66
25 LAPORAN KHUSUS IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION CARD (SHOC) SEBAGAI LANGKAH AWAL PELAKSANAAN IDENTIKASI BAHAYA DI PT GUNANUSA UTAMA FABRICATORS BANTEN Oleh : Indah Ratnasari NIM. R0007049 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

25

LAPORAN KHUSUS

IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION CARD (SHOC) SEBAGAI LANGKAH AWAL PELAKSANAAN

IDENTIKASI BAHAYADI PT GUNANUSA UTAMA

FABRICATORSBANTEN

Oleh :

Indah RatnasariNIM. R0007049

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2010

Page 2: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

PENGESAHAN

Laporan Khusus dengan judul :

Implementasi Safety and Hazard Observation Card (SHOC) sebagai

Langkah Awal Pelaksanaan Identikasi Bahaya di

PT Gunanusa Utama Fabricators

Banten

dengan peneliti :

Indah Ratnasari

NIM. R0007049

telah diuji dan disahkan pada tanggal :

_______________________

Pembimbing I Pembimbing II

Sumardiyono, SKM, M. Kes. Live Setyaningsih, SKMNIP. 19650706 198803 1 002

An. Ketua ProgramD.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS

Sekretaris,

Sumardiyono, SKM, M.Kes.NIP. 19650706 198803 1 002

Page 3: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

Laporan Khusus dengan judul :

Implementasi Safety and Hazard Observation Card (SHOC) sebagai

Langkah Awal Pelaksanaan Identikasi Bahaya di

PT Gunanusa Utama Fabricators Banten

dengan peneliti :

Indah RatnasariNIM. R0007049

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal :

13 April 2010

Oleh :

Pembimbing Lapangan

(Ir. M. Natsir)Corporate HSE Manager

Page 4: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

ABSTRAK

Indah Ratnasari, 2010. IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION CARD (SHOC) SEBAGAI LANGKAH AWALPELAKSANAAN IDENTIKASI BAHAYA DI PT GUNANUSA UTAMA FABRICATORS BANTEN. Mahasiswa Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PT. Gunanusa Utama Fabricators adalah perusahaan industri konstruksi platform di Serang, Banten yang dalam pemenuhan target produksi menimbulkan banyak sumber-sumber bahaya. Untuk mengendalikan sumber-sumber bahaya tersebut, maka sumber-sumber bahaya tersebut harus diidentifikasi. Pekerja yang selalu melakukan aktivitas dan berada di tempat kerja adalah yang paling mengetahui bahaya-bahayanya.Untuk itu, harus ada alat observasi yang dapat mengidentifikasi bahaya di tempat kerja oleh pekerja. Observasi tersebut adalah menggunakan Safety and Hazard Observation Card (SHOC) yang dalam penerapannya memerlukan tindakan perbaikan dari hasil temuan observasi yang mengarah pada terjadinya kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami sistem implementasi identifikasi bahaya yang dilakukan oleh pekerja di PT. Gunanusa Utama Fabricators Banten yaitu berupa kartu observasi adanya kondisi tidak aman maupun tindakan tidak aman yang kemudian dilakukan tindakan perbaikan bersama dengan departeman terkait untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Apabila penerapan metode tersebut tepat, maka kecelakaan kerja dapat dicegah serta kerugian dapat dikendalikan namun jika tidak tepat, maka akan terjadi kecelakaan yang menyebabkan keluarnya biaya.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif yaitu memberikan gambaran mengenai penerapan Safety and Hazard Observation Card(SHOC) secara jelas dan tepat.

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa PT. Gunanusa Utama Fabricators melaksanakan penerapan SHOC sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 9 Ayat 3 mengenai pembinaan terhadap tenaga kerja untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Saran yang bisa diberikan untuk meningkatkan penerapan SHOC adalah dalam hal alur SHOC dari pekerja sampai pendataan SHOC untuk disosialisasikan dan dilaksanakan agar lebih jelas dan terarah.

Kata kunci : Safety and Hazard Observation Card, Identifikasi bahayaPustaka : 14, 1970 - 2009

Page 5: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,

karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) serta penyusunan laporan khusus dengan judul “Implementasi

Safety and Hazard Observation Card (SHOC) sebagai Langkah Awal

Pelaksanaan Identikasi Bahaya di PT Gunanusa Utama Fabricators

Banten”.

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program

Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Di samping itu kerja praktek ini dilaksanakan untuk

menambah wawasan guna mengenal, mengetahui dan memahami mekanisme

sehingga mampu mengaplikasikan teori yang diperoleh.

Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah

dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. A.A Subiyanto, dr.,MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.OK selaku Ketua Program Diploma

III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Sumardiyono, SKM, M. Kes. selaku pembimbing I dan Ibu Live

Setyaningsih, SKM selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan saran selama melakukan penelitian dan dalam penyusunan laporan.

Page 6: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

4. Bapak M. Natsir selaku Corporate HSE Manager yang telah memberikan ijin

untuk melaksanakan kerja praktek dan memberikan pengarahan kepada

penulis selama melakukan kegiatan kerja praktek dan penelitian di PT.

Gunanusa Utama Fabricators.

5. Bapak Adi Tristiyanto, Bapak Sabrawi dan Bapak Haris yang telah

memberikan bimbingan serta bersedia menemani observasi ke lapangan.

6. Semua karyawan HSE Departemen PT. Gunanusa Utama Fabricators yang

telah memberikan bimbingan bantuan kepada penulis.

7. Bapak, Ibu, Kakak dan Adik-adikku yang tidak henti-hentinya memberikan

do’a dan kasih sayang kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan

kewajiban dengan baik.

8. Teman-teman Hiperkes dan Keselamatan Kerja Angkatan 2007 serta semua

pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak

kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan

kesempurnaan laporan ini.

Surakarta, 08 Mei 2010

Penulis

Indah Ratnasari

Page 7: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN........................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 7

A. ......................................................................................... Tinjaua

n Pustaka .................................................................................. 7

B. ......................................................................................... Kerang

ka Pemikiran............................................................................. 20

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 21

Page 8: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

A. ......................................................................................... Metod

ologi Penelitian ........................................................................ 21

B. ......................................................................................... Lokasi

Penelitian.................................................................................. 21

C. ......................................................................................... Objek

dan Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 21

D. ......................................................................................... Sumbe

r Data........................................................................................ 22

E. ......................................................................................... Teknik

Pengumpulan Data ................................................................... 22

F. ......................................................................................... Pelaksa

naan .......................................................................................... 23

G. ......................................................................................... Analisa

Data .......................................................................................... 24

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 25

A. ......................................................................................... Hasil

Penelitian.................................................................................. 25

B. ......................................................................................... Pemba

hasan......................................................................................... 43

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 50

A. Kesimpulan .............................................................................. 50

B. Implikasi................................................................................... 51

C. Saran......................................................................................... 52

Page 9: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 54

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Karyawan PT. Gunanusa Utama Fabricators........................ 28

Tabel 2. Contoh SHOC Register Status............................................................ 39

Tabel 3. Klasifikasi Bahaya pada SHOC.......................................................... 40

Page 10: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ................................................................... 20

Gambar 2. Form SHOC dalam bahasa Inggris ............................................. 31

Gambar 3. Alur SHOC ................................................................................. 35

Page 11: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Key Performance Indicators

Lampiran 2. Key Performance Indicators Report

Lampiran 3. Overall HSE Performance Statistic

Lampiran 4. SHOC Register Statistic February

Lampiran 5. Training Matrix 2010

Lampiran 6. Surat Keterangan Magang Mahasiswa

Page 12: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecelakaan kerja di bidang konstruksi akhir-akhir ini sangat

memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka menyongsong

Era Globalisasi antara lain : robohnya jembatan layang di Tomang, jembatan

layang di Ancol, konstruksi baja di Cilacap, jatuhnya tenaga kerja dari ketinggian

di Taman Anggrek dan sebagainya yang mengakibatkan korban jiwa tenaga kerja,

rusaknya peralatan dan terlambatnya proses pembangunan yang kesemuanya itu

Page 13: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

menimbulkan kerugian yang sangat besar. Salah satu kendala dalam era

globalisasi yang akan datang adalah masalah K3, karena K3 merupakan salah satu

unsur persyaratan dalam produk jasa maupun barang-barang produksi. Oleh sebab

itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu usaha perlindungan

tenaga kerja yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia untuk

mendukung peningkatan kualitas maupun produktivitas. Masalah-masalah yang

sering ditemui di bidang jasa konstruksi umumnya adalah tentang :

1. Kualitas sumber daya manusia yang rendah, hal ini disebabkan karena kurang

lebih 68% tenaga kerja mempunyai latar belakang pendidikan SD dan jarang

mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan K3.

2. Peralatan kerja seperti pesawat angkat angkut, mesin penggali dan peralatan

bantu lainnya kurang ergonomis dengan pekerja, mesin dan alat-alat bantu lain

belum disertifikasi.

3. Tenaga kerja khusus crane operator, mobile crane, forklift, scaffolder, welder

dan sebagainya belum mengikuti pelatihan sebagaimana ketentuan dalam

peraturan perundang-undangan atau belum disertifikasi keahliannya.

4. Kecepatan perkembangan IPTEK tidak dapat diimbangi pendidikan formal

dan pelatihan dan pelatihan yang ada.

