilidIII

59

dan dipotkan dalam kantung politena ketika daunpertama muncul. Setelah dipotkan, semai harusditempatkan di bawah naungan dan diberi banyakkelengasan tanpa airnya tergenang. Biasanya semaisiap tanam 9-12 bulan setelah dialihkan ke kantung,dan membutuhkan penopang pohon.

1) BTP. 1987. Petunjuk Teknik Penanganan dan Pengujian Mutu Benih Rotan.Departemen Kehutanan. Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan.Bogor.

2) Darwo, Achmad B., Mas'ud H.A.F. 1994. Pertumbuhan Rotan manauMiq) di bawah Tegakan Buletin Penelitian Kehutanan.Volume 10 No. 3. Balai Kehutanan Pematang Siantar.

3) Dransfield J., dan Manokaran N. 1993. Prosea. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 6.Rotan. Gadjah mada University Press, Yogyakarta dan Prosea Indonesia, Bogor.

4) Kartiko.H.D.P. 1998. Ekstraksi dan Penyimpanan Benih Rotan ManauMiq). Proseding Ekspose Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi

Perbenihan Kehutanan, Vol. 5 No. 2. Badan Penelitian dan PengembanganKehutanan. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.

5) PUSDIKLAT DAN APHI. 1989. Diktat Perbenihan. Departemen Kehutanan. PusatPembinaan Pendidikan dan Latihan Kehutanan. Bogor.

6) Sudrajat D.J., Suita E., Nurhasybi, Rohandi A., Kartiana E.R., Muharam A. 2001.Standarisasi Mutu dan Pengujian Benih Tanaman Hutan

dan LUC No. 351. Balai TeknologiPerbenihan. Bogor. (tidak diterbitkan).

DAFTAR PUSTAKA

(Calamus manan

Eucalyptus urophylla.

(Calamus

manan

(Dalbergia lathifolia,

Agathis loranthifolia Calamus manan),

Page 67: Jilid IIIJilidIII

60

Oleh :

Naning Yuniarti

69. SAGA POHON ( T & B. )Adenanthera microsperma

Nama Perdagangan : Saga pohonNama Botanis : T & B.Famili : Leguminosae

Adenanthera microsperma

Sebaran Tumbuh : Tumbuhan ini terdapat di Bagian Tengah TimuPulau Jawa mulai dari daerah pantai sampaiketinggian 600 m dpl. Tumbuhan tersebut tidaktumbuh berkelompok. Tumbuhan ini tidak begitumenuntut persyaratan tumbuh yang tinggi mengenaikualitas tanah .

Musim Buah : Saga pohon berbuah sepanjang tahun, pada bulanApril s/dAgustus.

Pengumpulan Buah : Pengumpulan buah dapat dilakukan dengan caramemanjat atau mengunduh buah langsung daripohon dengan bantuan alat galah berkait. Buah sagapohon yang sudah masak fisiologis berwarna coklatdan sudah merekah. Benihnya berbentuk bulatkancing dan berwarna merah.

Ekstraksi Benih : Buah / polong dijemur di bawah sinar matahari selama1-2 hari. Ekstraksi atau proses pengeluaran benihdari buahnya dapat dilakukan dengan membuka buahyang sudah masak secara manual untukmengeluarkan benih yang ada di dalamnya.

Penyimpanan Benih : Benih saga pohon termasuk benih orthodoks. Jadicara menyimpan benihnya sebaiknya menggunakan

dan r

1)

Page 68: Jilid IIIJilidIII

61

wadah yang kedap udara ( misalnya kantong plastik )dan disimpan di ruangAC.

Perkecambahan Benih : Sebelum dikecambahkan, benih saga pohonmemerlukan perlakuan pendahuluan terlebih dahulu,yaitu direndam dalam larutan Asam Sulfat selama 30menit. Media perkecambahan yang digunakan adalahmedia campuran tanah dan pasir denganperbandingan 1 : 1 .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Untuk mencegah perkembangan jamur selamapenyimpanan, sebelumnya benih dicampur denganfungisida dalam bentuk tepung.

Persemaian : Setelah kecambah/semai berumur 1-2 bulan ataukira-kira tinggi semai sudah 5 cm, kemudian disapih dibedeng persemaian dengan menggunakan kantongpolybag berukuran diameter 10 cm panjang 20 cmyang telah dilubangi dasarnya. Adapun media semaiyang disarankan adalah media tanah topsoil. Setelahtinggi bibit mencapai 25 - 30 cm, bibit telah siapditanam di lapangan.

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna II. Badan Penelitian clan PengembanganKehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta.

2) Yuniarti, N., Dida S., Dede J. S., M. Zanzibar., Dharmawati F.D., Adang, M., Enok, R. K.,Endang, I., Mufid, S., 2001 Teknik Penanganan Benih Orthodoks ( 2 jenis ).Laporan Penelitian Balai Teknologi Perbenihan No. 343/APBN/12/2001. Bogor.

