Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI REGULASI TENTANG PRODUKSI SIARAN
PADA TELEVISI BERJARINGAN
DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Studi Pada Program Siaran Kompas Tv Lampung
Periode 5 Oktober 2016-1 Desember 2016)
Skripsi
Oleh
MUHAMMAD ARFAD
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
ABSTRAK
Implementasi Regulasi Tentang Produksi Siaran Pada Televisi Berjaringan Di
Kota Bandar Lampung
(Studi Pada Program Siaran KompasTV Lampung Periode 5 Oktober 2016-1
Desember 2016)
Oleh
Muhammad Arfad
Perkembangan penyiaran televisi di indonesia begitu cepat, pemerintah akhirnya
memutuskan untuk membuat sebuah peraturan yang mengatur tentang penyiaran
televisi. Pada tahun 2002, pemerintah menerbitkan Undang-Undang no. 32 Tahun
2002 Tentang Penyiaran. Pada salah satu pasal dalam peraturan tersebut dikatakan
bahwa lembaga penyiaran swasta harus membuat sistem stasiun jaringan jika ingin
memperluas radius siarannya, dan pada tahun 2009 terbitlah peraturan menteri yang
secara khusus mengatur tentang peraturan sistem stasiun jaringan. Peraturan ini
dibuat dengan tujuan agar terciptanya sistem penyiaran yang sehat dan berpihak
kepada publik. Peraturan ini diperkuat dengan adanya Peraturan Daerah Provinsi
Lampung no. 10 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi di Daerah
yang diterbitkan oleh Gubernur Provinsi Lampung.
Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui bagaimana implementasi regulasi
produksi penyiaran pada program Kompas TV Lampung sebagai televisi berjaringan.
Penelitian ini menggunakan Teori Tanggung Jawab Sosial dan The Pervasive
Presence Theory. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat
deskriptif dengan fokus penelitian yang berasal dari aspek yang ada dalam peraturan
daerah, yaitu: 1. Proses Produksi, 2. Sumber daya, 3. Isi Program. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
Untuk mengukur keabsahan data, penelitian ini menggunakan metode triangulasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa KompasTV Lampung belum
menjalankan beberapa poin dari peraturan. Poin tersebut mengenai jam tayang,
penambahan presentase durasi tayangan program lokal dan juga penggunaan sumber
daya manusia lokal yang masih minim. Selain itu, terdapat juga kelemahan dari
peraturan yang sudah dibuat mengenai modal yang berasal dari lokal. Saran yang bisa
diajukan dari penelitian ini agar Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) lebih
ketat lagi dalam hal mengawasi televisi-televisi di daerah. Selain itu juga diperlukan
penambahan poin dalam peraturan mengenai modal yang berasal dari lokal agar tidak
terlalu terpaku pada pusat.
Kata kunci: Peraturan, Televisi Berjaringan, KompasTV Lampung
ABSTRACT
Implementation of Regulations Regarding Broadcast Production On Networked
Television In Bandar Lampung
(Studies in KompasTV Lampung Program Period October 5th 2016 – December
1st 2016)
By
Muhammad Arfad
The development of television broadcasting in Indonesia is so fast, the government
finally decided to make regulations governing television broadcasting. In 2002, the
government issued Law no. 32 of 2002 on Broadcasting. In one of the articles in the
regulation said that private broadcasters must make the system network stations if it
wants to expand its broadcast radius, and in 2009 there appeared a ministerial
regulation that specifically regulates the regulatory systems of the network station.
This regulation is made in order to create a healthy broadcasting system and public
favor. This regulation is reinforced by the presence of Lampung Provincial
Regulation no. 10 Year 2015 on the Implementation of Regional Television
Broadcasting issued by the Governor of Lampung Province.
The purpose of this study is to determine how the implementation of the regulation of
broadcasting production on KompasTV Lampung programs as networked televisions.
This research using the Social Responsibility Theory and The Pervasive Presence
Theory. This study used a qualitative approach and descriptive research focus from
the aspect that there is a regional law, namely: 1. Production Process, 2. Resources, 3.
Content. Data collection techniques used were interviews, observation and
documentation. To measure the validity of the data, this study used triangulation
method.
The results of this study indicate that KompasTV Lampung not running multiple
points of regulation. The points of the airtime, the addition of the percentage of
impressions duration of local programs and also the use of local human resources is
still minimal. In addition, there are also disadvantages of regulations that have been
made regarding the capital originating from a local. Suggestions can be submitted
from this research that Regional Indonesian Broadcasting Commission (Commission)
more stringent in terms of overseeing the television stations in the area. It also
required the addition of points in the regulations concerning the local capital from
getting too hung up on the center.
Keywords: Regulation, Networked Television, KompasTV Lampung
IMPLEMENTASI REGULASI TENTANG PRODUKSI SIARAN
PADA TELEVISI BERJARINGAN
DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Studi Pada Program Siaran Kompas Tv Lampung
Periode 5 Oktober 2016-1 Desember 2016)
Oleh
MUHAMMAD ARFAD
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Pada
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Muhammad Arfad anak pertama dari
2 (dua) bersaudara yang lahir pada tanggal 13 April 1994. Putra
dari Bapak Sadri BA dan Ibu Ardiantika Bernasari, S.Sos., MM,
menghabiskan waktu taman kanak – kanak di TK Nurul Amal
Bandar Lampung, kemudian melanjutkan ketingkat dasar di SD
Negeri 3 Palapa Bandar Lampung selama 6 tahun, pada tahun 2005
melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMP Negeri 23 Bandar Lampung selama 3
Tahun. Pada tahun 2008 penulis memilih SMA Negeri 8 Bandar Lampung untuk melanjutkan
pendidikan sekolah menengah atas dan selesai pada tahun 2011.
Sejak kuliah, penulis aktif mengikuti organisasi Jurusan Ilmu Komunikasi yaitu Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi sebagai Kepala Bidang Jurnalistik pada tahun
kepengurusan 2014-2015. Penulis juga sering dilibatkan dalam kegiatan jurusan sebagai
panitia pelaksana. Penulis memiliki minat dibidang komunikasi visual terutama Foto dan
Video. Salah satu pengalaman berharga yang sempat penulis dapatkan adalah Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di KompasTV Lampung yang ditempatkan di tim editor video dari bulan
Februari hingga Maret 2016. Selain itu, penulis pernah mengabdikan diri selama 60 hari di
Desa Margodadi, Kecamatan Tumijajar, Tulang Bawang Barat sebagai Koordinator Desa
dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode Juli-September 2015.
M O T O
"Waktu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memanfaatkannya
dengan baik (untuk memotong), maka ia akan
memanfaatkanmu (dipotong)."
(HR. Muslim)
“Seorang laki -laki tidak boleh lari dari pertarungannya”.
(Rorona Zoro)
PERSEMBAHAN
Bab ini resmi ku tutup,
Terima kasih untuk semua rasa suka dan duka,
Apa yang akan terjadi di bab selanjutnya,
Tidak ada yang tahu,
Namun satu yang kutahu,
Bahwa aku harus lebih siap untuk menulis sebuah bab yang baru.
Karya sederhana ini kupersembahkan sebagai tanda bakti
dan tanggung jawabku
kepada kedua orang tuaku:
Bapak Sadri BA & Ibu Ardiantika Bernasari
Yang telah merawat dan membesarkanku
dengan penuh cinta, kasih sayang, dan pengorbanan.
I love you both.
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji hanya untuk Allah SWT atas segala berkat dan rahmat
serta karunia-Nya yang telah diberikan dan shalawat serta salam kepada
Rasulullah SAW yang telah menyempurnakan akhlak manusia sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Implementasi
Regulasi Tentang Produksi Siaran Pada Televisi Berjaringan di Kota Bandar
Lampung (Studi Pada Program Siaran KompasTV Lampung Periode 5 Oktober
2016-1 Desember 2016)” disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana
Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Universitas Lampung. Selama proses penulisan
skripsi ini penulis menyadari keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti.
Oleh karena itu peneliti banyak memperoleh bimbingan, saran, gagasan dan
masukan dari berbagai pihak yang sangat membantu bagi penulisan karya ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos, M.Comn&MediaSt., selaku Ketua Jurusan
Ilmu Komunikasi. Terima kasih untuk semua waktu yang diberikan ditengah
kesibukan ibu dan juga untuk semua kerja kerasnya demi memajukan jurusan
Ilmu Komunikasi.
3. Ibu Wulan Suciska, S.I.Kom., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Komunikasi. Terimakasih telah banyak membantu memberikan bimbingan,
masukan dan saran saat pengajuan judul penelitian skripsi saya.
4. Ibu Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Utama dan juga
Dosen Pembimbing akademik saya. Terimakasih atas waktu, kesabaran,
perhatian, dan juga semua masukan dan kritik yang sangat berarti dalam
proses bimbingan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si., selaku Dosen Pembahas. Terimakasih
atas kesabarannya selama masa bimbingan. Banyak ilmu, pengalaman, dan
motivasi berharga yang saya dapat dari Beliau yang menjadi bekal saya di
masa depan.
6. Seluruh Dosen, Staff Administrasi, dan Karyawan FISIP Universitas
Lampung, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
7. Untuk Ibunda Ardiantika Bernasari Madrie, S.Sos., MM., terima kasih sudah
menjadi ibu yang kuat dan selalu sabar dalam mengingatkan, mengarahkan,
memberi motivasi, serta seluruh doa kepada saya. You will always be my first
love mom and I am so proud of you. I Love U!
8. Terima kasih untuk Ayahanda Sadrie Basir A. atas support moril yang sudah
diberikan.
9. Adik saya, Rifa Hanifati dan Tri Destanto serta kedua keponakan, Aluna dan
Raffa. Terima kasih untuk semua keceriaan yang diberikan sehingga bisa
mengembalikan semangat saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Alm. Yai Prof. Dr. Hi Madrie dan Nyai Hj. Safar Dwi Yatmi Madrie dan
seluruh Madrie Family yang telah sangat banyak membantu dalam support
moral maupun finansial sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Terima
kasih.
11. Sahabat, saudara, teman cerita terbaik di kampus. Hanief, Cliff, Egy, Ardi,
Jefry, Pepi, Indra, Daus, Calvien, Putra, dan Ikko. Terima kasih untuk semua
suka dan duka, tangis dan tawa, serta dukungan moral yang sangat besar bagi
saya, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Dimanapun kita nanti,
percayalah, kita akan bertemu di puncak kesuksesan! THANK YOU LOYS!
12. Teman-teman angkatan 2012. Terima kasih untuk tegur sapa serta dukungan
yang diberikan selama masa perkuliahan.
