38
PELAKSANAAN JEMBATAN 1. Pendahuluan Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi diperlukan suatu tahapan atau langkah agar pekerjaan selesai sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah direncanakan. Rencana - rencana pekerjaan itu harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan di lapangan dimulai. Rencana kerja pelaksanaan wajib dibuat oleh pelaksana dan mendapat persetujuan dari pimpinan proyek, sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus mengadakan penelitian tentang : a. Lapangan atau lokasi yang akan didirikan untuk suatu bangunan b. Gambar - gambar serta perubahan berikut RKS-nya c. Penjelasan - penjelasan yang tertuang dalam aanwijzing Tahap pelaksanaan merupakan tahap penting dalam membangun sebuah konstruksi, tahap ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan Time Schedule yang telah direncanakan agar dihasilkan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi dan biaya yang ekonomis. Pekerjaan - pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami kesulitan - kesulitan yang nantinya akan

jembatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: jembatan

PELAKSANAAN JEMBATAN

1. Pendahuluan

Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi diperlukan suatu tahapan

atau langkah agar pekerjaan selesai sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan

dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah direncanakan. Rencana -

rencana pekerjaan itu harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan di

lapangan dimulai. Rencana kerja pelaksanaan wajib dibuat oleh pelaksana dan

mendapat persetujuan dari pimpinan proyek, sebelum memulai pekerjaan

kontraktor harus mengadakan penelitian tentang :

a. Lapangan atau lokasi yang akan didirikan untuk suatu

bangunan

b. Gambar - gambar serta perubahan berikut RKS-nya

c. Penjelasan - penjelasan yang tertuang dalam aanwijzing

Tahap pelaksanaan merupakan tahap penting dalam membangun sebuah

konstruksi, tahap ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan Time

Schedule yang telah direncanakan agar dihasilkan konstruksi yang sesuai dengan

spesifikasi dan biaya yang ekonomis.

Pekerjaan - pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor agar

dalam pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami kesulitan - kesulitan yang nantinya

akan merugikan pihak kontraktor tersebut. Berikut ini item pekerjaan dan rencana

pelaksanaan pekerjaan berupa flow chart Jembatan Kali Tenggang kota

Semarang, Jawa Tengah :

Page 2: jembatan

Mulai

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Tanah

Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang

Survey Lapangan Pengukuran Pembersihan Lokasi Direksi Keet Papan nama dan

papan peringatan Mobilisasi Asuransi Administrasi dan

dokumentasi Penyediaan air dan

listrik

Pemasangan Bouwplank

Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan tanah

Pengadaan tiang pancang Pengangkatan tiang

pancang dari truck trailer Penumpukan tiang

pancang Pekerjaan persiapan

pemancangan Pekerjaan bouwplank

tiang pancang Pemasangan topi tiang

pancang Pengangkatan tiang

pancang pada saat pemancangan

Pemancangan Kalendering tiang

pancang Pembongkaran kepala

tiang pancang Pekerjaan galian tanah

lantai kerja abutmen Pembuatan top pile

Pekerjaan persiapan Pembuatan lantai

kerja abutmen Pekerjaan

penulangan Pekerjaan begisting

dan perancah Pengecoran Pembongkaran

begisting Pekerjaan perawatan

beton

Pekerjaan Abutmen dan Sayap

Pekerjaan Urugan Tanah Kembali

Pekerjaan persiapan dan lantai kerja

Pekerjaan penulangan Pekerjaan begisting Pengecoran Pembongkaran

begisting Pekerjaan perawatan

beton

Pekerjaan Plat Injak

Pemasangan Jembatan

Perakitan komponen baja

Pemasangan perletakan jembatan

Prosedur pemasangan

Selesai

Page 3: jembatan

2. Pekerjaan Persiapan

2.1 Survey Lapangan

Survey lapangan yang dimaksud adalah peninjauan lapangan untuk

mendapatkan gambaran secara umum dan menyeluruh mengenai keadaan

lapangan untuk menyusun kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini

bertujuan untuk mengatur tata letak bangunan - bangunan pendukung,

penempatan material, ataupun pengaturan lalu lintas sehingga dalam

pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar dan tidak mengganggu

lingkungan sekitar.

