156
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MAN 2 JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : M. Fadhil Mu’ammar NIM. 11150110000149 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM

2013 PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN

ISLAM DI MAN 2 JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

M. Fadhil Mu’ammar

NIM. 11150110000149

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

ii

Page 3: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

v

Page 6: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

vi

ABSTRAK

M. Fadhil Mu’ammar (NIM: 11150110000149). Implementasi Pendekatan

Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

di MAN 2 Jakarta.

Pada Kurikulum 2013 digunakan pendekatan saintifik untuk mengasah

keterampilan siswa dalam memahami materi. Selain itu siswa juga diajarkan

tentang pentingnya pembelajaran elaborasi dan kerjasama. Implementasi

pendekatan saintifik yang dilaksanakan di MAN 2 Jakarta adalah Sejarah

Kebudayaan Islam. Karena Sejarah Kebudayaan Islam merupakan catatan

perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam

beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem

kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendekatan saintifik

kurikulum 2013 pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang mencakup

pada aspek perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan kendala serta solusi

didalamnya. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

analisis deskriptif. Penelitian ini merupakan kegiatan studi lapangan,

mengumpulkan data melalui kegiatan observasi. Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Penelitian hanya dilakukan di kelas X dan XI MAN 2 Jakarta.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan mereduksi data, triangulasi data,

penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik kurikulum 2013 di MAN 2 Jakarta sudah

berjalan cukup baik. Implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 dilakukan

dengan langkah-langkah, diantaranya yaitu: 1) Mengamati, 2) Menanya, 3)

Mengumpulkan, 4) Mengaosiasi/menalar, 5) Mengkomunikasikan. Solusi dari

kendala yang ada diantaranya: 1) Mengirim guru dalam kegiatan MGMP, 2) Guru

dapat melakukan tutor sejawat, 3) Meningkatkan minat membaca siswa, 4) Siswa

harus mempersiapkan diri sebelum belajar.

Page 7: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

vii

ABSTRACT

M. Fadhil Mu'ammar (NIM: 11150110000149). Implementation Scientific

Approach of 2013 Curriculum in History of Islam in MAN 2 Jakarta.

The 2013 Curriculum used a scientific approach for hone student skills in

understanding material. Moreover, the student is taught about the importance of

elaboration and cooperation learning. Implementation scientific approach in

MAN 2 Jakarta is a History of Islam. Because History of Islam is a record

development travel human Muslim life from time to time of worship, muamalah,

moral and life system development or spread the doctrine of Islam based on faith.

This research aims to know the implementation scientific approach of the

2013 curriculum in History of Islam embrace planning aspect, learning execution

and obstacles and solution inside it. This research implemented at MAN 2

Jakarta. Methode used in this research is qualitative research with descriptive

analysis. This research is a field study, collection of data via observation. Only

research do 10th class and 11th class at MAN 2 Jakarta. The technique of data

collection is used data reduction, data triangulation, data display and drawing

conclusions and verification.

Research result shows that learning implementation with a scientific

approach of the 2013 curriculum at MAN 2 Jakarta already worked passably.

Implementation scientific approach of curriculum 2013 with steps, including: 1)

Observing, 2) Asking, 3) Gathering, 4) Associating, and 5) Communicating.

Solutions of existing problems between: 1) Send teacher of MGMP activities, 2)

Teacher do peer tutor, 3) upgrade interest read of a student, 4) students already

preparing my self before learning.

Page 8: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

viii

KATA PENGANTAR

Pertama dan yang paling utama, saya panjatkan puji serta syukur kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala karena berkat rahmat, hidayah serta kekuatan dari-Nya saya

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam saya haturkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, semoga

sampai kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga hari akhir nanti.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini begitu banyak hambatan

dan kesulitan sehingga tak lepas dari bimbingan dan arahan berbagai pihak yang

telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA, selaku rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan

3. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag, selaku Ketua Jurusan/Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Bapak Dr. Akhmad Sodiq, MA, selaku Dosen Penasihat Akademik, yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing saya

selama saya kuliah di kampus ini.

5. Bapak Ahmad Irfan Mufid, MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang

telah membimbing saya dalam proses pembuatan skripsi dari awal hingga

akhir.

6. Orang tua saya, Aba Faisal dan Mamah Hasunah yang selalu mendukung,

mendoakan, memberi motivasi serta memberi bantuan moril maupun

materil sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Abang saya Aziz Faisal Balfas dan Kedua Adik saya, Maulida Balfas dan

Muhammad Fadhlan Nawawi, yang telah memberi support dan semangat

dalam proses pembuatan skripsi ini.

8. Teman-teman perjuangan Pendidikan Agama Islam kelas A 2015 yang

telah menemani, memberikan dukungan, memberikan warna dalam

Page 9: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

ix

kehidupan saya serta memberikan nasihat dalam proses perkuliahan saya

hingga saat ini.

9. Sahabat-sahabat teman seper-gamean dan perjuangan hidup selama di

Ciputat “Asiyaaap Up” : Alif, Rifqi, Gojel, Ali, Dwiky, Riza, Nival,

Sundus, Tapleng.

10. TEAM KUY, yang diisi oleh orang-orang hebat yang menemani penulis

berproses di himpunan dalam berdinamika di Ciputat dari akhir semester 1

sampai saat ini, dan telah memberikan dukungan, motivasi, kritik dan

saran kepada saya dalam menjalani proses kehidupan.

11. Warga-warga Hadroh, yang diisi oleh teman-teman saya dari UKM

HIQMA: Nunuk, Amel, Isna, Zahro, Rika, Aldi, Saogi, Roby, Nugi yang

telah menemani saya berproses dalam menyelami hobi saya sampai ke

tingkat Nasional, dan telah mendukung, memberikan doa, serta motivasi

kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2015.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari

sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa. Oleh karena itu,

penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak yang

membaca untuk kebaikan di masa mendatang.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga Allah

Subhanahu wa Ta’ala membalas semua kebaikan kalian. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat diterima dan memberikan manfaat bagi penulis

dan pembaca.

Jakarta, 15 April 2020

Penulis

M. Fadhil Mu’ammar

Page 10: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

x

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 12

C. Fokus Masalah ............................................................................. 13

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 13

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 13

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 13

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 14

A. Kajian Teori.................................................................................... 14

1. Pendekatan Saintifik ................................................................... 14

a. Pengertian Pendekatan ................................................................... 14

b. Pengertian Pendekatan Saintifik .................................................... 15

c. Tujuan Pendekatan Saintifik .......................................................... 17

d. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik .............................................. 17

e. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik .......................................... 18

f. Tinjauan Kritis Terhadap Pelaksanaan Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 ............................................................................ 25

2. Kurikulum 2013 ............................................................................ 30

a. Pengertian Kurikulum 2013 ........................................................... 30

b. Tujuan Kurikulum 2013 ................................................................. 31

c. Prinsip-prinsip Kurikulum 2013 ..................................................... 31

d. Konsep Kurikulum 2013 ................................................................ 32

3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam .................................. 33

Page 11: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

xi

a. Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah Aliyah ..... 33

b. Tujuan Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ................................. 42

c. Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam43

B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 49

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 49

B. Metode Penelitian ......................................................................... 49

C. Sumber Data ................................................................................. 50

D. Instrumen Penelitian..................................................................... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 51

F. Teknik Analisis Data .................................................................... 53

G. Pengecekan Keabsahan Data........................................................ 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 59

A. Deskripsi Data ............................................................................. 59

1. Sejarah Singkat MAN 2 Jakarta .................................................... 59

2. Identitas Madrasah ........................................................................ 60

3. Visi MAN 2 Jakarta ...................................................................... 61

4. Misi MAN 2 Jakarta ...................................................................... 61

5. Tujuan Madrasah .......................................................................... 61

6. Jumlah Ruang Kelas dan Rombongan Belajar Tahun Pelajaran ... 62

7. Fasilitas Dan Sarana ...................................................................... 63

8. Peminatan / Jurusan ...................................................................... 64

9. Personil Madrasah ......................................................................... 65

B. Hasil Pembahasan......................................................................... 77

1. Perencanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam ......................................................................... 77

2. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam ......................................................................... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 85

A. Kesimpulan .................................................................................. 85

B. Implikasi ....................................................................................... 85

C. Saran ............................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87

Page 12: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

xii

LAMPIRAN .................................................................................................... 89

Page 13: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka

mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan

perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara

nyata dalam kehidupan masyarakat. Pada dasarnya sekolah sebagai suatu

lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-

macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan

berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai

kegiatan belajar.1

Pendidikan juga pada dasarnya merupakan instrumen

pengembangan potensi yang dimiliki manusia, diantaranya moral. Potensi

moral yang menjadikan manusia secara esensial dan eksistensial sebagai

makhluk religius (homo religious). Hal ini dapat dilihat dalam Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas) yang disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggungjawab.2 Dengan demikian sasaran pendidikan

di Indonesia tidak saja menciptakan manusia yang cerdas secara

intelektual tetapi juga cerdas secara emosional dan spiritual, sehingga pada

hakekatnya tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai sesuai dengan

konsep dan ajaran Islam.

1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 3. 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Page 14: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

2

Muatan upaya yang dibawa dalam proses pendidikan merupakan

proses yang terpadu dan komprehensif.3 Idealisasi agung dari proses

pendidikan tersebut membutuhkan beragam kreativitas dan inovasi dalam

pelaksanaannya, sehingga peserta didik bisa secara nyata mempunyai

kompetensi sebagaimana dicitakan. Seiring dengan perkembangan zaman

dengan ciri khas mengglobalnya dunia, maka kompetensi output

pendidikan tesebut akan berbenturan dengan berbagai kecenderungan yang

akan terjadi pada era global ini. Mochtar Buchari dalam Abuddin Nata

menyatakan bahwa pada era global akan ditemui setidaknya lima

kecenderungan yaitu :

1. Kecenderungan untuk berintegrasi dalam kehidupan ekonomi

2. Kecenderungan untuk fragmentasi dalam kehidupan politik

3. Ketergantungan interdependensi satu kelompok atau bahkan

negara satu dengan yang lain

4. Kecenderungan meningkatnya kemajuan iptek yang akan

mengubah situasi pasar kerja, dan

5. Kecenderungan semakin tergesernya kebudayaan dan tradisi

oleh tradisi baru yang akan membuat penjajahan baru dalam

kebudayaan.4

Beberapa kecenderungan yang terjadi pada era globalisasi tersebut

ternyata telah berimplikasi luas terhadap kemajuan dan perkembangan

kompetensi peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diajarkan di

sekolahnya. Sayangnya, kompetensi output pendidikan (peserta didik) kita

justru belum menunjukkan kualitas yang memadahi untuk bisa bersanding

terlebih lagi berkompetensi di era global. Pada hampir setiap aspek

akademik, utamanya bidang matematika dan sains kompetensi peserta

3 Hendro Widodo, Revitalisasi Pendidikan Humanis Religius di Sekolah Dasar (Jurnal

Al-Bidayah, Vol. 5, No. 2, Desember 2013), h. 222. 4 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. V, 2012), h. 69-71.

Page 15: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

3

didik negara kita dari tingkat dasar hingga menengah masih kalah dengan

peserta didik dari negara lain.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah selalu

berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia

dengan melakukan pembaharuan-pembaharuan pada kurikulum yang ada.

Dalam dunia pendidikan, kurikulum bukanlah kata yang asing. Pendidikan

atau pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah

salah satu komponen dari pembelajaran. Dengan adanya kurikulum, proses

belajar dan pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan tersistem

demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.5 Kurikulum

mempunyai peran penting dalam proses pendidikan. Dan seharusnya

berperan dan bersifat antisipatif dan adaptif terhadap perubahan dan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum dan pembelajaran

merupakan dua aspek penting dalam kegiatan pendidikan. Keduanya

membahas tentang apa dan bagaimana seharusnya pendidikan tersebut

dilaksanakan.6

Seiring dengan perubahan dan perkembangan kurikulum dari

waktu ke waktu seorang pendidik harus dapat memahami dan

mengimplementasikannya dengan baik. Agar sesuai dengan apa yang

diharapkan perlu adanya pembahasan tentang perkembangan kurikulum

dari Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004,

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan Kurikulum 2013.7

Selama 73 tahun, Indonesia telah melakukan perubahan kurikulum

sebanyak 11 kali, dengan dasar penyesuaian kultur masyarakat serta

perkembngan pendidikan dan teknologi dunia. Pada dasarnya, gagasan

5 Safitri Mardiana, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA

Negeri 1 Metro, Jurnal Historia, Vol. 5, No. 1, 2017. 6 Azkia Muharom Albantani, “Implementasi Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Bahasa

Arab di Madrasah Ibtidaiyah” Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

[Online], Vol.2, No.2, h. 179. 7 Murni Eva Marlina, “Kurikulum 2013 yang Berkarakter” JPIIS : Jurnal Pendidikan

Ilmu-ilmu Sosial [Online], Vol.5, No.2, 2013, h. 27-28.

Page 16: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

4

pengembangan kurikulum yang dicanangkan pemerintah bertujuan untuk

mencapai kebaikan, tanpa adanya niat untuk memberatkan pendidik

maupun peserta didik.8

Salah satu komponen yang sering dijadikan faktor penyebab

menurunnya mutu pendidikan adalah kurikulum. Kritikan cukup tajam

terhadap kurikulum antara lain yaitu kurikulum terlalu padat, tidak sesuai

kebutuhan anak, terlalu memberatkan anak, merepotkan guru, dan

sebagainya.9 Salah satu kompenen pendidikan yang belum lama

diperbaharui dan dikembangkan adalah kurikulum, yang kemudian lebih

dikenal dengan Kurikulum 2013. Sebuah kurikulum ideal yang diharapkan

mampu menghasilkan insan Indonesia yang berkompetensi produktif,

kreatif dan inovatif melalui sikap, pengetahuan, keterampilan yang

terintegrasi.10 Oleh karena itu dilakukan inovasi melalui penerapan

Kurikulum 2013, yaitu kurikulum sebagai rujukan pengalaman belajar

yang diarahkan bagi tercapainya penguasaan kompetensi.

Demi terlaksananya pendidikan yang efektif, aktif dan

menyenangkan pemerintah menerapkan kurikulum baru yang dipercaya

dapat mengantarkan pendidikan nasional ke arah yang lebih baik.

Kurikulum 2013 terlahir sebagai pembaharu yang dipercaya dapat

menjawab tantangan zaman di masa yang akan datang. Kurikulum 2013

bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki

kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,

produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada

8 Muhamad Rizal Aziz, “Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata

Pelajaran FIKIH Kelas 8 di MTs. Al-Husna Lebak Bulus Jakarta Selatan” Skripsi pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Jakarta, 2018), h. 3-4. 9 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 2. 10 Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PA) di Madrasah”, Jurnal Cendikia, Vol. 12, No. 1, Juni 2014.

Page 17: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

5

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan peradaban

dunia.11

Semenjak diberlakukannya Kurikulum 2013 ini mendapat sorotan

dari berbagai pihak sehingga terjadi pro dan kontra. Diantara yang

dipersoalkan adalah kesiapan sekolah dan para guru, sarana dan fasilitas

yang belum mendukung, besarnya dana yang dikeluarkan yaitu sekitar 2,5

Triliun, kurang optimalnya sosialisasi kepada seluruh pelaksana

dilapangan membuat para guru masih banyak yang kebingungan terhadap

Kurikulum 2013 ini.12 Peserta dituntut berperan aktif dan kreatif dalam

proses pembelajaran. Disamping itu guru sebagai pendidik bertugas

mendampingi dan melakukan penilaian secara teliti dengan perhatian

secara mendalam sebagai bentuk evaluasi terhadap proses pembelajaran,

selanjutnya dituangkan dalam bentuk laporan hasil belajar siswa yang

terperinci dan mendetail terkait hasil belajar siswa. Proses pembelajaran

sebagai penentu keberhasilan dunia pendidikan, tentu menjadi pusat

perhatian dari berbagai sudut pelaku pendidikan.13

Pemerintah menganggap Kurikulum 2013 ini lebih berat dari

kurikulum-kurikulum sebelumnya. Guru sebagai ujung tombak

implementasi Kurikulum 2013, sedangkan guru yang tidak professional

hanya dilatih beberapa bulan saja untuk mengubah pelajaran sesuai dengan

Kurikulum 2013. Selain penguatan dan pendampingan terhadap guru,

siswa juga membutuhkan penguatan dan pendampingan dalam

mengembangkan sikap dan karakter siswa yang ditekankan dalam

Kurikulum 2013.

Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang

Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa pembelajaran

pada Kurikulum 2013 menggunakan saintifik atau pendekatan keilmuan,

11 Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 201, h.4. 12 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 35-37. 13 Muhamad Rizal Aziz, op.cit. h. 4.

Page 18: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

6

Student Centered Active Learning, siswa berperan aktif dalam mencari dan

mengolah informasi ketika pembelajaran berlangsung. Kurikulum 2013

pada dasarnya bertujuan agar siswa mengikuti pembelajaran secara aktif

serta mengembangkan cara berpikir siswa secara ilmiah, sehingga siswa

dapat membentuk pemahaman sendiri dan dipahami secara mendalam oleh

siswa tersebut. Konstuktivisme¸ siswa membentuk pemahaman tersendiri,

mengadopsi dari kejadian sekitar menarik kesimpulan secara mandiri,

sehingga penguatan terhadap materi lebih natural dan dapat dipahami oleh

siswa sendiri. Peserta didik secara mandiri mengamati bahan ajar dengan

menggunakan indra baik membaca, melihat, mendengar, bahkan dengan

mengingat kembali kejadian atau pelajaran yang pernah diterima melalui

metode pembelajaran aktif. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut

perubahan pola pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari teaching centered

learning (TCL) kearah student centered teaching learning (SCL).14

Pendekatan saintifik/ilmiah merupakan proses berpikir secara

ilmiah mengambil pelajaran dari lingkungan secara riil, peserta didik akan

secara aktif mencari informasi, membentuk cara belajar serta menarik

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran akan lebih logis, aplikatif dan

mudah dipahami. Pada prosesnya, pendekatan saintifik/ilmiah menerapkan

teknik investigasi terhadap objek pembelajaran secara mandiri, sehingga

peserta didik dapat menarik kesimpulan, dengan teori sebagai penguat

hasil pembelajarannya. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena

unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan

simpulan umum.15

Lulusan-lulusan yang cerdas, kreatif dan memiliki sikap yang baik

sangat ditentukan oleh proses pendidikan yang dilaluinya, maka

pemerintah mengeluarkan aturan terbaru yang mengatur tentang standar

14 E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Rosdakarya, 2014),

h. 48. 15 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Diklat Guru: Konsep Pendekatan Saintifik,

h. 3.

Page 19: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

7

proses dan menengah dengan terbitnya Permendikbud nomor 65 tahun

2013. Melalui Permendikbud ini, pemerintah menegaskan bahwa proses

pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah

menggunakan pendekatan scientific (scientific approach) sehingga

diharapkan peserta didik menjadi lebih kreatif dan inovatif.

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran yang mempelajari

tentang perkembangan peradaban Islam di masa lampau yang diajarkan

jenjang pendidikan yang bernafaskan Islam, mulai dari Madrasah

Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Dengan

mempelajari sejarah maka seseorang akan mengetahui segala sesuatu yang

terjadi di masa lampau yang banyak mengandung pelajaran yang

bermanfaat untuk kehidupan. Apalagi Sejarah Kebudayaan Islam, siswa

dapat mengetahui peranan dan sumbangan Islam bagi kehidupan umat

manusia.

Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dengan adanya

Kurikulum 2013 diharapkan siswa akan merubah pandangan terhadap

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang terkesan hafalan menjadi

pembelajaran yang menarik. Dan siswa juga diharapkan dapat mengambil

hikmah dari suatu peristiwa yang nantinya akan menginspirasi siswa untuk

selalu bersikap positif dan juga sesuai dengan kompetensi inti Kurikulum

2013 yang mengedepankan aspek religius.16

Permasalahan yang muncul pada pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam adalah siswa yang mengalami kejenuhan saat proses

belajar-mengajar berlangsung, suasana belajar yang kurang

menyenangkan, dan kelelahan akibat mencatat rangkuman terlalu banyak.

Siswa hanya mendengarkan ceramah guru saja, tanpa ada keaktifan,

kreatifitas dan inovasi yang berasal dari siswa. Kegiatan belajar mengajar

16 Nur Hidayati, dkk., “Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar”, Skripsi Pendidikan

Sejarah FKIP UNS, Solo, 2015, h.146.

Page 20: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

8

khususnya proses belajar mengajar SKI. Hal ini yang menyebabkan siswa

tidak fokus dan tidak memahami apa yang guru jelaskan.

Selain itu, tingkat kecerdasaran yang berbeda antar siswa

merupakan salah satu problem dalam pembelajaran SKI. Perbedaan tingkat

kecerdasan antara satu peserta didik dengan yang lain yang akan

menimbulkan permasalahan bagi peserta didik yang mampu dengan yang

tidak mampu sehingga akan sulit bagi pendidik menerapkan tujuan

intruksional khusus.17

Kondisi pembelajaran SKI di MI NU Tarsyidut Thullab Kudus

Kelas V Singocandi Kudus dalam kegiatan belajar-mengajar diarahkan

kepada terwujudnya proses belajar tuntas (mastery learning). Sedangkan

strategi pembelajaran diarahkan untuk dapat memacu siswa aktif dan

kreatif sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing.

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum terpadu (Integrated

Currriculum) antara Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional

(Kurikulum 2013), Kurikulum Departemen Agama, Kurikulum Lokal dan

Kurikulum Sekolah. Sedangkan untuk metode belajar yang digunakan

adalah metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan.18

Berbeda dengan yang terjadi di MA Negeri Karanganyar,

implementasi pendekatan saintifik yang terjadi di sekolah tersebut tidak

berjalan mulus. Banyak kendala yang dihadapi seperti minimnya tingkat

pemahaman istilah asing bagi peserta didik. Tidak semua murid langsung

menerima dengan mudah materi yang diberikan oleh guru terutama untuk

kata istilah karena kekurangannya dalam membaca. Muhammad Ihsan

selaku guru di sekolah tersebut mengatakan, “Pemahaman siswa

mengetahui berdasarkan poin bisa, akan tetapi tidak memahami ceritanya,

17 Rasyid, Abdul. Problematika Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah

Tsanawiyah Al-Khairaat Pakuli Kabupaten Sigi. Journal of Pedagogy. Vol. 1, No. 1, 2018, h. 24. 18 Tsariy dan Zuhaida. Penerapan Startegi Planted Questions (Pertanyaan Rekayasa)

dalam Meningkatkan Keberanian Siswa Bertanya Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam (SKI) di MI NU Tasryidut Thullab Singocandi Tahun Pelajaran 2015/2016, Tesis pada

STAIN Kudus, 2017.

Page 21: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

9

kata istilah dalam sejarah kebudayaan islam juga kurang dipahami oleh

siswa, mencari data terlalu over karena pemahaman siswa yang masih

minim”.19

Selain itu, motivasi dan minat belajar siswa masih

rendah,”Terkadang motivasi belajar siswa masih rendah, dan itu yang

menjadi permasalahan selama ini, mau model seperti apapun ketika

keinginan siswa untuk berkembang tidak ada ya semua akan menjadi tidak

ada hasilnya. Dalam pembelajaran bagaimanapun ketika siswa sudah tidak

mempunyai motivasi dan minat belajar maka dengan cara apapun materi

yang diberikan sukar untuk dicerna oleh murid itu sendiri.20

Tekanan waktu bagi guru yang membuat guru harus

menyampaikan materi dengan singkat. Karena tuntutan guru harus

menyelesaikan silabus dan RPP dalam waktu satu semester.21

Model pembelajaran merupakan suatu cara yang sistematis dalam

mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi seperangkat materi

dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Seorang guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu

membuat desain/pm. Dalam mengembangkan RPP, seorang guru harus

menggunakan model pembelajaran yang dianggap cocok untuk

dikembangkan seperti halnya model pembelajaran inkuiri.22

Model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik

seperti disebutkan dalam Lampiran Permendikbud RI Nomor 103 Tahun

2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

19 Wisnu Fachrudin, “Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam di MA Negeri Karanganyar”, Skripsi pada IAIN Salatiga, Salatiga, 2017, h 51. 20 Ibid. h.52. 21 Ibid., h. 54. 22 I Gede Arnawa Riana, dkk., Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Untuk

Implementasi Kurikulum 2013 di SD Negeri 3 Banjar Jawa Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran

2015/2016. e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan,

Vol. 5, No. 2, 2016, h. 1.

