Upload
vucong
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Ir. Hadi Sucahyono, Ph.D., M.P.P.Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
IMPLEMENTASI NUA DI INDONESIA: PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DALAM MENDUKUNG PERWUJUDAN KOTA BERKETAHANAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
OUTLINE
A. TANTANGAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN
B. KEBIJAKAN, STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN
NASIONAL DAN KONSEP KOTA BERKETAHANAN
C. DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERKAIT ADAPTASI DAN
MITIGASI BENCANA
TANTANGAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN
4
Tantangan Nasional Selaras Nawa Cita
Disparitas antar wilayah masih relatiftinggi yang memerlukan
penyeimbangan antar wilayah
Urbanisasi meningkat 6 kali dalam 4 dekade (1970-2010) diikuti
permasalahan perkotaan seperti urban sprawl dan penurunan
kualitas lingkungan, pemenuhan kebutuhan dasar untuk
meningkatkan kualitas hidup, dan kawasan perdesaan sebagai
hinterland belum maksimal dalam memasok produk primer
Belum mantapnya konektivitas antara infrastruktur di darat dan laut, serta
pengembangan kota maritim/pantai
Pemanfaatan sumber daya yang belum optimal dalam mendukung kedaulatan pangan & kemandirian
energi
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan
membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
8. Melakukan revolusi karakter.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat
restorasi sosial Indonesia.
NAWACITA
5
Indeks Daya Saing
Global Indonesia (GCI)
Tahun Ranking
2010 – 2011 44
2011 – 2012 46
2012 - 2013 50
2013 - 2014 38
2014 - 2015 34
2015 - 2016 37
2016 - 2017 41
Indonesia Singapura Malaysia Thailand Vietnam Filipina
KeseluruhanInfrastruktur
80 2 19 72 85 112
Jalan 75 2 20 60 89 106
Rel Kereta Api 39 5 15 77 52 89
Pelabuhan 75 2 17 65 77 113
TransportasiUdara
62 1 20 42 86 116
Tahun Ranking
2010 – 2011 90
2011 – 2012 82
2012 - 2013 92
2013 - 2014 82
2014 - 2015 72
2015 - 2016 62
2016 - 2017 60
Indeks Daya Saing
Infrastruktur Indonesia
Sumber: The Global Competitiveness Report 2016-2017 (World Economic Forums)
GCI 2016-2017Rankings Indonesia 41
Singapore 2
Malaysia 25
Thailand 34
Vietnam 60
Philippines 57
Indeks Daya Saing Global IndonesiaTahun 2016-2017
6
TANTANGANPEMBANGUNAN PERKOTAAN
DEMOGRAFI & KOHESI SOSIAL
Populasi PendudukPerkotaan:
dalam 4 dekade (1970 – 2010),
meningkat 6 kali lipat49,8% ~ 119,8 juta jiwa (2010)66,7% ~ 203,4 juta jiwa (2035)
Rata-rata pertumbuhanPenduduk per tahun 1.49%
PENATAAN RUANG PERKOTAAN
EKOLOGI PERKOTAAN
Perkotaanberkontribusi
75% terhadap
efek Emisi Gas
Rumah Kaca
Perubahan Iklim
0,73-0,76 cmKenaikan Muka Air Laut per
tahun
• Belum ada Vision & KPI penataan kota• Pertumbuhan kota-kota di Indonesia
tidak terkendali sesuai denganperencanaan, sprawling
53,6% ~ 137,5 juta jiwa (2015)
1.664 juta m3/tahun(Setara dengan hampir2x volume Waduk Jatigede; mampu mengairi +180.000 Ha sawah)
Tingkat Urbanisasi:
Konsumsi air tanah perkotaan
7
TATA KELOLA PERKOTAAN
EKONOMI PERKOTAAN
PERUMAHAN & PERMUKIMAN
83,6% RTRW Kota telah ditetapkan dalam Perda
berdasarkan prinsip
otonomi daerah
Desentralisasiperaturan
Kontribusi
perkotan terhadap
PDRB Nasional
74%
10 - 12 jutaBACKLOG PERUMAHAN TAHUN 2017
56%Cakupan pelayananpengelolaansampahJaringan Infrastruktur Regional mendukung Aliran
Barang & Jasa dan Jaringan Infrastruktur dalam Kota
IMB belum dimanfaatkan
secara optimal sebagai
Instrumen kontrol land use
7
KesenjanganKBI & KTI:
+ 3,4 Juta Unit Rumah Tidak LayakHuni (2015)
82%
18%
Kontribusi PDRB terhadapPDB 2015
KBI
KTI
Indonesia
2011-2014 ICOR (Incremental Capital Output Ratio):
Singapore, Thailand,
Malaysia, Vietnam
6.7
3-4
38,000 haLuas Permukiman KumuhProgram 100 – 0 – 100
68,87%Cakupan pelayananpenyediaanair bersih nasional
(2015)
The lower the ICOR, the more
productive the Capital Investment
Sumber: ADB, 2015
TANTANGANPEMBANGUNAN PERKOTAAN
Sumber: bareksa.com – 27 Maret 2017
27,57%Terlayani dengan baik o/ PDAM (Sumber: audit PDAM 2016)
2.162 haTelah selesai penanganan tahun 2016
KEBIJAKAN, STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN
NASIONAL DAN KONSEP KOTA BERKETAHANAN
SDGs
7SDGs
12
SDGs
13
SDGs
14
SDGs
15Membumi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan,
