Upload
hadung
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
i
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
ii
Jurnal ilmiah “JEJARING ADMINISTRASI PUBLIK (JAP)‟. Diterbitkan oleh Departemen
Adminstrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, sebagai terbitan berkala
6 (enam) bulan sekali yang menyajikan tulisan-tulisan untuk lebih mempopulerkan ilmu
administrasi negara / publik ditengah masyarakat.
Penanggung Jawab
Falih Suaedi (Ex Officio Dekan Fisip Unair)
Pimpinan Umum
Sulikah Asmorowati (Ketua Departemen Administrasi)
Mitra Bestari
Bintoro Wardiayanto (Universitas Airlangga)
Selfi Budi Helpiastuti (Universitas Jember)
Intam Kurnia (Universitas Tadulako)
Muhammad Nuh (Universitas Brawijaya)
Ahmad Buhari (Universitas Padjajaran)
Pimpinan Redaksi
Pilipus Keban
Sekretaris Redaksi
Nanang Haryono
Redaktur Pelaksana
Erna Setijaningrum
Antun Mardiyanta
Wahyuni Triana
Sunaryo
Putu Aditya Ferdian Aryawantara
Layout dan Sirkulasi
Nabila Alfiani
Feny Dwintania
Pryanka Pandu
Ardian Rizki Serda Ginata
Cholifah Risalatin
Delfa Ayu Paramita
Alamat Redaksi: Jejaring Administrasi Publik (JAP)
Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan 4-6 Surabaya, 602886
Telpon. 031-5034015, eks 213. Fax. 031-5022494
Website: www.depan-fisip-unair.com
Percetakan
Airlangga University Press (RK 466/12.15/AUP-A25E)
Kampus C Universitas Airlangga
Mulyorejo Surabaya 60115
Telpin (031) 5992246, 5992247
Fax (031) 5992248
Email: [email protected]
Bekerjasama dengan
Departemen Admistrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga
Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan 4-6 Surabaya
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
iii
DAFTAR ISI
Cover .............................................................................................................. i
Halaman Penanggung Jawab ...................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................... ................... iii
Pengantar Redaksi ........................................................................................ iv
Ketentuan Gaya Penulisan Ilmiah .............................................................. v
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Ekonomi Kreatif Untuk
Mendukung Pariwisata Desa Berkelanjutan
Nanang Haryono; M. Nilzam Aly; Yayan Sakti Suryandaru .................... 1283
Perumusan Model Instrumen Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (PLP2B) di Kabupaten Jombang
Chris Maya Rinelda ........................................................................................ 1294
Keterlibatan Stakeholder Dalam Implementasi Program Dana Bergulir
Sebagai Upaya Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di
Kabupaten
Hendra Sukmana ............................................................................................ 1315
Studi Implementasi Peraturan Keamanan Penerbangan: Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/2765/XII/2010
Tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel
Pesawat Udara dan Barang Bawaan Yang Diangkut dengan Pesawat
Udara dan Orang Perseorangan
Munawir Khairil Anwar ............................................................................... 1325
Analisis Stakeholder Dalam Kebijakan Penyelenggaraan Jaringan
Utilitas di Kota Surabaya
Berliana Mustika Rani ................................................................................... 1325
Implementasi Kebijakan E-Learning dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan
Endang Sholihatin, Kusnarto , Arista Pratama ........................................... 1356
Dinamika Tata Kelola BUMDES dan Persoalan Nilai Tambah Produk:
Studi atas BUMDES Desa Kembiritan, Banyuwangi
Philipus Keban; Rendy Pahrun Wadipalapa ............................................... 1367
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
iv
PENGANTAR REDAKSI
Penerbitan Jurnal Jejaring Administrasi Publik telah memasuki Vol. 10 No 2
Tahun 2018. Pada edisi ini terdiri atas 7 artikel. Dalam kerangka mewujudkan atmosefir akademik Ilmu Administrasi Negara, maka penyediaan jurnal ilmiah yang dikelola secara profesional, madiri dan independen sesuai dengan persyaratan tim
akreditasi jurnal ilmiah menjadi sangat penting. Eksisting Jurnal ilmiah dapat menjadi sebuah media, wadah serta sarana komunikasi secara dialogis diantara sesama
akademisi, maupun antara akademis dan praktisi pemerintahan dalam kerangka ikut memecahkan persoalan bangsa dan negara.