Page 22: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

10

Menengah adalah discovery learning, project-based learning, dan inquiry

learning.23

Studi kasus di MIN Tanggul Wetan Jember yang menggunakan

model pembelajaran adalah model inquiry learning. Hal ini terlihat ketika

pelaksanaan model inkuiri menggunakan metode diskusi, pengamatan,

eksplorasi, percobaan, tanya jawab, penugasan dan ceramah. Guru

menggunakan media visual (gambar). Terlihat pada saat observasi metode-

metode tersebut mengaktifkan siswa dalam kegiatan saintifik. Selain itu

penggunaan media visual tersebut dapat mendukung siswa aktif dalam

kegiatan saintifik.24

Evaluasi dari penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

SKI dalam hal perencanaan diperlukan adanya pelatihan mendalam bagi

guru terkait penyusunan RPP. Pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik masih dirasa kurang optimal dikarenakan siswa perlu

penyelesaian dengan kurikulum K-13 dan kurangnya media

pembelajaran.25

Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan dengan

pendekatan saintifik adalah kemampuan guru dalam mengolah

pembelajaran dan penentuan metode yang digunakan. Oleh karena itu,

kegiatan proses belajar mengajar selain dikembangkan secara sistematis,

efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan sebagai alternative untuk

menumbuh kembangkan motivasi dan aktivitas peserta didik dalam

mengajar. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan

pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

23 Permendikbud RI No. 103 Tahun 2014, hlm. 4. 24 Asih Nurwahyuni, “Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam di MIN Tanggul Wetan Jember”, Tesis pada Pascasarjana UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang, 2017, h. 147. 25 Ibid., h. 156.

Page 23: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

11

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada

siswa.26

Dalam jurnal karya Andiana, dkk., pada hasil observasi

pendahuluan di SDN 03 Sintang dan SDN 23 Sintang, guru masih sebagai

penyampai informasi atau penyampaian materinya masih satu arah, kurang

mengaitkan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari peserta didik,

pembelajaran hanya mengutamakan ingatan dan hafalan, sedangkan

peserta didik lebih baik duduk diam, dan cenderung memperlihatkan dan

mendengarkan penjelasan guru. Dengan menerapkan pendekatan saintifik

dalam pembelajaran tematik guru dapat menghidupkan pembelajaran,

menghidupkan motivasi peserta didik, dan dapat memberikan ruang yang

cukup untuk peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya.27

Berbagai permasalahan dalam pembelajaran yang dialami oleh

guru sebagai fasilitator dan murid sebagai subjek perlu dicarikan solusi

dan tentunya solusi yang diterapkan tergantung pada situasi dan kondisi

yang berbeda-beda di lapangan. Oleh karena itu, diperlukan model

pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran pendekatan

saintifik dalam mengatasi permasalahn itu. Seperti halnya model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang

penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi peneyelidikan, dan

membuka dialog.28 Masalah yang diangkat biasanya menyangkut

kehidupan nyata di lingkungan peserta didik, ada yang bersifat kasus nyata

yang terjadi di masyarakat dan atau bersifat hopetik yaitu dipilih dan

26 For Andiana, dkk., “Strategi Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran

Tematik Di Sekolah Negeri Kota Sintang”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa,

Vol. 7, No. 4, 2018, h. 2. 27 Ibid. 28 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,

(Jakarta: Bumi Akasara, 2015), hal. 127.

Page 24: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

12

direkayasa agar dapat memenuhi tujuan dan kriteria pendidikan.29

Penerapan pendekatan saintifik melalui Problem Based Learning dapat

mempengaruhi meningkatnya hasil belajar siswa dari aspek kognitif.

Begitu pun dengan minat belajar siswa, terjadi peningkatan dari sebelum

pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui Problem Based

Learning pada kategori rendah, dan setelah diberikan pembelajaran

pendekatan saintifik melalui Problem Based Learning berada pada

kategori tinggi.30

Salah satu sekolah yang mengalami berbagai permasalahan diatas

adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta. Sekolah tersebut menerapkan

pendekatan saintifik Kurikulum 2013 secara bertahap, dimulai dari kelas X

pada tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini berdasarkan pengalaman penulis

ketika masih duduk di bangku sekolah tersebut, yang saat itu penulis kelas

XII. Masih terdapat kendala dalam pelaksanaan pembelajaran SKI yang

menerapkan kurikulum 2013, karena masih baru diterapkan di sekolah

tersebut.

Setelah menguraikan beberapa permasalahan tersebut, dalam

pembahasan proposal skripsi ini penulis mencoba untuk menjelaskan

mengenai “Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada

Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MAN 2 Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan tersebut,

maka penulis mengidentifikasi adanya beberapa permasalahan yang

terjadi, diantaranya sebagai berikut :

1. Salah satu komponen yang sering dijadikan faktor penyebab

menurunnya mutu pendidikan adalah kurikulum.

29 Ahmad Yani dan Mamat Ruhimat, Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik

Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2018), hal. 71. 30 Loviga, dkk., “Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Problem Based Learning

Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Matematika”, Jurnal Matematika dan Pendidikan

Matematika, Vol. 3, No. 1, Maret 2018, h. 18.

Page 25: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

13

2. Kritikan tajam terhadap kurikulum karena kurikulum terlalu padat,

tidak sesuai kebutuhan anak, terlalu memberatkan anak,

merepotkan guru, dan sebagainya

3. Guru kurang kreatif dan menarik dalam menyampaikan

pembelajaran SKI di MAN 2 Jakarta

C. Fokus Masalah

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis berusaha

memfokuskan terhadap implementasi pendekatan saintifik yang terdapat

dalam Kurikulum 2013 pada mata pelajaran SKI di Madrasah Aliyah

Negeri 2 Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah

dalam penelitian ini diantaranya :

1. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada

mata pelajaran SKI di MAN 2 Jakarta ?”.

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi pendekatan

saintifik kurikulum 2013 pada mata pelajaran SKI di MAN 2 Jakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013

pada mata pelajaran SKI di MAN 2 Jakarta.

2. Mendeksripsikan apa saja faktor pendukung dan penghambat

implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada mata

pelajaran SKI di MAN 2 Jakarta

F. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis

Page 26: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

14

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait proses

pembelajaran yang baik dan efektif, sehingga proses pembelajaran

dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi untuk

berbagai pihak untuk mengembangkan kembali proses

pembelajaran yang bermutu dan tepat sasaran.

Page 27: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2013 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 butir 19 bahwa kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Hidayat berpendapat bahwa “Orientasi Kurikulum 2013 adalah

terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap

(attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge).1 Hal ini

sesuai dengan Sisdiknas pasal 35 tentang kompetensi lulusan yang

merupakan kualifikasi kemampuan lulusan.

Pendapat berbeda tentang Kurikulum 2013 dipaparkan oleh

Kurniasih dan Sani bahwa, “Kurikulum akan secara terus menerus

mengalami perubahan agar suatu kurikulum mampu menjawab tantangan

zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan

peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.2

b. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga

negara yang beriman, produktif, kreatif dan inovatif dan afektif serta

1 Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.

113. 2 Intan Kurniash dan Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Jakarta: Kata

Pena, 2014), h.3.

Page 28: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

16

mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia.3

Dalam hal ini, pengembangan kurikulum 2013 difokuskan pada

pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat di demonstrasikan peserta

didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara

konseptual. Selain itu peserta didik menumbuhkan keberanian dalam

dirinya dan dilatih kemampuan berlogika dalam memecahkan suatu

masalah.

c. Prinsip-prinsip Kurikulum 2013

1) Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu

2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar

berbasis aneka sumber

3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah

4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi

5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata

pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen

sistem terpadu

6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenerannya multi dimensi

7) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal

(hardskill) dan keterampilan mental (softskill)

8) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan

pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat

9) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi

keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing

3 Dokumen Salinan Lampiran Permendikbud No.69 tahun 2013

Page 29: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

17

madyo mangun karso), dan mengembangkan kreatifitas siswa

dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)

10) Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah dan di masyarakat

11) Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,

siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas

12) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

13) Pengakuan atas perbedaan individu dan latar belakang budaya

bangsa.4

d. Konsep Kurikulum 2013

Konsep kurikulum yang dipaparkan oleh Kemendikbud adalah

keseimbangan antara hardskill dan softskill, dimulai dari Standar

Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar

Penilaian.5

Dalam penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum, terdapat

perbedaan sesuai dengan konsep kurikulum. Berikut adalah tabelnya.6

Tabel 2.1 Perbedaan Konsep Kurikulum

No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1 Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi

Lulusan diturunkan dari

kebutuhan

2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan

Tujuan Mata Pelajaran (Standar

Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran)

yang dirinci menjadi Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan

dari Standar Kompetensi

Lulusan melalui

Kompetensi Inti yang

bebas mata pelajaran

3 Pemisahan antara mata pelajaran

pembentuk sikap, pembentukan

keterampilan, dan pembentuk

Semua mata pelajaran

harus berkontribusi

terhadap pembentukan

4 Dokumen Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia, h. 8-10. 5 Dokumen Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Jakarta, 14 Januari 2014, h. 26. 6 Ibid, h. 28.

Page 30: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

18

pengalaman sikap, keterampilan, dan

pengetahuan

4 Kompetensi diturunkan dari mata

pelajaran

Mata pelajaran

diturunkan dari

kompetensi yang ingin

dicapai

5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang

lain, seperti sekumpulan mata

pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran

diikat oleh kompetensi

inti (tiap kelas)

2. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan artinya 1)

proses, cara, perbuatan mendekati, 2) usaha dalam rangka aktivitas

penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti,

metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.7

Pendekatan juga bisa diartikan konsep dasar yang mewadahi,

menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana

metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu.8

Dari paparan diatas, pendekatan bisa berarti cara-cara atau konsep

yang melatari untuk melakukan kegiatan dalam komponen-komponen

yang sudah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.

Pendekatan (approach), menurut T. Raka Joni, menunjukkan cara

umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga

berdampak. Ibarat seorang yang memakai kacamata dengan warna tertentu

di dalam memandang alam sekitar. Kacamata berwarna hijau akan

menyebabkan lingkungan kelihatan kehijau-hijaun dan seterusnya.9

Menurut uraian diatas, hal ini berarti bahwa pendekatan itu

bagaimana individu menunjukkan point of view atau sudut pandang yang

7 Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indoensia (KBBI), diakses pada tanggal 13 Februari

2019. 8 Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), h. 6. 9 Raka Joni, Strategi Belajar Mengajar: Acuan Konseptual Pengelolaan Kegiatan Belajar

Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1991), h. 43.

Page 31: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

19

digunakannya. Hasil yang didapat tergantung cara sudut pandang yang

dipakai dan ini bersifat relatif.

Istilah pendekatan ini juga digunakan oleh Fred Percival dan Henry

Ellington (1984) untuk menyebut pendekatan yang berorientasi pada

lembaga/guru dan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik.10

Pembelajaran yang berorientasi kepada guru/lembaga pendidikan

merupakan sistem pembelajaran konvensional dimana hampir semua

kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru dan staf lembaga

pendidikan (sekolah). Karakteristik pendekatan yang berorientasi pada

guru bahwa proses belajar mengajar atau proses komunikasi berlangsung

di dalam kelas dengan metode ceramah secara tatap muka.

Sedangkan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik

merupaka sistem pembelajaran yang menunjukkan dominasi peserta didik

dan guru hanya fasilitator selama pembelajaran. Karakteristik pendekatan

ini menggunakan berbagai macam sumber belajar, media, metode, media

dan strategi secara bergantian sehingga selama proses pembelajaran

peserta didik berpartisipasi aktif.

b. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik diperkenalkan pertama kali dalam dunia

pendidikan di Amerika sejak akhir abad ke-1, sebagai penekanan pada

metode laboratorium formalistik yang mengaruh pada fakta-fakta.11

Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode

saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau

observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau

mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan

pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.12

10 Fred Percival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, diterjemahkan oleh

Sudjarwo S, (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 20. 11 Ika dan Laila, Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Teori dan

Praktik, (Yogyakarta: Deepbulish, 2015), h. 1. 12 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 50-51.

Page 32: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

20

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman

kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi

menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana

saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh

karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk

mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui

observasi dan bukan hanya diberi tahu.13

Pendekatan saintifik dapat disebut pendekatan ilmiah. Pendekatan

pembelajaran ilmiah (scientific learning) merupakan bagian dari

pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang

melandasi penerapan metode ilmiah. Proses pembelajaran dapat

dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013

mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan

pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Dalam

pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan

lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) ketimbang

penalaran deduktif (deductive reasoning). Metode ilmiah umumnya

menempatkan feomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk

kemudian merumuskan simpulan umum.14

Jadi pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara

aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan

mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data (menalar),

menarik kesimpulan dan mengomunikasikan kesimpulan kepada orang

lain.

13 Kemendikbud, Pendekatan, Jenis dan Metode Pendidikan, (Jakarta: T.P. 2013), h. 208. 14 Rista Arivida, “Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Perspektif Al-Qur’an”, Skripsi pada UIN Surabaya, (Surabaya: Surabaya, 2016), h. 28.

Page 33: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

21

c. Tujuan Pendekatan Saintifik

Dalam konsep atau gagasan yang dibuat, pasti terdapat cara-cara

yang digunakan agar mempermudah dalam proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Dan dalam suatu kegiatan pembelajaran mempunyai

tujuan tersendiri, khusunya tujuan pendekatan saintifik yang menjadi

landasan bagi guru dalam proses pembelajaran.

Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

diantaranya adalah:

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa.

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan

sesuatu masalah secara sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa

belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya

dalam menulis artikel ilmiah.

6. Untuk mengembangkan karakter siswa.15

Berdasarkan penjelasan tersebut, hasil yang didapat dari

pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah peningkatan

keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi insan yang baik dan

memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dari

peserta didik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

d. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik

Beberapa pendekatan pembelajaran tidak lepas dari pendirian atau

prinsip yang menjadi landasan pendekatan tersebut agar tidak

menghilangkan esensinya. Dalam hal ini, pendekatan saintifik mempunyai

15 Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013,(Yogyakarta: Penerbit

Gava Media, 2014), h. 54.

Page 34: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

22

prinsip-prinsip yang tidak bisa dihilangkan agar nilai-nilai pendekatan ini

utuh.

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran berpusat pada siswa

2. Pembelajaran membentuk students self concept (konsep diri siswa)

3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme

4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum dan prinsip

5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan

berpikir siswa

6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi

mengajar guru

7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan

dalam komunikasi

8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.16

e. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan

SMA atau sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah.

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan

dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan

ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi subtansi atau materi ajar

agar peserta didik “tahu bagaimana. Ranah pengetahuan menggamit

transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”.

Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara

kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan peserta

16 Ibid. h. 58.

Page 35: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

23

didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan

pengetahuan.17

McMillan & Schumacer (2001) menyatakan bahwa pendekatan

saintifik terdiri dari empat langkah, yaitu : 1) define problem, 2) state

the hypothesis to be tested, 3) collect data, dan 4) interpret the result

and draw conlusions about the problem.18

Pertama, define problem atau mengidentifikasi masalah.

Pembelajaran diawali dengan sejumlah masalah baik yang disajikan

guru maupun masalah yang dirumuskan sendiri oleh peserta didik.

Masalah yang digunakan dalam pembelajaran seyogyanya mendorong

peserta didik agar tertarik melakukan pengamatan dan membuat

pertanyaan atas hasil pengamatan yang dilakukannya.

Kedua, membuat hipotesis. Pada tahap ini, peserta didik

menggunakan penalarannya baik secara induktif maupun deduktif untuk

mampu merumuskan jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.

Proses merumuskan hipotesis dilakukan dengan mengoptimalkan

pengetahuan awal siswa, sehingga terjadi proses penalaran deduktif.

Dalam proses ini kemampuan analisa peserta didik timbul dan

diharapkan mampu untuk merumuskan hipotesis dari permasalahan

yang ada.

Ketiga, mengumpulkan dan menganalisis data. Kegiatan

pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimen maupun studi

lainnya. Hasil pengumpulan tersebut selanjutnya dianalisis untuk

menjawab pertanyaan penelitian maupun untuk membuktikan hipotesis.

Terakhir, menginterpretasi data dan membuat kesimpulan. Pada

tahap ini, peserta didik dilatih untuk memaknai hasil penelitian

sederhana yang sudah dilakukan. Pemberian makna ini dilakukan

dengan menghubungkan hasil penelitian dengan teori-teori yang sudah

ada. Setelah itu, peserta didik menyimpulkan kemampuan penalaran

17 Kemendikbud, Pendekatan dan Strategi Pembelajaran, (Jakarta: T.P. 2013), h. 1. 18 Ika dan Laila, op.cit, h. 6.

Page 36: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

24

dari permasalahan yang sedang dikaji sehingga kesimpulan yang

dihasilkan memiliki kelogisan yang tinggi.

Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang standar

proses pendidikan dasar dan menengah, pendekatan saintifik dalam

pembelajaran meliputi 5M: mengamati, menanya, menalar, mencoba,

dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik meliputi lima

pengetahuan belajar sebagai berikut:

1) Mengamati (Observing)

Mengamati atau observasi adalah menggunakan panca

indera untuk memperoleh informasi.19 Mengamati menggunakan

panca indera, berbentuk menyimak, mengamati, membaca, baik

menggunakan media atau tidak. Mengamati bukan hanya berupa

pengamatan terhadap objek, tetapi dapat berupa mengingat

ulang apa yang pernah kita lihat, sebagai sebuah informasi.

Mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari ingatan

jangka panjang.20

Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung

pada objek yang akan dipelajari sehingga peserta didik

mendapatkan fakta berupa data yang objektif yang kemudian

dianalisis sesuai tingkat perkembangan peserta didik melalui

panca indera, dan panca indera peserta didik akan menyerap

berbagai hal-hal yang terjadi disekitar dengan merekam, mecatat

dan mengingat.21

Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan

tertantang dan mudah dalam pelaksanaanya. Metode ini sangat

tepat untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa, sehingga

19 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, h.

54. 20 Imas dan Berlin, op.cit, h. 61. 21 Hamzah dan Nurdin Muhammad, Belajar Dengan Pendekatan Paikem, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 40.

Page 37: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

25

menimbulkan proses pembelajaran yang bermakna. Metode

mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu

peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki

kebermaknaan tinggi. Dengan metode observasi peserta didik

menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang

dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh

guru.22

Berdasarkan paparan diatas menunjukkan bahwa

mengamati pada dasarnya identifikasi hal-hal yang penting

terkait dengan materi pengetahuan yang harus dipelajari. Dalam

memulai kegiatan ini guru perlu mengingatkan tujuan

pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi yang telah

diberikan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan membaca

sekilas bab yang terdapat di dalam buku siswa dan guru juga

bisa memberikan sumber belajar lainnya sebagai objek

pengamatan siswa.

2) Menanya (Questioning)

Langkah kedua dalam pendekatan ilmiah (scientific

approach) adalah menanya. Keberhasilan rangsangan pendidik

melalui fase mengamati, terlihat dari respon yang keluar dari

peserta didik pada fase menanya. Setelah melewati kegiatan

mengamati yang merupakan sebuah upaya rangsangan terhadap

peserta didik, maka akan timbul rasa ingin tahu lebih mendalam

pada diri peserta didik.23 Mengajukan pertanyaan tentang

informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau

pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa

yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai

pertanyaan hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah

kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan

22 Daryanto, op.cit. h. 60. 23 Muhamad Rizal Aziz, op.cit. h. 24.

Page 38: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

26

pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk

hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.24

Kegiatan menanya dalam kegiatan pembelajaran

sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a

Tahun 2013 adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan

untuk mendapatkan informasi tambahan terkait kegiatan

pengamatan tersebut. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam

bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk

pertanyaan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan

verbal.25

Fungsi bertanya menurut Hosnan adalah mendorong dan

menginspirasi peserta didik dalam berbicara, mengajukan

pertanyaan, dan memberikan jawaban secara logis, sistematis

dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.26

3) Menalar (Associating)

Setelah mencoba mengumpulkan informasi atau data,

kegiatan selanjutnya yaitu menalar. Menalar informasi atau

data yang sudah dikumpulkan untuk memecahkan

permasalahan yang ada. Dalam kegiatan pembelajaran

sebagaimana disampaikan Permendikbud Nomor 81a tahun

2013 adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan,

baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan atau

eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan informasi.

Adapun kompetensi yang diharapkan adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja

keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan

24 M.. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, h.

49. 25 Daryanto, op.cit, h.65. 26 Hosnan, op. cit, h. 50.

Page 39: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

27

berfikir induktif serta deduktif dan menyimpulkan. Peserta

didik pun di bina untuk memiliki keterampilan agar dapat

menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan yang diterimanya

pada hal-hal atau masalah yang baru dihadapinya.27

4) Mencoba (Experimentif)

Dalam Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, aktivitas

mencoba yaitu dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang

dilakukan melalui ekperimen, membaca sumber lain selain

buku teks, mengamati objek/kajian/aktivitas wawancara dengan

narasumber, dan sebagainya.28 Kegiatan mencari informasi

dilaksanakan dengan cara memberi soal/tugas kepada peserta

didik untuk dipecahkan tepat waktu sesuai dengan waktu yang

diberikan. Belajar dengan menggunakan pendekatan saintifik

akan melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki

fenomena dalam upaya menjawab suatu permasalahan.29

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiiki banyak

sumber referensi, seperti al-Qur’an, Hadits, buku-buku sejarah,

internet, karya ilmiha, bahkan dengan melalui wawancara

dengan beberapa sejarawan. Peserta didik bisa mencari

informasi melalui berbagai media, baik cetak maupun

elektronik.

5) Mengkomunikasikan (Communication)

Pada tahapan ini, peserta didik sudah mendapat informasi

baru hasil analisa peserta didik dan waktunya untuk

menyajikan informasi atau data kepada khalayak ramai atau

teman-temannya. Dalam kegiatan menyaji ini terjadi

27 Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010), h. 108. 28 Ibid, h. 57. 29 Hosnan, op.cit, h. 62.

Page 40: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

28

komunikasi, atau dalam tahap ini bisa disebut

mengkomunikasikan.

Dalam rangka kegiatan mengkomunikasikan, pendidik

diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menyampaikan apa yang telah mereka pelajari. Hasil tersebut

disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar

peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.30 Peserta

didik diharapkan udah dapat mempresentasikan hasil

temuannya untuk kemudian ditampilkan di depan khalayak

ramai sehingga rasa berani dan percaya dirinya dapat lebih

terasah. Peserta didik yang lain pun dapat memberikan

komentar, saran atau perbaikan mengenai apa yang di

presentasikan oleh rekannya.

Kegiatan mengomunikasikan tidak selalu harus berbentuk

lisan, presentasi, melainkan dapat berbentuk memajang produk

kerja, mempraktekkan hasil temuan, disesuaikan dengan

metode pembelajaran yang digunakan. Lampiran

Permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,

menyebutkan bahwa aktivitas mengomunikasikan dilakukan

melalui kegiatan menyajikan laporan dalam bentuk bagan,

diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan

menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan

secara lisan. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilian

oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok

peserta didik tersebut.31

Berdasarkan paparan diatas, peserta didik diharapkan

mampu untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,

kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat

30 Daryanto, Op.Cit. h. 80. 31 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:

Arruz Media, 2015), h. 80.

Page 41: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

29

dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan

berbahasa yang baik dan benar.32

f. Tinjauan Kritis Terhadap Pelaksanaan Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013

Banyak terjadi problem saat menerapkan Kurikulum 2013, mulai

dari awal terbentuknya sampai saat ini. Dibawah ini mungkin hanya

sebagian kecil masalah yang terjadi saat kurikulum 2013 dicoba untuk

diimplementasikan:

Pertama, problem pemahaman. Kurikulum 2013 menawarkan

konsep tematik intergratif, sebelumnya per mata pelajaran atau parsial.

Sementara pengalaman guru selama berpuluh tahun adalah mengajar

secara parsial. Tidak mudah bagi guru untuk shifting paradigm dari parsial

menjadi tematik integrative. Diakui atau tidak, model kurikulum

integrative cocok untuk sekolah-sekolah maju dan guru-gurunya

berkualitas, tapi bila diterapkan pada masyarakat Indonesia dari Merauke

sampai Sabang, belum tentu cocok. Boleh jadi, sebagian besar masyarakat

kita, terutama yang tinggal di pelosok daerah lebih tepat menggunakan

kurikulum parsial. Karena kurangnya pemahaman guru terhadap konsep

tematik integratif disebabkan tidak adanya pelatihan kompetensi guru

sebelum hal itu dilaksanakan.

