Upload
marhayudi15
View
69
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan makanan untuk
melangsungkan kehidupannya agar selalu sehat sehingga dapat melaksanakan
berbagai kegiatan selama hidupnya. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai jenis
makanan yang mengandung zat gizi yang cukup dan memilih makanan yang akan
dikonsumsi karena akan berpengaruh terhadap kesehatan.1
Secara umum, makanan adalah bahan alamiah yang menjadi sumber kalori
atau bahan-bahan yang diperlukan untuk berlangsungnya proses kehidupan. Selain
menyehatkan, makanan juga berfungsi untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan
perbaikan sel-sel tubuh serta meningkatkan kekebalan tubuh. Pentingnya bahan
makanan bagi tubuh membuat seseorang harus benar-benar memperhatikan pola
makan sehari-hari agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Salah satu masalah yang berkaitan dengan perilaku makan adalah kurangnya
konsumsi buah dan sayur. Konsumsi buah dan sayur sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari karena berfungsi membantu untuk membentuk zat pengatur,
mengandung zat gizi seperti vitamin dan mineral, memiliki kadar air tinggi,
sumber serat makanan, antioksidan dan dapat menyeimbangkan kadar asam basa
tubuh. Berbagai manfaat tersebut dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit.
Apabila terjadi kekurangan dalam mengonsumsi buah dan sayur akan
menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi seperti vitamin, mineral, serat dan tidak
seimbangnya asam basa tubuh, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya berbagai
penyakit. 2
Buah dan sayur merupakan sumber zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
yang diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Disamping itu, buah dan sayur
adalah salah satu bahan pangan yang banyak mengandung serat yang berguna
untuk proses pencernaan.3 Vitamin dan mineral memilki fungsi yang sangat
2
penting yaitu membantu membentuk zat pengatur, pertumbuhan, dan
pemeliharaan kesehatan. Apabila terjadi defisiensi kedua hal tersebut dapat
menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh.4
Prevalensi nasional kurang konsumsi sayur dan buah pada penduduk usia
remaja adalah 93,6%. Data menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna
rendahnya konsumsi sayuran dan buah baik laki-laki maupun perempuan, pada
masyarakat perkotaan dan pedesaan dan pada penduduk miskin dan kaya. 5
Data Badan Kesehatah dunia (World Health Organization/WHO)
menyebutkan bahwa konsumsi buah dan sayur penduduk Indonesia hanya 2,5
porsi per hari dan dalam setahun jumlahnya mencapai 34,55
kg/kapita/tahun.Sedangkan Food Agriculture Organization (FAO) menyatakan,
konsumsi buah harus mencapai 73 kg per kapita per tahun dan standar kecukupan
untuk sehat sebesar 91,25 kg per kapita per tahun.6
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja. Penelitian yang
dilakukan, ditemukan bahwa konsumsi buah dan sayur pada remaja dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal diantaranya
karakteristik indisvidu yaitu usia, jenis kelamin dan pendidikan.Sedangkan faktor
eksternal diantaranya tingkat ekonomi keluarga, pengetahuan gizi, tempat tinggal
dan lingkungan sosial budaya.7Salah satu kelompok usia yang perlu mendapat
perhatian dan paling rentan jika kurang mengonsumsi buah dan sayur adalah
remaja. Data yang diperoleh melalui RISKESDAS (2007) menyatakan prevalensi
kurang makan buah dan sayur remaja usia 10-14 adalah 93,6 % sedangkan usia
15-24 adalah 93,8%.5 Nilai ini cukup tinggi dan perlu mendapat perhatian karena
masa remaja merupakan periode yang penting pada pertumbuhan dan kematangan
manusia. Penelitian Tylasvky A et all (2004) pada anak usia 8-13 tahun
menunjukkan bahwa anak yang mengonsumsi lebih dari tiga porsi buah dan sayur
memiliki area tulang yang lebih besar dibandingkan yang mengonsumsi kurang
dari tiga porsi sehari.8 Sedangkan penelitian Vatanparast A et all (2005) pada anak
usia 8-20 tahun juga mendukung hal tersebut, dimana Total-Body Bone Mineral
Content (TBBMC) anak yang mengonsumsi sepuluh porsi buah dan sayur per hari
3
48,6 gram lebih tinggi dibanding anak yang hanya mengonsumsi 1 porsi perhari.9
Berdasarkan data RISKESDAS (2007) pada kelompok usia diatas 10
tahun di DKI Jakarta memiliki perilaku kurangnya konsumsi sayur dan buah
sebesar 94,5%5. Maka, perlu diketahui faktor penyebab pada kalangan remaja
yang berhubungan dengan kurangnya konsumsi sayur dan buah, terutama pada
remaja di tingkat Sekolah Menengah Atas.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengetahuan dan ekonomi keluarga berhubungan dengan perilaku
konsumsi sayur dan buah pada remaja SMA?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran pada kalangan remaja pentingnya konsumsi sayur dan
buah.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan antara karakteristik individu, meliputi umur, jenis
kelamin dan pendidikan terhadap konsumsi sayur dan buah pada remaja SMA.
b. Mengetahui hubungan antara sosial ekonomi keluarga dengan perilaku
konsumsi sayur dan buah pada remaja SMA.
c.Menilai tingkat pengetahuan gizi khususnya asupan sayur dan buah pada remaja
SMA.
d. Menilai perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja SMA.
4
1.4 Hipotesis
1. Karakterisrik individu berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah
pada remaja SMA.
2. Sosial ekonomi keluarga berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan
buah pada remaja SMA.
3. Pengetahuan gizi berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah pada
remaja SMA.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan berkenaan dengan
perilaku konsumsi sayur dan buah khususnya yang terkait pada remaja
1.5.2 Bagi Profesi Kesehatan
Profesi yang terkait dapat melakukan upaya promotif dan preventif
berkenaan dengan masalah perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja
1.5.3 Bagi Masyarakat
a. Sebagai tambahan referensi karya tulis penelitian yang berguna
bagimasyarakat luas di bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat, khususnya
terkait perilakukonsumsi buah dan sayur.
b. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama
siswa, orangtua siwa, serta pihak sekolah untuk dapat meningkatkan konsumsi
sayur dan buah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Konsumsi
2.1.1 Definisi Perilaku Konsumsi
Perilaku merupakan suatu kegiatan atauaktivitas organisme
yangbersangkutan, misalnya manusia. Perilaku manusiamempunyai bentangan
yang sangat luas, mencangkup berjalan, berbicara, bereaksi,mengonsumsi
makanan dan lain-lain. Bahkan kegiatan internal (internalactivity)seperti berpikir,
persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dapatdisimpulkan bahwa
perilaku adalah berbagai hal yang dikerjakan olehorganisme,baik yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung.10
Perilaku berbeda dengan pengetahuan dan sikap. Pengetahuan dan sikap
merupakan bentuk perilaku tertutup (covert) yang bersifat pasif,
sedangkanperilaku atau tindakan merupakan respon terbuka (overt) yang bersifat
aktif dan dapat diamati secara langsung. 11
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2003, konsumsi adalah
suatu kegiatan dari individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya, baik
berupabarang produksi, bahan makanan dan lain-lain. Dalam penelitian ini,
konsumsi lebih dititikberatkan pada bahan makanan, khususnya konsumsi buah
dansayur. Jadi, perilaku konsumsi adalah suatu kegiatan atau aktivitas individu
untuk memenuhi kebutuhannya akan bahan makanan agar terpenuhi kecukupan
gizi individu tersebut
2.2 Sayur dan Buah Sayur dan buah merupakan kelompok bahan makanan yang berasal dari
bahan nabati (tumbuh-tumbuhan). Buah adalah bagian dari tanaman
6
yangstrukturnya mengelilingi biji dimana struktur tersebut berasal dari indung
telur atau sebagai fundamen (bagian) dari bunga itu sendiri. Sedangkan
sayuradalah bahan makanan yang berasal dari tumbuhan. Bagian tumbuhan yang
dapat dibuat sayur antara lain daun (sebagian besar sayur adalah daun),
batang(wortel adalah umbi batang), bunga (jantung pisang), buah muda (labu),
sehingga dapat dikatakan bahwa semua bagian tumbuhan dapat dijadikan bahan
makanan sayur. 12
Sebagai Negara tropis, Indonesia sangat kaya akan buah dan sayur. Oleh
karena itu, patut disayangkan jika konsumsi sayur dan buah masyarakat
masihrelatif rendah dibandingkan Negara lain yang bukan penghasil sayur dan
buah. 12
2.2.1 Penggolongan Sayur dan Buah 10
a. Penggolongan Sayur
Berdasarkan bagian tanaman yang dapatdimakan, sayuran dibedakan
menjadi:
1) Sayuran daun seperti kangkung, sawi, katuk dan bayam.
2) Sayuran bunga seperti brokoli dan kembang kol.
3) Sayuran buah seperti terong, cabe, ketimun dan tomat.
4) Sayuran biji muda seperti asparagus dan rebung.
5) Sayuran akar seperti wortel dan lobak.
6) Sayuran umbi keperti kentang dan bawang.
Sayuran digolongkan menjadi dua kelompok berdasarkan kandungan
protein dan karbohidrat, yaitu:10
1) Sayuran kelompok A
Mengandung sedikit sekali protein dan karbohidrat. Sayuran ini
bolehdigunakan sekehendak tanpa diperhitungkan banyaknya. Sayuran
yangtermasuk kelompok ini adalah: baligo, daun bawang, daun kacang
panjang,daun koro, daun labu siam, daun waluh, daun lobak, jamur segar,
oyong(gambas), kangkung, ketimun, tomat, kecipir muda, kol, kembang kol,
7
labuair, lobak, papaya muda, pecay, rebung, sawi, seledri, selada, tauge,
tebuterubuk, terong dan cabe hijau besar.