Untuk perencanaan tata letak hendaknya terletak di daerah yang

mudah dijangkau dan letaknya dekat dengan lokasi proyek.

Gambar 1 Site Plan

2.2 Pekerjaan Pengukuran

Pekerjaan pengukuran merupakan pekerjaan awal untuk

mengetahui elevasi titik-titik di lapangan beserta posisi bangunan-

bangunan di sekitarnya. Dari hasil pengukuran didapatkan titik-titik

ketinggian dan koordinat yang merupakan titik perletakan dari konstruksi

yang akan dibangun.

Page 4: jembatan

Pengukuran dilakukan untuk menentukan letak abutmen sesuai

dengan gambar rencana. Pengukuran dilapangan menggunakan rol meter

dan pesawat theodolit serta kelengkapannya.

2.3 Pembersihan Lokasi

Pembersihan lapangan bertujuan untuk membersihkan lokasi

proyek dari benda - benda atau pepohonan yang dapat mengganggu

pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan lapangan ini meliputi seluruh area

yang akan digunkan untuk pekerjaan pembersihan lapangan.

2.4 Direksi Keet

Besarnya direksi keet tergantung dari besar kecilnya proyek.

Direksi keet merupakan konstruksi sementara yang penggunaannya hanya

selama proyek berlangsung dan sesudah itu dapat dibongkar kembali.

Fungsi direksi keet selain sebagai pusat komunikasi di dalam dan di luar

proyek, juga sebagai pengendalian pelaksanaan di lapangan.

2.5 Papan Nama dan Papan Peringatan

Pada pembuatan Jembatan Kali Tenggang ini dibutuhkan 1 buah

papan nama poyek yang penempatannya di awal proyek dan di akhir

proyek, selain itu dibuatkan dua papan peringatan. Bahan yang

dipergunakan dalam pembuatan papan nama proyek adalah papan kayu

ukuran 2/20 dan balok 5/7 .

Gambar 2 Papan Nama Proyek

Page 5: jembatan

3 Pekerjaan Tanah

3.1 Pemasangan Bouwplank

Pembuatan papan duga (bouwplank) abutmen untuk pelaksanaan

pekerjaan ini dimaksudkan untuk acuan dalam pekerjaan galian tanah

untuk abutmen jembatan, selain itu dapat juga digunakan sebagai acuan

pula dalam pelaksanaan pekerjaan. Papan duga ini terletak di luar dari

batas galian yang direncanakan. Ketinggian bouwplank satu dengan

lainnya harus sama. Pengecekan ketinggian ini dapat dilakukan memakai

selang plastik yang di isi dengan air. Untuk menentukan as galian pondasi,

bagian atas papan bouwplank diberi paku di tengahnya, kemudian

dipasang benang antara bouwplank satu dengan lainnya. Supaya titik

pertemuan antar benang bisa betul- betul siku, dapat diukur dengan

metode phytagoras.

Gambar 3 Papan Duga

Page 6: jembatan

Gambar 4 Bouwplank Abutmen

3.2 Pekerjaan Urugan Tanah dan Pemadatan Tanah

Pekerjaan urugan tanah adalah pekerjaan untuk menaikkan elevasi

permukaan tanah yang akan dipergunakan untuk pembuatan abutmen

tersebut.

Adapun langkah kerja pekerjaan urugan tanah dan pekerjaan

pemadatanya dilakukan sebagai berikut ini :

a. Mempersiapkan alat-alat yang dipergunakan dalam

pelaksanaan pekerjaan tersebut.

b. Pengambilan tanah pilihan dengan dump truck ukuran 3,5 - 4

m3 yang didatangkan dari daerah Sambiroto Semarang

Selatan.

c. Tanah dari Dump Truck dihamparkan pada lokasi yang telah

ditentukan dengan Bulldozer, sampai seluruh tanah merata.

