6
Imunisasi anak saya terlambat… Bagaimana mengejar ketinggalannya? (CATCH-UP IMMUNIZATION) Pernah seorang sejawat menanyakan pada saya tentang anaknya yang mengalami keterlambatan imunisasi dasar hingga satu tahun. Saat saya tanyakan mengapa bayinya tidak diimunisasi, ternyata bayinya mengalami suatu penyakit yang mengharuskan untuk ditangani segera dengan menggunakan terapi imunosupresi (penurun daya tahan tubuh). Hal ini tentu saja menyebabkan sang bayi tak bisa mendapatkan imunisasi selama tahun pertama kehidupannya. Jadi bagaimana bila bayi kita mengalami keterlambatan imunisasinya? Bagaimana mengejar ketinggalannya? Pertama-tama, penting untuk kita ketahui bahwa sampai usia 1 tahun bayi diberikan imunisasi dasar untuk mendapatkan kekebalan pertama kalinya. Pada saat sang anak berusia 1-4 tahun, imunisasi yang diberikan merupakan imunisasi ulangan yang bertujuan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasarnya. Masa ini juga didedikasikan bagi mereka yang mengalami keterlambatan imunisasi, untuk melengkapi imunisasinya (catch-up). Selanjutnya, pemberian imunisasi yang terlambat masih bisa dilanjutkan hingga anak usia sekolah dan remaja, sebagai persiapan menuju masa dewasa. Beberapa imunisasi diberikan setelah anak menginjak masa remaja, seperti imunisasi HPV; beberapa imunisasi harus diulang saat seseorang menjadi dewasa, seperti varicella, hepatitis B; dan bahkan pada usia dewasa tua atau usia lanjut, seperti pneumokokus dan influenza. Imunisasi yang telah diberikan tidak akan ‘mubazier’. Banyak orang berpikir bila imunisasi terlambat diberikan, maka pemberian imunisasi yang pertama menjadi ‘mubazier’. Berapa kalipun banyaknya, imunisasi yang sudah diterima tubuh kita akan memberikan respons kekebalan, walaupun kadarnya belum mencapai batas ambang proteksi dan belum memberikan perlindungan untuk jangka waktu yang panjang. Pemberian imunisasi ulangan maupun lanjutan (catch-up) ditujukan untuk memastikan kadar antibodi tubuh kita mencapai kadar proteksi yang optimal , sehingga keterlambatan imunisasi bukan halangan untuk melanjutkan imunisasi.

Imunisasi Anak Saya Terlambat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

imunisasi yang terlambat

Citation preview

Page 1: Imunisasi Anak Saya Terlambat

Imunisasi anak saya terlambat… Bagaimana mengejar ketinggalannya? (CATCH-UP IMMUNIZATION)

Pernah seorang sejawat menanyakan pada saya

tentang anaknya yang mengalami keterlambatan imunisasi dasar hingga satu tahun. Saat saya tanyakan

mengapa bayinya tidak diimunisasi, ternyata bayinya mengalami suatu penyakit yang mengharuskan

untuk ditangani segera dengan menggunakan terapi imunosupresi (penurun daya tahan tubuh). Hal ini

tentu saja menyebabkan sang bayi tak bisa mendapatkan imunisasi selama tahun pertama

kehidupannya. Jadi bagaimana bila bayi kita mengalami keterlambatan imunisasinya? Bagaimana

mengejar ketinggalannya?

Pertama-tama, penting untuk kita ketahui bahwa sampai usia 1 tahun bayi diberikan imunisasi dasar

untuk mendapatkan kekebalan pertama kalinya. Pada saat sang anak berusia 1-4 tahun, imunisasi yang

diberikan merupakan imunisasi ulangan yang bertujuan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi

dasarnya. Masa ini juga didedikasikan bagi mereka yang mengalami keterlambatan imunisasi, untuk

melengkapi imunisasinya (catch-up). Selanjutnya, pemberian imunisasi yang terlambat masih bisa

dilanjutkan hingga anak usia sekolah dan remaja, sebagai persiapan menuju masa dewasa.