2) Sayuran kelompok B
Dalam 1 satuan padanan sayuran kelompok B mengandung 50 kalori,3
gram protein dan 10 gram karbohidrat. 1 satuan padanan = 100 gramsayuran
mentah (sayuran ditimbang bersih dan dipotong biasa seperti dirumah tangga) = 1
gelas setelah direbus dan ditiriskan (sayuran ditakarsetelah dimasak dan
ditiriskan).Sayuran yang termasuk kelompok ini adalah: bayam, buncis,daun
ketela rambat, daun kecipir, daun leunca, daunlompong, daun mangkokan, daun
melinjo, daun pakis, daun singkong, daun pepaya, jagung muda, jantung pisang,
genjer, kacang panjang, kacangkapri, katuk, kucai, labu siam, labu waluh, nangka
muda, pare, tekokak danwortel.
b. Penggolongan Buah
Berdasarkan ketersediaan di pasar, buah-buahan dapat dibedakan menjadi:
1) Buah bersifat musiman seperti durian, mangga, rambutan dan lain-lain.
2) Buah tidak musiman seperti pisang, nanas, alpukat, papaya, semangka danlain-
lain. Sedangkan berdasarkan prioritas pengembangan, pembagian buah-buahan
menjadi:
1) Buah prioritas nasional yang meliputi jeruk, mangga, rambutan, durian dan
pisang.
2) Buah prioritas daerah yang meliputi manggis, duku, leci, lengkeng, salakdan
markisa.
2. 2.2 Kandungan Gizi dan Manfaat Buah dan Sayur
Buah dan sayur merupakan sumber serat, vitamin A, vitamin C, vitamin
Bkhususnya asam folat, berbagai mineral seperti magnesium, kalium, kalsium
danFe, namun tidak mengandung lemak maupun kolesterol. Setiap buah dan
sayurmempunyai kandungan vitamin dan mineral yang berbeda. Misalnya
belimbing,durian, jambu, jeruk, mangga, melon, papaya, rambutan, sawo dan
sirsakmerupakan contoh buah yang mengandung vitamin C relatif tinggi
8
dibandingkanbuah lainnya. Sedangkan jambu biji, merah garut, mangga matang,
pisang rajadan nangka merupakan sumber provitamin A yang sangat tinggi. 10
Kandungan vitamin dan mineral pada buah dansayur memang berbeda-
beda, tidak saja diantara berbagai spesies dan varietas,namun juga di dalam
varietas sendiri yang tumbuh pada kondisi lingkungan yangberbeda, iklim, macam
tanah dan pupuk, semuanya berpengaruh terhadapkandungan vitamin dan mineral
dalam produk sayur dan buah yang dihasilkan.Sayur dan buah mempunyai banyak
manfaatbagi kesehatan. Ada dua alasan utama yang membuat konsumsi sayur dan
buah penting untuk kesehatan, yaitu:12
a.) Buah dan sayur sangat kaya akan kandungan vitamin, mineral dan zat
gizilainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tanpa mengonsumsi buah
dansayur, maka kebutuhan gizi seperti vitamin C, vitamin A, potassium dan
folatkurang terpenuhi. Oleh karena itu, buah dan sayur merupakan sumber
makananyang baik dan menyehatkan.
b.) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi tinggi
buahdan sayur dapat menurunkan insiden terkena penyakit kronis. Salah satu
studiepidemiologi yang mengkaji secara umum terhadap perilaku
sekelompokmasyarakat menunjukkan bahwa masyarakat Cina, Jepang dan Korea
lebihsedikit terkena kanker dan penyakit jantung koroner dibandingkan
masyarakatEropa dan Amerika. Hal ini disebabkan karena masyarakat Korea,
Jepang danCina dikenal sangat suka mengonsumsi sayuran dan buah-buahan lebih
banyakdari Negara Eropa dan Amerika.Buah-buahan dan sayuran segar juga
mengandung enzim aktif yang dapatmempercepat reaksi-reaksi kimia di dalam
tubuh. Komponen gizi dan komponenaktif non-nutrisi yang terkandung dalam
buah dan sayur berguna sebagaiantioksidan untuk menertalkan radikal bebas,
antikanker dan menetralkankolesterol jahat. Selain itu, dalam sayuran dan buah
terdapat dua jenis serat yangbermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan mikroflora
usus, yaitu serat larut airdan tidak larut air. Serat larut air dapat memperbaiki
performa mikroflora usussehingga jumlah bakteri baik dapat tumbuh dengan
sempurna. Sedangkan, serattidak larut air akan menghambat pertumbuhan bakteri
jahat sebagai pencetusberbagai macam penyakit. 1
9
2.2.3 Dampak Kurangnya Konsumsi Sayur dan Buah
Beberapa dampak apabila seseorang kurang konsumsi sayur dan buah
antaralain: 13
a.) Gangguan Penglihatan/Mata
Gangguan pada mata dapat diakibatkan karena tubuh kekurangan giziyang
berupa betakaroten. Gangguan mata dapat diatasi dengan banyakmengonsumsi
wortel, selada air, dan buah-buahan lainnya. Kandungan vitamin A dalam buah
dan sayur penting untuk pertumbuhan,penglihatan dan meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit dan infeksi.Vitamin A berfungsi dalam penglihatan
normal pada cahaya remang.Kecepatan mata beradapatasi setelah terkena cahaya
terang berhubunganlangsung dengan vitamin A yang tersedia di dalam darah
untuk membentukrodopsin yang membantu proses melihat. 14
b.) Menurunkan Kekebalan Tubuh
Sayur dan buah sangat kaya dengan kandungan vitamin C yangmerupakan
antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas. Vitamin C jugameningkatkan kerja
sistem imunitas sehingga mampu mencegah berbagaipenyakit infeksi bahkan
dapat menghancurkan sel kanker. Jikatubuh kekurangan asupan buah dan sayur,
maka imunitas/kekebalan tubuh akanmenurun.15
c.) Meningkatkan Risiko Kegemukan
Kurangnya konsumsi sayur dan buah dapat meningkatkan risiko
kegemukandan diabetes pada seseorang.15Buah berperan sebagai sumbervitamin
dan mineral yang penting dalam proses pertumbuhan. Buah juga bisa menjadi
alternatif cemilan (snack) yang sehat dibandingkan dengan makananjajanan
lainnya, karena gula yang terdapat dalam buah tidak membuatseseorang menjadi
gemuk namun dapat memberikan energi yang cukup. 16Sayuran juga merupakan
sumber vitamin dan mineral yang sangatbermanfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan individu. Seseorang yangmengonsumsi cukup sayuran dengan
jenis yang bervariasi akan mendapatkankecukupan sebagian besar mineral mikro
dan serat yang dapat mencegahterjadinya kegemukan. Selain itu, sayuran juga
10
berperan dalam upayapencegahan penyakit degeneratif seperti PJK (Penyakit
Jantung Koroner),kanker, diabetes dan obesitas. 17
d.) Meningkatkan Risiko Kanker Kolon
Diet tinggi lemak dan rendah serat atau kurangnya konsumsi sayur dan
buah dapat meningkatkanrisiko kanker kolon. Penelitian epidemiologis
menunjukkan perbedaan insidenkanker kolorektal di Negara maju seperti
Amerika, Eropa dan di Negaraberkembang seperti Asia dan Afrika. Hal itu
dikarenakan perbedaan jenismakanan di Negara maju dan Negara berkembang
tersebut, dimana masyarakatdi Negara maju lebih banyak mengonsumsi lemak
daripada di Negaraberkembang.18Serat dapat menekan risiko kanker karena serat
makanan diketahuimemperlambat penyerapan dan pencernaan karbohidrat, juga
membatasiinsulin yang dilepas ke pembuluh darah. Terlalu banyak insulin
(hormone pengatur kadar gula darah) akan menghasilkan protein dalam darah
yangmenambah risiko munculnya kanker, yang disebut insulin growth faktor
(IGF).Serat dapat melekat pada partikel penyebab kanker lalu membawanya
keluardari dalam tubuh. 19
e.) Meningkatkan Risiko Sembelit (Konstipasi)
Konsumsi serat makanan dari sayur dan buah, khususnya serat tak
larut(tak dapat dicerna dan tak larut air) menghasilkan tinja yang lunak.
Sehinggadiperlukan kontraksi otot minimal untuk mengeluarkan feses dengan
lancar.Sehingga mengurangi konstipasi (sulit buang air besar). Diet tinggi serat
jugadimaksudkan untuk merangsang gerakan peristaltik usus agar
defekasi(pembuangan tinja) dapat berjalan normal.20Kekurangan serat
akanmenyebabkan tinja mengeras sehingga memerlukan kontraksi otot yang
besaruntuk mengeluarkannya atau perlu mengejan lebih kuat. Hal inilah yang
seringmenyebabkan konstipasi. Oleh karena itu, diperlukan konsumsi serat
yangcukup khususnya yang berasal dari buah dan sayur. 21
11
2.2.4 Komposisi buah dan sayur
Buah dan sayur memiliki kandungan gizi berupa karbohidrat protein,
lemak, air, vitamin,mineral dan serat dengan kadar yang berbeda-beda. berikut
penjelasan dari masing-masing zat gizi tersebut :
1.Karbohidrat
Fungsi dari karbohidrat adalah sebagai sumber energi utama, pemberi rasa
manis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, dan
membantu pengeluaran fases. Kadar karbohidrat pada buah dan sayur juga
berbeda-beda. Secara umum adapun buah yang memiliki karbohidrat yang tinggi
adalah pisang ambon, apel, dan pepaya. Sedangkan untuk sayuran adalah daun
singkong, wortel dan bayam.22
Secara spesifik Pada karbohidrat terdiri dari monosakarida
(glukosa,fruktosa, sukrosa) , polisakarida, dan serat (laut air dan tidak laut air).