2)

dan

DAFTAR PUSTAKA

Page 69: Jilid IIIJilidIII

62

70. SEMPUR ( Miq.)Dillenia excelsa

Oleh :

Dida Syamsuwida

Nama Perdagangan : SempurNama Botanis : Miq.Sinonim : Jack.Famili : Dilleniaceae

Dillenia excelsa

Wormia excelsa

Sebaran Tumbuh : Tersebar di seluruh P. Jawa terutama di sebelah Baratdan Tengah, Sumatera Selatan, Bangka, Kalimantan,Semenanjung Malaya Philippinas . Merupakanjenis yang tumbuh pada ketinggian dibawah 400 m diatas permukaan laut . Biasanya ditemukan tumbuhalami sepanjang pinggir sungai pada hutan hujantropis primer atau sekunder, pada tanah keringberpasir, pada habitat hutan dataran rendah, di rawa-rawa dan dipunggung pegunungan. Maksimumtemperatur berk isar antara 35 - 40°C danminimumnya antara 2 - 18 °C curah hujan dari 800 -2000 mm .

Musim Buah : Berbunga berbuah sepanjang tahun, sehinggasetiap saat dapat ditemukan buahnya.

Pengumpulan Buah : Buah berbentuk bulat agak gepeng, berlapis-lapiskarpel berwarna hijau terang dengan diameter > 2,5cm. Biji terdapat dalam karpel-karpel (1-3 biji/karpel) berwarna coklat tua. Buah dikumpulkandengan cara pemanjatan pohon buah langsungdipetik dari tangkainya, dapat juga dijolok langsungdari bawah dengan menggunakan galah berkait. Buah

dan

dan

dan

dan

dan

5,1)

1)

4.2.3)

Page 70: Jilid IIIJilidIII

63

masak ditandai dengan warna buah hijau tua. Janganmengumpulkan buah yang masih hijau atau sudahbusuk .

Ekstraksi Benih : Untuk mengeluarkan benih dari buah, buah dijemurdibawah matahari selama beberapa bulan, kemudianbuah dipecahkan untuk membukanya benihdiekstraksi dengan menampinya .

Penyimpanan Benih : Sebelum penyimpanan, benih dikeringkan dahuludengan menjemurnya selama 2 hari. Penyimpanandilakukan dibawah kondisi ruangan biasa denganwadah kaleng.

Perkecambahan Benih : Benih sempur secara alami mempunyai dayakecambah yang rendah (35%) selama 5 - 9 hari .Namun apabila benih dikeringkan terlebih dahuluhingga kadar air relatif rendah, dapat mencapai dayakecambah 80% . Perkecambahan dapat dilakukan dirumah kaca dalam bak kecambah berisi media pasirtanah (1:1) atau langsung pada bedeng persemaian.Benih yang berkecambah dalam bak kecambahsetelah 3 - 4 minggu dapat dipindahkan/disapih kepolibag atau ke bedengan persemaian.

Pencegahan Hama dan Penyakit : Tidak ditemukan hama atau penyakit pada benihnamun buah sangat disukai binatang seperti gajah,rusa dan kera dimana biji dibuang merupakanpenyebaran benih alami di hutan. Selain itu jugasemut putih menyukai daging buahnya, tapi benihtidak tersentuh, sehingga perkecambahan tetapterjadi apabila kulit yang menutupi ruang biji retak ataupecah .

Persemaian : Setelah disapih di polibag atau bedeng persemaianselama 1 tahun atau mencapai tinggi maksimal 60 cm,tanaman dapat dipindah ke lapangan. Optimalnyasaat bibit memiliki 2-5 daun, termasuk pasangan daunpertama. Waktu pencabutan bibit sebaiknya dilakukansetelah hujan lebat, agar akar anakan tidak rusak danmikoriza terbawa .

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Penelitian danPengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

2) Martawijaya, A; I Kartasujana, Y.I Mandang; S.A Prawira clan K. Kadir. 1989. Atlas KayuIndonesia. Jilid III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.Departemen Kehutanan. Bogor.

4)

3)

2)

4.2)

3)

dan

dan

4)

DAFTAR PUSTAKA

Page 71: Jilid IIIJilidIII

64

3) Sutamo, H. 1999. Sempur (Jack) Gilg.). Lembaran Informasi PROSEA2(8):50 52.

4) Troup, IRS, MADE 1921. The Siviculture of Indian Trees. Vol. I Dilleniaceae toLeguminosae (Papilionaceae). Oxford. The Clarendon Press. Pp.1 4.