5. Tingkat kesadaran dan disiplin kerja tenaga kerja masih rendah terutama

terhadap penggunaan alat pelindung diri yang diwajibkan dan pada

pengoperasian mesin dan pesawat tidak mengikuti prosedur yang sudah

ditetapkan.

Page 14: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

6. Perhatian manajemen terhadap pelaksanaan K3 masih rendah dan bahkan

masih ada anggapan dari pihak manajemen melaksanakan K3 merupakan

suatu pemborosan.

7. Masih kurangnya peraturan perundang-undangan sebagai peraturan

pelaksanaan dari Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 terutama mengenai

standar teknis untuk setiap objek pengawasan.

8. Masih kurang koordinasi antara instansi dan lembaga yang terkait dalam

pelaksanaan K3.

9. Pengawasan pelaksanaan peraturan K3 di bidang jasa konstruksi masih

rendah, hal ini disebabkan karena jumlah pegawai pengawas tidak seimbang

dengan objek pengawasan serta kualitas pegawai pengawas tidak dapat

mengikuti perkembangan IPTEK yang semakin cepat berkembang

(Departemen Tenaga Kerja RI, 1995).

Dari seluruh permasalahan di atas, sebagian besar bersumber dari

kurangnya kesadaran dari insan pekerja akan petingnya K3. Untuk itu manajemen

suatu perusahaan harus menerapkan beberapa cara untuk meningkatkan sumber

daya manusia, terutama mengenai pengetahuan tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Langkah awal untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia adalah dengan memberikan program pembelajaran mengenai identifikasi

bahaya yang ada di tempat kerja.

Sumber-sumber bahaya perlu dikendalikan untuk mengurangi

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk mengendalikan sumber-sumber

bahaya tersebut, maka sumber-sumber bahaya tersebut harus ditemukan. Untuk

Page 15: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

menemukan dan menentukan lokasi bahaya potensial yang dapat mengakibatkan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja, maka perlu diadakan identifikasi sumber

bahaya potensial yang ada di tempat kerja.

Akhir-akhir ini telah berkembang dalam teknik pencegahan kecelakaan

kerja, yaitu berhasil tidaknya program K3 dalam pencegahan kecelakaan sangant

ditentukan oleh perilaku tenaga kerja yang berisiko tinggi terhadap terjadinya

kecelakaan kerja. Pekerja diharapkan mempunyai perilaku yang mengutamakan

dan memperhatikan peraturan keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan.

Oleh karena itu, perlu diadakan pendekatan kepada pekerja untuk menumbuhkan

perilaku tersebut. Pendekatan terhadap pekerja dapat dilakukan dengan latihan

untuk mengubah perilaku pekerja, sehingga pekerja selalu melakukan pengamatan

terhadap bahaya disekitarnya.

Pekerja yang bekerja setiap hari melakukan aktivitas dan berada di

tempat kerja adalah yang paling mengetahui keadaan tempat kerja, termasuk

bahaya-bahayanya. Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak pekerja yang

kurang menyadari adanya bahaya di tempat kerja mereka dan kurang peduli

dengan kemungkinan adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang setiap

saat mengancam pekerja. Paradigma lama yang masih dianut oleh sebagian besar

pekerja di Indonesia bahwa keselamatan kerja sepenuhnya menjadi tanggung

jawab petugas safety harus diubah secara perlahan. Salah satu upaya yang

dilakukan PT. Gunanusa Utama Fabricators untuk melatih karyawan melakukan

identifikasi bahaya di tempat kerja adalah dengan adanya Safety and Hazard

Observation Card (SHOC).

Page 16: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Melalui kegiatan pemantauan di lapangan dan office PT. Gunanusa

Utama Fabricators, penulis mencoba untuk mendeskipsikan penerapan program

pembelajaran kepada pekerja mengenai identifikasi bahaya dan peningkatan

kepedulian terhadap potensi bahaya yang ada di tempat kerja dengan Safety and

Hazard Observation Card yang selanjutnya disebut SHOC melalui laporan

dengan judul “Implementasi Safety and Hazard Observation Card (SHOC)

sebagai Langkah Awal Pelaksanaan Identifikasi Bahaya di PT. Gunanusa

Utama Fabricators Banten”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan, “Bagaimana implementasi Safety and Hazard Observation Card

(SHOC) sebagai langkah awal identifikasi bahaya di PT. Gunanusa Utama

Fabricators Banten?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

memahami sistem implementasi SHOC sebagai alat identifikasi bahaya yang

dilakukan oleh pekerja di PT. Gunanusa Utama Fabricators Banten.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Page 17: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Mendapat pengalaman di lapangan secara langsung tentang implementasi

identifikasi bahaya yang dilakukan oleh pekerja di PT. Gunanusa Utama

Fabricators Banten.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai tambahan informasi dan masukan yang berguna bagi

pelaksanaan identifikasi bahaya yang dilakukan oleh pekerja dengan SHOC untuk

meningkatkan pelaksanaan SHOC di perusahaan.

3. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Dapat menambah referensi kepustakaan dan memberikan sumbangan

wacana terkait materi informasi mengenai implementasi identifikasi bahaya oleh

pekerja yang diselenggarakan di PT. Gunanusa Utama Fabricators Banten dan

diharapkan berguna bagi pengembangan materi perkuliahan tentang tatalaksana

program keselamatan dan kesehatan kerja industri konstruksi.

Page 18: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tempat Kerja

Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tempat kerja ialah tiap

ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga

kerja bekerja, atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana

terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua

ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian

atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

Page 19: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Ruang lingkup tempat kerja dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970

Pasal 13 meliputi :

a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,

peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan,

kebakaran atau peledakan;

b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan

bahan atau barang yang: dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun,

menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;

c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau

pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan

pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau

dimana dilakukan pekerjaan persiapan.

d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,

pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan

kesehatan;

e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau bijih

logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di

permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;

f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui

terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;

g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,

stasiun atau gudang;

h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;

Page 20: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan;

j. dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;

k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,

terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;

l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang;

m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas,

hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;

n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;

o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau

telepon;

p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset

(penelitian) yang menggunakan alat teknis;

q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan

listrik, gas, minyak atau air;

r. diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang

memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

Berdasarkan pengertian diatas, tempat kerja memiliki 3 unsur yaitu :

a. Tempat dilakukan pekerjaan bagi sesuatu usaha

b. Adanya tenaga kerja yang bekerja disana

c. Adanya bahaya kerja di tempat itu

Tenaga kerja tidak selalu berada pada satu tempat saja, ada kalanya mereka harus

berpindah ke tempat yang berbeda-beda. Misalnya, harus memasuki

Page 21: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

tempat/ruangan lain untuk mengontrol, menyetel, menjalankan instansi-instansi,

beristirahat, memenuhi kebutuhan ketika bekerja, dan lain-lain.

2. Sumber Bahaya

Bahaya (hazard) adalah sumber atau situasi yang mempunyai daya

potensial untuk mengakibatkan cidera atau gangguan kesehatan, kerusakan alat,

kerusakan lingkungan tempat kerja atau kombinasi dari hal-hal tersebut

(Sucofindo, 1997).

Bahaya adalah sebuah kondisi yang berpotensi menimbulkan luka pada

manusia, kerusakan lingkungan, kerusakan properti dan bangunan, atau

kombinasinya. Sedangkan potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi buruk,

yang dapat menyebabkan cidera terhadap manusia, kerusakan asset perusahaan

dan pencemaran lingkungan kerja (Gunanusa Utama Fabricators, 2008).

Umumnya di semua tempat kerja selalu terdapat sumber bahaya yang

dapat mengancam keselamatan maupun kesehatan tenaga kerja. Hampir tak ada

tempat yang sama sekali bebas dari sumber bahaya. Untuk mencegah terjadinya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja perlu dilakukan inspeksi tempat kerja untuk

mendeteksi adanya sumber bahaya, kemudian diupayakan pengendaliannya agar

tenaga kerja terlindung dari bahaya potensial yang ada. Hal ini merupakan

keharusan sebagaimana digariskan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja (Syukri Sahab, 1997).

Klasifikasi sumber bahaya yang ada di PT Gunanusa Utama Fabricators

dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan, yaitu :

a. Bahaya tekanan (Pressure)

Page 22: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

b. Bahaya angkutan (Driving)

c. Bahaya kebakaran (Fire)

d. Bahaya penataan letak dan kebersihan (Housekeeping)

e. Bahaya pengangkatan (Lifting Equipment)

f. Electrical Discharge (Bahaya Kelistrikan)

g. Bahaya radiografi (Non Destructive Test / Radiography Test)

h. Bahaya Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment)

i. Bahaya perancah (Scaffold)

j. Bahaya terpeleset, tersandung dan terjatuh (Slips, Trips and Falls)

k. Bahaya akses jalan terhambat (Restrictive Access)

l. Bahaya ruang terbatas (Confined Space)

m. Bahaya Bekerja di ketinggian (Working at Height)

3. Kecelakaaan Keria

Kecelakaan menurut Suma’mur (1996) adalah kejadian yang tidak

terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga oleh karena di belakang peristiwa itu

tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak

diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun

penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat.

Pengertian lain dari kecelakaan yaitu suatu kejadian yang tidak

diinginkan, datang dengan tiba-tiba dan tak terduga, yang biasanya

mengakibatkan kerugian pada manusia, perusahaan, masyarakat dan lingkungan

(Sucofindo, 1998).

