1
Fabel dalam Pengajaran Literatur dan Pendidikan Karakter 2L7 diserap dengan baik sehingga memberikan andil dalam pembentukan karakter mahasiswa di lingkungan kampus. Fabel adalah sebuah cerita binatang (Tiergechichte), yang tidak hanya ditujukan kepada anak-anak saja, tetapi juga ditujukan kepada manusia dewasa. Setelah membaca dan melaku- kan kegiatan apresiasi terhadap fabel, mahasiswa dapat belajar dari karakter-karakter binatang yang muncul di dalam Fabel, yang dapat dianalogkan dengan karakter manusia yang se- sungguhnya. Diharapkan dengan melakukan kegiatan apresiasi terhadap Fabel dalam Peng- ajaran Literatur, dapat tertanam nilai-nilai moral (moralische Lehre) yang penting dalam pem- bentukan karakter. Dengan demikian, Fabel menjadi salah satu sarana yang potensial dalam menanamkan nilai kepada mahasiswa. PEMBAHASAN Fabel dalam Sastra Jerman Secara etimologis, fabel berasal dari kata dalam bahasa latrn fabulat lang yang berarti cerita, bertujuan untuk menyampaikan kebenaran, qaran moral, atau kebijaksanaan hidup dengan melalui penggambaran makhluk-makhluk, baik itu hewan atau tumbuhan, maupun benda mati sebagai contoh yang dianalogkan mempunyai sikap, adat istiadat dan tingkah laku yang sama dengan manusia (Wilper! 1979 :258). Dari definisi tersebut, dapat dilihat bahwa tokoh dalam fabel sebenarnya tidak hanya binatang saja, tetapi juga bisa tumbuhan atauPun benda mati lainnya. Tetapr, tokoh yang dominan dalam fabel adalah binatang sehingga fabel sering disebut cerita binatang (Tiergeschichte). Dalam sastra ]erman, Fabel merupakan salah satu jenis sastra yang paling tua, telah eksis sejak tahun 550 SM. Menurut sejarahya, Fabel berasal dari negara Orient (Timur) yakni dari India dan Saudi Arabia. Fabel menyebar di negara Abendland (Barat), dengan dibawa oleh seorang budak bernama Aisipos dan kemudian ditulis ulang oleh beberapa penulis seperti Babrius, Phaedrus dan Avianus. Selain unsur Satire (sindiran) dan kritik, unsur ajaran moral juga merupakan unsur yang penting di dalam Fabel, sehingga pada masa Reformasi (Reforma- tionzeit) di Jermary Fabel juga digunakan untuk oleh Martin Luther sebagai alat menyampaikan pesan-pesan politik dan keagamaan (Wilpert,1979: 258, Beutin,1992: 148). Sebagai salah satu jenis karya sastr4 Fabel mempunyai struktur yang sederhan4 bisa ditulis dalam bentuk.puisi (im Vers geschrieben) dan dalam bentuk narasi (im Prosa gechrieben). Fabel juga ditulis dalam bahasa yang sederhana (einfache Eorm), padat dan pendek. Alur dalam Fabel juga sederhanE yakni hanya terdiri atas pembukaan yang pendek, konflik dan akhir yang tidak terduga. Kesederhanaan bentuk dan bahasa tersebut mungkin berkaitan erat dengan nilai moral yang disampaikan oleh fabel tersebut, supaya lebih mudah dicerna dan diterima oleh pembacanya. Fabel merupakan teks didaktik, dalam arti bahwa apa yang tertulis dalam Fabel mengandung unsur didaktik/pengajaran. Unsur didaktik tersebut muncul baik secara eksplisit maupun implisit melalui tokoh-tokoh dalam Fabel tersebut. Sesuai dengan namanya sebagai cerita binatang, maka tokoh-tokoh di dalam Fabel adalah binatang. Binatang-binatang tersebut lsti Haryati

Isi Makalah Fabel Dan Pend Karakter 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentang pendidikan karakter

Citation preview

  • Fabel dalam Pengajaran Literatur dan Pendidikan Karakter 2L7

    diserap dengan baik sehingga memberikan andil dalam pembentukan karakter mahasiswa dilingkungan kampus.

