Jasa Translate Peirce Mayang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

s

Citation preview

Peirce, Visualitas dan Seni Michael LejaMengapa mata anda seperti pencuri pada tiang pencambukan? Karena sedang dalam pencambukkan C.S. Peirce

Tulisan yang dibuat oleh Charles Sanders Peirce telah memiliki daya tarik yang kuat terhadap pengamat dari budaya visual dalam dekade belakangan ini. Hal ini terkadang dikaitkan kepada kapasitas khusus dari teori seminoticnya untuk mengakomodasi tanda-tanda visual. Gilles Deleuze telah membuat poin-poin sebagai berikut:

Jika saya menggunakan Peirce, hal ini dikarenakan oleh refleksi yang mendalam dari Peirce kepada gambar dan tanda. Sebaliknya, jika sebuah semiologi yang terinspirasi secara linguistik menyulitkan saya, hal ini dikarenakan semiologi itu menekan gagasan dari gambar dan tanda-tanda. Hal ini mereduksi gambar menjadi sebuah ungkapan, dimana terlihat sangat aneh bagi saya.2

Visualitas dari semiotic milik Peirce, dimana yang saya maksud adalah karakter dari refleksi pada gambar dan kegunaanya pada mereka merupakan subjek dari tulisan ini.

Peirce sendiri akan mungkin setuju kepada gagasan bahwa semiotiknya pada dasarnya bersifat visual, dan dia akan memaksudkan dengan ini lebih daripada kategorinya mengenai ikon dan indeks terutama tanda visual yang diakomodasi. 3 Peirce menyadari bahwa dia merasakan oritentasi yang kuat kepada pola alamiah dari pemikiran dan pertimbangan kepada representasi grafik dan simbol visual; dia menanggap hal ini sebagai idiosinkrasi personal, bagian dari sesuau yang ia sebut sebagai intellectual lefthandedness, dimana memisahkan dia dari sebagian besar rekannya. Seperti yang ia nyatakan, saya tidak pernah berpikir saya pernah merefleksika dalam ucapan : Saya menggunakan diagram visual, pertama, dikarenakan pemikiran semacam ini merupakan bahasa alamiah saya mengenai pemeriksaan diri, dan kedua, dikarenakan saya yakin bahwa hal ini merupakan sistem terbaik untuk tujuan.

Visualitas natural ini tidak memiliki hubungan, nampaknya, pada pengalaman Peirce terhadap seni visual. Sebaliknya kepada anggota lain dari kelas sosialnya, seperti temannya William dan Henry James, ketertarikan Peirce terhadap seni sangat sedikit. Dia tumbuh dalam rumah tangga yang memberikan setiap kesempatan pada pengembangan sensibilitas artistik dari seorang anak. Itu adalah salah satu dari pusat intelektual dan kultural dari Cambridge, telah dikunjungi oleh seniman terhormat seperti William Wetmore Story dan Horatio Greenough dan estetikus seperti Charles Eliot Norton, tidak lupa menyebutkan figur sastra terkenal Henry Wasdworth Longfellow dan Ralph Waldo Emerson. Volume dari Art Journal telah tersedia pada rak buku rumahnya, sebagai katalog remaja milik sendiri dari perpustakan keluarganya. Namun ketika dia sedang berkeliling Eropa dengan istrinya pada tahun 1871, Peirce nampaknya lebih tergerak oleh makanan dan sapu tangan yang bagus daripa seni yang ia lihat. Dalam catatan harian perjalanannya hanya berisi dari daftar yang diambil secara asal, dan hal ini menunjukkan bahwa Perice melewatkan banyak dari kunjungan pameran seni yang dibuat oleh istrinya. Satu dari catatan yang luas miliknya mendokumentasikan kunjungan ke Vatikan: Januari 7th, Roma: Vatikan. Sixtine Chapel sebuah usaha yang terlalu berlebihan. Stanzas, sang permata.7

Peirce percaya bahwa secara alamiah ia tidak cocok kepada studi seni dalam arti yang lebih luas. Dia melihat dirinya kurang dalam sifat bawaan tertentu dari kepribadiannya yang berinklinasi kepada perasaan estetika. Dari ketiga tipe manusia yang ia lihat orang sentimen (seniman), orang praktis (politisi dan pedagang), pencari kebenaran (ilmuwan dan intelektual) dia mengenali dirinya kepada kategori terakhir. Ketika dia berkata bahwa hanya ada sedikit jiwa seni dalam dirinya, terdapat juga perasaan bangga dan juga penyesalan terhadap pernyataan itu. Seniman, menurut Peirce, beralasan sedikit dan sangat sederhana. Sangat mengejutkan bagaimana akuratnya keputusan mereka ketika mereka tidak melengkung, namun sepertinya tidak ada apapun kecuali perasaan yang kuat untuk mencegah mereka melengkung. Tidak seperti seniman, Peirce mencari ketepatan absolut dari keputusan dan pertimbangannya; memang, dia membaktiakn hidupnya untuk mengembangkan ilmu untuk memastikan akurasi semacam itu, dimana meletakan dirinya kedalam kategori ketiga dari manusia, mereka yang membaktikan dirinya kepada penelitian yang tidak egois dari kebenaran. Mereka adalah orang-orang diantara dimana merupaka penulis dari brosur ini telah diistimewakan untuk melewati hidupnya, dan dia secara alamiah memegang mereka untuk menjadi lebih unggul dari lainnya.

Apakah kemudian adanya suatu pemisahan radikal bagi Peirce diantara seni dan analisis ilmiah, atau diantara estetika dan logika, masing-masing memiliki bentuk tersendiri dari visualitas? Komentar dia tidak meyakinkan, namun nampaknya ia percaya bahwa pengembangan dan kemampuan visualnya yang tinggi dalam pertimbangan logika dan analisis tanda membawa sedikit bobot dalam bidang seni. Saya memiliki rasa yang tajam pada keindahan, sepenuhnya saya sendiri, dan sangat memutuskan, namun sama sekali tidak memiliki pendidikan mengenai hal ini, sehingga saya tidak dapat mengatakan apapun mengenai subjek ini. Hanya terdapat sedikit bidang dimana kepintaran yang luas dari orang renaissance ini tidak merasa nyaman, namun dia lebih lanjut menganggap dirinya sebagai seoarang ignoramus dalam hal seni dan estetika.9 Seni, nampaknya secara prinsip merupakan suatu hal mengenai keindahan dan perasaan bagi Peirce, daripa sebuah makan, referensi, dan kebenaran. Estetika dan logika merupakan bidang yang tidak berkelanjutan, dan dia segan untuk mencoba menjembatani mereka.

