Jenis Penyakit Oleh Virus

Embed Size (px)

Citation preview

PENYAKIT MENULAR OLEH VIRUSPendahuluanPenyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus, seringkali menimbulkan kecacatan dan bahaya kematian karena tidak ada kekebalan bawaan (alamiah) untuk membunuh virus disamping daya tahan tubuh yang lemah terutama pada anak-anak. Di Indonesia,penyakit menular yang disebabkan oleh virus banyak diketemukan antara lain seperti poliomyelitis,campak,HIV,Demam Berdarah Dengue(DBD), hepatitis dan lainnya. Usaha usaha pencegahan yang dapat dilakukan antara memberikan imunisasi aktif pada anak-anak dan orang-orang yang mempunyai risiko tinggi tertular penyakit.

Jenis Penyakit Menular oleh VirusPenyakitAIDS

Agen EtiologiHIV

Transmisikontak intim, alat kesehetan& tranfusi udara pernafasan udara pernafasan, air ludah person to person gigitan nyamuk aedes aegypti makanan dan minuman Parenteral air ludah/liur

Masa Inkubasi

Kontrolsex education & kondom

Avian Infleunza Chickenpox (varicella) Common cold Dengue Hepatitis Infectiosa Hepatitis B Herpes Simplex

Virus H5 N1 Virus(mirip dgn herpes zoster) Virus Virus Virus Virus Virus

1- 4 hari 2-3 minggu 1-4 hari 3-15 hari 15-35 hari 45-160 hari tdk diketahui

biosecurity (B 3 K) isolasi terapi simtomatis manipulasi lingkungan sanitasi makanan imunisasi aktif personal hygiene

Penyakit

Agen Etiologi

Transmisi

Masa Inkubasi

Kontrol

Infleunza Morbilli Mump (parotitis) Poliomyelitis Rabies Rubella Smallpox (variola) Yellow fever

Virus tipe A.B,C Virus Virus Virus tipe I,II,III Virus V.rubella Virus Virus

udara pernafasan air liur udara pernafasan udara pernafasan & faeces penderita gigitan binatang yg infeksi air ludah udara pernafasan & ludah

1-4 hari 8-13 hari 18-21 hari 7-21 hari 10 hari sp 6 bulan 16-18 hari 7-16 hari

Terapi simtomatis imunisasi aktif isolasi imunisasi aktif & booster vaksinisasi pada binatang peliharaan imunisasi aktif imunisasi aktif imunisasi& kontrol arthropoda.

gigitan nyamuk 3-6 hari Aedes haemagogue dll

1.Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Acquired Imuno Deficiency Syndromes)Identifikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menyerang manusia dan menyebabkan terjadinya gangguan sistem kekebalan tubuh sehingga penderita mudah sekali terkena penyakit infeksi,kanker dan lainnya. Kumpulan gejala - gejala penyakitnya dikenal sebagai Acquired Imuno Deficiency Syndromes(AIDS), antara lain seperti berat badan terus menurun,sering demam,gejala penyakit yang terkait seperti penyakit infeksi dan kanker, dan pada akhirnya dapat menimbulkan kematian. Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala penyakit infeksi atau kanker yang terkait dan diketemukan antibodi HIV(tes Elisa) dalam darah penderita.

Distribusi geografis dan Prevalensi Tersebar diseluruh dunia,bersifat pandemis,pada tahun 2000 diperkirakan ada 30 - 40 juta orang yang terinfeksi dengan HIV serta 1.8 juta meninggal dunia. Di Indonesia, diperkirakan ada 35.000 50.000 orang yang terinfeksi HIV dengan prevalensi tertinggi di Indonesia bagian timur (Papua). Riwayat Penyakit 1.Agens penyakit Human Imunodeficiency Virus (HIV) 2.Reservoir infeksi : manusia 3.Faktor host Tidak ada spesifik kecuali prevalensi penularan tinggi pada usia produktif, pekerja sex,homosexual dan etnis tertentu. 4.Periode masa waktu penularan Antara 5 10 tahun, diketemukannya antibodi HIV pada penderita. 5.Faktor lingkungan Lingkungan sosial memegang peran hidup,tempat hiburan malam dan wisata. Cara Penularan (Mode of transmission) Cara penularan dapat melalui beberapa cara yaitu melalui : 1.Langsung Direct transmission melalui kontak intim. 2.Tidak Langsung Melalui media seperti donor darah, peralatan medis, alat suntik dan lainnya. Masa inkubasi Tidak diketahui secara pasti dan sangat tergantung sejauh mana terjadinya gangguan sistem kekebalan pada individu- individu. penting, seperti gaya

