36
1 PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK Disusun Oleh : Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Tahun 2019

INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

  • Upload
    others

  • View
    39

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

1

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

Disusun Oleh :

Instalasi Radiologi Diagnostik

RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

Tahun 2019

Page 2: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..…………………………………… ………………………………………… i

DAFTAR ISI .…………………. .. ........................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Tujuan Pedoman .......................................................................... 1

C. Ruang Lingkup Pelayanan ............................................................. 2

D. Batasan Operasional ..................................................................... 2

E. Landasan Hukum ......................................................................... 5

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ................................................... 6

B. Distribusi Ketenagaan ................................................................... 6

C. Pengaturan Jaga........................................................................... 7

BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan ........................................................................... 8

B. Standar Fasilitas ........................................................................... 10

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pelayanan ............................................................................. 13

B. Persiapan Pemeriksaan ................................................................. 16

C. Pelaksanaan Pemeriksaan ............................................................. 16

D. Pengolahan Hasil Pemeriksaan Radiologi ........................................ 16

E. Pemberian Expertise ..................................................................... 16

F. Penyerahan Hasil ......................................................................... 16

G. Penyimpanan Dokumen ............................................................... 17

BAB V LOGISTIK

Standar Obat-Obatan, Alat Kesehatan dan Bahan Habis Pakai ......... 18

BAB VI KESELAMATAN PASIEN ....................................................... 20

BAB VII KESELAMATAN KERJA ......................................................... 20

BAB VIII PROTEKSI RADIASI………………………………………………………….. 20

BAB IX PENGENDALIAN MUTU ....................................................... 20

BAB X PENUTUP………………………………………………………………………… 20

Page 3: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Salah satu unsur penunjang medis yang menggunakan radiasi pengion

dan atau radiasi non pengion yang terdiri dari pelayanan radiodiagnostik,

imaging diagnostik dan radiologi intervensional untuk menegakkan diagnosis

suatu penyakit adalah Instalasi Radiologi (PMK 780, 2008).

Instalasi Radiologi sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan

kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-Undang

Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan

amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Berdasarkan dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah

selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas (KMK No. 1014, 2008).

Instalasi Radiologi mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai

penyelenggara pelayanan kesehatan yang memanfaatkan radiasi pengion dan

non pengion dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju

masyarakat sehat. Penggunaan radiasi tersebut mempunyai dua sisi yang

saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan diagnosa dan

terapi penyakit namun di sisi lain akan sangat berbahaya bila penggunaannya

tidak tepat dan tidak terkontrol, terlebih lagi bila di lakukan oleh tenaga yang

tidak kompeten.

Pada saat ini Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto Provinsi Jawa Tengah melayani beberapa pemeriksaan

diantaranya; pemeriksaan radiologi konvensional, intervensional, ultrasonografi,

CT Scan dan MRI bagi pasien – pasien untuk pelayanan rutin maupun gawat

darurat yang berasal dari rawat jalan, rawat inap maupun pasien rujukan yang

berasal dari rumah sakit atau institusi lainnya. Sehubungan dengan hal

tersebut diatas, dianggap penting untuk dibuat sebuah buku pedoman

pelayanan radiologi, dengan harapan agar bisa memberikan arah yang jelas

dan pasti tentang pelaksanaan pelayanan radiologi yang bermutu kepada

Page 4: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

4

pasien, dengan memperhatikan keselamatan bagi pasien, petugas maupun

lingkungan sekitarnya..

B. Tujuan

1. Terlaksananya pelayanan radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi

intervensi yang bermutu dan aman bagi pasien.

2. Memberikan pelayanan radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi

intervensi untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit.

3. Terlaksananya pengelolaan instalasi radiologi diagnostik yang terintegrasi

dan bermutu, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan

pengawasan .

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup pelayanan instalasi radiologi diagnostik terdiri dari :

1. Pelayanan di instalasi radiologi diagnostik

Meliputi pelayanan untuk pasien rutin dan gawat darurat 24 jam sesuai

dengan prosedur tata pelayanan yang berlaku dengan memperhatikan

prinsip proteksi radiasi. Pelaksanaan pelayanan radiologi rutin dibuka pada

jam 07.00-14.00 WIB. Pelayanan radiologi pada kasus gawat darurat di luar

jam tersebut di atas ( jam 14.00 – 07.00 WIB ) dilaksanakan oleh petugas

on site terjadwal radiologi.

2. Pelayanan di luar instalasi radiologi diagnostik

a. Pelayanan USG di rawat jalan/rawat inap

b. Pelayanan rontgen dengan mobile x-ray ICU/HCU/ICCU/PICU

c. Pelayanan rontgen dengan mobile C-Arm di IBS

d. Pelayanan radiologi intervensional di unit cathlab

3. Jenis pemeriksaan meliputi :

a. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing konvensional

b. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing intervensional

c. Pemeriksaan CT Scan

d. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

e. Pemeriksaan Gigi geligi dan Panoramic

f. Pemeriksaan Mammografi

g. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Page 5: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

5

4. Sistem Rujukan

Pelayanan radiologi yang tidak dapat dilakukan ketika terjadi kerusakan alat

secara tidak terencana maka pelayanan dilakukan di luar RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto yang dipilih berdasarkan reputasi yang baik.

5. Pemantapan Mutu

a. Pemantapan mutu internal

b. Pemantapan mutu eksternal

6. Keamanan dan keselamatan kerja / kewaspadaan universal

7. Meningkatkan mutu SDM melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan

perkembangan ilmu dan teknologi terkini

8. Menyediakan peralatan radiologi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi sesuai dengan kebutuhan

D. Batasan Operasional

Instalasi radiologi diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto memberikan pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat kepada

pasien rawat jalan, rawat inap dan pasien rujukan. Pelayanan yang diberikan

adalah :

1. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing Konvensional

Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing konvensional yaitu pemeriksaan

radiodiagnostik dan imejing sederhana menggunakan sinar roentgen (sinar-

X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilakukan pada

berbagai organ tubuh.

Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing konvensional dengan dan tanpa

bahan kontras adalah sebagai berikut :

a. Radiografi alat gerak atas ( extremitas superior )

b. Radiografi alat gerak bawah ( extremitas inferior)

c. Radiografi perut / abdomen

d. Radiografi dada / thorax

e. Radiografi kepala / schedell

f. Radiografi tulang panggul / pelvis

g. Radiografi bone survey

h. Radiografi gigi geligi dan panoramic

i. Radiografi tulang belakang / vertebrae

j. Radiografi saluran pencernaan / tractus digestifus

Page 6: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

6

k. Radiografi saluran perkencingan / tractus urinarius

2. Pemeriksaan CT Scan

Pemeriksaan CT Scan adalah prosedur diagnostik untuk melihat gambaran

potong lintang organ tubuh secara Computed Tomography dengan

menggunakan sinar – x. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing CT Scan

dengan dan tanpa kontras adalah sebagai berikut :

a. CT Scan Kepala / otak

b. CT Scan Thorax

c. CT Scan Abdomen

d. CT Scan Sinus paranasal

e. CT Scan tulang belakang

f. CT Scan orbita

g. CT Scan leher .

h. CT Scan tulang panggul / pelvis

i. CT scan alat gerak atas( extremitas suprior)

j. CT Scan alat gerak bawah.( extremitas inferior)

k. CT Scan Angiografi (Vascular)

l. CT Scan Panduan Biopsi (Guidance)

m. CT Tiga Dimensi

3. Ultrasonography (USG)

Suatu metode pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang

suara frekuesi tinggi (gelombang ultrasonik).

Pemeriksaan ini baik untuk mengevaluasi organ-organ tubuh yang terdiri

atas komponen padat atau cair seperti: organ-organ perut, kandungan

(termasuk janin), kelenjar gondok, payudara, prostat, buah zakar, kepala

(khusus bayi), anggota gerak, jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan

USG yang dapat dilakukan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

diantaranya adalah :

a. USG abdomen

b. USG kepala pada bayi

c. USG pelvis

d. USG obstetric

e. USG payudara

Page 7: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

7

f. USG thyroid

g. USG scrotum

h. USG Neonatal

i. USG Jaringan lunak

j. USG Gynecologi

k. USG Doppler

4. Pemeriksaan MRI

Pemeriksaan MRI adalah prosedur teknik penggambaran penampang

tubuh berdasarkan prinsip resonansi inti atom hidrogen. Pemeriksaan MRI

dengan dan tanpa kontras adalah sebagai berikut :

a. MRI/MRA Kepala / otak

b. MR Spectroscopy

c. MR Perfusi

d. MR Dynamic Liver

e. MRI tulang belakang

f. MRI Payudara

g. MRI Abdomen

h. MRI Shoulder Joint

i. MRI Knee Joint

j. MRCP

k. MRU

l. MR Cervix

5. Pemeriksaan Radiologi Intervensional

Pemeriksaan Radiologi intervensional adalah suatu tindakan diagnostik

ataupun terapi dengan menggunakan tuntunan alat imaging. Pemeriksaan

radiologi intervensional dengan dan tanpa kontras adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan C-Arm pada tuntunan prosedur operasi

b. Pemeriksaan Trans Thoracal Needle Aspiration (TTNA) dengan tuntunan

CT Scan

c. Pemeriksaan Catheterisasi Jantung baik pada prosedur diagnostik

maupun terapi

Page 8: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

8

E. Dasar Hukum

1. Undang - Undang No 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaga nukliran

2. Undang - Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

3. Undang - Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan

4. Undang - Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 375 /Menkes/SK/III/2007 Tentang

Standar Profesi Radiografer

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1014/Menkes/SK/XI/2008 Tentang

Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di sarana Pelayanan Kesehatan

7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/PER/VIII/2008

Tentang Penyelengaraan Pelayanan Radiologi

8. Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 8 tahun 2011 Tentang Keselamatan

Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar – X Radiologi Diagnostik dan

Intervensional

9. Peraturan Direktur RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Provinsi Jawa Tengah

800/02522b/2018 Tentang Revisi Kebijakan Pelayanan

Page 9: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

9

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

POLA KETENAGAAN RADIOLOGI

Penghitungan Kebutuhan Tenaga Radiografer dan dokter spesialis radiologi di

instalasi radiologi diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Provinsi

Jawa Tengah Berdasarkan Analisa Beban Kerja Menggunakan Permenkes no 61

tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Sumber Daya Manusia Kesehatan

dengan menggunakan Standar Work Load Indicator Staff Need (WISN))

Tabel 1

KODE FAKTOR JUMLAH KETERANGAN

A Hari kerja 312 Hari/tahun

B Cuti tahunan 12 Hari/tahun

C Pendidikan & pelatihan 5 Hari/tahun

D Hari libur nasional 15 Hari/tahun

E Ketidakhadiran kerja 10 Hari/tahun

F Waktu kerja 7 Jam/hari

Hari kerja tersedia 273 Hari kerja/tahun

1.918 Jam/tahun

Waktu kerja tersedia 115.080 Menit/tahun

Waktu kerja tersedia = (A-(B+C+D+E))xF

= (312-(12+5+15+10))x7) = (312-39)x7

= 1.918 jam/tahun

= 159,83 jam/bulan

Tabel 2 Jumlah Tindakan Radiografer Dan Kurun Waktu Tiap Pemeriksaan

No Nama Tindakan Jumlah

Pasien

2017

Rata-rata waktu

pemeriksaan

(menit)

Jumlah pasien X

waktu pemeriksaan

(menit/pasien)

1. Pemeriksaan Radiologi

Rutin/tanpa kontras

34.881 5 174.405

2. Pemeriksaan Radiologi

dengan Kontras

860 20 17.200

3. Pemeriksaan CT Scan

tanpa Kontras

6.366 10 63.660

4. Pemeriksaan CT Scan

dengan Kontras

2.752 20 55.040

5. Pemeriksaan MRI 599 40 23.960

Jumlah 45.458 334.265

Rata-rata lamanya satu tindakan = 334.265 menit/pasien : 45.458 pasien

= 7,35 menit

Page 10: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

10

Beban kerja Radiografer = waktu kerja tersedia : rata-rata kegiatan radiologi

= 115.080 menit/tahun : 7,35 menit = 15.657 per tahun

Standar beban kerja/tahun = 1/7,35 menit x 15.657 per tahun = 2130,22 hari kerja yang tersedia 1 tahun

Tabel 3 : Standar kelonggaran (SKG)

Ketegori SDM/faktor

kelonggaran

Frekuensi Waktu

(jam/minggu)

