Upload
fafafaf
View
440
Download
65
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Indikasi Dan Kontra Indikasi Psa
Citation preview
AFAF (112110174) SGD 5 LBM1
Tabel 2.1 Terminologi Diagnosis Pulpa
Diagnosis
Pulpa
Keluran
Utama
Riwaya
t Gigi
Temuan
Radiografi
Tes
Elektrik Termal Perkusi Palpasi
Pulpa
Normal
Pulpitis
Reversibe
l
Pulpitis
Irreversib
el
Nekrosis
Pulpa
Tidak
ada
Sensitif
terhadap
dingin
dan
panas
Sensitify
ang lama
terhadap
dingin
dan
panas
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Nyeri
Sponta
n
Variasi
Normal
Normal
Normal /
RLP
Normal /
RLP
R
R
TR
TR
RS
RSB
RLB
TR
TR
TR
TR
R
TR
TR
TR
TR
GEJALA INFEKSI PADA PULPA
Keterangan : RLP : radiolusen pada periapikal; R: ada respon; TR: tidak ada respon; RS:
respon singkat; RSB: respon singkat dan berlebihan; RLB: respon lama dan berlebihan
Sumber : Goodell GG, Tordik PA, Moss HD. Pulpal and periradicular diagnosis. Nav
Dent School J; 2005: 27(9): 15-8.
AFAF (112110174) SGD 5 LBM1
PROSES INFEKSI PULPA SAMPAI PULPA MENJADI MATI
Derajat inflamasi pulpa sangat berhubungan intensitas dan keparahan jaringan pulpa
yang rusak. Iritasi ringan seperti pada karies dan preparasi kavitas yang dangkal
mengakibatkan inflamasi yang sedikit atau tidak sama sekali pada pulpa sehingga tidak
mengakibatkan perubahan yang signifikan. Sebaliknya, iritan seperti pada karies yang dalam
dan prosedur operatif yang luas biasanya mengakibatkan perubahan inflamasi yang lebih
parah. 1,8
Iritasi sedang sampai parah akan mengakibatkan inflamasi lokal dan lepasnya sel-sel
inflamasi dalam konsentrasi tinggi. Iritasi ini mengakibatkan pengaktifan bermacam-macam
sistem biologis seperti reaksi inflamasi nonspesifik seperti histamin, bradikinin, metabolit
asam arakhidonat, leukosit PMN, inhibitor protease, dan neuropeptid. Selain itu, respon imun
juga dapat menginisiasi dan memperparah penyakit pulpa. Pada jaringan pulpa normal dan
tidak terinflamasi mengandung sel imunokompeten seperti limfosit T, limfosit B, makrofag,
dan sel dendritik. Konsentrasi sel-sel tersebut meningkat ketika pulpa terinflamasi sebagai
bentuk mekanisme pertahanan untuk melindungi jaringan pulpa dari invasi mikroorganisme
dimana leukosit polimorfonuklear merupakan sel yang dominan pada inflamasi pulpa.1,8
Sel-sel inflamasi dalam jumlah besar ini akan mengakibatkan peningkatan
permeabilitas vaskular, statis vaskular, dan migrasi leukosit ke tempat iritasi tersebut.
Akibatnya, terjadi pergerakan cairan dari pembuluh ke jaringan sekitarnya. Jika pergerakan
cairan oleh venul dan limfatik tidak dapat mengimbangi filtrasi cairan dari kapiler, eksudat
pun terbentuk. Peningkatan tekanan jaringan dari eksudat ini akan menimbulkan tekanan
pasif dan kolapsnya venul secara total di area iritasi pulpa oleh karena jaringan pulpa
dikelilingi oleh memiliki dinding yang kaku. Selain itu, pelepasan sel-sel inflamasi
menyebabkan nyeri langsung dan tidak langsung dengan meningkatnya vasodilatasi arteriol
dan permeabilitas venul sehingga akan terjadi edema dan peningkatan tekanan jaringan.
AFAF (112110174) SGD 5 LBM1
Tekanan ini bereaksi langsung pada sistem saraf sensorik. Meningkatnya tekanan jaringan
dan tidak adanya sirkulasi kolateral ini yang dapat mengakibatkan terjadinya nekrosis pulpa.
( sumber : http://222.124.222.229/handle/123456789/2263 website Unhas.co.id)
MEKANISME PERUBAHAN WARNA GIGI
Pada Nekrosis pulpa gigi mengalami perubahan warna karena adanya gangguan sirkulasi
peredaran darah sedangkan pembuluh darah tersebut berfungsi mengantarkan atau
menyalurkan nutrisi dan zat – zat lain yang penting bagi tubuh dan gigi. Pada nekrosis pulpa
sirkulasi tersebut terganggu bahkan bias terhenti sehingga lama-kelamaan zat – zat yang ada
di dalam pembuluh darah akan terakumulasi, bercampur dan pembuluh darah akan Nampak
lebih gelap. Terjadinya pembengkakan pada gusi karena adanya intervensi bakteri. Intervensi
bakteri masuk semakin dalam dan di dalam bakteri mengeluarkan eksudat2nya. Akumulasi
dari jaringan nekrosis dan eksudat bakteri di tambah dengan reaksi imun tubuh kemudian
menyebabkan bengkak pada jaringan terdekat denga ngigi yang nekrotik.
