22

eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan
Page 2: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan
Page 3: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan
Page 4: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan
Page 5: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

374

ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN (Studi Banding antara Perusahaan Sub-Sektor

Perkebunan dan Sub-Sektor Pertambangan Batu Bara yang

Tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan Indikator Indeks

ASEANCorporate Governance Scorecard dan Indeks Global Reporting

Initiative)

Suripto

Universitas Pamulang

Abstract

This research will measuring the disclosure of Customer Social Responsibility (CSR) on plantations and plantation mining sectors, using ASEAN Scoredcards as the indicators for Good Corporate Governance, and Golbal Reporting Initiative (GRI) Index for CSR. The result show that there is a positive and significant relationship between CG with the disclosure of CSR on companies including plantations. There is a positive and significant relationship between corporate with the disclosure of CSR on companies including mining. The disclosure of CSR on companies including plantation companies tend to supersized in both small in size compared with the company.

Key-words: ASEAN Scorecards, GRI Index, Good Corporate Governance, Sub-

Sektor Perkebunan, Sub-SektorPertambangan, Customer Social Responsibility.

Page 6: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

375

I. Pendahuluan

Berbagai penelitian telah banyak dilakukan terkait dengan Good Corporate

Government (GCG). Namun menurut Khomsiyah (2005: 1) kebanyakan peneliti

menggunakan struktur CG sebagai pendekatannya. Padahal, struktur CG yang

meliputi struktur kepemilikan, jumlah komisaris independen, jumlah direksi

independen, dan keberadaan komite audit; dianggap tidak mewakili penerapan CG

secara utuh, karena tidak mencerminkan penerapan seluruh prinsip-prinsip GCG.

Oleh karena itu, menurut Khomsiyah, diperlukan suatu proksi lain yang dianggap

dapat mewakili penerapan CG.

Beberapa peneliti mengajukan suatu pendekatan komprehensif dan kuantitatif

penerapan CG dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Di antaranya

indikator agregat (Kaufmann, Kraay, dan Zoido-Lobaton; 1999), comprehensive

rating oleh Governance Metrics International (Sherman, 2004), dan indeks (IICG).

Beberapa penelitian menggunakan indeks CG sebagai proksi penerapan CG. Indeks

CG tersebut merupakan kumpulan skor dari penerapan prinsip-prinsip GCG

(Khomsiyah, 2005: 1-2).

Dewasa ini berkembang sejumlah proksi yang lebih luas lagi cakupannya.

Untuk indikator GCG sejak tahun 2011 telah lahir Indeks ASEAN Corporate

Governance Scorecard. Sedangkan untuk indikator CSR sejak tahun 2000 telah lahir

Indeks Global Reporting Initiative (GRI).

Indeks ASEAN Corporate Governance Scorecard, bermula sejak tahun 2009.

Para Menteri Keuangan ASEAN membuat inisiatif untuk mengintegrasikan pasar

modal di ASEAN. Inisitaif ini paralel dengan rencara menjadikan Economic

Community di ASEAN tahun 2015 yang kemudian melahirkan AFTA.Salah satu

inisiatif ACMF, mulai tahun 2011, menyusun ASEAN Corportae Governance

Scorecard yang akan menjadi parameter bersama untuk perusahaan-perusahaan yang

sudah terdaftar di bursa efek. Penyusunan Scorecard ini terlaksana atas kerjasama

dengan Asian Development Bank (ADB). Sedangkan secara metodologis dan

konten, ASEAN CG Scorecard ini merujuk pada aplikasi yang telah diterapkan oleh

OECD (Organisation for Economic and Development).1

Tujuan dari dibuatnya ASEAN Corporate Governance Scorecard adalah:

1. To raise corporate governance standards and practices of ASEAN

PLCs(untuk menumbuhkan standar dan praktek Corporate Governance

pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa efek di lingkungan

ASEAN)

1 ACMF, “ASEAN Corporate Governance Scorecard”.

Page 7: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

376

2. To showcase and enhance the visibility as well as investability of well-

governed ASEAN PLC’s internationallyUntuk menunjukkan dan

memperkuat secara internasional visibilitas dan juga investabilitas dari

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek di lingkungan

ASEAN)2

Sementara itu Indeks GRI bermula dari sebuah organisasi nirlaba yang

berkantor pusat di Amsterdam, Negeri Belanda, bernama Global Reporting Initiative.

Aktivitasnya terhadap membela pembangunan berekelanjutan, akhirnya membuat

GRI menjadi salas satu rekanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), cq UNEP (The

United Nations Environment Programme). Atas kerjasamanya dengan PBB dan lebih

3.1 pakar di seluruh dunia, GRI pada tahun 2000 mengeluarkan Indeks GRI.

Indeks GRI adalah framework yang komprehensif untuk pembangunan berkelanjutan,

mencakup “Reporting Guidelines, Sector Guidance, dan Other Resources”.