Artikel pada terbitan Vol. 10 No. 2 Tahun 2018 Jejaring Administrasi Publik
antara lain: (1) Pengembangan Model Instrumen Kebijakan: Studi Tentang Instrumen Kebijakan Pemanfaatan Aspal Buton dalam Pembangunan dan Pemeliharaan
Infrastruktur Jalan di Kabupaten Buton (Adam Amin Bahar; Jusuf Irijanto; Gitadi Tegas S); (2) Perumusan Model Instrumen Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (PLP2B) di Kabupaten Jombang (Chris Maya Rinelda); (3) Keterlibatan Stakeholder Dalam Implementasi Program Dana Bergulir Sebagai Upaya Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Sidoarjo (Hendra
Sukmana); (4) Studi Implementasi Peraturan Keamanan Penerbangan: Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/2765/XII/2010 Tentang Tata
Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara dan Barang Bawaan Yang Diangkut dengan Pesawat Udara dan Orang Perseorangan (Munawir
Khairil Anwar); (5) Analisis Stakeholder Dalam Kebijakan Penyelenggaraan Jaringan Utilitas di Kota Surabaya (Berliana Mustika Rani) dan (6) Implementasi Kebijakan E-Learning dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan (Endang Sholihatin, Kusnarto ,
Arista Pratama). (7) Dinamika Tata Kelola BUMDES dan Persoalan Nilai Tambah Produk: Studi atas BUMDES Desa Kembiritan, Banyuwangi (Philipus Keban; Rendy
Pahrun Wadipalapa). Harapan kami, Terbitan Jejaring Administrasi Publik (JAP) Vol. 10 No.2 Tahun
2018 dapat menambah wawasan dan sekaligus menjadi media diskursus bagi para pemerhati keilmuan administrasi negara dan atau publik, pemerhati masalah birokrasi pemerintahan dan pihak penyelenggara pemerintahan agar lebih empati dalam
memahami dinamika yang sedang terjadi.
Tim Redaksi
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
v
Ketentuan Gaya Penulisan Jurnal Imiah “JEJARING ADMNINISTRASI PUBLIK (JAP) ”
Kehadiran jurnal ‟Jejaring Administrasi Publik” (JAP) ini diharapkan akan
mampu mengisi kekeringan dalam khasanah media ilmiah perguruan tinggi, khususnya yang mencermati dan mendiskursuskan problema dan perkembangan ilmu
Administrasi Negara dan atau Publik kekinian. Seiring dengan hadirnya JAP ini, diharapkan media ini mampu menjadi jembatan
dan banyak membantu bagi kalangan akademisi administrasi negara, praktisi organisasi
privat maupun praktisi pemerintahan untuk dapat mengenali dan mendialogkan
mengenai filosofi, teori maupun praktik-praktik administrasi negara yang dipandang akan memberi perbaikan terhadap kinerja mereka. Dalam rangka menstrukturkan
bangunan JAP ini, maka telah disusun beberapa ketentuan didalam penulisan, antara
lain :
Sumbangan Pemikiran
Sumbangan pemikiran yang dituliskan dalam bentuk artikel dapat mengupas mengenai aspek filosofi, diskursus teori, analisis maupun dunia praktik, baik dalam organisasi kemasyarakatan, bisnis maupun pemerintahan. Beberapa hal ketentuan
dalam penulisan ini, antara lain : a. Judul Artikel harus mampu menggambarkan isi artikel, dan jumlah kata sekitar 8
sampai 14. b. Abstrak ditulis dalam satu paragraf yang diikuti dengan Kata Kunci (keyword)
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Abtrak ditulis kurang lebih 150-200 kata dan memuat latar belakang penulisan, tujuan penulisan, pembahasan dan kesimpulan.
c. Isi artikel harus memiliki relevansi dengan bidang ilmu administrasi negara atau administrasi publik dan dikuasai oleh penulis.
d. Isi artikel harus orisinil dan belum pernah dimuat di media penerbitan
Teknik Penulisan
Untuk menunjang bangunan tulisan jurnal ilmiah, maka teknik penulisan harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
a. Artikel ditulis dalam bentuk essay, sehingga tidak ada format numerik (atau
abjad) yang memisahkan antar bab/bagian, ataupun untuk menandai bab/bagian baru.
b. Untuk memadatkan dan mengefisiensikan tulisan isi artikel, digunakan running note, bukannya footnote atau endnote, misalnya:
..........(Hill & Hupe, 2001; Thompson, 2005: 120-123).
..........(Porter et al, 2004) ……..(Hogwood,1981 dalam Gunn, 1984)
c. Kesimpulan tidak dirinci dalam poin-point, tetapi berupa paragraph d. Bila ada Tabel/Grafik atau Gambar dikirimkan dalam file yang berbeda dengan
teks artikel dalam bentuk tab-delimited. e. Penulisan Tabel 1 dan seterusnya diatas tabel, kemudian dilanjutkan Judul Tabel f. Gambar 1 dan seterusnya dibawah gambar, dilanjutkan keterangan gambar.
Daftar Pustaka
Penulisan untuk daftar pustaka menggunakan sistem “nama-tahun” (bukan ”acu-
urut”), dengan urutan sesuai dengan abjad family name (nama belakang). Terkait
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
vi
dengan kutipan pustaka yang diambil dari beberapa sumber, maka ada beberapa kententuan cara mengutip beberapa sumber, yakni :
o Buku
Higgins, J.(1981) State of Welfare. Oxford: Blackwell o Buku (edited)
Hill, M. (ed) (1993) New Agendas in the Study of Policy Process. Hemel Hempstead: Harvester Wheatsheaf.
o Chapter dalam buku Immergut, E.M. (1992) „The rules of the game: The Logic of health policy-
making in France‟. Dalam Steinmo, S.,(eds) Structuring Politics: Historical Institutionalism in Comparative Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.
o Journal article Hoggett, P.(1996) “New modes of control in public service‟. Public
Administration Review 74(1): 8-34 o Thesis dan desertasi
Gill,M.R.(1997) The relationship between the physical properties of human articular cartilage and tissue biochemistry and ultrastructure. Desertasi, University of Leeds.