5) Van Steenis, C.G.G.J. 1954. Flora Malesiana. Vol. 4. Spermatophyta. Noordhoff-KoHf,Jakarta. Pp.169-170.

(Dillenia excelsa

Page 72: Jilid IIIJilidIII

65

Oleh :

Hero Dien P. Kartiko dan Enok R. Kartiana

71. SENTUL ( Blume)Sandoricum nervosum

Nama Perdagangan : Sentul

Sentul diduga merupakan varietas dari kecapidengan perbedaan antara

lain terdapat pada: ukuran buah (sentul: besar;kecapi: kecil), rasa daging buah (sentul: masam;kecapi: agak manis), warna kotiledon (sentul:putih; kecapi: kemerahan).

Famili : Meliaceae

1.2)

Nama Botanis : Blume.

dan

Sandoricum nervosum1.2)

( ) ,Sandoricum koetjape1.2

Sebaran Tumbuh : Merupakan jenis asli Indo-China Malaysia Barat,dan telah berkembang menjadi ras lahan sertadibudidayakan di wilayah tropika Asia, khususnya diIndonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.Jenis ini telah diintroduksi pula ke negara-negaratropika lainnya. Dapat tumbuh pada ketinggian 0-1000 m di atas permukaan laut, serta dapat bertahanhidup pada daerah dengan musim kering yangpanjang. Tumbuh sangat baik pada tanah lempungberliat atau lempung berpasir yang gembur danbanyak mengandung humus .

Musim Buah : Mei-Juni (Jasinga, Kabupaten Bogor). Tanaman dapatberbunga pada umur 5-7 tahun. Penyerbukandilakukan oleh serangga, perkembangan buah

dan

dan

2)

Page 73: Jilid IIIJilidIII

66

(sejak dari munculnya bunga) membutuhkan waktuselama 5 bulan .

Pengumpulan Buah : Pengumpulan benih agar dilakukan pada pohon indukyang memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tujuanproduksi tanaman. Bila tujuan penanaman diarahkanuntuk produksi kayu, benih agar dikumpulkan daripohon induk yang berbatang lurus, besar,percabangan ringan, serta bebas cabangnyamencapai ketinggian yang memadai . Tetapi biladiarahkan untuk produksi buah, benih selayaknyadikumpulkan dari pohon induk yang memiliki buahyang manis dan berukuran besar . Setelahdikumpulkan, buah ditempatkan dalam wadahberpori-pori (seperti kantong kain atau keranjangbambu) untuk memberi peluang bagi terjadinyapertukaran udara dengan lingkungan sekitarnya.Selanjutnya, benih sesegera mungkin dikeluarkandari buah, dibersihkan daging buahnya, sertadisemaikan.

Ekstraksi Benih : Ekstraksi dilakukan dengan membelah kulit luar buahdengan pisau atau golok. Daging buah yang masihmelekat dibersihkan dengan menggosok-gosokanbenih pada pasir. Setelah itu, benih dibilas dengan airmengalir sampai bersih, kemudian segera mungkindisemaikan.

Penyimpanan Benih : Benih memiliki sifat rekalsitran dengan nilai kadar airbenih segar (setelah ekstraksi) sekitar 52%. Bila buahtidak dapat segera diekstraksi dan disemaikan,penyimpanan agar dilakukan dalam bentuk buahyang masih utuh guna mencegah turunnya kadar airbenih. Penyimpanan yang bersifat sementaratersebut dapat dilakukan di ruang AC (18-20°C) ataudikulkas (sekitar7°C).

Perkecambahan Benih : Benih yang telah dibersihkan daging buahnya,disemaikan di bawah naungan pada media tanah +kompos (1:1). Perkecambahan biasanya memerlukanwaktu selama 20 hari terhitung dari saatpenyemaian .

Pembiakan Vegetatif : Dapat dibiakkan secara vegetatif dengan cara tempeltunas (okulasi), penyambungan batang ( ), dancangkok. Cara ini berguna dalam menggandakanvarietas-varietas terpilih yang menghasilkan buahdengan rasa manis dan berukuran besae .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Hama yang dapat menyerang jenis sentul adalah kutuyang menyebabkan timbulnya

2)

3.4.5.6)

2)

2)

2)

grafting

Eriophyes sandorici

Page 74: Jilid IIIJilidIII

67

tumor. Sedangkan penyakitnya adalah penyakitkemerahan yang disebabkan oleh jamur

Selain itu, terdapat pula penyakit busukbibit yang disebabkan olehPencegahan/pengendalian hama dan penyakit dapatdi lakukan dengan: ster i l isasi media tumbuh,perlakuan fungisida dan insektisida, dan pemilihaninduk sumber ben ih yang tahan te rhadaphama/penyakit. Untuk mencegah berkembangnyahama dan penyakit, lingkungan persemaian agarselalu dijaga kebersihannya. Dengan demikianpenggunaan pestisida kimia, yang mengandungpotensi membahayakan lingkungan hidup, dapatdihindari.