Indeks GRI digunakan di seluruh dunia oleh organisasi di semua sektor, untuk

memahami dan mengkomunikasikan performa bisnis dan pembangunan

berkelanjutan. Hingga 2013, GRI telah merilis 4 (empat) generasi Indeks GRI, yakni:

G -1 (2000), G-2 (2002), G-3 (2006), dan G-4 (2013.

Oleh karena itu menarik untuk meneliti GCG dan CSR dimana indikator yang

digunakan tidak lagi struktur GCG, melainkan indeks yang lebih bersifat

komprehensif, menyeluruh, dan indeks tersebut telah disepakati di dunia

internasional. Di antara indeks yang bisa digunakan adalah indeks ASEAN scorcared

sebagai indikator dari GCG; dan indeks Global Report Initiative (GRI) sebagai

indikator dari CSR.

Bertititk tolak dari latar belakang masalah tersebut, penelitian ini hendak

meneliti pengaruh GCG terhadap CSR, namun indiktor penelitian menggunakan

ASEAN scorecard dan Indeks GRI. Dalam penilitan ini akan dibandingkan antara

perusahaan sub-sektor perkebunan dan subsektor pertambangan batu bara.

Adapuntujuanpenelitianadalah:

1. Untuk mengetahui hubungan antara Corporate Governance dengan

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada perusahaan sub-sektor

perkebunan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara Corporate Governance dengan

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada perusahaan sub-sektor

pertambangan batu bara.

3. Untuk membandingkan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada

perusahaan sub-sektor perkebunan cenderung dengan perusahaan sub-

sektor pertambangan batu bara.

2Ibid.

Page 8: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

377

4. Untuk membandingkanPengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada

perusahaan sub-sektor perkebunan cenderung lebih baik pada perusahaan

berukuran besar dibandingkan dengan perusahaan berukuran kecil.

II. KajianTeori, KerangkaKonpsetual,danHipotesis

2.1 KajianTeortik

2.1.1 ProksiGood Corporate Governance

Dalam rangka penerapan GCG berbagai proksi dikembangkan. Proksi pada

tahap-tahap awal pelaksanaan GCG sering menggunakan struktur CG sebagai

pendekatannya. Padahal, menurt Khomsiyah (2005:1-2), struktur CG yang meliputi

struktur kepemilikan, jumlah komisaris independen, jumlah direksi independen, dan

keberadaan komite audit; dianggap tidak mewakili penerapan CG secara utuh, karena

tidak mencerminkan penerapan seluruh prinsip-prinsip GCG. Oleh karena itu,

menurut Khomsiyah, diperlukan suatu proksi lain yang dianggap dapat mewakili

penerapan CG.

Beberapa peneliti mengajukan suatu pendekatan komprehensif dan kuantitatif

penerapan CG dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Di antaranya

indikator agregat (Kaufmann, Kraay, dan Zoido-Lobaton; 1999), comprehensive

rating oleh Governance Metrics International (Sherman, 2004), dan indeks (IICG).

Beberapa penelitian menggunakan indeks CG sebagai proksi penerapan CG. Indeks

CG tersebut merupakan kumpulan skor dari penerapan prinsip-prinsip GCG

(Khomsiyah, 2005: 1-2). Dewasa ini berkembang sejumlah proksi yang lebih luas

lagi cakupannya. Untuk indikator GCG sejak tahun 2011 telah lahir Indeks ASEAN

Corporate Governance Scorecard, yang merujuk pada standar GCG yang dilaksnakan

oleh organisasi dunia seperti Organization for Economic Co-operation and

Development (OECD).

Di masing-masing negara, pemerintahannya masing-maisng membuat standar

GCG sekurang-kurangnya untuk dipakai PLCs (public listed company), yakni

perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada bursa efek negara masing. Indonesia

bahkan membuat standar evaluasi GCG untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

(dokumen ASEAN Scorecard).

Seperti diketahui, pelaksanaan assesment GCG di perusahaan mengacu pada

Kerangka Acuan Pelaksanaan Assessment dan Re-assessment Penerapan Good

Corporate Governance di BUMN yang dikembangkan oleh Kementerian Negara

BUMN Tahun 2008. Hal ini sesuai dengan Surat SektretarisKementerian BUMN

Nomor S-168/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008 perihal Assessment Program GCG di

Page 9: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

378

BUMN. Sejauh ini acuan standsar GCG di BUMN adalalah Keputusan Menteri

Negara BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/ 2002 tentang Penerapan Praktek GCG

pada Badan Usaha Milik Negara, yang kemudian diganti dengan Keputusan Menteri

Negara BUMN Nomor Per-01/ MBU/ 2011 tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik

Negara (Jasa Raharja, 2010: 11).