13. Teman terbaik angkatan 2012, Shyntia Hani Tiara Putri, Monica Septiani,
Zulfa Fadhila, Silvia Nanda Resti, Widya Athidira, Nurul Maulia, Amelia
Maryska, Dwi Anggraeni dan Rezky Fajar Passa. Bosan adalah hal yang tabu
ketika bersama kalian. Semoga sukses untuk kita semua! Aamiin.
14. Adik-adik yang terdiri dari berbagai angkatan. Sigit, Gagah, Amsal, Jo, Sule,
Ridho, Ilham, Diwang, Yusuf, Gele, Doni, Ade Gamma, Tania, Ade Nurma,
Gesy, Catur, Redi, Faiz, Hanip, Vega, Yonu, Chintya dan lainnya yang tidak
bisa saya sebutkan disini. Terima kasih untuk canda dan tawanya. Sukses
untuk kalian semua!
15. Kakak tingkat dari berbagai angkatan, Riski Congor, Bang Jaya, Aji, Manda,
Said, Gepeng, Bowir, Said, Bayu, Ahong, Ardika, Rio, kak Radhit, Kak Jess,
kak Bagus, kak Budi, kak Fathir dan kak Ibo. Terima kasih sudah
mengajarkan makna keluarga di Jurusan Ilmu Komunikasi
16. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, khususnya
periode kepengurusan ketua umum Rizki Kurniawan. Terima kasih untuk
semua pengalaman yang telah kita bagi. Semoga HMJ Ilmu Komunikasi akan
terus bertumbuh dan terus menjadi lebih baik lagi. Sukses!
17. Teman-teman KKN desa Margodadi, Kecamatan Tumijajar, Tulang Bawang
Barat. Farhan YN, Novitiyono Wisnu H., Diah Larasati, Rahmawati, Try
Larasati, dan Ersanty. Terima kasih sudah membuat 2 bulan terasa
menyenangkan dan membuat nilai KKN kita semua mendapat A. Semoga kita
semua bisa bertemu di puncak kesuksesan kelak. Aamin!
18. Serta untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan
bantuannya.
Bandarlampung, November 2018
Penulis,
Muhammad Arfad
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 9
2.2 Tinjauan Tentang Regulasi .................................................................... 12
2.3 Implementasi Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran............................................................... ............................. 15
2.4 Dinamika Penyiaran di Indonesia ........................................................... 16
2.4.1 Sistem Televisi Berjaringan ............................................................ 19
2.5 Proses Produksi Siaran Televisi .............................................................. 21
2.6 Landasan Teori ......................................................................................... 23
2.7 Kerangka Pikir ......................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian ...................................................................................... 28
3.2 Pendekatan Penelitian ........................................................................... 28
3.3 Fokus Penelitian .................................................................................... 29
3.4 Informan Penelitian ............................................................................... 29
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 30
3.6 Teknik Pengolahan Data ....................................................................... 31
ii
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................. 33
3.8 Teknik Keabsahan Data ......................................................................... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah KompasTV Lampung ................................................................ 35
4.2 Visi dan Misi KompasTV Lampung ...................................................... 36
4.3 Logo KompasTV Lampung ................................................................... 37
4.4 Struktur Organisasi KompasTV Lampung ............................................ 38
4.4.1 Tugas Pokok Struktur Organisasi .................................................. 38
4.5 Program Acara Lokal KompasTV Lampung .......................................... 40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 50
5.1.1 Kompas News Lampung .............................................................. 50
5.1.2 Stand Up Seru Lampung ................................................................ 58
5.1.3 Gerbang Lampung…………............................................................ 61
5.1.4 Sapa Lampung.................................................................................. 64
5.1.5 Kompas Nusantara............................................................................ 66
5.2 Pembahasan ............................................................................................. 75
5.2.1 Penerapan Peraturan Mengenai Televisi Berjaringan di Kota Bandar
Lampung................................................................................................... 75
5.2.2 Pembahasan Dari Sudut Pandang Teori Tanggung Jawab
Sosial............................................................................................... 77
5.2.3 Implementasi Regulasi Proses Produksi di KompasTV Lampung
………………….............................................................................. 79
5.2.4 Implementasi Regulasi Sumber Daya di KompasTV Lampung
………………………………………............................................ 87
5.2.5 Implementasi Regulasi Isi Program KompasTV Lampung
…………………………………………………………………….. 91
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ............................................................................................... 100
6.2 Saran ...................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
Bagan 1. Kerangka Pikir .............................................................................. 27
Bagan 2. Struktur Organisasi KompasTV Lampung .................................... 38
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Logo KompasTV Lampung .................................................... 37
Gambar 2. Logo Program Kompas News Lampung ................................. 41
Gambar 3. Logo Program Sapa Lampung.................................................. 42
Gambar 4. Logo Program Kompas Nusantara ........................................... 43
Gambar 5. Logo Program Gerbang Lampung............................................ 44
Gambar 6. Logo Program Stand Up Seru Lampung .................................. 45
Gambar 7. Cuplikan Gerakan Salam Tabik Puun ....................................... 53
Gambar 8. Cuplikan Mengenai Informasi Daerah ...................................... 54
Gambar 9. Cuplikan Mengenai Liputan Ekonomi Kreatif .......................... 55
Gambar 10. Cuplikan Mengenai Liputan Pesta Adat Begawi ...................... 56
Gambar 11. Cuplikan Mengenai Liputan Seniman Asal Lampung .............. 57
Gambar 12. Cuplikan Mengenai Sub-Program Bincang Inspiratif ............... 58
Gambar 13. Cuplikan Program Stand Up Seru Lampung ............................. 60
Gambar 14. Cuplikan Program Stand Up Seru Lampung ............................. 61
Gambar 15. Cuplikan Program Gerbang Lampung ...................................... 63
Gambar 16. Cuplikan Program Gerbang Lampung ...................................... 64
Gambar 17. Cuplikan Program Sapa Lampung ............................................ 65
Gambar 18. Cuplikan Program Sapa Lampung ............................................ 66
Gambar 19. Cuplikan Program Kompas Nusantara ...................................... 67
Gambar 20. Suasana Rapat Proyeksi KompasTV Lampung ........................ 82
Gambar 21. Produksi Program Sapa Lampung ............................................. 84
Gambar 22. Studio Kecil KompasTV Lampung ........................................... 85
Gambar 23. Proses Penyuntingan Gambar.................................................... 87
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 9
Tabel 2. Jadwal Siaran Program KompasTV Lampung .............................. 45
Tabel 3. Keterangan Program KompasTV Lampung ................................... 49
Tabel 4. Penjelasan Program KompasTV Lampung .................................... 71
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak dahulu, sudah banyak media massa yang pernah dipakai manusia untuk
menyebarkan luaskan sebuah informasi kepada khalayak. Mulai dari media cetak,
elektronik, sampai dengan yang terbaru yaitu media online. Media cetak, sesuai
dengan namanya adalah media yang penyampaian pesannya berbentuk tertulis dan
dicetak, seperti contohnya adalah koran, majalah, buletin dan masih banyak lagi.
Sedangkan media elektronik adalah media yang penyampaian pesannya disiarkan
melalui perangkat audio dan visual seperti contohnya, televisi dan radio.Lalu yang
terakhir muncul adalah media online.
Sampai saat ini, media elektronik masih bisa dikatakan sebagai media massa yang
efisien dalam mencapai audience yang jumlahnya sangat banyak dan merata.
Martin Essin seperti yang dikutip Suprapto menyebut bahwa sekarang ini sebagai
The Age of Television, seakan-akan media penyiaran telah menjadi sarana untuk
membius kalangan masyarakat (Suprapto, 2006:1). Meskipun kini media online
semakin banyak dan berkembang, namun banyak kalangan yang menilai bahwa
sebagian besar masyarakat masih sulit untuk melepaskan diri media penyiaran,
2
baik itu radio ataupun televisi. Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat
yang menjadi konsumen dari program-program televisi atau radio. Televisi dan
radio menjadi sebuah jendela pengetahuan untuk mengetahui informasi dan
peristiwa apa yang sedang terjadi.
Perkembangan industri televisi di Indonesia dimulai sejak tahun 1962. Saat itu
siaran dilakukan bertepatan dengan tanggal 17 Agustus yang merupakan hari
kemerdekaan Republik Indonesia. Namun yang menjadi titik awal penyiaran yang
dilakukan secara berkelanjutan adalah saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian
Gameske IV di Jakarta. Saat itu, hanya ada Televisi Republik Indonesia (TVRI)
yang wilayah siarannya mampu menjangkau sampai ke seluruh provinsi di
Indonesia. Sejak saat itu, TVRI menjadi sumber informasi yang utama bagi rakyat
Indonesia sampai awal tahun 1990-an. Tepatnya pada tahun 1989, Rajawali Citra
Televisi (RCTI) memulai siaran perdananya yang saat itu hanya mencangkup
wilayah Jabodetabek.
Setelah reformasi tahun 1998, industri penyiaran di Indonesia terus berkembang.
Terdapat Lembaga Penyiaran Publik seperti TVRI dan juga Lembaga Penyiaran
Swasta seperti RCTI, Global, MNC, Indosiar, SCTV, Trans TV, Trans 7, Kompas
TV. Hal ini membuat munculnya sebuah wacana tentang pentingnya membuat
undang-undang penyiaran baru yang progresif, reformis, dan berpihak ada
kedaulatan publik.
Pada tahun 2002, terbit Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
sebagai dasar dan pembinaan penyelenggaraan penyiaran. Dalam pasal 31
dikatakan bahwa lembaga yang mempunyai hak untuk menyelenggarakan siaran
3
dengan sistem stasiun jaringan yang menjangkau seluruh wilayah Negara
Republik Indonesia adalah Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Sementara Lembaga
Penyiaran Swasta (LPS), jika ingin memperluas jangkauannya, maka harus
bekerja sama dengan lembaga penyiaran lokal atau membuat sebuah stasiun
jaringan di wilayah provinsi tertentu agar dapat menyelenggarakan siaran di
wilayah provinsi tersebut (www.kpi.go.id. Diakses pada 2/3/2017 pada pukul
20.48). Dengan kata lain, peraturan baru ini menjadi kebalikan dari peraturan
yang lama yaitu sentralisasi.
Sistem stasiun jaringan mulai diberlakukan di Indonesia pada tanggal 28
Desember 2009 setelah Menteri Komunikasi dan Informatika saat itu Bapak
Mohammad Nuh menandatangani Peraturan Menteri Nomor 43 Tahun 2009
Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Melalui Sistem Stasiun Jaringan Oleh
Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Televisi. Salah tujuan dari peraturan
tersebut adalah terciptanya sistem penyiaran yang berpihak pada publik dan
pelestarian kebudayaan daerah. Karena sebelumnya, semua program yang tayang
di televisi berasal dari stasiun induk yang ada di Jakarta. Dengan kata lain,
program yang disiarkan tidak terlalu mementingkan unsur daerah dan kebudayaan
lain. Padahal jelas salah satu fungsi media massa menurut Charles R. Wright
adalah Transmission atau bisa dikatakan sebagai pewarisan budaya dari satu
generasi ke generasi selanjutnya (Wiryanto, 2000:12). Jika program yang ada di
televisi terus-menerus berasal dari stasiun induk yang ada di Jakarta, maka
kebudayaan yang ada di daerah akan jarang terpublikasi dan perlahan akan hilang.