Pencegahan dan Kontrol Usaha usaha pencegahan 1.Sosialisasi mengenai ancaman dan bahaya HIV kepada masyarakat. 2.Pendidikan Agama dan Kesehatan 3.Pemakaian alat pengaman seperti kondom pria dan wanita. 4.Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan berkala pada pekerja sek ditempat lokalisasi. 5.Pemeriksaan tes Elisa pada setiap darah donor. 6.Pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas laboratorium dan unit Palang Merah Indonesia (PMI) Pengobatan/terapi 1.Medikamentosa : Masih dalam tahapan clincial trail 2.Rehabilitasi : penderita HIV di Panti Khusus

2.Avian InfleunzaIdentifikasi Penyakit menular yang dikenal sebagai Flu burung, sedang melanda Indonesia saat sekarang ini, disebabkan oleh sejenis virus Infleunza strain H5 N1 yang ditularkan oleh unggas peliharaan dan babi pada orang yang susceptibel. Gejala penyakit ini berupa demam tinggi disertai dengan gejala radang paru-paru atau pneumonia akut yang dapat menimbulkan bahaya kematian. Diagnosa ditegakkan dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan diketemukannya virus H5 N1 pada sampel darah penderita. Distribusi geografi dan prevalensi Sementara ini,penyakit diketemukan di Indonesia,Vietnam dan Cina dan beberapa daerah di Asia. Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Virus Infleunza strain H5 N1 2.Reservoir Unggas peliharaan seperti ayam,burung dan babi

3.Faktor host Belum diketemukan hal-hal yang spesifik,kemungkinan status imumnitas individu yang perlu diselidik dan menjadi penyebab utama mudahnya terserang penyakit flu burung. 4.Periode waktu masa penularan Belum diketahui secara pasti, saat unggas mati sampai terjadi penularan pada manusia diperkirakan hanya membutuhkan waktu beberapa hari. 5.Faktor lingkungan Memegang peran penting terutama yang berdekatan dengan kandang perternakan ayam,burung dan babi. Cara penularan Diagram 2. Unggas(Kotoran)

1 2 ManusiaCluster

Udara

Manusia

1. Virus infleunza H5 N1 yang ada pada kotoran unggas yang terinfekssi ditularkan ke manusia melalui udara pernafasan. 2. Penularan dari orang sakit ke orang lain yang berada ditempat yang sama melalui udara pernafasan disebut penularan cluster. Masa inkubasi Tidak jauh berbeda dengan virus influenza lainnya,pendek sekitar 24 72 jam.

Pencegahan dan Kontrol Usaha usaha pencegahan 1. Pormosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan dan kebersihan lingkungan seperti desinfeksi kandang unggas (biosecurity). 2. Mempergunakan masker pada pekerja peternakan unggas. 3. Memasak daging unggas pada temperatur 60C selama 1-2 menit 4. Tindakan spesifik memutuskan rantai penularan dengan cara case finding pada unggas dan manusia yang sudah terinfeksi virus H5 N1. 5. Pemberian vaksin (vaksinisasi) pada unggas peliharaan dan babi. 6.Membunuh,membakar serta mengubur unggas yang sudah mati atau terinfeksi. Pengobatan/terapi -Terapi umum bersifat simtomatis -Perlu perawatan intensif diruangan khusus di Rumah Sakit yang telah ditunjuk oleh pemerintah (RS Infeksi Prof Dr. Sulianti Soeroso Jkt atau RS lain di daerah)