Dan juga ia menulis bahwa, setiap argumen merupakan puisi dan simfonia seperti setiap puisi sesungguhnya merupakan argumentasi suara.10 Sepertinya tidak ada perbedaan disini. Dan pada sebuah uraian tahun 1871, dia mengantisipasikan Erwin Panofsky dengan menunjukkan kesamaan yang kuat antara komentar scholastic dan arsitektur Gothik. Jika ada seseorang yang berharap untuk mengetahui seperti apa komentar scholastic, dan seperti apa nada pemikiran didlamnya, dia hanya perlu untuk melihat sebuah katederal Gothic. 11

Visualitas yang Peirce lihat sebagai ciri dari pikiran ia sendiri didasarkan pada representasi grafik dari pikiran dan argumen dan mendiagramkan hubungan diantara mereka. Dari tahun awal hingga terakhirnya, dia mengembangkan dan mempekerjakan sistem totaliter kepada ide visualisasi dan hubungan mereka.

Peirce mengingat kembali beberapa peristiwa penting dalam masa mudanya dalam sebuah surat yang ditulis pada tahun 1909 kepada koresponden tercinta pada tahun-tahun berikutnya, filosofer Inggris Lady Victoria Welby: Sebagai seorang anak laki-laki saya menciptakan sebuah bahasa dimana hampir semua tulisan dan kata-kata membuat kontribusi pasti kepada makanya.12 Sang bahasa rupanya tidak bertahan, mungkin dikarenakan ia belum terselesaikan, namun Peirce mengingat bahwa hal ini dipercepat oleh pertemuannya dengan sebuah buku oleh John Wilkins yang berjudul An Essay Toward a Real Character, and a Philosophical Language, yang dipublikasikan di London pada tahun 1668,13 Buku milik Wilkin mencoba untuk mengembangankan sebuah bahasa tertulis yang berdasarkan pada filosofi dan bersifat universal dimana alfabet tersebut dikonfigurasi tidak hanya sebagai simbol konvensional namun sebagai tanda alamiah. Sebuah bahasa yang secara cepat dapat diakses oleh semua manusia akan berguna untuk memfasilitasi perdagangan diantara penduduk bumi dan menyebarkan pengetahuan agama, seperti yang disadari oleh Wilkin. Proyeknya sangat cocok dengan deskripsi Michel Foucault mengenai pencerahan pengetahuan saat itu, dimana mimpinya adalah adanya sebuah bahasa yang transparan secara sempurna.14 Wilkins akhirnya harus mundur dari tujuan ini, menyadari hal ini diluar kemampuannya, namun ia mencoba untuk mengeliminasi sebagian dari kesembarangan tulisan alfabet dengan mengganti mereka dengan sebuah sistem penanda genus dan spesies untuk konsep dan hal lain, dan dengan peraturan untuk spesifikasi lebih lanjut dari variasi didalam kategori (fig. 1). Kata-kata yang menjadi gagasan menandakan secara grafis tujuan mereka berdasarkan kepada kepunyaan mereka kepada kategori natural atau logika. Seperti bahwa baru milik Wilkins, Peirce terlibat dalam klasifikasi dari semua ide yang mungkin, dan dalam lingkup universalisasi mengantisipasi semiotiknya. Usaha Wilkin untuk mengubah bahasa menjadi tanda visual transparan juga memerlukan refleksi yang besar terhadap tanda, dan hal ini tanpa ragu merupakan kontribusi yang kuat kepa semiotik milik Peirce. Semua karakter menandakan baik secara natural atau oleh institusi. Natural Characters merupakan baik gambaran dari sesuatu barang, atau perwakilan simbolik dari mereka.15 Kategori semiotik milik Peirce sangat bergantung pada kemungkinan dari diskriminasi antara tanda alamiah dan konvensional, dan dia berbagi kepercayaan dengan Wilkins bahwa gambar merupakan bentuk prinsip dari keanekaragaman alam.

Usaha Peirce mencoba untuk membuat berdasarkan contoh Wilkins, memeberitahu kita banyak hal mengenai universalis, ensiklopedia, dan karakter pencerahan dari pemikirannya dan juga ketertarikannya kepada makan grafis. Kepercayaan absolutnya dalam rasionalitas ilmiah dan kepada adanya urutan alamiah yang dapat dipetakan melalui pengunaan teliti dari logika dan klasifikasi merupakan kelanjutan dari ideologi pencerahan. Dalam lingkup yang luas dan klasifikasi yang terlalu jelas mengenai tanda, semiotik Peirce termasuk kepada suatu fenomena modernitas dimana sistem klasifikasi berkembang untuk mengatur budaya material dari suatu planet untuk dipresentasikan pada pameran dunia, atau taksonomi universal Owen Jones untuk dekorasi, The Grammar of Ornament(1856), atau sistem klasifikasi Alphonese Bertillon untuk bentuk jasmani. Peirce mencoba untuk membentuk suatu ilmu universal tentang kognisi dan pertimbangan dengan klasifikasi yang disimpulkan dari diskriminasi logika. Semiotiknya memiki struktur priori, yang dihasilkan oleh pengambilan semua kombinasi yang mungkin dan variasi dari elemen terentu yang dikemukakan sebagai fundamental.16 Sebagian besar penggunaan dari semiotik Peirce kepada interpretasi dari seni hanya menggunakan sebuah pecahan dari berbagai tipologi miliknya mengenai seni. Deskripsi dia dari tiga hubungan antara tanda dan tujuannya (indeks, ikon dan simbol) telah diisolasi dari semiotik miliknya yang lain. Belakangan, diskriminasi kompleks dan lebih tepat secara analisis (rhematic iconic qualisign, dicentic indexical sinsgin, dan lainnya) tidak menarik para analis dari budaya visual.17 Alasan dari semua hal ini sangatlah jelas: semakin cocoknya diskriminasi Peirce terhadap tujuan dari proyek idiosinkrasi logika miliknya, semakin sempit dan semakin kurang beradaptasinya mereka terhadap interpretasi dari seni.