Jumlah Waktu SKG

Radiografer

Rapat 1 0,5 26 1918 0,0135

Jumlah 0,0135

Faktor kelonggaran 1,5 jam/minggu (1,5 jam x 52 minggu = 78 jam/52 minggu/tahun)

Standar kelonggaran = Rata-rata waktu per faktor kelonggaran : waktu kerja tersedia

= 26 jam/tahun : 1918 jam /tahun = 0,0135

Analisis kebutuhan tenaga radiografer adalah sebagai berikut ; = (Kuantitas kegiatan /tahun : standar beban kerja) + standar kelonggaran

= (45.458 : 2130,22) +0,0135 = 21 + 0,0135

= 21,0135 (dibulatkan 21) Jadi kebutuhan tenaga radiographer untuk radiologi adalah 21 orang

Tabel 2 Jumlah Tindakan Radiolog Dan Kurun Waktu Tiap Ekspertise

No Nama Tindakan/

Ekspertise

Jumlah

Pasien

2017

Rata-rata waktu

Ekspertise

(menit)

Jumlah pasien X

waktu Ekspertise

(menit/pasien)

1. Ekpertise Pemeriksaan

Rutin/tanpa kontras

34.881 3 104.643

2. Ekpertise Pemeriksaan

dengan Kontras

860 5 4.300

3. Ekpertise Pemeriksaan

CT Scan tanpa Kontras

6.366 8 50.928

4. Ekpertise Pemeriksaan

CT Scan dg Kontras

2.752 10 27.520

5. Ekpertise Pemeriksaan

MRI

599 10 5.990

6. Pemeriksaan & Ekpertise

USG

5.246 10 52.460

Jumlah 50.704 245.841

Rata-rata lamanya satu tindakan = 245.841 menit/pasien : 50.704 pasien

= 4,85 menit

Page 11: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

11

Beban kerja Radiolog = waktu kerja tersedia : rata-rata kegiatan radiologi

= 115.080 menit/tahun : 4,85 menit

= 23.734,92 Standar beban kerja/tahun = 1/4,85 menit x 23.734,92 per tahun

= 4.895,25 hari kerja yang tersedia selama satu tahun

Tabel 3 : Standar kelonggaran (SKG)

Ketegori SDM/faktor

kelonggaran

Frekuensi Waktu

(jam/minggu)

Jumlah Waktu SKG

Radiolog

Rapat 1 0,5 26 1918 0,0135

Jumlah 0,0135

Faktor kelonggaran 1,5 jam/minggu (1,5 jam x 52 minggu = 78 jam/52

minggu/tahun) Standar kelonggaran = Rata-rata waktu per faktor kelonggaran : waktu kerja

tersedia = 26 jam/tahun : 1.918 jam /tahun = 0,0135

Analisis kebutuhan tenaga dokter spesialis radiologi adalah sebagai berikut ;

= (Kuantitas kegiatan /tahun : standar beban kerja) + standar kelonggaran = (50.704 : 4895,25) +0,0135

= 10,35 + 0,0135 = 10,3635 (dibulatkan 10)

Jadi kebutuhan tenaga dokter spesialis radiologi untuk radiologi adalah 10 orang

Kualifikasi personil di Instalasi Radiologi :

Nama

Jabatan Pendidikan Sertifikasi

Jumlah

Kebutuhan

Jumlah

yang ada

Kekurangan

Dokter Spesialis Radiologi

Spesialis Radiologi

Ijazah 10 3 7

Radiografer D III/D IV Teknik

radiologi

Ijazah 21 17 4

Perawat Radiologi

D III Keperawatan

Ijazah 2 1 1

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tenaga merupakan salah satu sumber daya penting karena menjadi kunci

dalam keberhasilan kegiatan penyelenggaraan pelayanan radiodiagnostik dan

imejing di rumah sakit.

Page 12: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

12

Pada dasarnya kegiatan radiologi harus dilakukan oleh petugas yang

memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta

memperoleh / memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang

yang menjadi tugas atau tanggung jawabnya. Agar pelayanan radiodiagnostik

dan imejing dapat terselenggara dengan mutu yang dapat

dipertanggungjawabkan, maka pelayanan radiodiagnostik dan imejing harus

dilakukan oleh tenaga yang profesional

Dibawah ini adalah kualifikasi tenaga untuk instalasi radiologi diagnostik

RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

NO JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH

1 Kepala Instalasi

Radiodiagnostik

Dokter Spesialis Radiologi 1 orang

2 Sekretaris Instalasi Radiodiagnostik

Radiografer 1 orang

3 PJ. Pelayanan Radiografer 1 orang

4 PJ. Pelayanan VIP Radiografer 1 orang

5 PJ. Logistik Radiografer 1 orang

6 PJ. Mutu, Pengembangan SDM dan Diklat

Radiografer 1 orang

7 Dokter Spesialis Radiologi Dokter spesialis radiologi, full timer

3 orang

8 Pelaksana Radiologi D-III Radiodiagnostik dan

radioterapi

13 orang

9 Pelaksana Perawat D-III Keperawatan 1 orang

10 Pelaksana Adminstrasi Min SMU/sederajat 4 orang

B. Distribusi Ketenagaan

Ketenagaan di instalasi radiologi diagnostik diatur dalam daftar dinas

petugas yang terdiri dari 3 (tiga) shift, agar pelayanan dapat berjalan sesuai

dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Kebutuhan

tenaga radiografer adalah 2 radiografer/alat (sesuai KEPMENKES

No.1014/MENKES /SK/XI/2008 tentang standar pelayanan diagnostik di sarana

pelayanan kesehatan) atau berdasarkan perhitungan beban kerja

Adapun setiap shift ketenagaan di radiologi melaksanakan kegiatan sebagai

berikut:

1. Menginput data pasien

2. Mempersiapkan alat untuk pemeriksaan pasien

3. Membantu dalam pemberian informasi yang menyangkut kepentingan

pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing

Page 13: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

13

4. Melaksanakan pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing

5. Proses pengolahan hasil pemeriksaan radiologi

6. Menginput pemakaian BHP

7. Pembacaan foto oleh dokter radiologi

8. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan arsip

9. Bertanggung jawab atas penyerahan hasil

10. Bertanggung jawab terhadap alat-alat radiologi ( perangkat X – Ray, USG,

CT – Scan, dll)