3.Chicken Pox (Varicella)Identifikasi Penyakit infeksi akut dengan gejala klinis demam ringan yang disertai dengan erupsi pada kulit berupa bercak merah (maculopapular) diseluruh badan yang timbul beberapa jam kemudian menjadi vesikel dalam waktu 3-4 hari. Jenis virus yang sama dapat reinfeksi menjadi penyakit herpes zoster berupa vesikel yang terlokalisir pada daerah kulit yang mendapat suplai saraf sensorik membentuk gerombolan vesikel sepanjang saraf dan biasanya unilateral. Distribusi geografis dan prevalensi Bersifat universal dan sekitar 75 % penduduk dunia pernah menderita penyakit varicella pada umur 15 tahun.

Riwayat penyakit 1.Agen penyakit Virus varicella - zoster 2.Reservoir infeksi Manusia yang infeksi 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik 4.Periode masa waktu penularan sekitar 1-5 hari sebelum terjadi rash dan sekitar 6 hari setelah terjadi gerombolan vesikel. 5.faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik Cara penularan Kontak orang ke orang melalui ludah dan udara pernafasan. Masa inkubasi Berkisar antara 2 3 minggu Pencegahan dan kontrol Usaha- usaha pencegahan 1.Pemberian kekebalan pada kelompok usia berisiko tinggi berupa VZIG (Varicella Zoster Immune Globulin). 2.Pemberian gamma globulin pada pasien Herpes Zoster yang telah sembuh. Kontrol /terapi Terapi Simtomatis pada penderita.

4.Common ColdIdentifikasi Infeksi akut oleh virus pada saluran nafas bagian atas,karakteristik berupa coryza,bersin,lacrimasi, iritasi pada nasopharynx, meriang dan mengigil sampai 2 7 hari. dan mempunyai tendensi terjadi sekunder infeksi oleh bakteri seperti ostitis media, sinusitis,laryngitis,bronchitis terutama pada anak-anak. Distribusi geografis dan prevalensi Terdapat dimana-mana dapat terjadi endemis dan epidemis Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Rhinoviruses 2.Reservoir infeksi Manusia 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik 4.Periode masa waktu penularan Terjadi pada keadaan akut 5.Faktor lingkungan Tempat tinggal atau barak yang penuh sesak Cara penularan Kontak langsung melalui ludah atau udara pernafasan Masa inkubasi 12 72 jam biasanya 24 jam Pencegahan dan kontrol Usaha usaha pencegahan 1.Pendidikan kesehatan mengenai Personal hygiene(menutup mulut pada waktu batuk atau bersin dan membuang ludah tidak pada sembarangan tempat) 2.Menghindari tempat yang penuh sesak

5.Dengue Hemorrhagic FeverIdentifikasi Dengue Hemorrhagic Fever atau Demam Berdarah Dengur (DBD) merupakan penyakit virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dengan gejala klinis demam tinggi,perdarahan dibawah kulit(bintik - bintik merah dibawah kulit),mimisan,perdarahan pada sistem saluran pencernaan dan pernafasan. Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan darah berupa trombositopeni (sel trombosit < 200.000) Distribusi geografi dan prevalensi Bersifat endemis terutama di daerah tropis, angka prevalensi penyakit akan meningkat pada saat musim penghujan. Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Arbo virus group B 2.Reservoir Manusia dan nyamuk aedes aegypti 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik 4.Periode masa waktu penularan Tidak ada penularan dari orang ke orang,penularan terjadi pada saat arbo virus bermultiflikasi dalam tubuh nyamuk. 5.Faktor lingkungan Lingkungan hidup jelek,genangan air bersih/hujan pada tumpukan sampah seperti ban bekas, kaleng bekas dan lainnya merupakan tempat ideal bagi perindukan nyamuk.