Apabila Perice gagal dalam upaya mudanya untuk melewati Wilkins, dia tidak akan menyerah untuk merancang sistem grafik untuk mendiagramkan secara visual semua bentuk dari pertimbangan dan argumentasi. Pada tahun 1867 dia mulai bekerja untuk meningkatkan sistem George Boole mengenai gagasan logika dengan memperluas gagasan ini untuk memasukkan logika dari hubungan. Dan pada tahun 1890an, dia mengembangkan suatu sistem unutk mendiagramkan proporsi yang berubah menjadi existential graphs miliknya, sebuah sumber dengan kebanggan yang luar biasa bagi Peirce pada akhir hidupnya.18

Seperti yang ditulis oleh Peirce, Pertimbangan bersifat dependen terhadap tanda grafik. Grafik yang saya maksud berarti dapat ditulis atau digambar, sehingga dapat diatur secara spasial. Saya tidak percaya seseorang dapat pergi jauh sangat dalam kepada suatu kepentingan dan subjek yang sangat besar dari pembahasan tanpa menggunakan ruang sebagai bidang dimana didalamnya mengatur proses mental dan gambar dari suatu objek.19 Seperti yang ditulis oleh Peirce kepada Lady Welby: Saya menaruh penilaian yang tinggi terhadap Existential Graphs. Penggunaannya berasal dari penyediaan kepada sebuah ikon dari pikiran dimana dalam hal formal memiliki ketepatan yang tertinggi.20 Dalam existential graphs miliki Peirce, sebuah a dibatasi oleh sebuah garis, semua yang tertutup oleh batas yang juga mengandung sebuah b, perlu dipahami sebagai tanda jika b, maka a (gambar 3). Gagasan seperti itu ditandai oleh rapat, namun apa yang dimunculkan melalui mereka merupakan sebuah potret akurat dari logika dan pertimbangan dalam pandangan Pierce. Pierce menulis, Existantial Graphs milik saya memiliki kesamaan yang sangat luar biasa kepada pikiran saya terhadap topik apapun dari filosofi.21

Mereka dirancang untuk memungkinkan spasialisasi dari rasionalitas dan visualisasi dari pikiran dan logika. Sampai kepada akhir ini bahwa keterlibatan Peirce dengan representasi visual dan grafik telah diarahkan. Pada saat ini, dia melabelkan bidang prinsip dari usaha kerasnya sebagai ideoskopi, dimana memberikan hubungan yang tegas antara gagasan dan visualitas yang ia cari.22

Bersamaan dan diantara awal dan akhir proyek penting ini, tulisan Peirce memberikan bukti yang jelas dari ketertarikan yang konsisten dalam berbagai bentuk dari pemakanan gambar dan grafik, dan materi visual yang terkandung didalam mereka tidak dibatasi hanya kepada alfabet simbolik dan diagram logika saja. Dia sering bereksperimen dengan gaya skrip eksentrik untuk tulisan dan menyusun mereka dalam konfigurasi yang menyolok chirography terkadang menunjukkan sebauh bentuk ganjil dari puisi konkritm dan dia nampaknya menggambar secara obsesif, diatas dan dibawah teks dan rumus matematika dan logika dari lembar kerjanya dengan gambar piktograf (gambar 4).

Peirce sendiri menyadari bahwa ia menggambar dengan terus menerus, namun, dia mengatakan dengan cepat Saya tidak pernah menggambar sebuah hadiah.23 Saya mengartikan bahwa pengasingan dia terhadap estetika tidak terkompromikan oleh gambar semacam itu. Gambaran piktograf yang bertahan pada kertasnya, muncul terutama pada lembar kerja dan buku catatannya; gambar semacam itu nampaknya dihapuskan pada tulisan tangan yang sudah terselesaikan. Tidak seperi existential graphs miliknya, dimana disertakan pada beberapa publikasi miliknya, gambar-gambar ini nampaknya dianggap Peirce sebagai hal pribadi atau tidak berhubungan kepada gagasan sentral yang dikembangkan pada halamannya. Namun ketertarikannya terhadap gambar ini cukup untuk menjamin pelestarian dari gambar-gambar tersebut, lusinan dari gambar ini dikoleksikan diantara naskah Peirce pada Perpustakaan Houghton, Universitas Harvard, namun mereka belum menyadari analisis ilmiah dari karya dia. Lembar kerja yang bertahan cukup banyak untuk mengindikasikan bahwa dalam beberapa periode dalam kehidupannya, ketika pikiran Peirce sedang tertuju pada gambar kerja dan tanda visual teresap pada produksi tulisannya, apakah tulisan tersebut menyertakan persamaan matematika atau tulisan filosofis. Lembar kerjanya menunjukkan diagram dan tulisan yang bercampur dengan gambaran tidak berarti yang berulang-ulang, coretan obsesif, piktograf, dan yang paling sering, adalah karikatur dari kepala dan figura. Terkadang gambaran ini nampaknya merupakan pengalihan sederhana dari pengembangan pertimbangan didalam teks(fig 5). Dalam kasus lain, pernyataan matematik atau verbal dalam suatu lembaran berpotongan dengan gambar dan piktograf. Satu lembar, diman tulisan garis imajiner secara jelas tertulis, memiliki wajah, gambar yang seperti grafik, persamaan, frase seperti mengambil asal dari koordinat dalam suatu poin diatas garis..., dan coretan (fig.6). Hal ini mengatakan bahwa beberapa gambar mungkin telah bertindak sebagai sebuah diagram atau ilustrasi dari gagasan yang sedang dipertimbangkan oleh Peirce. Catatan semiotik dan matematika dan bahkan lembar kerja existantial graphs seringkali diilustrasikan dengan diagram yang bertindak untuk menyusun proses pertimbangan dan konsep matematika. Profil kepala skematik dapat muncul dalam semua tipe dari lembar kerja ini. Satu jalur dasar sejarah seni menuju pemahaman dari gambaran ini dan hubungannya kepada satu dengan yang lain dan untuk memperkirakan naskah akan melalui perbandingan dengan materi yang secara formal mirip. Beberapa dari lembar kerja Peirce (gambar 7, sebagai contoh) mengingatkan pada buku catatan Leonardo da Vinci, bersamaan dengan analisis klasik Ernst Gombrich dari grotesque heads yang muncul didalamnya, Perbandingan ini akan menuntun kita untuk mempertanyakan gambaran dari Peirce, apakah terdapat pengulangan dari tipe wajah? Ciri mana yang bervariasi? Apakah mereka gambar potret diri? Digambar secara lancar atau ragu-ragu? Dalam interpretasi Gombrich, kepala Leonardo adalah permainan bolpen semi-otomatis, yang memperlihatkan ketegangan dari kecenderungan batin untuk menggambar bentuk wajah sendiri secara berulang-ulang, bahkan secara obsesif, dan penentangan secara sadar kepada pengulangan seperti itu, dimana merupakan dorongan yang disengaja untuk keragaman dan kontras. Sebagai bukti visual dari ketegangan ini, Gombrich menunjuk kepada keraguan dari goresan pena, yang mengindikasikan suatu perlawanan dari arus organik, dan juga pernyataan yang berlebihan kepada fitur khusus tertentu, seolah-olah Leonardo mengejek tipe dia sendiri, menginginkan untuk mencari dan mendemonstrasikan keburukannya sendiri, sementara pada waktu yang lain ia mencari variasi negatif.