C. Pengaturan Jaga

1. Pelayanan Radiodiagnostik dan Imejing diselenggarakan selama 24 jam, 7

hari seminggu dan dilaksanakan di 2 tempat yaitu RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto Jl. Dr. Gumbreg No. 1 Purwokerto serta Pavilun

Abiyasa dan Pusat Geriatri Jl. Dr. Angka No. 1-2 Purwokerto.

a. Pukul 07.00 – 14.00

b. Pukul 14.00 – 21.00

c. Pukul 21.00 – 07.00

2. Setiap hari kerja ada dokter spesialis radiologi (format jadwal terlampir)

a. Jadwal rutin petugas radiologi adalah sesuai dengan jadwal pelayanan

radiologi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (format jadwal

terlampir).

b. Jika ada kebutuhan pembuatan ekspertise di luar jam kerja dokter

radiologi maka data hasil pemeriksaan akan dikirim ke dokter spesialis

radiologi melalui media sosial.

c. Jika ada kebutuhan pemeriksaan yang harus dilakukan oleh dokter di

luar jam kerja maka dokter akan dipanggil dengan melakukan konfirmasi

sebelumnya

Page 14: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

14

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

1. Gedung

a. Lokasi

Instalasi radiologi diagnostik berada di dalam rumah sakit di sentral

rumah sakit, di antara instalasi rawat jalan, rawat inap dan IGD. Sirkulasi

bagi pasien dan pengantar pasien disarankan terpisah dengan sirkulasi

staf. Ruang konsultasi/dokter radiologi dilengkapi dengan fasilitas untuk

membaca foto.

b. Ruang

Persyaratan luas dan proteksi radiasi mengacu kepada buku sarana dan

prasarana rumah sakit kelas B tahun 2010 dan Keputusan Menkes No

1014 / Menkes/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan radiologi

diagnostik di sarana pelayanan kesehatan. Ada ijin BAPETEN sesuai UU

no.10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran

Menurut fungsinya dalam garis besar ruangan Radiologi dibagi dalam :

1. Loket Pendaftaran

a. Meja + kursi

b. Komputer

c. Alat Tulis

2. Ruang pemeriksaan

a. Tanda bahaya radiasi dan lampu merah yang terpasang di depan

pintu kamar periksa sebagai tanda bahwa pesawat radiologi

sedang dioperasikan serta tanda bahaya radiasi lainnya yang

dapat dilihat dengan jelas

b. Peralatan proteksi radiasi yang cukup memadai baik kualitas

maupun kuantitas

c. Ukuran ruangan minimal 12 m2

d. Kamar pemeriksaan dibuat agar paparan radiasi keluar tidak lebih

dari 0,25 mSv/jam apabila pesawat radiologi sedang dioperasikan

e. Tebal dinding 20 cm beton atau bata setebal 25 cm dengan

plesteran atau yang setara dengan 2 mm Pb.

f. Pintu dan jendela kayu harus diberi penahan radiasi Pb setebal 2

Page 15: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

15

mm.

g. Ruangan x-ray memakai AC

3. Ruang kontrol / operator

a. Kontrol table pesawat

b. Kaca jendela ruang operator menggunakan kaca Pb setara 2 mm.

c. Meja + kursi

4. Ruang dokter untuk membaca hasil pemeriksaan/expertise

a. Meja + Kursi

b. Komputer + printer

c. X-ray viewer

5. Ruang ganti baju pasien

a. Gantungan baju

b. Baju ganti pasien

6. Ruang prossesing film

a. Meja dan kursi

b. CR / Computerized Radiography

c. Monitor CR

d. Printer CR

e. Komputer + Printer

7. WC pasien

a. Kloset

b. Kran air

8. Ruang tunggu

a. Ruang tunggu ada akses langsung ke ruang pemeriksaan

b. Ruangan nyaman

2. Sumber Air

RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto memiliki sumber air dari PAM

dan sumur pompa.

3. Sumber Listrik

Untuk dapat memberikan pelayanan radiologi yang baik dan aman,

diperlukan aliran listrik yang cukup dengan tegangan yang konstan dan

tidak ada aliran listrik terputus. Hal ini perlu bukan saja supaya pemeriksaan

tidak terhenti, tetapi mengingat beberapa jenis alat memerlukan perawatan

Page 16: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

16

dan penyimpanan pada suhu tertentu dan tetap. Selain sumber listrik PLN,

disediakan cadangan sumber listrik dari generator, mengingat instalasi

radiologi diagnostik harus dapat memberikan pelayanan selama 24 jam.

B. Standar Fasilitas

1. Peralatan

Instalasi radiologi diagnostik harus menyediakan peralatan sesuai jenis

pelayanan yang dilakukan dan jumlah minimal yang tercantum dalam tabel

tersebut.

a. Daftar alat Alkes

No NAMA ALAT JML LOKASI

1 X-Ray Konvensional 3 unit 2 di RSMS, 1 di Pavilun

2 X-Ray Fluoroscopy 2 unit 1 di RSMS, 1 di Pavilun

3 X-Ray viewer 8 buah 5 di RSMS, 3 di Pavilun

4 MRI 1 buah Pavilun

5 CT-Scan Multi Slice 3 buah 2 di RSMS, 1 di Pavilun

6 Mobile X-ray 2 buah 1 di RSMS, 1 di Pavilun

7 Dental x ray 1 buah RSMS

8 USG unit 12 buah 10 di RSMS (radiologi 3, kebidanan 4, dalam 1, mawar

1, vk 1) dan 2 di Pavilun (radiologi 1, dalam 1)

9 Panoramic 1 unit Pavilun

10 Mammografi 1 unit Pavilun

11 Tabung O2 4 buah 2 di RSMS, 2 di Pavilun

12 Computerized Radiography (CR)

2 Set 1 di RSMS, 1 di Pavilun

13 Imaging Plat (IP) 8 setiap ukuran

Masing2 ukuran 4 di RSMS dan 4 di Pavilun

13 Tiang Infus 9 buah 6 di RSMS, 3 di Pavilun

15 Prosesing Automatic 2 unit 1 di RSMS, 1 di Pavilun (tidak

digunakan)