Beberapa imunisasi diberikan setelah anak menginjak masa remaja, seperti imunisasi HPV; beberapa

imunisasi harus diulang saat seseorang menjadi dewasa, seperti varicella, hepatitis B; dan bahkan pada

usia dewasa tua atau usia lanjut, seperti pneumokokus dan influenza.

Imunisasi yang telah diberikan tidak akan ‘mubazier’. Banyak orang berpikir bila imunisasi terlambat

diberikan, maka pemberian imunisasi yang pertama menjadi ‘mubazier’. Berapa kalipun banyaknya,

imunisasi yang sudah diterima tubuh kita akan memberikan respons kekebalan, walaupun kadarnya

belum mencapai batas ambang proteksi dan belum memberikan perlindungan untuk jangka waktu yang

panjang. Pemberian imunisasi ulangan maupun lanjutan (catch-up) ditujukan untuk memastikan kadar

antibodi tubuh kita mencapai kadar proteksi yang optimal, sehingga keterlambatan imunisasi bukan

halangan untuk melanjutkan imunisasi.

Beberapa rekomendasi untuk imunisasi lanjutan yang terlambat akan dibahas dalam tulisan berikut.

BCG

Imunisasi BCG sebaiknya pertamakali diberikan pada saat bayi berusia 2-3 bulan. Pemberian BCG pada

bayi beruisa < 2 bulan akan meningkatkan risiko terkena penyakit tuberkulosis karena daya tahan tubuh

bayi yang belum matang. Apabila bayi telah berusia > 3 bulan dan belum mendapatkan imunisasi BCG,

maka harus dilakukan uji tuberkulin (tes mantoux dengan PPD2TU/PPDRT23) terlebih dulu. Bila hasilnya

negatif, imunisasi BCG dapat diberikan. Imunisasi BCG tidak membutuhkan booster.

Page 2: Imunisasi Anak Saya Terlambat

Hepatitis B

Idealnya dosis pertama imunisasi hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir (jika memungkinkan <

12 jam), kemudian dilanjutkan dengan interval 4 minggu dari dosis pertama. Interval imunisasi kedua dan

ketiga yang dianjurkan adalah 5 bulan, namun pada kondisi tertentu interval minimalnya adalah 2 bulan.

Apabila sang anak belum mendapatkan imunisasi hepatitis B semasa bayi, maka imunisasi hepatitis B

tersebut dapat diberikan kapan saja, sesegera mungkin, tanpa harus memeriksakan kadar AntiHBs-nya.

Kecuali, jika sang ibu memiliki hepatitis B ataupun sang anak pernah menderita penyakit kuning, maka ia

dianjurkan untuk memeriksakan kadar HBsAg dan antiHBs terlebih dahulu.

Diptheria, Pertusis, dan Tetanus (DPT)

Pemberian imunisasi DPT seharusnya diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar dan dilanjutkan dengan 1

kali booster dengan jarak 1 tahun setelah DPT yang ketiga. Pada usia 5 tahun (sebelum masuk SD),

anak perlu mendapatkan imunisasi DPT kembali (DPaT/Tdap) dan pada usia 12 tahun diberikan

imunisasi Td. Pada wanita, sebelum ia menikah dan saat ia hamil, dianjurkan untuk mendapatkan

imunisasi TT masing-masing 1 kali untuk mencegah penyakit tetanus neonatorum (tetanus pada bayi).

Imunisasi DPT yang terlambat diberikan, dapat langsung dilanjutkan sesuai jadwal tanpa harus

mengulang dari awal berapapun lamanya keterlambatan tersebut. Dan bila anak Anda belum pernah

mendapatkan imunisasi dasar DPT saat bayi, maka imunisasi dasar DPT dapat diberikan pada usia anak

sesuai jumlah dan interval yang seharusnya. Bagaimana dengan pemberian imunisasi DPT keempatnya?