Page 23: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Sedangkan kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak

dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang menimbulkan kerugian

baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam

suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya. Dengan demikian

kecelakaan kerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

a. Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peristiwa kecelakaan tidak

terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan.

b. Tidak diinginkan atau diharapkan karena setiap peristiwa kecelakaan akan

selalu disertai kerugian fisik maupun mental

c. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan yang sekurang-kurangnya

menyebabkan gangguan proses kerja.

Lebih lanjut pada pelaksanaannya kecelakaan kerja di industri dapat

dibagi menjadi 2 (dua) kategori utama yaitu :

a) Kecelakaan industri (Industrial Accident) yaitu suatu kecelakaan yang terjadi

di tempat kerja karena adanya potensi bahaya yang tidak terkendali,

b) Kecelakaan di dalam perjalanan (Community Accident) yaitu kecelakaan

yang terjadi di luar tempat kerja dalam kaitannya dengan adanya hubungan

kerja. Kejadian kecelakaan merupakan suatu rentetan kejadian yang

disebabkan oleh adanya faktor-faktor atau potensi bahaya yang satu sama

lain saling berkaitan (Tarwaka, 2008).

Dalam kasus kecelakaan pasti ditemukan adanya antara sebab dan akibat

kecelakaan tersebut, semua kejadian tadi dapat kita ungkap dengan teori yang

diperkenalkan oleh International Loss Control Institute (ILCI), teori ini mampu

Page 24: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

menyingkap keterlibatan kasus kecelakaan mulai dari manajemen sampai

kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan yang terjadi. Bird dan Germain (1986)

menghubungkan manajemen secara langsung dengan sebab akibat terjadinya

kecelakaan. Penyebab kecelakaan melibatkan 5 faktor penyebab secara berurutan,

yaitu :

a. Kurangnya Pengawasan

Adapun yang menjadi penyebab kurangnya kontrol adalah :

1) Program tidak ada atau tidak sesuai

2) Standar program tidak ada atau tidak sesuai

3) Kepatuhan terhadap standar kurang.

Domino pertama akan jatuh kepada pihak manajemen yang tidak mampu

mengorganisasi, memimpin dan mengontrol pekerja dalam memenuhi standar

yang telah direncanakan.

b. Penyebab Dasar

Kontrol yang kurang memadai akan memberi peluang munculnya

penyebab dasar dari kecelakaan yang mengakibatkan kerugian. Penyebab dasar

dapat timbul dari:

1) Faktor pribadi, meliputi : kemampuan fisik tidak sesuai, kemampuan mental

tidak sesuai, stress fisik, stress mental, kurang pengetahuan, kurang keahlian

dan motivasi kurang.

2) Faktor kerja, meliputi : kepemimpinan kurang, teknik salah, pengadaan kurang,

kurang peralatan, kurang perawatan, kurangnya standar kerja dan kesalahan

pemakaian.

Page 25: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

c. Penyebab Langsung

Dengan adanya penyebab dasar akan membuka peluang munculnya

penyebab langsung dari kecelakaan. Heinrich menyebutkan bahwa 88 %

kecelakaan disebabkan tindakan tidak aman, 10 % disebabkan kondisi tidak aman,

dan 2 % karena kondisi yang tidak dapat disebutkan.

1) Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action)

Tindakan tidak aman yaitu cara kerja yang tidak sesuai dengan prosedur kerja

yang aman meliputi :

a) Menjalankan sesuatu peralatan tanpa ijin.

b) Gagal mengingat/mengamankan

c) Menjalankan sesuatu perlatan dengan kecepatan yang tidak sesuai

d) Tidak menggunakan alat-alat Keselamatan Kerja

e) Menggunakan alat-alat yang rusak.

f) Menggunakan peralatan dengan cara yang tidak benar

g) Tidak menggunakan alat pelindung diri (APD)

h) Cara memuat/ membongkar yang tidak benar

i) Cara mengangkat yang tidak benar

j) Posisi yang tidak betul

k) Merawat peralatan yang sedang bergerak

l) Ugal-ugalan

m)Mabuk atau dalam pengaruh narkotika (Syukri Sahab, 1997).

2) Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition)

Page 26: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Keadaan yang berbahaya yang langsung menimbulkan peluang terjadinya

kecelakaan, meliputi :

a) Pengaman/ pelindung yang tidak cukup

b) Alat, peralatan/ bahan yang rusak

c) Penyumbatan

d) Sistem peringatan yang tidak memadai

e) Bahaya kebakaran dan peledakan

f) Kurang bersih

g) Kondisi atmosfer yang berbahaya, misal : debu, gas, uap yang mengandung

gas

h) Kebisingan yang berlebih

i) Bahaya radiasi

j) Kurang penerangan dan ventilasi (Syukri Sahab, 1997).

d. Kejadian/ Incident

Jika tindakan atau kondisi yang berbahaya terjadi, dapat menimbulkan

incident yaitu kejadian yang dapat atau mungkin mengakibatkan kecelakaan.

Incident terjadi apabila terjadi kontak dengan energi yang melebihi batas

penerimaan tubuh atau struktur yang dapat menyebabkan kerusakan atau cidera.

Tipe kecelakaan itu meliputi :

1) Terbentur pada atau oleh sesuatu,

2) Jatuh ke bawah,

3) Jatuh pada permukaan yang sama,

4) Terjepit,

Page 27: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

5) Terpeleset,

6) Beban berlebih,

7) Terkena akan : aliran listrik, panas, dingin, radiasi, bahan kimia, kebisingan,

bahan beracun (Syukri Sahab, 1997).

e. Kerugian

Pada akhir rangkaian-rangkaian tersebut akan menyebabkan kerugian,

baik pada manusia, peralatan, material dan lingkungan. yang dapat mempengaruhi

kualitas produksi serta keselamatan dan kesehatan kerja. Sedangkan kerugian

yang diakibatkan oleh kecelakaan yang terjadi bagi perusahaan antara lain :

a. Lost Time Accident (LTA)

Adalah kecelakaan yang menyebabkan korban tidak dapat kembali

bekerja pada shift berikutnya yang dijadwalkan untuknya sebagai akibat luka-luka

yang diderita.

b. Restricted Activity Case (RAC)

Adalah kecelakaan dimana korban dapat kembali bekerja pada shift

berikutnya yang telah dijadwalkan untuknya, namun dia tidak bisa melakukan

semua atau sebagian dari tugas rutinnya, karena adanya pembatasan gerakan fisik

yang telah ditentukan oleh dokter perusahaan atau bagian klinik perusahaan.

c. No Days Lost (NDL)

Adalah kecelakaan dimana korban dapat kembali bekerja pada shift

berikutnya yang telah dijadwalkan untuknya tanpa adanya pembatasan gerakan

Page 28: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

fisik. Kecelakaan ini bukan LTA dan bukan RAC namun memerlukan perawatan

professional dari dokter. Perawatan dari dokter tidak menyebabkan NDL jika

dokter hanya memberikan perawatan P3K atau melakukan prosedur diagnose

(seperti : Pemeriksaan laboratorium, X-rays, dan sebagainya) atau mengopname

korban untuk keperluan observasi.

d. Reportable Injury

Semua kecelakaa fatal, LTA, RAC, dan NDL harus diadakan prosedur

pelaporan yang benar.

e. First Aid Case (FAC)

Perawatan sekali atau lanjutan dari luka gores ringan, luka iris ringan,

luka bakar ringan, luka serpih ringan dan sebagainya yang tidak membutuhkan

perawatan professional dari dokter.

f. Work Days Lost (WDL)

Hari kerja yang hilang selama karyawan tidak dapat bekerja karena

kecelakaan, tidak termasuk hari terjadinya kecelakaan atau hari-hari dimana

karyawan tidak ada jadwal untuk bekerja.

Di Indonesia sangat sulit menentukan jumlah angka kerugian materi yang

muncul akibat kecelakaan kerja. Hal ini karena setiap kecelakaan kerja di

perusahaan yang bersangkutan tidak berkenan menyampaikan kerugian materi

yang mereka derita. Diperkirakan kerugiantidak langsung darii seluruh sektor

Page 29: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

formal adalah lebih dari 2 trilliun rupiah, dimana sebagian besar merupakan

kerugian dunia usaha. Dengan kata lain, inilah hilangnya produktivitas dunia

usaha karena faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu pula survei ILO

menyatakan bahwa karena faktor keselamatan dan kesehatan kerja Indonesia

adalah negara kedua dari bawah dari lebih dari 100 negara yang disurvei (Apac

Inti Corpora, 2009).

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dari ilmu kesehatan atau kedokteran

beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja ataupun masyarakat memperoleh

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial,

denagn usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap faktor-faktor pekerjaan,

lingkungan kerja dan terhadap penyakit umum (Suma’mur, 2009).

Kesehatan kerja adalah peningkatan dan memelihara derajat kesehatan

tenaga kerja setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial, mencegah dan

melindungi tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja dan

faktor-faktor lain yang berbahaya, menempatkan tenaga kerja dalam suatu

lingkungan yang sesuai dengan faal dan jiwa serta pendidikannya, meningkatkan

efisiensi kerja dan produktivitas, serta mengusahakan agar masyarakat lingkungan

sekitar perusahaan terhindar dari bahaya pencemaran akibat proses produksi,

bahan bangunan, dan sisa produksi (Widodo Siswowardojo, 2003).