o Website tanpa author Feminist Collections A Quarterly of Women‟s Studies Resources (2000) [Diakses
10 Januari 2009]. Http://www.library.wisc.edu/libraries/Women Studies/ fcmain.
htm. o Website dengan author
Hawking,S.(2000) Professor Stehen Hawking’s website. [Diakses 9 Mei 2009]. http:// www.hawking.org.uk/home/hindex.html
Penulis
Bagi para penulis yang berkeinginan menulis dan mengirimkan artikel kepada redaksi JAP harus menyertakan beberapa kelengkapan, antara lain: o Nama penulis harus konsisten dalam bentuk dan ejaan, tanpa menyertakan gelar serta
mencantumkan alamat pribadi/ lembaga penulis untuk berkorespondensi email dan telepon.
o Tulisan artikel diketik dalam MS Word dengan jenis huruf Times New Roman 12 dan diketik 2 (dua) spasi pada kertas A4, sepanjang 15-20 halaman. Tulisan artikel yang dikirim harus berbentuk print-out artikel dan disertai dengan copy-CD.
o Tulisan artikel dikirim ke Redaksi JAP. Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan 4-6 Surabaya. 60286. Surabaya. Website: http://www.depan-fisip-unair.com
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
1315
Keterlibatan Stakeholder Dalam Implementasi Program Dana Bergulir
Sebagai Upaya Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di
Kabupaten Sidoarjo
Engagement of Stakeholders in the Implementation of the Revolving Fund
Program as an Effort to Develop Micro, Small and Medium Enterprises in
Sidoarjo Regency
Hendra Sukmana
Magister Kebijakan Publik Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Jalan Airlangga 4-6 Surabaya 60286, Indonesia
Email: [email protected] Telepon: +6231 5011744
Abstract
The purpose of this study was to describe the involvement of stakeholders in the implementation of the revolving
fund program in Sidoarjo. This study used qualitative research methods descriptive type. The collection of data
through observation, interview and documentation study. Data analysis techniques used in this study is a model
Miles and Huberman consists of data reduction, data presentation and conclusion. The results of this study
indicate that the stakeholders involved in the revolving fund program in Sidoarjo has the involvement of the
respective roles including the following, a) Members of Parliament have an involvement as a communicator
where legislators participated actively help disseminate and communicate the revolving fund program to the
constituents in kampong- kampung SMEs and encourage SMEs to obtain the strengthening of a revolving fund.
Diskoperindag; b) Diskoperindag, engaged as a revolving fund program implementers technically, ranging
from promotion to disbursement of the revolving fund program, and communicate the program's revolving fund
to the general creation; c) The Association of SMEs, in the revolving fund program was involved as an
intermediary for communication between the agencies with SMEs in the socialization program revolving funds
and unearth this revolving fund program to village-village in Sidoarjo SMEs; e) SMEs involved as main actors
and target revolving fund this program.
Keywords: Program revolving fund, Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs), stakeholder engagement
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
program dana bergulir di Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif tipe deskriptif.
Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pemangku kepentingan yang terlibat dalam
program dana bergulir di Sidoarjo memiliki keterlibatan peran masing-masing termasuk yang berikut, a)
Anggota Parlemen memiliki keterlibatan sebagai komunikator di mana legislator berpartisipasi aktif membantu
menyebarkan dan mengomunikasikan dana bergulir. program kepada konstituen di UKM kampung dan
mendorong UKM untuk mendapatkan penguatan dana bergulir. Diskoperindag; b) Diskoperindag, yang terlibat
sebagai pelaksana program dana bergulir secara teknis, mulai dari promosi hingga pencairan program dana
bergulir, dan mengomunikasikan dana bergulir program ke penciptaan umum; c) Asosiasi UKM, dalam program
dana bergulir terlibat sebagai perantara komunikasi antara lembaga dengan UKM dalam program sosialisasi
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
1316
dana bergulir dan menggali program dana bergulir ini ke desa-desa di UKM Sidoarjo; e) UKM yang terlibat
sebagai aktor utama dan target dana bergulir program ini.
Kata kunci: Program dana bergulir, Mikro, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pelibatan pemangku
kepentingan
Pendahuluan
Implikasi dari Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) yang diberlakukan pada
tahun 2016 berpotensi meruntuhkan
industri nasional. Hal tersebut memberikan
dampak negatif salah satunya yaitu
bertambahnya angka pengangguran di
Indonesia.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) disini mempunyai peranan
strategis dalam pembangunan ekonomi
nasional. UMKM berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja. Selain itu, UMKM juga
berperan dalam pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. Keberadaan sektor Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
bukan hanya dianggap sebagai tempat
penampungan sementara bagi para pekerja
yang belum masuk ke sektor formal, tetapi
juga sebagai motor pertumbuhan aktivitas
ekonomi. Hal ini dikarenakan jumlah
penyerapan tenaga kerjanya yang demikian
besar. Mengingat pengalaman yang telah
dihadapi oleh Indonesia selama krisis
ekonomi, kiranya tidak berlebihan apabila
pengembangan sektor swasta difokuskan
pada UMKM.
