24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rasa ingin tahu serta ketakjuban manusia pada benda benda langit dan alam semesta dapat melahirkan beragam pemikiran. Mereka berfikir, bagaimana alam semesta ini dapat terbentuk, bagaimana dimensi ruang dan waktu tiba-tiba terjadi? serta berfikir bagaimana terjadinya kehidupan. Rasa ingin tahu ini juga yang akhirnya melahirkan berbagai teori yang beragam tentang penciptaan alam semesta. Kaum filsafat materalis muncul dengan teorinya yang menentang adanya peristiwa penciptaan (alam seemesta telah ada tanpa diciptakan). Juga lahir teori yang menjelaskan bahwa alam semesta ini berasal dari sebuah ketiadaan yang kemudian ada secara tiba-tiba, hingga terbentuklah ruang dan waktu. Keragaman teori yang lahir ini didasarkan karena mereka lebih suka mengeluarkan pendapat berdasarkan pemikiran mereka, serta hanya bersumber pada buku sains saja, tanpa melibatkan kuasa Allah SWT didalamnya. Padahal Allah SWT telah memberikan tanda-tanda kebesaran-Nya didalam Al- Qur‟an. Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk mengangkat judul “Penciptaan Alam Semesta Menurut Ilmu Astronomi dan Al-Qur‟an”. Disini, penulis ingin mengungkapkan adanya kecocokan antara pemahaman sains dan penafsiran Al-Qur‟an sebagai isyarat Allah dalam hal menunjukan akan kebenaran Al-Qur‟an yang bersamaan dengan itu Al- Qur‟an merupakan sumber kebenaran yang mutlak khususnya dalam hal penciptaan alam semesta.

Ilmu Agama Dan Iptek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kajian

Citation preview

Page 1: Ilmu Agama Dan Iptek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rasa ingin tahu serta ketakjuban manusia pada benda – benda langit dan alam semesta

dapat melahirkan beragam pemikiran. Mereka berfikir, bagaimana alam semesta ini dapat

terbentuk, bagaimana dimensi ruang dan waktu tiba-tiba terjadi? serta berfikir bagaimana

terjadinya kehidupan. Rasa ingin tahu ini juga yang akhirnya melahirkan berbagai teori yang

beragam tentang penciptaan alam semesta. Kaum filsafat materalis muncul dengan teorinya

yang menentang adanya peristiwa penciptaan (alam seemesta telah ada tanpa diciptakan).

Juga lahir teori yang menjelaskan bahwa alam semesta ini berasal dari sebuah ketiadaan yang

kemudian ada secara tiba-tiba, hingga terbentuklah ruang dan waktu. Keragaman teori yang

lahir ini didasarkan karena mereka lebih suka mengeluarkan pendapat berdasarkan pemikiran

mereka, serta hanya bersumber pada buku sains saja, tanpa melibatkan kuasa Allah SWT

didalamnya. Padahal Allah SWT telah memberikan tanda-tanda kebesaran-Nya didalam Al-

Qur‟an.

Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk mengangkat judul “Penciptaan Alam

Semesta Menurut Ilmu Astronomi dan Al-Qur‟an”. Disini, penulis ingin mengungkapkan

adanya kecocokan antara pemahaman sains dan penafsiran Al-Qur‟an sebagai isyarat Allah

dalam hal menunjukan akan kebenaran Al-Qur‟an yang bersamaan dengan itu Al-

Qur‟an merupakan sumber kebenaran yang mutlak khususnya dalam hal penciptaan alam

semesta.

Page 2: Ilmu Agama Dan Iptek

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asal-Usul Penciptaan Alam Semesta Berdasarkan Perspektif Al-Qur’an

Penciptaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti proses, cara, perbuatan

menciptakan. Para ilmuwan diseluruh dunia saat ini telah sepakat bahwa

alamsemesta ini terjadi dari tiada secara kebetulan dan menimbulkan dentuman besar. Ke-

tiada-an (berasal dari tidak ada) adalah menunjukan akan adanya penciptaan (diciptakan).

Selama satu abad terakhir, serangkaian percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang

dilakukan dengan menggunakan teknologi mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa

alam semesta memiliki permulaan. Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta

berada dalam keadaan yang terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa,

karena alam semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam

semesta ini tentulah memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal. Sungguh,

kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah alam semesta bermula dari

ledakan titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau Big Bang.

Penciptaan suatu keteraturan sempurna menyusul peristiwa Big Bang sama sekali

bukanlah gejala yang dapat dianggap sebagai peristiwa biasa. Pikirkanlah tentang kenyataan

bahwa beribu-ribu jenis ledakan sering terjadi di bumi, tetapi tak ada keteraturan yang

dihasilkannya. Bahkan sebaliknya, semua itu mengarah ke akibat yang menghancurkan,

merusak, dan membinasakan. Contohnya, bila bom atom atau bom hidrogen, letusan gunung

berapi, ledakan gas alam, dan ledakan yang terjadi di matahari diamati, kita dapat melihat

bahwa dampak yang ditimbulkannya selalu membahayakan. Akibat yang bersifat

membangun keteraturan atau sesuatu yang lebih baik tidak pernah diperoleh sebagai akibat

dari suatu ledakan. Akan tetapi, menurut data ilmiah yang diperoleh dengan bantuan

teknologi modern, Big Bang, yang terjadi ribuan tahun lalu, menyebabkan perubahan dari

tiada menjadi ada, bahkan menghadirkan keberadaan yang sangat teratur dan selaras.

Ayat-ayat yang menjelaskan Allah SWT Pencipta Alam Semesta :

Adapun ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Allah SWT-lah yang telah menciptakan

alam semesta adalah (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

Page 3: Ilmu Agama Dan Iptek

Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara

keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua

tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah

kamu tidak memperhatikannya ?”(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

(Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )

Artinya: “aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan

penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah

aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.”(Q.S. Al-Kahfi [18]

:51 )

· (Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )

Artinya :“ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia

berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha

mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )

Tafsir Ayat Yang Berhubungan Dengan Penciptaan Langit

· (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan yang telah menurunkan Alquran kepada Muhammad

saw itu adalah Tuhan Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara

keduanya dalam enam masa. Yang dimaksud dengan enam masa dalam ayat ini bukanlah hari

(masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum adanya langit dan bumi.