Cara penularan Diagram 3. Host (manusia)Memutus rantai penularan

Arbo virus

Vektor (aedes)

orang lain

Multiplikasi

Pada penyakit Dengue Hemorrhagic Fever (DBD) tidak terjadi siklus perubahan hidup dan hanya terjadi multiplikasi arbo virus dalam tubuh nyamuk aedes aegypti sebagai host intermediate atau carrier untuk menularkan penyakit pada orang lain. Masa inkubasi Biasanya antara 5-6 hari dan dapat juga sampai 2 minggu Pencegahan dan Kontrol Usaha usaha pencegahan 1. Perbaikan lingkungan hidup Melakukan gerakan 4 M untuk mengurangi tempat perindukan 2. Melakukan pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa 3. Menghindari gigitan nyamuk dengan mempergunakan repellant, kasa dan kelambu. 4. Pendidikan kesehatan Penyuluhan tentang cara penularan, penanganan darurat dan bahaya kematian oleh penyakit DBD. Pengobatan/terapi Terapi simtomatis untuk mengurangi keluhan klinis Memberi infus sel trombosit untuk mencegah terjadi perdarahan lebih lanjut.

6.Hepatitis A (Hepatitis Infectiosa) Identifikasi Gejala penyakit dimulai dengan demam,lesu,anorexia dan keluhan pada abdominal kemudian disertai dengan icterus. Angka kematian kurang dari 1 %. Distribusi geografis dan prevalensi Bersifat sporadis dan epidemis dimana - mana dibelah bumi,wabah biasanya terjadi didaerah pedesaan,asrama dan daerah kumuh. Differensial diagnosa dengan penyakit lain yang dapat menimbulkan icterus. Riwayat Penyakit 1.Agens penyakit virus hepatitis A 2.Reservoir infeksi Manusia dan sejenis chimpaze 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik 4.Periode masa waktu penularan Pada pertengahan masa inkubasi dan dilanjutkan pada stadium Icterus. 5.Faktor lingkungan Sanitasi lingkungan yang jelek Cara penularan Fecal oral melalui makanan dan air yang terkontamisi Masa inkubasi 15-50 hari,rata-rata 28 30 hari Pencegahan dan kontrol Usaha usaha pencegahan 1.Pendidikan kesehatan mengenai sanitasi lingkungan dan personal hygiene.

2.Prophylaxis pemberian human immune globulin(IG) single dose 0.02 ml/kg didaerah endemis Kontrol/terapi 1.Isolasi penderita 2.Desinfeksi faeces,urine dan darah penderita 3.Pemberian vaksin hepatitis (HBIG)

7.Hepatitis B (Serum Hepatitis) Identifikasi Penyebabnya adalah virus hepatitis tipe B. Gejalanya tidak khas, anorexia, nausea, kadang-kadang ikterik. Carrier rate yang ditunjukkan oleh HBsAg di Indonesia secara geografis bervariasi antara 5-20 %, dengan demikian Indonesia termasuk wilayah endemis tinggi/sedang. Kelompok risiko tinggi adalah bayi dari ibu pengidap (70-10%), pecandu narkotik, tenaga medis dan paramedis, pasien hemodialisa, pekerja laboratorium, pemakai jasa atau petugas akupuntur. Penularan selain horizontal juga veritkal dari ibu pengidap ke bayi yang dilahirkan. Case Fatality rate hepatitis B < 1%. Yang menjadi masalah adalah HbsAG yang menetap diatas 6 bulan (carrier), selain menjadi sumber penularan juga membahayakan bagi penderita itu sendiri. HbsAG ditemukan pada sepertiga dari kasus hepatitis kronik atau cirrhosis hepatitis dan 80% dari penderita kanker hati, terutama bila infeksi terjadi pada masa prenatal. Distribusi geografis dan prevalensi Bersifat endemis dan terdapat dimana-mana dibelahan bumi. Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Virus hepatitis B 2.Reservoir infeksi Manusia dan sejenis chimpazee 3.Faktor host tidak ada yang spesifik kecuali kebiasaan minuman keras 4.Periode masa waktu penularan Tidak tentu dari beberapa minggu sampai tahun.