4
Peraturan baru ini membuat LPS harus berinvestasi kepada televisi lokal atau
menerapkan sistem stasiun jaringan di daerah jika ingin siarannya sampai pada
daerah tersebut. Penerapan sistem stasiun jaringan awalnya mendapat penolakan
dan kendala yang cukup banyak. Hal ini dikarenakan besarnya modal yang harus
dikeluarkan oleh stasiun induk yang ingin menerapkan sistem ini. Selain itu masih
kurangnya kesiapan dari daerah baik dari segi teknis maupun non teknis. Untuk
memastikan bahwa sistem ini berjalan dengan baik, pemerintah membentuk
sebuah komisi yang bertugas sebagai pengawas dari penyelenggaraan siaran yaitu
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Hal ini sesuai dengan apa yang tertuang pada
pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran yang
berbunyi: KPI sebagai lembaga negara yang bersifat independen mengatur hal-hal
mengenai penyiaran. KPI terdiri dari KPI pusat yang pengawasannya berada di
bawah Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI Daerah yang pengawasannya berada di
bawah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. KPI mempunyai wewenang untuk
menyusun tentang peraturan dan menetapkan pedoman prilaku penyiaran serta
mengawasi penerapan dari peraturan tersebut termasuk peraturan tentang sistem
televisi berjaringan yang ada di Indonesia.
Perkembangan sistem stasiun jaringan terus berjalan sampai saat ini. Di Provinsi
Lampung sendiri, sistem stasiun jaringan sudah ada sejak tahun 2012. Andalas
Televisi Lampung atau biasa dikenal dengan AnTV Lampung adalah lembaga
penyiaran swasta pertama yang mendapat izin sebagai televisi berjaringan di
Provinsi Lampung. Sampai saat ini, terdapat 17 LPS yang menyelenggarakan
sistem stasiun jaringan di Provinsi Lampung. LPS tersebut antara lain, Kompas
TV Lampung, Net TV Lampung, ANTV Lampung, iNews Lampung, dan lain-lain
5
(Wawancara dengan Koor. Bidang Kelembagaan KPID Lampung, Bapak Agung
Wibawa). Sebagai lembaga penyiaran yang bersifat swasta, tentu saja stasiun
televisi diatas harus mengikuti peraturan undang-undang tentang penyiaran yang
ada. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 43 Tahun 2009
Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Melalui Sistem Stasiun Jaringan Oleh
Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Televisi yang mengharuskan adanya
10% konten lokal dari total durasi siaran setiap harinya, diperkuat dengan adanya
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 10 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Televisi di Daerah yang diterbitkan oleh Gubernur
Provinsi Lampung.
LPS yang menjalankan sistem stasiun jaringan mempunyai pekerjaan rumah
untuk bisa menerapkan peraturan tersebut. Bagaimana mereka harus memproduksi
program dengan keragaman daerah tanpa mengurangi program dari stasiun induk
mereka. Salah satu LPS yang menjalankan sistem stasiun jaringan adalah Kompas
TV. Stasiun televisi swasta yang juga merupakan bagian dari Kompas Gramedia
ini melakukan siaran perdananya serentak di 9 kota besar pada 9 september 2011.
Dari KPI sendiri, Kompas TV mendapat jatah waktu siaran selama 24 Jam. Hal ini
dilihat dari jadwal Kompas TV yang tetap ada di jam tengah malam
(www.kompas.tv/front/jadwal/diakses pada 28 Maret 2017 pada pukul 15.20). Di
Provinsi Lampung sendiri Kompas TV baru mendapat izin untuk melakukan
siaran percobaan pada bulan Juni 2015 dan mendapat izin untuk siaran tetap pada
tanggal 20 Desember 2016 (Database KPID Lampung).
Dengan jatah siaran selama 24 jam, maka paling tidak untuk memenuhi peraturan
yang ada yaitu 10% konten lokal, Kompas TV Lampung minimal dengan durasi
6
2,4 jam harus menayangkan program yang kontennya berisi tentang Provinsi
Lampung. Selain dari segi konten yang diharuskan berisi tentang Provinsi
Lampung, Kompas TV Lampung juga harus melakukan produksi di Provinsi
Lampung dan juga memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berasal
dari Provinsi Lampung. Hal ini sesuai dengan pasal 8 ayat 2 pada Peraturan
Daerah Provinsi Lampung Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Penyiaran Televisi di Daerah. Penulis akan melihat bagaimana penerapan
peraturan tersebut dari masing-masing program yang di produksi.
Sejak mendapatkan izin sampai saat ini, Kompas TV Lampung tetap konsisten
untuk memproduksi dan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada di
Provinsi Lampung. Hal ini terbukti dengan kesediaan Kompas TV Lampung
untuk menerima pelajar SMK dan juga mahasiswa melakukan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) disana. Tidak hanya berasal dari kota Bandar Lampung, tapi juga
yang berasal dari daerah seperti Tulang Bawang Barat, Pringsewu, dll.
Menarik untuk melihat bagaimana peran lembaga penyiaran swasta yang bersifat
komersil dalam pembangunan dan pelestarian budaya daerah. Ditambah dengan
durasi yang hanya 2,5 jam, menarik juga untuk melihat bagaimana Kompas TV
Lampung mengemas sebuah program berisi konten lokal mengingat begitu
banyaknya potensi keragaman daerah yang ada di Provinsi Lampung. Selain itu,
di umurnya yang masih muda, KompasTv Lampung sudah bisa mendapatkan
penghargaan sebagai Televisi Lokal Berjaringan Terbaik di Provinsi Lampung
dalam KPID Awards 2016 (Rosmayanti Ilham, duajurai.co diakses pada 2/3/2017
pada pukul 22.16). Penulis memilih periode waktu antara 1 Oktober 2016-1
7
Desember 2016 karena pada jangka waktu tersebut, KPID mulai mengumumkan
akan melaksanakan KPID Awards pada bulan Desember. Karena faktor itu,
peneliti tertarik dengan judul penelitian Implementasi Regulasi Tentang Produksi
Siaran Pada Televisi Berjaringan di Kota Bandar Lampung (Studi Pada Isi
Program Kompas TV Lampung Periode 5 Oktober 2016-1 Desember 2016)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus masalah yang akan peneliti angkat
adalah: Bagaimanakah implementasi regulasi tentang produksi siaran di stasiun
televisi berjaringan Kompas TV Lampung?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui bagaimana implementasi regulasi
produksi penyiaran pada program Kompas TV Lampung sebagai televisi
berjaringan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat teoritis :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi,
bahan penelitian, serta sumber bacaan di lingkungan Universitas Lampung
yang berkaitan dengan sistem penyiaran dan televisi di Indonesia.
2. Sebagai bahan pengembangan keilmuan di bidang Komunikasi Massa
khususnya di bidang penyiaran televisi di Indonesia.
8
1.4.2. Manfaat praktis :
1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperluas wawasan dan
mengembangkan pengetahuan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Lampung dan pembaca mengenai sistem dan peraturan penyiaran di
Indonesia.
2. Sebagai bahan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat mengenai
peraturan tentang penyiaran dan televisi di Indonesia.
3. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah Provinsi Lampung untuk mengetahui bagaimana penerapan dari
peraturan penyiaran televisi berjaringan.
4. Sebagai referensi bagi Pemerintah Kota dan Provinsi Lampung dalam
pemanfaatan media lokal sebagai media promosi dan pelestarian budaya
daerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan unsur penting dalam melakukan sebuah
penelitian.Penggunaan penelitian terdahulu, selain mempermudah penulis dalam
membuat penelitian, juga agar terhindar dari kesalahan yang dibuat oleh penulis
sebelumnya. Penelitian terdahulu yang nantinya akan penulis jelaskan, sudah penulis
analisis terlebih dahulu, tentunya penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang
akan penulis lakukan, yaitu mencakup implementasi peraturan dan penyiaran televisi
di Indonesia. Berikut penulis berikan rangkuman mengenai penelitian yang sudah
penulis baca, yang menjadi acuan dalam menyusun penelitian ini.
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
1 Judul Implementasi Regulasi Penyiaran Dalam Program Berita
Kriminal SERGAP Di RCTI
Penulis Siti Aisah, mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Hasil
Penelitian
Hasil penelitian ini menerangkan bahwa program berita
kiriminal Sergap telah mengimplementasikan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran pada
pasal 48 ayat 4 poin d dan dianalisis dengan menggunakan
teori Regulasi Media Feintuck.
10
Metode
Penelitian
Pada penelitian ini, Siti Aisah menggunakan metode
penelitian Deskriptif Kualitatif.
Kontribusi
bagi Peneliti
Memberikan referensi mengenai penggunaan teori regulasi
media dari Feintuck. Memberikan pandangan awal bagi
penulis tentang penerapan peraturan isi siaran pada
tayangan televisi dalam skala nasional.
Perbedaan
Penelitian
Perbedaan penelitian terletak pada pasal regulasi penyiaran
dan objek penelitian serta stasiun televisi yang diteliti oleh
penulis adalah televisi lokal berjaringan.
2 Judul Implementasi Kebijakan Sistem Stasiun Jaringan Dalam
Industri Penyiaran Televisi di Kota Semarang.
Penulis Lisa Mardiana, mahasiswi Pasca Sarjana Program
Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro
Semarang.
Hasil
Penelitian
Dalam penerapan sistem stasiun jaringan, terjadi tarik ulur
dan benturan kepentingan antara pihak-pihak yang terkait
sehingga implementasi kebijakannya menjadi tidak ideal.
Metode
Penelitian
Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan
pendekatan Studi Kasus.
Kontribusi
bagi Peneliti
Memberikan referensi tentang apa saja permasalahan
sistem stasiun jaringan dan dari segi metode
Perbedaan
penelitian
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
dari fokus penelitiannya. Penelitian Lisa Mardiana lebih
fokus terhadap masalah yang ada dalam penerapan Sistem
Stasiun Jaringan, sedangkan penulis memfokuskan pada
konten lokal yang ada di Sistem Stasiun Jaringan
3 Judul Analisis isi program televisi lokal berjaringan di bandung
(studi pada program kompas tv, tvri dan imtv).
Penulis Fathania Pritami Mahasiswi Prodi S1 Ilmu Komunikasi,
Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom.
