Upload
lyanh
View
342
Download
68
Embed Size (px)
Citation preview
RINGKASAN
IV
DADASAR AGAMA
HIRUP /HIDUP
1. KENALILAH AKU! /MA’RIFAT
2. ROH /RUH-ARWAH?
3. Mulih Ka JATI Mulang Ka ASAL
4. Naha aya AGAMA Pribumi NUSANTARA?
Hasil diskusi dina Facebook.com, Milist
Disusun ku
Agus Wirabudiman
TASIKMALAYA
Salasa, 08-07-2014 M
Supa Galuh Ratu Sunda
Karang Pamidangan Parahyangan
1
BUBUKA (BUKA-BUKA)
BUKA EMUTAN, BUKA MANAH
ULAFAZD “ALLAH” Numutkeun IMAM AHLI-BAIT U :
ALLAH = HIYANG /GUSTI /TUHAN
Pengertian Lafazd “ALLAH”
Seratan Kang Roni Suprayogi :
Lafazh Allah bukanlah "proper name", melainkan istilah Orang Arab untuk menyebut Tuhannya,
tercatat dalam kitab kuno Al Kafi jilid I, bab al Ma'bud :
“Lafazh ALLAH berasal dari kata ilah yaitu Tuhan yang disembah, dan nama (Allah tsb)
bukanlah (hakekat Tuhan) yang dinamai itu sendiri.”- Imam Ja’far Ash Shadiq- cicit Nabi
Muhammad SAW.
Dengan demikian, pengertian ini sepadan dengan yang dipahami bahasa kita yakni Tuhan
( t kapital ); sedangkan ilah sebagai tuhan (t kecil). Jikalau di-Sunda-kan maka UAllah itu sama
dengan GustiU (g kapital) atau Pangeran (p kapital). Demikian pula asma-ul husna 99 plus 1
(Allah) bukanlah Al-Musamma (hakekat Allah) melainkan segala sifat yang baik yang
disematkan manusia kepada Tuhan yang dipujanya itu, yakni Allah SWT.
Maka itu Orang Arab (khususnya kalangan „Alawiyin/turunan Nabi SAW) memaknai
lafazh UAllah itu sebagai "Tuhan" bukan nama diri Tuhan U. Yang mengherankan adalah mengapa
kita lalu menjadikan “Allah” sbg "Nama asli-Nya"? UMungkin kita terpengaruh oleh ta‟rif
(definisi) Allah dlm Kamus al Munjid (susunan Fransiskus Louis Ma‟luf al-Yassu‟i, Pastur
Katolik Arab Libanon, terbitan "Dar al Masyriq" Beirut taun 1908) halaman 16, yg
menyebutkan Allah sebagai “ismudz dzatil wajibil wujud” = U “nama Dzat yang wajib
adanya”. (Numutkeun Pastur Katolik…)
Sangat wajar bila ada miss-understanding karena Bahasa Arab jauh berbeda dengan
bahasa kita dalam banyak hal, sehingga kita banyak miss dlm memahami teks-teks berbahasa
Arab, baik dari segi etimologis, kesesuaian dgn latar falsafah, kultur dan sosial Arab.\\-------------
-------------------------------------------------------------------------// Gunem Catur tina Facebook
KAKANCAH KANA BALIGA SUNDA, salengkepna tiasa di Download di :
HUhttp://sukapura.wordpress.com/para-hiyangan/U
Pangemut tina TABAYYUN-II : Prof. DR. Busthanul Arifin, S.H.
mengatakan, Bagaimana konsep hukum dalam agama Islam?. UAD-DIN ini sama bagi semua manusiaU, karena Allah (Hiyang /Gusti /Tuhan) adalah UEsaU dan ad-din yang diturunkan-Nya juga satu (Ali Imran ayat 3, Al-Anbiya ayat 24 dan Asy-Syura ayat 13). Kata kunci dari Al-Qur’an tetang ad-din ini adalah “aamanuu wa’amilush-shaalihaat”, beriman dan beramal baik dan sifat yang terkait dengan AD-DIN adalah ADIL. USyari’at adalah metode atau cara menjalankan ad-dinU. Syari’at dapat juga disebut program
implementasi dari ad-din. Jadi kalau Ad-din hanya satu dan seragam (Tauhid /Ke-Esaan Tuhan), program pelaksanaannya berbeda-beda sepanjang sejarah kemanusiaan. USetiap rasul membawa syari’atnya masing-masingU.
Kenalilah AKU!!!... 2
KENALILAH AKU
Ahmad Yusuf Badruzaman menulis :
https://www.facebook.com/groups/178562668899727/permalink/685086648247324/
Diriwayatkan dari Imam Al-Baqir bahwa Rasulullah SAWW bersabda, Allah SWT berfirman:
“Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Kudan
ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginannya(nafsunya) di
atas keinginan-Ku, melainkan Aku kacaukan urusannya, Aku kaburkan dunianya dan Aku
sibukkan hatinya dengan dunia serta tidak Aku berikan dunia kecuali yang telah Kutakar
untuknya.
Demi kemulian-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan
ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginan-Ku di atas
keinginan (nafsu) dirinya melainkan Aku suruh malaikat untuk menjaganya, langit dan bumi
menjamin rezekinya dan menguntungkan setiap perdagangan yang dilakukannya serta dunia akan
datang dan selalu berpihak kepadanya”.
------------------------------------------------------------------------------------
Agus Wirabudiman menulis : Ngiringan komen sakedik… :).
Hemat kami, Penekanan maknanya untuk memisahkan ALAM FIKIRAN MANUSIA tentang
perkara DZAHIR dan BATHIN. Gumpalan Memory ALAM FIKIRAN Manusia dipenuhi
Pengetahuan dari unsur Duniawi melalui Telinga (katanya),Mata (menyaksikan
dzahir/Duniawi) yang sifatnya BARU setelah Manusia terlahir ke Dunia.
Apakah selama dalam kandungan Ibu, kita berfikir akan terlahir ke Dunia? TIDAK.
Daya AKAL FIKIRAN zona Wilayah Kepala -> kerap berfikir Dzahir /Duniawi yang akan
membantu Nafsu (Mencapai Keinginan Duniawi) yang sering disebut “Menghalalkan Segala
Cara”. Sementara TUHAN (Demi kemulian-Ku, kebesaran-Ku,keagungan-Ku, keperkasaan-Ku,
nur-Ku, ketinggian-Ku dan ketinggian tempat-Ku)…dst
MAKA yang ditekan kan dalam Hadist (Diriwayatkan Imam Al-Baqir) tersebut di atas
“mengutamakan keinginan-KU di atas keinginan (Nafsu) dirinya” perkara BATHIN /Qolbi.
Dalam Hadis Qudsi Al-Mawa‟idz fil Ahadis Al-Qudsiyyah, Rasulullah SAWW bersabda, Allah
SWT berfirman :
*>Wahai manusia!...Kenalilah Aku sebanyak ni’mat-Ku yang Aku-berikan kepadamu
*>Wahai manusia!... Carilah Aku, engkau akan bertemu dengan-Ku.
Ingat pula pada keterangan Imam „Ali KW : “ru‟yatullah fid-dunya bi‟ainil-qolbi”.
Secara tidak langsung, keterangan tersebut memerintahkan ALAM FIKIRAN Manusia untuk
mendetksi KONDISI Bathin/Qolbi dalam dirinya “ru‟yatullah fid-dunyabi‟ainil-qolbi”, dimana
didalam Bathin terdapat DUA DAYA :
Kenalilah AKU!!!... 3
1. nur-Ku = Didorong dari Daya Non Materi /Ghaib (RUHANI).
2. Nafsu = Didorong dari Daya Materi /Dzahir (DUNIAWI).
FOKUSKAN Fikiran Tertuju Ke-Dalam Memperhatikan Gerak Ucapan Hati /BATHIN
“merhatikeun gerentes haté ” untuk memisahkan terlebih dahulu antara nur-KU<->Nafsu yang
terdapat dalam lingkungan Dada zona Kiri-Kanan. Ketika Alam Fikiran sudah terfokus dalam
memperhatikan Kondisi Bathin kemudian berbuat /bergerak /bekerja dalam segala hal (apa pun
profesinya) sesuai dengan Hati Nur’ain = Nurani, Pola Akal Fikiran pun akan Sehat…maka
“…Aku suruh malaikat untuk menjaganya”…dst.
Oleh karena itu sering-sering lah menggunakan Daya Akal Fikiran untuk Memperhatikan Kondisi
Gerakan Hati/Qolbi agar=>Daya Akal tidak tertipu dengan dorongan Nafsu (Duniawi) yang ada
didalam Hati/Qolbi itu sendiri. Mungkin begitu singkat nya. :) .
Wallahu‟alam
Agus Wirabudiman menulis :
Dasar Penjelasan No. 1. nur-Ku = Didorong dari Daya Non Materi /Ghaib (RUHANI). Salah
satunya berhubungan dengan tulisan ROH /RUH-ARWAH :
https://www.facebook.com/notes/agus-wirabudiman/roh-ruh-arwah/10151950705431394
2
ROH /RUH-ARWAH
3
ROH /RUH jamanya menjadi ARWAH :
SAMPURASUN, Gunem Catur sareng Duluru di tatangga Facebook, 21-03-2014 M,
https://www.facebook.com/roni.s.jayadireja/posts/4116151800286?comment_id=3177509
pamugi aya sasieur sabeunyereun aya pulungeun nana :
Roni S. Jayadireja Nyerat : 100% fisik manusia adalah unsur alam. 100% ruhani manusia
adalah milik Tuhan. Yg dikuasai oleh manusia hanyalah jiwanya (nafsani), jiwa yg mampu
menggerakan segenap dirinya utk berbuat baik ataupun buruk. Dan, hanya jiwa tuluslah yg akan
mampu melakukan dharma (amal shalih yg ikhlas), mjd media yg mengalirkan rahmat Tuhan
bagi segenap makhlukNya, tanpa kecuali.
As Doyeng BlekOk Nyerat : Wangsadharma, Dharmawangsa,. heuheu
Agus Wirabudiman Nyerat : di cutat sakedik ku simkuring kang : 100% fisik manusia adalah
unsur alam. 100% ruhani manusia adalah AMRI/Urusan/UTUSAN Tuhan....heheh .
Roni S. Jayadireja Nyerat : Pun ten = pun anten = jiwa diri yg tulus-suci.
Roni S. Jayadireja Nyerat : @Agus Wirabudiman, "wa nafakhtuhu fihi min ruuhi" , ruh
manusia bukan "utusan" melainkan bagian dari ruhNya.
Agus Wirabudiman Nyerat : Apa RUH itu???, QS.Al-Isro:85. Artinya : Dan mereka bertanya
kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk amri (perintah /utusan /urusan) Tuhan-
ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan (tetang roh) melainkan sedikit“.
Roni S. Jayadireja Nyerat : Iya kang... makanya 100% ruh itu milik Allah
Roni S. Jayadireja Nyerat : Konteks status saya adalah nafsani (jiwa), bukan ruhani (ruh).
Agus Wirabudiman Nyerat : Rada panjang kang ngabahasna...hehe , Karena jaman sekarang ini
kebanyakan kalau membahas RUH/ROH/ Urusan HIDUP dengan ayat QS.Al-Isro:85, seolah
tabu untuk membahas /mempelajarinya. Padahal SEDIKITnya Ilmu tentang Ruh yang diberikan
Allah adalah SEDIKITnya Ni'mat Allah yang diberikan. Pembahasan ini sudah saya Ringkas
dalam RINGKASAN ROH dalam TABAYYUN-II, mangga kang Roni tiasa Download di
http://www.box.com/s/6c8dc77cc6f281299951 atuh ringkesna ngeunaan RUH oge parantos
disingket deui dina seratan "Mulih Ka Jati Mulang Ka Asal" : http://sukapura.wordpress.com/,
simpulannya : 100% fisik manusia adalah unsur alam. 100% ruhani manusia adalah
AMRI/Urusan/UTUSAN Tuhan...
4
Roni S. Jayadireja Nyerat : Iya kang Agus Wirabudiman..., tabu krn ruhani itu bukan utk
diperbincangkan tp utk "dijalani"
Agus Wirabudiman Nyerat : Ya, atau Di-RASA-kan, RASA tidak akan berbohong!. Dari
"dijalani/menjalani" itulah baru dapat diperbincangkan Pengalamannya...heheh .
BUKAN hanya TABU, Lebih dahsyatnya lagi, Mempelarari Ruhani-melakukan Proses Ruhani-
Membahas Ruh dianggap Aliran Sesat-Syirik-Kafir...haha , saya mengalami tuduhan itu, setelah
berTABAYYUN baru terdiam.
Mempelajari Eksistensi RUH dalam Diri /atau pun RUH yg telah terpisah dengan Raganya
adalah :
1. Iman Kepada Yang Ghaib, IMAN/PERCAYA yang benar bukan sebuah ANGAN-ANGAN
diBICARAKAN /Melakukan Ikut-Ikutan tetapi SESUATU yang TeRASA/Menusuk QS.Al-
Hujuraat:14.