5.Faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik kecuali jenis pekerjaan Cara penularan Parenteral (Intravenous,intramuscular,inoculasi,transfusi peralatan medis) Masa inkubasi 45 -160 hari Pencegahan dan kontrol Pencegahan yang paling efektif adalah imunisasi terutama pada neonatus. Di Indonesia vaksinasi hepatitis B baru dapat dilaksanakan secara bertahap di 4 propinsi pada tahun 1991 menjadi 10 propinsi pada tahun 1992 di daerah yang mempunyai angka prevalensi HbsAG tinggi. 8.Herpes Simplex Identifikasi Merupakan infeksi virus karakteristik berupa laesi primer berbentuk visikel pada kulit dan selaput lendir,laten dan tendensi timbul terlokalisir. HSV tipe 1,biasanya asimtomatis dan menyerang pada anak-anak, sedangkan HSV tipe 2 menyebabkan herpes genetalia, menyerang pada orang dewasa dan ditularkan melalui kontak sexual. Distribusi geografis dan prevalensi Tersebar diseluruh dunia,70 -90% pada orang dewasa mempunyai kekebalan terhadap HSV tipe 1. Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Virus herpes simplex tipe 1 dan 2 2.Reservoir infeksi Manusia 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik kecuali umur penderita darah dan

4.Periode masa waktu penularan 7 -12 hari pada laesi primer melalui saliva 5.Faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik Cara penularan HSV tipe 1 kontak melalui air liur penderita dan HSV tipe 2 kontak melalui hubungan sexual Masa inkubasi 2-12 hari Pencegahan dan kontrol Usaha usaha pencegahan 1.Personal hygiene dan pendidikan kesehatan 2.Menghindari kontak dengan penderita 3.Memakai alat pelindung pada pekerja medis.(sarung tangan) Kontrol/terapi 1.pemberian preparat adenine arabinoside(vidarabine) untuk mencegah encephalitis dan kelainan pada mata.

9.InfleunzaIdentifikasi Infeksi akut oleh virus pada saluran pernafasan,karakteristik ditandai dengan demam, myalgia, sakit kepala, mengigil, pilek,batuk dan sakit menelan.Biasanya sembuh sendiri dalam waktu 2 7 hari Distribusi geografis dan prevalensi Penyakit ini pernah menjadi pandemik pada tahun 1889.1918,1957 dan 1968. Riwayat penyakit 1.Agens penyakit virus infleunza tipe A,B,C

2.Reservoir infeksi Manusia dan unggas 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik 4.Periode masa waktu penularan Terbatas sampai 3 hari dari pertama kali infeksi 5.Faktor lingkungan Lingkungan hidup yang penuh sesak Cara penularan Kontak langsung dengan air liur penderita Masa inkubasi Pendek sekitar 24 72 jam Pencegahan dan kontrol Usaha- usaha pencegahan 1.Pendidikan kesehatan Personal hygiene dan bahaya penyakit infleunza. 2.Melakukan imunsasi aktif Kontrol/terapi Medikamentosa Simtomatis