Tujuan pelaksanaan assessment penerapan GCG di perusahaan BUMN, sesuai

Kerangka Acuan Pelaksanaan Assessment dan Re-assessment Penerapan Good

Corporate Governance di BUMN, adalah: (a) Menguji dan menilai penerapan GCG di

Perusahaan mulai elaborasi kondisi penerapan corporate governance dan

perbandingan dengan indikator dan parameter pengujian; (b) Memberikan gambaran

hasil assessment melalui pemberian skor atas penerapan corportae governance berikut

rekomendasi perbaikan yang diusulkan untuk mengurangi celah (gap) antara praktik

GCG dengan indikator dan parameter pengujian; (c) Memonitor konsistensi

penerapan GCG di BUMN dan memperoleh masukan untuk penyempurnaan dan

pengembangan kebijakan corporate governance di lingkungan BUMN.

Sesuai Kerangka Acuan Pelaksanaan Assessment GCG dari Kementerian

Negara BUMN, pelaksanaan assesssment GCG menggunakan Company Corporate

Governance Scorecard (CCGS) untuk menguji dan menilai kualitas penerapan GCG

di Perusahaan. CCGS terdiri dari kumpulan kriteria atau standar GCG yang

digunakan sebagai acuan dalam pengujian dan penialaian terhadap kualitas penerapan

GCG di BUMN. Struktur CCGS meliputi:

a. Aspek pengujian, terdiri dari 5 aspek, yaitu hak dan tanggung jawab

Pemegang Saham/ RUPS, kebijakan GCG. pelaksanaan GCG, pengungkapan

informasi (disclosure), serta komitmen. Aspek pengujian merupakan ruang

lingkup praktik GCG yang akan diuji dan dinilai dalam assessment.

b. Indikator pengujian, terdiri dari 50 indikator yang merupakan seperangkat

ukuran pada masing-masing aspek pengujian yang mencerminkan kekuatan

pelaksanaan GCG.

c. Parameter pengujian, terdiri dari 160 parameter, yang merupakan penjabaran

dari unsur-unsur dari indikator pengujian yang terkait. (Jasa Raharja, 2010:

12).

Pada setiap aspek, indikator, dan parameter pengujian diberikan bobot yang

merupakan nilai/ skor maksimal yang dapat dicapai. Assessor memberikan penilaian

berdasarkan tingkat pemenuhan unsur-unsur kriteria penerapan GCG pada setiap

parameter dengan mengacu pada prinsip-prinsip GCG sebagaimana tertuang dalam

Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-BU/2002 (dengan memperhatikan

peraturan terbaru, yaitu Peraturan Menteri BUMN No. Per-01/MBU/2011), Pedoman

GCG dari KNCG, dan perturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 10: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

379

Adapun prinsip-prinsip GCG terdiri dari:

a. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

organisasi, sehingga pengolaan perusahaan terlaksana secara efektif. b. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinspi

koperasi yang sehat.

c. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-

hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

d. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materi dan

relevan mengenai perusahaan.

e. Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pemngaruh/ tekanan dari pihak

mana pun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip-prisnsip korporasi yang sehat.

i. CustomerSocialResponsibility

Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau corporate social responsibility

(CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela

mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan

interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasinya

secara aturan.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yag

disebut Sustainability Reporting. Laporan ini adalah pelaporan mengenai kebijakan

ekonomi, lingkungan, dan sosial, pengaruh da kinerja organisasi dan produiknya di

dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainability

development).Sustainability reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi,

lingkungan, dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi. Sustainability Report

harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi, karena menempatkan isu,

tantangan dan peluang sustainabity development untuk membawanya menuju core

business dan sektor industrinya (Lalu Abdul Fatah, 2014: 37).

Darwin dalam Darmadji (2004) menyatakan bahwa Corporate Sustainability

Reportingterbagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu kinerja ekonomi, kinerja

lingkungan, dan kinerja sosial. selanjutnya ketiga kinerja utama ini akan dibagi ke

dalam beberapa kategori. Pembagian Corporate Sustainability Reporting. menurut

Darwin, dapat dilihat pada Tabel 2.1 tentang Darwin Report.

