58
INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT CAHAYA PADA INSTALASI LISTRIK : STUDI KASUS PESANTREN STP SMP/SMA KHOIRU UMMAH SUMEDANG DI WILAYAH LAMPUN DISUSUN OLEH : MUHAMMAD IQBAL ROMADHONI NIM : 201771132 PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN INSTITUT TEKNOLOGI - PLN JAKARTA, 2020

INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

PROYEK AKHIR

PERHITUNGAN KUAT CAHAYA PADA INSTALASI LISTRIK :

STUDI KASUS PESANTREN STP SMP/SMA KHOIRU UMMAH

SUMEDANG

DI WILAYAH LAMPUN

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD IQBAL ROMADHONI

NIM : 201771132

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI - PLN

JAKARTA, 2020

Page 2: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

i

LEMBAR PENGESAHAN

PROYEK AKHIR

PERHITUNGAN KUAT CAHAYA PADA INSTALASI LISTRIK : STUDI

KASUS PESANTREN STP SMP/SMA KHOIRU UMMAH SUMEDANG

Disusun oleh :

MUHAMMAD IQBAL ROMADHONI

NIM : 2017-71-132

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI - PLN

Jakarta, 21 Juli 2020

Mengetahui, Disetujui,

Kepala Program Studi D-III

Teknologi Listrik

Dosen Pembimbing Utama

Retno Aita Diantari, S.T.,M.T. Ibnu Hajar, S.T.,M.Sc.

Dosen Pembimbing Kedua

Septianissa Azzahra, ST.,MT

Page 3: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

ii

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

Mengajukan Proposal Skripsi : Perancangan Instalasi Lampu Pada Ruang Lingkup Pondok Pesantren STP SMP/SMA Khoiru Ummah Sumedang

Identitas Peneliti

a. Nama Mahasiswa : Muhammad Iqbal Romadhoni

b. N I M : 2017-71-132

c. Jurusan : D3 Teknik Elektro

d. No. HP : 085252623527

e. Email : [email protected]

Jangka Waktu Penelitian

a. Mulai tanggal : 03 Februari 2020

b. Selesai tanggal : 03 Juni 2020

c. Lokasi Penelitian : Pondok Pesantren STP SMP/SMA Khoiru

Ummah Sumedang

Nama Dosen Pembimbing : Ibnu Hajar,S.T.,M.Sc.

Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2020

Dosen Pembimbing Nama Mahasiswa

(Ibnu Hajar,S.T.,M.Sc.) (Muhammmad Iqbal Romadhoni)

Disetujui,

Kepala Program Studi

(Retno Aita Diantari, S.T., M.T.)

Page 4: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : MUHAMMAD IQBAL ROMADHONI

NIM : 2017-71-132

Prodi : DIII TEKONOLGI LISTRIK

Judul Proyek Akhir : PERHITUNGAN KUAT CAHAYA PADA

INSTALASI LISTRIK : STUDI KASUS

PESANTREN STP SMP/SMA KHOIRU

UMMAH SUMEDANG

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada

Program Diploma Tiga Program Studi Teknologi Listrik Institut Teknologi

– PLN pada tanggal Juli 2020.

Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

Edy Ispranyoto, IR., MBA Ketua Penguji

Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT

Sekretaris Penguji

Heri Suyanto, ST., MT Anggota Penguji

Mengetahui,

Kepala Program Studi

Diploma III Teknologi Listrik

(Retno Aita Diantari, S.T., M.T)

19 Agustus 2020

Page 5: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

iv

PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR

Nama : Muhammad Iqbal Romadhoni

NIM : 2017-71-132

Prodi : Diploma III Teknologi Listrik

Judul Proyek Akhir : PERHITUNGAN KUAT CAHAYA PADA INSTALASI

LISTRIK : STUDI KASUS PESANTREN STP SMP/SMA

KHOIRU UMMAH SUMEDANG

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proyek Akhir ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya baik di

lingkungan IT PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh

kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika

ternyata pernyataan ini tidak benar.

Pontianak, 1 Juli 2020

(M. IQBAL ROMADHONI)

NIM : 2017-71-132

Page 6: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi - PLN, saya yang bertanda tangan

di bawah ini :

Nama : MUHAMMAD IQBAL ROMADHONI

NIM : 2017-71-132

Program Studi : DIPLOMA III

Jurusan : TEKNOLOGI LISTRIK

Jenis karya : PROYEK AKHIR

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Institut Tekonologi - PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Nonexclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

PERHITUNGAN KUAT CAHAYA PADA INSTALASI LISTRIK : STUDI KASUS

PESANTREN STP SMP/SMA KHOIRU UMMAH SUMEDANG. Beserta

perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif

ini Institut Tekonologi - PLN berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

mempublikasikan Proyek Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pontianak

Pada tanggal : 1 Juli 2020

Yang menyatakan,

(M. Iqbal Romadhoni)

NIM: 2017-71-132

Page 7: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

sebesar – besarnya kepada yang terhormat:

(IBNU HAJAR, ST., M.Sc.) Selaku Pembimbing I

(SEPTIANISSA AZAHRA, ST., MT) Selaku Pembimbing II

Yang telah memberi petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga

Proyek Akhir ini dapat diselesaikan.

Terimakasih juga, saya sampaikan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas kehendak dan ridha- Nya penulis dapat

menyelesaikan proyek akhir ini.

2. Orangtua yang selalu mendukung dari jauh dengan doa-doanya

3. Teman-teman yang saling mengingatkan baik sewaktu proses magang,

penyusunan laporan maupun saat penyusunan tugas akhir sehingga

dapat diselesaikan oleh penulis.

Jakarta, 27 Juni 2020

Muhammad Iqbal Romadhoni

(NIM : 2017-71-132)

Page 8: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

vii

PERANCANGAN INSTALASI LAMPU PADA RUANG LINGKUP

PONDOK PESANTREN STP SMP/SMA KHOIRU UMMAH

SUMEDANG

Muhammad Iqbal Romadhoni, 2017-71-132

Dibawah bimbingan Ibnu Hajar, S.T.,M.Sc.dan Septianissa Azahra, S.T., M.T.

ABSTRAK

Perkembangan perancangan suatu bangunan merupakan sesuatu yang sejalan dengan perkembangan teknologi dan kultur sosial ekonomi masyarakat yang menempatinya. Secara tidak langsung, perkembangan teknologi dalam merancang suatu bangunan atau gedung tidak terlepas dari kebutuhan akan pencahayaan. Cahaya adalah arus partikel - partikel atau gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya dan sekaligus merupakan elemen penting yang dapat menentukan dapat tidaknya orang melaksanakan suatu aktivitas pekerjaan atau kegiatan, khususnya yang dilakukan di dalam ruangan. Tetapi sebaliknya jika cahaya itu berlebihan, maka dapat membawa pengaruh yang tidak diinginkan akibat silau yang ditimbulkan. Jadi ukuran cahaya yang dibutuhkan, tergantung dari jenis aktivitas atau pekerjaan dalam suatu ruangan. Pada perancangan pada ruang kelas SMA Khoiru Ummad telah didapat jumlah lampu yang digunakan sebagai penerang ruang kelas sebanyak 4 buah lampu dengan 1360lm.

Kata Kunci: Cahaya, Perancangan, Aktivitas, Perkembangan teknologi dan

Bangunan

Page 9: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

viii

DESIGN OF LIGHTNING INSTALLATION IN SCOPE OF PONDOK

PESANTREN STP SMP / SMA KHOIRU UMMAH SUMEDANG

Muhammad Iqbal Romadhoni, 2017-71-132

Under the Mentor of Ibnu Hajar, S.T.,M.Sc and Septianissa Azahra, S.T., M.T..