melawan pnggurunan, serta menghentiiksn dan mengembalikan degradasi tanah
dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati
Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya
maritim, laut, dan samudera untuk pembangunan yang berkelanjutan
Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya
Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan
Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan,
dan modern bagi semua
Kebencanaan dan Lingkungan Perkotaan
dalam SDGs
10
INKLUSIF dan
PARTISIPATIF
Melibatkan, mengikutsertakan, dan menyediakan
layanan dasar bagi semua golongan masyarakat,
termasuk kelompok rentan
RESPONSIF GENDER dan
USIA
Perumahan dan sarpras dasar perkotaan yang tanggap
terhadap gender dan usia
EFEKTIF, EFISIEN, dan
PRODUKTIF
Pembangunan yang tepat guna, menggunakan sumber
daya secara efisien, dan menstimulasi produktivitas
ekonomi
MUDAH DIAKSES dan
TERJANGKAU
Lokasi yang mudah dicapai dengan aman dan nyaman,
serta dapat dibeli/terbayar oleh semua golongan
masyarakat
TERPADUPembangunan antar sektor maupun antar pemangku
kepentingan yang saling melengkapi/tidak
bertentangan
TRANSPARAN dan
AKUNTABEL
Pengelolaan pembangunan yang dapat dikontrol oleh
semua pihak
AMAN, NYAMAN, dan
BERKETAHANAN
Perumahan dan sarpras dasar perkotaan yang dapat
dimanfaatkan dengan baik, terbebas dari bahaya dan
kriminalitas, serta memiliki daya tahan dari berbagai
risiko
Menuju Kota Berkelanjutan melalui pembangunan perumahan dan sarpras
dasar perkotaan yang:
67, 77, 101
104
88
34, 36
46
35
13b, 97
New Urban Agenda (Habitat III)
KEBIJAKAN & STRATEGI NASIONAL
PEMBANGUNAN PERKOTAAN
Kota Hijau
RTH
Transportasi berkelanjutan
Pengelolaan Energi
Bangunan berkelanjutan
Pengelolaan air
Pengelolaan sampah
Kota Cerdas
yang berdaya
saing dan
berbasis teknologi
Ekonomi cerdas
Komunitas cerdas
Pemerintahan cerdas
Mobilitas cerdas
Lingkungan cerdas
Kehidupan cerdas
Kota Layak yang
aman dan
nyaman
Lingkungan berkualitas
Walkable
Terjangkau/ekonomis
Konektivitas
Nyaman
Berbasis budaya
Membangun IDENTITAS PERKOTAAN INDONESIA berbasis
karakter fisik, keunggulan ekonomi, budaya lokal
Membangun keterkaitan dan manfaatantarkota dan desa-kota dalamSISTEM PERKOTAAN NASIONAL berbasis kewilayahan
11
Kota
berketahanan
iklim dan
bencana
Tata Guna Lahan PekaRisiko Bencana
Sistem Mitigasi Bencana
Daya Dukung dan dayaTampung
Rencana Aksi Daerah-Adaptasi Perubahan Iklim
Sumber: Bappenas/Kementerian PPN
AmanSehat,
Berkeselamatan
Estetik,Bersih,
Berkarakter,Nyaman
Produktifdan
Efisien
Ber-kelanjutan
• RTH Publik > 20%• Luas Jalan > 20%• Ketersediaan Air dan
Akses Sanitasi Layak• Sesuai Daya Dukung
dan Tampung• Proteksi dan preventif
terhadap bencana• KDB Rendah (<30%),
dan KLB Tinggi (di atas 3)
• Perumahan berkualitas
• Lansekap kota yg berkualitas
• Ketersediaan Landmark Kota
• Pelestarian kws bersejarah
• Wajah kota yang tertata
• Ketersediaan Ruang Publik yang memadai (± 50%)
• Pengurangan dampak perubahan iklim
• Pemanfaatan sumber daya terbarukan
• Manajemen sumber daya berkelanjutan
• Proteksi terhadap polusi
• Proteksi lingkungan• Pengelolaan sampah
terpadu (3R)
Semua elemen terhubung, Terkontrol, Real Time dengan Dukungan Teknologi (sensor, kamera, RFID, Koneksi kabel dan nirkabel dan Ruang kontrol)
SASARAN & STANDAR PELAYANAN KOTA CERDAS BERKELANJUTAN
Kehidupan Cerdas
Berkelanjutan
Ekonomi dan Mobilitas Cerdas
Berkelanjutan
Lingkungan Ekologi Cerdas Berkelanjutan
• Tata kelola yang baik(semua terkoneksi dan terkontrol)
• Peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan
• Rancangan Cerdas• Transparansi• Membangun
kreativitas masyarakat
Tata Kelola dan Komunitas
Cerdas Berkelanjutan
Baik, Akuntabel, Partisipatif
• 40% lahan terbangun untuk aktivitas ekonomi
• Pola penggunaan ruang campuran (mixed landuse, a.l kws. perumahan & Perkantoran)
• Aksesibilitas Tinggi : Infrastruktur Harmoni dengan Guna Lahan
• Penerapan state-of-the-art teknologi (semua terkoneksi dengan TI agar hemat air, energi, & lahan)
• Jejaring Kota (Network City)• Produktivitas tinggi• Enterpreneurship disemai• Infrastruktur TIK kuat• Sistem transportasi
berkelanjutan
12
20352015 20452025
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)2
3
100% indikatorKota Cerdasyang BerdayaSaing danBerbasisTeknologiterwujud di seluruh kota.
Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP), melalui:Indikator Kota Layak Huni, Kota Hijau, Kota cerdas berdaya saing.
1
Baseline
RPJPN 2005-2025 RPJPN 2025-2045
100% perkotaanmemenuhi fungsinya
100% indikator tata kelola kota berkelanjutan terwujud di seluruh kota.
Kota Masa Depan Indonesia:
Kota Berkelanjutan
100% Indikator StandarPelayanan Perkotaan(SPP) terpenuhi sesuaidengan Kota LayakHuni, Aman, Nyaman
100% indikatorKota Hijau danBerketahananIklim danBencanaterpenuhi disemua kota
13
ROADMAP PEMBANGUNAN PERKOTAAN NASIONAL 2015-2045
Sumber: Bappenas/Kementerian PPN
13
Meningkatkan pemerataan pembangunan kota-kota serta keterkaitan kota-desa sesuai peran dan fungsinya dalam Sistem Perkotaan Nasional
Mengembangkan prasarana dan sarana dalam memenuhi Standar Pelayanan Perkotaan (SPP)
Membangun hunian kota yang layak, aman dan nyaman, berbasis lingkungan , sosial dan budaya yang beragam
Mengendalikan ruang dan kegiatan pembangunan kota, dengan menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan
Membangun kegiatan perekonomian dan masyarakat kota berdaya saing yang produktif, kreatif dan inovatif, efisien serta berbasis IT
Perwujudan tata kelola dan kelembagaan pemerintah yang transparan, akuntabel, partisipatif, dan profesional.
1
2
3
4
5
6
Perwujudan Konektivitas antar kota
melalui Sistem Perkotaan Nasional (SPN)
dan konektivitas desa-kota
Pemenuhan Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP)• Perwujudan Kota Layak Huni,
Aman, dan Nyaman
• Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim danBencana
• Perwujudan Kota cerdas danBerdaya saing
Perwujudan Tata Kelola Kota Berkelanjutan
SASARAN PEMBANGUNAN
KOTA BERKELANJUTAN 2015 - 2045
14
Pembangunan infrastruktur PUPR difokuskan pada
35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)yang mencakup 97 kawasan strategis, untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi disparitas antar wilayah
Esensi:
1.memadukan antara pengembangan wilayahdengan “market driven”2.mempertimbangkan daya dukung dan dayatampung lingkungan3.memfokuskan pengembangan infrastrukturmenuju wilayah strategis4.mendukung percepatan pertumbuhan kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS5.mengurangi disparitas antar kawasan di dalamWPS. Untuk itu diperlukan:•Keterpaduan Perencanaan antara InfrastrukturPerkotaan dengan pengembangan kawasanstrategis dalam WPS.•Sinkronisasi Program antar infrastruktur (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana).
•Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan
HUB
HUB
ARUS PERDAGANGAN
EKSPOR & ANTARWILAYAH
ARUS PERDAGANGAN EKSPOR & ANTARWILAYAH
PERKOTAAN PARIWISATA
METROPOLITAN
PELABUHAN DARATAN
PERKOTAAN INDUSTRI
KAWASAN PERKOTAAN
PERKOTAAN INDUSTRI
KA
WA
SA
NP
AN
GA
NP
ER
DE
SA
AN
Pembangunan Infrastruktur PUPR 2015-2019 dengan
Pendekatan Pengembangan Wilayah
Pulau-pulau kecil terluar
WPS Pusat petumbuhan Terpadu
WPS Pusat Pertumbuhan Sedang berkembang
WPS Pertumbuhan Baru
Wps Perbatasan Darat Negara 35WILAYAH
PENGEMBANGAN
STRATEGIS
(WPS)
Kementerian PUPR, melalui BPIW,
mengembangan 35 WPS sebagaibasis perencanaan pengembanganinfrastruktur yang terpadu
DISTRIBUSI WPS DI INDONESIA
FENOMENA PERUBAHAN IKLIM REGIONAL DAN GLOBAL
KENAIKAN
TEMPERATUR
0.76°C Kenaikan ttemperatur rata –
rata ( periode1850-1899 ke
2001-2005)
KENAIKAN
PERMUKAAN
AIR LAUT17 cm dengan
rata – rata 1,8
mm/ tahun
PRESIPITASI
(PENGUAPAN
AIR)
MENINGKAT
KENAIKAN INTENSITAS
BENCANA ALAM
EKSTRIMKenaikan curah hujan dan lamanya
musim kemarau, increased rainfall and
the length of dry season, intrusi air
laut, and erosi pantai
1. Menurunnya kualitas kesehatan masyarakat
2. Menurunnya kualitas infrastruktur permukiman
3. Kekeringan dan berkurangnya pasokan air
4. Peningkatan frekuensi dan intensitas banjir yang ekstrim
5. Gangguan pada kegiatan sosial ekonomi seperti pariwisata,
kehutanan, perkebunan, dan pertanian
6. Penurunan ketahanan pangan karena gagal panen dan kekeringan
FENOMENA
AKIBAT
PERUBAHAN IKLIM DAN LINGKUNGAN DALAM
PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DI INDONESIA
Fakta dan IsuPOLUSI UDARA
Total emisi (2014-2016):
36 miliar
ton / tahun
145%Konsentrasi CO2
meningkat
Pembunuh terbesar
6 juta orang/tahun
• Jawa Tengah: 600 bencana
• Jawa Timur: 419 bencana
• Jawa Barat: 319 bencana
• Aceh: 89 bencana
• Kalimantan Selatan: 57 bencana
BENCANA ALAM
85% Dari gas emisi berasal dari
rumah kaca di Indonesia
2oC50 tahun terakhir
urban heat island
Kenaikan permukaan air laut
mengancam
70%kota – kota di Indonesia
PERUBAHAN IKLIM
Sumber: BNPB Tahun 2017
93%Dari 2.271 bencana
diakibatkan oleh banjir,
longsor, & puting beliung
5 provinsi yang paling banyak mengalami bencana:
Sumber: sains.kompas.com, 2017Sumber: sains.kompas.com, 2017 Sumber: voaindonesia.com, 2017
Sumber: beritasatu.com, 2017Sumber: goodnewsfromindonesia, 2017
PETA INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA
Sumber: BNPB
Sumber: Kegiatan Kota Berketahanan T.A. 2015, BPIW
Tata Guna Lahan
Peka Risiko
Seperti daerah tangkapan
dan penyimpanan air, RTH,
habitat alamiah, serta
memelihara konektifitas dan
keberfungsian dari sistem
alamiah ini
Penetapan rencana dan
penataan zonasi untuk
menjadikan infrastruktur
beserta asetnya yang sudah
ada sesuai dengan standar
kebertahanan yang
disyaratkan
Rencana Tata Guna Lahan
mempertimbangkan hasil
penaksiran risiko, zonasi detail
di Kawasan perencanaan
berdasarkan mikrozonasi
bahaya
Manajemen
Ekosistem Kota
Peremajaan Kota
1
2
3 1
2
3
KONSEP KOTA BERKETAHANAN
3 Pilar Utama Kota Berketahanan
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERKAIT
ADAPTASI DAN MITIGASI BENCANA
RENCANA AKSI NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI
PERUBAHAN IKLIM (RAN-MAPI) TAHUN 2012-2020
RAN MAPI Kementerian Pekerjaan Umum yang disusun dalam
PermenPU No. 11/PRT/M/2012 adalah. dokumen program kerja
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang dalam rangka
mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim
Sebagai bentuk komitmen Kementerian Pekerjaan Umum
terhadap upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, telah
ditetapkan Keputusan Menteri PU No. 449/KPTS/M/2010
tentang Pembentukan Tim Mitigasi dan Adaptasi Perubahan
Iklim Kementerian Pekerjaan Umum (Tim MAPI PU) untuk
mendukung perwujudan pembangunan infrastruktur bidang ke-
PU-an berbasis mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
Muatan RAN MAPI Kementerian PekerjaanUmum
Strategi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Sasaran Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Output Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Komponen Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; dan
Anggaran Biaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan
Iklim Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
FOKUS MANAJEMEN SEKTORAL PUPR
TERKAIT MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA
•Mitigasi: pengelolaan sistem air lahan gambut di daerah rawa dengan persiapan MRV (measurement, reporting, and verification);
•Adaptasi: rehabilitasi dari sistem jaringan irigasi hemat air dan pelaksanaan Program Kemitraan Penyelamatan Air Nasional (PKPAN);
SUMBER DAYA AIR
•Mitigasi: manajemen kemacetan dan menggunakan bahan jalan ramah lingkungan;
•Adaptasi: mengurangi risiko kerusakan jalan yang disebabkan oleh perubahan iklim;
JALAN DAN JEMBATAN
•Mitigasi: pengelolaan limbah dan sampah, terutama untuk pengurangan emisi gas metan, seperti manajemen efisiensi lingkungan dan bangunan;
•Adaptasi: Gerakan Hemat Air (GHA) dan manajemen sistem drainase untuk mengantisipasi akibat dari proses presipitasi ekstrim
PERMUKIMAN DAN
PERUMAHAN
RAPERMEN RAN MAPI PRB
Selanjutnya BPIW memprakarsai penyusunan
Rancangan Peraturan Menteri (Rapermen)
PUPR tentang Rencana Aksi Nasional
Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
serta Pengurangan Risiko Bencana (RAN
MAPI PRB) Kementerian PUPR.
