Click here to load reader
Upload
muhamad-handoyo
View
131
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Minyak sereh
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN IV
ISOLASI MINYAK SEREH
OLEH:
Nama : Muhamad Handoyo Sahumena
No. Stambuk : A1C4 07029
Prog. Studi : Pendidikan Kimia
Jurusan : Pendidikan MIPA
Kelompok : VI
Asisten Pembimbing : Firman
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2009
ISOLASI MINYAK SEREH
I. A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengisolasi minyak atsiri (minyak
sereh) serta mengidentifikasi sifat fisika-kimia dari minyak hasil ekstraksi.
B. Prinsip Percobaan
Pemurnian senyawa (minyak sereh) berdasarkan kelarutannya dengan metode
hidroksilamin HCl
II. Teori
Sereh merupakan salah satu jenis rumput-rumputan yang merupakan jenis
tanaman yang membentuk rumpun tebal dengan 2 meter. Nama ilmiahnya
Cymbopogon citrates. Batangnya kaku, keluar dari akar tinggal yang berimpang
pendek. Daunnya berbentuk pita yang makin ke ujung makin meruncing, berwarna
hijau kebiru-biruan, lokos dan halus pada kedua permukaannya, tetapi pinggirnya
kasar. Jenis ini jarang berbunga. Perbungaannya berupa tandan yang sangat pendek,
panjangnya kurang dari 2 cm. Tanaman ini hidup baik di daerah yang udaranya panas
maupun basah, sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Cara
perkembangbiakannya dengan anak atau akarnya yang bertunas. Ada dua tipe sereh,
yaitu yang disebut mahapengiri atau tipe Jawa dan lenabatu. Kedua tipe ini berbeda
dalam pengawakan dan kadar minyaknya. Sereh dapat diambil minyaknya dan
digunakan sebagai pewangi sabun mandi atau parfum yang lebih kita kenal sebagai
minyak wangi. Jika dicampur dengan bahan-bahan lain seperti minyak kela atau
minyak tanah, minyak sereh dapat dijadikan obat gosok untuk melawan nyamuk atau
gigitan lintah. Oleh karena itu tumbuhan inipun disebut sereh obat karena dapat
digunakan untuk obat-obatan tradisional (Ruslan, 1994).
Minyak sereh mengandung tiga komponen utama ; sitronelal, sitronelol dan
geraniol, serta senyawa ester dari geraniol dan sitronelol. Senyawa-senyawa tersebut
merupakan bahan dasar yang digunakan dalam parfum/pewangi dan juga produk
farmasi. Sitronelol bila direaksikan dengan berbagai senyawa yang bersifat asam
silika gel, anhidrida asetat dan sebagainya akan mengalami siklisasi menjadi
isopulegol dan sejumlah isomer (isopulegol sebagai produk utama). Penggunaan yang
penting sitronelal adalah untuk pembuatan hidroksi sitronelal melalui hidrasi.
Senyawa hidroksi sitronelal tidak diperoleh secara alami tetapi senyawa tersebut
merupakan salah satu senyawa sintetik yang paling penting dalam pewangian.
Senyawa tersebut memiliki bau yang harum seperti florul-lily dan digunakan secara
luas sebagai pewangi untuk sabun dan kosmetika.
Senyawa penyusun minyak atsiri sering digunakan sebagai bahan awal bagi
pembuatan senyawa yang lebih berguna. Minyak atsiri dapat diisolasi dari bagian-
bagian tumbuhan seperti batang, kulit, buah, daun atau bunga, namun jumlahnya
hanya merupakan bagian kecil saja (1 – 3 %). Komponen utama minyak atsiri adalah
terpena dan turunan terpena yang mengandung atom oksida oksigen. Terpenoid
merupakan senyawa yang berada pada jumlah cukup besar pada tanaman. Terpenoid
yang terkandung dalam minyak atsiri menimbulkan bau harum atau bau khas dari
tanaman. Secara ekonomi senyawa tersebut penting karena dapat digunakan sebagai
bahan wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa yang
menimbulkan cita rasa tertentu dalam industri makanan (Anwar, 1994).