Page 7: jembatan

d. Memadatkan urugan tanah tersebut secara bertahap dengan

alat pemadat yaitu Tandem Roller dengan ketebalan setiap

lapisan adalah 20 cm.

e. Memeriksa kepadatan dengan mengadakan pengujian Sand

cone sehingga akan diperoleh kepadatan yang sesuai dengan

rencana.

Gambar 5 Pola Pemadatan Urugan Tanah pada Medan Lurus

Page 8: jembatan

Gambar 6 Urugan tanah, perataan dan pemadatan tanah dengan alat berat

4. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG

4.1 Pengangkatan Tiang Pancang dari Truck Trailer

Pengangkatan tiang pancang yang dimaksud disini adalah

pengangkatan tiang pancang dari Truck Trailer untuk diturunkan ke lokasi

penumpukan. Adapun Syarat Teknis yang perlu diperhatikan dalam

mengangkat tiang pancang ini antara lain:

Page 9: jembatan

a. Tiang pancang harus diangkat pada titik-titik angkat

yang telah ditentukan.

b. Tiang pancang harus diangkat dengan menggunakan

wire sling atau web sling.

c. Selama pengangkatan tiang pancang harus dilindungi

dari kerusakan lapisan pelindung karena penggunaan wire sling

dengan menggunakan lapisan karet atau bahan lain.

d. Tiang pancang yang ditumpuk harus dikelompokkan

sesuai dengan diameter, tebal dan panjang yang sama.

Adapun cara-cara pengangkatan dari tempat pembuatan untuk

diletakkan di atas Truck trailler dan dari atas Truck trailler ke lokasi

penimbunan /pemancangan, pengangkatan dengan 2 tumpuan sebagai

berikut :

Gambar. 7 Pengangkatan tiang pancang

4.2 Penumpukan Tiang Pancang

Penumpukan dilakukan pada lokasi yang ditentukan, tempat yang

datar dan luas serta telah diberi bantalan kayu sebagai alasnya.

Penumpukan pertama dan kedua harus diselingi dengan bantalan kayu

sebagai alasnya sehingga antara tiang pancang tidak saling berbenturan.

¼ L½ L¼ L

Kayu 8/10 Tiang pancang

a aL -2a

M1 M1

M2

Page 10: jembatan

Gambar 8 Penumpukan Tiang Pancang

4.3 Pekerjaan Persiapan Pemancangan

Sebelum pekerjaan pemancangan dimulai, perlu dipersiapkan

segala sesuatu yang berhubungan dengan kelancaran pemancangan. Hal-

hal yang perlu dipersiapkan :

a. Gambar yang berhubungan dengan pemancangan baik gambar

rencana maupun gambar pelaksanaan.

b. Peralatan yang akan dipakai harus diperiksa kondisinya.

c. Tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan harus

berpengalaman sesuai dengan macam pekerjaan.

d. Pemasangan patok pada titik- titik pancang.

e. Pengamanan lokasi pemancangan.

4.4 Pekerjaan Bouwplank Tiang Pancang

Page 11: jembatan

Pemasangan bouwplank ini dimaksudkan untuk menentukan titik-

titik pemancangan karena dalam penentuan titik-titik pemancangan sangat

menentukan didalam pekerjaan pemancangan agar sesuai dengan gambar

yang telah direncanakan.

Adapun untuk menentukan titik-titik pemancangan adalah sebagai

berikut :

a. Dari hasil pengukuran, kemudian dibuat bouwplank untuk

menentukan titik-titik pemancangan. Bouwplank terbuat dari

papan kayu 2/20 dan kayu 5/7.

b. Memasang bouwplank pada titik-titik yang telah ditentukan

pada saat pengukuran untuk mendapatkan as abutmen dengan

memasang benang yang diikatkan/pemberat pada paku yang

dipasang ditengah-tengah papan pada bouwplank.

c. Memindahkan dari setiap titik pertemuan benang ke bawah

dengan menggunakan unting-unting dan memberi patok yang

merupakan titik pancang.

