127
INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA MALANG RAPAT KECAMATAN GUNUNG KIJANG (Studi Tentang Konflik dan Kerjasama yang terjadi Didalam kelompok Nelayan Di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling) SKRIPSI Oleh: IKE MONIKA PUTRI ANATASIA 110569201032 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA

MALANG RAPAT KECAMATAN GUNUNG KIJANG

(Studi Tentang Konflik dan Kerjasama yang terjadi Didalam kelompok

Nelayan Di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling)

SKRIPSI

Oleh:

IKE MONIKA PUTRI ANATASIA

110569201032

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

i

INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA MALANG

RAPAT KECAMATAN GUNUNG KIJANG

(Studi Tentang Konflik dan Kerjasama yang terjadi Didalam kelompok Nelayan

Di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling)

Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Sosiologi

SKRIPSI

Oleh:

IKE MONIKA PUTRI ANATASIA

110569201032

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 3: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

ii

Page 4: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

NAMA : Ike Monika Putri Anatasia

NIM : 110569201032

JUDUL : Interaksi Sosial Di dalam Kelompok Nelayan Desa Malang

Rapat Kecamatan Gunung Kijang (Studi Tentang Konflik dan

Kerjasama yang terjadi Didalam kelompok Nelayan Di

Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling)

Masyarakat dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat

dibuktikan bahwa sebagian atau seluruh skripsi ini hasil karya orang lain, saya

bersedia menerima sanksi atas pembuatan tersebut.

Tanjungpinang, 7 Agustus 2016

Yang Mengatakan

Ike Monika Putri Anatasia

Page 5: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

iv

Page 6: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wb

Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat rahmat dan karunia Allah

S.W.T yang telah diberikan kepada penulis sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini. Tidak lupa salam penulis berikan kepada Rasulullah S.A.W beserta

para sahabat dan keluarganya. Akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Interaksi Sosial Di dalam Kelompok Nelayan Desa Malang Rapat

Kecamatan Gunung Kijang (Studi Tentang Konflik dan Kerjasama yang terjadi

Didalam kelompok Nelayan Di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling)”.

Skrips ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pada Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

Halangan rintangan dan doa serta berbagai usaha maksimal telah dilakukan

peneliti untuk menyelesaikan dan memberikan sebuah karya yang terbaik. Namun

peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini memerlukan

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. Son Haji, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji yang telah memberikan waktu serta

ilmu nya dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Nanik Rahmawati , M. Si selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik.

3. Ibu Marisa Elsara, M. Si selaku Ketua Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

4. Ibu Suryaningsih, M. Si dan Ibu Emmy Solina, M. Si selaku Dosen

Pembimbing I dan Pembimbing II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang

turut membantu, memberikan masukkan, kritikan serta bimbingan dalam

penyusunan Skripsi ini.

Page 7: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

vi

5. Seluruh Dosen dan Staff tata usaha serta karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.

6. Kepala Dinas Kecamatan Gunung Kijang Kelurahan Desa Malang Rapat

Kabupaten Bintan beserta jajarannya yang telah membantu dalam proses

penyusunan Skripsi ini.

7. Ayah (Mazra.H.) dan Ibu (Susi.E.), yang telah memberikan kasih sayang,

semangat, doa, cinta dan dukungan dalam segi material dan moril.

8. Teman seperjuangan angkatan 2011, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

khusunya jurusan Sosiologi Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu

persatu.

Sesungguhnya penulis menyadari bahwasahnya skripsi ini masih memiliki

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dari

berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga

kelak skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta dapat menjadi

referensi untuk peneliti berikutnya.

Tanjungpinang, Agustus 2016

Penulis

Ike Monika Putri Anatasia

Page 8: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

vii

ABSTRAK

Interaksi sosial yang terjadi pada masyarakat nelayan berupa interaksi

dalam pembentukkan kelompok. Terhitung dari tanggal 1 januari 2016 kelompok

yang terbentuk berjumlah 3 kelompok. Interaksi yang terjalin sebenarnya tidak

hanya pada awal pembentukkan kelompok, namun interaksi yang terjalin terlihat

juga pada saat anggotanya mempertahankan kelompoknya. Jika kelompok

tersebut memiliki hubungan yang solid, maka setiap anggotanya akan menjaga

hubungan baik di dalam kelompok sehingga mereka sulit untuk keluar dari

kelompoknya. Hal tersebut di karenakan, mereka merasa tidak enak untuk

meninggalkan kelompok lamanya, tidak hanya itu saja akan tetapi mereka sudah

merasa nyaman dengan kelompoknya sekarang. Walaupun sebenarnya tidak ada

larangan untuk anggotanya keluar/masuk kedalam kelompok lain.

Di pilihnya penelitian ini karena peneliti ingin mengidentifikasi interaksi

sosial yang terjadi antar individu di dalam kelompok nelayan dan

mengidentifikasi konflik dan kerjasama di dalam kelompok nelayan Tujuan dari

penelitian ini ialah untuk mengetahui identifikasi interaksi yang terjadi di dalam

masyarakat nelayan dan mengidentifikasi kerjasama dan konflik di dalam

kelompok nelayan. Sistem Jenis penelitian yang di gunakan adalah deskriptif.

Dengan menggunakan metode kualitatif. Di gunakan metode ini di karenakan

dalam perolehan data, penulis menggunakan observasi dan wawancara dalam

perolehan data. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori interaksi

sosial dan bentuk-bentuk interaksi yang meliputi kerjasama dan konflik.

Hal yang di analisis pada penelitian ini berupa interaksi yang terjalin pada

masyarakat nelayan yang di tekankan pada kerjasama dan konflik. Kerjasama

yang di lihat berupa kerjasama dalam pekerjaan. Kerjasama dalam pekerjaan ialah

kerjasama yang terljalin sehingga memunculkan rasa kepercayaan di dalam diri

individu didalam kelompok. Sehingga ketika tiba pada pembagian hasil dari

sebuah pekerjaan, maka individu yang melakukan kerjasama sudah tidak ada rasa

curiga atas pembagian hasil tersebut. Dan mereka merasa bahwa tidak ada pihak

yang di rugikan karena segala sesuatu sudah ada rincian atau pembagian.

Kemudian konflik yang terdapat pada penelitian ini adalah konflik yang timbul

dari kecemburuan sosial dari pihak-pihak yang berkonflik. Pihak-pihak ini merasa

bahwa bantuan dari PEMKAB tidak merata. Sehingga menimbulkan konflik di

dalam kelompok. Namun konflik yang terjadi masih bisa di selesaikan dengan

cara mediasi.

Kata Kunci : Interaksi Sosial, Kerjasama, Konflik dan Masyarakat Nelayan

Page 9: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

viii

ABSTRACT

Social interactions that occur in fishing communities in the form of

interaction in the formation of the group. Commencing from January 1, 2016

formed group consists of 3 groups. Actual interaction that exists not only at the

beginning of the formation of the group, but the interaction that exists visible also

when its members maintain the group. If the group has a solid relationship, then

each member will maintain good relations within the group so they are difficult to

get out of the group. It is in because they felt bad for leaving his old group, not

only that but they are comfortable with the group now. Although in fact there are

no restrictions for members exit / entry into another group.

In voting this study because researchers wanted to identify the social

interaction that occurs between individuals within a group of fishermen and

identify conflicts and cooperation in the fishing groups The purpose of this study

was to determine the identification of interactions that take place within the

fishing communities and identify cooperation and conflicts within the group

fishermen. System Kind research used is descriptive. By using qualitative

methods. In use this method because of the acquisition of the data, the authors

used observations and interviews in the acquisition of data. The theory used in this

research is the theory of social interaction and the forms of interaction that

includes cooperation and conflict.

Things in the analysis in this study of interaction that exists in fishing

communities who emphasized on cooperation and conflict. Cooperation is seen in

the form of cooperation in the work. Cooperation in work is cooperation terljalin

so bring a sense of confidence within the individual within the group. So when it

comes to the sharing of a job, then the individuals who conduct cooperation there

is no suspicion on the distribution of the results. And they feel that no one is

disadvantaged because everything is already no details or division. Then the

conflict contained in this research is the conflict that arises from jealousy of the

parties in conflict. These parties feel that the help from the district government

uneven. So that creates a conflict within the group. But conflict can still be

resolved by way of mediation.

Keywords: Social Interaction, Cooperation, Conflict and Society Fishermen

Page 10: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii

LEMBAR TIM PENGUJI................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

ABSTRACK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 13

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 13

D. Konsep Operasional ..................................................................................... 14

E. Metode Penelitian ........................................................................................ 15

F. Teknik Analisa Data..................................................................................... 19

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Masyarakat Nelayan ....................................................................... 21

B. Interaksi Sosial ............................................................................................. 25

C. Konsep Konflik ............................................................................................ 28

Page 11: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

x

D. Kerjasama .................................................................................................... 31

E. Konflik Nelayan ........................................................................................... 33

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Sosial-Ekonomi .............................................................................. 36

B. Masyarakat Nelayan Setelah Mendapatkan Bantuan ................................... 37

C. Potensi Kelautan dan Perikanan ................................................................... 39

D. Tauke ............................................................................................................ 39

E. Bentuk Bantuan PEMKAB kepada Kelompok Nelayan ............................. 41

F. Hubungan Nelayan dengan Pengelola Pelabuhan ........................................ 42

BAB IV INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA

MALANG RAPAT KECAMATAN GUNUNG KIJANG (Studi Tentang

Konflik dan Kerjasama yang terjadi Di dalam Kelompok Nelayan Di

Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling)

A. Karakteristik Data Informan ........................................................................ 44

B. Interaksi Sosial ............................................................................................. 46

a. Kerjasama ............................................................................................. 50

a) Kelompok Nelayan ........................................................................ 55

b) Jumlah Kelompok Nelayan ............................................................ 59

c) Proses Terbentuknya Kelompok Nelayan ...................................... 63

d) Syarat Untuk Memperoleh Bantuan PEMKAB ............................. 68

e) Pemecahan Kelompok Nelayan yang di anggap sah di dalam

kelompok ....................................................................................... 72

f) Kepemilikan Alat Tangkap ............................................................ 75

Page 12: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

xi

b. Konflik .................................................................................................. 78

a) Konflik Alat Tangkap .................................................................... 82

b) Penyelesaian Konflik ..................................................................... 87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 92

B. Saran ....................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Penggolongan Nelayan Berdasarkan Karakteristik Usahanya ......... 24

TABEL 2 Jumlah Kelompok Di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling Desa

Malang Rapat ................................................................................... 38

TABEL 3 Karakteristik Informan Berdasarkan Umur ...................................... 44

TABEL 4 Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan ............................. 45

Page 14: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang

yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana

sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam

kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu

musyarak, yang artinya sebuah masyarakat merupakan suatu jaringan hubungan-

hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat juga dapat diartikan sebagai sebuah

komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya,

istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup

bersama dalam satu komunitas yang teratur. Untuk membentuk hubungan antar

entitas-entitas tersebut di butuhkan interaksi. Interaksi itu sendiri dapat diartikan

sebagai suatu pondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan

norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat.

Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku , interaksi sosial itu sendiri

dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai–nilai yang ada dapat

dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing–masing,

maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita

harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas

dari hubungan antara satu dengan yang lainya, ia akan selalu perlu untuk mencari

individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran

Page 15: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

2

. Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa syarat untuk melakukan interaksi adalah

adanya kontak sosial (social-contact) dan komunikasi. Interaksi yang terjalin pada

masyarakat nelayan di Desa Malang Rapat juga bermula dari adanya kontak sosial

dan komunikasi. Interaksi yang terjalin adalah interaksi pada pembentukan sebuah

kelompok. Pembentukan kelompok yang di maksud ialah di dalam masyarakat

nelayan memiliki beberapa jumlah kelompok nelayan. Hanya saja kelompok yang

terbentuk baru berupa kelompok kecil saja.

Pembentukan kelompok nelayan dalam skala kecil ini terbentuk karena

mereka saling kenal, ada hubungan pertemanan, hubungan kerja dan memiliki

tujuan yang sama, sehingga mereka dapat membentuk kelompok-kelompok

nelayan kecil . Akan tetapi, interaksi yang muncul ternyata tidak hanya pada

kelompok dalam skala kecil ini saja, akan tetapi dari hubungan dengan skala kecil

ini, juga dapat membentuk kelompok dalam skala besar. Perubahan kelompok dari

skala kecil menjadi skala besar ini tentu memiliki nilai dan aturan yang berbeda.

Hal tersebut di karenakan, sistem pengelolaan pun yang berbeda. Sistem

pengelolaan yang di maksud berupa aturan-aturan yang terbentuk dan di sepakati

secara bersama. Aturan yang ada pada kelompok dalam skala kecil biasanya

aturan dalam hal bagi hasil. Namun berbeda dengan aturan yang di timbulkan

dalam kelompok skala besar.

Aturan yang di buat dalam kelompok skala besar adalah aturan berupa,

pemilihan ketua kelompok yang didalamnya terdapat kriteria-kriteria dan

pemilihan tersebut sudah di sepakati dan di setujui oleh para anggota, pemilihan

sekretaris dan penentuan bendahara kelompok. Interaksi yang terjalin pada

Page 16: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

3

kelompok dalam skala kecil dan besar pun berbeda. Perbedaan tersebut dapat di

lihat dari hasil yang mereka peroleh. Interaksi yang terjalin di dalam kelompok

kecil hanya terjalin antara individu dengan individu didalam kelompok saja dan

biasanya hanya terdiri atas 2 s/d 4 orang saja, namun interaksi yang terjalin pada

kelompok besar ialah interaksi yang terjadi antara individu individu sesama

anggota, nelayan dengan ketua kelompok, nelayan dengan sekretaris, nelayan

dengan bendahara dan nelayan di dalam kelompok dengan pengelola pelabuhan.

Interaksi yang terjalin pun lebih luas di bandingkan interaksi yang terjadi pada

kelompok dalam skala kecil.

Kemudian di dalam interaksi ada faktor pendorong terjadinya sebuah

interaksi di dalam masyarakat. Faktor-faktor tersebut meliputi: faktor imitasi,

sugesti, identifikasi, dan simpati. Pertama, faktor imitasi memiliki segi positif

yaitu mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang

berlaku. Namun, faktor imitasi ini, juga memiliki segi negatifnya berupa peniruan

sebuah tindakan, yang mengarah kepada tindakan-tindakan penyimpangan.

Kedua, faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan

atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak

lain. Sebenarnya, faktor imitasi dan sugesti ini hampir sama, hanya saja faktor

sugesti terjadi ketika seseorang sedang mengalami emosi nyang menghambat

seseorang tersebut untuk berfikiran secara rasional. Ketiga, faktor identifikasi

merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri

seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi ini bersifat lebih

mendalam dibandingkan imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk

Page 17: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

4

atas dasar proses identifikasi ini. Proses identifikasi ini, dapat berlangsung dengan

sendirinya (secara tidak sadar), maupun dengan di sengaja karena seringkali

seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu didalam proses kehidupannya.

Keempat, faktor simpati merupakan suatu proses dimana, seseorang merasa

tertarik pada pihak lain.

Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting

walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak

lain dan untuk bekerja sama dengannya. Kemudian, di dalam interaksi sosial tidak

hanya terdapat syarat utama terjadinya sebuah interaksi dan tidak hanya terdapat

faktor pendorong terjadinya sebuah interaksi, namun didalam interaksi juga

terdapat bentuk-bentuk terjadinya sebuah interaksi, yang meliputi : bentuk

asosiatif dan bentuk diasosiatif. Bentuk asosiatif meliputi : kerjasama

(cooperation) dan akomodasi (accomodation). Sedangkan bentuk diasosiatif

meliputi : Persaingan (competition) dan kontravensi (contravention).

(Soekanto,2007:54-88)

Bentuk asosiatif pada kerjasama yang muncul pada masyarakat nelayan

Desa Malang Rapat adalah pembentukan kelompok. Dimana dengan kerjasama di

dalam kelompok memiliki tujuan untuk membentuk kerjasama agar

mempermudah mereka untuk memperoleh hasil laut yang lebih banyak, mudah

dalam meminjam alat tangkapan serta untuk memperkuat modal. Dengan adanya

kelompok ini juga, sedikit banyaknya membantu para nelayan yang kurang

memiliki perlengkapan untuk melaut.. Karena kelompok yang terbentuk bukan

semuanya memiliki alat tangkap yang lengkap, namun kelompok yang terbentuk

Page 18: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

5

sebenarnya memiliki alat tangkap yang terbatas. Kelompok-kelompok yang di

bentuk ini, tidak hanya berdasarkan dari garis kekeluargaan saja namun

kelompok-kelompok yang di bentuk ini adalah berdasarkan tujuan yang sama,

seperti persamaan nasib, persamaan memiliki keterbatasan alat tangkap, dan

persamaan akan keterbatasan akses untuk perolehan alat tangkapan.

Namun, dengan penggolongan kelompok nelayan tersebut, terdapat

perbedaan kelompok nelayan yang membedakan mereka ke dalam alat tangkapan.

Alat tangkapan kelompok beragam seperti : nelayan jaring dan nelayan bubu.

Kelompok nelayan jaring alat tangkapan mereka meliputi : jaring yang terbuat

dari nilon sedangkan nelayan bubu alat tangkapan mereka menggunakan bubu.

Walaupun individu-individu bergabung di sebuah kelompok, namun ternyata

kelompok-kelompok tersebut banyak. Kalaupun ada kelompok yang sejenis,

namun kelompok tersebut masih di bedakan lagi ke dalam alat tangkapan dan

memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelompok-kelompok lain.

Kemudian fenomena lain yang muncul di dalam masyarakat nelayan Desa

Malang Rapat adalah kerjasama yang muncul tidak hanya karena pertemanan atau

hubungan persaudaraan, malahan kerjasama yang terjalin lebih luas yaitu

kerjasama dengan nelayan luar. Banyak nelayan luar yang menjadi investor bagi

nelayan lokal. Hanya saja kerjasama tersebut terjalin antara investor dengan tauke,

kemudian tauke dengan nelayan. Kemudian nelayan-nelayan kecil ini lah yang

kemudian melakukan kerjasama dengan modal yang di berikan oleh investor

melalui tauke. Pada penjelasan sebelumnya sudah di katakan bahwa kelompok

nelayan bermula dari kelompok-kelompok kecil kemudian dari kelompok kecil ini

Page 19: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

6

membentuk kelompok dalam skala besar. Dari kelompok-kelompok yang sudah

terbentuk di dalam masyarakat nelayan, maka pemerintah melalui perangkat desa

melakukan observasi ke lapangan, untuk mendata kelompok-kelompok nelayan

mana saja yang belum mempunyai alat tangkap yang layak untuk melaut dan

nelayan mana saja yang masih menggantungkan hidupnya dengan para tauke.

Hal ini di lakukan karena Pemerintah ingin mencanangkan untuk

memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat pesisir, termasuk kepada

masyarakat nelayan Desa Malang Rapat. Bantuan yang di berikan pemerintah

dengan syarat masyarakat harus berada di dalam kelompok nelayan yang aktif,

kemudian nelayan harus terdata dalam perangkat desa sebagai kelompok nelayan

yang memiliki alat tangkap yang kurang lengkap, dan nelayan yang belum

memiliki alat tangkapan yang lengkap harus bergabung kedalam kelompok besar.

Kemudian mereka harus melaporkan nama-nama anggota kelompok mereka ke

pengelola pelabuhan. Tujuan pemerintah dalam memberikan bantuan ini guna

untuk mempermudah masyarakat dalam melaut, mempererat hubungan kerjasama

yang sudah terbangun di masing-masing individu didalam sebuah kelompok serta

membantu masyarakat dalam mengatasi perekonomian mereka.

Karena bantuan dari Pemerintah diberikan kepada kelompok-kelompok

nelayan, maka para nelayan yang belum tergabung di dalam kelompok,

membentuk kelompok mereka sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan bantuan

dari pemerintah juga. Tetapi bantuan yang diharapkan oleh kelompok nelayan di

anggap tidak merata. Anggapan kelompok nelayan ini dibuktikan dengan masih

banyaknya kelompok-kelompok nelayan yang belum memiliki perlengkapan

Page 20: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

7

melaut yang lengkap. Hal ini menyebabkan adanya kecemburuan sosial antar

sesama kelompok nelayan yang berujung pada terjadinya konflik. Kecemburuan

tersebut sebenarnya muncul karena kelompok nelayan yang tidak mendapatkan

bantuan sebenarnya mereka sangat membutuhkan bantuan tersebut. Karena alat

tangkap yang kelompok ini miliki tidak baik dan tidak layak untuk melaut. Tapi

karena mereka tidak mendapatkan bantuan tersebut,mereka tetap saja melaut

untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka.

Dengan adanya konflik tersebut kelompok nelayan yang tidak mendapatkan

bantuan memisahkan diri dari kelompok yang mendapatkan bantuan dengan

berpindah wilayah tangkapan atau wilayah melaut ke wilayah yang lain. Karena

jika mereka tidak memisahkan diri, maka pendapatan mereka tidak akan sesuai

dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dilihat dari alat tangkap saja

mereka sudah kalah. Kekecewaan kelompok-kelompok yang termarjinalisasi

tersebut diungkapkan dengan cara mengasingkan diri. Kinseng, 2014:36-37

didalam nelayan dan permasalahan bahwa penyebab konflik nelayan disebabkan

oleh beberapa faktor, yaitu : perlengkapan melaut yang terbatas, kurangnya modal

yang menyebabkan nelayan terlilit hutang oleh tauke sebagai pemilik modal,

perebutan lokasi penangkapan ikan antara nelayan kecil dan buruh dengan

nelayan kapitalis, kondisi alam yang tidak menentu membuat nelayan kecil selalu

berada pada masa-masa paceklik, dan kemiskinan yang bersifat vertical yang

selalu turun-temurun. Hal tersebut yang memicu terjadinya konflik nelayan yang

ada di seluruh Indonesia. Sehingga membuat kelompok nelayan selalu berada

Page 21: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

8

pada kemiskinan. Dari kemiskinan tersebut lah yang membuat konflik sangat

mudah masuk kedalam kelompok nelayan..