ABSTRACT

The development of a building design is something that is in line with the development of technology and socio-economic culture of the people who occupy it. Indirectly, technological developments in designing a building or building can not be separated from the need for lighting. Light is the flow of particles or electromagnetic waves emitted by a light source and at the same time is an important element that can determine whether a person can carry out a work activity or an activity, especially those carried out indoors. But on the contrary if the light is excessive, it can bring undesired effects due to the glare caused. So the size of light needed, depends on the type of activity or work in a room. In the design of the Khoiru Ummat High School classrooms, 4 lamps with 1360lm were used as lights for the classroom.

Keywords: Light, Design, Activity, Technology and Building Development

Page 10: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

ix

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR .................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................... v

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................ v

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

BAB I ................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

BAB II .................................................................................................................. 5

LANDASAN TEORI ............................................................................................. 5

2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................... 5

2.2 Landasan Teori ........................................................................................ 5

2.2.1 Metode Lumen ................................................................................... 5

2.2.2 Kriteria Pencahayaan Optimal...................................................... 6

BAB III ............................................................................................................... 19

METODE PENELITIAN ..................................................................................... 19

3.1 Perancangan Penelitian .................................................................... 19

3.2 Teknik Analisis .................................................................................. 21

BAB IV .............................................................................................................. 26

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 26

4.1 Hasil Dan Pembahasan ......................................................................... 26

4.1.1 Ruang Kelas .................................................................................... 26

4.1.3 Koridor Kelas .................................................................................. 31

4.1.4 Halaman ........................................................................................... 33

BAB V ............................................................................................................... 38

PENUTUP ......................................................................................................... 38

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 38

5.2 Saran .......................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39

DAFTAR RIWAYATHIDUP ............................................................................... 40

Page 11: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

x

LAMPIRAN........................................................................................................ 41

Page 12: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Type Direct .................................................................................... 14

Gambar 2.2 Semi Langsung (Semi Direct) ....................................................... 14

Gambar 2.3 Tipe Tidak Langsung (Indirect)..................................................... 15

Gambar 2.4 Tipe Semi Tidak Langsung............................................................ 15

Gambar 2.5 Pencahayaan Langsung-Tak Langsung ....................................... 16

Gambar 2.6 Tipe Pencahayaan Diffuse ............................................................ 16

Gambar 2.7 Type Pencahayaan Langsung Dengan Cahaya Terkonsentrasi. .. 17

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................. 19

Gambar 3.2 Diagram Alir Peracangan Penelitian. ........................................... 21

Gambar 4.3 Denah Bangunan Tampak Samping ............................................. 29

Gambar 4.4 Halaman Depan Bangunan ........................................................... 33

Gambar 4.5 Ruang Kelas MIPA 3 SMA ............................................................ 36

Gambar 4.6 Hasil Pengukuran dengan LUX Meter ........................................... 36

Gambar 4.7 Lampu pada ruang MIPA 3 ........................................................... 37

Page 13: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

xii

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Tabel Kategori Iluminasi ...................................................................... 8

Table 2.2 Tabel Kepadatan Cahaya ................................................................. 10

Table 2.3 Tingkat indeks refleksi keaslian warna .............................................. 13

Table 3.1 CU pada ρcc .................................................................................... 24

Page 14: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perancangan suatu bangunan merupakan sesuatu

yang sejalan dengan perkembangan teknologi dan kultur sosial ekonomi

masyarakat yang menempatinya. Secara tidak langsung, perkembangan

teknologi dalam merancang suatu bangunan atau gedung tidak terlepas dari

kebutuhan akan pencahayaan. Cahaya adalah arus partikel - partikel atau

gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya

dan sekaligus merupakan elemen penting yang dapat menentukan dapat

tidaknya orang melaksanakan suatu aktivitas pekerjaan atau kegiatan,

khususnya yang dilakukan di dalam ruangan. Tetapi sebaliknya jika cahaya

itu berlebihan, maka dapat membawa pengaruh yang tidak diinginkan akibat

silau yang ditimbulkan. Jadi ukuran cahaya yang dibutuhkan, tergantung dari

jenis aktivitas atau pekerjaan dalam suatu ruangan.

Menyangkut sumber cahaya, khususnya yang dipergunakan dalam

gedung – gedung atau bangunan, dapat berasal dari pencahayaan alamiah

(sinar matahari) dan pencahayaan buatan yang berasal dari berbagai jenis

lampu. Lampu inilah yang digunakan untuk pencahayaan arsitektural.

Pencahayaan mempunyai fungsi yang mempengaruhi secara nyata

terhadap aktivitas, kondisi dan kualitas kerja, serta secara tidak langsung

berpengaruh pula terhadap kesehatan, namun secara tidak langsung

banyak orang tidak menyadari hal tersebut. Oleh karena itu sangat penting

merencanakan instalasi pencahayaan pada suatu bangunan. Sekolah

Tahfizh Plus Khoiru Ummah merupakan institusi pendidikan yang bercita-cita

melahirkan kembali generasi terbaik umat, generasi Hafizh Qur’an

berkarakter pemimpin yang tercermin dalam kecerdasan berfikirinya,

kefaqihan dalam agama, keberaniannya menyuarakan kebenaran (Islam),

dan memberi pengaruh baik di keluarganya, dan masyarakat. Setiap tingkat

pendidikan di Sekolah Tahfizh Plus Khoiru Ummah memiliki fokus perhatian

Page 15: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

2

yang berbeda sesuai tingkat umur, perkembangan akal dan naluri siswa.

Dipadu dengan metode ‘talqian fikrian’ (membangun kemampuan siswa

berfikir solutif secara Islami dan mandiri), diharapkan akan muncul generasi-

generasi Islam yang siap menjadi pemimpin di masa depan. Dengan

perancangan pencahayaan yang baik dan benar sesuai dengan perhitungan

demi kenyamaan suasana saat pembelajaran agar seluruh siswa dapat fokus

dalam mencapai masa depan yang cerah.

1.2 Permasalahan Penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah

Sekolah Khoiru Ummah sebagai obyek studi tidak memiliki rancangan

perhitungan kekuatan cahaya dalam membangun gedung baru, sehingga

dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut :

1. Menghitung kebutuhan pencahayaan pada ruang kelas

2. Menghitung kebutuhan pencahayaan pada teras kelas

3. Menghitung kebutuhan pencahayaan pada tangga sekolah

4. Menghitung kebutuhan pencahayaan pada halaman serta bagian

belakang sekolah

5. Bagaimana mengatur perletakan titik lampu sehingga diperoleh

pencahayaan yang merata pada ruangan.

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah

Agar fokus pada permasalahan maka, batasan masalah yang akan dibahas

sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan kebutuhan pencahayaan pada ruang kelas

2. Untuk mendapatkan kebutuhan pencahayaan pada teras kelas

3. Untuk mendapatkan kebutuhan pencahayaan pada tangga sekolah

4. Untuk mendapatkan pencahayaan pada halaman serta bagian

belakang sekolah

5. Untuk mengatur perletakan titik lampu sehingga diperoleh pencahayaan

yang merata pada Pondok Pesantren STP SMP/SMA Khoiru Ummah

Sumedang.

Page 16: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

3

1.2.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dijabarkan adalah:

1. Bagaimana cara menghitung lumen lampu pada setiap titik penerangan

di Pondok Pesantren STP SMP/SMA Khoiru Ummah Sumedang?

2. Bagaimana cara menghitung jumlah titik lampu pada setiap titik

penerangan di Pondok Pesantren STP SMP/SMA Khoiru Ummah

Sumedang?

3. Bagaimana cara menghitung jarak antar titik lampu pada setiap titik

penerangan di Pondok Pesantren STP SMP/SMA Khoiru Ummah

Sumedang?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini yaitu:

1. Menghitung kebutuhan Lumen Pencahayaan Ruangan dengan standar

LUX setiap ruang penerangan untuk mengetahui lampu yang akan

digunakan pada setiap titik penerangan di Pondok Pesantren STP

SMP/SMA Khoiru Ummah Sumedang.