Hasil
Penelitian
Program informasi adalah program yang paling
mendominasi, diikuti oleh program hiburandan di tempat
terakhir, programpendidikan.
Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis isi untuk menganalisis
program yang terdapat di tiga stasiun televisi lokal
berjaringan di Bandung berdasarkan kategori program
televisi.
11
Kontribusi
Bagi Peneliti
Memberikan kontribusi mengenai program-program
televisi yang seperti apa yang mendominasi dalam
pertelevisian.
Perbedaan
penelitian
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
dari focus penelitian dimana penelitian ini lebih menjurus
kepada kebutuhan dari khalayak media tentnag media
mana yang mereka butuhkan.
Sumber: repository.uinjkt.ac.id, digilib.undip.ac.id, repository.telkomuniversity.ac.id.
Penelitian pertama adalah mengenai Implementasi Regulasi Penyiaran Dalam
Program Berita Kriminal Sergap di RCTI. Penelitian ini dibuat oleh Siti Aisah
mahasiswi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010. Penelitian ini memfokuskan mengenai
pengimplementasian regulasi penyiaran pada pasal 48 ayat 4 Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran pada program berita kriminal SERGAP di RCTI.
Pasal tersebut membahas tentang pembatasan adegan seks, kekerasan dan sadisme.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah, penelitian ini mengungkap
apakah peraturan tentang pembatasan seks, kekerasan dan sadisme sudah diterapkan
atau belum. Sedangkan, penelitian penulis adalah mengenai pengimplementasian
regulasi isi siaran televisi yang menjalankan sistem stasiun jaringan.
Penelitian Siti Aisah (2010) menjadi bahan referensi bagi penulis dalam menganalisis
implementasi regulasi penyiaran televisi di Indonesia.Selain itu kontribusi lainnya
adalah penggunaan teori. Teori yang akan digunakan penulis adalah teori regulasi
media. Teori ini penulis pakai untuk melihat implementasi regulasi penyiaran dari
sudut pandang struktur, tingkah lakudan isi.Hasil penelitian dari Siti Aisah
12
menyatakan bahwa, program SERGAP telah mengimplementasikan regulasi
penyiaran khususnya pasal 48 ayat 4 poin d mengenai pembatasan adegan seks,
kekerasandan sadisme.
Penelitian berikutnya adalah mengenai Implementasi Kebijakan Sistem Stasiun
Jaringan Dalam Industri Penyiaran Televisi di Kota Semarang. Penelitian ini
merupakan tesis yang disusun oleh Lisa Mardiana, mahasiswi Pasca Sarjana Program
Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2011. Lisa
Mardiana memfokuskan penelitian ini pada problematika regulasi sistem stasiun
jaringan yang ada di Kota Semarang. Perbedaan penelitian ini dari penelitian penulis
adalah penelitian ini melihat permasalah yang terjadi dalam penerapan sistem stasiun
jaringan. Sedangkan penelitian penulis adalah mengenai kontribusi dari sistem stasiun
jaringan terhadap konten lokal sesuai dengan peraturan yang ada. Penelitian Lisa
Mardiana (2011) memberikan kontribusi bagi penulis dalam metode penelitian yang
digunakan. Metode penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif kualitatif
dimana penulis menggambarkan fakta, fenomena dan keadaan yang terjadi di
lapangan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terjadi sebuah tarik ulur dan
benturan dalam penerapan Sistem Stasiun Jaringan di Kota Semarang.
2.2 Tinjauan Tentang Regulasi
Regulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah peraturan.Regulasi berarti
memonitor atau mengawasi. Regulasi adalah semua proses yang mempunyai fungsi
mengubah proses lain, pengalaman aksi, yang ditimbulkan oleh suatu situasi
13
stimulus. Dengan demikian maka ada dualisme regulasi, yakni sebagai kegiatan yang
mengaturdan sebagai kegiatan yang diatur. Regulasi di Indonesia sendiri bisa
diartikan sebagai sumber hukum formil berupa peraturan perundang-undangan yang
memiliki beberapa unsur, yaitu merupakan suatu keputusan yang tertulis, dibentuk
oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenangdan mengikat umum.
Berdasarkan pengertian di atas, maka bisa diartikan bahwa regulasi merupakan
kegiatan yang mempunyai fungsi untuk mengawasi dan mengatur. Yang mempunyai
peran untuk mengatur dan mengawasinya adalah pemerintah dan badan yang
dibentuk secara resmi oleh pemerintah seperti contohnya adalah Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
merupakan peraturan yang menjadi pedoman dalam penyelenggaraan penyiaran.
Dengan adanya Undang-Undang tersebut, penyelenggaraan penyiaran mendapat
kepastian hukum dan menjadi lebih tertib. Salah satu peraturan yang terdapat pada
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran ini adalah tentang
wilayah jangkauan siaran dari lembaga penyiaran yang menyelenggarakan kegiatan
penyiaran.
Pada pasal 31 dikatakan bahwa lembaga yang mempunyai hak untuk
menyelenggarakan siaran dengan sistem stasiun jaringan yang menjangkau seluruh
wilayah Negara Republik Indonesia adalah Lembaga Penyiaran Publik (LPP).
Sementara Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), jika ingin memperluas jangkauannya,
maka harus bekerja sama dengan lembaga penyiaran lokal atau membuat sebuah
stasiun jaringan di wilayah provinsi tertentu agar dapat menyelenggarakan siaran di
14
wilayah provinsi tersebut (www.kpi.go.id. Diakses pada 2/3/2017 pada pukul 20.48).
Peraturan ini yang menjadi awal lahirnya sistem stasiun jaringan di Indonesia.
Undang-Undang ini juga yang menjadi awal terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor
50 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta dan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 43 Tahun 2009 Tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Melalui Sistem Stasiun Jaringan Oleh Lembaga
Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Televisi.
Keduaperaturan tersebut secara khusus menyebutkan dan membahas tentang sistem
stasiun jaringan. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 Tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta, pada pasal 34 ayat 5
dikatakan bahwa Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran radio dan/atau jasa
penyiaran televisi yang menyelenggarakan siarannya melalui sistem stasiun jaringan
harus memuat siaran lokal. Serta pada Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Melalui
Sistem Stasiun Jaringan Oleh Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Televisi,
secara khusus diterbitkan untuk dijadikan pedoman bagi lembaga penyiaran swasta
yang akan menyelenggarakan sistem stasiun jaringan.
Pada Pasal 8 ayat 3 dikatakan bahwa Dalam sistem stasiun jaringan, setiap stasiun
penyiaran lokal harus memuat siaran lokal dengan durasi paling sedikit 10% (sepuluh
perseratus) dari seluruh durasi siaran per hari. Pada tahun 2015, Komisi Penyiaran
Daerah Provinsi Lampung menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi di Daerah. Peraturan Daerah ini
15
menjadi sebuah penguatan tentang peraturan yang sudah ada sebelumnya dan menjadi
pedoman bagi semua lembaga penyiaran swasta yang menjalankan sistem stasiun
jaringan di Provinsi Lampung.
2.3 Implementasi Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksaan atau
penerapan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988: 327). Penerapan merupakan
kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari kedalam situasi kongkret atau
nyata. Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau
inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Implementasi dapat
berarti “Put something into effect”, atau jika diartikan penerapan sesuatu yang
memberikan efek atau dampak (Mulyasa, 2004: 93).
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi ialah
prorses penerapan, konsep, atau kebijakan yang telah dipelajari kedalam situasi yang
nyata sehingga memberikan dampak bagi orang lain, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampulan, maupun nilai dan sikap. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, pemerintah membentuk sebuah badan
independen yang bertugas untuk mengawasi semua kegiatan penyiaran di Indonesia.
Hal ini dikarenakan dengan diterbitkannya Undang-Undang yang baru, berpotensi
membuat dunia penyiaran di Indonesia semakin bebas dan membutuhkan sebuah
lembaga atau komisi yang mengawasi semua kegiatan penyiaran agar tidak
16
melenceng dari peraturan.Oleh karena itu, pada tahun 2002 terbentuklah sebuah
komisi independen yang berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di
Indonesia yaitu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Meskipun sudah terbentuk sebuah lembaga yang berfungsi sebagai pengawas dan
juga sudah jelas tertulis tentang peraturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh
dalam penyelenggaraan penyiaran di Indonesia, masih saja tetap ada pelanggaran
yang dilakukan. Pada tahun 2017 terhitung sejak tanggal 6 Januari 2017, tercatat
sudah ada 65 kali pelanggaran yang dilakukan oleh program yang ada di televisi
(www.kpi.go.id diakses pada 20 April 2017). Itu berarti setiap bulannya rata-rata
terjadi 21 kali pelanggaran.Hampir setiap hari program yang tayang di televisi
melakukan pelanggaran dan mendapat teguran oleh KPI.
Hal ini mengindikasikan beberapa program yang ditayangkan oleh lembaga penyiaran
di Indonesia masih belum menerapkan peraturan yang ada sehingga seringkali
mendapat teguran oleh KPI.Bahkan terdapat program yang beberapa kali mendapat
teguran sampai pemberhentian sementara.
2.4 Dinamika Penyiaran di Indonesia
Penyiaran atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai broadcasting, adalah
keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan materi produksi,
produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran sampai kepada penerimaan
siaran tersebut oleh pendengar /pemirsa di satu tempat (J.B. Wahyudi 1994:6). Dari
definisi ini bisa disimpulkan bahwa penyiaran berbeda dengan pemancaran.
17
Pemancaran sendiri adalah proses transmisi siaran baik melalui media udara ataupaun
media kabel atau saluran fisik lainnya.
Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
memberikan defisini khusus bagi penyiaran.Dalam peraturan tersebut penyiaran
didefinisikan kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau
sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum
frekuensi radio melalui udara, kabel dan /atau media lainnya untuk dapat diterima
secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran
(www.kominfo.go.id diakses pada 2/3/2017).Yang dimaksud dengan definisi khusus
adalah berkaitan dengan fungsi regulasi yang diamantkan oleh Undang-Undang
tersebut, sehingga definisinya dibatasi mulai dari kegiatan pemancarluasan siaran,
yang tentunya telah menggunakan frekuensi publik.
Stasiun penyiaran bebas menentukan program apa yang akan mereka produksi,
apakah program tersebut akan diproduksi sendiri atau dari rumah produksi. Hal ini
tidak diatur oleh Undang-Undang karena itu bersifat intern stasiun penyiaran yang
bersangkutan. Tetapi jika program tersebut kemudian akan disiarkan melalui
frekuensi publik, maka dia harus mengikuti aturan yang ada tentang konten program
yang disusun oleh KPI.
