9
12 F1 F2 F3 F1 Sinα F2 Sinα 0 0.5 1 1.5 2 2.5 1.6 1.3 2 1.12 0.91 Percobaan Pertama Gambar 4.1 Grafik percobaan 1 Pada percobaan pertama mendapat sudut sebesar 45 o , pada sudut ini setiap neraca pegas menunjukkan gaya sebesar 1,6 N pada F1, 1,3 N pada F2 dan 2 N pada F3. Dari nilai-nilai tersebut bisa mendapat F1 sin α dengan nilai 1,12 N. Pada percobaan pertama bisa sedikit menyimpulkan bahwa tegangan F1 sin α yang terjadi pada sudut tersebut lebih kecil dari F1.Hal itu terjadi juga pada tegangan di F2 yang menghasilkan nilai 0,91 N.

IV Pembahasan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

12

Gambar 4.1 Grafik percobaan 1Pada percobaan pertama mendapat sudut sebesar 45o, pada sudut ini setiap neraca pegas menunjukkan gaya sebesar 1,6 N pada F1, 1,3 N pada F2 dan 2 N pada F3. Dari nilai-nilai tersebut bisa mendapat F1 sin dengan nilai 1,12 N. Pada percobaan pertama bisa sedikit menyimpulkan bahwa tegangan F1 sin yang terjadi pada sudut tersebut lebih kecil dari F1.Hal itu terjadi juga pada tegangan di F2 yang menghasilkan nilai 0,91 N.

Gambar 4.2 Grafik percobaan 2Kemudian kami melakukan percobaan kedua dengan sudut sebesar 65o, pada sudut ini ketiga neraca pegas menujukkan tegangan sebesar 2,8 N pada F1, 1,3 N pada F2 dan F3 adalah 3 N. Dari nilai-nilai tersebut bisa mencari tegangan pada sudut dengan cara mengalikan tegangan pada F1 dengan sin 65o sehingga mendapat hasil 2,52 N. Pada percobaan ini juga mendapat bahwa tegangan yang terjadi pada sudut lebih kecil dari F1nya. Begitu pula saat mengalikan F1 dengan sin yang menghasilkan nilai 1,17 N.Pada percobaan pertama dan kedua melakukannya dengan cara menggunakan tiga orang untuk menarik ketiga neraca pegas, kemudian melakukan percobaan keempat dengan cara F2 dan F3 tetap dipegang dan pada neraca pegas untuk F1 kami mengaitkannya pada paku yang ada bingkai jendela. Prosedur percobaannya tetap sama, yaitu dengan mengukur salah satu sudut.

Gambar 4.3 Grafik percobaan 3Pada percobaan yang ketiga ini mendapat tegangan 4 N pada F1, pada F2 adalah 0 N dan F3 adalah 4 N dengan sudut sebesar 90o. Dari nilai-nilai tersebut mendapatkan nilai F1 sin adalah sebesar 4 N, lalu tegangan pada sudut pada F2 sin adalah 0 N.

Gambar 4.4 Grafik percobaan 4Pada percobaan keempat diukur dengan sudut sebesar 0o. Pada kali ini melihat bahwa tegangan pada F1 adalah 0 N lalu F2 dengan tegangan 3,5 N dan pada F3 tegangan sebesar 3,5 N. Dengan data tersebut bisa mencari nilai F1 sin sebesar 0 N dan F2 sin dengan nilai 0 N.

Gambar 4.5 Grafik percobaan 5Pada percobaan terakhir atau kelima ini mengetahui sudut sebesar 10o, dan melihat bahwa tegangan sebesar 1 N pada F1, kemudian 4,5 N pada F2 dan F3 dengan tegangan sebesar 4,3 N. Dengan data tersebut bisa mencari F1 sin dengan hasil 0,17 N dan pada F2 sin adalah 0,765 N.Dari data tersebut bisa mencari rata-rata untuk setiap tegangan dan juga pada . Pada rata-rata untuk F1 mendapat nilai sebesar 1,88 N. Setelah mendapat rata-rata bisa mencari ketidakpastian dengan hasil 1,216 N dan dengan adanya ketidakpastian pengukuran dan nilai rata-rata maka bisa mencari nilai error dengan hasil 64 %.

Gambar 4.6 Grafik rata-rataMerincikan tentang F2 bisa juga dicari dengan rata-rata 2,12 N maka ketidakpastian pengukuran adalah 1,504 N dan dengan mengalikan nilai ketidakpastian pengukuran dengan 100 % dan membaginya dengan nilai rata-rata maka didapat 70 %.Begitu pula melakukannya dengan F3 mendapatkan nilai rata-rata tegangan 3,36 N dan nilai ketidakpastian pengukuran sebesar 0,688 N maka nilai error pengukuran adalah 20 %.Mengetahui nilai rata-rata dari F1 sin adalah 1,562 N dengan nilai ketidakpastian pengukuran sebesar 1,3584 N, dan dengan nilai eror pengukurannya adalah sebesar 86 %.