Persemaian : Untuk pembuatan bibit, benih dapat langsung ditanamdalam polibag (berisi tanah + kompos = 1:1) yangditempatkan di bawah naungan. Bibit dipelihara(dengan penyiraman yang teratur) selama 3-4 bulan,setelah itu siap untuk ditanam di lapangan. Selamadalam masa pemeliharaan, bibit dapat dipupukdengan larutan NPK dengan dosis sekitar 5 gram/10liter air.

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid II. Yayasan Sarana Wanajaya,Jakarta. 1246 hal.

2) Sotto, R.C. 1992. (Burm.f) Merr "Plant resources ofSouth-East Asia. No. 2. Edible fruits and nuts" (E.W.M. Verheij dan R.E. Coronel,ed.) hal: 284-287. Prosea, Bogor.

3) Zobel, B. dan J. Talbert. 1984. Applied forest tree improvement. Waveland, Illinois, TheU.S.A.

4) Roulund, H. dan Olesen, K. 1992. Mass propagation of improved material. Lecture NoteD-7. Danida Forest Seed Centre, Humlebaek, Denmark.

5) Iriantono, D. 1998. Pengaruh kelas dan tapak pohon induk terhadap tinggi dan produksikerucut keturunannya untuk Black Spruce (Mill.) B.S.P] di Maine,USA. BuletinTeknologi Perbenihan 5(1): 39-51.

6) Kartiko, H.D.P. 1999. Peran sumber benih, terhadap keberhasilan tanaman. DutaRimba 234/XXIV/Desember/1999: 9-10.

Corticium

salmonicolor.

Phytptora phaseoli.

Sandoricum koetjape

[Picea mariana

DAFTAR PUSTAKA

dalam

Page 75: Jilid IIIJilidIII

68

Oleh :

Eliya Suita

72. SUNGKAI ( Jack)Peronema canescens

Nama Perdagangan SungkaiNama Botanis : JackSinonim : Miq.

: Verbenaceae

:

Peronema canescens

Peronema heterophylla

Famili

Sebaran Tumbuh : Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan(Palembang), Lampung, Jawa Barat, seluruhKalimantan . Dengan ketinggian 0 sampai dengan600 m dpl.

Musim Buah : Jenis ini berbuah sepanjang tahun, umumnyaberbunga pada bulan Juni-Juli dan berbuah padabulan Agustus-November .

Pengumpulan Buah : Buah diunduh dari pohon-pohon yang secarapenampakkan morfologinya lebih baik dibandingpohon-pohon disekitarnya serta tidak terserang hamadan penyakit. Buah diunduh saat buah sudahberwarna coklat. Pengunduhan dengan jalanpemanjatan atau dengan bantuan alat, galah berkait.Jumlah buah 274.000/kg atau 141.000/liter .

Ekstraksi Benih : Benih dikeluarkan dari buahnya dengan cara dijemurdi bawah terik matahari, penjemuran dilakukansampai buah merekah setelah merekah barudipisahkan antara benih dengan kulitnya.

Perkecambahan Benih : Penyediaan bibit Sungkai melalui benih hingga saatini masih dihadapkan pada berbagai kendala antaralain karena sukarnya memperoleh benih yangb e r n a s . J u g a k a r e n a r e n d a h n y a r a t a a n

5)

8)

8)

4 )

Page 76: Jilid IIIJilidIII

69

perkecambahan, daya perkecambahannya hanyamencapai 10%". Media yang digunakan adalah tanahhalus yang sebelumnya disterilkan terlebih dahuludengan jalan pemanasan di atas tungku api sekitar 2jam . Mengingat benih Sungkai halus makapenaburannya dicampurkan ke dalam tanah halusyang telah disterilkan.

Pembiakan Vegetatif : Bahan stek dapat diperoleh dari cabang-cabangpohon, (persen hidup 70-100%), stek pucuk (persenhidup 60-80%) " dan terubusan atau anakan. Bahanstek Sungkai sebaiknya diambil dari terubusan-terubusan yang berumur 2 tahun, dari tunggul bekastebangan". Pertumbuhan akar dapat dirangsangdengan pemberian zat pengatur tumbuh. Ukuran stekSungkai sebaiknya berdiameter 1,5 cm sampaidengan 2,0 cm dan ukuran panjang stek 10 cmsampai dengan 12 cm .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Penyemprotan fungisida dan insektisida yang teraturdapat menghindari kemungkinan timbulnya jamurataupun serangan hama di persemaian".

Persemaian : Bahan media yang digunakan dapat berupa gambutataupun campuran tanah, pasir dan kompos dengankomposisi 7:2:1. Untuk stek letak mata tunas harus diatas permukaan bahan media dan menghadap keatas .