Shifting paradigm adalah kemampuan mengembangkan pola,

model atau contoh33 berpikir yang sama untuk mendefinisikan

pengetahuan-pengetahuannya, dan menstrukturkannya sebagai ilmu

pengetahuan yang diterima dan diyakini sebagai “yang normal dan yang

paling benar”, untuk kemudian didayagunakan sebagai penunjang

kehidupan yang dipandangnya “paling normal dan paling benar” pula.

Perpindahan shift (pergeseran) adalah suatu persepsi transformatif. Konsep

shifting paradigm membuka kesadaran bersama bahwa para pengkaji ilmu

32 Daryanto, Op.Cit. h. 80. 33 Joyce M. Hawkins, Kamus Dwibahasa Oxford Fajar, Edisi 3, Cet. II, (Malaysia: Fajar

Bakti Sdn Bhd., 2002), h. 280.

Page 42: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

30

pengetahuan itu tak akan selamanya mungkin bekerja dalam suatu suasana

“objektivitas” yang mapan, yang bertindak tak lebih kurang hanya sebagai

penerus yang berjalan dalam suatu alur progesi yang linier belaka.34

Adanya Shifting paradigm menurut Thomas Kuhn, disebabkan oleh

adanya shift (pergeseran) biasanya signifikan determinan dengan kriteria

legitimasi antara masalah dan solusi yang dimunculkan.35

Kedua, problem pada penyiapan guru. Para penyusun kurikulum

2013 pada saat rapat membahas masalah implementasi selalu

mengingatkan bahwa hanya guru yang terlatih yang berhak melaksanakan

kurikulum 2013. Tapi faktanya, belum semua guru mengikuti pelatihan

kurikulum 2013 dan mereka yang telah mengikuti pun tidak selalu

memahami kurikulumnya. Bila konsisten pada pedoman yang dibuat

sendiri oleh para penyusun kurikulum 2013, maka kurikulum 2013

memang belum dapat diterapkan pada semua sekolah karena tidak semua

guru sudah mengikuti pelatihan. Bila memaksakan kurikulum 2013

diterapkan di seluruh wilayah Indonesia, maka berarti mereka tidak

konsisten dengan aturan yang mereka buat sendiri.

Menurut Faridah Alawiyah,36 beberapa program persiapan sudah

dilakukan pemerintah, namun masih terdapat beberapa kendala sehingga

belum semua guru memiliki kompetensi yang memadai untuk

mengimplementasikan kurikulum 2013. Disinilah DPR RI berperan untuk

mendorong Pemerintah meningkatkan kinerjanya dalam mempersiapkan

guru. Program yang telah diluncurkan Pemerintah seperti pelatihan khusus

dan klinik konsultasi pembelajaran sudah diluncurkan untuk

34 Nurkhalis, “Konstruksi Teori Paradigma Thomas S. Kuhn”, Jurnal Ilmiah Islam

Futura, UIN Ar-Raniriy, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniriy, 2012), Vol. IX, No. 2, h. 85. 35 Thomas Khun, The Structure of Scientific Resolutions, (Chicago: University of Chicago

Press, 1970), Edisi 2, h. 169. 36 Seorang peneliti muda studi Pendidikan pada Bidang Kesejahteraan Sosial di Pusat

Pengkajian, Pengolahan Data, dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI

Page 43: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

31

mengembangkan kompetensi guru. Pemerintah harus melakukan evaluasi

secara teratur untuk meningkatkan kualitas guru.37

Dalam rangka penyiapan guru, setiap guru wajib memiliki kriteria

empat standar kompetensi. Terlebih saat ini di Indonesia banyak guru yang

sudah memiliki sertifikat sertifikasi, artinya mereka sudah lulus sebagai

seorang guru professional yang tentunya empat kompetensi guru tersebut

harus selalu dilaksanakan dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini diperkuat

dengan Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru yang berisi macam-macam kompetensi

yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik/guru diantaranya kompetensi

pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan

kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut harus terintegrasi dalam

kinerja guru.

Ketiga, penjurusan di SMA yang dimulai sejak semester awal pada

saat anak masuk ke SMA akan menimbulkan persoalan teknis di lapangan.

Banyak anak yang memilih jurusan sering tidak didasarkan pada

kemampuan, tetapi keinginan. Akhirnya, ditengah jalan terpaksa harus

pindah ke jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat. Kurikulum

2013 mengakomodasi kemungkinan pindah jurusan tersebut, tapi ini

sesungguhnya merepotkan sekolah terutama dalam kaitannya

memepersiapkan ruang dan guru, sehingga muncul usulan agar penjurusan

itu dilakukan mulai semester 2 di kelas 1.

Dalam menepatkan individu pada program peminatan/penjurusan

harus benar-benar disesuaikan pada 3 hal pokok yang disebutkan dalam

lampiran Permendikbud yaitu minat, bakat dan kemampuan akademik.

Selain itu, indikator lain yang dikemukakan oleh Ruslan A Gani mengenai

kesesuaian suatu jurusan dengan diri siswa meliputi :38

1. Prestasi belajar

37 Faridah Alawiyah, “Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”, Jurnal Info

Singkat Kesejahteraan Sosial, Vol. VI, No. 15, 2014, h. 9-12. 38 Ruslan A Gani, Bimbingan Penjurusan, Cet. ke IV, (Bandung: Angkasa, 1986), h. 20.

Page 44: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

32

Hasil belajar dari kemampuan akademik siswa selama di jenjang

sebelumnya

2. Pengukuran tes psikologis

Tes ini digunakan untuk mengetahui secara tertulis ukuran bakat

siswa dan tingkat ketertarikan siswa pada bidang tertentu yang

dilakukan oleh lembaga psikotes.

Dengan menerapkan 3 indikator tersebut secara benar dalam

penempatan siswa, kecil kemungkinan terjadi kesalahan atau

ketidaksesuaian pada program peminatan. Dengan tingkat kemungkinan

yang sangat kecil atau rendah tersebut, maka siswa akan merasa cocok dan

pas pada program peminatan yang ditempatkan, sehingga siswa secara

otomatis merasa semangat, senang dan termotivasi selama mengikuti

proses pembelajaran.39

Keempat, beban guru terhadap proses administrasi penilaian. Hal

itu mengingat penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan

dideskripsikan satu per satu. Bila hanya mengajar satu kelas dengan

jumlah murid maksimal 40 murid, seperti guru SD, mungkin itu masih

menjangkau. Tapi bila mengajar per bidang studi dan murid yang diajar

mencapai di atas 200 orang, apalagi 400 orang, tentu saja penilaian

deskriptif tersebut amat membebani guru. Tidak mungkin hafal satu per

satu, sehingga tidak mungkin membuat deskripsi penilaian secara akurat,

akhirnya asal-asalan. Banyak guru sekarang mengeluhkan, kalau tidak

mungkin tugasnya akan selesai bila hanya dikerjakan di sekolah saja,

terpaksa dirumah pun harus lembur.40

Menurut Retnawati, salah satu aspek yang menjadi hambatan

implementasi kurikulum 2013 adalah sistem penilaian yang rumit dan

perlu waktu yang lama untuk menyusun laporannya. Hambatan terbesar

39 Khalifatur Rosyida, “Hubungan Kesesuaian Program Peminatan Dengan Motivasi

Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya” Skripsi pada UIN Sunan Ampel Surabaya,

Surabaya, 2015, h. 22-23. 40http://darmaningtyas.blogspot.com/2014/12/tinjauan-kiritis-terhadap-kurikulum-

2013.html diakses pada 29 Oktober 2019 13.02

Page 45: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

33

dalam penilaian adalah penilaian sikap. Wawasan guru dalam memilih

metode yang tepat dan mengembangkan instrument penilaian tersebut

masih kurang.41

Dalam kurikulum 2013 ini terdapat kelemahan yang penuh

kontradiktif sehingga perlu direvisi. Pertama, ingin melahirkan manusia

yang kreatif, inovatif, dan komunikatif untuk menghadapai kehidupan

abad ke-21, tapi pelajaran-pelajaran yang bersifat normative-dogmatis

(Agama, PPKN dan Sejarah) justru lebih dominan. Sikap religius itu perlu

dikembangkan agar orang tidak pongah terhadap dirinya sendiri sebagai

orang yang hebat dan menyelesaikan persoalan, tetapi substansi

pendidikan yang terlalu religius juga belum tentu menyelesaikan

persoalan. Artinya perlu ada keseimbangan antara kecakapan ilmu umum

dan ilmu agama agar keduanya saling menopang.

Kedua, terlihat dari elemen perubahan yang pada Kurikulum 2006

menjadi Kurikulum 2013, yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,

Standar Proses, dan Standar Penilaian. Standar Kompetensi Lulusan,

Standar Isi, Standar Proses berubah, tapi Standar Penilaian berubah

setengah hati, yaitu yang hariannya memakai penilaian portofolio, tapi

penilaian akhir menggunakan Ujian Nasional (UN), alias tidak berubah.

Ini jelas inkonsisten. Bagaimana mungkin pendidikan akan melahirkan

manusia-manusia yang berfikir dan bersikap secara konsisten, sementara

kurikulumnya sendiri tidak konsisten?

Ketiga, Kurikulum 2013 ingin melahirkan masyarakat ilmiah, tapi

pendekatan ilmiahnya ustru lemah karena cenderung ke problem solving.

Pendekatan problem solving cocok untuk masyarakat yang sudah memiliki

kultur belajar tinggi sehingga apa yang dipelajari di sekolah itu tinggal

mensismatisasi apa-apa yang dipelajari di rumah dan masyarakat. Tapi

banyak masyarakat di pedalaman yang mengenal buku pun belum, bila

mereka sudah diajak berfikir model problem solving jelas sulit.

41 Retnawati, Hambatan Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama dalam

Menerapkan Kurikulum Baru, Jurnal Cakrawala Pendidikan, Vol. XXXIV, Edisi. 3.

Page 46: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

34

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai

tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun eksternal.

Disamping itu, didalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa

perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola

kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Dan hal pembelajaran

yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses

pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin

kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.42

3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

a. Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah Aliyah

Sejarah memiliki dua dimensi yang saling terkait dan tidak bisa

dipisahkan, yaitu peristiwa dan ilmu. Dua hal ini menjadi bahan utama

yang dipisahkan, yaitu peristiwa dan ilmu. Bahan atau materi sejarah yang

dipelajari siswa dan pembelajaran sejarah seharusnya menguraikan suatu

peristiwa sejarah tidak saja mengungkapkan pengetahuan tentang apa,

siapa, dan di mana tetapi lebih ditujukan mangetahui mengapa dan

bagaimana peristiwa itu terjadi, alasan-alasan apa yang mendasari suatu

peristiwa. Artinya, siswa tidak dijadikan oleh guru atau kurikulum untuk

menjadi bank pengetahuan sejarah saja, tapi mereka juga dibimbing untuk

melakukan studi sejarah sesuai dengan kemampuannya yang dimiliki.43

Peristiwa dan ilmu dihadirkan secara simultan kepada siswa.

Kemampuan siswa dalam bidang ajar sejarah kebudayaan Islam tidak

diukur melalui kapasitasnya menghafal fakta-fakta sejarah. Lebih dari itu,

berpikir sejarah atau historis yang meliputi penguasaan terhdap materi,

cara kerja sejarah, kemampuan untuk mengambil pelajaran darinya, dan

mempraktikkannya dalam kehidupan keseharian mereka itu yang dijadikan

sebagai tolak ukur menilai kemampuannya. Contoh, inquiry sebagai cara

42 Ibid. 43Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik-Scientific Untuk Pendidikan Agama Di

Sekolah/Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal. 382.

Page 47: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

35

berpikir sejarah bisa diterapkan pada saat pembelajaran sejarah sekaligus

membimbing siswa untuk menguasai keterampilan itu. Selain metode

inquiry, metode lainnya yang sesuai dengan karakteristik metode-metode

dalam ilmu sejarah yaitu pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) dan pembelajaran kontekstual.44

Dalam kurikulum, ada yang namanya struktur kurikulum. Pada

struktur kurikulum ini terdiri atas Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD). Kompetensi Inti kurikulum adalah pengikat berbagai

kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata

pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata

pelajaran. KI meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik

yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui KI, integrasi vertical

berbagai kompetensi dasar (KD) pada kelas yang berbeda dapat dijaga.45

Rumusan Kompetensi Inti dalam buku menggunakan notasi: 1) KI-1 untuk

Kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap

sosial, 3) KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan (pemahaman konsep),

4) KI-4 untuk Kompetensi Inti keterampilan. Urutan tersebut mengacu

pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.

Sedangkan Kompetensi Dasar adalah kompetensi setiap mata

pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.

Kompetensi dasar merupakan konten atau kompetensi yang terdiri atas

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi

inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan

dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta

ciri dari suatu mata pelajaran, mengingat standar kompetensi lulusan harus

dicapai pada kahir jenjang. Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) yang telah dirumuskan untuk jenjang satuan pendidikan Madrasah

Ibtidaiyah, Mdarasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan

44 Ibid. hal. 385. 45 Dokumen Lampiran PMA 165 tahun 2014, Kementerian Agama Republik Indonesia, h.

3.

Page 48: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

36

Madarasah Aliyah Kejuruan (MAK) dipergunakan untuk merumuskan

Kompetensi Dasar (KD).46

Dibawah ini merupakan capaian kompetensi inti (KI) pada

Madrasah Aliyah (MA).

Tabel 2.2 Capaian KI dan KD Pada Tingkat MA

Kompetensi Inti Kelas

X

Kompetensi Inti Kelas

XI

Kompetensi Inti Kelas

XII

1. Menghayati dan

mengamalkan

ajaran agama yang

dianutnya

1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran

agama yang

dianutnya

1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran

agama yang

dianutnya

2. Menghayati dan

mengamalkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggungjawab,

peduli (gotong

royong, kerjasama,

toleran, damai),

santun, responsive dan

pro-aktif dan

menunjukkan seikap

sebagai bagian dari

solusi atas berbagai

permasalahan dalam

interaksi secara efektif

dengan lingkungan

sosial dan alam serta

dalam menempatkan

diri sebagai cerminan

bangsa dalam

pergaulan dunia.

2. Menghayati dan

mengamalkan perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(gotong royong,

kerjasama, toleran,

damai), santun,

responsive dan pro-aktif

dan menunjukkan

seikap sebagai bagian

dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam

interaksi secara efektif

dengan lingkungan

sosial dan alam serta

dalam menempatkan

diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan

dunia.

2. Menghayati dan

mengamalkan perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(gotong royong,

kerjasama, toleran,

damai), santun,

responsive dan pro-

aktif dan menunjukkan

seikap sebagai bagian

dari solusi atas

berbagai permasalahan

dalam interaksi secara

efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam serta dalam

menempatkan diri

sebagai cerminan

bangsa dalam

pergaulan dunia.

46 Ibid.

Page 49: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

37

3. Memahami,

menerapkan,

menganalisis

pengetahuan faktual,

konseptual,

procedural

beradasarkan rasa

ingintahunya tentang

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni,

budaya dan

humaniora dengan

wawasan

kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan

peradaban terkait

penyebab fenomena

dan kejadian serta

menerapkan

pengetahuan

procedural pada

bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya

untuk memecahkan

masalah

3. Memahami,

menerapkan,

menganalisis

pengetahuan faktual,

konseptual, procedural

beradasarkan rasa

ingintahunya tentang

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya

dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan

peradaban terkait

penyebab fenomena dan

kejadian serta

menerapkan

pengetahuan procedural

pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya

untuk memecahkan

masalah

3. Memahami,

menerapkan,

menganalisis

pengetahuan faktual,

konseptual, procedural

beradasarkan rasa

ingintahunya tentang

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya

dan humaniora dengan

wawasan

kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan

peradaban terkait

penyebab fenomena

dan kejadian serta

menerapkan

pengetahuan

procedural pada

bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya

untuk memecahkan

masalah

4. Mengolah, menalar

dan menyaji dalam

ranah konkret dan

ranah abstrak terkait

dengan

pengembangan dari

yang dipelajarinya di

sekolah secara

mandiri, dan mampu

menggunakan metode

sesuai kaidah

keilmuan.

4. Mengolah, menalar

dan menyaji dalam

ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan

pengembangan dari

yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif

dan kreatif, serta

mampu menggunakan

metode sesuai kaidah

keilmuan.

4. Mengolah, menalar

dan menyaji dan

mencipta dalam ranah

konkret dan ranah

abstrak terkait dengan

pengembangan dari

yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri

serta bertindak secara

efektif dan kreatif,

mampu menggunakan

metode sesuai kaidah

keilmuan.

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten

kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten mata pelajaran

dalam kurikulum, distribusi konten mata pelajaran dalam semester atau

Page 50: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

38

tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu

untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum merupakan aplikasi konsep

pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban

belajar dalam sistme pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem

belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan

pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan

jam pelajaran per semester.47

Struktur kurikulum sebagai gambaran mengenai penerapan prinsip

kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan

pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Lebih lanjut,

struktur kurikulum menggambarkan posisi belajar seorang peserta didik

yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang

tercantum dalam struktur, ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan sesuai minat dan

kemampuannya.

Struktur kurikulum Madrasah Aliyah terdiri atas: Kelompok mata

pelajaran wajib yang diikuti oleh peserta didik Madrasah Aliyah.

Kelompok mata pelajaran peminatan harus diikuti oleh peserta didik sesuai

dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Mata pelajaran pilihan lintas

minat, untuk tingkat Madrasah Aliyah Peminatan ilmu-ilmu Keagamaan

dapat menambah dengan mata pelajaran kelompok peminatan ilmu-ilmu

alam, sosial ataupun bahasa, demikian juga berlaku untuk peminatan

Matematika dan Bahasa. Adapun struktur kurikulum Madrasah Aliyah

sebagai berikut:48

Struktur Kurikulum 2013

Peminatan Matematika dan Ilmu Alam Madrasah Aliyah

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU

PER MINGGU

X XI XII

47 Menteri Agama Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama No. 912 tahun 2013

tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab,

hal. 23. 48 Ibid.

Page 51: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

39

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2

b. Akidah Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Bahasa Arab 4 2 2

5 Matematika 4 4 4

6 Sejarah Indonesia 2 2 2

7 Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

1 Seni Budaya 2 2 2

2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

3 3 3

3 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

Jumlah Jam Kelompok A dan B Per Minggu

33 31 31

Kelompok C (Peminatan)

Peminatan Matematika dan Ilmu Alam

1 Matematika 3 4 4

2 Biologi 3 4 4

3 Fisika 3 4 4

4 Kimia 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman

Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat

6 4 4

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 51 51 51

Struktur Kurikulum 2013

Peminatan Ilmu-ilmu Sosial Madrasah Aliyah

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU

PER MINGGU

X XI XII

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2

b. Akidah Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

Page 52: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

40

2 Pedidikan Pancasila dan Kewarga negaraan

2

2

2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Bahasa Arab 4 2 2

5 Matematika 4 4 4

6 Sejarah Indonesia 2 2 2

7 Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

1 Seni Budaya 2 2 2

2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

3

3

3

3 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

Jumlah Jam Kelompok A dan B Per Minggu

33 31 31

Kelompok C (Peminatan)

Peminatan Ilmu-ilmu Sosial

1 Geografi 3 4 4

2 Sejarah 3 4 4

3 Sosiologi 3 4 4

4 Ekonomi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman

Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat

6

4

4

Jumlah Alokasi Waktu PerMinggu 51 51 51

Struktur Kurikulum 2013

Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya Madrasah Aliyah

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU

PER MINGGU

X XI XII

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2

b. Akidah Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Bahasa Arab 4 2 2

5 Matematika 4 4 4

Page 53: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

41

6 Sejarah Indonesia 2 2 2

7 Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

1 Seni Budaya 2 2 2

2

Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan

dan

3

3

3

3 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

Jumlah Jam Kelompok A dan B Per Minggu

33 31 31

Kelompok C (Peminatan)

Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya

1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4

3 Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4

4 Antropologi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman

Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat

6

4

4

Jumlah Alokasi Waktu PerMinggu 51 51 51

Struktur Kurikulum

Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan Madrasah Aliyah

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU

PER MINGGU

X XI XII

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2

b. Akidah Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Bahasa Arab 4 2 2

5 Matematika 4 4 4

6 Sejarah Indonesia 2 2 2

7 Bahasa Inggris 2 2 2

Page 54: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

42

Kelompok B (Wajib)

1 Seni Budaya 2 2 2

2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

3 3 3

3 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

Jumlah Jam Kelompok A dan B Per Minggu

33 31 31

Kelompok C (Peminatan)

Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan

1 Tafsir - Ilmu Tafsir 2 3 3

2 Hadis - Ilmu Hadis 2 3 3

3 Fikih - Ushul Fikih 2 3 3

4 Ilmu Kalam 2 2 2

5 Akhlak 2 2 2

6 Bahasa Arab 2 3 3

Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman

Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat

6

4

4

Jumlah Alokasi Waktu PerMinggu 51 51 51

Struktur kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Bahasa Arab dalam kurikulum Madrasah meliputi: 1) Al-Qur’an Hadis, 2)

Akidah Akhlak, 3) Fikih, 4) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan 5)

Bahasa Arab. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling

terkait dan melengkapi.

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan catatan perkembangan

perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribadah,

bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem

kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah.49

Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran yang

menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan

kebudayaan/peradaban Islam di masa lampau, mulai dari dakwah Nabi

Muhammad SAW pada periode Makkah dan periode Madinah,

kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat, sampai

49 Lampiran SK Dirjen No. 2676 tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hal. 44.

Page 55: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

43

perkembangan Islam periode klasik (zaman keemas an) pada tahun 650 M

– 1250 M, abad pertengahan (1250 M – 1800 M), dan masa modern (1800

M – sekarang), serta perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia.50

Secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik

untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang

mengandung nila-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih

kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.51

b. Tujuan Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Tujuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah

Aliyah terkandung dalam KMA 165 tahun 2014 bahwa peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya

mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam

yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa

kini, dan masa depan.

3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah

secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di

masa lampau.

5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil

ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani

tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena

50 Ibid., hal. 58. 51 Ibid.

Page 56: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

44

sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

c. Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilakukan

melalui tiga tahap, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup.

Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal

pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti

proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika memulai

pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira

(mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan

ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir.52

Dalam metode saintifik, tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah

memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah

dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari

oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang

belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan

siswa yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat

dihilangkan.53

Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses

pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning

experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses

pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang

dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode

saintifik ditujukan untuk terkonstuksinya konsep, hukum atau prinsip oleh

52 Gupita, dkk., Makalah Pendekatan Saintifik, Malang: Universitas Negeri Malang, hal.

13 53 Ibid. hal. 14.

Page 57: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

45

siswa dengan bantuan dari guru melalui langkah-langkah kegiatan yang

diberikan di muka.54

Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama,

validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh

siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.55

Dalam Permendikbud No. 65 tahun 2013 menyatakan bahwa

pendekatan yang digunakan saat proses pembelajaran menggunakan

pendekatan saintifk. Langkah-langkah saintifik dijelaskan dalam seperti

dalam tabel berikut dibawah ini:

Tabel 2.7 Langkah-langkah Saintifik

Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014

Langkah

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar

Mengamati

(observing)

Mengamati dengan

indra (membaca,

mendengar,

menyimak, melihat,

menonton dan

sebagainya) dengan

atau tanpa alat

Perhatian pada waktu

mengamati suatu objek/

membaca suatu tulisan/

mendengar suatu

penjelasan, catatan yang

dibuat tentang yang diamati,

kesabaran, waktu (on task)

yang digunakan untuk

mengamati

Menanya

(questioning)

Membuat dan

mengajukan

pertanyaan, tanya

jawab, berdiskusi

tentang informasi

yang belum

dipahami, informasi

tambahan yang ingin

diketahui, atau

sebagai klarifikasi

Jenis, kualitas dan jumlah

pertanyaan yang diajukan

peserta didik (pertanyaan

faktual, konseptual,

procedural, dan hipotetik)

Mengumpulkan

informasi/ mencoba

(experimenting)

Mengeksplorasi,

mencoba,

berdiskusi,

mendemonstrasikan,

meniru bentuk/

Jumlah dan kualitas sumber

yang dikaji/digunakan,

kelengkapan informasi,

validitas informasi yang

dikumpulkan, dan

54 Ibid. 55 Ibid.

Page 58: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

46

gerak, melakukan

eksperimen,

membaca sumber

lain selain buku

teks, mengumpulkan

data dari narasumber

melalui angket,

wawancara dan

modifikasi/

menambahi/

mengembangkan

instrument/ alat yang

digunakan untuk

mengumpulkan data.

Menalar/

mengasosiasi

(associating)

Mengolah infromasi

yang sudah

dikumpulkan,

menganalisis data

dalam bentuk

membuat kategori,

mengasosiasi atau

menghubungkan

fenomena/informasi

yang terkait dalam

rangka menemukan

suatu pola, dan

menyimpulkan.