2. Mengetahui jumlah lampu yang digunakan pada setiap titik penerangan

di Pondok Pesantren STP SMP/SMA Khoiru Ummah Sumedang.

3. Mengetahui jarak antar titik lampu yang telah diperhitungkan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Dapat mengetahui lampu yang akan digunakan dari menghitung

kebutuhan Lumen Pencahayaan Ruangan dengan standar LUX setiap

ruang penerangan.

2. Mengetahui posisi/tata letak lampu.

3. Untuk mendapat penerangan yang optimal pada Pondok Pesantren

STP SMP/SMA Khoiru Ummah Sumedang

Page 17: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

4

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan proposal Tugas Akhir ini dibagi menjadi 3 bab, yaitu: BAB I

PENDAHULUAN, Pada bab ini dibahas tentang latar belakang

permasalahan yang terkait dengan perhitungan nilai pencahayaan pada

suatu ruangan. Identifikasi masalah, ruang lingkup masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian serta mamfaat penelitian yang berisi tentang apa

saja yang akan dibahas pada tugas akhir ini mengenai perhitungan nilai

lumen serta tata letak lampu dengan metode lumen. BAB II LANDASAN

TEORI, Pada bab ini dibahas dasar teori yang mendukung menenai segala

yang berkaitan dengan LUMEN dalam bentuk teori. BAB III METODE

PENELITIAN, Pada bab ini membahas lebih lanjut mengenai metode

penelitian mengenai data ruangan, lampu yang akan digunakan, metode

pengumpulan data, serta langkah-langkah penelitian.

Page 18: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Untuk membantu pembuatan Proyek Akhir ini, dibutuhkan adanya beberapa

referensi yang dapat menjadi acuan penulis dalam melakukan penelitian.

1. (Abdul Mannan 2007) melakukan penelitian dengan judul “Penerangan

Ruang Baca Dengan Sistem Armatur” yang memaparkan tentang

Perhitungan nilai lumen lampu dan tata letak lampu.

2. (Primastiti Wening Mumpuni 2017) melakukan penelitian dengan judul

“Pencahayaan Alami Pada Ruang Baca Perpustakaan Umum Kota

Surabaya” yang memaparkan tentang pencahayaan melalui cahaya

alami (Matahari) untuk kehematan energy serta kesehatan lingkungan.

3. (Poppy Cynthia Devi 2013) melakukan penelitian dengan judul “Usulan

Perbaikan Sistem Pencahayaan Di Unit Percetakan PD ANEKA

INDUSTRI Dan Jasa Sumatera Utara” tentang perataan pencahaayan

PD ANEKA INDUSTRI untuk mempertahankan kualitas pekerja dengan

membuat lingkungan kerja yang nyaman.

Pada proyek akhir ini penulis juga mengangkat tentang perhitungan dan

perencanaan pencahayaan pada ruang baca dengan memperhatikan lumen

lampu, jenis dan tata letak lampu.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Metode Lumen

Metode lumen merupakan suatu sistem pencahayaan yang dikembangkan

untuk merancang besarnya cahaya yang dibutuhkan dalam suatu ruangan,

dimana yang dihitung adalah tingkat pencahayaan rata – rata yang jatuh pada

bidang kerja. Dalam penerapan metode lumen atau biasa dikenal dengan

metode perata – rataan fluks, maka distribusi spatial dari luminasi sumber cahaya

tidak perlu diperhitungkan persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat

pencahayaan rata – rata (E) adalah :

𝐸 =𝐹

𝐴× 𝐶𝑈. 𝐿𝐿𝐹 (2.1)

Page 19: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

6

Di mana :

E = Pencahayaan rata – rata (Lux)

F = Fluks luminous yang dipancarkan oleh armatur

A = Luas bidang kerja (m2)

CU = Koefisien Utilitas

LLF = Light Loss Faktor (koefisien depresiasi).

Energi Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk gelombang

elektromagnetik satuannya adalah kalori, joule atau watt/hour. Fluks cahaya

adalah seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan persatuan waktu (detik).

Intensitas penerangan adalah jumlah fluks cahaya yang dipancarkan dan jatuh

pada permukaan bidang tertentu persatuan luas 1 m2. Candela adalah satuan

intensitas luminous yang ditentukan oleh 1/60 intensitas luminous tiap cm2 radiasi

benda hitam pada temperatur 20430 K. sumber panas memancarkan 1 Candela

(Cd) tiap satu lumen/steradian, dengan total pancaran 4 lumen. Intensitas

Luminous (I) adalah besarnya luminous flux radiasi setiap sudut arah cahaya,

yang dapat dihitung dengan rumus :

𝐼 =𝐹

𝑊 (2.2)

Di mana :

I = Intensitas luminous (Candela power)

F = Lumen

W = Diukur dalam steradien

2.2.2 Kriteria Pencahayaan Optimal

Kriteria yang harus diperhatikan yang telah disebutkan pada bab awal

guna menghasilkan kualitas pencahayaan yang optimal yaitu :

1. Kuantitas atau jumlah cahaya pada permukaan tertentu (Lighting

Level).

Mata manusia dalam melihat suatu objek khususnya pada malam

hari atau pada ruangan yang gelap, sangat tergantung pada tingkat kuat

penerangan. Kenyataan ini sangat berbeda pada saat siang hari dimana

kemampuan mata manusia untuk melihat lebih mudah dibanding malam

Page 20: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

7

hari. Tingkat kuat penerangan atau biasa dikenal dengan nama

iluminasi/illumination sebahagian besar ditentukan oleh kuat cahaya yang

jatuh pada luas bidang atau permukaan dan dinyatakan dalam iluminasi

rata-rata. Iluminasi rata-rata dalam lux adalah arus cahaya yang

dipancarkan (∅) dalam lumen (lm) dibagi dengan luas bidang atau area

(A) dalam m2 .

𝐸(𝑙𝑢𝑥) =∅(𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛)

𝐴(𝑚2) (2.3)

Iluminasi rata-rata adalah tingkat kuat penerangan rata-rata yang

diukur secara horizontal dan vertical untuk suatu ruangan atau untuk suatu

bidang kerja di atas lantai.

Arus cahaya adalah kuantitas cahaya total yang dipancarkan setiap

detik oleh sumber cahaya dalam satuan lumen. Untuk keharmonisan

ruangan dianjurkan faktor refleksi lantai minimum 15 %, langit – langit

minimum 60%, dinding 30 % dan meubel minimum 20%. Disamping itu

pula perlu diingat bahwa hasil cahaya yang dipancarkan oleh sumber

cahaya akan menurun dari waktu ke waktu, karena unsur usia dan juga

karena lampu atau reflector tertutup debu, atau karena hal lain. Untuk itu,

maka hasil perhitungan perlu dikalikan dengan faktor 1,25 (maintenance

faktor). Tingkat kuat penerangan sangat tergantung pada jenis kegiatan,

maka variasi lux dari 250 lux sampai 1500 lux atau dengan urutan sebagai

berikut :

- Tingkat cahaya minimum untuk bekerja yaitu 250 lux

- Tingkat cahaya yang diperlukan untuk pekerjaan kasar dalam

industry yaitu 300 lux

- Untuk pekerjaan bengkel, toko, kantor, toserba dsb. Yaitu 500-750

lux

Page 21: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

8

- Untuk pekerjaan presisi elektronika, pencampuran warna, perakitan

jam, membuat perhiasan dari emas, dsb. Yang memerlukan

ketelitian yaitu 1000-1500 lux

- Untuk tingkat kuat penerangan maksimum dalam suatu ruangan

kerja 2000 lux.