Page 30: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Kesehatan dan keselamatan kerja secara filosofi adalah suatu pemikiran

dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun

rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya.

Ditinjau dari segi ilmu-ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan spesialisasi tersendiri karena dalam

pelaksanaannya selain dilandasi oleh peraturan perundang-undangan tetapi juga

dilandasi oleh ilmu-ilmu tertentu, terutama ilmu teknik dan ilmu medik.

5. Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya adalah proses determinasi terhadap apa yang dapat

terjadi, mengapa dan bagaimana (Rudi Suardi, 2005). Pada umumnya kegiatan ini

melakukan identifikasi terhadap sumber bahaya dan area yang terkena imbasnya.

Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan Identifikasi Bahaya guna

mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan. Identifikasi Bahaya dilakukan

bersama pengawas pekerjaan dan Safety Departement. Identifikasi Bahaya

menggunakan teknik yang sudah baku seperti Check List, What If, Hazops, dsb.

Semua hasil identifikasi Bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan

dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Identifikasi Bahaya

harus dilakukan pada setiap tahapan proyek yang meliputi :

a. Design Phase

b. Procurement

Page 31: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

c. Konstruksi

d. Commisioning dan Start-up

e. Penyerahan kepada pemilik

Setiap perusahaan pasti tidak ingin menderita kerugian yang disebabkan

oleh karena terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja, begitu juga dengan

PT. Gunanusa Utama Fabricators. Oleh karena itu, dilakukan usaha-usaha

pencegahan sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja. Pengendalian

terhadap sumber-sumber bahaya bertujuan untuk mengurangi kerugian yang

disebabkan oleh kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Syukri Sahab,1997).

B. Kerangka Pemikiran

Tempat Kerja

Sumber Bahaya

Potensi Bahaya:- Unsafe Condition - Unsafe Human act

Identifikasi Bahaya

Tidak AdaIdentifikasi Bahaya

Risiko Kecelakaan

Biaya Meningkat

Ada SHOC Tidak Ada SHOC

Analisa Salah

Analisa Tepat

Page 32: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian deskriptif,

yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

atau deskripsi suatu keadaan secara objektif (Soekidjo Notoatmodjo, 2002).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan data dan penelitian dilakukan di yard dan office PT.

Gunanusa Utama Fabricators, Banten yang merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang heavy steel construction.

Kecelakaan dapat

dicegah

Kecelakaan tak dapat dicegah

Biaya

Page 33: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

C. Obyek dan Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan identifikasi bahaya yang dilakukan oleh pekerja PT. Gunanusa Utama Fabricators dengan Safety Hazard Observation Card (SHOC).

Ruang lingkup penelitian ini meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan identifikasi bahaya yang dilakukan oleh seluruh pekerja PT. Gunanusa Utama Fabricators dengan Safety and Hazard Observation Card (SHOC).

D. Sumber Data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data

primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara observasi lapangan, wawancara serta

diskusi dengan karyawan dan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Data Sekunder

Untuk melengkapi data yang dipergunakan dalam penelitian, maka

penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dengan membaca beberapa

reverensi yang berkaitan dengan laporan ini yang berasal dari dokumentasi

perusahaan serta literatur-literatur lain yang berhubungan dengan identifikasi

bahaya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

Page 34: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

1. Observasi yaitu dengan cara pengamatan langsung dan ikut serta dalam

kegiatan yang berhubungan dengan Safety and Hazard Observation Card.

2. Wawancara yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab dengan pekerja di

perusahaan dan dengan petugas yang bertanggung jawab terhadap

terlaksananya identifikasi bahaya oleh pekerja.

3. Studi Pustaka yaitu dengan cara mempelajari dokumen-dokumen perusahaan,

buku-buku kepustakaan, laporan- laporan penelitian yang sudah ada serta

sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.

F. Pelaksanaan

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, kegiatan penulis sebagai persiapan untuk melaksanakan

penelitian ini adalah:

a. Permohonan ijin kerja praktek di PT. Gunanusa Utama Fabricators dengan

mengirimkan proposal kegiatan kepada HRD & GA Departeman PT. Gunanusa

Utama Fabricators pada bulan November 2009

b. Membaca dan mempelajari kepustakaan yang berkaitan dengan Higine

Perusahaan dan Keselamatan Kerja.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi kegiatan, yaitu :

a. Penjelasan secara umum mengenai aspek keselamatan dan kesehatan kerja

dalam perusahaan tempat diadakan praktek kerja lapangan

b. Observasi secara umum mengenai profil PT. Gunanusa Utama Fabricators.

Page 35: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

c. Observasi langsung di yard PT. Gunanusa Utama Fabricators yang merupakan

pusat kegiatan produksi dan fabrikasi PT. Gunanusa Utama Fabricators.

d. Pencarian data perlengkap yang menunjang topik penulis melalui arsip – arsip

perusahaan dan buku-buku referensi yang terkait.

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang diperoleh, diolah dan disusun sedemikian rupa oleh penulis

sehingga dapat digunakan untuk bahan penulisan laporan ini sebagai hasil

penelitian.

G. Analisa Data

Analisa data yang digunakan termasuk analisa deskriptif atau

menggambarkan yang sejelas-jelasnya mengenai penerapan identifikasi bahaya

sebagai langkah awal pelaksanaan identifikasi bahaya di PT. Gunanusa Utama

Fabricators oleh pekerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja. Data yang

diperoleh selanjutnya dianalisa dengan peraturan perundang-undangan, antara

lain:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2. Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Page 36: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan di PT. Gunanusa Utama Fabricators

mengenai penerapan Safety and Hazard Observation Card (SHOC) didapat hasil

sebagai berikut :

1. Uraian Singkat Perusahaan

Spesialisasi PT. Gunanusa Utama Fabricators adalah dalam bidang

heavy steel construction yang memiliki fasilitas yard-fabrikasi yang cukup besar

dengan kapasitas bongkar/muat sampai dengan 2x5000 ton metrik dan masih

Page 37: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan di masa yang akan datang.

Perusahaan ini memproduksi produk khusus seperti :

a. Anjungan Lepas Pantai (Offshore Platform)

PT. Gunanusa Utama Fabricators adalah perusahaan nasional yang

mampu membuat offshore Platform, termasuk Engineering, Procurement,

Fabrikasi dan Offshore Instalation. Selama 28 tahun PT. Gunanusa Utama

Fabricators berdiri telah berhasil mengukir beberapa prestasi yaitu, sebagai

perusahaan nasional pertama yang mampu membuat offshore Platform mencapai

5000 metric ton termasuk proses fabrikasi dan ereksi dalam proyek tersebut.

b. Peralatan Penanganan Material

PT. Gunanusa Utama Fabricators adalah perusahaan nasional pertama

yang berhasil melakukan proyek construction container cranes dan transtrainer

cranes. Hingga saat ini PT. Gunanusa Utama Fabricators telah berhasil

menyelesaikan 12 container cranes untuk pelabuhan Tanjung Priuk dan 6

container cranes untuk diekspor ke pelabuhan Singapore. Salah satu prestasi yang

cukup menonjol dari PT. Gunanusa Utama Fabricators adalah lisensi penuh dari

PECIKO Inc. of San Fransisco, USA sebagai perusahaan ketujuh setelah MITSUI,

HYUNDAI dan lain-lain untuk membangun Port Handling Crane yang ada di

dunia.

c. Boiler dan Pressure Vessels

Page 38: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

PT. Gunanusa Utama Fabricators merupakan perusahaan nasional

pertama yang dapat membuat terobosan dalam teknologi seperti :

1) Electric Dehydrator dan bejana tekan lainnya

2) Waste heat Expansion Recovery Boilers

3) Heavy Duty Filters untuk proyek Oil Steam Injection

4) Large Capacity Utility Boilers dan lain-lain

Setelah lebih dari 20 tahun beroperasi dengan sukses, PT. Gunanusa

Utama Fabricators terkenal sebagai salah satu perusahaan minyak dan gas lepas

pantai perusahaan fabrikasi di kawasan ASEAN dan satu-satunya perusahaan dari

jenisnya didirikan dan dikembangkan oleh warga negara Indonesia. Perusahaan

catatan yang sangat baik termasuk proyek-proyek putar kunci minyak dan gas

lepas pantai terutama untuk platform untuk beberapa yang terkenal di dunia

perusahaan-perusahaan minyak seperti Total, British Petroleum, Pertamina,

Chevron, ConocoPhilips, Exxon Mobil, YPF Maxus, CNOOC, PetroChina,

PTTEP, Hess, dan ONGC.

PT. Gunanusa Utama Fabricators telah melaksanakan lebih dari 100

kontrak sejak awal didirikan. Pada bulan Desember 2006, perusahaan telah

menyelesaikan dua set platform BP Tangguh untuk lapangan lepas pantai Papua,

dengan desain kehidupan selama 40 tahun. Ini berarti bahwa struktur itu harus

direkayasa dengan perlindungan terhadap korosi dengan jangka ekstra panjang

yang menimbulkan banyak kesulitan dan tantangan baru untuk fabrikasi platform

lepas pantai.