10.Morbilli/Measles/CampakIdentifikasi Merupakan penyakit infeksi akut oleh virus yang sangat menular dengan tanda-tanda awal berupa selesma disertai konjungtivitis, sedang tanda khas berupa koplik spot jarang dapat terdeteksi. Rash timbul dimulai dari dahi dan belakang telinga, kemudian menyebar ke muka, badan dan anggota badan. Pada kulit yang gelap rash kadang-kadang sulit dilihat. Perlu dilakukan differensial diagnosa karena ada 4 penyakit viral lain dan 1 bakterial yang mempunyai gejala yang serupa yang dikenal dengan measles like syndrome. Khusus untuk campak setelah 3-4 hari rash mulai menghilang meninggalkan bercak hiperpigmentasi yang bertahan 1-2 minggu, diakhiri dengan kulit mengelupas (halus). Tanda ini adalah pathognomonis untuk campak. Hal ini penting diketahui karena anak yang pernah mengalami measles like syndrome masih memerlukan imunisasi campak. Tingkat penularan campak sangat tinggi. Tanpa program imunisasi attack rate mencapai 93,5 per 1000 kelahiran hidup,. Kekebalan meternal yang dibawa anak berangsur-angsur berkurang sampai hilang daya proteksinya rata-rata pada umur 9 bulan. Komplikasi terjadi pada 30% penderita berupa otitis media, conjunctivitis berat, enteritis dan pneumonia. Komplikasi ini sering menyertai penderita campak dengan gizi kurang. Case Fatality Rate 3,5 % dan dapat mencapai 40% pada penderita dengan gizi buruk. Campak adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah. Letusan (Kejadian Luar Biasa) campak biasanya terjadi pada daerah padat penduduk. Campek sendiri tidak begitu berbahaya akan tetapi penyakit penyerta yang terjadi akibat turunnya daya tahan tubuh seperti bronchitis, Gasteroenteritis, Penumonia yang biasanya yang memperberat keadaan penderita. Distribusi geografis dan prevalensi Tersebar diseluruh dunia dan sekitar 90% penduduk dunia sudah pernah menderita campak.

Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Morbilli virus paramyxoviridae 2.Reservoir Manusia 3.Faktor host Pada kelompok umur balita 4.Periode masa waktu penularan Periode prodomal penyakit sampai timbul rash pada kulit 5.Faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik Cara penularan Kontak melalui air liur,ingus dan cairan yang berasal dari tenggorok penderita Masa inkubasi Biasanya 10 hari bervariasi antara 8 -13 hari Pencegahan dan kontrol Usaha usaha pencegahan 1.Imunisasi aktif Pemberian vaksin campak satu kali dapat memberikan kekebalan sampai lebih dari 14 tahun. Untuk mengendalikan penyakit ini diperlukan cakupan imunisasi minimal 80-95 % secara merata selama bertahun-tahun. Immunisasi biasanya diberikan mulai pada umur 9 bulan. 2.Pendidikan kesehatan Tentang pentingnya imunisasi dan bahaya penyakit campak pada ibu/calon ibu. Kontrol/terapi Medikamentosa

Pemberian preparat antimikrobial untuk mencegah terjadi sekunder infeksi.

11.Parotitis(Mumps)Identifikasi Infeksi akut oleh virus, karakteristik ditandai dengan demam,pembengkakan pada kelenjar ludah parotis,kadang-kadang pada kelenjar sublingual atau submaxillary. Seringkali disertai dengan orchitis pada laki-laki (15-25%) dan oophoritis pada wanita (5%) dan radang pada organ lain seperti pancreatitis,thyroiditis,nepheritis,mastitis dan lain. Distribusi geografis dan prevalensi Tidak regular terjadi seperti penyakit menular lain campak dan cacar air. Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Paramyxovirus 2.Reservoir infeksi Manusia 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik 4.Periode masa waktu penularan 6 9 hari sebelum terjadi pembengkakan pada kelenjar ludah dan tertinggi sekitar 48 jam sebelum terjadi pembengkakan. 5.Faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik Cara penularan Kontak langsung dengan air liur penderita Masa inkubasi 2 -3 minggu,biasanya 18 hari

Pencegahan dan kontrol Usaha usaha pencegahan 1.Imunisasi aktif 2.personal hygiene Kontrol/terapi Medikamentosa Simtomatis

