12
ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 208 INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN DI INDONESIA Muhammad Ilyas 1 , Sugi Ma’ruf Abdianoor 2 , Andriani 3 Politeknik Negeri Banjarmasin 1,2,3 [email protected] 1 [email protected] 2 [email protected] 3 ABSTRACT Discussion on the ethics of the accounting profession is an important topic to be raised. Even though the accountant profession in Indonesia already has a code of ethics in its profession created by IAI, there are still violations of the applicable code of ethics. Therefore, it is necessary to internalize religious values into the current code of ethics in Indonesia by adopting the principles of the code of ethics contained in the code of ethics of the slami accountant profession compiled by AAOIFI. In this case, universities have an important role to incorporate the Islamic accountant's code of ethics into accounting education to produce professional accountants who are not only competent, but also based on religious values. This study aims to find out how to integrate the values of the Islamic accountant's code of ethics into the current accountant's code of ethics in Indonesia, and explain how it plays a role in accountant education in Indonesia. The nature and type of this research is qualitative descriptive and the data collection system uses literature study with secondary data. Data analysis technique is done by collecting all relevant information then translating it to get the results of research. The results of this study are the Islamic accountant's code of ethics is relevant to be integrated and taught in accountant education in Indonesia. Internalization of the ethics of the Islamic accounting profession into accounting education can be done through an ethics course that is integrated with the accounting curriculum. Keywords: accountant's code of ethics, Islamic accountant's code of ethics, accounting education, integration ABSTRAK Pembahasan mengenai etika profesi akuntan merupakan topik yang masih penting untuk diangkat. Meskipun profesi akuntan di Indonesia sudah memiliki pedoman kode etik dalam profesinya yang dibuat oleh IAI, namun masih terjadi pelanggaran atas kode etik yang berlaku. Oleh karena itu, perlu adanya Internalisasi nilai-nilai agama ke dalam kode etik yang saat ini berlaku di Indonesia dengan mengadopsi prinsip kode etik yang ada dalam kode etik profesi akuntan slami yang disusun oleh AAOIFI. Dalam hal ini, perguruan tinggi mempunyai peran penting untuk memasukkan kode etik akuntan Islami ke dalam pendidikan akuntansi untuk melahirkan akuntan-akuntan profesional yang bukan hanya sekedar kompeten, tapi juga berlandaskan nilai-nilai agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengintegrasian nilai-nilai kode etik akuntan islami ke dalam kode etik akuntan yang ada di indonesia saat ini, serta menjelaskan bagaimana peranannya

INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

208

INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA

PROFESI AKUNTAN DI INDONESIA

Muhammad Ilyas1, Sugi Ma’ruf Abdianoor2, Andriani3

Politeknik Negeri Banjarmasin1,2,3

[email protected]

[email protected]

[email protected]

ABSTRACT

Discussion on the ethics of the accounting profession is an important topic to be

raised. Even though the accountant profession in Indonesia already has a code of

ethics in its profession created by IAI, there are still violations of the applicable

code of ethics. Therefore, it is necessary to internalize religious values into the

current code of ethics in Indonesia by adopting the principles of the code of ethics

contained in the code of ethics of the slami accountant profession compiled by

AAOIFI. In this case, universities have an important role to incorporate the Islamic

accountant's code of ethics into accounting education to produce professional

accountants who are not only competent, but also based on religious values. This

study aims to find out how to integrate the values of the Islamic accountant's code

of ethics into the current accountant's code of ethics in Indonesia, and explain how

it plays a role in accountant education in Indonesia. The nature and type of this

research is qualitative descriptive and the data collection system uses literature

study with secondary data. Data analysis technique is done by collecting all

relevant information then translating it to get the results of research. The results of

this study are the Islamic accountant's code of ethics is relevant to be integrated

and taught in accountant education in Indonesia. Internalization of the ethics of the

Islamic accounting profession into accounting education can be done through an

ethics course that is integrated with the accounting curriculum.

Keywords: accountant's code of ethics, Islamic accountant's code of ethics,

accounting education, integration

ABSTRAK

Pembahasan mengenai etika profesi akuntan merupakan topik yang masih penting

untuk diangkat. Meskipun profesi akuntan di Indonesia sudah memiliki pedoman

kode etik dalam profesinya yang dibuat oleh IAI, namun masih terjadi pelanggaran

atas kode etik yang berlaku. Oleh karena itu, perlu adanya Internalisasi nilai-nilai

agama ke dalam kode etik yang saat ini berlaku di Indonesia dengan mengadopsi

prinsip kode etik yang ada dalam kode etik profesi akuntan slami yang disusun oleh