Tingkat kuat penerangan yang dibutuhkan sangat bergantung pada

jenis kegiatan yang dilakukan. Kegiatan yang memerlukan banyak

ketelitian memerlukan penerangan dengan tingkat kuat penerangan yang

lebih tinggi derajat kesulitan penglihatan ditentukan oleh kontrasnya, yaitu

perbedaan kepadatan cahaya antara objek dan sekelilingnya. Disamping

kontras, warna juga membedakan antara objek dan sekelilingnya,

demikian pula ukuran besar kecilnya objek.

Selanjutnya table di bawah dapat memberi gambaran nilai

pencahayaan yang dianjurkan untuk menentukan rancangan penerangan

dalam suatu ruangan.

Table 2.1 Tabel Kategori Iluminasi

Kategori iluminasi Batas iluminasi Lux (fc)

Type aktifitas

Iluminasi umum keseluruhan ruang

A B

20–30-50 (2-3-5) 50-75-100 (5-7,5-10)

Ruang publik, sekeliling gelap Orientasi sederhana untuk kunjungan singkat

C 100-150-200 (10-15-20)

Ruang kerja, untuk sasaran pandangan hanya kadang – kadang.

Sasaran iluminasi

D 200-300-500 (20-30-50)

Untuk sasaran pandangan tinggi,

ruang printer,

pengetikan, penulisan,

pekerjaan mesin,

assembling.

E 500-750-1000 Ruang baca, ruang

(50-75-100) printer, pekerjaan

mesin, assembling

yang sukar.

Page 22: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

9

Sasaran iluminasi, diperoleh dengan kombinasi dari umum dan pencahayaan lokal

G 2000-3000-5000 Ruang assembling

(200-300-500) yang bagus, ruang

inspeksi yang sukar,

pekerjaan mesin

ekstra bagus dll.

H 5000-7500-10000 Ruang inspeksi yang

(500-750-1000) sangat sukar, ruang

mesin yang estra

baik, ruang

assembling yang

ekstra bagus

I 10000-15000-20000 Ruang operasi

(1000-1500-2000)

2. Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution)

Kepadatan cahaya atau luminansi (L) adalah ukuran kepadatan

radiasi yang jatuh pada suatu bidang dan dipancarkan ke arah mata

sehingga mata mendapatkan kesan terang. Kepadatan cahaya dapat juga

dikatakan sebagai kuat cahaya atau ukuran pancaran cahaya dari bidang

tertentu dalam kandela (cd) dibagi dengan bidang penglihatan dalam (m2).

Satuan kepadatan cahaya (L) dinyatakan dalam kandela per m2 atau

cd/m2 .

F 1000-1500-2000 Ruang baca, sasaran

(100-150-200) ukuran kecil, produksi

material, inspeksi yang

sulit.

Page 23: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

10

𝐿 =𝐼(𝑐𝑑)

𝐴(𝑚2) (2.4)

Kepadatan cahaya suatu permukaan semakin tinggi maka

semakin terang pula permukaan itu tampak oleh mata. Untuk suatu

ruangan, pencahayaan dikatakan harmonis bila perbandingan refleksi

kepadatan cahaya antara langit – langit, dinding, gorden, meubel, dan

lantai pada bidang penglihatan tidak lebih besar dari 3:1 dan tidak lebih

kecil dari 1:3.

Table 2.2 Tabel Kepadatan Cahaya

Matahari 150 000 cd/m2

Langit cerah 0,2 – 1,8 cd/m2

Langit berawan 0,1 – 0,6 cd/m2

Bulan 0,25 cd/m2

Lampu lilin 0,70 cd/m2

Lampu pijar 5 – 50 cd/m2

Lampu TL 4 – 25 cd/m2

Jalan yang mendapat 2 cd/m2

pencahayaan dengan baik

Dalam hal ini perlu suatu pemilihan lampu dan armatur lampu yang

tepat sehingga kombinasinya merefleksikan cahaya yang harmonis

dalam ruangan.

Melihat gambar tersebut maka dapat diamati apakah cahaya itu

didistribusikan secara langsung (direct) atau tidak langsung (indirect) atau

campuran antara langsung dan tidak langsung. Selain itu terdapat pula

Page 24: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

11

cahaya yang berasal dari banyak arah tetapi mengenai satu objek dan ini

yang disebut dengan cahaya menyebar (diffuse light) .

3. Pembatasan cahaya agar tidak menyilaukan mata (Luminance of glare)

Silau pada prinsipnya disebabkan oleh distribusi cahaya yang tidak

merata, misalnya akibat lampu yang salah dan bergantung pada

kepadatan cahaya, besarnya sumber cahaya, semua sumber cahaya

yang terdapat di depan sudut penglihatan posisi muka itu sendiri dan

perbedaan kontras antara permukaan yang relatif gelap dan terang

termasuk jendela. Silau itu sendiri akan mengakibatkan penglihatan

berkurang dan dapat menyebabkan keletihan, perasaan tidak enak, serta

dapat pula menurunkan semangat kerja.

Silau dapat berasal dari cahaya matahari, cahaya lampu, dan

refleksi. Silau yang langsung diakibatkan oleh sumber cahaya buatan

dapat dihindari dengan memakai armatur yang dilengkapi dengan louver

atau optic mirror, juga pemasangan lampu yang tidak melintang di depan

kita. Perhitungan kasarnya, dapat kita rumuskan bahwa semua lampu

yang berada pada sudut pandang 450 akan menimbulkan silau. Pada

sudut pandang yang kritis ini kepadatan cahaya harus dikurangi supaya

kemungkinan terhadap kesilauan dapat dihindari.

4. Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan (Light Directionality

and Shadows)

Distribusi atau pembagian pencahayaan dan pengaturan

susunan armatur lampu mempengaruhi arah pencahayaan. Adapun arah

pencahayaan dan letak sumber cahaya mempengaruhi pembentukan

bayangan dari suatu benda yang berada dalam suatu ruangan sehingga

terdapat bagian yang terang dan bagian yang ditutupi bayangan. Didalam

ruangan, bagian yang terang dapat dijadikan tempat bekerja dan bagian

yang ditutupi bayangan dapat dijadikan tempat untuk rileks. Ruangan

memerlukan bayangan yang cukup dengan batasan yang lunak.

Page 25: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

12

Karakteristik bayangan dalam ruangan dapat memberi kesan

yang unik dan ruangan tanpa bayangan akan menimbulkan kesan

monoton dan membosankan sehingga mempersulit penglihatan.

5. Warna cahaya dan refleksi warnanya (Light Colour and Colour

rendering)

Benda yang kita lihat mempunyai warna dengan panjang

gelombang masing – masing. Warna yang berbeda yang kita lihat

dimungkinkan karena benda tersebut merefleksikan atau memantulkan

panjang gelombang dari warna masing – masing benda itu ke mata kita.

Warna cahaya dari suatu sumber cahaya berdasarkan DIN 5035 untuk

pencahayaan di dalam ruangan dibagi atas tiga kelompok dengan

pembatasan yang tidak begitu berselisih jauh, yaitu :

a. Putih siang hari (Day Light white) memilki temperatur warna

sekitar 6000 kelvin

b. Putih netral memiliki temperatur warna sekitar 4000 kelvin

c. Putih hangat memiliki temperatur warna sekitar 3000 kelvin.