Fenomena yang terlihat pada masyarakat nelayan Desa Malang Rapat ialah

kerjasama dan konflik. Kerjasama yang terlihat ialah kerjasama di dalam

pembentukan kelompok dan pekerjaan. Tidak hanya itu saja, akan tetapi

kerjasama yang muncul ialah kerjasama dalam perolehan hasil tangkapan melaut.

Karna jika para nelayan melakukan kerjasama, maka akan mendapatkan hasil

yang lebih maksimal dibandingkan sesuatu yang di kerjakan secara individual.

Awal mereka melakukan kerjasama adalah karena mereka sudah sama-sama

saling mengenal, walaupun mereka tidak satu ras, tidak ada hubungan darah

bahkan memilik rumah pun yang tidak berdekatan. Tetapi tidak ada larangan

untuk mereka melakukan kerjasama tersebut. Selagi kerjasama yang ingin di

bentuk sudah mempunyai kesepakatan di antara kedua belah pihak. Akan tetapi

kerjasama yang di bentuk tidak hanya karena mereka saling mengenal, akan tetapi

ada juga kerjasama yang terjalin karena hubungan darah atau saudara. Karena

siapapun berhak untuk melakukan kerjasama selagi kerjasama yang di buat tidak

menguntung salah satu pihak saja.

Kemudian kerjasama dalam pekerjaan ialah kerjasama yang terljalin

sehingga memunculkan rasa kepercayaan di dalam diri individu didalam

kelompok. Sehingga ketika tiba pada pembagian hasil dari sebuah pekerjaan,

maka individu yang melakukan kerjasama sudah tidak ada rasa curiga atas

pembagian hasil tersebut. Dan mereka merasa bahwa tidak ada pihak yang di

rugikan karena segala sesuatu sudah ada rincian atau pembagian. Dimana

Page 22: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

9

pembagian tersebut sudah di sepakati bersama. Selain kepercayaan yang tumbuh

di dalam kerjasama, juga muncul modal sosial di dalam kelompok nelayan. Modal

sosial yang muncul di lihat dari peminjaman alat tangkapan. Jika ada nelayan

yang meminjam alat tangkapan kepada tauke atau bekerja kepada tauke, maka jika

ia mendapatkan hasil tangkapannya maka ia harus menjual hasil tangkapan

tersebut kepada tauke itu. Walaupun harga yang di tentukan tauke lebih murah di

bandingkan harga yang di berikan oleh tauke di tempat lain. Namun karena modal

sosial sudah terbangun pada kerjasama tersebut, maka nelayan tidak merasa

bahwa ia di rugikan.

Masyarakat pesisir mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan. Dan

dalam konteks ini, masyarakat pesisir di tekankan kepada kelompok-kelompok

nelayan, yang terbentuk di dalam masyarakat pesisir. Di wilayah pesisir, sebagian

besar masyarakatnya hidup dari mengelola sumber daya pesisir dan laut, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dari perspektif mata

pencariannya, masyarakat pesisir tersusun dari kelompok-kelompok masyarakat

yang beragam seperti nelayan, petambak, pedagang ikan, pemilik toko, serta

pelaku industri kecil dan pengolahan hasil laut. Fenomena pada masyarakat

nelayan Desa Malang Rapat memiliki aturan-aturan di dalam masyarakat. Aturan

yang di maksud ialah siapapun yang ingin bergabung menjadi nelayan Desa

Malang Rapat di perbolehkan dan tidak ada larangan, hanya saja mereka harus

melaporkan diri kepada pengelola pelabuhan, dengan menyerahkan foto copy

KTP.

Page 23: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

10

Hal tersebut dilakukan agar semua nelayan saling mengenal dan saling

melakukan interaksi tanpa harus memandang dari mana ia berasal. Sikap seperti

itu dilakukan karena mereka menganut system kekeluargaan. Jadi siapapun yang

sedang kesusahan maka mereka akan segera membantu. Dan tidak hanya itu saja,

nelayan lokal dengan nelayan luar pun bisa melakukan kerjasama dengan cara

penanaman modal. Sehingga dari proses interakksi semacam ini, banyak nelayan

luar yang menanamkan modal mereka kepada nelayan lokal. Hal tersebut akhirnya

menumbuhkan kerjasama antara nelayan lokal dengan nelayan luar. Seperti yang

di katakan oleh Linton (Harsojo,1984:126) bahwa masyarakat adalah sekelompok

orang yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama sehingga mereka dapat

mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan

sosial dengan batas-batas tertentu.

Kemudian Satria (2009a,2015:85) mengatakan bahwa konflik didalam

masyarakat nelayan ada 7 kategori,yaitu : konflik kelas, konflik kepemilikann

sumber daya, konflik pengelolaan sumber daya, konflik cara produksi atau alat

tangkap, konflik lingkungan, konflik usaha, konflik primordial. Dari penjelasan di

atas maka konflik yang ada di desa Malang Rapat termasuk kedalam konflik pada

cara produksi atau alat tangkap. Hal tersebut dikarenakan, akibat bantuan yang

tidak merata, membuat kesenjangan atau perbedaan didalam kelompok nelayan

khususnya perbedaan cara produksi atau alat tangkap. Konflik cara produksi atau

alat tangkap dapat diartikan sebagai konflik yang terjadi akibat perbedaan alat

tangkap, baik sesama alat tangkap tradisional maupun alat tangkap tradisional dan

modern yang merugikan salah satu pihak.

Page 24: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

11

Dampak dari konflik tersebut membuat kerjasama di dalam kelompok

menjadi goyah bahkan sebagian anggota pecah dan bergabung keanggota

lain,yang dianggap memiliki perlengkapan melaut yang lebih baik. Dimana di

dalam interaksi sosial, konflik/persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses

sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari

keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu

menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia)

dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang

telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasa ( Soejono

Soekanto,2007:83).

Pernyataan ini juga di perkuat oleh pendapat Abdulsyani:2002 bahwa di

dalam interaksi sosial melahirkan kerjasama dan persaingan, yang kerjasama

tersebut dapat diartikan sebagai suatu bentuk interaksi sosial dimana tujuan

anggota kelompok yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota kelompok yang

lain atau tujuan kelompok secara keseluruhan sehingga seorang individu hanya

dapat mencapai tujuan bila individu hanya dapat mencapai tujuan bila individu

lain juga mencapai tujuannya. Namun bila tujuan tersebut tidak tercapai, maka

akan memunculkan yang namanya persaingan/konflik di dalam kelompok. Di

dalam kerjasama juga terdapat bentuk-bentuk kerjasama, yang meliputi :

kerjasama spontan (spontaneous cooperation) merupakan kerjasama yang serta-

merta, kerjasama langsung (directed cooperation) merupakan hasil dari perintah

atasan atau penguasa, kerjasama kontrak (contractual cooperation) merupakan

kerjasama atas dasar tertentu dan kerjasama tradisional (traditional cooperation)

Page 25: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

12

merupakan bentuk kerjasama sebagai bagian atau unsur dari system sosial

(Soekanto,2007:67).

Dari bantuan yang di berikan oleh pemerintah, membuat pendapatan serta

hasil laut para nelayan lebih banyak sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidup

para nelayan. Bukan hanya itu saja, bahkan pendapatan perekonomian mereka pun

sedikit membaik. Karena dengan perlengkapan melaut yang dianggap baik bagi

pemerintah, membantu para nelayan untuk melaut dengan jangka waktu yang

lebih lama. Dari lamanya waktu yang melaut inilah, yang membuat hasil

tangkapan lebih banyak. Kelompok-kelompok yang sering mendapatkan bantuan

dari pemerintah adalah kelompok nelayan jaring.

Di pilihnya kelompok ini karena nelayan ini memiliki tempat berkumpul

sebelum pergi melaut. Tempat berkumpulnya para nelayan ini di pelabuhan

Tanjung Keling, tempat ini tidak hanya digunakan sebagai tempat berkumpul saja,

tetapi pelabuhan ini di gunakan untuk tempat menaruh sampan-sampan mereka,

tempat untuk membuat alat tangkap, tempat untuk menyimpan perlengkapan

melaut dan sebagai tempat untuk para produsen (tauke-tauke besar dari

Tanjungpinang) mengambil ikan. Kemudian bantuan alat tangkap yang paling

membatu para kelompok nelayan adalah box fiber (tempat untuk menyimpan ikan

lebih lama).Karena dianggap box fiber ini sangat memudahkan para nelayan untuk

melaut lebih lama. Tanpa adanya box fiber, maka ikan-ikan para nelayan tidak

akan tahan lebih lama. Bantuan lain yang di butuhkan para nelayan dan sudah di

terima selain box fiber adalah berupa : olari, kelong apung dan boat

Page 26: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

13

Pada intinya, berdasarkan bantuan yang diberikan Pemerintah diharapkan

untuk bisa membentuk kerjasama serta untuk mensejahterakan kelompok nelayan

desa Malang Rapat (khususnya kelompok nelayan di Pelabuhan Dusimas

Kamp.Tanjung Keling). Namun, pada kenyataannya bantuan yang diberikan

kurang merata sehingga menyebabkan konflik didalam kelompok atau antar

individu didalam kelompok nelayan yang merusak adanya kerjasama tersebut.

Berdasarkan pernyataan ini, peneliti ingin mengkaji mengenai Interaksi Sosial Di

dalam Kelompok Nelayan Desa Malang Rapat Kec.Gunung Kijang (Studi Kasus

Konflik dan Kerjasama yang terjadi Didalam kelompok Nelayan Di Pelabuhan

Dusimas Kamp.Tanjung Keling).

B. Perumusan Masalah

a) Bagaimana interaksi yang terjadi antar individu di dalam kelompok

nelayan?

b) Bagaiman konflik dan kerjasama yang terjadi di dalam kelompok

nelayan?

C. Tujuan/Kegunaan

a) Mengidentifikasi interaksi sosial yang terjadi antar individu di dalam

kelompok nelayan

b) Mengidentifikasi konflik dan kerjasama di dalam kelompok nelayan

Page 27: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

14

D. Konsep Operasional

Nelayan merupakan orang yang melakukan kegiatan penangkapan ikan

dilaut. Definisi ini mudah di buat untuk konteks nelayan didalam masyarakat

tradisional. Di dalam masyarakat nelayan yang tradisional, biasanya memiliki

kelompok-kelompok nelayan, dimana dengan adanya kelompok-kelompok

nelayan ini memudahkan para individu didalam kelompok untuk memperkuat

modal dan dalam peminjaman alat tangkapan melaut di dalam kelompok nelayan.

Namun, sebelum membentuk sebuah kelompok di awali oleh hubungan interaksi

yang baik terlebih dahulu di masing-masing individu, sehingga jika membentuk

sebuah kelompok akan mencapai sebuah tujuan yang di awali dengan sebuah

kesepakatan.

Dimana interaksi sosial berarti hubungan-hubungan sosial yang dinamis

yang menyangkut hubungan antar orang-orang perorangan, antar kelompok-

kelompok manusia, maupun antar orang perorangan dengan kelompok manusia.

Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial di mulai pada saat itu. Pada penelitian

ini, penulis berfokus pada interaksi sosial yang di dalamnya terdapat kerjasama

dan konflik. Karena di anggap, hal yang yang paling menonjol di kelompok

nelayan yang terdapat di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling Desa Malang

Rapat tersebut hanya kerjasama dan konflik saja. Sehingga penulis berfokuskan

pada hubungan interaksi yang di lihat berdasarkan kerjama dan konflik. Karena

akan memudahkan penulis dalam mencari data di lapangan. Adapun pengertian

kerjasama dan konflik ini, yaitu :

Page 28: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

15

a) Kerjasama

Kerjasama merupakan : usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara

saling membantu. Kerjasama yang dilihat pada kelompok nelayan adalah

kerjasama yang terbangun di masing-masing individu didalam kelompok. Dimana

dengan adanya kerjasama didalam sebuah kelompok, memberikan kemudahan

kepada individu didalam kelompok. Kemudahan yang dirasakan berupa :

peminjaman alat tangkap dan tentang kepemilikan modal.

b) Konflik

Konflik merupakan : proses dimana orang/kelompok berusaha memperoleh

sesuatu (imbalan tertentu) dengan cara melemahkan atau menghilangkan pesaing

atau kompetitor lain.

E. Metode Penelitian, terdiri atas :

a) Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam Penelitian ini adalah deskriptif. Deskriptif itu

sendiri dapat di artikan sebagai situasi, kegiatan, atau peristiwa maupun

fenomena tertentu, baik menyangkut manusianya maupun hubungannya

dengan manusia lainnya. (Yusuf, 2014:331) . Adapun hal-hal yang di

deskriptifkan yaitu : tentang fenomena masyarakat nelayan di Desa Malang

Rapat di lihat berdasarkan interaksi sosial yang terjadi di antara individu di

dalam sebuah kelompok, yang di dalamnya terdapat konflik dan kerjasama.

Page 29: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

16

b) Lokasi penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan Desa Malang Rapat sebagai

lokasi penelitian karena berawal dari isu-isu masyarakat sekitar Desa

Malang Rapat yang berasumsi bahwa adanya konflik yang terjadi akibat

perebutan hak milik alat tangkap pribadi. Selain itu mayoritas masyarakat

nya berprofesi sebagai nelayan. Sehingga peneliti memilih lokasi ini sebagai

lokasi penelitian. Karena peneliti tertarik akan konflik tentang perebutan alat

tangkap nelayan. Oleh karena itu peneliti akan melakukan observasi ke

lapangan guna mencari data tentang permasalahan tersebut.

c) Jenis data

Jenis data yang di gunakan untuk menjawab permasalahan dilakukan

penelitian ini adalah : Primer dan sekunder . Data primer itu sendiri dapat di

artikan sebagai sumber data yang di peroleh langsung dari sumber asli (tidak

melalui media perantara). Sedangkan data sekunder itu sendiri dapat di

artikan sebagai sumber data penelitian yang di peroleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara (di peroleh dan di catat oleh orang lain).

(Yusuf, 2014:350)

a. Data Primer : data atau informasi yang penulis peroleh langsung

dari responden yakni kelompok nelayan di desa Malang Rapat.

Data yang di peroleh berupa hubungan interaksi mencakup

kerjasama dan konflik baik antar nelayan maupun antar kelompok

nelayan.

Page 30: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

17

b. Data Sekunder : data atau informasi yang penulis peroleh dari

catatan kelurahan. Data tersebut berupa : profil Desa Malang Rapat

dan karakteristik masyarakat Desa Malang Rapat. Data yang di

peroleh berupa bentuk-bentuk kelompok nelayan yang ada di desa

Malang Rapat dan bantuan-bantuan apa saja yang di peroleh oleh

masyarakat nelayan di desa Malang Rapat

d) Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi dan sampel

tetapi menggunakan istilah informan penelitian. Dan dalam penelitian ini,

peneliti hanya berfokuskan pada kelompok nelayan jaring yang jumlah

kelompok nelayan jaring di Desa Malang Rapat ada beberapa kelompok

nelayan. Kelompok nelayan terhitung dari tanggal 1 januari 2016 adalah

berjumlah 3 kelompok nelayan, yang meliputi 2 kelompok nelayan jaring

dan 1 kelompok nelayan kelong apung. Peneliti menggunakan 10

informan,yang terdiri atas : 1 orang nelayan yang berperan sebagai

pengelola pelabuhan Dusimas Kamp.Tg.Keling Desa malang Rapat, 3 orang

tauke yang tergabung ke dalam kelompok nelayan, dan 6 orang nelayan

yang menjadi anggota dari kelompok nelayan. Dan ke 10 informan ini di

ambil dari 2 kelompok nelayan jaring. Di ambilnya 10 informan ini karena

10 informan ini di anggap mampu untuk memberikan data yang di butuhkan

oleh penulis dan dari data yang di berikan oleh informan ini, kemudian

ydapat mempermudah penulis dalam pengolahan data.

e) Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Page 31: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

18

a. Observasi

Hal yang di observasi berupa interaksi sosial yang terjadi di antara

individu-individu di dalam kelompok nelayan, yang interaksi tersebut

hanya berfokuskan pada hubungan kerjasama dan konflik yang terjalin

di dalam kelompok nelayan, yang meliputi : rutinitas kegiatan yang

terjadi didalam kelompok, bentuk-bentuk kerjasama, alat tangkap yang

di gunakan, dampak terbentuknya kerjasama, penyebab timbunya

konflik, dampak konflik bagi individu didalam sebuah kelompok, dan

cara penyelesaiannya.

b. Wawancara

Wawancara yang di lakukan peneliti terhadap responden adalah

wawancara yang berguna untuk mendapatkan informasi-informasi

berupa hubungan kerjasama yang terjalin dan bentuk konflik apa saja

yang ada didalam kelompok-kelompok nelayan. Dari hal tersebut yang

kemudian di gunakan untuk memperkuat observasi yang dilakukan.

Wawancara itu sendiri merupakan salah satu teknik yang dapat

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. (Yusuf, 2014:372).

Wawancara yang digunakan untuk memperoleh data di lapangan

dengan berpedoman kepada pedoman wawancara.

Hal yang di wawancarai berupa : hubungan kerjasama yang terjalin

antara individu-individu didalam kelompok, bentuk-bentuk kerjasama,

dampak dari kerjasama, pemicu timbulnya konflik, dampak timbulnya

konflik didalam individu, dan cara mengatasi konflik, dengan

Page 32: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

19

menggunakan informan sebagai sumber mendapatkan konflik dan

jumlah informan sebanyak : 10 orang

c. Dokumentasi

Berupa hasil gambar dari penelitian yang di lakukan, baik itu foto

antara responden dengan peneliti maupun hasil foto dari bentuk

hubungan yang terjalin di dalam kelompok nelayan. (Yusuf, 2014:391).

Hasil foto yang di peroleh dapat dijadikan sebagai pendukung yang

berkaitan dengan proses interaksi yang terjalin didalam masyarakat

Desa Malang Rapat. Selain itu data dokumentasi juga bisa didapat dari

data tertulis berupa catatan-catatan dari sumber yang diperoleh.

F. Teknik Analisa Data

Untuk menganalisa data , penulis menggunakan metode kualitatif yaitu

metode ini menggambarkan segala bentuk data dan fakta mengenai objek

penelitian. Dimana penelitian menggunakan metode kualitatif dapat dilakukan

dengan menggunakan rancangan yang terstruktur, formal, dan spesifik, serta

mempunyai rancangan operasional yang mendetail. Kemudian didalam metode

kualitatif ini terdapat rancangan pembatasan masalah, perumusan masalah,

kegunaan penelitian, studi kepustakaan, jenis instrument, populasi dan sampel,

serta teknik analisis yang digunakan dengan jelas dan benar. (Yusuf,2014:58)

Data yang di kualitatifkan yaitu interaksi soaial yang terjadi di antara individu-

individu di dalam kelompok nelayan, yang hanya berfokuskan pada konflik dan

kerjasama yang muncul didalam kelompok maupun antar individu didalam

Page 33: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

20

kelompok nelayan, yang dilihat berdasarkan : rutinitas kegiatan yang terjadi

didalam kelompok, bentuk-bentuk kerjasama, alat tangkap yang di gunakan,

dampak terbentuknya kerjasama, penyebab timbunya konflik, dampak konflik

bagi individu didalam sebuah kelompok, dan cara penyelesaiannya.

Page 34: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Masyarakat Nelayan

Secara sosiologis, karakteristik masyarakat nelayan berbeda dengan

masyarakat pada umumnya,seperti masyarakat agraris. Masyarakat agraris yang

biasanya adalah tani memiliki sumber daya yang lebih terkontrol, berbeda dengan

masyarakat nelayan. Sumber daya masyarakat nelayan tidak bisa di pantikan,

semua tergantung dengan alam dan cuaca alam dan resiko yang dihadapi oleh

masyarakat nelayan lebih besar dibandingkan dengan resiko yang dihadapi oleh

masyarakat agraris (Satria,2015:7). Di dalam masyarakat ada juga yang disebut

dengan masyarakat pesisir, yang artinya adalah masyarakat yang tinggal dan

hidup di wilayah pesisiran. Wilayah pesisiran ini merupakan wilayah transisi yang

menandai tempat perpindahan antara wilayah daratan dan laut atau sebaliknya

(Dahuri dkk. 2001: 5)

Posisi sosial masyarakat nelayan dalam masyarakat biasanya berada pada

posisi rendah. Rendahnya posisi sosial nelayan juga diakibatkan keterasingannya

nelayan. Karena masyarakat nelayan tidak punya akses untuk melakukan interaksi

ke luar dari komunitasnya sendiri. Goodwin:1990,Satria,21-23:2010 mengatakan

bahwa ciri-ciri nelayan kecil (small scale fisher) adalah ketidak mampuan untuk

mempengaruhi kebijakan public,akibatnya nelayan terus dalam posisi dependen

dan marjinal.hal tersebut yang membuat masyarakat nelayan rentan akan

kemiskinan.

Page 35: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

22

Imron:2003 mengatakan bahwa nelayan adalah suatu kelompok masyarakat

yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut,baik dengan cara

melakukan penangkapan ataupun budi daya.Secara geografis, masyarakat yang

hidup,tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi

antara wilayah darat dan laut (Kusnadi,2009). Nelayan juga dapat diartikan

sebagai orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para

nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Kemudian

di dalam masyarakat pesisir, juga ada yang namanya kelompok-kelompok

masyarakat pesisir atau komunitas nelayan. Komunitas nelayan itu sendiri dapat

diartikan sebagai kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal

didesa-desa atau pesisir. (Sastrawidjaya,2002)

Kemudian nelayan itu sendiri didefinisikan sebagai orang yang melakukan

kegiatan penangkapan ikan di laut. Definisi ini mudah di buat untuk konteks

masyarakat tradisional. Menurut Undang-undang No.45 Tahun2009 Tentang

Revisi Undang-Undang No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan,Pasal 1, angka 10

mendefenisikan nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan.(Satria, 2015:26). Imron,2003 mengatakan bahwa nelayan

adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada

hasil laut,baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budi daya. Mereka

pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang

dekat dengan lokasi kegiatannya. Secara geografis, masyarakat yang

hidup,tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi

antara wilayah darat dan laut (Kusnadi,2009). Nelayan adalah orang yang hidup

Page 36: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

23

dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di

daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang

yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa atau pesisir

(Sastrawidjaya,2002)

Masyarakat nelayan tidak hanya berdiri sendiri, namun nelayan memiliki

kelompok nelayan yang dapat mendukung system kerja yang ia lakukan. Dan

biasanya kelompok sosial nelayan ini muncul guna untuk membantu dan

meringankan kerjaan secara bersama. Kelompok sosial nelayan ini sendiri ada

karena mereka memiliki nasib yang sama sehingga tujuan hidup mereka pun

sama. Fungsi dari kelompok nelayan itu sendiri yaitu: Untuk memperkuat modal,

meningkatkan kinerja individu, dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi

masalah-masalah secara bersama.