12.PoliomyelitisIdentifikasi Penyebabnya adalah Gejala awal tidak spesifik, seperti infeksi saluran bagian atas dan demam ringan. Paralisis yang bersifat flaccid tanpa menganggu sensibilitas kemudian timbul, dapat mengenai hanya 1-2 serabut otot, atau sekelompok otot. Kelumpuhan biasanya tidak simetris, dapat menyerang otot anggota badan, saluran pernapasan atau otot untuk menelan. Sekitar 15% dari penderita dapat sembuh dalam waktu 6 minggu sisanya menetap meninggalkan atropi otot. Ada beberapa penyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan, selain poliomyelitis, adalah :

1. Guillain Barre Syndrome (GBS) 2. Transverse Myelitis (TM) Attack Rate bila tanpa program imunisasi adalah 37,24 per 100.000 anak umur 0-4 tahun. Case Fatality Rate sekitar 6%. Antibodi alamiah dari ibu yang mempunyai kekebalan hanya dapat melindungi anak pada minggu-minggu pertama. Distribusi geografis dan prevalensi Terjadi dimana - mana dibelahan bumi sebelum ada program imunisasi dan bersifat sporadis pada negara yang sedang berkembang.

Riwayat Penyakit 1.Agens penyakit Virus polio tipe 1, 2, dan 3. 2.Reservoir infeksi Reservoir hanya pada manusia 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik Pada kelompok sosial ekonomi atas infeksi terjadi pada anak-anak yang lebih tua dan dewasa dimana gejalanya lebih berat. 4.Periode masa penularan Tidak diketahui secara pasti,virus polio diketemukan di cairan lendir ditenggorokan 36 jam dan faeces 72 jam setelah terjadi infeksi. 5.Faktor Lingkungan Sanitasi lingkungan yang jelek menjadi penyebab utama terjadinya fecal-oral transmisi Cara Penularan(Mode of Transmision) Penularan virus polio secara fecal-oral atau droplet sangat cepat terutama didaerah pemukiman yang padat dengan sanitasi kurang. Karena itu pada masyarakat kelas ekonomi rendah, sebelum usia 3 tahun seorang anak biasanya telah mempunyai antibody terhadap polio. terutama penderita yang subklinis. Masa Inkubasi Umumnya 7 - 14 hari pada kasus paralitik, bervariasi antara 3 35 hari Pencegahan dan kontrol Usaha usaha pencegahan Pencegahan dengan vaksin polio trivalen adalah cara yang paling efektif dan efisien. Pada suatu kelompok masyarkat dengan cakupan imunisasi tinggi (meskipun tidak 100%) untuk waktu yang cukup lama, eradikasi

(tidak ada kasus) polio dapat dicapai. Hal ini diterangkan dengan herd Immunity , dimana melalui percemaran secara fecal oral, antigen vaksin polio dapat memberikan kekebalan kepada anak-anak yang belum terinfeksi atau tervaksinasi. Kontrol/terapi Medikamentosa : hanya bersifat simtomatis Rehabilitasi : Fisioterapi dan penggunaan alat bantu berjalan.

13.Rabies(Hydrophobia)Identifikasi Penyakit encephalomyelitis yang akut dan fatal ditandai demam,sakit kepala dan perasaan takut,kemudian disertai dengan spasme dan paralyse otot menelan (hydrophobia) dan otot pernafasan. Distrbusi geografis dan prevalensi Jarang pada manusia dan merupakan penyakit primer pada binatang seperti anjing dan sejenis kekelawar Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Rhabdovirus (virus rabies) 2.Reservoir penyakit Binatang buas seperti anjing,srigala dan jenis kekelawar. 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik 4.Periode masa waktu penularan 3-5 hari setelah digigit binatang. 5.Faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik Cara penularan Virus rabies yang ada pada air liur binatang infeksi masuk kedalam tubuh manusia melalui luka gigitan.