2. Urusan RUH adalah yang HIDUP di Dunia dan yang HIDUP di Akhirat.
3. tentang Ilmu Yaqin-Haqqul Yakin-'Ainal Yaqin,
4. Dengan Mengenal Ruh Diri kita, sebagai jalan pengetahuan membedakan antara Mata Lahir
dan Mata Batin/Hati/Qolbi yang pada akhirnya tercapailah apa yang ditunjukan "Ru'yatullah
fiddunya Bi'ainil Qalbi".
dst...tidak ada batasnya pengetahuan tentang RUH...
Simpulnya RUH sesuatu yang ada dalam DIRI sebagai Utusan/PerintahNYA yang adaNya
sementara dalam Dunia Kecil (RAGA) sebagai jalan pengetahuan untuk kembali kepadaNYA.
Mulih Ka JATI Mulang Ka Asal.
aduh...hapunten janten curhat kieu yeueueh...hehehe..., asa ka Jalanan ku seratan Kang Roni,
hehe...nuhun...nuhun _/|\_
Roni S. Jayadireja Nyerat : Iya Kang... ruh itu sulit dideskripsikan, apalagi dlm bentuk tulisan
Tri Bekti Nyerat : tanpa kecuali
Agus Wirabudiman Nyerat : Kang Roni hapunten bade nambihan seratan,… asa
kainspirasian…heheh
Ar-Aruh berasal dari kata Riiihun = angin sepoy-sepoy, atau tiupan angin yang lembut /semiliwir
angin, sangat berkaitan dengan ayat "wa nafakhtuhu fihi min ruuhi" = MENIUPkan /di-TIUP-kan
/TIUP.
5
Apabila kita mempelajari ANGIN sangat BERBEDA dengan mempelajari dari unsur ALAM
yang lainnya seperti AIR, API dan BUMI.
Kalau AIR, API, BUMI itu dapat dikenali dengan MUDAH (Dilihat, Diraba) kalau ANGIN???,
hehe :)
ANGIN dapat mudah dikenali ketika BERTIUP menggerakan Benda sekelilingnya dan TER-
RASA tiupannya, INI yang BESARnya dalam mengenali dari keberadaan ANGIN, sedangkan
mengenali yang Kecilnya adalah ketika kita bernafas baik melalui Hidung/Mulut.
Keluar-Masuknya Angin/Udara melalui Hidung/Mulut ini pun jarang kita KENALI dan kita
SADARI+Syukuri keberadaannya, padahal Air-Api-Angin-Bumi (PAPAT) tidak dapat
dipisahkan untuk kelangsungan Hidup di muka bumi ini.
Dalam kearifan local “AJARAN LELUHUR NUSANTARA” dikenal dengan konsep PAPAT
KALIMA PANCER yang dalam perkembangannya melahirkan CANDI/SANDI/Simbol Ajaran
yang dinamakan Lingga-Hiyang dan Lingga-Yoni “salah satunya”.
Dengan perbedaan keberadaan ANGIN/Udara dengan unsur lainnya yang tidak dapat diLIHAT
dan diRABA (DZAHIR) sama dengan Keberadaan RUH yang tidak dapat diLIHAT dan diRABA
(DZAHIR) menjadikan “RUH” sesuatu yang ada dalam Diri Manusia jarang diungkap
/dipelajari /dikenali oleh masing-masing Dirinya, bagaimana kita dapat BERSYUKUR kepada
TUHAN sementara kita tidak mengenal Hidup/Ruh diri kita sendiri sama saja seperti ORANG
GILA, dia hidup tetapi tidak punya arah tujuan seperti Bertiupnya Angin kearah barat-timur-
selatan-utara… Na‟udzubillahi min Dzaalik……..oleh karena itu dalam Al-Qur‟an sendiri di
Sindir-Silib kan Pengajarannya :
QS.As-Sajdah, 9 : Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya
ruhNya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu
sedikit sekali bersyukur.
Dengan Ruh-Nya, manusia dapat Mendengar, maka sejatinya RUH itulah yang Mendengar!
Dengan Ruh-Nya, manusia dapat Melihat, maka sejatinya RUH itulah yang Melihat!
Dengan Ruh-Nya, manusia memiliki Hati/NURANI, maka sejatinya RUH itulah yang
NUR‟AIN! (Mata Hati nya).
-----sehingga ketika Tubuh/Raga tidak ada Hidupnya/ruhNya maka telinga tidak mendengar!,
mata tidak melihat, jantung/qolbi/hati pun tidak memiliki NUR‟AINnya.----
HAL tentang inilah yang jarang Disadari oleh banyak manusia sehingga SEDIKIT SEKALI
YANG BERSYUKUR karena tidak mengenali Hidup/ruh-Nya sendiri.
6
Bagaimana DAMPAK akibat tidak Bersyukur/tidak Mengenali ruh-Nya???, tentu akan LUPA
/Ghafiluun /Lalai bahkan ingkar untuk Mengenal-Nya (Ma‟rifatullah), ingkar untuk bertemu
dengan-Nya……….inilah yang disindir pula dalam Al-Qur‟an :
QS. Ar-Ruum:7-8) Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan Dunia; sedang
mereka tentang (kehidupan) Akhirat adalah lalai. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara
manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.
//----Barang siapa yang buta di Dunia, maka ia akan Buta di Akhirat, dst…----\\
Keterangan yang menunjukan “Hudan” tentang RUH baik Al-Qur‟an maupun Al-Hadist sangat
banyak sekali sebagaimana yang telah kami rangkum dalam TABAYYUN-II Halaman 31-39,
namun lagi-lagi hanya karena “sedikit” berbeda menafsirkan-memahami dari QS.Al-Isro:85 kata
“Amrii” = Utusan/Urusan Tuhan-ku yang seolah-olah menjadi HARAM untuk mempelajari-
mengenali tentang ruhNYA yang berdampak sangat luas terhadap PERBEDAAN dalam
memahami Ajaran Islam.
Apabila telah mengenali runNya dalam tubuh kita, maka tentu saja salah satu manfaatnya dapat
melakukan Shillatur-ruhi sebagaimana yang diungkapkan Imam Al-Ghazali dalam menerangkan
tingkatan Shillatur-rahim. Shillatur-ruhi ini pula yang dicontohkan /disunnahkan oleh
Roasulullah SAW dalam berbagai kesempatan.
Contoh Aplikasi dari pemahaman-mengenali-menyadari tentang RUH dalam bertawassul seperti
dibawah ini :
Ila hadhdhratiin-nabi…atas kehadiran Nabi..dst
Ila hadhdhratii syaikh…atas kehadiran Syaikh..dst
Ila ruuhii….atas ruuh Fulan bin Fulan…dst
Dari Aisyah r.a, Saya mendengar Nabi SAW bersabda : “Arwah (jama’ dari Ruh) itu bagai
tentara yang berbaris. Mana yang bersesuaian berdampinglah dia, mana yang bertetangan
berjaulah ia”. (HR. Bukhari)
Begitu LUAS apabila diKUPAS…hehe , Luas dalam pandangan dan manfaat bagi Manusia,
Sedikit dalam pandangan Ilmu Tuhan (Qaliila).
Sakitu heula ti simkuring, etang-etang NGASAH Aji-Pangarti diri dina raraga “Silih-ASAH,
Silih Asih, Silih Asuh”. Hehe
Wallohua‟lam bimuroodih
7
Kang Roni hatur rebu nuhun janten kajalanan ku seratan ka Roni, pon kitu seratan kang Roni anu
tipayun ngeunaan Lafadz Allah tea,….rebu nuhun laksa keti kabingahan, Jazakallohu Khairon
Katsiro, pamugi gunem catur ieu oge aya/janten manfaat khususna keur diri sim kuring, umum na
kadulur salembur jeung ka dulur urut salembur. Amiin
Baktos
Tabe pun…_/|\_
Roni S. Jayadireja Nyerat :
Nuhun... _/\_
Agus Wirabudiman Nyerat :
sami-sami pisan, Gunem catur ieu ke bade kana PDF keun, sugan jeung sugan bisa jadi jalan
bukaeun Diri anak incu wanoh kana Dirina...hehehe .
Helmi Pakudjati Nyerat :
ruh, OS. nafs, AS.
Roni S. Jayadireja Nyerat :
Mangga dilajeng pangersa...
Agus Wirabudiman Nyerat :
Nafsun /Diri Manusia yang Se-Utuhnya yang terdiri dari JASMANI dan RUHANI. Kemudian
yang dimaksud "Innan-nafsa Laamarotim bis-suui", Dasarnya Nafsu ini adalah Batin/Dayanya
dari Saripati Air-Api-Angin-Bumi yang menyatu menjadi JASMANI, apabila Daya Batin (Nafsu)
dari saripati Air-Api-Angin-Bumi dapat dikendalikan oleh ruhNya yang dimaksud dalam tulisan
di Atas, maka NAFSU yang tadinya suka memerintahkan keburukan menjadi terkendali dan
dapat mengikuti Daya Kebaikan disebut dengan Nafsul-mutmainnah.
8
Mulih Ka JATI Mulang Ka ASAL
GUNEM CATUR dina Facebook.com Group Kisunda
MULIH Ka JATI, MULANG Ka ASAL
Suryana Mishbah nyerat :
Aya Bahasa Mulih ka dzati mulang ka asal... Anu jadi pertanyaan simkuring kumaha carana
supaya bisa mulih ka dzati mulang ka asal..sareung ari nu disebat dzati iyeu teh naon, ari asal
teh naon ? Nyuhunkeun wedarana ti baraya nu aub di grup Kisunda iyeu..sugan we aya nu
langkung uninga kana bahasa MULIH KA DZATI MULANG KA ASAL...
Richadiana Kartakusuma nyerat :
entong ku istilah 'DZATI" atuh janten lieur .... biiasa bae atuh 'JATI'
Agus Wirabudiman nyerat :
Bade dzati bhs.arab, bade jati kang Suryana?
Suryana Mishbah nyerat :
Maksadna kumaha kang.. Mun tiasa mah duaduana di bejar beaskeun..heh
Aji Muda Nagara nyerat :
mulih ka jati mulang ka asal
asal na bau mulih jadi bau deui
asal na heuras balik deui ka heuras
asal ti lemah cai mulih kalemah cai
tapi da mung saukur kurungna eta mah
jadi euweuh mulih ka dzati mulang ka asal
anu aya oge mulih ka jati mulang ka asal
ari jati lain albasiah
hihihi
mangga dilajeng kang Agus Wirabudiman
1
Yoppy Satria Nugraha nyerat :
Pilih ka jati panginten sanes mulih ah??? Uih deui atuh upami mulih mah benten sareng pulih.
...... Pulih (beres)
Agus Wirabudiman nyerat :
Upami Mulih ka dzati, Dzati anu dimaksad eta Dzatulloh, hartosna urang Mulih ka DzatNa,
sanes ka Asmaulloh, sanes ka Sifatulloh, mulih/pulih sanes ka Af’alullloh. Urang ti Alam
Dunya ieu bade Mulih teh sanes ka Surga sanes ka Naraka, tapi Mulih/Pulih ka Dzatulloh.
Anapon ari Surga mah (Kani’matan /Kasenangan /Mamanis) - Naraka (Kasangsaraan
/Kasusahan /Papait) tegesna eta kalebet Af’alulloh, ayeuna oge kasaksi-karasa hasilna,
kasorang-kapidamel-kalampah, di ojayan Surga jeung Naraka teh beurang jeung peuting.
Sugan aya anu nyebatkeun “Mulih ka Jannah/Surga, Mulang ka asal???”. Hehehehe ☺, tah
upami aya anu palay lebet ka Surga dibaturan ku 40 bidadari saparantosna PUPUS ngalalakon
di Alam Dunya, hartosna miharep Mulih ka Af’alulloh keneh, sanes Mulih ka Dzati
(Dzatulloh). Pangharepan anu kieu, teu keuna kana kecap dalil “Innaa Lillahi Wainnaa Ilaihi
Roojiuun”.
Anu kumaha atuh Mulih /atawa Pulih ka Dzati teeeh???.
Anu mana atuuuh anu Mulih /atawa Pulih ka Dzatulloh teeeh???, daaa geuningan buktos ari
Jasad /Waruga /Kurung nana mah di kubur, dibalikeun deui ka jero Kandungan (Bumi),
taaaah palih dieu namina disebat Ibu Pertiwi, hehehe ☺.
Ti tungtung sausap rambutna dugi ka handap sausap dampalna (Waruga) mah dipulangkeun
deui waeeee kana Kandungannana (Bumi) da eta tempat pangbalikan anu Sajati pikeun
Jasmanina.
Kandungan (Bumi) Indung Ka-kandungan=tuluy lahir (kaluar tina kakandungan indung),
tuluy balik deui kana Kandungan (Bumi).