AAOIFI. Dalam hal ini, perguruan tinggi mempunyai peran penting untuk

memasukkan kode etik akuntan Islami ke dalam pendidikan akuntansi untuk

melahirkan akuntan-akuntan profesional yang bukan hanya sekedar kompeten, tapi

juga berlandaskan nilai-nilai agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pengintegrasian nilai-nilai kode etik akuntan islami ke dalam kode etik

akuntan yang ada di indonesia saat ini, serta menjelaskan bagaimana peranannya

Page 2: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

209

dalam pendidikan akuntan di Indonesia. Sifat dan jenis penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif dan sistem pengumpulan datanya menggunakan studi pustaka

dengan data sekunder. Teknik analisis data dilakukan dengan mengumpulkan

semua informasi yang terkait lalu menerjemahkannya agar mendapatkan hasil

penelitian. Hasil dari penelitian ini yaitu kode etik akuntan Islami relevan untuk

diintegrasikan dan diajarkan dalam pendidikan akuntan di Indonesia. Internalisasi

etika profesi akuntan Islami ke dalam pendidikan akuntansi dapat dilakukan melalui

kursus etika yang terintegrasi dengan kurikulum akuntansi.

Kata Kunci: kode etik akuntan, kode etik akuntan islami, pendidikan akuntansi,

integrasi

PENDAHULUAN

Seorang akuntan memiliki peran yang vital dalam tubuh dan kehidupan suatu

organisasi atau badan usaha. Karena merupakan bagian dari sebuah organisasi atau

badan usaha, kinerja profesi akuntan harus mematuhi SOP perusahaan dan berada

dalam lingkaran kepentingan perusahaan. Oleh karena itu, profesi akuntan kerap

terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran dan kejahatan dari sebuah badan usaha,

bahkan dengan keterlibatan yang besar karena menyangkut pencatatan dan

pelaporan aktivitas ekonomis suatu perusahaan. Oleh karena itu bagi akuntan, kode

etik sangat dibutuhkan dalam menjalankan profesinya (Pravitasari, 2015).

Akuntan di Indonesia pada dasarnya telah memiliki prinsip-prinsip kode etik

profesi akuntan yang telah dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Meski telah

memiliki kode etik akuntan yang diciptakan dengan harapan dapat mengarahkan

akuntan untuk berbuat etis, ternyata masih sering terjadi tindakan pelanggaran kode

etik yang melibatkan profesi akuntan. Salah satu penyebab utamanya karena etika

profesi yang digunakan oleh akuntan di Indonesia masih cenderung berdasar pada

filsafat kapitalisme yang material dan rasional (Nurhidayah, 2008).

Indonesia memang bagian dari masyarakat dunia yang juga membutuhkan

profesi akuntan dalam kegiatan-kegiatan ekonominya, sehingga banyak dasar

hukum yang bercermin dari luar. Namun, untuk hal-hal yang bersifat prinsip seperti

aturan etika profesi semestinya bukan sekedar adopsi. Prinsip etika profesi akuntan

juga harus diupayakan untuk memasukkan nilai-nilai luhur moral etika bangsa dan

sesuai dengan keadaan serta kepentingan masyarakat Indonesia (Koerniawan,

2013). Melihat potensi sumber daya cendikiawan yang ada di lingkup organisasi

profesi akuntan di Indonesia, sangat memungkinkan dilakukannya internalisasi

nilai-nilai Islam dalam mengembangkan etika profesi akuntan Indonesia (Sirajudin,

2013).

Selanjutnya, menurut Koerniawan (2013) perguruan tinggi harus dapat berperan

lebih aktif dengan melakukan pendidikan akuntansi secara profesional dan

memadai dengan menanamkan nilai-nilai moral, norma, agama, dan keadilan bagi

setiap calon akuntan saat masih mengemban pendidikan. Perguruan tinggi harus

mengajarkannya secara praktis, dan menanamkan komitmen bagi setiap yang

mempelajarinya. Semua itu, agar lulusannya dapat lebih kompeten dan memiliki

dasar-dasar etika profesi sebagai seorang akuntan professional yang bermoral dan

Page 3: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

210

merasa bertanggung bukan hanya kepada dirinya, akan tetapi juga kepada

Tuhannya dan kepentingan orang banyak.

Islam memiliki kode etik yang disusun oleh organisasi yang menaungi Akuntan

dan Auditor Muslim, yaitu Accountants and Auditors of Islamic Financial

Institutions (AAOIFI) yang dibentuk pada tahun 1998. Kode etik tersebut memiliki

esesnsi bahwa prinsip-prinsip yang terdapat di dalamnya berdasarkan nilai-nilai

ketuhanan. Masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengeksplorasi cara-

cara untuk menggunakan secara praktis sebagai panduan bagi akuntan dan auditor

di lembaga keuangan atau non keuangan untuk meningkatkan karakter moral dan

etika mereka. Salah satu cara untuk mengeksposnya kepada calon akuntan

profesional adalah melalui pendidikan akuntansi (Yunanda & Majid, 2011).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu adanya internalisasi nilai-nilai

agama ke dalam kode etik yang saat ini berlaku di Indonesia. Dalam hal ini,

perguruan tinggi mempunyai peran penting untuk memasukkan kode etik akuntan

islami ke dalam pendidikan akuntansi untuk melahirkan akuntan-akuntan

profesional yang bukan hanya sekedar kompeten, tapi juga berlandaskan nilai-nilai

agama. Oleh karena itu, penulis mengangkat penelitian berjudul Integrasi Kode Etik

Akuntan Islami pada Profesi Akuntan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pengintegrasian nilai-nilai kode etik akuntan islami ke

dalam kode etik akuntan yang ada di indonesia.