Ditinjau dari sumber alami, minyak atsiri subtansi mudah menguap ini dapat
dijadikan sebaga sidik jari atau ciri khasi suatu jenis tumbuhan karena setiap
tumbuhan menghasilkan minyak atsiri dengan aroama yang berbeda. Dengan kata
lain, setiap jenis tumbuhan menghasilakn minyak atrisi dengan aroma yang spesifik.
Memang ada beberapa jenis minyak atsiri yang memiliki aroma yang mirip, tetapi
tidak persis sama, dan sangat bergantung pada komponen kimia penyusun minyak
tersebut. Perlu diingat bahwa tidak semua jenis tumbuhan menghasilkan minyak
atsiri. Hanya tumbuhan yang memiliki sel glandula sajalah yang bisa mengahsilkan
minyak atsiri (Sastiyopradja, 1978).
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga
ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan sangat populer.
Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat
makro maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu dengan dua pelarut yang tidak saling bercampur,
seperti benzen, karbon tetraklorida, atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut
dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat
dilakukan untuk kegunaan preparative, pemurnian, pemisahan serta analisis pada
semua skala kerja (Kataren, 1990).
Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan
persenyawaan padat yang berbeda dalam hal titik cairnya. Larut dalam pelarut
organik dan tidak larut dalam air.Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup
kompleks, namun komponen yang terpenting adalah sitronellal dan garaniol, kedua
komponen tersebut mennentukam insentitas bau harum, serta nilai harga minyak
sereh wangi. Kadar komponen kimia penyusun utama minyak sereh wangi tidak
sedap, dan bergantung pada beberapa faktor, biasanya jika kadar garaniol tinggi maka
kadar sitronellal juga tinggi.
Komposisi minyak sereh wangi ada yang terdiri dari beberapa komponen, ada
yang mempunyai 30-40 yang isinya antara lain alkohol, hidrokarbon, ester, keton,
aldehit, oxida, lactoni, terpene dan lain sebagainya (Sentosa, 2004)
Keunggulan minyak sereh wangi jawa terletak pada kadar sitronellal yang
tinggi, untuk memahami masalah keraguan kadar sitronellal, perlu diketahui bahwa
penyulingan sereh wangi merupakan proses fraksionasi, dengan kata lain, jika destilat
ditampung pada selang waktu tertentu, maka diperoleh fraksi-fraksi dengan
komposisi yang berbeda. Prosesa ini jarang dilakukan dalam memproduksi minyak
atsiri pada umumnya, namun cara ini perlu dilakukan dalam penyulingan minyak
sereh wangi, karena proses ini merupakan salah satu cara memperoleh minyak (dalam
fraksi-fraksi) dengan kadar sitronellal tinggi dan kadar sitronellal rendah. Minyak
serh wangi jawa komesial biasanya mengandung 35% sitronellal. Namun demikian
minyak yang mengandung sitronellal denagn jumlah 40, 45, 60 persen atau lebih
dapat diperoleh dengan cara mempersingkat penyulingan, dan dengan cara
mengorbankan (kurang mengutamakan) jumlah minyak yang dhasilkan. Atau lebih
efektif lagi dengan memfraksinasikan destilat selama penyulingan daun (Ernest,
1990).
Ada tiga cara umum yang mempengruhi komponen atsiri dari tumbuhan yaitu
destilasi, ekstraksi memakai pelarut dan pengaliran udara atau aerasi.
Destilasi(destilasi uap) pada suhu kamar dapat menimbulkan penguraian. Deslilasi
pada tekanan rendah dan suhu rendah memungkinkan terjadinya penguraian oleh
enzim sehingga menimbulkan perubahan kandungan jaringan. Jika reaksi olsidasi
menimbulkan masalah, destilasi dapat dilakukan dalam lingkungan nitrogen. Cara
ekstrasi dengan pelarut dapat dilakukan pada keadaan khusus terutama untuk
senyawa yang tidak begitu polar. Beberapa senyawa atsiri yang berbobot m olekul
rendah terlalu mudah larut dalam air untuk di ekstraksi dengan pelarut organik secara
efisien pada proses aerasi hanya senyawa yang dikeluarkan ke udara saja yang
terisolasi dengan mengalirkan udara melalui tumbuhan untuk jangka waktu lama dan
mengebunkan senyawa yang terbawa udara dalam penampung yang di dinginkan atau
menyerapnya memakai bahan yang hidropot (Robinson, 1993)..