Gambar 10 Pemasangan Bouwplank Tiang Pancang

4.5 Pemasangan Topi Tiang Pancang

Page 12: jembatan

Topi pancang berfungsi untuk menghindari terjadinya kerusakan

tiang pancang pada saat pelaksanaan pemancangan karena pemukulan oleh

hammer. Topi pancang diletakkan pada kepala tiang pancang pada saat

pemancangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan adalah:

a. Topi pancang terbuat dari baja.

b. Hammer dan tiang pancang yang bertopi harus diletakkan pada satu

garis sumbu.

c. Ukuran topi pancang harus tepat di atas tiang pancang yang

berfungsi untuk menyebarkan energi pemukulan sehingga merata.

4.6 Pengangkatan Tiang Pancang Pada Saat Pemancangan

Pengangkatan tiang pancang yang dimaksud adalah pengangkatan

tiang pancang untuk dipasangkan pada crane untuk dipancang.

Adapun langkah-langkah pengangkatan tiang pancang adalah

sebagai berikut :

a. Setelah tiang pancang diletakkan dekat crane, kemudian

pada jarak 0,289 x L panjang tiang diikatkan tali baja yang akan

ditarik dengan crane.

b. Topi pancang dipasang dan didalamnya dipasang bantalan

tiang pancang yang terbuat dari kayu, ini bertujuan untuk

menghindari perambatan getaran atau energi dari kepala hammer

ke tiang secara langsung.

c. Pada saat pengangkatan tiang pancang harus didekatkan

pada crane sebelum pemindahan ke titik pemancangan, agar tidak

terjadi kecelakaan (guling).

d. Selanjutnya tiang pancang diangkat dan dipasangkan pada

hammer dan diusahakan ditempatkan pada titik pemancangan

dengan posisi vertikal, kemudian dikontrol ketegakkannya.

Adapun cara-cara pengangkatan tiang pancang untuk dipancang

pengangkatan dengan I tumpuan ( saat pendirian / pemancangan ) adalah

sebagai berikut :

Page 13: jembatan

Gambar 11 Momen Saat Pendirian Tiang Pancang

Gambar 12 Pengangkatan tiang pancang dengan I tumpuan

4.7 Pemancangan

Langkah-langkah kerja dalam pelaksanaan pemancangan adalah

sebagai berikut:

a. Sebelum dilakukan pemancangan, area disekitar titik-titik pancang

harus dibersihkan dari bahan-bahan (batu) yang dapat mengganggu

aktivitas pemancangan.

b. Tiang pancang diangkat dengan posisi pengangkatan adalah 0.209

L panjang pipa dihitung dari atas tiang, dengan menggunakan wire

sling untuk ditegakkan pada posisi pemancangan dengan bantuan

team survey.

Page 14: jembatan

c. Proses setting tiang pancang akan selalu dimonitor oleh team

survey dengan menggunakan alat theodolit dalam dua posisi

pengukuran depan dan samping, sehingga dapat dipastikan posisi

sumbu hammer, tiang pancang dan topi baja dalam keadaan lurus

satu garis.

Gambar 13 Pengukuran kelurusan tiang pancang dengan theodolit

d. Setelah posisi tiang pancang dianggap benar, wire sling

dikendorkan secara perlahan, sehingga tiang pancang akan

bergerak menembus tanah, hal ini terjadi karena kondisi tanah

lunak dan berat sendiri tiang pancang.

e. Selanjutnya Hammer dipasang pada ujung atas tiang pancang dan

segera diperiksa kembali posisi tiang pancang dengan theodolit,

baik posisi koordinat tiang maupun ketegakkan tiang.

f. Setelah yakin semua siap baik alat, tenaga maupun kondisi/posisi

tiang pancang tegak lurus baru dilakukan pemancangan.

g. Pada pukulan pertama pemancangan harus dilakukan pengamatan

pada soft block driving, untuk memastikan bahwa arah pukulan

sudah benar/tepat, kemudian pemancangan dapat dilanjutkan

sampai mencapai tanah keras.