METODE PENELITIAN

Sifat dan jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan sistem pengumpulan

datan menggunakan studi pustaka. Penelitian dengan studi pustaka atau studi

literatur merupakan sebuah penelitian yang dilakukan berdasarkan karya tertulis,

termasuk hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Memperoleh bahan penelitian

dengan studi pustaka tidak harus turun kelapangan, cukup memperolehnya dari

sumber pustaka yang sifatnya sekunder (Embun, 2012).

Teknik analisis data dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang

terkait dengan bagaimana penerapan kode etik profesi akuntan dari IAI di Indonesia

dan bagaimana kode etik profesi akuntan islami dari AAOIFI. kemudian, kedua

kode etik tersebut dikomparasikan dan diterjemahkan untuk mendapatkan

bagaimana cara pengintegrasian nilai - nilai kode etik akuntan islami ke dalam kode

etik akuntan yang ada di indonesia saat ini, serta menjelaskan bagaimana

peranannya dalam pendidikan akuntan pada perguruan tinggi di Indonesia.

PEMBAHASAN

Pentingnya Etika Profesi bagi Akuntan

Dewasa ini, dibutuhkan eksplorasi lebih mendalam atas dimensi etis dalam

praktik profesional akuntan. Profesi akuntan seakan menjadi pihak yang paling

bertanggungjawab atas banyak skandal keuangan, oleh karena akuntan bekerja pada

situasi dan lingkungan yang tidak selalu mengapresiasi isu-isu etika, serta akuntan

itu sendiri tidak mengetahui standar etika apa yang harus dimiliki dalam kegiatan

Page 4: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

211

profesionalnya. Oleh karena itu perlu adanya kode etik profesi yang disusun untuk

profesi akuntan (Sirajudin, 2013).

Etika di Indonesia diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila berarti dasar,

kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar dan bagus. Selanjutnya, selain

kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang disebut dengan kaidah profesional

yang khusus berlaku dalam kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena

merupakan konsensus, maka etika tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal

dan selanjutnya disebut “kode etik” (Arens (2008) dalam Hasan (2009)).

Kode etik profesi akuntan dirancang untuk menegakkan dan memastikan

akuntan bertindak dan memberikan panduan layanan akuntansi berkualitas tinggi

yang tidak melanggar nilai-nilai etis. Kehadiran kode etik dapat berfungsi sebagai

mekanisme kontrol untuk profesi, sehingga dapat memoderasi atau mengurangi

efek buruk dari masalah etika di kalangan praktisi. Dengan demikian, hal ini

memfasilitasi penciptaan lingkungan yang sehat dalam praktik akuntansi yang

mengutamakan kepentingan semua pihak.

Kode etik berpengaruh besar terhadap reputasi dan kepercayaan masyarakat

pada profesi yang bersangkutan. Mukadimah Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia

menekankan pentingnya prinsip etika bagi para akuntan (Rustiana, 2009). Adopsi

kode etik perlu diartikulasikan oleh organisasi atau perusahaan dalam kegiatan rutin

dan sehari-hari yang dilakukan oleh anggotanya, baik itu kantor akuntan publik,

akuntan intern perusahaan, dan akuntan pemerintahan. Praktik semacam itu

dianggap sebagai semacam pemupuk nilai etis untuk mendidik anggota agar

terbiasa dengan kode etik dan akibatnya mengarah pada peningkatan praktik etis di

tempat kerja (Yunanda & Majid, 2011).

Lebih lanjut oleh Sirajudin (2013), Adanya penanaman etika dalam membangun

kredibilitas profesi harus dilakukan untuk mengembangkan praktek etika di sebuah

organisasi bisnis, seperti: menjadikan etika sebagai basis profesionalisme akuntan,

adanya upaya pengembangan etika di organisasi dengan memperhatikan dimensi

individu dan organisasi itu sendiri. Pengembangan tersebut dilakukan meliputi

upaya-upaya eksplisit seperti adanya kode etik, pelatihan etika, ethics newsletter,

ethics hotline, ethics offier, dan komite etika. Selain itu, upaya implisitnya berupa

reward system, sistem evaluasi kinerja, sistem promosi, budaya organisasi,

kepemimpinan etis, dukungan dari manajemen puncak, dan saluran komunikasi

yang terbuka. Disamping adanya kesadaran akan penguatan potensi spiritualitas

anggota profesi tersebut.