Gambar 4.7 Grafik ketidakpastian pengukuranPada pengukuran terakhir tentang vektor yaitu mengalikan F2 dengan sin mendapat nilai rata-rata sebesar 0,569 N dan dengan nilai ketidakpastian sebesar 0,4552 N juga dengan nilai error sebesar 80 %.Pada praktikum vektor dengan lima kali percobaan ini mendapat banyak teori, diantarnya semakin besar sudut maka tegangan yang dibutuhkan agar ketiga neraca pegas tersebut dapat membuat benang menjadi lurus akan semakin besar. Hal ini terjadi karena membutuhkan ruang yang lebih luas sehingga tangan yang digunakan untuk menahan neraca pegas tanpa sadar akan menarik neraca pegas lebih kencang.Nilai ketidakpastian pengukuran cukup tinggi yaitu antara 0,5 sampai 1,5 N hal kemungkinan terjadi karena mungkin pada saat praktikum dilakukan terdapat kesalahan penggunaan neraca ataupun prakteknya. Pada tegangan F1 memiliki nilai ketidakpastian sebesar 1,216 N dan F2 memiliki nilai ketidakpastian yang sama yaitu sebesar 1,504 N.

Gambar 4.8 Grafik errorNilai ketidakpastian itu sendiri sangat mempengaruhi kepada tingkat error pengukuran pada setiap percobaan. Pada percobaan yang dilakukan sebanyak lima kali ini terjadi error antara 20% sampai 86 % setiap percobaannya. Banyak faktor yang menyebabkan keerroran dari percobaan ini.Salah satu faktor penyebab error saat mengukur adalah dari lingkungan, pada saat melakukan praktikum, tingkat pencahayaan yang didalam ruangan kurang memadai sehingga saat melihat skala pada neraca pegas kurang fokus atau tidak terlihat dengan jelas.Faktor lainnya dari lingkungan adalah suhu dalam ruangan atau tempat melakukan praktikum fisika tentang vektor ini. Disaat suhu sedang dalam keadaan tidak normal yang dikarenakan oleh banyaknya orang dalam satu ruangan hingga menyebabkan oksigen dalam ruangan menipis dan membuat ruangan menjadi pengap, tingkat konsentrasi orang-orang yang melakukan praktikum fisika tentang vektor ini menjadi berkurang.Selain faktor dari lingkungan juga terdapat faktor dari si pelaku praktikum itu sendiri yaitu biasa menyebutnya human error. Faktor ini ada bermacam-macam yaitu salah satunya sudut pandang penglihatan saat melihat skala pada neraca pegas. Pada saat melihat skala dengan sudut pandang terlalu miring atau sejajar degan objek, bisa menyebabkan salah perhitungan pada skala. Juga apabila melihatnya terlalu dekat akan membuat pandangan menjadi kabur atau mengganda sehingga terjadi kesalahan saat melihat skalanya. Kondisi fisik saat melakukan praktikum fisika tentang vektor ini juga mempengaruhi hasil pengukuran skala neraca pegas tersebut. Saat kehausan atau kelapan juga membuat pelaku praktikum juga berkurang tingkat konsentrasinya.Selain terjadi kesalahan pada orang yang meliha skala, faktor lainnya adalah dari orang-orang yang memegang alat ukur neraca pegas tersebut. Dimana mereka diharuskan tidak bergerak sama sekali selama pengukuran skala. Hal ini sering terjadi kesalahan dan kegagalan meneliti skala dikarenakan orang yang memegang alat ukur neraca pegas bergerak-gerak. Sedikit saja gerakan yang dilakukan akan menyebabkan getaran pada benang sehingga jarum skala alat ukur neraca pegas akan tidak stabil.Disamping gerakan membuat jarum skala tidak stabil, gerakan juga membuat pengukuran sudut dengan alat ukur busur menjadi tidak fokus.Terjadi kesalahan saat mengukur sudut menyebabkan error besar dalam pengukuran vektor. Satu derajat saja sudah membuat perbedaan besar dalam perhitungan.Melakukan percobaan praktikum berguna untuk meminimalisir tingkat error yang bisa terjadi saat pengukuran komponen vektor ini, sehingga pada praktikum vektor ini melakukan lima kali percobaan.Setelah melakukan pengukuran sangat penting untuk menghitung rata-rata, ketidakpastian pengukuran dan error pengukuran. Hal ini ditujukan agar bisa mendapat kesimpulan akhi dari data praktikum fisika tentang vektor.