22
Pentingnya Imunisasi pada Orang Dewasa Ditulis oleh Dr.dr.Iris Renganis,SpPD-KAI Senin, 03 Januari 2011 00:00 Dalam mencapai Indonesia sehat di tahun 2010, upaya pencegahan penyakit termasuk imunisasi merupakan upaya yang penting. Manfaat imunisasi pada anak telah diyakini dapat mencegah penularan berbagai penyakit infeksi. Pemerintah telah melaksanakan program imunisasi pada anak di tingkat pelayanan primer. Namun demikian manfaat imunisasi pada orang dewasa belum sepenuhnya diyakini oleh petugas kesehatan apalagi oleh orang awam. Padahal American Society of Internal Medicine dalam pertemuan tahunannya di Atlanta Amerika Serikat menegaskan kembali bahwa imunisasi pada orang dewasa dapat mencegah kematian seratus kali lipat akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dibandingkan dengan anak. Jadi terdapat peluang besar untuk mencegah kematian pada orang dewasa melalui imunisasi. Upaya untuk menggiatkan imunisasi dewasa perlu dimulai dengan meningkatkan kepedulian dan pemahaman petugas kesehatan terhadap pentingnya pencegahan. Tujuan Tujuan imunisasi atau vaksinasi adalah meningkatkan derajat imunitas, memberikan proteksi imun dengan menginduksi respons memori terhadap patogen tertentu/ toksin dengan menggunakan preparat antigen (zat asing) non- virulen/non-toksik. Antibodi (zat kekebalan) yang diproduksi oleh imunisasi harus efektif terutama terhadap mikroba (kuman) ekstraselular dan produknya. Antibodi akan mencegah efek yang merusak sel dengan menetralisasi toksin kuman (dipthteria, clostridium). Antibodi jenis IgA berperan pada permukaan mukosa, mencegah virus/ bakteri menempel pada mukosa (efek polio oral). Mengingat respons imun baru timbul beberapa minggu, imunisasi aktif biasanya diberikan jauh sebelum pajanan dengan patogen. Pencegahan imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha imunoprofilaksis. Cacar yang merupakan penyakit yang sangat ditakuti, berkat imunisasi masal, sekarang telah lenyap dari muka dunia ini. Demikan pula dengan polio yang dewasa ini sudah banyak dillenyapkan di banyak negara. Pierce dan Schaffner melaporkan kurangnya perhatian imunisasi pada usia dewasa yang disebabkan oleh karena adanya keraguan dari masyarakat maupun petugas pelaksana pelayanan kesehatan terhadap keamanan dari vaksinasi, ganti rugi yang tidak memadai dan belum berkembangnya sistem imunisasi pada dewasa. Sistem Imun dan Imunisasi Pertahanan tubuh terhadap infeksi terdiri dari sistem imun alamiah atau nonspesifik yang sudah ada dalam tubuh dan sistem imun didapat atau spesifik. Sistem imun nonspesifik langsung bekerja bila ada ancaman benda asing/kuman dari luar tanpa perlu pengenalan terlebih dahulu, sedangkan sistem imun spesifik baru bekerja setelah tubuh terpajan dengan

imunisasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

imunisasi

Citation preview

Page 1: imunisasi

Pentingnya Imunisasi pada Orang Dewasa Ditulis oleh Dr.dr.Iris Renganis,SpPD-KAI    Senin, 03 Januari 2011 00:00 Dalam mencapai Indonesia sehat di tahun 2010, upaya pencegahan penyakit termasuk imunisasi merupakan upaya yang penting. Manfaat imunisasi pada anak telah diyakini dapat mencegah penularan berbagai penyakit infeksi. Pemerintah telah melaksanakan program imunisasi pada anak di tingkat pelayanan primer. Namun demikian manfaat imunisasi pada orang dewasa belum sepenuhnya diyakini oleh petugas kesehatan apalagi oleh orang awam.