Hari pada waktu sekarang ini adalah setelah adanya langit dan bumi serta telah adanya

peredaran bumi mengelilingi matahari dan sebagainya.

Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka Dia pun bersemayam di atas Arasy,

sesuai dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya".Allah SWT menegaskan bahwa tidak

seorangpun yang dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan siksa.

Dan tidak seorangpun yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya, kecuali Allah

semata, karena Dialah Yang Maha Kuasa menentukan segala sesuatu.Kemudian Allah SWT

memperingatkan: "Apakah kamu hai manusia tidak dapat mengambil pelajaran dan

memikirkan apa yang selalu kamu lihat itu? Kenapa kamu masih juga menyembah selain

Allah? (tafsir Depag)

· (Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )

Page 4: Ilmu Agama Dan Iptek

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan kekuasaan-Nya, dan bahwa setan itu tidak

berhak untuk menjadi pembimbing atau pelindung bagi manusia. Setan itu tidak mempunyai

hak sebagai pelindung, tidak hanya disebabkan kejadiannya dari lidah api saja tetapi juga

karena mereka tidak mempunyai saham dalam menciptakan langit dan bumi ini. Allah SWT

menegaskan bahwa iblis dan setan-setan itu tidak dihadirkan untuk menyaksikan penciptaan

langit dan bumi ini, di kala Allah menciptakannya, bahkan tidak pula penciptaan dari mereka

sendiri, dan tidak pula sebagian mereka menyaksikan penciptaan sebagian yang lain.

Bilamana mereka tidak hadir dalam penciptaan itu, bagaimana mungkin mereka memberikan

pertolongan dalam penciptaan tersebut. Patutkah setan-setan itu dengan keadaan demikian

dijadikan sekutu Allah? Allah SWT dalam menciptakan langit dan bumi ini tidak pernah

sama sekali menjadikan setan-setan, berhala-berhala, sembahan-sembahan lainnya sebagai

penolong, hanya Dia sendirilah yang menciptakan alam semesta ini, tanpa pertolongan

siapapun. Bilamana setan-setan itu dan berhala-berhala itu tidak ikut serta dalam menciptakan

itu tentulah mereka tidak patut dijadikan sekutu Allah dalam peribadatan seseorang hamba

Nya. Sebab orang yang ikut disembah yang ikut pula dalam penciptaan bumi dan langit ini.

Sekutu dalam penciptaan, sekutu pula dalam menerima ibadah. Dan sebaliknya tidak

bersekutu dalam penciptaan, tidak bersekutu pula dalam menerima ibadah. Maka yang berhak

menerima ibadah hanyalah Allah SWT. Allah SWT berfirman :

Artinya:

Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak

memeliki (kekuasaan) seberat zarahpun di langit dan di bumi. Dan mereka tidak mempunyai

suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara

mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya." (Q.S. Saba: 22) (tafsir Depag)

· (Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )

(Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu); sebagai

kemuliaan dari-Nya dan nikmat bagi manusia serta perbekalan hidup dan kemanfaatan untuk

waktu tertentu. (dan Dia berkehendak [menciptakan] langit); lafazh “Tsummas tawa:

(artinya): „dan Dia berkehendak (menciptakan)‟ ”, mashdar/kata bendanya adalah istiwa‟.

Jadi, al-Istiwa‟ artinya meninggi dan naik keatas sesuatu sebagaimana makna firman Allah

Ta‟ala (dalam ayat yang lain-red): “Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah

berada di atas bahtera itu…”. (Q.S.Al-Mu‟minun/23:28). (lalu dijadikan-Nya); meluruskan

(menyempurnakan) penciptaannya (langit) sehingga tidak bengkok (tidak ada cacat

Page 5: Ilmu Agama Dan Iptek

didalamnya-red) [Zub]. (tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu); meskipun

demikian Ilmu-Nya mencakup segala sesuatu, Maha Suci Dia Yang tiada ilah dan Rabb

(Yang berhak disembah) selain-Nya. [Ays] (tafsir depag).

Dari ketiga ayat di atas ini menunjukan bahwa Allah SWT lah dengan segala ke maha

kuasaan-Nya yang telah menciptakan alam semesta, tanpa ada campur tangan dari siapapun.

ketiga ayat di atas pun sekaligus menentang pada pernyataan para philosof materalis yang

mengatakan bahwa “alam semesta ini telah ada sejak dulu tanpa ada perubahan apapun dan

akan tetap menjadi seperti ini sampai akhir nanti.” (Harun Yahya).

Selain itu sebuah versi terbaru yang dipublikasikan lebih luas dari model alam

semesta kuantum diajukan oleh ahli fisika, Stephen Hawking. Dalam bukunya, A

Briefer History of Time, Hawking menyatakan bahwa Dentuman Besar tidak harus berarti

keberadaan dari ketiadaan. Hawking juga menyatakan bahwa tidak ada batas dalam waktu,

tidak ada singularitas Big Bang dengan menyebutnya “No-boundary condition”.

Dengan menggunakan keadaan tak berbatas ini (“No-boundary condition”). Alih-alih

“tiada waktu” sebelum Dentuman Besar, Hawking mengajukan konsep “waktu imajiner”.

Menurut Hawking, hanya ada selang waktu imajiner 1043 detik sebelum Dentuman Besar

terjadi dan waktu “nyata” terbentuk setelah itu. Harapan Hawking hanyalah untuk

mengabaikan kenyataan “ketiadaan waktu” (timelessness) sebelum Dentuman Besar dengan

gagasan waktu “imajiner” ini.

