13
TUGAS MAKALAH ILEUS Brian Umbu Rezi Depamede H1A212013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

Ileus

  • Upload
    brian-d

  • View
    213

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Medical

Citation preview

Page 1: Ileus

TUGAS MAKALAH

ILEUS

Brian Umbu Rezi Depamede

H1A212013

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

Page 2: Ileus

2015

BAB 1

PENDAHULUAN

Abdomen akut ialah kondisi dimana gejala utamanya nyeri di perut, terjadi secara tiba-

tiba dan untuk penanggulangannya tindakan pembedahan dilakukan. Penatalaksanan pasien

dengan nyeri abdomen akut bukanlah hal yang mudah, merupakan tantangan bagi seorang dokter

untuk dapat menegakkan diagnosis penyebab abdomen akut. Keputusan untuk tindakan

pembedahan harus segera ditegakkan karena setiap keterlambatan yang terjadi dapat

menimbulkan penyulit yang berakibat meningginya angka morbiditas dan mortalitas.

Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya tergantung kepada kemampuan menentukan

analisis yang baik dari data anamnesis, pemeriksaan penunjang yang diperoleh. Pengetahuan

mengenai anatomi dan fisiologi abdomen beserta isinya sangat menentukan dalam

menyingkirkan satu demi satu dari sekian banyak kemungkinan yang menjadi penyebab nyeri

perut akut.

Ileus merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pasase (jalannya makanan) di usus.

Ileus ini terutama dibagi dua berdasarkan penyebabnya, yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik.

Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan

mekanik sedangkan ileus paralitik adalah hilangnya peristaltik usus sementara akibat suplai saraf

otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi

sepanjang usus. Ileus Obstruktif merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering

dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan apendisitis akut.

Penyebab yang paling sering dari obstruksi ileus adalah adhesi/streng. Pasien pada kasus ini

didiagnosis ileus obstruktif dan dilakukan terapi bedah laparotomi eksplorasi dan ditemukan

adhesi atau streng antar ileum yang menjadi penyebab munculnya ileus obstruktif.

Page 3: Ileus

BAB 2

ISI

1. Definisi

Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi

usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus Obstruktif adalah

kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik. Ileus

Paralitik adalah hilangnya peristaltik usus sementara.

2. Etiologi

Mekanis (Ileus Obstruktif)

Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus

obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma

yang melingkari. Misalnya intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis,

obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses.

Neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik)

Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik

usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Contohnya

amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan

neurologis seperti penyakit Parkinson.

Penyebab obstruksi pada usus halus dapat dibagi menjadi 3 yaitu obstruksi pada

ekstraluminal, obstruksi intrinsik dan obstruksi intraluminal. Obstruksi ekstraluminal

misalnya adhesi, hernia, karsinoma dan abses. Obstruksi intrinsik pada dinding usus

seperti tumor primer. Dan obstruksi intraluminal seperti enteroliths, gallstones dan

adanya benda asing.

Ada sejumlah sebab yang mendasari mulai dari kurang gerak, kurang minum,

kurang serat, sering menunda buang air besar, kebiasaan menggunakan obat pencahar,

efek samping obat-obatan tertentu sampai adanya gangguan seperti usus terbelit, usus

tersumbat sampai kanker usus besar.

Page 4: Ileus

Adanya pengurangan respons motorik usus besar akibat degenerasi jaringan saraf

otonom di selaput lendir usus. Ditemukan pula pengurangan rangsang saraf pada otot

polos sirkuler yang menyebabkan memanjangnya waktu gerakan usus. Selain itu, ada

kecenderungan menurunnya tegangan jaringan otot lingkar dubur dan kekuatan otot polos

berkaitan dengan usia, terutama pada lansia sehingga menyebabkan obstruksi.

