Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PUBLIKASI ILMIAH PROPOSAL PENELITIAN
PENULIS
FEBRIANE PAULINA MAKALEW
JEANELY RANGKANG
ARSYUNI ALI MUSTARI
ROSSY TIMUR WAHYUNINGSIH
NIRWAN NASRULLAH
YOHANIS TULAK TODINGRARA’
ISKANDAR RAHIM
FANI YAYUK SUPOMO
DIYANTI
DODDY ARI S.
EDITOR
MUH.SALEH PALLU LAWALENNA SAMANG
M. W. TJARONGE HERMAN PARUNG
S.A. ADISASMITA M. ARSYAD THAHA
A. BAKRI MUHIDDIN
ISSN: 2087-7986
DITERBITKAN OLEH
PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN VOLUME XXXVI- SEPTEMBER 2016
ALAMAT:
Jalan Poros Gowa – Malino KM. 7 Sulawesi Selatan
Tel. 0411-580373, Fax. 0411-580373
Email: [email protected]
http://www.civileng-unhas.ac.id
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016
Penaggung Jawab
Dr.-Ing.Ir.Wahyu H. Piarah, MSME
Pimpinan Umum Prof.Dr.Ir.Lawalenna Samang, MS., M.Eng.
Pimpinan Redaksi Prof.Dr.Ir.Muh.Saleh Pallu, M.Eng.
Dewan Redaksi Prof.Dr.rer.nat. Ir. A.M. Imran Oemar
Ir. Baharuddin Mire, MT.
Dr.Ir. Andani, M.T.
Dr. Daeng Paroka, ST, MT.
Baharuddin Hamzah, ST, M.Arch, Ph.D.
Reviewer Prof.Dr.Ir.Trisutomo, MS.
Prof. Dr. Ir. Muh. Ramli Rahim, M.Eng.
Prof.Dr.-Ing. M.Yamin Jinca, MSTr.
Prof.Dr.Ir.Shirly Wunas, DEA
Prof.Dr.Ir.Nadjamuddin Harun, MS.
Prof.Dr.Ir.Mary Selintung, M.Sc.
Prof.Dr-Ing. Herman Parung, M.Eng.
Dr.Ir.Muhammad Ramli, MT.
Dr.Ir.M.Arsyad Thaha, MT.
Dr.Ir.Rudy Djamaluddin, ST., M.Eng.
Ir.Achmad Bakri Muhidding, M.Sc., PhD.
Redaktur Pelaksana Prof.Dr.M. Wihardi Tjaronge, ST, M.Eng.
Prof.Ir.Sakti Adi Adjisasmita,MS.,M.Sc.Eng.,PhD.
Dr.Eng.Tri Harianto, ST., M.Eng.
Dr.Eng.Mukhsan Putra Hatta, ST., MT.
Dr.Eng.A. Arwin Amiruddin, ST., MT.
Dr. Eng.Muhammad Isran Ramli, ST., MT.
Dr. M.Asad Abdurahman, ST., M.Eng., PM.
Sekretariat Hasdiana, ST.
SUSUNAN REDAKSI
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016
VOLUME XXXVI
Editorial
Para pembaca yang kami muliakan,
PUBLIKASI ILMIAH ini sebagai kumpulan makalah yang ditulis oleh mahasiswa
program doktor Teknik Sipil Universitas Hasanuddin. Makalah tersebut merupakan salah
satu persyaratan mahasiswa S-3 untuk mengikuti ujian kualifikasi doktor dan diterbitkan
secara berkala oleh jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Isi
makalah terdiri dari rencana penelitian disertasi yang menggambarkan ide dan gagasan
topik penelitian berbagai disiplin ilmu, baik dari kelompok bidang Teknik Sipil maupun
dari kelompok bidang non-Teknik Sipil dan juga sebagai wadah komunikasi ilmiah dan
menyebarluaskan rencana penelitian dan hasil penelitian dari para mahasiswa pascasarjana.
Kami telah berupaya menyajikan publikasi ini menjadi karya inovatif dari mahasiswa S3
untuk dapat bermakna bagi kita semua, terutama para akademisi termasuk mahasiswa
pascasarjana mengenal perkembangan ilmu ketekniksipilan. Namun kami menyadari
bahwa masih ada kekurangannya, karena itu para pembaca diharapkan untuk memberikan
masukan yang berharga pada penyempurnaan terbitan berikutnya.