Ditjen Perikanan (2002) mengklarifikasikan nelayan berdasarkan waktu

yang digunakan dalam melakukan pekerjaan operasi penangkapan/pemeliharaan,

yaitu:

a) Nelayan/Petani ikan penuh, yaitu nelayan/petani ikan yang seluruh waktu

kerjaanya di gunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan/

pemeliharaan ikan/binatang air lainnya/tanaman air

b) Nelayan/Petani ikan sambilan utama, yaitu nelayan/ petani ikan yang

sebagian besar waktu kerjaanya digunakan untuk melakukan pekerjaan

operasi penangkapan/pemeliharaan ikan/binatang air lainnya/tanaman air.

Selain melakukan pekerjaan penangkapan/pemeliharaan, nelayan kategori

ini bisa jadi mempunyai pekerjaan lain

Page 37: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

24

c) Nelayan/Petani ikan sambilan tambahan, yaitu nelayan/petani ikan yang

sebagian kecil waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan

penangkapan/pemeliharaan ikan/binatang air lainnya/tanaman air

Nelayan memiliki keragaman status nelayan menjadi 2 bentuk, yaitu :

nelayan dengan skala besar dan nelayan dengan skala kecil. Perbedaan keragaman

nelayan ini berdasarkan respons untuk mengantisipasi tinggi nya resiko

ketidakpastian terhadap kapasitas teknologi, orientasi pasar dan karakteristik

hubungan produksi. Dibawah ini ada penggolongan nelayan berdasarkan

karakteristik usahanya yang di rangkum dalam tabel 1.2

Tabel 1 Penggolongan Nelayan Berdasarkan Karakteristik Usahanya

N

NO. Jenis

Orientasi Ekonomi

dan Pasar

Tingkat

Teknologi Hubungan Produksi

1. Usaha

Tradisional

Subsistensi rumah

tangga

Rendah Tidak hierarki, status

terdiri dari pemilik

dan ABK yang

homogeny

2. Usaha Post-

Tradisional

Subsistensim

surplus,rumah

tangga,pasar domestic

Rendah Tidak hierarki,status

terdiri dari pemilik

dan ABK yang

Homogen

3. Usaha

Komersia

Surplus,pasar

domestic,ekspor

Menengah Hierarki, status terdiri

dari pemilik,

manajemen, ABK

yang heterogen

4. Usaha

Industrial

Surplus,ekspor Tinggi Hierarki, status terdiri

daripemilik,

manajemen,ABK yang

heterogen

Sumber : satria (2001) di dalam buku Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir ,

Arif Satria 2015:31

Page 38: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

25

B. Interaksi Sosial

Interaksi merupakan : hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hubungan antar orang-orang perorangan, antar kelompok-kelompok

manusia, maupun antar orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua

orang bertemu, interaksi sosial di mulai pada saat itu. Mereka saling menegur,

berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Dari pernyataan

tersebut, jelas bahwa syarat untuk melakukan interaksi adalah: adanya kontak

sosial (social-contact) dan komunikasi. Dimana kontak sosial daalam bahasa latin

yaitu : con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya

menyentuh. Jadi kontak sosial dapat diartikan sebagai bersama-sama menyentuh.

(Soekanto,2007:59). Sedangkan komunikasi merupakan pembicaraan, gerak-

gerah badaniah atau sikap, perasaan-perasaan apa yang ingin di sampaikan oleh

orang tersebut. (Soekanto,2007:60). Kemudian di dalam interkasi ada faktor

pendorong terjadinya sebuah interaksi di dalam masyarakat. Faktor-faktor tersebut

meliputi:

a) Faktor imitasi memiliki segi positif yaitu mendorong seseorang untuk

mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun, faktor imitasi

ini, juga memiliki segi negatifnya berupa berupa peniruan sebuah tindakan,

yang mengarah kepada tindakan-tindakan penyimpangan.

b) faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau

sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak

lain. Sebenarnya, faktor imitasi dan sugesti ini hampir sama, hanya saja

Page 39: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

26

faktor sugesti terjadi ketika seseorang sedang mengalami emosi nyang

menghambat seseorang tersebut untuk berfikiran secara rasional.

c) Faktor identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau

keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak

lain. Identifikasi ini bersifat lebih mendalam dibandingkan imitasi, karena

kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses identifikasi ini.

Proses identifikasi ini, dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak

sadar), maupun dengan di sengaja karena seringkali seseorang memerlukan

tipe-tipe ideal tertentu didalam proses kehidupannya.

d) faktor simpati merupakan suatu proses dimana, seseorang merasa tertarik

pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang

sangat penting walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan

untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. (Soekanto:

2007:55-58)

Didalam interaksi juga terdapat bentuk-bentuk terjadinya sebuah interaksi,

yang meliputi :

a) Bentuk Asosiatif, meliputi :

a. kerjasama (cooperation),merupakan : bentuk interaksi sosial yang

pokok. Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka

mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang

bersaman mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap

diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut;

kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya

Page 40: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

27

kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan

fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna.

(Soekanto,2007: 66)

b. akomodasi (accommodation), akomodasi dapat di artikan 2 arti yaitu :

untuk menunjukkan suatu keadaan dan untuk menunjukkan pada suatu

proses. Akomodasi menunjukkan pada suatu keadaan berarti adanya

suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang

perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan

norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam

masyarakat. Sedangkan akomodasi yang menunjukkan pada suatu

proses yaitu : menunjukkan pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai

kestabilan. (Soekanto,2007:68)

b) Bentuk Diasosiatif meliputi :

a. Persaingan (competition, merupakan suatu proses sosial, dimana

individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari

keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa

tertentu menjadi pusat perhatian umumm (baik perseorangan maupun

kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian public atau dengan

mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan

ancaman atau kekerasan. (Soekanto,2007:83)

b. Kontravensi (contravention, merupakan suatu bentuk proses yang di

tandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang

Page 41: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

28

atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang di sembunyikan,

kebencian, atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang. Atau

perasaan tersebut dapat pulla berkembang terhadap kemungkinan,

kegunaan, kaharusan atau penilaian terhadap suatu usul, buah fikian,

kepercayaan, doktrin, atau rencana yang di kemukakan orang

perorangan atau kelompok manusia lain. (Soekanto,2007:87-88)

C. Konsep Konflik

Konflik merupakan unsur terpanting di dalam kehidupan manusia. George

simmel;1918 mengatakan bahwa konflik memiliki fungsi yang positif. Kemudian

di dalam konsep ini, manusia adalah makhluk konfliktis (homo conflictus), yaitu

makhluk yang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan, dan persaingan baik

sukarela maupun terpaksa. Konflik bisa muncul di dalam masyarakat pada skala

yang berbeda, seperti : konflik antar orang (interpersonal conflict), konflik antar

kelompok (intergroup conflict), konflik kelompok dengan Negara (vertical

conflict), konflik antar Negara (interstate conflict)

a) Pengertian Konflik

Manusia merupakan makhluk konfliktis (homo conflictus) yaitu

makhluk yang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan dan persaingan

baik sukarela maupun terpaksa. Poerwadarminta, mengatakan bahwa

konflik merupakan pertentangan atau percecokkan. Pertentangan sendiri

bisa muncul kedalam bentuk pertetangan ide maupun fisik antara dua belah

pihak bersebrangan.(Susan, 8:2010)

Page 42: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

29

Di dalam interaksi yang terbangun di dalam masyarakat akan

terbentuk sebuah relasi didalamnya. Dimana relasi yang terbangun di dalam

masyarakat di pengaruhi karena memiliki kepentingan, adanya penguasaan,

menimbulkan permusuhan dan akan terjadi penindasan. Dari hal tersebut

akan memicu timbulnya konflik. Secara umum orientasi konflik terkait

dengan 3 sentral dan berkaitan dengan asumsi-asumsi, yaitu :

a. Setiap orang memiliki sejumlah keinginan mendasar,sesuatu yang

mereka inginkan dan berusaha untuk mendapatkannya karena tidak

diperoleh dalam sistem masyarakat yang banyak berlaku bagi semua.

Teori konflik tidak selalu eksplisit tertuju kepada manusia,akan tetapi

tertuju pada hasil relasi didalamnya.

b. Keseluruhan perspektif konflik, menekankan pada kekuasaan sebagai

inti dari relasi sosial. Teori konflik selalu menunjukkan pada kekuasaan

tidak hanya sebagai pembagi kesenjangan dan ketidakadilan,banyak

yang menjadi sumber konflik, tetapi juga pemaksa yang paling utama.

Analisis ini menunjukkan perhatian terhadap distribusi sumber daya

yang diberikan oleh seseorang dengan banyak atau sedikit kekuasaan.

c. Aspek pembeda dari teori konflik adalah nilai dan ide sebagai senjata

yang digunakan oleh kelompok yang berbeda untuk memajukan diri

merekalebih dari sebagai pemaknaan untuk mendefinisikan identitas

dan tujuan keseluruhan masyarakat (Muryanti,2013:4)

Page 43: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

30

b) Pengelola Konflik

Tiap skala konflik, memiliki latar belakang dan arah perkembangan

yang berbeda. Masyarakat manusia di dunia, pada dasarnya memiliki

sejarah konflik dalam skala antar perorangan sampai antar Negara. Konflik

yang bisa di kelola secara arif dan bijaksana akan dapat di selesaikan tanpa

menghadirkan kekerasan. Namun, jika konflik tidak dapat di kelola dengan

baik, aka akan menimbulkan : perang dan pembantaian. (Susan,2009:xxiii-

xxiv). Adapun pengelolaan konfik sebagai berikut :

a) Wacana Conflict Management

Wacana conflict management merupakan pencegahan bentuk

kekerasan dari konflik baik langsung maupun tidak langsung. Stein

(Susan,2009:122-123) menyatakan bahwa “conflict management” bertujuan

sebuah moderasi atau memberadabkan efek-efek konflik tanpa menangani

akar konflik dan sebab-sebabnya. Management konflik ini, juga

menjelaskan bahwa konflik tidak perlu di selesaikan tetapi konflik perlu di

pelajari bagaimana cara mengelola berbagai konflik agar dapat mengurangi

kekerasan.

b) Conflict Governance

Conflict governance (tata kelola konflik) merupakan dinamika

hubungan antara berbagai actor dan lembaga dalam tata kelola unsur-unsur

konflik dalam suatu ruang politik inklusif (inclusive political arena) yang di

tandai oleh aktifitas memersuasi, memusyawarahkan, dan

mengimplementasikan kebijakan perdamaian yang telah tercapai.

Page 44: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

31

D. Kerjasama

Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik yang terjadi antara

individu-individu, individu-kelompok, maupun kelompok-kelompok. Di dalam

interaksi sosial terdapat bentuk-bentuk interaksi. Salah satu bentuk interaksi sosial

yang ada adalah : kerjasama. Dimana kerjasama itu sendiri dapat diartikan sebagai

usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara saling membantu. Kerja sama

timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-

kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup

pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi

kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran atas adanya kepentingan-

kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang

penting dalam kerja sama yang berguna. Kerjasama timbul apabila orang

menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan

pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian

terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut;

kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya

organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna.

(Soekanto,2007:66)

Dalam teori-teori akan dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang

biasa diberi nama kerjasama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut

dibedakan menjadi 4, yaitu :

a) kerjasama spontan (spontaneous cooperation), merupakan kerjasama yang

serta-merta

Page 45: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

32

b) kerjasama langsung (directed cooperation), merupakan hasil dari perintah

atasan atau penguasa

c) kerjasama kontrak (contractual cooperation), merupakan kerjasama atas

dasar tertentu

d) kerjasama tradisional (traditional cooperation), merupakan bentuk

kerjasama sebagai bagian atau unsur dari system sosial (Soekanto,2007:67)

Selain bentuk-bentuk kerjasama diatas, bentuk kerjasama juga di golongkan

kedalam 5 golongan, yaitu:

a) kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong

b) bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-

barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih

c) kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru

dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi

sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam

stabilitas organisasi yang bersangkutan

d) koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang

mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan

yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih

tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu

dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai

satuatau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif

Page 46: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

33

e) joint venture, yaitu kerjasama dalam penguasaan proyek-proyek tertentu,

misalnya pengeboran minyak, pertambangan batu bara, perfilman,

perhotelan, dan seterusnya . (Soekanto,2007: 68)

E. Konflik Nelayan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinseng,2014:43 bahwa dari

berbagai kasus konflik nelayan tidak ada yang bersifat terbuka. Karena sampai

saat ini, belum ada konflik nelayan yang terjadi secara brutal terjadi antara kelas

buruh dan kelas pemilik. Hal itu di sebabkan karena modal sosial yang terjalin

antara buruh nelayan dan kelas pemilik terjalin cukup baik. Walaupun sebenarnya

timbul ketidakpuasan didalam diri buruh nelayan. Berdasarkan basis terbentuknya

kelompok nelayan yang berkonflik (conflict group), Kinseng,35-36:2014

membagi konflik antar-sesama nelayan menjadi 3 kategori, yaitu:

a) Konflik Kelas

b) Konflik Identitas

c) Konflik Alat Tangkap

Konflik kelas adalah konflik yang terjadi antara kelompok nelayan yang

berbeda, misalnya antara buruh dengan pemilik maupun antara kelas nelayan kecil

dengan nelayan besar-kapitalis. Sedangkan Konflik identitas adalah konflik yang

terjadi antara kelompok nelayan berbasis identitas primordial seperti etnik da

nasal daerah atau yang sering di kenal dengan istilah local versus pendatang.

Selain itu, agama bisa juga dijadikan sebagai basis terbentuknya kelompok

konflik primordial ini. Dan Konflik alat tangkap adalah : konflik yang terjadi

Page 47: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

34

antara kelompok nelayan yang berbasis alat tangkap yang berbeda, tetapi berada

pada “tingkat” yang kurang lebih setara, seperti antara perenge dengan dongol di

Balikpapan, yang sama-sama merupakan “nelayan kecil”.

Selain itu, satria,dkk mengelompokkan konflik nelayan menjadi 3 tipe

kelompok, yaitu :

a) Konflik kelas

b) Konflik Orientasi

c) Konflik Agrarian

Konflik kelas merupakan konflik yang terjadi antara kelas sosial nelayan

akibat dominasi usaha bermodal dan usaha tradisional, seperti konflik antar

nelayan tradisional dan nelayan’trawl’. Kemudian Konflik orientasi merupakan

konflik yang terjadi antar nelayan yang memiliki orientasi yang berbeda dalam

pemanfaatan sumber daya, yaitu antara nelayan yang memiliki orientasi jangka

panjang dengan nelayan yang berorientasi jangka pendek. Dan Konflik agrarian

merupakan konflik yang terjadi akibat perebutan fishing ground; bisa terjadi baik

antar kelas maupun intra-kelas dan antar nelayan dengan non-nelayan

(kinseng,2014:34)

Kemudian, Charles juga membagi “konflik perikanan” menjadi 4 tipe, yaitu

:

a) Fishery jurisdiction,

b) Management mechanisms

c) Interball allocation

d) External allocation

Page 48: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

35

Fishery jurisdiction, menyangkut masalah siapa yang “memiliki” sumber

daya perikanan, siapa yang mengontrol akses kepada sumber daya tersebut,

seperti apa bentuk pengelolaan yang optimal, dan apa peranan yang mestinya

dimainkan oleh pemerintah. Sedangkan management mechanisms, menyangkut

isu-isu jangka pendek, khususnya konflik antara nelayan dan pemerintah

menyangkut tingkat produksi, proses konsultasi, dan penegakkan hokum.

Kemudian internal allocation, menyangkut konflik yang muncul di dalam suatu

system perikanan, antara kelompok-kelompok pengguna dan alat tangkap yang

berbeda, maupun antar nelayan, pengolah dan “pemain” lainnya. Dan external

allocation, mencakup konflik-konflik antara “pemain” di sector perikanan secara

internal dengan pihak luar, seperti armada nelayan asing, pertanian, industry non-

perikanan seperti pariwisata dan kehutanan.

Dalam tipologi Charles ini, tidak ada khusus di sebut tipe konflik kelas;

kemungkinan konflik kelas ini termasuk kedalam tipe konflik yang ketiga, yakni

External allocation. (kinseng,2014:33-3)

Page 49: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

36

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan Desa Malang Rapat

Masyarakat Desa Malang Rapat mayoritas masyarakatnya bermata

pencaharian sebagai nelayan. Banyaknya jumlah nelayan di sana di karenakan

jarak tempat tinggal mereka dekat dengan bibir pantai sehingga tidak heran jika

banyak masyarakatnya yang bergantungkan hidupnya pada laut. Kondisi sosial di

sana baik di karenakan mereka menganut sistem kekerabatan. Jika ada masyarakat

yang sedang mengalami kesusahan maka masyarakat lain akan saling membantu

tanpa ada unsur paksaan. Tidak hanya itu saja, kondisi sosial di dalam kelompok

nelayan pun terlihat ketika mereka mendapatkan bantuan dari PEMKAB. Ketika

ada kelompok lain yang anggotanya keluar masuk ke kelompok lain guna

mendapatkan bantuan lain, hal tersebut di perbolehkan karena pada kesepakatan

awal tidak ada larangan untuk keluar masuk dalam kelompok. Akan tetapi ada

kelompok dimana para anggotanya sudah solid sehingga sulit untuk para

anggotanya keluar. Hal tersebut di karenakan, mereka sudah merasa nyaman

berada pada kelompoknya dan mereka beranggapan bahwa interaksi yang sudah

terjalin pun cukup lama sehingga membuat para anggota merasa tidak enak ketika

mereka keluar masuk ke kelompok lain. Karena kerjasama yang sudah terjalin di

dalam kelompoknya sudah cukup baik.

Selain itu, modal sosial yang terbangun pun sudah cukup untuk membantu

perekonomian mereka. Tidak hanya itu saja, para anggota kelompok ini juga

Page 50: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

37

merasa bahwa tanpa keluar masuk ke kelompok lain pun mereka masih dapat

untuk memperoleh bantuan walaupun tidak setiap proposal yang mereka ajukan

langsung di setujui oleh PEMKAB. namun, hal semacam ini tidak mendasari

untuk mereka keluar dari kelompok awal mereka. Namun pada dasarnya tidak ada

larangan akan tidak boleh ny anggota untuk keluar atau membentuk kelompok

lain. Akan tetapi tergantung bagaimana solidaritas yang terbentuk di dalam

kelompok mereka masing-masing. Jika solidaritas mereka kuat maka tidak

mungkin ada anggotanya yang keluar hanya untuk memperoleh bantuan. Akan

tetapi jika ada anggota kelompoknya yang tidak merasa puas di dalam

kelompoknya sendiri, maka di perbolehkan anggota tersebut keluar dari

kelompoknya dengan cara musyawarah/rapat kelompok.

B. Masyarakat Nelayan Desa Malang Rapat Setelah Mendapatkan

Bantuan

Masyarakat nelayan Desa Malang Rapat bisa di kategorikan sebagai nelayan

yang berkehidupan cukup dan layak. Hal tersebut terbukti dari bentu rumah yang

mereka miliki. Rata-rata masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan di pelabuhan

Dusimas Kampung Tg.keling ini, memiliki rumah yang layak huni, seperti rumah

beton dan rumah ½ beton. Pendapatan mereka perbulan, jika di lihat dari

pendapatan bersih atau pendapatan yang di hitung berdasarkan nota, maka

pendapatan mereka perbulan minimal bisa mencapai hingga 5 juta/bulan.

Sehingga tidak heran, jika nelayannya memiliki hidup yang layak.

Page 51: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

38

Nelayan yang berada di pelabuhan Dusimas kampong Tg.keling ini nelayan

seperti : kelompok nelayan jaring, sampan, pancing dan boat. Sistem kerja mereka

biasanya berkelompok. Terdiri atas 2 orang atau lebih. Hitungan pendapatan

mereka menggunakan hitungan 27 atau 25, maksudnya ialah mereka melaut

dengan jarak tempuh 25-27 hari dan sisanya mereka pergunakan untuk beristirahat

di rumah. Hitungan tersebut berupa setoran ikan kepada penadah local. Hitungan

tersebut biasanya menggunakan nota. Harga hitungan di tentukan oleh penadah.

Ketika ikan sudah terkumpul kepada penadah, maka penadah local tersebut, akan

mengirim ikan-ikan dari hasil tangkapan nelayan di pelabuhan Dusimas Kampung

Tg.keling ke tauke-tauke besar yang ada di sekitar Tg.pinang. Terhitung dari

tanggal 1 januari 2016, di Pelabuhan Dusimas Kampung Tg.keling terdapat 3

kelompok nelayan, yang meliputi : 2 kelompok nelayan jaring dan 1 kelompok

nelayan kelong apung. Adapun nama-nama kelompok tersebut di sebutkan di

dalam susunan di bawah ini :

Tabel 2 Jumlah Kelompok Di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling Desa

Malang Rapat

NO. Nama Kelompok Jumlah Anggota Jenis Bantuan

1

1. Kuda laut 16 orang 16 unit box fiber

2

2. Bahari 10 orang 10 unit radio/olari

3

3. Gemilang 4 orang Kelong apung

Jumlah 30 orang

Sumber : catatan dari pengelola Pelabuhan Dusimas Kamp.Tg.Keling

Page 52: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

39

C. Potensi Kelautan Dan Perikanan Desa Malang Rapat

Desa Malang Rapat merupakan daerah pesisir yang kaya akan hasil

perikanannya, baik itu daerah pesisirnya sendiri maupun lautannya. Kawasan

pesisir pantai merupakan kawasan konserpasi padang lamun, sebagaimana di

ketahui bahwa lamun merupakan tempat berkembang biaknya biota laut, jadi tidak

salah kalau banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor

perikanan ini. Alat tangkap nelayan yang sering digunakan masih bersifat

tradisional yaitu berupa pancing, jaring maupun kelong. Banyak para pengusaha

dari luar melakukan investasi di daerah ini terutama yang memerlukan modal

besar seperti kelong dan pompong. Sebagain besar sarana dan prasarana yang

dipakai masyarakat merupakan milik pengusaha. Kendala yang paling utama yang

dihadapi para nelayan yaitu kepemilikan sarana dan prasaran tangkap sehingga

para masyarakat hanya sebagai pekerja bukan sebagai pelaku, sebanyak mana

hasil yang didapat tidak akan berpengaruh banyak bagi nelayan karena hasil

tersebut sebagian besar didapat oleh pengusaha baik itu lokal maupun luar.