Meski beberapa dari lembar kerja Peirce sungguh mirip dengan penampilan keseluruhan dari Leonardo, perbedaan dari karikatur wajah telah disorot oleh pembahasan Gombrich. Tidak adanya dinamika dari potret wajah yang nampaknya memotivasi raut wajah Peirce, hampir seluruhnya bersifat skematis dan mentah. Gambar dia menyenangkan pada perbedaan dari tipe karakter dan ekspresi yang dapat dihasilkan dari variasi sederhana dari garis perubahan sedikit dari sudut alis dapat mengubah sebuah wajah dari kaget menjadi marah. Sketsa Peirce menyerupai miliki Leonardo dalam hal status yang labil dan referensi, yaitu, secara terus menerus potret wajah, karikatur dan simbol. Mereka bersenang-senang pada penjajaran dan kolisi semiotik, seperti hubungan yang tepat antara hidung dan tanda tak-terhingga pada gambar 7. Saya telah bergerak kepada sebuah reaksi yang tidak menentu dari gambar Peirce dengan mengusulkan bahwa mereka lebih baik membayar kembali analisis ketika diperlakukan sebagai eksplorasi dari karakter semiotik dari gambar visual.

Sebelum mengalah kepada godaan itu, biarkan saya mempertimbangkan satu kemungkinan laiinya. Sebagian besar gambar memiliki kualitas obsesif, repetitif dan tidak sadar, dan beberapa secara virtual memohon untuk psikoanalisis daripa analisis semiotik (gambar 8). Satu tidak perlu menjadi bentuk apapun dari Freudian untuk melihat suatu pembenaran untuk menarik psikoanalisis untuk bantuan dengan mahkluk spigot-nosed dan phallic-footed milik Peirce. Hal ini akan menuntun kita untuk membandingkan sketsa Perice dengan gambaran Jackson Pollock yang disebut sebgai gambar psikoanalitik (gambar 9), suatu gambaran psikologikal yang agresif dimana diperkuat oleh Pollock dengan membawa mereka kepada sesi terapi dengan analisi Jungian miliknya. Gambar Peirce lainnya (gambar 10) menggunakan ikonografi yang bertumpang tindih terutama dengan simbol bulan bintang dan ular yang berlingkar milik Pollock. Apa yang muncul dengan sangat menyolok berdasarkan perbandingan ini adalah cara Pollock mengumpulkan dan mengatur bentuk simbolik yang dibebankan menjadi kombinasi yang lebih dibebankan, mengamankan motivasi formal kepada sketsa. Bagaimana bentuk bulan sabit dan disk, menandai bulan dan bintang, digabungkan dengan struktur yang disediakan oleh bentuk X, lingkaran, atau sebuah salib? Dorongan Pollock kepada penemuan cara untuk menggabungkan pertentangan melalui integrasi formal menyoroti dengan kontras kediskretan persisten dan kesedarhanaan dari figura Peirce dan kedangkalan dari kebanyakan. Dalam gambaran Peirce, kekuatan dari matahari, bulan dan ular dibatasi oleh penjajaran dengan teko, kursi dan jangkar. Kata-kata matahari dan bulan berdiri sebagai lebih dari linguistik yang adekuat setara dengan piktograf dari matahari dan bulan pada kuadaran kiri bawah dari lembar Peirce lebih dari kata-kata apapun yang dapat kita terapkan kepada gabungan matahari, bulan dan salib milik Pollocks. Pollock, seperti yang kita dapat bilang, menggunakan bentuk visual dengan cara dimana menghindari terminologi linguistik yang lazim dan pengaturan, kemungkinan dalam harapan untuk mencapai konten bawah sadar yang tidak dapat diartikulasikan. Peirce tidak menyimpang jauh dari verbal.

Pengoperasian pikiran bawah sadar sepertinya tidak terlalu menarik Pierce. Dia menjauhkan dirinya dari pencitraan mimpi, mengaku tidak menyadari memiliki mimpi apapun ketika ia sedang sehat, kecuali mungkin terdapat suatu masalah dalam aljabar dimana tidak ada makan nyata yang melekat pada tulisan, atau sesuatu yang abstrak secara sama.25 Mengecilkan mimpi seperti itu diperdebatkan sebagai pertahanan terhadap prospek menyeramkan yang harus mereka wakilkan. Lebih dari itu, Peirce menyadari tidak adanya aktifitas bawah sadar yang berantakan dalam keseluruhan pikirannya, dan dia menekankan bahwa sistem grafiknya tidak pernah menyimpang dari kejujuran logika, tidak pernah menjalankan visi imajinatif atau bahkan curvilinearity.26 Tentu saja proporsi nyata dari Diagram Peirce seringkali mengkhianati resonansi personal dan historikal yang setidaknya tidak sadar sebagian. Ketika dia menyusun transformasi logik dari pernyataan Terdapat seorang wanita yang akan membunuh dirinya jika suaminya gagal, rasa ketidak amanan dan ketakutan dan keinginan alam bawah sadar ditunjukkan secara nyata.27 Demikian juga, ketika ia mengilustrasikan pembahasannya mengenai logika dari penjelasan bersejarah dengan contoh apa yang ia sebut sebagai speculative modeling beranggapan kepribadian dan pekerjaan dari seorang tak dikenal yang sedang duduk diseberang dia didalam mobil dia mengacu kepada refleksi dari pembaca modern Georg Simmels dan Walter Benjamin mengenai kecemasan yang meliputi karakter yang tak menentu dari identitas sosial pada kota modern. Peirce nampaknya percaya bahwa pemilihan dari contohnya tidak dikondisikan oleh faktor non-logika atau tidak sewenang-wenang. Satu rute menuju historisasi dari semiotiknya dimulai sekarang.

Dilihat bersamaan dengan gambar kompleks secara semiotik dari Leonardo dan Pollock, gambar Peirce dibedakan dengan ketertarikan semiotik tertentu. Komponen dari gambar 10 telah memutuskan kualits dari piktografik, dimana yang saya maksud adalah gambar dan pengaturan mereka mengartikan koresponden satu-satu antara gambar dan kata-kata atau konsep, seperti gambar yang terkandung dalam sebuah rebus; untuk membaca dari atas: jangkar, kunci, bunga, kepala, planet, dan seterusnya. Pada lembar ini korespondensi dari gambar dan kata-kata diberikan literalisasi yang tidak umum: berasal dari persamaan aljabar yang meliputi kekuatan dari a x dan b x pada kiri atas, a x diisolasi pada margin kiri, dan hal ini menghubungkan kedua gambar dari kapak dibagian terbawah (dan kapak ketiga atau palu ditunjukkan pada kegunaan, triangulasi diatas dua yang terletak dibawah). Faktanya, kertas gambar ini telah diklasifikasikan sebagai rebus oleh kataloger dari kertas Peirce sebuah tebakan yang masuk akal, meski saya tidak dapat memecahkan puzzle ini maupun saya menemukan bukti dokumenter yang menguatkan tujuan tersebut. Apa lagi yang Peirce telah lakukan disini, dengan gambar tersebut yang dipisahkan secara rapi dan teratur dalam register horizontal? Ketertarikannya terhadap puzzle dalam berbagai bentuk terbukti dalam tulisannya; dia mengambil kesenangang bermain didalam mereka dalam waktu yang bersamaan bahwa ia terdorong untuk menganalisa mereka secara logika. Tulisan dia mengandung studi matematika yang panjang dari whist, backgammon, tit-tat-toe, trik kartu, puzzle China, dan tentu saja catur. Kompilasi teka-teki miliknya juga termasuk kedalam minat ini. Namun tidak ada rebus yang dibuat olehnya yang diketahu masih bertahan, maupun analisis eksplisit dari pengoperasian rebus kecuali pada akhirnya dipahami digolongkan didalam semiotiknya.