Kepada para pembaca, kami ucapkan banyak terima kasih dan selamat berkarya untuk
Bangsa dan Negara.
Salam
Redaksi
Alamat Redaksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Jalan Poros Malino KM-14,5, Gowa 90245
Telp. 0411-587636, Fax. 0411-580505
Email:[email protected]
Website:http://www.civileng-unhas.ac.id
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016
VOLUME XXXVI
DAFTAR ISI
FEBRIANE PAULINA MAKALEW 1 - 10
Kapasitas Jalur Pejalan Kaki dan Pola Pergerakan Anak Sekolah di Wilayah Urban dan
Rural
JEANELY RANGKANG 11 - 20
Studi Eksperimental Tingkat Infiltrasi Pada Model Eco-Concrete Paving Block
ARSYUNI ALI MUSTARY 22 - 32
Model Revetment Block Precast Hexagonal Kombinasi Vegetasi Rumput Sebagai
Perkuatan Tebing Sungai
ROSSY TIMUR WAHYUNINGSIH 33 - 43
Studi Sistem Monitoring Deteksi Delaminasi Perkuatan GFRP Pada Balok Beton
Bertulang
NIRWAN NASRULLAH 44 - 54
Kajian Perilaku Peralihan Pengguna Moda Angkutan Pribadi ke Moda Angkutan Umum
dalam Perjalanan di Kabupaten Takalar
YOHANIS TULAK TODINGRARA’ 55 - 64
Studi Karakteristik Mikro Struktur Dan Tegangan Pada Material Berbasis Olahan Kapur
ISKANDAR RAHIM 65 - 74
Model Distribusi Sedimen Untuk Manajemen Umur Layanan Waduk
FANI YAYUK SUPOMO 75 - 84
Model Reduksi Debit Puncak di Hulu Sampai Tengah DAS Guna Penurunan Elevasi Muka
Air Banjir
DIYANTI 85 - 92
Pengaruh Restorasi Terhadap Morfologi Sungai Dalam Usaha Mereduksi Banjir di Daerah
Perkotaan
DODDY ARI S. 93 - 101
Kajian Pemilihan Moda Komuter Berdasarkan Persepsi Keselamatan Menuju Terciptanya
Transportasi yang Berkelanjutan
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016 |85
PENGARUH RESTORASI TERHADAP MORFOLOGI
SUNGAI DALAM USAHA MEREDUKSI BANJIR
DI DAERAH PERKOTAAN
Diyanti1, M. Saleh Pallu
2, M. Arsyad Thaha
3, Rita Tahir Lopa
4
1.Mahasiswa Program S3 Teknik Sipil Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 6, Gowa, Telp. 0816-1397155 email :[email protected] 2.
Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 6, Gowa, Telp. 0811-444983 email :[email protected] 3.
Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 6, Gowa, Telp. 0813-8126-6719 email :[email protected] 4.
Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 6, Gowa, Telp. 0812-42985988 email :[email protected]
ABSTRAK Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi mempengaruhi laju pertumbuhan kota, maka dari itu suatu kota harus
mempersiapkan salah satunya adalah infrastruktur drainase supaya tidak terjadi banjir. Wilayah DKI Jakarta
adalah dataran yang letaknya lebih rendah dari permukaan laut. Dataran yang rendah ini dialiri oleh 13 (tiga
belas) sungai yang bermuara di Laut Jawa. Saat ini, Jakarta juga merupakan kota dengan jumlah penduduk
tertinggi di Indonesia dan jumlah ini terus bertambah karena daya tarik kota ini sebagai pusat perekonomian
di Indonesia. Tingkat pertambahan penduduk yang tinggi ini menimbulkan tekanan pada lingkungan hidup
Jakarta yang semakin lama semakin berat. Perpaduan antara kondisi geografis yang rendah yang dialiri oleh
banyak sungai, serta semakin rusaknya lingkungan hidup akibat tekanan pertumbuhan penduduk,
menyebabkan Jakarta semakin lama semakin rentan terhadap ancaman bencana banjir. Usaha yang sudah
dilakukan antara lain adalah pengerukan sungai, pentaludan sungai, dan restorasi sungai. Restorasi sungai
yang pertama kali di Indonesia yaitu di Kota Jakarta yang dilakukan pada badan Sungai Ciliwung sepanjang
470 meter. Pada penelitian ini mengangkat judul tentang pengaruh restorasi terhadap morfologi sungai dalam
usaha mereduksi debit banjir. Dimana akan dihasilkan model hidrograf untuk sungai yang telah direstorasi,
serta rumusan hubungan parameter antara morfologi sungai dengan tinggi genangan banjir.Model analisisnya
akan menggunakan software mike11.