Mengembangkan

interpretasi, argumentasi

dan kesimpulan mengenai

keterkaitan informasi dari

dua fakta/konsep,

interpretasi argumentasi dan

kesimpulan mengenai

keterkaitan lebih dari dua

fakta/konsep/teori,

menyintesis dan

argumentasi serta

kesimpulan keterkaitan

antarberbagai jenis

fakta/konspe/teori/pendapat;

mengembangkan

interpretasi, struktur baru

argumentasi, dan

kesimpulan yang

menunjukkan hubungan

fakta/komsep/teori dai dua

sumber atau lebih yang

tidak bertentangan;

mengembangkan

interpretasi, struktur baru,

argumentasi dan

kesimpulan dari

konsep/teori/pendapat yang

berbeda dari berbagai jenis

sumber.

Mengkomunikasikan

(communication)

Menyajikan laporan

dalam bentuk bagan,

diagram, atau grafik;

menyusun laporan

tertulis; dan

menyajikan laporan

Menyajikan hasil kajian

(dari mengamati sampai

menalar) dalam bentuk

tulisan, grafis, media

elektronik, multi media dan

lain-lain.

Page 59: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

47

meliputi proses,

hasil dan

kesimpulan secara

lisan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Skripsi dari Muhammad Rizal Aziz, mahasiswa Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berjudul

“Implementasi Pendeketan Saintifk Kurikulum 2013 Pada Mata

Pelajaran FIKIH Kelas 8 di MTs Al-Husna Lebak Bulus Jakarta

Selatan”. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif

dengan teknik pengumpulan data berupa observasi untuk

mengetahui implementasi pendekatan saintifik pada kegiatan

pembelajaran, wawancara guru mata pelajaran dan peserta didik

sebagai narasumber berbagai informasi dan studi dokumentasi

sebagai data pendukung kegiatan penelitian. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa implementasi pendekatan saintifik telah

dilaksanakan dengan baik dan dikemas secara sederhana, tetapi

belum memenuhi kriteria dan prinsip pendekatan saintifik

sepenuhnya. Sekolah tersebut memiliki fasilitas yang baik untuk

mendukung kegiatan pembelajaran kurikulum 2013, hal ini

menjadi faktor pendukung dalam mengimplementasikan

pendekatan saintifik. Beberapa kendala atau hambatan yang

dihadapi guru adalah peserta didik yang kurang aktif dalam

kegiatan pembelajaran dan rendahnya pemahaman guru terkait

pembelajaran kurikulum 2013. Guru mengaggap pelatihan yang

diberikan oleh pemerintah kurang efektif sehingga perlu diadakan

pelatihan khusus yang lebih efektif sehingga pembelajaran

kurikulum 2013 dapat dipahami dengan baik. Hal ini merupakan

salah satu solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan ini.

Page 60: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

48

2. Skripsi dari Irma Surya Wardani, mahasiswi Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Impelementasi

Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti di SMA Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan pendekatan deskriptif/deskriptif kualitatif. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh peneliti tersebut adalah: 1) Implementasi

Kurikulum 2013 pada mata pelajran PAI agar dapat memperoleh

hasil yang optimal maka guru harus bisa menjadi motivator peserta

didik dengan baik dan bisa membawa dan mengarahkan potensi

peserta didik tersebut. 2) keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013

melalui usaha-usaha kepala sekolah dan guru PAI yang dapat

mendorong sekolah untuk dapat mencapai visi, misi, dan

tujuannya. 3) Dalam upaya mengatasi hambatan, sekolah telah

berusaha meningkatkan kapasitas professional dan kompetensi

dengan berbagai pelatihan dan peningkatan keahlian dalam

mengajar serta memberikan akhlak dan budi pekerti yang baik bagi

peserta didik melalui Pendidikan Agama Islam.

3. Skripsi dari Ahmad Fiqih Ahsani Zaim, mahasiswa Universitas

Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Program Studi Pendidikan Agama Islam yang berjudul

“Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto”.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menganalisa

bagaimana proses pembelajaran pendekatan saintifik pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X-1 di SMA Negeri 1

Sooko Mojokerto. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1)

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto telah berjalan

dengan baik, hal ini dapat dilihat bahwa guru melaksanakan proses

Page 61: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

49

pembelajaran melalui langkah-langkah pembelajaran pendekatan

saintifk. 2) Hambatan dalam mengimplementasikan pendekatan

saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Negeri 1 Sooko Mojokerto adalah minimnya sumber-sumber dan

media pembelajaran, latar belakang peserta didik yang tidak sama,

faktor usia guru, beberapa guru yang sudah berusia senja lemah

dalam mengoperasikan komputer.

Page 62: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2

Jakarta yang beralamat di Jl. Penganten Ali No. 112 Kecamatan Ciracas

Kota Jakarta Timur. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dapat dirinci

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian

NO JENIS

KEGIATAN

BULAN

Nov Des Jan Feb Mar Apr

1 Observasi awal

2 Bimbingan

dengan dosen

3 Pembuatan

instrumen

pertanyaan

4 Pengajuan surat

izin penelitian

5 Wawancara dan

pengambilan data

lapangan

6 Pengolahan dan

analisis data

7 Melaporkan hasil

penelitian

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis

deskriptif. Penelitian ini merupakan kegiatan studi lapangan,

mengumpulkan data melalui kegiatan pengamatan atau observasi dengan

Page 63: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

51

instrument yang telah disusun sesuai data yang dibutuhkan sebagai alat

bantu peneliti dalam mengumpulkan informasi atau data. Data yang

terkumpul kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskripsi.

Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif yaitu

menafsirkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistic dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.56

Metode analisis deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan

menggambarkan keadaan atau sifat seperti adanya untuk kemudian

dilakukan analisis dengan teknik analisa kualitatif.57

C. Sumber Data

Adapun jenis data dalam penelitian ini yaitu, data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang berupa teks hasil wawancara dan

diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan

sampel dalam penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang

berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti

dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data sekunder bisa

berupa data dalam bentuk teks, gambar dan suara.58

Dalam penelitian ini, sumber data primer yaitu kepala madrasah,

wakil kepala kurikulum, dan guru mata pelajaran SKI. Sedangkan untuk

sumber data sekunder yaitu RPP SKI, profil dan sejarah MAN 2 Jakarta,

visi misi, data guru dan siswa, serta data sarana dan prasarana madrasah.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini di gunakan sebagai panduan wawancara

dan panduan angket, namun peneliti tidak menentukan urutan pertanyaan

yang ketat, pertanyaan akan dikembangkan sesuai dengan jawaban yang di

berikan subjek peneliti.

1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), Cet. XXXIX, h. 6. 2 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 157. 3 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, h. 210.

Page 64: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

52

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara

Aspek Dimensi Sub Dimensi

Implementasi

Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 Pada

Mata Pelajaran

Sejarah Kebudayaan

Islam di MAN 2

Jakarta

Tahap

Perencanaan

Pembelajaran

Kesesuaian RPP dengan

pendekatan saintifik

Pemahaman Guru

Upaya Peningkatan

Kompetensi

Tahap

Implementasi

Pembelajaran

Kegiatan Mengamati

Kegiatan Menanya

Kegiatan Mencoba

Kegiatan Menalar

Kegiatan Menyaji

Tahap

Evaluasi

Pembelajaran

Bentuk Penilaian

Penilaian Sikap

Penilaian Keterampilan

Penilaian Pengetahuan

E. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum penulis kumpulkan data-data, alangkah baiknya penulis

memilah jenis data. Jenis data yang dikumpulkan bersifat kualitatif yang

terdiri dari data primer dan sekunder mengenai implementasi pendekatan

saintifk pada kurikulum 2013.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam tindakan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.59

Teknik pengumpulan data ini terdiri dari pengumpulan data, observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Metode observasi digunakan untuk mengamati dan mencari

informasi mengenai pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam. Nasution dalam Sugiyono menyatakan bahwa

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Observasi atau

4 Lexy J. Meoleong, op. cit., h. 6.

Page 65: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

53

pengamatan juga bisa berarti teknik atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung.60 Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasar data, yakni fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Observasi yang digunakan adalah observasi yang tak berstruktur

(unstructured observation). Observasi tak berstruktur adalah observasi

yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan

diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti

tentang apa yang diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak

menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-

rambu.61

2. Wawancara

Wawancara didefinisikan sebegai diskusi antara dua orang atau

lebih dengan tujuan tertentu. Wawancara dalam penelitian kualitatif

umumnya dimaksudkan untuk mendalami dan lebih mendalami suatu

kejadian dan atau kegiatan subjek penelitian.62 Pada teknik ini, peneliti

menggunakan metode wawancara untuk menggali informasi lebih dalam

mengenai implementasi pendekatan saintifik pada mata pelajaran SKI di

MAN 2 Jakarta. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara

mendalam (In-Depth Interview). Menurut Bogdan dan Taylor, wawancara

mendalam adalah wawancara antara peneliti dengan informan yang

dilakukan berulang-ulang yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman

mengenai perspektif informan terhadap kondisi kehidupannya,

pengalaman-pengalaman, serta situasi yang dihadapi.

Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

pedoman wawancara semi terstruktur. Pedoman wawancara dibuat dengan

mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pedoman wawancara

5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet. X, h. 220. 6 Sugiyono, 2015, h. 226. 7 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Kualitatif dan Tindakan,

(Bandung: Refika Aditama, 2014), h. 213.

Page 66: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

54

(terlampir) digunakan untuk menggali informasi dari subyek penelitian di

MAN 2 Jakarta. Wawancara mendalam digunakan dalam penelitian ini agar

peneliti dapat menelusuri Implementasi Pendekatan Saintifik dalam

Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Informan yang direncanakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MAN 2

Jakarta

2. Waka Kurikulum

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data-data

tertulis sehingga dapat digunakan sebagai penguat dalam penyusunan dan

penyampaian informasi yang akan diberikan atau disajikan oleh penulis.

Studi dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah

sumber yang cukup bermanfaat, merupakan sumber yang stabil dan akurat

sebagai cermin situasi/kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis

secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.63

Dalam penelitian ini data dokumentasi merupakan data-data yang

dibutuhkan oleh peneliti diantaranya struktur organisasi madrasah, proses

kegiatan belajar-mengajar, RPP SKI, dan kegiatan sekolah lainnya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.64

8 Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h.

67. 9 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabet, 2014), Cet. IX, h.

82.

Page 67: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

55

Setelah mengumpulkan data dalam proses penelitian, peneliti akan

melakukan analisa terhadap data yang telah dikumpulkan. Analisa data

dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, membuang

yang tidak perlu, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari

tema serta polanya. Sugiyono menjelaskan, “reduksi data adalah

aktivitas merangkum data, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.”

Reduksi data dalam penelitian kualitatif sangat dibutuhkan karena

data yang dimiliki sangat beragam. Dengan demikian data yang telah

direduksi dapat mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Proses reduksi data

dalam penelitian ini dilakukan ketika melakukan transkip wawancara.

Infromasi yang ada dalam hasil wawancara tentu banyak dan sangat

kompleks sehingga perlu adanya reduksi data agar peneliti fokus pada

pokok permasalahan. Reduksi data dalam penelitian ini menggunakan

analisis tematik, yaitu metode reduksi untuk mengidentifikasi,

menganalisis, dan menyajikan pola atau tema yang ada di dalam data.65

2. Penyajian data (data display)

Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data adalah upaya dalam memilah-milah setiap satuan ke

dalam bagian yang memiliki kesamaan sehingga memberikan

kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Selain itu, penyajian

data merupakan tahapan analisis data kualitatif yang berfungsi untuk

menemukan pola hubungan antar data, sehinggga mudah untuk

dipahami. Penelitian ini akan menyajikan data berdasarkan rumusan

masalah yang telah ditentukan. Untuk menjawab rumusan masalah

10 Braun dan Clarke, Using Thematic Analysis in Psychology: Qualitative Research in

Psychology, 2013, 3 (2). pp. h. 77-101.

Page 68: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

56

penelitian, penyajian akan menjelaskan mengenai bagaimana

implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada mata

pelajaran sejarah kebudayan Islam di Madrasah Aliyah Negeri 2

Jakarta.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi ini merupakan tahapan terakhir dalam

proses analisis data. Proses penarikan kesimpulan dan verifikasi ini

didasarkan pada bukti-bukti yang telah didapatkan peneliti dalam

lagkah sebelumnya.. kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan

menjawab keseluruhan rumusan masalah yang sudah ditentukan di

awal penelitian, dan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada.

Hal ini diperkuat oleh Sugiyono, bahwa temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Kesimpulan

digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.66

G. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk memperoleh data

yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan seacara ilmiah.

Pengecekan keabsahan data digunakan untuk mencapai keakuratan

data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan wawancara.

Dengan demikian hasil anaisis penelitian mencapai tingkat mutu dan

kevalidan yang baik.

Temuan data yang mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang baik

ialah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan pada hasil

penelitian dengan data yang sesungguhnya terdapat pada objek

11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D), (Bandung: CV. Alfabeta, 2015), h. 253.

Page 69: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

57

penelitian. Sugiyono menjelaskan bahwa uji keabsahan data dapat

digunakan sebagai berikut :67

1. Pengujian kredibilitas (validitas internal)

Uji kredibilitas dalam penelitian ini yaitu anatara lain

melalui peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,

diskusi, dengan teman sejawat dan memberchecking. Seperti yang

dikatakan oleh Sugiyono bahwa meningkatkan ketekunan dapat

dikatakan sebagai usaha untuk meakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan dengan cara membaca berbagai

referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-

dokumentasi yang terkait dengan temuan sehingga peneliti akan

mendapatkan wawasan yang lebih luas dan tajam mengenai

kebenaran data yang ditemukan.

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data

dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu

mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data.68 Dan dengan triangulasi akan lebih

meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan hanya dengan

menggunakan satu pendekatan.

Paparan diatas diperkuat oleh Mathinson (1998) bahwa

menggunakan teknik pengumpulan data dengan triangulasi akan

lebih konsisten, tuntas dan pasti. Dan tentu juga nilai dari teknik

triangulasi untuk memperoleh data lebih meluas, tidak konsisten

atau kontradiksi.

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

12 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2011, h. 372. 13 Ibid.

Page 70: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

58

a. Triangulasi sumber ialah pengujian kredibilitas dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

berbagai sumber.

b. Triangulasi teknik adalah pengujian kredibilitas data

dengan cara mengecek data dari sumber yang sama dengan

teknik pengumpulan data yang berbeda.

Memberchecking adalah proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan dari

memberchecking agar informasi yang diperoleh dan akan

digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang

dimaksud sumber data atau informan. Apabila data yang

ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut

valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya. Jika data yang

diperoleh tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu

melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya

tajam, maka peneliti harus merubah temuannya dan menyesuaikan

dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

2. Pengujian Transferability (Validitas Eksternal)

Pengujian Transferability atau validitas eksternal berfungsi

untuk menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya

hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil.

Agar orang lain memahami hasil penelitian, maka peneliti

harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat

dipercaya. Dengan demikian, pembaca menjadi jelas dan mengerti

atas hasil penelitian tersebut.69 Dan hal tersebut diperkuat oleh

Sanafiah Faisal, apabila pembaca memperoleh gambaran secara

jelas mengenai penelitian tersebut, maka bisa dikatakan hasil

penelitian itu dapat diberlakukan (transferability), dan laporan

tersebut memenuhi standar transferabilitas.

3. Pengujian Dependability (Reliabilitas)

14 Ibid. h. 373.

Page 71: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

59

Uji reliabilitas dilakukan terhadap peneliti untuk mengecek

apakah hasil penelitian tersebut benar-benar

reliabilitas/dependabilitas. Dikatakan reliabilitas jika peneliti

melakukan proses turun ke lapangan untuk mendapatkan data dari

pemberi data dan setelah itu dilakukan audit atas seluruh proses

penelitiannya. Proses audit dilakukan oleh auditor yang independen

atau pembimbing untuk mengaudit seluruh aktivitas peneliti dalam

melakukan penelitian.

4. Pengujian Obyektivitas Penelitian (Confirmability)

Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah

disepakati banyak orang. Pengujian obyektivitas mirip dengan uji

reliabilitas sehingga pengujiannya bisa dilakukan secara

bersamaan. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian,

lalu dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian

merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka

penelitian tersebut telah memeneuhi standar confirmabilitiy.70

15 Ibid. h. 374.

Page 72: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah Singkat MAN 2 Jakarta

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta adalah lembaga pendidikan yang

setingkat dengan Sekolah Menengah Umum lainnya yang berciri khas

Islam di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Jakarta pada awalnya bernama

Pendidikan Pegawai Urusan dan Peradilan Agama Negeri

(PPUPAN).PPUPAN ini berdiri pada tahun 1960 yang berlokasi di

Mampang Prapatan, dan tahun 1968 direlokasi ke Pondok Pinang Jakarta

Selatan. Selanjutnya, pada tahun 1978 dari PPUPAN menjadi MAN 2

Pondok Pinang Jakarta Selatan.

Pada tahun 1981, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 tersebut

direlokasikan ke Komplek Yayasan Masjid PB. Soedirman Cijantung

Jakarta Timur. Kemudian pada Tahun 1991 direlokasi ke Jalan Penganten

Ali RT 001/06 No. 112 Ciracas Jakarta Timur. Mulai tahun pelajaran

1994/1995, MAN 2 Jakarta secara penuh telah melaksanakan Kurikulum

Baru 1994 dan pada Tahun Pelajaran 1996/1997 kelas III merupakan siswa

yang pertama kali yang melaksanakan EBTANAS dengan kurikulum 1994

dengan Program/Jurusan yang ada ialah Program Bahasa, IPA dan IPS

selain itu dibuka pula program untuk keterampilan yang meliputi : Tata

Busana, Otomotif, AC/kulkas, dan Desain Grafis.

Pada tahun 2004-2007, MAN 2 Jakarta sudah menerapkan sistim

pembelajaran yang berbasis kompetensi yang berpedoman pada

Kurikulum 2004 dimulai darikelas X (Sepuluh). Pada tahun 2009 MAN 2

Jakarta mulai menerapkan SKS dan sistem moving class. Seluruh kelas

telah dilengkapi dengan AC, Projector dan akses internet. Dan pada

Tahun Pelajaran 2010-2011, MAN 2 Jakarta bekerjasama dengan OLSH

(Our Lady of The Sacred Heart) College Adelaide Australia melalui

program BRIDGE Project yang didukung oleh Kementerian Agama RI

Page 73: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

61

dan Pemerintah Australia. Pada tahun pelajaran 2013/2014 sistem

pembelajaran di MAN 2 Jakarta kembali lagi ke sistem paket dan tidak

menggunakan sistem SKS lagi seiring diberlakukannya kurikulum 2013.

Saat ini peminatan yang ada di MAN 2 Jakarta adalah :

1. Peminatan MIPA

2. Peminatan IPS

3. Peminatan Bahasa

4. Peminatan Ilmu Keagamaan

2. Identitas Madrasah

Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta

Alamat Madrasah : JL. Penganten Ali No. 112

No. Telepon : 021-8408979

Kelurahan : Ciracas

Kecamatan : Ciracas

Kotamadya : Jakarta Timur

Provinsi : DKI Jakarta

Kode Pos : 13740

Nama Kepala Madrasah : Wido Prayoga, S.Pd

Status Madrasah : Negeri

Standar Madrasah : Terakreditasi A

Keadaan Gedung : Permanen

Nomor Statistik Madrasah : 131.1.31.7500001

NPSN : 20177959

Tahun Didirikan : 1991

Tahun Beroperasi : 1992

Status Tanah : Milik Negara

Luas Tanah : 6.000 m2

Luas Bangunan : 3.000 m2

Page 74: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

62

3. Visi MAN 2 Jakarta

“Terwujudnya Pendidikan Islami, Unggul, dan Bermartabat”

4. Misi MAN 2 Jakarta

1. Melaksanakan proses pendidikan yang meningkatkan keimanan dan

ketakwaan

2. Mengembangkan budaya madrasah melalui kegiatan keagamaan,

pembimbingan, dan pembiasaan diri.

3. Mewujudkan lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan indah

4. Meningkatkan kepedulian terhadap diri dan lingkungan

5. Melaksanakan pembelajaran 4C (komunikatif, kreatif, kolaboratif,

dan kritis) ;

6. Meningkatkan bakat, minat, dan kreativitas peserta didik, baik

akademik maupun non-akademik

7. Meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran

8. Meningkatkan kompetensi SDM yang professional

9. Meningkatkan komunikasi dan kerja sama dengan alumni, komite,

dan pihak lain yang terkait

10. Membiasakan perilaku jujur dan disiplin

11. Melaksanakan manajemen terbuka

12. Menerapkan pelayanan prima

5. Tujuan Madrasah

1. Memiliki kepribadian, bertutur kata, berperilaku islami dan

berkarakter bangsa Indonesia;

2. Terciptanya peningkatan pembiasaan membaca Al-Qur’an,

pemahaman, dan pengamalan Al-Qur’an;

3. Terlaksananya pembiasaan Tadarus Tahfizh Dhuha (TTD), Shalat

berjamaah dan Kegiatan Keputrian;

4. Tercapainya Tahfizh Al-Qur’an juz 28, 29, 30, dan hadis Arbain

5. Memiliki budaya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun )

Page 75: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

63

6. Terwujudnya lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan indah

7. Terciptanya kepedulian terhadap diri dan lingkungan

8. Tercapainya rerata nilai akhir akademik peserta didik minimal 75

dan mencapai kelulusan 100%;

9. Peserta didik diterima di Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan

Tinggi Swasta ternama, dan atau Perguruan Tinggi Luar Negeri

minimal 70%;

10. Terlaksananya pembimbingan/pelatihan ekstrakurikuler sesuai

dengan kemampuan, bakat, dan minat peserta didik;

11. Terlaksananya budaya literasi dan pembelajaran digital;

12. Menjuarai lomba-lomba akademik dan non-akademik, baik

tingkat provinsi, nasional, maupun internasional;

13. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai

14. Memiliki SDM yang profesional

15. Terwujudnya komunikasi dan kerja sama dengan alumni, komite,

dan pihak lain yang terkait

16. Terwujudnya perilaku jujur dan disiplin

17. Terlaksananya manajemen madrasah yang terbuka dan akuntabel

18. Terlaksananya pelayanan prima

6. Jumlah Ruang Kelas dan Rombongan Belajar Tahun Pelajaran

No. Kelas Jumlah Ruang

Kelas

Jml. Rombongan

Belajar Keterangan

1. X 8 8 Pagi

2. XI 8 8 Pagi

3. XII 8 8 Pagi

Page 76: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

64

7. Fasilitas Dan Sarana

1. Sarana dan Prasarana Sekolah

No. Jenis Fasilitas

1 Ruang Kelas

2 Ruang Kepala Madrasah

3 Ruang Wakil Kelapa Madrasah

4 Ruang Guru

5 Ruang Tata Usaha

6 Laboratorium :

a. Komputer

b. Fisika

c. Biologi

d. Kimia

e. Bahasa

f. Keagamaan

7 Perpustakaan

8 Ruang Kesenian

9 Ruang BP/BK

10 Ruang Aula

11 Masjid/Mushallah

12 Kantin

13 Toilet Guru & Karyawan

14 Toilet Siswa

15 Koperasi

16 Komputer Kantor

17 Komputer Siswa

18 Printer

19 Scan Nilai

20 Audio Visual

21 Mesin Foto coppy

22 Mesin Fax

23 Meja Guru

Page 77: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

65

24 Meja TU

25 Meja Siswa

26 Lemari Piala

27 Filling Kabinet

28 LCD/Projector

29 Kendaraan Operasional (Mobil Elp)

30 Motor

31 AC

32 Kipas Angin

33 Laptop

34 Pengeras Suara

35 TV Display

36 Lapangan Volley Ball

37 Lapangan Basket

38 Lapangan Futsal

39 Lapangan Badminton

40 Lapangan Tenis Meja

41 Saung Gazebo

Dll

2. Sarana Ibadah

No. Nama Sarana Jumlah Ukuran Keterangan

1. Masjid Jami’ Attaqwa 1 375 m2 Permanen

2. Masjid Sayyidina

Hamzah 1 196 m2 Permanen

8. Peminatan / Jurusan

No. Peminatan / Jurusan Jumlah Kelas

X XI XII

1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 3 3 3

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 3 3 3

Page 78: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

66

3. Ilmu Pengetahuan Bahasa 1 1 1

4. Ilmu Keagamaan 1 1 1

9. Personil Madrasah

1. Jumlah Pendidik / Guru

No. Guru Negeri (ASN)

Guru Honorer Jumlah Kemenag DPK

1.