Realitanya di Indonesia, sumber
penghidupan amat bergantung pada sektor
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Kebanyakan usaha kecil ini
terkonsentrasi pada sektor perdagangan,
pangan, olahan pangan, tekstil dan garmen,
kayu dan produk kayu, serta produksi
mineral non-logam. Mereka bergerak
dalam kondisi yang amat kompetitif dan
ketidakpastian; juga amat dipengaruhi oleh
situasi ekonomi makro. Lingkungan usaha
yang buruk lebih banyak merugikan
UMKM daripada usaha besar. Secara
keseluruhan, sektor UMKM diperkirakan
menyumbang sekitar lebih dari 50% PDB
(kebanyakan berada di sektor perdagangan
dan pertanian) dan sekitar 10% dari
ekspor. Meski tidak tersedia data yang
terpercaya, ada indikasi bahwa pekerja
industri skala menengah telah menurun
secara relatif dari sebesar 10% dari
keseluruhan. (Indonesian Policy Brief,
http://www.worldbank.or.id)
Dalam Undang-undang no. 20
tahun 2008 pasal 4 poin c dijelaskan
pengembangan usaha berbasis potensi
daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah. Dalam potensi
pengembangannya di daerah diharapkan
mampu memberikan kontribusi maksimal
bagi daerah seperti PAD, tenaga kerja, dan
sebagainya sehingga harus diimplementasi
dengan baik.
Potensi pengembangan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
bersinergi dengan dengan penelitian Dani
Danuar (2013) tentang pengembangan
UMKM berbasis ekonomi kreatif,
Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) merupakan salah satu
bidang usaha yang dapat berkembang dan
konsisten dalam perekonomian nasional.
UMKM menjadi wadah yang baik bagi
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
1317
penciptaan lapangan pekerjaan yang
produktif. UMKM merupakan usaha yang
bersifat padat karya, tidak membutuhkan
persyaratan tertentu seperti tingkat
pendidikan, keahlian (keterampilan)
pekerja, dan penggunaan modal usaha
relatif sedikit serta teknologi yang
digunakan cenderung sederhana. UMKM
masih memegang peranan penting dalam
perbaikan perekonomian Indonesia, baik
ditinjau dari segi jumlah usaha, segi
penciptaan lapangan kerja, maupun dari
segi pertumbuhan ekonomi nasional yang
diukur dengan Produk Domestik Bruto.
Kabupaten Sidoarjo merupakan
salah satu daerah yang memiliki potensi
besar dalam pembangunan UMKM di
Provinsi Jawa Timur, di mana saat ini
jumlahnya mencapai 171.264 unit dari
keseluruhan sekitar 6,8 juta unit UMKM di
Jawa Timur menurut Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Timur. Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) merupakan
bagian dari roda kegiatan ekonomi
kerakyatan yang pada awalnya sudah
berkembang dan besar. UMKM
merupakan bagian tulang punggung di
Kabupaten Sidoarjo karena UMKM
merupakan sektor yang paling vital dalam
pembangunan perekonomian Kabupaten
Sidoarjo. Peranan UMKM sangat besar
jika dilihat dari aspek-aspek, seperti
kontribusinya terhadap PDRB seperti yang
dijelaskan diatas, peningkatan kesempatan
kerja, sumber pendapatan, pembangunan
ekonomi pedesaan, dan peningkatan
ekspor non migas.
Pengembangan UMKM merupakan
salah satu langkah strategis untuk
memerangi kemiskinan dan
ketergantungan masyarakat pada sektor
ekonomi. Disamping keunggulan-
keunggulan yang melekat pada UMKM,
sama halnya dengan permasalahan yang
dihadapi daerah lain. Kabupaten Sidoarjo
pun juga memiliki beberapa kendala yang
sangat klasik, seperti kesulitan dalam akses
modal (pendanaan) sehingga sulit
berkembang, kesulitaan akses pemasaran,
pemahaman manajerial yang rendah.
Kendala-kendala inilah yang harus secara
simultan ditangani oleh pemerintah dan
stakeholder terkait.
Permasalahan lain juga terkait
dengan Karakteristik pelaku UMKM di
Kabupaten Sidoarjo dari segi permodalan
masih berpegang teguh dengan modal
sendiri, terlihat pada animo mereka pada
program dana bergulir. Animo pelaku
UMKM di Kabupaten Sidoarjo terlihat
kurang. Hal tersebut bisa terlihat dari
beberapa sosialisasi program dana bergulir
di Kecamatan-kecamatan se-Sidoarjo.
Minimnya akses pengetahuan pelaku
UMKM tentang program dana bergulir
juga menjadi salah satu faktornya.
Permasalahan lain pada
implementasi kebijakan program dana
bergulir dalam pengembangan UMKM di
Kabupaten Sidoarjo. Pertama, dana 7,7
Milyar rupiah dari APBD Kabupaten
Sidoarjo sebenarnya tidak mencukupi
untuk mengakomodir keseluruhan pelaku
UMKM di Kabupaten Sidoarjo. Kedua,
Verifikasi yang dilakukan oleh Dinas
Koperasi, UKM, perindag dan ESDM
dianggap pelaku UMKM berbelit-belit
tidak sebanding dengan dengan jumlah
dana yang diterima 5-10 juta rupiah. Hal
ini diperkuat oleh hasil penelitian (Moch.