Bumi/Lemah Cai/Tanah Air ieu disebatna Indung anu “Sajatina”...Mari kita berbakti kepada
Ibu Pertiwi Tercinta..heheh ☺
2
Mulih deui kana pertarosan…anu mana atuuuh anu Mulih /atawa Pulih ka Dzatulloh naaaa,
apan sadayana oge Af’alulloh (Padamelan Alloh)???. Manawi kadugi kutulisan, kaharti ku
pikiran...hehe☺
Urang udag tina katerangan Padamelan Alloh (Af’alulloh) waktos nyiptakeun MALAIKAT,
JIN, ADAM. Ieu ASAL dadamelanNana :
MALAIKAT didamel ku Alloh tina Cahaya
JIN didamel ku Alloh tina Seuneu
ADAM didamel ku Alloh tina Taneuh (Lumpur hitam yg diberi bentuk dst…).
QS.As-Sajdah, 9: Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya ruh-
Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu
sedikit sekali bersyukur.
QS.Al-Hijr, Ayat 29: Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadianya, dan telah
meniupkan ke dalamnya ruh-Ku, maka tunduk kamu kepadanya dengan bersujud.
Ruh ditiupkan langsung, dari Ruh-KU (Min-Ruuhiii)
Ari RUH didamel ku Alloh tina ???
QS.Al-Isro:85. Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
termasuk amri (perintah /utusan /urusan) Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
(tetang roh) melainkan sedikit".
Taaaaaah geuning kapanggiiiih, heuheuheu ☺, nyata geuning RUH dina jero ADAM /Jasad
/Waruga /Kurung JELEMA teh Amri /Parentah /Utusan /Urusan Alloh..
RUH diparentah /diutus ku Alloh kucara ditiupkeun tina Ruh anjeunNa (Ruhulloh) ka Jero
Waruga /Jasmani, dimana Jasmani ieu anu asalna tina KANDUNGAN BUMI. Janten anu
Mulih /atawa Pulih ka Dzatulloh teeeh, tegesna RUH anu langsung Urusan /Utusan Alloh.
Anu kumaha atuh Mulih /atawa Pulih ka Dzati teeeh???, nyaeta ka Dzat Laisa Kamitslihi
Syaiun (Dzat anu teu bisa disarupakeun jeung sagala rupa).
3
Kumaha supaya kapaham mikirna???. Walerannana mah, kumaha ari rupana rasa panas???,
Kumaha ari rupana rasa amis???, Rupana “Rasa” Panas jeung Rupana “Rasa” Amisna wae
urang teu apal, tapi nyata kasungsi jeung karasa ayana “Rasa” anu teu aya “Rupa-na”.
Tuluy pikiran ku urang dina mangsa urang keur dijero kandungan indung, ceuk beja ti indung,
sok usik-sok malik, aya soca teu ningal, aya cepil teu rungu, aya bahamna tapi teu aya ucapna,
aya irung teu ungsa-angseu….hehehe ☺, usik sausikna-mailik samalikna. Tah kitu geuning
beja (Elmu tina Kandungan) anu disebat ASALna urang memeh lahir ka Alam Dunya.
Janten upami Mulang ka ASAL teh, model keur dina kandungan indung, hartosna :
= Panon kantun buleudna, euweuh Paningalna, asalna oge teu Ningal
= Ceuli kantun Rebingna, euweuh Pangdanguna, asalna oge teu Rungu
= Irung kantung Molongona, euweuh Pangangseuna, asalna oge teu Angseu
= Baham kantun balemna, euweuh Pangucapna , asalna oge teu Ucap.
Dst…
Kamana atuh anu sok Popolototna?
Kamana atuh anu sok Sadenge-dengena?
Kamana atuh anu sok Saangseu-angseuna?
Kamana atuh anu sok Sesentak-Gogorowokannana?
Kamana atuh anu sok Tatajongna?
Kamana atuh anu sok Teuteunggeulna?
Sasatna Warguga /Kurung /Jasmani-na geus jadi Babatang, jadi Rokrak, Usik di Usikeun,
Malik di Malikeun kunu Ngurebkeun. Heuheu☺.
NYATA geuniiiiing SAJATIna anu Ningal teh sanes Panon buncelik, SAJATIna anu
Denge/ngarungu teh sanes Ceuli rebing, SAJATIna Ucap/Pangucap teh sanes Baham
calawak, SAJATIna anu Ngangseu teh sanes Irung molongo, SAJATIna Hirup teh sanes
Waruga/Jasmani….
PRAK geura diajar ngarak-rak samemeh jadi rokrak, geura Wanohan anu SAJATIna dina
Diri, prak geura Ningal teu kalayan Panon, Dangu teu kalayan Cepil, Ngucap teu kalayan
Baham, Lempang teu kalayan Suku…jst, elmu /kawanoh /kanyaho kana perkara anu
SAJATIna ieu disebut Elmu SAJATI pibekeleun Mulih ka JATI kalayan Elmuna.
4
Upami Mulih ka JATI bahasa Arabna DZATI, hartosna :
= paningalna Mulih kanu Maha Ningal bahasa Arabna mah (Al-Basor)
= pangrunguna Mulih Kanu Maha Rungu bahasa Arabna mah (As-Sama)
= pangucapna Mulih Kanu Maha Ucap bahasa Arabna mah (Al-Kalam)
= pangersana Mulih Kanu Maha Kersa bahasa Arabna mah (Al-Qudrot)
= elmuna/kanyahona Mulih Kanu Maha Uninga bahasa Arabna mah (Al-‘Ilmu)
= hirupna Mulih Kanu Maha Hirup bahasa Arabna mah (Al-Hayyu)
Dst…kitu oge upami Lulus dina migawena, saluyu sareng AsalNa Anu Maha Suci. katarima
hasilna, Sampurna dina PanampiannaNa.
Bade kecap bahasa DZATI (Arab) /atawa kecap JATI (Sunda) tujuannana mah AKUR ka
Gusti /Tuhan /Alloh /Ellohim, beda sotenan dina kecap BAHASA, BUDAYA (Cara Laku
Hirupna) masing-masing Suku, Bangsa anu pada-pada boga Hak sami pikeun
Mulih ka JATIna - Mulang ka ASALna.
Tah sakitu heula anan sakedikna, ieu oge panjang teuing…hehehe, etang-etang ngingetan diri
pribadi. Manawi katampi, hapunten anu kasuhun, hatur nuhun.
Wallohu’alam bimuroodih,
Baktos…
Agus Wirabudiman
http://www.facebook.com/notes/agus-wirabudiman/mulih-ka-jati-mulang-ka-
asal/10150916392761394
5
4. Naha aya AGAMA Pribumi NUSANTARA?
1. Kecap “AGAMA” (AGAMA PARAHYANG-NUSANTARA).
HA-GAMA (Ha=Hana=kang Hana=Nu Aya=GUSTI; jeung Gama = patokan /TATANAN)
http://sukapura.files.wordpress.com/2014/03/ageman.pdf
2. PERCAYA NGAGEM
Raména jaman Ayeuna Carita “ngaran” AGAMA baheula ajaran Parahu - HyangNa :
Lafadz Allah = Hyang/Gusti/Tuhan. Dina Sajarah Natanagara Nusantara : =
*Ngaran raména dikaitkeun “dinisbahkeun” kana ngaran TATANAN Nagarana /Tokoh
*Sadayana-na ogé pada ngajalankeun Ajaran Para-Hyang kawéntar Carita Parahyangan.
http://sukapura.files.wordpress.com/2014/03/ageman21.pdf
3. SAJARAH AGAMA & MERTAHANKEUN!
http://sukapura.files.wordpress.com/2014/04/ageman3.pdf
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 1
BAGIAN-I
Dari Milist : [email protected] ; [email protected]
Mar 1, 2014: Dimas Wuryanto Nyerat :
Kalau Agama Pribumi asli sebelum Urang Sunda ada agama apa yah ?
Ada gak rowayat orang Sunda asli di Nusantara ini !
Ada bukti bahwa urang sunda adalah ASLI di Jawa Barat ?
Coba tolong jawab barangkali Mr Hazairin bisa jawab gak !?
Jadi agama sunda Import atawa Export ?
--------------------------------------------Panambih Jawaban :---------------------------------- Moal sa-pati Aya-SADA kecap BAHASA lamun euweuh jinis-na
Nga RAJAH Ku-Ujang = Kujang Hirup Dadasar-I : AYA
SADANA SADA-NA = SuaraNya-FirmanNya-WahyuNya :
JAKA SADANA /SULANJANA; SRI SADANA /DEWI SRI
Rama-Buyut : Rambut (Ikatan, Tatali)
Rambut SADANA : TALIMENAR-TALIMENIR
(Naskah Wawacan Sri Pohaci)
|
sadaNa : HAYA => maké => HA-YA (AYA) simbol : I
//---------Pa-tembal–tembal Na-SADA-Na
Utusan - jeung nu – ngutusNa-----------//
Ga Ma Ya Ang Ga Ung Ing
*HA-GAMA = AGAMA | HYANG = YANG | HA-GUNG = AGUNG*
HA=1, NA=2, CA=3, RA=4, KA=5, DA=6, TA=7…dst
AJI-SAKA-PUWA-WISESA, SANG SAKA KRETA
(Sangskrit) + (Kawi)
HAGAMA-HYANG-HAGUNG
PA-RA-HU HiyangNa disebut PARA-HYANG |
Agama Yang Agung
Parahiyangan | ----------------------_/\_--------------------- |
Ari sadaNA PARAHIYANGAN téh, dimana???
Naha PERCAYA “punduh-pindah” jadi ka Hindia-Arab-Inggris-Cina???
Naha PERCAYA Yang Murba-Ing jagat raya téh pipindahan???
PERCAYA = Ngabenerkeun HAYA-NA (pokok tina Ngagem/Agem/Ageman/Agama)
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 2
RINGKASAN SAJARAH AJARAN PARAHIYANGAN
1 2 3
SULANJANA TALIMENAR
TALIMENIR DEWI SRI
SADANAHAYA-AYA
AIR
ANGIN BUMI
API
PANCER
RESI
RESI RESI
RESI
HYANG
4 5 6
RESI
RAMA RESI
RAMA
HYANG
RESI
RATU SUNDA
RAMA
HYANG
RESI
RATU SUNDA
RAMA
GALUH
HYANG
AGUNG
1. Jaman Purwaning Dumadi (Asal Sakaéh Asal) HAYA - AYA
2. Jaman Dumadi Sagala Aya = PAPAT KALIMA PANCER
3. Jaman Ka-Resi-an = Jaman dominan AIR.
4. Jaman Ka-Resi-an + Ka-Rama-an = Jaman dominan API
5. Jaman Tri Tangtu di Buana Sunda, Resi-Rama-Ratu = Jaman dominan ANGIN
6. Jaman Tri Tangtu SUNDA Nu MIBANDA = Jaman dominan BUMI
Jaman Galuh Ratu Sunda (Geger Hanjuang) /Galunggung
GaluhRa – GaludRa - Ga-Ru-Da (GARUDA NUSANTARA)
Hubungkan dengan penelitian arkeologi, justru di tanah Jawa ini telah ditemukan berbagai
fosil manusia purba yang berumur 1,5-1,75 juta tahun yang dikenal dengan sebutan "Java
Man" (Misteri "Java Man" oleh Bintoro Gunadi dalam HU Kompas) dan penemuan gigi
manusia purba oleh Dr. Tony Djubianto di wilayah Rancah dan Tambaksari Kabupaten
Ciamis (Jawa Barat) yang usianya lebih tua dari yang ditemukan di Sangiran, bukti nyata
di wilayah SUNDA ini telah berpenghuni sejak ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun.
Selain itu, telah ditemukan sejenis alat cor logam di sekitar Dago Bandung yang menurut
penelitian van Bemmelen (peneliti Belanda) usianya telah mencapai 125.000 tahun.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 3
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 4
AGAMA PARAHYANG : PAPAT KALIMA PANCER-NUSANTARA
Dina maca Sajarah Ajaran anu didugikeun di Jazirah Arab (Millah Ibrahim):
ASAL-USUL pikeun nerangkeun ruhNya /pancerNa/hyangNa :
1 2 3
AIR
ANGIN BUMI
API
PANCER
MALAIKAT
ADAM HAWA
JIN
ALLAH
TAURET
INJIL AL-QURAN
ZABUR
MILLAHIBRAHIM
4 5 6
‘ALI BinAbu Thalib
HASAN HUSEN
FatimahAz-Zahra
MUHAMMAD
SYARI’AT
HAQIQAT MA’RIFAT
THARIQAT
KAAFFAH
Keterangan No.4 :
A. QS.Ibrahim:4. “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa
(Lisan) kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada
mereka.,…”.
B. QS.An-Nisa:164. “…dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu…”. QS.Al-Mu‟min:78. “...ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu..”.
C. QS. Al-Maidah:48. “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang.(Syir’atan Waminhajan)”.
D. QS.Al-Baqaroh:148. “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia
menghadap kepadanya…”.
E. QS. Al-Baqaroh, 135. “…Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka
dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.
Inilah yang dimaksud Rahmatan Lil’alamin+Kaffatal-linnas, tidak harus seluruh manusia
untuk mengikuti Syari’at yang diterapkan di Ummul Quro/Mekah-Jazirah ARAB.