Pergerakan penyiaran di Indonesia dimulai sejak zaman penjajahan Belanda tepatnya
pada tahun 1925.Penyiaran dilakukan untuk tujuan propaganda.Setelah proklamasi
tahun 1945, penyiaran di Indonesia terus berkembang hingga saat ini.Siaran televisi
18
pertama di Indonesia terjadi pada tahun 1962.Saat itu, TVRI menjadi satu-satunya
televisi yang berhasil melakukan siaran percobaan. 1 minggu setelah itu, tepatnya
pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran secara resmi upacara
pembukaan Asian Games ke-4 di stadion utama Gelora Bung Karno (Mila Day
2004:16). Selama 27 tahun, TVRI menjadi satu satunya televisi yang melakukan
kegiatan penyiaran di Indonesia.Baru pada tahun 1989, berdiri sebuah lembaga
penyiaran swasta pertama di Indonesia yaitu RCTI dan disusul kemudia dengan
SCTV, Indosiar, AnTV, TPI.
Setelah reformasi pada tahun 1998, kebutuhan masyarakat terhadap informasi
semakin bertambah. Menjelang tahun 2000, muncul hampir serentak 5 lembaga
penyiaran swasta baru, yaitu Metro TV, TransTv, TV7, Lativi dan Global TV serta
beberapa televisi lokal yang ada di daerah. Pada tahun 2002, pemerintah mensahkan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.Peraturan yang dibuat
dalam Undang-Undang ini menekankan pada keberagaman dalam hal ini dan
kepemilikan.
Pada Undang-Undang ini pula, pemerintah memutuskan bahwa satu-satunya televisi
nasional adalah TVRI.TVRI mempunyai hak untuk melakukan siaran dalam skala
nasional, yang berarti jangkauan siarannya mencakup seluruh Indonesia.Berbeda
dengan lembaga penyiaran swasta yang harus menerapkan sistem stasiun jaringan
jika ingin melakukan siaran sampai ke daerah di Indonesia.Hal ini tentu bertujuan
untuk mengurangi monopoli konten yang selama ini terjadi.Dengan adanya peraturan
19
ini, lembaga penyiaran swasta mempunyai kewajiban untuk meproduksi sebuah
program dengan adanya unsur daerah.
2.4.1 Sistem Televisi Berjaringan
Sistem televisi jaringan pertama kali diterapkan di Amerika Serikat dimana sejumlah
stasiun radio lokal bergabung untuk menyiarkan program secara bersama-sama. Head
dan Sterling (1982), mendefinisikan jaringan sebagai dua atau lebih stasiun yang
saling berhubungan melalui relai (kawat, kabel, gelombang mikro terrestrialdan
satelit) yang memungkinkan terjadinya penyiaran program secara serentak. Dari
defisini tersebut, dapat disimpulkan bahwa stasiun jaringan adalah sejumlah stasiun
pernyiaran yang saling berhubungan untuk dapat menyiarkan program secara
serentak.
Pertumbuhan dan perkembangan industri penyiaran di Amerika dimulai dari stasiun
penyiaran radio dan televisi lokal.Latar belakang terbentuknya sistem ini murni bisnis
yakni agar pemasang iklan bisa mempromosikan produknya kepada masyarakat yang
lebih luas (Morissan, 2008: 107). Di Indonesia sendiri pertumbuhan dan
perkembangan penyiaran radio dimulai dari tingkat lokal, sama dengan di Amerika
namun untuk penyiaran televisi, pertumbuhannya di Indonesia dimulai dari tingkat
nasional. Hal ini membuat perkembangan penyiaran televisi di Indonesia seakan
dimonopoli oleh pihak-pihak yang hanya ingin mengambil keuntungan melalui
frekuensi milik publik.
20
Dari segi ekonomi, hal ini tentu merugikan masyarakat. Dari segi kearifan budaya,
sistem sentralisasi penyiaran membuat seluruh program yang ada di televisi berpusat
pada daerah Jakarta dan sekitarnya, padahal Indonesia merupakan negara dengan
kebudayaan yang banyak dan beragam yang harus dilestarikan. Oleh karena itu
pemerintah mempertimbangan untuk membentuk sistem stasiun jaringan di
Indonesia. Hal ini sama dengan fungsi media massa menurut Charles R. Wright yaitu:
a. Surveillance atau penyebaran informasi,
b. Correlation, meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan
dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian
c. Transmission, Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-
nilai dan norma-norma sosial budaya dari suatu generasi ke generasi.
d. Entertainment, atau memberikan hiburan
Sistem stasiun jaringan pertama kali diberlakukan pada tanggal 29 Desember 2009.
Sebenarnya jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran, sistem stasiun jaringan harusnya sudah dijalankan. Sesuai dengan pasal 60
ayat 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran yang memberikan
tenggat waktu selama 3 tahun untuk penyesuaiannya. Namun dengan adanya kendala
dan penolakan yang berasan dari pengusaha industri televisi, maka pelaksanannya
pun selalu mundur. Salah satu kendala terbesar adalah lembaga penyiaran yang
menjalankan sistem stasiun jaringan harus kembali menanamkan modal kepada
stasiun lokal atau membentuk sebuah stasiun jaringan anggota yang berada di daerah.
Sistem stasiun jarigan sendiri memiliki banyak keuntungan, antara lain:
21
Di Provinsi Lampung, sistem stasiun jaringan sudah ada sejak tahun 2012. Andalas
Televisi atau AnTv merupakan lembaga penyiaran swasta pertama yang mendapat
izin untuk menyelenggarakan siaran jaringan. Lalu kemudian disusul oleh televisi
swasta besar lainnya seperti Trans Tv dan Trans 7, Indosiar, MNC Group dan yang
terakhir mendapatkan izin untuk bersiaran tetap adalah Kompas TV Lampung
(database KPID Lampung). Seluruh lembaga penyiaran tersebut menjalankan sistem
stasiun jaringan yang artinya mereka harus menjalankan peraturan tentang
penyelenggaraan sistem stasiun jaringan yang ada, yaitu Peraturan Daerah no. 10
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi di Daerah. Penulis akan
melihat bagaimana implementasi dari pasal 8 ayat 2 yang secara khusus membahas
tentang aspek-aspek yang harus ada di dalam proses produksi program yaitu, proses
produksinya, sumber daya manusianya, dan juga isi dari masing-masing program
yang di produksi oleh Kompas TV Lampung.
2.5 Proses Produksi Siaran Televisi
Suatu program acara televisi memerlukan perencanaan dan pertimbangan yang
matang untuk dapat diproduksi. Mulai dari materi yang menarik, tersedianya sarana
dan biaya, serta organisasi pelaksana. Suatu produksi program yang melibatkan
banyak peralatan, orang dan biaya yang besar memerlukan suatu organisasi yang rapi
agar pelaksanaan produksi jelas dan efisien.
Tahapan produksi menurut Gerrald Millerson terdiri dari tiga bagian yang biasa
disebut dengan standard operation procedure (SOP),yaitu:
22
a. Pra-Produksi
Merupakan tahap perencanaan dan persiapan dari sebuah produksi. Tahapan ini
meliputi penemuan dan pembahasan tentang ide atau gagasan dari program yang akan
diproduksi. Seperti tema yang akan diangkat, siapa narasumbernya, dan dimana
lokasi produksinya. Selain itu, pada tahapan pra produksi ini juga dilakukan
persiapan, yaitu menentukan tim produksi yang terlibat.
b. Produksi
Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan produksi dimulai.
Pengarah acara memimpin jalannya produksi bekerjasama dengan kru dan artis yang
terlibat. Masing-masing kru melaksanakan tugasnya seperti yang telah ditentukan
sebelumnya dan sesuai naskah yang ada.
Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat oleh bagian
pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan tanda bagus atau tidak.
Catatan ini nantinya akan berguna saat proses editing. Biasanya gambar hasil
shooting dikontrol setiap akhir shooting hari itu juga untuk melihat apakah hasil
pengambilan gambar sudah bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang
pengambilan gambarnya.
c. Pasca produksi
Merupakan tahap akhir dari sebuah produksi program acara televisi, setelah produksi
lapangan maka materi masuk dalam pos editing. Tahap ini meliputi penyuntingan
23
gambar yang akan dilakukan oleh seorang editor. Setelah semua gambar hasil
produksi di sunting, maka akan tahapan selanjutnya yang ada dalam lingkup pasca
produksi adalah preview. Tahapan preview adalah tahapan menonton kembali hasil
akhir dari program yang sudah selesai di produksi untuk melihat apakah masih ada
yang perlu ditambah atau dikurangi sebelum nantinya program tersebut disiarkan
kepada masyarakat.
2.6 Landasan Teoritis
The Pervasive Precense Theory adalah teori yang digagas oleh Joseph R. Dominick.
Teori ini berasumsi bahwa media penyiaran sangat dominan pengaruhnya terhadap
masyarakat melalui pesan yang begitu ofensif dan masuk pada wilayah pribadi,
sehingga perlu diatur agar semua kepentingan masyarakat bisa terwadahi dan
terlindungi. Teori ini mengungkapkan bahwa media penyiaran mempunyai pengaruh
yang sangat besar dengan variasi-variasi pesan yang dimilikinya (Feintuck, 1999: 43).
Dengan penetrasi yang besar bahkan menembus pada wilayah pribadi, perlu diaturlah
agar semua kepentingan masyarakat dapat terlindungi dan terwadahi. Teori ini
mengharuskan peran negara melalui proses yang demokratis dalam membuat regulasi
yang mengatur isi media penyiaran.
Lembaga penyiaran swasta memancarkan program mereka ke daerah melalui
frekuensi publik. Sudah seharusnya publik mendapatkan tayangan yang tidak hanya
berkualitas, tapi juga adil dan merata untuk setiap daerahnya. Hal ini sesuai dengan
asumsi teori ini bahwa semua kepentingan masyarakat tidak terkecuali harus bisa
terwadahi dan terlindungi. Oleh karena itu, harus dibuat sebuah peraturan yang
24
mengatur isi media penyiaran agar berpihak pada kepentingan publik dan
keberagaman.
Selain itu, penulis juga menggunakan teori tanggung jawab social (social
responsibility theory. Teori yang muncul pada tahun 1956 ini berasumsi bahwa
kebebasan media dan pers diiringi juga oleh tanggung jawab kepada masyarakat
banyak. Pada dasarnya, terdapat 6 funsi pers dibawah teori tanggung jawab sosial,
yaitu (Budiharsono, 2010:52-53):
1. Melayani system politik dengan menyediakan informasi, diskusi, dan
argumentasi tentang masalah yang dihadapi masyarakat.
2. Member penerangan masyarakat sedemikian rupa sehingga dapat mengambil
putusan terbaik untuk kepentingannya.
3. Menjaga kepentingan hak-hak perseorangan sebagai penjaga yang mengawasi
pemerintah.