( sumber : http://222.124.222.229/handle/123456789/2263 website Unhas.co.id)
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PSA
INDIKASI
1. Gigi dengan kelainan yg telah mengenai jaringan pulpa
2. Sebagai pencegahan untuk menghindari infeksi jaringan periapikal
3. Untuk rencana pembuatan mahkota pasak
4. Sebagai abutmen gigi tiruan
5. Kesehatan umum pasien baik
6. Oral higiene pasien baik
7. Masih didukung janringan penyangga gigi yang baik
8. Pasien bersedia untuk dilakukan perawatan
9. Operator mampu
AFAF (112110174) SGD 5 LBM1
KONTRAINDIKASI
1. Kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari sepertiga panjang akar
2. Foramen apikal terbuka lebar
3. Perforasi permukaan akar
4. Resorbsi yang luas baik interna maupun eksterna
5. Gigi dengan saluran akar tidak dapat dipreparasi, akar terlalu bengkok, saluran akar
banyak berbelit-belit
6. Gigi tidak dapat direstorasi lagi
7. Tidak didukung jaringan penyangga yg cukup
8. Gigi yang keluar dari lengkung ggi
9. Fraktur vertikal
10. Jarak interoklusi yang pendek sehingga akan menyulitkan dalam instrumentasi
11. Kesehatan umum pasien buruk
12. Pasien tidak bersedia dilakukan perawatan
13. Operator tidak mampu
KEGAWAT DARURATAN ENDODONTI
Kegawatdaruratan dalam endodontik dan infeksi adalah kasus yang dirasakan penderita
berupa sakit (nyeri) dengan berbagai frekuensi nyeri atau pembengkakan sebelum,selama,
atau sesudah perawatan saluran dengan penyebab berupa iritan yang menimbulkaninflamasi
yang hebat di pulpa atau jaringan periradikuler (Cohen et al., 1987 cit. Walton
andTorabinejad, 1997; Lemon, 1990 cit. Walton and Torabinejad, 1997).
Pemeriksaan klinis yang diperlukan sebelum melakukan perawatan kegawat daruratan
endodontic adalah menentukan vitalitas pulpa, menganalisis reaksi gigi yang bersangkutan
terhadap perkusi, dan evaluasi radiograf. Tes vitalitas pulpa dapat dilakukan dengan
menggunakan tes termal dan tes pulpa elektrik. Tes perkusi merupakan tes yang penting
karena berguna untuk mengetahui perluasan inflamasi kejaringan periapikal.
Radiografdiperlukan untuk menentukan perawatan yang tepat dalam perawatan endodontic
jikawaktu yang tersedia untuk menangani rasa nyeri pasien sangat sedikit (Weine, 2004).
AFAF (112110174) SGD 5 LBM1
1. Kedaruratan endodontic biasanya dikaitkan dengan nyeri dan /
ataupembengkakandanmemerlukanpenegakan diagnosis
sertaperawatandengansegera.
2. Kedaruratan endodontic merupakansuatutantangan,
baikdalamhalpenegakandiagnosismaupunpenatalaksanaannya.
Dalambeberapaaspekdiperlukanpengetahuandanketrampilan yang baik.
3. Kedaruratan endodontic dapattimbulsebelumperawatan, selamaperawatan
(antarkunjungan) dansesudahperawatansaluranakar (sesudahobturasi).
Manajemenkegawatdaruratan endodontic
karenainfeksibiasanyamelibatkanterapipadasaluranakarataujugadapatdilakukan
ekstraksi.JikaDalamprosedurini,
baikdoktergigiumumatauspesialismembersihkanbakteridanjaringan yang
sakitdarisystemsaluranakar, danmengisiruangdenganbahan inert yang
membuatbakterikeluar.Jikagigitelahrusakterlaluparahataupatah,
ekstraksiharusdilakukan.Pasien yang mengalamikegawatdaruratan endodontic
karenainfeksi, dapatdiberikanterapiobat NSAID sepertiibuprofen,
dandiperlukanantibiotiknuntukmengendalikaninfeksi.
KASUS-KASUS DARURAT ENDODONTI DAN PERAWATANNYA
PULPITIS AKUT
Dalam mentukan diagnosis pulpitis akut, raa sakit berasal dari pulpa yang masih vital dan
gigi tidak peka jika diperkusi. Peradangan belum mencapai apikal dan umumnya terbatas
pada koronal. Gambaran radiogrfi tidak ada perubahan dari gambaran normal.
Pada umumnya, perawatan yang diberikan terhadap gigi pulpitis akut adalah pulpektomi
vital.