Tambihanna http://sukapura.files.wordpress.com/2013/06/ringkasantabayyun3.pdf
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 5
BAGIAN-II
1. Kecap “AGAMA” (Agama Nusantara).
HA-GAMA (Ha=Hana=kang Hana=Nu Aya=Gusti; jeung Gama=patokan/tatanan)
2. PERCAYA NGAGEM
Sampurasun…
Hapunten Kang Gun.. bilih telat ngawalerna, bari nuju pakepuk téa…hehe .
Mar 26, 2014, Gunawan Yusuf Miarsadireja Nyerat :
Kang Agus, naha satiap aliran kapercayaan tiasa dianggap agama ?
----------//---------- :
Ngahaturkeun rebu nuhun laksa keti kabingahan, bingah teu aya papadana, pertarosan akang
éta kalintang agungNa, margi pertarosan ngudag kana perkawis Pakuan-Pajajaran, “naha
satiap aliran kapercayaan tiasa dianggap agama ?”.
Aya Pameunteu LUAR (Extern). Aya Pameunteu JERO (Intern).
Numutkeun Pameunteu LUAR (Extern): jaman kiwari, tikawit anu Ngawasa (Pamarentah)
katut Rahayatna, réana ngarojong yén kecap AGAMA téh dipaké-na ku 6 ngaran Agama,
Hindu, Buda, Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Konghucu. Sedengkeun anu boga
kecap AGAMA tegesna Bahasa Indonesia (Bahasa Nusantara /IBU Pertiwi) anu
mertahankeun kana CIRI (identitas,“Syi’ar”) + CARA (“Syari’at”) Hirup Luluhur IBU
Pertiwi-na ku jaman kiwari disebutna “ALIRAN” /atawa “SEMPALAN” tina anu 6 ngaran
Agama tadi… “/atau singkretis” cénah.
Upami KANYATAAN kiwari samodél kitu hatosna IBU+RAMA, Karuhun Luluhur urang
baheula téh Primitive, Animismeu (Nyembah Roh), Dinamismeu (Nyembah Benda, Patung,
Batu..jst). Pon kitu dina ngolah(Administrasi Nagara), “ALIRAN” ieu mah teu di kelola ku
Mentri AGAMA!!!..., dina hartos PAMEUNTEUna kana anu disebut “Aliran” tadi = LAIN
AGAMA, /atawa teu kaasup AGAMA.
Pameunteu JERO (Intern) : Jaman kiwari numutkeun penelitian, tikawit Sabang sapai
Merauke aya +/- 230an (hapunten bilih lepat) kelompok Masyarakat Adat anu mertahankeun
kana CIRI (identitas,“Syi’ar”) + CARA (“Syari’at”) Hirup Luluhur IBU Pertiwi-na sesuai
Adat Budaya tempatna. Anapon Ciri Ajaran UTAMA salah sawiosna “Ngahortmat ROH
/RUH Luluhurna”, Cara Ritualna LAHIRna sapertos Nyasajén, Nyeunget Menyan…dst.
Mertahankeun, pangna kitu ogé teu sa-pati diPERTAHANkeun, tikawit CIRI+CARA Ajaran
Luluhur /Karuhun nana éta, lamun teu KaRASA manpaatna Lahir kalih Batina. Cirining
boga=NGAGEM KaPercayaan /KaTeguhan Dirina (teu Luak-Léok=PANCER BUMI).
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 6
Janten sok sanaos kunu réa ngajamanan ayeuna Luluhur Nusantara katut anu
Mertahankeunnana disebut Primitive, Animismeu, Dinamismeu, ogé disebutna ngan ukur
“ALIRAN”, pikeun dirina moal matak jadi panghalang pikeun Ngagemna.
Anapon elingan /pamahaman kana istilah “ALIRAN” anu dimaksad ku Kang Gun… “naha
satiap aliran kapercayaan tiasa dianggap agama???”, tah ieu mah kumaha ANGGAPAN
pamahaman /elingan jalma réa baé…hehe . Upami pamahaman SAJARAH, BAHASA
kecap AGAMA, BUDAYA sapuk, sa-reundeuk sa-igel, sa-bobot sa-panampian khusuna
Urang Sunda anu PAPASTÉN Hirup di tatar Pasundan “Poseidon” (Jawa Barat-Banten)
sakumaha anu didugikeun ku sim kuring kamari
http://sukapura.files.wordpress.com/2014/03/ageman.pdf “salah sawios alitna”, kantun
gotongroyong merjuangkeun /ngusulkeun kanu keur Ngawasa Nagara (Pamarentah) supaya
ka-asup AGAMA, pasti /nyata anu +/- 230 kelompok Masyarakat Adat + “Aliran
Kapercayaan-nana” téh dikelola ku Mentri AGAMA+Mentri2 lainna, hartina AYA ADIL
dina ngajalankeun Pancasila ka.1. Ka Tuhanan Yang Maha Esa.
Upama geus kitu, hartina….Satiap Aliran Kapercayaan di Nusantara éta Agama. Harti anu
AGUNGNA…, IBU+RAMA baheula, Karuhun /Luluhur urang di Nusantara téh geus boga
HA-GAMA (Ha=Hana=kang Hana=Nu Aya=GUSTI; jeung Gama=Patokan/TATANAN),
“alias Non Primitive”.
Raména jaman Ayeuna Carita “ngaran” AGAMA baheula ajaran Parahu HyangNa :
Ringkesna baé --------------Rupi-rupi Generasi Ka-RESI-an---------------
Neras Jaman Aki Luhur Mulya (Ki-Sunda) /Aki Tirem+Nini Tirem.
Jaman Salakanagara ku Dewawarman disebut raména jaman Agama Dewa-Dewa
Di India asalna Dewawarman, ku baturna disebut raména Agama Hindu
tuluy daratang deui ka Nusantara bari mawa STEMPEL Ajaran Hindu…hehe .
Jaman Tarumanagara disebut raména Agama Budi /Buda. MaTarum…dst.
Jaman Sunda ngawasa disebut raména Agama Sunda
Jaman Galuh ngawasa disebut raména Agama Galuh
Jaman Galuh Hyang Agung disebut raména Agama Galunggung /Elmu Galunggung.
Jaman Galuh Pakuan Pajajaran disebut raména Agama Sunda Pajajaran
*Ngaran raména dikaitkeun “dinisbahkeun” kana ngaran TATANAN Nagarana /Tokoh*
Sadayana na ogé pada ngajalakeun Ajaran Para-Hyang kawéntar Carita Parahyangan.
Emut deui, euweuh Agama anu teu hadé, Pikukuh Agama Sunda Pajajaran Tabayyun :
http://sukapura.files.wordpress.com/2013/06/ringkasantabayyun3.pdf, hal:9.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 7
Rék kusaha deui diperjoangkeun-nana Harkat-Martabat Luluhur téh, lamun lain ku anak-
incuna da…keur Ka-RAHAYU-an Harkat-Martabat Bangsa anak-incuna kénéh, margi
Bangsa Arab-Ingris-India-Cina mah moal merjuangkeun nana!... hehe .
Moal aya kaNYATAan, anu ngaleuwihan Pagawéan. = Gawéan! supaya Nyata!...
Gawé-na! : Sepi-ing pamrih, ramé-ing gawé; Mamayu hayu-ning bawa-na.
Guuuung Aguuuung… Bral… Prung…Prak…
_//\\_--------------- | ------------------_//\\_
||---Ké…ké… kééé heula ulah jangji rusuh Bral… Prung…Prak…, margi Tékad Hana-ing
Juangna (Hanjuang)na tacan Buleud!!!, hehe … Aya kénéh nyangkérok karémpan-sugan
akibat geus réana pamahaman Agama (firqoh2, madzhab2)na boh dina ngaran Islam, Hindu,
Buda, Karestén, Konghucu :
||--Naha kudu pindah Agama jadi Agama ngaran Parahyang /Sunda??? Teu kudu!...
Lantaran euweuh Agama anu teu hadé!...
||--Naha kudu ngajalankeun Nyasajén???, Teu kudu!, ari tacan harti Elmu-na mah.
||--Naha Agama Luluhur Nusantara téh ajaran Tauhid/Monotéis???,Tauhid = Tunggal.
Parantos dijelaskeun (Tabayyun) dina seratan TABAYYUN-II.
Download : http://www.box.com/s/6c8dc77cc6f281299951
||--Naha aya paréntah dina Al-Qur‟an kalih Conto /Sunnah Kanjeng Nabi Muhammad SAW
dina Merjuangkeun nanjeurkeun nana Ageman Luluhur-na anu parantos Tauhid téh?, supados
nalika Bral…Prung…Prak….Hana-ing Juang-na kenging Ridha Allah SWT /Ridha GUSTI
NU MAHA SUCI, kenging Syafa‟at Kangjeng Nabi Muhammad SAW, kenging sapaat
KaRUHun Suci IBU Batari - RAMA Batara béh dituna ti Jajaran PARAHYANG???, Tangtu
AYA, margi Ajaran Rohmatan Lil‟alamin + Kaaffatal-linnas téa.
(*)Anapon Sindir-Silib-Sampir-na dina Al-Qur‟an kalih Sajarah Sunnah Nabi-na :
A. QS.Asy-Syuura:13. “Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah
diWasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa
yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama
(meng-Esakan Tuhan) dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya (Ke-Tuhan-an
Hyang Maha Esa /Tauhid)…”.
Upama aya jalma ijid, ngahalang-halang kantenan ngahina saparantosna nampi penjelasan
(Tabayyun) yénta Luluhur Nusantara (Ngagem Tauhid), badé pangakuan Agama naon waé
(Hindu, Buda, Islam, Kristen, Konghucu) QS.Asy-Syuura:13. “…Amat berat bagi orang-
orang Musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. …”. Éta sajatina kaom Musyrik!.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 8
(*)Kumaha Sajarah Sunnah Nabi SAW-na dina Abad 6-7 Masehi :
Ringkesna baé : dina Ringkasan Tabayyun-III, hal:5. *SYARI’AT AGAMA.
Download http://sukapura.files.wordpress.com/2013/06/ringkasantabayyun3.pdf
B. Papastén Nu Maha Ngatur pikeun nata Nagari Ummul Quro (Al-An‟am:92, Asy-
Syuura:7). Pikeun nagarawat Baitul„Atiq (Rumah Tua-Imah Kolot, Al-Hajj:29, Al-
Ahajj:33), Tutunggul Patilasan /Atsarna-na IBU Siti Hajar+RAMA Ibrahim.
Pamugi Rundayan ieu tiasa ngabantos kana Sajarah ngeunaan Millah Ibrahim :
1.NABI IBRAHIM+SITI HAJAR, 2.NABI ISMA’IL (Ummul-Quro)
\\------------------------------------------------------------------------------------//
1.NABI IBRAHIM+SITI SARAH, 2.NABI ISHAK, 3.NABI YA'QUB, 4.NABI YUSUF
\\------------------------------------------------------------------------------------//
1.NABI IBRAHIM+SITI SARAH, 2.NABI ISHAK, 3.NABI YA'QUB, 4.LEVI (Kakak YUSUF),
5.KOHATH, 6.IMRAN, 7.NABI MUSA (TAURAT)-NABI HARUN(Kakak-Adik).
\\------------------------------------------------------------------------------------//
1.NABI IBRAHIM+SITI SARAH, 2.NABI ISHAK, 3.NABI YA'QUB, 4.YAHUDZA (Kakak YUSUF, Asal
Kaum YAHUDI), 5.BARES, 6.HASRUN, 7.RAUM, 8.UMMANIZAB, 9.YAUKSAUN, 10.SALMUN,
11.YUAR, 12.UFIZ, 13.ISYA, 14.'UWAID, 15.NABI DAUD (ZABUR), 16.NABI SULAIMAN, 17.|???--?--
???|, 18.HEZEKIAH, 19.|???--?--???|, 20.HELI, 21.MARYAM, 22.ISA (INJIL)
\\------------------------------------------------------------------------------------//
1.NABI IBRAHIM+SITI HAJAR, 2.NABI ISMA’IL, 3.HAIDIR, 4.ARAM, 5.'ADWA, 6.WAZZI, 7.SAMI,
8.ZARIH, 9.NAHITH, 10.MUKSAR, 11.AIHAM, 12.AFNAD, 13.AISAR, 14.DESHAN, 15.AID, 16.AR'AWI,
17.YALHAN, 18.YAHZIN, 19.YATHRABI, 20.SANBIR, 21.HAMDAN, 22.AD-DA'A, 23.'UBAID,
24.'ABQAR, 25.AID, 26.MALKHI, 27.NAHISH, 28.JAHIM, 29.TABILKH, 30.YADLAF, 31.BILDAS,
32.HAZA, 33.NASHID, 34.'AWWAM, 35.OBAI, 36.QAMWAL, 37.BUZ, 38.AWS, 39.SALAMAN,
40.HUMAISI', 41.ADD, 42.ADNAN, 43.MA'AD, 44.NIZAR, 45.MUDAR, 46.ELIAS, 47.MUDRIKAH,
48.KHUZAIMAN, 49.KINANA, 50.AN-NADR, 51.MALIK, 52.FAHR, 53.GHALIB, 54.LU'AY, 55.KA'AB,
56.MURRA, 57.KILAB, 58.QUSAI, 59.'ABD MANAF, 60.HASIM, 61.ABDUL MUTHALIB,
62.ABDULLAH, 63.NABI MUHAMMAD SAW (AL-Quran). Nanjeurkeun Ka-BAITULLAH-an.