1) Danu. 1993. Pengaruh Bahan Stek dan Zat Pengatur Tumbuh Terhadap PertumbuhanStek Batang Sungkai ( Jack). LUC 141. DepartemenKehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Balai TeknologiPerbenihan. Bogor.

2) ______. 1993. Pengaruh Tempat Tumbuh dan Perlakuan Zat Pengatur Tumbuh IBAterhadap Pertumbuhan Stek Batang Sungkai ( Jack). LUC155. Departemen Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.

3) Direktorat Hutan Tanaman Industri. 1990. Teknik Pembuatan Tanaman(Sungkai). Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan,

Departemen Kehutanan. Jakarta.

4) Kuswara, T., Sumiasri N., dan Setyowati N. 1998. Kemampuan Tumbuh Stek AkarSungkai ( Jack) Dari berbagai Ukuran DiameterAkar. TeknoReboisasi No. 10. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan BalaiTeknologi Reboisasi Palembang. Sumatera Selatan.

8)

2)

3)

+

DAFTAR PUSTAKA

Peronema canescens

Peronema canescens

Peronema

canescens

Peronema canescens

Page 77: Jilid IIIJilidIII

70

5) Martawijaya, A., Kartasujana I., Prawira S.A., Kadir K. 1989. Atlas Kayu Indonesia. Jilid I.Departemen Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.Bogor.

6) Soerianegara, I. and Lemmens R.H.M.J. (Ed). 1994. Plant Resources of South-East Asia5(1) Timbertrees : Major Commercial Timbers. Prosea. Bogor Indonesia.

7) Soetisna, U., Rahmawati S., dan Mulyaningsih E.S. 1994. Pengaruh Suhu danKeberadaan Kulit Buah Terhadap Perkecambahan Benih Sungkai

Jack). Buletin Penelitian Kehutanarl Volume 10 No. 3. Balai penelitiankehutanan Pematang Siantar.

8) Yafid, B. 1993. Pengaruh Cara dan Lama Pengeringan terhadap Perkecambahan BuahSungkai ( Jack). LUC No. 139. Departemen Kehutanan.Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Balai Teknologi Perbenihan.Bogor.

(Peronema

canescens

Peronema canescens

Page 78: Jilid IIIJilidIII

71

Oleh :

Nurhasybi

73. TANJUNG ( L.)Mimusops elengi

Nama Perdagangan TanjungNama Botanis : L.

: Sapotaceae

:

Mimusops elengi

Famili

Sebaran tumbuh : Jenis tanaman ini umumnya tumbuh pada tanah yangsubur, baik mendekati laut maupun pada daerahberbatu dengan ketinggian di atas 600 m dpl, dengancurah hujan kurang, atau pada daerah yang memilikimusim hujan yang panjang, hanya jenis ini tidak tahandengan surplus air tanah yang terus menerus selamalebih dari 2 bulan. Penyebaran alami jenis inidiperkirakan terdapat di India, Srilanka, Myanmar,Thailand kepulauan Andaman, Indonesia hinggakepulauan Solomon, New Caledonia, Vanuatu,Australia Bagian Utara negara-negara tropislainnya. Di Indonesia meliputi Aceh, Sumatera Utara,Lampung, Jawa, Bali, Sulawesi Tenggara, Maluku,Nusa Tenggara Irian Jaya .

Musim Buah : Jenis ini berbunga berbuah sepanjang tahun,dengan musim buah masak umumnya terjadi padabulan ebruari-Mei.

Pengumpulan Buah : Buah masak yang dicirikan oleh warna kulit buahberwarna jingga, dapat dipetik langsung dari pohon-pohon yang rendah, tetapi apabila pohon sudah besar

tinggi, dapat dilakukan pemanjatan. Buah seringmengalami serangan serangga yang mengakibatkanlubang/busuk pada bijinya, sehingga tidak disarankan

dan

dan

dan

dan

F

dan

1.3)

Page 79: Jilid IIIJilidIII

72

pengumpulan benih yang telah jatuh di bawahtegakan.

Ekstraksi Benih : Buah yang telah diunduh dimasukan dalam karungatau ember. Sebelum dilakukan ekstraksi benih, buahdapat disimpan sementara 1 - 2 hari di ruang kamar.Ekstraksi benih dilakukan dengan cara merendambuah dalam air selama 24 jam hingga daging buahnyamenjadi lunak. Kemudian daging buah dibersihkandengan cara diremas (manual), dan pembersihansebelum benih dinyatakan bersih adalah denganmelakukan pembersihan pada air yang mengalir.