4. Melayani system ekonomi dengan mempertemukan pihak pembeli dengan
penjual melalui jasa periklanan.
5. Menyediakan hiburan.
6. Menyediakan dana sendiri sehingga bebas dari pihak-pihak tertentu yang
mempunyai kepentingan tertentu.
Dari keenam fungsi diatas, dapat dilihat bahwa teori ini memberikan tanggung jawab
kepada pers dan media untuk dapat ‘melayani’ masyarakat dengan baik melalui
tayangan yang menarik, informatif dan tidak merugikan masyarakat. Hal ini
dikarenakan, media-media yang melakukan kegiatan penyiaran, menggunakan
frekuensi milik publik untuk menyiarkan program-program mereka.
25
2.7 Kerangka Pikir
Menurut Sekaran dalam Sugiyono (2011: 60) mengemukakan bahwa “Kerangka
berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan
demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi
pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan
menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari
penelitian yang akan dilakukan.
Pada tahap pertama, penulis menggunakan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002
Tentang Penyiaran yang merupakan pedoman awal dalam penyelenggaraan
penyiaran.Dari Undang-Undang tersebut, secara bertahap lahir peraturan yang lebih
menekankan tentang televisi berjaringan. Peraturan tersebut antara lain Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Swasta, lalu ada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 43
Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Melalui Sistem Stasiun Jaringan
oleh Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Televisi dan di Provinsi Lampung,
terdapat peraturan daerah yang diterbitkan oleh Gubernur Lampung, yaitu Peraturan
Daerah Provinsi Lampung Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Penyiaran Televisi di Daerah. Salah satu lembaga penyiaran swasta yang
menjalankan sistem stasiun jaringan adalah Kompas TV Lampung yang merupakan
subjek penelitan.
26
Pada tahap selanjutnya, penulis akan menganalisis tentang tahapan produksi siaran
Kompas TV Lampung berdasarkan kriteria yang ada dalam peraturan daerah Provinsi
Lampung. Dari analisis tersebut didapatkan hasil analisis dari implementasi regulasi
tentang produksi siaran di Kompas TV Lampung. Adapun aspek yang diteliti adalah,
proses produksinya, sumber daya yang digunakan baik sumber daya manusia ataupun
peralataannya dan isi dari program tersebut. Maka hasil dari penelitian ini akan
memberikan gambaran bagaimanakah implementasi regulasi tentang produksi siaran
di stasiun televisi berjaringan Kompas TV Lampung. Kerangka pikir penelitian ini
memiliki pola sebagai berikut
27
Bagan 1. Kerangka Pikir
Sumber: Modifikasi Peneliti 5 Februari 2018
Sistem Televisi Berjaringan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran
Implementasi Peraturan Daerah Provinsi
Lampung No. 10 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Televisi di Daerah
dalam hal produksi acara siaran di Kompas TV
Lampung
Produksi Siaran Kompas
TV Lampung
a. Proses Produksi
b. Sumber Daya
c. Isi Siaran
Peraturan Pemerintah
Nomor 50 Tahun 2005
Tentang Penyelenggaraan
Penyiaran Lembaga
Penyiaran Swasta
Peraturan Menteri
Komunikasi dan
Informatika Nomor 43
Tahun 2009 Tentang
Penyelenggaraan Penyiaran
Melalui Sistem Stasiun Jaringan
oleh Lembaga Penyiaran
Swasta Jasa Penyiaran Televisi
Peraturan Daerah Provinsi
Lampung Nomor 10
Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan
Penyiaran Televisi di
Daerah
Kompas TV Lampung
Teori Tanggung Jawab
Sosial
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
merupakan suatu tipe penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan atau
fenomena tertentu (Arikunto, 2002: 64). Alasan menggunakan tipe penelitian
deksriptif adalah bahwa tipe ini telah digunakan secara luas dan dapat meliputi
lebih banyak segi dibandingkan dengan tipe-tipelain. Kemudian tipe penelitian ini
banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian
informasi keadaan mutakhir, dan dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-
faktor yang berguna untuk pelaksanaan percobaan. Selanjutnya, tipe penelitian ini
dapat digunakan dalam menggambarkan keadaan-keadaan yang mungkin terdapat
dalam situasi tertentu (Sevilla, 2003: 43).
3.2 Pendekatan Penelitian
Bogdan dan Taylor dalam buku (Moloeng, 1989: 96) mendefinisikan kualitatif
adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tulisan atau lisan dari perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang berusaha melihat kebenaran-kebenaran atau
29
membenarkan kebenaran, namun di dalam melihat kebenaran tersebut, tidak selalu
dapat dan cukup didapat dengan melihat sesuatu yang nyata, akan tetapi
kadangkala perlu pula melihat sesuatu yang bersifat tersembunyi, dan harus
melacaknya lebih jauh ke balik sesuatu yang nyata tersebut. Pendekatan penelitian
melalui pendekatan kualitatif dimana dalam penelitian yang telah dilakukan
memiliki tujuan untuk menganalisis dan menggambarkan fenomena yang terjadi.
3.3 Fokus Penelitian
Penelitian ini memfokuskan pada implementasi regulasi tentang produksi siaran di
stasiun televisi berjaringan Kompas TV Lampung. Adapun dalam menganalisis
implementasi tentang regulasi produksi siaran, peneliti menggunakan tolak ukur
peraturan yang tertera pada pasal 7 dan pasal 8 ayat 2 Peraturan Daerah no. 10
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi di Daerah yang
diterbitkan oleh Gubernur Lampung. Maka fokus dari penelitian ini adalah
bagaimana penerapan peraturan pada pasal 7 dan pasal 8 ayat 2 di Perda dilihat
dari aspek:
1. Proses Produksi
2. Sumber Daya
3. Isi Program
3.4 Informan Peneltian
Adapun penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposive dimana informan dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria-kriteria
ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
30
bagaimana implementasi regulasi produksi penyiaran pada program Kompas TV
Lampung sebagai televisi berjaringan.
Menurut Spradley dalam Moleong (Moloeng, 1989: 98), informan harus memiliki
beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, adapun beberapa kriteria atau
syarat informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berkompeten pada bidang penyiaran
2. Aktif dan masih bertugas di Kompas TV Lampung
3. Mempunyai waktu dan bersedia untuk diwawancarai dan dimintai informasi
terkain skripsi ini.
Adapun orang-orang yang memiliki kriteria tersebut adalah:
1. Kepala Biro Kompas Tv Lampung
2. Karyawan Kompas Tv Lampung yang masih aktif
3.5 Teknik Pengumpulan Data
untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka digunakan teknik
pengumpulan data melalui:
1. Wawancara Mendalam
Teknik wawancara digunakan untuk mengungkap keterangan dari responden
dengan menggunakan wawancara mendalam (indepth interview). Sebelum
wawancara dimulai, penulis menceritakan terlebih dahulu pokok-pokok
penelitian, kemudian subyek penelitian dibiarkan bercerita tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan implementasi regulasi tentang produksi siaran
di stasiun televisi berjaringan Kompas TV Lampung. Pada penelitian ini,
wawancara kepada narasumber dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal
31
11 April 2018 dan 3 Juni 2018. Keduanya dilakukan di kantor KompasTV
Lampung yang beralamat di Jalan Darussalam No. 64 Kelurahan Langkapura
Baru, Kecamatan Langkapura, Bandar Lampung.
2. Observasi
Dilakukan dengan cara turun langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan
data atau fakta-fakta yang berkaitan dengan permasalahan yang dibutuhkan
dalam penyusunan skripsi ini. Dalam penelitian ini, lokasi penelitianya adalah
Kompas TV Lampung. Proses Observasi dilakukan pada tanggal 11 April
2018 dan juga pada tanggal 3 Juni 2018.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang direkam. Dokumentasi yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini berupa foto, gambar, dan arsip-
arsip dokumentasi selama proses wawancara dan observasi.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Penelitian yang dilakukan yaitu bersifat kualitatif yaitu, berpendapat bahwa
penelitian kualitatif adalah data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-
kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Dengan analisis kualitatif ini diharapkan dapat menjawab dan memecahkan
masalah dengan melakukan pemahaman dan pendalaman secara menyeluruh dan
utuh dari objek yang diteliti guna mendapatkan kesimpulan sesuai sesuai dengan
kondisi Arikunto (2006:48).
32
1. Reduksi Data
Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, mengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama
penelitian berlangsung. Cara yang dipakai dalam reduksi data ini dilakukan
dengan seleksi ketat dari ringkasan atau uraian singkat dan menggolongkan ke
dalam suatu pola yang lebih luas
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan alur kedua dalam kegiatan analisis data. Adapun
data yang diperoleh dari teknik observasi disajikan dalam bentuk uraian
melengkapi penjelasan dari data yang diperoleh dari wawancara. Penyajian
data dibatasi sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan serta cara yang utama bagi analisa
kualitatif yang valid. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan kalimat-
kalimat yang berisi penjelasan atau analisi terhadap hal-hal yang dibahas
dalam penelitian ini.
3. Verifikasi
Sekumpulan informasi yang tersusun memungkinkan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan hanyalah
sebagian dari suatu kegiatan. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Dalam penelitian kualitatif, prinsip pokok teknik analisanya ialah
mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang
sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna.
33
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bognan & Biklen sebagaimana dikutip Moleong
(2011: 248), adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, menyeleksinya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencaridan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada
orang lain. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal
dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara
sistematis, kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain.
Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan
kunci, yaitu seseorang yang benar-benar memahami dan mengetahui situasi obyek
penelitian. Setelah melakukan wawancara, analisis data dimulai dengan membuat
transkrip hasil wawancara, dengan cara memutar kembali rekaman hasil
wawancara, mendengarkan dengan seksama, kemudian menuliskan kata-kata yang
didengar sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut.
Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam transkrip, selanjutnya
peneliti harus membaca secara cermat untuk kemudian dilakukan reduksi data.
Peneliti membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi, yaitu mengambil
dan mencatat informasi-informasi yang bermanfaat sesuai dengan konteks
penelitian atau mengabaikan kata-kata yang tidak perlu sehingga didapatkan inti
kalimatnya saja, tetapi bahasanya sesuai dengan bahasa informan. Abstraksi yang
sudah dibuat dalam bentuk satuan-satuan yang kemudian dikelompokkan dengan
berdasarkan taksonomi dari domain penelitian
34
3.8 Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah
Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sumber data yang lain dalam membandingkan hasil penelitian
(Moloeng, 2004:330).
Pada penelitian ini, penulis menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi dengan
sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh dengan sumber data yang lain. Selain menggunakan
triangulasi sumber, penulis juga akan menggunakan triangulasi teknik.