D. Tauke

Di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling, terdapat 2 tauke, yaitu tauke

lokal dan tauke besar.

a) Tauke lokal

Tauke lokal merupakan tauke yang berasal dari masyarakat nelayan Desa

Malang Rapat dan memiliki modal yang besar. Tugas dari tauke ini berupa

menampung ikan dari hasil nelayan lokal dan nelayan pendatang. Sistem

Page 53: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

40

pemasaran dari tauke ini ialah para nelayan menyetor hasil tangkapan ikan mereka

ke tauke lokal dan akan di hitung menggunakan nota. Harga yang di berikan

tergantung kebijakan dari tauke lokal yang sesuai dengan harga pasaran. Hal

semacam ini di lakukan tauke lokal agar para nelayan tidak terlalu rugi. Karena

jika harga yang di berikan oleh tauke lokal sangat rendah dari harga pasaran,

maka akan membuat para nelayan rugi besar.

Adanya pembagian tauke semacam ini, memudahkan nelayan lokal untuk

menjual hasil tangkapan ikannya. Karena jika tauke lokal ini tidak tersedia, maka

akan mempersulit para nelayan lokal untuk menjual hasil tangkapannya ke tauke

besar yang ada di Tanjungpinang. Kesulitan para nelayan yang akan di hadapi jika

tauke lokal tidak tersedia ialah berupa akses yang cukup jauh untuk menempuh

jarak penjualan ikan.Dan para nelayan akan rugi di bagian transportasi untuk

menuju ke tauke besar yang ada di Tanjungpinang. Kemudian, hasil ikan yang di

tampung oleh tauke lokal ini, kemudian akan di angkut dengan menggunakan

pick-up dan di bawa ke tauke Tanjungpinang.

b) Tauke Besar

Tauke besar adalah tauke yang ada di Tanjungpinang, dengan memiliki

modal yang lebih banyak di bandingkan tauke lokal. Dan tauke besar ini biasanya

memiliki boat-boat dan alat tangkap yang mendukung untuk nelayan lokal melaut

dan bekerja dengannya. Tauke ini, juga memiliki relasi yang sangat baik kepada

para tauke-tauke lokal, dengan tujuan agar para tauke lokal menjual semua ikan-

ikannya kepada dirinya. Tauke besar ini memiliki tugas berupa menampung hasil

ikan yang di kirimkan tauke lokal kepadanya. Tauke besar ini terdapat di daerah

Page 54: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

41

Tanjungpinang. Dan tauke besar ini yang kemudian akan memasarkan ikan-ikan

tersebut ke sejumlah tempat yang ada di Tanjungpinang. Pemasaran ikan tersebut

biasanya di pasarkan ke sejumlah pasar tradisional, seperti agen-agen penjual ikan

di wilayah Tanjungpinang, pasar Bincen dan pasar Tanjungpinang. Dengan

adanya 2 tugas tauke ini, maka memudahkan para nelayan untuk menjual hasil

tangkapannya tanpa harus pergi jauh-jauh untuk menjual hasil tangkapannya. Dan

harga jual ke tauke pun, tidak terlalu jauh dengan harga normal di pasaran.

Dari penjelasan tentang tugas tauke di atas, maka tampak jelas bahwa

interkasi yang terjadi di antara tauke dan para nelayannya berjalan sangat baik. Itu

di buktikan dari system pembagian tugas kerja antara tauke lokal dan tauke besar.

Pembagian tugas tersebut semata-mata bukan untuk kepentingan sendiri, namun

pembagian tugas tauke tersebut juga demi kepentingan nelayan tanpa harus

merugikan nelayan lokal tersebut.

E. Bentuk Bantuan PEMKAB kepada Kelompok Nelayan

PEMKAB memberikan kesempatan untuk seluruh masyarakat di Desa

Malang Rapat untuk mengajukan bantuan ke PEMKAB lewat proposal. Dimana

proposal tersebut berisikan tentang bantuan yang di butuhkan oleh masyarakat

nelayan. Dengan catatan, masyarakat nelayan harus bergabung ke dalam

kelompok nelayan. Bergabungnya masyarakat nelayan ke dalam kelompok

nelayan, memudahkan PEMKAB untuk memberikan bantuan kepada mereka.

Kemudian kelompok nelayan di berikan kesempatan untuk mengajukan proposal

dengan batas waktu 3 tahun sekali dan bantuan yang di ajukan bisa bermacam-

Page 55: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

42

macam tergatung dari kebutuhan. Tetapi, tidak semua kelompok yang mengajukan

proposal bisa langsung di penuhi oleh PEMKAB, karena bantuan yang di berikan

juga bertahap. Jadi, proposal yang di ajukan bisa di katakan nasib-nasipan untuk

mendapatkan bantuan dari PEMKAB. Jenis bantuan yang baru di dapatkan oleh

kelompok nelayan dari pengajuan proposal adalah : boat, box fiber, olari dan

kelong apung.

Bantuan di berikan langsung kepada pengelola pelabuhan Dusimas

Kamp.Tanjung Keling, pemberian bantuan ini di harapkan bisa bermanfaat bagi

nelayan untuk kebutuhan melautnya. Namun, bantuan yang di berikian oleh

PEMKAB ini tidak boleh di jual belikan dalam kondisi apapun. Maka jika

ketahuan ada nelayan yang menjual bantuan yang di berikan oleh PEMKAB,

maka nama nelayan tersebut akan di ceklis oleh pengawas lapangan, kemudian di

laporkan ke kantor dan akan di pastikan proposal yang akan di ajukan akan di

kembalikan dan tidak akan di hiraukan. Hal tersebut di lakukan oleh PEMKAB,

agar bantuan yang di berikan tersebut, bisa di jaga dan di gunakan sesuai dengan

kebutuhannya.

F. Hubungan Nelayan Di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling Desa

Malang Rapat dengan Pengelola Pelabuhan

Di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling, terdapat 2 tauke. Ada tauke

lokal yang tugasnya menampung hasil dari nelayan lokal dan nelayan pendatang.

Dan tauke besar, terdapat di daerah Tanjungpinang yang tugasnya menampung

dari seluruh hasil tangkapan nelayan dari tauke lokal. Ciri khas dari nelayan

Page 56: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

43

pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling ini adalah masalah pengelolaan

pelabuhan di sana. Sistem pengelolaan di sana, bahwa siapapun yang masuk ke

Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling untuk menangkap ikan, maka akan di

kenakan iuran bulanan. Tidak hanya itu saja, bahkan mereka para pendatang harus

melapor dan menyerahkan foto copy KTP. Dimana hal tersebut akan berguna

ketika, terjadi sesuatu kepada para nelayan. Iuran bulanan tersebut bervariasi.

Tauke-tauke lokal pun, juga ikut serta dalam pembayaran iuran. Iuran yang

terkumpul tersebut, akan di bacakan pada rapat tahunan. Dimana rapat tahunan

tersebut akan di hadiri oleh pengelola pelabuhan, para nelayan dan masyarakat

yang terlibat langsung di pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling tersebut.

Iuran yang terkumpul, biasanya di gunakan untuk keperluan bahan bakar nelayan,

jika nelayan tersebut kehabisan bahan bakar di tengah laut. iuran ini, juga sangat

membantu para nelayan dalam hal-hal kesulitan di laut. Dari sistem pengelolaan

seperti ini, yang mempermudah pengelola untuk mendata, para nelayannya yang

berada pada tahap bawah. Tahap bawah yang di maksud ialah, nelayan yang tidak

mempunyai erlengkapan melaut dan masih bergantung kepada tauke lokal.

Masyarakat yang biasanya membayar iuran perbulan ialah : tauke lokal yang

memiliki boat, tauke luar yang memiliki boat yang bersandar di Pelabuhan

Dusimas Kamp.Tanjung Keling, nelayan, dan masyarakat yang membawa pick

up/motor untuk mengirim ikan. Iuran di tentukan sesuai dengan kesepakatan di

dalam rapat. Sehingga iuran tersebut di setujui oleh semua pihak yang terkait di

dalam Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling.

Page 57: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

44

BAB IV

INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA

MALANG RAPAT KECAMATAN GUNUNG KIJANG

(Studi Tentang Konflik dan Kerjasama yang terjadi Didalam kelompok

Nelayan Di Pelabuhan Dusimas Kamp.Tanjung Keling)

A. Karakteristik Data Informan

Berikut ini akan di sajikan terlebih dahulu karakteristik informan

berdasarkan: umur dan pendidikan.

a) Karakteristik Informan Berdasarkan Umur

Karakteristik informan berdasarkan umur, maka dapat dilihat

berdasarkan tabel di bawah ini :

Tabel 3

Karakteristik Informan Berdasarkan Umur

NO. Umur Jumlah Presentase (%)

1 . 30-35 2 orang 20

2. 36-41 2 orang 20

3. 42-46 4 orang 40

4. 47-55 2 orang 20

Jumlah 10 orang 100%

(Sumber data : hasil pengolahan wawancara tahun 2016)

Page 58: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

45

Berdasarkan data di atas tentang karakteristik informan berdasarkan umur,

nelayan yang berumur 30-35 tahun ada 2 orang, nelayan yang berumur 36-

41tahun ada 4 orang, nelayan yang berumur 42-46 tahun ada 2 orang, nelayan

yang berumur 47-51 tahun ada 4 orang. Maka dapat di simpulkan bahwa informan

rata-rata berusia di atas 30 tahun. Nelayan yang paling banyak berusia 36-41

tahun dengan jumlah 2 orang. Dalam artian bahwa nelayan di Desa Malang Rapat

sudah lama berpengalaman sebagai seorang nelayan. Sehingga ketika peneliti

menanyakan data kepada informan, maka informan akan menjawab berdasarkan

pengalamannya. Dan data yang di berikan informan kepada peneliti dapat di

pertanggung jawabkan.

b) Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik informan berdasarkan pendidikan, maka dapat di lihat

berdasarkan tabel di bawah ini :

Tabel 1.4

Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1. SD/Sederajat 6 orang 60

2. SMP/Sederajat 4 orang 40

3. SMA/Sederajat - -

4. Tidak sekolah - -

Jumlah 10 orang 100%

(Sumber data : hasil pengolahan wawancara tahun 2016)

Berdasarkan data di atas, jumlah informan yang tamatan SD berjumlah 6

orang, informan yang tamatan SMP berjumlah 4 orang, jumlah informan tamatan

Page 59: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

46

SMA adalah 0 dan jumlah informan yang tidak bersekolah adalah 0. Melihat

karakteristik informan berdasarkan pendidikan maka dapat di ketahui bahwa

responden yang di jadikan peneliti sebagai informan adalah orang-orang yang di

anggap baik dalam berkomunikasi, dan mampu menjawab segala pertanyaan yang

di ajukan oleh peneliti. Karena jumlah informan terbanyak adalah informan

dengan lulusan SD/sederajat dan SMP/sederajat.

B. Interaksi Sosial

Interaksi merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hubungan antar orang-orang perorangan, antar kelompok-kelompok

manusia, maupun antar orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua

orang bertemu, interaksi sosial di mulai pada saat itu. Mereka saling menegur,

berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Berdasarkan

hasil temuan di lapangan bahwa interaksi yang ada pada masyarakat nelayan Desa

Malang Rapat sudah terjadi, hal tersebut di buktikan dengan adanya pertemuan

antara dua orang atau orang perorangan dengan kelompok manusia. Dari interaksi

tersebut menimbulkan pengaruh positif maupun negatif tergantung dari

bagaimana masyarakat tersebut dalam menjalin interaksi kepada orang lain. Jika

interaksi yang terjadi baik maka akan memberikan dampak positif bagi yang

berinteraksi, namun jika interaksi yang terjalin tidak baik maka akan memberikan

dampak negative bagi yang melakukan interaksi. Berikut kutipan wawancara oleh

Rio Ardiyanto 30 tahun :

Page 60: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

47

“Hubungan yang ade dekat sini tu bagus lah, cume namanye manusie

kadang-kadang ade juge lah yang punye perangai yang agak tak bagos. Tapi kan

tak semue orang dekat sini ni punye perangai macam tu. Ade juge lah yang punye

perangai bagus” (wawancara tanggal 8 februari 2016)

Pernyataan Informan Rio Ardiyanto, di dukung oleh pernyataan M.ali ( 35

tahun) yang menyatakan bahwa :

“Kami dekat sini ni dah macam saudare, kalau ade ape-ape nelayan sini

bantu kami. Macam kemaren boat kami habes minyak dekat laot sane, teros orang

yang ade dekat pelabuhan langsong jemput kami same ngantar bahan bakar buat

boat kami. Malah kami tak ade bayar. Tu gratis soalnye uangnye di ambel dari

uang iuran bulanan kami. Sedap lah jadi nelayan sini soalnye nelayannye tu

kompak” (wawancara tanggal 10 Februari 2016)

Pernyataan Informan M.ali tidak sama dengan pernyataan Herman

(44 tahun) yang menyatakan :

“Nampak sekilas nelayan dekat sini ni baek-baek ye dek. Tapi sebetolnye

tak macam gitu juge dek. Sebetolnye ade juge yang tak baek. Tapi baek buruknye

orang tu tergantung dari perangai-perangai orang tu sendiri juge lah dek.

Kemaren pas kami ade rapat tahunan di rumah saye, ade je nelayan yang tak

sejalan pemikirannye same saye. Tapi sebetolnye tak salah, cume care die

nyampaikan ke saye aje yang tak sedap dek. Die nuduh saye pakai duet iuran

padahal saye tak macam gitu dek. Die tu padahal kenal same saye, tapi tak

sangke die malah nuduh saye macam tu. Mungkin die tak faham dengan

penjelasan saye pas rapat tu dek” (wawancara tanggal 10 april 2016)

Pernyataan Informan Herman tidak sama dengan pernyataan Abdul khadir

(44 tahun) yang menyatakan :

“Nelayan dekat sini ni kompak lah dek, kalau ade ape-ape cepat lah gerak

nye. Tak payah di suroh juge lah. Dah macam keluarge sendiri. Tiap hari kami

ketemu teros. Tak cume jempe dekat pelabuhan sini aje lah dek. Kadang-kadang

kalau angen kencang pas kami tak kelaot, kami ngumpul dekat rumah siape gitu

lah buat ngumpol-ngumpol bahas macam-macam lah untuk ke laot nanti”

(wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Abdul Khadir di dukung oleh pernyataan Samat (34 tahun)

yang menyatakan :

“Nelayan di sini tu banyak dek, tapi Alhamdulillah kompak-kompak lah.

Padahal nelayan yang terdaftar di pelabuhan ni bukan nelayan dari Desa Malang

Rapat aje dek. Tapia de juge nelayan luar yang ambek ikan dekat sini. Macam

nelayan pinang. Tapi kan nelayan yang dah masok dekat sini tu harus terdaftar.

Jadi kalau ade ape-ape semue orang dekat sini tu tau. Walaupon die orang luar,

Page 61: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

48

tapi kalau dia terdaftar, kan enak. Pokoknye semue yang ade dekat sini tu kami

kenal dek” ( wawancara tanggal 11 februari 2016)

Pernyataan Samat tidak sama dengan pernyataan Marwan (55 tahun) yang

menyatakan :

“Nelayan dekat sini tu dek sebetolnye sifat nye ni same je dengan nelayan

di luar sane, Ade rase tak puas, iri hati, cemburu, macam-macam lah dek. Kite

tengok die baek, padahal ternyate baek dekat depan je, belakang kite rupenye tak

baek. Semue tu tergantung orangnye juge lah. Cume nelayan sini tu tak ade yang

bekoar-koar sampai dengar orang. Kalau tak suke pakai diam aje tapi kalau dah

tak tahan tu kadang-kadang kelahi juge. Cume kan tak sampai parah-parah kali

lah dek. Tetap pengelola pelabuhan yang nyelesaikan kalau ade masalah”

(wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Marwan di dukung oleh Zakaria (54 tahun) yang menyatakan :

“Semue orang tu nak dekat mane aje same aje, pasti ade masalah. Adek

beradek aje ade masalah. Apalagi cume kenal gitu aje. Cume kalau ade masalah

pun pandai lah nak nyelesaikan. Paleng masalah dekat sini tu cume iri hati aje

same punye orang. Macam si A tu punye sampan, si B tak punye, biasenye si B tu

tak suke. Macam tu lah dek. Tapi wajar aje lah kalau dalam begaol ni ade sikap

macam tu. Bohong pula lah orang begaol tapi baek-baek aje dek” (wawancara

tanggal 4 maret 2016)

Pernyataan Zakaria tidak sama dengan pernyataan Udiono (46 tahun) yang

menyatakan :

“Hubungan yang ade dalam masyarakat nelayan sini tu bagus, bagosnye

hubungan dekat sini karne kami dah same-same kenal. Rate-rate kami orang

melayu semue, jadi tau lah macam mane nak besikap same jage perasaan orang

bia tak tersinggong gitu lah. Mungken karne tu lah kami dekat sini tu baek-baek

aje.” (wawancara tanggal 30 April 2016)

Pernyataan Udiono di dukung oleh pernyataan Ruslan (46 tahun) yang

menyatakan :

“Nelayan dekat sini tu ramai, semuenye bukan datang dari Malang rapat

aje, tapi ade nelayan dari Tg.keling, pulau pucong, pinang. Tapi semue yang ade

dekat sini kami anggap same je. Yang penteng tau bawa diri aje same taka de

buat masalah aje. Kami pun saleng kenal, taka de lah nelayan sini yang tak kenal

dek. Makanye kami ni kalau ade ape-ape kompak dek” (wawancara tanggal 28

april 2016)

Page 62: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

49

Pernyataan Ruslan memiliki perbedaan dengan pendapat Razam (51 tahun)

yang menyatakan :

“Kami ni dah macam saudare semue dek, cume kan kalau masalah

kerjaan tak bise macam gitu juge. Kalau misalnye dalam keje tak sesuai ye marah

juge lah. Soalnye keje ye keje, tak ade pandang saudare atau kawan lagi lah dek.

Walaupon dah lame kenal. Salah tetap salah lah. Tak peduli die suke atau tak.

Namanye salah mau macam mane lagi” (kutipan wawancara Razam 51 tahun,

(wawancara tanggal 10 april 2016)

Dari kutipan wawancara di atas, jelas bahwa ada pernyataan yang sama

dan ada pernyataan yang tidak sama terkait dengan hubungan interaksi yang

terjadi di dalam masyarakat nelayan. Itu di buktikan dengan adanya 5 pernyataan

yang sama dan 5 pernyataan yang tidak sama. Selain itu didalam pernyataan juga

menyatakan bahwa interaksi yang terjalin di dalam kelompok maupun di luar

kelompok berjalan sangat baik. Mereka menganut sistem kekerabatan.

Menganggap bahwa mereka adalah satu keluarga, ketika ada seorang nelayan

sedang mengalami kesulitan, maka para nelayan lain segera membantu tanpa

mengharapkan pamrih/balasan. Tidak hanya itu saja, bahkan tanpa di sadari

mereka melahirkan hubungan kerjasama.Ketika mereka melakukan interaksi,

mereka tidak hanya melakukan interaksi dengan sesama mereka, akan tetapi

mereka juga open dengan nelayan luar. Bukti nya saja, nelayan lokal mengenal

adanya nelayan luar yang menangkap ikan di wilayah tangkapan mereka tanpa

adanya masalah. Itu I sebabkan karena nelayan luar mengikuti aturan-aturan dari

pelabuhan Dusimas Kamp.Tg.keling Desa Malang Rapat. Namun tak semua

interaksi yang terjalin berdampak positif atau baik . Interaksi yang baik akan

menimbulkan dampak yang baik bagi pihak-pihak yang sedang berinteraksi,

namun jika interaksi yang terjalin kurang baik maka akan menimbulkan dampak

Page 63: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

50

yang tidak baik pula bagi pihak yang sedang melakukan interaksi. Selain itu,

pernyataan di atas juga menyebutkan bahwa di dalam masyarakat nelayan

memiliki permasalahan yang timbul dari sikap iri hati, kecemburuan dsb, akan

tetapi kutipan wawancara di atas menyatakan bahwa permasalahan timbul di

karenakan masalah kerjaan. Walaupun kerjasama sudah terjalin akan tetapi tidak

selamanya kerjasama melahirkan pengaruh positif akan tetapi kerjasama bisa

berujung pada konflik.

Kemudian, di dalam interaksi terdapat bentuk-bentuk terjadinya sebuah

interaksi, yang meliputi : bentuk asosiatif dan bentuk diasosiatif. Bentuk asosiatif

meliputi : kerjasama (cooperation) dan akomodasi (accomodation). Sedangkan

bentuk diasosiatif meliputi : Persaingan (competition) dan kontravensi

(contravention). (Soekanto,2007:54-88). Dari hasil temuan di lapangan, interaksi

sosial yang terjadi di antara individu di dalam kelompok nelayan adalah :

kerjasama dan konflik/persaingan. Berikut penjelasannya :

a. Kerjasama

Interaksi merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hubungan antar orang-orang perorangan, antar kelompok-

kelompok manusia, maupun antar orang perorangan dengan kelompok

manusia. Di dalam interaksi terdapat bentuk-bentuk interaksi, salah satunya

ialah Kerjasama. Kerjasama itu sendiri merupakan usaha untuk mencapai

tujuan tertentu dengan cara saling membantu. Kerja sama timbul apabila

orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang

sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan

Page 64: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

51

pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-

kepentingan tersebut, kesadaran atas adanya kepentingan-kepentingan yang

sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam

kerja sama yang berguna. Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa

mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang

bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri

sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan

adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi

merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna.