Page 39: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Dalam menjalankan proses produksi dan sesuai dengan Visi dan Misi

Perusahaan, PT. Gunanusa Utama Fabricators ingin menjadi perusahaan berkelas

dunia dengan selalu berkomitmen dan mengutamakan masalah tentang kesehatan

dan keselamatan kerja yang tertuang dalam Kebijakan PT. Gunanusa Utama

Fabricators tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pengelolaan

Lingkungan Hidup (K3LH) guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit

akibat kerja dan kerusakan lingkungan. Visi dan misi dari PT. Gunanusa Utama

Fabricators adalah sebagai berikut :

a. Visi

Visi dari PT. Gunanusa Utama Fabricators ialah menjadi Perusahaan rancang

bangun kelas dunia dan terdepan di bidang minyak dan gas.

b. Misi

Misi dari PT. Gunanusa Utama Fabricators yaitu :

1) Menjadi perusahaan publik rancang bangun terkemuka

2) Menghasilkan produk kompetitif tanpa cacat dan pengiriman tepat waktu

3) Memenuhi standar internasional dengan memperhatikan keselamatan,

kesehatan dan lingkungan kerja.

Karyawan yang ada di PT. Gunanusa Utama Fabricators terdiri atas

banyak tingkatan pendidikan sesuai dengan kapasitas pekerjaan yang akan

dilakukan, dari tingkatan pelaksanaan, pengawasan, managerial dan direksi.

Tingkat pendidikannya pun berlainan dari tingkatan SMU sampai Sarjana, jumlah

keseluruhan karyawan yang ada saat ini yaitu 2608 orang. Adapun komposisi

pembagiannya adalah sebagai berikut :

Page 40: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Tabel 1. Jumlah Karyawan PT. Gunanusa Utama FabricatorsNo. Departemen Jumlah Karyawan 1 Human Resource & General Affair (HR & GA) 46 Orang2 Health, Safety and Environment (HSE) 88 Orang3 Fabrikasi 1768 Orang4 Yard 330 Orang5 Quality Ansurance (QA) 10 Orang6 Quality Control (QC) 164 Orang7 Production Engineering 104 Orang8 Project Management Team (PMT) 39 Orang9 Security 59 OrangJumlah Total Karyawan 2608 Orang

Sumber : Data Sekunder, 2010

2. Pengertian dan Tujuan SHOC

Safety and Hazard Observation Card (SHOC) atau Kartu Observasi

Keselamatan dan Bahaya adalah kartu yang digunakan untuk mengidentifikasi

bahaya yang ada disekitar tempat kerja. Tujuan adanya SHOC ini adalah melatih

karyawan untuk mengindentifikasi bahaya yang ada disekitar tempat kerja dengan

mengisi kartu SHOC dan menyerahkan ke HSE Departemen untuk didata dan

diteruskan ke Departemen terkait untuk melakukan langkah perbaikan. Penerapan

identifikasi bahaya dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, sakit

akibat kerja, dan semua kejadian hampir celaka yang dapat menimbulkan cidera,

kerusakan harta benda dan lingkungan sesuai dengan kebijakan manajemen

terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan sesuai dengan kebijakan

manajemen mengenai Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Pengelolaan

Lingkungan.

Dengan adanya SHOC ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian para

pekerja terhadap K3, sehingga keselamatan kerja bukan lagi menjadi tanggung

jawab dan tugas petugas safety semata, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh

Page 41: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

personil yang berada di lokasi kerja. Oleh karena itu, SHOC dapat digunakan

sebagai indikator besarnya kepedulian pekerja terhadap K3, mengingat banyak

dan kompleksnya potensi bahaya yang ada di PT. Gunanusa Utama Fabricators.

Untuk meningkatkan kepedulian karyawan dalam melaksanakan program safety,

maka setiap karyawan diwajibkan untuk membuat SHOC minimal 2 kartu setiap

bulan. Kewajiban ini termuat dalam Key Performance Indicators (KPI) PT.

Gunanusa Utama Fabricators.

3. Formulir SHOC dan Bagian-bagiannya

PT. Gunanusa Utama Fabricators selalu melakukan perubahan secara

terus menerus untuk meningkatkan kinerja dalam bidang Kesehatan, Keselamatan

Kerja dan Lingkungan, termasuk dalam hal format kolom SHOC. Kolom SHOC

untuk Ujung Pangkah Development Offshore Phase II Project terdiri dari 2 bagian

dan disajikan dalam 2 bahasa, yaitu bahasa indonesia di halaman pertama dan

bahasa inggris di halaman kedua.

Form SHOC terdiri dari 2 bagian. Bagian A diisi oleh pelapor yang berisi

nama pengamat, tanggal kejadian, jam kejadian, jabatan, keterangan mengenai

bahaya/aspek yang memerlukan perbaikan dan akibat resiko/pengaruh, lokasi

proyek, lokasi tempat observasi. Kemudian, Bagian B diisi oleh Supervisor dari

pengamat. Setelah Supervisor mengisi kartu SHOC, serahkan SHOC ke HSE

Departement untuk registrasi dan perhitungannya. Pada kolom terbawah SHOC

terdapat kolom hazard type, safety department to Assign dengan system check list

yang menginformasikan klasifikasi dari bahaya yang diidentifikasi. Format SHOC

seperti pada gambar di bawah ini:

Page 42: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Gambar 2. Form SHOC dalam bahasa Inggris

Sumber : PT. Gunanusa Utama Fabricators, 2009

Page 43: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

4. Sosialisasi SHOC

Sosialisasi pertama kalinya mengenai SHOC kepada pekerja disampaikan

melalui safety induction. Sosialisasi SHOC pada safety induction bersifat

pengenalan dan himbauan. Hal-hal mengenai SHOC yang disampaikan di safety

induction antara lain tentang :

a. Tujuan dan fungsi adanya SHOC

b. Cara memperoleh dan mengumpulkan SHOC

c. Cara pengisian SHOC

d. Ketentuan pemenang dan hadiah SHOC

Sosialisasi SHOC lebih lanjut disampaikan dalam safety toolbox meeting

yang dilakukan setiap pagi sebelum bekerja. Sosialisasi pada safety toolbox

meeting bersifat himbauan dan mengingatkan kepada pekerja agar selalu

menuliskan setiap keadaan/tindakan yang berpotensi menimbulkan kerugian di

tempat kerja. Himbauan ini diharapkan dapat memacu semangat para pekerja

untuk saling berlomba-lomba menulis dan mengumpulkan SHOC, sehingga antar

pekerja dapat saling mengoreksi tindakan masing-masing jika terdapat tindakan

atau keadaan yang tidak aman.

5. Distribusi dan Alur SHOC

Semua hal yang berkaitan dengan SHOC di PT. Gunanusa Utama

Fabricators, termasuk distribusinya dilakukan oleh seorang petugas SHOC

Analysis. Distribusi SHOC dari SHOC Analysis yang menangani SHOC kepada

para pekerja dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

Page 44: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

a. Kotak SHOC

Pada setiap lokasi kerja di PT. Gunanusa Utama Fabricators telah

disediakan sebuah kotak berisi SHOC kosong yang disebut kotak SHOC. Petugas

SHOC Analysis setiap hari harus selalu memantau ketersediaan SHOC. Apabila

persediaan SHOC kosong pada kotak telah habis, maka petugas SHOC Analysis

harus mengisinya lagi dengan SHOC kosong. Apabila pekerja menemukan sebuah

tindakan ataupun keadaan yang membahayakan kapanpun, pekerja dapat

mengambil SHOC kosong di kotak tersebut. Akan tetapi, pada kenyataannya

kotak SHOC yang berada dilapangan ada yang tidak terawat, tidak tersedia SHOC

dan terdapatt beberapa kotak SHOC yang berisi sampah.

b. Melalui Supervisor atau orang yang ditunjuk

Distribusi SHOC dari Depertemen HSE kepada pekerja dilakukan

melalui perantara Supervisor atau orang yang ditunjuk pada masing-masing

departemen dengan catatan bahwa orang ditunjuk tersebut selalu berada di tempat

kerjanya, misalnya sekretaris departemen. Distribusi melalui Supervisor dilakukan

pada pekerja yang berlokasi di yard, sedangkan distribusi melalui orang yang

ditunjuk pada masing-masing departemen dilakukan pada pekerja yang berada di

office. Apabila pekerja menemukan tindakan atau keadaan yang membahayakan

di tempat kerja dan mempunyai kesadaran untuk menuliskannya pada SHOC,

mereka dapat meminta SHOC pada supervisor atau orang yang ditunjuk pada

masing-masing departemen.

Page 45: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

c. Melalui Safetyman atau petugas SHOC Analysis

Setiap safetyman yang mengawasi pekerjaan di lapangan selalu

membawa sejumlah SHOC kosong ketika bertugas. Apabila di yard terdapat

tindakan atau keadaan yang membahayakan dan orang yang mengetahuinya

berkeinginan untuk menuliskannya di SHOC dapat langsung menemui Safetyman

di lapangan untuk meminta SHOC kosong atau menuju safety office untuk

meminta SHOC kosong kepada petugas SHOC Analysis.