Padahal American Society of Internal Medicine dalam pertemuan tahunannya di Atlanta Amerika Serikat menegaskan kembali bahwa imunisasi pada orang dewasa dapat mencegah kematian seratus kali lipat akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dibandingkan dengan anak. Jadi terdapat peluang besar untuk mencegah kematian pada orang dewasa melalui imunisasi. Upaya untuk menggiatkan imunisasi dewasa perlu dimulai dengan meningkatkan kepedulian dan pemahaman petugas kesehatan terhadap pentingnya pencegahan.

Tujuan

Tujuan imunisasi atau vaksinasi adalah meningkatkan derajat imunitas, memberikan proteksi imun dengan menginduksi respons memori terhadap patogen tertentu/ toksin dengan menggunakan preparat antigen (zat asing) non-virulen/non-toksik. Antibodi (zat kekebalan) yang diproduksi oleh imunisasi harus efektif terutama terhadap mikroba (kuman) ekstraselular dan produknya. Antibodi akan mencegah efek yang merusak sel dengan menetralisasi toksin kuman (dipthteria, clostridium). Antibodi jenis IgA berperan pada permukaan mukosa, mencegah virus/ bakteri menempel pada mukosa (efek polio oral). Mengingat respons imun baru timbul beberapa minggu, imunisasi aktif biasanya diberikan jauh sebelum pajanan dengan patogen. Pencegahan imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha imunoprofilaksis. Cacar yang merupakan penyakit yang sangat ditakuti, berkat imunisasi masal, sekarang telah lenyap dari muka dunia ini. Demikan pula dengan polio yang dewasa ini sudah banyak dillenyapkan di banyak negara. Pierce dan Schaffner melaporkan kurangnya perhatian imunisasi pada usia dewasa yang disebabkan oleh karena adanya keraguan dari masyarakat maupun petugas pelaksana pelayanan kesehatan terhadap keamanan dari vaksinasi, ganti rugi yang tidak memadai dan belum berkembangnya sistem imunisasi pada dewasa.

Sistem Imun dan ImunisasiPertahanan tubuh terhadap infeksi terdiri dari sistem imun alamiah atau nonspesifik yang sudah ada dalam tubuh dan sistem imun didapat atau spesifik. Sistem imun nonspesifik langsung bekerja bila ada ancaman benda asing/kuman dari luar tanpa perlu pengenalan terlebih dahulu, sedangkan sistem imun spesifik baru bekerja setelah tubuh terpajan dengan mikroorgansime ke dua kali atau lebih. Sistem imun nonspesifik  terdiri dari faktor fisis seperti kulit, selaput lendir, silia, batuk dan bersin, faktor larut yang terdiri dari faktor biokimia seperti lisozim (keringat), sekresi sebaseus, asam lambung, laktoferin dan asam neuraminik, faktor humoral seperti komplemen, interferon dan CRP (C-reactive protein), sedangkan faktor selular seperti sel fagosit (mono-dan polimorfonukliar), sel NK (Natural Killer), sel mast dan sel basofil. Sistem imun spesifik terdiri dari faktor humoral seperti berbagai antibodi yang diproduksi sel B dan faktor selular sel T yang terdiri dari beberapa subset seperti sel Th (sel T penolong : sel Th1, sel Th2), sel Tc (sel T pembunuh). Refleks batuk yang terganggu oleh alkohol, narkotika, kerusakan mekanisme bersiihan saluran napas oleh rokok atau polusi udara merupakan masalah sehari-hari yang banyak dijumpai dan harus dihadapi sistem imun. Gagal ginjal atau hati, penggunaan obat steroid dan kencing manis (diabetes melitus) dapat menurunkan mekanisme bersihan darah dan risiko infeksi yang lebih berat. Pada infeksi HIV, mieloma multipel, limfoma terjadi produksi antibodi yang sangat terganggu.

Kamis, 03 Maret 2011 19:24

 

Page 2: imunisasi

Arti Definisi/Pengertian Imunisasi, Tujuan, Manfaat, Cara dan Jenis Imunisasi Pada ManusiaSun, 30/11/2008 - 8:37am — godam64

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.

Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit dan imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.

Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.