Kerjasama yang muncul di dalam masyarakat nelayan Desa Malang

Rapat adalah interaksi berupa pembentukkan kelompok. Dimana kelompok

tersebut bertujuan untuk mendapatkan bantuan berupa peralatan melaut

dengan cara mengajukan proposal. Tidak ada batasan untuk siapa saja

membentuk kelompok nelayan. Siapapun boleh membentuk kelompok,

dengan syarat, bahwa setiap kelompok harus memiliki tujuan dan manfaat

bagi setiap anggota nya. Tidak hanya itu, di dalam kelompok nelayan harus

terdiri atas, ketua kelompok, bendahara, sekretaris dan anggota kelompok.

Kemudian kelompok yang terbentuk harus melaporkan kelompok mereka

kepada pengelola pelabuhan.

Berikut kutipan wawancara Rio Ardiyanto (30 Tahun) :

“Kejesame yang ade ni sebetolnye berawal dari tak punye

modal/kurangnye alat tangkap kelaot. Karne tak mau keje same tauke, jadi

nelayan same nelayan ni bekompol lah jadi satu. Patungan buat modal, pas

dapat ikan dan setor ke tauke, duetnye baru di bagi due. Macam bagi hasel

gitu lah. Krne dah lame macam tu, akhirnye kejesame pun jadi lame. Karne

Page 65: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

52

dah same-same enak, tak ade yang rugi, habies tu pun betah juge”

(wawancara tanggal 14 februari 2016)

Pernyataan Rio Ardiyanto memiliki perbedaan dengan pendapat

Marwan (55tahun) yang menyatakan :

“Kejesame yang ade dekat sini tu sebetolnye bukan karne nak dapat

bantuan aje, tapi kejesame tu di bentok untok mempermudah keje aje. Yang

ade modal, gabong lah same yang punye modal. Cume kejesame sekarang

ni kan lebeh tertata lagi. Lebeh jelas lah. Gitu aje si dek” (wawancara

tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Marwan tidak sama dengan pernyataan M.ali ( 35 tahun)

yang menyatakan :

“Kejesame tu biasenye berawal dari kenal, teros pecaye, jujor.Kalau

dah macam tu betah teros sedap nak kejesame. Kejesame pun bukan cume

same-same nelayan aje, tapi nelayan same tauke pun bise. Tauke kaseh

pinjam alat tangkap die ke nelayan, teros nelayan tu pakai. Cara gantinye

ye nelayan tu harus jual hasil tangkapannye ke tauke itu. Cume harga nye

bede lah. Misalnye di tauke laen harga ikan sekilonye 12ribu, kalau die jual

dengan tauke die, harga ikan sekilonye jadi 8ribu. Soalnye kan nelayan ni

pakai alat laot tauke tu. Jadi ade timbal balek gitu lah” (kutipan

wawancara M.ali 35 tahun, (wawancara tanggal 10 februari 2016)

Pernyataan M.ali di dukung oleh pernyataan Abdul khadir (44 tahun)

yang menyatakan :

“Awalnye kejesame ni ade karna kami saling kenal teros kawan

kumpol. Tapi kejesame ni bukan terbentok karne kami saudare, tapi keje

same ni muncul karne kami punye tujuan yang same dan same-same punye

kebutuhan. Kejesame ni pun muncul dengan sendirinye, tak ade paksaan.

Yang penting yang nak kejesame, same-same mau” (kutipan wawancara

abdul khadir 44 tahun, (wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Abdul Khadir sama dengan pendapat Herman (44 tahun)

yang menyatakan :

Page 66: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

53

“Kejesame dari adanye kelompok besa ni lebeh nampak dari

kejesame pas kelompok kecik kemaren. Tapi kelompok kecik tu bukan tak

bagos, bagos lah cume sistem die yang tak jelas dek. Kelompok besa macam

ni system nye jelas, untuk dapat bantuan, bantuan tu di pakai same-same,

tujuannye untuk dapat hasel laot yang lebih banyak dan mempengaruhi

pendapatan mereke. Lagi pula modal mereke pun jadi baek, dari yang tak

ade alat laot, jadi ade dek. Dari yang dapat ikan siket, jadi lebeh agak

ningkat. Dari yang jarang ke laot, sekarang jadi rajen ke laot soalnye dah

punye perlengkapan melaot, jadi tak payah bergantong hidop same tauke

lagi” (wawancara tanggal 10 april 2016)

Pernyataan Herman di dukung oleh pendapat Samat (34 tahun) yang

menyatakan :

“Kerjesame yang ade dekat sini antar nelayan sebetolnye dah terjalin

lame sebelom adenye kelompok besar macam sekarang. Dulu kelompok dah

ade dekat sini, cume kelompok kecik aje itu pun cume untok pegi ke laot aje.

Bede lah same sekarang, kelompok sekarang ni kan ade untok dapat

bantuan dek” (wawancara tanggal 11 Februari 2016)

Pernyataan Samat memiliki perbedaan dengan pendapat Ruslan (46

tahun) yang menyatakan :

“Kejesame yang ade dekat sini tu dulu cume kejesame macam pinjam

modal gitu lah dek, habes kalau tak macam tu kasian yang tak punye modal

lah. Yang die tak keje. Make dari tu banyak nelayan yang maseh keje same

tauke ujungnye. Saye kan tauke, anak buah saye tu ye nelayan-nelayan yang

nak keje tapi tak punye alat tangkap. Jadi saye kasih pinjam teros orang tu

baya ke saye ye pakai setoran ikan” (wawancara tanggal 28 april 2016)

Pernyataan Ruslan tidak sama dengan pendapat Zakaria (54 tahun)

yang menyatakan :

“Dulu kelompok yang ade dekat sini tu dek belom terdaftar dekat

PEMKAB sane, cume sekarang kelompok yang ade ni dah terdaftar dekat

PEMKAB sane. Nanti orang PEMKAB nengok kelapangan dek, buat nengok

nelayan mane aje yang haros dapat bantuan. Kelompok ni sebetolnye dah

lame ade, cume gitu lah dek, cume buat keje aje ujung-ujungnye ngumpol-

ngumpol aje. Tapi kan sekarang bede dek, sekarang ade yang namenye

rapat gitu lah” (wawancara tanggal 4 maret 2016)

Page 67: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

54

Pendapat Zakaria di dukung oleh pendapat Udiono (46 tahun) yang

menyatakan bahwa :

“Kejesame semenjak ade kelompok ni bede lah same kemaren, kalau

kemaren tu cume ala kadar aje dek. Cume sekarang tu kan lebeh tertata gitu

lah. Keje same pun tak cume dekat dalam kelompok aje. Di lua kelompok

pun tetap ade lah keje same yang muncol. Macam pinjam alat tangkap gitu,

teros banyak lagi lah. Susah juge nak cakap” (wawancara tanggal 30 april

2016)

Pernyataan Udiono sama dengan pendapat Razam (51 tahun) yang

menyatakan :

“Kejesame tu bermule karne kami sering ketemu, dah kenal lame,

kawan lame juge, kawan ngopi juge lah. Teros dah nyaman aje, dah same

tau, jadi kalau nak ape-ape senang. Kejesame pun yang kami buat ni pun

same-same enak lah. Tak ade yang rugi. Name pun kawan, tak mungkin lah

nak untung sendiri aje” (wawancara tanggal 10 april 2016)

Temuan di lapangan tampak jelas, bahwa pendapat mengenai

hubungan kerjasama yang terbangun di antara individu di dalam sebuah

kelompok memiliki pendapat yang berbeda, diantaranya ialah 2 orang

menyatakan bahwa kelompok nelayan ini memiliki hubungan kerjasama

hanya pada kerjaan. Namun 8 orang menyatakan bahwa kelompok nelayan

ini membentuk kerjasama untuk mendapatkan bantuan dari PEMKAB.

Tidak hanya itu saja, ada pendapat yang menyatakan bahwa kerjasama yang

muncul di masyarakat nelayan ialah kerjasama yang terbangun karena

memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, kemudian adanya rasa percaya,

sikap jujur dan dari kerjasama tersebut tidak ada pihak-pihak yang merasa di

rugikan. Karena kerjasama yang ada sudah di sepakati bersama. Terkadang

kerjasama yang di buat bukan karena mereka saudara atau karna tetangga,

Page 68: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

55

akan tetapi kerjasama yang ingin di bangun, harus memiliki dasar kenyaman

atau saling tahu dan kerjasama tersebut juga tidak di batasi, maksudnya

kerjasama tidak hanya terjadi oleh nelayan sesame nelayan saja, akan tetapi

kerjasama juga bisa terjalin antara nelayan dan tauke. Hal tersebut sesuai

dengan hasil wawancara di atas oleh informan bahwa dengan adanya

pembentukkan kelompok maka membuat hubungan kerjasama antar

individu di dalam kelompok semakin baik karena mereka memiliki tujuan

yang sama, namun ketika tujuan mereka sudah tercapai, mereka tetap

menjaga hubungan baik di dalam kelompok. Dimana pembentukkan

kelompok tersebut berguna dalam hal pengajuan proposal demi

mendapatkan bantuan dari PEMKAB. Namun, pembentukkan kelompok

tersebut, harus di laporkan terlebih dahulu kepada pengelola pelabuhan, hal

tersebut berguna sebagai pendataan jika pengawas dari PEMKAB turun

untuk mengecek bantuan yang di berikan tepat sasaran sesuai dengan

proposal yang di ajukan.

a) Kelompok Nelayan

Kelompok merupakan penggabungan antara individu-individu yang

terdiri atas 3 orang atau lebih. Kelompok di bentuk untuk mempermudah

seseorang dalam pencapaian sebuah tujuan. Selain itu, kelompok di bentuk

untuk mempermudah seseorang agar suara mereka atau pendapat mereka

lebih di dengar atau di hargai. Di dalam masyarakat nelayan Desa Malang

Rapat terdapat kelompok-kelompok nelayan. Namun, kelompok nelayan

yang ada, bukan hanya terdiri atas para nelayan saja, akan tetapi tauke pun

Page 69: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

56

di perbolehkan untuk bergabung ke dalam sebuah kelompok. Dengan

catatan, para tauke ini harus menjadi ketua di dalam anggotanya dan ketika

mendapatkan bantuan, maka bantuan yang di peroleh harus bersifat

kelompok bukan individual/pribadi. Karena pemerintah memberikan

bantuan tersebut untuk kepentingan bersama/kelompok. Kemudian

kelompok nelayan ini, tidak hanya terdiri atas anggota-anggotanya saja,

melainkan di dalam kelompok nelayan ini juga terdiri atas ketua kelompok,

bendahara kelompok, sekretaris kelompok kemudian anggota kelompok.

Namun, dari kedudukan semacam itu di dalam sebuah kelompok memiliki

tugas yang berbeda tetapi memiliki tanggung jawab yang sama.

Berikut kutipan wawancara Marwan (55 Tahun) :

“Dulu kelompok nelayan di sini tu berupe nelayan kecil yang biasenye

jumlahnye 2-3 orang. Sistemnye tu pun bagi hasel gitu. Tapi sistem macam

tu kan tak ngerubah hidop kami. Jadi kami di suroh bentok kelompok besa,

yang nantinya kelompok-kelompok besa macam ni akan di bantu dalam

bentuk barang, barangnye tu pon ye alat tangkap gitu, macam boat, box

fiber, olari, kelong apong” (wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Marwan tidak sama dengan pernyataan Zakaria (54 tahun)

yang menyatakan bahwa :

“Kelompok yang ade dekat sini bukan cume kelompok-kelompok gitu

aje. Tapi kelompok yang ade dekat sini punye ketentuan. Ketentuannye

setiap kelompok harus punye name kelompok, punye ketue, punye sekretaris,

punye bendahare same punye anggota. Tak cume itu aje, tapi kelompok

yang ade, harus punye tujuan. Teros di laporkan ke pengelola pelabuhan.

Biar orang pengelola tu lapor ke PEMKAB” (wawancara tanggal 3 Maret

2016)

Pernyataan Zakaria di dukung oleh pendapat M.ali (35 tahun) yang

menyatakan bahwa :

Page 70: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

57

“Kelompok yang ade dekat sini awalnye karne pak herman (pengelola

pelabuhan). Pak herman yang suroh kami bentok kelompok soalnye pak

herman kasian same kami, masih banyak yang tak punye alat tangkap gitu

lah. Jadi pak herman suruh kami bentok kelompok dan suroh kami ngajukan

proposal ke PEMKAB” (wawancara tanggal 7 Maret 2016)

Pernyataan M.Ali sama dengan pendapat Rio Ardiyanto ( 30 tahun)

yang menyatakan :

“Kelompok yang ade di sini, semuenye same. Same-same untok dapat

bantuan. Cume mungkin tujuan dari proposal tu aje yang tak same. Di

dalam kelompok kan juge ade ketue, bendahara, sekretaris. Nah, ketue tu

harus bise ngatur kami-kami, misalnye ade rapat ketue harus adil dan mau

nerime pendapat kami gitu lah. Tapi tak semuenye harus ketue yang

ngejekan, kami pun bantu juge lah. Kan kelompomtu di bentok untu

kepentingan same-same juge” (wawancara tanggal 11 maret 2016)

Pernyataan Rio Ardiyanto berbeda dengan pendapat Razam (51 tahun)

yang menyatakan :

“Kelompok yang kami bentok ni bukan cume untuk dapat bantuan aje,

tapi kami melaut pun kami same-same. Cume tak ramai-ramai gitu juge.

Kami satu kelompok 10 orang, trus saye ke laut nye cume betige aje. Yang

laen pun gitu juge. Soalnye bantuan yang di kasih same PEMKAB tu kan tak

untuk maseng-maseng, tapi untuk same-same” (wawancara tanggal, 10

April 2016)

Pernyataan Razam di dukung oleh pernyataan Samat (34 tahun) yang

menyatakan :

“Sebelom ade kelompok besa macam ni kan kami memang dah ade

kelompok kecik, cume kelompok kecik ni kan tak terdaftar, jadi di lua

kelompok pun kami maseh same-same. Kelaot same-same, cume ye tak 1

kelompok tu juge lah, ramai sangat. Paleng bedue atau betige-tige gitu aje”

(wawancara tanggal 31 maret 2016)

Pernyataan Samat sama dengan pendapat Udiono (46 tahun) yang

menyatakan :

Page 71: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

58

“Awalnye kelompok ni kan di bentok untok dapat bantuan aje, tapi

karne kami dah biase kelompok-kelompok kecik ye, jadi nak besa atau pun

kecik kelompoknye, tetap aje kalau ade ape-ape kami same-same. Jadi

kelompok tun di bentok bukan cume untok dapat bantuan aje dek” (

wawancara tanggal 30 april 2016)

Pernyataan Udiono tidak sama dengan pendapat Abdul Khadir (44

tahun) yang menyatakan :

“Ketue kelompok yang ade di dalam kelompok, biasenya pakai sistem

musyawarah gitu lah. Bukan asal tunjuk-tunjuk aje. Tapi kalau di kelompok

tu ade tauke, biasenye tauke tu lah yang jadi ketue kelompok. Soalnye kan

tauke lebeh tau masalah kelompok-kelompok. Kalau nelayan biase mane

begitu faham, dek. Name kelompok ye kelompok tu sendiri lah yang buat.

Suke-suke kelompok tu lah nak pakai ape buat name kelompok die”

(wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Abdul Khadir tidak sama dengan pendapat Herman (44

tahun) yang menyatakan :

“Sebetolnye kelompok yang ade ni awalnye cume untok dapat bantuan

dari PEMKAB aje, tapi lame-lame kelompok ni banyak kasih manfaat lah

buat kami. Salah satunye aje, kerjaan jadi lebih ringan karne di kejekan

same-same” (wawancara tanggal 10 April 2016)

Dari hasil wawancara di atas, menyatakan bahwa ada pendapat yang

sedikit berbeda, yang meliputi 4 responden menyatakan bahwa kelompok

nelayan ini ada untuk memperoleh bantuan dan kelompok ini memberikan

manfaat bagi setiap anggotanya. Namun 6 orang responden mengatakan

bahwa di dalam kelompok nelayan memiliki sistem dan aturan, dimana

aturan tersebut meliputi setiap kelompok harus memiliki ketua, bendahara,

sekretaris dan anggota. Kemudian jika di dalam kelompok terdiri atas tauke

maka tauke tersebut yang akan menjadi ketua di dalam kelompok.

Page 72: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

59

b) Jumlah Kelompok Nelayan

Di Desa Malang Rapat, terutama di Pelabuhan Dusimas Kampung

Tg.Keling, terhitung dari tanggal 1 januari 2016, di Pelabuhan Dusimas

Kampung Tg.keling terdapat 3 kelompok nelayan, yang meliputi : 2

kelompok nelayan jaring dan 1 kelompok nelayan kelong apung. Dua

kelompok nelayan jaring meliputi kelompok nelayan Kuda Laut dan

kelompok nelayan Bahari. Kelompok nelayan Kuda Laut terdiri atas 10

orang, yang meliputi 1 orang ketua, 1 orang sekretaris, 1 orang bendahara

dan 7 orang anggota. Dan kelompok nelayan Bahari terdiri atas 16 orang,

yang meliputi 1 orang ketua, 1 orang sekretaris, 1 orang bendahara dan 13

orang anggota. Kemudian ada 1 kelompok nelayan kelong apung.

Kelompok nelayan kelong apung bernama kelompok nelayan Gemilang,

yang terdiri atas 1 orang ketua, 1 orang sekretaris, 1 orang bendahara dan 3

orang anggota. Jumlah dari masing-masing kelompok tidak di batasin.

Tergantung dari kebijakan kelompok itu sendiri, ingin mengrekrut berapa

jumlah anggotanya. Kemudian dari kelompok-kelompok besar tersebut,

mereka memecahkan diri ke kelompok-kelompok kecil, yang beranggotakan

2-5 orang. Pemecahan anggota kelompok semacam ini bukan berarti mereka

keluar dari kelompok besar tersebut, akan tetapi pemecahan kelompok

semacam ini hanya untuk keperluan melaut saja dengan menggunakan

bantuan yang d berikan oleh PEMKAB

Seperti kutipan wawancara yang di katakan oleh Herman (44 tahun)

yang menyatakan bahwa :

Page 73: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

60

“Kelompok nelayan dekat sini terhitung dari tanggal 1 januari 2016

ade 3 kelompok besa. Ade Kude laot, bahari dan gemilang. Kuda Laut ade

10 orang, bahari ade 16 orang, yang meliputi 1 orang ketua, 1 orang

sekretaris, 1 orang bendahara dan 13 orang anggota. Same gemilang ade 6

orang”(wawancara tanggal 10 april 2016)

Pernyataan Herman di dukung oleh pendapat Samat (34 tahun) yang

menyatakan :

“Setau saye kelompok dekat sini tu untok tahun ni cume 3 kelompok aje

dek yang akan ngajukan proposal. Tak tau lah kalau naek ke PEMKAB

kelak ade berape kelompok. Soalnye daerah laen kan punye kelompok-

kelompok juge dek” (wawancara tanggal 11 februari 2016)

Pernyataan samat memiliki perbedaan dengan pendapat Ruslan (46

tahun) yang menyatakan :

“Kelompok nelayan dekat sini tu sebetolnye banyak. Cume tiap tahun

die berubah. Berubah dalam artian, tujuannye, same anggotenye. Misalkan

tahun ni proposal kelompok die gol, tahun depan die tak boleh ngajukan

proposal lagi. Kelompok itu fakum selama 3 tahun. Soalnye ketentuan dari

pusatnye, setiap kelompok boleh mengajukan proposal untuk mendapatkan

bantuan dengan catatan die harus ngajukan minimal 3 tahun sekali”

(wawancara tanggal 28 april 2016)

Pernyataan Ruslan memiliki perbedaan dengan pendapat M.ali (35

tahun) yang menyatakan :

“Kelompok nelayan yang ade di sini tu setau saye cume 3 dek, 2

kelompok nelayan jareng same 1 lagi kelompok nelayan kelong apung gitu

lah. Saye pun kurang tau dek” (wawancara tanggal 15 februari 2016)

Pernyataan M.ali sama dengan pendapat Udiono (46 tahun) yang

menyatakan :

Page 74: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

61

“Kelompok yang ade di sini tu kalau tak salah lah dari rapat kemaren

cume 3. Tak banyak lah dek. Tiap tahun kan kelak ganti-ganti juge”

(wawancara tanggal 30 april 2016)

Pernyataan Udiono di dukung oleh Abdul Khadir (44 tahun) yang

menyatakan :

“Kelompok di sini untuk tahun ni cume 3 kelompok aje, 2 kelomponye

nelayan biase same 1 kelompok yang ngajukan kelong apung” (wawancara

tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Abdul Khadir sama dengan pendapat Marwan (55 tahun)

yang menyatakan :

“Kelompok nelayan yang ade dekat sini tu ade 3 kelompok dek.

Kelompok nelayan jaring dan 1 kelompok nelayan kelong apung. Mereke

melaot masih pakai alat laot yang sederhane, macam jareng, bubu same

jale. Ade juge yang pakai boat/sampan tapi yang makai pun cume beberape

orang aje. Paleng tauke yang punye. Maseh banyak juge nelayan sini yang

keje same tauke. Makanye kami ni buat kelompok untok dapat perlengkapan

melaot yang agak baek, biar gampang untok pegi ke laot “ (wawancara

Tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Marwan memiliki kesamaan dengan Razam (51 tahun)

yang menyatakan :

“Kelompok di sini tu sebetolnye banyak dek, tapi pas rapat kemaren

untok tahun ni baru 3 kelompok aje dek yang dah pasti ngajukan proposal

ke PEMKAB kelak. Tak tau lah bakal nambah atau ngurang” (wawancara

tanggal 10 april 2016)

Pernyataan Razam memiliki perbedaan dengan pernyataan Rio

Ardiyanto (30 tahun) yang menyatakan :

“Kelompok nelayan sini masih tergolong nelayan tradisional lah. Alat

tangkap pun masih terbatas gitu lah dek. Masih menjage ekosistem laot gitu.

Biar ikan same laot pun bise kami jage. Kalau pakai alat modern, kami

Page 75: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

62

bukan jage laot, yang ade kami ngerusak laot dek” (wawancara tanggal 14

februari 2016)

Pernyataan Rio Ardiyanto di dukung oleh pendapat zakaria ( 54 tahun)

yang menyatakan :

“Nelayan yang ade dekat sini tu bise di bilang nelayan tradisional.