Etika Profesi Akuntan dari IAI dan AAOIFI

1. Kode Etik Akuntan dari IAI

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai satu-satunya organisasi profesi

akuntan di Indonesia telah berupaya untuk melakukan penegakan etika profesi

bagi akuntan publik. Untuk mewujudkan perilaku profesionalnya, maka IAI

menetapkan kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik tersebut dibuat

untuk menentukan standar perilaku bagi para akuntan, terutama akuntan

publik (Hasan, 2009).

Page 5: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

212

Kode etik Akuntan Profesional yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia terbaru mulai berlaku sejak Desember 2016, yang terdiri dari tiga

bagian. Bagian A menetapkan prinsip dasar etika profesional bagi Akuntan

profesional, dimana isinya merupakan usur-unsur penting yang harus dimiliki

seseorang apabila ingin berprofesi menjadi akuntan independen. Oleh karena

itu, bagian A merupakan dasar yang dapat dijadikan pedoman bagi KAP dan

akuntan-akuntan profesional dalam merumuskan peraturan, bertindak, dan

menghadapi banyak situasi. Sedangkan, bagian B dan C menjelaskan

penerapan kerangka konseptual untuk menghadapi dan bertindak dalam

situasi tertentu. Terdapat lima prinsip dalam bagian A Kode Etik Akuntan dari

IAI yang harus dipatuhi yaitu sebagai berikut:

1. Integritas, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan

profesional dan bisnis.

2. Objektivitas, yaitu tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau

pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain, yang dapat

mengesampingkan pertimbangan profesional atau bisnis.

3. Kompetensi dan kehatihatian profesional, yaitu menjaga pengetahuan dan

keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan untuk memastikan

bahwa klien atau pemberi kerja akan menerima jasa profesional yang

kompeten berdasarkan perkembangan praktik, peraturan, dan teknik

mutakhir, serta bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan teknik dan

standar profesional yang berlaku.

4. Kerahasiaan, yaitu tidak mengungkapkan informasi yang berhubungan

dengan professional dan bisnis kepada pihak ketiga tanpa ada

kewenangan yang jelas dan memadai, kecuali terdapat suatu hak atau

kewajiban hukum untuk mengungkapkannya serta tidak menggunakan

informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.

5. Perilaku Profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku

dan menghindari perilaku apapun yang mengurangi kepercayaan kepada

profesi Akuntan Profesional (Nurhidayati & Witjaksono, 2016).

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan

aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik,

bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di

lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab

profesionalnya ((IAI), 2016)

menurut Wahyudi dan Aida (2006) dalam Nurwiyati (2015), Seorang

akuntan maupun auditor dapat dikatakan professional apabila telah memenuhi,

dan mematuhi standar kode etik yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI), antara lain :

1) Prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh IAI, yaitu standar ideal dari perilaku

etis yang telah ditetapkan oleh IAI.

2) Peraturan perilaku seperti standar minimum perilaku etis yang ditetapkan

sebagai peraturan khusus yang merupakan suatu keharusan.

3) Interpretasi peraturan perilaku tidak merupakan keharusan, tetapi para

praktisi harus memahaminya.

Page 6: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

213

4) Ketetapan etika seperti seorang akuntan publik wajib untuk tetap

memegang teguh prinsip kebebasan dalam menjalankan proses auditnya,

walaupun auditor dibayar oleh kliennya.

Dengan demikian profesionalisme auditor merupakan sikap dan perilaku

yang ditunjukkan oleh seorang auditor dalam menjalankan profesinya. Hal

tersebut ditunjukkan dengan mematuhi aturan etika pofesi yang telah

ditetapkan, dan mengakui tanggung jawab terhadap pihak yang terkait dengan

profesinya (Nurwiyati, 2015).

2. Kode Etik Akuntan dari AAOIFI

Dalam perspektif Islam, kode etik untuk akuntan tentu harus didasarkan

pada Syari’at Islam yang bersifat fleksibel, permanen dan Universal atau

menyeluruh. Karena akuntan adalah profesi yang lahir dan ditujukan untuk

kepentingan orang banyak, dengan demikian etika profesi untuk akuntan juga

saling berkaitan dengan nilai-nilai dan perkembangan masyarakat (Masluhih,

Masyhad, & Hidayati, 2017).

Dalam Rahman (2010), Salah satu upaya membangun kode etik akuntan

berlandaskan syariat Islam berasal dari Accounting and Auditing Organization

of Islamic Financial Institution (AAOIFI) yang merumuskan dan menerbitkan

standar kode akuntan yang berasal dari syari’at Islam. Kode Etik akuntan

Islami diharapkan dapat memotivasi profesi akuntan untuk berperilaku etis

karena alasan keyakinan agama dan bernilai ibadah.