Kadar dari masing-masingnya juga berbeda-beda. Pisang memiliki kadar
monosakarida yang tinggi (20%), sedangkan alpukat dan bayam memiliki kadar
monosakarida yang rendah. Polisakarida yang paling banyak terdapat pada buah
dan sayur adalah dalam bentuk pati. Untuk serat, buah dan sayur memiliki
kandungan yang tinggi. Contoh buah yang cukup tinggi serat antara lain jambu
biji, pepaya, jeruk, magga, belimbing, apel, pir dan salak, sedangkan sayur yang
cukup tinggi serat antaral lain tomat, buncis, saun singkong, brokoli, wortel dan
bayam. Serat larur air (pektin, gum, dan mukilase) dapat menurunkan risiko
dislipidemia dan penyakit jantung koroner dengan mengikat asam empedu, yang
kemudian dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan absorbsi lemak oleh
tubuh. Disisi lain serat juga dapat menurunkan risiko kanker dengan cara
mengikat zat karsinogenik keluar tubuh. Contoh buah yang mengandung serat
larut air adalah apel, jambu biji, anggur dan wortel. Serat tidak larut air (selulosa,
hemiselulosa, dan lignin) terdapat pada bagian keras buah dan sayur seperti
tangkai sayuran, inti wortel dan biji jambu biji. Fungsi serat ini adalah untuk
melunakan dan memberi bentuk pada fases dengan menyerap air dan membantu
12
gerakan peristaltik usus sehingga melancarkan defekasi dan mencegah beberapa
penyakit seperti konstipasi, hemoroid, divertikulosis.23
2.Protein
Fungsi protein adalah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel,
pembentukan ikatan - ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air,
memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkat zat-zat gizi dan
sebagai sumber energi.Buah dan sayur sangat sedikit mengandung protein, dimana
sebagian besar buah hanya mengandung 1% protein sedangkan sayur 3% lebih
banyak. Buah yang mengandung banyak protein adalah tomat dan magga dan
sayurnya antara lain daun singkong, bayam dan kangkung.23
3.Lemak
Fungsi lemak sama dengan karbohidrat yaitu sebagai sumber energi.
Selain itu juga sebagai sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut
lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, membantu
proses pencernaan (pelumas), memelihara suhu tubuh serta sebagai pelindung
organ tubuh. Buah dan sayur juga sangat sedikit mengandung lemak (0,1-1%) dan
terbebas dari kolesterol, kecuali beberapa buah seperti alpukat, durian, kelapa, ke
3 jenis buah ini mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (asam palmitat,
oleat,linoleat). Melihat hal tersebut maka buah dan sayur dapat mengurangi risiko
kolesterol,obesitas dan peningkatan risiko penyakit jantung koroner serta
kanker.23
4.Air
Fungsi air dalam tubuh manusia adalah vital, yaitu sebagai pelarut dan alat
angkut, selain itu juga sebagai katalisator, pelumas, fasilitator pertumbuhan,
pengatur suhu, memelihara keseimbanga cairan dan elektrolitbuah dan sayir
merupakan bahan makanan yang paling banyak mengandung air (95%).23
5.Vitamin dan Mineral.
Vitamin merupakan zat organik yang berfungsi untuk mengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Adapun fungsi mineral adalah untuk
13
memelihara fungsi tubuh secara keseluruhan, baik pada tingkat sel, jaringan,
organ, maupun sistem organ dengan cara memelihara keseimbangan cairan, asam
basa, dansebagai kofaktor enzim.36Vitamin dan mineral dibutuhkan sedikit oleh
tubuh, tetapi selain memiliki fungsi yang penting, umumnya vitamin tidak apat
dibentuk oleh tubuh sehingga harus didatangkan dari makanan (esensial).23
Setiap buah dan sayur mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang
berbeda. Misalnya belimbing, durian, jambu, jeruk, mangga, melon, papaya,
rambutan, sawo dan sirsak merupakan contoh buah yang mengandung vitamin C
relatif tinggi dibandingkanbuah lainnya.Sedangkan jambu biji, mangga matang,
pisang raja dan nangka merupakan sumber provitamin A yang sangat
tinggi.22Buah-buahan kecil dan berbiji seperti jambu biji, jeruk , kiwi,dan
strawberi juga banyak mengandung vitamin C dan beta karoten yang tinggi,
sedangkan buah-buahan berkulit keras seperti durian umumnya banyak
mengandung vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan, fungsi struktural
dalam memelihara intergritas membran sel, sintesis DNA, kekebalan, mencegah
penyait jantung, keguguran, sterilisasi, dan gangguan menstruasi.23
2.2.5. Kecukupan Konsumsi Buah dan Sayur yang Dianjurkan
Sejak tahun 1990, telah dicanangkan dalam Dietary for Americans bahwa
rekomendasi minimal untuk mengonsumsi buah adalah 2 porsi/hari dan
3porsi/hari untuk konsumsi sayur atau setara dengan konsumsi buah dan sayur 5
porsi/hari. Menurut WHO/FAO, yang dimaksud dengan 1 porsi sayuradalah 1
mangkok sayur segar atau mangkok sayur masak dan 1 porsi buahadalah 1
potongan sedang atau 2 potongan kecil buah atau 1 mangkok buah
irisan.Konsumsi buah dan sayur dianggap cukup apabila asupan buah dan sayur
5porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap kurang apabila asupan
buahdan sayur kurang dari 5 porsi sehari. 6
Di Indonesia, konsumsi buah yang dianjurkan yaitu sebanyak 200-300
gram atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah lain sedangkan porsi
sayurandalam bentuk tercampur seperti sayuran daun, kacang-kacangan dan
14
sayuranberwarna jingga yang dianjurkan sebanyak 150-200 gram atau 1 - 2
mangkoksehari. 24
Konsumsi buah dan sayur harus cukup, tidak boleh kurang ataupun
berlebihan sebab jika kekurangan ataupun kelebihan depat menimbulkan efek
negatif bagi tubuh. Kekurangan buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh
kekurangan zat-zat gizi seperti vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat dan
dibutuhkan tubuh. 24
2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi sayur dan buah
Perilaku konsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh 2
faktor utama yaitu :
1. Faktor intrinsik yang terdiri dari karakteristik individu: umur, jenis kelamin dan
pendidikan
2. Faktor ekstrinsik yang terdiri dari: tingkat ekonomi, pengetahuan gizi,
lingkungan sosial dan kebudayaan.25
2.2.6.1 Umur Menurut Depkes, umur adalah masa hidup responden dalam tahundengan
pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir.Umur
mempunyai peran penting dalam menentukan pemilihan makanan. Padamasa
bayi, seseorang tidak mempunyai pilihan terhadap apa yang mereka
makan,sedangkan saat dewasa, seseorang mulai mempunyai kontrol terhadap apa
yangmereka makan. Proses tersebut sudah dimulai saat masa kanak-kanak,
merekamulai memiliki kesukaan terhadap makanan tertentu. Saat seseorang
tumbuhmenjadi remaja dan dewasa, pengaruh terhadap kebiasaan makan mereka
sangat
kompleks.5
Menurut WHO, penggolongan umurdikategorikan menjadi 4, yaitu anak-
anak (< 10 tahun), remaja (10-24 tahun), dewasa (25-59 tahun) dan lanjut usia
(>60 tahun). Untuk golongan anak-anak danremaja, kebutuhan gizinya harus lebih
diperhatikan karena masa anak-anak danremaja merupakan masa pertumbuhan
sehingga kecukupan gizinya harustercukupi agar mencapai pertumbuhan optimal
15
dan sebagai upaya pencegahantimbulnya berbagai penyakit di masa yang akan
datang.6
2.2.6.2 Jenis Kelamin
Menurut Depkes, jenis kelamin adalah perbedaan seks yang didapatsejak
lahir yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelaminmenentukan
besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang karena pertumbuhandan
perkembangan individu sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan. Dalam
studi di Augusta Georgia ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara jenis
kelamin dengan konsumsi buah dan sayur. 5
2.2.6.3 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecepatan seseorang secara
intelektual dan emosional. Pendidikan juga diartikan sebagai suatu usaha sendiri
untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam maupun di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.28
Sedangkan menurut Depkes, pendidikan merupakan tingkat pendidikan
formal tertinggi yang telah dicapai oleh seseorang. Pendidikan merupakan
faktoryang mempengaruhi perilaku seseorang dan dapat mendewasakan seseorang
sertaberperilaku baik, sehingga dapat memilih dan membuat keputusan dengan
lebihtepat, salah satunya yaitu dalam perilaku mengonsumsi buah dan sayur. 5
2.2.6.4 Tingkat Ekonomi Keluarga
Dalam bererapa penelitian, tingkat ekonomi atau pendapatan
seringkalididekati dari tingkat pengeluaran rumah tangga. Hal ini dilakukan
karena biasanyauntuk mendapatkan informasi tentang pendapatan sulit dilakukan
karena adanyahambatan dalam wawancara yaitu responden tidak mau
mengungkapkan jumlahnominal pendapatan yang diperoleh. 26 Pengeluaran uang
untuk keperluanrumah tangga harus dibagi-bagi untuk berbagai keperluan seperti
keperluan untukbahan pangan, sewa tingggal (sewa atau cicilan rumah), air,
penerangan,pendidikan anak, kesehatan/pengobatan dan transportasi.
Di negara-negara berkembang, penduduk yang berpenghasilan
rendahhampir membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk membeli
makanan.Pada daerah miskin di India 80% pendapatan yang diperoleh digunakan
16
untuk membeli makanan, sedangkan di negara maju hanya 45% untuk
membelimakanan.Tingkat pengeluaran rumah tangga dihitung dengan mengukur
pengeluaranrumah-tangga untuk makanan dan non-makanan. Diasumsikan bahwa
semakintinggi proporsi uang yang dikeluarkan untuk makanan, maka semakin
rendahdaya beli rumah-tangga tersebut untuk kebutuhan lainnya atau dengan kata
laintingkat ekonomi semakin rendah. Di perkotaan, kelompok penduduk termiskin
mengeluarkan 66%pengeluaran rumah-tangganya untuk makanan. Sedangkan
penduduk terkayahanya mengeluarkan 44% saja. Kecenderungan serupa juga
dijumpai diperdesaan. Secara umum, 69% pengeluaran rumah tangga digunakan
untuk makanan.27
Tingginya proporsipengeluaran makanan jika proporsi >50% dari
pengeluaran total keluargasedangkan rendahnya proporsi pengeluaran makanan
jika jika proporsi 50% daripengeluaran total keluarga. Presentase pengeluaran
untuk makanan menurun jikajumlah pendapatan bertambah. Jadi, semakin besar
tingkat pengeluaran keluargauntuk makanan, maka semakin rendah tingkat
ekonomi keluarga tersebut.