Tradisional dalam artian alat tangkap yang terbatas dan masih banyak juge

nelayan yang belom punye perlengkapan melaot yang lengkap. Disini juge

ade aturan kalau nelayan sini tak boleh pakai bom ikan. Soalnye nanti laot

rusak, kalau dah rusak, nelayan sini juge bakal kene imbasnye”

(wawancara tanggal 4 maret 2016)

Dari hasil wawancara di atas, membuktikan bahwa pernyataan informan

terkait jumlah kelompok ada yang memiliki perbedaan, 8 informan

mengatakan bahwa nelayan Desa Malang Rapat terdapat 3 kelompok

nelayan besar. Tiga kelompok nelayan besar tersebut meliputi 2 kelompok

nelayan jaring dan 1 kelompok nelayan kelong apung. Kemudian 2

informan mengatakan bahwa dari jumlah kelompok nelayan Desa Malang

Rapat ini jika di lihat dari alat tangkap maka bisa di kategorikan sebagai

nelayan yang tradisional. Itu di buktikan dengan adanya jumlah kelompok

nelayan. Adanya kelompok nelayan dengan 3 kelompok besar ini tujuannya

untuk mengajukan proposal dan mendapatkan bantuan dari PEMKAB.

Pengajuan proposal ini di dasari karena para anggota nelayan memiliki

keterbatasan dalam hal alat tangkap. Alat tangkapnya pun masih tradisional,

seperti jaring, bubu dan jala. Tidak ada di jumpai nelayan Desa malang

Rapat yang menggunakan kapal-kapal besar dengan perlengkapan yang

modern, bom ikan, ranjau ikan bahkan setrum listrik untuk ikan. Karena

nelayan Desa Malang Rapat masih banyak menggunakan alat tradisional,

Page 76: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

63

hal tersebut yang mendorong para nelayan untuk membentuk sebuah

kelompok. Namun pembentukkan kelompok ini, tidak hanya untuk

mempermudah dalam memperoleh bantuan dari PEMKAB saja, tetapi

pembentukkan kelompok ini berguna dalam pemupukkan modal.

Pemupukan modal disini dalam artian ketika seorang individu tidak

memiliki modal tapi ingin melaut, maka individu ini akan bergabung ke

individu lain untuk perolehan modal dan akhir nya akan membentuk sebuah

kerjasama. Dari pemupukan modal ini yang pada akhirnya akan

memunculkan ketergantungan. Dan dari ketergantungan ini yang pada

akhirnya memunculkan sebuah kepentingan yang ketika kepentingan

tersebut akan di wujudkan, maka akan membentuk sebuah kelompok.

c) Proses Terbentuknya Kelompok Nelayan

Pembentukkan kelompok bermula dari penggabungan individu-individu

yang merasa bahwa dirinya memiliki perlengkapan melaut yang kurang dan

memiliki modal. Karena keterbatasan modal yang menjadi faktor pendorong

keterbatasan terhadap alat tangkapan. Maka hal ini yang menyebabkan

nelayan Malang Rapat tergolong kedalam nelayan tradisional. Karena

dengan keterbatasan alat tangkapan, maka para nelayan hanya menggunakan

perlengkapan melaut seadanya. Namun, pengelola pelabuhan

memberitahukan bahwa para nelayan bisa mendapatkan perlengkapan

melaut tanpa harus mengeluarkan modal. Tetapi dengan cara, para nelayan

harus bergabung ke dalam sebuah kelompok dan kelompok nelayan yang

terbentuk, tidak hanya beranggotakan oleh nelayan-nelayan kecil saja,

Page 77: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

64

namun ada juga kelompok nelayan yang beranggotakan oleh tauke. Tetapi

tauke ini akan menjadi ketua kelompok di dalam kelompoknya. Tauke boleh

bergabung ke dalam kelompok, dengan maksud untuk memperoleh bantuan

berupa perlengkapan melaut yang ia belum ada. Namun ketika bantuan

sudah di terima, bantuan tersebut tidak bersifat pribadi namun bantuan yang

di peroleh harus tetap di gunakan secara bersama-sama. Karena tujuan di

berikannya bantuan adalah untuk mempererat hubungan kerjasama yang

sudah ada dan mempermudah nelayan dalam pergi ke laut.

Pembentukkan kelompok nelayan bermula atas dasar memiliki

kepentingan yang sama dan berdasarkan kebutuhan yang di butuhkan oleh

individu-individu yang bergabung kedalam sebuah kelompok nelayan.

Tujuan terbentuknya kelompok-kelompok nelayan di desa Malang Rapat ini

sebenarnya untuk memperoleh bantuan dari PEMKAB. Dimana bantuan ini

tidak bisa di ajukan secara individu, namun harus di ajukan dalam bentuk

kelompok. Sehingga individu-individu ini bergabung dan membentuk

sebuah kelompok nelayan. Dimana kelompok yang terbentuk ini, memiliki

tujuan yang sama. Namun, kelompok-kelompok yang sudah terbentuk ini

sebenarnya memiliki perbedaan. Perbedaan kelompok-kelompok yang

terbentuk ini di bedakan berdasarkan kepentingan mereka. Kepentingan

yang di maksud berupa jenis bantuan yang ingin di peroleh.

Berikut petikkan wawancara informan Nelayan Herman (44 tahun)

yang menyatakan bahwa :

“Awalnye pembentukkan kelompok ni bermula karne saye kasian

tengok nelayan sini yang maseh banyak tak punye perlengkapan melaot

Page 78: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

65

yang sesuai. Makanye saye ngajak nelayan-nelayan dekat pelabuhan sini

untok bentok kelompok teros cobe ngajukan ke PEMKAB, awalnye proposal

kami di tolak, tapi lame-lame proposal kami goal” (wawancara tanggal 12

april 2016)

Pernyataan Herman memiliki perbedaan dengan Samat (34 tahun) yang

menyatakan :

“Jumlah kelompok kecil dekat sini tu banyak, cume kelompok besa nye

ade 3. Tapi semue kelompok dekat sini tu tak same ye. Bukan tak boleh

same, tapi memang harus bede lah. Kalau same nanti, macam mane orang

PEMKAB tu nak data kami” (wawancara tanggal 11 februari 2016)

Pernyataan Samat di dukung oleh pendapat Ruslan (46 tahun) yang

menyatakan :

“Kelompok disini tu kalau di tengok dari jenisnye same semue dek,

cume yang buat bede tu dari tujuan same aturan kelompoknye aje lah kalau

saye tengok. Kalau tujuan kami same semue, kelak macam mane isi roposal

kami. Yang ade orang atas sane malas nak bace proposal kami, gare-gare

modelnye same semue” (wawancara tanggal 28 april 2016)

Pernyataan Ruslan memiliki kesamaan dengan Zakaria (54 tahun) yang

menyatakan :

“Semue kelompok ye harus bede lah, mane ade kelompok yang same.

Setiap kelompok tu kan harus punye ciri khas nye dek. Itu point juge loh dek

yang di tengok dari orang atas yang datang survey ke lapangan langsung”

(wawancara tanggal 4 maret 2016)

Pernyataan Zakaria berbeda dengan pendapat Abdul Khadir (44 tahun)

yang menyatakan :

“Awalnye kelompok ni ade karne ide dari pak herman (pengelola

pelabuhan Dusimas Kamp.Tg.keling), die bilang die kasian tengok kami.

Nelayan sini banyak yang hidup enak teros punye perlengkapan laot yang

bagos tu semue karne pak herman tu lah” (wawancara tanggal 28 februari

2016)

Page 79: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

66

Pernyataan Abdul Khadir sama dengan pendapat Rio Ardiyanto (30

tahun) yang menyatakan :

“Kelompok ni ade karne inisiatif dari pak herman, die kasih tau ke

kami kalau kami yang tak punye alat tangkap ni sebetolnye bise punye,

dengan care ngajukan proposal/mintak ke pemerintah sane. Cume ade

carenye lah kalau nak dapat. Nah, pak herman tu lah yang ngajarin kami

dek. Makanye kami bise sampai sekarang ni dek” (wawancara tanggal 14

februari 2016)

Pernyataan Rio Ardiyanto di dukung oleh pendapat Razam (51 tahun)

yang menyatakan :

“Awalnye kelompok dekat sini tu di bentok oleh pengelola sini, tapi

sebenanye sebelom tu kami dah ade kelompok-kelompok sendiri untok

kelaot. Cume kelompok yang sekarang ni kan bede. Bentok kelompok

sekarang ni kan untuk dapat bantuan. Kalau kemaren tu kan untok pegi laot

je”(wawancara tanggal 10 april 2016)

Pernyataan Razam berbeda dengan pendapat M.ali ( 35 tahun) yang

menyatakan :

“Kelompok yang ade dekat sini tu tak same, misalnye kelompok kude

laut. Kelompok kude laut ni tak same dengan kelompok bahari. Kelompok

kude laut ni ade karne dia nak dapat bantuan box fiber. Teros kelompok

bahari ni ade karne die nak dapat olari. Jadi kelompok-kelompok ni bede

karne tujuan mereke yang tak same.”(wawancara tanggal 10 Februari

2016)

Pernyataan M.Ali di dukung oleh pendapat Marwan (55 tahun) yang

menyatakan :

“Di sini ade 3 kelompok besar nelayan, tapi dari tige kelompok ni tak

ade yang same. Bukan berarti tak boleh same. Tapi kelompok ni takot kalau

seandainye mereke same, nanti pas mereke ngajukan proposal, malah

persaingannye berat. Makanye mereke tak mau same. Bedenye mereke

dengan yang laen tu di tengok dari tujuan mereke. Misalnye mereke

butohkan tu olari, berarti kelompok laen nanti ngajukan box fiber”

(wawancara Tanggal 23 Februari2016)

Page 80: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

67

Kemudian pernyataan M.ali dan Marwan berbeda dengan pendapat

udiono (46 tahun) yang menyatakan :

“Pengelola pelabuhan tak membatasi siape aje yang boleh bentok

kelompok. Kami para tauke pun di perbolehkan juge untuk bergabung ke

dalam sebuah kelompok yang ade. Cume kalau kelompok kami dapat

bantuan, tak oleh bantuan tersebut jadi milek pribadi . macam saye, saye

kan tauke. Teros saye ni jadi ketue dalam kelompok saye. Teros anggote

kelompok saye ni adalah nelayan-nelayan yang keje same saye tapi ade juge

nelayan yang tak keje same saye. Pas kelompok kami dapat bantuan,

bantuan tu ye kami pakai same-same. Tak ade bantuan tu jadi milik pribadi

kami macam box fiber, olari same kelong apung. Teros kami ni bentok

kelompok ni bukan asal bentok-bentok aje, tapi kelompok ni kami bentok

harus punye tujuan biar jelas” (wawancara tanggal 27 Februari 2016)

Dari kutipan wawancara di atas, proses terbentuknya kelompok nelayan

ini memiliki pendapat yang berbeda, 5 orang informan menyatakan bahwa

kelompok nelayan ada bermula dari rasa simpati pengelola pelabuhan

Dusimas Kamp.Tg.Keling melihat masih banyak nelayan yang belum

mempunyai perlengkapan melaut yang memadai. Namun, tidak hanya itu

sebenarnya nelayan sudah mempunyai kelompok-kelompok kecil, hanya

saja kelompok kecil tersebut ada hanya untuk pergi kelaut/ hanya untuk

urusan pekerjaan saja. Akan tetapi dengan pembentukkan kelompok besar

semacam ini, nama para nelayan jelas sudah terdaftar di Pemerintahan

Bintan. Itu memudahkan mereka untuk memberikan bantuan kepada para

nelayan. Bantuan yang di berikan berupa perlengkapan melaut.

Namun 5 informan juga berpendapat bahwa di dalam kelompok-

kelompok nelayan ini tidaklah sama. Dimana perbedaan setiap kelompok di

pengaruhi oleh tujuan dan kepentingan untuk mendapatkan bantuan yang

berbeda. Namun perbedaan masing-masing kelompok ini hanya di

Page 81: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

68

pengaruhi oleh jenis bantuan yang akan di ajukan. Hal tersebut di lakukan

untuk memperkecil persaingan, karena yang mengajukan proposal bukan

hanya nelayan dari Desa Malang Rapat saja, akan tetapi yang mengajukan

proposal dari seluruh desa nelayan Se Bintan. Apabila di satu desa memiliki

kelompok nelayan yang sama, maka akan sulit untuk mereka mendapatkan

bantuan dari PEMKAB.

d) Syarat Untuk Memperoleh Bantuan PEMKAB

Untuk mendapatkan bantuan dari PEMKAB, para nelayan harus

terlebih dahulu membentuk sebuah kelompok. Dimana dengan adanya

kelompok, maka akan mempermudah PEMKAB untuk memberikan bantuan

kepada nelayan. Pembentukkan kelompok nelayan ini berguna dalam

pengajuan proposal untuk mendapatkan bantuan alat tangkap. Dimana

bantuan dari PEMKAB melalui proposal ini bisa di ajukan 3 tahun sekali.

Dengan jenis bantuan yang berbeda. Dengan catatan, bantuan yang di

berikan oleh PEMKAB melalui pengurus pelabuhan tidak boleh di perjual-

belikan demi kepentingan pribadi, kelompok atau hal lainnya. Karena

bantuan yang di berikan PEMKAB, bukan untuk di perjual-belikan,

melainkan untuk memenuhi kebutuhan dari para kelompok-kelompok

nelayan.

Berikut petikkan wawancara informan nelayan Herman (44 tahun) yang

menyatakan bahwa :

“Saye yang awalnye membuat kelompok-kelompok nelayan ni, dimane

kelompok nelayan ni banyak yang tak punye alat tangkap. Banyak juge

nelayan lokal yang masih kerje dengan tauke. Jadi, saye ni selaku pengelola

pelabuhan ni mintak para nelayan untuk membentok sebuah kelompok.

Page 82: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

69

Kemudian saye suruh mereke ngajukan proposal untok mendapatkan

bantuan dari pemerintah. Tapi, bantuan yang di beri pemerintah tak boleh

di jual. Karne setiap beberape bulan sekali aka nada petugas yang datang

ke saye buat ngecek kelompok mane saje yang bantuannye masih ade. Jike

ketahuan ada bantuan yang di kasih lalu di jual make nelayann tersebut

tidak akan mendapatkan bantuan lagi dari PEMKAB “(Wawancara tanggal,

8 Februari 2016)

Pernyataan Herman memiliki perbedaan dengan Rio Ardiyanto (30

tahun) yang menyatakan :

“Untok dapat bantuan dari PEMKAB tu sebetolnye tak senang, susah.

Ade aturan maen die. Kite salah buat proposal/ susunan die salah, proposal

kite di tolak die. Yang ade proposal kite sie-sie” (wawancara tanggal 8

februari 2016)

Pernyataan Rio Ardiyanto di dukung oleh Ruslan (46 tahun) yang

menyatakan:

“Nak dapat bantuan dari atas tu bukan senang dek, susah nye minta

ampun. Kelompok kami nak berape kali ngajukan baru jebol. Itu pon kene

bantu sama pak herman. Kalau tak karne pak herman, mane bisa jebol

proposal kami. Nak buat proposal pun kite haros tau dek susunannye

macam mane, salah susunanye, berarti proposal kite salah” (wawancara

tanggal 28 april 2016)

Pernyataan Ruslan memiliki perbedaan dengan pendapat Abdul Khadir

yang menyatakan :

“Syarat awal nak dapat bantuan ye kite harus buat kelompok kite dulu,

teros kita harus laporkan name-name anggote kelompok kite ke pengelola

pelabuhan bia pengelola lapor ke atas. Habes tu kite ngajukan kan bantuan

ape yang kite nak lewat proposal. Habes tu tumggu aje lah, kite dapat atau

tak” (wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Abdul Khadir di dukung oleh pendapat M.ali (35 tahun)

yang menyatakan:

Page 83: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

70

“Syarat nak dapat bantuan tu kite kene buat kelompok, di dalam

kelompok tu harus ade ketue, sekretaris, bendahara same anggota. Lepas tu

kite buat lah nama kelompok kite tu ape. Tapi kelompok kite bebas nak

berape orang” (wawancara tanggal 10 februari 2016)

Pernyataan M.ali memiliki kesamaan dengan pendapat Samat (55

tahun), yang menyatakan :

“Syarat nak dapat bantuan tu tak payah dek, tapi buat proposal yang

betol same langsung jebol tu je yang susah. Banyak kelompok yang tak

dapat bantuan cume karne proposalnye salah. Padahal mereke dah ngikot

syara. Yang katenye harus punye kelompok lah, daftar lah, apa lah. Tapi

tetap juge tak jebol” (wawancara tanggal 31 maret 2016)

Pernyataan Samat di dukung oleh pendapat Udiono (46 tahun) yang

menyatakan :

“Awalnye kite haros punye kelompok dulu, teros kite haros tau lah

ngape kite punye kelompok ni, ape yang nak di ajukan. Karne pecume punye

kelompok tapi tak jelas kelompok ni buat ape. Itu same aje bohong dek”

(wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Udiono di dukung oleh pendapat Marwan (55 tahun) yang

menyatakan :

“Syarat awal nak dapat bantuan tu sebetolnye kite haros punye

kelompok, di dalam kelompok tu harus ade ketue, sekretaris, bendahara dan

anggota. Anggota yang gabong tu harus betol-betol nelayan yang tak punye

perlengkapan melaot dulu. Teros kalau dah dapat bantuan, bantuan tu

bukan hak/milek pribadi tapi bantuan tu untuk kepentingan bersama. Karna

barang tu kan di dapat dari bantuan bukan beli sendiri” (wawancara

tanggal 30 april 2016)

Pernyataan Marwan di dukung oleh pendapat Razam (51 tahun) yang

menyatakan :

Page 84: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

71

“Syarat awalnye ya kite harus punye kelompok. Tapi jumlah

anggotanya kan tak di batasin. Bebas. Habes tu kite ngajukan proposal lah.

Dapat bantuan atau tak ye tergantung dari proposal kite lah. Kan yang nilai

proposal kite tu orang atas” (wawancara tanggal 10 april 2016)

Pernyataan Razam memiliki kesamaan dengan pendapat Zakaria (54

tahun) yang menyatakan :

“Syarat nye tu kita haros punye kelompok soalnye bantuan yang di

kasih PEMKAB tu bukan untok sendiri tapi untok same-same. Makanye

syarat awalnye kite haros punye kelompok” (wawancara tanggal 4 maret

2016)

Dari hasil wawancara di atas, jelas bahwa ternyata di dalam syarat

untuk memperoleh bantuan, terdapat perbedaan pendapat d antaranya 8

orang menyatakan bahwa syarat awal untuk memperoleh bantuan dari

PEMKAB ialah nelayan harus terlebih dahulu bergabung kesebuah

kelompok, dimana kelompok tersebut harus terdiri dari ketua kelompok,

bendahara kelompok, sekretaris kelompok dan anggota kelompok. Selain

itu, para kelompok nelayan ini harus melaporkan kelompok mereka kepada

pengelola pelabuhan, agar pengelola bisa mencatat nama-nama kelompok

beserta anggotanya. Hal tersebut di lakukan agar ketika pihak PEMKAB

mensurvey kelapangan untuk mendata, maka pihak pengelola memiliki data

yang jelas tentang jumlah kelompok dan anggotanya. Kemudian 2 orang

lainnya menyebutkan bahwa walaupun dirinya sudah masuk dan bergabung

kedalam sebuah kelompok, tetapi untuk mendapatkan bantuan bukanlah hal

yang mudah. Untuk mendapatkan bantuan tersebut, tergantung dari nasib.

Page 85: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

72

e) Pemecahan Kelompok Nelayan yang Di Anggap Sah dalam Sebuah

Kelompok

Seorang individu yang sudah tergabung kedalam sebuah kelompok,

ketika tujuannya sudah terpenuhi, maka ketika seorang individu ingin keluar

dan bergabung kepada kelompok baru, itu di perbolehkan tergantung dari

kesepakatan yang telah terjadi didalam sebuah kelompok nya. Dengan cara,

anggota yang ingin memisahkan diri dari anggota nya harus melaporkan diri

kepada ketua kelompok dan harus di rapatkan agar mendapatkan

kesepakatan dari anggota lain yang sudah bergabung di dalam kelompok

yang sudah terbentuk. Memisahnya salah satu anggota kelompok, biasanya

ingin mengajukan proposal dengan kebutuhan perlengkapan melaut yang

kurang atau tidak ada. Dan biasanya anggota ini, memisahkan diri dari

kelompok awalnya lalu bergabung ke kelompok yang di anggap sama-sama

memiliki kebutuhan yang sama. Keluarnya sebuah anggota kelompok, lalu

bergabung dengan kelompok lain merupakan hal yang sah karena sudah

mendapatkan kesepakatan dari kelompok awalnya. Sehingga tidak terjadi

kesalahfahaman di masing-masing anggota kelompok. Karena keanggotaan

sebuah kelompok tidak bersifat permanen. Sehingga keluarnya seorang

individu dari kelompoknya dianggap sah selagi tidak merugikan anggota

yang lain.

Berikut kutipan wawancara oleh informan Razam (51 tahun) :

“Tak ade larangan untok anggote yang nak keluar/masuk ke dalam

kelompok laen. Tapi bukan asal keluar-keluar ajegitu aje, yang nak keluar

harus bicare dulu same ketue biar di rapatkan. Lagi pun semue tu ade

Page 86: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

73

prosedor die dan semue yang dah gabong haros ngikot prosedur yang ade”

(Wawancara tanggal 10 april 2016)

Pernyataan Razam di dukung oleh pendapat Marwan (55 tahun) yang

menyatakan bahwa :

“Kalau ade anggota yang nak kelua, kelua aje tak ape-ape lah. Cume

kalau nak kelua harus tetap lapor ke ketue kelompok lah. Tak boleh

langsong kelua-kelua gitu je “ (wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Marwan memiliki kesamaan dengan pendapat Zakaria (54

tahun) yang menyatakan :

“Boleh-boleh aje kalau nak kelua dari kelompok. Nape pula tak boleh.

