Isu Etik, Agama, Dan Budaya Terhadap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kode etika kedokteran

Citation preview

Isu Etik, Agama, dan Budaya terhadap penelitian stem cell

Isu Etik, Agama, dan Budaya terhadap penelitian stem cellTutorial C2Tutorial C2Muhammad Rifo jafriadi1210 211 127Dhea Andhira P 1210 211 130Lucky Resa S 1210 211 036Sarah Zhafirah F1210 211 077M. Dimas Ahadianto1210 211 015Rahayu Purnama W1210 211 017Fani Maulida Z 1210 211 155Fiya Muhartini 1210 211 180Argo Dwi Reza1210 211 072Abyanka Rayhan F1210 211 138Nur Eka Oktafiyanti 1210 211 183

Stem Cell?Sel yang tidak/belum terspesialisasi dan mempunyai kemampuan/potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh.

Stem cell?

Stem cell?Sumber Stem CellEmbrionic stem cellStem cell dewasaZygote dan blastosyteSumsum tulang dan darahKeuntungan dan kerugian stem cellKeuntunganReaksi rejeksi imun minimalMudah didapatResiko infeksi menular minimalDapat digunakan untuk proliferasi beberapa selKerugianKemungkinan bisa terkena penyakit genetikDari aspek etnis sangat kontroversial

Isu etik terhadap stem cellDilihat dari manfaatnya, stem sel memang sangat menjanjikan sebuah solusi bagi kesehatan manusia. Namun Stem sel embrionik sampai saat ini masih menjadi kontroversi karena stem sel embrionik mengambil bagian sel dari embrio, dimana embrio merupakan calon makhluk hidup. Sedangkan untuk stem sel dewasa memang jarang dipermasalahkan.Isu Budaya terhadap stem cellStem cell dipandang dari sudut budaya merupakan suatu hal yang patut diperbincangkan, karena banyak praktek kloning pada zaman sekarang mengutamakan kepentingan kehidupan etnis dan kepentingan ideologi suatu kaum agar mendominasi kaum lain nya ketimbang untuk kepentingan masyarakat luas.Isu Agama terhadap stem cellIslamPemanfaatan janin yang mengalami keguguran atau janin sisa hasil pembuahan bayi tabung untuk kepentingan stemcell research mungkin tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Janin tersebut lebih berguna daripada dibuang secara sia-sia. Pemanfaatan tersebut dapat juga menjadi ibadah bagi pelakunya karena digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. KristenPenggunaan sisa dari hasil jaringan embrionik masih boleh dilakukan karena agar tidak membuang nikmat Tuhan yang diberikan asalkan dengan catatan tidak disalahgunakan dan mementingkan kepentingan umat

HinduPerbuatan menghilangkan kehidupan pada stem cell, menurut dia, mengandung unsur himsakarma yang bertentangan dengan ajaranahimsa. Namun demikian,ajaran atmanastuti, hukum terendah dalam ajaran Hindu yang memungkinkan sesuatu bisa dilakukan apabila menurut perhitungan mendesak dibutuhkasn untuk menyelamatkan nyawa.BudhaBhikku Dhammasubho menjelaskan, menurut pandangan agama Budha , penggunaan sel punca (stem cell) yang diambil dari embrio melanggar sila, atau etika kemoralan karena terjadi unsur pembunuhan didalamnya.Embrio sudah memiliki kesadaran atau gandhaba, sudah dianggap sebagai makhluk hidup yang akan berkembang menjadi organisme. Bila embrio diambil sebagai sumber sel punca, maka dia tak akan lahir. Jadi disini terjadi penggagalan terbentuknya organisme.Contoh kasus dan pembahasanAsep Jatnika dan Shinta Bella adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama 8 tahun dan belum dikaruniai anak. Pada tahun 2011, pasangan suami istri ini mendatangi Klinik X dan meminta jasa klinik tersebut untuk bisa mendapatkan anak melalui teknik in vitro fertilization (IVF). Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya diperoleh delapan embryo yang siap diimplantasikan. empat dari delapan embryo yang diperoleh kemudian diimplantasikan kedalam kandungan Ny. Shinta Bella, sementara empat embryo lainnya, atas permintaan suami istri tersebut, disimpan dalam keadaan beku untuk digunakan dikemudian hari. Delapan bulan kemudian, Ny. Shinta Bella melahirkan dua orang bayi kembar laki-laki dan tumbuh menjadi anak yang sehat. Tahun ke tiga setelah kehamilannya, pasangan tersebut berencana untuk memiliki anak ketiga dengan menggunakan embryo mereka yang tersimpan di Klinik Bunda Ceria. Namun, sebelum niat itu terlaksana, keluarga ini mengalami kecelakaan tragis yang mengakibatk seluruh anggota keluarga Asep Jatnika (suami, istri dan kedua anak mereka) meninggal dunia.

Aspek EtikEmbrio dianggap sebagai kehidupan baru yang harus dihormati haknya. Penggunaan embrio untuk stem cell dapat disamakan dengan tindakan membunuh dan aborsi bertentangan dengan kaidah bioetika nonmaleficence

Aspek BudayaPenggunaanstem cellyang berasal dari janin abortus erat berhubungan dengan penerimaan masyarakat perihal abortus. Ini melanggar norma masyarakat karena dari korban aborsi, sedangkan aborsi dilarang oleh agama karena membunuh cabang bayi yang tidak berdosa.

Aspek agamaBaik islam, kristen, hindu, buddha secara tegas menolak penggunaan stem cell dari embrionik sel karena dianggap telah membunuh awal kehidupan manusia namun masing2 agama setuju pada penggunaan stem cell pada zat sisa karena lebih bermanfaat ketimbang dibuang begitu saja.

Aspek HukumPeraturan yang mengatur penyelenggaraan sel punca, dalam Peraturan Menteri Nomor 833/Menkes/Per/IX/2009 pasal 2 disebutkan bahwa:(1) Sumber sel punca yang dipergunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan adalah sel punca non-embrionik yang berasal dari donor manusia

KesimpulanMenurut etika, Stem sel pada sel dewasa boleh dilaksanakan dengan persyaratan yang lazim untuk penelitian biomedik. Sedangkan stem sel embryonik boleh dilaksanakan asalkan cara mengambil sel tidak mengurangi hak hidup embrio, misal seperti, dari sisa bayi tabung yang mengurangi hak norma untuk memulai suatu kehidupanMenurut ajaran agam islam, kristen, budha, hindu melarang penggunaan stem cell yang berakibat hilang nya hak hidup seseorang yang berasal dari suatu embrio, atau dari suatu zat sisa-sisa embrionik lain nyaDari sisi pandang budaya, penelitian stem cell dapat dilakukan asalkan penggunaan nya tidak disalah gunakan untuk kepentingan suatu kaum, suatu etnis, atau suatu idiologi untuk menguasai kaum lain nya.