Sebagai sebuah konsep, “waktu imajiner” sama saja dengan nol atau seperti “tidak

ada”nya jumlah imajiner orang dalam ruangan atau jumlah imajiner mobil di jalan. Di sini

Hawking hanya bermain dengan kata-kata. Dia menyatakan bahwa persamaan itu benar kalau

mereka dihubungkan dengan waktu imajiner, namun kenyataannya ini tidak ada artinya. Ahli

matematika, Sir Herbert Dingle, menyebut kemungkinan memalsukan hal-hal imajiner

sebagai hal nyata dalam matematika sebagai:

“Dalam bahasa matematika, kita bisa mengatakan kebohongan di samping kebenaran,

dan dalam cakupan matematika sendiri, tidak ada cara yang mungkin untuk membedakan

satu dengan lainnya. Kita dapat membedakan keduanya hanya dengan pengalaman atau

dengan penalaran di luar matematika, yang diterapkan pada hubungan yang mungkin antara

solusi matematika dan korelasi fisiknya.” (Dingle 1988 )

Singkatnya, solusi imajiner atau teoretis matematika tidak perlu mengandung

konsekuensi benar atau nyata. Menggunakan sifat yang hanya dimiliki matematika, Hawking

menghasilkan hipotesis yang tidak berkaitan dengan kenyataan. Hawking mengakui “bahwa

dia lebih menyukai model alam semesta selain dari Dentuman Besar karena yang terakhir ini

Page 6: Ilmu Agama Dan Iptek

“mengisyaratkan penciptaan ilahiah”, dan model-model seperti itu dirancang untuk

ditentang.”

Di dalam buku barunya yang ditulis bersama pakar fisika Leonard Mlodinow ”The

Grand Design” Hawking mengatakan : ”Karena ada hukum seperti Hukum Gravitasi, alam

semesta dapat dan akan menciptakan dirinya dari ketiadaan. Penciptaan dengan sendirinya

menjadi alasan adanya sesuatu bukannya ketiadaan, adanya alam semesta, dan adanya kita.

Tidak perlu campur tangan Tuhan untuk menjadikan alam semesta.” (Hawking,7 September

2010)

Semua ini menunjukkan bahwa model alternatif dari Dentuman Besar, seperti

keadaan-stabil, model alam semesta berosilasi, dan model alam semesta kuantum,

kenyataannya timbul dari prasangka filosofis materialis. Penemuan-penemuan ilmiah telah

menunjukkan realitas Dentuman Besar dan bahkan dapat menjelaskan “keberadaan dari

ketiadaan”. Dan ini merupakan bukti sangat kuat bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah,

satu hal yang mentah-mentah ditolak materialis.

2.1.1 Fase-fase Pencipta Alam Semesta menurut Al-Qur’an

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata „fase‟ adalah tingkatan masa

(perubahan, perkembangan, dsb). Sehingga dapat disimpulkan perkembangan ataupun

perubahan tahap-tahap penciptaan alam semesta dalam hal ini ditinjau dari al-Qur‟an dan

tidak lupa juga menyertakan penjelasan di dalam Hadits. Akan tetapi, menyusun tahapan

penciptaan alam semesta di dalam al-Qur‟an bukan perkara yang mudah – disamping

minimnya referensi terutama asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) ataupun penjelasan

dari hadits berkaitan dengan fase-fase penciptaan diperparah dengan kemunculan cerita-cerita

dari Israiliyat dan hadits yang dlaif maupun maudlu (palsu).

Sebab dari segi susunan ayat yang menerangkan tahapan penciptaan di dalam al-

Qur‟an seolah mengalir seperti firman Allah di dalam surat Fushilat ayat 9-12. Tidak seperti

puzzle yang memang harus disusun sehingga membentuk satuan gambar yang utuh bisa

dikenali. Namun, jika disusun seperti puzzle yang pernah kita mainkan maka akan

Page 7: Ilmu Agama Dan Iptek

membentuk sebuah gambaran penciptaan alam semesta yang saat ini dunia akui

keabsahannya dari berbagai rangkaian eksperimen dan bukti yang otentik.

Enam Masa Penciptaan Alam Semesta

Sedangkan al-Qur‟an menyebutkan dalam sittati ayyaamin yang berarti enam masa

yang panjang. Sebagaimana dalam al-qur‟an (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 ) seperti yang telah

disebutkan diatas.

Dari ayat di atas Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam

masa (sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat ini,

bahwa yang disebut dengan (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses bukan enam

hari sebagaimana mengartikan kata ayyaamin.

Pernyataan ini diperkuat pula oleh firman Allah SWT dalam (QS. Fushshilat [41] :9-

12 ) :

Artinya: “katakanlah, „sesungguhnya patutkah kamu semua ingkar kepada zat yang

menciptakan bumi dalam dua masa‟. Dia menciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh

di atasnya, kemudian Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-

makanan (penghuni)-nya dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-

orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih

berupa kabut, lalu dia berkata kepadanyadan kepada bumi, „Datanglah kamu keduanya

menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa‟.Keduanya menjawab,‟Kami datang

dengan suka hati‟.Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.Dia mewahyukan

pada tiap-tiap langit urusannya.Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang

yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan

yang maha perkasa lagi Maha Mengetahui.”(QS. Fushshilat [41] :9-12 ).

Begitulah Allah SWT menjelaskan kronologis penciptaan alam semesta. Dua masa

untuk menciptakan langit sejak terbentuk dukhan (campuran debu dan gas), dua masa untuk

menciptakan bumi, dan dua masa untuk memberkahi bumi.

Selain itu tentang fase penciptaan alam semesta ini di jelaskan pula dalam (Q.S. An-

Naazi‟at [79] :27-32) :

Page 8: Ilmu Agama Dan Iptek

Artinya: “Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya.

Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya dan Dia menjadikan malamnya

gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu

dihamparkan-Nya. Ia memancarkan dari padanya mata air, dan (menumbuhkan) tumbuh-

tumbuhanya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh, (semua itu untuk

kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.”(Q.S. An-Naazi‟at [79] :27-32)

Penjelasan di dalam hadits mengenai penciptaan langit dan Bumi dalam enam masa

justru Bumi diciptakan terlebih dahulu pada hari Ahad sampai hari Rabu kemudian

membangun langit pada hari Kamis dan Jum‟at.