Penyimpanan Benih : Benih Tanjung dapat disimpan pada ruang AC(temperatur 18-20°C, RH 50 - 60 %) dengan wadahkantong plastik kedap pada kadar air 5 - 8 %. Benihdapat disimpan selama 9 bulan dan memperlihatkanadanya "after ripening" pada bulan pertamapenyimpanan.

Perkecambahan Benih : Tidak diketahui adanya dormansi benih, tetapisebelum penaburan disarankan untuk merendambenihnya dalam air dingin selama 24 jam. BenihTanjung ditabur pada media campuran pasir dantanah (1 : 1) di rumah kaca, dan ditutup selapis pasir(tebal 1- 2 mm) di atasnya. Benih dapat mencapaidaya berkecambah 70 - 90 % setelah 17 - 82 haripenaburan .

Persemaian : Benih yang telah berkecambah dengan dua helaidaun disemai pada media bibit pada pagi hari atausore hari, untuk mencegah penguapan yangberlebihan dan panas pada kecambah yang barudisemai. Media semai yang digunakan merupakancampuran tanah, pasir dan kompos (7 : 2:1) . Untukmemacu pertumbuhan bibit dapat dipergunakanpupuk NPK (5 gram/ liter air) dimana satu sendokuntuk setiap bibit pada umur 4 minggu dan 6 minggu.

1) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia (terjemahan). Badan LitbangKehutanan. Jakarta.

2) Masano. 1997. Teknik Penanaman . Info Hutan No. 81/97. PusatLitbang Hutan dan KonservasiAlam.

3) Sosef, M.S.M., Hong, L.T.. and S. Prawirohatmodjo (eds). 1998. Plant Resources ofSouth East Asia No. 5(3), Timber trees : Lesser known timbers. Prosea. Bogor,Indonesia.

2)

2)

DAFTAR PUSTAKA

Khaya anthoteca

Page 80: Jilid IIIJilidIII

73

74. TEMBESU (Fagraea fragrans)

Oleh :

Elliya Suita dan Yadi Mulyadi

Nama Perdagangan TembesuNama Botanis : Roxb.

: Loganiaceae

:

Fragraea fragrans

Famili

Sebaran Tumbuh : Di seluruh Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, JawaBarat, Maluku dan Irian Jaya. Tembesu tumbuh padatanah datar dan sarang atau ditempat yang tidakterlalu lama tergenang air, pada tanah pasir atau tanaliat berpasir dengan iklim basah sampai agak keringdengan tipe curah hujan A dan B, pada ketinggian 0 -500 m dpl .

Musim Buah : Tembesu berbunga dan berbuah setiap tahun yaitubulan Mei-Agustus dan bulan November- Januari .

Pengumpulan Buah : Buah siap dipanen, secara fisiologis benar-benarsudah masak yaitu ditandai dengan buah berwarnamerah sampai merah terang. Pengumpulan benihdapat dilakukan dari tegakan yang memenuhi syaratyaitu sehat cukup umur (> 50 tahun), bentuk danpertumbuhan yang baik serta bebas dari hama danpenyakit .

Ekstraksi Benih : Buah yang sudah masak dipetik kemudiandipisahkan dari buah yang kecil dan kotoran buah,selanjutnya buah diremas dalam air. Apabila kulitbuah sudah pecah kemudian dilakukan penyaringandengan ayakan ukuran 0,001 mm, kemudian bijidikeringkan .

3)

3)

1)

1)

Page 81: Jilid IIIJilidIII

74

Penyimpanan Benih : Benih Tembesu yang sudah kering dapat tahandisimpan selama 3 bulan, apabila disimpan ditempatyang rapat masih mempunyai daya kecambah 65 % .

Permbiakan Vegetatif : Tembesu dapat pula diperbanyak melalui stek tunasakar batang. Dengan stek tunas akar yaitu tinggitunas 25 - 30 cm, p rsentase tumbuh 45 %,sedangkan dengan stek batang dengan panjang stek10 cm clan diameter 0,5 - 1 cm dengan menggunakancairan rooton F p rsen tumbuh dapat mencapai 9% .

Pencegahan Hama dan Penyakit : Tanaman muda dapat dimakan kijang, sedangkanpohon besa r dapa t d i se rang jamur upas .Pemberantasannya dapat d i lakukan denganpenyemprotan fungisida .

Persemaian : Pembuatan bibit dimulai dari perkecambahan benihyaitu dengan cara merendam benih kedalam air yangtelah diberi asam gilbrelin (GA 3) dengan konsentrasiantara 50 - 100 ppm selama 24 jam. Kemudian airrendamannya dibuang disaring dengan kertassaring, kemudian diangin-anginkan. Penaburandilakukan pada media pasir campur tanah denganperbandingan 1: 2 , setelah 2-3 minggu kemudiandilakukan penyapihan ke bedeng sapih, untuk bibitsiap tanam di lapangan setelah tinggi bibit mencapai20-30 cm diameter 3 mm .