Page 15: jembatan

Gambar 14 Proses Pemancangan

h. Selama pemancangan harus tetap di monitor posisi/sudut

kemiringan tiang pancang dengan menggunakan theodolit.

i. Setelah posisi dianggap benar segera dilakukan pemancangan

sampai ke dalaman sesuai yang direncanakan atas perintah direksi

pengawas lapangan karena telah dianggap cukup.

j. Selama proses pemancangan dilaksanakan Driving record.

k. Pada akhir pemancangan dilakukan kalendering untuk setiap tiang

pancang guna mengetahui berapa penetrasi atau penurunan tiang

pancang per pukulan (mm/pukulan). Kalendering ini diambil pada

1/4 pukulan terakhir pemancangan.

4.8 Galian Tanah Untuk Lantai Kerja Abutmen

Galian tanah ini pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan

alat berat (excavator) dan menggunakan tenaga manusia dengan alat

Page 16: jembatan

sederhana seperti cangkul, linggis dan lain-lain. Adapun langkah - langkah

pekerjaan tanah galian abutmen ini adalah :

a. Tempatkan excavator pada posisi yang datar, tidak mengganggu

pekerjaan lain dan tempatkan pada posisi yang dekat dengan

tempat penimbunan tanah hasil galian yang dihasilkan.

b. Gulung kembali benang - benang yang ada pada pembuatan

papan duga, yang sebelumnya telah dipergunakan dalam

penentuan batas - batas dari galian abutmen.

c. Pelaksanaan galian tanah dengan menggunakan excavator,

sedangkan penimbunan tanah diletakkan pada sisi daerah yang

dekat dengan sungai.

d. Mengontrol kedalaman dan kedataran hasil galian dasar

abutmen dengan bantuan rol meter yang diukur dari dasar galian

abutmen sampai menyentuh benang as abutmen.

e. Cek kembali kemiringan galian tanah (1:2) agar galian tanah

yang telah dibuat aman dari bahaya kelongsoran.

f. Galian tanah bagian tepi diberi anyaman bambu agar tidak

terjadi longsor, karena lokasi galian masih terdapat air bekas

tambak yang telah di urug.

g. Karena masih terdapat air, untuk itu perlu dilakukan

pengeluaran air menggunakan mesin penyedot air, air dialirkan

ke tambak.

Page 17: jembatan

Gambar 15 kerja abutmenGalian tanah untuk lantai

Gambar 16 Galian tanah untuk lantai kerja abutmen di lapangan

4.9 Pembuatan Top Pile

Top pile adalah suatu bagian dari tiang pancang yang berfungsi

sebagai penyambung antara tiang pancang dengan poer pondasi. Adapun

langkah kerja pembuatan top pile adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengukuran pada diameter dalam tiang pancang.

b. Memotong plat baja sesuai dengan ukuran rencana.

c. Memasang plat baja hingga 1 m dari ujung atas tiang pancang.

d. Memotong tulangan tambahan D 22 mm dengan panjang 1 m.

Page 18: jembatan

e. Memasang tulangan tambahan tersebut ke dalam tiang pancang

dan atur kedudukannya hingga berjajar teratur membentuk

lingkaran. Untuk memperkuat kedudukannya digunakan bendrat.

f. Mengaduk campuran beton dengan mutu sesuai dengan beton poer

yaitu mutu beton fc’= 25 MPa

g. Melakukan pengecoran hingga puncak kepala tiang.

Gambar 17 Pembuatan Top Pile

Top pile plat baja

Tulangan tambahan D 22

Kawat pratekan

Page 19: jembatan

5 PEKERJAAN ABUTMEN

Pekerjaan Abutmen terdiri dari pekerjaan persiapan, pemasangan tulangan,

pekerjaan bekisting, dan pekerjaan pengecoran.

5.1 Pekerjaan Persiapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi dilakukan berbagai

persiapan. Pekerjaan tersebut antara lain berupa pengecekan terhadap ukuran-

ukuran dari pekerjaan pondasi tersebut, kemudiaan persiapan terhadap semua

jenis peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dan juga tenaga kerja

yang dibutuhkan dalam pekerjaan pondasi tersebut yang dimulai dari

penulangan, begisting, pembetonan, dan sampai beton tersebut dibongkar.