30 3 9 50

2. Jumlah Tenaga Kependidikan/Karyawan

No. Jabatan PNS PTT/Honorer Jumlah

1. Kepala Tenaga

Kependidikan 1 1

2. Tenaga

Kependidikan 9 3 12

3. Petugas Kebersihan 1 4 5

4. Satuan Pengamanan 1 2 3

Jumlah 12 9 21

3. Pimpinan dan Staf Pimpinan MAN 2 Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019

Jabatan Nama

Kepala Madrasah Wido Prayoga, S.Pd

Kepala TU / Tenaga Kependidikan Erni Julia, SE

Wakil Kepala Bid. Kurikulum Saepul, S. Pd., MM

Wakil Kepala Bid. Kesiswaan Dahlan, S.Ag

Wakil Kepala Bid. Sarpras Dewi Setiawaty, S.Pd

Wakil Kepala Bid. Humas Yuyum Daryumi, S.Pd

Pembina OSIS Zamal, S.Pd.I

Page 79: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

67

4. Daftar Wali Kelas Tahun Pelajaran 2019/2020

NO NAMA PENDIDIK WALI KELAS

1 M. CHOIRUL IRFAN, S.Ag X IPA 1

2 SYAHRUDIN, S.Ag X IPA 2

3 ENDANG HERLINA, SP. X IPA 3

4 WASIATUROHMAH, S.Pd X IPS 1

5 IIS WULANSARI, S.Pd X IPS 2

6 Dra. DARSIH X BHS

7 SAYIDATUL UMMAH, S.Hum X AGM

8 FITRIYAH, S.Ag XI IPA 1

9 ANITA FATMAWATI, M.Pd XI IPA 2

10 Hj. KAHFI SABARIAH, M.Fis XI IPA 3

11 WIDI UTAMI DEWI, S.Sos XI IPS 1

12 SUDARSO, M.Pd XI IPS 2

13 AHMAD IRFAN, S.Pd XI BHS

14 ZAENAL, S.Ag XI AGM

15 HALWANURROFIQ, S.Si XII IPA 1

16 SRI HANDAYANI, S.Pd XII IPA 2

17 Dra. Hj. LATIFAH TUNNAIN, M.Pd XII IPA 3

18 RINI DWI ASTUTI, S.Pd XII IPS 1

19 ENDANG PALUPI, M.Pd XII IPS 2

20 Dra. IDA SUMARSIH, MM XII IPS 3

21 YELLI GUSRITA, S.Ag, M.Pd.I XII BHS

22 MUTHMAINNAH, S.AG XII AGM

1. Daftar Nama Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Nama NIP Gol

Pend

.

Tera

khir

Mapel

Utama/T

ugas

Utama

Status

1 Wido Prayoga,

M.Pd 198004162005011005

IV/

a S1 Sejarah PNS

2 Dra. Sumarni 196005301985032004 IV/

b S1 Pkn PNS

Page 80: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

68

No Nama NIP Gol

Pend

.

Tera

khir

Mapel

Utama/T

ugas

Utama

Status

3 Dra. Darsih 196202091988032001 IV/

b S1

Bahasa

Indonesia PNS

4 Drs. Mas'ud,

M.Pd 196511091993031002

IV/

b S2

Bahasa

Inggris PNS

5 Dra. Ida

Sumarsih, MM 196706111994032002

IV/

b S1 Ekonomi PNS

6 Drs. Sudiarto 196406281989031007 IV/

b S1 Fisika PNS

7 Drs. Erwan 196210081989101001 IV/

b S1 Kimia PNS

8 Dra. Is Yuliati 196803141995032001 IV/

a S1 Biologi PNS

9 M. Choirul

Irfan, S.Ag 196911051998031003

IV/

a S1

Bahasa

Indonesia PNS

10 Syahrudin,

S.Ag 196804122001121001

IV/

a S1

Matemati

ka PNS

11

Dra. Hj.

Latifah

Tunnain,

M.Pd

196808022002122001 IV/

a S2

Bahasa

Indonesia PNS

12 Hj. Kahfi

Sabariah,

M.P.Fis

196902262005012001 IV/

a S2 Fisika PNS

13 Sri Handayani,

S. Pd 196904221995122001

IV/

a S1

Bahasa

Inggris PNS

14 Mutmainnah,

S.Ag 197105252002122002

IV/

a S1

Bahasa

Arab PNS

15 Mohammad

Amin,S.Ag 196905112002121002

III/

d S1 Fikih PNS

16 Sudarso, M,Pd 196912072003121003 III/

d S2 Ekonomi PNS

17 Rini Dwi

Astuti, S.Pd 197610202003122002

III/

d S1

Matemati

ka PNS

18 Ahmad Irfan,

S.Pd 197606302003121002

III/

d S1

Bahasa

Inggris PNS

19 Dewi

Setiawaty,

S.Pd

197904242005012009 III/

d S1

Bahasa

Jerman PNS

20 Yuyum

Daryumi, S.Pd 197308172005012004

III/

d S1

Bahasa

Indonesia PNS

21 Zaenal, S.Ag 197104062005011001 III/

d S1

PAI/ Al

Qur'an

Hadits

PNS

Page 81: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

69

No Nama NIP Gol

Pend

.

Tera

khir

Mapel

Utama/T

ugas

Utama

Status

22 Fitriyah, S.Ag 198001222005012005 III/

c S1

Matemati

ka PNS

23 Endang

Palupi, S.Pd 197108142009012000

III/

c S1 Sejarah PNS

24 Dahlan, S.Ag 197312302007101001 III/

c S1

Akidah

Akhlak PNS

25 Dony Robygus

Kurniawan,

S.Pd

198211112009011011 III/

c S1

Penjas

Orkes PNS

26 Anita

Fatmawati, S.

Pd

198308012009012012 III/

c S1 Kimia PNS

27 Zamal, S.Pd.I 197810272009011008 III/

c S1 Fikih PNS

28 H. M. Zainal

Arifin, Lc, Ma 197506222000121001

III/

b S2

Bahasa

Arab PNS

29 Dra. Hj. Esti

Suprapti 196203292007012004

III/

b S2 Ekonomi PNS

30 Prihtian

Susanti, Se,

MM

197502182007012015 III/

b S2 Sosiologi PNS

31 Dwi Indriani,

S.Pd 196909152007012037

III/

b S1 Geografi PNS

32 Sri Nurjannah,

S.Pd 197311212007012010

III/

b S1

Bahasa

Indonesia PNS

33 Halwanurrofiq

, S.Si 198012092009011011

III/

b S1

Matemati

ka PNS

34 Tri Agustin

Rahmawati,

S.Pd

197908092007102009 III/

b S1 Geografi PNS

35 Saepul, S.Pd.,

MM 198105072007101002

III/

b S1 Biologi PNS

36 Wasiaturohma

h, S.Pd 198107272009012009

III/

b S1

Penjas

Orkes PNS

37 Wida Fery

Astini, S.Kom 198202222007102005

III/

b S1

Bimbinga

n TIK PNS

38 Widi Utami

Dewi, S.Sos 198407222011012018

III/

b S1

Antropolo

gi PNS

39 Sami'An, S.

Ag 196709122007011001

III/

b S1

Bimbinga

n BK PNS

Page 82: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

70

No Nama NIP Gol

Pend

.

Tera

khir

Mapel

Utama/T

ugas

Utama

Status

40 Yelli Gusrita,

S.Ag, M.Pd.I 197412102007102001

III/

a S2 SKI PNS

41 Susiana

Maulida, S. Pd - - S1

Bimbinga

n BK

Honor

er

42 Endang

Herlina, Sp - - S1 Biologi

Honor

er

43 Iis Wulansari,

S. Pd - - S1

Bahasa

Inggris

Honor

er

44 Nofiana Lis

Sartika, Se - - S1

Bimbinga

n TIK

Honor

er

45 Naini

Rohmawaty,

S.Pd

- - S1 Bimbinga

n BK

Honor

er

46 Zulfikar

Abriyanto,

S.Pd

- - S1 Seni

Budaya

Honor

er

47 Joko

Sembodo,

S.Tp

- - S1 Matemati

ka

Honor

er

48 Adam Toqo,

S.Pd.I S1

Bahasa

Arab

Honor

er

49 Luthfi

Assagaf,

S.Pd.I

- - S1 Al qur'an

Hadist

Honor

er

50 Erni Julia, SE 197307092002122002 III/ S1 Kepala

TU PNS

51 Ahmad

Baihaqi S.Ag. 196907152006041002

III/

c S1

Tenaga

Kependidi

kan

PNS

52 Mukidi, SE 196801111986031001 III/

c S1

Tenaga

Kependidi

kan

PNS

53 Imam Sudrajat

S.Kom 197905082009011005

III/

b S1

Tenaga

Kependidi

kan

PNS

54 Fadilah, S.Pd. 196903102006042002 III/

b S1

Tenaga

Kependidi

kan

PNS

55 Dwi

Kristianingsih,

SE

197205132009122001 III/

b S1

Tenaga

Kependidi

kan

PNS

56 Partinah, SE 197611052005012004 III/

b S1

Tenaga

Kependidi

kan

PNS

Page 83: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

71

No Nama NIP Gol

Pend

.

Tera

khir

Mapel

Utama/T

ugas

Utama

Status

57 Muhamad

Munawar A 197507012006041010 II/c S1

Tenaga

Kependidi

kan

PNS

58 Siti Suryani 197107232007012022 II/b SPG

Tenaga

Kependidi

kan

PNS

59 Arif Mulyono 197612222009101001 II/b MA

N

Tenaga

Kependidi

kan

PNS

60 Rodin 196308162007011024 II/b SMA

Tenaga

Kebersiha

n

PNS

61 Tina Rizkiyah - - SMA

Tenaga

Kependidi

kan

Honor

er

62 Nursetiyono,

S.IP - - S1

Tenaga

Kependidi

kan

Honor

er

63 Ahmad

Daelami, SH - - S1

Tenaga

Kependidi

kan

Honor

er

64 Samsuri - - SMP

Tenaga

Kebersiha

n

Honor

er

65 Salim - - SMA

Tenaga

Kebersiha

n

Honor

er

66 Agung

Pramuji - - SMA

Tenaga

Keamana

n

Honor

er

67 Iwan - - SMA

Tenaga

Kebersiha

n

Honor

er

68 Eni Mulyanih - - SMP

Tenaga

Kebersiha

n

Honor

er

69 Maman

Suherman

Tenaga

Keamana

n

Honor

er

70 Imam Sukoco

Tenaga

Keamana

n

Honor

er

Page 84: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

72

J. KEADAAN PESERTA DIDIK

1. Jumlah Perserta Didik

No. Kelas Jumlah Siswa

2017/2018 2018/2019 2019/2020

1. X 262 243 260

2. XI 266 266 242

3. XII 243 262 265

Jumlah 701 742 768

2. Persentase Kelulusan Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir

No. TAHUN

PELAJARAN

JUMLAH LULUS

IPA IPS BHS AGM JML

1. 2016/2017 100% 100% 100% 100% 100%

2. 2017/2018 100% 100% 100% 100% 100%

3. 2018/2019 100% 100% 100% 100% 100%

1. Output Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir

Tahun Pelajaran Melanjutkan ke..

PTN PTS Bekerja/Lain2

2016/2017 79 109 54

2017/2018 40 165 37

2018/2019

K. ANGGOTA KKM

No. Nama Madrasah Alamat/Telp.

1. MA Al-Hamid Jl. Raya MABES ABRI Cilangkap No. 1

Cipayung Jak-Tim (021) 8447901

2. MA. Ulul Ilmi Jl. Masjid Al Akbar Rt.005/02 Munjul Cipayung

Jakarta Timur

L. PRESTASI MAN 2 JAKARTA 3 TAHUN TERAKHIR

Page 85: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

73

No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga

ra

1 2018

Lomba Robotik

International Youth

Robot Competition

(IYRC) 2018

Bangkok Thailand

Internasion

al

Juara I Kategori

Humanoid

Robot Mission

IYRA

(International

Youth Robot

Assosiation)

2 2018

Lomba Robotik

International Youth

Robot Competition

(IYRC) 2018

Bangkok Thailand

Internasion

al

Juara 8

Kategori

Creative

Desgn Project

IYRA

(International

Youth Robot

Assosiation)

3 2018

Pencak Silat pada

STIEMJ National

Championship 2

Piala Ketum

Dewan Masjid

Indonesia

JABODET

ABEK

Juara 3

Festival

Berkelompok

GOR PKP

4 2018

Pencak Silat pada

STIEMJ National

Championship 2

Piala Ketum

Dewan Masjid

Indonesia

JABODET

ABEK

Juara 1

Festival

Bercerita

GOR PKP

5 2018

Pencak Silat pada

STIEMJ National

Championship 2

Piala Ketum

Dewan Masjid

Indonesia

JABODET

ABEK

Juara 2

Festival

Berpasangan

Putri

GOR PKP

6 2018 Lomba Tahfidz

Qur’an

JABODET

ABEK

Juara 1

dan 3

SMP dan

SMA Al

Ma’ruf

Jakarta

7 2018

MTQ Akhwat

Lomba

Keterampilan

Agama (LOKETA)

V

JABODET

ABEK Juara 1

SMAN 106

Jakarta

8 2018

LCTI pada kegiatan

pentas seni islam

Exclusive 2018

JABODET

ABEK Juara 1

SMAN 5

Bekasi

9 2018 Hafidz Al-Qur’an JABODET

ABEK Juara 1

Universitas

MH Thamrin

Jakarta

10 2018 Kaligrafi JABODET

ABEK Juara 1

Universitas

MH Thamrin

Jakarta

Page 86: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

74

No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga

ra

11 2018 Pencak Silat pada

UMJ OPEN V

JABODET

ABEK

Juara 1 Seni

beregu putri

Universitas

Muhammadi

yah Jakarta

12 2018

Pencak Silat pada

STIEMJ National

Championship 2

Piala Ketum

Dewan Masjid

Indonesia

JABODET

ABEK

Juara 2 beregu

putri GOR PKP

13 2018

MTQ Akhwat

dalam Rohis DKI

Jakarta

Competition

Provinsi

DKI

Jakarta

Juara 2 Kemenag

DKI Jakarta

14 2018

Da’i Ikhwan dalam

Rohis DKI Jakarta

Competition

Provinsi

DKI

Jakarta

Juara 1 Kemenag

DKI Jakarta

15 2018

MTQ Ikhwan

dalam Rohis DKI

Jakarta

Competition

Provinsi

DKI

Jakarta

Juara 3 Kemenag

DKI Jakarta

16 2018 CCI dalam Twitter

2018

Kota

Jakarta

Timur

Juara 3 SMAN 14

Jakarta

17 2018

Lomba Robotic

kategori Line

Follower

JABODET

ABEK Juara 1

MTs PKP

Jakarta

18 2018 Lomba Silat JABODET

ABEK

Juara 1

kategori

Beregu

MTs PKP

Jakarta

19 2018 Lomba Silat JABODET

ABEK

Juara 2

kategori

Tanding

MTs PKP

Jakarta

20 2018 Lomba Silat JABODET

ABEK

Juara 1

kategori

Tanding

MTs PKP

Jakarta

21 2018 Lomba Silat JABODET

ABEK

Juara 2

kategori

Berkelompok

MTs PKP

Jakarta

22 2018 MTQ Akhwat

Kota

Jakarta

Timur

Juara 3 MAN 14

Jakarta

23 2018 MTQ Akhwat

Kota

Jakarta

Timur

Juara 3 SMAN 39

Jakarta

24 2018 Pekan Lomba MTQ

Kota

Jakarta

Timur

Juara 1 MAN 15

Jakarta

Page 87: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

75

No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga

ra

25 2018

Bulu Tangkis pada

Art and Sport

Competition

(ASCO)

Kota

Jakarta

Timur

Juara 3

Universitas

Mercu Buana

Kampus

Kranggan

26 2017

MTQ dalam rangka

RHSC 50 VOLL 2

( Rohis

Competition )

Kota

Jakarta

Timur

Juara 1 SMAN 50

Jakarta

27 2017

Tilawah Golongan

Remaja Putra pada

LPTQ Ciracas

Kota

Jakarta

Timur

Juara 1

Kecamatan

Ciracas

Jakarta

Timur

28 2017

Tilawah Golongan

Remaja Putri pada

LPTQ Ciracas

Kota

Jakarta

Timur

Juara 2

Kecamatan

Ciracas

Jakarta

Timur

29 2017 MTQ pada IFTOR

48

Kota

Jakarta

Timur

Juara 2 SMAN 48

Jakarta

30 2017 MTQ pada Comfest

2017

Kota

Jakarta

Timur

Juara 2 MAN 9

Jakarta

31 2017

Kejuaraan Pencak

Silat Jakarta

Championship 8

Kota

Jakarta

Timur

Juara 3

Kategori

Beregu

JKTC 8

32 2017 Wisata Nusantara

Bersatu ke-2 Nasional Peserta

Markas

Besar

Angkatan

Darat

33 2017

Lomba Pidato

Memperingati Hari

Anti Korupsi

Provinsi

DKI

Jakarta

Juara 2

Kejaksaan

Tinggi DKI

Jakarta

34 2017

Pencak Silat pada

Kompetisi Antar

Kelas Ke-IX Tapak

Suci

Kota

Jakarta

Timur

Juara 2

Kategori

Tanding

PEMPRES

TMII di

GOR Ciracas

35 2017

Pencak Silat pada

Kompetisi Antar

Kelas Ke-IX Tapak

Suci

Kota

Jakarta

Timur

Juara 1

Kategori

Tanding

PEMPRES

TMII di

GOR Ciracas

36 2017

Pencak Silat pada

Kompetisi Antar

Kelas Ke-IX Tapak

Suci

Kota

Jakarta

Timur

Juara 1

Kategori

beregu

PEMPRES

TMII di

GOR Ciracas

37 2017 Lomba MHQ JABODET

ABEK Juara 2

SMAN 39

Jakarta

Page 88: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

76

No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga

ra

38 2017

CCI dalam Lomba

Keterampilan

Agama (LOKETA)

V

JABODET

ABEK Juara 3

SMAN 106

Jakarta

39 2017

Kegiatan Giat

Prestasi dalam

rangka

memperingati HUT

Pramuka Unindra

yang ke-6

JABODET

ABEK

Juara Umum

Putri

Unindra

Jakarta

40 2017

Perkemahan

Pramuka Madrasah

Nasional III

Nasional Peserta Kementerian

Agama Pusat

41 2017

Kaligrafi pada

Sixty Four Islamic

Competition

JABODET

ABEK Juara 1

SMAN 64

Jakarta

42 2017 Lomba Kaligrafi JABODET

ABEK Juara 2

SMAN 62

Jakarta

43 2017 Lomba Kaligrafi JABODET

ABEK Juara 3

SMAN 39

Jakarta

44 2017

Lomba TTG pada

kegiatan Giat

Prestasi dalam

rangka

memperingati HUT

Pramuka Unindra

yang ke-6

JABODET

ABEK Juara 1

Unindra

Jakarta

45 2017

Lomba MTQ di

SMA Negeri 61

Jakarta

JABODET

ABEK Juara 1

SMA Negeri

61 Jakarta

46 2017

Lomba Da'i di

SMA Negeri 61

Jakarta

JABODET

ABEK Juara 1

SMA Negeri

61 Jakarta

47 2017

Da’i dalam

Kegiatan Festival

Islam Nam Lapan

2017

JABODET

ABEK Juara 1

SMAN 68

Jakarta

48 2017

Da’i dalam Lomba

Keterampilan

Agama (LOKETA)

V

JABODET

ABEK Juara 1

SMAN 106

Jakarta

49 2017

MTQ dalam Lomba

Keterampilan

Agama (LOKETA)

V

JABODET

ABEK Juara 1

SMAN 106

Jakarta

50 2017 MTQ Ikhwan Sixty

Four Islamic

JABODET

ABEK Juara 1

SMAN 64

Jakarta

Page 89: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

77

No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga

ra

Competition

51 2017

Kegiatan Seleksi,

Pembekalan dan

Pengiriman KIR ke

Tingkat Provinsi

DKI Jakarta

Kota

Jakarta

Timur

Juara 2 IPA

Unit

Pengelola

Gelanggang

Remaja

Jakarta

Timur

52 2017

Lomba Ratoeh

Jaroe Carnival 5th

2K17

JABODET

ABEK Juara 3

SMA PKP

Jakarta

53 2017

Lomba Da'iah di

SMA Negeri 61

Jakarta

JABODET

ABEK Juara 2

SMA Negeri

61 Jakarta

54 2017

Lomba MTQ di

Sma Negeri 61

Jakarta

JABODET

ABEK Juara 1

SMA Negeri

61 Jakarta

55 2017

Lomba Da'i di

SMA Negeri 68

Jakarta

JABODET

ABEK Juara 1

SMA Negeri

68 Jakarta

56 2016 Raimuna Kwartir

Ranting Ciracas

JABODET

ABEK Peserta

Kwartir

Ranting

Ciracas

Jakarta

Timur

57 2016

Kompetisi Robot

Line Follower

“Electro Open

Robotic VII”

JABODET

ABEK Juara 3 UNJ Jakarta

58 2016

Perkemahan Ilmiah

Remaja Nasional

XV

Nasional Peserta LIPI

59 2016

National Scietific

Paper Competition

Senior High School

Category ( KIR )

Nasional Juara 2 UPI

Bandung

60 2016

Juno'S Club Intern

Taekwondo

Tournament

PROVINSI Medali Perak

61 2016

Lomba Robotik Di

Universitas

Prasetya Mulya

Tangerang

JABODET

ABEK Juara 1

Universitas

Prasetya

Mulya

Tangerang

62 2016

Lomba Semaphore

Pramuka di UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

JABODET

ABEK Juara 1

UIN Syarif

Hidayatullah

Page 90: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

78

No Tahun Jenis Perlombaan Tingkat Prestasi Penyelengga

ra

Jakarta

63 2016

Juara 1 Semaphore

Pramuka Uin Syarif

Hidayatullah

Jakarta

JABODET

ABEK Juara 2

UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta

64 2016

Kompetisi Sains

Madrasah

(KSM)/(OSN)

Provinsi

DKI

Jakarta

Juara 2

Mapel

Matematika

Kemenag

DKI

65 2016

Lomba Robotik

tingkat

internasional

Internasion

al JUARA 2

PEMDA

DKI JKT di

SMA PKP

66 2016 Lomba Robotik

Piala Menristek Nasional JUARA 2

SMA MH

THAMRIN

JAKARTA

67 2016 Lomba Robotik

Walikota Depok

JABODET

ABEK JUARA 1

Walikota

Depok

68 2016 Lomba Robotik

Walikota Depok

JABODET

ABEK JUARA 2

Walikota

Depok

B. Hasil Pembahasan

1. Perencanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam

Sebelum guru melaksanakan pembelajaran di kelas, guru diwajibkan

untuk menyusun dan memiliki rancangan untuk kegiatan belajar-mengajar

atau yang biasa disebut dengan RPP (Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran). Salah satu tugas pokok guru adalah merencanakan

pembelajaran sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013

tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang

menyebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian

Page 91: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

79

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.71

RPP yang digunakan dalam pembelajaran SKI di MAN 2 Jakarta dibuat

sendiri oleh guru mata pelajaran SKI, Ibu Yelli Gusrita, M.Pd.I., selaku

guru kelas XI dan XII, dan Bu Sayidatul Ummah, S.Hum., selaku guru

kelas X. Bahkan untuk silabus kedua guru SKI tersebut juga membuatnya.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Yelli selaku guru mata pelajaran SKI,

bahwa :

“Iya buat RPP sendiri, malah silabus yang ga ada, ibu buat

sendiri.”72

Berbeda dengan Bu Ummah, guru SKI kelas X beliau tidak

membuat RPP sendiri, beliau menggunakan RPP yang diambil dari

internet. Tetapi, beliau sudah mempunyai rencana apa yang nanti akan

diajarkan dikelas. Hal ini disampaikan oleh Bu Ummah selaku guru

mata pelajaran SKI kelas X :

“Tidak. Saya pribadi saya tidak membuat RPPnya sendiri

(secara administrasi tertulis), tetapi saya ambil dari internet. Setiap kali

saya mau masuk kelas, saya sudah punya rencana apa saja yang akan

saya kerjakan tapi memang tidak terlalu sesuai dengan apa yang ada di

RPP”.73

Dalam membuat RPP tidak semena-mena membuat dengan

keinginan sendiri, tetapi sudah ada ketentuan atau pedoman penyusunan

RPP yang legal sebagaimana tertuang dalam Permendikbud No. 22

tahun 2016 tentang komponen RPP yang berjumlah 13 komponen.