Warna alami/natural terjadi bila warna benda sesuai dengan

warna yang dipantulkan atau direfleksikan oleh benda ke mata dengan

keaslian warna 100% dan dinyatakan dengan indeks Ra = 100%. Warna

dinding dapat terefleksikan dan perhitungan mengenai refleksi warna

dinding dapat diasumsikan sebab sesuai dengan standar. Refleksi

keaslian warna dapat ditingkatkan melalui kerasnya warna itu sendiri. DIN

5035 memberikan rekomendasi pembagian tingkat indeks refleksi

keaslian warna sebagai berikut :

Page 26: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

13

Table 2.3 Tingkat indeks refleksi keaslian warna

Tingkat Indeks RA

1 85%-100%

2 70%-84%

3 40%-69%

4 <40%

6. Kondisi dan iklim ruangan

Iklim ruangan akan mempengaruhi hasil kerja dan kesehatan kita

sebagai alat visual hal ini bergantung pada beberapa parameter yaitu

pencahayaan, warna ruang, serta teknik pengaturan udara termasuk

teknik pengaturan temperatur ruangan dan akustik. Oleh karena itu,

dalam mendesain perencanaan teknik pencahayaan perlu diperhatikan

bahwa pencahayaan harus dapat memberikan suasana yang

menyenangkan pada seluruh interior ruangan sehingga menjadikan suatu

kondisi kerja yang nikmat dan aman. Pencahayaan masa kini harus

memenuhi fungsi penerangan yang baik, yakni : meningkatkan kualitas

keamanan, baik elektrik maupun mekanik dan memperhatikan pula segi

ekonomis jangka panjang.

7. Type – type iluminasi

Type - type iluminasi atau sistem penyebaran cahaya akan

ditunjukkan pada gambar – gambar di bawah ini mengenai prosentase

pancaran cahaya yang diarahkan ke langit – langit dan lantai. Pembagian

sistem penyebaran cahaya dapat dibagi secara umum sebagai berikut

menurut CIE (Commition Internationale de ‘l Ecleirage) .

Page 27: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

14

Gambar 2.1 Type Direct

Gambar 2.2 Semi Langsung (Semi Direct)

a. Pencahayaan Langsung (Direct)

Yaitu suatu tipe pencahayaan yang 90 – 100 % cahayanya

menuju ke bidang kerja dan selebihnya 0 – 10 % menuju

ke plafon.

Jenis pencahayaan ini merupakan standar bagi

pencahayaan perkantoran umum. Efek pencahayaan

langsung bergantung pada apakah armatur - armaturnya

menyebar atau memusat.

b. Pencahayaan Semi Langsung (Semi Direct)

Yaitu suatu tipe pencahayaan, dimana jumlah cahaya yang

menuju ke bidang kerja sebesar 60 – 90 % dan 10 – 40 % menuju

ke plafon persentase kecil diarahkan ke atas untuk memperkecil

bayangan yang ditimbulkan oleh penerangan langsung untuk

sistem down light.

Page 28: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

15

Gambar 2.3 Tipe Tidak Langsung (Indirect).

Gambar 2.4 Tipe Semi Tidak Langsung.

c. Pencahayaan Tidak Langsung (Indirect)

Yaitu suatu tipe pencahayaan, dimana jumlah cahaya yang

menuju ke bidang kerja hanya sebesar 0 – 10 %, sedangkan 90

– 100 % menuju ke plafon. Tipe iluminasi ini dapat digunakan

untuk mendapatakan efek lebih tinggi pada langit – langit rendah

sinar yang direkfleksikan dari langit – langit dan dinding bagian

atas dapat mencegah ruangan menjadi suram, mencegah

kegelapan langit – langit dan bahkan menghilangkan bayangan.

d. Tipe Pencahayaan Semi Tidak Langsung (Semi-indirect)

Yaitu suatu tipe pencahayaan dimana jumlah cahaya yang

menuju ke bidang kerja sebesar 10 – 40 % dan 60 – 40 % menuju

ke plafond. Tipe pencahayaan ini dibuat agar dapat mengurangi

bayangan dan sekaligus memberikan sinar lebih terang.

Terangnya cahaya mendekati sama dengan terangnya langit –

langit karena sinar diarahkan ke bawah.

Page 29: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

16

Gambar 2.5 Pencahayaan Langsung-Tak Langsung

Gambar 2.6 Tipe Pencahayaan Diffuse

e. Tipe Pencahayaan Langsung-Tak Langsung (Direct – Indirect)

Yaitu suatu tipe pencahayaan, dimana jumlah cahaya yang

menuju ke bidang kerja sebesar 40 – 60 % dan 40 – 60 % menuju

ke plafond. Pencahayaan ini menghasilkan sinar yang sama,

baik ke arah langit – langit maupun ke lantai, dan sangat sedikit

yang mengarah ke samping.

f. Tipe Pencahayaan Diffuse

Pencahayaan ini dibuat supaya sinar dapat menyebar merata ke

segala arah. Untuk mencegah supaya tidak terjadi silau, alat

pembuat diffuse atau diffuser dibuat besar dan watt lampu

rendah.

Page 30: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

17

Gambar 2.7 Type Pencahayaan Langsung Dengan Cahaya Terkonsentrasi.

g. Tipe Pencahayaan Langsung Dengan Cahaya Terkonsentrasi.

Menggunakan lampu down light supaya cahaya terfokus. untuk

mencegah silau sebaiknya diarahkan ke dinding atau

permukaan vertical lainnya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metode

lumen, seperti dijelaskan berikut ini :

1) Permukaan tempat kerja

Yaitu menyangkut suatu permukaan horizontal di atas

permukaan lantai, dimana lazimnya pekerjaan dilakukan.

Standar umum yang digunakan adalah 30 inci atau 76,2 cm

dari permukaan lantai.

2) Coefficien of Utilization (CU)

Yaitu perbandingan antara lumen pada permukaan bidang kerja

dengan lumen yang dipancarkan oleh sumber cahaya

(luminaire). Ada beberapa hal yang sangat berkaitan dengan

Coefficien of Utilization (CU), yaitu sebagai berikut :

HCC (Hight Ceiling Cavity) yaitu jarak antara lampu dengan

plafon

Page 31: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

18

CCR (Ceiling Cavity Ratio) dapat dihitung dengan rumus :

𝑪𝑪𝑹 = 𝟓𝑯𝑪𝑪 [𝑳+𝑾

𝑳×𝑾] (2.5)

HRC (Hight Room Cavity) yaitu jarak antara meja kerja dengan

lampu

RCR (Room Cavity Ratio) dapat dihitung dengan rumus :

𝑹𝑪𝑹 = 𝟓𝑯𝑹𝑪 [𝑳+𝑾

𝑳×𝑾] (2.6)

HFC (Hight Floor Cavity) yaitu jarak antara meja kerja dengan

permukaan lantai

FCR (Floor Cavity Ratio) dapat dihitung dengan rumus :

𝑭𝑪𝑹 = 𝟓𝑯𝑭𝑪 [𝑳+𝑾

𝑳×𝑾] (2.7)

3) Data yang diperlukan

Dalam menghitung besar penerangan dalam ruangan dengan

menggunakan metode lumen, diperlukan data – data berikut

ini :

a. Luas ruangan

b. Tinggi meja kerja

c. Tinggi plafond

d. Sistem penerangan

e. Persentase pemantulan dinding

f. Persentase pemantulan langit – langit

g. Presentase pemantulan lantai

h. Jenis lampu

i. Lumen lampu

j. Efisiensi lampu

Page 32: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan Penelitian

Untuk mempermudah pemahaman yang dilakukan di dalam penelitian,

maka digunakan flow chart / kerangka kerja ini merupakan langkah-langkah yang

akan dilakukan dalam penyelesaian yang akan dibahas. Adapun kerangka kerja

penelitian yang akan dilakukan seperti yang terlihat pada Gambar 3.1 dibawah

ini.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

MULAI

Identifikasi dan

Perumusan

Studi Pustaka Studi Lapangan

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Saran dan Kesimpulan

SELESAI

Page 33: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

20

Berdasarkan kerangka kerja penilitian yang telah digambarkan di atas,

maka dapat diuraikan pembahasan masing-masing tahap dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan pencarian landasan-landasan teori yang diperoleh

dari berbagai buku, jurnal dan lain-lain untuk melengkapi perbendaharaan

konsep dan teori, sehingga memiliki landasan dan keilmuan yang baik dan

sesuai.

2. Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data dengan metode

wawancara dan observasi untuk melakukan pengamatan dan analisa

terhadap objek penelitian sehinggan mendapatkan data dan informasi yang

dibutuhkan peneliti.

3. Pengolahan Data

Pada tahap ini peneliti telah memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian yang mana kemudian data-data ini akan diolah.

Page 34: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

21

3.2 Teknik Analisis

TIDAK

YA

Gambar 3.2 Diagram Alir Peracangan Penelitian.

Pengumpulan Data :

1. Data Luminasi Lampu

yang dipakai.

2. Perhitungan Luas

Ruangan.

3. Standar LUX Ruangan

1. Menghitung nilai luminasi dari lux ruangan.

2. Menentukan jenis Lampu yang digunakan.

3. Menghitung tata letak/jarak setiap lampu.

Hasil Perhitungan Lumen

lampu yang akan

digunakan serta tata ketak

lampu pada ruangan

Apakah

pencahayaan sudah

mencukupi sebuah

ruang kelas ?

SELESAI

MULAI

Page 35: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

22

Contoh perhitungan perancangan iluminasi pada ruang yang

direncanakan tersebut di bawah melalui beberapa tahapan

perhitungan sbb :

1. Data dasar

Identifikasi ruang : Ruang Kelas

Iluminasi : 250 lux

Kategori iluminasi : Kategori D

Data Penerangan

Type luminaire : Non-Direct

Cara pemasangan : Menempel pada plafon

Data lampu

Lampu LED : Cool Daylight temperatur warna 6500

K, lampu soket E27 kaca suram

Daya : 12 W (98 W)

Tegangan : 220-240 Volt

Initial out put : 1360 lm

Daya tahan : 15000 jam

LLD : 0.7

Panjang : 6,1 cm

Lebar : 6,1 cm

2. Identifikasi ruangan

Panjang ruangan : 5,0 m

Lebar ruangan : 4,0 m

Tinggi ruangan : 3,1 m

Page 36: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

23

3. Menentukan Cavity Ratio

a. CCR

𝑪𝑪𝑹 = 𝟓𝑯𝑪𝑪 [𝑳 + 𝑾

𝑳 × 𝑾]

𝑪𝑪𝑹 = 𝟓 × 𝟎, 𝟐 [𝟓 + 𝟒

𝟓 × 𝟒]

𝑪𝑪𝑹 = 𝟎, 𝟒𝟓

e. RCR

𝑹𝑪𝑹 = 𝟓𝑯𝑹𝑪 [𝑳 + 𝑾

𝑳 × 𝑾]

𝑹𝑪𝑹 = 𝟓 × 𝟐 [𝟓 + 𝟒

𝟓 × 𝟒]

𝑹𝑪𝑹 = 𝟒, 𝟓

f. FCR

𝑪𝑪𝑹 = 𝟓𝑯𝑪𝑪 [𝑳 + 𝑾

𝑳 × 𝑾]

𝑪𝑪𝑹 = 𝟓 × 𝟎, 𝟖 [𝟓 + 𝟒

𝟓 × 𝟒]

𝑪𝑪𝑹 = 𝟏, 𝟖

Page 37: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

24

4. Menentukan 𝝆𝒄𝒄

𝝆𝒄𝒄 untuk hc = 70 % dan CCR = 0,45 adalah dengan

menginterpolasi

𝝆𝒄𝒄 = 70 – (70 – 64) (0,45 – 0)

𝝆𝒄𝒄 = 68 %

𝝆𝒇𝒄 untuk hf = 10 % dan FCR = 1,5 berdasarkan table

𝝆𝒇𝒄 = 12 %

5. Menentukan CU

Table 3.1 CU pada ρcc

CU pada RCR = 4,5 dan reflektansi dinding 70 %

CU pada 𝝆𝒄𝒄 = 68 % = 0,5 – 0,05 (0,8) = 0,46

CU pada 𝝆𝒄𝒄 70 % = 0,5 – 0,04 (0,8) = 0,368 Dengan

interpolasi cc dari 68 % dan 70 %

CU = 0,46 - (0,46 – 0,368) = 0,45

Atur CU fc = 12 % dengan nilai RCR = 4,5

Karena CU < 15 % CU = = 0,64

RCR 70 % 50 %

3 0,5 0,42

4 0,45 0,35

Page 38: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

25

6. Menghitung jumlah lampu pada ruang kelas dengan lumen

yang digunakan dari spesifikasi lampu

𝑵 =𝑬 × 𝑨

𝑪𝑼 × 𝑳𝑳𝑭 × ∅

Dimana : E = 250 lux

A = 5×4 m = 20m2

Cu = 0,64

LLF = Faktor perawatan lumen = 0,7

∅ = 1360 lm

𝑵 =𝟐𝟓𝟎 × 𝟐𝟎

𝟎, 𝟔𝟒 × 𝟎, 𝟕 × 𝟏𝟑𝟔𝟎 × 𝟐

𝑵 =𝟓𝟎𝟎𝟎

𝟏𝟐𝟏𝟖, 𝟓𝟔

𝑵 = 𝟒, 𝟏

Berarti dalam 1 ruang kelas digunakan 4 buah lampu LED 12 W yang

setara 98 W

𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓 𝑳𝒖𝒎𝒊𝒏𝒂𝒊𝒓𝒆 =𝟓 𝒎 × 𝟒 𝒎

𝟒 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌

𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓 𝑳𝒖𝒎𝒊𝒏𝒂𝒊𝒓𝒆 = 𝟓𝒎𝟐

Jadi setiap titik lampu dapat menerangi setiap 5m2 luas ruang kelas.

Page 39: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Dan Pembahasan

Dalam perencanaan penerangan lampu pada PONDOK PESANTREN STP

SMP/SMA KHOIRU UMMAH SUMEDANG, sebenarnya terdapat banyak kendala

seperti Pandemi corona yang membuat kurang maksimalnya untuk dapat

melakukan pengukuran secara langsung di Lokasi. Namun dapat dilakukan

dengan perhitungan dan di dampingi dengan standart-standart berdasarkan

PUIL 2011, SNI 03-6575-2001, serta buku IES (Illuminating Engineering Society).

4.1.1 Ruang Kelas

Pada ruang kelas dengan luas 20m2, berdasarkan SNI 03-6575-2001

untuk ruang kerja indoor seperti ruang kantor ataupun ruang kelas memiliki

standar LUX sebesar 250lx. Setelah mengetahui LUX yang diperlukan untuk

menerangi ruang kelas kita dapat mencari lumen kebutuhan lampu dengan cara

berdasarkan contoh pembahasan pada bab 3 sebagai berikut :

𝒍𝒖𝒙 = 𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏

𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒓𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏

𝟐𝟓𝟎𝒍𝒙 = 𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏

𝟐𝟎𝒎𝟐

𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏 = 𝟓𝟎𝟎𝟎𝒍𝒎

Dari hasil perhitungan lumen dapat diketahui, diperlukan sekitar 5000lm

untuk menerangi ruang kelas dengan optimal. Penulis telah melakukan

pencaharian jenis lampu dan merek lampu apa yang cocok untuk perencanaan

penerangan lampu ini, dan diputuskan oleh penulis dengan menggunakan LED

12W dengan spesifikasi berikut :

Page 40: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

27

Berdasarkan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik setidaknya

diperlukan 4 buah lampu untuk sebuah ruang kelas belajar, di mana :

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒎𝒑𝒖 = 𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏 𝒓𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏

𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏 𝒍𝒂𝒎𝒑𝒖

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒎𝒑𝒖 = 𝟓𝟎𝟎𝟎𝒍𝒎

𝟏𝟑𝟔𝟎𝒍𝒎

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒎𝒑𝒖

= 𝟑, 𝟔𝟕 𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒍𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝟒 𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒎𝒑𝒖

Dengan perhitungan jarak antar lampu :

𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓 𝑳𝒖𝒎𝒊𝒏𝒂𝒊𝒓𝒆 =𝟓 𝒎 × 𝟒 𝒎

𝟒 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌

𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓 𝑳𝒖𝒎𝒊𝒏𝒂𝒊𝒓𝒆 = 𝟓𝒎𝟐

Page 41: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

28

Jadi setiap titik lampu dapat menerangi setiap 5m2 luas ruang kelas.