1) Balai Produksi clan Pengujian Benih. 1994. Informasi Budidaya Tembesu(leaflet) . Balai Produksi dan Pengujian Benih Kantor Wilayah

Departemen Kehutanan Propinsi Sumatra Selatan.

2) Hasanudin A, Badrunasar.A, Kuato E. 1997. No.2 /thn XIII/Juli/97. Konifera BalitbangKehutanan. Tiga Macam Bahan Tanaman Di LahanKritis Padang Lawas Sumatra utara. Balai Penelitian Kehutanan (BPK) PematangSiantar Sumatra Utara.

3) Martawijaya A, Kartasujana. I, Mandang. Yl, Prawira S.A Kadir. K, 1989 Atlas KayuIndonesia Jilid III. Departemen Kehutanan Badan Penelitian Kehutanan Bogor-Indonesia.

1)

3)

1)

2)

dane

e

dan

dan

DAFTAR PUSTAKA

(Fagraea

fragrans)

Fragraea fragrans Roxb.

Page 82: Jilid IIIJilidIII

75

III. GLOSARI

Anthesis : Proses penyerbukan

Benih : Biji tumbuhan yang digunakan manusia untuk tujuanpembuatan tanaman dan budidaya.

Benih Bernas : Benih yang perkembangan embrionya sempurna.

Bibit : Tanaman muda hasil perkembangan dari benih, stek, cangkokatau kultur jaringan yang ditujukan untuk penanaman.

Cabutan : Salah satu cara pembiakan vegetatif dengan mengambil bibitatau mencabut bibit dari tempat tumbuhnya, tanpamenyertakan tanah yang melingkupi tanaman tersebut danmerupakan bentuk bibit yang berasal dari pembiakan generatif(berasal dari biji).

Cangkok : Salah satu cara pembiakan atau perbanyakan tanaman secaravegetatif, dengan menyayat cabang yang tidak terlalu tuatidak terlalu muda serta yang tumbuh keatas.

Cotyledon : Bagian dari benih yang merupakan jaringan penyimpancadangan makanan. Ada 2 keping pada tanaman dikotil dan 1keping pada tanaman monokotil.

Daerah Mikropilar : Tempat embrio berada.

Daya Kecambah : Kemampuan benih untuk berkecambah.

DCS : Dry Cold Storage. Mesin penyimpan yang memiliki kondisiruang dingin dan kering.

Desidius : Menggugurkan daun pada musim kemarau.

Disinfektan : Zat pencegah serangan hama.

Dormansi : Proses beristirahatnya suatu tanaman, bagian tanaman, ataujaringan walaupun berada dalam kondisi pertumbuhan yangoptimum untuk menunjukkan pertumbuhan sewajarnya.

Drainase : Proses pelolosan air dari permukaan tanah atau lahansehingga tidak terjadi genangan.

Eksokarp : Lapisan terluar dari dinding ovary pada buah angiosperm yangberkembang menjadi kulit buah.

Eksotik (tanaman eksotik) : Jenis tanaman asing, atau tanaman yang ditanam/dikembangkan di daerah/negara yang bukan di daerahsebaran alaminya.

Ekstraksi : Proses pengeluaran benih dari buah.

dan

Page 83: Jilid IIIJilidIII

76

Endokarp :

Endosperm :

Epigeal

Fisik (sifat / mutu fisik

Fisiologik (sifat/ mutu

Folikel

Food processor

Fungisida

Funikel

Grafting

Hilus

Hutan rakyat

Hutan semi arid

Inang primer

Inang sekunder

Kadar air benih

Kadar air kering udara : Hilangnya kadar air dengan cara alami (dijemur ataudianginkan).

Lapisan terluar dari dinding ovary pada buah angiosperm yangberkembang menjadi kulit benih.

Daging buah

: Bagian tanaman yang berada di bagian atas tanah.

: Sifat/mutu yang menunjukkan penampilan fisik yaitu :benih) kemurnian, kadar air, warna dan keseragaman.

: Sifat/mutu yang menunjukkan kondisi viabilitas, vigor,fisiologik benih) daya simpan dan kesehatan benih.

: Kelenjar kulit berbentuk kantong

: Alat pengolah makanan yang digunakan untukmembersihkan benih dari daging buah

: Senyawa yang memil iki kemampuan membunuh/menghambat pertumbuhan jamur.

: Jaringan berbentuk tali spiral berwarna kuning, menempelpada pangkal benih, merupakan jaringan penghubungantara benih dengan polong / buah.

: Cara pembiakan vegetatif dengan menggabungkan/menyambungkan dua bagian tanaman sehingga mamputumbuh bersama-sama.