Menurut Sugiyono, (2008: 127), triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Jadi triangulasi teknik
bisa diartikan mencari informasi pada orang yang sama atau objek yang sama
dengan menggunakan cara atau metode yang berbeda.
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah Kompas TV Lampung
Kompas TV adalah salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Kompas TV
dimiliki oleh Kompas Gramedia. Stasiun televisi ini hadir menggantikan stasiun
televisi yang pernah dimiliki oleh Kompas Gramedia, yaitu TV7. Sejak saham
TV7 dibeli oleh pihak Trans Corp yang berdiri di bawah kepemimpinan Chairul
Tanjung pada tahun 2006 dan nama TV7 diganti menjadi Trans7, maka saham
Kompas Gramedia terhadap Trans7 menurun menjadi hampir setengah dari Trans
Corp. Pada tanggal 11 September 2011, Kompas TV mengubah logonya yaitu
dengan menghilangkan tulisan TV pada logo tersebut, dan tulisan TV tersebut
kembali digunakan mulai 5 Oktober 2012 hingga sekarang.
Kompas TV mulai mengudara secara luas pada tanggal 9 September 2011
melalui jaringan televisi lokal di daerah. Siaran stasiun televisi lokal tersebut
terdiri dari 70% siaran yang direlai dari Kompas TV dan sisa 30%-nya merupakan
siaran yang dikelola sendiri. Kompas TV baru mendapatkan izin penyiaran di
Lampung pada bulan Juni 2015 sehingga saat ini Kompas TV Lampung sudah
dapat dinikmati di Channel 62 UHF.
36
KompasTV Lampung saat ini memiliki kantor yang bertempat di Jl. Darussalam
no.64, Kelurahan Langkapura Baru, Kecamatan Langkapura, Bandar Lampung.
Dengan mengedepankan visi misi Kompas TV yaitu, “Televisi Berita, Inspirasi
Indonesia” , Kompas TV Lampung selalu mengedepankan program siaran berita
yang berkualitas.
4.2 Visi dan Misi Kompas TV Lampung
Slogan Kompas TV “Berita Inspirasi Indonesia”
Visi: Menjadi organisasi yang paling kreatif di Asia Tenggara yang mencerahkan
kehidupan masyarakat.
Misi: Menayangkan program-program dan jasa yang informatif, edukatif, dan
menghibur. Melibatkan pemirsa dengan program-program yang independen, khas,
serta memikat yang disajikan melalui layanan multiplatform.
Kompas TV juga tengah mengarah pada sistem televisi digital sesuai standar yang
lazim digunakan secara internasional. Kompas TV tentu memperhatikan kualitas
program tayangan yang ditampilkan. Tumbuh dalam indutri televisi komersial
dengan persaingan yang sangat ketat, Kompas TV berusaha untuk tetap berada
pada koridor visi misi sehingga dapat selalu menyajikan pogram tayangan
inspiratif dan informatif dengan kemasan menarik bagi keluarga Indonesia. Bagi
sebuah stasiun televisi, adalah tanggung jawab besar untuk turut membentuk
moral bangsa.
Menjawab tantangan dunia media di Indonesia, sebagai bagian dari Kompas
Gramedia Group yang memiliki motto Enlightening People, Kompas TV
didukung dengan komposisi karyawan berkualitas dan berdedikasi tinggi
37
senantiasa berusaha menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi
Indonesia.
4.3 Logo Kompas TV Lampung
Gambar 1. Logo Kompas TV Lampung
Sumber: KompasTV Lampung
Kompas TV memiliki logo yaitu huruf K dengan variasi warna-warni seperti
pelangi. Huruf K yang berarti inisial dari Kompas itu sendiri, sedangkan variasi
warna-warni seperti pelangi yang memiliki arti keberagaman Indonesia yang
indah. Warna-warni tersebut juga berarti kompas TV adalah sebuah perusahaan
media yang menyajikan konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk
keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi yang diusung, Kompas TV mengemas
program tayangan news, adventure & knowledge, entertainment yang
mengedepankan kualitas. Konten program tayangan Kompas TV menekankan
pada eksplorasi Indonesia baik kekayaan alam, khasanah budaya, Indonesia kini,
hingga talenta berprestasi.
38
4.4 Struktur Organisasi Kompas TV Lampung
Bagan 2. Struktur Organisasi
Sumber: KompasTV Lampung
4.4.1 Tugas Pokok Struktur Organisasi
1. Kepala Kompas TV Lampung
Kepala Kompas TV Lampung bertugas untuk perencanaan program,
pelaksanaan siaran, perencanaan dan pelaksanaan promosi, perencanaan
dan pelaksanaan pemasaran dan penjualan, perencanaan dan pelaksanaan
produksi, perencanaan dan pelaksanaan artistik, perencanaan dan
pelaksanaan dukungan produksi. Kepala Biro KompasTV Lampung
adalah bapak Parthomy Oktora.
Beliau adalah kepala biro yang berasal dari Jakarta dan ditunjuk
langsung oleh KompasTV pusat untuk amanah tersebut.
2. Presenter & Reporter
Presenter bertugas untuk membawakan acara televisi sesuai dengan
script yang telah dipersiapkan sebelumnya. Di KompasTV Lampung,
presenter juga merangkap sebagai pembawa berita dan reporter. Hal ini
Kepala Kompas TV Lampung
Parthomy Oktora
Pp
PARTHOMY OKTORA
Cameraman & Jurnalis
Andry Kurniawan
Video Editor
Bintang Bimantara
IT
Dicky Aditya Presenter & Reporter
Cindy Tania
39
dikarenakan KompasTV Lampung masih termasuk dalam kelas C,
sehingga karyawan yang bisa ditampung masih sedikit. Hal inilah yang
membuat posisi presenter merangkap juga sebagai pembawa berita dan
reporter.
Di KompasTV Lampung, ada seorang presenter perempuan yaitu Cindy
Tania. Cindy sendiri masih berstatus sebagai mahasiswi di Universitas
Lampung. Sebelumnya, ada 1 orang presenter wanita lain yang juga
merupakan alumni dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung,
yaitu Monica Septiani, namun saat ini, Monica telah mengundurkan diri
dari tim KompasTV Lampung.
3. Kameraman & Jurnalis
Kameraman & Jurnalis bertugas untuk mengambil gambar konten artistik
dan jurnalistik, mencari fenomena berita, merekam gambar peristiwa
berita, menulis naskah berita, mengedit naskah berita. Di KompasTV
Lampung, yang bertanggung jawab sebagai cameramen adalah Bapak
Andry. Pak Andry disini posisinya sebagai video jurnalis.
Tugas dari video jurnalis sendiri di KompasTV Lampung adalah
mengambil gambar untuk keperluan liputan. Selain Pak Andry, terkadang
posisi sebagai cameramen juga digantikan oleh anak-anak mahasiswa
dan SMK yang sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan. Hal ini
berguna untuk memberikan pengalaman bagi mereka, namun tentu masih
dalam pengawasan.
40
4. Video Editor
Video Editor bertugas untuk mengedit tayangan berupa audio dan visual
agar nantinya sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada
pemirsa, menyunting gambar apakah layak untuk ditampilkan atau tidak.
Di KompasTV Lampung, tugas sebagai penyunting video dipegang oleh
Bintang Bimantara. Bintang sendiri masih berstatus sebagai mahasiswa
di salah satu Universitas Swasta di Bandar Lampung.
5. Information & Technology
Merawat software/hardware/komputer yang ada di perusahaan,
melakukan perbaikan jika ada yang rusak, memastikan semua hardware
dan komputer berfungsi optimal, mengevaluasi dan meningkatkan kinerja
sistem IT, mengoperasikan transmisi pemancar, memegang kendali di
control room, menayangkan program acara sesuai dengan rundown
acara, menjalankan prompter dan masalah yang berhubungan dengan
teknis ketika taping maupun live report.
4.5 Program Acara Lokal Kompas TV Lampung
Sebagai stasiun televisi lokal berjaringan yang mendapatkan izin melakukan
penyiaran di Provinsi Lampung, maka KompasTV Lampung wajib mengikuti
peraturan perundang-undangan yang ada di Provinsi Lampung. Memproduksi
program-program yang berisikan konten lokal merupakan salah satu hal wajib
yang harus dilakukan.
41
Pembuatan program dengan konten lokalpun tetap harus mengedepankan aspek-
aspek yang ada di dalam peraturan. Oleh karena itu, KompasTV Lampung selalu
berusaha menghadirkan program-program dengan konten berisikan tentang
Provinsi Lampung.
A. Kompas News Lampung
Gambar 2. Kompas News Lampung
Sumber: KompasTV Lampung
Berita Kompas di layar kaca hadir setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
anda akan informasi, berita yang hangat di sajikan secara tegas dan inspiratif,
serta melihat lebih dekat berbagai peristiwa yang terjadi dalam Kompas News
Lampung. Format siaran Kompas News Lampung adalah Berita. Dengan
mengedepankan informasi terkini seputar Provinsi Lampung. Diharapkan
dengan adanya program ini, masyarakat Lampung dapat mengakses informasi
seputar Lampung dengan sangat mudah. Program ini tayang setiap hari pukul
15.00 sampai dengan 15.30 WIB.
“Program Kompas News Lampung ini program andalan
KompasTV Lampung. Kenapa? Karena memang KompasTV ini
kan memang televisi yang lebih fokus dengan news, jadi memang
42
setiap hari kita selalu meliput berita terkait dengan informasi
daerah yang ada di Provinsi Lampung. Selain hard news,
program ini juga ada soft newsnya. Biasanya di akhir segmen
ada liputan feature seperti kuliner, pariwisata, seni dan budaya
atau kegiatan-kegiatan menarik yang dilakukan oleh masyarakat
Lampung” (Wawancara dengan kepala biro, Pak Tomy pada
tanggal 11 April 2018).
B. Sapa Lampung
Gambar 3. Sapa Lampung
Sumber: KompasTV Lampung
Sapa Lampung merupakan program dari KompasTV Lampung yang
menyuguhkan dialog interaktif bersama seorang narasumber dan membahas
suatu tema yang menarik sekaligus dapat mengedukasi masyarakat. Format
siaran dari program ini adalah Talk Show yang juga memberikan informasi
tentang suatu tema kepada masyarakat. Program ini tayang setiap hari senin
sampai dengan jumat pukul 16.30 sampai dengan 17.30 WIB dan hari sabtu
dan minggu pukul 15.30 sampai dengan 16.30 WIB
“Program Sapa Lampung ini sebenarnya tetap mengedepankan
informasi terkini, hanya saja dikemas dalam bentuk Talk Show.
Jadi lebih terlihat santai dan bisa membahas suatu topik lebih
dalam lagi mas” (Wawancara dengan kepala biro, Pak Tomy
pada tanggal 27 Mei 2018).