Kata Kunci :restorasi, morfologi sungai, banjir, perkotaan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi mendorong pertumbuhan kota, hal ini disebabkan
beragamnya aktifitas pembangunan yang berkaitan dengan perubahan tata guna lahan
didaerah perkotaan, alih fungsi dari lahan/ruang terbuka hijau menjadi permukiman, dan
daerah resapan air berkurang, sehingga air hujan tidak meresap ketanah melainkan
langsung mengalir ke penampang sungai-sungai terdekat. 40% atau sekitar 24.000 ha dari
seluruh wilayah DKI Jakarta adalah dataran yang letaknya lebih rendah dari permukaan
laut. Dataran yang rendah ini dialiri oleh 13 (tiga belas) sungai yang bermuara di Laut
Jawa. Saat ini, Jakarta juga merupakan kota dengan jumlah penduduk tertinggi di
Indonesia dan jumlah ini terus bertambah karena daya tarik kota ini sebagai pusat
perekonomian di Indonesia. Tingkat pertambahan penduduk yang tinggi ini menimbulkan
tekanan pada lingkungan hidup Jakarta yang semakin lama semakin berat. Perpaduan
antara kondisi geografis yang rendah yang dialiri oleh banyak sungai, serta semakin
rusaknya lingkungan hidup akibat tekanan pertumbuhan penduduk, menyebabkan Jakarta
semakin lama semakin rentan terhadap ancaman bencana banjir.
Banjir di Kota Jakarta berkaitan erat dengan banyak faktor seperti, antara lain,
pembangunan fisik di kawasan tangkapan air di hulu yang kurang tertata baik, urbanisasi
yang terus meningkat, perkembangan ekonomi dan perubahan iklim global. Sesungguhnya
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016 |86
banjir di kota ini bukanlah masalah baru. Pemerintah kolonial Belanda pun sudah dari awal
dipusingkan dengan banjir dan tata kelola air Jakarta. Hanya berselang dua tahun setelah
Batavia dibangun lengkap dengan sistem kanalnya, tahun 1621 kota ini mengalami banjir.
Ini adalah catatan pertama dalam sejarah Hindia Belanda, di mana pos pertahanan utama
VOC di Asia Timur itu dilanda banjir besar. Selain itu banjir-banjir kecil hampir setiap
tahun terjadi di daerah pinggiran kota, ketika wilayah Batavia telah melebar hingga ke
Glodok, Pejambon, Kali Besar, Gunung Sahari dan Kampung Tambora. Tercatat banjir
besar terjadi antara lain pada tahun 1654, 1872, 1909 dan 1918. 2002, 2007, dan sampai
2012 (menurut Dinas Pekerjaan Umum Kota Jakarta, 2010).
Sungai atau saluran terbuka menurut Asdak (1995) adalah saluran dimana air mengalir
dengan muka air bebas. Pada saluran terbuka, misalnya sungai (saluran alam), variabel
aliran sangat tidak teratur terhadap ruang dan waktu. Variabel tersebut adalah penampang
melintang saluran, kekasaran, kemiringan dasar, belokan, debit aliran dan sebagainya.
Sungai juga merupakan saluran terbuka dengan suatu ukuran geometri yang berubah
dengan waktu tergantung pada debit, material dasar dan tebing, serta jumlah dan jenis dari
sedimen yang diangkut oleh aliran (Trilita, 2003).