Akhirnya, namun, interpretasi mengenai rebus tidak akan cukup dalam kertas ini. Pengelompokan dari beberapa subjek- empat ular pada kuadran kanan atas, tiga pistol pada tengah kiri, beberapa pot, cangkir, dan bejana pada dikiri atas dan ditengah, dan lainnya mendorong relasi yang lebih luar daripada pendekatan berurutan dari gambar. Saya menyadari mata saya melesat kepada kertas, mencari hubungan, menyadari sebagai contoh bahwa Peirce sedang membuat perbedaan secara hati-hati diantara tanda yang mirip; dia membedakan kuda dengan unta dengan jerapah dalam gambaran kontur, dan meriam dari senapan dari pistol, sama seperti didalam profil kepala miliknya, dia mencari variasi dari tipe wajah dan ekspresi. Tempat dari gambar ini, seperti dari existential diagrams, secara esensial bersifat dua dimensi ruang dari meja. Klarifitas dan sistem menuntut bahwa tidak ada yang hilang dibelakang hal lainnya. Disposisi yang disengaja dari gambar dalam kertas ini berkontras secara tajam dengan tumpukan dari piktograf, rumus, diagram dan pikiran sembarang yang ditemukan ditempat lain (sebagai contoh, gambar 11).

Kemunduran yang cepat dari deretan horizontal juga menetang secara kuat model rebus. Pembangkitan dari pemikiran rebus dari pengaturan dari pictograps mungkin bergantung kepada intuisi bahwa unit linguistik berhubungan kepada tiap unit grafik, dan bahwa totalitas dari gambar, sama seprti kata-kata, akan menambahkan beberapa pernyataan koheren. Namun sementara banyak dari bentuk piktografik memiliki analogi linguistik yang jelas, banyak juga yang tidak. Tidak ada pengamat akan mengalami kesulitan memilih gambar dimana sebuah nama tidak cukup. Coba lihat gambar bunga/matahari/wajah pada bagian kiri bawah dari gambar 10, sebagai contoh sebuah penggabungan yang usang, tentu saja, namun juga sebuah kontras yang kuat dalam hal sifat multivalensi dengan gambar dari saturnus pada bagian atas. Memang, sebagai ganti dari model rebus, atau bahkan ideoskopi, akan lebih masuk akal untuk membaca tulisan ini sebagai eksplorasi viusal dari kategori semiotik Peirce. Bisa dibilang setiap dari kategori lazim miliknya direpresentasikan didalam gambar-simbol(bulan dan hati yang dikonvensionalisasikan), ikon (sepanjang), dan pada akhirnya sedikit coretan yang menyoroti indexicality dari penanda semacam itu(salah satu diletakan diatas ikan dan disudut kanan dari jerapah).

Kita cenderung pertama kali, saya pikir, untuk membaca kebanyakan piktograf sebagai ikon dan tentu saja, kebanyakan menandakan melalui kemiripan, namun kemiripan terhadap apa? Apakah jerapah piktografik menandakan kepada suatu penampilan dari jenis jerapa tertentu atau suatu gambaran mental abstrak dari jerapah? Pertanyaan ini berhubungan dikarenakan Peirce mengklasifikasikan ikon sebagai gambar mimetis dan diagram, keduanya lukisan illusionistic pemandangan dan peta. Peniadaan bunyi dalam ucapan ini dari apa yang mungkin diistilahkan sebagai kemiripan perseptual dan konseptual dari sebuah idiosinkrasi oleh semiotik Peirce yang meletakan dia didalam sejarah kultural bersamaan dengan pelukis Thomas Eakins, seperti yang saya argumentasikan ditempat lain.29 Sejauh piktograf jerapah dari Peirce mengilustrasikan sebuah pengaturan skematis tersendiri dari bagian tubuh dengan ukuran dan proporsi tertentu, hal ini dapat dianggap sebagai diagram dari konsep atau tipe dari jerapah. Hal ini merupakan ikon dari sebuah jerapah dalam perasaan diagramatik dan depictive, meski sebagian besar gambar Peirce, gambar ini mempresentasikan dirinya sendiri kurang sebagai gagasan dari sesuatu yang diamati daripada sebuah ilustasi gagasan.

Bahkan dengan penggandaan ikonik, keserupaan beroperasi pada intensitas tingkat rendah dalam rebus Peirce, dan karakter skematiknya seringkali melampaui batas konvesionalisme. Kebanyakan dari piktograf berubah dalam inspeksi lebih dekat menjadi gabungan dari keserupaan dan konvensi, ikon dan simbol. Gambar hati dan bulan, pada bagian tengah atas dan bawah dari kertas, mengegaskan kebutuhan untuk mengakui konvensionalisme didalam koleksi gambar ini. Gambaran skematis dari seorang wanita yang telanjang persis dibawha gambar ikan merupakan contoh lain, bahkan mengacaukan kategori lebih lanjut mengikuti kepada coretan indexical pada lengan, kaki, rambut dan regio pelvis. Piktograf Peirce,ternyata, menguji dan menbumbangkan batasan dari kategorinya yang lazim. Binatang yang terletak pada kiri bawah membimbangkan antara kemiripan ikonik, konvensi simbolik dan penanda indexical. Kelompok dari ular mempetakan tahapan antara garis yang melingkat dengan piktograf dari ular. Apa yang menyebabkan putaran linear diatas dan ke arah kanan dari ular itu sendiri menimbulkan sebuah ular? Kapan sebuah garis mempunyai kemiripan terhadap sesuatu, dan apakah kesamaan mencondong kepada skema konseptual atau tampilan kontingen? Lihat lah pada penjajaran profokatif dari figur di kuadaran kanan bawah sebagai contoh. Apakah karakter pendek yang mengapit wanita telanjang diinterpretasikan sebagai ikon dari figur mainan atau simbol dari manusia? Perbedaan antara diagram dan simbol seringkali diuji dalam piktograf ini.