C. Adat Budaya /ritual Sa‟i (Lari2 kecil) antara bukit Shafa-Marwah yang dilakukan secara
turun-temurun oleh keturunan /dzuriat Nabi Isma‟il (minoritas), oleh kaum Musyrikin
Quraisy yang juga masih dzuriat dari Nabi Ismail + mayoritas ummat Yahudi (tidak
seluruhnya) + mayoritas ummat Nasrani (tidak seluruhnya) pada waktu itu dianggap
prakték menyimpang “Primitive”, dengan Kehadiran Nabi Muhammad dari BANI
HASIM selaku penerima WASIAT /AMANAT merawat “Ka‟bah /Baitullah” QS.Al-
Baqarah:125, bukit Shafa dan Marwah sebagai Syi’ar, QS.Al-Baqarah:158.
“(Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah(Hiyang /Gusti
/Tuhan…)”. SEJARAHnya adalah untuk mengingat perjuangan IBU Siti Hajjar dalam
usaha mencari air dengan berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 9
D. Al-An‟aam:67. Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (tempat letak)
terjadinya dan kamu akan mengetahui.
FAKTA ILMIAH BENUA ATLANTIS ITU INDONESIA http://saripedia.wordpress.com/2012/06/08/fakta-ilmiah-benua-atlantis-yang-hilang-itu-
ternyata-indonesia/
Bukti Keberadaan Sulaiman Di Indonesia : http://atlantissunda.wordpress.com/2011/06/16/bukti-keberadaan-sulaiman-di-indonesia/
Benang Merah Indonesia Sebagai Pusat Peradaban Atlantis Dan
Negeri Saba‟ http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/09/05/benang-merah-indonesia-sebagai-
pusat-peradaban-atlantis-dan-negeri-saba/ Ini Hipotesis dari KH Fahmi Basya dan para
Muridnya, mengenai kebenarannya tentu masih harus diteliti lebih lanjut secara
komprehensif dan detail. (Red. Ahmad Yanuana Samantho)
Ternyata berdasarkan hasil riset Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang
dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah,
bahwa sebenarnya “CANDI BOROBUDUR” adalah bangunan yang dibangun oleh
“TENTARA NABI SULAIMAN” termasuk didalamnya dari kalangan bangsa Jin dan
Setan yang disebut dalam Alqur‟an sebagai “ARSY RATU SABA”, sejatinya PRINCES
OF SABA atau “RATU BALQIS” adalah “RATU BOKO” yang sangat terkenal
dikalangan masyarakat Jawa, sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama
ini dikenal sebagai patung Budha, sejatinya adalah patung model bidadara dalam sorga
yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model dan berambut keriting. Dan seterusnya….
*-----Salah satu Syari‟at Nabi Sulaiman memerintahkan Membuat Patung----------*
QS. SABA‟.13: “Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari
gedung-gedung yang tinggi(Maharib) dan patung-patung (Tamatsil)…”.
Sabagian katurunan Kanjeng Nabi Ibrahim (Isma’il ti IBU Siti Hajar) ditempatkeun di
QS.Ibrahim:37. “…di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah
Engkau (Baitullah) yang dihormati,….”,
RAMA Ibrahim+IBU Hajar, ISMA‟IL->MUHAMMAD->Jazirah Arab-> KA‟BAH
Syari’atnaKa’bah Bersih tina Patung-Patung
RAMA Ibrahim+IBU Sarah, DAUD->SULAIMAN->Nusantara-> Candi BOROBUDUR
Syari’atna Nyieun Patung-patung (Ka-RATU-an /Karaton).
Analisa : Nuduhkeun KARAKTER Dasar Manusa di Dunya dipangaruhan kulingkungan
Alamna (Geografisna antara Nusantara jeung Jazirah Arab), ieu ogé salahsawios sabab
bédana Metode /Cara /Syari‟at Agama anu diterapkeun ku Rosul-rosul–ParaHiyang
diNagarina sewang-sewangan anu tinangtos sadayana ogé Numutkeun Wahyu Kersaning
Anu Maha Ngatur = Elingan Sanghiyang Darma-Wisésa téa ceuk Ki-SUNDAna mah.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 10
Ash-Shaaffaat:83. “Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar
termasuk golongannya /pengikutsetianya(Nuh) /(SYI’AH Nuh).”.
Nabi NUH /NOAH, Kumaha jeung Dimana???...hehehe , aduuuh panjang teuing…urang
pungkas waé dugi kadieu heula. Ayeuna mah geura Bral…Prung…Prak…Juangna,
WASIATna GALUNGGUNG téa, IBUna Galuh Ratu Sunda (GARUDA) NUSANTARA,
ulah nepika SAJARAH tinggal dongéngna, TUTUNGGUL tinggal Tugulna, Kabuyutan
/Makam-na tinggal Bala-na, nyaaaa pantes di Nagri urang ayeuna barala kalakuan nana, margi
réaaa anak-incu-na geus dangka ka IBU+RAMAna, ka-asup sim kuring baheula “teu apal
téa”, moal aya hampura Gusti lamun teu aya hampura IBU+RAMA Abdi. Aduuh Ampuuun
Gustiii, tobat Abdi, puuuun paraluuun nyanggakeun bakti Abdi.
Aduuuh, hapunteeen…hapunteeen anu kasuhun Kang Gun… bilih sim kuring Tutur
Langkung Saur, pamugi tiasa katampi, kirangna!, éta mah kakirang sim kuring baé…
Rampeees…, Mugi Rahayu Sagung Dumadi.
Baktos _/\_ pun Agus Wirabudiman.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 11
BAGIAN-III
1. Kecap “AGAMA” (AGAMA PARAHYANG-NUSANTARA).
HA-GAMA (Ha=Hana=kang Hana=Nu Aya=GUSTI; jeung Gama=patokan/TATANAN)
http://sukapura.files.wordpress.com/2014/03/ageman.pdf
2. PERCAYA NGAGEM
Raména jaman Ayeuna Carita “ngaran” AGAMA baheula ajaran Parahu - HyangNa :
Lafadz Allah = Hyang/Gusti/Tuhan. Dina Sajarah Natanagara Nusantara : =
*Ngaran raména dikaitkeun “dinisbahkeun” kana ngaran TATANAN Nagarana /Tokoh*
Sadayana-na ogé pada ngajalankeun Ajaran Para-Hyang kawéntar Carita Parahyangan.
http://sukapura.files.wordpress.com/2014/03/ageman21.pdf
3. SAJARAH AGAMA & MERTAHANKEUN!
Sampurasun…
Salajengna :
Mar 28, 2014, Gunawan Yusuf Miarsadireja Nyerat :
||---kuring geus maca eta naskah kaasup sabaraha naskah sejen, lain wae tina eta tulisan tapi
tina sababaraha buku sejen, kasup tulisan ti tokoh tokohna, kaasup survey lokasi di cigugur,
ciparay,---||---logika-na kieu bae urang baduy nu ngagem sunda wiwitan asli nu geus ratusan
taun cicing di banten (nu masarakatna fanatik kana islam) tara diganggu komo deui aya
pacokredan---||---, ieu komunitas di luar baduy mani gampang pisan nuduh yen urang islam
sok ngalakukaeun panindesan tos ratusan taun deui ka eta komunitas, naha eta nu diajarkeun
ku eta komunitas ?
(---------Seratan diluhur ku sim kuring nganggo penggel---||----) :
||--Aduh geuning éta Kang Gun… sakitu Lébar jeung jerona Mapay-mapay “sajarah”na,
tangtos munel eusina ogé. Nuhun..nuhun.
Catatetan :“Keyakinan masyarakat Baduy bersumber dari ajaran Sunda Wiwitan. Ajaran
ini melahirkan pikukuh sebagaimana titipan Karuhun (Leluhur).”
||--Logika-na deui, naha sakur-sakur anu ngahormat, ngajalankeun Ageman-na Karuhun
(Luluhur-na) anu diluar Baduy KUDU sarua ngajalankeunnana sapertos Urang Baduy anu
katingal jaman ayeuna!!!, pédah sarua aya kecap “Karuhun (Luluhur-na)” kitu!!!...?.
Upami Logika-na Kang Gun sapertos kitu, lajeng aya “komunitas” /masyarakat anu ngaku
ngagem Sunda Wiwitan, masyarakat ieu langsung dicap! ngagem Sunda Wiwitan PALSU,
lain ti Karuhun tapi ti Jurig /Belis …jrrd!!!. Sabab anu ti Karuhun mah aya di Baduy.????
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 12
Taaah…sedengkeun pikeun nangtukeun /ngahukuman dina perkawis AGAMA (Ad-Diin)
kudu SASMITA /‟Ainal-yaqin “Siddiq” naha ti Jurig/Belis…atawa memang SAJATIna
Karuhun /Ruh SUCI?, teu cukup ku ukuran Logika /Akal panon Dzahir manusa, margi jalan
pikeun dugi kana „Ainal-yaqin, urang kudu apal heula kana ngabédakeun Raga kalih ruhNA
“Muutu qobla ‘antal mauta” téa!, dadasar ngeunaan ROH, kanggo pangemutna tiasa di
Download ROH /RUH-ARWAH :
http://sukapura.files.wordpress.com/2014/03/ruh_facebook.pdf
FB : https://www.facebook.com/notes/agus-wirabudiman/roh-ruh-arwah/10151950705431394
Salajengna urang longok SAJARAH AGAMA kalih MERTAHANKEUN-nana
3.a. SAJARAH :
Islam di Sunda geus sumebar 2 abad samemeh Wali 9 http://sunda.andyonline.net/2011/07/islam-di-sunda-geus-sumebar-2-abad.html : =
“Tina naskah-naskah kuno bisa dicindekeun yen agama Islam teh saenyana geus sumebar di
tatar Sunda jauh saméméh Dewan anu Salapan aya,” ceuk Undang Darsa, M.Hum., salah
saurang ahli pilologi nu kawilang nyongcolang. Anu dimaksud Déwan Salapan ku ieu dosen
Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung téh taya lian iwal ti Wali 9.
Dina sajarah lokal di Cirebon, disebutkeun Bratalagawa sanggeus nganut agama Islam
jeung ngalakonan ibadah haji datang deui ka tatar Sunda taun 1337 Maséhi. Katelah ku
sebutan Haji Baharudin nu sanggeus mukim di Cirebon sarta nyebarkeun Islam dijulukan
Haji Purwa Galuh, duméh Bratalagawa téh urang Galuh munggaran nu munggah haji.
---------------------||--------------------------------------------------------------------------dst
Amit ampun paralun Neda Widi Ka Gusti Nu Maha Ngatur, lajeng widi ka papada (Ahli
Sejarah, Ahli Agami, Ahli Pilologi..dst), lajeng widi ka luluhur khususna ka Eyang
Bratalagawa katelah Paku Haji /Haji Purwa Galuh, Lalakon Bratalagawa anu kapungkur
tukang Lalayaran dagang ka wewengkon Sumatera, Cina, India, Srilanka, tepi ka Arab,
Kiwari baris dibuka, PAPASTÉN Hirup Nu Maha Ngatur pikeun Eyang Paku Haji, Lalakon
hirup-na pikeun Caturkeuneun ka anak-incu Jaman kiwari dina perkawis Agami.
Ringkesna baé :
1. Bratalagawa, naha mantenna ngagem Kapercayaan ka Gusti /atawa heunteu nuju salami
lalayaran dagang téh???, Percaya, Ngagem!, Ageman-nana sakumaha Ajaran anu diagem
ti Bapak, Aki, Buyut, Bao (Karuhun)…dst. Margi mantena sering lalayaran dagang,
mangbulan-bulan, mangtaun-taun antukna kolot umur dijalan /pangumbaraan (tempat
Dagang). Srog ka lembur pangumbaraan (pikeun dagang) dugi di wewengkon India, ari
elmu dagang “lamun hayang payu dagangan-nana” kudu deukeut jeung masyarakat
satempat “konsumen /calon anu rék meulina-na”.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 13
A.) Nalika katempo ku Panon, kacatur ku Carita, Ritual Ciri + Cara “Syari‟at”-na Urang
Hindi (India) dina ngajalankeun Kaagamaan-nana, aya kamiripan jeung nu diagem
Bratalagawa waktu harita dina HAL : (1). Nyeungeut menyan /dupa, (2). Nyasajén
/Nyuguh /Ngukus, (3). Ngagungkeun /Ngahormat ROH /Ruh-Arwah Luluhurna. (4). Loba
patung-patung /Candi ditempat ritual-na.