Morfologi sungai didefisinikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
bentuk sungai, jenis, sifat dan perilaku sungai dalam segala aspek perubahannya dalam
dimensi ruang dan waktu (Azwarman, 1999). Morfologi sungai selalu berubah-ubah dari
waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh debit yang pengalir, sedimen yang terangkut serta
material pembentuk dasar dan tebing sungai (Minarni, 2003). Menurut beberapa peneliti
yang antara lain: Langbein (1964), Langbein dan Leopold (1964), dan Yang, et.al (1981),
nilai rata-rata dari variabel hidrolik diketahui mengikuti yang diperlukan hukum hidrolik
dan prinsip besanya energi minimum. Persamaan dasar yang dipakai untuk penyelidikan
gerakan air dan sedimen melalui sungai yaitu diantaranya persamaan kontinuitas aliran,
persamaan momentum aliran, persamaan kontinuitas sedimen, dan persamaan angkutan
sedimen. Suatu model dikembangkan untuk menganalisis perilaku dari aliran dan bertujuan
meniru penomena yang ada di alam (Phillips, 1976; Cooper, 1977; Atmojo, 1993;
Luknanto, 1993). Sekarang ini dengan berkembangnya komputer, maka telah banyak
dibuat perangkat lunak yang dipakai untuk mencari solusi atas permasalahan angkutan
sedimen (Chang, 1990; Anonim, 1991; Binsar, 2000). Salah satu model yang dianggap
cukup akurat dalam memperkirakan perubahan penampang sungai adalah Model HEC-6.
Model HEC-6 ini adalah model numerik satu dimensi yang dikembangkan untuk
menghitung gerusan dan endapan dengan simulasi hubungan antara hidrolika aliran dan
endapan sedimen, terutama sedimen yang membentuk (Anonim, 1991) dasar sungai yang
dasarnya tidak seragam. Model HEC- 6 dikembangkan oleh Hydrologic Engineering
Center, US Army Cops of Engineer (Anonim, 1991).
Sungai Ciliwung adalah Sungai yang mengalir melalui Puncak, Ciawi, lalu membelok ke
utara melalui Bogor, Depok, Jakarta dan bermuara di Teluk Jakarta. Dari Kota Jakarta,
alirannya bercabang dua di daerah Manggarai dan yang satu melalui tengah kota, antara
lain sepanjang daerah Gunung Sahari, dan yang lain melalui pinggir kota, antara lain
melalui Tanah Abang. Setiap musim penghujan tiba Sungai Ciliwung selalu banjir, hal ini
mempengaruhi aktifitas di hilir sungai ciliwung yaitu Jakarta. Maka dari itu Pemerintahan
Indonesia melakukan kerjasama dengan Korea Selatan dalam mengatasi Banjir dengan
cara restorasi sungai. Restorasi sungai mengacu pada berbagai tindakan dan praktik yang
bertujuan memulihkan aliran air diubah kembali ke keadaan alami. Hal ini didasarkan pada
berbagai elemen ekologi, fisik, tata ruang dan manajemen yang mempengaruhi saluran
serta daerah sekitarnya ( Sumber: Żelazo 2006). Skema restorasi harus merangsang proses
fluvial alami dan bermanfaat bagi keanekaragaman hayati, rekreasi, pengelolaan banjir dan
pengembangan lanskap. Berbagai langkah-langkah yang digunakan dalam berbagai skema
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016 |87
restorasi sungai. Struktur rekayasa desain untuk restorasi sungai harus dibangun dari
bahan-bahan alami, sebaiknya di asal lokal (Sumber: Żelazo 2006).
Menurut Agus (2016), restorasi sungai menawarkan lima konsep untuk meningkatkan
eksistensi dan mengembalikan esensi sungai melalui restorasi hidrologi, restorasi ekologi,
restorasi morfologi, restorasi sosial ekonomi, serta restorasi kelembagaan dan peraturan.
"Tujuan besarnya mengembalikan sungai kepada identitasnya, yaitu air dan sedimen
bersih, sehat, produktif, lestari, dan bermanfaat untuk semua makhluk hidup.
Pada penelitian ini membahas tentang seberapa besar pengaruh restorasi sungai yang telah
diterapkan pada sungai diperkotaan terutama pada morfologi sungai, sehingga pemodelan
yang dilakukan dengan bantuan Software Mike11 dapat mereduksi debit banjir. Lokasi
Studi dari Penelitian ini yaitu Sungai Ciliwung Hilir ( DownStream) di segmen pasar baru
sepanjang 470 meter.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis dan mengetahui model simulasi sungai sebelum, pada saat, dan sesudah
direstorasi terhadap reduksi banjir.