Imunisasi DPT keempatnya tetap diberikan dengan jarak 1 tahun dari yang ketiga, dengan catatan

sebagai berikut:

Bila imunisasi DPT keempat diberikan sebelum ulang tahun keempatnya, maka pemberian imunisasi

DPT kelima dapat diberikan sesuai jadwal, paling cepat 6 bulan sesudahnya.

Bila imunisasi DPT keempat diberikan setelah ulang tahun keempatnya, makan pemberian imunisasi

DPT kelima tidak diperlukan lagi.

Polio

Ada dua macam imunisasi polio yang tersedia:

Imunisasi polio oral (OPV) dengan jadwal pemberian: saat lahir, usia 2, 4, 6, dan 18 bulan

Imunisasi polio suntik (IPV) dengan jadwal pemberian: usia 2, 4, 6, 18 bulan dan 6 – 8 tahun

Bila imunisasi polio terlambat diberikan, Anda tidak perlu mengulang pemberiannya dari awal lagi. Cukup

melanjutkan dan melengkapinya sesuai jadwal.

 

Page 3: Imunisasi Anak Saya Terlambat

CAMPAK

Imunisasi campak sebaiknya diberikan pada bayi berusia 9 bulan. Dosis penguatannya diberikan kembali

pada saat anak bersekolah di Sekolah Dasar. Pada program PIN (Pekan Imunisasi Nasional), terkadang

dilakukan imunisasi campak pula yang bertujuan sebagai penguatan (strengthening) untuk mencakup

sekitar 5% individu yang diperkirakan belum membentuk kekebalan yang cukup baik saat diimunisasi

terdahulu.

Bila anak Anda terlambat mendapatkan imunisasi campak, segera berikan kapan pun saat Anda

membawa anak anda ke dokter, selama sang anak berusia 9-12 bulan. Namun, bila anak Anda telah

berusia lebih dari 1 tahun, Anda dapat memberikannya langsung imunisasi MMR.

Measles, Mumps, dan Rubella (MMR)

Imunisasi MMR diberikan pada saat anak berusia 15-18 bulan dengan jarak minimal dengan imunisasi

campak 6 bulan. Imunisasi MMR merupakan imunisasi dengan virus hidup yang dilemahkan, sehingga

harus diberikan dalam kondisi anak yang sehat dan dengan jarak minimal 1 bulan sebelum atau sesudah

penyuntikan imunisasi lain. Booster perlu diberikan saat anak berusia 6 tahun. Bila lewat 6 tahun dan

belum juga mendapatkannya, berikan imunisasi campak/MMR kapan saja saat bertemu. Pada prinsipnya,

berikan imunisasi campak 2 kali ATAU MMR 2 kali.

Haemophillus Influenzae B (HIB)

Mirip dengan imunisasi DPT, imunisasi HIB juga diberikan pada bayi berusia 2,4, dan 6 bulan, kemudian

diulang pada usia 18 bulan. Oleh karenanya, imunisasi HiB seringkali diberikan dalam bentuk imunisasi

kombinasi (Combo). Bila anak Anda telah berusia 1-5 tahun dan belum pernah mendapatkannya,

imunisasi HIB ini hanya perlu diberikan 1 kali. Sedangkan bila ia telah berusia 5 tahun dan belum pernah

mendapatkannya, maka imunisasi ini tidak diperlukan lagi, karena penyakit ini hanya menyerang anak-

anak berusia dibawah 5 tahun.

PCV

Tidak seperti imunisasi yang lain, jadwal kejar imunisasi terhadap pneumokokus ini diberikan tergantung

usia bayi/anak Anda. Bila bayi/anak Anda terlambat mendapatkannya, maka jadwal imunisasi

pneumokokusnya adalah sebagai berikut:

Usia bayi/anak             Jumlah dosis & jarak pemberian         Lanjutan

Page 4: Imunisasi Anak Saya Terlambat

2 – 6 bulan                  3 dosis, dengan jarak 6-8 minggu       ulangan 1 dosis, usia 12-15 bulan

7 – 11 bulan                2 dosis, dengan jarak 6-8 minggu       ulangan 1 dosis, usia 12-15 bulan

12 – 23 bulan              2 dosis, dengan jarak 6-8 minggu

>24 bulan                    1 dosis

 

Rotavirus

Ada dua imunisasi Rotavirus yang terdapat di Indonesia:

Rotateq: diberikan 3 dosis, dosis pertama pada usia 6-14 minggu, yang kedua: 4-8 minggu kemudian,

yang ketiga: maksimal pada usia 8 bulan

Rotarix: diberikan 2 dosis, dosis pertama pada usia 10 minggu, yang kedua: usia 14 minggu

(maksimal pada usia 6 bulan)

Apabila bayi Anda belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka imunisasi ini tidak perlu

diberikan lagi.

Influenza

Imunisasi influenza diberikan sesuai usia bayi/anak Anda. Dosisnya cukup diberikan separuh dosis

dewasa (0,25 mL) pada mereka yang berusia 6 – 35 bulan (< 3 tahun). Pemberian satu dosis dewasa

pada bayi/anak-anak tidak menimbulkan masalah atau efek apapun, dan sebaliknya, tidak pula

memberikan manfaat yang lebih. Setelah anak berusia 3 tahun, maka dosisnya sama dengan dosis

dewasa.

Pemberian imunisasi influenza yang pertama kali harus dilakukan 2 kali dengan jarak diantaranya 4 – 6

minggu pada bayi hingga anak berusia < 8 tahun. Untuk tahun-tahun berikutnya, pemberiannya cukup

satu kali setahun. Namun, pada anak berusia 9 tahun atau lebih, cukup diberikan satu kali setahun dan

diulang setiap tahun.

Varisela

Imunisasi varisela diberikan hanya 1 kali pada anak berusia > 1 tahun. Untuk anak berusia > 13 tahun

atau pada usia dewasa, imunisasi ini diberikan 2 kali dengan jarak 4-8 minggu. Apabila terlambat,

imunisasi ini bisa diberikan kapan saja bahkan hingga usia dewasa.

Hepatitis A dan Tifoid

Imunisasi hepatitis A dan tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun. Imunisasi hepatitis A diberikan

sebanyak 2 dosis dengan jarak 6 – 12 bulan. Pemberian imunisasi hepatitis A ini hanya dilakukan satu

kali (2 dosis) ini seumur hidup. Sedangkan imunisasi tifoid hanya diberikan satu dosis, namun perlu

diulang setiap 3 tahunnya. Kalau anak Anda terlambat mendapatkannya, maka keduanya dapat diberikan

kapan saja hingga usia dewasa.

Page 5: Imunisasi Anak Saya Terlambat

Human Papilloma Virus (HPV)

Imunisasi HPV diberikan sejak anak berusia 10 tahun, dan terbaik diberikan sebelum anak Anda

menikah/berhubungan seksual pertama kali. Imunisasi ini diberikan 3 dosis yaitu bulan ke-0,1,6 bulan

(Cervarix) atau bulan ke-0,2,6 bulan (Gardasil).

Imunisasi sebaiknya telah dilengkapi pemberiannya pada masa remaja, sehingga pada saat anak

beranjak remaja akhir dan dewasa, tubuhnya telah memiliki semua perlindungan yang diperlukannya

terhadap berbagai penyakit-penyakit menular yang berisiko tinggi. Apabila Anda tidak ingat akan status

imunisasi anak Anda dan tidak memiliki catatan imunisasinya, maka anak Anda harus dianggap belum

pernah diimunisasi dan harus memulainya kembali sesuai jadwal.

Nah, supaya afdol, bagi Anda yang memahami dan ingin mendalaminya, saya sertakan disini

rekomendasi jadwal kejar imunisasi yang terlambat menurut Centers for Disease Control and Prevention

(CDC) di Amerika. Monggo diunduh. Bila Anda tidak memahaminya atau ingin penjelasan lebih lanjut,

silakan kontak penulis dibawah.