Rapermen RAN MAPI PRB diharapkan dapat
menjadi pedoman dalam menghasilkan
infrastruktur PUPR yang memiliki kemampuan
pengurangan risiko dan kerugian dari bencana
dalam kehidupan, mata pencaharian,
kesehatan, aset ekonomi, fisik, sosial, budaya,
lingkungan, bisnis, masyarakat dan negara.
Progress terakhir per Januari 2018 ini, BPIW
telah menyusun draft Rapermen RAN MAPI
PRB dan akan diagendakan untuk
pembahasan selanjutnya dari setiap unit-unit
organisasi di Kementerian PUPR.
SMART TUNNEL CILIWUNG RIVER – JAKARTA EAST CANAL1.contoh
Weather
prediction by BMKG
Tide Prediction
(Tj. Priok)
Information from
Meteorological Experts
Information from officer
monitors of floodgates
Information from
community (Qlue, JAFIP)
Collecting Information
Publishing information
through manual flood
volunteer and using JAFIP
application
EARLY WARNING SYSTEM – FLOOD WARNING SYSTEM DKI JAKARTA2.contoh
contoh
Sensor ini digunakan untuk mengukur
ketinggian level air ataupun kedalaman
sungai/bendungan/danau/reservoir
WATER LEVEL SENSOR
Bendung Katulampa: sebagai
pemantau banjir dipasang dengan
sensor digital dan kamera CCTV
yang secara langsung terhubung
dengan command center di Kantor
BBWS Ciliwung Cisadane
FLOOD CONTROL SYSTEM3.contoh
Buoy
The spread of buoys
Tsunamiradar
Buoy
Tide gaugestation
GPS station
Data analysis by NTWC BMKG
Informing people
Data sent via satellite
PENDETEKSI GEMPA DAN TSUNAMI DI PADANG DAN BANDA ACEH4.contoh
Utilization of materials that can absorb light and heat-
reflecting
Reusing rain water for
Toilet and Park
Solar Cell
Motion Sensor
for Lamp
•Renewable energy utilization•Building responds to the climate
Smart Parking
KONSTRUKSI GREEN BUILDING5.contoh
❑ Dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang
modular
❑ Komponen dapat dicetak secara fabrikasi atau insitu
❑ Berat komponen “relatif ringan” tetapi dapat saling
mengait dalam arah vertikal, horizontal, dan arah
memanjang aliran. Dalam keadaan saling terkait blok
beton terkunci mampu menahan gaya seret sebesar 5
– 7 kali lebih besar dibandingkan jika blok beton
tersebut berdiri sendiri
❑ Kaitan antar komponen cukup lentur tetapi tidak
mudah lepas agar bangunan dapat menyesuaikan
dengan terhadap abrasi dan perubahan morfologi
sungai
❑ Tahan terhadap abrasi & benturan batu oleh aliran
sungai yang membawa pasir kerakal dan batuan
BLOK BETON TERKUNCI SEBAGAI TEKNOLOGI PELINDUNG GERUSAN LOKAL
DAN DEGRADASI DASAR SUNGAI
Digunakan untuk penanggulangan masalah gerusan lokal di
hilir bendung (pengganti rip-rap batu), degradasi, dan
perubahan morfologi sungai; perkuatan ujung krib gerusan
tebing sungai; bottom panels untuk melindungi tembok
pangkal jembatan atau sayap bendung dari gerusan;
struktur pelindung pilar jembatan dari gerusan.
KEUNGGULAN: Blok Beton Balok Kaki Enam
6.contoh
BLOK BETON 3B ( BERKAIT, BERONGGA DAN BERTANGGA) SEBAGAI
ALTERNATIF TEKNOLOGI PENGAMAN PANTAI
Merupakan bahan pengganti material batu besar dengan berat tertentu
yang sulit didapat. Spesifikasi teknik dari blok beton ini adalah:
1. Bahan dari beton K22
2. Berat blok beton dengan dimensi tetrera pada gambar = 230 kg/unit
3. Koefisien stabilitas lapis lindung(KD) = 34,63
4. kemampuan menahan tinggi gelombang = 2 m
5. Menggunakan tulangan praktis = 115 kg/m3
KEUNGGULAN:
❑ Mempunyai stabilitas yang lebih tinggi
❑ Hasil pengujian dilaboratorium, armor
blok beton bertulang tipe 3B
mempunyai koefisien Stabilitas(KD)
sebesar 53Pelindung Kaki
Pengisian Pasir
Plat Beton Penyangga
Cerucuk Beton
Material Pengisi
7.contoh
PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH (PEGAR)
Merupakan pemecah gelombang untuk
melindungi pantai, Berperan sebagai pengimbuh
pantai sekaligus perehab pantai yang tererosi.