5.2 Pembuatan Lantai kerja

Adapun tahapan pembuatan lantai kerja adalah sebagai

berikut :

1) Mengukur kembali as abutmen sesuai dengan gambar

rencana.

2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan.

3) Mengeluarkan air yang ada di dalam galian abutmen dengan

alat penyedot air dan air dibuang ke tambak.

4) Membuat perancah dan begesting untuk pengecoran lantai

kerja.

5) Menuangkan adukan beton dari molen lewat talang dan

adukan diratakan hingga ketinggian 5 cm.

(Sumber : Ir. Gideon H. Kusuma M.Eng. “Pedoman Pengerjaan

Beton”,Hal : 48

Page 20: jembatan

Gambar 18 Lantai kerja abutmen

5.3 Pekerjaan penulangan

Pekerjaan penulangan dilakukan setelah lantai kerja kering dan kuat

menopang beban. Pekerjaan penulangan ini menggunakan bahan baja

tulangan dan kawat bendrat sebagai alat pengikat.

Pekerjaan Penulangan ini terdiri dari dua bagian pekerjaan, yaitu :

a. Pemotongan dan pembengkokan Tulangan

b. Perakitan dan penyetelan tulangan

pasak

Sekat sisi (papan 220 )

kelam (papan 220 )

0,05

6,80

Page 21: jembatan

5.4 Pekerjaan Bekisting dan perancah

Tahapan pemasangan begesting dilakukan sebagai berikut :

a. Tahap pertama begesting untuk poer/ kaki abutmen

b. Tahap kedua pemasangan begesting pada badan dan sayap

abutmen.

c. Tahap ketiga melanjutkan pemasangan begesting pada

badan dan sayap abutmen sampai mencapai tinggi yang telah

ditentukan.

Langkah kerja pembuatan begesting :

a. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang

dibutuhkan.

b. Mempersiapkan landasan yang kuat sebagai

tumpuan perancah, dalam hal ini digunakan kayu.

c. Memotong multiplek dan balok perancah sesuai

dengan gambar rencana.

d. Mendirikan perancah yang telah ditentukan sesuai

dengan gambar.

e. Memasang cetakan dari multiplek sesuai dengan

gambar.

f. Pada bagian dalam cetakan diberi oli agar

permukaan beton bisa rata dan begesting mudah dilepas.

g. Memasang skoor dan balok penjepit yang

diperlukan sesuai dengan gambar.

h. Pemakuan pada konstruksi begesting dibuat

sedemikian rupa agar dalam pembongkaran mudah dilaksanakan.

5.5 Pemasangan Begisting dan Perancah

Perancah yang dipergunakan sebagai bahan untuk mendukung bagian

konstruksi beton yang sedang dikerjakan (dicor) perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

Page 22: jembatan

a. Pemasangan papan harus dilakukan oleh orang yang ahli

dalam pemasangan perancah berdasarkan gambar rencana yang jelas

mengenai jarak balok, melintang, balok penumpu maupun

penyambungannya,

b. Balok kayu dan penumpu harus cukup kuat untuk

menahan beban dengan memperhitungkan pengaruh cuaca (hujan),

c. Papan acuan harus diberi penguat horisontal dan vertikal

yang cukup,

d. Titik penumpu harus kuat menahan gaya muatan tegak

lurus yang diakibatkan oleh papan acuan, beton, alat pemadat, pekerja

dan lain-lainnya serta menahan gaya horisontal dengan kedudukan yang

mantap ditanah,

e. Sambungan pada tiang penumpu harus diberi perkuatan

yang cukup untuk menahan beban dan stabilitas konstruksi.

Pemasangan begisting dilakukan setelah pekerjaan penulangan selesai

dikerjakan. Dan disesuaikan dengan daerah pengecorannya. Oleh karena itu

pada pemasangan tulangan diusahakan sedapat mungkin sudah tepat pada

posisinya. Pemasangan bekisting dilakukan secara bertahap sesuai dengan

daerah yang akan dicor.