Page 11: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

380

Tabel 2.1 Darwin Report

Kategori Aspek 1. Kinerja Ekonomi

Pengaruh ekonomi secara langsung Pelanggan, pemasok, karyawan,

penyedia modal, dan sektor publik

2. Kinerja Lingkungan

Hal-hal yang terkait dengan lingkungan Bahan baku, energi, air, keragaman

hayati (biodiversity), emisi, smpah,

pemasok, produk dan jasa, pelaksanaan

dan angkutan

3. Kinerja Sosial

a. Praktik Kerja Keamanan dan keselamatan kerja,

pendidikan dan pelatihan karyawan,

kesempatan kerja.

b. Hak Manusia Strategi dan manajemen, non-

diskriminasi, kesempatan berserikat dan

berkumpul, tenaga kerja di bawah umur,

kedisiplinan, keamanan, dll.

c. Sosial Komunitas, korupsi, kompetisi dan

penetapan harga

d. Tanggung jawab terhadap produk Kesehatan dan keamanan pelanggan,

iklan yang peduli. Sumber: Darwin dalam Darmadji (2004)

Adapun Zhegal & Ahmed (1990) dalam Angraini mengidentuifikasi hal-hal

yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan yang terdiri dari lima butir, yakni

lingkungan, energi, praktek bisnis yang wajar, sumbere daya manusia dan produk.

Lingkungan, misalnya, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau

perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, energi, praktik bisnis yang wajar, sumber

daya manusia dan produk.

Harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas

pengungkapan CSR. Investor cenderung lebih tertarik dengan perusahaan yang

melaksanakan CSR sebagai tempat penanaman modal, karena semakin tinggi kualitas

CSR, maka kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin. CSR merupakan klaim

dari stakeholders agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para

pemegang saham (shareholders), tetapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholders

dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), konsumen, dan lingkungan (Nurlela, 2008).

Page 12: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

381

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR tercermin dalam

teori agensi yang menjelaskan bahwa perusahaan besar mempunyai biaya agensi yang

besar, oleh karena itu perusahaan besar akan lebih banyak mengungkapkan informasi

daropada perusahaan kecil (Cowen, 1987; Roberts, 1992; Belkaoui & Karpik, 1989;

Hasibuan, 2001; Sembiring, 2005 dan Anggraini, 2006).

Salah satu indikator pengungkapan CSR adalah Indeks Global Reporting

Initiative. Konten GRI yang digunakan dalam riset mini ini adalah sebagian dari G-3.

G-3 berisi:Standard Disclosure Part I: Profile Disclosure: (1) Strategy & Analysis,

(2) Organizational Profile, (3) Report Parameters, (4) Governance, Commitments, and

Engagement. Kemudian Standard Disclosures Part II: Disclosures on Management

Approach (DMAs). Standard Disclosures Part III: Performance Indicators (Economic,

Environmental, Social: Labor Practices and Decent Work; Social: Human Rights;

Social: Society; Social: Product Responsibility (GRI, 2007).

2.2 Kerangka Konseptual

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan, ada sejumlah variabel GCG

yang beroengaruh terhadao CSR; namun ada beberapa variabel GCG yang tidak

berpengaruh terhadap CSR; ada juga beberapa penelitian yang berbeda hasilnya. Hal

ini memang dimungkinkan karena penelitian juga berbeda lokasi dan berbeda waktu.

Berikut adalah Variabel GCG yang berpengaruh terhadap CSR :

a) Farook dan Lanis (2005)menyimpulkan, islamic governance (sbg proksi

corporate governance di bank Islam) terbukti berpengaruh posotif segara

signifikan terhadap pengungkapan CSR)

b) Said et all (2009)mengemukakan, dari delapan variabel (ukuran dewan,

independensi dewan, dualitas CEO, independensi komite audit, kepemilikan

terkonsentrasi, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, kepemilikan

pemerintah) yg diuji hubungannnya dengan pengungakapan CSR. Hasilnya: 2

variabel yang berhubungan dc CSR disclosure adalah: (1) kepemilikan oleh

pemerintah, (2) independensi komite audit. Dari variabel ini “kepemilikan

pemerintah” yang paling berpengaruh pada pengungkapan CSR.

c) Amran dan Devi (2008) mengungkapkan, semakin besar kepemilikan oleh

pemerintah dapat meningkatkan pengungkapan CSR.

d) Ahmad Nurkhin (2009)mengemukakan ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Sedangkan variabel GCG yang “tidak berpengaruh” terhadap CSR adalah

sebagai beikut:

a) Novita dan Djakman (2008) membuktikanbahwahasil kepemilikan

institusional tdk mempengaruhi luas penguangkapan CSR.

Page 13: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

382

b) Barnae dan Rubin (2005)mengemukakan (1) kepemilikan institusional tidak

memiliki hubungan dengan pengungkapan CSR. (2) kepemilikan asing tidak

berpengaruh pd pengungkapan CSR.

c) Sembiring (2003 dan 3005), Reverte (2008), Branco dan Rodriguez (2008)

mengunngkapkanbahwa“profitabilitas” tidak terbukti siginifikan berpengaruh.

d) Said et all (2009)mengungkapkanenam variabel yang tdk berhubungan

dcngan CSR disclosure adalah: (1) ukuran dewan, (2) independensi dewan,

(3) dualitas CEO, (4) kepemilikan terkonsentrasi, (5) kepemilikan manajerial,

(6) kepemilikan asing

e) Huafang & Jianguo (2007)mengungkapkanbahwa kepemelikian pemerintah

tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.