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami „Abdullah al-Hafidl, telah memberitakan kepada

kami Abu Sa‟id Ahmad bin „Amr al-Ahmasiy di Kufah, telah memberitakan kepada kami

Husayn bin Humayd bin ar-Rabi‟, telah memneritakan kepada kami hunad bin as-Suriy, telah

mencceritakan kepada kami Abu Bakar bin „Iyas dari Abi Sa‟iyd dari „Ikrimah dari Ibnu

„Abbas. Sesungguhnya seorang Yahudi mendatangi Nabi S.A.W. lalu bertanya tentang

penciptaan Langit dan Bumi kemudian Beliau bersabda: “ Allah menciptakan Bumi pada

hari Ahad (pertama) dan Senin (kedua), dan menciptakan gunung dan isinya pada hari

Selasa (ketiga), pada hari Rabu (keempat) Dia ciptakan Pohon, air, kota-kota, pemukiman,

dan kharrab (lahan-lahan kosong), dan ini sudah empat hari. Maka yang Mahagagah

berfirman: “Katakanlah, “Pantaskah kamu ingkar kepada Rab yang menciptakan Bumi

dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya itulah Rab seluruh

Page 9: Ilmu Agama Dan Iptek

alam.” Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian

Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)nya dalam empat masa,

memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukannya.” Dan Dia menciptakan

langit pada hari Kamis(kelima). Dan Dia menciptakan Bintang-bintang, Matahari, Bulan,

dan Malaikat pada hari Jum‟at sampai tiga waktu (fase) tahapan penciptaan-Nya, kemudian

Dia menciptakan pada awal waktu (fase) dari tiga waktu (fase-fase) ini menentukan kisaran

waktu kematian seseorang, dan pada fase kedua memberi penyakit atas semua manfaat bagi

manusia, dan pada fase ketiga menciptakan Adam dan menempatkan di surga dan

memerintahkan iblis sujud kepada Adam, dan keluarnya dari surga pada akhir fase.”.

Kemudian orang Yahudi itu bertanya, “Lalu apa Wahai Muhammad?”. Nabi bersabda,

“Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.”. Mereka mengatakan, “Jika aku telah selesai

menyempurnakan.” Mereka berkata, “Kemudian istirahat.” dia berkata, maka Nabi S.A.W.

marah dengan sangat marah. Maka turunlah ayat: (Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan

langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, dan Kami

sedikitpun tidak ditimpa keletihan, Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka

katakan … ) {asma dan mensifatinya baihaqi (Dia menciptakan bumi pada hari ahad dan

senin dan dia menciptakan gunung 304:2)}.”

Kemudian dijelaskan pula oleh hadits yang lain diterima dari sahabat Ibnu Abbas

menyatakan bahwa setelah terjadinya Big Bang sehingga menyisakan lontaran materi yang

disebut Dukhan (Nebula) di sinilah saat memulai penciptaan Bumi.

Artinya : “Telah memberitakan kepada kami „Abdus bin Husayn ia berkata: “Telah

menceritakan kepada kami Abu Hatim ar-Raziy” ia berkata: “Telah menceritakan kepada

kami Abdulloh Bin Solih ia berkata:”Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayub dari

„Abdul Malik bin Jurayj dari „Atha‟ bin Abi Rabah dari Ibnu „Abbas semoga Allah meridhai

Page 10: Ilmu Agama Dan Iptek

kepada mereka berdua ia berkata: “Allah „Azza wa Jalla menciptakan langit dari dukhan

(kabut/nebula) kemudian Dia memulai menciptakan Bumi pada hari Ahad (pertama) dan

Senin (kedua). Sebagaimana firman Allah yang Mahatinggi: “katakanlah Muhammad,

„sesungguhnya patutkah kamu semua ingkar kepada zat yang menciptakan bumi dalam dua

masa‟. Kemudian Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)-nya pada

hari ketiga (Selasa) dan hari keempat (Rabu). Maka demikianlah firman-Nya dan Dia

menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya pada empat masa al-ayat

(Fushilat: 10).Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa

kabut maka Dia mendirikan dan menghiasi langit dengan Bintang-bintang, matahari, dan

Bulan maka membuat keduanya pada garis edarnya. Dan Dia menciptakan dan penciptaan

kehendak para malaikat-Nya dan ciptaan-Nya, pada hari Kamis, menciptakan surga pada

hari Jumat, dan penciptaan Adam Jumat, katanya: penciptaan langit dan bumi dan di antara

keduanya dalam enam hari, dan menyelesaikan (memutus )semuanya pada hari sabtu, maka

orang yahudi mengagungkan hari sabtu, karena sesunggunyaterputus padanya segala

sesuatu, dan orang nasrani mengagungkan hari ahad karena sesungguhnya memulai

padanya penciptaan segala sesuatu, dan orang muslim mengagungkan hari jum‟at, karena

sesungguhnya Allah yang maha tinggi telah selesai penciptaan pada penciptaan dan

menjadikan hari jum‟at sebagai rahmatnya, dan menyatukan padanya adam alaihi salam,

dan padanya mengeluarkan adam dari syurga menuju bumi, dan padanya menerima

taubatnya, dan itulah yang maha agung.{tauhidibnu mundah (Allah yang maha tinggi

menciptakan langit dari dukhan76:1)}”

Adapun kronologis penciptaan dalam Al-Qur‟an adalah :

Masa pertama :

(Q.S. AlAnbiya [21] :30)

Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu

keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara

keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)

Ini dimulai dengan sebuah ldakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun

lalu.Inilah awal terciptanya materi, energy, dan waktu. “Ledakan” pada hakikatnya adalah

pengembangan ruang, sebagaimana di dalam al-qur‟an Allah SWT menyebutkan :

Page 11: Ilmu Agama Dan Iptek

Artinya: “ dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami

benar-benar berkuasa (meluaskan).” (Q.S. Adz-dzariyat [51] : 47 )

Materi yang mula-mula terbentuk adalah hydrogen yang menjadi bahan dasar bagi

bintang-bintang generasi pertama.Hasi fusi nuklir antara inti-inti hydrogen, meghasilkan

unsure-unsur yang lebih berat, seperti karbon, oksigen, sampai besi atau disebut

juga Nukleosintesis Big Bang.