16 Lampu Halogen 2 buah 1 RSMS, 1 Paviliun

17 Tempat Tidur Periksa 3 buah 2 di RSMS, 2 di Pavilun

b. Alat Pelindung Diri

No NAMA ALAT JUMLAH

1 Masker Sesuai kebutuhan

Page 17: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

17

2

Sarung Tangan Dispossible

3 Kaca mata Pb / Google 5 buah

4 Pelindung thyroid 5 buah

5 Shielding yang berlapis 2 mmPb 2 buah

6

Apron Pb a. Radiologi RSMS

b. Radiologi Pavilun Abiyasa c. IBS

7 buah

5 buah 8 buah

7 Sarung tangan Pb 4 pasang

8 TLD (jumlah personil +1 kontrol) Tersedia sesuai jumlah personil

9 Personal Dosimeter 4 buah

c. Fasilitas Lain

No NAMA ALAT JUMLAH

1 Lemari arsip 6

2 Rak hasil 2

3 Komputer 12

4 Meja computer 12

5 AC 14

6 Exhaust fan 1

7 Telepon 5

8 UPS 7

9 Stabilizer 2

10 Meja Administrasi 3

11 Kursi Administrasi 6

12 Kursi Kerja (bulat) 4

13 Formulir Pemeriksaan / Hasil Radiologi Tersedia

14 Amplop foto Tersedia

15 Alat tulis Tersedia

2. Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan

Untuk menjamin tersedianya alat yang berkualitas dan siap pakai dalam

setiap pelayanan instalasi radiologi diagnostik maka perlu diadakan

program pemeliharaan alat secara rutin terdiri dari .

Page 18: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

18

a. Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh radiografer

b. Pemeliharaan dan perbaikan yang dilaksanakan oleh teknisi IPS RS/

teknisi alkes

Rincian masing-masing kegiatan diatur dalam program pemeliharaan alat

kesehatan (terlampir)

c. Program Kalibrasi Alat

1. Penanggung jawab kegiatan kalibrasi alat adalah IPS RS

2. Jenis alat yang dikalibrasi adalah alat X-Ray, USG, CT Scan dan MRI

3. Pelaksana adalah pihak ketiga (Rekanan alat/BPFK/Lembaga lain

yang tersertifikasi) yang dilakukan didalam rumah sakit.

4. Kegiatan kalibrasi dilaksanakan 1 tahun sekali dengan jadwal yang

dibuat oleh IPS RS.

Page 19: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

19

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pelayanan

1. Alur Pelayanan Radiologi

- RAWAT JALAN - RAWAT INAP

- GAWAT DARURAT

LOKET PENDAFTARAN

DENGAN PERJANJIAN

RUANG TUNGGU

LOKET PEMBAYARAN

RUANG PERIKSA

RUANG TUNGGU

LOKET PENGAMBILAN

RUJUKAN LUAR RSMS

LOKET

REKAM MEDIK

Page 20: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

20

2. Alur Pelayanan Pasien Radiologi

Petugas

1. Melakukan entri data pasien ke RIS 2. Melakukan pemeriksaan radiodiagnostik

dan imejing

Petugas 1. Melakukan pengolahan, mencetak atau

burning dan mengirim data citra ke PACS 2. Mengentri data pemakaian BHP

3. Mengemas dan menyerahkan citra ke radiolog

Pasien

Pengambilan hasil pemeriksaan radiologi

Spesialis Radiologi

Melakukan ekspertise hasil pemeriksaan

radiodiagnostik dan imejing

Petugas

1. Memeriksa kelengkapan form dan memberikan nomor antrian 2. Entri data ke SIM RS 3. Menginformasikan tarif (jika umum), persiapan, waktu

pelayanan dan kamar pelayanan 4. Validasi pembayaran

Pasien/Perawat

Menyerahkan form pemeriksaan

Pasien

1. Melakukan pembayaran (jika umum) di kasir 2. Menyerahkan salinan bukti pembayaran

Page 21: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

21

3. Alur pemeriksaan pasien ke unit radiodiagnostik pavilun

abiyasa/sebaliknya

Rawat Jalan Rawat Inap

Pasien

Menyerahkan form pemeriksaan

Petugas Radiologi

Menghubungi unit radiodiagnostik pav.

Abiyasa/sebaliknya, menanyakan biaya, persiapan pasien dan meminta jadwal pemeriksaan

Perawat Ruangan

Menghubungi petugas radiologi

untuk rencana pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing

Petugas Radiologi

Menginformasikan kepada pasien

biaya, persiapan dan sudah dijadwalkan untuk pemeriksaan

tersebut

Petugas Radiologi

Menginformasikan kepada perawat

biaya,persiapan pasien dan sudah dijadwalkan untuk pemeriksaan

tersebut

Pasien

Mengambil hasil dan menyerahkan

hasil tersebut ke DPJP

Perawat Ruangan

Mengantar dan mendampingi

pasien ke unit radiodiagnostik untuk pemeriksaan

Perawat

Mengambil hasil pemeriksaan dan

dilaporkan ke DPJP

pasien

Datang ke unit radiodiagnostik

sesuai jadwal untuk pemeriksaan

Page 22: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

22

B. Persiapan Pemeriksaan

a. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing non kontras tidak memerlukan

persiapan khusus, hanya pasien diminta melepas benda-benda yang

dapat menimbulkan artefak pada radiograf

b. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing dengan kontras memerlukan

persiapan khusus yang secara teknis diatur dalam SPO tentang

persiapan pasien di instalasi radiologi diagnostik

C. Pelaksanaan pemeriksaan

a. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing dengan kontras dilakukan

oleh dokter spesialis radiologi, radiografer dan perawat sedangkan

pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing non kontras dilakukan oleh

radiografer.

b. Pemeriksaan USG dilakukan oleh dokter spesialis radiologi

c. Standar pelayanan secara teknis diatur dalam SPO instalasi radiologi

diagnostik

D. Pengolahan Hasil Pemeriksaan Radiologi

Proses pengolahan hasil pemeriksaan radiologi menggunakan Computer

Radiografi ( CR):

a. Lakukan barcode imaging plat yang telah digunakan

b. Lakukan scaning imaging plat

c. Edit gambar yang muncul pada workstation CR

d. Cetak gambar/burning dan kirim data ke PACS

E. Pemberian hasil pemeriksaan / expertise

Hasil pemeriksaan ekspertise di lakukan oleh dokter spesialis radiologi

F. Penyerahan Hasil

Hasil pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing (film/CD/Paper dan

expertise) diserahkan kepada pasien/perawat setelah dibaca oleh dokter

spesialis radiologi atau dapat diberikan dalam bentuk hardcopy tanpa

expertise, dalam keadaan emergensi atau atas permintaan DPJP.