Taka de larangan juge lah buat tak bole kelua. Kalau misalnye die nak

dapat bantuan yang laen teros kelompok laen tu nak ngajukan juge, die

boleh aje masok ke kelompok itu. Cume masalahnye, kelompok mau atau tak

terime die” (wawancara tanggal 4 maret 2016)

Pernyataan Zakaria memiliki perbedaan dengan Herman (44 tahun)

yang menyatakan bahwa :

“Sebetolnye tak payah lah nak kelua-kelua dari kelompok tu. Buat ape

juge. Kan kelompok ni di bangon same-same teros ade tujuanye juge. Masak

cume gare-gare masalah kecik nak kelua-kelua. Cume kelompok ni kan tak

bersifat permanen, tiap tahun boleh aje di ubah anggotanye, boleh kelua

teros boleh juge gabong same kelompok laen. Cume kalau nak macam tu

kite ngomong baek-baek juge lah, bukan asal kelua-kelua aje” (wawancara

tanggal 12 april 2016)

Pernyataan Herman memiliki perbedaan dengan Ruslan (46 tahun) yang

menyatakan :

“Kelompok ni kan di bentok karne punye tujuan. Kalau tujuan tu dah

tercapai, semue anggote ye bebas lah nak buat ape. Kalau nak kelua, kelua

aje lah. Tak jadi masalah” (wawancara tanggal 28 april 2016)

Page 87: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

74

Pernyataan Ruslan di dukung oleh pendapat Udiono (46 tahun) yang

menyatakan :

“Tak ade larangan lah dek buat kelua dari kelompok tu, cume kalau

nak kelua tu yang bilang baek-baek. Teros di rapatkan juge lah dek. Bia

semue anggota tau, kalau ade anggotanye yang nak kelua” (wawancara

tanggal 30 april 2016)

Pernyataan Udiono di dukung oleh pendapat Rio Ardiyanto (30 tahun)

yang menyatakan :

“Boleh aje lah dek kalau nak kelua dari kelompok tu, tak masalah juge

lah. Soalnye pas bentok kelompok kemaren, taka de pula aturan larangan

untok tak boleh kelua dari kelompok. Cume tak tau lah kalau kelompok laen.

Kalau kelompok kami tak pula” (wawancara tanggal 14 februari 2016)

Pernyataan Rio Ardiyanto memilii kesamaan dengan pendapat Abdul

Khadir (44 tahun) yang menyatakan :

“Untok kelua masok boleh aje lah, kalau die nak kelua, kelua aje lah

tak ape-ape. Cume kan di rapatkan juge, die haros kasih tau ngape die nak

kelua. Bukan diam-diam gitu” (wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Abdul Khadir, memiliki kesamaan dengan pendapat M.ali

(35 tahun) yang menyatakan :

“Boleh-boleh aje lah dek kalau nak kelua, tak jadi masalah pun”

(wawancara tanggal 15 februari 2016)

Pernyataan M.Ali di dukung oleh pendapat Samat (34 tahun) yang

menyatakan :

“Tak masalah lah kalau nak kelua dari kelompok. Cume kan harus

lapor ke ketue juge. Bia senang di rapatkan nanti” (wawancara tanggal 15

februari 2016)

Page 88: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

75

Dari hasil wawancara di atas, ada 1 pendapat yang berbeda bahwa tak

seharusnya anggota dari sebuah kelompok keluar dan bergabung kedalam

kelompok lain. Karena kelompok sebelumnya di bentuk karena memiliki

tujuan dan setelah tujuan tersebut tercapai tak seharusnya anggota tersebut

keluar dari kelompok awalnya. Namun ada juga yang berkata lain, 9 orang

informan mengatakan hal sebaliknya bahwa sebenarnya tidak ada larangan

keras untuk para anggota nya keluar/masuk dalam sebuah kelompok. Hanya

saja, setiap anggota harus tau dan faham akan aturan-aturan yang ada di

dalam sebuah kelompok sebelum individu bergabung ke dalam sebuah

kelompok. Selain itu, keluar/masuknya individu di sebuah kelompok harus

memiliki alasan yang jelas dan alasan tersebut harus di bahas di sebuah

rapat. Dimana rapat tersebut akan di pimpin oleh ketua kelompok. Rapat

semacam ini di lakukan, agar semua anggota yang ada di dalam sebuah

kelompok tau kalau ada anggota nya yang keluar dengan sebuah alasan yang

dapat di terima oleh semua anggota kelompok.

f) Kepemilikkan Alat Tangkap

Kepemilikkan alat tangkap dari bantuan yang di berikan oleh PEMKAB

melalui pengelola pelabuhan melewati proposal, biasanya kepemilikan

tersebut bersifat individu atau terdiri dari kelompok-kelompok kecil dari

kelompok induknya. Seperti jenis bantuan box fiber. Bantuan box fiber

tersebut di dapat oleh kelompok nelayan Kuda Laut. Kelompok nelayan

Kuda Laut mengajukan proposal kepada PEMKAB berupa 16 unit Box

Page 89: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

76

fiber. Dimana Box Fiber tersebut akan di bagikan ke 16 anggota di dalam

kelompok tersebut.

Berikut petikan wawancara informan nelayan Samat (34 tahun) yang

menyatakan bahwa :

“Kelompok saye baru mendapatkan 16 box fiber dari PEMKAB,

anggota saye ade 16 orang jadi masing-masing dapat 1 buah box fiber. Tapi

tak semue bantuan yang di kasih tu dapat satu-satu. Ni karne kelompok

kami ni lagi beruntong aje, Soalnye ade juge kelompok laen tak dapat

bantuan satu-satu macam kami ni” (Wawancara tanggal,3 maret 2016)

Pernyataan Samat memiliki perbedaan dengan pendapat M.ali (35

tahun) yang menyatakan :

“Kepemilikkan alat tangkap tu tetap lah untok kelompok, cume kan di

pakai same-same. Tak masalah lah. Cume haros di jage aje” (wawancara

tanggal 15 februari 2016)

Pendapat M.ali di dukung oleh pendapat Herman (44 tahun) yang

menyatakan:

“Kelompok saye ngajukan kelong apung ke PEMKAB, anggote kami 6

orang tapi kami cume nerime 1 aje kelong apungnye. Karne cume dapat

satu, ye kami pakai same-same. Gantian gitu lah, kalau tak pun haselnye

kami bagi-bagi gitu”(wawancara tanggal 12 april 2016)

Pernyataan Herman memiliki kesamaan dengan Rio Ardiyanto (30

tahun) yang menyatakan :

“Semue bantuan yang di kasih tu ye untok same-same, macam dapat

bantuan olari same boat, ye semue anggote boleh lah pakai barang tu same-

same” (wawancara tanggal 14 februari 2016)

Pernyataan Rio Ardiyanto di dukung oleh pendapat Abdul Khadir (44

tahun) yang menyatakan :

Page 90: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

77

“Masalah kepemilikan alat tangkap ye tanggung jawab kelompok lah,

kan ngajukan kemaren pakai name kelompok, jadi ye untok kelompok juge

lah. Same-same saleng jage lah” (wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Abdul Khadir memiliki perbedaan dengan Ruslan (46

tahun) yang menyatakan :

“Kami kan satu kelompok ade 16 orang, teros kami ngajukan proposal

untuk mintak 16 unit Box fiber. Habes tu proposal kami jebol. Pas dapat tu

ye kami bagikan 1 orang 1 unit. Habes tu ye itu jadi tanggung jawab die lah

masalah barang tu. Dah tak ade urusan lagi” (wawancara tanggal 28 april

2016)

Pernyataan Ruslan di dukung oleh pendapat Zakaria (54 tahun) yang

menyatakan :

“Kelompok kami kemaren dapat bantuan 16 box fiber. Jumlah anggota

kelompok kami ade 16 orang. Jadi kami dapat satu sorang lah bantuan tu.

Tapi kelompok laen tak macam tu juge. Tu rejeki kelompok kami je”

(wawancara tanggal 4 maret 2016)

Pernyataan zakaria memiliki kesamaan dengan pendapat Razam (51

tahun) yang menyatakan :

“Kepemilikan alat tangkap kelompok kami ni sifatnye maseng-maseng.

Soalnye kami dapat satu orang satu barang” (wawancara tanggal 10 april

2016)

Namun pernyataan Razam memiliki perbedaan dengan pendapat

Marwan (55 tahun) yang menyatakan :

“Semue bantuan yang di kasih pemerintah tu ye tanggung jawab same-

same, mane ade maseng-maseng. Kan yang ngajukan kelompok bukan

maseng-maseng” (wawancara tanggal 23 februari 2016)

Page 91: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

78

Pernyataan Marwan di dukung oleh pendapat Udiono (46 tahun) yang

menyatakan :

“Kalau masalah kepemilikan alat tangkap, setau saye ye itu tanggung

jawab same-same lah dek. Soalnye kan semue anggote punye tujuan same

dekat dalam proposal. Jadi ye kalau dapat bantuan ye harus di jage same-

same lah” (wawancara tanggal 30 april 2016)

Dari hasil wawancara di atas, ada perbedaan pendapat. Ada 4

informan yang mengatakan bahwa kepemilikan alat tangkap menjadi

tanggung jawab pribadi soalnya bantuan yang di terima untuk individu.

Namun 6 orang informan mengatakan hal sebaiknya bahwa bantuan yang di

berikan besifat kongsi/bagi dan bersifat kelompok tidak individual.

Sehingga semua anggota berhak untuk menggunakan bantuan tersebut.

Namun bantuan yang di berikan harus di jaga dan tidak di perjual/belikan.

b. Konflik

Konflik merupakan pertentangan atau percecokkan. Pertentangan sendiri

bisa muncul kedalam bentuk pertetangan ide maupun fisik antara dua belah pihak

bersebrangan (Susan,8:2010). Konflik bisa muncul di dalam masyarakat pada

skala yang berbeda, seperti : konflik antar orang (interpersonal conflict), konflik

antar kelompok ( intergroup conflict), konflik kelompok dengan Negara (vertical

conflict), konflik antar Negara (interstate conflict). Tiap skala konflik, memiliki

latar belakang dan arah perkembangan yang berbeda. Masyarakat di dunia, pada

dasarnya memiliki sejarah konflik dalam skala antar perorangan sampai antar

Negara. Konflik yang bisa di kelola secara arif dan bijaksana akan dapat di

selesaikan tanpa menghadirkan kekerasan. Namun, jika konflik tidak dapat di

Page 92: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

79

kelola dengan baik, maka akan menimbulkan perang dan pembantaian.

(Susan,2009:xxiii-xxiv).

Di dalam konflik juga ada beberapa bentuk persaingan/konflik di dalam

masyarakat, yang meliputi : konflik ekonomi, konflik kebudayaan, konflik

kedudukan dan peranan serta konflik Ras. Namun pada temuan di lapangan,

bahwa di dalam masyarakat nelayan memiliki konflik. Hanya saja, konflik yang

muncul pada masyarakat nelayan Desa Malang Rapat adalah konflik yang tidak

berujung pada pembantaian/kekerasan dan konflik tersebut masih bisa di

selesaikan. Tetapi pada temuan di lapangan konflik yang terlihat yaitu berupa

konflik tentang kepemilikan alat tangkap dan konflik tersebut termasuk ke dalam

konflik ekonomi. Dimana konflik muncul karena keterbatasan persediaan yang di

miliki oleh individu sehingga memunculkan kecemburuan sosial di dalam diri

setiap individu maupun kelompok (Soekanto,83:2007). Berikut Kutipan

wawancara oleh Herman (44 tahun):

“Setiap tempat pasti ade masalah lah. Cume masalah yang muncolkan

macam-macam juge. Macam masalah dekat sini, sebetolnye masalah tu tak besa,

cume orangnye je yang suke membesa-besakan masalah. Masalah dekat sini tu ye

cume berebot alat tangkap gitu. Yang satu dapat alat tangkap dari PEMKAB, yang

satunye tak dapat. Jadi yang tak dapat ni iri. Karne iri tu lah ujungnye jadi

masalah. Tak sedap hati, gitu aje lah” (wawancara tanggal 15 april 2016)

Pernyataan Herman memiliki perbedaan dengan pendapat Samat (34 tahun)

yang menyatakan :

Page 93: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

80

“Setau saye tak ade masalah ape-ape lah dek dekat sini tu, semue baek-baek

aje, lagi pon semue dah macam saudare jadi ngape pula nak kelahi-kelahi”

(wawancara tanggal 15 februari 2016)

Pernyataan Samat di dukung oleh pendapat M.ali (35 tahun) yang

menyatakan:

“Masalah ape pula lah, tak ade masalah ape-ape lah. Kalaupun ade paleng

iri aje lantaran kelompok orang tu asek nak dapat bantuan aje, tapi kelompok kite

tak penah dapat ape-ape. Macam pileh kaseh gitu”(wawancara tanggal 15 februari

2016)

Pernyataan M.ali memiliki perbedaan dengan Rio Ardiyanto (30 tahun)

yang menyatakan :

“Setau saye, kemaren ade lah masalah siket. Soal nelayan yang lapor same

pak herman, die ngerase kalau die tu ngape lah tak penah dapat bantuan, tapi

yang laen dapat. Cume masalah tu kan dah di jelaskan same pak herman juge

kemaren. Dah selesai juge lah kalau tak salah. Saye pun tak faham

dek”(wawancara tanggal 14 februari 2016)

Pernyataan Rio Ardiyanto berbeda dengan pendapat Abdul Khadir (44

tahun) yang menyatakan :

“Masalah serase saye tak ade lah dek. Nak masalah ape juge lah. Same-

same nelayan juge lah. Ape juge nak yang nak di permasalahkan” (wawancara

tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Abdul Khadir memiliki perbedan dengan pendapat Udiono (46

tahun) yang menyatakan :

“Masalah ape ye dek, tapi kemaren ade lah. Soal alat tangkap gitu lah. Ade

nelayan yang iri same nelayan laen. Lantaran nelayan tu punye banyak bantuan

dari PEMKAB, yang satu ni cume punye satu. Semue tu cume tergantong naseb

ajelah dek. Mungkin rejeki orang tu dapat bantuan teros. Payah gek kalau dah

macam tu” (wawancara tanggal 30 april 2016)

Page 94: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

81

Pernyataan Udiono tidak sama dengan pendapat Razam (51 tahun) yang

menyatakan :

“Ade lah dek, setiap tempat tu pasti ade masalah lah. Cume masalah dekat

sini tu kan tak besa-besa kali. Masih bise di selesaikan lah. Masalahnye pun cume

iri gitu ajelah. Iri pasal bantuan tu juge lah dek” (wawancara tanggal 10 april

2016)

Pernyataan Razam memiliki perbedaan dengan pendapat Ruslan (46 tahun)

yang menyatakan :

“Masalah dekat sini tu ade kemaren, pasal bantuan gitu. Ade yang iri gitu

lah lantaran proposal die tak jebol-jebol” (wawancara tanggal 28 april 2016)

Pernyataaan Ruslan di dukung oleh Marwan (55 tahun) yang menyatakan :

“Ade kemaren masalah dengan nelayan same nelayan gitu lah. Pasal

bantuan lah. Saye pun kurang tau macam mane ceritenye dek” (wawancara

tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Marwan memiliki kesamaan dengan pendapat Zakaria (54

tahun) yang menyatakan :

“Setau saye kemaren sempat ade masalah lah, sesame nelayan gitu pasal iri

soal penerimaan bantuan gitu. Cume masalah tu sekarang dah selesai lah.”

(wawancara tanggal 4 maret 2016)

Dari hasil wawancara ternyata terdapat perbedaan pernyataan. Ada 4

informan yang menyatakan bahwa di dalam masyarakat Desa Malang Rapat tidak

terdapat konflik. Namun lain hal dengan 6 orang informan yang menyatakan

bahwa di dalam masyarakat nelayan Desa Malang Rapat terdapat konflik. Hanya

saja konflik tersebut tidak berkepanjangan hingga berujung pada

kekerasan/pembantaian atau bahkan merugikan pihak lain. Namun konflik yang

Page 95: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

82

jelas tampak di lapangan adalah konflik tentang kepemilikan alat tangkap. Dimana

ada pihak-pihak yang merasa bahwa bantuan yang di berikan oleh PEMKAB tidak

merata, sehingga ada kelompok-kelompok yang masih belum menerima bantuan

tersebut. Padahal sebenarnya, PEMKAB sudah selektif memberikan bantuan

kepada para nelayannya, itu di karenakan sebelum PEMKAB memberikan

bantuan langsung ke kelompok nelayan, PEMKAB melakukan survey kelapangan

untuk melihat nelayan mana saja yang pantas mendapatkan bantuan dan nelayan

mana yang bisa dan mampu menjaga bentuk bantuan yang sudah di berikan.

Adapun konflik tersebut meliputi :

a) Konflik Alat Tangkap

Konflik alat tangkap adalah : konflik yang terjadi antara kelompok

nelayan yang berbasis alat tangkap yang berbeda, tetapi berada pada

“tingkat” yang kurang lebih setara, seperti antara perenge dengan dongol di

Balikpapan, yang sama-sama merupakan “nelayan kecil”.

Pada temuan di lapangan bahwa konflik yang terjadi di antara

masyarakat nelayan baik yang individu maupun kelompok adalah konflik

tentang kepemilikan alat tangkap. Kepemilikan alat tangkap di dalam

sebuah kelompok pada temuan ini merupakan faktor utama timbulnya

sebuah konflik di dalam maupun di luar kelompok nelayan. Karena di

anggap kepemilikkan alat tangkapan ini adalah barang berharga dan

merupakan kebutuhan untuk melaut. Jenis alat tangkapan yang menjadi

pemicu konflik berupa kelong apung dan boat/sampan. Kecemburuan sosial

ini di sebabkan karena nelayan merupakan masyarakat yang rentan akan

Page 96: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

83

kemiskinan, itu di buktikan dari konflik yang tampak kepermukaan. Bahwa

hanya karena kepemilikkan sebuah perlengkapan melaut menjadi faktor

utama penyebab konflik. Tetapi ketika nelayan tidak tergolong kedalam

mayarakat yang rentan akan kemiskinan, maka tidak akan timbul

kecemburuan sosial yang berujung pada konflik. Karena nelayan mampu

untuk memperoleh perlengkapan melaut tersebut.

Kepemilikan alat tangkap yang di miliki oleh nelayan lokal khususnya

kelompok nelayan, adalah alat tangkap yang di peroleh dari bantuan yang di

berikan oleh pemerintah melalui proposal. Dimana setiap kelompok di

perbolehkan untuk mengajukan bantuan lagi setelah 3 tahun dari tahun

pengajuan proposal. Tetapi ketika kelompok-kelompok nelayan mengajukan

proposal, tidak semua kelompok yang langsung memperoleh bantuan dari

pemerintah. Namun, ketika ada kelompok nelayan yang mendapatkan

bantuan kemudian ada bentuk bantuan yang di berikan oleh pemerintah ini

yang sebagian di jual oleh para nelayan. Dengan alasan untuk memenuhi

kebutuhan, untuk biaya istrinya melahirkan, dsb. Namun, ketika hal ini di

ketahui oleh pihak pengelola Pelabuhan Dusimas, maka hal ini di

sembunyikan dari petugas PEMKAB ketika melakukan survey ke lapangan.

Hal ini di tutupi, lantaran pihak pengelola merasa iba kepada nelayan yang

menjual perlengkapan melautnya. Rasa iba ini yang terkadang di

manfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga hal

ini terkadang menjadi kebiasaan.Sehingga tak heran, kalau ada beberapa

nelayan yang menjual alat tangkapan mereka untuk kepentingan-

Page 97: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

84

kepentingan pribadi. Namun, ada pula beberapa nelayan yang ketahuan oleh

petugas survey, sehingga nama mereka di catat dan di laporkan ke kantor.

Sehingga, tidak heran kalau ketika ia bergabung ke sebuah kelompok dan

namanya tercantum maka proposal mereka tidak di hiraukan oleh

PEMKAB. Dari hal ini lah, yang terkadang memicu timbulnya konflik di

dalam kelompok maupun di antara individu-individu. Timbulnya konflik ini

biasanya di mulai dari rasa cemburu seorang individu kepada individu yang

lain. Karena, individu yang cemburu, merasa bahwa pembagian yang

PEMKAB berikan tidak merata. Padahal, hal tersebut di karenakan, pihak

yang cemburu tidak pernah menjaga bantuan yang di berikan oleh

PEMKAB.

Seperti kutipan wawancara yang di katakan oleh informan Herman

(44tahun) :

“Sebenarnye, nelayan sini baik-baik. Cume namanya manusie, kadang-

kadang suke iri dengan punye orang. Contohnye macam si A punye sampan

1 di dapat dari PEMKAB, truss si B juge punye sampan 1 di dapat dari

PEMKAB di tahun yang same. Terus, sampan si A ni di jual untuk biaye

istrinye melahirkan terus orang survei dari PEMKAB tau. Tapi sampan si B

masih ade dan tak di jual die. Terus, 3 tahun kedepannye, si A sama si B

ngajukan proposal di kelompok yang bede. Tapi yang dapat sampan cume si

B, lantaran si B menjage sampannye dan sampan si B jadi 2. Karene si A

tau sampan si B ada 2 make si A pun cemburu terus nganggap kalau

PEMKAB tak adel” (wawancara tanggal, 10 aprili 2016)

Pernyataan herman di dukung oleh pendapat Udiono (46 tahun) yang

menyatakan :

“Masalah ape ye dek, tapi kemaren ade lah. Soal alat tangkap gitu lah.

Ade nelayan yang iri same nelayan laen. Lantaran nelayan tu punye banyak

bantuan dari PEMKAB, yang satu ni cume punye satu. Semue tu cume

Page 98: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

85

tergantong naseb ajelah dek. Mungkin rejeki orang tu dapat bantuan teros.

Payah gek kalau dah macam tu” (wawancara tanggal 30 april 2016)

Kemudian pernyataan Udiono sama dengan Razam (51 tahun) yang

menyatakan :

“Ade lah dek, setiap tempat tu pasti ade masalah lah. Cume masalah

dekat sini tu kan tak besa-besa kali. Masih bise di selesaikan lah.