Gambar 4.2 Denah Bangunan Tampak Atas

Gambar 4.1 Denah Bangunan Tampak Depan Gambar 4.1 Denah Bangunan Tampak Depan

Page 42: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

29

Gambar 4.3 Denah Bangunan Tampak Samping

Adapun Faktor Utilization yang dapat dipertimbangkan sesuai IES (illuminating

engineering society) :

Hc (High Ceiling) = 3,1m

Panjang kelas = 5m

Lebar kelas = 4m

a. Ceiling Ratio

𝐶𝑅 = 3 × (3,1) × (9

20) = 6,975

𝐶𝐶𝑅 = 5 × (0,2) × (9

20) = 0,45

𝑅𝐶𝑅 = 5 × (2,1) × (9

20) = 4,725

𝐹𝐶𝑅 = 5 × (0,8) × (9

20) = 1,8

Dengan persentase wall, ceiling, dan floor masing-masing, sebagai berikut :

ρw = 50% ρc = 70% ρf = 10%

(ρcc)𝐶𝑅 = 26 − 2(6,975 − 6) = 20,975

Page 43: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

30

(ρfc)𝐶𝑅 = 14 − 1(6,975 − 6) = 13,025

b. Coefisien Ultilization

Berdasarkan IES RCR = 1,8 dan ρcc 50% maka :

𝐶𝑈 = 0,75 + (1,8−1

2−1) × (−0,07)

𝐶𝑈 = 0,75 + (0,8) × (−0,07)

𝐶𝑈 = 0,75 − (0,056)

= 0,694

4.1.2 Tangga

Pada tangga dengan luas 8m2, berdasarkan SNI 03-6575-2001 untuk

ruang kerja indoor seperti ruang kantor ataupun ruang kelas memiliki standar

LUX sebesar 50-100lx. Setelah mengetahui LUX yang diperlukan untuk

menerangi tangga selanjutnya dapat mencari lumen kebutuhan lampu dengan

cara sebagai berikut :

𝒍𝒖𝒙 = 𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏

𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒓𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏

𝟏𝟎𝟎𝒍𝒙 = 𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏

𝟖𝒎𝟐

𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏 = 𝟖𝟎𝟎𝒍𝒎

Page 44: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

31

Dari hasil perhitungan lumen kita ketahui, diperlukan sekitar 800lm untuk

menerangi ruang kelas dengan optimal. Penulis telah melakukan pencaharian

jenis lampu dan merek lampu apa yang cocok untuk perencanaan penerangan

lampu ini, dan diputuskan oleh penulis dengan menggunakan LED 8W dengan

spesifikasi berikut :

Tidak seperti ruang kelas yang memerlukan penerangan optimal, untuk

tangga hanya diperlukan pencahayaan yang cukup untuk sebagai penerang

ketika menggunakan tangga dimalam hari ataupun ketika cuaca mendung.

Sehingga cukup sebuah lampu untuk menerangi bagian tangga dari pondok

pesantren.

4.1.3 Koridor Kelas

Pada koridor dengan luas 7,5m2, berdasarkan SNI 03-6575-2001 untuk

ruang kerja indoor seperti ruang kantor ataupun ruang kelas memiliki standar

LUX sebesar 100lx. Setelah mengetahui LUX yang diperlukan untuk menerangi

tangga selanjutnya dapat mencari lumen kebutuhan lampu dengan cara sebagai

berikut :

Page 45: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

32

𝒍𝒖𝒙 = 𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏

𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒓𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏

𝟏𝟎𝟎𝒍𝒙 = 𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏

𝟕, 𝟓𝒎𝟐

𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏 = 𝟕𝟓𝟎𝒍𝒎

Dari hasil perhitungan lumen kita ketahui, diperlukan sekitar 800lm untuk

menerangi ruang kelas dengan optimal. Penulis telah melakukan pencaharian

jenis lampu dan merek lampu apa yang cocok untuk perencanaan penerangan

lampu ini, dan diputuskan oleh penulis dengan menggunakan LED 8W dengan

spesifikasi berikut :

Seperti halnya kondisi lampu pada tangga dimana koridor bukan

merupakan tempat untuk kegiatan belajar mengajar sehingga berdasarkan

Page 46: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

33

perhitungan hanya diperlukan sebuah lampu LED 8W untuk menerangi koridor

setiap kelas yang terdapat pada Pondok Pesantren Khoirul Ummah

4.1.4 Halaman

Pada halaman sekolah sebenarnya tidak jauh berbeda seperti koridor,

karena lampu halaman hanya digunakan untuk menerangi lingkungan sekolah

dimalam hari. Berdasarkan buku SNI 03-6575-2001, LUX yang diperlukan untuk

halaman/jalan hanya sebesar 50lx.

𝒍𝒖𝒙 = 𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏

𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒓𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏

𝟓𝟎𝒍𝒙 = 𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏

𝟏𝟎𝟎𝒎𝟐

𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏 = 𝟓𝟎𝟎𝟎𝒍𝒎

Gambar 4.3 Halaman Depan Bangunan Gambar 4.4 Halaman Depan Bangunan

Page 47: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

34

Dari hasil perhitungan lumen kita ketahui, diperlukan sekitar 500lm untuk

menerangi halaman. Namun karena hanya sebagai penerang jalan/halaman

penulis memutuskan untuk memilih lampu yang tidak terlalu besar wattnya

namun tetap dapat menerangi lingkungan Sekolah. Penulis telah

mempertimbangkan untuk menggunakan lampu Philips LED 10W dengan

spesifikasi berikut :

Setelah semua perhitungan yang diperlukan telah dilakukan, dapat

diketahui bahwa untuk menghitung pencahayaan yang optimal untuk ruang

indoor khususnya ruang bekerja diperlukan pencahayaan yang lebih optimal

dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu dinding, langit-langit, dan lantai.

Sementara untuk kondisi outdor karena tidak digunakan untuk kegiattan bekerja

maka tidak perlu memerhatikan faktor-faktor yang sangat memengaruhi

pencahayaan walaupun tetap harus memerhatikan kebutuhan lumennya.

Page 48: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

35

Kemungkinan lampu digunakan pada saat cuaca mendung ataupun

apabila ada kegiatan belajar di malam hari. Untuk spesifikasi setiap lampu,

mampu digunakan hingga 15.000 jam. Untuk kehematan biaya lampu ini sudah

cukup untuk meneragi hingga 5-10 tahun sesuai dengan jumlah pemakaian

lampu tersebut. Karena tidak mungkin lampu-lampu ini terus menerus sepanjang

masa dihidupkan apabila tidak ada kegiatan apapun di ruang lingkup sekolah.

Sebagai acuan terhadap perhitungan yang telah dilakukan, maka

dilakukanlah dengan perhitungan langsung. Namun dengan adanya pandemi

Covid-19 ini membuat saya sulit untuk melakukan pengukuran secara langsung

di lokasi pembangunan sekolah tersebut. Sehingga saya menggambil sample

pengukuran pada salah satu sekolah didekat saya tinggal dengan

memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. Di samping pandemi ini juga

terdapat kendala terhadap alat karena terbatas. Berikut hasil perhitungan saya

sendiri disalah satu sekolah sebagai acuan dari perhitungan saya.