Dalam Kusumaningtyas dan Solikah (2016), AAOIFI merumuskan

struktur kode etik akuntan Islami menjadi tiga bagian. Bagian pertama

merupakan pondasi syariah yang berupa dasar-dasar hukum dari kode etik itu

sendiri. Bagian kedua dan ketiga dari kode etik AAOIFI membahas Prinsip-

prinsip Etika untuk akuntan dan menetapkan aturan-aturan perilaku etis untuk

akuntan. Bagian pertama terdiri atas pondasi-pondasi sebagai berikut:

a. Prinsip Integritas

Akuntan dituntut untuk memiliki kepribadian yang dilandasi sikap jujur,

berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan

agar dapat memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan.

Bersikap dan bertindak jujur merupakan tuntutan untuk dapat dipercaya.

Sikap jujur ini didukung oleh sikap berani untuk menegakkan kebenaran.

b. Prinsip Khalifah

Seorang profesi akuntan harus memperhatikan perintah dan larangan

Allah selaku pemilik semua yang ada di bumi ini dalam penggunaannya

sebab manusia akan dimintai pertanggungjawaban bagaimana ia

menggunakan kekayaan itu.

c. Prinsip Ikhlas (sincerity)

Seorang akuntan harus mencari keridhaan Allah semata dalam

melaksanakan pekerjaannya bukan mencari nama. Harus berdasarkan

komitmen agama, ibadah dalam melaksanakan fungsi profesinya. Tugas

profesi harus bisa dikonversikan menjadi tugas ibadah. Jika hal ini bisa

diwujudkan maka tugas akuntan menjadi bernilai ibadah dihadapan Allah

SWT disamping tugas professi yang berdimensi material dan dunia.

Page 7: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

214

d. Prinsip Taqwa (Piety)

Sebagai salah satu cara untuk melindungi dari hal-hal negatif serta

perilaku yang bertentangan dengan syariat Islam khususnya dalam hal yang

berkaitan dengan perilaku terhadap penggunaan kekayaan atau transaksi.

Wujud dari ketaqwaan adalah mematuhi semua perintah dan menjauhi

larangan Allah SWT.

e. Kebenaran dan bekerja secara sempurana

Akuntan tidak harus membatasi dirinya hanya melakukan pekerjaan-

pekerjaan profesi dan jabatannya tetapi juga harus berjuang untuk mencari

dan menegakkan kebenaran dan kesempurnaan tugas profesinya dengan

melaksanakan semua tugas yang dibebankan kepadanya dengan sebaik dan

sesempurna mungkin. Hal ini tidak akan bisa direalisir kecuali melalui

kualifikasi akademik, pengalaman praktik, dan pemahaman serta

pengalaman keagamaan yang diramu dalam pelaksanaan tugas profesinya.

f. Allah menyaksikan tingkah laku setiap orang

Seorang Akuntan meyakini bahwa Allah selalu melihat dan

menyaksikan semua tingkah laku hamba-hambaNya dan selalu menyadari

serta mempertimbangkan setiap tingkah laku yang tidak disukai Allah. Ini

berarti bahwa seorang akuntan harus berperilaku ”taat” kepada Allah. Sikap

ini merupakan sensor diri sehingga ia mampu bertahan terus menerus dari

godaan yang berasal dari pekerjaan profesinya.

g. Manusia bertanggung jawab dihadapan Allah

Akuntan syariah harus meyakini bahwa Allah selalu mengamati semua

perilakunya dan dia akan mempertanggungjawabkan semua tingkah

lakunya kepada Allah di akhirat baik tingkah laku dan perbuatan.

Karenanya akuntan harus berupaya untuk selalu menghindari pekerjaan

yang tidak disukai oleh Allah SWT karena dia takut akan hukuman nantinya

dihari akhirat.

Bagian kedua dan ketiga dari kode etik AAOIFI membahas Prinsip-

prinsip Etika untuk akuntan dan menetapkan aturan perilaku etis untuk

akuntan. Uraian di bawah merangkum prinsip-prinsip etika AAOIFI dan

aturan perilaku etis untuk akuntan :

1. Dapat dipercaya (trustworthinies)

Dapat dipercaya mencakup bahwa akuntan harus memiliki tingkat

integritas dan kejujuran yang tinggi dan akuntan juga dapat menghargai

kerahasiaan informasi yang diketahuinya selama pelaksanaan tugas dan jasa

baik kepada organisasi atau langganannya.

2. Legitimasi

Kegiatan profesi yang dilakukannya harus memiliki legitimasi dari

hukum syariah maupun peraturan dan perudang-undangan yang berlaku.

3. Objektivitas

keharusan bertindak adil, tidak memihak, bebas dari konflik

kepentingan.