43
Program ini biasanya akan dipandu oleh seorang presenter yang
nantinya akan berdialog dengan narasumber mengenai isu-isu menarik
yang sedang hangat dibicarakan
C. Kompas Nusantara
Gambar 4. Kompas Nusantara
Sumber: Youtube.com/kompastvlampung
Kompas Nusantara hadir untuk membuka indahnya keberagaman Indonesia.
Mengajak pemirsa untuk mengeksplorasi dan belajar tentang budaya-budaya
Indonesia. Program Kompas Nusantara bekerjasama dengan seluruh biro Kompas
TV yang ada di seluruh Indonesia. Tidak semua episode Kompas Nusantara
terdapat hal mengenai Provinsi Lampung.
Format siaran program ini adalah Soft News yang berisi tentang informasi ringan
seputar kebudayaan, kuliner, ataupun hiburan sehat yang ada di Provinsi-provinsi
di Indonesia. Kompas Nusantara tayang setiap hari Senin sampai Jumat pukul
16.00 WIB
44
D. Gerbang Lampung
Gambar 5. Gerbang Lampung
Sumber: KompasTV Lampung
Gerbang Lampung menghadirkan tentang indahnya budaya Lampung. Masyarakat
Lampung yang perlu mengenal lebih dekat dengan budaya Lampung tidak akan
kebingungan untuk belajar memahami keunikan budaya Lampung. Program ini
akan mengajak pemirsa mengeksplorasi lebih dalam tentang keindahan budaya
dan sejarah Lampung.
Sebenarnya sama seperti Kompas Nusantara, namun program Gerbang Lampung
mengupas lebih dalam tentang keunikan daerah yang ada di Provinsi Lampung.
Tema yang diangkat biasanya berhubungan dengan kebudayaan, kuliner, hiburan,
atau tokoh yang berpengaruh di Provinsi Lampung. Gerbang Lampung tayang
setiap Senin sampai Jumat pukul 15.30 WIB
45
E. Super Stand Up Seru Lampung
Gambar. 6 Stand Up Seru Lampung
Sumber: KompasTV Lampung
Sebuah tayangan komedi yang menghadirkan jagoan stand up comedy. Program
ini merupakan program hiburan yang ada di KompasTV Lampung. Diisi oleh para
komika Lampung bisa memberikan humor segar dan juga cerdas yang bisa
membuat penonton tertawa.
Disajikan secara ringan sehingga program ini mempunyai segmentasi yang luas
dan bisa dinikmati oleh siapa saja. Program Stand Up Seru Lampung tayang
setiap akhir pekan pada pukul 16.30 sampai dengan 17.30 WIB
Berikut adalah tabel jadwal siaran program KompasTV Lampung
Tabel 2. Jadwal siaran program KompasTV Lampung dalam 1 minggu periode 5
Oktober-1 Desember 2016. (Sumber: Dokumentasi KompaTV Lampung)
Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
15.00-
15.30
Kompas
News
Lampung
Kompas
News
Lampung
Kompas
News
Lampung
Kompas
News
Lampung
Kompas
News
Lampung
Kompas
News
Lampung
Kompas
News
Lampung
15.30-
16.00
Gerbang
Lampung
Gerbang
Lampung
Gerbang
Lampung
Gerbang
Lampung
Gerbang
Lampung Sapa
Lampung
Sapa
Lampung 16.00-
16.30
Kompas
Nusantara
Kompas
Nusantara
Kompas
Nusantara
Kompas
Nusantara
Kompas
Nusantara
16.30-
17.00 Sapa
Lampung
Sapa
Lampung
Sapa
Lampung
Sapa
Lampung
Sapa
Lampung
Stand Up
Seru
Lampung
Stand Up
Seru
Lampung 17.00-
17.30
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperolah dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. KompasTV Lampung dalam aspek proses produksi sudah menjalankan
peraturan dengan baik. Berdasarkan observasi, dokumentasi, serta
wawancara, bisa disimpulkan bahwa seluruh proses produksi baik pra,
eksekusi, dan pasca, seluruhnya dilakukan di Provinsi Lampung.
2. Dalam aspek isi siaran, KompasTV Lampung sudah menjalankan
peraturan dengan baik. Presentase durasi program dengan konten muatan
lokal sebesar 10% dari total waktu siaran per harinya sudah dijalankan.
Hanya saja untuk penerapan peraturan mengenai 30% dari total 10%
konten lokal wajib tayang di jam 17.00-18.00, saat ini tidak dijalankan
lagi oleh KompasTV Lampung dikarenakan mereka merubah jam tayang
mereka dari sebelumnya pukul 15.00-17.30, dirubah saat ini menjadi
pukul 04.30-07.00 pagi. Selain itu, KompasTV Lampung juga belum ada
penambahan durasi jam tayang menjadi 25% di 3 tahun pertama yang
101
sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga durasi jam tayang saat ini
masih 10% dari total jam siaran per harinya.
3. Dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipakai tidak seluruhnnya
berasal dari Provinsi Lampung. Dilihat dari sisi struktur manajemennya,
Kepala Biro KompasTV Lampung masih berasal dari luar Provinsi
Lampung, namun tim yang biasa melakukan produksi baik di lapangan
ataupun di studio, seluruhnya berasal dari Provinsi Lampung. Begitu pun
dari Sumber Daya Modalnya, tidak adanya modal yang berasal dari lokal
membuat KompasTV Lampung masih banyak disokong dana dari pusat.
4. Masih terdapat kelemahan dalam peraturan mengenai televisi
berjaringan, seperti belum ditekankan kewajiban untuk memiliki modal
yang berasal dari lokal. Selain itu, belum ada juga penekanan mengenai
berapa kali suatu program boleh di re-run oleh sebuah stasiun televisi
berjaringan. Mengenai jumlah Sumber Daya Manusia yang berasal dari
lokal juga masih belum ada peraturannya.
6.2 Saran
Adapun kelemahan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini memiliki kelemahan yaitu terdapat beberapa data dari episode
program Kompas News Lampung yang hilang dan tidak diunduh ke media
platform Youtube, sehingga ada beberapa data yang masih kurang.
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memiliki beberapa saran yang diharapkan
dapat berguna dan bermanfaat bagi orang lain yang membaca penelitian ini:
1. Penelitian ini membahas mengenai sistem televisi jaringan yang ada di
Provinsi Lampung. Disarankan untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa
102
lebih banyak lagi membahas tentang poin-poin lain dalam peraturan tentang
sistem stasiun jaringan. Tidak hanya televisi, mungkin bisa radio, agar
menambah banyak literatur yang membahas tentang peraturan penyiaran di
Indonesia
2. Peneliti menyarankan kepada masyarakat agar lebih aktif dalam menjalankan
fungsi controlling. Hal ini dikarenakan, media massa masih seperti
KompasTV Lampung dan sebagainya masih menggunakan frekuensi publik
untuk menyiarkan programnya. Sehingga masyarakat berhak untuk
mendapatkan program-program yang mendidik dan menginspirasi.
3. Bagi lembaga-lembaga yang menjalankan fungsi controlling terutama kepada
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Lampung, agar lebih
ketat lagi dan fokus dalam mengawasi semua program-program yang tayang
di wilayah Provinsi Lampung. Sehingga semua program yang tayang baik di
televisi ataupun media lain bisa lebih berpihak pada masyarakat bukan pada
pihak-pihak tertentu.
4. Bagi Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Penyiaran Televisi di Daerah, rasanya perlu adanya penambahan poin-poin
mengenai presentase untuk penggunaan sumber daya manusia, pengadaan
modal untuk televisi lokal berjaringan, serta berapa kali sebuah program bisa
di tayangkan ulang oleh televisi lokal berjaringan.
5. Bagi KompasTV Lampung, agar bisa lebih banyak memproduksi program-
program lain. Program yang mungkin lebih banyak menggunakan Bahasa
Lampung sebagai narasinya. Sehingga, pewariwan Bahasa Daerah Lampung
tetap berjalan dari 1 generasi ke generasi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Budiharsono, Suyuti S. 2010. Politik Komunikasi. Penerbit PT. Grasindo. Jakarta
Djamal, H., dan Andi Fachruddin. 2011. Dasar-dasar Penyiaran. Prenada Media
Group, Jakarta.
Feintuck, Mike, 1999. Media Regulation, Public Interest and Law. Skotlandia: Edinburgh
University Press.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mabruri, Anton. 2013. Manajemen Produksi Program Acara Tv, Format Acara Non-Drama,
News, & Sport. PT. Grasindo. Jakarta
Masduki. 2007. Regulasi Penyiaran: Dari Otoriter ke Liberal. LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta.
Yogyakarta
Mc.Quail, Dennis. 2005. Teori Komunikasi Massa. Erlangga. Jakarta
Moleong, Lexy J.. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran-Strategi Mengelola Radio &
Televisi. Prenada Media Group, Jakarta.
Mufid, Muhammad. 2007. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Prenada Media
Group, Jakarta.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Rajawali Pers. Jakarta
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1997. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. BalaiPustaka. Jakarta.
Sevilla C, (1993), Pengantar Metoda Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia
Siebert, Fred. S, and Theodore Peterson. 1963. Four Theories of the Press: The Authoritarian,
Libertarian, Social Responsibility and Soviet Communist Concepts of What the Press
Should Be and Do. University of Illinois. United States of America.
Suprapto, Tommy. 2006. Berkarier Dibidang Broadcasting. Media Pressindo Yogyakarta.
Wahyudi, J.B. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Gramedia, Jakarta.
Wiryanto, 2000, Teori Komunikasi Massa. Grasindo, Jakarta.
Skripsi dan Tesis:
Aisah, Siti. 2010. Implementasi Regulasi Penyiaran Dalam Program Berita Kriminal Sergap di
RCTI. (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta.
Mardiana, Lisa. 2011. Implementasi Kebijakan Sistem Stasiun Jaringan Dalam Industri
Penyiaran Televisi di Kota Semarang. (Tesis). Semarang: Program
PascaSarjanaIlmuKomunikasiUniversitasDiponegoro Semarang.
Pritami, Fathania. 2014. Analisis Isi Program TelevisiLokalBerjaringan di Bandung (StudiPada
Program Kompas TV, TVRI, dan IMTV). (Jurnal). Bandung: Universitas Telkom.
Peraturan Perundang-undangan:
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Televisi di Daerah
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 43 Tahun 2009 Penyelenggaraan
Penyiaran Melalui Sistem Stasiun Jaringan Oleh Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran
Televisi
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Swasta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.
Website:
(http://duajurai.codiaksespada 2/3/2017 pada pukul 22.16)
(https://www.kominfo.go.id diakses pada 2/3/2017)
(https://www.kpi.go.id diakses pada 2/3/2017 pada pukul 20.48)