Petugas SHOC Analysis mengumpulkan SHOC yang telah terkumpul

dalam kotak SHOC untuk didata. SHOC Analysis melakukan penilaian resiko

terhadap temuan SHOC dan menentukan tindakan korektif yang harus dilakukan

agar kejadian yang sama tidak akan terulang. Apabila saran yang diberikan telah

mendapat persetujuan dari Project HSE Manager, tindakan korektif dapat

dilakukan dengan berkoordinasi dengan departemen terkait dan dengan dilakukan

pengawasan dari HSE Departemen. Setelah semua tindakan korektif dilakukan,

status temuan dalam SHOC menjadi close. Laporan pendataan dan status temuan

semua SHOC setiap minggu disosialisasikan kepada pekerja melalui papan

pemberitahuan yang telah tersedia. Secara ringkas, alur SHOC digambarkan pada

diagram berikut :

Page 46: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Gambar 3. Alur SHOC

Sumber : PT. Gunanusa Utama Fabricators, 2007

Page 47: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Pada HSE Departeman terdapat petugas SHOC Analysis. Tugas seorang

SHOC Analysis secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

a. Tanggungjawab :

1) Memastikan bahwa Key Performance Indicator (KPI) dengan 2 SHOC

setiap bulan diimplementasikan.

2) Berkoordinasi dengan departemen lain untuk menindaklanjuti temuan

SHOC.

b. Kewajiban Utama :

1) Mendata dan mengklasifikasikan SHOC yang masuk setiap hari.

2) Mendistribusikan SHOC kepada semua pekerja

3) Menganalisa SHOC dan menentukan tindakan korektif yang harus

dilakukan dan melaporkannya kepada manajemen dan klien

4) Menyiapkan laporan SHOC secara keseluruhan setiap minggu.

5) Membantu staf HSE lainnya untuk menyiapkan dokumen yang berkaitan

dengan SHOC.

c. Wewenang :

Menentukan pemenang SHOC terbanyak dan terbaik per minggu.

6. Pemenang dan Hadiah SHOC

Sebagai bentuk komitmen manajemen PT. Gunanusa Utama Fabricators

terhadap program HSE, maka ada beberapa program pemberian hadiah bagi

karyawan yang peduli tentang HSE yaitu pemenang pembuat SHOC terbanyak

dan berkwalitas. Penentuan pemenang SHOC tidak hanya berdasarkan jumlah

Page 48: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

kartu yang dikumpulkan, tetapi juga berdasarkan kualitas temuan yang

diidentifikasi. SHOC berkualitas baik apabila :

a. Temuan merupakan hal-hal yang jarang sekali terjadi di tempat kerja.

b. Temuan merupakan bahaya dengan resiko tinggi atau kejadian critical.

Setelah semua SHOC yang masuk setiap hari didata dalam satu laporan

mingguan, SHOC Analysis menentukan kurang lebih 5 nama pengamat dengan

jumlah pengumpulan kartu terbanyak. Kemudian SHOC Analysis melihat kualitas

setiap temuan dari kelima pengamat. Setelah itu, SHOC Analysis menyimpulkan 2

pengamat terbaik sebagai pemenang SHOC mingguan.

Hadiah untuk 2 pemenang SHOC setiap minggu berupa voucher belanja

senilai Rp 250.000 di kantin perusahaan. Pengumuman pemenang SHOC

diumumkan dalam Mass Meeting setiap hari Selasa oleh HSE Project Manager

atau Site/Yard HSE Coordinator. Pemberian hadiah kepada pemenang SHOC

bertujuan untuk memotivasi pekerja agar menulis SHOC sebanyak-banyaknya,

dengan demikian pekerja akan lebih peduli pada keselamatan semua pihak dan

lebih waspada terhadap bahaya ketika bekerja.

7. Pendataan SHOC

Pendataan SHOC dilakukan oleh SHOC Analysis setiap hari sebagai

dokumentasi perusahaan. Pembagian kolom pendataan SHOC di PT. Gunanusa

Utama Fabricators didasarkan pada lokasi, nomor referensi, tanggal temuan, nama

pengamat, deskripsi temuan, potensi bahaya, tindakan korektif, pelaksana

tindakan korektif, target tanggal closing, status dan klasifikasi. Lokasi, tanggal

temuan, nama pengamat, deskripsi temuan dan potensi bahaya didata berdasarkan

Page 49: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

isi SHOC yang ditulis pengamat. Sedangkan untuk nomor referensi, tindakan

korektif, pelaksana tindakan korektif, target tanggal closing, status dan klasifikasi

ditentukan oleh SHOC Analysis. Berikut contoh kolom SHOC Register Status di

PT. Gunanusa Utama Fabricators :

Page 50: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

39

Tabel 2. Contoh SHOC Register Status

No LocationRef.No

DateReport.

ByDescription Of

FindingPotential Hazard

Corrective Action Taken

Action By

Target Date

Close Date

Status Class.

1Cellar deck

269130-01-2010

Jahudi

Di temukan sebuah koneksi kabel yang sudah dalam keadaan terkelupas isolasinya.

High

Di informasikan segera ke elektrik team untuk memperbaiki kondisi koneksi kabel.

Yard Facility

30-01-2010

30-01-2010

ClosedElectrical Discharge

2Cellar deck

269230-01-2010

Jahudi

Masih di temukan pekerja yang melakukan aktifitas pekerjaan sambil merokok.

Low

Di sarankan kepada pekerja untuk merokok di tempat yang sudah di sediakan.

HSE30-01-2010

30-01-2010

Closed Fire

3Tower Crane

269330-01-2010

Jahudi

Seorang pekerja di temukan buang air kecil di lokasi kerja.

Low

Di ingatkan kepada pekerja untuk buang air kecil di toilet terdekat.

Fabrication

30-01-2010

30-01-2010

ClosedHousekeeping

Sumber : Data Sekunder PTG, 2010

Page 51: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

xl

Nomor referensi adalah nomor kartu sebagai tanda bahwa SHOC telah

dimasukkan dalam SHOC Register Status. Besarnya potensi bahaya dihitung

berdasarkan Risk Assessment dengan Risk Matrix. Pelaksana tindakan korektif

adalah departemen yang bertanggungjawab untuk menindaklanjuti adanya bahaya

di tempat kerja. Misalnya, pada SHOC mengidentifikasi adanya seorang pekerja

yang melakukan aktifitas pekerjaan di atas lantai scaffolding yang masih berlabel

merah dan belum diinspeksi. Tindakan korektif yang dapat dilakukan adalah

segera menghentikan pekerjaan dan mengingatkan agar tidak menaiki scaffolding

yang masih berlabel merah. Pihak pelaksana yang wajib melaksanakan tindakan

korektif ini adalah HSE Departemen.

Sebagian besar SHOC pada waktu dikumpulkan telah berstatus close

atau telah dilakukan tindakan korektif karena temuan-temuannya memungkinkan

untuk dilakukan closing pada saat penemuan. Namun ada beberapa SHOC yang

tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan korektif pada saat ditemukan.

Pada waktu pendataan SHOC yang demikian, SHOC Analysis harus melakukan

penilaian resiko, menentukan tindakan korektif dan menentukan waktu

penyelesaian temuan. Klasifikasi jenis bahaya dalam SHOC dikelompokkan

menjadi 13 macam, yaitu :

Tabel 3. Klasifikasi Bahaya pada SHOCNo Klasifikasi

BahayaPenyebab Akibat

1 Pressure Tabung gas, air compressor, generator, Blasting, Painting, Cutting, Gougging

Ledakan, kebakaran

2 Driving Angkutan karyawan, kendaraan karyawan, forklift, truck, overload, rambu-rambu lalu lintas

Tertabrak, tabrakan, terjepit, kerusakan angkutan, kegiatan terhenti

40

Page 52: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

3 Fire Rokok, gougging, cutting, welding, APAR tidak layak, tabung oksigen dan LPG

Kebakaran, ledakan

4 Housekeeping Sanitasi, kebersihan, higienitas, penempatan barang, sampah, fasilitas kerja, ventilasi udara, lingkungan kerja fisik

Sarang penyakit, daya tahan tubuh menurun, pneumokoniosis, mengurangi estetika.

5 Lifting equipment

Rigging, operator, crane, forklift, lifting gear, sling, chain block, tagline, color code, signalman, Safe Working Load (SWL).

Kejatuhan benda, kerusakan alat angkut, tertabrak benda.

6 Electrical Discharge

Koneksi kabel, welding, grinding, lampu penerangan, distribution panel

Tersengat listrik/ tersetrum

7 NDT/RT Welding test, uji keretakan, sinar X, sinar alfa, beta, gamma.

Gangguan kesehatan, kemandulan, kerusakan jaringan

8 PPE Helm, kacamata, sepatu, baju, masker, faceshield, full body harness tidak ada atau tidak layak

Kejatuhan benda, terjatuh, terjepit, terkena benda lain pada anggota tubuh

9 Scaffold Scaffolder, fitter, welder Terjatuh dari ketinggian, kejatuhan benda

10 Slips, Trips and Falls

Semua orang di tempat kerja, penataan kabel, peralatan kerja dan bahan-bahan yang tidak pada tempatnya dan tidak tertata

Tersandung, terjatuh, terpeleset

11 Restrictive Access

Akses jalan terhambat karena peralatan kerja yang tidak pada tempatnya

Tersandung, terjatuh, terpeleset

12 Confined Space

Welder dan fitter, kadar oksigen terbatas, gas beracun

Sesak napas, keracunan

13 Working at Height

Scaffolder, welder, fitter Terjatuh dari ketinggian

Sumber : Hasil Observasi, 2010

8. Follow Up SHOC

Tidak semua tindakan korektif yang diberikan SHOC Analysis dapat

dilakukan oleh tim di departement HSE. Oleh karena itu, SHOC Analysis perlu

bekerjasama dengan departemen lain untuk menindaklanjuti temuan di SHOC.