Nukleosintesis Big Bang terjadi pada tiga menit pertama penciptaan alam semesta dan

bertanggung jawab atas banyak perbandingan kelimpahan 1H (protium),

2H (deuterium),

3He

(helium-3), dan 4He (helium-4), di alam semesta.Meskipun

4He terus saja dihasilkan oleh

mekanisme lainnya (seperti fusi bintang dan peluruhan alfa) dan jumlah jejak 1H terus saja

dihasilkan oleh spalasi dan jenis-jenis khusus peluruhan radioaktif (pelepasan

proton dan pelepasan neutron), sebagian besar massa isotop-isotop ini di alam semesta, dan

semua kecuali jejak-jejak yang tidak signifikan dari 3He dan deuterium di alam semesta yang

dihasilkan oleh proses langka seperti peluruhan kluster, dianggap dihasilkan di dalam

proses Big Bang. Inti atom unsur-unsur ini, bersama-sama 7Li, dan

7Be diyakini terbentuk

ketika alam semesta berumur 100 sampai 300 detik, setelah plasma kuark-gluon primordial

membeku untuk membentuk proton dan neutron. Karena periode nukleosintesis Big Bang

sangat singkat sebelum terhentikan oleh pengembangan dan pendinginan, tidak ada unsur

yang lebih berat daripada litium yang dapat dibentuk.(Unsur-unsur terbentuk pada waktu ini

adalah dalam keadaan plasma, dan tidak mendingin ke keadaan atom-atom netral hingga

waktu lama).

Masa Kedua

Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia

berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha

mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)

Masa ini adalah pembentukan langit. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan langit ?,

apakah kubah biru di atas sana

Page 12: Ilmu Agama Dan Iptek

Pengetahuan saat ini menunjukan bahwa langit biru hanyalah disebabkan hamburan

cahaya matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Di luar atmosfer langit biru tak ada lagi,

yang ada hanyalah titik cahaya bintang , galaxy, dan benda-benda langit lainnya. Jadi, langit

bukanlah hanya kubah biru yang ada di atas sana, melainkan keseluruhan yang ada di atas

sana (bintang-bintang, galaxy, dan benda-benda langit lainnya), maka itulah hakikat langit

yang sesungguhnya. Adapun dalam fase ini, pembentukan bintang-bintang di dalam galaxy

yang masih berlangsung hingga saat ini.

Dalam ayat lain Allah SWT menyebutkan :

Artinya :“kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan

asap,…” (Q.S. fushilat [41] :11 )

Dukhan (debu-debu dan gas antar bintang (Q.S. fushilat [41] :11 pada proses

pembentukan bintang, gas-gas itu berputar seperti cakram dan menjadi terpusat ditengah

cakram. Gas tersebut berkumpul menjadi massa gas yang sengat besar yang mirip dengan

gumpalan gas raksasa. Didalam gumpalan gas raksasa, gas terus bergerak dan bertabraka.

Akibatnya, tekanan dan suhu gas mendi luar biasa panasnya.Suhu dan tekana yang tinggi ini

menyebabkan gas saling bergabung. Proses penggabungan gas akan menghasilkan energi

panas jang sangat dahsyat. Bila inti panasnya telah cukup untuk memantik reaksi fusi nuklir,

mulailah bintang bersinar. Kelak bila bintang mati dengan ledakan supernova, unsur-unsur

berat hasil fusi nuklir akan dilepaskan. Selanjutnya, unsur-unsur berat sebagai materi antar

bintang bersama dengan hydrogen akan menjadi bahan pembentuk bintang-bintang generasi

berikutnya, termasuk planet-planetnya.

Page 13: Ilmu Agama Dan Iptek

Didalam Al-Qur‟an sendiri, penciptaaan langit kadang disebut sebelum penciptaan

bumi dan kadang disebut sesudahnya karena prosesnya memang berlanjut hingga saat ini.

Itulah dua masa penciptaan langit.dalam bahasa al-quran,Big bang dan pengembangan

alam yang menjadikan galaksi-galaksi makin berjauhan (makin “tinggi” menurut pengamat

dibumi serta proses pembentukan bintang-bintang baru disebutkan sebagai penyempurnaan

langit.

Sebagaimana dalam Q.S An-Nazi‟at [79] : 28 :

Artinya :”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”

Masa ketiga

Pada masa ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata surya,

termasuk bumi. Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan matahari sekitar 4,6

miliar tahun lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan angin matahari. Proto-bumi (bayi

bumi) yang telah terbentuk terus berotasi menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi

sebagaimana yang Allah SWT firmankan dengan indah :

Artinya : “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang

benderang.” Q.S An-Nazi‟at [79] : 29

Masa keempat

Bumi yang terbentuk dari debu-debu antar bintang yang dingin mulai menghangat

dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari peluruhan

unsure-unsur radioaktif di bawah kulit bumi.

Akibat pemanasan endogenik itu materi di bawah kulit bumi menjadi lebu,antara lain

muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi dasar lautan dan granit

yang menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan tersebut.