Seiring berjalannya waktu, Mendikbud membuat aturan baru dalam

penyederhanaan penyusunan RPP yang tertuang dalam Permendikbud

71 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar

dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud RI, 2013), hal. 6 72 Wawancara bersama Ibu Yelli Gusrita, guru mata pelajaran SKI kelas XI dan XII, pada

hari Selasa, 3 Maret 2020, pukul 08.30 WIB 73 Wawancara bersama Ibu Sayidatul Ummah, guru mata pelajaran SKI kelas X, pada hari

Selasa, 25 Februari 2020, pukul 16.00 WIB

Page 92: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

80

No. 14 tahun 2019 bahwa penyusunan RPP dilakukan dengan prinsip

efisien, efektif dan berorientasi pada peserta didik.

RPP yang digunakan oleh Ibu Yelli Gusrita untuk mata pelajaran

SKI sudah sesuai dengan permendikbud, dan menggunakan perpaduan

antara Permendikbud No.22 tahun 2016 dengan Permendikbud No. 103

tahun 2014. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibu Yelli.

“Insya Allah sudah sesuai dengan permendikbud, kalau kata ibu.

Nanti kan ada lagi, kalau pimpinan atau waktu supervisi dinilai

oleh supervisornya, nah kalau katau ibu yang ibu buat nanti kan

dapet nilai lagi.. gitu kann.. Pasti adalah plus minusnya.. nanti

itulah masukan untuk perbaikan RPP yang jadi lebih bagus”.74

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bu Ummah.

“Kalau kesesuaian pasti, RPP yang dibuat sudah sesuai dengan

permendikbud”.75

Maka perencanaan pembelajaran yang disiapkan oleh guru dapat

membantu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam

melayani kebutuhan belajar peserta didik dan dapat digunakan sebagai

peodman guru dalam mengajar, dan pedoman siswa dalam belajar. Hal

ini sangat bermanfaat sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai

tujuan pembelajaran, sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan

wewenang dan sebagai alat efektif atau tidaknya suatu kegiatan.

2. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, peneliti melihat

pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik pada

mata pelajaran SKI berjalan dengan baik dan metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru disesuaikan dengan karakterisik peserta didik

agar peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

74 Wawancara bersama Ibu Yelli Gusrita, guru mata pelajaran SKI kelas XI dan XII, pada

hari Selasa, 3 Maret 2020, pukul 08.33 WIB 75 Wawancara bersama Ibu Sayidatul Ummah, guru mata pelajaran SKI kelas X, pada hari

Selasa, 25 Februari 2020, pukul 16.02 WIB

Page 93: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

81

Pertama, pada kegiatan pendahuluan. Sebelum memulai pelajaran,

guru memberikan salam dan berdoa bersama-sama. Disini, guru tidak

selalu memimpin doa bersama di kelas, tetapi kadang mempersilahkan

siswa untuk untuk memimpin doa, dalam hal ini guru melatih

keberanian mental siswa dan kemampuan leadership siswa. Setelah itu

guru mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen, lalu guru

melakukan apersepsi dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

guru seperti melakukan games, membuat kuis singkat, dan bisa juga

menampikan sebuah video yang berkaitan dengan materi. Kegiatan

apersepsi dilakukan agar menarik perhatian siswa agar siswa senang

dan fokus pada materi yang nantinya akan disampaikan oleh guru dan

juga guru dapat memastikan kalau siswa sudah siap menerima

ilmu/materi yang akan disampaikan oleh guru. Setelah melakukan

apersepsi, guru mereview materi pertemuan sebelumnya, hal seperti ini

dilakukan guna kembali mengingatkan siswa dan bisa pula sebagai

kelanjutan antara materi pada pertemuan sebelumnya dengan materi

yang akan diajarkan. Setelah mereview materi, tahap selanjutnya masuk

pada kegiatan inti pembelajaran yang menggunakan tahapan

pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, mencoba,

menalar dan mengkomunikasikan (5M).

Pada pembelajaran mata pelajaran SKI, guru mengarahkan peserta

didik kearah pendekatan saintifik di dalam proses belajar-mengajar

yang meliputi:

a. Mengamati

Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat kegiatan mengamati

yang dilakukan oleh peserta didik adalah mengamati gambar,

memperhatikan video sebagai bahan ajar yang sedang disampaikan

oleh teman kelompoknya yang sedang presentasi di depan kelas,

dan/atau menyimak ceramah yang sedang disampaikan oleh guru, dan

guru juga menampilkan slide power point di depan kelas sebagai bahan

Page 94: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

82

ajar dan menyampaikannya kepada peserta didik, dan peserta didik

mengamati dan mencatat sekiranya itu penting untuk dicatat.

Pada saat kegiatan mengamati berlangsung, peserta didik antusias

untuk menyimak materi baik yang sedang disampaikan oleh temannya

ataupun guru. Hal ini terlihat dari respon peserta didik ketika peserta

didik fokus memperhatikan apa yang sedang disampaikan pada saat

kegiatan pembelajar berlangsung. Dalam pembelajaran, guru tidak

selalu menciptakan suasana yang kaku, yang membuat peserta didik

merasakan kejenuhan. Pembawaan cara mengajar guru tidaklah kaku,

guru beberapa kali membuat peserta didik tertawa dengan memberi

sedikit candaan agar peserta didik tidak jenuh, tetap santai tetapi serius

dalam menyimak materi. Guru sekali-kali mengaitkan antara materi

yang sedang disampaikan dengan fenomena diluar atau kehidupan

nyata dengan mengambil nilai-nilai kehidupan yang dapat diterapkan

dikehidupan nyata.

Hal ini senada dengan firman Allah SWT, yang merupakan wahyu

pertama yang diturunkan oleh-Nya.

(١: لقعال لق اق رأ بسم رب ك الذي خ (

“Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.”

(Q.S. Al-‘Alaq: 1)76

Pada ayat tersebut terdapat kata " ق رأ ا " yang dapat menunjukkan

arti membaca. Makna yang terkandung dalam membaca adalah bagian

dari proses menyerap ilmu pengetahuan. Makna yang terkandung

dalam membaca pada ayat satu tersebut memiliki aneka ragam arti,

yaitu menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, dan

mengetahui ciri-ciri.77

Kegiatan membaca merupakan cara untuk menggali informasi dari

berbagai sumber ilmu pengetahuan yang telah Allah berikan kepada

76 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan 77 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Vol. 15,

Jakarta: Lentera Hati, 2002, hal. 454

Page 95: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

83

manusia. Proses pembelajaran diawali dari hal yang sederhana yaitu

mengamati. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahin as., ketka

menemukan Tuhannya. Diawali dengan melihat bintang-bintang yang

indah, lalu rembulan yang menawan, kemudian matahari yang

menakjubkan, sehingga beliau menyimpulkan bahwa dibalik semua hal

tersebut ada sesuatu yang menciptakannya, sesuatu yang maha besar

dibalik keindahan ciptaannya tersebut.

ن ن م ا أ وم ا يف ن اوات والرض ح م ر الس ط ي ف لذ ي ل ه ت وج ه ن وج إي )الانعام: ٧٩( رك ش م ال

“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang

menciptkan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang

benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang

mempersekutukan Tuhan” . (QS. Al-An’am: 79)78

Proses pembelajaran yang dilakukan nabi Ibrahim sejalan dengan

proses dalam pembelajaran yang diawali dengan kagiatan mengamati.

Dalam kegiatan mengamati ini nabi Ibrahim memperhatikan, melihat,

memperhatikan ciptaannya, kemudian menganalisis lalu disimpulkan.

Dalam pembelajaran saintifik, kegiatan ini merupakan pembelajaran

inti yang termasuk dalam rangkaian kegiatan mengamati.

b. Menanya

Untuk kegiatan menanya, kegiatan menanya ini dilakukan oleh siswa

ketika; siswa mengajukan pertanyaan setelah guru menjelaskan materi,

setelah presentasi yang dilakukan oleh temannya di kelompok lain, dan

juga setelah proses mengamati gambar atau video baik yang dilakukan

oleh guru ataupun siswa di kelompok lain, dan buku yang sudah dibaca

siswa. Beberapa kali kegiatan menanya ini dilakukan karena guru

menstimulus siswa agar siswa mau bertanya dan berpartisipasi aktif

agar tercipta suasana kelas yang interaktif, inspiratif dan

78 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan

Page 96: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

84

menyenangkan agar pembelajaran dikelas berjalan dengan efektif. Di

dalam al-Qur’an, Allah SWT telah menganjurkan kepada para

pembelajar untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dengan bertanya.

لوا أهل ٱلذ كر إ ن كنتم لا ت علمون ما أرسلنا من ق بلك إلا رجالا نوحى إ ليهم فس

“Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad),

melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka;

maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika

kamu tidak mengetahui”. (QS. An-Nahl: 43)79

Pertanyaan merupakan salah satu sikap kritis yang muncul dari

proses berpikir manusia atau sebuah ekspresi dari sifat keingintahuan

seseorang akan sebuah informasi yang dituangkan dalam sebuah

kalimat tanya. Pertanyaan akan muncul setelah seseorang

mendengarkan. Atau pertanyaan itu muncul setelah seseorang

mengamati sesuatu yang terjadi.

Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada hambanya untuk

bertanya kepada orang yang mempunyai pengetahuan, tentunya

bertanya kepada ahlinya. Dari pertanyaan-pertanyaan itu, akan

memunculkan ilmu yang sebelumnya tidak diketahui. Begitu juga

dengan siswa dalam pembelajaran saintifik. Siswa dilatih untuk

bertanya kepada siapapun, baik teman kelas atau gurunya yang terkait

dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung, tentunya agar

suasana pembelajaran aktif dan meningkatkan daya kritis siswa.

Proses pembelajaran yang berbasis pertanyaan ini dapat

dikembangkan dalam beberapa bentuk metode pembelajaran, seperti

teknik tanya jawab dan metode student question. Teknik tanya jawab

sangat mudah untuk diterapkan. Teknik ini juga memberikan manfaat

untuk menstimulus siswa untuk lebih memperhatikan pada informasi

yang sedang diberikan. Selain itu juga dapat menjadi ice breaking yang

79 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan

Page 97: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

85

dapat menumbuhkan konsentrasi dan fokus siswa terhadap proses

pembelajaran.

Aktivitas belajar berperan penting untuk meningkatkan pengetahuan

dalam diri siswa dan mengembangkan kemauan mereka untuk belajar

sepanjang hayat. Saat guru bertanya, saat itulah ia membimbing dan

memandu siswanya untuk belajar dengan baik. Ketika guru menjawab

pertanyaan siswanya, maka ketika itu pula ia mendorong siswanya

untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.80

c. Menalar

Kegiatan mengasosiasi/menalar yaitu kegiatan mengolah informasi

yang sudah dikumpulkan dari tahap sebelumnya, lalu dianalisa dan

menghubungkan serta mencari keterkaitan informasi dalam rangka

menemukan suatu kesimpulan. Pada kegiatan ini siswa pada

pembelajaran SKI di MAN 2 Jakarta perlu bimbingan guru untuk

menalar dengan melakukan tanya jawab dalam mengaitkan informasi

yang didapatkan oleh siswa, hal yang dilakukan guru yaitu menstimulus

siswa agar kegiatan menalar berjalan dengan lancar dan siswa terbantu

dengan adanya bimbingan dari guru untuk memecahkan masalah yang

belum terjawab.

Pada proses ini guru memberikan contoh yang sering ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari, seperti materi strategi dakwah Islam di

Indonesia. Beliau mencontohkan proses penyebaran Islam di Indonesia

melalui cara-cara damai dengan perdamaian melalu kesenian seperti

pementasan wayang, tarian, sastra hingga bangunan seperti masjid-

masjid yang tersebar khususnya di pulau Jawa. Cara ini sangat efektif

untuk menarik perhatian masyarakat karena dengan media dakwah ini,

masyarakat tertarik dengan dakwah yang dilakukan oleh para muballigh

sehingga makin lama masyarakat memeluk agama Islam. Hal ini

menjadi pembelajaran untuk peserta didik bahwa untuk berdakwah atau

80 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum

2013,(Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), hal. 136.

Page 98: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

86

menyebarkan kebaikan harus dilakukan dengan kesabaran dan inovatif

agar masyarakat tertarik.

Kegiatana menalar disebutkan juga di dalam Al-Qur’an.

ب أفلا ت عق لون لون ٱلكت أتمرون ٱلناس بٱلب وتنسون أنفسكم و أنتم ت ت “Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan,

sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca

Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu berpikir?“. (Al-Baqarah: 44)81

Pada ayat ini, memberikan isyarat kepada kita (manusia) agar

menggunakan akalnya untuk berpikir. Sebagaimana yag terkandung

dalam Surat Al-Baqarah ayat 44 bahwa Allah SWT secara tidak

langsung menyuruh kita untuk berpikir. Orang tersebut hanya

menyuruh orang mengerjakan kebajikan tersebut tetapi untuk dirinya

sendiri tidak mengerjakan. Maka nalar atau pikirannya harus digunakan

agar senantiasa selalu mengerjakan kebaikan.

Dalam kegiatan menalar yang terdapat dalam pendekatan saintifik

ini, dilakukan dengan mengumpulkan informasi atau pengetahuan

dengan menggunakan strategi discovery learning yang dapat membantu

siswa agar dapat meningkatkan penemuan informasi, menemukan pola

dala situasi konkrit maupun abstrak, serta dapat membentuk cara kerja

bersama yang efektif.

d. Mencoba

Sedangkan untuk kegiatan mengumpulkan informasi/mencoba yaitu

kegiatan mengekspolorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan,

meniru bentuk/gerak, melakukan ekperimen, membaca sumber lain

selain buku teks, mengumpulkan data dari narasumber melalui angket,

wawancara/interview, dan memodifikasi/mengembangkan. Kegiatan ini

merupakan tindak lanjut dari kegiatan bertanya dimana siswa menggali

dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai

cara. Oleh karena itu, peserta didik dapat mencari sumber informasi

diantaranya dari membaca buku yang banyak, mencari dari jurnal atau

81 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan

Page 99: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

87

artikel yang ada, dan dapat juga memperhatikan fenomena atau objek

yang diteliti atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan-

kegiatan diatas, maka akan terkumpul sejumlah informasi yang bisa

dikumpulkan untuk dianalisa dan/atau diasosiasi di tahap pendekatan

saintifik selanjutnya. Dari tahap selanjutnya nanti akan ditemukan

keterkaitan antara satu informasi dengan informasi yang lainnya. Pada

kegiatan ini, siswa di kelas mencoba mencari informasi baik secara

individu atau dengan teman kelompoknya, baik dari media cetak seperti

buku, buku siswa dan buku dari luar sekolah maupun media online

seperti website, jurnal, artikel ataupun referensi lainnya. Siswa diberi

izin oleh guru mata pelajaran untuk mengakses internet dan diberi

waktu untuk mencari informasi sebagai bahan belajar yang hasilnya

nanti akan dipaparkan/dijelaskan di depan kelas di depan teman-

temannya.

Dalam kegiatan mencoba atau mengumpulkan informasi, sesuai

dengan firman Allah SWT surat An-Nisa ayat 40 yang berbunyi:

عفها وي ؤت من لدنه ا جرا عظيما لا يظلم مث قال ذرة وان تك ح سنة يض ان الل “Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun

sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil dzarrah), niscaya

Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar

dari sisi-Nya.” (QS. An-Nisa': 40)82

Keterkaitan antara ayat ini dengan kegiatan mencoba dalam

pendekatan saintifik bahwa sebesar apapun usaha atau kegiatan yang

kita coba untuk melakukan kebajikan, maka Allah SWT akan

membalasnya dengan berlipat-lipat ganda, pun begitu dengan

keburukan yang kita lakukan, Allah SWT akan membalas walaupun

melakukan keburukan sekecil biji dzarrah.

e. Mengkomunikasikan

Dalam konteks pembelajaran saintifik, mengkomunikasikan

merupakan tahap akhir yang berperan untuk menyebarkan hasil

82 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan

Page 100: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

88

mengasosiasi dari satu peserta didik ke peserta didik yang lainnya.

Peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pembelajaran secara

individu maupun berkelompok. Artinya, pada tahap ini tidak

diwajibkan kepada seluruh peserta didik untuk berbicara satu persatu.

Pengemasan tahap mengkomunikasikan ini dapat divariasikan sesuai

dengan kreativitas guru agar partisipasi peserta didik lebih tinggi. Tahap

mengkomunikasikan dapat dimanfaatkan oleh guru untuk

mengoptimalkan berbagai potensi peseta didik sesuai dengan bakat dan

minatnya.

Dalam proses mengkomunikasikan yang dilakukan oleh peserta

didik pada mata pelajaran SKI di MAN 2 Jakarta dilakukan melalui

menyajikan laporan melalui media. Media ini dibuat dengan konsep

mind mapping. Peserta didik diminta oleh guru untuk membuat mind

mapping untuk mengoptimalkan bakat dan minat peserta didik yang

memiliki bakat dan minat dalam menggambar. Lalu peserta didik diminta

untuk mempresentasikan mind mapping di depan kelas untuk

menyimpulkan proyek/media belajar yang dipakai. Ada juga dengan

membuat laporan. Peserta didik membuat laporan akhir setelah

presentasi materi dijelaskan. Laporan tersebut sebagai jawaban yang

telah didapatkan dari tahap mengasosiasi. Laporan tersebut sebagai

bukti bahwa peserta didik telah melakukan tahapan pembelajaran

saintifik secara utuh.

Pada kegiatan penutup di akhir pembelajaran guru melakukan

penilaian, baik itu penilaian afektif, kognitif dan psikomotorik siswa

yang dapat diambil dari presentasi materi, tugas mandiri/kelompok, dan

tugas proyek dan/atau portofolio siswa. Selain itu guru juga

melaksanakan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan,

memberikan pengayaan, merencanakan remedial sebagai rencana tindak

lanjut, memberikan tugas kepada siswa yang nilainya belum memenuhi

standar nilai minimal baik tugas kelompok atau individu, dan juga

Page 101: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

89

memberi penguatan serta motivasi kepada siswa agar lebih semangat

dan giat lagi dalam belajar.

Allah SWT menyuruh kita untuk mengkomunikasikan kebaikan

(ma’ruf) dan melarang untuk berbuat yang keji (munkar) dengan

siapapun termasuk pada saat pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai

dengan firman Allah SWT yang berbunyi :

هون عن المنكر وت ؤمنون بلل ولو آمن أه ل كنتم خي أمة أخرجت للناس تمرون بلمعروف وت ن

هم المؤمنون وأكث رهم الفاسقون م م ن الكتاب لكان خيا ل

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan

mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya

Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara

mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-

orang fasik”. (QS. Ali Imran: 110)83

Hubungan antara mengkomunikasikan dengan ayat ini adalah

bahwa umat manusia berperan menyampaikan ilmu yang telah

diperolehnya, dengan kata lain adalah berdakwah. Manusia telah

diberikan akal oleh Allah SWT untuk menuntut ilmu, lalu ilmu yang

diperoleh diamalkan untuk diri sendiri dan disebarkan kepada orang

lain, dengan cara mengajak untuk berbuat kebaikan, dan meninggalkan

segala keburukan atau perbuatan yang keji. Dari hal tersebut dapat

diambil pelajaran, bahwa segala informasi mengenai hablum minan

naas atau hubungan sesama manusia itu begitu penting, apalagi dalam

menyebarluaskan kebaikan.

83 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan

Page 102: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, maka pada bab ini penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik

harus mempersiapkan beberapa komponen diantaranya silabus,

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media belajar yang

relevan.

2. Perencanaan pembelajaran yang terdapat pada RPP yang disusun oleh

guru sudah memuat komponen-komponen pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan atau langkah-langkah saintifik. Hal ini sesuai

dengan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 dan Permendikbud nomor

103 tahun 2014.

3. Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) di MAN 2 Jakarta dilakukan dengan langkah

mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan

berjalan dengan baik, meski tidak runtut dan ada beberapa materi yang

disampaikan tidak menggunakan langkah-langkah saintifik.

4. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

saintifik diantaranya ada guru yang belum terbiasa dengan pendekatan

saintifik, rendahnya minat baca siswa, kurangnya persiapan dari diri

siswa masing-masing untuk belajar.

B. Implikasi

Implementasi kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik 2013

memang belum sepenuhnya dan sesempurnanya terlaksana, masih perlu

adanya perbaikan serta pembenahan dalam rangka menerapkan pendekatan

saintifik kurikulum 2013. Untuk itu perlu adanya upaya-upaya yang harus

dilakukan oleh pemerintah, lembaga serta tenaga pendidik agar terlaksana

penerapan saintifik yang sesuai dengan kurikulum 2013 dengan sebaik-

baiknya.

Page 103: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

91

Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat poin yang harus

dilakukan dalam rangka penerapan pendekatan saintifik diantaranya :

Pertama¸ adanya kerjasama antara sekolah dengan pemerintah

untuk mengadakan workshop pembelajaran kurikulum 2013 bagi guru

agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

dengan sebaik-baiknya.

Kedua, mengirim guru dalam kegiatan-kegiatan MGMP agar dapat

mengadopsi pendekatan pembelajaran yang inovatif dan mengembangkan

profesionalisme guru dalam upaya menjamin mutu pendidikan.

Ketiga, sebagai tenaga pendidik guru diharapkan untuk sharing

dengan teman sejawat atau guru-guru lainnya di sekolah bagi guru yang

mengalami kesulitan dan kekuarangan dalam hal pembelajaran agar lebih

baik lagi.

Keempat, guru diharapkan dapat membuat formulasi gagasan

supaya dapat meningkatkan minat baca siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi pendekatan

saintifik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

di MAN 2 Jakarta, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Guru harus memperdalam dan terbiasa dengan pendekatan saintifik atau

pembelajaran yang berpusat pada siswa agar dapat terlaksananya

pembelajaran yang aktif, inovatif dan bermakna.

2. Guru diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa agar dapat

meningkatkan kemampuan berpikir dan kebiasaan membaca agar

tercipta masyarakat yang berbudaya membaca

3. Guru dapat melakukan tutor sebaya (guru bertanya atau mengajari guru

lainnya) bagi guru yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan

pendekatan saintifik.

Page 104: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

87

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, Faridah. Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013.

Jurnal Info Singkat Kesejahteraan Sosial, Vol. VI, No. 15, 2014.

Albantani, Azkia Muharom. Implementasi Kurikulum 2013 Pada

Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah. Arabiyat : Jurnal Pendidikan

Bahasa Arab dan Kebahasaaraban [Online], Vol.2, No.2, 2015.

Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indoensia (KBBI), diakses pada tanggal 13

Februari 2019.

Arivida, Rista. “Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum Pendidikan

Agama Islam Perspektif Al-Qur’an”, Skripsi pada UIN Surabaya: 2016.

Aziz, Muhamad Rizal. “Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum

2013 Pada Mata Pelajaran FIKIH Kelas 8 di MTs. Al-Husna Lebak Bulus Jakarta

Selatan”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2018.

Baharudin dan Wahyuni, Esa Nur. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Arruz Media, 2015.

Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2014.

Dokumen Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Gani, A. Bimbingan Penjurusan. Bandung: Angkasa, Cet. IV, 1986.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara,

2015.

Hamruni. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani, 2012.

Hamzah dan Muhammad, Nurdin. Belajar Dengan Pendekatan Paikem.

Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Hawkins, Joyce M. Kamus Dwibahasa Oxford Fajar. Malaysia: Fajar

Bakti Sdn Bhd., 2002. Edisi 3, Cet. II.

Hidayat. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2013.

Page 105: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

88

Hidayati, Nur., dkk., “Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam Berdasarkan Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar”,

Skripsi pada Pendidikan Sejarah FKIP UNS Solo: 2015.

Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran

Abad 21.

Ika dan Laila. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

Teori dan Praktik. Yogyakarta: Deepbulish, 2015.

Joni, Raka. Strategi Belajar Mengajar: Acuan Konseptual Pengelolaan

Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka, 1991.

Kemendikbud. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran. Jakarta: T.P. 2013.

-----------------. Pendekatan, Jenis dan Metode Pendidikan. Jakarta: T.P.

2013.

Majid, Abdul dan Dian Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam

Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Mardiana, Safitri. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran

Sejarah di SMA Negeri 1 Metro, Jurnal Historia, Vol. 5, No. 1, 2017.

Marlina, Murni Eva. Kurikulum 2013 yang Berkarakter, JPIIS : Jurnal

Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial [Online], Vol.5, No.2, 2013.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009. Cet. XXXIX.

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

---------------. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

Nurkhalis. Konstruksi Teori Paradigma Thomas S. Kuhn. Jurnal Ilmiah

Islam Futura. Vol 3, No. 2, h. 85.

Percival, Fread dan Ellington, Henry. Teknologi Pendidikan,

diterjemahkan oleh Sudjarwo S. Jakarta: Erlangga, 1984.