Tahapan dalam pemasangan acuan dan perancah disesuaikan dengan

tahapan pelaksanaan pengecoran, pada pengecoran abutmen Jembatan Kali

Tenggang ini menggunakan beton mutu fc’ 25 Mpa dilakukan dalam 3 tahap

mengingat tinggi abutmen 5,2 m.

a. Tahap I : Pemasangan begisting dan perancah poer abutmen

setinggi 1,15 m

b. Tahap II : Setelah beton pengecoran tahap I kering, dilanjutkan

pemasangan begisting dan perancah badan abutmen dan sayap setinggi

1,7 m.

c. Tahap III : Beton pada pengecoran tahap II kering, kemudian

pemasangan begisting dan perancah kepala abutmen dan sayap setinggi

2,1 m.

Page 23: jembatan

5.6 Pengecoran Abutmen dan Sayap

Pengecoran abutmen dan sayap dilakukan setelah pekerjaan

pemasangan tulangan dan begesting selesai dan telah dicek kekuatannya

sehingga mampu menahan beton segar baik secara vertikal maupun

horisontal. Abutmen dan sayap jembatan pada proyek Jembatan Kali

Tenggang ini menggunakan beton mutu fc’ 25 Mpa. Pengecoran pada

abutmen dan sayap dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

a. Pengecoran tahap I, yaitu pengecoran poer setinggi 1,15 meter

b. Pengecoran tahap II, yaitu pengecoran badan dan sayap abutmen

setinggi 1,70 meter.

c. Pengecoran tahap III, yaitu pengecoran kepala dan sayap abutmen

setinggi 2,10 meter.

Pada pekerjaan pengecoran, beton segar tidak boleh dijatuhkan lebih

dari 2,00 m, hal ini dikarenakan untuk mencegah terjadinya segregasi pada

beton tersebut. Langkah-langkah pengecoran adalah :

a. Mempersiapkan peralatan, bahan dan tenaga yang akan digunakan

serta menempatkannya di dekat lokasi pengecoran.

b. Membersihkan lokasi pengecoran dari kotoran-kotoran yang dapat

mempengaruhi mutu beton.

c. Memberi oli pada bagian dalam begesting, supaya air yang terdapat

dalam beton tidak terserap oleh kayu dan mudah dalam pelepasan.

d. Menuangkan adukan beton dengan bantuan concrete pump secara

merata kemudian memadatkan setiap lapisan dengan menggunakan

vibrator sebelum lapisan berikutnya dicor.

Page 24: jembatan

e. Pengecoran di beberapa lapisan harus dikerjakan secara

berkesinambungan sampai pada ketinggian yang direncanakan.

f. Untuk memadatkan beton digunakan vibrator. Dalam penggunaannya

dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi segregation (pemisahan

butiran, pengumpulan butiran agregat yang mempunyai ukuran yang

sama pada tempat sama) dan bleeding (naiknya air dalam adukan ke

permukaan adukan).

g. Untuk mengecek apakah begesting dan dinding abutmen dalam posisi

tegak, dipasang unting-unting pada sisi atas begesting.

h. Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan beton, maka dibuat benda

uji berbentuk silinder sebanyak 1 buah setiap 3 m3 adukan beton dan

juga uji slump.

Gambar 19 Pengecoran Abutmen Tahap I

Page 25: jembatan

Gambar 20 Pengecoran Abutmen dan Sayap Tahap II

Gambar 21 Pengecoran Abutmen dan Sayap Tahap III

5.7 Pembongkaran Begisting dan Perancah

Page 26: jembatan

Setelah selesai tahapan pengecoran ditunggu sampai kurang lebih 7

hari kemudian begisting dibongkar. Begisting dibongkar secara hati-hati agar

tidak merusak permukaan dari beton. Perlu diketahui setelah pembongkaran

bahan-bahan yang masih bisa digunakan lagi jangan dibuang dan dipisahkan

dengan bahan yang sudah tidak bisa dipakai lagi.