Rochjadi Hafiluddin dkk, 2014) tentang
Strategi Pemberdayaan Usaha Mikro
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
1318
Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis
“Community Based Economic
Development” (Studi pada pelaku
UMKM di Kecamatan Sukodono
Kabupaten Sidoarjo) hasil risetnya di
Kecamatan Sukodono pada tahun
2013/2014 hanya ada satu pelaku UMKM
yang mendapatkan program bantuan dana
bergulir dari beberapa proposal pengajuan.
Syarat administrasi dan proses yang
berbelit-belit dianggap para pelaku
UMKM menjadi penyebab kegagalan
mendapatkan bantuan program dana
bergulir UMKM.
Dalam rangka pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) pemerintah kabupaten Sidoarjo
mengeluarkan kebijakan tentang program
dana bergulir untuk koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah. Melalui
Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 7 tahun
2009 tentang pengelolaan dana bergulir
yang bersumber pada program pinjaman
dana bergulir yang diperuntukkan bagi
koperasi serta Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) yang melakukan
kegiatan usaha. Pemerintah memberikan
bantuan permodalan bagi Koperasi dan
UMKM melalui dana APBD yakni
program dana bergulir yang berbentuk
pinjaman kredit dengan bunga 6 % per
tahun. Dana yang bergulir berbentuk
pinjaman kredit tersebut, diberikan dengan
bunga 6% per tahun dikenakan bagi
peminjam. Pinjaman kredit dana bergulir
maksimal sebesar 10 juta rupiah diberikan
tanpa agunan sedangkan pinjaman
pengembangan UMKM di atas 10 juta
rupiah diberikan kebijakan agunan hanya
30 persen dari total pinjaman. (Sumber :
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian,
Perdagangan dan ESDM Kabupaten
Sidoarjo)
Dengan jumlah UMKM Kabupaten
Sidoarjo yang dari tahun ke tahun
bertambah. Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo juga berupaya dengan terus
meningkatkan jumlah pendanaan kepada
UMKM melalui program dana bergulir.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar di
atas dalam kurun waktu tahun 2011 hingga
2015 alokasi program dana bergulir
meningkat dari tahun ke tahun. Tahun
2011 Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
mengalokasikan dana sejumlah 1,96
Milyar rupiah meningkat menjadi 2,14
Milyar rupiah pada tahun 2012. Di tahun
2013 berkembang menjadi 2,26 Milyar
rupiah. Seiring dengan bertambahnya
jumlah UMKM Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo meningkatkan alokasi program
dana bergulir menjadi 5,06 Milyar rupiah
di tahun 2014. Serta yang terbaru pada
tahun 2015 ini setelah memperoleh
penghargaan Satyalancana dari Presiden
RI pada tahun 2014 Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo mengucurkan anggaran program
dana bergulir sebesar 7,7 Milyar rupiah
dari APBD Kabupaten Sidoarjo naik
cukup signifikan di bandingkan pada tahun
sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang uraian
tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul
Keterlibatan stakeholder dalam
implementasi kebijakan program dana
bergulir sebagai upaya pengembangan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) (Studi di Kabupaten Sidoarjo).
Tujuan penelitian ini, Untuk mengkaji
dan menganalisis keterlibatan stakeholder
pada implementasi kebijakan program
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
1319
dana bergulir dalam pengembangan Usaha,
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di
Kabupaten Sidoarjo.
Implementasi Program Dana Bergulir
Implementasi program dana
bergulir menjadi salah satu problematika
pada perkembangan dewasa ini,
perkembangan jumlah UMKM yang cukup
pesat dari tahun ke tahun tidak diimbangi
dengan bantuan pemerintah untuk
melindungi UMKM dari persaingan
pedagangan bebas. Hal ini mejadi suatu
masalah yang cukup urgen dalam
pembahasan mengenai keberlanjutan
UMKM yang sangat berkontribusi pada
pertumbuhan PDRB dan ekonomi
Indonesia.
Menurut Mazmanian dan Sabatier
(dalam Santosa, 2012) dalam teorinya
tentang Implementasi kebijakan adalah
sebagai pelaksanaan kebijakan dasar
(undang-undang) atau dapat pula
berbentuk perintah-perintah atau
keputusan-keputusan eksekutif yang
penting atau keputusan badan peradilan,
dalam keputusan tersebut teridentifikasi
masalah yang ingin diatasi, tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai dan berbagai
cara untuk menstrukturkan atau mengatur
proses implementasi.
Menyinggung masalah
implementasi program dana bergulir dalam
pengembangan UMKM di Kabupaten
Sidoarjo. Kebijakan program dana bergulir
merupakan kebijakan yang dicetuskan oleh
pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Kebijakan
ini sebagai bentuk fasilitasi pemerintah
kabupaten Sidoarjo kepada pelaku Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Dengan menyediakan dana khusus dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) dalam pengembangan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Dana bergulir diberikan kepada UMKM-K
dalam bentuk pinjaman kredit dengan
bunga yang sangat ringan, yaitu sebesar
6% pertahun dengan maksimal pinjaman
sebesar Rp 10 juta tanpa agunan dan
pinjaman pengembangan UMKM di atas
10 juta rupiah diberikan kebijakan agunan
hanya 30 persen dari total pinjaman.
Pengelolaan dana bergulir yang
pelaksananya Dinas Koperasi, UKM,
Perindag dan ESDM diperkuat melalui
Peraturan Bupati (Perbup) Sidoarjo nomor
7 tahun 2009 tentang pengelolaan dana
bergulir yang bersumber pada program
pinjaman dana bergulir yang
diperuntukkan bagi koperasi serta Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
yang melakukan kegiatan usaha.