Page 8: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

215

4. Berkompetensi atas profesi dan rajin

Akuntan harus memiliki kompetensi profesional yang dilengkapi dengan

pengetahuan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan

profesinya dengan baik.

5. Perilaku yang didorong keimanan

Perilaku akuntan harus konsisten dengan keyakinan akan nilai islam

yang berasal dari prinsip dan aturan syariah.

6. Perilaku profesional dan standar teknik

Akuntan harus memperhatikan peraturan profesi termasuk didalamnya

standar akuntansi dan auditing untuk lembaga keuangan syariah.

Perbandingan Prinsip Kode Etik Akuntan dari IAI dan Prinsip Kode Etik

Akuntan ISlami dari AAOIFI

Tabel 1. Matrik Perbandingan prinsip kode etik akuntan dari IAI dan prinsip

kode etik akuntan Islami dari AAOIFI

No. Aspek IAI AAOIFI

1. Kejujuran Berintegritas Trustwothiness

(Dapat dipercaya)

2. Objektivitas Objektivitas Objectivity

3. Kompetensi Kompetensi profesional dan

lkehati-hatian

Professional Competence and

Diligent (Ber-kompetensi

professional dan

menekuninya)

4.

Kepatuhan pada

aturan, standar,

dan hukum

Bersikap pofesional

Legitimacy (Legitimasi),

Professional Conduct and

Technical Standars (Sikap

professional berlandaskan

standar teknis)

5.

Kepatuhan pada

nilai-nilai moral,

agama, dan

keadilan

-

Faith Driven Conduct

(Perilaku professional yang

berlandaskan dan didorong

oleh keimanan)

6.

Bertanggung jawab

dan dapat

dipercaya

Dapat menjaga rahasia

dalam profesi dan bisnis Amanah

Prinsip kode etik akuntan dari IAI dan AAOIFI dibandingkan ke dalam enam

aspek. Berdasarkan pada 6 aspek prinnsip dasar etika, maka produk etika profesi

dari IAI tidak memenuhi 1 aspek yaitu Kepatuhan pada nilai-nilai Agama dan

Keadilan. Oleh karenanya, tidak adanya perilaku professional yang berlandaskan

dan disorong oleh Iman seperti halnya produk etika dari AAOIFI. pada prinsip etika

profesi akuntan publik IAI, berdasarkan pada 4 gaya pemikiran dari Perkembangan

Moral, yaitu Deontological, Teleological, Conventional, dan Ego. Dari tabel matrik

tersebut maka dapat dikatakan bahwa prinsip Etika Profesi IAI juga masih bersifat

dan berada pada tahapan Konvemsional (Koerniawan, 2013).

Kode etik akuntan Islam memiliki keunggulan daripada kode etik akuntan

konvensional. Dalam kode etik ini, akuntan diberi pedoman untuk berperilaku

profesional berlandaskan iman (Hossain, 2010). Dalam kode etik akuntan Islami,

rasa akuntabilitas dapat dipandu oleh nilai-nilai agama. Setiap agama memiliki

Page 9: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

216

etika dan nilai moral masing-masing yang tentu tidak saling bertentangan. Sehingga

kode etik akuntan Islami memiliki nilai moral yang bersifat universal dan dapat

diterima penganut agama lain (Sirajudin, 2013).

Penanaman Kode Etik Akuntan Islami dalam Pendidikan Etika Akuntansi

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk membentuk

generasi dalam rangka membangun masa depan karena pendidikan mampu

mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. Namun terdapat tantangan yang

menghadang dunia pendidikan Indonesia saat ini meliputi: heterogenitas tingkat

pendidikan masyarakat, keterpurukan perekonomian masyarakat,

kekurangmerataan tingkat pendidikan pendidikan, serta mulai lunturnya nilai-nilai

moral (Tas’adi, 2014). Dalam hal ini, Yaljan (2003) dalam Rosif (2015)

menyatakan bahwa apabila mengambil ikhtiar pendidikan etika Islam, maka dapat

membangun suatu kebudayaan dan peradaban yang akan melestarikan atau

mengharmonisasikan masyarakat itu sendiri yang selanjutnya akan membentuk dan

mempertahankan etika yang baik.

Pendidikan etika Islam memainkan peran penting dalam memberikan panduan

tidak terkecuali bagi akuntan untuk melakukan tugasnya dengan integritas dan

dinamis. Prinsip prinsip etika Islam, kondusif dalam membangun pelaporan

keuangan yang berkualitas dan harus didasarkan pada keadilan, kebenaran,

kejujuran, adil, dan tanggung jawab untuk memperkuat profesi akuntansi (Ahmad,

Ahmed, & Mustaffa, 2017). Pendidikan dimensi personalitas tidak hanya

mendasarkan pada penguatan sesuatu yang material dan rasional (IQ) saja, lebih

dari itu penguatan personalitas dilakukan pula dengan memperhatikan potensi

emosionalitas (EQ) dan spiritualitas (SQ) (Ludigdo, 2005).