Masa inkubasi 2 8 minggu,bervariasi dari 10 hari sampai bertahun tergantung dari besar luka dan bagian tubuh yang luka. Pencegahan dan kontrol Usaha usaha pencegahan 1.Vaksinisasi rabies pada binatang peliharaan (anjing) 2.Pemberian imunisasi pada orang yang digigit anjing dan dicurigai menderita rabies. 3.Registrasi kepemilikan anjing peliharaan. Kontrol/terapi

14.RubellaIdentifikasi Penyakit infeksi akut oleh virus ditandai dengan demam ringan dan bintik dan berkas merah pada seluruh badant mirip dengan campak. Congenital rubella syndrome terjadi pada kehamilan trisemester pada wanita berupa cataract,microphtalmia ,microcephaly,mental retardation,hepatomegaly,glaucoma,kelainan pada katub jantung dan tulang. Perlu dilakukan differesial diagnosa dengan measles dan erisepelas. Distribusi geografis dan prevalensi Tersebar diseluruh dunia dan bersifat endemis. Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Virus rubella 2.Reservoir penyakit Manusia 3.Faktor host risiko tinggi pada wanita hamil dapat menyebabkan congenital rubella 4.Periode masa waktu penularan sekitar 1 minggu sebelum atau 4 hari setelah terjadi rash pada kulit 5.Faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik

Cara penularan Kontak dengan cairan yang berasal dari nasopharynx penderita Masa inkubasi 1-7 hari biasanya 1-3 hari Pencegahan dan kontrol Usaha usaha pencegahan 1. Imunisasi aktif 2. Pemberian Immune Globulin (IG) pada wanita hamil pada trisemester kehamilan. Kontrol/terapi Medikamentosa Simtomatis

15.Smallpox (Variola)Identifikasi Merupakan infeksi virus yang sistemik dengan exanthem disertai demam,lesu,sakit kepala,kadang-kadang sakit pada punggung dan perut,setelah 2-4 hari demam turun rash yang terjadi menjadi macula,papula,vesikel,bernanah dan permukaan kulit menjadi berlubang (bopeng). Distribusi geografis dan prevalensi Tersebar diseluruh dunia.dan sekarang dinyatakan dunia telah bebas dari cacar. Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Virus variola 2.Reservoir penyakit Manusia (setelah dinyatakan bebas hanya ada di laboratorium) 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik 4.Periode masa waktu penularan Minggu pertama dari infeksi

5.Faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik Cara penularan Kontak intim melalui pernafasan Masa inkubasi 7 17 hari biasanya 10 -12 hari Pencegahan dan kontrol Usaha usaha pencegahan 1.Pemberian vaksin untuk pekerja research. Kontrol/terapi

16.Viral Fevers (Chikungunya)Identifikasi Merupakan penyakit demam yang disebabkan oleh virus dengan tandatanda klinis sakit kepala,lesu,arthralgia atau myalgia dan kadangkadang disertai mual dan muntah. Di Indonesia dikenal sebagai chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Distribusi geografis dan prevalensi Endemis dibeberapa tempat di Amerika dan di Indonesia dikenal sebagai penyakit chikungunya dilaporkan berjangkit dibeberapa daerah di Jawa Barat. Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Sejenis virus yang sama seperti penyakit yang ada di Amerika dan tempat lain. 2.Reservoir penyakit Belum diketahui dan diduga berasal sejenis burung atau kera dan Biantang pengerat. 3.Faktor host Tidak ada yang spesifik

4.Periode masa waktu penularan Tidak langsung dari manusia ke manusia dan belum diketahui. 5.Faktor lingkungan Memegang peran penting terutama yang berhubungan dengan tempat Perindukan nyamuk aedes. Cara penularan Melalui gigitan nyamuk aedes aegypti Masa inkubasi 3 12 hari Pencegahan dan kontrol Usaha usaha pencegahan 1. Perbaikan lingkungan hidup Melakukan gerakan 4 M untuk menguras tempat perindukan 2. Melakukan pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa 3. Menghindari gigitan nyamuk dengan mempergunakan repellant, kasa dan kelambu. 4. Pendidikan kesehatan Pengobatan/terapi -Terapi simtomatis untuk mengurangi keluhan klinis