Lester menyebutkan bahwa
keberhasilan implementasi sangat
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
komitmen dan kapasitas pelaksana
program atau kebijakan (Purwanto &
Sulistyastuti, 2012). Dari masa ke masa
dukungan komitmen dan kapasitas dari
pelaksana kebijakan adalah hal paling
krusial, selain penganggaran ataupun
perencanaan lainnya. Hill & Hupe (2002)
menyatakan komitmen yang cenderung
stabil akan membawa pada bentuk good
public service.
Kepala Diskoperindah yang
bertindak sebagai anggota tim koordinasi,
mendistribusikan tugas dan wewenangnya
kepada anggota tim kelompok kerja yang
dibawahinya. Sehingga kepala
Diskoperindag hanya bertindak sebagai
koordinator, sedang yang menjalankan
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
1320
tugas dan wewenangnya adalah anggota
tim kelompok kerja yang berada
dibawahnya, yaitu Kepala Bidang dan
Kepala Seksi yang terkait dengan program.
Seluruh aparat pelaksana tersebut tidak
hanya dituntut untuk menerima adanya
kebijakan program dana bergulir, namun
lebih dari itu mereka lebih dituntut untuk
berkomitmen dalam pelaksanannya dan
mewujudkan tujuan serta target-targetnya.
Sikap dari pelaksana kebijakan
akan sangat berpengaruh dalam
implementasi kebijakan. Apabila
implementator memiliki sikap yang baik
maka dia akan dapat menjalankan
kebijakan dengan baik seperti apa yang
diinginkan oleh pembuat kebijakan,
sebaliknya apabila sikapnya tidak
mendukung maka implementasi tidak akan
terlaksana dengan baik.
Pada implementasi dilapangan,
kebijakan program dana bergulir dalam
pengembangan UMKM di Kabupaten
Sidoarjo, di awali dengan kerjasama yang
baik antara aktor good governance yakni,
masyarakat, pemerintah dan civil society.
Dan didukung dengan kerjasama yang baik
antara legislatif dan eksekutif. Hal ini
terlihat dari dasar pijakan dari program
dana bergulir seperti yang disampaikan
Mazmanian dan Sabatier merupakan
keputusan-keputusan eksekutif yang
penting dan mengatur bagaimana proses
implementasinya dalam hal ini proses
implementasinya dilakukan dengan
komunikasi yang baik bersama stakeholder
terkait.
Diskoperindag sebagai eksekutif
serta DPRD sebagai legislatif saling
bersinergi untuk mengkomunikasikan
program ini kepada pelaku UMKM di
Kabupaten Sidoarjo. Sementara asosiasi
UMKM dan pelaku UMKM menerima
sosialisasi dari Diskoperindag dengan
antusiasme yang besar, proses sosialisasi,
administrasi, verifikasi dan pencairan
dilakukan dengan terbuka. Karena pada
dasarnya implementasi program dana
bergulir sebagai upaya pengembangan
UMKM di Kabupaten Sidoarjo.
Keterlibatan Stakeholder
Dalam kebijakan suatu kebijakamn,
pastinya dibutuhkan peran pemangku
kepentingan atau stakeholder. Menurut
penelitian Widyawan Pranawa (2010),
stakeholder adalah pelaku utama
impementor kebijakan yang menentukan
dalam proses dari awal hingga akhir, serta
pelaksanaan hasil dan evaluasi. Pemerintah
daerah dapat memberikan informasi dan
melakukan sosialisasi seluas-luasnya
mengenai segala hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan kebijakan kepada
masyarakat secara umum dan stakeholder
sebagai perwakilan masyarakat.
Stakeholder merupakan para
pihak, pelaku atau pihak-pihak yang
memiliki kaitan dengan suatu isu atau
rencana. Stakeholder juga diartikan
sebagai kelompok atau individu yang
dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi
oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
Selanjutnya, stakeholder dikategorikan
menjadi tiga jenis, yaitu (Freeman dan
McVea, 2001):
Stakeholder juga dapat disebut
sebagai aktor utama dalam langkah-
langkah strategis implementasi kebijakan
sendiri. Para pemangku kepentingan yang
beraspirasi, mengakomodasi, bernegosiasi,
melakukan lobi dan sosialisasi, membuat
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
1321
perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi
pembangunan. Hal ini juga berlaku bagi
implementasi program dana bergulir dalam
pengembangan UMKM di Kabuaten
Sidoarjo.
Stakeholder utama yang memiliki
kepentingan yaitu perwakilan kelompok
masyarakat dalam hal ini pelaku UMKM
dan Asosiasi UMKM di Kabupaten
Sidoarjo karena mereka aktor yang
bersinggungan langsung dan terdampak
dengan kepentingan program dana bergulir
ini. Stakeholder utama disini merupakan
stakeholder yang memiliki keterkaitan
langsung dengan implementasi program
dana bergulir sebagai upaya
pengembangan UMKM di Kabupaten
Sidoarjo.
stakeholder kunci; merupakan
stakeholder yang memiliki kewenangan
secara legal dalam pengambilan keputusan
sesuai dengan level yang dimiliki.
stakeholder kunci yang dimaksudkan
adalah unsur eksekutif sesuai dengan
tingkatan, legislatif dan instansi. Dalam
implementasi program dana bergulir
sebagai upaya pengembangan UMKM di
Kabupaten Sidoarjo yang menjadi
stakeholder kunci adalah DPRD dan
Diskoperindag Kabupaten Sidoarjo.