Page 23: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

23

G. Penyimpanan dokumen

Instalasi radiologi diagnostik menyimpan dokumen-dokumen :

1. Surat permintaan

2. Hasil pemeriksaan/expertise

3. Catatan kondisi peralatan

Semua dokumen disimpan selama 5 tahun sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam

Medis.

Page 24: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

24

BAB V

LOGISTIK

Pengelolaan logistik di Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah meliputi :

1. Perencanaan logistik radiologi

Perencanaan bahan logistik radiologi diagnostik dihitung berdasarkan

penggunaan logistik di tahun sebelumnya. Usulan kebutuhan logistik dilakukan

dengan melakukan input di sistem e planning.

2. Penyediaan logistik radiologi

Petugas logistic radiologi mengajukan permintan kebutuhan logistik secara

rutin dilakukan setiap bulan sekali melalui bidang penunjang medis.

3. Penyimpanan logistik radiologi

Bahan logistik radiologi yang telah diambil dari gudang farmasi/gudang rumah

tangga rumah sakit di simpan di gudang logistik radiologi pada suhu 20-24

derajat.

4. Pendistribusian logistik radiologi

Pendistribusian bahan film dan larutan pencucian film sesuai dengan

kadaluwarsa serta sesuai dengan jenis pemeriksaan radiologi yang dilakukan.(

expired date lebih awal digunakan terlebih dulu ).

Page 25: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

25

STANDAR OBAT-OBATAN, ALAT KESEHATAN DAN BAHAN HABIS PAKAI

Instalasi radiologi diagnostik harus menyediakan obat-obatan dan alat

kesehatan untuk keperluan pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing kontras

maupun non kontras dan obat emergensi akibat potensi reaksi terhadap bahan

kontras :

1. Obat obatan :

No Nama Obat Satuan Jumlah

1 Aminophyllin inj Ampul 1

2 Atropin inj Ampul 2

3 Deksamethasone inj Ampul 5

4 Dextrose 40% 25 ml Vial 1

5 Dextrose 5% Fles 1

6 Diphenhydramine inj Ampul 3

7 Epinephrine inj Ampul 2

8 Fimahes Fles 1

9 Foley Catheter No. 18 Pcs 1

10 Foley Catheter No. 20 Pcs 1

11 Foley Catheter No. 24 Pcs 1

12 Infuset Pcs 1

13 IV Catheter No. 18 Pcs 2

14 IV Catheter No. 20 Pcs 2

15 IV Catheter No. 24 Pcs 2

16 Lidocain 2% inj Ampul 2

17 NaCL 500 ml Fles 1

18 RL Pcs 1

19 Selang O2 Dewasa Pcs 1

20 Spet 10 cc Pcs 1

21 Spet 3 cc Pcs 1

22 Spet 5 cc Pcs 1

23 Stesolid inj Ampul 2

24 Transparent Dresing 7 x 8 Pcs 1

Page 26: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

26

2. Alat kesehatan dan bahan habis pakai

No Nama alat dan bahan Satuan Jumlah

1 Alkohol 70% Liter 2

2 Alkohol Swab Box 200

3 Aqua Steril Pcs 2

4 Aseptan Pcs 20

5 CD Blank Keping 4000

6 Chushavan Box 2

7 Earplug Box 1

8 Film CR 11x14” Box 2

9 Film CR 14x17” Box 2

10 Film CR 8x10” Box 4

11 Film CT Scan/MRI Box 2

12 Glass Spet 200 ml Pcs 2

13 Grid 24x30 cm Pcs 3

14 Grid 30x40 cm Pcs 3

15 Hand Scone Non Steril Pasang 300

16 Hand Scone Steril Pasang 50

17 Irigator Pcs 2

18 Jelly USG Galon 1

19 Kapas Putih 250 gr Pcs 1

20 Kertas Print USG 110 mmx18 mm Rol 10

21 Masker Tali Kepala Box 3

22 Photo Paper 3R Box 1

23 Plester Pcs 6

24 Suction Pcs 2

25 Tabung O2 Pcs 2

26 Troly emergensi Pcs 2

27 Troly instrument Pcs 4

Page 27: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

27

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan pasien radiologi merupakan tindakan untuk mencegah tidak

adanya kesalahan dan kejadian tidak diinginkan pada pasien yang dapat

terjadi di Instalasi Radiologi. Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu

bagian pelayanan rumah sakit, oleh sebab itu pelayanan radiologi tidak hanya

terfokus pada tujuan pelayanan radiologi dalam memanfaatkan radiasi tetapi

juga tetap mempertimbangkan dan memperhatikan terwujudnya keselamatan

pasIen ( patient safety)

B. Tujuan

1. Instalasi Radiologi dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai

penyelenggara pelayanan kesehatan yang memanfaatkan radiasi pengion

dan non pengion dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

menuju masyarakat sehat.

2. Instalasi radiologi dapat mencegah kejadian tidak diinginkan ( KTD )

kemungkinan dapat terjadi, timbulnya injuri mulai dari ringan sampai

berakibat fatal pada pasen, Kejadian Tidak Dinginkan tersebut dapat terjadi

mulai dari pra radiasi, selama radiasi maupun sesudah radiasi,

3. Semua individu tenaga kesehatan yang terkait dengan pelayanan fradiologi

khususnya radiografer berperan aktif dimulai dari sadar akan kualitas, mahir

dan trampil melakukan bagaimana cara mengurangi dan atau

menghilangkan KTD bila mungkin, agar tidak menambah keparahan pasen,

sehingga hasil layanan tidak saja bermutu tinggi juga mengandung norma-

norma keselamatan pasien.

C. Tata laksana keselamatan pasien

Tata laksana keselamatan pasien untuk mencegah kejadian tidak diinginkan

yang mungkin timbul pada proses pelayanan radiologi diagnostik antara lain :

1. Pada saat menerima surat permintaan pemeriksaan radiologi :

a. Petugas radiologi harus teliti dalam mengidentifikasi pasien

b. Petugas radiologi harus memahami permintaan foto dengan klinis yang

sesuai agar tidak membuat kesalahan pembuatan foto.

c. Apabila petugas radiologi meragukan permintaan foto, segera

menanyakan kepada dokter ahli radiologi atau kepada dokter pengirim.

