Upload
aca2105
View
74
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ileus
Citation preview
REFERAT ILEUS
PEMBIMBING : dr. H. Ilham Budiono Sp.
B, FInaCS
UNIVERSITAS MALAHAYATIKKS ILMU BEDAH RSU.HAJI
MEDAN
BAB I LATAR BELAKANG
Ileus merupakan gangguan pasase usus yang termasuk dalam kegawatdaruratan abdomen.
Ileus dibagi menjadi 2 yaitu ileus obstruktif/mekanik dan ileus paralitik.
Sekitar 60%-70% dari seluruh kasus akut abdomen merupakan ileus obstruktif.
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKAIleus Mekanik obstruksi lumen usus
dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup/ mengganggu jalan isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik
Ileus paralitik keadaan dimana usus gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya (kegagalan neurogenik).
ANATOMI USUS
Usus Halus- Duodenum (25-30
cm)- Jejunum (1,5-1,75
m)- Ileum (0,75-3,5 m)
Usus Besar - Sekum - Kolon asenden- Kolon
transversum- Kolon desenden- Sigmoid- rectum
Sistem vaskularUsus Halus
A. Mesenterika Superior cbg dari aorta abdominalis suplai ke semua usus halus kecuali duodenum.
A. pankreotikoduodenalis superior cbg dari a. Gastroduodenalis separuh duodenum bagian atas
A. pankreotikoduodenalis inferior cbg dari A. Mesenterika Superior separuh duodenum bagian bawah
Usus Besar
A. Mesenterika superior mensuplai bagian kanan (sekum, kolon ascendens, dan dua pertiga proksimal kolon transversum) arteri ileokolika, kolika dekstra, kolika media.
Mesenterika inferior memperdarahi bagian kiri (sepertiga distal kolon transversum, kolon descendens, sigmoid, dan bagian proksimal rektum) arteri kolika sinistra, sigmoidalis, rektalis superior (Whang et al., 2005)
Sistem sarafUsus Halus
Saraf duodenum dan jejunum simpatis dan parasimpatis (n. Vagus) dari pleksus mesenterikus superior.
Usus besar
Sekum, appendiks dan kolon ascendens simpatis dan parasimpatis nervus vagus dari pleksus saraf mesentericus superior.
Pada kolon transversum simpatis nervus vagus dan saraf parasimpatis nervus pelvikus.
kolon descendens simpatis dari pleksus saraf mesentericus inferior dan saraf parasimpatis nervus pelvikus (Snell, 2004).
Klasifikasi ileus obstruktif
Ileus obstruktif Lokasi
Letak tinggi : duodenum-jejunum Letak tengah : ileum terminal Letak rendah : kolon, sigmoid rektum
Sifat sumbatan Parsial Simple/komplit Strangulasi
Ileus neurogenik Adinamik : ileus paralitik dinamik : ileus spasmik
Ileus vaskuler : intestinal iskemik
ETIOLOGI ileus
obstruktif
Beberapa penyebab obstruksi mekanik dari intestinal (Whang et al., 2005) (Thomson,
2005)
Ekstramural Intramural Intraluminal
Adhesi
Benda Asing
Hernia
- Eksternal
- Internal
Kongenital
- atresia, stenosis
- divertikulum meckel
Benda Asing
- Iatrogenik
- Tertelan
- Batu empedu
- Cacing
Massa
- anomali organ atau pembuluh
darah
- organomegali
- akumulasi cairan
- neoplasma
Inflamasi
- divertikulitis
- drug induce
- infeksi
- coli ulcer
Intususepsi
Post operatif Neoplasma
- tumor jinak
- karsinoma
- karsinoid
- limpoma
- sarcoma
Pengaruh cairan
- Barium
- Feses
- Mekonium
Volvulus Trauma
- intramural
- hematom
Etiologi Ileus Paralitik
Trauma abdomen
Pembedahan abdomen (laparotomy) dan saluran cerna
Serum elektrolit abnormal (hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia, hipermagnesemia)
Infeksi, inflamsi
- Intrathorak (pneumonia)
- Intrapelvic (penyakit radang panggul)
- Rongga perut (peritonitis,appedicitis, diverticulitis, nefrolitiasis, kolesistitis, pankreatitis, perforasi ulkus duodenus)
Iskemia usus (mesenterika emboli, trombosis iskemia)
Atoni usus dan perenggangan gas sering timbul menyertai berbagai kondisi traumatik (fraktur costae, fraktur tulang belakang, trauma medulla spinalis)
Obat-obatan (narkotika, fenotiazin, diltiazem atau verapamil, clozapine, obat antikolinergik)
Infark miokard
Patofisiologi ileus
distensi luas sebelah proksimal sumbatan
Kehilangan volume sistemik yang besar & progresif
Kemampuan absorbsi usus <<
Penyempitan/ penyumbatan lumen usus
Daya mekanik yang mempengaruhi dinding usus
Penyumbatan intestinal mekanik
>> akumulasi cairan & gas
hipersekresi kelenjar pencernaan
Tekanan Intraluminal
Pelebaran dinding usus (distensi)
Pengumpulan isi lumen usus (gas dan cairan pada bagian proksimal)
Pasase lumen usus terganggu
Syok hipovolemik
Manifestasi Klinis ileus Obstruktif
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif
Kolik abdomen
Mual, muntah
Distensi
Tidak bisa buang air besar atau gas (obstipasi)
Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada :
Lokasi obstruksi
Lamanya obstruksi
Penyebabnya
Ada atau tidak iskemia usus (Ullah et al., 2009)
Perut kembung tidak disertai kolik abdomen
Anorexia
Mual
Obstipasi
Pada auskultasi suara usus (peristaltik) melemah atau suara usus menghilang
Manifestasi Klinis ileus Paralitik
Perbandingan klinis ileus
Macam
ileus
Nyeri usus Distensi Muntah
borborigmi
Bising usus Ketegang
an
abdomen
Obstruksi
simple tinggi
++
(Kolik)
+ +++ Meningkat -
Obstruksi
simple
rendah
+++
(Kolik)
+++ +
Lambat,
fekal
Meningkat -
Obstruksi
strangulasi
++++
(terus-
menerus
terlokasir)
++ +++ Tak tentu
Biasanya
meningkat
+