Terakhir adalah Stakeholder
pendukung; merupakan stakeholder yang
tidak memiliki keterkaitan langsung
dengan implementasi program dana
bergulir sebagai upaya pengembangan
UMKM di Kabupaten Sidoarjo; tetapi
memiliki kepedulian dan keprihatinan
sehingga turut untuk bersuara serta
berpengaruh pada sikap masyarakat dan
keputusan legal pemerintah. Dalam
penelitian ini yang menjadi stakeholder
pendukung adalah Asosiasi UMKM, dan
pengamat UMKM (dari kalangan
akademisi dan Lembaga Swadaya
Masyarakat) di Kabupaten Sidoarjo.
Masing-masing stakeholder memiliki
keterlibatan dan peran yang berbeda-beda.
Menurut (Grindle, Merilee S, Dalam
Subarsono, 2013) ada indikator yang
mempengaruhi implementasi kebijakan
publik. Keberhasilan ini dapat diukur dari
proses pencapaian hasil akhir (outcomes),
yaitu tercapai atau tidaknya tujuan yang
ingin diraih. Jika dilihat dari
keterlibatannya, maka stakeholder dalam
implementasi program dana bergulir dalam
pengembangan UMKM di kabupaten
Sidoarjo dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, Interest affected
(kepentingan-kepentingan yang
mempengaruhi) yaitu berkaitan dengan
berbagai kepentingan yang mempengaruhi
suatu implementasi kebijakan. Indikator
ini berargumen bahwa suatu kebijakan
dalam pelaksanaannya pasti melibatkan
banyak kepentingan, dan sejauh mana
kepentingan-kepentingan tersebut
membawa pengaruh terhadap
implementasinya.
Dalam temuan penelitian ini,
tampak beragam kepentingan yang
terdapat pada implementasi program dana
bergulir untuk pengembangan UMKM di
Kabupaten Sidoarjo. Pertama,
Diskoperindag sebagai pelaksana program
dana bergulir, Diskoperindag memiliki
kepentingan untuk melakukan
pemberdayaan UMKM dengan program
dana bergulir sebagai upaya menunjang
misi Sidoarjo sebagai kota UMKM.
Kedua, Type of benefit (tipe
manfaat) Berupaya untuk menunjukkan
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
1322
atau menjelaskan bahwa dalam suatu
kebijakan harus terdapat beberapa jenis
manfaat yang menunjukkan dampak positif
yang dihasilkan oleh pengimplementasian
kebijakan yang hendak dilaksanakan.
Dampak postif dari program dana
bergulir ini, bisa dilihat dari pertumbuhan
jumlah pelaku UMKM yang jumlahnya
dari tahun ke tahun terus betambah. Hal ini
juga berdampak pada kontribusi UMKM
pada PDRB Kabupaten Sidoarjo memiliki
nilai yang tertinggi setiap tahunnya.
Ketiga, Extent of change envision
(derajat perubahan yang ingin dicapai),
Setiap kebijakan mempunyai target yang
hendak dan ingin dicapai. Dalam poin ini
seberapa besar perubahan yang hendak dan
ingin dicapai melalui suatu implementasi
kebijakan harus mempunyai skala yang
jelas.
Dalam temuan penelitian ini
tampak jelas keinginan perubahan yang
dicapai melalui program pemberdayaan
UMKM dengan pengguliran dana bergulir,
hal tersebut dapat dilihat dari temuan
penelitian ini, pada target yang hendak
akan dicapai yaitu menjadikan Kabupaten
Sidoarjo sebagai gudang dan kota UMKM
Indonesia. Selain itu, dengan banyaknya
pelaku UMKM yang memperoleh dana
bergulir diharapkan perkembangan dan
kesejahteraan pelaku UMKM di
Kabupaten Sidoarjo dapat meningkat dari
tahun ke tahun.
Keempat, Program implementor
(pelaksana program) Dalam menjalankan
suatu kebijakan atau program harus
didukung dengan adanya pelaksana
kebijakan yang kompeten dan kapabel
demi keberhasilan suatu kebijakan. Dalam
penelitian ini jelas yang menjadi pelaksana
program penguatan dana bergulir guna
pengembangan UMKM di Kabupaten
Sidoarjo adalah Diskoperindag Kabupaten
Sidoarjo yang melakukan tahapan
implementasi dari sosialisasi hingga
pencairan dana bergulir. Sebagai SKPD
dalam naungan pemerintah Kabupaten
Sidoarjo, Diskoperindag sebagai pelaksana
program dana bergulir telah melakukan
tugasnya dengan sangat baik hal ini bisa
terlihat dari runtutan tahapan implementasi
mulai dari sosialisasi hingga tahapan
pencairan dilakukan secara sistemik dan
kompeten.