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu:
1. Corong pisah (ekstraktor) : 1 buah
2. Evaporator : 1 buah
3. Gelas ukur 50 mL : 4 buah
4. Gelas kimia 600 mL : 4 buah
5. Labu semprot : 1 buah
6. Corong kaca : 2 buah
7. Labu takar 10 mL : 1 buah
8. Lumpang
Bahan yang digunakan yaitu:
1. Tumbuhan sereh (batang semu)
2. Dietil eter
3. Etanol 90%
4. Hidroksilamin HCl 0,5 N
5. Indikator bromfenol Biru
6. Kertas saring
7. Pertolium eter
B. Prosedur Kerja
- Ekstraksi
- Penentuan kadar sitronelal
2 g minyak sereh 2 mL etanol 95%
Minyak sereh yang larut dalam etanol
4 tetes indikator BfB25 mL KOH alkoholis20 mL hidroksilamin HCl
- digoyang-goyang hingga minyak larut
- dikocok- dibiarkan 15 menit
Kelebihan KOH
a mL HCl
Hanya untuk yg memiliki karbonil sedikit
- dititrasi dengan HCl
Buat pula dengan penentuan blangko
150 gram batang sereh halus
Ekstraktor
m gram minyak sereh
- ditambahkan petroleum eter- diekstraksi
- dievaporasi
IV. Hasil Pengamatan
A. Data Pengamatan
* Berat labu kosong = 287,9 gram
* Berat labu kosong + cairan = 290,45 gram
* Berat minyak I = 2,55 gram
Berat gelas kimia kosong = 27,18 gram
Berat gelas kimia + cairan = 39,75 gram
Berat minyak II = 12,57 gram
Total Minyak Sereh = Minyak I + Minyak II
= (2,55 + 12,57) gram
= 15,12 gram
Rendemen =
= = 1,008%
Penentuan bobot jenis
M0 (berat labu takar kosong) = 13,69 gram
M1 (Labu takar + air) = 25,25 gram
M2 (Labu takar + minyak) = 22,66 gram
Bobot Jenis =
=
B. Reaksi
B. Pembahasan
Sereh merupakan jenis tumbuhan rumput-rumputan. Minyak sereh merupakan
minyak atsiri yang diperoleh dengan cara mengekstraksi memakai pelarut organik
yaitu petroleum eter. Sampel digerus tujuannya untuk menghancurkan dinding sel
yang sifatnya kaku sehingga senyawa target (minyaknya) yang berada dalam vakuola
mudah diambil dengan penambahan petroleum eter untuk mengambil/melarutkan
senyawa target. Ekstraksi yang memakai pelarut organik yakni petroleum eter, untuk
memisahkan komponen non polar (minyaknya). Ekstraksi dilakukan selama beberapa
minggu (±3 minggu) yang bertujuan untuk menghasilkan minyak sereh lebih banyak.
Komponen utama minyak atsiri adalah terpen dan turunan terpen yang
mengadung atom oksida oksigen. Terpenoid merupakan senyawa yang berada pada
jumlah cukup besar pada tanaman. Biositensis terpenoid berasal dari molekul
isoprena (CH2=C(CH3)– CH=CH2) dan kerangka karbonnya dibentuk dua atau lebih
satuan C5. Terpenoid yang terkandung dalam minyak atsiri menimbulkan harum atau
bau khas dari tanaman seperti halnya pada tanaman sereh yang dilakukan dalam
percobaan ini. Minyak atsiri kebanyakan diisolasi dengan cara destilasi uap. Karena
senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri tidak mengalami perubahan
(dekomposisi) selama proses destilasi uap. Proses pelepasan minyak atsiri pada
destilasi bagian tanaman didasarkan pada proses hidrodifusi yaitu difusi minyak atsiri
melalui membran tanaman. Cara isolasi lain yang dilakukan adalah dengan ekstaksi
mengunakan suatu pelarut organik yaitu eter.