Lokasi: Banten, Jawa
Tengah, Bali.
47
KEUNGGULAN:
❑ Tidak mengganggu pemandangan ke arah laut, karena dipasang pada
kedalaman muka air rendah
❑ Gelombang tidak dimatikan secara total sehingga respon pantai relatif
seragam pada arah memanjang pantai,
❑ Gelombang dibelakang PEGAR
❑ Energinya telah berkurang sehingga perairan dibelakangnya aman
untuk berenang
❑ Dampak yang ditimbulkan PEGAR lebih kecil dari Pemecah Gelombang
konvensional, karena itu PEGAR lebih ramah lingkungan.
8.contoh
SISTEM POLDER PENGENDALI BANJIR PERKOTAAN
Bendungan
Stasiun PompaTanggul
Kolam Retensi
Lokasi
DKI Jakarta, Jawa Tengah
KEUNGGULAN:
❑Bersifat multi purpose (serba
❑guna)untuk:
❑Mengendalikan air
❑Obyek Wisata / Rekreasi
❑Lahan Pertanian/ Perikanan
❑Lingkungan Industri dan Perkantoran
Merupakan cara penanganan banjir/rob dengan
kelengkapan sarana fisik yang meliputi:
1. sistem drainase kawasan, kolam retensi, tanggul keliling
kawasan, pompa dan / pintu air,
2. sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air tak
terpisahkan
3. Manajemen sistem tata air dilakukan dengan
mengendalikan volume, debit, muka air, tata guna lahan
dan lansekap.
9.contoh
PELINDUNG TEBING SUNGAI DENGAN BIO-ENGINEERING YANG BERWAWASAN
LINGKUNGAN
Ipomea Carnia atau vetiver
Endapan baru membentukkaki tebing
Tebing sungai yang stabil
Merupakan teknologi
sederhana berwawasan
lingkungan yang dapat
melindungi tebing sungai,
biaya murah, bahan
mudah didapat di sekitar
lokasi, pada skala kecil
masyarakat mampu dan
mudah menirunya.
KEUNGGULAN:
Teknologi sederhana, alami, ramah lingkungan,
mempunyai efek peredaman sehingga dampak
ke arah hulu dan hilir sangat sedikit, murah,
mudah pelaksanaannya, bahannya mudah
didapat, sehingga masyarakat dapat dengan
swadaya melindungi tanahnya dari
erosi arus sungai.
Kriteria Krib Bambu Kriteria Tanaman/Vegetasi
• dari jenis yang kuat dan bisatumbuh jika dipancang
• diameter bambu antara 8 - 10 cm
• sudah cukup umur
• Mudah didapat di sekitar lokasi• Kuat terhadap serangan arus sungai• Mudah untuk tumbuh dan berkembang• Ada manfaat bagi masyarakat
sekitarnya• Tahan terhadap keadaan basah dan
kering
Lokasi:Jawa Tengah
10.contoh
KEUNGGULAN:
Pelaksanaan pekerjaan relatif lebih
cepat dan aman dan murah karena
menggunakan material setempat,
dilaksanakan secara masal dan
menggunakan peralatan berat.
Merupakan Sabodam yang dibuat dari semen
tanah sebagai komponen utama dengan cara
mencampur material tanah dengan semen
sebagai upaya stabilisasi dan perkuatan
material tanah.
Sabo cePat Aman dan Mudah
(SPAM) adalah metode yang digunakan
dalam pembuatan Sabodam, pelaksanaan
pembangunan Bangunan Sabo dapat
dilakukan dengan mudah dan cepat.
a • Tubuh Bendung: semen - tanah
b • Lapisan luar pada mercu: beton K225
c • Lapisan Apron: beton K175
d • Side Wall: pasangan batu
cb
a
d
Lokasi
Daerah Istimewa Yogyakarta
SABO DAM SEMEN TANAH11.contoh
SISTEM PRAKIRAAN BANJIR DEBRIS BERBASIS DATA RADAR DAERAH GUNUNG
MERAPI
Merupakan sistem untuk memperkirakan rambatan banjir
debris di sepanjang alur sungai dan daerah yang terancam
berdasarkan data curah hujan spasial dari radar. Metode
prakiraan menggunakan aplikasi SIMLAR, suatu aplikasi yang
tersusun dari sub program hidrologi, sub program keruntuhan
bendungan dan sub program simulasi 2D. Hasilnya berupa visualisasi
rambatan banjir berupa animasi banjir debris dan daerah yang
terancam.