Sedangkan lembaga atau personal
lain yang bisa dikatakan sebagai pelaksana
program dalam temuan penelitian ini
adalah anggota DPRD Kabupaten
Sidoarjo. Dikarenakan, pada tahapan
implementasi program dana bergulir dalam
pengembangan UMKM di Kabupaten
Sidoarjo, Anggota DPRD Kabupaten
Sidoarjo ikut turut aktif membatu
Diskoperindag mengkomunikasikan
program bantuan dana bergulir kepada
pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo.
Kelima, Resources commited
(sumber-sumber daya yang digunakan)
Pelaksanaan suatu kebijakan juga harus
didukung oleh sumberdaya yang
mendukung agar pelaksanaannya berjalan
dengan baik. Dalam temuan penelitian ini
banyak stakeholder lain yang terlibat dan
memanfaatkan sumber daya lain dalam
implementasi program dana bergulir ini,
diantaranya asosiasi UMKM yang tak lain
merupakan penghubung komunikasi antara
Diskoperindag, DPRD Kabupaten Sidoarjo
dengan pelaku UMKM.
keterlibatannya, ikut turut serta
membantu tahapan implementasi mulai
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
1323
dari sosialisasi program dana bergulir
hingga akar rumput di kampung-kampung
UMKM. Hal tesebut tidak dijangkau oleh
sosialisasi dari Diskoperindag Kabupaten
Sidoarjo. Serta mengawal tahapan
administrasi pelaku UMKM hingga
pencairan dari Diskoperindag.
Keenam, Power, interest, and
strategy of actor involved (kekuasaan,
kepentingan-kepentingan, dan strategi dari
aktor yang terlibat). Dalam suatu kebijakan
perlu diperhitungkan pula kekuatan atau
kekuasaan, kepentingan serta strategi yang
digunakan oleh para aktor yang terlibat
guna memperlancar jalannya pelaksanaan
suatu implementasi kebijakan. Dalam
temuan penelitian ini terlihat secara jelas
adanya kekuasaan anggota DPRD
membuat pihaknya memanfaatkan hal
tersebut secara positif untuk melakukan
kerjasama dengan Diskoperindag dalam
hal proses implementasi program dana
bergulir mulai dari proses sosialisasi
sampai pada pencairan.
Namun, sayangnya dalam
implementasinya ditemukan fakta bahwa
telah ditemukan beberapa masalah
pelaksanaan program dana bergulir, yang
mana proses administratif tetap menjadi
kendala utama dalam impelemntasi
program dana bergulir.
Potensi pengembangan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
bersinergi dengan dengan penelitian Dani
Danuar (2013) tentang pengembangan
UMKM berbasis ekonomi kreatif,
Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). UMKM masih
memegang peranan penting dalam
perbaikan perekonomian Indonesia, baik
ditinjau dari segi jumlah usaha, segi
penciptaan lapangan kerja, maupun dari
segi pertumbuhan ekonomi nasional yang
diukur dengan Produk Domestik Bruto.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa stakeholder yang terlibat pada
program dana bergulir di Kabupaten
Sidoarjo memiliki keterlibatan peranan
masing-masing diantaranya sebagai
berikut, a) Anggota DPRD mempunyai
keterlibatan sebagai komunikator dimana
anggota DPRD ikut aktif membantu
sosialisasi dan mengkomunikasikan
program dana bergulir kepada konstituen
di kampong-kampung UMKM dan
mengajak pelaku UMKM untuk mendapat
penguatan dana bergulir. Diskoperindag;
b) Diskoperindag, terlibat sebagai
pelaksana program dana bergulir secara
teknis, mulai dari tahap sosialisasi sampai
pencairan program dana bergulir, dan
mengkomunikasikan program dana
bergulir ini kepada khalak umum; c)
Asosiasi UMKM, dalam program dana
bergulir ini terlibat sebagai perantara
komunikasi antara pihak dinas dengan
pelaku UMKM dalam sosialisasi program
dana bergulir dan membumikan program
dana bergulir ini hingga kampong-
kampung UMKM di Kabupaten Sidoarjo;
e) pelaku UMKM terlibat sebagai aktor
utama dan sasaran program dana bergulir
ini.
Daftar Pustaka
Danuar, Dani. 2013. Pengembangan Usaha Mikro,
Kecil Dan Menengah (UMKM) Berbasis
Ekonomi Kreatif di Kota Semarang. Tesis.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018
1324
Freeman, R.E dan J. McVea. 2001. A Stakeholder
Approach to Strategic Management.
Hafiluddin, Moch. Rochjadi. 2014. Strategi
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Berbasis
“Community Based Economic
Development ” (Studi pada pelaku
UMKM di Kecamatan Sukodono
Kabupaten Sidoarjo). Jurnal Wacana.
Universitas Brawijaya Malang.
Hill, M., & Hupe, P. (2002). Implementing Public
Policy: Governance in Theory and in
Practice. London: Sage Publication.
Pranawa, Widyawan. 2010. Analisis Implementasi
kebijakan terhadap sektor Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) kota
Semarang. Tesis Universitas Diponegoro.
Semarang.
Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyastuti, Dyah
Ratih. 2010. Implementasi Kebijakan
Publik Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Santosa, Pandji. 2012. Administrasi Publik Teori
dan Aplikasi Good Governance.
Bandung:Refika aditama.
Subarsono, A.G. 2013. Analisis Kebijakan Publik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha, Mikro, Kecil
dan Menengah.
Indonesian Policy Brief