KesemuapenelitianterdahulutersebutdapatdirangkumkandalamTabel 2.3 di bawahini.

Tabel 2.3 Variabel GCG yang Berpengaruh/ Tidak Berpengaruh terhadap CSR

N o

Variabel Independen Pengaruh Terhadap Pengungkapan CSR

Hasil Rekap

Berpengaruh Tdk Berpengaruh

1. Islamic Governanve Farook & Lanis (2005) +1

2. Kepemilikan oleh pemerintah Said, et al ( 2009), Amran

dan Devi (2008)

Huafang & Jianguo (2007) +2 vs -1

3. Independensi komite audit Said, et al (2009) +1

Ukuran perusahaan Ahmad Nurkhim (2009) +1

4. Kepemilkian institusional Novita dan Djakman (2008);

Barnae dan Rubin (2005

-2

5. Kepemilikan asing Barnae dan Rubin (2005) -1

6. Profitabilitas Sembiring (2003 dan 3005),

Reverte (2008), Branco dan

Rodriguez (2008)

-4

7. Ukuran dewan Said, et al (2009) -1

8. Independensi dewan Said, et al (2009) -1

9. Kualitas CEO Said, et al (2009) -1

10 Kepemilikan terkonsentrasi Said, et al (2009) -1

11 Kepemilikan manajerial Said, et al (2009) -1

12 Kepemilikan asing Said, et al (2009) -1

13 Indeks CG Khomsiyah 14 Prinsip-prinsip CG (ssecara

tidak langsung)

PricewaterhouseCoopers

(1999, 2002); Ho & Wong

(2000), Tsui & Gul dan

Foker (1992)

+4

(TL)

15 Indikator agregat Kaufmann, Kraaay, Zoido-

Lobaton (1999)

16 “Comprehensive rating” oleh

Governance Metric International

Sherman (2004)

Page 14: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

383

17 Indeks CG (IICG) (kumpulan skor dari penerapan prinsip-

prinsip GCG)

18 Struktur CG (struktur

kepemilikan; jumlah komisaris independen; jumlah direksi

independen; keberadaan komite

audit)

Menurut Khomsiyah,

“struktur CG” tidak mewakili penerapan CG secara utuh,

karena tidak mencerminkan

penerapan seluruh prinsip GCG)diperlukan proxcy

lain yg bisa mewakili

penerapan CG indikator

agregat, comprehensive rating, indeks CG (kumoulan

skor dari penerapan CG).

Pengungkapan CSR mengurangi asimetri

informasi antara manajemen dengan

investor (Bushman dan Indjejikian, 1995)

Berdasarkan kerangka konseptual inilah, maka lahir model penelitian sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Conceptual Framework

Page 15: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

384

2.3 Hipotesis Penelitian

Dengan beraptokan pada judul penelitian, kajian teoritik, penelitian-penelitian

terdahulu, dan kerangka pemikiran di atas, maka dibuatlah hipotesis penelitian

sebagai bertikut:

H-1: Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Corporate Governance dengan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada perusahaan sub-sektor perkebunan H-2: Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Corporate Governance dengan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada perusahaan sub-sektor pertambangan batu bara. H-3:Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada perusahaan sub-sektor perkebunan cenderung lebih baik daripada perusahaan sub-sektor pertambangan batu bara. H-4: Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada perusahaan sub-sektor perkebunan cenderung lebih baik pada perusahaan berukuran besar dibandingkan dengan perusahaan berukuran kecil.

III. MetodologiPenelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menguji

hipotesis atau menguji hubungan antar variabel penelitian (B. Sandjaja dan

Hariyanto (2006: 50). Sementara metode penelitian yang digunakan adalah explanatory study atau hypothesis testing study, yakni penelitian hipotesis melalui suatu penjelasan, yang bertujuan untuk menjelaskan dan menguji hipotesis tentang hubungan antar-variabel. Hubungan yang dijelaskan adalah hubungan kausal (sebab-akibat) atau pengaruh dari variabel bebas “Corporate Governance” terhadap variabel terikat “Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.”

Mengingathubungankausalantara X1dan X2(independent variable) dengan Y (dependend variable) denganjumlah X adalah 2(dua), makadigunakanpengolahan data denganmenggunakananalisisregresi linier (linear regression analysis) berganda.

Poupulasi dalam penelitian ini seluruh perusahan sub-sektor perkebunan yang

terdaftar di BEI adalah 15 buah perusahaan, ditambahseluruh perusahan sub-sektor

pertambangan yang terdaftar di BEI adalah 21 buah perusahaan. Sampel dalam hal ini akan dijadikan samadenganpopulasi, sehingga keselurahan sampel adalah 36

perusahaan.