Pemadatan kulit bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang tampaknya

dimaksudkan “penghamparan bumi” .sebagaimana Allah SWT berfirman :

Artinya :“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”

(Q.S. an-Naziat [79] :30)

Page 14: Ilmu Agama Dan Iptek

Menurut analisis astronomis pada masa awal tatasurya, gumpalan-gumpalan sisa

pembentukan tatasurya yang tidak menjadi planet masih sangat banyak bertebaran. Salah

satu gumpalan raksasa, 1/9 massa bumi,menabrak bumi menyebabkan lontaran materi yang

kini menjadi bulan. Akibat tabrakan itu, sumbu rotasi bumi menjadi miring 23,5° dan

atmosfer bumi lenyap. Atmosfer yang ada kini sebagian dihasilkan oleh proses-proses di

bumi sendiri, sebagian lainnya dihasilkandari pecahan komet atau asteroid yang menumbuk

bumi

Menurut penulis senior Science Kristina Grifantini, terdapat kemungkinan,

“Tabrakan-tabrakan yang terjadi inilah yang mengirim waduk air raksasa yang memenuhi

bumi”.Untuk waktu yang lama, para astronomi menduga, komet (potongan es dan batu

dengan ekor panjang es yang menguap) yang memutari orbit sekitar mataharilah yang

mengirimkan air ini. Namun, pengukuran jarak jauh air yang menguap dari beberapa komet

utama yang ada (Halley, Hyakutake, dan Hale-Bopp) mengungkap, air es yang ada di komet

itu terbuat dari berbagai jenis H2O (yang mengandung isotop lebih berat dari hidrogen) dari

bumi, dari situlah komet yang komposisi terbesarnya adalah es air (20%massanya) diduga

kuat merupakan sumber air bagi bumi karena rasio Deutorium/hydrogen (D/H) di komet

hamper sama dengan rasio D/H pada air di bumi, sekitar 0,0002.

Selain komet, kemungkinan lain mengatakan Wilayah tempat ratusan ribu asteroid

yang mengorbit antara planet dalam dan luar ini diyakini oleh para astronom terlalu dekat

dengan matahari untuk menjadi „rumah‟ air. Namun, para astronom baru-baru ini

menemukan bukti pertama es di asteroid 24 Themis.Penemuan asteroid es ini menunjukkan

kemungkinan adanya jauh lebih banyak es di sabuk asteroid di luar dugaan semula.

Page 15: Ilmu Agama Dan Iptek

Masa kelima

Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di bumi.

Sebagaimana firmanAllah SWT :

...

Artinya :“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya [21] :

30 )

Profesor Masaru Emoto, peneliti Jepang dengan publikasi hasil penelitiannya berhasil

membuktikan molekul air ternyata dapat dipengaruhi oleh pengertian-pengertian yang dibuat

manusia. Teorinya tentang pengaruh ini diakui oleh lembaga-lembaga sains, fisika dan

biologi. Profesor Emoto mengkaji banyak sampel dari air yang membentuk kristal dan

membandingkan satu dengan lainnya. Eksperimen yang dilakukannya menggunakan sekitar

10 ribu sampel yang berhasil dikumpulkannya dan dipublikasikan dalam tiga jilid buku

dengan judul "The Messages from Water". Ia percaya kondisi lingkungan mempengaruhi

kombinasi molekul air.

Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan

dan halilintar. Melimpahnya air laut dan kondisi atmosfer purba yang kaya akan gas metan

(CH4) dan ammonia (NH3) serta sama sekali tidak mengandung oksigen bebas dengan

bantuan energy listrik dan halilintar diduga menjadi awal kelahiran senyawa organic.

Senyawa organik yang mengikuti aliran air akhirnya tertumpuk di laut. Kehidupan

diperkirakan bermula dari laut yang hangat sekitar 3,5 miliar tahun lalu berdasarkan fosil

tertua yang pernah ditemukan. Sebagaimana dikembalikan pada surat Al Anbiya [21] ayat 30

yang telah menyebutkan bahwasannya semua makhluk hidup berasal dari air.

Page 16: Ilmu Agama Dan Iptek

Masa Keenam

Masa keenam dalam proses penciptaan ala mini adalah dengan lahirnya kehidupan di

bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan.

Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2 miliar tahun lalu menyebabkan

atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini pula proses geologis yang

menyebabkan pergeseran lempengan tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus

berlanjut.

Tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan-hewan pada masa kelima dan

keenam inilah yang sepertinya di maksudkan Allah SWT dengan memberkahi bumi dan

menyediakan makanan bagi penghuninya sebagaimana di dalam firmannya :

Artinya : " Ia memancarkan dari padanya mata air, dan (menumbuhkan) tumbuh-

tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh untuk kesenanganmu dan

untuk binatang-binatang ternakmu. (Q.S. An-Naazi‟at [79] :31-33)

Begitulah yang Allah SWT ungkapkan di dalam Al-Qur‟an sebagai penutup kronologis dari

penciptaan alam semesta.

Page 17: Ilmu Agama Dan Iptek

2.2 Asal Usul Penciptaan Alam Semesta Menurut Ilmu Astronomi

Astronomi, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari astro

(άστρο) yang berarti bintang dan nomos (νόμος) yang berarti peraturan/hukum. Secara

terminologi ialah ilmu yang mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik, dan kimiawi benda-

benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar bumi) – juga proses yang melibatkan mereka.

2.2.1 Teori-Teori Penciptaan Alam Semesta

Zaman dahulu kala, pengetahuan manusia mengenai alam semesta sangatlah terbatas.

Peralatan untuk meneliti angkasa tidaklah secanggih sekarang. Karenanya, kadang kala

manusia berpikir yang aneh-aneh tentang munculnya alam semesta.

Berbagai percobaan, pengamatan, hingga perhitunganpun dilakukan, bahkan sampai

saat ini. Adapun beberapa teori-teori yang menjelaskan tentang model-model penciptaan

alam semesta diantaranya :

2.2.2 Teori model Alam Semesta Tak Hingga.

“alam semesta bukanlah sesuatu yang di ciptakan. Jika ia di ciptaka, ia sudah pasti

diciptakan oleh tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan,” begitulah yang ditulis seorang

filosof materalis George Politzer (1860), dalam bukunya Principes Fondamentaux de

Philosophie.

Model penciptaan ini adalah model penciptaan yang dikemukakan oleh kaum

materalis yakni suatu kaum yang menganut materalisme (system berfikir yang meyakini

materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain

materi termasuk menolak adanya tuhan)dan berkembang di abad ke-19.

Model alam semesta tak hingga ini adalah suatu model penciptaan yang berpendapat

bahwa alam semesta itu diam, luas tak tebatas, tak berkembang, dan kekal dari dulu sampai

nanti. Selain menolak adanya awal (penciptaan) model ini pun menolak adanya akhir dari

alam semesta (alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir). Salah satu tokohnya adalah

Karl Marx Politzer yang berpendapat “alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan,” ia

berpijak pada model alam semesta statis.

