2
ASSIGNMENT 3 Eka Fitriani 151 12 093 Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Indonesia eka.fi[email protected] Pengamatan pasut dapat menggunakan beberapa metode, antara lain dengan menggunakan metode manual dan otomatis. Berikut ini merupakan lima metode pengamatan pasut berdasarkan prinsip kerjanya dan tiga sumber kesalahan untuk setiap metodenya : - Tide Pole atau Palem Pasut Prinsip kerja alat ini berupa papan yang diberi skala yang diikatkan pada bibi dermaga, merupakan metode yang umum digunakan untuk mengamatan pasut. Dalam pemasangannya, titik nol palem harus terendam air pada saat muka air terendah serta masih terlihat pada saat muka air tertinggi. Dengan demikian, maka tinggi rendahnya muka air laut dapat diketahui dengan pengamatan langsung. Palem juga bisa digunakan sebagai kalibrator dan levelling. Sumber kesalahan yang dapat terjadi antara lain seperti turunnya nol palem, palem tidak dalam kondisi tegak lurus muka laut, dan skala sulit dibaca atau tidak jelas. - GPS Buoy System Memiliki prinsip kerja dengan cara menyimpan receiver GPS dan antenna ketika melakukan pengamatan pada sebuah pelampung. GPS ini menggunakan metode diferensial kinematik, satu receiver GPS berada pada pelampung dan satu lagi di titik referensi yang letaknya beberapa kilometer dari buoy. Untuk kasus real time, titik referensi tersebut memberikan koreksi ke receiver di Buoy, maka posisi teliti dari buoy dapat ditentukan. Teknik penentuan posisi pada system GPS ini bias menggunakan Real Time Kinematic, Kinematic Differensial Post Processing, dan Differential Global Positioning System, tergantung pada kebutuhannya. Sumber kesalahan yang dapat terjadi antara lain efek pergerakan antenna yang merupakan kesalahan tinggi diakibatkan perubahan posisi antenna relatif terhadap laut, kesalahan dan bias yang mempengaruhi sinyal GPS, dan kesalahan multipath. - Pressure Type Tide Gauge Memiliki prinsip kerja dengan menggunakan tekanan air di atas suatu unit yang berubah-ubah akibat besar kecilnya lapisan air di atas unit sensor tersebut sesuai dengan gerakan naik turunnya permukaan laut. Perubahan tekanan ini diteruskan ke unit recorder melalui selang udara yang biasanya dibagi dua jenis yaitu portable type dan self-recording Type. Sumber kesalahan bias terjadi akibat gangguan pada sensor alat ini berpengaruh pada kedalaman, dan akan terganggu apabila terjadi kekeringan. - Floating Type Tide Gauge Mempunyai alat sensor berupa pelampung yang dihubungkan dengan katrol menuju alat perekam sehingga perubahan tinggi air laut dapat tercatat pada alat perekam yang akan menggerakan jarum jam pencatat pada alat perekam. Sumber

Jenis Pengamatan Pasut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jenis pengamatan pasut

Citation preview

FOREWORD

ASSIGNMENT 3Eka Fitriani

151 12 093Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

[email protected]

Pengamatan pasut dapat menggunakan beberapa metode, antara lain dengan menggunakan metode manual dan otomatis. Berikut ini merupakan lima metode pengamatan pasut berdasarkan prinsip kerjanya dan tiga sumber kesalahan untuk setiap metodenya :

Tide Pole atau Palem Pasut

Prinsip kerja alat ini berupa papan yang diberi skala yang diikatkan pada bibi dermaga, merupakan metode yang umum digunakan untuk mengamatan pasut. Dalam pemasangannya, titik nol palem harus terendam air pada saat muka air terendah serta masih terlihat pada saat muka air tertinggi. Dengan demikian, maka tinggi rendahnya muka air laut dapat diketahui dengan pengamatan langsung. Palem juga bisa digunakan sebagai kalibrator dan levelling. Sumber kesalahan yang dapat terjadi antara lain seperti turunnya nol palem, palem tidak dalam kondisi tegak lurus muka laut, dan skala sulit dibaca atau tidak jelas.