Kedua sub-sektor tersebut dipilih dan dibandingkan karena dalam kaitannya

dengan CSR, kedua sub-sektor tersebut cenderung memiliki karakteristik yang

Page 16: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

385

berbeda satu sama lain. Dilihat dari CSR, sektor perkebunan dianggap sebagai sektor

yang lebih ramah lingkungan, dibandingkan dengan sub-sektor pertambangan yang

cenderung dinilai tidak ramah lingkungan dan bahkan cenderung menimbulkan

masalah lingkungan.

Adapun instrumen penelitian adalah berupa kuesioner, dimana item-itemnya

merupakan operasionalisasi dari kedua variabel penelitian, yakni: (1) Corporate

Governance (2) Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusaahaan. Indikator untuk

CG adalah ASEANCorporate Governance Scorecard (lihat pada Lampiran).

Sedangkan indikator untuk CSR adaah Indeks Global Reporting Initiative (GRI

Index) (terlampir).

Untuk variabel independen (variabel bebas) adalah “ASEAN CG Scorecard” Sub-Sektor Perkebunan (X1) dan ASEAN CG Scorecard” Sub-Sektor Pertambangan Batubara (X2), dimana variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel terikat “Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Indeks GRI)” (Y) . Berdasarkanuraianmengenaioperasionalvariabel, untukmemudahkan, makadijabarkandalambentuktabelsebagaiberikut:

Tabel 3.1. Operasional Variabel

No Variabel Indikator Skala Jenis data

1

Corporate

Governance Sub-

sektor Perkebunan

(X1)

ASEANCorporate

Governance Scorecard

Interval

Primer +

sekunder

2 Corporate

Governance Sub-

sektor Perkebunan

(X2)

ASEAN Corporate

Governance Scorecard

Interval

3 Pengungkapan

Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan

(Y)

Indeks Global Reporting

Initiative (GRI)

Interval Primer +

sekunder

Seperti diketahui, ASEAN Corporate Governance Scorecard mencakup area yang

berdasarkan prinsip-prinsip OECD, dan dibuat menjadi 2 level.

Untuk keperluan riset mini ini, ASEAN Coroporate Governance Scorcard,

hanya akan dipilih Part D (Disclosure & Transparency), terutama D.8 (Company

Websites) dan D (Investor Relations), yang lengkapnya terdapat pada Tabel 3.3 di

bawah ini.

Page 17: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

386

Tabel 3.3 Part D: Disclosure and Transparency pada ASEAN CG Scorecard

Kode Subyek Jumlah Butir Skala

D.8 Company websites

Does the company have a website

disclosing up-to-date information on the

following:

9 ordinal

D.8.1 Business operations 1 0-1-2-3

D.8.2 Financial statements/ reports (current and

prior years)

1 0-1-2-3

D.8.3 Materials provided in briefings to analyst

and media

1 0-1-2-3

D.8.4 Shareholding structure 1 0-1-2-3

D.8.5 Group corporate structure 1 0-1-2-3

D.8.6 Downloadable annual report 1 0-1-2-3

D.8.7 Notice of AGM and/ or EGM 1 0-1-2-3

D.8.8 Company’s constitution (company’s by-

laws, memorandum and articles of

association)

1 0-1-2-3

D.8.9 All of the above (D.8.1 to D.8.8) are

avialable in English

1 0-1-2-3

D.9 Investor Relations 1

D.9.1 Does the company disclose the contact

details (e.g telephone, fax, and email) of the

officer responsible for investor velations?

1

Jumlah butir 9

Dengan skala 0-1-2-3 tersebut dapat diartikan, (a) Skala 0 = tidak ada/ belum

tersedia, (b)

Skala 1 = ada tapi miskin data, ( c ) Skala 2 = data tersedia lengkap, tapi statik (tidak

bisa interaktif dengan stakeholder), ( d ) Skala 3 = data tesedia lengkap, dan dianamik

(bisa interaktif dengan stakeholder).)

Sementara itu untuk indeks GRI, seperti diketahui, tediri dari 130 butir

sebagaimana tampak dari Tabel 3.4 di bawah ini.

Kemudian disclosure 1.2 yang tediri dari 12 butir, yang dalam penelitian ini

hanya dipakai 9 butir pertama karena 6 butir berikunya memakai tipe data kuantitatif,

yang berart berbeda dengan tipe data pada butir 1.2 yakni kualitatif. Lihat Tabel 3.5

(GRI Index).