2.2.3 Teori model Big Bang

Big Bang merupakan model penciptaan alam semesta yang menerangkan bahwa alam

semesta telah “diciptakan dari ketiadaan.” Edwin Hubble (1929) memulai penelitian di

observatorium Mount Wilson California, Amerika. Dia membuat salah satu penemuan

Page 18: Ilmu Agama Dan Iptek

terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop

raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya.

Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum

fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati

pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke

warna merah.

Sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi

bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain.Dari sini dapat

disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama

lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.

Adapun arti mengembang, maka ini menunjukan bahwa pada awalnya ia berasal dari

satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa “titik tunggal” ini yang berisi semua

materi alam semesta haruslah memiliki “„volume nol”, dan “kepadatan tak hingga”. Alam

semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.dan ledakan inilah

yang disebut dengan Big Bang.

Teori Big Bang menunjukkan, semua benda di alam semesta pada awalnya adalah

satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan

melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta

kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.

2.2.4 Teori Model Multiverse

Model multiverse ini pertama kali di kemukakan oleh seorang astrofisika Paul Davies

(2003) di dalam tulisannya yang berjudul A Brief History Of The Multiverse (Sejarah

Singkat jagat Raya Jamak). Ia mengatakan:

“Perhitungan jeli menempatkan kecepatan pengembangan ini sangat dekat pada angka

kritis yang dengannya alam semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang

selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan

materi alam semesta sudah berhamburan sejak dulu. Jelasnya, Big Bang bukanlah sekedar

ledakan zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat“ Davies (2003:…..)

Selanjutnya Dia juga mengungkapan:

“Adalah sulit menghindarkan kesan bahwa tatanan alam semesta sekarang, yang

terlihat begitu sensitif terhadap perubahan angka sekecil apapun, telah direncanakan dengan

sangat teliti. Kemunculan serentak angka-angka yang tampak ajaib ini, yang digunakan alam

Page 19: Ilmu Agama Dan Iptek

sebagai konstanta-konstanta dasarnya, pastilah menjadi bukti paling meyakinkan bagi

keberadaan desain alam semesta.” Davies (2003: …)

Menurut teori ini, jagat raya (universe) yang kita tempati mungkin hanyalah satu dari

sekiaan banyak jagat raya (universes) berjumlah tak hingga yang membentuk sebuah “jagat

raya jamak” yang jauh lebih besar lagi yang dimanakan “multiverse” (kumpulan dari banyak

“universe”, multi = banyak/jamak, uni =satu/tunggal).

Teori ini diawali dengan perhitugan mengenai kecepatan pengembangan alam

semesta yang sangat dekat dengan angka kritisyang dengannya alam semesta akan terlepas

dari gravitasinya danmengembang selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam ini akan runtuh,

sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi alam semesta ini sudah berhamburan sejak dulu.

Dari sini ia jelas menyadari bahwa pengembangan alam semesta ini tidak mungkin jika tidak

ada campur tangan dari tuhan yang di dalamnya terdapat tujuan dan perancangan di alam

semesta, dan teori ini ia buat untuk menentang akan keberadaan tuhan dan perangan tuhan itu

(pemikiran kaum materalis). Dalam teori ini ia menyatakan bahwa perancangan di jagat raya

adalah disaat awal terbentuknya jagat raya, seluruh variable, dari kecepatan ledakan Big Bang

hingga kekuatan empat gaya fundamental , dari struktur unsur-unsur hingga struktur tata

surya yang kita huni, benar-benar sesuai untuk menyangga kehidupan.

2.2.5 Teori model steady-state

Model ini adalah model alam semesta tetap. Sir Fred Hoyle (1928) menyatakan

bahwa alam semesta tak hingga dan kekal sepanjang masa (alam semesta ini statis). Hal ini

bertujuan mempertahankan paham Materalis.

2.2.6 Model penciptaan menurut Al-Qur’an

· “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara

keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua

tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya.Lalu, apakah kamu

tidak memperhatikannya (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

· bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian

Kami pisahkan antara keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)

· kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan

asap,…(Q.S. fushilat [41] :11 )

Sebagaimana orang muslim dengan berlandaskan iman, dan berpegang teguh pada

Qur‟an dan Sunnah. Telah jelas di dalam Al-Qur‟an yang telah dicantumkan oleh yang

Page 20: Ilmu Agama Dan Iptek

MahaCerdas, bahwasannya Alam Semesta diciptakan dan alam semesta

ini berkembang (tidak statis).

Di sini dapat kita tarik kesimpulan dengan merujuk pada teori Al-Qur‟an, ketiga

model penciptaan di atas (Model teori Alam Semesta Tak Hingga, Model Teori Multiverse,

Model teori steady-state) berlawanan dengan Al-Qur‟an, selain itu juga berlawanan dengan

ilmu pengetahuan yang di yakini saat ini, sehingga teori-teori ini disebut dengan teori

penciptaan yang runtuh. Adapun dengan model teori Big Bang, teori ini memiliki

kesamaan dengan teori yang Allah SWT kronologiskan di dalam Al-Qu‟an. Maka teori ini

disebut dengan teori penciptaan yang dipertahankan.

2.2.7 Teori Penciptaan yang di Pertahankan

Setelah meninjau pada Al-Qur‟an teori ledakan besar dan pengembangan alam

semesta menjadi teori yang dipertahankan hingga saat ini.

Gambar. pengembangan alam semesta menurut fisika

Adapun bukti-bukti dari model teori ini adalah terdapat beberapa bukti pengamatan

langsung yang mendukung model Ledakan Dahsyat, yaitu pengembangan Hubble terpantau

pada geseran merah galaksi yakni pergerakan bintang (menjauh dan mendekatnya sebuah

bintang), pengukuran mendetail pada latar belakang mikrogelombang kosmis, kelimpahan

unsur-unsur ringan, dan distribusi skala besar beserta evolusi galaksi yang diprediksikan

terjadi karena pertumbuhan gravitasional struktur dalam teori standar. Keempat bukti ini

kadang-kadang disebut "empat pilar teori Ledakan Dahsyat".