2. Mendapatkan pengaruh restorasi terhadap morfologi sungai.
3. Menghasilkan rumusan hubungan parameter antara morfologi sungai dengan tinggi
genangan banjir.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Menjadi salah satu solusi alternatif dalam penanganan banjir di daerah perkotaan.
2. Memberikan informasi antara pengaruh restorasi terhadap morfologi sungai.
3. Penelitian ini diharapkan dapat diterapkan lebih lanjut untuk mereduksi banjir di
perkotaan.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pembangunan Sungai
Dalam kasus pembangunan sungai di beberapa negara industri maju seperti Amerika,
Jepang, Jerman, Belanda, dan beberapa negara lalinnya telah mengalami tiga tahapan
pengelolaan sungai yaitu tahapan pembangunan sungai (River Development ), tahap
mengalami dan mempelajari dampak pembangunan sungai yang dilakukan sebelumnya
( Impact of River Development ) dan tahap merestorasi atau merenaturalisasi sungai-sungai
yang telah dibangun sebelumnya (River Restoration).
Konsep pembangunan sungai tahap pertama pada umumnya bersifal parsial hidraulik
murni sedangkan konsep pada tahap terakhir bersifat integral Ekohidraulik. Indonesia,
sebagian besar metode pembangunan sungainya masih menggunakan metode tahap
pertama river development atau hidraulik murni.
1. Pembangunan Sungai dengan Konsep Hidraulika Murni
Konsep pembangunan hidraulika murni tidak mempertimbangkan aspek ekologi dan
dampak yang akan terjadi setelah pembangunan. Metode ini telah merubah
penampakan alami dan alur alamiah sungai menjadi buatan yang berbentuk trapesium
dengan alur relatif lurus. Beberapa pembangunan sungai yang dilakukan dengan
konsep hidraulika murni antara lain koreksi sungai (river correction) atau normalisasi
sungai berupa pelurusan, sudetan, penyempitan alur, penyederhanaan tampang sungai.
Kegiatan lainnya adalah koreksi dan rekayasa sungai pada pembangunan transportasi
sungai, regulasi sungai, proteksi tebing, pengerukan, dan penaikkan elevisi muka air.
Pembangunan hydropower plan, bendungan, bendung, pencabangan, dan
penggenangan termasuk ke dalam kegiatan koreksi dan rekayasa sungai.Sebagian
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016 |88
besar dari tebing-tebing sungai dan daerah bantaran atau sempadan sungai hilang
karena pelurusan-pelurusan, sudetan, pembuatan tanggul, dan pertalutan.
2. Pembangunan Sungai dengan Konsep Ekohidraulika
Konsep ekohidrolika merupakan konsep pembangunan sungai integratif yang
berwawasan lingkungan. Dalam konsep ini, sungai didefinisikan sebagai suatu sistem
keairan terbuka yang padanya terjadi interaksi antara faktor biotis dan abiotis yaitu
flora dan fauna disatu sisi dan hidraulika air dan sedimen disisi yang lain, serta seluruh
aktivitas manusia yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sungai
Aktivitas yang dilakukan dengan konsep ini antara lain adalah restorasi sungai (river
restoration), repitalisasi sungai (river revitalisation) atau renaturalisasi sungai (river
renaturalisation). Maksud dari pembangunan sungai integratif dengan wawasan
lingkungan tersebut adalah pembangunan sungai dengan memperhatikan faktor biotik
(seluruhmakhluk hidup-ekologi) dan abiotik (seluruh komponen fisik-hidraulik) yang
ada di wilayah sungai.
2.2 Restorasi Sungai Pengertian Restorasi merupakan upaya memulihkan kawasan sungai yang mengalami
kerusakan (degraded) atau terganggu (disturbed) akibat aktivitas manusia atau gangguan
alam (Basyuni, 2002). Dengan upaya restorasi, kemungkinan pulihnya proses ekologi
akan kembali, serta dengan upaya ini, ketahanan yang menjadi syarat berlangsungnya
pemulihan sistem dapat tercapai (Gunawan dkk, 2004).
