6
IMPETIGO Impetigo adalah pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis). Terdapat dua bentuk yaitu impetigo krustosa dan impetigo bulosa. IMPETIGO BULOSA 1. Definisi Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama lepuh-lepuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion. Disebut juga cacar monyet, impetigo vesiko-bulosa. 2. Epidemiologi Frekuensi jenis kelamin sama pada pria dan wanita Terjadi pada anak dan dewasa 3. Etiologi Impetigo disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Streptococcus beta hemolitikus grup A (Streptococcus pyogenes). Staphylococcus merupakan patogen primer pada impetigo bulosa dan ecthyma. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit Lebih banyak pada daerah tropis dengan udara panas Musim panas dengan banyak debu Kebersihan kurang Keadaan lebih berat/lebih sering pada kurang gizi dan anemia Lingkungan kotor dan berdebu 5. Manifestasi Klinis

Impetigo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

test

Citation preview

Page 1: Impetigo

IMPETIGO

Impetigo adalah pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis). Terdapat dua bentuk

yaitu impetigo krustosa dan impetigo bulosa.

IMPETIGO BULOSA

1. Definisi

Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama lepuh-lepuh berisi

cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion. Disebut juga

cacar monyet, impetigo vesiko-bulosa.

2. Epidemiologi

Frekuensi jenis kelamin sama pada pria dan wanita

Terjadi pada anak dan dewasa

3. Etiologi

Impetigo disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Streptococcus beta hemolitikus

grup A (Streptococcus pyogenes). Staphylococcus merupakan patogen primer pada

impetigo bulosa dan ecthyma.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit

Lebih banyak pada daerah tropis dengan udara panas

Musim panas dengan banyak debu

Kebersihan kurang

Keadaan lebih berat/lebih sering pada kurang gizi dan anemia

Lingkungan kotor dan berdebu

5. Manifestasi Klinis

Keadaan umum tidak dipengaruhi

Predileksi: ketiak, dada, punggung dan ekstremitas atas dan bawah

Efloresensi: tampak bula dengan dinding tebal dan tipis, miliar hingga

lentikular, kulit sekitar tidak menunjukkan peradangan, kadang-kadang

tampak hipopion. Jika bula pecah, tampak krusta kecoklatan yg tepinya

meluas dan tengahnya menyembuh.

6. Histopatologi

Pada epidermis: tampak vesikel subkornea berisi sel-sel radang yaitu leukosit

Pada dermis: tampak sebukan sel-sel radang ringan dan pelebaran ujung-

ujung pembuluh darah

Page 2: Impetigo

7. Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:

Kultur bakteri dan sensitivitas antibiotik, dapat digunakan dalam menentukan

terapi antibiotik yang sensitif untuk mengeradikasi bakteri penyebab infeksi

Pengecatan Gram, digunakan untuk melihat bakteri penyebab infeksi, apabila

ditemukan bakteri gram positif dengan bentuk coccus (bulat) dan berkelompok

dapat menunjukkan adanya Staphylococcus aureus.

Pengecatan kalium hidroksida (KOH), digunakan untuk menyingkirkan

kemungkinan infeksi jamur

Pengecatan tzank atau biakan virus, digunakan untuk menyingkirkan

kemungkinan infeksi herpes simpleks.

8. Diagnosis Banding

a. Pemfigus: biasanya bula berdinding tebal, dikelilingi oleh daerah eritematosa,

keadaan umum buruk

b. Impetigenisasi: ada gejala-gejala penyakit primer dengan gejala konstitusi

berupa demam dan malaise

c. Tinea sirsinata: jika lepuh pecah, bagian tepi masih menunjukkan adanya

lepuh, tetapi bagian tengah sembuh.

9. Tata Laksana

Menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor-faktor predisposisi

Jika bula besar dan banya, sebaiknya dipecahkan, selanjutnya dibersihkan

dengan antiseptik (betadine) dan diberi salep antibiotik (kloramfenikol 2%

atau eritromisin 3%)

Jika ada gejala konstitusi seperti demam, sebaiknya diberi antibiotik sistemik,

misal penisilin 30-50 mg/kgBB atau antibiotik lain yang sensitif.

10. Prognosis

Dubia ad bonam

11. Pencegahan

Menjaga kebersihan: mandi teratur dengan sabun mandi, mengganti dan

menjaga kebersihan pakaian, handuk dan sprei

Konsumsi makanan gizi seimbang

Page 3: Impetigo

PATOFISIOLOGI IMPETIGO

Infeksi kulit primer

Infeksi sekunder karena penyakit kulit primer

Lesi di kulit yg menyebar dari infeksi

di organ lain

Kondisi kulit reaktif karena infeksi bakteri

Staphylococcus aureus

Pertahanan di kulit: Lipid permukaan kulit (FFA, linopeic acid) Produk flora normal (Sphinosine, hexadeconic acid) Bacterial interference

Pertahanan gagal

Bakteri berikatan dengan sel epitel kulit

Mengeluarkan Eksfoliatin toxin

Target: Desmoglein I

Adhesi antar sel

Celah di epidermis

Bula

APC

TLR

Infiltrasi neutrofil

Aktivasi komplemen

C5a C3b

Aktivasi neutrofil Opsonisasi + fagositosis

Histamin PG LT

Permeabilitas Vasodilatasi

Cairan masuk di celah epidermis

Bula

Eritema

Bula hipopion

pecah

krusta

Page 4: Impetigo

IMPETIGO KRUSTOSA

1. Definisi

Bentuk pioderma paling sederhana. Menyerang epidermis, gambaran yang dominan

ialah krusta yang khas, berwarna kuning kecoklatan seperti madu yang berlapis-lapis

2. Epidemiologi

Frekuensi jenis kelamin sama pada pria dan wanita

Terjadi terutama pada anak-anak

3. Etiologi

Streptococcus beta hemolitikus

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit

Lebih banyak pada daerah tropis

Musim panas atau cuaca panas dan lembap

Kebersihan kurang, higiene buruk

Keadaan lebih berat/lebih sering pada kurang gizi dan anemia

5. Manifestasi Klinis

Predileksi: terutama wajah (sekitar hidung dan mulut), tangan, leher dan

ekstremitas

Efloresensi:

o makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular, sirsinar.

o Vesikel dan bula lentikular difus.

o Pustula miliar sampai lentikular.

o Krusta kuning kecoklatan, berlapis-lapis, mudah diangkat.

6. Histopatologi

Peradangan superfisial folikel polisebasea bagian atas

Terbentuk bula atau vesikopustula subkornea yang berisi kokus serta debris

berupa leukosit dan sel epidermis

Pada lapisan dermis didapatkan reaksi peradangan ringan berupa berupa

dilatasi pembuluh darah, edema, dan infiltrasi PMN

7. Diagnosis Banding

a. Ektima: lesi lebih besar, lebih dalam dan peradangan lebih berat. Ditutupi

krusta yang keras, jika diangkat akan berdarah secara difus

b. Varisela: lesi lebih kecil, berbatas tegas, umbilikasi vesikel

8. Tata Laksana

Page 5: Impetigo

Menjaga kebersihan kulit, mandi pakai sabun 2 kali sehari

Lepas krusta dengan mencuci dengan H2O2 dalam air, lalu beri salep antibiotik

(kloramfenikol 2% atau teramisin 3%)

Jika lesi banyak dan ada gejala konstitusi seperti demam, beri antibiotik

sistemik (penisilin, kloksasilin, atau sefalosporin)

9. Prognosis

Dubia ad bonam.

10. Komplikasi

Glomerulonefritis yg disebabkan oleh serotipe tertentu.