B.) Nalika srog ka lembur pangumbaraan (pikeun dagang) di wewengkon ARAB (Jazirah
Arab), Bratalagawa salaku bangsawan terah Raja Galuh, ku Bangsawan di Jazirah Arab di
Kafir-keun, di Musyrik-keun “margi Non Muslim” /teu ngajalankeun Ciri + Cara
/“Syai‟at Islam” sakumaha Ritual Bangsa-wan Arab-téa, atuh kantenan baé ageung kana
matak!!!..., matak kirang laku barang dagangan (moal bisa balik ka-Lembur)!!!...hehe ,
katurug-katutuh Ajaran Islam di Jazirah Arab-na dina mangsa Tahun 1300an (Abad 14)
Masehi keur haréng-héng Silih Sesatkeun, Silih Musyrikkeun, Silih Kafirkeun, Silih
Bobok, Silih Tarok ku masalah Sajarah BANGSA-na katut Ka-Agamaan nana, sakumaha
anu paratos di jelaskeun ringkesna dina TABAYYUN-II, hal:8-10.
Pon nya kiiiituuu… Bratalagawa Kaya Harta (Sodagar) nalika Ibadah Haji ka Baitullah,
Sholat boh ngurilingan “Ka‟bah” /thowaf-na (Cara Ritual-na), dititénan sabudeureun
Ka‟bah (Wangunan Jangkung Badag, Pasagi Opat dituruban lawon Hideung) weléh teu
manggihan Sasajén, teu manggihan Parupuyan, teu manggihan patung disabudeureun
BAIT-ALLAH téh, ngan disunnahkeun cenaaah nyium HAJAR Aswad (Batu Hideung)
anu ditunda, diliangan BULEUD juru Ka‟bah nyagkerok di jero!!!.
Cag…urang tunda nepi kadieu, Bratalagawa nuju ngajalankeun ritual Haji di Jazirah Arab,
urang longok Bratalagawa saparantosna ti Haji, saurnah salin Nama, salin baju Pamaké,
kecap ngaran ASALna Bratalagawa = Batara-Lagawa (ngaran tina Ageman Ka-Bataraan
ti Kolotna) janten Haji Baharudin. Kecap “Haji Baharudin” tina bahasa arab, gelar Haji
jaman kiwari jadi budaya instilah “gelar” pikeun ummat Islam di Indonesia anu parantos
ngalaksanakeun Ibadah Haji. Sedengkeun kecap “Baharuddin” tina kecap bahasa arab
“Baharun;Ad-Din”, Baharun=Laut; Ad-Din=Agama; Laut Agama /Lautan Agama /Agama
Laut, nyurupkeun nana mah kumaha raosna baé. Upami ngalongok SAJARAHna diluhur,
meunang Pamaké /Agem /Baju-na ti sabrang-ngeun pulo Sumatera (Nyabrang Laut).
2. Haji Baharudin, nyebarkeun Islam di Tatar Pasundan (SUNDA) kawit di Cirebon, dina
pamadegan-nana waktu harita Ciri “Syi‟ar” + Cara “Syari‟at” Ritual Kapercayaan ka
GUSTI anu dijalankeun ku KaRajaan Galuh boh masyarakat Galuh-na éta sarua jeung anu
dilakukeun ku Tokoh Agama+Masyarakat India, boga kasimpulan waktu harita yén
Agama anu diterapkeun di Karajaan GALUH meunang nyonto Ajaran Agama India, dina
pikirna (Haji Baharudin) teu aya salahna lamun dirina salaku terah Bangsa-wan Galuh
nerapkeun Ciri “Syi‟ar” + Cara “Syari‟at” Ritual meunang Ajaran Agama ti Arab-na.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 14
Haji Baharudin anu munggaran salin Baju Pamaké, kawentar disebatna Haji Purwa Galuh,
nyebarkeun /da‟wah ka kalangan Istana Karajaan pon kitu teu kalangkung ka Rahayat
Galuh-na, materi Da‟wah-na Tauhid, Syahadat, Bid‟ah, Syirik, Kafir jeung sajabana,
sakumaha elmu meunang ti PANYABAAN téa.
3.b. MERTAHANKEUN!
Catetan Panumbu Carita Pakwan Pajajaran : Pada Prasasti Batu Tulis (Bogor), di sana tertulis
: “Ini sasakala. Prebu Ratu purane pun diwastu diya wi ngaran Prebu Dewataprana diwastu
diya dingaran Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakwan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata”.
*Sri Baduga Maharaja masa kecilnya diasuh dan dibesarkan bersama kakenya bernama
Prabu Wastukencana (Majalah SIMPAY, Edisi 01/Mei/2012).
-------------------------------------------------------||---------------------------------------------------
Misi Da’wah ka Istana Galuh, Ku Raja Eyang Prabu Wastukencana, Haji Baharudin
/Bratalagawa (JAYA ANTEA versi Pantun Bogor Rakéan Kalang Sunda) téh ditamping
kalayan dariya, nanging perkawis tujuan Da‟wahna, Karajaan jeung Rahayatna geus maké
Patokan Gusti /Tatanan ti Sanghyang Agung /Ageman Amanat Luluhur. Haji Baharudin
salaku terah Karajaan kénéh, lajeng kaluar ti Karaton maksad bade teras deui ka Cirebon,
disapaparat jalan tangtos waé ku rahayat Galuh pada ngahormat, misi ka Istana na teu acan
hasil, neras da‟wah ka rahayatna. Satiap dugi dipadukuhan, mantena teu lepas bari da‟wah,
nyaaa… sabagéan aya anu milu sareng Haji Baharudin “pindah Ageman”, réa kénéh ogé anu
pengkuh mertahankeun Ageman-nana waktu harita mah.
Haji Baharudin neras ka Cirebon bari mawa batur “rahayat” anu ngabdi /mi Guru ka
mantena. Mingkin hareup-mingkin hareup, rahayat Galuh mimiti sahéng ku masalah Ageman,
réang patéma-téma, pamakéna geus warna-warni, carita na ogé warna-warni Prabu Anom
“anu bakal jadi Raja” satuluyna /terah Karajaan anu parantos ngagem Islam, kitu raména…
http://sunda.andyonline.net/2011/07/islam-di-sunda-geus-sumebar-2-abad.html : =
Abad ka-15, kira-kira taun 1416 Maséhi, di Tanjungpura (Karawang) badarat Ulama ti Campa (Viétnam), Syéh Hasanudin nu tadina milu ka rombongan armada Cina nu dipingpin ku Laksamana Chéng Ho. Di Karawang, Syéh Hasanudin nu katelah ku
julukan Syéh Quro ngadegkeun pasantrén. ---------
Ku raja-raja Sunda, ceuk Undang Darso, sumebarna agama Islam di tatar Sunda, henteu dipandang hiji ancaman. “Nu matak Prabu Wastukencana teu ngaharu biru Haji Purwa
(Haji Baharudin), Syéh Quro, Syéh Datuh Kahfi nu nyebarkeun agama Islam di wewengkon Pantura Jawa barat. Asal ulah ku cara paksa pirusa, ulah tepika
ngabalukarkeun riributan,” pokna.
*Ulama Campa (Raja Campa)=Syéch Abu Abdullah nikah ka Condrowati, Silsilahna di :
http://sukapura.files.wordpress.com/2014/01/suga.pdf ; halaman : 16.
||-//-Rombongan Laksamana Cheng Ho, perang PARÉGRÉG-\\-teu acan kabahas didieu!!???.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 15
Catetan : 1). Eyang Prabu Wastukencana (Raja) = teu ngaharu biru /teu dihukum /teu
ngahalang-halang Haji Baharudin ku pédah geus pindah Ageman, lianti éta Haji Baharudin
/Bratalagawa masih terah Galuh. Anu Luhung tur Wijaksana dipalih dieu SAHA?, naha Haji
Purwa /atawa Prabu Wastukencana?,...hehe .
Catetan : 2). Armada PERANG Cina lengkep jeung Rebuan tentarana kaasup Syéch Abu
Abdullah (Raja Campa, asal turunan GUJARAT “Bukan Cina”) + Syéch Hasanudin anu milu
dina éta rombongan dipimpim ku Laksamana Cheng Ho, di PASUNDAN?Ya… teu kajadian
Perang, tapi di wétan kawéntar Perang PARÉGRÉG téa.
Catetan : 3). Haji Baharudin tukang Lalayaran dugi ka Cina baheula naha tepang sareng
Laksamana Cheng Ho + Syéch anu sanésna “tepang sono sa-Ikhwan Muslim???” anu
ngajantenkeun Armada Perang Cina ieu teu peperangan di Pasundan téh, naha kupédah aya
Bangsawan Galuh anu parantos Muslim???... “wallohu‟alam”, anu jelas, Eyang Prabu
Wastukencana salaku Raja ngaluarkeun ultimatum ka Haji Baharudin, Syéch Hasanudin
(Syéch Quro), Syéch Datuh Kahfi nu nyebarkeun agama Islam di wewengkon Pantura /basisir
Jawa Barat ayeuna : “Asal ulah ku cara paksa pirusa, ulah tepika ngabalukarkeun riributan
/Peperangan”. Dipalih dieu deui anu Elmu Luhung tur Wijaksana dina hal AGAMA saha?,
...hehe .
Eyang Prabu Niskala Wastukencana, parantos nyiapkeun putu na (Sri Baduga /Dewataprana,
Majalah SIMPAY, Edisi 01/Mei/2012) dina widang ka-Rohanian, ka-Pamaréntahan jeung
widang-widang séjénna, Eyang Prabu Ningrat Kancana anu ngagentos Ramana, dina
Kapamimpinan nana langkung nguatkeun kana widang rohani (KaResian) tinimbang kana
Kapamarentahan nana (KaRamaan), ku hal sakitu mantena kawentar gelar Dewa Niskala.
Putra Eyang Dewa Niskala (Dewataprana, anu diasuh, ageung sareng Akina), masih ngora
tapi geus kakoncara satatar Pasundan, para PANDITA (Ahli Kaagamaan Sunda-Galuh)
diunggal padukuhan kalintang ngahormatna, putu asuhan Eyang Prabu Niskala
Wastukencana, nguatkeun deui Jati Sunda satatar Pasundan kalayan PAKU JAJAR, nuju
ngalalana-na rupi-rupi nami landian ka anjeuna sakumaha kalungguhan anu nuju dipedarna
baé. Saparantosna diistrénan janten Raja, gelarna Sri Baduga Maharaja /Jaya Dewata,
Nagarana Galuh Pakwan Pajajaran.
Salajengna pikeun nentremkeun rahayat Pajajaran waktu harita anu ahéng ku loba masalah,
kaasup kaAgamaan, Istana Kraton Galuh Pakuan Pajajaran ngaluarkeun embaran / sapertos
“Ma‟lumat /Fatwa” :
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 16
Catetan, kenging ti Ambu Richadiana Kartakusumah : Pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja /Prabu Silihwangi ada embaran mengenai pedoman hidup /19/” ... tan krêta ja
lakibi dina urang reya, ja Ioba di sanghiyang siksa”. “Tidak merasa aman yang berkeluarga di lingkungan khalayak karena mereka yang
melanggar Sanghyang Siksa”.
Sri Baduga Maharaja /Jaya Dewata nikah ka Kentring Manik puputra Surawisesa, Sri Baduga
ogé nikah ka Subanglarang (Putri Syéch Datuh Kahfi) puputra Larasantang+Rakean Santang.
Larasantang + Rakean Santang diajar Islam ku Akina (Syéch Datuh Kahfi) ogé Rakean
Santang ngalalana diajar kaAgamaan kaunggal tempat teu kalangkung ka para Pandita.
Larasantang ditikah ku Maulana Malik Ibrahim puputra Syarif Hidayatullah (Sunan Gng.Jati).
Pangeran Cakrabuana (Rakean Santang /Ki Santang) ngagem Elmu Islam sareng ajaran
/Elmu ti Para Pandita (Resi-resi) Karajaan Galuh Pakuan Pajajaran waktos harita.
Lacak Ki-Santang /Pangeran Cakrabuana.
Dina WANGSIT SILIWANGI :
“Dia nu di beulah kulon! Papay ku dia lacak Ki Santang! Sabab engkéna, turunan dia jadi
panggeuing ka dulur jeung ka batur. Ka batur urut salembur, ka dulur anu nyorang
saayunan ka sakabéh nu rancagé di haténa….”.
Kutipan PANTUN BOGOR (Rakean Kalang Sunda) :
Samalah Nyaliara Aya Beja; Yen Mun Raja Pajajaran; Terus Bae Mumunjung Ka
Matapoe; Nagara Pajajaran; Baris Lebur Kahuru; Baris Kalaparan Euweuh Tumbalna!....
Cenah Tumbal Hiji2na Nyaeta Raja Mudu Disundatan; Jeung Somah (Rahayat)
Sakabehna; Mudu Ngucap Hiji Mantra Nu Basana Lain Basa Pajajaran !!!