Masalahnye pun cume iri gitu ajelah. Iri pasal bantuan tu juge lah dek”

(wawancara tanggal 10 april 2016)

Pernyataan Razam di dukung oleh pendapat Ruslan (46 tahun) yang

menyatakan :

“Masalah dekat sini tu ade kemaren, pasal bantuan gitu. Ade yang iri

gitu lah lantaran proposal die tak jebol-jebol” (wawancara tanggal 28 april

2016)

Pernyataan Ruslan di dukung oleh pendapat Marwan (55 tahun) yang

menyatakan :

“Ade kemaren masalah dengan nelayan same nelayan gitu lah. Pasal

bantuan lah. Saye pun kurang tau macam mane ceritenye dek” (wawancara

tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Marwan di dukung oleh pendapat Zakaria (54 tahun) yang

menyatakan :

“Setau saye kemaren sempat ade masalah lah, sesame nelayan gitu

pasal iri soal penerimaan bantuan gitu. Cume masalah tu sekarang dah

selesai lah.” (wawancara tanggal 4 maret 2016)

Pernyataan Zakaria memiliki perbedaan pendapat dengan Samat (34

tahun) yang menyatakan :

Page 99: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

86

“Setau saye tak ade masalah ape-ape lah dek dekat sini tu, semue baek-

baek aje, lagi pon semue dah macam saudare jadi ngape pula nak kelahi-

kelahi” (wawancara tanggal 15 februari 2016)

Pernyataan Samat di dukung oleh pendapat Abdul Khadir (44 tahun)

yang menyatakan :

“Masalah serase saye tak ade lah dek. Nak masalah ape juge lah.

Same-same nelayan juge lah. Ape juge nak yang nak di permasalahkan”

(wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Abdul Khadir memiliki perbedaan pendapat dengan M.Ali

(35 tahun) yang menyatakan :

“Masalah ape pula lah, tak ade masalah ape-ape lah. Kalaupun ade

paleng iri aje lantaran kelompok orang tu asek nak dapat bantuan aje, tapi

kelompok kite tak penah dapat ape-ape. Macam pileh kaseh

gitu”(wawancara tanggal 15 februari 2016)

Pernyataan M.Ali di dukung oleh pendapat Rio Ardiyanto (30 tahun)

yang menyatakan :

“Setau saye, kemaren ade lah masalah siket. Soal nelayan yang lapor

same pak herman, die ngerase kalau die tu ngape lah tak penah dapat

bantuan, tapi yang laen dapat. Cume masalah tu kan dah di jelaskan same

pak herman juge kemaren. Dah selesai juge lah kalau tak salah. Saye pun

tak faham dek”(wawancara tanggal 14 februari 2016)

Dari hasil wawancara di atas, ternyata ada 3 informan yang tidak

mengetahui konflik tentang kepemilikan alat tangkap yang terjadi di

masyarakat nelayan. Namun akan tetapi 7 orang informan mengatakan

bahwa konflik yang terjadi pada individu nelayan adalah konflik yang

terjadi karena kecemburuan pada kepemilikan alat tangkapan. Namun

kecemburuan tersebut muncul akibat kesalahfahaman, pihak yang merasa

Page 100: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

87

itu masalah hanya belum menyadari bahwa proposal yang ia ajukan belum

di cairkan oleh PEMKAB lantaran itu semua adalah kesalahan dari dirinya.

Kesalahan yang di maksud ialah ia tidak mampu menjaga bantuan yang

sudah di terima. Padahal bantuan yang di berikan tersebut bukan bantuan

untuk kepentingan pribadinya melainkan bantuan tersebut di berikan untuk

kepentingan kelompok. Dari konflik yang muncul pada kasus masyarakat

nelayan Desa Malang Rapat adalah konflik nelayan yang di katakan oleh

Kinseng,35-36:2014 bahwa konflik antar-sesama kelompok di kategorikan

kedalam 3 hal, yaitu: konflik kelas, konflik identitas dan konflik alat

tangkap. Selain itu di dalam penelitian yang dilakukan oleh Kinseng,

2014:43 bahwa dari berbagai kasus konflik nelayan tidak ada yang bersifat

terbuka. Karena sampai saat ini, belum ada konflik nelayan yang bersifat

terbuka. Karena sampai saat ini, belum ada konflik nelayan yang terjadi

secara brutal. Hal ini di sebabkan karena modal sosial yang terjalin antar

buruh nelayan dan kelas pemilik terjalin cukup baik. Sama halnya pada

temuan di lapangan bahwa konflik yang terjadi di dalam masyarakat nelayan

adalah konflik yang bersifat tertutup. Bahwa konflik yang terjadi di dalam

masyarakat adalah konflik yang bisa di selesaikan. Sehingga konflik yang

terjadi pun tidak ada menggunakan kekerasan hingga memunculkan

penganiayaan dan pembantaian.

b) Penyelesaian Konflik

Di dalam hubungan interaksi yang terjadi di dalam masyarakat, tentu

tidak selamanya melahirkan kerjasama, namun di dalam interaksi sosial

Page 101: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

88

yang terjadi didalam masyarakat juga bisa melahirkan konflik. Hubungan

interaksi yang baik tentu akan melahirkan kerjasama, namun interaksi yang

terjalin tidak baik, maka akan melahirkan konflik di dalam masyarakat. Di

dalam interkasi ada 2 bentuk interaksi yaitu : asosiatif dan di asosiatif.

Asosiatif meliputi : kerjasama dan akomodasi. Kemudian di dalam bentuk

interaksi di asosiatif meliputi : persaingan dan kontravensi. Namun yang

sering terjadi dan sering terlihat di dalam masyarakat adalah

konflik/persaingan. Namun di balik konflik/persaingan yang muncul, tentu

memiliki penyelesaiannya. Penyelesaian yang memberikan dampak positif

bagi pihak yang berkonflik atau malah penyelesaian konflik yang berujung

pada pembantaian atau kekerasan. Di dalam masyarakat nelayan Desa

Malang Rapat, tentu memiliki konflik, hanya saja konflik yang terjadi tidak

muncul ke permukaan masyarakat. Konflik yang terjadi di antara individu

didalam kelompok adalah konflik tentang kepemilikan alat tangkapan.

Biasanya penanganan konflik yang terjadi di antara individu di dalam

kelompok melibatkan pengelola Pelabuhan Dusimas. Karena jika tidak di

selesaikan oleh pengelola di sana, maka konflik akan berkelanjutan. Konflik

di selesaikan oleh pengelola, lantaran pengelola tau sebab akibat dari

konflik yang terjadi di antara individu di dalam sebuah kelompok. Pihak

yang berkonflik akan di panggil ke rumah pengelola, untuk di selesaikan

biduk permasalahannya. Agar konflik ini cepat selesaikan dan tidak ada

pihak yang di rugikan. Sikap pengelola pelabuhan ini cukup baik, lantaran ia

menggunakan sistem management konflik “Conflict governance (tata kelola

Page 102: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

89

konflik)”. Yang dapat diartikan sebagai dinamika hubungan antara berbagai

aktor dan lembaga dalam tata kelola unsur-unsur konflik dalam suatu ruang

politik inklusif (inclusive political arena) yang di tandai oleh aktifitas

memersuasi, memusyawarahkan, dan mengimplementasikan kebijakan

perdamaian yang telah tercapai.

Berikut kutipan wawancara di katakan oleh Bapak Zakaria (54 Tahun) :

“Pengelola disini tu bagus dek, soalnye kalau ada masalah sikit je

cepat di selesaikan same pengelola dekat sini. Jadi kalau ada masalah di

antare kami, tak jadi panjang. Lagi pun jadi same-same enak, kite pun yang

punye masalah jadi tau salah kite dekat mane. Jadi kalau ade masalah dekat

sini tu taka de lah sampai mukol-mukol gitu dek. Lagi pun malu juge dek

kalau ade masalah sampai kan mukol-mukol gitu. Makanye kalau ade

masalah kami langsong bilang ke pengelola dekat sini, biar masalah kami

ni cepat selesai gitu lah dek” (wawancara tanggal, 4 Maret 2016)

Pernyataan Zakaria di dukung oleh pendapat Herman (44 tahun) yang

menyatakan :

“Disini biasenye kalau ad masalah, di selesaikan dengan care

musyawarah. Orang yang punye masalah kite panggil, kite dudukan. Kite

tanye ape masalahnye. Kalau dah tau kan senang nak di selesaikan”

(wawancara tanggal 10 april 2016)

Pernyataan Herman memiliki kesamaan dengan Rio Ardiyanto (30

tahun) yang menyatakan :

“Disini biasenye kalau ade masalah kite langsong selesaikan ke

pengelola pelabuhan. Kalau di pendam lame-lame takot nanti maken lame

selesai nye dek. Semue masalah yang ade dekat sini biasenye pak herman

yang selesaikan” (wawancara tanggal 14 februari 2016)

Pernyataan Rio ARdiyanto di dukung oleh pendapat Ruslan (46 tahun)

yang menyatakan :

Page 103: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

90

“Pengelola disini tu bise di katekan bagos lah, kalau ade masalah

cepat tanggap, tak di bia berlarot-larot gitu lah. Ade masalah, yang buat

masalah di panggel. Jadi masalah pun tak panjang-panjang” (wawancara

tanggal 28 april 2016)

Pernyataan Ruslan di dukung oleh pernyataan Samat (34 tahun) yang

menyatakan :

“Care ngola masalah dekat sini tu biasenye ade orang ketige dek.

Orang ketige tu pun pengelola dekat sini. Kalau tak ade orang ketige

macam tu, saye rase masalah dekat sini tak bakal selesai-selesai. Mungken

orang-orang dekat sini pun tak terator macam sekarang” (wawancara

tanggal 15 februari 2016)

Pernyataan Samat memiliki kesamaan dengan pendapat Zakaria (54

tahun) yang menyatakan :

“Nelayan sini tu kalau saye bilang bagus, kalau ade masalah masih nak

denga cakap orang. Nyatenye je pas ade masalah, di panggel sama

pengelola sini, orang tu pasti datang, pasti nak denga masukkan. Ujung-

ujungnye kelak baek sendiri” (wawancara tanggal 4 maret 2016)

Pernyataan Zakaria di dukung oleh pendapat Udiono (46 tahun) yang

menyatakan :

“Pengelola disini bagus betol lah kalau saye bilang, cepat geraknye,

kalau denga ade masalah, cepat die gerak buat nyelesaikan. Tak payah di

suroh-suroh lagi dek” (wawancara tanggal 30 april 2016)

Pernyataan Udiono memiliki kesamaan dengan pendapat Marwan (55

tahun), yang menyatakan :

“Pengelola di sini bagos dek, misalkan ade masalah kan dekat sini.

Nanti pengelola pelabuhan tu pandai aje. Ade aje care die tu buat nak

nyelesaikan. Kelak ujong-ujonye tak ade masalah” (wawancara tanggal 23

februari 2016)

Page 104: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

91

Pernyataan Marwan di dukung oleh pendapat Abdul Khadir (44 tahun)

yang menyatakan :

“Kalau ade masalah dekat sini, biasenye tu tanggung jawab pengelola

pelabuhan lah dek. Kami tak tau” “ (wawancara tanggal 23 februari 2016)

Pernyataan Abdul Khadir di dukung oleh Razam (51 tahun) yang

menyatakan :

“Pengelola pelabuhan sini saye bilang bagos lah. Soalnye keje die

cepat. Tak payah kene suroh, ligat, pandai juge lah” (wawancara tanggal 10

april 2016)

Dari hasil wawancara di atas, 10 orang informan mengatakan bahwa

sistem pengelolaan yang dilakukan oleh pihak Pelabuhan Dusimas

Kamp.Tanjung Keling sangat baik sehingga ketika terjadi konflik, maka

akan di lakukan musyawarah melalui mediasi sehingga memperoleh

mufakat. Selain itu, cara musyawarah yang di ambil ini juga sangat efektif

untuk menyelesaikan masalah. Karna tidak ada pihak-pihak yang di rugikan.

Itu yang menyebabkan nelayan di Desa Malang Rapat menjadi daerah yang

terdapat konflik namun konflik yang mereka hadapi tidak berujung pada

kekerasan/pembantaian dan konflik yang tidak merugikan pihak lain.

Page 105: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

92

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada temuan di lapangan jika melihat bentuk-bentuk interaksi, bentuk yang

paling menonjol ialah kerjasama dan konflik. Kerjasama yang terlihat ialah

kerjasama di dalam pembentukkan kelompok dan pekerjaan. Kerjasama dalam

pekerjaan ialah kerjasama yang terljalin sehingga memunculkan rasa kepercayaan

di dalam diri individu didalam kelompok. Sehingga ketika tiba pada pembagian

hasil dari sebuah pekerjaan, maka individu yang melakukan kerjasama sudah tidak

ada rasa curiga atas pembagian hasil tersebut. Dan mereka merasa bahwa tidak

ada pihak yang di rugikan karena segala sesuatu sudah ada rincian atau

pembagian. Dimana pembagian tersebut sudah di sepakati bersama. Selain

kepercayaan yang tumbuh di dalam kerjasama, juga muncul modal sosial di dalam

kelompok nelayan. Modal sosial yang muncul di lihat dari peminjaman alat

tangkapan. Jika ada nelayan yang meminjam alat tangkapan kepada tauke atau

bekerja kepada tauke, maka jika ia mendapatkan hasil tangkapannya maka ia

harus menjual hasil tangkapan tersebut kepada tauke itu. Walaupun harga yang di

tentukan tauke lebih murah di bandingkan harga yang di berikan oleh tauke di

tempat lain. Namun karena modal sosial sudah terbangun pada kerjasama tersebut,

maka nelayan tidak merasa bahwa ia di rugikan.

Page 106: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

93

B. SARAN

Dari penelitian ini, saran yang akan di berikan berupa :

Tidak selamanya masyarakat yang melakukan interaksi yang baik selalu

melahirkan kerjasama, akan tetapi masyarakat yang melakukan

interaksi pun ada yang melahirkan konflik. Karena selagi ada kehidupan

maka konflik juga akan selalu ada. Oleh karena itu, masyarakat harus

mampu mengontrol permasalahan yang ada. Dan jika terdapat konflik

di dalam hubungan interaksi, maka konflik tersebut jangan di hindari

akan tetapi konflik tersebut harus di hadapi. Karena setiap konflik pasti

mempunyai penyelesaian. Hanya saja mau menyelesaikan dengan cara

negative atau dengan cara positif

Di dalam masyarakat nelayan Desa Malang Rapat terdapat kelompok-

kelompok di dalamnya. Dimana di salah satu kelompok ada anggotanya

yang memiliki rasa kecemburuan sosial. Hendaknya sebelum berasumsi

bahwa PEMKAB memberikan bantuan yang tidak merata, sebaiknya

setiap anggota harus mengetahui kenapa kelompok lain mampu

mendapatkan bantuan. Sehingga dapat meredam rasa iri, jika tau apa

alasanya kenapa proposal kelompoknya tidak pernah di goal kan oleh

PEMKAB.

Page 107: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

Daftar Pustaka

Sumber Buku :

Abdulsyani, 2002, Sosiologi Skematika,Teori,dan Terapan, Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Basrowi, 2005, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalisa Indonesia.

Dahuri, dkk, 2003, Akar Kemiskinan Nelayan, Jakarta: LKIS

Harjoso, 1984, Pengantar Antropologi, Bandung: Bina Cipta

Imron, 2003, Pengembangan Ekonomi Nelayan dan Sistem Sosial Budaya,

Jakarta: PT Gramedia.

Kinseng, Rilus A, 2014, Konflik Nelayan,Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia.

Muri,Yusuf, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian

Gabungan, Jakarta: PT. Fajar Interpranata Mandiri.

Muryanti, dkk, 2013, Teori Konflik & Konflik Agraria Di Pedesaan,Yogyakarta:

Kreasi Wacana.

Susan, Novri, 2010, Pengantar Sosiologi Konflik, Jakarta: Kencana.

Sastrawidjaya, 2002, Nelayan dan Kemiskinan, Jakarta: Pradnya Paramita.

Satria, Arif, 2015, Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir, Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia.

Soekanto, Soerjono, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Page 108: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

Sumber Skripsi :

Junaida, 2012, Interaksi Sosial (Studi Kerukunan Umat Beragama masyarakat Di

Kelurahan Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota), Tanjungpinang:

Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

Suriyanti, 2013, Peran dan Fungsi Istri Nelayan Di kampung Keter Laut

Kelurahan Tembeling Tanjung Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten

Bintan, Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

Aleksander, 2012, Nelayan Di Desa Berakit Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten

Bintan, Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

Sumber Internet :

(Https://id.m.wikipedia.org/wiki/masyarakat)

Page 109: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1 Kelurahan Desa malang Rapat Gambar 2 Pelabuhan Dusimas

Gambar 3 Pengelola Pelabuhan Gambar 4 Bentuk Bantuan PEMKAB

Page 110: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

Gambar 5 Bentuk Bantuan PEMKAB Gambar 6 Bentuk Bantuan

Page 111: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

Pedoman Wawancara

A. Karakteristik Responden

Nama :

Alamat :

Tempat/tgl lahir :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan Terakhir :

No.Hp/Tlp :

B. Daftar Pertanyaan

a) Interaksi Sosial

a. Bagaimana interaksi yang terjalin antar individu di dalam

kelompok nelayan?

b. Bagaimana cara individu menjaga hubungan interaksi yang baik di

masing-masing individu didalam kelompok nelayan?

c. Interaksi seperti apa saja yang sering terjadi di antara individu di

dalam kelompok nelayan?

d. Apakah interaksi yang terjadi di antara individu di dalam sebuah

kelompok nelayan selalu baik? Mengapa demikian?

e. Apakah ada interaksi yang terjalin di antara individu di dalam

kelompok nelayan memicu timbulnya konflik?

Page 112: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

f. Apakah dari interaksi yang baik, memicu terbentuknya sebuah

kelompok di antara individu-individu?

g. Apakah interaksi yang baik, selalu membentuk kerjasama?

h. Apakah di desa Malang Rapat nelayannya tergantung pada Tauke?

i. Bagaimana tugas Tauke dan sistem kerja pada Tauke?

b) Konflik

a. Asal mula terjadinya konflik

b. Apakah di dalam masyarakat nelayan terdapat konflik?

c. Bagaimana konflik bis terjadi?Mengapa demikian?

d. Apa pemicu utama terjadinya konflik?

c) Konflik masyarakat nelayan

a. Bagaimana bentuk konflik nelayan?

b. Apakah konflik yang terjadi pada maasyarakat nelayan

memberikan dampak negative bagi kerjasama yang terjadi didalam

kelompok? Mengapa demikian?

c. Bagaimana dampak yang di rasakan oleh individu-individu didalam

kelompok nelayan pasca terjadinya konflik didalam kelompok

nelayan mereka?

d. Berapa lama konflik tersebut terjadi?

d) Dampak konflik

a. Apakah dampak setelah konflik memberikan pengaruh negative?

b. Dampak seperti apa yang di timbulkan oleh konflik itu sendiri?

c. Kerjasama

Page 113: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

e) Bentuk kerjasama

a. Bentuk-bentuk kerjasama apa saja yang terjalin didalam kelompok

nelayan?

b. Bagaimana asal mula kerjasama bisa terjalin dengan baik dan

cukup lama didalam kelompok? Mengapa demikian?

c. Penentuan ketua kelompok dan pembentukkan kelompok nelayan?

Mengapa demikian?

d. Kelompok yang sering mendapatkan bantuan dari pemerintah?

Mengapa demikian?

e. Bentuk-bentuk bantuan yang sering di berikan?

f. Bantuan yang paling di harapkan kelompok nelayan? Mengapa

demikian?

g. Bagaimana nilai-nilai dan norma-norma yang di bentuk sebelum

kelompok nelayan tersebut didirikan?

f) Modal sosial didalam kerjasama

a. Bagaimana hubungan modal sosial yang terbangun dari kerjasama

yang sudah terjalin?

b. Mengapa nama kelompok nelayan di Desa Malang Rapat

menggunakan nama ketua kelompok?

c. Apakah kelompok yang ada, hanya beranggotakan nelayan kecil

saja ?

Page 114: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

d. Bagaimana kepercayaan yang terbangun didalam kelompok

nelayan mengenai : peminjaman alat tangkap, jangka waktu

peminjaman dan pemakaian modal?

g) Dampak kerjasama

a. Bagaimana dampak yang dirasakan oleh individu-individu didalam

kelompok nelayan, setelah bergabung kedalam kelompok nelayan?

Mengapa demikian?

b. Bagaimana pendapatan para individu-individu didalam kelompok

nelayan setelah bergabung di dalamsebuah kelompok nelayan?

Mengapa demikian?

c. Bagaimana sistem bagi hasil yang dilakukan oleh individu-individu

di dalam kelompok, dalam hasil penjualan ikan?

d. Bagaimana cara masing-masing individu dalam mempertahankan

kerjasama yang sudah terbentuk didalam kelompok nelayan?

Page 115: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 116: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 117: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 118: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 119: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 120: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 121: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 122: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 123: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 124: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 125: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 126: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang
Page 127: INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...INTERAKSI SOSIAL DI DALAM KELOMPOK NELAYAN DESA ... (Studi Tentang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ike Monika Putri Anatasia lahir di Dabo

Singkep, pada tanggal 31 Maret 1993. Putri dari

pasangan Bapak Mazra Husen dan Ibu Susi Ediana. Ike

Monika Putri Anatasia merupakan anak pertama dari 4

orang bersaudara. Tahapan-tahapan jenjang pendidikan

yang di tempuh oleh penulis berawal dari memasuki

jenjang Sekolah Dasar pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2001 di SDN 002

Dabo Singkep dan meneruskan pendidikan Sekolah Dasar ke SDN 013 dari tahu

2001 sampai tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya ke

Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2005 sampai tahun 2008 di SMPN 002

Dabo Singkep. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama, penulis

melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas pada tahun 2008 sampai

tahun 2011 di SMAN 002 Dabo Singkep.

Pada tahun 2011 penulis di terima di Perguruan Tinggi Negeri

Tanjungpinang yaitu Universitas Maritim Raja Ali Haji pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik Program Studi Sosiologi S1 dengan nomor induk mahasiswa

110569201032. Pada tahun 2016 tepatnya pada bulan Januari sampai April 2016,

penulis melakukan penelitian guna menyusun skripsi melengkapi salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar S1. Pada tanggal 09 Agustus 2016 penulis berhasil

mengikuti siding skripsi dan dinyatakan lulus dengan Nilai B.