Page 18: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

387

Tabel 3.5

GRI Index, Standard Disclosure Part I: Profile Disclosure, sub-1: Strategy and

Analysis

Kode Judul dan Komponen Pengungkapan Jumlah butir Skala

1.1 Statement from the most senior decision-maker

of the organization, dengan komponen sebagai

berikut:

a. Strategic priorities and key topics for the

short and medium-term with regard

sustainably

1 0-1-2-3

b. Including respect for internationally agreed

standards and

1 0-1-2-3

c. Broader trends affecting the organization and

influencing sustainability priorities

1 0-1-2-3

d. Key events during the reporting period 1 0-1-2-3

e. Achievement during the reporting period 1 0-1-2-3

f. Failures during the reporting period 1 0-1-2-3

g. Failures during the reporting period 1 0-1-2-3

h. Views on performance with respect to targets 1 0-1-2-3

i. Outlook on the organization’s main

challenges and targets for the next year and

goals for the coming 3-5 years.

1 0-1-2-3

j. Other items pertaining to the organization’s

strategic approach.

1 0-1-2-3

1.2 Description of key impacts, risks, and

opportunities

a. Narrative section 1 including description

of the significanct impacts the

organization has on sustainability and

associated challenges and opportunities.

1 0-1-2-3

b. Narrative section 1 iucluding the effect

on stakeholdr’s rights as defined by

national laws and expectations in

internationally-agreed standard

1 0-1-2-3

c. Narrative section 1 iucluding explanation

of the approach to prioritizing these

challenges and opprtunities

1 0-1-2-3

d. Narrative section 1 iucluding key

cnclusions about progress in addressing

these topics and related performance

1 0-1-2-3

e. Narrative section 1 iucluding assesement 1 0-1-2-3

Page 19: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

388

of reasons for underperformance or over

performance

f. Narrative section 1 iucluding a

description of the main processes in

place to address performance and/ or

relevant changes

1 0-1-2-3

Jumlah item 16 butir Diolah kembali dari: G3.1 Checklist

Dengan skala 0-1-2-3 tersebut dapat diartikan: (a) Skala 0 = tidak ada/ belum

tersedia, (b)

Skala 1 = ada tapi miskin data, ( c ) Skala 2 = data tersedia lengkap, tapi statik (tidak

bisa interaktif dengan stakeholder), ( d ) Skala 3 = data tesedia lengkap, dan dianamik

(bisa interaktif dengan stakeholder).

Mengingat penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tipe

hubungan kausal antara X (independent variable) dengan Y (dependent variable),

dan jumlah independen variable afalah 2 (dua) variabel bebas (independent variable),

maka digunakan pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier (linear

regression analysis)berganda. Analisis regresi linear berganda adalah hubungan

secara linear antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen yang

digunakan untuk memprediksi atau meramalkan suatu nilai variabel independen

berdasarkan variabel independen (Duwi Priyatno, 2012: 73).

IV. HasilPenelitian

Hubungan antara GRI Index dengan ASEAN CG Scorecard pada sub-sektor

perkebunan cukup positif dan cukup erat, yakni 0.881 atau 88,1%. Berarti hubungan

kedia variabel cukup kuat, karena di atas 50% dan cenderung mendekati ke angka 1

(100%). Berapa besar kontribusi ASEAN CG Scorecard terhadap GRI Index pada

sektor perkebunan terlihat dari R2

atau R squared, yakni 0.776 atau 77,6%. Hal ini berarti bahwa kontribusi ASEAN CG Scorecard terhadap GRI Index pada sektor perkebunan, relatif besar, karena di atas 50% bahkan mendekati ke arah 100%. Oleh

karena itu pada sub-sektor perkebunan ini dapat dikatakan bahwa hubungan ASEAN

CG Scorecard dengan GRI Index adalah positif dan signifikan.

Sementara hubungan antara GRI Index dengan ASEAN CG Scorecard pada

sub-sektor pertambangan batu bara positif dan namun kurang erat, yakni 0.479 atau

47,9%. Berarti hubungan kedia variabel tidak cukup kuat, karena di atas 50% dan

Page 20: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

389

cenderung mendekati ke angka 0 (nol). Berapa besar kontribusi ASEAN CG

Scorecard terhadap GRI Index pada sektor perkebunan terlihat dari R2

atau R squared, yakni 0.229 atau 22,9%. Hal ini berarti bahwa kontribusi ASEAN CG Scorecard terhadap GRI Index pada sub-sektor pertambangan batu bara, relatif kecil, karena di bawah 50% bahkan mendekati ke arah 0 (nol) Oleh karena itu pada sub- sektor pertambangan baru bara ini dapat dikatakan bahwa hubungan ASEAN CG Scorecard dengan GRI Index adalah positif namun tidak signifikan.

V. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Corporate Governance dengan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada perusahaan sub-sektor perkebunan. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Corporate Governance dengan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada perusahaan sub-sektor pertambangan batu bara. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada perusahaan sub-sektor perkebunan cenderung lebih baik daripada perusahaan sub-sektor pertambangan batu bara. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada perusahaan sub-sektor perkebunan cenderung lebih baik pada perusahaan berukuran besar dibandingkan dengan perusahaan berukuran kecil.