Karakter hibrida, tidak menentu dan membingungkan dari sebagian besar piktograf membuat kita berpikir mengenai integritas dan nilai dari kategori Peirce, atau lebih tepatnya mengenai bentuk sederhana dari kategori ini yang digunakan oleh kebanyakan interpreter dari artefak visual. Bahkan sebuah piktograf sederahan dapat menjadi kompleks dan kacau secara semiotik. Gambaran rebus Pierce menantang dasar pemikiran dari rebus, dimana bekerja dengan mendatarkan makan dari gambar tersebut menjadi makan discret lexical. Dengan terlihat mendirikan rebus namun menolak untuk memutuskan untuk menjadi solusi verbal, piktorgraf Perice membangkitkan namun melawan reduksi menjadi sebuah ungkapan. Dalam era Peirce, beberapa akademi seni telah diserang mengenai kualitas rebusnya. Kritisi Inggris Frederic Harrison menuliskan pada tahun 1882, bahwa banyak dari gambar yang berbakat adalah rebus kecil yang diwarnai, namun hal ini berharga untuk diperhatikan bahwa rebuses terbaik hanyalah merupakan wadah rapuh bagi gambar polisemik.30 hal inilah yang menyebabkan mereka sebuah latihan yang menantang dan menyenangkan.

Seperti yang ditunjukkan oleh Umberto Eco, Peirce tidak pernah memperlakukan kategorinya sebagai wadah yang keras dan eksklusif bagi tanda-tanda, kebanyakanya tanda dikategorikan sebagai hibrida. Kategori ini lebih baik menjelaskan strategi signifikansi daripada jenis dari tanda, menurut Eco.31 Provisio ini mengingatkan kita bahwa Peirce sendiri merancang sebuah sistem yang lebih rumit daripada tanda-tanda yang mengklasifikasi ini.

Dalam praktek, namun, ketika Peirce membicarakan isu dari karakter semotik dari gambar visual didalam tulisannya, dia cenderung untuk menyederhanakan masalah ini. Dia terkadang menggunakan seni visual untuk mengilustrasikan kategori dari tanda, dan ketika ia melakukanya, dia membicarakan mereka sebagai contoh premier berdasarakan signifikansi dari kemiripan. Gambar, dan terutama potret, merupakan diantara model yang ia sukai, dan mereka mengambarkan lebih menonjol untuk mengilustrasikan kategori dari ikon dibanding yang lain. Foto, sebagai hasil dari proses mekanik, merupakan ikon indexical bagi Peirce (gambar 12). Dia bimbang akan pertanyaan bagaimana foto harus diklasifikasikan secara semiotik, mengingat bahwa mengacu kepada satu rumusan dari teorinya bahwa mereka secara prinsip merupakan ikon, namun dalam hal lain indexicality mereka merupakan terbaik.

Dalam tulisan Peirce, bentuk visual jarang disadari memiliki aspek simbolik. Dia mengakui bahwa simbol dapat berasal dari tanda lain, khususnya kepada kesamaan atau berasal dari tanda campuran yang mengambil bagian dari kemiripan alamiah dan simbol. Namun ia tidak memeriksa implikasi dari kemungkinan ini kepada kategori lain dari tanda miliknya.33 Rebus dia menawarkan lebih banyak bukti nyata dari komplektisitas dibandingkan tulisannya.

Perbedaan antara tanda alamiah dan konvensional dan assumsi yang gambar bedakan dari simbol verbal oleh pengoperasian melalui kemiripan alamiah telah diserang dengan kuat oleh Nelson Goodman dan W.J.T Mitchell.34 Kemiripan dan konvensionalitas merupakan kriteria yang jelas mustahil untuk mengkategorikan tanda, analis ini telah berpendapat lebih lanjut, mereka telah merumitkan konsep dari ikonitas dengan mengenali dimensi sosial dan konvensionalnya. Seperti yang dikatakan Goodman:Perbedaan yang sering ditekankan diantara ikonik dan tanda lain adalah sepele dan sementara.35 Dan oleh akun Mitchell, Peirce benar untuk melihat bahwa kita tidak dapat mengetahui sesuatu tanpa nama, gambar dan perwakilan, namun kesalahanya adalah dalam pemikiran bahwa kita dapat mengetahui keberanan mengenai sesuatu dengan mengetahui nama, tanda dan perwakilan mereka yang sebenarnya.36 Kritik yang berhubungan dapat ditelusuri kepada kontemporer Peirce yang lebih muda, Marcel Proust, yang menulis kepada subjek pengenalan.

Kepribadian sosial kita merupakan kreasi dari pikiran orang lain. Bahkan suatu tindakan sederhana yang kita sebut sebagai melihat seseorang yang kita kenal merupakan bukti adanya suatu proses intelektual. Kami membungkus kerangka fisik dari orang yang kita lihat dengan gagasan yang sudah kita bentuk mengenai dia, dan didalam gambaran total dari dirinya dimana kita menyusun didalam pikiran kita gagasan itu telah memiliki tempat prinsip. Pada akhirnya, mereka datang untuk memenuhi secara seluruhnya lekukan pada pipinya, untuk mengikuti secara persis garis hidungnya, mereka menyatu secara harmoni didalam nada dari suaranya seperti hal ini tidak lebih dari amplop transparan, yang setiap kali kita melihat wajah atau mendengar suaranya, gagasan ini lah yang dimana kita kenal dan kita dengar.37

Meski terdapat perluasan gambaran dari ikonitas, apa yang ditawarkan Proust disini dikembangkan dalam pengenalan dari kenalan di hidup nyata, bahasanya mengasimilasikan bahwa aktifitas sehari-hari kepada persepsi dari yang dilukis dan potret foto. Ikonitas memiliki aspek simbolik, kemiripan diresapkan pada konten sosial. Penekanan kepada hibriditas dari kategori Peirce merupakan pertahanan yang lemah terhadap tantangan dari kritik tersebut.

Saya tidak ingin terdengar meremehkan untuk menyadari bahwa sepanjang tulisannya, acuan Peirce terhadap potret, fotografi, dan gambar secara umum sangatlah sederahan oleh standar belakangan ini, bahwa mereka mengakui sedikit komplektisitas dari karakteri semiotik dan hubungan dari gambar dan sbujek, bahwa terkadang mereka beratribusi kepada status semiotik primitif terhadap gambar, dan bahwa mereka tidak mengakui aspek simbolik dari gambar sangat menonjol didalam gambarnya sendiri. Beberapa dari aspek yang paling menarik dari tanda visual telah hilang dalam usaha Peirce untuk menertibkan mereka, untuk membawa mereka under the lash. dan Deleuze melebih-lebihkan ketika dia mendeskripsikan refleksi Peirce terhadap gambar sebagai refleksi yang mendalam. Suatu kekurangan didalam isi dari karya sehebat Peirce merupakan indikasi bahwa prioritas dia berada ditempat lain. Bagi dia, materi visual merupakan bagian data untuk digunakan secara komparatif untuk memenuh tipologi dia untuk tanda. Mereka membantu memperkaya dan memperjelas usahanya untuk meningkatkan logika dan membawa kebenaran didalam lingkup pertimbangan. Peirce jauh lebih tertarik dalam menajamkan kombinasi khusus apakah dari indeks, ikon dan simbol yang mengkarakteristikan suatu tipe tertentu dari proporsi sebenarnya daripada ia membangkitkan tipologi semiotik yang akan berguna bagi analisis seni visual. Peirce menulis, Logika hanya memiliki pandangan terhadap kebenaran yang mungkin dan kepalsuan dari tanda.38 Penilaian dari teorinya lebih kurang jelas ketika kebenaran dan kesalah bukanlah suatu isu, atau ketika penglihatan yang kurang diinstrumentalisasikan sedang dipermainkan.