Mayoritas masyarakat yang konsumsi makannya kurang optimal
tertutamayang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah. Karena
keluargadengan pendapatan terbatas, besar kemungkinan kurang dapat
memenuhikebutuhan makanannya sejumlah yang diperlukan tubuh.
Setidaknyakeanekaragaman bahan makanan kurang terjamin, karena dengan uang
terbatas itu
tidak akan banyak pilihan. Dalam penelitian, ditemukan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat ekonomi dan perilaku konsumsi individu, yaitu
seseorang yang memiliki pendapatan dan status ekonomi tinggi cenderung akan
mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak.27Ditemukan bahwa masyarakat yang
status ekonominya tinggi selalu tersedia sayuran saat makan malam dan buah di
rumah. Kemudian berdasarkan uji statistik ditemukan bahwa tingkat ekonomi
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumsi. Hal ini menunjukkan
orang yang memiliki daya beli yang baik maka bisa memenuhi kebutuhannya
terhadap bahan makanan.
17
2.2.6.5 Pengetahuan gizi
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuktindakan seseorang. Perilaku yang dilakukan berdasarkan pada
pengetahuan akanbertahan lebih lama dan kemungkinan menjadi perilaku yang
melekat padaseseorang dibandingkan jika tidak berdasarkan pengetahuan.
Ditemukan bahwa pengetahuan berpengaruhsecara signifikan terhadap perilaku
konsumsi buah dan sayur, yaitu diketahuibahwa pengetahuan gizi dapat
meningkatkan 22% konsumsi buah dan sayur.29
2.2.6.6 Lingkungan Sosial dan Budaya
Unsur sosial dan budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan
penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya
memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan atau makanan.
Misalnya bahan makanan tertentu oleh suatu budaya masyarakat dianggap tabu
untuk dikonsumsi karena alasan-alasan tertentu, sehingga akan berpengaruh
terhadap perilaku konsumsi individu tersebut. Dalam penelitian, ditemukan bahwa
lingkungan sosial budaya atau suku bangsaberpengaruh terhadap pola konsumsi
seseorang.30
2.3 Remaja 2.3.1 Definisi Remaja
Definsi Remaja menurut UNFPA (The United Nations Population Fund),
remaja adalah anak dengan usia 10-19 tahun yang dibagi menjadi dua fase yaitu
remaja awal (early adolescene) 10-14 tahun dan remaja akhir (late adolescene)15
19 tahun. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak- anak menuju dewasa,
terjadi perkembangan individu dalam mencari identitas diri, moral dan nilai
kehidupan, penghargaan terhadao diri, dan pandangan terhadap masa depan.30
Menurut Brown, masa remaja dapat dibagi menjadi tiga fase berdasarkan
perkembangan psikososialnya, yaitu :
1. Remaja muda yaitu 10-14 tahun
2. Remaja menengah yaitu 15-17 tahun
3. Remaja tua yaitu 18-21 tahun
18
2.3.2 Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Pertumbuhan fisik yang terjadi pada masa remaja adalah pertambahan
berat badan dan tinggi badan.. Didalam kehidupan masa growth spurt ini terjadi
dua kali, yaitu pada waktu bayi dan pada waktu remaja. Pertumbuhan badan
paling optimal terjadi pada masa kedua tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan
pada masa remaja sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan. Masa growth
spurt pada remaja perempuan terjadi lebih awal. Usia 11-13 tahun wanita lebih
besar daripada laki-laki, dan pada umur 13-14 tahu, wanita lebih tinggi dan lebih
berat daripada laki-laki. 31
Tahapan perkembangan remaja menurut Robert and Williams secara
umum ada tiga tahapan perkembangan remaja yaitu :
1. Remaja awal (Early Adolescene) : 10-14 tahun
Pada usia ini remaja suka membandingkan diri dengan orang lain, sangat
mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan lebih seneng bergaul dengan
teman sejenis
2. Remaja tengah (Middle Adolescene ) : 15-17 tahun
Remaja menengah memilki karateristik yaitu berkembangnya kesadaran
terhadap identitas diri. Khususnya pada remaja putri mereka mulai
memperhatikan citra fisik. Pada masa ini tekanan sosial yang timbul untuk
menjadi kurus merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan untuk
sebagian besar remaja putri, hal ini tentu saja akan meningkatkan risiko
perilaku kesehatan yang buruk.
3. Remaja Akhir : 18-21 tahun
Remaja akhir ditandai dengan kematangan dan kesiapan menuju tahap
kedewasaan dan lebih fokus pada masa depan baik dalam bidang
pendidikan, pekerjaan, seksual, dan individu.. karaterisitik remaja akhir
biasanya sudah mulai nyaman dengan dirinya dan pengaruh teman sebaya
sudah mulai berkurang.32
19
2.4 Pengukuran Konsumsi FFQ Semi-Kuantitatif
2.4.1 Metode FFQ Semi-Kuantitatif
FFQ (Food Frequency Questionnaire) merupakan metode atau cara food
frequency biasanya kualitatif dan menggambarkan frekuensi konsumsiper hari,
minggu atau bulan. Metode food frequency yang telah dimodifikasidengan
memperkirakan atau estimasi URT dalam gram dapat dikatakandengan metode
yang kuantitatif (FFQ semi kuantitatif).Pada FFQ semi kuantitatif skor zat gizi
yang terdapat disetiap subyekdihitung dengan cara mengkalikan frekuensi setiap
jenis makanan yangdikonsumsi yang diperoleh dari data komposisi makanan yang
tepat.Suatu metode atau cara konsumsi yang dapat memberikan
informasimengenai data asupan gizi secara umum dengan cara memodifikasi
berdasarkan metode FFQ (Food Frequency Questionnaire). 5
Pada metode food frequency tidak dilakukan standar ukuran porsi yang
digunakan hanya frekuensi berapa sering responden memakan makanantersebut
dan tidak dilakukan dilakukan penimbangan ukuran porsinyasedangkan metode
semikuantitatif suatu penelitian menerangkan hubunganantara nutrisi dan asupan
makan. Semi-kuantitatif memberikan gambaranukuran porsi yang dimakan
seseorang dan frekuensi makan dalam waktutahun, bulan, mingggu dan hari
makanan yang dimakan oleh responden sertamemberikan gambaran ukuran yang
dimakan oleh responden dalam bentukbesar, sedang dan kecil yang nantinya jenis
dan berat dari makanan itudatanya akan dimasukan ke dalam komputer dengan
mengkalikan nutrisiyang terkandung dalam makanan tersebut.5
20
RINGKASAN PUSTAKA
Tabel 2.1 Ringkasan Pustaka
Nama peneliti Natalia Dessy Wulansari
Ida Farida Deni Elnovriza, Rina Yenrina dan Hafni Bachtiar
Lokasi penelitian di Bogor di Indonesia di Universitas Andalas
Studi desain cross sectional cross sectional cross sectional Subjek studi Remaja Remaja Mahasiswa Variabel yang diteliti Preferensi buah dan
sayur dengan status sosial ekonomi
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur
Tingkat pengetahuan gizi dan pola asupan zat gizi
Lama waktu studi dari bulan April hingga Oktober 2009
dari bulan Juni sampai September 2010
Dari bulan Maret sampai Desember 2008
Hasil Hasil analisis multivariat pada pengetahuan gizi dan karakteristik sosial ekonomi tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan konsumsi buah. Sedangkan variabel yang berhubungan terhadap konsumsi sayur adalah pengetahuan gizi, besar keluarga, pendidikan orang tua dan pendapatan keluarga.
Hasil analisis multivariat pada variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, tingkat ekonomi keluarga dan tempat tinggal terbukti berhubungan secara signifikan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja.
Hasil analisis bivariat yaitu tidak ada hubungan yang signifikan anatara tingkat pengetahuan dengan asupan zat gizi
21
Bagan 2.1 Kerangka teori
Keterangan:
:Diteliti
:Tidakditeliti
1
Perilaku Konsumsi sayur dan buah
Pengetahuan
Sikap
Praktek
Status gizi remaja
1
Karakteristik individu:
Umur Jenis kelamin pendidikan
Status Ekonomi keluarga
Informasi
Gaya hidup
2
2
22
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka Konsep Penelitian dibuat dalam bagan sebagai berikut :
Bagan 3.1. Kerangka konsep
Variabel Bebas Variabel Bebas
Faktor Intrinsik Faktor EkstrinsikFaktor Ekstrinsik
Karakteristik individu:
1.Umur
2.Jenis kelamin
3.Pendidikan
Perilaku Konsumsi sayur dan buah
Status ekonomi keluarga
Pengetahuan gizi
23
3.3 Definisi Operasional
Variabel bebas (independent)
No Variabel Definisi Cara ukur dan alat ukur
Hasil ukur Skala Referensi
1 Umur Masa hidup responden dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir
Cara ukur: Angket/ kuisioner Alat ukur: Angket identitas riskesdas
1. Remaja Usia 16 tahun) 2. Remaja usia >16 tahun
Ordinal Depkes 2010
2 Jenis Kelamin
Perbedaan seks yang didapat sejak lahir yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan
Cara ukur: Angket/ kuisioner Alat ukur: Angket identitas riskesdas
1. Laki-laki 2. Perempuan
Nominal
Depkes 2008
3 Tingkat ekonomi keluarga
Status ekonomi keluarga berdasarkan proporsi pengeluaran keluarga rata-rata untuk makanan sebulan dibandingkan dengan pengeluaran total keluarga sebulan
Cara ukur: Angket/ kuisioner Alat ukur: Angket susenas
1. Rendah, jika proporsi pengeluran makanan >50%. 2. Tinggi, jika proporsi pengeluran makanan 50%.
Ordinal Susenas 2007
4 Pendidikan Tingkat pendidikan formal tertinggi yang telah dicapai oleh responden
Cara ukur: Angket/ Kuisioner Alat ukur: Angket identitas Riskesdas
1. Rendah, jika tamat
24
No Variabel Definisi Cara ukur dan alat ukur
Hasil ukur Skala Referensi
5 Pengetahuan gizi sayur dan buah
Segala sesuatu yang diketahui responden mengenai manfaat kandungan dan anjuran konsumsi sayur dan buah
Cara ukur: Angket/ kuisioner Alat ukur: Angket identitas
1.Baik: nilai 80-100 dari total pertanyaan
2.Kurang: nilai
25
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional-analitik dengan pendekatan Cross
Sectional yaitu studi observasional untuk menentukan hubungan antara variabel
bebas (pengetahuan gizi, status ekonomi keluarga) dengan variabel tergantung
(perilaku konsumsi sayur dan buah) dengan melakukan pengukuransesaat atau
satu kali pengukuran. Data yang diteliti berupa data primer. Data primer yang
diperoleh berasal dari kuesioner terstruktur.