Permendikbud. No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 201.

Page 106: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

88

---------------. Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah. 2013.

Retnawati, H. Hambatan Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama

dalam Menerapkan Kurikulum Baru. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Vol.

XXXIV, Edisi. 3.

Rosyida, Khalifatur. “Hubungan Kesesuaian Program Peminatan Dengan

Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya”, Skripsi pada UIN

Sunan Ampel Surabaya: 2015.

Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Siregar, Evelin dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Yani, Ahmad dan Ruhimat, Mamat. Teori dan Implementasi

Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Bandung: PT. Refika Aditama, 2018.

http://darmaningtyas.blogspot.com/2014/12/tinjauan-kiritis-terhadap-

kurikulum-2013.html

Page 107: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

89

Page 108: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

90

Page 109: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

91

Page 110: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

92

Page 111: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

93

Page 112: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

94

Page 113: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

95

LAMPIRAN

Page 114: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

96

Instrumen Wawancara

Page 115: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

97

Pedoman Wawancara Guru

Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata

Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MAN 2 Jakarta

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Narasumber :

1. Bagaimana penerapan pembelajaran saintifik pada mata pelajaran SKI di

MAN 2 Jakarta, apakah sudah sesuai dengan RPP yang dibuat ?

2. Apakah bapak/ibu membuat RPP sendiri ?

3. Apakah RPP mata pelajaran SKI yang bapak/ibu buat sudah sesuai dengan

Permendikbud ?

4. Apakah bapak/ibu setiap memulai pelajaran selalu diawali dengan

kegiatan pendahuluan ?

5. Metode apa yang bapak/ibu gunakan dalam pembelajaran SKI dengan

pendekatan saintifik ?

6. Media apa yang digunakan guru dalam pembelajaran SKI?

(LCD/Video/Buku/Gambar/In focus)

7. Dalam proses mengamati, media/objek apa yang digunakan ?

8. Apakah peserta didik mampu membuat dan pengajukan pertanyaan, tanya

jawab dan berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami atau yang

ingin diketahui ?

9. Bagaimana proses mengumpulkan informasi dalam pembelajaran SKI ?

10. Apakah siswa mampu menalar (mengasosiasi) dan mengkomunikasikan

dalam pembelajaran SKI yang disampaikan guru ?

11. Apakah peserta didik dapat menyimpulkan materi yang telah dipaparkan ?

12. Apakah bapak/ibu membimbing peserta didik supaya mampu

mempresentasikan hasil pekerjaannya? Bagaimana proses

pembimbingannya?

13. Bagaimana proses pembelajaran SKI dalam kegiatan penutup ?

14. Apakah siswa suka belajar SKI dengan pendekatan saintifik ?

15. Apakah siswa lebih mudah memahami pembelajaran SKI dengan

pendekatan saintifik ?

16. Apakah terjadi peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran SKI dengan

pendekatan saintifik ?

Page 116: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

98

17. Apakah ada kendala dalam pengimplementasian pendekatan saintifik? Apa

saja ?

18. Bagaimana proses penilaian pembelajaran SKI ?

Page 117: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

99

Kisi-kisi Observasi

Kegiatan Pembelajaran

Page 118: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

100

Dimensi Objek Observasi Indikator

Implementasi

pendekatan saintifik

pada kegiatan

pembelajaran

1. Mengamati 1.1 Guru menyajikan bahan

pengamatan

1.2 Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengamati objek

1.3 Peserta didik

mengamati bahan yang

disajikan oleh guru

2. Menanya 2.1 Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengajukan tanggapan

terhadap kegiatan

pengamatan

2.2 Peserta didik

mengajukan tanggapan

terhadap kegiatan

pengamatan

3. Mencari Informasi 3.1 Memberikan instruksi

kegiatan eksplorasi

kepada peserta didik

3.2 Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

3.3 Guru membantu peserta

didik dalam kegiatan

mengumpulkan

informasi/mengeksplora

Page 119: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

101

si

4. Mengolah Data 4.1 Guru memberikan

instruksi kegiatan

mengasosiasi kepada

peserta didik

4.2 Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

5. Mengkomunikasikan 5.1 Guru menyajikan

kegiatan/memberikan

waktu kepada peserta

didik untuk

mengkomunikasikan

hasil temuan

5.2 Peserta didik

mengkomunikasikan

hasil temuan baik

berupa lisan atau tulisan

5.3 Guru memberikan

kesimpulan di akhir

kegiatan pembelajaran

6. Karakteristik

Pendekatan Saintifik

6.1 Kegiatan pembelajaran

berpusat pada peserta

didik

Page 120: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

102

6.2 Pembelajaran bersifat

faktual, dikaitkan

dengan kehidupan

sehari-hari

6.3 Membiasakan peserta

didik untuk berpikir

analisis

6.4 Menggunakan

bermacam sumber

belajar/informasi

7. Kesesuaian Kegiatan

Pembelajaran dengan

RPP

7.1 Alokasi waktu

7.2 Metode yang digunakan

7.3 Kegiatan Inti

Pembelajaran

Page 121: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

103

RENCANA

PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN

(RPP)

Page 122: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

104

KEMENTERIAN AGAMA RI

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 JAKARTA

Jl. Penganten Ali No. 112 Ciracas Jakarta TimurTelp/Fax.021-8408979

Website : www.man2jakarta.sch.id E-mail:[email protected]

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Perpaduan Permendikbud 22-2016 &103-2014)

Sekolah : MAN 2 JAKARTA

Mata Pelajaran : SKI

Kelas/Semester : XI / 1

Materi pokok : Proses kelahiran fase – fase pemerintahan pada masa

Bani Umayyah Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong-royong, kerja sama, cinta damai, responsif dan

pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam SW

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengem-bangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK

Page 123: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

105

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Menyadari bahwa

kekuasaan adalah

amanah dari Allah

SWT.

1.1.1 Memiliki bahwa kekuasaan Allah adalah

amanah dari Allah SWT.

2.1 Memiliki semangat

melakukan perubahan

ke arah yang baik

sebagai

impelementasi dari

hikmah memahami

kondisi masyarakat

Mekah sebelum Islam

2.1.1 Menampilkan bahwa dalam perjuangan ada

fase – fase yang harus dilewati

3.1. Menganalisis proses

lahirnya bani

Umayyah di

Damaskus

3.1.1 Menyebutkan proses lahirnya bani

Umayyah di Damaskus

3.1.2 Menjelaskan proses lahirnya bani

Umayyah di Damaskus

3.1.3 Menanggapi proses lahirnya bani

Umayyah di Damaskus

3.1.4 Menganalisis proses lahirnya bani

Umayyah di Damaskus

4.1. Menceritakan proses

berdirinya dinasti

bani

Umayah

4.1.1Menyalin proses berdirinya dinasti bani

Umayah

4.1.2Memaparkan proses berdirinya dinasti bani

Umayah

4.1. 3Menampilkan proses berdirinya dinasti bani

Umayah

4.1. 4Menceritakan proses berdirinya dinasti bani

Umayah

C.Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu Menganalisis proses lahirnya bani Umayyah di Damaskus

Memahami fase-fase pemerintahan dinasti bani Umayah di Damaskus,dan

Menceritakan proses berdirinya dinasti bani Umayah Membuat sinopsis

tentangfase pemerintahan dinasti bani Umayah di Damaskus.(Kecakapan

hidup), dengan berpikir kritis; kreatif; komunikatif; kolaboratif (4C) melalui

kegiatan mencari/menemukan, kajian pustaka, diskusi, menyimak (Metode

yg menghasilkan literasi)dengan disiplin dan penuh tanggung jawab, santun,

serta membangun nilai-nilai toleransi dan kejujuran dalam merancang

dialog maupun mengimplementasikan dialog (Karakter).

Page 124: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

106

D.Materi Pembelajaran (**) Proses lahirnya Pemerintah Dan Fase – fase

pemerintahan

Bani Umayyah di Damaskus

1.Fakta : Pemerintah Bani Umayyah

2.Konsep : Proses lahirnya, dan fase – fase pemerintahan Bani

Umayyah

Fase – fase Pemerintahan Bani Umayyah :

Fase berdirinya atau fase pembentukan dan

pembinaan.

Fase kemajuan

Fase lemah sampai runtuh

3.Prosedur : Kerangka Proses lahirnya Abbasiyah,dan Fase-fase

pemerintahan Bani

Umayyah di Damaskus

E.Model/Metode Pembelajaran (***)

Inquary learning

Diskusi

F.Media/Alat dan Bahan Pembelajaran

Media: laptop, LCD, papan tulis

G.Sumber Belajar

Sumber Pembelajaran:

• Buku Pedoman Guru Mapel SKI MA, Kemenag RI

• Buku Pegangan Siswa Mapel SKI MA, Kemenag RI

• Al-Qur’an dan Terjemahanya

• Buku penunjang lainnya yang relevan

• Media cetak dan elektronik sesuai materi

• Lingkungan sekitar yang mendukung

H.Kegiatan Pembelajaran

Page 125: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

107

1. Pertemuan Pertama: (2 x JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Deskripsi Waktu

a.Pendahuluan/Kegiatan Awal

10 menit

1) Mengajak semua siswa untuk berdoa

yang dipimpin oleh salah satu siswa

2) Menyapa kondisi kelas dan

mengkomunikasikan tentang

kehadiran siswa serta kebersihan kelas

3) Guru mengajak siswa tadarrus

bersama beberapa ayat Al-Qur’an

4) Guru menyampaikan tujuan belajar

yang akan dipelajari

5) Guru mengajak siswa untuk

menentukan metode dan kontrak

belajar

b.Kegiatan Inti 65 menit

Mengamati

1) Mencermati bacaan teks tentang

proses lahirnya dan fase berdirinya

Bani Umayyah

2) Menyimak penjelasan materi

tersebut diatas melalui tayangan

video atau media lainnya

Menanya

1) Memberi stimulus agar peserta

didik bertanya tentang; bagaimana

gambaran sejarah proses lahirnya

Page 126: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

108

Bani Umayyah di Damaskus

Mengumpulkan data/eksplorasi

1) Peserta didik mendiskusikan

tentang proses lahirnya Bani

Umayyah di Damaskus, dan fase-

fase pemerintahan dinasti Bani

Umayah di Damaskus

2) Guru mengamati perilaku jujur

dan sabar dalam kehidupan sehari-

hari

Mengasosiasi

1) Membuat kesimpulan tentang

proses lahirnya Bani Umayyah di

Damaskus dan fase-fase

pemerintahan dinasti Bani

Umayyah di Damaskus

Mengkomunikasikan

1) Mempresentasikan/menyampaika

n hasil diskusi tentang proses

lahirnya Bani Umayyah di

Damaskus, dan fase-fase

pemerintahan dinasti Bani

Umayyah di Damaskus

c.Kegiatan Menutup 15 menit

1) Siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran

2) Guru memberikan penguatan

3) Guru memberikan tugas untuk

membaca materi berikutnya

Page 127: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

109

4) Guru bersama-sama siswa membaca

doa penutup majlis

Pertemuan 2 ( 2 x JP )

Kegiatan Deskripsi Waktu

a.Pendahuluan/Kegiatan Awal

10 menit

1) Mengajak semua siswa untuk

berdoa yang dipimpin oleh salah

satu siswa

2) Menyapa kondisi kelas dan

mengkomunikasikan tentang

kehadiran siswa serta kebersihan

kelas

3) Guru mengajak siswa tadarrus

bersama beberapa ayat Al-Qur’an.

4) Guru menyampaikan tujuan belajar

yang akan dipelajari

5) Guru mengajak siswa untuk

menentukan metode dan kontrak

belajar

b.Kegiatan Inti 65 menit

Mengamati

1) Mencermati bacaan teks tentang

fase-fase pemerintahan dinasti bani

umayyah di Damaskus

2) Meyimak penjelasan materi

tersebut diatas melalui tayangan

video atau media lainnya.

Menanya

Page 128: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

110

Kegiatan Deskripsi Waktu

1) Memberi stimulus agar peserta

didik agar bertanya mengenai

fase-fase pemerintahan bani

Umayyah di Damaskus

2) Siapakah tokoh yang paling

bijaksana dalam pemerintahan

dinasti bani Umayah di Damaskus

Mengumpulkan data/eksplorasi

1) Peserta didik mendiskusikan

tentang fase-fase pemerintahan

dinasti bani Umayah di Damaskus

2) Guru mengamati perilaku jujur dan

sabar dalam kehidupan sehari-hari

Mengasosiasi

1) Membuat kesimpulan tentang fase-

fase pemerintahan dinasti bani

Umayah di Damaskus

Mengkomunikasikan

1) Mempresentasikan

/menyampaikan hasil diskusi

tentang fase-fase pemerintahan

dinasti bani Umayah di Damaskus

c.Kegiatan Menutup 15 menit

1) Siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran

2) Guru memberikan penguatan

3) Guru memberikan tugas untuk

membaca materi berikutnya

Page 129: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

111

Kegiatan Deskripsi Waktu

4) Guru bersama-sama siswa

membaca doa penutup majlis

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Tertulis

Lisan

Presentasi

Mengetahui, Jakarta, 16 Juli 2018

Kepala MAN 2 Jakarta Guru Mapel

Dra.Nurlaelah, M.Pd Yelli Gusrita, M.Pd.I

NIP. 196606081994032001 NIP.197412102007102001

KEMENTERIAN AGAMA RI

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 JAKARTA

Jl. Penganten Ali No. 112 Ciracas Jakarta Timur Telp/Fax.021-8408979

Website : www.man2jakarta.sch.id E-mail: [email protected]

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : MAN 2 JAKARTA

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas/Semester : XII /1

Materi Pokok : Pembaharuan atau Modernisasi Islam di

Dunia

Alokasi Waktu : 4 JP (@ 2x45 menit)

A. KOMPETENSI INTI

KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

Page 130: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

112

bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif, dalam

berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak

di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan

alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan

internasional.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural , dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak

secara efektif dan kreatif, mampu menggunakan metode

sesuai kaidah keilmuan

B. KOMPETENSI DASAR DAN IPK

Kompetensi Dasar

Pengetahuan Keterampilan

3.1 Menganalisis sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia

4.1 Menceritakan sejarah

pembaharuan atau

modernisasi Islam di

dunia

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1.1

Menjelaskan sejarah Pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia

4.1.1

Menyajikan cerita

sejarah pembaharuan

atau modernisasi Islam

Page 131: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

113

3.1.2

Menyimak penjelasan tentang sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia

4.1.2 di dunia Memaparkan sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia

C.Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu Menganalisis proses Menganalisis sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia, dan Menceritakan Menganalisis sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia, sinopsis Menganalisis sejarah sinopsis Menganalisis sejarah (Kecakapan hidup), (Kecakapan hidup), dengan berpikir kritis; kreatif; komunikatif; kolaboratif (4C) melalui kegiatan mencari/menemukan, kajian pustaka, diskusi, menyimak (Metode yg menghasilkan literasi) dengan disiplin dan penuh tanggung jawab, santun, serta membangun nilai-nilai toleransi dan kejujuran dalam merancang dialog maupun mengimplementasikan dialog (Karakter).

D.Materi Pembelajaran (**) Sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di

dunia

1.Fakta : Modernisasi

2.Konsep : Sejarah pembaharuan atau modernisasi Islam di dunia

* adanya sifat jumud

* persatuan umat islam mulai terpecah belah

* Terjadi kontak anatra dunia islam

* Renaisance dengan barat

3.Prinsip : Pembaharuan dan Modernisasi

4.Prosedur : Langkah- langkah pembaharuan atau modernisasi

Islam di dunia

Materi Metakognitif : * Memprediksi, dan menentukan Sejarah pembaharuan

atau modernisasi Islam di dunia.

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Model : Discovery Learning

Metode : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan

F. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran

LCD,

laptop

Page 132: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

114

G. Sumber Belajar

Sumber Pembelajaran:

• Buku Pedoman Guru Mapel SKI MA, Kemenag RI

• Buku Pegangan Siswa Mapel SKI MA, Kemenag RI

• Al-Qur’an dan Terjemahanya

• Buku penunjang lainnya yang relevan

• Media cetak dan elektronik sesuai materi

• Lingkungan sekitar yang mendukung

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 (@4 ×45 menit)

1. Pendahuluan

Membuka dengan salam dilanjutkan berdoa, peserta didik merespon

salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan.

Mengkondisikan Peserta didik dengan suasana menyenangkan

melalui kegiatan bernyanyi bersama lagu “Buat Layang-Layang” agar

Peserta didik siap mengikuti pembelajaran

Apersepsi dengan cara diskusi kompetensi yang telah dipelajari pada

kelas 10 dan memberikan gambaran awal pada semua materi kelas 11

terutama materi teks prosedur. (Peserta didik merespon pertanyaan

dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya dan materi

yang akan dipelajari teks prosedur)

Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang

keterkaitan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan kompetensi

yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik menerima informasi dan menyimak penjelasan metode

pembelajaran yang akan dilalui dalam pembelajaran teks prosedur ini

2. Kegiatan Inti a. Pemberian rangsangan

Guru menyampaikan garis besar/peta pembelajaran pembaharuan

dan modernisasi islam dunia

Peserta didik mengamati pembaharuan modernisasi dunia islam

Guru melakukan diskusi interaktif tentang informasi pada

pembaharuan dan modernisasi pernyataan-pernyataan umum pada

pembaharuan dan modernisasi islam di dunia

Peserta didik memberikan komentar terhadap informasi yang

terdapat pada pembaharuan modernisasi islam di dunia dan

pernyataan-pernyataan umumnya.

b. Identifikasi masalah

Page 133: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

115

Peserta didik membentuk beberapa kelompok dan memberi nama

kelompok serta memilih ketua kelompoknya.

Guru membagikan tiap kelompok materi tentang pembaharuan dan

modernisasi islam dunia.

Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan

pembimbingan guru yang siap mengarahkan.

Peserta didik mengidentifikasi pembaharuan dan modernisasi

tersebut bersama kelompoknya.

c. Pengumpulan Data

Peserta didik mendiskusikan informasi yang terdapat dalam

pembaharuan atau modernisasi yang diberikan guru.

d. Pengolahan Data

Peserta didik menjelaskan pernyataan-pernyataan umum yang

terdapat dalam pembaharuan atau modernisasi tersebut dalam

kelompoknya.

Peserta didik bersama kelompoknya menentukan dan

menyimpulkan informasi dan pernyataan-pernyataan umum dalam

pembaharuan atau modernisasi yang diberikan guru.

e. Pembuktian

Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

Kelompok lain memberi komentar terhadap hasil diskusi yang

dipresentasikan

Setiap kelompok yang presentasi mencatat masukan-masukan dari

kelompok lain

Peserta didik berdialog interaktif tentang presentasi yang dilakukan

oleh kelompok dengan penguatan dari guru.

f. Penarikan Kesimpulan

Tiap-tiap kelompok menyempurnakan hasil presentasinya

berdasarkan masukan-masukan dari kelompok lain.

Setiap kelompok menyampaikan informasi dan pernyataan-

pernyataan umum pada pembaharuan atau modernisasi dunia islam

yang telah disepakati hasil diskusi bersama.

Peserta didik merumuskan pernyataan-pernyataan umum yang ada

pada pembaharuan atau modernisasi dunia islam secara lisan dan

tulis.

Peserta didik menyajikan pernyataan-pernyataan umum untuk

membuat sebuah pembaharuan dunia islam dalam kehidupan

sehari-hari dalam bentuk tulisan.

3. Kegiatan Penutup

Peserta didik saling memberikan umpan balik/refleksi hasil

pembelajaran yang telah

dicapai.

Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang dipelajari.

Page 134: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

116

Peserta didik menyimak penjelasan kegiatan pada pertemuan

berikutnya dari guru.

Memberi salam

Menutup proses pembelajaran

Pertemuan 2 (4 × @ 45 menit)

1. Kegiatan Pendahuluan

Membuka dengan salam dilanjutkan berdoa

Mengkondisikan Peserta didik dengan suasana menyenangkan kembali

bernyanyi bersama lagu “ Buat Layang-Layang” agar Peserta didik

siap mengikuti pembelajaran

Apersepsi dengan cara diskusi hasil kesimpulan yang telah dilakukan

pada tugas pertemuan sebelumnya.

Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang

keterkaitan pembelajaran yang telah dan akan dilaksanakan dengan

kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan

sehari-hari.

Peserta didik memperhatikan informasi kegiatan pembelajaran yang

akan dilalui hari ini

2. Kegiatan Inti

a. Pemberian Rangsangan

Guru menyampaikan pembelajaran teks prosedur selanjutnya,

yaitu tahapan-tahapan dalam pembaharuan atau modernisasi dunia

islam.

Peserta didik mengamati berbagai contoh pembaharuan atau

modernisasi dunia islam terutama tahapan-tahapannya.

Guru melakukan diskusi interaktif tentang tahapan-tahapan dalam

pembaharuan atau modernisasi dunia islam .

Peserta didik memberikan komentar terhadap tahapan-tahapan

yang terdapat dalam pembaharuan atau dunia islam.

b. Identifikasi Masalah

Peserta didik kembali ke kelompok sebelumnya.

Guru meminta peserta didik mengamati pembaharuan atau dunia

islam. yang telah diberikan sebelumnya dalam kelompok.

Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan

pembimbingan guru yang siap mengarahkan.

Peserta didik mengidentifikasi tahapan-tahapan pembaharuan atau

dunia islam.tersebut bersama kelompoknya.

c. Pengumpulan Data

Peserta didik mendiskusikan tahapan-tahapan pembaharuan

atau dunia islam. tersebut.

Page 135: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

117

d. Pengolahan Data

Peserta didik menjelaskan tahapan-tahapan yang terdapat dalam

pembaharuan atau dunia islam. tsb dalam kelompoknya.

Peserta didik bersama kelompoknya menentukan dan

menyimpulkan tahapan-tahapan dalam pembaharuan atau dunia

islam.

e. Pembuktian

Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

Kelompok lain memberi komentar terhadap hasil diskusi yang

dipresentasikan

Setiap kelompok yang presentasi mencatat masukan-masukan dari

kelompok lain

Peserta didik berdialog interaktif tentang presentasi yang dilakukan

oleh kelompok dengan penguatan dari guru.

f. Penarikan Kesimpulan

Tiap-tiap kelompok menyempurnakan hasil presentasinya

berdasarkan masukan-masukan dari kelompok lain.

Setiap kelompok menyampaikan tahapan-tahapan pada

pembaharuan atau dunia islam. yang telah disepakati hasil diskusi

bersama.

Peserta didik merumuskan tahapan-tahapan yang ada pada

pembaharuan atau dunia islam.secara lisan dan tulis.

Peserta didik menyajikan tahapan-tahapan untuk membuat sebuah

pembaharuan atau dunia islam. dalam kehidupan sehari-hari dalam

bentuk tulisan.

3. Kegiatan Penutup

Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan manfaat

belajar pembaharuan atau dunia islam.dalam kehidupan sehari-hari.

Guru memberi penegasan dan motivasi

Guru melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat ketercapaian

indikator

Memberi salam

Menutup proses pembelajaran

I. PENILAIAN

1. Penilaian Sikap

a. Teknik penilaian : Observasi

b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan

c. Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)

2. Pengetahuan

a. Teknik penilaian : tertulis

Page 136: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

118

b. Bentuk penilaian : uraian, penugasan

c. Instrumen penilaian : terlampir

3. Keterampilan

a. Teknik penilaian : praktik/portofolio

b. Bentuk penilaian : lembar penilaian presentasi, pedoman

penilaian portofolio

c. Instrumen penilaian : terlampir

4. Remedial

a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD

nya belum tuntas

b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial

teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan

tes.

c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes

remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam

bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali

5. Pengayaan

Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan

pembelajaran pengayaan sebagai berikut:

a. Peserta didik yang mencapai nilai > 88 dan < 92 diberikan materi

masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan

tambahan

b. Peserta didik yang mencapai nilai ≥ 92 diberikan materi melebihi

cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

c. Peserta didik yang mencapai nilai ≥ 92 menjadi tutor untuk peserta

didik yang belum mencapai kkm.

Jakarta, 17 Juli 2019

Mengetahui

Kepala MAN 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Dra. Hj. Nurlaelah, M.Pd. Yelli Gusrita,S.Ag.M.Pd.I

NIP. 196606081994032001 NIP.197412102007102001

Page 137: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

119

HASIL WAWANCARA

Page 138: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

120

HASIL WAWANCARA GURU MENGENAI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA

MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MAN 2

JAKARTA

Hari, tanggal : Selasa, 3 Maret 2020

Waktu : 08.30 – 09.10

Tempat : Ruang Guru

Nama Narasumber : Yelli Gusrita, M.Pd.I

1. Bagaimana penerapan pembelajaran saintifik pada mata pelajaran SKI di

MAN 2 Jakarta, apakah sudah sesuai dengan RPP yang dibuat ?