5.8 Perawatan Beton

Pekerjaan perawatan beton yang dapat dilakukan antara lain:

a. Pada waktu pengecoran beton dilindungi dengan atap plastik/terpal

untuk menjaga kekentalan beton dan penguapan air yang terlalu cepat.

b. Selama menunggu proses beton muda menjadi beton berkekuatan

tertentu selama 14 hari berturut-turut, untuk setiap harinya dilakukan

menyemprot atau memerciki air pada beton tersebut untuk menjaga

kestabilan beton.

c. Menutupi permukaan beton dengan karung goni basah.

5.9 Pekerjaan Urugan Tanah

Urugan tanah adalah pekerjaan dari rangkaian pembuatan abutmen

jembatan ini, yang dimaksudkan pada pekerjaan ini adalah menaikkan elevasi

permukaan tanah pada abutmen yang akan dipergunkan untuk pembuatan

badan jalan yang akan melintasi jembatan tersebut.

6. Pekerjaan Plat Injak

Pekerjaan plat injak dilakukan setelah pengecoran abutmen dan sayap

selesai serta setelah pekerjaan urugan tanah dan pemadatan selesai. Plat injak

merupakan lembaran beton dengan dimensi tertentu pada perencanaan yang

diletakkan diatas abutmen sebagai penahan agar tanah tidak ambles / turun

akibat beban kendaraan yang melaju diatasnya pada jalan peralihan dari jalan

ke jembatan.

6.1 Pekerjaan Urugan Pasir dan Lantai kerja

Sebelum dilakukan pekerjaan merangkai tulangan, terlebih dahulu

mengurug tanah dengan pasir urug dan pembuatan lantai kerja. Tebal lapisan

pasir adalah 5 cm yang merupakan landasan pengecoran plat injak. Lantai

kerja ini berfungsi untuk memudahkan pekerja merakit tulangan serta

menjaga agar tulangan tetap bersih

Page 27: jembatan

Gambar 22 Urugan Pasir dan Lantai Kerja Plat Injak

6.2 Pekerjaan Penulangan Plat Injak

Langkah kerja pekerjaan penulangan ini adalah :

a. menghitung dan mempersiapkan kebutuhan tulangan sesuai gambar

rencana.

b. memotong dan membengkokkan tulangan sesuai gambar rencana.

c. merangkai tulangan sesuai dengan gambar rencana.

6.3 Pekerjaan Begisting Plat Injak

Pekerjaan begisting ini meliputi pemasangan acuan dan perancah

yang akan digunakan sesuai dengan gambar rencana, setelah itu begisting

dilapisi oli permukaannya agar beton mudah dilepas saat dilakukan

pembongkaran acuan.

6.4 Pekerjaan Pengecoran Plat Injak

Pada pengecoran plat injak ini digunakan beton dengan mutu fc

25 Mpa. Adapun langkah kerja dari pengecoran plat injak ini adalah

sebagai berikut :

a. Membersihkan lokasi yang akan dicor dari kotoran dan juga

pada pekerjaan bekisting.

b. Mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam

pengecoran ini serta membuat campuran beton sesuai yang

disyaratkan.

Page 28: jembatan

c. Menuang campuran beton secara bertahap mulai dari ujung

sampai ke ujung akhir, tidak berpindah-pindah.

d. Memadatkan beton dengan menggunakan vibrator.

Gambar 23 Pengecoran Plat Injak

6.5 Pekerjaan Pembongkaran Begisting dan Perawatan Beton

Pembongkaran begisting untuk plat injak ini dilakukan setelah

beton berumur 7 (tujuh) hari setelah pengecoran selesai atau telah

mendapat persetujuan dari direksi untuk dibongkar. Setelah beton dibuka

cetakannya dilakukan penyiraman air secara kontinu atau memberi karung

goni basah selama 14 hari. Perendaman kurang lebih selama 4 (empat)

hari, hal ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang maksimal.

Berdasarkan hasil pengujian benda uji beton yang dilakukan sehingga

sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.