Paralitik + ++++ + Menurun -
Oklusi
vaskuler
+++++ +++ +++ Menurun +
Pemeriksaan fisikPada tahap awal, tanda vital normal. Seiring dengan kehilangan cairan dan elektrolit, maka akan terjadi dehidrasi dengan manifestasi klinis takikardi dan hipotensi postural. Suhu tubuh biasanya normal tetapi kadang-kadang dapat meningkat.1
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan:
Inspeksi
Abdomen tampak distensi
Dapat ditemukan Darm Contour (gambaran usus) dan Darm Steifung (gambaran gerakan usus)
Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata
Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis
Bila ada bekas luka operasi sebelumnya dapat dicurigai adanya adhesi
Auskultasi
Hiperperistaltik, berlanjut dengan Borborygmus (bunyi usus mengaum ) menjadi bunyi metalik (klinken) / metallic sound. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah dampai hilang.7,9
Perkusi
Hipertimpani. Pada obstruksi usus dengan strangulasi dapat ditemukan ascites.
Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia. Dan pada obstruksi usus dengan strangulasi dapat ditemukan ascites.
Pemeriksaan penunjangLaboratorium
Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis, dan nilai elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amilase sering didapatkan. Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi nonstrangulata. Hemaktoktrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila tanda-tanda shock, dehidrasi dan ketosis.2,7
Dilatasi usus
Multipel air fluid level dan “string of pearls” sign (gambaran beberapa
kantung gas yg berderet)
Jumlah loop dari usus halus yang berdilatasi secara umum menunjukkan tingkat obstruksi. Bila jumlah loop sedikit berarti obstruksi usus halus letaknya tinggi, sedangkan bila jumlah loop lebih banyak maka obstruksi usus halus
letaknya rendah.
Step ledder sign
Semakin distal letak obstruksi, jumlah air fluid level akan semakin banyak, dengan tinggi yang berbeda-beda sehingga berbentuk step ladder
appearance.
Herring bone appearance
Coffee bean appearance (gambaran gelung usus distensi&terisi udara, dan gelung usus
berbentuk U
Bayangan udara didalam kolon biasanya terletak lebih ke perifer dan biasanya berbentuk huruf “U terbalik. Obstruksi kolon ditandai dengan dilatasi proksimal kolon sampai ke tempat obstruksi, dengan dekompresi dari kolon bagian distal. Kolon bagian proksimal sampai letak obstruksi akan lebih banyak berisi cairan daripada feses
Diagnosis BandingDiagnosis banding dari ileus obstruktif, yaitu
Appensicitis akut
Kolesistitis, koleliathiasis, dan kolik bilier
Konstipasi
Dysmenorhoe, endometriosis dan torsio ovarium
Gastroenteritis akut dan inflammatory bowel disease
Pancreatitis akut
komplikasiStrangulasi menjadi penyebab dari kebanyakan
kasus kematian akibat obstruktif usus. Isis lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan, hasil-hasil produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. Usus yang mengalamai strangulasi mungkin mengalami perforasi dan mengluarkan materi tersebut ke dalam rongga poritoneum. Tetapi meskipun usus tidak mengalami perforasi bakteri dapat melintasi usus yang permeabel tersebut dan masuk ke dalam sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan syok septik.
PENATALAKSANAAN
ILEUS OBSTRUKTIF
Pemberian cairan isotonis untuk dehidrasi
Pemasangan foley kateter (pasang DC) monitor urin output
Antibiotik spektrum luas profilaksis infeksi
Dekompresi pemasangan NGT (Evers, 2004)
Operasi Koreksi sederhana (simple correction). Tindakan operatif by-passMembuat fistula entero-cutaneus pada
bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.
Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya.
ILEUS PARALITIK
Pengelolaan ileus paralitik bersifat konservatif dan suportif
Konservatif
Penderita dirawat di rumah sakit.
Penderita dipuasakan
Kontrol status airway, breathing and circulation.
Dekompresi dengan nasogastrictube.
Intravenousfluidsandelectrolyte
Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.
Farmakologis
Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob.
Analgesik apabila nyeri.
Prokinetik: Metaklopromide, cisapride
Parasimpatis stimulasi: bethanecol, neostigmin
Simpatis blokade: alpha 2 adrenergik antagoni
Operatif
Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan peritonitis.
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric untuk mencegah sepsis sekunder atau rupture usus.
Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil explorasi melalui laparotomi.o Pintas usus : ileostomi, kolostomi.o Reseksi usus dengan anastomosiso Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi
PROGNOSISILEUS OBSTRUKTIF
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera dilakukan.
Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.
Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat (Nobie, 2009).
ILEUS PARALITIK
Bila ileus hasil dari operasi perut, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan berlangsung sekitar 24-72 jam
Prognosis memburuk pada kasus-kasus tetentu dimana kematian jaringan usus terjadi.
Bila penyebab primer dari ileus cepat tertangani maka prognosis menjadi lebih baik