Dunia pendidikan akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku

etis akuntan. Perencanaan sosial diperlukan untuk membuat mahasiswa akuntansi

diuniversitas negeri atau swasta dan organisasi akuntansi dalam menyadari perilaku

etis. Dengan demikian,profesi akuntansi dapat melanjutkan peran historisnya untuk

menumbuhkan keberhasilan ekonomi bangsa (Mahdavikhou and Khotanlou (2012)

dalam Sugianto, A'yun, & Putri, 2018).

Al-Ghazali mengemukakan metode pembelajaran berupa latihan dan

pembiasaan kemudian nasehat dan anjuran sebagai alat pendidikan dalam rangka

membina etika sesuai dengan ajaran Islam. Pembiasaan dan latihan akan

membentuk sikap pada diri, yang lambat laun sikap tersebut akan bertambah jelas

dan kuat yang akhirnya tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal lain (Rosif, 2015).

Selain itu, diperlukan juga spiritualitas yang mendasari pendidikan tersebut, karena

spiritualitas adalah wadah yang dapat menghidupkan kembali hati yang berfungsi

sebagai pendorong untuk meningkatkan perilaku etis dalam melakukan

pekerjaannya sebagai profesional (Nursanty, 2016).

Selain Al-Ghazali, menurut Klimek and Wenell (2011) dalam Sugianto, A'yun,

& Putri (2018) menyatakan bahwa Internalisasi etika dalam pendidikan akuntansi

dapat dilakukan melalui kursus etika yang terintegrasi dengan kurikulum akuntansi.

Kursus ini dilakukan sebelum kelulusan. National Association of State Boards of

Accountancy (NASBA) topic merumuskan bahwa yang akan dimasukkan ke dalam

kursus etika yaitu:

Page 10: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

217

a. Hakikat etika

b. Perbedaan dalam pendekatan berbasis aturan dan berbasis prinsip etika

c. Tanggung jawab sosial

d. Tata kelola perusahaan dan kepentingan publik

e. Kepatuhan dengan prinsip-prinsip etika dasar integritas, objektivitas,

komitmen untuk kompetensi profesional dan hati-hati serta kerahasiaan

f. Perilaku profesional dan kepatuhan pada standar dan hukum teknis

g. Konsep kemerdekaan, skeptisisme, konflik kepentingan akuntabilitas

dan harapan publik

h. Dilema etika dan konsekuensi perilaku tidak etis kepada individu,

terhadap profesi, dan untuk masyarakat luas (Sugianto, A'yun, & Putri,

2018).

Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan apabila

etika Islam diterapkan. Perilaku amanah dan nilai kejujuran akan memandu penyaji

laporan akuntansi memenuhi tanggungjawab profesionalnya, sehingga laporan

akuntansi dapat disajikan secara profesional (Ekasari, 2017). Semangat etis adalah

ciri khas praktik keuangan Islam dan salah satu tekad kepatuhan terhadap syari'ah.

Sehingga, pelaporan keuangan berorientasi pada kesejahteraan sosial masyarakat

daripada mengambil keuntungan semata (Ahmad, Ahmed, & Mustaffa, 2017).

Singkatnya, prinsip dan nilai etika Islam sesuai dan menguntungkan bagi profesi

akuntan dan seluruh pihak pemangku kepentingan sehingga menimbulkan dampak

kesejahteraan dan keberkahan dalam bisnis.

KESIMPULAN

Profesi akuntan memiliki peran yang vital dalam tubuh dan kehidupan suatu

organisasi atau badan usaha. Oleh karena itu, seorang akuntan harus memiliki kode

etik profesi dalam menjalankan tugasnya. Kode etik profesi akuntan berfungsi

sebagai mekanisme kontrol yang dirancang untuk menegakkan dan memastikan

akuntan bertindak serta memberikan layanan akuntansi yang berkualitas tinggi yang

sesuai dengan prinsip etika.

Di Indonesia sendiri, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan kode

etik untuk profesi akuntan guna mengakomodir kebutuhan akan adanya kode etik

bagi profesi akuntan di Indonesia. Sedangkan untuk profesi akuntan islam, juga

memiliki kode etik akuntan yang dikeluarkan oleh AAOIFI dan berlaku secara

global. Jika dikomparasikan, kedua prinsip kode etik ini memiliki persamaan dalam

berbagai aspek. Namun prinsip kode etik dari AAOIFI memiliki aspek nilai-nilai,

norma, dan ketuhanan sebagai kelebihannya. AAOIFI berlandaskan pada ajaran

Islam yang meletakkan prinsip ketauhidan sebagai hal paling utama dan paling

tinggi disbanding prinsip lainnya yang bersifat muamalah.