4.2 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 23, Tomang, Jakarta Barat.
Waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2013 sampai Januari 2014.
4.3 Populasi dan sampel penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah sejumlah besar subyek yangmempunyai
karakteristik tertentu. Dalam hal ini, populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa
kelas XI SMA Negeri 23 Jakarta Barat yang berjumlah 200 siswa.
4.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian adalah bagian dari populasi yang dipilihdengan
cara tertentu hingga dianggap sebagai mewakili populasinya.
Penentuan Besar Sampel
Dengan menggunakan rumus besar sampel penelitian infinit, yaitu:
n = Z2 x p x q / d2
n = besar sampel optimal yang dibutuhkan
n z = pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
n p = prevalensi yang menderita penyakit/peristiwa yang diteliti dalam
hal inikurang makan buah dan sayur penduduk dengan usia antara 15-
24 di DKI Jakarta adalah 94,5 %. 5
n q = prevalensi yang tidak menderita penyakit/ peristiwa yang diteliti
26
dalam hal ini 1-P = 1-0,945 = 0,055
n d = akurasi dari ketepatan pengukuran besarnya 0,05
Dari rumus besar sampel infinit, diperoleh perhitungan :
n = 1,962 x 0,945 x 0,055 = 0,1996 = 79,84(80)
0,0520,0025
Selanjutnya, akan menggunakan rumus besar sampel finit, yaitu :
n = no / (1 + no/N)
n n= besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
n no = besar sampel dari populasi yang infinit yaitu 80
n N = besar sampel populasi finit dari siswa XI di SMA Negeri 23
diperoleh jumlah total populasi sebesar 195.
Dari rumus besar sampel finit, diperoleh perhitungan :
n = 80 = 80 =57,14 (57)
(1 + 80/200) 1,4
Dari rumus besar sampel finit, didapatkan jumlah sampel yang harus
diteliti adalah sebanyak 57 siswa XI di SMA Negeri 23 Jakarta Barat.Dari jumlah
sampel tersebut, diperkirakan akan terjadi drop-out sebesar 15% dari jumlah
populasi finit. Yaitu : 0,15 x 57 = 8,55 (9). Jadi jumlah total sampel minimum
yang diperlukan adalah 57 + 9 = 66 orang. Namun penelitian ini akan dilakukan
pada seluruh siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPS 1 di SMA N 23 Jakarta Barat
sebanyak 80 orang.
27
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan syarat-syarat subyek bisa masuk dalamkriteria
penelitian. Pada penelitian ini, yang termasuk kriteria inklusi adalah:
1. Siswa dan siswi kelas XI di SMA 23 Jakarta Barat
2. Bersedia menjawab kuisioner yang diberikan
Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi merupakan syarat-syarat subyek yang sudah masuk dalam
penelitian tetapi harus dikeluarkan dari penelitian. Pada penelitian ini, yang
termasuk kriteria ekslusi adalah:
1. Subjek tidak hadir saat penelitian dilakukan
4.3.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
iniadalahprobability sampling. Teknik probability sampling yang digunakan
adalah simple random sampling (teknik sampel acak sederhana). Teknik ini
dipilih karena memiliki nilai ketepatan yang tinggi sehingga setiap unit sampel
memiliki peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel33.
28
Bagan 4. Alur penelitian sampel secara random sampling
Pengambilan subjek penelitian di SMA Negeri 23 Jakarta Barat
murid kelas XI
Pemilihan sampel yang memenuhi kriteria penelitian dengan total
sampel minimum 66 orang
Simple Random Sampling
XI IPA 1
XI IPA 2
n= 40
XI IPS 1
n= 40
XI IPA 2 XI IPS 3 XI IPS 2 XI IPS 1
29
4.4 Bahan dan instrumen penelitian
1. Food Frequency Questionnaire Semi-Kuantitatif (terlampir)
2. Angket Riskesdas / Kuisioner identitas (terlampir)
4.5 Analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil angket / kuisioner, wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah :
Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menganalisa tiap variabel dalam
hasilpenelitian. Pada penelitian ini, analisis univariat yang digunakan untuk
menganalisa variabel independent (umur, jenis kelamin, pendidikan,
pengetahuan gizi dan status ekonomi keluarga) dan variabel dependent
(perilaku konsumsi sayur dan buah). Data tersebut akan dimasukkan ke dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
variabel independent dengan variabel dependent. Hasil dari analisis akan
disajikan dalam bentuk tabel dan analisis data dilakukan dengan program
komputer SPSS 17.0.33
Melalui uji statistik chi-square akan diperoleh nilai p, dimana dalam
penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan () = 0,05 yaitu jika diperoleh
nilai p0,05, berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen
dan dependen, dan jika diperoleh nilai p>0,05, maka tidak ada hubungan yang
signifikan antara variabel independen dan dependen.33
30
4.6 Alur kerja penelitian
Bagan 4.1 Alur kerja penelitian
SMA Negeri 23 Jakarta Barat
Kelas XI
XI IPA XI IPS
Angket Riskesdas dan Semi-Kuantitatif Food
Frequency Questionnaire
Pengolahan dan Analisis data
Hasil
Laporan
31
Cara pengolahan data :
a. Editing
Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data,
diantaranya kelengkapan identitas, lembar kuesioner, dan kelengkapan
isian kuesioner, sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat
dilengkapi segera oleh peneliti.
b. Entry
Entry data adalah proses pemasukan data yang diperolehke dalam
program komputer untuk analisis lebih lanjut. Pada penelitian ini
menggunakan Program SPSS 17.0.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah mengelompokan data sesuai dengan tujuan
penelitian. Setiap pertanyaan yang sudah diberi nilai hasilnya
dijumlahkan dan akan diberi kategori. Kemudian dimasukan dengan
data-data lain kedalam tabel yang telah disiapkan.
d. Cleaning
Pengecekan kembali data yang telah di entry untuk mengetahui
adanya kesalahan atau tidak.
4.7 Etika penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah etika
penelitian yang meliputi :
1. Lembar Persetujuan Responden (Informed Concent)
Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan serta dampak yang
mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, bila subjek menolak
maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden
(Lampiran).
2. Kerahasiaan Nama (Anonimity)
Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan
32
nama responden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberikan kode
pada masing-masing lembar tersebut.
3.Kerahasiaan(Confidentiality)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dengan cara
peneliti tidak mencantumkan data responden pada saat pengolahan dan
interpretasi hasil.
33
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Karakteristik responden
Berikut ini dipaparkan profil responden yang digunakan dalam penelitian
ini,yang dapat dilihat dari karakteristik berdasarkan perilaku konsumsi sayur dan
buah, usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan dan pengetahuan gizi.
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik individu di SMAN 23
Variabel n % Konsumsi sayur dan Buah
Baik 42 52,5% Kurang 38 47,5% Usia Dibawah 16 Tahun 65 81,3% Diatas 16 Tahun 15 18,8% Jenis Kelamin Pria 29 36,3% Wanita 51 63,8% Tingkat Ekonomi Rendah 48 60% Tinggi 32 40% Tingkat Pendidikan Rendah 80 100% Pengetahuan Gizi Baik 62 77,5% Sedang 18 22,5% Keterangan:
n : Jumlah responden
% : Presentase dari jumlah responden
Perilaku konsumsi sayur dan buah
34
Dari tabel profil responden diatas dapat diketahui bahwa untuk kategori
konsumsi sayur dan buah, responden dengan perilaku konsumsi sayur dan buah
baik terdiri dari 42 orang responden (52,5%) dan responden dengan perilaku
konsumsi sayur dan buah kurang terdiri dari 38 orang responden (47,5%).
Usia
Untuk karakteristik responden berdasarkan usia dapat diketahui bahwa
responden yang berusia dibawah 16 tahun terdiri dari 65 orang responden (81,3%)
dan responden yang berusia diatas 16 tahun terdiri dari 38 orang responden
(47,5%).
Jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini, mayoritas responden adalah
wanita yaitu berjumlah 51 orang (63,8%) dan responden pria berjumlah 29 orang
(36,3%).
Tingkat ekonomi keluarga
Untuk karakteristik responden berdasarkan tingkat ekonomi keluarga yang
diukur berdasarkan proprosi pengeluaran untuk makanan, responden dengan
tingkat ekonomi keluarga yang rendah (proporsi pengeluaran untuk makanan >
50%) terdiri dari 48 orang responden (60%) sementara responden dengan tingkat
ekonomi yang tinggi (proporsi pengeluaran makanan 50%.) terdiri dari 32 orang
responden (40%).