Selain itu bukti lain ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun

1965, dua peneliti ini dengan tidak sengaja berhasil menemukan gelombang radiasi, yang

diyakini radiasi ini adalah radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Radiasi

Page 21: Ilmu Agama Dan Iptek

ini tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang

angkasa. Radiasi ini pun disebut dengan “radiasi latar kosmik”.

Gambar. Radiasi latar belakang mikrogelombang kosmik

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hydrogen dan helium di ruang

angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam

semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa

peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah

ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah

menjadi helium.

Namun yang perlu diperbaiki adalah dari pemikiran bahwa alam semesta ini meledak,

karena yang sesungguhnya adalah alam semesta ini tidak meledak, dan tidak ada satupun

yang dapat menemukan letak atau pusat ledakan itu terjadi. Pada dasarnya alam semesta ini

mengalami pengembangan ruang dan waktu, dari satu titik yang kerapatannya tak terhingga

dan bervolume nol, menjadi waktu nyata, dengan kecepatan yang sangat tepat oleh yang

Maha Cerdas.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat

ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal

muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha

Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.

Begitulah Allah SWT dengan ke-Maha Penciptaannya berfirman :

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat

pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah

berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3).

Page 22: Ilmu Agama Dan Iptek

Teori Penciptaan yang Runtuh

Model teori Alam Semesta Tak Hingga, Model Teori Muultiverse,dan Model teori

steady-state, adalah beberapa model teori yang runtuh, atau teori yang tidak dapat dipakai

keabsahannya.

Model-model ini dipandang sebagai teori yang tidak dapat di buktian secara ilmiah,

selain itu para pemuka teori ini pun hanya mengumumkan teori saja tanpa memberikan bukti

atau perhitungan. Tak hanya itu saja, parapemuka ini pun mengumumkan teori ini hanya

untuk memuaskan ambisi dirinya saja dan hanya untuk mempertahankan paham atheis

mereka (meteralis) .

Seperti Prof George Abel dari Universitas California (salah satu yang mempercayai

model teori steady-state) yang pada akhirnya harus mengakui kebenaran bahwa alam semesta

ini mengembang dan tidak statis, setelah teori steady-state ditolak dimana-mana.

Sifat matahari dan bulan

Ayat ayat al-Qur‟an yang menjelaskan tentang sifat-sifat matahari sebagai pusat tata surya.

“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan dia menjadikan

juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.”

[Al-Furqaan:61]

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah menciptakan tujuh langit bertingkat-

tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari

sebagai pelita?”

[Nuh:15-16].

Page 23: Ilmu Agama Dan Iptek

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Setelah mengkaji tentang teori penciptaan alam semesta menurut Al-Qur‟an

dan Astronomi. Penulis menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan Al-Qur‟an adalah bagaikan

dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan antara satu sama lainnya. Seperti yang penulis

kutip dari seorang ilmuan besar Albert Einsten: ”religion without science is blind and science

without religion is damage.” (Albert Einstein, 1960)

Ilmu yang tidak disertai dengan agama akan hancur dan tumbang karena tidak adanya

kekuatan iman. Sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi rusak karena akan dapat salah

mengartikannya. Sebagaimana orang-orang materalis yang selalu menentang akan adanya

penciptaan alam semesta. Ini merupakan contoh yang sangat signifikan jika ilmu pengetahuan

tidak disertai dengan ajaran-ajaran agama.

Untuk itu penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Kebenaran Al-Qur‟an akan selalu terbukti sampai kapanpun.

2. Alam semesta berasal dari ketiadaan dan kemudian menjadi ada, ( terjadi proses

penciptaan) oleh Allah SWT

3. Penciptaan alam semesta terjadi secara berproses (berkembang) sebagaimana

yang telah Al-Qur‟an jelaskan dan tidak statis (tetap).

4. Al-Qur‟an lebih dahulu menceritakan tentang proses penciptaan alam semesta

jauh sebelum ilmu pengetahuan mencapainya (sekitar abad 6) dan kini kebenaran Al-qur‟an

itu sudah dapat dibuktikan kebenarannya dengan adanya kecocokan dalam sains (abad-20).

5. Ilmu dan agama akan selalu sejalan selaras bersamaan.

Page 24: Ilmu Agama Dan Iptek

DAFTAR PUSTAKA

· Al-Qur‟an dan Terjemahan

· Hadits Rasullullah

· T.Djamaluddin, Menjelajahi keluasan Langit Menembus Kedalaman Al-Qur‟an, khazanah

Intelektual.2006.Bandung

· Ensliklopedia islam, Mukjizat Al-Qur‟an (Penciptaan Alam Semesta) , 2010. Jakarta.

. http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/09/06/tentang-kontroversi-hawking-allah-

mencipta-semesta-dengan-cara-nya/ , tersedia …

· http://bungabangsaku.blogspot.com/2009/09/proses-terbentuknya-alam-semesta-

teori.html , tersedia ...

· http://id.wikipedia.org/wiki/Nukleosintesis , tersedia ...

· http://malhikdua.sch.id/sainstech/asal-usul-bintang , tersedia ...

· http://forum.nationalgeographic.co.id/topic.php?id=1961 , tersedia …

· http://indonesian.irib.ir/sosialita/-/asset_publisher/QqB7/content/id/4902984 , tersedia

· http://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat , tersedia ...

· http://www.menyingkaprahasiaalamsemesta.com/6.htm , tersedia ...

· Tafsir depag, online

http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=32 , tersedia …

· Tafsir depag, online

http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_Tafsir.asp?pageno=3&SuratKe=18 , tersedia …

· Tafsir depag, online

http://ngajialquran.wordpress.com/2010/11/23/surat-al-baqarah-ayat-28-29/ , tersedia

· Harun Yahya (Penciptaan Alam Semesta)