Ket (Searah Jarum Jam): Radar Terpasang Di Menara, Tampilan
Data Kualitatif HujanSpasial, Tampilan Kuantitatif Curah Hujan DAS
Lokasi:
DI Yogyakarta, Jawa Tengah
57
KEUNGGULAN:Cepat dan mudah untuk mendapatkan data
12.contoh
CANAL BLOCKING KONSTRUKSI BETON
Canal Blocking – upaya konservasi sumber daya air pada lahan gambut agar lahan gambut tidak mengalami kekeringan dan terbakar.
KEUNGGULAN:
❑Dapat menagtur paras muka air tanah pada lahan gambut sesuai
peraturandan perundanganyangberlaku
❑Dapat diterapkan di berbagai canal yang berukuran besar maupun
kecil
❑Lebihefektif& efisienditerapkanpada canalyangbesar
❑Konstruksi beton mempunyai umur layanan yang jauh lebih lama
dibandingkandengankonstruksi kayu
❑Minimpemeliharaan
Prinsip canal blocking: dengan cara menaikkan & mempertahankan paras muka air tanah pada lahan gambut yg terdegradasi sehingga kondisi hidrologis ekosistem gambut tetap basah/lembab pada musim kemarau
13.contoh
❑ Ramah lingkungan❑ Pembentukan tebing bersifat alamiah ❑ Material murah & mudah didapat❑ Pertumbuhan vegetasi sesuai dengan
kondisi setempat❑ Dapat dilakukan secara mandiri oleh
masyarakat
PELINDUNG TEBING SUNGAI DENGAN BIO-ENGINEERING
Alternatif pelindung tebing tidak
langsung berbasis material alami
untuk menangkap sedimen yang
terbawa aliran. Sedimen yang
terbentuk menjadi tempat
tumbuhnya vegetasi u/
meningkatkan stabilitas tebing
sungai.
KEUNGGULAN: Syarat Teknis Bio-Engineering
▪ Tinggi tebing < 5m▪ Kemiringan tebing < 1:1▪ Batuan lapisan tebing: tanah,
lempung, & pasir▪ Angkutan bahan dasar sungai: kerikil,
pasir, lempung, & lanau▪ Kecepatan aliran < 2m/dtk▪ Tanaman/vegetasi tumbuh scr alami▪ Tanaman/vegetasi kuat hantaman
arus sungai
14.contoh
KONSEP PENGENDALIAN BANJIR ROB
Lokasi:
Desa Wonokerto, Pekalongan, Jawa Tengah
57
❑ Dapat mengendalikan banjir yang datang bersamaan dari hulu maupun akibat rob❑ Sebagai bahan penyusunan master plan untuk tindakan penanganan jangka pendek maupun jangka
panjang
KEUNGGULAN:
SISTEM TERBUKA SISTEM SEMI TERBUKA SISTEM TERTUTUP
Semua sungai mengalirlangsung ke laut denganmembuat sub – sub polderyang dibatasiDengan tanggul keliling
Hanya sungai besar yangmengalir langsung ke laut,sedangkan sungai kecil ditutup &dialirkan menggunakan pompadengan sistem polder
Semua sungai ditutup &dialirkan menggunakanpompa dengan sistem polder
15.contoh
EKOTEKNOLOGI
Ekoteknologi adalah salah satu alternatif sederhana dengan menggunakan tanaman air untuk pengolahan limbah grey water.
Jenis tanaman air:▪ Jaringo (obat)▪ Pontederia cordata (Bunga Ungu)▪ Lidi Air (Futoy ruas)▪ Typha angustifolia (Bunga Coklat)▪ Melati Air (Bunga Putih)▪ Lili Air (Bunga Air)
❑ Teknologi yang ramah lingkungan & alami tanpa menggunakan bahan kimia
❑ Biaya operasional & pemeliharaan lebih murah karena tidak memerlukan peralatan mekanikal & elektrikal
❑ Tidak membutuhkan tenaga ahli❑ Efisiensi pengolahan dengan tanaman
mampu menyerap zat pencemar❑ Meningkatkan estetika lingkungan
KEUNGGULAN:
16.contoh
ECOTECH GARDEN DAN SARINGAN TETES BERTINGKAT DAN BERAERASI
(EGA – SATTIRA)17.
❑ Ramah lingkungan❑ Estetika lingkungan meningkat❑ Dalam jangka pendek menurunkan beban BOD,
Total-N & Total-P yang terbuang ke sungai❑ Menurunkan bau, indikator dari penurunan kadar
Amonia sebesar 50% (semula 10,50 mg/liter turun di outlet 5,3 mg/liter) sedangkan kriteria limbah domestik berbau minimal 6 mg/liter (Arnold S. Vernik, 1987)
KEUNGGULAN:
Lokasi:
Puslitbang SDA, Bandung, Jawa Barat
EGA - SATTIRA merupakan teknologi gabungan Ecotech Garden dengan Saringan Tetes Bertingkat dan Beraerasi, merupakan salah satu teknologi alternatif pengolahan air selokan (grey water) atau effluent tangki septik dengan menggunakan tanaman hias air.
contoh
TEKNOLOGI RUMAH INSTAN SEDERHANA SEHAT (RISHA)18.