Tapi Saenyana Mah; Ceuk Nu Nyaho Rahasiahna; Eta Mantra Tea; Dina Hartina
Sabenerna Sarua Bae; Jeung MANTRA Pajajaran, Beda Soteh ; Ngan Wungkul Dina
Petana! (Cara “Syari’at”-na)
Jelema Anu Nyieun Somah Pada Barobah; Jadi Dangka Ka Rajana; Jeung Mariceun Tali
Paranti Karuhun; Ku Raja (“Eyang Prabu Wastukencana”) Teh Kanyahoan!.....
Catetan : 1). Tutur Amanat intern Karajaan, Eyang Prabu Wastukencana ka incu na => Sri
Baduga Maharaja /Jaya Dewata => dicatet ku para pengikut setiana anu ngiring waktos
Mundur Na Pajajaran “Sanés ka Alam Jin!!!”.
Catetan : 2). Sanghyang Siksa: Kanda ng Karêsyan, Sewaka Darma.., naskah masa Sri
Baduga Maharaja, WANGSIT SILIWANGI, PANTUN BOGOR Rakean Kalang Sunda,
sareng naskah-naskah anu sanésna, nandeskeun yén Sri Baduga Maharaja /Jaya Dewata anu
teu incah balilahan dina AGEMAN-nana /atawa Non Muslim /atawa “Non Ciri+Cara Syari‟at
Islam=ARAB” dugi ka wafatna /dikubur biasa.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 17
Kutipan PANTUN BOGOR (Rakean Kalang Sunda) :
//……………….Geumpeur- keu2ng- sieun- ambek- rusuh- nyeri- sedih- keuheul....!
kabeh jadi hiji dina tarungna URANG PAJAJARAN ngalawan musuh anu bilanganana
hanteu nanding; jiga geus kitu muduna; ditangtukeun KU NU NYIEUN LALAKON;
silalatu jiga disebar kamana-mana; nyundut hateup imah nu jarauh; …………..//
Ngalawan bari Mundur, Mundur bari Ngalawan, Mundur Lain Éléh Jajatén, Tapi Mundur
Nedunan PAPASTÉN!!!.., Papastén Nu Nyieun Lalakon, Sanghyang Jagat Nata (GUSTI).
Salajengna Cunduk Waktu dina Mangsa-Na, Sri Baduga Maharaja ngadugikeun Papastén-
Na(GUSTI) anu katelah jaman ayeuna WANGSIT SILIWANGI :
//………….…………….Lalakon urang ngan nepi ka poé ieu, najan dia kabéhan ka ngaing
pada satia! Tapi ngaing henteu meunang mawa dia pipilueun, ngilu hirup jadi balangsak,
ngilu rudin bari lapar. Dia mudu marilih, pikeun hirup ka hareupna, supaya engké jagana,
jembar senang sugih mukti, bisa ngadegkeun deui Pajajaran! Lain Pajajaran nu kiwari,
tapi Pajajaran anu anyar, nu ngadegna digeuingkeun ku obahna jaman! Pilih! ngaing moal
ngahalang-halang. Sabab pikeun ngaing, hanteu pantes jadi Raja, anu somah sakabéhna,
lapar baé jeung balangsak……………………………dst.---//
------Dayeuh Pajajaran parantos ancur lebur, dayeuhna teu kasampak (ancur!) ------
Pasukan anu ngatasnamakeun “Islam” dipimpin ku Al-Kowanah /Jaya Antéa, anu ngaku-
ngaku Prabu Anom /terah Galuh raména “pewaris Raja anu parantos ngagem Islam”
ngarurug Istana Galuh Pakuan Pajajaran. (PANTUN BOGOR Rakean Kalang Sunda).
||-----------------Numawi aya dongeng sumebar ayeuna dimasyarakat “Prabu Siliwangi (Bapak)
éléh perang ku Budakna (Prabu Kiansantang), teras Prabu Siliwangi jeung baladna jadi Urang
Leuweung /Jadi Maung /meong Belang /meong Putih, bahkan ngahyang ka Alam
Jin…cenaaah, Rakyat pengikut Prabu Siliwangi ogé dikutuk janten Lauk Dewa Cibulan-
Kuningan ayeuna”. Ieu... tugas Urang Sunda saréréa pikeun menerkeun nana!--------||
Ki Santang anu SAJATI-na lungsur ti Patapaan Gunung Cakrabuana, lajeng ngayakeun
runding siang wengi dina sababaraha kali di Cirebon (“di Cirebon aya tempat Sawalana
Pangeran Cakrabuana”), nyawalakeun sareng Maulana Malik Ibrahim, Sunan Kalijaga, Sunan
Bonang, Sunan Gunung Jati (masih muda). Wirehna aya kajadian Pasukan ngatasnamakeun
Islam “Jihad” anu ngarurug Karajaan Galuh Pakuan Pajajaran.
Jaya Antea+Pasukan-na éta ngalanggar aturan Amanat Luluhur Eyang Prabu Wastukencana
salaku Raja waktu baheula ka Haji Baharudin, Syéch Hasanudin (Syéch Quro), Syéch Datuh
Kahfi nu nyebarkeun agama Islam Wiwitan di wewengkon Pantura /basisir Jawa Barat
ayeuna : “Asal ulah ku cara paksa pirusa, ulah tepika ngabalukarkeun riributan
/Peperangan”.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 18
Sunan Kalijaga lajeng nepangan Sultan Demak (Raden Patah) “Anu keur Jaya di wétan”.
Singketna, Pasukan Demak anu dipimpin langsung ku Raden Patah ngagabung sareng
pasukan kasultanan Cirebon anu dipimpin ku Ki Santang SAJATI pikeun newak+ngahukum
Jaya Antea anu ngaku-ngaku Prabu Keansantang “pewaris Tahta Raja cenaaah!”. Pasukan
gabungan ieu langsung dipimpin ku Ki Santang gelarna Pangeran Cakrabuana.
WANGSIT SILIWANGI : “Daréngékeun! Nu kiwari ngamusuhan urang (Jaya Antéa /Al-
Koawanah dan Pasukan-nya), jaradi rajana ngan bakal nepi mangsa, …”.
Pasukan Jaya Antea anu keur ngawasa Istana Galuh Pakuan Pajajaran (Istana Bogor
Ayeuna) akhirna bubar, sumebar teu puguh arahna, sumebar kamana-mana, Jaya Antéa anu
ngangken Prabu Kiansantang ditewak /dihukum ulah incah ti wewengkon anu ayeuna
disebut ngaran GODOG (Panggodogan), Sancang-Garut.
Lajeng disawalakeun deui kanggo ngalajengkeun deui Galuh Pakuan Pajajaran “Pajajaran
Anyar”, Pangeran Cakrabuana milih mulih, lajeng netep di Cirebon neraskeun nyesepuhan
Kaagamaan, sedengkeun Prabu Surawisesa neraskeun, ngawangun deui Tatanan Karajaan
dina kondisi parantos lemah ku kondisi “Dayeuh teu Kasampak” katambih rahayat Pajajaran
+ para Pandita Pajajaran anu satia nyarengan Sri Baduga Maharaja parantos sumebar ka
Wetan - Kaler - Kulon - Kidul.
*Masa Penjajahan Portugis & Belanda :
WANGSIT SILIWANGI : “…tanah bugel sisi Cibantaeun dijieun kandang kebo dongkol.
Tah di dinya, sanagara bakal jadi sampalan, sampalan kebo barulé…”.
Pangeran Cakrabuana (Ki-Santang) anu ngajelaskeun SAJATIna Ageman Sunda
Pajajaran, TATALI PARANTI KARUHUN (salahsawios Cirina Nyeungeut Menyan;
Nyasajén) anu diagem ku ramana (Sri Baduga kalih rahyat Pajajaran) ka Para Wali, Para
Santri Islam di Kasultanan Cirebon. Tidieu ngalahirkeun Ulama-ulama anu ngahormat ka
Karuhun Sunda, Galunggung, Nusantara, ogé salasawiosna ngalahirkeun rupi-rupi Thariqoh
Islam anu ngudag kana Ajaran Islam SAJATI-na (Haqiqat-Ma‟rifat).
Sunan Bonang – pernah bertutur, seperti yang tertulis dalam Suluk Wujil sebagai
berikut : Artinya : “manakah yang disebut sholat yang sesungguhnya?Janganlah menyembah
bila tidak tahu siapa yang disembah…”.
Sri Baduga Maharaja, Raja Galuh Pakwan Pajajaran mingkin seungit /mingkin
wangi teu kalangkung dikalangan ummat /Ulama Islam harita dugi ka Majapahit - Sultanan
Demak - Mataram pada mireueus, kawentarna PRABU SILIWANGI.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 19
Majalah SIMPAY, Edisi Perdana 01/Mei/2012
---Halaman : 18.
Letjen (Purn) H Solihin GP :
Iraha Siliwangi eleh perang? Gagal dalam satu
pertempuran pasti pernah. Tapi, kalah perang tidak ada dalam kamusnya. Dan dijamin tidak
akan pernah kejadian.
---Halaman :05. Apa Siapa Sejatinya
PRABU SILIWANGI
Layaknya manusia biasa, ia meninggal dunia
seperti makhluk Tuhan lainnya. Sama sekali tidak ngahiyang, tilem, atau berpindah ke alam
ghaib. Jasad Prabu Siliwangi dikuburkan di daerah Rancamaya, Bogor.
Sebagian materi hasil dari Seminar di Sukabumi Tanggal 05-April-2012.
-------------------------||---------------------
Lalakon Pribadi dina Nuju Nyukcruk Galur
Mapay Laratan Karuhun. Pituduh wartos ti pun
Aki, yen Eyang Prabu Siliwangi nuju Anom na, kantos ibak di sumur 7 Cibulan-Kuningan.
Dina sasih Mei-2011, mios ka Cibulan, maksad sim kuring oge rek mandi di sumur 7,
namung saméméh mandi, kuncén nyarankeun kudu nyekar “ziarah” heula ka Makam sesepuh
lembur Dukuh-Cibulan, namina Eyang PURBA WISESA. Lajeng waé jiarah heula +
dipimpin tawasulan ku kuncen. Atuh saterasna simkuring pribadi Neneda Ka Gusti Nu Maha
Widi supados ditepangkeun sareng sesepuh lembur di Makam ieu…..----------------//
Wangsul ti Cibulan, lajeng laporan ka pun Aki, pun Aki Nangis bungah, ngabenerkeun kana
pamendak sim kuring yén Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja) = Prabu Purba Wisesa
ramana Prabu Surawisesa (Bogor). Ari kuncen anu nganteur sim kuring mah terang na teh
Sesepuh lembur weeeh sareng nami Gedung Pendopo Kuningan PURBA WISESA saurnah
dicandak tina nami sesepuh Lembur Dukuh-Cibulan ieu.
Ti kawit Desember 1999 - Mei 2011, pun Aki teu kantos maparin wartos Saha-Dimana
Sajatina Eyang Prabu Siliwangi téh. Pun Aki Wafat (Mulih ka Jati Mulang ka Asal),
November-2011. Pun Aki rupina ngahaja disumputkeun! Papastén Gusti!, dina raraga
ngadidik sim kuring “sina ngorehan sorangan, boh dina Sajarahna + pangalaman Ruhani-
na!!!”, hehe… .
Pun Aki (Aki babaturan gawé Thn 1998), Desember 1999 kawit ditepangkeun ku babaturan,
Aki anu ngawanohkeun kana masalah RON /RUH-ARWAH ka sim kuring. Namung nya
kitu.., pun Aki mah teu masantrén saurnah, jadi teu bisa ngadalil…hehe .
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 20
Sawangsulna, sim kuring salila ngobong dipasantrén “diajar ngaliwet”..hehe , teu
diajarkeun Cara /Metode-na /teu aya “kurikulum”na dina ngabahas kana ngenalkeun ka Diri
masalah Roh /Ruh-Arwah mah. Panjang lalakon, alon-alon bari diteuleuman, disungsi tur
dirasa pituduh-piwuruk pun Aki téh, pituduh-piwurukna lain tutunjuk kabatur!!!, tapi estuning
kana Diri baé. Salajengna sim kuring mendakan seratan Bapak Engkus Ruswana K, Pikiran
Rakyat. Sabtu, 14 Juni 2003, http://sukapura.wordpress.com/2008/06/30/memprihatinkan-
penulisan-sejarahnya-hanya-warisan-penjajah/ ;
Geuniiiing eusina sarua jeung anu keur dikaji ku sim kuring, lajeng dipariksakeun ka pun Aki.
Ari pun Aki serii bari pok nyarios “aduh..nyaa-an dikoréhan, kapanggih weee, hehehe ”,
tiharita sim kuring nembe terang yén Metode /Cara Nyungsi Diri, Elmu ngeunaan Roh pun
Aki, silsilah Elmu-na ti Bapak Mei Kartawinata.
Kumargi sakitu, upami aya sangkut pautna ngeunaan Ajaran Bapak Mei Kartawinata, sim
kuring sok rajeun kumawantun ngiring ngajelaskeun nana sakumaha anu ka-alaman tur
kasungsi ku pribadi baé, sapertos dina TABAYYUN-II (AGEMAN SUNDA Numutkeun
AGEMAN MUHAMMAD) Ping 02-Feb-2012 Masehi. Ping 10-Nov-2012 & 17-Nov-2012
Kapendak Lingga-Yoni kalih Linggahyang (Kabuyutan Galuh Hyang Agung /Galunggung).