: Hilus, cekungan pada benih

: Hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milikmaupun hak lainnya, dengan ketentuan luas minimum 0,25 hadan penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan lebih dari 50%dan/atau pada tanaman tahun pertama sebanyak 500tanaman.

: Hutan yang berada di daerah iklim kering.

: Tanaman tempat bersimbiosis antara tanaman cendanadengan tanaman budidaya di persemaian.

: Tanaman tempat bersimbiosis antara tanaman cendanadengan tanaman budidaya di lapangan.

Induksi : Proses untuk merangsang pembentukan kalus dalamkegiatan kultur jaringan.

Introduksi : Uji penanamanjenis asing di suatu daerah.

: Hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai ketentuanyang ditetapkan.

Page 84: Jilid IIIJilidIII

77

Kalus : Kumpulan sel yang terbentuk akibat luka dan dapat berubahmenjadi organ akar atau tunas.

Kambium : Lapisan sel yang bersifat meristematis, muda dan mampubermitosis terus yang berfungsi untuk memperbesar batang.

Kecambah : Benih yang sudah tumbuh menjadi bakal tanaman untukdisapih.

Kedap udara : Tidak dapat dimasuki udara.

Khlorosis : Kekurangan klorofil.

Manual : Pekerjaan /ekstraksi dengan menggunakan tangan.

Masa resesif : Saat yang tepat matangnya ovule / siap diserbuki.

Media sapih : Tempat tumbuh bagi tanaman pada saat di persemaian.

Media tabur : Tempat tumbuh bagi benih untuk berkecambah.

Orbicular : Berbentuk bundar, lingkaran.

Ortodoks : Watak atau sifat benih yang dapat disimpan lama (tidakcepat menurun viabilitasnya) pada kondisi air benih yangrendah (4-8%) dalam penyimpanan.

Ortotrop : Tunas yang tumbuh kearah atas.

Peat Moss : Media yang digunakan untuk perkecambahan, persemaianatau sebagai media simpan benih yang terbuat dari bahangambut.

Pericarp : Kulit buah.

Periode : Kurun waktu, tahapan waktu.

Perlakuan pendahuluan : Perlakuan pada benih untuk memecahkan dormansi.

Persemaian : Suatu tempat yang digunakan untuk menumbuhkan denganmerawat bibit jenis tertentu sampai siap ditanam.

Pollen : Tepungsari.

Polybag : Jenis kantung semai yang terbuat dari plastik tipis.

Rekalsitran : Watak atau sifat benih yang cepat menurun viabilitasnya(tidak dapat disimpan lama) dan memerlukan kadar air tinggi(20-50%) dalam penyimpanan atau sama dengan kadar airbenih segar.

Rekalsitran Intermediet : Watak/sifat benih dimana daya berkecambahnya dapatbertahan lebih dari 2 minggu.

Sapih (penyapihan) : Kegiatan pemindahan kecambah/bibit dari bak penaburanke kantung semai.

Shading net : Penaung yang terbuat dari plastik berbentuk jala, denganberbagai macam intensitas penaungan.

Page 85: Jilid IIIJilidIII

78

Skarifikasi

Solum

Stek

Steril

Sterilisasi

Stump

Tabur (penaburan)

Toleran

UAK (Uji antar kertas)

UDK (Uji diatas kertas)

Viabilitas benih

Woody Plant Medium

: Pematahan masa dormansi secara mekanik (contoh : kikir).

: Ketebalan, kedalaman lapisan horizon tanah; terdapat padabagian atas tanah yang sebagian besar telah mengalamipelapukan.

: Perbanyakan tanaman dengan cara memotong bagiantanaman (batang, pucuk).

: Kondisi media atau peralatan yang bebas dari organismeyang tidakdiinginkan.

: Kegiatan pembebasan/pembersihan media atau peralatandari organisme yang tidak diinginkan seperti bakteri, virus,jamur, atau benih tumbuhan pengganggu.

: Bibit tanaman yang berasal dari anakan dimana sebagiandari bagian tanaman sudah dikurangi (akar dan daun).

: Kegiatan menanam atau menebarkan benih agarberkecambah.

: Kemampuan untuk berkompetisi terhadap cahaya rendahdan persaingan akar berat.

: Uji daya berkecambah benih dengan contoh kerja diletakkandiatas substrat kertas yang telah dilembabkan.

: Uji daya berkecambah benih dengan contoh kerja diletakkandiantara substrat kertas yang telah dilembabkan.

: Daya hidup benih.

: Media tanam secara in vitro (kultur jaringan) dimana(WPM) komposisi nutrisinya dapat dikondisikan/diatur.

Page 86: Jilid IIIJilidIII

BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

JL. PAKUAN CIHEULEUT PO. BOX 105 BOGOR 16001

Telp./Fax. (0251) 8327768 e-mail : [email protected]

Bogor, November 2011

ISBN : 979-96134-5-0