Jawab: Insya Allah sudah

2. Apakah bapak/ibu membuat RPP sendiri ?

Jawab: Iya buat RPP sendiri, malah silabus yang ga ada, ibu buat sendiri

3. Apakah RPP mata pelajaran SKI yang bapak/ibu buat sudah sesuai dengan

Permendikbud ?

Jawab: Insya Allah, kalau kata ibu. Nanti kan ada lagi, kalau pimpinan

atau waktu supervisi dinilai oleh supervisornya, nah kalau katau ibu yang

ibu buat nanti kan dapet nilai lagi.. gitu kann.. Pasti adalah plus minusnya..

nanti itulah masukan untuk perbaikan RPP yang jadi lebih bagus.

4. Apakah bapak/ibu setiap memulai pelajaran selalu diawali dengan

kegiatan pendahuluan ?

Jawab: Ada… kegaiatan pendahluan.. pembukaan, pendahuluan, inti,

penutup. Selalu seperti itu. Dimulai dengan doa, nanti setelah itu apersepsi

menyenangkan siswa, membuat mereka itu enjoy, baru ke inti.

5. Metode apa yang bapak/ibu gunakan dalam pembelajaran SKI dengan

pendekatan saintifik ?

Jawab: Ibu menggunakannya tidak selalu saintifik yah, ada diskusi jugaa.

Tergantung materinya.. tanya jawab, gtu. Tanya jawab, diskusi dan

saintifik.

Page 139: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

121

6. Media apa yang digunakan guru dalam pembelajaran SKI?

Jawab: Media.. infokus, buku, whiteboard lah.

7. Dalam proses mengamati, media/objek apa yang digunakan ?

Jawab: Tergantung materinya, kalau seandainya misalnya proses

masuknya islam di Indonesia, nah itu tida mungkin dong kit atempatnya..

nah itu melalui gambar… misalnya islam di aceh, tokohnya siapa, diamati.

Setelah itu diberikan ke siswa lagi kemudia siswa menjawab sesuai dengan

apa yg dikeluarkan dari mulutnya. Nanti kita diskusikan. Itu kalau

saintifiknya, melalui mengamatinya.

8. Apakah peserta didik mampu membuat dan pengajukan pertanyaan, tanya

jawab dan berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami atau yang

ingin diketahui ?

Jawab: Alhamdulillah mampu.. spertinya enak dia belajar begitu… jadi

harus semua siswa itu malah kita yang kewalahan. Bu jawab jawab…

nanti tidak ada titik temunya, disitulah kita musyawarah. Kadang ibu

menggunakan hape, silahkan cari browsing, dimana titik temunya.. ayok

kita cari sama-sama referensinya… semangat kalau pelajaran seperti itu

saintifik, kemudia berdiskusi, kemudian cara mengamati, macam-macam

proses pertanyaan tuh macam-macam.. jadi bagus menurut ibu.

9. Bagaimana proses mengumpulkan informasi dalam pembelajaran SKI ?

Jawab: Kalau ibu, yang pertama buku sumber dari man 2, kemenag yah.

Yang kedua ibu beli buku di luar, kemudian pake internet yah. Kemudian

ibu bertanya ke teman-teman, tukar pikiran ya pas lagi mgmp. Kemudian

ke senior-senior disini, kalau yg udah purna, senior lah yang lebih tau dari

ibu ttg ski ini ibu tanya. Disitu aja ibu mencari informasinya.

Kalau untuk siswa, paling banyak pakai google, pakai internet. Karena ibu

fasilitasnya seperti ini. Kalau ibu dari media cetak boleh, dari koran boleh,

dari tv boleh. Begitu juga anak-naka ibu sarankan, ke perpustakaan boleh.

Kalau ada yg berlangganan perpustakaan nasional jug boleh, internet

boleh, tapi pilah-pilah webnya. Kita boleh memakai referensi orang, asal

nama orangnya dicantumkan, jgn reerensi orang tapi nama kita.. padahal

Page 140: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

122

kita ga ngarang. Sejarah tidak boleh kita ngarang, dia udah baku, udah ada

catatannya dari dulu. Kemudian melalui radio boleh, melalui televisi boleh

dan informasi yang lainnya mendukung terkait pembelajran.

10. Apakah siswa mampu menalar (mengasosiasi) dan mengkomunikasikan

dalam pembelajaran SKI yang disampaikan guru ?

Jawab: Alhamdulillah, sebagian sudah. Karena begini, didalam

pembelajaran tuh misalkan tentang pemerintahan bani umayyah kalau

kelas 11. Pemerintahan bani umayyah pemilihannya itu kan sistem

kekeluargaan yah, nah bagaimana jika dihubungkan dengan di negara kita

di Indonesia, memilih presiden.. kita emang dengan kekeluargaan (?)

tidak. Tapi kita demokrasi. Siswa sudah bisa mengaitkan dan

menghubungkan dengan situasi keadaan kita di Indonesia. Kalau setiap

pembelajaran ada yang sudah bisa ada yang belum, sebagian sudah. Tapi

dilihat yang sudah-sudah tampil beberapa tahun ini ibu mengajarkan,

alhamdulillah pada bagus, bisa.. sebagian besar memahami gitu, gampang.

11. Apakah peserta didik dapat menyimpulkan materi yang telah dipaparkan ?

Jawab: Dapat. Menyimpulkan tuh nomor satu ituu. Susah ibu milih siapa

yang menyimpulkan. Tapi sebenarnya yang menyimpulkan itu tidak

semua siswa yah, kadang ibu ngambil di prakteknya presentasi. Setelah

presentasi menguraikan materi yang masing-masing mereka dapatkan,

mereka dapat menyimpulkan sendiri. Nanti setelah itu baru ibu evaluasi

secara umum.

12. Apakah bapak/ibu membimbing peserta didik supaya mampu

mempresentasikan hasil pekerjaannya? Bagaimana proses

pembimbingannya ?

Jawab: Dari awal ibu selalu ada untuk menguji ujian prakteknya,

presentasi ada. itu bagus-bagus. Satu, dilihat dari slidenya.. dari bagaimana

siswa membuat slide, ibu bimbing terus, mulai dari cover sampai penutup,

sampai referensi. Kemudian ketika mereka tampil. Nah pertama ketika

mereka itu tida bisa ngomong, takut, gerogi. Nah sekarang udah bisa

dibilang sebelas duabelas sama mahasiswa. Sudah bisa ngomong,

Page 141: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

123

ngomongnya sudah teratur, sudah isa mengapresiasikan di depan siswa

tanpa gerogi lagi..Nah apalagi yang kelas 12 ini nih, jago-jago, cantic-

cantik penampilannya, dia udah bisa kayak guru sendiri.

13. Bagaimana proses pembelajaran SKI dalam kegiatan penutup ?

Jawab: Kalau kegiatan penutup, setelah ibu evaluasi semua, kemudian

diberikan pertanyaan kepada anak-anak, kalau presentasi otomatis mereka

menutup. Evaluasi terakhir buat ibu, masukan buat mereka bagaimana ppt

yg lebih bagus, kemudian referensinya boleh bebas dimana aja diambil,

yang penting ada bukti webnya kapan diambil, kemudian webnya

Namanya apa, waktunya harus ada. kalau udah selesai, mereka ada yang

menyimpulkan sendiri di catatannya kemudian ibu periksa dan paraf

bahwa mereka presentasi mereka memperhatikan. Nah terus ada lagi

dalam pembelajaran itu ada dari siswa yang presentasi itu menanyakan ke

kelompok yang lain. Kira-kira kelompok yg lain ada ga yg tau ini siapa.

Nah itu, itu yang menariknya disitu, mereka sudah membuat kesimpulan

kalau semuanya ga ada pertanyaan baru ditutup dengan doa.

14. Apakah siswa suka belajar SKI dengan pendekatan saintifik ?

Jawab: Ya lebih suka. Karena ini harus bekerjasama semua, berkelompok.

Kalau tidak pakai metode ini, kalau ibu liat, guru yang aktif, mereka pada

ngobrol, tidur, coret-coret.. gambar-gambar oranglah, ayam, ular.. jadi itu

bukunya pada dicoret-coret semua. Tetapi kalau kita belajar pakai saintifik

seperti ini, mereka itu sudah ada tugasnya masing-masing. Apalagi ibu

sistimnya kalau praktek ibu panggil begini, pakai lotre begini. Jadi mau

gamau kelompoknya harus siap semua. Sebelum ibu pakai sistem ini,

sesuka ibu, ibu panggil. Misal ibu panggil kelompok satu, kelompok satu

semua. Sedangkan kelompok yang paling terakhir santai-santai ada yg

belum memepersiapkan penampilannya. Jadi dengan pakai lotre ini, ibu

rasa mereka ini bersemangat, semuanya kerja, memperhatikan. Makanya

ibu bilang pas proses mengamati saat presentasi, ada pengamatan disitu

sehingga mereka yang bertanya maupun yang menjawab ibu kasih nilai

Page 142: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

124

juga. Jadi ada nilai kelompok, pribadi, cara menerangkannya, jadi banyak

nilai ibu ambil untuk membantu anak-anak.

15. Apakah siswa lebih mudah memahami pembelajaran SKI dengan

pendekatan saintifik?

Jawab: Ya lebih mudah. Mereka diberi kebebasan, tidak monoton

mengikuti apa yang kita omongin yang ibu sampaian, mereka diberi

kebabasan untuk mencari sesuai dengan materinya, sumbernya dari mana

aja silahkan, tidak terbatas, yang penting jelas sumbernya, tidak lari dari

materi. Alhamdulillah anak-anak lebih semangat dan lebih bagus. Malah

menurut ibu cepat banget perkembangannya kalau diberi kebebasan seperti

itu, daripada buku aja, monoton. Paling ada sebagian kecil siswa yang

hanya memakai buku saja, tidak mau mencari sumber lain, nah itu karena

faktor x, yaitu faktor malas.

16. Apakah terjadi peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran SKI dengan

pendekatan saintifik ?

Jawab: Peningkatannya ada dari segi nilai ibu bisa lihat. Tapi kebanyakan

nilai yang mereka dapatkan tidak terlalu signifikan sih rendahnya, ada juga

beberapa orang yang harus diperbaiki. Alhamdulillah selama 3 tahun ibu

mengajar disini, belum ada yg perbaikan (remedial).

17. Apakah ada kendala dalam pengimplementasian pendekatan saintifik? Apa

saja ?

Jawab: Kalau di ibu, ibu sedang dinas luar, tidak terlaksana pembelajaran

saintifik sesuai dengan ada guru ada siswa. Kendala di siswa, mereka

sering lupa. Yang sering lupa itu yang kemarin itu metode yang ibu

terapkan, sesuai dengan absen urutannya. Nah itu sering ditinggal, karena

terlena yang terakhir. Flahsdisk ketinggalan, in focus habis, temannya

yang tidak hadir, laptopnya tidak connect.

18. Bagaimana proses penilaian pembelajaran SKI ?

Jawab: Penilaian kalau ibu menurut sekolah aja yah. Ada penilaian KI 1

KI 2 tentang spiritual dan sosial, kemudian pengetahuan terfokus metode

pendekatan saintifik ini yang ibu pakai dalam pengajaran, kemudian

Page 143: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

125

keterampilan yaitu presntasi yang dilakukan oleh siswa, kemudian

portofolio, ada juga produk. Klo portofolio ini kadang ibu suruh dia buat

kliping tapi model pop-up (gambar timbul), klo protofolio ibu suruh buat

mind mapping. Untuk penilaian keterampilan terdiri dari penilaian

presentasinya, isinya, apresiasinya,, kalau dia menghubungkan kejadian

pada masa kini kalau siswa itu pintar.. Untuk penilaian diri jarang

terlaksana karena waktu, tp ibu menilai itu dalam satu semester paling

sekali. Untuk format penilaian yg baku ada dari sekolah. Ibu pakai yg dari

sekolah, dipakai tidak setiap hari dan disaat waktu luang.

HASIL WAWANCARA GURU MENGENAI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA

MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MAN 2

JAKARTA

Hari, tanggal : Selasa, 25 Februari 2020

Waktu : 16.00 – 16.30

Tempat : Ruang Kelas

Nama Narasumber : Sayidatul Ummah, S. Hum.

1. Bagaimana penerapan pembelajaran saintifik pada mata pelajaran SKI di

MAN 2 Jakarta, apakah sudah sesuai dengan RPP yang dibuat ?

Jawab: Kalau untuk penerapannya sudah sesuai dengan RPP yang diibuat

atau belum, mungkin secara ideal belum sesuai dengan RPP. Akan tetapi,

tetap terkait dengan materi KI KD dan semuanya, kita kembali ke RPP.

Namun pada prakteknya tidak seluruhnya ideal sama dengan yang ada di

RPP.

2. Apakah bapak/ibu membuat RPP sendiri ?

Page 144: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

126

Jawab: Tidak. Saya pribadi saya tidak membuat RPPnya sendiri (secara

administrasi tertulis). Setiap kali saya mau masuk kelas, saya sudah punya

rencana apa saja yang akan saya kerjakan tapi memang tidak tertulis, tidak

ideal dan tidak terlalu sesuai dengan yang ada di RPP.

3. Apakah RPP mata pelajaran SKI yang bapak/ibu buat sudah sesuai dengan

Permendikbud ?

Jawab: Kalau kesesuaian pasti, RPP yang dibuat sudah sesuai dengan

permendikbud.

4. Apakah bapak/ibu setiap memulai pelajaran selalu diawali dengan

kegiatan pendahuluan ?

Jawab: Setiap akan memulai pembelajaran pasti akan ada salam, doa

besama, kemudian saya absen, kemudian saya mereview dulu pelajaran

yang dibahas minggu lalu.

5. Metode apa yang bapak/ibu gunakan dalam pembelajaran SKI dengan

pendekatan saintifik ?

Jawab: Metode yang digunakan diantaranya presentasi, diskusi. Misalkan

satu kelompok maju maka minggu berikutnya saya yang akan mengulas

kembali. Jadi anak tidak serta-merta hanya mendapat info dari teman-

teman saja, tetapi dapat info juga dari saya, dan saya mengambil

sumbernya dari jurnal, dari beberapa buku supaya informasi yang diteima

anak lebih luas.

6. Media apa yang digunakan guru dalam pembelajaran SKI ?

Jawab: Pastinya LCD kemudian saya juga menggunakan film, kemudian

dari yang lain saya menggunakan jurnal artikel.

7. Dalam proses mengamati, media/objek apa yang digunakan ?

Jawab: Kalau mengamati lebih ke film sih, tetapi saya juga menggunakan

jurnal artikel untuk mereka lebih luas menerima informasi.

8. Apakah peserta didik mampu membuat dan pengajukan pertanyaan, tanya

jawab dan berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami atau yang

ingin diketahui ?

Page 145: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

127

Jawab: Alhamdulillah sangat, mereka sangat antusias karena tadi saya

menggunakan metode presentasi, kemudian setelah presentasi

menggunakan sesi tanya jawab, selanjutnya ada sesi review materi

sebelum ditutup yang disampaikan oleh teman-teman yang presentasi. Di

sesi diskusi itu saya membatasi lima, tapi bahkan kadang ada yang lebih

dari lima karena ada proses sanggah menyanggah disitu. Dan saya

menwajibkan anak-anak setiap masuk kelas itu mereka harus sudah

membawa informasi, jadi harus baca sebelum masuk kelas saya.

9. Bagaimana proses mengumpulkan informasi dalam pembelajaran SKI ?

Jawab: Saya membebaskan mereka mendapatkan informasi dari manapun.

Silahkan ambil dari LKS, buku, internet, artikel jurnal silahkan, saya

mengharapkan dari buku-buku sejarah, tidak hanya buku-buku yang dari

sekolah saja.

10. Apakah siswa mampu menalar (mengasosiasi) dan mengkomunikasikan

dalam pembelajaran SKI yang disampaikan guru ?

Jawab: Proses penangkapan siswa kan berbeda-beda, ada beberapa anak

yang sudah memahami apa yang disampaikan, tetapi ada yang masih

meraba-raba cara mengkomunikasikannya.

11. Apakah peserta didik dapat menyimpulkan materi yang telah dipaparkan ?

Jawab: Saya tidak bisa mengatakan iya tapi juga tidak bisa mengatatakan

tidak. Karena proses menalar anak tentunya berbeda-beda tapi saya bisa

katakana bahwa sekitar 70% meraka memamhami atau menangkap apa

yang saya sampaikan dan teman-teman presentasi sampaikan, 30% nya

mungkin masih agak meraba-raba hanya satu dua maeri atau satu dua point

yang diingat.

12. Apakah bapak/ibu membimbing peserta didik supaya mampu

mempresentasikan hasil pekerjaannya? Bagaimana proses

pembimbingannya ?

Jawab: Kalau saya pribadi biasanya pertama mereka akan saya minta

untuk buat power point. Untuk pembuatan power point itu saya arahkan

diambil dari artikel jurnal. Jadi mereka tidak sembarangan mengambil

Page 146: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

128

power point dari website-website yang bisa di copy paste, tapi saya

menyuruh mereka mendowload dari artikel jurnal agar bisa dipertanggung

jawabkan.

13. Bagaimana proses pembelajaran SKI dalam kegiatan penutup ?

Jawab: Diakhir setelah teman-teman yang lainnya presentasi akan ada dua

orang yang diminta untuk mereview untuk menyampaikan oleh kelompok

yang hari itu bertugas. Dari situ kita bisa melihat, sampai atau tidak sih

materi yang disampaikan. Kemudian nanti saya akan ulas sedikit jika

misalkan ada pertanyaan yang sempat menimbulkan perdebatan agar

mereka melihat dari berbagai perspektif. Jadi kegiatan penutupnya seperti

itu.

14. Apakah siswa suka belajar SKI dengan pendekatan saintifik ?

Jawab: Kalau dari pengamatan saya, alhamdulillah mereka sangat tertarik,

mereka sangat excited. Walaupun awalnya mereka keberatan, tapi yang

paling signifikan adalah saya mencoba membimbing mereka dalam

membuat power point, yang tadinya mereka sangat deskriptif sekarang

alhamdulillah sudah berbentuk pemetaan jadi mereka mulai sudah bisa

bikin mind mapping atau peta konsep.

15. Apakah siswa lebih mudah memahami pembelajaran SKI dengan

pendekatan saintifik?

Jawab: Ya siswa lebih mudah memahami pembelajaran dengan

pendekatan saintifik dengan kegiatan 5M (Mengamati, menanya, menalar,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan). Hal ini yang menurut saya siswa

tertarik dengan pembelajaran SKI yang saya ajarkan.

16. Apakah terjadi peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran SKI dengan

pendekatan saintifik ?

Jawab: Ini yang sebenarnya menjadi problem menurut saya ketika

pembelajaran saintifik anak tidak hanya jalan kognitifnya aja tapi yang

lainnya juga jalan. Sedangkan ketika ujian yang dipaksakan hanya

kognitifnya saja. Nah ini sebenarnya menurut saya hal yang menjadi

problem pendidikan saat ini. Kalau peningkatan secara signifikan tidak,

Page 147: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

129

tetapi mereka lebih kritis menurut saya dalam membaca realita. Ada

peningkatan prestasi.

17. Apakah ada kendala dalam pengimplementasian pendekatan saintifik? Apa

saja ?

Jawab: Memaksa anak untuk membaca. Ketika saintifik kan mereka harus

mengikuti menalar, mengasosiasi dan sebagainya, tetapi kalau mereka

tidak punya bekal bacaan lalu bagaimana. Nah membuat anak untuk suka

membaca ini hal yang masih sangat sulit dilakukan. Bahkan ketika saya

buat aturan masuk kelas saya harus baca buku, mereka tetap aja ada yang

kadangkala melanggar aturan tersebut. Jadi itu sih problemnya menurut

saya.

18. Bagaimana proses penilaian pembelajaran SKI ?

Jawab: Kalau saya pribadi tentunya ada PH1,PH2, PH3, PTS, dan PAS.

HASIL WAWANCARA WAKIL KEPALA MADRASAH BIDANG

KURIKULUM MENGENAI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA

MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MAN 2

JAKARTA

Hari/Tanggal : Kamis, 12 Maret 2020

Waktu : 20.00 WIB

Tempat : Rumah

Sumber : Saepul, S.Pd.,MM (Waka Kurikulum)

1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terkait penerapan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik di MAN 2 Jakarta ?

Jawab :

Page 148: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

130

Pendekatan saintifik menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada aktivitas

siswa. Siswa dituntut untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Apakah prestasi siswa meningkat dengan diterapkannya pendekatan saintifik

kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran SKI ?

Jawab :

Secara umum iya, tetapi tidak terlalu signifikan

3. Kendala apa yang dihadapi dengan diterapkannya pendekatan saintifik

kurikulum 2013 ?

Jawab :

Kendalanya terletak pada guru dan siswa.

Guru belum terbiasa dengan pendekatan saintifik atau pembelajaran yang berpusat

pada siswa. Masih ada guru yang selalu melakukan ceramah dalam proses

pembelajarannya dan bersifat searah. Siswa hanya mendengarkan, sementara

aktifitas yang dilakukan hanya sedikit. Kemudaian ada juga anggapan bahwa

kegiatan saintifik harus runut, sehingga jika diterapkan terus menerus

menyebabkan siswa menjadi bosan dan tidak variatif.

Dari sisi peserta didik, kendalanya masih banyak peserta didik yang belum

terbiasa dengan pembelajaran mandiri (membaca dan memahami materi secara

mandiri) karena terbiasa di berikan oleh guru. Siswa belum terbaiasa menggali

informasi sendiri.

4. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang ada ?

Jawab :

Usaha madrasah dalam mengatasi kendala pembelajaran saintifik diantaranya :

- Mengadakan workshop pembelajaran K-13 bagi guru

- Mengirim guru di kegiatan-kegiatan MGMP

- Melakukan tutor sebaya (guru bertanya atau mengajari guru lainnya) bagi guru

yang kesulitan

5. Apakah guru di sekolah ini membuat sendiri RPP dan silabus sendiri ?

Jawab :

Iya

Page 149: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

131

6. Apakah guru di sekolah ini sudah menyiapkan RPP sebelum pembelajaran

dimulai ?

Jawab :

Iya

7. Apakah RPP yang dibuat sudah sesuai dengan permendikbud No.22 tahun

2016 atau permendikbud yang terbaru No. 14 tahun 2019 ?

Jawab :

Iya

Tapi untuk mapel PAI KI-KD diatur oleh Keputusan Menteri Agama RI.

Yang lama KMA 165 Tahun 2014

Yang terbaru KMA 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab

bagi madrasah

8. Apakah kelengkapan sarana sekolah sudah mendukung untuk diterapkannya

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik ?

Jawab :

Secara umum sudah mendukung

Page 150: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

132

DOKUMENTASI

Page 151: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

133

\

Wawancara dengan Bu Yelli Gusrita, M.Pd.I

Guru SKI kelas XII dan XII

Wawancara dengan Bu Sayidatul Ummah, S.Hum

Guru SKI kelas X

Page 152: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

134

Page 153: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

135

Page 154: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

136

Page 155: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

137

Page 156: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …

138

BIODATA PENULIS

Nama lengkap adalah M. Fadhil Mu’ammar.

Lahir di Jakarta, 18 September 1997. Anak ke-2 dari 3

bersaudara ini pernah mengenyam pendidikan di MI Al-

Ihsan Condet Jakarta dan tamat pada tahun 2009, setelah

itu melanjutkan ditempat yang sama di MTs Al-Ihsan

Jakarta dan selesai pada tahun 2012. Kemudian

melanjutkan sekolah di MAN 2 Ciracas Jakarta Timur

dan tamat pada tahun 2015, dan hingga saat ini pernah

merasakan kuliah di Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan tamat

pada tahun 2020.

Selama kuliah penulis aktif mengikuti organisasi intra maupun ekstra

kampus. Di intra kampus, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan

Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam Departemen Seniora tahun

2016, menjadi anggota dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa (HIQMA) divisi Hadrah tahun 2017.

Sedangkan di ekstra kampus, penulis merupakan anggota biasa yang telah

mengikut Latihan Kader (LK) I di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat tahun 2015. Pernah menjadi pengurus HMI

bidang Pembinaan, Penelitian dan Pengembangan Anggota (P3A) Departemen

Litbang di 2018, dan Wakil Bendahara Umum HMI Komisariat Tarbiyah Cabang

Ciputat tahun 2019 dan telah mengikuti LK II di HMI Cabang Pandeglang tahun

2019.

Motto :

“Yakinkan diri dengan doa, Maksimalkan karya dengan usaha, Pastikan sampai

pada cita-cita; Yakin Usaha Sampai”