Page 3: imunisasi

Jenis/Macam Vaksin Imunisasi Untuk Anak - Informasi Imunisasi Lengkap Wajib Penangkal PenyakitWed, 26/11/2008 - 9:56pm — godam64

Imunisasi adalah salah satu cara untuk menangkal penyakit-penyakit berat yang terkadang belum ada obat untuk menyembuhkannya. Imunisasi umumnya diberikan kepada anak-anak balita (usia di bawah lima tahun). Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin yang merupakan bibit penyakit yang telah dibuat lemah kapada seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit penyakit kuat yang sama.

Anak-anak kecil adalah korban yang lemah terhadap berbagai serangan penyakit yang berbahaya karena tubuh anak masih belum sempurna sistem kekebalan tubuhnya di mana belu banyak terdapat antibodi di dalam tubuhnya. Untuk itulah diperlukan imunisasi lengkap wajib yang teratur pada anak agar terhindar dari berbagai macam gangguan penyakit berbahaya dan fatal.

Vaksin imunisasi mungkin dapat memberikan efek samping yang membuat anak jatuh sakit, namun dampak positif perlindungan yang dihasilkan vaksin tersebut amat sangat berguna. Berikut di bawah ini adalah merupakan beberapa jenis-jenis atau macam-macam imunisasi bagi anak :

A. Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Wajib Pada Anak :

1. BCG

- Perlindungan Penyakit : TBC / Tuberkolosis- Penyebab : Bakteri Bacillus Calmette Guerrin- Kandungan : Bacillus Calmette-Guerrin yang dilemahkan- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 2 bulan

2. DPT/DT

- Perlindungan Penyakit : Difteri (infeksi tenggorokan), Pertusis (batuk rejan) dan Tetanus (kaku rahang).- Penyebab : Bakteri difteri, pertusis dan tetanus- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 3 bulanII. Umur / usia 4 bulanIII. Umur / usia 5 bulanIV. Umur / usia 1 tahun 6 bulanV. Umur / usia 5 tahunVI. Umur / usia 10 tahun

3. Polio- Perlindungan Penyakit : Poliomielitis / Polio (lumpuh layuh) yang menyababkan nyeri otot, lumpuh dan kematian.- Waktu Pemberian :

Page 4: imunisasi

I. Umur / usia 3 bulanII. Umur / usia 4 bulanIII. Umur / usia 5 bulanIV. Umur / usia 1 tahun 6 bulanV. Umur / usia 5 tahun

4. Campak / Measles

- Perlindungan Penyakit : Campak / Tampek- Efek samping yang mungkin : Demam, ruam kulit, diare- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 9 bulan atau lebihII. Umur / usia 5-7 tahun

5. Hepatitis B

- Perlindungan Penyakit : Infeksi Hati / Kanker Hati mematikan- Waktu Pemberian :I. Ketika baru lahir atau tidak lama setelahnyaII. Tergantung situasi dan kondisi IIII. Tergantung situasi dan kondisi IIIV. Tergantung situasi dan kondisi III

B. Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Yang Dianjurkan Pada Anak :

1. MMR

- Perlindungan Penyakit : Campak, gondongan dan campak Jerman- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 1 tahun 3 bulanII. Umur / usia 4-6 tahun

2. Hepatitis A

- Perlindungan Penyakit : Hepatitis A (Penyakit Hati)- Penyebab : Virus hepatitis A- Waktu Pemberian :I. Tergantung situasi dan kondisi III. Tergantung situasi dan kondisi II

3. Typhoid & parathypoid

- Perlindungan Penyakit : Demam Typhoid- Penyebab : Bakteri Salmonela thypi- Waktu Pemberian :I. Tergantung situasi dan kondisi

4. Varisella (Cacar Air)

Page 5: imunisasi

- Perlindungan Penyakit : Cacar Air- Penyebab : Virus varicella-zoster- Waktu Pemberian :I. Umur / usia 10 s/d 12 tahun 1 kali dan di atas 13 tahun 2 kali dengan selang waktu 4 s/d 8 minggu.

Page 6: imunisasi

Imunisasi Lengkap, Bentengi Anak Dari Penyakit BerbahayaOctober 23, 2007 by fitrivai

Sumber : Tabloid Ibu & Anak (http://naila.rad.net.id/detail.aspx?id=N091)

Ada beberapa penyakit yang belum ditemukan obatnya. Salah satunya adalah hepatitis dan polio. Untuk menghindarinya, maka jalan satu-satunya adalah dengan vaksinasi atau imunisasi. Untuk itulah, maka imunisasi bermanfaat untuk membentengi balita dari penyakit berbahaya.