Eco House atau Eco
Building adalah
bangunan yang
dibangun secara
manual dengan tata
cara atau kriteria
perencanaan
berorientasi pada
rendahnya emisi dan
rendahnya konsumsi
energi serta
berwawasan
lingkungan
RISHA mempunyai konsep bahwa seluruh komponen dapat dibongkar-pasang atau
knock down system.
contoh
Pengiriman 400 insinyur muda CPNS PUPR
dilakukan bertahap. Kamis (30/8/2018)
diberangkatkan 178 orang (Rilis sebelumnya tertulis
190 orang) dari Lanud Husein Sastranegara,
Bandung dan Jumat (31/8/2018) diberangkatkan lagi
sebanyak 222 orang dari Lanud Halim Perdana
Kusuma, Jakarta.
Rehabilitasi dan rekonstruksi rumah akan dilakukan
serentak secara gotong royong atau swakelola
sehingga ditargetkan bisa selesai dalam waktu 6
bulan. Jumlah rumah rusak yang sudah
teridentifikasi saat ini sebanyak 125.741 unitdimana 32.717 unit rumah sudah diverifikasi.
31 Agustus 2018 SP.BIRKOM/VIII/2018/436
“
“
10 Agustus 2018 SP.BIRKOM/VIII/2018/393
11 Agustus 2018SP.BIRKOM/VIII/2018/394
Teknologi Risha : Solusi Alternatif Rekonstruksi
Rumah di Lombok
Kementerian PUPR Fungsikan 15 Sumur Bor dan
Pompa Air Tanah Sebagai Sumber Air Bersih
Pengungsi Gempa Lombok
“
“PENANGANAN GEMPA
LOMBOK
4 Oktober 2018SP.BIRKOM/X/2018/497
“
“PENANGANAN GEMPA
PALU DAN DONGGALA
Kementerian PUPR juga telah menyediakan 22
Hidran Umum (HU) berkapasita masing-masing
2.000 liter yang tersebar di 18 titik.
Lokasi-lokasi HU diantaranya di Lapangan
Watulempo, Halaman Balaikota, Bundaran Biromaru,
Bundaran STQ, Makorem, Mesjid Raya, Mako
Sabara Paboya, Lapangan Anoa, Lapangan Perdos,
Lapangan Dayodara, GOR Srikandi, Kampung
Siswa (Kel. Baiya), Kel. Patoloan Boya, BTN
Lasonni, Mako Set Brimob Mamboro, Lapangan
Bonja Vera di Kabupaten Donggala (2 unit),
Lapangan Kawatuna (2 unit), dan Gedung RRI Palu
(2 unit).
6 Oktober 2018 SP.BIRKOM/X/2018/501
Kementerian PUPR Tambah Alat Berat Untuk
Percepat Evakuasi dan Pembersihan Kota Dalam
masa tanggap darurat, Kementerian PUPR fokus
untuk membantu evakuasi korban, penyediaan
prasarana sarana air bersih dan sanitasi,
pembersihan kota dari puing-puing dan kemudahankonektivitas.
“
PRIORITAS PENANGANAN DAMPAK
GEMPA PALU DAN DONGGALA
No Lokasi Jenis Penanganan Jumlah Peralatan Keterangan
1 Konektivitas menuju
Kota Palu (Loli-Taman
Rian, Kebun Kopi)
Pembersihan jalan
Perbaikan konektivitas
Excavator: 8 Unit
Dump Truck: 6 Unit
Wheel Loader: 3 Unit
Bulldozer: 5 Unit
Akses telah
terbuka,
Alat telah ditarik
untuk lokasi dalam
kota
2 Perum. Balaroa Pembersihan jalan akses,
galian reruntuhan untuk
evakuasi korban
Excavator: 6 Unit
Dump Truck: 1 Unit
Bulldozer: 1 Unit
Telah ditemukan
107 korban
3 Dalam Kota Palu Pembersihan jalan dan
penghamparan timbunan
sirtu permbersihan fas.
Umum
Excavator: 8 Unit
Dump Truck: 5 Unit
Wheel Loader: 3 Unit
Motor Grader: 1 Unit
Akses telah terbuka
4 Perum Petobo dan
Sigi
Pembersihan jalan akses,
galian reruntuhan untuk
evakuasi korban
Excavator: 15 Unit
Truck Crane: 1 Unit
Dump Truck: 7 Unit
Mesin bor air tanah: 1
Unit
Telah ditemukan
150 korban
5 Titik-titik Pengungsian Pemenuhan air bersih dan
sanitasi
Hidran Umum: 33 Unit
Dump Truck: 2 Unit
Mobil Tangki Air: 12 Unit
Perlu
penambangan HU
dan sanitasi
Sumber: Laporan Harian Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami di Palu, Tim Tanggap
Darurat Gempa Palu Posko Utama BWSS III 7 Oktober 2018