Pendidikan
Untuk karakterstik responden berdasarkan tingkat pendidikan, seluruh
responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA sehingga dapat dikatakan
tingkat pendidikan dari seluruh responden adalah rendah.
Pengetahuan gizi
Untuk karakteristik responden berdasarkan pengetahuan gizi, dapat
diketahui bahwa 62 orang (77,5%) respoden memiliki pengetahuan gizi yang baik
35
sedangkan terdapat 18 orang responden (22,5%) yang memiliki pengetahuan gizi
yang sedang.
5.2 Hubungan usia, jenis kelamin, status ekonomi dan pengetahuan dengan
perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja
Berikut ini disajikan hasil pengujian hubungan antara variabel usia, jenis
kelamin, tingkat ekonomi keluarga, pendidikan, serta pengetahuan gizi terhadap
konsumsi sayur dan buah pada remaja.
Tabel 5.2. Hubungan usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi dan pengetahuan gizi terhadap perilaku konsumsi sayur-buah pada remaja
Variabel Konsumsi P-value
Odd Ratio
CI 95% Baik Kurang Lower Upper
Usia Dibawah 16 Tahun
35 (43,8%)
30 (37,5%)
0,616* 1,333 0,433 4,109
Diatas 16 Tahun 7 (8,8%) 8 (10%) Jenis Kelamin Wanita 28
(35%) 23(18,8%) 0,568* 1,304 0,523 3,252
Pria 14 (17,5%)
15 (18,8%)
Tingkat ekonomi Rendah 21
(26,3%) 27 (22,8%)
0,55* 0,407 0,161 1,028
Tinggi 21 (26,3%)
11 (13,8%)
Pengetahuan Gizi
Baik 36 (45%)
26 (32,5%)
0,064* 2,769 0,920 8,337
Sedang 6 (7,5%) 12 (15%) *: (0,05)
Hubungan antara usia dengan perilaku konsumsi sayur dan buah pada
remaja
36
Hasil pengujian hubugan antara usia dan konsumsi sayur dan buah
memiliki nilai signifikan (P-value) 0,616 > 0,05 yang memiliki arti bahwa tidak
terdapat hubungan antara usia dengan konsumsi sayur dan buah. Hasil dari
pengujian juga menunjukan bahwa konsumsi sayur dan buah yang baik muncul
paling banyak pada karakteristik usia responden dibawah 16 tahun (43,8%).
Hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi sayur dan buah
pada remaja
Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai signifikan (p-value) adalah
sebesar 0,568 > 0,05 yang memiliki arti bahwa tidak terdapat hubungan antara
jenis kelamin dan konsumsi sayur dan buah atau dengan kata lain dapat diartikan
bahwa baik pria dan wanita tidak berkaitan dengan tingkat konsumsi sayur dan
buah. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa konsumsi sayur dan buah yang
baik terjadi pada wanita (35%).
Hubungan antara tingkat ekonomi dengan perilaku konsumsi sayur dan
buah pada remaja
Hasil pengujian hubungan antara tingkat ekonomi keluarga dan konsumsi
sayur dan buah menunjukan nilai signifikan sebesar 0,55 > 0,05 yang menunjukan
bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat ekonomi keluarga dan konsumsi
sayur dan buah. Konsumsi sayur dan buah yang baik pada penelitian ini
ditemukan seimbang antara tingkat ekonomi keluarga rendah dan tinggi yang
masing-masingnya adalah (26,3%).
Hubungan antara pengetahuan gizi dengan konsumsi sayur dan buah pada
remaja
Hasil pengujian hubungan antara pengetahuan gizi dan konsumsi sayur
dan buah memiliki nilai signifikan (p-value) sebesar 0,064 > 0,05 yang
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dan
konsumsi sayur dan buah. Dari hasil pengujian juga menunjukan bahwa konsumsi
37
sayur dan buah yang baik terbanyak terdapat pada responden dengan pengetahuan
gizi yang baik (45%)
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini membahas bagaimana hubungan dari karakteristik individu
yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi keluarga dan pengetahuan gizi
terhadap konsumsi sayur dan buah pada remaja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 52,5% responden telah
mengonsumsi sayur dan buah dengan cakupan yang baik. Konsumsi yang baik
dapat diartikan bahwa seseorang telah mengkonsumsi sayur dan buah 14x/mg
atau 2x/hari atau 150 gr /hari 5.
Konsumsi sayur dan buah yang baik pada remaja penting karena
kekurangan atau kelebihan konsumsi sayuran akan dapat menimbulkan masalah-
masalah bagi kesehatan 24.
6.1 Usia dan jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan usia merupakan kategori usia remaja,
secara spesifik berdasarkan klasifikasi Robert dan Brown responden dalam
penelitian ini merupakan remaja tengah (15-17 tahun) dimana remaja tingkat
menengah ini memiliki karakteristik yaitu berkembangnya kesadaran terhadap
identitas diri khususnya pada remaja berjenis kelamin perempuan, mereka mulai
memperhatikan citra fisik dan pada masa ini tekanan sosial yang timbul untuk
memiliki tubuh ideal merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan34, hal ini
38
tentu akan meningkatkan resiko perilaku kesehatan yang buruk. Faktor usia dan
jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku dalam konsumsi
makanan dan minuman 35
Hasil pengujian antara karakteristik usia dan jenis kelamin tidak memiliki
hubungan dengan perilaku konsumsi dari sayur dan buah, hasil dari penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya 6 yang menunjukan bahwa jenis
kelamin tidak memiliki hubungan dengan konsumsi sayur dan buah.
6.2 Tingkat ekonomi keluarga
Dari karakteristik ekonomi, sebagian besar responden dalam penelitian ini
memiliki tingkat ekonomi yang rendah (60%), yaitu dimana tingkat pengeluaran
keluarga untuk makanan >50%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat
ekonomi keluarga dengan perilaku konsumsi sayur dan buah. Hal ini juga dapat
dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa tingkat konsumsi sayur dan
buah yang baik memiliki kejadian yang seimbang antara kelompok responden
dengan tingkat ekonomi rendah dan tinggi yaitu 26,3%. Hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya 32 yang menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat ekonomi dengan konsumsi gizi.
6.3 Pengetahuan gizi
Sebanyak 77,5% responden memiliki pengetahuan gizi yang baik. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan
gizi dengan perilaku konsumsi dari sayur dan buah. Hasil dari penelitian ini
bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya 29 yang menemukan bahwa
pengetahuan berpengaruh terhadap perilaku konsumsi sayur dan buah, dimana
pengetahuan gizi dapat meningkatkan 22% konsumsi buah dan sayur 29.
Hasil penelitian yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara
usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi keluarga dan pengetahuan gizi dapat
disebabkan oleh beberapa alasan. Alasan pertama adalah remaja bukan merupakan
faktor pengambil keputusan utama dalam sebuah keluarga36, pada penelitian Pitt
39
Barnes et al (2012) dijelaskan orangtua berperan penting dalam penyajian
makanan, konsumsi makan dalam rumah tangga umumnya ditentukan oleh
orangtua dimana umumnya yang menyajikan makanan untuk konsumsi rumah
tangga adalah orang tua dan seorang anak (remaja) hanya mengonsumsi makanan
yang disediakan oleh orang tua36
Kemudian, 2 faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumsi sayur
dan buah pada remaja adalah pola asuh dan ketersediaan pangan. Pola asuh
berkaitan dengan kebiasaan seseorang untuk mengonsumsi makanan sejak kecil. 36 oleh karena itulah dapat dikatakan bahwa pengetahuan gizi yang baik, usia,
jenis kelamin dan tingkat ekonomi tidak berhubungan dengan perilaku konsumsi
sayur dan buah pada remaja.
Alasan selanjutnya adalah kelemahan dalam penelitian ini. Penelitian ini
hanya dilakukan pada satu obyek penelitian saja yaitu pada salah satu SMA dan
juga hanya pada kelompok tertentu dalam SMA tertentu saja yaitu siswa dan siswi
kelas XI SMA oleh karena itulah hasil dari penelitian ini dapat saja tidak
menggambarkan kenyataan yang sebenarnya dan kekuatan hasil penelitian ini
untuk di generalisasi juga cukup lemah karena sampel dalam penelitian ini relatif
kecil yaitu hanya terdiri dari 80 responden.
40
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
karakteristik individu (usia, jenis kelamin) terhadap perilaku konsumsi sayur dan
buah pada remaja.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat
ekonomi keluarga terhadap perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja.
3. Perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja cukup baik, 52,5 % responden
telah mengkonsumsi sayur dan buah dengan cakupan yang baik
4. Pengetahuan gizi para remaja cukup baik, 77,5% responden memiliki
pengetahuan tentang gizi (sayur dan buah) yang baik.
7.2 Saran
Masyarakat
Diharapkan untuk masyarakat luas terutama remaja untuk meningkatkan
perilaku konsumsi sayur dan buah, dikarenakan pengetahuan gizi yang baik belum
cukup untuk mewujudkan perilaku konsumsi sayur-buah yang baik.
Peneliti
Penelitian selanjutnya hendaknya melakukan penelitian yang sama pada
obyek penelitian lainnya untuk dapat membandingkan hasil dari penelitian,
dapat mempertimbangkan untuk menambah jumlah sampel yang lebih besar
dimana sampel yang lebih besar lebih dapat mengeneralisasi hasil dari
41
penelitian. Penelitian selanjutnya juga dapat mempertimbangkan faktor-faktor
apa saja yang berhubungan dengan konsumsi dari sayur dan buah selain
faktor yang telah diteliti pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahmawati. Perilaku makan sayur berdasarkan faktor sosiodemografi, self efficacy, sikap, niat, preferensi, dan ketersediaan sayur pada murid kelas VI SD Muhammadiyah 12 Pamulang Barat, Tangerang(skripsi). Depok: Universitas Indonesia;2003.