Kebenaran bagi Peirce bukanlah suatu ideal abstrak. Kegawatan dan kesegeraan yang berasal dari pembayangan menjadi penggabungan dari pikiran dan dunia. Dia percaya bahwa kesadaran diri dari seorang individue juga merupakan kesadaran dari pemisahan dari dunia dan kebenaran, dan hal itu telahir dari pengalaman akan kesalahn. Seorang anak kecil dapat diberitahu bahwa kompor itu panas, namun tidak percaya, dan tetap menyentuhnya. Ketika dia membakar dirinya, dia baru sadar akan ketidaksadarannya, dan hal ini diperlukan untuk mengharuskan diri dimana ketidaksadaran ini dapat menetap...Ketidaksadaran dan kesalah merupakan semua yang membedakan diri kita sendiri dari ego absolit dari apersepsi murni.39 Saya err, oleh karena itu saya. Pengenalan akan batas yang menandakan kelahiran dari subjektifitas ini tidak berhubungan dengan badan namun dengna pengetahuan, Selain itu, contoh Peirce mempresentasikan situasi penglihatan manakah yang tidak adekuat untuk perlindungan diri. Kompor mungkin saja tidak terlihat panas. Terasing dari pengetahuan yang jujur, dan tidak mampu untuk percaya kepada data perseptual tanpa adanya informasi tambahan, individu akan terasing dari dunia. Semiotik, filosofi dan pekerja ilmiah milik Peirce mencari terus menerus untuk menyembuhkan keretakan itu dan mencapai kesatuan dari pikiran dan dunia yang diwakilkan oleh kebenaran.

Sebagai gantinya dari visualitas Peirce, nampaknya kita harus mengenali visualitas multipel yang berkembang dalam sistem diagram miliknya. Analisis tekstual dari tanda visual dan gambar miliknya. Visualitas berkonflik dalam semiotik Peirce. Salah satu efeknya adalah menghomogenkan gambar dan ungkapan didalam rubrik dari kolom tanda. Visualitas diagram ini memberikan semua aktifitas dari pikiran sama rentannya dengan spasialisasi visual, dimana menunjukkkan Peirce semiotik sebagai alat untuk menghasilkan kolom klasifikasi tanda. Dalam hal ini, semiotik miliknya lebih merupakan existential graph daripada awalnya. Keduanya merupakan peralatan logika yang menggerakan visualisasi didalam pengejaran akan pemahaman yang benar dari urutan kongruen dari dunia dan pikiran. Dalam tabel yang divisualisasikan atau diagram yang menghasilkan, gambar secara paradoksi ditugaskan kedalam peran semiotik tertentu yang sempit mereka dibatasi sebagai tipe dari tanda primitif alamiah. Namun didalam gambarnya, menggambarkan pemberontakkan dan penumbuangan dari totalisasi urutan diagram. Didalam semi automatic pen play Peirce yang tidak diketahui, tanda visual memperlihatkan ketidakberaturan yang bergerak atas hibriditas menuju perongrongan perbedaan dati tanda alamiah, konvensional dan evidensial.

Didalam kesimpulan saya ingin membuat sketsa beberapa cara dimana visualitas yang bertentangan dari Peirce semiotik dapat ditujukan kepada perbaikan dari teorinya. Jika teori semiotiknya mirip dengan existential graph miliknya, mungkin yang sebelumnya perlu dibawa ke dalam penjajaran yang lebih dekat dengan yang belakangan ini. Apa yang kurang dari teori semiotiknya sebagai peralatan logikanya adalah pengembangan mekanisme untuk menilai hubungan semiotik. Peralatan semacam itu akan diperlukan seperti yang dimaksud oleh Peirce sendiri didalam beberapa kesempatan. Gagasan ini tersirat dalam gagasan mengenai tanda nested, dimana didiagramkan dalam Logic Notebook(239r), namun secara jelas didalam halaman yang terkandung didalam draft dari suratnya kepada Lady-Welby sebuah halaman yang tidak muncul pada surat yang sebenarnya ia kirim :

Anggaplah sebagai contoh sebuah buku kosong. Buku itu dimaksudkan untuk ditulis. Kata-kata yang tertulis berdasarkan urutan akan memiliki kekuatan lain dari kata-kata itu yang tersebar secara tidak sengaja pada tanah, bahkan jika hal ini kebetulan telah jatuh kedalam koleksi dimana akan memiliki makna jika dituliskan pada sebuah buku kosong. 40

Kalimat ini berasal dari pembahasan oleh Peirce yang disebut sebagai quasi-mind, sebuah istilah dimana ia menggunakannya untuk mencatat desakannya bahwa pengucapan dan penafsiran dari tanda tidak dapat diidentifikasi dengan manusia atau pikiran manusia. Pikiran tidak selalu terhubung dengan otak. Hal ini tampak pada kerja dari lebah, dari kristal, dan melalui dunia fisik yang murni.41 Didalam kutipan yang telah saya kutip, buku kosong merupakan sebuah quasi-mind yang merupakan sesuatu yang lebih daripada penafsiran biasa: ini merupakan sebuah tanda yang menyediakan konteks yang menentukan dari tanda yang ia kandung. Ada berbagai carai untuk menafsirkan halam ini, salah satunya adalah makna dari kata-kata dalam pertanyaan tidak hanya mengenai urutan mereka namun juga peletakan mereka didalam buku, dimana hal itu sendiri merupakan tanda. Sebuah pengaturan dari tanda yang ditemukan didalam dunia akan memiliki daya yang berbeda dari sebuah pengaturan yang sama didalam buku. Mungkin saja daya disini perlu dipahami sebagai identitas kategori dari tanda? Apakah tipe tanda akan bervariasi dengan perubahan lokasi? Gagasan seperti itu memiliki maksud yang mendalam terhadap semiotik milik Peirce. Hal ini mengartikan bahwa tanda semacam sampul buku atau bingkai foto mungkin dapat mengubah arti dan status dari sebagian atau seluruh tanda didalam domainnya. Ruang estetik mungkin memiliki peran semiotik yang berbeda dari ruang non-estetika. Jika Peirce percaya atau berintuisi ini, hal ini mungkin membantu kami dalam mengakunkan perasaan pengasingannya terhadap estetika. Hal ini mungkin juga menyediakan sebuah peringatan kepada siapa yang menyederhanakan kategorinya dan menggunakannya secara langsung kepada seni.