Gambar 1. Morfologi Sungai
Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri (bentuk dan ukuran),
jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan perubahannya dalam dimensi
ruang dan waktu. Dengan demikian, morfologi sungai ini akan menyangkut juga sifat
dinamik sungai dan lingkungannya yang saling terkait.
2.3 Analisis Hidrologi
Siklus Hidrologi Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari
masa ke masa. Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang
berlangsung terus-menerus, di mana kita tidak tahu kapan dan dari mana berawalnya dan
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016 |89
kapan pula akan berakhir. Serangkaian peristiwa tersebut dinamakan siklus hidrologi
(hydrologic cycle).
Gambar 2. Siklus Hidrologi
Analisis hidrologi dari daerah perencanaanyang meliputianalisiscurah hujan
harianmaksimumdanpembuatankurva intensitasdurasihujanmerupakan langkahawalyang
perludilakukandalamperhitungan debit banjir rancangan. Tahapan dalam menghitung
debit banjir yaitu :
1. Intensitas Curah Hujan
2. Metode rata-rata curah hujan dengan menggunakan metode curah hujan rata-rata
aljabar, rumus yang digunakan 𝑅 =1
n(R1 + R2 + ⋯ Rn)..................................(1)
3. Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi dibagi menjadi dua yaitu waktu yang diperlukan untuk mengalirkan
air melalui permukaan tanah ke saluran terdekat (tof: time overland flow) dan waktu
untuk mengalir di dalam salurannya ke tempat yang diukur (tdf: time detention flow).
4. Koefisien Aliran (Limpasan)
5. Hidrograf Satuan
Hidrograf Satuan Sintesis Gamma I terdiri dari 4 (empat) variabel yaitu : waktu naik/time
to rise (TR), debit puncak/peak discharge (QP), waktu dasar/time to base (TB) dan koefisien
tampungan (K), (Harto, 1993).
2775.10665.1100
43.0
3
SIMSF
LTR ........................................................ (2)
2381.04008.05886.01836.0 NRP JTAQ
..................................................................... (3)
2381.04008.05886.01836.0 NRP JTAQ
....................................................................... (4)
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016 |90
6. Debit Rancangan dengan Metode Rasional
Q =0,278.C.I.A ............................................................................................ ........... (5)
Gambar 3. Grafik Hidrograf
Komponen penting pembentuk hidrograf satuan ini meliputi :
(3) Tinggi dan durasi hujan satuan
(4) Time Lag (TL), Waktu Puncak (TP), dan Waktu Dasar (Tb);
2.4 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pengelolaan daerah aliran sungai, tidak saja berhubungan dengan masalah teknis semata-
mata tetapi juga masalah sosial ekonomi yang sifatnya sangat kompleks. Penilaian
menggenai keberhasilan pengelolaan DAS secara praktis dapat ditinjau dari segi tata airnya
yaitu: (1) Stabilitas debit, air sungai pada musim kemarau dan musim penghujan seimbang
(2) Fluktuasi debitnya setiap tahun semakin menurun (3) Kadar lumpurnya semakin
berkurang dan (4) Kadar unsur hara terpelihara.
2.5 Software MIKE 11 MIKE 11 merupakan program 1 dimensi dengan full dynamic wave untuk mengeksekusi
hidrograf inflow yang masuk ke sistem sungai menjadi fluktuasi aliran di sungai tersebut.
Program ini digunakan untuk menganalisa Open Chanel Flow. MIKE 11 terintegrasi penuh
dengan GIS modeling untuk manajemen pengendalian banjir. Pembangunan model ini
dilakukan pada ArcView GIS, dengan Pre-processing yaitu Floodplain Schematization
dan Post-processingyaitu :Flood Depth maps, Comparasion maps, dan Duration maps.
3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan akhir dalam penelitian ini, maka jenis studi ini
menekankan pada desain model eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium dengan
menentukan uji karakteristik dari butiran sedimentasi yang terjadi.
Penelitian ini dilaksankan dilaboratorium dengan menggunakan pendekatan yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif melalui beberapa teknik analisis statistik dengan beberapa
variable penelitain.
Variabel adalah karakteristik yang dapat diukur baik secara numerik, maupun katagorik
pada umumnya, untuk mengukur ada tidaknya beda antara kelompok variabel yang
disebut bebas, terikat, dan perancu/pengganggu (Sugiyono, 2012).