Dalam kode etik akuntan Islami, rasa akuntabilitas dipandu oleh nilai-nilai

agama. Setiap agama memiliki etika dan nilai moral masing-masing yang tentu

tidak saling bertentangan. Sehingga kode etik akuntan Islami memiliki nilai moral

yang bersifat universal dan dapat diterima penganut agama lain (Sirajudin, 2013).

Kode etik akuntan Islami relevan untuk diintegrasikan dan diajarkan dalam

pendidikan akuntan di Indonesia.

Page 11: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

218

Al-Ghazali mengungkapkan bahwa perlu adanya pendidikan karakter yang

ditanamkan pada setiap insan, dalam hal ini akuntan dan calon akuntan. Selain itu

menurut Klimek and Wenell (2011), Internalisasi etika dalam pendidikan akuntansi

dapat dilakukan melalui kursus etika yang terintegrasi dengan kurikulum akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

(IAI), I. A. (2016). Kode Etik Akuntan Profesional. www.iaiglobal.or.id. Ahmad, N. L., Ahmed, H., & Mustaffa, W. S. (2017). The Significance of Islamic

Ethics to Quality Accounting Practice. International Journal of Academic

Research in Business and Social Sciences, 693-703.

Ekasari, A. (2017). Pengaruh Etika Kerja Islami (EKI) terhadap Kualitas Penyajian

Laporan akuntansi (KPLA) : Self Esteem Sebagai Variabel Intervening. 1-

15.

Embun, B. (2012, Juni). Penelitian Kepustakaan. Retrieved Oktober 15, 2019, from

dapur ilmiah: http://dapurilmiah.blogspot.co.id

Hasan, M. A. (2009). Etika & Profesional Akuntan Publik. Pekbis Jurnal, 159-167.

Hossain, M. K. (2010). A Comparative Analysis of Conventional Ethical Code and

Islamic Ethical Code in Accounting Profession. Thoughts on Economics,

39-53.

Koerniawan, K. A. (2013). Etika Profresi dalam Problematika di Era Competitif

Menurut Sisi Pandang Akuntan Publik. Modernisasi, 49-64.

Kusumaningtyas, D., & Solikah, M. (2016). Pengaruh Etika Profesi Akuntan

Terhadap Perilaku Tidak Etis Di Lembaga Keuangan Syariah. Syariah

Paper Accounting FEB UMS, 154-163.

Ludigdo, U. (2005). Mengembangkan Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah

Perspektif untuk Mendorong Perwujudan Good Governance. Peran

Akuntan dalam Membangun Good Corporate Governance (pp. 1-20).

Jakarta Barat: Universitas Trisakti.

Masluhih, H., Masyhad, & Hidayati, K. (2017). Pemaknaan Kode Etik Auditor

Eksternal. 272-289.

Nurhidayah. (2008). Prinsip Integritas Akuntan dalam Perspektif Spritiualisme

Islam. 1-100.

Nurhidayati, & Witjaksono, A. (2016). Perbandingan Kode Etik Profesi Akuntansi

di Indonesia. Jurnal Online Insan Akuntan, 377-390.

Nursanty, I. A. (2016). Spiritual Religius Sebagai Basis Etika Akuntan Profesional.

Jurnal Valid, 289-297.

Nurwiyati. (2015). Pengaruh Penerapan Aturan Etika, Pengalaman Kerja, Dan

Persepsi Profesi Terhadap Profesionalisme Auditor (Studi Empiris pada

Kantor Akuntan Publik wilayah Yogyakarta). Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta, 1-154.

Pravitasari, D. (2015). Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan Islam di Indonesia.

An-Nisbah, 85-110.

Page 12: INTEGRASI KODE ETIK AKUNTAN ISLAMI PADA PROFESI AKUNTAN …

ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

219

Rahman, A. R. (2010). an Introducing to Islamic Accounting Theory and Practice.

42-64.

Rosif. (2015). Dialektika Pendidikan Etika Dalam Islam. Jurnal Pendidikan Agama

Islam. Jurnal Pendidikan Etika Islam, 394-417.

Rustiana. (2009). Studi Pemahaman aturan etika dalam kode etik akuntan:

SimulaSian etika Pengauditan. Jurnal Kinerja, 135-149.

Sirajudin. (2013). Interpretasi Pancasila Dan Islam Untuk Etika Profesi Akuntan

Indonesia. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 456-466.

Sugianto, M. R., A'yun, A. Q., & Putri, D. A. (2018). Internalisasi Nilai Keimanan

Untuk Mengoptimalkan Pengawasan Dan Meningkatkan Kompetensi

Akuntan. Banjarmasin: Politeknik Negeri Banjarmasin.

Tas’adi, R. (2014). Pentingnya Etika Dalam Pendidikan. Jurnal Ta’dib, 189-198.

Yunanda, R. A., & Majid, N. A. (2011). The Contribution of Islamic Ethics

Towards Ethical Accounting Practice. Issues in Social and Environmental

Accounting, 124-137.