Page 28: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

28

d. Petugas radiologi menanyakan apakah pasien hamil atau tidak ( wanita

subur )

2. Pada saat dilakukan pemeriksaan :

a. Saat memindahkan pasien ke meja pemeriksaan dilakukan dengan

prosedur yang benar.

b. Mencegah Pengulangan pemeriksaan dengan cara ;

penyudutan arah sinar harus benar

Sentrasi tepat

Pengaturan eksposure secara tepat

Positioning secara tepat

Hindari manipulasi pasen pada saat posisioning

Terutama pada pasen dengan klinis trauma capitis, Fraktur Columna

Vertebralis, trauma tumpul abdomen dan thoraks. Begitu pula pasien

dengan fraktur ekstrimitas dengan pemakaian peralatan traksi.

3. Kesesuaian Pesawat

Kesesuaian pesawat pada tata laksana keselamatan pasien meliputi

ketepatan pemilihan faktor eksposi pada meja control agar didapatkan

gambar radiograf yang optimal dan penggunaan grid yang tepat.

4. Minimalisasi dosis radiasi

Pengaturan luas lapangan penyinaran yang diatur sedemikian rupa

sehingga cukup seluas obyek yang diperiksa.

Pengaturan penggunaan faktor eksposi secara tepat ( dicatat pada

lembar permintaan pemeriksaan radiologi ).

Setiap pasien wanita usia subur yang sedang hamil sementara harus

dilakukan pemotretan, maka petugas radiologi wajib memberikan baju

pelindung radiasi khususnya di bagian perut untuk melindungi janinnya.

Semua pemeriksaan atau tindakan radiologi harus dilakukan apabila

ada permintaan dari dokter yang mengirim dan dilengkapi dengan klinis

yang jelas dan dikerjakan sesuai dengan standar operational prosedur

yang telah ditetapkan.

Page 29: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

29

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja radiologi merupakan segala sarana dan upaya untuk

mencegah terjadinya suatu kecelakaan kerja di instalasi radiologi. Keselamatan

kerja di instalasi radiologi erat kaitannya dengan penggunaan sumber radiasi.

Radiasi yang digunakan di Radiologi di samping bermanfaat untuk membantu

menegakkan diagnosa, juga dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja radiasi dan

masyarakat umum yang berada disekitar sumber radiasi tersebut. Besarnya

bahaya radiasi ini ditentukan oleh besarnya radiasi, jarak dari sumber radiasi, dan

ada tidaknya pelindung radiasi.

Upaya keselamatan kerja yang dilakukan di Instalasi Radiologi Diagnostik

RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah Propinsi Jawa

Tengah adalah :

A. Desain ruangan radiasi

1. Ukuran ruangan pemeriksaan di instalasi radiologi telah sesuai standar yaitu

: 5 x 6 m

2. Tebal dinding terbuat dari tembok dengan ketebalan 25 cm yang setara

dengan Timbal 2 mm setinggi 2,5 meter, atau pintu ruangan yang sudah

dilapisi dengan Timbal 2 mm )

3. Terdapat lampu tanda bahaya radiasi di atas pintu masuk ruangan radiologi.

B. Alat pelindung diri

1. Pakaian Proteksi radiasi (Apron timbal ) : dipakai pada saat pengantar atau

petugas memegang pasien yang tidak kooperatif saat penyinaran.

2. Sarung tangan dan masker : dipakai pada pemeriksaan dental,

penggantian larutan atau pada pemeriksaan lain pada pasien dengan

indikasi resiko penyakit menular

3. Penahan Radiasi ( skletsel timbal ) : digunakan untuk petugas berlindung

saat petugas melakukan eksposi penyinaran.

C. Alat monitor radiasi

Petugas radiologi menggunakan alat monitor radiasi perorangan TLD yang

digunakan pada saat berada pada medan radiasi.

D. Pemeliharaan, uji kesesuaian alat dan kalibrasi

1. Petugas Radiologi melakukan uji fungsi setiap alat setiap hari.

Page 30: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

30

2. Petugas IPSRS melakukan pemeliharaan setiap alat setiap bulan dan

didokumentasikan di kartu pemeliharaan.

3. Uji kesesuaian untuk pesawat rontgen dilakukan 3 tahun sekali berdasarkan

Perka Bapeten no.9 tahun 2011.

4. Uji kalibrasi peralatan radiologi dilaksanakan setahun sekali.

E. Pemeriksaan Kesehatan

Berdasarkan Peraturan Kepala Bapeten Nomor 6 tahun 2010 tentang

Pemantauan Kesehatan untuk Pekerja Radiasi maka setiap pekerja radiasi

harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala sedikitnya sekali

dalam setahun. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan

fisik, pemeriksaan laboratorium darah rutin dan pemeriksaan radiografi thorak.

F. Prosedur kerja di ruangan radiasi

1. Menghidupkan lampu merah yang berada di atas pintu masuk ruang

pemeriksaan.

2. Pada waktu penyinaran berlangsung, semua yang tidak berkepentingan

berada di luar ruangan pemeriksaan , sedangkan petugas berada di ruang

operator.

3. Waktu pemeriksaan harus dibuat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan

dan menghindari terjadinya pengulangan foto.

4. Pada pasien wanita hamil dikomunikasikan dahulu dengan dokter pengirim

serta diberikan baju pelindung apron untuk melindungi janin.

5. Ukuran berkas sinar harus dibatasi dengan diafragma sesuai obyek yang

diperiksa.

6. Apabila film atau pasien memerlukan penopang atau bantuan, sedapat

mungkin gunakan penopang atau bantuan mekanik. Jika tetap diperlukan

seseorang untuk membantu pasien atau memegang film selama penyinaran

maka ia harus memakai apron serta menghindari berkas sinar langsung

dengan cara berdiri disamping berkas utama.