GPS Buoy SystemMemiliki prinsip kerja dengan cara menyimpan receiver GPS dan antenna ketika melakukan pengamatan pada sebuah pelampung. GPS ini menggunakan metode diferensial kinematik, satu receiver GPS berada pada pelampung dan satu lagi di titik referensi yang letaknya beberapa kilometer dari buoy. Untuk kasus real time, titik referensi tersebut memberikan koreksi ke receiver di Buoy, maka posisi teliti dari buoy dapat ditentukan. Teknik penentuan posisi pada system GPS ini bias menggunakan Real Time Kinematic, Kinematic Differensial Post Processing, dan Differential Global Positioning System, tergantung pada kebutuhannya. Sumber kesalahan yang dapat terjadi antara lain efek pergerakan antenna yang merupakan kesalahan tinggi diakibatkan perubahan posisi antenna relatif terhadap laut, kesalahan dan bias yang mempengaruhi sinyal GPS, dan kesalahan multipath.

Pressure Type Tide GaugeMemiliki prinsip kerja dengan menggunakan tekanan air di atas suatu unit yang berubah-ubah akibat besar kecilnya lapisan air di atas unit sensor tersebut sesuai dengan gerakan naik turunnya permukaan laut. Perubahan tekanan ini diteruskan ke unit recorder melalui selang udara yang biasanya dibagi dua jenis yaitu portable type dan self-recording Type. Sumber kesalahan bias terjadi akibat gangguan pada sensor alat ini berpengaruh pada kedalaman, dan akan terganggu apabila terjadi kekeringan.

Floating Type Tide Gauge

Mempunyai alat sensor berupa pelampung yang dihubungkan dengan katrol menuju alat perekam sehingga perubahan tinggi air laut dapat tercatat pada alat perekam yang akan menggerakan jarum jam pencatat pada alat perekam. Sumber kesalahan dapat terjadi akibat antar katrol kusut yang disebabkan oleh gelombang, lokasi yang sulit untuk dilakukan pengukuran, dan tidak stabil dan tidak rata.

Altimetry Satellite

Mempunyai prinsip kerja secara sederhana yaitu dengan cara mengeluarkan gelombang radar yang dipantulkan ke air sehingga diperoleh waktu dan didapatkan jarak. Data pasut yang digunakan sesuai dengan periode satelit sehingga bias digunakan pula untuk analisis perubahan sea level, determination of geoid dan MSL, dan development of global. Sumber kesalahan yang dapat terjadi ditimbulkan oleh kesalahan dan bias yang terkait dengan sensor, terkait dengan propagasi sinyal, terkait dengan satelit (seperti kesalahan orbit), dan terkait dengan dinamika laut.

Karakteristik pasut tiap lingkungannya berbeda-beda dan memiliki metode yang berbeda pula untuk tiap areanya. Berikut penjelasan untuk masing-masing area :

Sungai

Pada kondisi ini air laut bercampur dengan air tawar. Saat pasang air yang berperan adalah air laut saat masuk ke bibir sungai, salinitas menjadi tinggi. Sedangkan saat surut air sungai masuk ke daerah laut. Sehingga di sungai tidak cocok digunakan metode pressure type. Pantai

Pantai memiliki pengertian sebagai daerah di tepi perairan sebatas antara surut terendah dan pasang tertinggi cenderung masih dipengaruhi aktivitas daratan. Karakteristik pasut pada daerah pantai cenderung dipengaruhi oleh lebar pantai dan topografi dasar laut. Sehingga pada umumnya karakteristik pasut pada pantai tinggi akibat pengaruh dari hal-hal yang telah disebutkan diatas. Metode yang cocok digunakan ialah tide pole, pressure type tide gauge, floating type tide gauge, dan acoustic type tide gauge. Lepas Pantai

Daerah ini merupakah bagian laut terjauh dari pantai, yaitu daerah dari garis gelombang pecah kea rah laut. Untuk daerah lepas pantai biasanya karakteristik pasut cenderung memiliki pasut yang pendek akibat pengaruh kedalamannya. Semakin dalam suatu perairan, maka semakin pendek tidal range nya. Metode yang cocok digunakan ialah GPS Buoy System dan Altimetry Satellite.