Page 53: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

SHOC Analysis menginformasikan kepada departemen terkait tentang temuan

bahaya pada SHOC dan memberikan solusi sebagai tindakan korektif. Kemudian

departemen terkait melakukan persiapan pelaksanaan tindakan korektif yang

disarankan. SHOC Analysis tetap melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

tindakan korektif agar terlaksana sesuai dengan perencanaan hingga selesai.

SHOC Analysis dapat melakukan pengkajian ulang (review) pelaksanaan tindakan

korektif bila diperlukan.

9. Hambatan SHOC

Sampai saat ini, pelaksanaan penerapan SHOC di PT. Gunanusa Utama

Fabricators telah terlaksana sesuai rencana. Akan tetapi masih terdapat beberapa

hal yang menjadi hambatan dalam penerapan SHOC di PT. Gunanusa Utama

Fabricators. Hambatan-hambatan tersebut antara lain :

a. Tidak adanya pengawasan kepada seluruh pekerja untuk pencapaian SHOC

sesuai dengan Key Performance Indicators (KPI).

b. Tidak adanya verifikasi dari HSE Departemen terhadap kebenaran temuan-

temuan dalam SHOC.

c. Tidak semua pekerja memahami istilah-istilah dalam SHOC dan cara

melakukan identifikasi bahaya.

d. Kurang lengkapnya data yang diisikan pengamat dalam SHOC.

e. Kurangnya motivasi pekerja untuk menuliskan SHOC.

Page 54: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

C. Pembahasan

1. Pengertian dan Tujuan SHOC

Pelaksanaan identifikasi bahaya di PT. Gunanusa Utama Fabricators

dilaksanakan oleh seluruh pekerja yang bersangkutan di tempat kerja. Sarana yang

disediakan oleh perusahaan untuk melaksanakan identifikasi bahaya seluruh

pekerja adalah dengan SHOC. Pekerja adalah orang yang paling mengetahui

keadaaan lokasi kerjanya, karena mereka yang selalu berada di tempat kerja setiap

saat ketika proses produksi berlangsung.

Identifikasi bahaya merupakan langkah awal pelaksanaan penilaian

resiko dan pembuatan Job Safety Analysis (JSA). Perlunya diadakan identifikasi

bahaya dalam analisa keselamatan pekerjaan dan penilaian resiko adalah :

a. Setiap peristiwa kecelakaan atau musibah selalu ada penyebabnya

b. Setiap tahapan proses kerja akan dapat dikenali potensi bahayanya

c. Suatu potensi bahaya yang beresiko sebagai penyebab terjadinya kecelakaan

atau kerugian pada setiap tahapan proses kerja akan dapat dicegah dan

dikendalikan.

Tujuan utama dari penerapan SHOC adalah untuk memberikan

pembinaan dan pelatihan kepada para pekerja untuk mengidentifikasi bahaya yang

ada disekitar tempat kerja. Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja, pada Pasal 9 Ayat 3 yaitu pengurus diwajibkan

menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada dibawah

pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta

Page 55: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan

pertama pada kecelakaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 05/Men/1996

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lampiran I bagian

3.3 bahwa sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan

tingkat resiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan

penyakit akibat kerja. Berdasarkan hasil penilaian resiko tersebut dapat ditentukan

tindakan korektif yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau bahkan

menghilangkan resiko yang teridentifikasi. Identifikasi sumber bahaya dilakukan

dengan mempertimbangkan:

a. Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya.

b. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.

Temuan-temuan dalam SHOC yang diisi oleh pekerja PT. Gunanusa

Utama Fabricators seluruhnya mencakup hal-hal tersebut diatas. Pelaksanaan

identifikasi bahaya dilakukan oleh pekerja, penilaian resiko dilakukan oleh

petugas SHOC Analysis dan eksekusi terhadap potensi bahaya dilakukan secara

bersama-sama dengan departemen terkait.

2. Formulir SHOC dan Bagian-bagiannya

Bahasa dan bagian-bagian dalam SHOC harus mudah dimengerti oleh

pekerja agar lebih komunikatif. Formulir SHOC yang ada di PT. Gunanusa Utama

Fabricators terdiri dari 2 halaman berbahasa indonesia dan bahasa inggris. Format

dengan dua bahasa dalam halaman yang terpisah pada SHOC, membuat

penggunaan kartu tidak efisien karena terdapat unsur pemborosan. Pada formulir

Page 56: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

SHOC dalam bahasa indonesia, tidak semua kolom diterjemahkan dalam bahasa

indonesia. Pada kolom klasifikasi bahaya SHOC masih dalam bahasa inggris,

sehingga banyak pengamat yang tidak mengisi kolom ini. Selain itu, letak kolom

klasifikasi terletak pada posisi paling bawah formulir, sehingga sebagian besar

pengamat mengabaikannya. Kolom klasifikasi merupakan salah satu kolom yang

penting untuk diisikan oleh pengamat sebagai salah satu pokok pembelajaran

identifikasi bahaya bagi pekerja. Agar penulisan SHOC lebih lengkap dan sesuai

dengan tujuan, sebaiknya kolom klasifikasi bahaya diterjemahkan dalam bahasa

indonesia dan diletakkan pada posisi tidak paling bawah.

3. Sosialisasi SHOC

Pekerja di PT. Gunanusa Utama Fabricators pertama kali mengenal

SHOC adalah dalam safety induction. Materi mengenai SHOC yang disampaikan

dalam safety induction kurang dapat dimengerti oleh pekerja baru karena hanya

disampaikan penjelasan sekilas mengenai hal-hal yang berkaitan SHOC secara

tertulis. Pekerja baru yang tidak paham pada SHOC, cenderung acuh dan tidak

melakukan identifikasi bahaya dan tidak menuliskan temuan-temuannya pada

SHOC. Agar pembelajaran mengenai identifikasi bahaya dengan SHOC dapat

terlaksana secara maksimal, sebaiknya pada safety induction pekerja baru

diberikan praktek pengisian SHOC dan contoh nyata dari SHOC yang telah terisi

dengan lengkap. Himbauan untuk melakukan identifikasi bahaya melalui SHOC

disampaikan dalam safety toolbox meeting dan mass meeting.

Page 57: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

4. Distribusi dan Alur SHOC

Salah satu media untuk pendistribusian SHOC di PT. Gunanusa Utama

Fabricators adalah melalui kotak SHOC. Kotak SHOC seharusnya selalu terisi

SHOC. Akan tetapi, pengawasan dan pemeliharaan terhadap kotak SHOC di PT.

Gunanusa Utama Fabricators tidak terlaksana secara maksimal. Terdapat

beberapa kotak SHOC di lapangan yang kosong, sehingga pekerja yang

menemukan bahaya tidak dapat menuliskan SHOC dengan segera dan harus

meminta SHOC ke kantor atau mencari safetyman dan supervisor. Selain itu,

ditemukan SHOC yang berisi kertas tidak terpakai pada salah satu SHOC di

lapangan. Sebaiknya, perawatan terhadap kotak SHOC ditingkatkan dan selalu

tersedia SHOC agar pekerja yang membutuhkan dapat segera memperolehnya.

5. Pemenang dan Hadiah SHOC

Jenis hadiah dan waktu pengundian SHOC di PT. Gunanusa Utama

Fabricators berbeda-beda, tergantung pada klien dan proyek yang sedang

dikerjakan oleh PT. Gunanusa Utama Fabricators. Saat ini, klien PT. Gunanusa

Utama Fabricators adalah HESS, ONGC dan PTTEP. Berdasarkan hasil

wawancara kepada beberapa pekerja di PT. Gunanusa Utama Fabricators, salah

satu motivasi dan alasan pekerja menuliskan temuan bahaya dalam SHOC adalah

karena menginginkan hadiah yang diberikan perusahaan kepada pemenang

SHOC. Dan berdasarkan kajian pustaka yang penulis lakukan, pada proyek-

proyek terdahulu hadiah yang diberikan bagi pemenang SHOC lebih menarik

daripada hadiah pada saat ini, yaitu berupa sepeda motor, televisi, mesin cuci, dan

lain-lain. Hal ini menimbulkan adanya keraguan terhadap kebenaran dari temuan

Page 58: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

dalam SHOC tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta guna pemerataan

pemenang, maka setiap pekerja mendapatkan kesempatan menjadi pemenang

hanya satu kali. Kesadaran pekerja PT. Gunanusa Utama Fabricators terhadap

identifikasi bahaya di tempat kerja perlu diperbaiki. HSE Departemen perlu

melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan motivasi dan kesadaran pekerja

dalam melakukan identifikasi bahaya melalui SHOC, salah satunya adalah

dengan menambah hadiah pemenang SHOC yang disertai dengan peningkatan

pelayanan dan tindak lanjut dari SHOC.

6. Pendataan SHOC

PT. Gunanusa Utama Fabricators melakukan registrasi terhadap seluruh

SHOC yang terkumpul di HSE Departemen oleh petugas SHOC Analysis.