Minyak yang dihasilkan mempunyai sifat mudah menguap pada suhu tertentu
tanpa mengalami diskomposisi. Minyak larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air, cara ekstraksi ini biasanya menyebabkan terjadinya perubahan struktur
beberapa senyawa terutama golongan terpena. Aldehida terdapat dalam minyak sereh
terutama dari sitral, yang merupakan konstituen utama dari minyak sereh. Larutan
hasil ekstraksi kemudian digabungkan dan dipekatkan dalam evaporator untuk
minyak dengan campuran petroleum eter dan alkohol.
Kualitas minyak sereh ditentukan oleh kadar sitronelal dan tetapan fisiknya
seperti bobot jenis. Dalam identifikasi sifat kimia minyak sereh, diperoleh bobot jenis
minyak sebesar 0,7759 gram/mL. Hal ini hampir sesuai dengan teori yang
menyebabkan kualitas minyak sereh yang baik jika bobot jenisnya 0,875 – 0,893 pada
suhu 250C. Tinggi atau rendahnya bobot jenis ini dapat disebabkan kurangnya
minyak yang diperoleh sewaktu ekstraksi. Penentuan kadar sitronelal ditentukan
dengan metode hidroksilamin-HCl, dengan metode ini akan diperoleh kadar aldehida
total yang dianggap sebagai gambaran kadar sitronelalnya.
Dalam percobaan ini, kami tidak dapat melakukan penentuan kadar sitronelal.
Hal ini disebabakan oleh keterbatasan alat serta bahan. Namun, secara teori
kandungan sitronelal dari minyak sereh berkisar antara 35-45%
C. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa isolasi
minyak sereh dilakukan dengan cara ekstraksi memakai pelarut dietil eter, untuk
memisahkan komponen non polarnya (minyaknya). Dalam identifikasi sifat fisika,
bobot jenis minyak sereh diperoleh sebesar 0,7759 gram/mL. Besarnya rendemen
yang diperoleh adalah 1,008%
DAFTAR PUSTAKA
Chairil, Anwar, 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Depdikbud. Yogyakarta.
Ginting, Sentosa, 2004. Pengaruh Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi. Universitas Sumatera Utara. Sumatera.
Guenther, Ernest, 1990. Minyak Atsiri Jilid Empat . UI-Press. Jakarta.
Kataren, S., 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta.
Ruslan, Haris, 1994. Tanaman Minyak Atsiri. Penebar Swadaya. Jakarta.
Robinson, 1993. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung.
Sastiyopradja, Setijati, 1978. Tanaman Industri Lembaga Biologi Nasiolan LIFI. PT. Bina Kencana. Bogor.
Serai http:/id.widipedia.org/wiki/Serai
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
Soal
1. Hitung rendemen minyak sereh yang saudara peroleh!
2. Jelaskan mengapa ekstraksi mesti dilakukan berulang kali tidak sekali saja?
(dengan asumsi volume pelarut yang digunakan sama banyak).
3. Tuliskan tahapan penentuan blangko!
Jawaban
1. Rendemen minyak sereh yang diperoleh 1,008%
2. Ektraksi dilakukan berulang kali dengan asumsi volume yang sama agar diperoleh
hasil ekstraksi yang lebih banyak dalam hal ini minyak sereh.
3. Tahapan penentuan blangko yaitu aquades ditambahkan etanol berwarna bening
setelah itu kemudian ditambahkan indikator bromfenol biru akan berwarna ungu
dan setelah ditambahkan hidroksilamin dan dititrasi menjadi kembali pada
keadaan netral pada 15,2 mL HCl 0,5 N.