Anggaplah sebagai contoh, interpretasi dari garis Jackson Pollock sebagai indeks (gambar 13). Untuk membaca mereka dalam cari ini adalah untuk memahami mereka sebagai perlawanan dari fungsi painted marks sebagai penggambaran atau kemiripan atau menghasilkan bentuk apapun dari ilusi. Mereka dasarnya berdiri sebagai registrasi dari kondisi fisik yang menghasilkan mereka: dari pergerakan tertentu dari lengan dan badan, kekentalan tertentu dari cat yang digunakan dengan berbagai teknik dan peralatan dari sebuah kanvas yang berorientasi secara verikal/horizontal. Pandangan semacam itu kepada garis-garis ini telah menjadi dasar intepretasi gambar milik Pollocks sebagai tantangan kepada mitos tertentu dari seni, hal ini mengasingkan mereka dari dunia seni yang dipahami sebagai dunia yang diagungkan dari aktifitas simbolik. Malahan, penandaan diduga merupakan desublimasi dari karya Pollock,dia lepas dari bidang mengenai bentuk. Hal ini disituasikan secara aman didalam dunia mengenai kehadiran literal dan keberadaan fisik. Tanda ini secara sederhana nampak pada permukaan dari karya bagi seseorang untuk dibaca.

Meski Peirce mengembangkan gagasan dari indeks pada abad 19 akhir, hal ini tidak diaplikasikan kepada interpretasi dari seni sampai akhir tahun 1960an dan 1970an. Pada waktu itu, gagasan ini menjadi konsep pusat dalam promosi kritis dari minimal dan proses eni. Kecenderungan ini dikodekan didalam sepasang artikel yang berjudul Notes on the Index yang dipublikasikan oleh Rosalind Krauss dalam majalah October pada tahun 1977. Didalam uraian Krauss dia memperdebatkan bahwa didalam era seni jaman sekarang, indeks beroperasi untuk menggantikan registrasi dari kehadiran fisik belaka kepada bahasa yang lebih diartikulasikan dari konvensi estetika (dan dengan sejarah yang mereka sandi).43 Secara tidak mengejutkan, ini adalah bagi minimalis dan seni antiform bahwa beberapa penafsir literalis telah mencoba secara retrospektif untuk membuat karya Pollock sebagai staging ground.

Apa yang merupakan observasi Peirce terhadap buku kosong memperbolehkan, namun bahwa diantara efek semiotik yang diberikan atas bidang oleh frame, atau oleh tanda apapun yang membatasi ruang sebagai esterika, akan merupakan pencemaran dari indeks. Jejak fisik dari sebuah sikap yang dibuat pada ruang estetika pada dasarnya berbeda dnegan istilah semiotik yang berasal dari rekaman dari sikap non-estetika. Bayangkan Jackson Pollock sedang berbaring di pantai dan meninggalkan jejak di pasir oleh pergerakan dari lengan dan tangan saat ia berbaring. Sekarang bandingkan jejak dari pergerakan lengan di pantai dengan catatan berwarna dari pergerakan tangannyai didalam gambarnya. Pergerakan fisik yang idnentik akan menghasilakn dua bentuk berbeda dar indeks dengan dua makna yang berbeda. Dimana tanda dipasir dapat berarti hanya sebagai bukti dari pergerakan, sedangkan garis yang dilukis didalam frame merupakan pergerakan yang identik dan merupakan sebuah symbolic gesture. Indeks yang terdapat dalam frame, mengamankan beberapa makna dengan mengacu pada espektasi yang telah ada dari aktifitas estetika, konvensi spesifik dari lukisan abstrak. Maksud anti-estetik dari modernist gesturality dapat dipahami hanya melalui acuan kepada sejarah dari lukisan, dan hal ini menggolongkan tanda sebagai simbol. Dibawah tanda dari estetika, jejak Pollock akan menjadi simbol dimana penafisrnya adalah indexicality.44 Dunia estetika tidak dapat dibatalkan hanya dengan indeks, seperti yang diasumsikan oleh penafsir literalis Pollock. Lebih dari itu, segera setelah tanda Pollock menjadi sebuah tanda khas ketika bentuk-bentuk datang untuk menyerupai satu dengan lainnya didalam cara yang membedakan mereka seperti dia mereka telah mendapatkan aspek ikonik juga. Dibawah tekanan dari frame, ke indexcality dari tanda Pollock dicampurkan dengan ikonitas dan simbolisme.

Setelah diperkenalkan, isu tentang hubungan berkembang melalui teori semiotik bersamaan dengan sumbu waktu dan ruang. Beberapa dari tanda Pollocks yang lebih tersusun berkontribusi kepada pembangunan dari ruang estetika, dimana mengusulakn bahwa pengurutan dari tanda juga memiliki makan semiotik. Dan apabila kita kembali kepada rebus Peirce, pertimbangan relasional akan melanjutkan klarifikasi dari karakter simbolik dari gambar tersebut. Bahkan jika piktorgraf Peirce lebih bersifa mimetis, mereka tetap memiliki karakter simbolik yang kuat oleh integritas dari pengasingan dan penjajaran dengan bentuk terisolasi lainnya. Terlepas dari bidang penjarigan dimana istilah kemiripan diterapkan dan dipertahankan, sebuah tanda ikonik akan menggerakan dengan semestinya kepada arah dari simbol. Dan dikarenakan sebuah lukisan realistik akan selalu memiliki batasan ditempat tertentu, enframed icons akan selalu memiliki ukuran terhadap status simbolik.

Interpretasi semiotik yang membawa kepada akun dari pengurutan dan peletakan dari tanda dan efek dari hal ini terhadap status kategori mereka akan merupakan usaha yang lebih kompleks dari apapun yang telah dicoba selama ini. Kehati-hatian Peirce mengenai estetika mulai muncul sebagai posisi yang cukup layak. Sebuah semiotik sistematis dari seni menanti perkembangan terlihat sebagai kebutuhan dalam tulisan Peirce, secara spesifik pada pengembangan dari aljabar untuk menghitung efek dari tanda terhadap satu sama lain dan untuk mengukur kekuatan refraktif dari tanda estetika. Hal ini merupakan pengembangan mengenai dimana kita akan kurang optimis dibandingkan Peirce apabila kepercayaan kita pada logika dan sistem tidak seperti ketidakterbatasanya.