3. Patofisiologi

Patofisiologik obstruksi mekanik pada usus berhubungan dengan perubahan

fungsi dari usus, dimana terjadi peningkatan tekanan intraluminal. Bila terjadi obstruksi

maka bagian proksimal dari usus mengalami distensi dan berisi gas, cairan dan elektrolit.

Bila terjadi peningkatan tekanan intraluminal, hipersekresi akan meningkat pada saat

kemampuan absorbsi usus menurun, sehingga terjadi kehilangan volume sistemik yang

besar dan progresif. Awalnya, peristaltik pada bagian proksimal usus meningkat untuk

melawan adanya hambatan. Peristaltik yang terus berlanjut menyebabkan aktivitasnya

pecah, dimana frekuensinya tergantung pada lokasi obstruksi. Bila obstruksi terus

berlanjut dan terjadi peningkatan tekanan intraluminal, maka bagian proksimal dari usus

tidak akan berkontraksi dengan baik dan bising usus menjadi tidak teratur dan hilang.

Peningkatan tekanan intraluminal dan adanya distensi menyebabkan gangguan vaskuler

terutama stasis vena. Dinding usus menjadi udem dan terjadi translokasi bakteri ke

pembuluh darah. Produksi toksin yang disebabkan oleh adanya translokasi bakteri

menyebabkan timbulnya gejala sistemik. Efek lokal peregangan usus adalah iskemik

akibat nekrosis disertai absorpsi toksin -toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan

sirkulasi sistemik.

4. Gejala Klinis

Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen, mual, muntah,

perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi). Mual muntah umumnya terjadi

pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi obstruksi di bagian distal maka gejala yang

dominan adalah nyeri abdomen. Distensi abdomen terjadi bila obstruksi terus berlanjut

dan bagian proksimal usus menjadi sangat dilatasi.

Page 5: Ileus

Obstruksi pada usus halus menimbulkan gejala seperti nyeri perut sekitar

umbilikus  atau bagian epigastrium. Pasien dengan obstruksi partial bisa mengalami

diare. Kadang – kadang dilatasi dari usus dapat diraba. Obstruksi pada kolon biasanya

mempunyai gejala klinis yang lebih ringan dibanding obstruksi pada usus halus.

Umumnya gejala berupa konstipasi yang berakhir pada obstipasi dan distensi abdomen.

Muntah jarang terjadi. Pada obstruksi bagian proksimal usus halus biasanya muncul

gejala muntah. Nyeri perut bervariasi dan bersifat intermittent atau kolik dengan pola

naik turun. Jika obstruksi terletak di bagian tengah atau letak tinggi dari usus halus

(jejenum dan ileum bagian proksimal) maka nyeri bersifat konstan/menetap. Pada tahap

awal, tanda vital normal. Seiring dengan kehilangan cairan dan elektrolit, maka akan

terjadi dehidrasi dengan manifestasi klinis takikardi dan hipotensi postural. Suhu tubuh

biasanya normal tetapi kadang – kadang dapat meningkat.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya demam, takikardi, hipotensi dan gejala

dehidrasi yang berat. Demam menunjukkan adanya obstruksi strangulate. Pada

pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak distensi, terdapat darm contour

(gambaran usus), dan darm steifung (gambaran gerakan usus), pada auskultasi terdapat

hiperperistaltik berlanjut dengan Borborygmus (bunyi usus mengaum) menjadi bunyi

metalik (klinken) / metallic sound. Pada tahap lanjut dimana obstruksi terus berlanjut,

peristaltik  akan melemah dan hilang. Pada ileus paralitik, keadaan umum pasien tampak

lemah hingga dehidrasi, tidak dapat flatus maupun defekasi. Dapat disertai muntah dan

perut terasa kembung. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan meteorismus, suara usus

(-), peristaltik menghilang. Pada palpasi tidak terdapat nyeri tekan, defans muscular (-),

kecuali jika ada peritonitis. Perkusi timpani diseluruh lapang abdomen.

5. Penegakkan Diagnosis

Laboratorium

Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis,

tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya dan membantu dalam

resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya