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.

Imunisasi seharusnya diberikan pada anak beberapa hari setelah ia lahir. Imunisasi atau vaksin dasar yang wajib diberikan adalah BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B. Waktu pemberiannya pun sudah ditetapkan, secara bertahap. Misalnya, BCG diberikan pada anak usia 2 bulan, DPT Polio, usia 2, 3, 4 bulan dan sebagainya.

Beberapa vaksin ini pemberiannya juga berulang. Misalnya, DPT Polio diberikan pada usia 2 bulan, kemudian diulang pada usia 3, 4 dan seterusnya. Namun ada juga vaksin yang cukup diberikan satu kali misalnya vaksin BCG. Pemberian vaksin tersebut bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi berbagai penyakit.

Rentan Infeksi

Mengapa anak perlu diberi vaksin? Menurut Prof.dr.Sri Rezeki Hadinegoro, dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), bayi rentan terhadap infeksi. Terjadinya infeksi dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor gizi, lingkungan, usia dan jenis kelamin. “Semakin muda usia seseorang, makin tinggi pula risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh infeksi seperti polio, tifus meningitis, pneumonia dan sejenisnya,” ungkapnya.

“Asupan gizi yang rendah juga memicu menurunnya imunitas atau kekebalan tubuh yang membuat infeksi lebih mudah menyerang,” tambahnya. Dokter yang juga ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini juga mengatakan bahwa, terjadinya infeksi diawali oleh masuknya mikroorganisme seperti virus, bakteri, parasit dan jamur ke dalam tubuh manusia. Reaksi akibat masuknya virus bisa beragam seperti sakit atau bahkan meninggal.

“Kalau orang yang kemasukan virus bisa selamat, maka setelah sembuh, dalam tubuhnya akan terbentuk antibodi terhadap virus yang masuk tadi, sehingga tidak akan terkena infeksi penyakit serupa,” katanya. Itulah sebabnya, maka untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dilakukan imuniasi. Melalui imunisasi, tubuh dibantu oleh vaksin untuk

Page 7: imunisasi

melawan berbagai penyakit seperti, TBC, Cacar, Polio, Campak, Dipteri, Hepatitis dan lain sebagainya.

Aman Tapi Terlupakan

Lebih lanjut, dokter yang lulus spesialis anak pada tahun 1983 di Universitas Indonesia ini mengatakan, bahwa vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Efek sampingnya pun lama kelamaan bisa diminimalkan berkat kemajuan teknologi.

Menurut Sri Redjeki, demam yang ditimbulkan oleh suntikan vaksin saat ini tidak lagi separah dulu. Memang ada bakteri yang sudah dilumpuhkan yang memicu terjadinya demam, tapi kini berkat rekayasa genetika sifat gen bakteri pemicu demam sudah mampu dihilangkan.

Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, sekarang ini sudah jarang ditemukan. Namun sayangnya, menurut cacatat Sri Redjeki umumnya ibu di Indonesia cenderung menganggap anaknya sudah cukup mendapat vaksin kalau sudah melewati usia satu tahun. padahal dalam usia satu tahun itu, ada beberapa vaksin yang lupa diberikan. Apalagi jika pada usia satu tahun itu anak mendapat adik lagi. “Maka vaksin tambahan kerap terlupakan,” ujarnya menyayangkan.

Padahal menurutnya, kalau pun terlambat, vaksin masih perlu tetap diberikan. “Lebih baik vaksin diberikan terlambat daripada tidak sama sekali,” ujarnya.

Macam-Macam Vaksin Wajib Dan Waktu Pemberian

BCGI. 2 bulan

DPT/DTI. 3 bulanII. 4 bulanIII. 5 bulanIV. 1 tahun 6 bulanV. 5 tahunVI. 10 tahun

PolioI. 3 bulanII. 4 bulanIII. 5 bulanIV. 1 tahun 6 bulanV. 5 tahun

CampakI. 9 bulan atau lebih

MeaslesII. 5-7 tahun

Page 8: imunisasi

Sumber: Catatan kesehatan anak Klinik Arthasari, Cibubur

Vaksin Yang Dianjurkan

MMRI. 1 tahun 3 bulanII. 4-6 tahun

TIP AI. Sesuai keadaanII. Sesuai keadaan

Typhoid & parathypoidIII. Sesuai keadaan

Hepatitis BI. Waktu lahir atau lebihII. Sesuai keadaan IIII. Sesuai keadaan IIIV. Sesuai keadaan III

Sumber: catatat kesehatan anak Klinik Arthasari, Cibubur

Macam-Macam Vaksin Dan Fungsinya

Imunisasi BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan. BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan.

Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.

Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk sehingga anak sulit bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Sementara Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.

Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau paha.Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun).Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT.

Page 9: imunisasi

Imunisasi Polio

Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan, dapat juga menyebabkan kematian.

Imunisasi dasar polio diberikan pada anak umuur 0-4 bulan sebanyak 4 kali, (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).

Imunisasi Campak

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih, Campak 2 diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan).

Campak 1 diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan Campak 2 diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang tertingi. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare.

Imunisasi Hepatitis B (HBV)

Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Imunisasi ini diberikan sebanyak 4 kali. Antara suntikan HBV1 dengan HBV2 diberikan dengan selang waktu 1 bulan pada saat anak berumur di bawah 4 bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan Hepatitis, vaksin HBV disuntikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. Sedangkan pada bayi yang lahir dari ibu yang status Hepatitisnya tidak diketahui, HBV I diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir

HBV3 diberikan pada usia antara 6-18 bulan. Imunisasi HBV 4 diberikan saat anak berusia 10 tahun. Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki Hepatitis B. Imunisasi juga bisa diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan. Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih.

Imunisasi MMR

Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak, gondongan dan campak Jerman. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian.

Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Sedangkan

Page 10: imunisasi

Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher, pembengkakan otak atau gangguan perdarahan.

Suntikan diberikan sebanyak 2 kali, suntikan pertama diberikan pada saat anak berumur 12-18 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan seumur hidup yang adekuat, karenanya suntikan kedua bisa diberikan pada saat anak berumur 4-6 tahun atau pada saat anak berumur 11-13 tahun.

Imunisasi Hepatitis A

Hepatitis A adalah masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh, terutama menyerang hati, sehingga bisa menimbulkan gejala-gejala hepatitis. Virus Hepatitis A sangat mudah menular dan menyebabkan 20% – 40% dari semua infeksi hepatitis. Waktu pemberian dimulai umur 2 tahun. Satu kali suntikan pertama, dan 6 bulan berikutnya suntikan penguat (booster) dapat memberikan perlindungan sekurang-kurangnya 10 tahun.

Imunisasi Varisella (Cacar Air)

Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster merupakan penyakit sangat menular. Infeksi akibat cacar air ringan dan tidak berakibat fatal, tetapi pada sejumlah kasus, penyakit bisa sangat serius sehingga penderitanya dirawat dan diantaranya meninggal.Imunisasi varisella berfungsi memberikan perlindungan terhadapa cacar air. Suntikan diberikan pada anak yang berumur 10-12 tahun dan belum pernah menderita cacar air. Suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin.

Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu.

Vaksinasi Typhoid

Demam Typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonela thypi. Dari lambung manusia, kuman ini kemudian menyebar ke seluruh organ tubuh lainnya. Penderita infeksi bakteri typhoid akan mengalami gejala awal berupa demam, badan mengiggil, sakit kepala, nyerit otot, anoreksia, mual, muntah diare dan aneka gangguan perut lainnya.

Komplikasi demam typhoid dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian. Pemberian vaksinasi atau merupakan cara efektif untuk mencegah derita demam typhoid. Vaksin typhoid dapat diberikan pada anak usia 2 tahun. Satu kali suntikan menjamin perlindungan terhadap Salmonella paratyphi A dan B, dan melindungi penyakit ini sekurang-kurangnya 3 tahun.

Page 11: imunisasi

ImunisasiDiposting oleh Besti pada Apr 10, '08 11:42 PM untuk semuanya

Apa itu Imunisasi ?

Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu.

 

Tujuan pemberian imunisasi --> (hanya preventif)

1. Mencegah penyakit infeksi tertentu 2. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat

mencegah terjadinya gejala yang dapat menimbulkan kecacatan / kematian.

KAPAN pemberian Imunisasi ?

Semua anak yang berumur 0 – 12 bulan harus mendapat imunisasi.

Umur 0 – 1 Bln : BCG, Polio, Hepatitis B1 Umur 2 Bln : DPT 1, Polio 2, Hepatitis B2

Umur 3 Bln : DPT 2, dan Polio 3

Umur 4 Bln : DPT3 dan Polio 4

Umur 9 Bln : Campak, Hepatitis B3

Macam-macam Vaksin

1. Vaksin BCG

Imunisasi BCG tujuannya untuk memberikan kekebalan aktif kepada bayi dan balita terhadap penyakit TBC Paru Paru.

    2. Vaksin DPT ( Dipteri, Pertusis,Tetanus )

Page 12: imunisasi

Imunisasi DPT tujuannya untuk memberikan kekebalan aktif yang bersamaan terhadap penyakit Dipteri, Pertusis dan Tetanus.

    3. Vaksin Polio

Imunisasi Polio tujuannya untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan balita terhadap penyakit poliomielitis atau kelumpuhan.

    4. Vaksin Hepatitis B

Imunisasi Hepatits B tujuannya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B atau penyakit kuning.

 

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian Imunisasi pada bayi/balita.

 

1. Imunisasi diberikan pada bayi/balita yang sehat.

2. Pada bayi/balita yang sakit tidak boleh diberikan seperti :        a. Sakit keras        b.Dalam masa tunas/ perkembangansuatu penyakit.        c. Kekurangan/penurunan daya tahan tubuh

 Proses terjadinya reaksi pada tubuh bayi/anak setelah Imunisasi yaitu

terjadinya reaksi lokal, biasanya terlihat pada tempat penyuntikan misalnya terjadi pembengkakan yang kadang-kadang disertai demam, agak sakit. Terhadap reaksi ini ibu tidak perlu panik sebab panas akan

sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi /balita .

 

Tempat memperoleh Imunisasi

Page 13: imunisasi

1. Posyandu Terdekat.2. Puskesmas Keliling

3. Puskesmas Pembantu (Pustu)

4. Puskesmas Kecamatan

5. Rumah Sakit.

Juni 24, 2008Jenis dan Macam-macam Imunisasi Kekebalan   Tubuh Filed under: Uncategorized — salindri @ 7:10 am

A. Imunisasi Aktif

Page 14: imunisasi

Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seseorang karena tubuh yang secara aktif membentuk zat anti bodi.

1. Imunisasi aktif alamiah

Adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit.

2. Imunisasi aktif buatan

Adalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit

B. Imunisasi Pasif

Imunisasi adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan tubuhnya didapatkan dari luar.

1. Imunisasi pasif alamiah

Adalah antibody yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan.

2. Imunisasi pasif buatan

Adalah kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu

Imunisasi, Upaya untuk Meningkatkan Kekebalan TubuhZat yang dimasukkan ke dalam tubuh disebut vaksin. Vaksin adalah sebuah senyawa antigen

yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Terbuat dari virus yag telah dimatikan atau “dilemahkan” dengan menggunakan bahan-bahan tambahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal, dan lainnya.

Jenis-jenis imunisasi atau vaksinasi antara lain adalah vaksin terhadap penyakit hepatitis, polio, Rubella, BCG, DPT, Measles –Mumps-Rubella (MMR), cacar air, dan jenis penyakit lainnya seperti influenza. Bunda yang memiliki anak balita pasti sudah sering membawa balitanya pergi ke tenaga medis terdekat untuk memperoleh imunisasi.

Pemberian vaksin dilakukan dalam rangka untuk memproduksi sistem immune (kekebalan tubuh) seseorang terhadap suatu penyakit. Berdasarkan teori antibodi, ketika benda asing masuk seperti virus dan bakteri ke dalam tubuh manusia, maka tubuh akan menandai dan merekamnya sebagai suatu benda asing. Kemudian tubuh akan membuat perlawanan terhadap benda asing tersebut dengan membentuk yang namanya antibodi terhadap benda asing tersebut. Antibodi yang dibentuk bersifat spesifik yang akan berfungsi pada saat tubuh kembali terekspos dengan benda asing tersebut.

Berdasarkan peraturan WHO yang ada di UCI (Universal Child Imunitation), imunisasi untuk bayi dan anak usia 0 – 10 tahun terdiri dari BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B, MMR, dan Tetanus Toxoid (TT). Efektivitas imunisasi hanya bertahan sekitar 5 – 10 tahun. Jadi di antara usia tersebut, anak perlu diimunisasi lagi atau istilahnya booster (penguat).

Page 15: imunisasi

Namun, perlu diingat bahwa Imunisasi tidak dapat memproteksi bayi dan anak hingga 100 persen. Kira-kira hanya 80 persen saja, dan itu sudah cukup. Imunisasi perlu diulang dalam jangka waktu tertentu demi memperkuat kekebalan yang mulai menurun di dalam tubuh. Namun bila lupa melakukan imunisasi ulang, anda tak perlu melakukan lagi imunisasi dasar.

Secara umum, imunisasi terdiri dari 2 golongan. Golongan pertama adalah imunisasi yang harus selesai sebelum usia setahun dan golongan kedua adalah imunisasi yang tak boleh dilaksanakan pada usia di bawah setahun. Perlu diperhatikan, ada beberapa imunisasi yang sebaiknya dilakukan tepat berdasarkan umur.

Imunisasi yang harus selesai dilaksanakan di bawah usia setahun adalah Hepatitis B-1, Polio-0, Hepatitis B-2, BCG, DTP-1, Hib-1, Polio-1, DTP-2, Hib-2, Polio-2, DTP-3, Hib-3, Polio-3, Hepatitis B-3, dan Campak-1. Sedangkan setelah usia setahun, masih ada beberapa imunisasi lagi yang harus dilakukan, di antaranya adalah MMR, Hib-4, DTP-4, Polio-4, Hepatitis A, dan Tifoid. Setelah berusia 5 tahun ke atas, anak juga dapat memperoleh imunisasi Tifoid, DTP-5, Polio-5, MMR, dT/TT, dan Varisela

Imunisasi BCG Untuk Mencegah TB   (Tuberkulosis) Posted on Maret 7, 2008 by vinadanvani

Imunisasi BCG termasuk salah satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan. Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercel bacili yang hidup di

Page 16: imunisasi

dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin).

Imunisasi BCG wajib diberikan, seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB dan salah satu negara dengan penderita TB tertinggi di dunia. TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain: berat badan anak susah bertambah, sulitmakan, mudah sakit,

batuk berulang, demam, berkeringat di malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu.

Untuk mendiagnosis anak terkena TB atau tidak, perlu dilakukan tes rontgen untuk mengetahui adanya vlek, tes Martoux untuk mendeteksi peningkatan kadar sel darah putih, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan laju endap darah. Bahkan, dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui, apakah si kecil pernah atau tidak, berkontak dengan penderita TB.

Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang “tidur”. Karenanya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain menhindarianak berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah satunya melalui pemberian imunisasi BCG.

Jumlah Pemberian Imunisasi BCGCukup 1 kali saja, tak perlu diulang (booster). Sebab vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, sehingga memerlukan pengulangan.

Usia Pemberian Imunisasi BCGDibawah usia 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Mantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan kuman Mycrobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si kecil diimunisasikan BCG

Lokasi PenyuntikanLengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.

Efek SampingUmumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau selangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Biasanya akan sembuh sendiri.

Tanda KeberhasilanMuncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.Jika bisul tak muncul, jangan cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan yang salah,

Page 17: imunisasi

mengingat cara penyuntikan perlu kehlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntiknya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal.

Jadi, medki bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi BCG pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah.

Indikasi KontraTak dapat diberikan pada anak berpenyakit TB atau menunjukkan Mantoux positif