2. Sekarindah T. Terapi jus buah dan sayur. Jakarta: Puspa Swara;2008.p.32-3
3. Suhada NS, Amalia L, Khairunisa, Sukandar D. Food consumption, nutrition, and health status among farmer households In subang, west java, Indonesia. Journal of Nutrition and Food. 2010; 5(3): 18596.
4. He FJ, Nowson CA, MacGregor GA. Fruit and vegetable consumption: meta-analysis of cohort studies. Lancet. 2006; 367:32026.
5. Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). Riset Kesehatan Dasar 2007 : Laporan Nasional. Jakarta: Balitbangkes Depkes RI, 2008.
6. WHO. Fruit and vegetable intake in a sample of 11-year-old children in 9 Europian countries: The pro children cross-sectional survey.Ann Nutr Metab2005;49:236-45.
7. Story M. Individual and environmental influence on adolencent eating behaviors. J Am Diet Ass2004;102:40-51.
8. Tylavsky A, Holliday K, Danish R, Womack C, Norwood J, Carbone L. Fruit and vegetable intakes are an independent predictor of bone size in early pubertal children. Am J Clin Nutr. 2004 Feb;79(2):311-7.
9. Vatanparast H, Jones AB , Faulkner RA, Bailey DA, Whiting SJ. Positive effects of vegetable and fruit consumption and calcium intake on bone mineral accrual in boys dudring growth from childhood to adolescence:the university of saskatchewan pediatric bone mineral accrual study.Am J Clin Nutr 2005;82:700 6.
10. Sediaoetama, Djaeni A. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jilid 1.Jakarta: PT Dian Rakyat;2006.p.54-5,73-5.
11. Notoatmodjo S.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta;2007.p.155-6.
12. Ida F.Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja di Indonesia(skripsi).Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah;2007.
13. Vatanparast H, Jones AB , Faulkner RA, Bailey DA, Whiting SJ. Positive effects of vegetable and fruit consumption and calcium intake on bone
42
mineral accrual in boys dudring growth from childhood to adolescence:the university of saskatchewan pediatric bone mineral accrual study.Am J Clin Nutr 2005;82:700 6.
14. Aldoori WH, Giovannucci EL, Rockett HR, Sampson L, Rimm EB, Willett WC. A prospective study of dietary fiber types and symptomatic diverticular disease in men. J Nutr 2008; 128:71419.
15. Nainggolan P, Olwin A, Adimunca. Diet sehat dengan serat. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran 2005;147:43-6.
16. Almatsier, S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2008.p.36-9,62-4.
17. Sethi V, Kashyap S, Seth V, Aharwal S. Encouraging appropriate infant feeding practice in slums: a positive deviance approach. Pakistan J Nutr 2003;2:164-6.
18. Beech B, Rice RM, Myersl L, Johnson C, Nicklas TA. Individual and environmental Influences on Adolescent Eating Behaviors. Journal Of Adolescent Health 1999;24:244-50.
19. Lakkakula, AP. Building childrens liking and preferences for fruits and vegetables through school-based interfentions (dissertation). Mount Pleasant (MI) : Louisiana State University, U.S.A, 2006.
20. Bourdeaudhuij D, Velde ST, Brug J, Due P,Wind M, Sandvik C, Maes L. Personal. Social and environmental predictors of daily fruit and vegetable intake in 11-year-old children in nine European Countries. European Eur J Clin Nut .2008;62:83441.
21. Koui E, Jago R. Associations between self-reported fruit and vegetable consumption and home availability of fruit and vegetables among Greek primary-school children. Public Health Nutrition 2008;11(11) :1142-48.
22. Departemen Pendidikan Nasional. Ilmu gizi dan aplikasinya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional; 2003.
23. Gibson, Rosalind S. Corelation between principles of nutritional intake with nutritional status in adults[thesis]. New York: Oxford University;2008.
24. McGartland CP, Paula J Robson PJ, Liam J Murray LJ, Cran GW, Savage MJ, Watkins DC.Rooney MR, Boreham CA. Fruit and Vegetable Consumption and Bone Mineral Density: the Northern Ireland Young Hearts Project. Am J Clin Nutr 2004;80:101923.
25. Gibson A, Edgar JD, Neville CE, Gilchrist SE, McKinley MC, Patterson CC, et al. Effect of fruit and vegetable consumption on immune function in older people: a randomized controlled trial. Am J Clin Nutr. 2012 Dec;96(6):1429-36.
26. Bahria S. Hubungan antara pengetahuan gizi, kesukaan dan faktor lain dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja di 4 SMA di Jakarta(skripsi). Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;2009.
27. Baker, Anna, Wardle J.Sex differences in fruit and vegetable intake in older adults. Appetite 2003;40:269 75.
43
28. Kristjansdottir AG, Thorsdottir I, Bourdeaudhuij ID, Due P, Wind M ,Klepp KI. Determinants of fruit and vegetable intake among 11-year-old schoolchildren in a country of traditionally low fruit and vegetable consumption. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity 2006;3:41:1-9.
29. Mahpolah, Mahdalena, Purnamasari V. Faktor faktor yang berhubungan dengan kebiasaan mengonsumsi fast food pada remaja SMA Kartika V-1 Balikpapan. Jurnal Kedokteran Yarsi 2008;16(3):186-97.
30. Milligan, RA. Influence of Gender and Socio Economic Status on Dietary Patterns and Nutrient Intakes in 18-year-old Australians. Aust N Z Journal of Public Health 2007;un;22(4):485-93.
31. Natalia D. Konsumsi serta preferensi buah dan sayur pada remaja SMA dengan status social ekonomi yang berbeda di Bogor(skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor;2009.
32. Bere E, Brug J, Klepp K. Why do boys eat less fruit and vegetables than girls?. Public Health Nutrition 2008;11(3):32125.
33. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Edisi ke-4. Jakarta : Sagung Seto,2011.
34. Tea L, Marjaana L, Marjaleena O. Vegetable and fruit consumption and its determinants in young finish adults. J Nutr 2004;45:120-126
35. Martha A, Marina B, Leila B, Flavio D, Sandra C. Fruits and vegetables intake and characteristics associated among adolescents from Southern Brazil. J Nutr 2012;11:95:2-9.
36. Pitt Barnes S, Brown KRM, McDermott R, Bryant C, Kromrey J. Perceived parenting style and the eating practices of college freshmen. Am J Health Educ. 2012;43(1):8-17.
44
Lampiran 1 Data statistik
Statistic Frequencies
Frequency Table
Statistics
80 80 80 80 80 800 0 0 0 0 0
ValidMissing
NKonsumsi Usia Kelamin
TingkatEkonomi Pendidikan
PengetahuanGizi
Konsumsi
42 52.5 52.5 52.538 47.5 47.5 100.080 100.0 100.0
BaikKurangTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Usia
65 81.3 81.3 81.315 18.8 18.8 100.080 100.0 100.0
Dibawah 16 tahundiatas 16 tahunTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
45
CROSSTABS
/TABLES=Usia Kelamin TingkatEkonomi Pendidikan PengetahuanGizi BY Konsumsi
/FORMAT= AVALUE TABLES
/STATISTIC=CHISQ RISK
/CELLS= COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL
Kelamin
29 36.3 36.3 36.351 63.8 63.8 100.080 100.0 100.0
PriaWanitaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
TingkatEkonomi
48 60.0 60.0 60.032 40.0 40.0 100.080 100.0 100.0
RendahTinggiTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pendidikan
80 100.0 100.0 100.0RendahValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PengetahuanGizi
62 77.5 77.5 77.518 22.5 22.5 100.080 100.0 100.0
BaikSedangTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
46
/METHOD=EXACT TIMER(5).
Crosstabs
Usia * Konsumsi
Case Processing Summary
80 100.0% 0 .0% 80 100.0%80 100.0% 0 .0% 80 100.0%
80 100.0% 0 .0% 80 100.0%
80 100.0% 0 .0% 80 100.0%
80 100.0% 0 .0% 80 100.0%
Usia * KonsumsiKelamin * KonsumsiTingkatEkonomi *KonsumsiPendidikan * KonsumsiPengetahuanGizi *Konsumsi
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
Crosstab
35 30 6543.8% 37.5% 81.3%
7 8 158.8% 10.0% 18.8%
42 38 8052.5% 47.5% 100.0%
Count% of TotalCount% of TotalCount% of Total
Dibawah 16 tahun
diatas 16 tahun
Usia
Total
Baik KurangKonsumsi
Total
47
TingkatEkonomi * Konsumsi
Chi-Square Tests
.252b 1 .616 .776 .414
.046 1 .830
.252 1 .616 .776 .414.776 .414
.249c
1 .618 .776 .414 .199
80
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
PointProbability
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.13.b.
The standardized statistic is .499.c.
Risk Estimate
1.333 .433 4.109
1.154 .642 2.073
.865 .504 1.487
80
Odds Ratio for Usia(Dibawah 16 tahun /diatas 16 tahun)For cohortKonsumsi = BaikFor cohortKonsumsi = KurangN of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
Crosstab
21 27 4826.3% 33.8% 60.0%
21 11 3226.3% 13.8% 40.0%
42 38 8052.5% 47.5% 100.0%
Count% of TotalCount% of TotalCount% of Total
Rendah
Tinggi
TingkatEkonomi
Total
Baik KurangKonsumsi
Total
48
Pendidikan * Konsumsi
Chi-Square Tests
3.684b 1 .055 .069 .0452.859 1 .0913.730 1 .053 .069 .045
.069 .045
3.638c
1 .056 .069 .045 .030
80
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
PointProbability
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.20.b.
The standardized statistic is -1.907.c.
Risk Estimate
.407 .161 1.028
.667 .444 1.002
1.636 .954 2.808
80
Odds Ratio forTingkatEkonomi(Rendah / Tinggi)For cohortKonsumsi = BaikFor cohortKonsumsi = KurangN of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
Crosstab
42 38 8052.5% 47.5% 100.0%
42 38 8052.5% 47.5% 100.0%
Count% of TotalCount% of Total
RendahPendidikan
Total
Baik KurangKonsumsi
Total
49
PengetahuanGizi * Konsumsi
Chi-Square Tests
.a
80Pearson Chi-SquareN of Valid Cases
Value
No statistics are computedbecause Pendidikan is a constant.
a.