DAFTAR PUSTAKA

ACMF. 2013. “ASEAN Corporate Governance Scorecard.”

Anggraini, Retno. (2006). “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosiial dalam Laporan

Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9,

Padang.

Belkaoui, A. dan P. G. Karpik. 1989. “Determinants of the Corporate Decision to

Disclose Social Information”, Accounting, Auditing and Accountability

Journal, Vol. 2, No. 1, pp. 36-51.

Page 21: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

390

Branco, Manuel Castelp dan Lu’cia Lima Rodrigues. (2008). “Factors Influencing

Social Responsilbility Disclosure by Portuguese Companies. “ Journal of

Busi8ness Ethics (2008), 83: 685-701. Diakses tanggal 17 Mei 2012 melalui

World Wide web. http://www.springer.com.

Corporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed Companies,” Social

Responsibility Journal. Vol. 5, No. 2, hal 212-226.

Daniri, Mas Achmad . (2008). “Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”,

Jurnal Galang, Vol. 3, No. 3, 18, Depok: PIRAC

Darmadji, Stevanus Hadi. (2002). CSR sebagai Bentuk Pertanggungjawaban

Organisasi Bisnis terhadap Stakeholder”, Buletin Ilmiah Universitas

Surabaya.

“Diiferences between Qualitative and Quantitative Research Methods”, darti SEEP-

AIM 2000, Learning from Clients, Assessment Tools of

Microfinance Practionpers,” Washington D.C.: AIM Management

System International-

Farook, Sayd & Lanis, Roman. (2005). “Banking on Islam? Derterminants of

Corporate Social Responsilibility Disclosure,” working paper of

University of Technology, Sydney, P.O. Box 123, Broadway, NSW 2007,

Australia.

Fatah, Lalu Abdul. (2014). “Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Tanggung Jawab

Sosial (CRS-D) pada Laporan Tahunan Industri Perbankan

Syariah dalam Perspektif Akuntansi Islam.”

Fitria, Soraya & Hartanti, Dwi. (2010). “Islam dan Tanggunh Jawab Sosial: Studi

Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indkes

dan Islamic Social Reporting Indeks”, Simposium Nasional Akuntansi XII,

Purwokerto 2010, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

GRI. 2007. “Globabal Reporting Initiative Index: GRI-3,” paper.

.2014. “What is GRI: An Overview of GRI,”

https:/?www.globalreporting.org.

Khomsiyah. (2005). “Analisis Hubungan Struktur dan Indeks Corporate Governance

dengan Kualitas Pengungkapan,” disertasi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Gadjah Mada.

Kurniawan, Melissa & Wibowo, Daryanto Hesti. (2010). ”Analysis on Acounting

Conservatism and CSR Disclosures of Indonesian Banks Listed on IDX

Page 22: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/399/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · pada perusahaan-perushaan yang terdaftar di bursa ... Tujuan pelaksanaan assessment penerapan

391

from 2004 to 2007,” Journal of Applied Finance and Accounting 2 (2) 13-

30.

Novita dan Chaerul D. Djakman. (2008). “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap

Luas Pengungkapan Tanggaung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada

Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik

yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006.” Makalah disampaikan

pada Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 22-25 Juli 2008.

Nurlela, Rika dan Islahuddin. (2006). “Pengaruh Corporate Social Responsibility

terhadap Nilai Perusahaan dengan Persentase Kepemilikan

Manajemen sebagai Variabel Moderating,” Universitas Syiah Kuala.

Pemerintah Indonesia. 2007. UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Priyatno, Duwi. (2011). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta:

Andi

Sandjaja, B., dan Albertus Heriyanto. (2006). Panduan Penelitian. (cetakan ke-7,

edisi revisi).Jakarta: Prestasi Pustaka

Said, Roshima, Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasan Haron. (2009).” The Relationships

between

Sekaran, Uma. (2003). Research Method for Business: A Skill-Building Approach.

John-Wiley & Sons. Inc. 4th.

Sembiring, E.R. (2005). “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung

Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek

Jakarta.” Simposium Nasional Akuntansi 8, Solo.

Sodiq, Purwoko & Associates. 2011. “Laporan Hasil Assessment Good Corporate

Governance PT. Jasa Raharja (Persero) Tahun 2010.

Suripto. 2012.”Pengaruh Corporate Governance, Size dan Profatibilitas terhadap

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada

Perusahaan Pertambangan Sub-sektor Pertambangan Batu Bara yang

Tercatat di Bursa Efek Indonesia)”, tesis pada Program Stdi Magister

Akuntansi, Program Pascasarjana, Universitas Mercu Buana.

Winarno, Wing Wahyu. (2011) Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews.

(cetakan ketiga).Yogyakarta: UPP STIM YKPN