Page 49: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

36

Gambar 4.5 Ruang Kelas MIPA 3 SMA

Gambar diatas adalah ruang kelas SMA yang saya ambil sebagai sampel,

kelas ini memiliki panjang 8.85m, lebar 8m serta tinggi 3m. Hasil pengukuran

dengan menggunakan LUX meter menghasilkan nilai LUX 124lux.

Gambar 4.6 Hasil Pengukuran dengan LUX Meter

Page 50: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

37

Setelah dilakukan pengukuran, hasil LUX yang didapat tidak sesuai

dengan standar LUX pada sebuah ruang kelas yang berkisar Antara 200-300lux.

Setelah dicek untuk lampu yang digunakan, ternyata Lampu fluorescent biasa

26W yang menghasilkan lumen sebesar 1360 Lumen.

Gambar 4.7 Lampu pada ruang MIPA 3

Hal ini yang membuat nilai LUX pada ruang kelas tersebut bernilai kecil.

Seharusnya dapat digunakan lampu yang dapat menghasilkan lumen yang lebih

terang untuk pencahayaan yang optimal. Sebagai perhitungan :

𝒍𝒖𝒙 = 𝒍𝒖𝒎𝒆𝒏

𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒓𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏

𝒍𝒖𝒙 = 𝟏𝟑𝟔𝟎𝒙𝟒

𝟕𝟎, 𝟖𝒎𝟐

𝒍𝒖𝒙 = 𝟕𝟔, 𝟖

Dari hasil perhitungan, lampu yang digunakan pada ruang kelas ini

sebenarnya jauh dari kata cukup. Oleh karena itu diperlukan lampu yang llebih

terang dengan lumen diatas 3000Lumen seperti yang dihasilkan oleh lampu pijar

atau lampu LED yang lebih terang.

Page 51: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

38

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Indeks LUX antara kondisi pencahayaan diluar ruangan dan di dalam

ruangan ini berbeda, berdasarkan table LUX kita dapat melihat bahwa

LUX pada luar ruangan tidak sebesar LUX pada didalam ruangan, karena

di luar kita memerlukan cahaya hanya untuk pandangan ataupun hanya

sekedar penerangan saja tidak digunakan sebagai kegiatan untuk

membaca ataupun melakukan berbagai macam kegiatan.

2. Faktor-faktor yang memengaruhi pencahayaan pada ruangan yaitu

adanya faktor langit-langit dan lantai yang dapat memengaruhi refleksi

cahaya. Baik jarak Antara meja kerja kelas dan langit-langit ataupun

terhadap refeksi yang memantul di lantai

3. Kebutuhan lumen lampu sangat berpengaruh pada besarnya ruangan

kerja, seperti yang telah di bahas bahwa cukup 4 buah titik lampu LED

12W dengan lumen 1360lm berdasarkam spesifikasi lampu untuk

menerangi ruang kelas. Sebuah lampu LED 8-10W untuk penerangan

pada tangga, koridor sekolah serta bagian belakang dan halaman untuk

penerangan yang ada pada sekolah Nurul Ummah.

5.2 Saran

1. Untuk lebih mengoptimalkan pencahayaan pemilihan warna dinding

juga harus diperhatikan, jangan menggunakan warna-warna gelap untuk

warna-warna dinding agar cahaya dapat terefleksi dengan optimal.

Page 52: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

39

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, 1982. E n e r g i. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Christian D. dan Lestari P. 1991. Teknik Pencahayaan dan Tata Letak

Lampu. PT. Gramedia. Jakarta.

PUIL 2011

SNI 03-6575-2001

DIN 5035

The Illuminating Engineering Society (IES), formerly the Illuminating

Engineering Society of North America (IESNA)

---,1972. Departemen Pekerjaan Umum. Standar Penerangan Di dalam

Gedung. Ditjen Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

Jakarta.

Poppy Cynthia Devi, 2013. USULAN PERBAIKAN SISTEM

PENCAHAYAAN DI UNIT PERCETAKAN PD ANEKA INDUSTRI DAN

JASA SUMATERA UTARA

Primastiti Wening Mumpuni, 2017. Pencahayaan Alami Pada Ruang

Baca Perpustakaan Umum Kota Surabaya

Abdul Mannan, 2007. Penerangan Ruang Baca Dengan Sistem Armatur

Page 53: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

40

DAFTAR RIWAYATHIDUP

Data Personal

NIM : 2017-71-132

Nama : Muhammad Iqbal Romadhoni

Tempat / TanggalLahir : Pontianak, 27 Desember 1999

JenisKelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Kawin

Program Studi : DIII Teknik Elektro

Alamat Rumah : Jl. Dr. Sutomo, Komp. Batara Indah IV No. C19 RT

02/028, Kota Pontianak, Pontianak, Kalimantan

Barat

KodePos : 78116

Telp / Hp : 085252623527

Email : [email protected]

Pendidikan

Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus

SD SD Muhammadiyah 1 - 2011

SMP SMPN 3 Pontianak - 2014

SMA SMAN 1 Pontianak IPA 2017

Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 20 Maret 2020

Muhammad Iqbal Romadhoni

Page 54: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

41

LAMPIRAN

Page 55: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

42

Lampiran Foto-foto kegiatan saat pengukuran langsung di

SMAN 1 Pontianak

Page 56: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

43

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR

Nama Mahasiswa : Muhammad Iqbal Romadhoni

NIM : 2017-71-132

Program Studi : Teknologi Listrik

Jenjang : Diploma III

Pembimbing Pertama (Materi) : Ibnu Hajar, S.T.,M.Sc.

Judul Tugas Akhir : PERHITUNGAN KUAT CAHAYA PADA INSTALASI LISTRIK : STUDI KASUS PESANTREN STP SMP/SMA KHOIRU UMMAH SUMEDANG

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan

Paraf

Pembimbing

1. 10/02/2020 Konsultasi Judul yang akan di angkat

2. 21/02/2020 Membahas permasalahan magang

3. 02/03/2020 Membahas bab 1-3

4. 22/03/2020 Bimbingan proposal PA

5. 32/03/2020 Bimbingan Proposal PA

6. 14/04/2020 Konsul materi sidang PA

7. 30/04/2020 Bimbingan Laporan Magang

8. 7/05/2020 Perbaikan laporan magang

9. 21/05/2020 Konsultasi bab 4-5

10. 01/06/2020 Pembahasan menyeluruh laporan

magang

11. 06/06/2020 Persiapan sidang magang

12. 23/06/2020 Penyelesaian Proyek Akhir

Page 57: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

44

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan

Paraf

Pembimbing

13. 14/07/2020 Konsul tata cara penulisan

14. 23/07/2020 Konsul PA menyeluruh

Page 58: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR PERHITUNGAN KUAT

45

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR

Nama Mahasiswa : Muhammad Iqbal Romadhoni

NIM : 2017-71-132

Program Studi : Teknologi Listrik

Jenjang : Diploma III

Pembimbing Pertama (Penulisan) : Septianissa Azahra, ST.,MT.

Judul Tugas Akhir : PERHITUNGAN KUAT CAHAYA PADA INSTALASI LISTRIK : STUDI KASUS PESANTREN STP SMP/SMA KHOIRU UMMAH SUMEDANG

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan

Paraf

Pembimbing

1. 02/03/2020 Konsultasi Judul

2. 22/03/2020 Pembahasan BAB 1

3. 32/03/2020 Pembahasan BAB 1-3

4. 14/04/2020 Pembahasan Materi

5. 30/04/2020 Pembahasan Data

6. 7/05/2020 Penyusunan Bab 4

7. 21/05/2020 Pengecekan Tata Bahasa

8. 01/06/2020 Bab 5

9. 06/06/2020 Pengecekan Bab 1-5

10. 23/06/2020 Pengecekan tata bahasa

11. 14/07/2020 Abstrak

12. 23/07/2020 Finalisasi dan ACC