Tahapan pekerjaan
AFAF (112110174) SGD 5 LBM1
1. Pembuatan foto rontgen
2. Anastesi lokal
3. Isolasi lapangan kerja
4. Pembukaan atap pulpa
5. Ekstirpasi jaringan pulpa
6. Irigasi dengan larutan perhidrol 3%, aquadest, NaOCl 2%
7. Penempatan Ca(OH)2 dalam gulungan kapas kecil pada ruang pulpa
8. Tumpatan sementara minimal dengan semen seng fosfat
Setelah keadaan darurat mereda dilakukan perawatan endodonti biasa.
PULPITIS AKUT DENGAN PERIODONTITIS APIKALIS
Diagnosis : perkusi + , tes panas +, tes dingin mengurangi rasa sakit. Gambaran radiografi
terdapat radiolusensi kecil pada daerah apikal, penebalan ruang lig. Periodontal.
Tahapan pekerjaan
1. Pembuatan foto rontgen
2. Anastesi lokal
3. Isolasi lapangan kerja
4. Pembukaan atap pulpa
5. Anastesi intrapulpa jika perlu
6. Ekstirpasi jaringan pulpa
7. Irigasi dengan larutan perhidrol 3%, aquadest, NaOCl 2%
8. Penempatan Ca(OH)2 dalam gulungan kapas kecil pada ruang pulpa
9. Tumpatan sementara dengan semen seng fosfat/ ZOE
Setelah keadaan darurat mereda dilakukan perawatan endodonti biasa.
ABSES PERIAPIKALIS AKUT
Dian gnosis: rasa sakit +, bengkak +, perkusi +, gigi goyang +, vitalitas berkurang. Gambaran
radiografi berfariasi, mulai dari gambaran normal sampai adanya radiolusensi yang jelas.
Tahapan pekerjaan
AFAF (112110174) SGD 5 LBM1
1. Pembuatan foto rontgen
2. Anastesi blok bila perlu
3. Isolasi lapangan kerja
4. Pembukaan atap pulpa
5. Ekstirpasi jaringan pulpa
6. Drainase (jika drainase baik dan pasien tidak demam tdk perlu pemberian antibiotik,
dan sebaliknya)
7. Irigasi dengan larutan NaOCl 2%; H2O2 3%. Sebaiknya menggunakan ultrasonik
atau gram fisiologis
8. Penempatan Ca(OH)2 dalam gulungan kapas kecil pada ruang pulpa
9. Tumpatan sementara dengan semen seng fosfat/ ZOE
10. Pemberian antibiotik bila diperlukan
Setelah keadaan darurat mereda dilakukan perawatan endodonti biasa.
FRAKTUR MAHKOTA YANG MENGENAI PULPA VITAL
1. Lakukan foto rontgent
2. Lihat bagaian periapikal (menutup atau masih terbuka)
3. Jika sudah menutup perawatan yang dilakukan seperti pada pulpitis akut
4. Jika apikal belum tertutup perawatan apeksifikasi/apeksogenesis dilakukan untuk
menjaga agar jaringan pulpa tidak terhalang fungsinya sampai akar tertutup sempurna.
5. Bila apeks telah tertutup sempurna, perawatan endodonti dapat dilakukan.lo
GIGI AVULSI
Avulsi adalah gigi keluar dari soketnya. Prosedur perawatan darurat terhadap gigi avulsi
membutuhkan persyaratan yang cukup banyak, seperti: gigi tidak terkontaminasi, waktu
terjadi avulsi singkat, gigi dapat dikembalikan ketempat semula dengan baik, jaringan sekitar
tidak rusak berat,dll. Setelah dilakukan prosedur diatas, makan dilakukan fiksasi dan
imobilisasi gigi.
FLARE UP ENDODONTIC
Pada waktu perawatan endodontic atau setelah perawatan endodontic sering timbul rasa sakit
akibat reaksi akut yang berasal dari prosedur perawatan endodonsi. Penyebabnya adalah:
1. Over instrumentasi sehingga mengenai jaringan periapeks
AFAF (112110174) SGD 5 LBM1
2. Penggunaan instrumen yang kurang steril
3. Foramen apial terbuka lebar sehingga obat sterilisasi saluran akar mengiritasi jaringan
periapeks
4. Pemakaian obat sterilisasi salurana akar yang berlebihan
Untuk menanggulangi keadaan akut ini dapat dilakukan hal-hal sbb:
1. Isolasi lapangan kerja
2. Membuka tumpatan sementara
3. Menyingkirkan obat yang meniritasi
4. Irigasi saluran akar berulang-ulang dengan cairan garam fisiologis
5. Pemberian medikasi Ca(OH)2 atau kladermix yang dimasukkan ke dalam saluran akar
dnegan menggunakan paper point atau lentulo
6. Penumpatan sementara dengan ZOE/ cavit/ semen seng fosfat
Jika dalam 2 sampai 3 hari keadaan tidak membaik, dilakukan slah satu penanganan
1. Pengulanagn prosedur dan pemberian antibiotik
2. Penguretan daerah periapeks atau reseksi apek
3. Ekstraksi gigi