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016 |91
3.2 Lokasi Penelitian Rencana penelitiandi sub-DAS Ciliwung yang mengalir di Kawasan Masjid Istiqal
sepanjang 470 meter. Penentuan daerah lokasi penelitian dipilih karena lokasi tersebut
dilakukan sebagai percontohan restorasi sungai dan terletak dipusat kota yang berdekatan
dengan Istanah Presiden. Sesuai dengan model desain penelitian, maka rencana
pelaksanaan penelitian ini akan di laksanakan pada Laboratorium Teknik Sipil Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Gambar 4. Lokasi Penelitian
Tabel 1 Luas DAS Ciliwung berdasarkan batas Sub DAS
Wilayah Sub DAS Area (Ha)
Ciliwung Hilir (Senen, Pademangan, dan Pasar baru) 4.097,6
Hilir Kali Baru 1.604,3
Kali Condet 593,6
Total Sub DAS Ciliwung bagian Hilir 6.295,5
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu mengambil data dengan melakukan survay langsung ke
lokasi penelitian, sedangkan untuk data sekunder yaitu dengan meminta ke instansi-
instansi terkait.
3.4 Analisis Penelitian
Dalam penelitian ini analisis data yang dilakukan terdiri atas analisis laboratorium dan
analisis statistik, yaitu :
1. Analisis Lapangan
Analisis lapangan yaitu analisis yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan data
arus yang terjadi di masing-masing segmen sepanjang 470 meter. Kemudian selanjut
analisis hidrograf .
2. Analisis Laboratorium
Analisis ini dilakukan yaitu untuk mengetahui jenis butiran tanah endapan yang
terjadi. Kemudian dibuat pemodelan hasil sedimentsi yang terjadi pada sungai yang
telah direstorasi
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, September 2016 |92
3. Analisis statistika
Analisi ini dilakukan untuk pembuktian validasi hasil penelitian yaitu dengan
pengukuran arus dan pengambilan sampel sedimentasi pada sungai disekitar sungai
yang direstorasi, dimana sungai tersebut harus mempunyai orde sungai yang sama.
4. Analisis Model
Model antara debit aliran terhadap tinggi muka air banjir
5. Uji Model dengan menggunakan Software Mike11
4. HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :
1. Model simulasi debit sungai sebelum, pada saat, dan sesudah direstorasi terhadap
banjir.
2. Pengaruh restorasi terhadap morfologi sungai.
3. Hubungan parameter antara morfologi sungai dengan tinggi genangan banjir
5. DAFTAR PUSTAKA a. Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
b. Agus, Indra, 2011. Perbandingan Hidrograf Satuan Teoritis Terhadap Hidrograf
Satuan Observasi DAS Ciliwung Hulu. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Pandang.
c. ChowVenTe, 1989, Hidrolika Saluran Terbuka (Open Channel Hydrolics)
Terjemahan. Erlangga,Jakarta.
d. Clilverd H. M., 2016, Coupled Hydrological/Hydraulic Modelling of River.
e. Harto, Sri, B. 1993. Analisis Hidrologi. PT.Gramedia Utama, Jakarta.
f. Kondolf M.G. 2000. Learning from River Restoration Project.
g. R.D. Hy. 2004. Applicability of Geomorphological Procedures for River
Restoration
h. Salim Tuang Hang. 2006. Pemodelan Hubungan Hujan, Limpasan,
dan Kapasitas Erosi pada Suatu DAS yang Masuk ke Palung
i. Sear, D.A., Briggs, A. & Brookes, A. (1998) A Preliminary Analysis Of The
Morphological Adjustment Within And Downstream Of A Lowland River Subject
To River Restoration. Aquatic Conservation: Marine And Freshwater Ecosystems,
8, 167–183
j. Sulianti, Ika. 2008. Perbandingan Beberapa Metode Penelusuran Banjir Secara
Hidrologi (Studi Kasus Sungai Belitang di Sub DAS Komering). Jurnal Silip Vol.3.
No.1
k. Triatmodjo, Bambang, 2010. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta
l. Waryono Tarsoeh. 2002. Konsepsi Restorasi Ekologi Kawasan Penyangga
Sempadan Sungai di DKI Jakarta. Jakarta