    Fabel adalah sebuah cerita binatang (Tiergechichte), yang tidak hanya ditujukan kepadaanak-anak saja, tetapi juga ditujukan kepada manusia dewasa. Setelah membaca dan melaku-kan kegiatan apresiasi terhadap fabel, mahasiswa dapat belajar dari karakter-karakter binatangyang muncul di dalam Fabel, yang dapat dianalogkan dengan karakter manusia yang se-sungguhnya. Diharapkan dengan melakukan kegiatan apresiasi terhadap Fabel dalam Peng-ajaran Literatur, dapat tertanam nilai-nilai moral (moralische Lehre) yang penting dalam pem-bentukan karakter. Dengan demikian, Fabel menjadi salah satu sarana yang potensial dalammenanamkan nilai kepada mahasiswa.

    PEMBAHASANFabel dalam Sastra Jerman

    Secara etimologis, fabel berasal dari kata dalam bahasa latrn fabulat lang yang berarticerita, bertujuan untuk menyampaikan kebenaran, qaran moral, atau kebijaksanaan hidupdengan melalui penggambaran makhluk-makhluk, baik itu hewan atau tumbuhan, maupunbenda mati sebagai contoh yang dianalogkan mempunyai sikap, adat istiadat dan tingkah lakuyang sama dengan manusia (Wilper! 1979 :258). Dari definisi tersebut, dapat dilihat bahwatokoh dalam fabel sebenarnya tidak hanya binatang saja, tetapi juga bisa tumbuhan atauPunbenda mati lainnya. Tetapr, tokoh yang dominan dalam fabel adalah binatang sehingga fabelsering disebut cerita binatang (Tiergeschichte).

    Dalam sastra ]erman, Fabel merupakan salah satu jenis sastra yang paling tua, telaheksis sejak tahun 550 SM. Menurut sejarahya, Fabel berasal dari negara Orient (Timur) yaknidari India dan Saudi Arabia. Fabel menyebar di negara Abendland (Barat), dengan dibawa olehseorang budak bernama Aisipos dan kemudian ditulis ulang oleh beberapa penulis sepertiBabrius, Phaedrus dan Avianus. Selain unsur Satire (sindiran) dan kritik, unsur ajaran moraljuga merupakan unsur yang penting di dalam Fabel, sehingga pada masa Reformasi (Reforma-tionzeit) di Jermary Fabel juga digunakan untuk oleh Martin Luther sebagai alat menyampaikanpesan-pesan politik dan keagamaan (Wilpert,1979: 258, Beutin,1992: 148).

    Sebagai salah satu jenis karya sastr4 Fabel mempunyai struktur yang sederhan4 bisaditulis dalam bentuk.puisi (im Vers geschrieben) dan dalam bentuk narasi (im Prosa gechrieben).Fabel juga ditulis dalam bahasa yang sederhana (einfache Eorm), padat dan pendek. Alur dalamFabel juga sederhanE yakni hanya terdiri atas pembukaan yang pendek, konflik dan akhir yangtidak terduga. Kesederhanaan bentuk dan bahasa tersebut mungkin berkaitan erat dengan nilaimoral yang disampaikan oleh fabel tersebut, supaya lebih mudah dicerna dan diterima olehpembacanya.

    Fabel merupakan teks didaktik, dalam arti bahwa apa yang tertulis dalam Fabelmengandung unsur didaktik/pengajaran. Unsur didaktik tersebut muncul baik secara eksplisitmaupun implisit melalui tokoh-tokoh dalam Fabel tersebut. Sesuai dengan namanya sebagaicerita binatang, maka tokoh-tokoh di dalam Fabel adalah binatang. Binatang-binatang tersebut

    lsti Haryati