Pendataan tersebut bermanfaat sebagai dokumentasi perusahaan. Berdasarkan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada lampiran I bagian 3.2.3 menyatakan

bahwa pendokumentasian merupakan unsur utama dari setiap sistem manajemen

dan harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain sebagai

dokumentasi, data dari SHOC tersebut juga harus disosialisasikan kepada pekerja

dalam bentuk yang mudah dibaca dan dipahami.

7. Hambatan SHOC

Berdasarkan Key Performance Indicators, setiap pekerja di PT.

Gunanusa Utama Fabricators wajib mengumpulkan minimal 2 SHOC per bulan.

Jumlah karyawan PT. Gunanusa Utama Fabricators berdasarkan pada tabel 1

adalah 2608 orang dan jumlah SHOC di 3 proyek pada lampiran 3 adalah 8149

Page 59: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

kartu. Jumlah SHOC yang terkumpul lebih dari 2 kali lipat jumlah karyawan, akan

tetapi tidak dapat dipastikan bahwa KPI telah terpenuhi. Hal ini karena terdapat

pekerja yang mengumpulkan lebih dari satu bahkan puluhan kartu dan terdapat

pula pekerja yang tidak mengumpulkan kartu sama sekali setiap bulannya. Sampai

saat ini, PT. Gunanusa Utama Fabrucators belum mampu melakukan pemantauan

terhadap ketercapaian SHOC sesuai KPI. PT. Gunanusa Utama Fabricators perlu

melakukan usaha untuk meningkatkan motivasi pekerja untuk melakukan

pengamatan dan menuliskan temuan dalam SHOC. Salah satu usaha yang bisa

dilakukan antara lain dengan memberikan hadiah yang lebih menarik.

Berkaitan dengan motivasi pekerja menuliskan temuannya pada SHOC

dan kebenaran dari temuan dalam SHOC, PT. Gunanusa Utama Fabricators

khususnya HSE Departemen belum melakukan verifikasi terhadap kebenarannya.

Hal ini dapat menyebabkan kerancuan dalam melakukan follow up terhadap

temuan yang ada. Hambatan dalam melakukan follow up SHOC juga berasal dari

kurang lengkapnya data yang diisikan pengamat pada SHOC. Sebagian besar

pengamat hanya mengisi pada kolom temuan bahaya, nama dan tanggal saja.

Pengisian data yang lengkap akan mempermudah pendataan petugas SHOC

Analysis dan memaksimalkan tujuan SHOC sebagai pembelajaran identifikasi

bahaya bagi pekerja.

PT. Gunanusa Utama Fabricators telah melakukan training Hazard

Identification and Risk Assessment setiap bulan dengan peserta training dari

pekerja. Akan tetapi, materi yang disampaikan dalam training tidak mampu

mencakup seluruh pekerja PT. Gunanusa Utama Fabricators. Sehingga, banyak

Page 60: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

pekerja yang tidak memahami identifikasi bahaya. Permasalahan ini dapat diatasi

dengan memberikan pelatihan penulisan SHOC pada waktu pelaksanaan Safety

Induction.

Page 61: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan penulis di PT Gunanusa

Utama Fabricators serta dari pembahasan maka dapat disimpulkan antara lain :

1. Alur Safety and Hazard Observation Card (SHOC) di PT. Gunanusa Utama

Fabricators, yaitu :

a. Pekerja mengisi kolom SHOC dengan lengkap dan menyerahkan kepada

Supervisor.

b. Supervisor menganalisa penyebab dan mengambil tindakan bila

memungkinkan.

c. Dari supervisor diserahkan kepada SHOC Analysis untuk diregister dan

penentuan tindakan terhadap open SHOC.

d. Follow up dari departemen terkait.

e. Sosialisasi kepada pekerja.

2. Penerapan SHOC sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 9

Ayat 3 mengenai pembinaan terhadap tenaga kerja untuk meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Sosialisasi SHOC dalam safety induction meliputi tujuan dan fungsi, cara

memperoleh, mengumpulkan, mengisi dan ketentuan pemenang dan hadiah

SHOC.

Page 62: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

4. Distribusi SHOC melalui kotak SHOC di PT. Gunanusa Utama Fabricators

tidak terlaksana sesuai dengan fungsi kotak SHOC, sehingga mempersulit

pekerja untuk memperoleh SHOC di tempat kerja.

5. PT. Gunanusa Utama Fabricators belum melakukan pemantauan terhadap

ketercapaian SHOC yang sesuai dengan Key Performance Indicators, yaitu 2

SHOC per bulan bagi masing-masing pekerja.

B. Implikasi

Penerapan Safety Hazard Observation Card (SHOC) yang melibatkan

seluruh pekerja di tempat kerja merupakan salah satu cara untuk melatih pekerja

mengindentifikasi bahaya yang ada disekitar tempat kerja. Hal ini merupakan

langkah paling awal dalam pelaksanaan identifikasi bahaya oleh pekerja sebagai

orang yang paling mengetahui kondisi tempat kerja, serta sebagai pelatihan

sekaligus praktek paling efektif untuk mengenali dan mengidentifikasi bahaya di

tempat kerja. Apabila orang yang paling mengenali tempat kerja melakukan

identifikasi bahaya dengan baik, kemudian dianalisis secara benar serta didukung

oleh komitmen manajemen dan sistem manajemen yang baik, maka akan dapat

dipastikan adanya tindakan yang tepat yang diambil untuk mencegah terjadinya

kecelakaan serta mengurangi akibatnya.

Dengan demikian identifikasi bahaya oleh semua pihak merupakan faktor

penting dalam menciptakan kondisi aman di suatu tempat kerja. Oleh karena itu,

perlu dilaksanakan pelatihan identifikasi bahaya kepada semua pihak yang terlibat

dalam suatu produksi, terutama pekerja yang paling mengenal dan selalu berada di

Page 63: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

tempat kerja. Pelaksanaan identifikasi bahaya dapat meningkatkan kesadaran dan

kepedulian akan pentingnya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja pada setiap pekerja. Jika hal ini dapat terlaksana, maka semua

hal yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bukan lagi hanya

menjadi tanggung jawab HSE Departemen saja, tetapi juga semua pihak yang

berhubungan dengan proses produksi dan yang berada di lokasi kerja.

Peningkatan kesadaran mengenai K3 akan mengakibatkan pekerja selalu

bertindak sesuai dengan peraturan dan prosedur K3, sehingga akan tercipta

lingkungan kerja yang aman, nyaman, terhindar dari kecelakaan dan penyakit

akibat kerja, serta produktivitas meningkat.

C. Saran

1. Perlu diadakan sosialisasi dan pemantapan langkah mengenai alur SHOC yang

lebih jelas, terencana dan terarah agar lebih mempermudah pekerja dalam

menuliskan SHOC.

2. Perlu adanya himbauan dari tim HSE Departemen kepada para pekerja agar

mengisi seluruh kolom dalam SHOC dengan lengkap untuk mempermudah

pendataan petugas SHOC Analysis dan memaksimalkan tujuan SHOC sebagai

pembelajaran identifikasi bahaya bagi pekerja.

3. Perlu dilakukan pemantauan dan pemeliharaan terhadap ketersediaan SHOC

dan fungsi dari kotak SHOC.

Page 64: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

4. Materi mengenai SHOC dalam safety induction bagi karyawan baru PT.

Gunanusa Utama Fabricators perlu ditambah dengan pemberian contoh SHOC

yang telah diisi dengan benar dan praktek pengisian SHOC.

5. Dibutuhkan pemantauan terhadap ketercapaian SHOC sesuai key performance

indicators dan verifikasi terhadap temuan-temuan dalam SHOC.

Page 65: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

DAFTAR PUSTAKA

Alkon, 1998. Safety Management For Supervisor. Surabaya : Lembaga Pembinaan dan Ketrampiln Kerja Alkon.

Apac Inti Corpora, 2009. Handout Lokakarya The Application of Risk Management and Safety Behaviour to Face Globalization Era in 2010. Semarang : PT. Apac Inti Corpora.

Bannet H.B. Silalahi dan Rumodang B. Silalahi, 1995. Manajemen Keselamatan Kerja dan kesehatan Kerja. Jakarta : Pustaka Binaan Pressindo.

Departeman Tenaga Kerja RI, 1995. Modul Pelatihan Perancah (Japanese Standard). Jakarta : Depnaker RI.

Departermen Tenaga Kerja RI, 1996. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Depnaker RI.

Dewan Perwakilan Rakyat RI, 1970. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Jakarta : DPR RI.

Frank E, Bird and Germain, 1986. Practical Loss Control Leadership. Georgia : Institute Publishing.

Gunanusa Utama Fabricators, 2008. Hazard Identification and Risk Assessment Procedure. Serang : PT. Gunanusa Utama Fabricators.

Rudi Suardi, 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Penerbit PPM

Soekidjo Notoatmodjo, 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sucofindo, 1997. Bahan Peserta Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Sucofindo.

Suma’mur, 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Agung Seto.

Syukri Sahab, 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Bina Sumber Daya Manusia.

Page 66: IMPLEMENTASI SAFETY AND HAZARD OBSERVATION …... · memprihatinkan kita pada saat era industrialisasi dan dalam rangka ... jembatan layang di Ancol, konstruksi baja ... sebagai Langkah

Tarwaka, 2008. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press.