Risk Estimate
.aOdds Ratio for
Pendidikan (Rendah / .)
Value
No statistics are computedbecause Pendidikan is a constant.
a.
Crosstab
36 26 6245.0% 32.5% 77.5%
6 12 187.5% 15.0% 22.5%
42 38 8052.5% 47.5% 100.0%
Count% of TotalCount% of TotalCount% of Total
Baik
Sedang
PengetahuanGizi
Total
Baik KurangKonsumsi
Total
50
CROSSTABS
/TABLES=Kelamin BY Konsumsi
/FORMAT= AVALUE TABLES
/STATISTIC=CHISQ RISK
/CELLS= COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL
/METHOD=EXACT TIMER(5).
Chi-Square Tests
3.421b 1 .064 .106 .0572.502 1 .1143.459 1 .063 .106 .057
.106 .057
3.379c
1 .066 .106 .057 .040
80
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
PointProbability
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.55.b.
The standardized statistic is 1.838.c.
Risk Estimate
2.769 .920 8.337
1.742 .877 3.462
.629 .406 .975
80
Odds Ratio forPengetahuanGizi(Baik / Sedang)For cohortKonsumsi = BaikFor cohortKonsumsi = KurangN of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
51
Crosstabs
Case Processing Summary
80 100.0% 0 .0% 80 100.0%Kelamin * KonsumsiN Percent N Percent N Percent
Valid Missing TotalCases
Kelamin * Konsumsi Crosstabulation
28 23 5135.0% 28.8% 63.8%
14 15 2917.5% 18.8% 36.3%
42 38 8052.5% 47.5% 100.0%
Count% of TotalCount% of TotalCount% of Total
Wanita
Pria
Kelamin
Total
Baik KurangKonsumsi
Total
Chi-Square Tests
.325b 1 .568 .644 .368
.114 1 .736
.325 1 .568 .644 .368.644 .368
.321c
1 .571 .644 .368 .157
80
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
PointProbability
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.78.b.
The standardized statistic is .567.c.
52
Risk Estimate
1.304 .523 3.252
1.137 .724 1.786
.872 .548 1.387
80
Odds Ratio for Kelamin(Wanita / Pria)For cohort Konsumsi =BaikFor cohort Konsumsi =KurangN of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
53
Lampiran 2 Penjadwalan penelitian
Tahapan Kegiatan
Waktu Dalam Bulan
2013 2014
06 07 08 09 10 11 12 1 2 3
A Perencanaan
1 Pemilihan Topik
2 Pembuatan Proposal
3 Konsultasi dengan Pembimbing
4 Presentasi Proposal
B Pelaksanaan
1 Pengumpulan data dan Survey
2 Pengolahan Data
3 Konsultasi dengan Pembimbing
C Pelaporan Hasil
1 Penulisan
3 Diskusi
4 Presentasi Hasil
5 Perbaikan
54
Lampiran 3 Kaji Etik
55
Lampiran 4 Informed consent
INFORMED CONSENT
Penjelasan mengenai penelitian
Penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan tingkat ekonomi keluarga terhadap perilaku konsumsi sayur-buah pada remaja dapat memberikan pengetahuan apakah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi sayur-buah pada remaja.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan petunjuk kepada para remaja sehingga dapat mengambil tindakan selanjutnya untuk mengaetahui betapa pentingnya konsumsi sayur dan buah
Oleh karena itu kami mengharapkan bapak/ibu/saudara untuk ikut serta dalam penelitian ini. Bila bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara dan jika memenuhi persyaratan maka akan dilakukan kuisioner menggunakan instrument yaitu Food Frequency Questionnaire. Hasil kuisioner ini akan diinformasikan kepada bapak/ibu/saudara dan semua hasil pemeriksaan akan dirahasiakan.
Bila ada pertanyaan, bapak/ibu/saudara dapat menghubungi peneliti di nomor telepon 0817771721 (Cynthia)
Bapak/ibu/saudara bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Bila bapak/ibu/saudara bersedia ikut dalam penelitian kami mohon untuk membubuhkan tandatangan pada formulir persetujuan di bawah ini.
Jakarta,.. 20
(Cynthia Ayuningtyas)
56
Lampiran 5 Kuisioner
Formulir Kuisioner Frekuensi Pangan
(Food Frequency Questionnaire)
No Sampel : Nama : Alamat : Tempat/tgl lahir : Umur : 1. >16 tahun 2. 16 tahun Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2.Perempuan Kelas :
Berilah tanda check list () pada kolom yang sesuai dengan kebiasaan anak anda dalam mengkonsumsi sayur dan buah
Food Frequency Questionnaire (FFQ)
Bahan makanan
>1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln Tidak pernah
Porsi
n % n % N % n % n % n % URT gram Sayur-sayuran
Bayam Kangkung Daun singkong
Sawi hijau Wortel Kembang kol Brokoli Timun Kacang panjang
Buncis Lainnya Buah-buahan
57
Jeruk Pepaya Apel Pisang Mangga Lainnya Lampiran 6 Kuisioner Petunjuk: Isilah pertanyaan berikut ini dengan jelas, Beri tanda check list
() pada nomoryang tertera.
I. Identitas No Sampel : Nama : Alamat : Tempat/tgl lahir : Umur : 1. 16 tahun 2. >16 tahun Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2.Perempuan Kelas :
(Mohon dijawab dengan sebenar-benarnya)
A. Pendidikan 1. Apa pendidikan terakhir yang pernah
anda ikuti? a. Tidak sekolah b. Tamat SD c. Tamat SMP d. Tamat SMA e. Tamat perguruan tinggi
B. Status Ekonomi Keluarga Jumlah (Rp) 1. Berapakah pendapatan keluarga orang
tua anda dalam 1 bulan?
58
a. Kurang dari Rp 3.000.000 b. Lebih dari Rp 3.000.000
2. Berapa pengeluaran sehari untuk memasak atau membeli makanan/berbelanja?
3 Padi-padian a.Beras b.Lainnya(Jagung,terigu,tepung beras,dll)
4 Umbi-umbian (ketela pohon, ketela rambat, kentang, gaplek, talas, sagu, dll)
5 Daging (daging sapi/kerbau/kambing/domba/babi/ayam, jeroan, hati, limpa, abon, dendeng, dll)
6 Telur dan susu a. Telur ayam/itik/puyuh b. Susu murni, susu kental, susu bubuk, dll
7 Sayur-sayuran (bayam, kangkung, ketimun, wortel, kacang panjang, buncis, bawang, cabe, tomat, dll)
8 Kacang-kacangan (kacang tanah/hijau/kedele/merah/tunggak/ mete/, tahu, tempe, tauco, oncom, dll)
9 Buah-buahan (jeruk, mangga, apel, durian, rambutan, salak, duku, nanas, semangka, pisang, papaya, dll)
10 Minyak dan lemak (minyak kelapa/goreng, kelapa, mentega, dll)
11 Bahan minuman (gula pasir, gula merah, the, kopi, coklat, sirup, dll)
12 Bumbu-bumbuan (garam, kemiri, ketumbar, merica, terasi, kecap, vetsin, dll)
13 Konsumsi lainnya a. Mie instan, mie basah, bihun, macaroni/mie kering b. Lainnya (kerupuk, emping, dll)
14 Makanan dan minuman jadi a. Makanan jadi (roti, biscuit, kue basah, bubur, bakso, gado-gado, nasi rames, dll)
59
b. Minuman non alcohol (soft drink, es sirop, limun, air mineral, dll) c. Minuman mengandung alcohol (bir, anggur dan minuman keras lainnya)
15 Tembakau a. Rokok (rokok kretek, rokok putih, cerutu) b. Lainnya (sirih, pinang, tembakau dan lainnya)
16 Jumlah pengeluaran makanan (Rincian 1 s.d. 15)
C. Pengetahuan Gizi
1. Apakah manfaat dari mengkonsumsi sayuran dan buah?
a. Sebagai sumber tenaga, pembangun dan pengatur
b. Untuk menjaga kesehatan
c. Dapat mengenyangkan perut
2. Apakah zat gizi yang terkandung dalam sayuran dan buah?
a. Karbohidrat
b. Vitamin, mineral, dan serat
c. Lemak
3. Apakah manfaat/kegunaan vitamin, mineral dan serat ya g
terkandung dalam sayuran dan buah?
a. Sebagai zat pembangun dan pelindung
b. Mencegah terjadinya penyakit
c. Mengenyangkan perut
4. Apakah akibat jika seseorang kurang mengkonsumsi sayuran
dan buah?
a. Mudah sakit, pertumbuhan terhambat, cepat tua
b. Mudah lapar, rambut rontok, tidak bersemangat
c. Mudah lapar, bodoh, cepat tua
5. Apa manfaat dari vitamin C?
60
a. Kekebalan tubuh,mencegah sariawan, menghambat
proses penuaan
b. Menghaluskan kulit, mencegah kurang nafsu makan,
mengandung serat
c. Mengandung serat, mencegah kerontokan rambut,
kekebalan tubuh
6. Apa manfaat dari Vitamin A?
a. Kesehatan mata, pertumbuhan jaringan tubuh,kekebalan
tubuh
b. Kekebalan tubuh, anti kanker, mengenyangkan perut
c. Makanan bergizi, mengandung serat, mencegah
sariawan
7. Dibawah ini, makanan yang mengandung vitamin C terdapat
pada?
a. Jeruk, manga, pisang
b. Tomat,pepaya,bayam
c. Bayam, anggur, kangkung
8. Dibawah ini makanan yang mengandung vitamin A terdapat
pada?
a. Tomat, bayam, wortel
b. Kangkung, daun ubi, jeruk
c. Wortel, nanas, tauge
61
Lampiran 7
Surat kontribusi
62
Lampiran 8
Surat kontribusi