Puuun paralun hapunten anu kasuhun ka para Ahli Sajarah, sim kuring ngoréhan sajarah ti
marantena, namung sakali deui neda tawakuf sihaputenna upami dina nyimpulkeun,
nguraikeun, ngurutkeun sajarahna teu sami sareng pamendak sim kuring, tiantawisna sapertos
dina nangtoskeun (Jasadnya di Kubur /tidak Moksa) Makam Eyang Prabu Siliwangi diluhur.
Mulih deui kana perkawis TATALI PARANTI KARUHUN sapertos Ngukus, kaserat dina
Naskah Wasiat Karuhun Sukapura RADEN INDRAYUDA 16 Juli 1892 M dina tatacara
ngarawat /miara Kabuyutan mangrupi Kujang, Pedang, Goong sareng anu sanesna. Tina data-
data ieu oge tiasa dijantenkeun rujukan Ritual KaAgamaan Sunda (Karuhun) masih dianggo
kénéh dikalangan Bupati Sukapura. Buktos, anu ngajalankeun Amanat Karuhun-na (Leluhur)
sanés di BADUY wungkul + ogé tinangtos teu kalangan Bupati Sukapura wungkul.
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 21
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 22
Menjelang Kemerdekaan-RI; 1900 – 1945 : Sejarah Nusantara Digali Kembali
- Naskah Pangeran Wangsakerta 1678 (Nganteur Pamuka Jalan, di Cirebon).
WANGSIT SILIWANGI :
//-----------Ti dinya, waluku ditumpakan kunyuk; laju turunan urang aya nu lilir, tapi
lilirna cara nu kara hudang tina ngimpi. Ti nu laleungit, tambah loba nu manggihna.
Tapi loba nu pahili, aya kabawa nu lain mudu diala! Turunan urang loba nu hanteu
engeuh, yén jaman ganti lalakon ! Ti dinya gehger sanagara. Panto nutup di buburak ku
nu ngaranteur pamuka jalan; tapi jalan nu pasingsal!.-----------// : =
- Titi Mangsa 17 September 1927 Bapak Mei Kartawinata, berjuang menyadarkan
/membangunkan rasa patriotisme Kebangsaan..dst. TABAYYUN-II, Halaman : 44-51.
- B. J. O. Schrieke, 1916, Het Boek van Bonang - Utrecht: DenBoer
- Residen Poortman 1928 mendapat tugas dari pemerintah Belanda untuk menyelidikinya;
apakah Raden Patah itu benar2 orang Tionghoa tulen?...
- Anthropoaleontologi Von Koningswald; Geologi Van Bemmelen.
- Prof. Dr. R.P.Koesoemadinata : “Menjelang Perang Kedua banyak sekali situs artifak
(kebanyakan serpihan obsidian) yang diketemukan di bukit-bukit yang mengelilingi
cekungan Bandung.”. ….dll.
Salajengna sim kuring ogé sok nyaksian Aki nyasajén, tidinya sim kuring seueur tataros,
kumaha maksadna, tujuannana, carana sareng sajabina, saurnah “Tatali Paranti Karuhun”
CARA adab Karuhun kapungkur. Panjang lalakon, dugi ka sim kuring nalungtik naha ari di
ARAB “Urang Arab Muslim” anu nyeungeut menyan ARAB teu disebat ajaran Hindu, ari di
Urang Sunda disakopét daun-keun jeung ajaran Hindu, tuduh Musrik???.
Kapikir ayeuna mah, ooooh meureun Sajarah di Urang mah geus sumebar jeung nerap
dimasyarakat, dituluykeun ku sabagéan Ahli Sajarah, yén Karuhun Sunda téh Agama Hindu
sarua jeung di India, kitu ogé meunang nyutat carita lalampahan Bratalagawa (Cirebon) anu
lalayaran dugi ka India “Hindu”, mulih ti Haji disebat Haji Baharudin /Haji Purwa Galuh.
Kalintang bingahna nalika nuju aya lalakon ka-Sukapuraan, maos Naskah Wasiat Karuhun
Sukapura Raden Indrayuda, kudu Ngukus (Nyasajén+Nyeunget Menyan) dina ngarawat
Kabuyutan Sukapura, bungah margi parantos diajar ti pun Aki téa Elmu-na.
----------Rasa SukaPura dugi ka Tanjung Pura Pananggeuhan---------
Atuh kabeneran ogé kamari anyar kénéh pun Adi ipar parantos ngabimbing anu UMROH,
oléh-oléh na téh tiantawisna nyandak menyan/dupa ARAB kumplit sareng wadahna logo
Arab Saudi…lamun di urang mah disebut Parupuyan-nana…heheh .
Numutkeun pun Aki kapungkur : “Kuruhun Sunda mah leuwih ti heula…, Urang Hindu ogé
dialajar ti Urang Sunda”. Mangsa kiwari Widi Gusti bukti symbol dina Tunggul dibuka-na :
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 23
GALUH RATU SUNDA
KRISNA IBU BATARI + RAMA BATARA
HINDU SUNDA
Tétéla Urang Sunda mah Luhur, Batara Karang Nunggal maparin didikan Ajaran KaBataraan
ka Batara Krisna. SUNDA maparin, Simbulna di Luhur nurus ka Handap, HINDU /Hindia
/INDIA nampi, wadah calawak aya turusan beureum ti Luhur, symbol Cai Ngeclak =
Cikaracak Ninggang Batu, lila-lila jadi Deklok!!!...hehe . Cai=Ka-RESI-an.
Kailhaman /KaInspirasian nongton Film MAHABARATA dina ANTV, lajeng mios ka
Kabuyutan ping 31 Maret 2014, nyandak gambar “difokuskeun” anu aya dina Linggahyang.
Guuung Aguuung Nu Maha Agung, hatur rebu nuhun ANTV…hehehe .
Naha Kabuyutan SUNDA badé sina diaku Agama Hindu, di aku anu Urang India???
SAJARAH anu Pasingsal kudu Gotongroyong Lempengkeun, Lain pikeun dendam Silih
Curiga – Silih Tuduh – Silih Salahkeun keur jaman kiwari mah, “Ulah Ngalieuk Ka-
Tukang!!!”. Tapi Kudu Silih Lengkepan, Silih Lempengkeun, Silih Asah-Silih Asuh-Silih
Asih, Keur SAHA?, keur Urang Sunda kénéh, Umumna Satatar Nusantara.
Atuh teu di aku ku jalma réa Urang Sunda-na mah, sawios Aku sim kuring bae…hehe .
Sakitu heula ti sim kuring, puuun paralun ka-sadayana…
hapunten anu kasuhun, sanés kumawantun…
Rampeees…, Mugi Rahayu Sagung Dumadi.
Baktos _/\_ , pun
Agus Wirabudiman Supa Galuh Ratu Sunda
Karang Pamidangan Parahyangan
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 24
BAGIAN-IV
PANAMBIH KETERANGAN SIMBOL AJARAN
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 25
LQ Hendrawan menulis : *Sampurasun
Jaman dahuluuuuu... para LELUHUR bangsa KITA sudah mencapai
pemahaman mengenai : tata-ruang / tata-wilayah, tata-suara, tata-kuasa, tata-
bahasa, tata-tertib, tata-dharma, tata-salira, tata-karma, tata-nagara, tata-buana...
dll..... hingga persoalan tata-surya....
Sumber :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=524080044388589&set=a.128914833905114.242
38.100003597935880&type=1&permPage=1
--------------------------------------------------
Mudah-mudahan dengan Album TATA.17-08.2014 ini, sebagai salah satu "bagian kecil"
Bukti Keluhuran Leluhur dalam "TATA" yang perlu dikaji lebih dalam.
TATA-SALIRA, TATA-NAGARA..dst.
Disusun, 17 Agustus 2014 M.
1. Itungan Sinjagaan.
( Nama Hari sudah disesuaikan dengan yang digunakan sekarang)
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 26
2. HUBUNGAN ITUNGAN SINAJAGAAN dengan LOKASI
KABUYUTAN LELUHUR NUSANTARA :
Di sekitar GUNUNG PAYUNG pun di kelilingi Kabuyutan, seperti Panyiraman, Guha Kaki
Gunung Payung, Gunung Bedug, Sanghiyang Bedil (Batu Bedil), Sanghyang Kuda (Batu
Kuda yang Besarnya), Sanghyang Korsi (Batu Korsi), Makam Kiyayi Jaga Berok, Makam
Eyang Lenggang Kencana, Makam Walasungsang (Gunung Walang) dan banyak lagi yang
lainnya.
Sedangkan yang mengililingi “bagian luar gambar di atas” adalah Leluhur dari Ibu=Rama
yang di makom kan di Gunung Payung. Adapun Silsilah Keturunan IBU BATARI + RAMA
BATARA sebagai berikut :
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 27
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 28
3. HUBUNGAN PETA SINAJAGAAN dengan BENTUK Makam-Makam
di GUNUNG NAGARA, Pameungpeuk GARUT :
A. Makam 2 Gunung Nagara Membentuk Peta SINAJAGAAN :
B. Makam SALAWÉ, Gunung Nagara-GARUT, Makam Kosong (Tanpa
Dikelilingi Batu sebagai mana Makam disekitarnya) :
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 29
C. Batu BEULAH di Gunung Parang dan Gunung Nagara Garut
D. Sebagian Bentuk Tunggul-Tunggul di Makam Gunung Nagara, Garut :
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 30
E. PANYIRAMAN di Gunung Nagara, Garut :
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 31
MAKA Hunungan Gunung Parang-Langkaplancar dengan Gunung
Nagara-Garut adalah sebagai berikut :
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 32
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 33
4. Symbol di Atas dan di Bawah, Pemberi dan Penerima :
RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan 34
5. CABANG-CABANGnya :
Ternyata seluruhnya sedang menceritakan dan mengajarkan dalam perkara MENATA-DIRI,
MENATA-KELUARGA, MENATA-UMMAT, MENATA-DUNIA DLL… tentang Ilmu
TATA-KABUYUTAN Leluhur Nusantara /Bangsa Matahari (SUNDA).
35 RINGKASAN TABAYYUN-IV (4). Midangkeun Papat Kalima Pancer, Karang Pamidangan Parahyangan
RINGKASAN TATA-SALIRA DI BUANA
Ageman SUNDA Ajaran Parahyang Supa Galuh Ratu Sunda, Karang Pamidangan Parahyangan
I. PAPAT KALIMA PANCER
1. PANCER = Murba Ing Jagat Raya, Puwaning Dumadi = HYANG
BESAR = PAPAT : Air-Api-Angin-Bumi.
2. KECIL = Papat : Saripati Air-Api-Angin-Bumi (RAGA)
PANCER = Murba Ing Jagat Diri /Buana Panca Tengah=hyangNA/KuringNA/akuNya
Pa = Tempat. Ra = Matahari /Sinar /Cahaya /Penerang. Hyang = Leluhur Bibit-buit.
Pa-Ra-Hyang = Tempat Leluhur (“Bangsa Matahari”) bukan berarti penyembah Matahari.
Penerang sebagai Induk Peradaban Sejarah Manusia di muka Bumi ini.
II. PANGAJI-PANGARTI Kana Papat-Kalima-Pancer (Wanoh Ka Diri).
TRISULA WEDA = Tri:3, Sula/Sila. WEDA = Ilmu. TIGA SILA ILMU
Piwejang Prabu Sanghyang Lingga Wastu, Situ Sanghyang Cibalanarik, Kab. Tasikmalaya.
1. Trimurtining Diri = a. Kurung, b. Jisim, c. Kuring.
2. Trimurtining Kuring = a. Kuring Tékad, b. Kuring Ucap, c. Kuring Lampah. (Laku)
3. Trimurtining Laku = a. Laku Cageur, b. Laku Bageur, c. Laku Bérés.
III. NATA PANGAJIAN (DISIPLIN ILMU)
IV. CIRI & CARA BUKTI-BAKTI
1. SEMBAH - HYANG -> Sembahyang dengan Cara Heneng – Hening – Hawas.
2. SASAJÉN /Nyasajén. TATALI PARANTI KARUHUN
Ciri-Cara Simbul-Siloka agar Selaras dengan Ajaran Lelehur dan Alamnya
Supados diajar Lantip pikirna, diajar Rancagé haténa.
3. PAMAHING /PANTANGAN /LARANGAN :
MAPITU yaitu Maen-Maling-Mabok-Madat-Madon-Mangani-Mateni.
4. LakuNa = Bérés cageurNA, Bérés bageurNA = BÉRÉS.
Neda hapunten tina lepat sareng kakirang na, baktos, pun Agus Wirabudiman, 14-4-2014 M
BAHAN AJI
PANGARTI
BUANA SAKABEH
BUDI LUHUR
RAMPÉS
SAM-PURA-SUN
“Akhlakul-Karimah”