G. Prosedur bila terjadi kecelakaan radiasi pesawat Sinar X

Menurut Perka BAPETEN no 8 tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi

dalam Penggunaan Pesawat Sinar X Radiologi Diagnostik dan Intervensional,

kecelakaan radiasi adalah kejadian tidak direncanakan termasuk kesalahan

Page 31: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

31

operasi, kerusakan maupun kegagalan fungsi alat atau kejadian lain yang

menimbulkan akibat atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan dari aspek

proteksi atau keselamatan radiasi yang menjurus kepada dampak radiasi dan

kondisi paparan radiasi yang melampaui batas keselamatan.

Bila tombol eksposure mengalami gangguan sehingga x ray tabung terus

memaparkan radiasi langkah yang dilakukan :

1. Mematikan sumber radiasi ( panel kontrol PLN )

2. Menghubungi petugas proteksi radiasi

3. Petugas proteksi radiasi harus segera melakukan identifikasi personil

yang potensial terpapar radiasi

4. Lakukan survey untuk memastikan pesawat sudah tidak dialiri listrik

5. Petugas proteksi mencatat detail seperti posisi dan arah berkas

6. Beri tanda pada pesawat sesuai dengan kegagalan alat yang terjadi

7. Membuat laporan kecelakaan radiasi harus segera dilaporkan kepada

BAPETEN meliputi deskripsi kecelakaan, jumlah korban, klasifikasi

kecelakaan, tindakan yang telah dilakukukan dan perkiraan dosis

8. Petugas proteksi radiasi juga memberikan laporan kepada tim

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit mengenai insiden yang

terjadi

9. Kartu dosis dan kartu kesehatan yang berkaitan dengan

kecelakaan radiasi harus disimpan terpisah dengan dokumen yang

sama pada keadaan normal.

Page 32: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

32

BAB VIII

PROTEKSI RADIASI

A. Proteksi Radiasi bagi petugas

1. Pemantauan dosis perorangan petugas radiologimenggunakan film TLD

(Thermo Luminisence Dosimeter) pada saat berada dimedan radiasi.

2. Pada saat melakukan eksposi hendaknya petugas radiologi berada dibalik

dinding atau tabir pelindung.

3. Bila petugas radiologi diperlukan untuk memegang pasien maka petugas

tersebut harus mengunakan baju pelindung (apron).

4. Pemberian ekstra fooding bagi petugas radiologi.

5. Pemeriksaan kesehatan secara rutin pada petugas radiologi meliputi

pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan rontgen thorak.

B. Proteksi radiasi bagi pasien

1. Pemeriksaan dilakukan hanya dengan permintaan dokter pengirim.

2. Untuk pasien ibu yang sedang hamil dikonsultasikan dahulu dengan dokter

pengirim serta diberi apron untuk melindungi janin..

3. Batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan obyek yang diperlukan.

4. Hindari terjadinya pengulangan foto

C. Proteksi radiasi bagi masyarakat umum

1. Ada peringatan tertulis tentang radiasi pada pintu atau didalam ruangan

pemeriksaan

2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk di ruang pemeriksaan

kecuali pengantar pasien yang diperlukan untuk memegangi pasien.

3. Beri baju proteksi ( apron ) kepada pengantar pasien.

4. Pada saat pemeriksaan berlangsung , pintu ruangan pemeriksaan harus

selalu tertutup.

5. Lampu merah tanda radiasi diatas pintu harus selalu menyala selama

pemeriksaan berlangsung.

6. Berkas sinar-x hendaknya diarahkan pada daerah yang tidak berpenghuni

atau tidak ada penduduk umum.

Page 33: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

33

BAB IX

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu di Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto Provinsi Jawa Tengah bertujuan untuk meningkatkan mutu

pelayanan di Instalasi Radiologi melalui pemenuhan indikator mutu di radiologi.

Instalasi Radiologi memilih dan menetapkan indikator mutu berdasarkan pada

seringnya kegiatan yang tidak dapat mencapai standar yang telah ditetapkan

dalam standar pelayanan minimal radiologi.

1. Penyusunan Indikator Mutu

Indikator mutu pelayanan Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah Propinsi Jawa Tengah

diantaranya :

1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto ≤ 3 jam 100%

a. Dilaksanakan setiap ada pelayanan thorak foto

b. Di input di RIS saat registrasi dan selesai ekspertise ( datang dan

menerima hasil).

c. Dihitung waktunya dari selisih waktu pasien menerima hasil foto thorak

dengan waktu pasien dilakukan pemeriksaan.

d. Direkap secara bulanan

2. Pelaksana ekspertise hasil pemeriksaan oleh dokter spesialis radiologi

100%

a. Dilaksanakan pada semua pemeriksaan

b. Di input di RIS dengan memindahkan statusnya ke arsip

c. Direkap secara bulanan

3. Kejadian kegagalan pelayanan rontgen ≤ 2 %

a. Di input penggunaan film sesuai ukuran di RIS

b. Di input penyebab kejadian kegagalan berdasarkan faktor penyebab

(kondisi faktor eksposi, posisi pasien, prosessing dan lain-lain)

c. Direkap secara bulanan

2. Pemilihan Indikator Mutu Instalasi Radiologi

Pemilihan indikator mutu Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah Propinsi Jawa Tengah

menggunakan metode pembobotan indikator mutu instalasi radiologi

berdasarkan high risk, high volume dan problem prone.

Page 34: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

34

3. Evaluasi dan tindak lanjut

Evaluasi dan tindak lanjut dari program mutu dilakukan setiap triwulan sekali

oleh komite mutu rumah sakit dengan metode PDSA ( plan-do –study-action)

Page 35: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

35

BAB X

PENUTUP

Demikian buku Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD

Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah ini disusun

sebagaimana yang ada dan bertujuan dapat diterapkan di Instalasi Radiologi

Diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah.

Buku Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah ini tentunya sangat jauh dari

sempurna, untuk itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan guna

mendukung keberhasilan pelayanan di Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof.

Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah.

Purwokerto, Januari 2019

DIREKTUR,

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

HARYADI IBNU JUNAEDI

Page 36: INSTALASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

36

BAB X

PENUTUP

Demikian buku Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD

Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah ini disusun

sebagaimana yang ada dan bertujuan dapat diterapkan di Instalasi Radiologi

Diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah.

Buku Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah ini tentunya sangat jauh dari

sempurna, untuk itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan guna

mendukung keberhasilan pelayanan di Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof.

Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah.

Purwokerto, Januari 2019

DIREKTUR,

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

HARYADI IBNU JUNAEDI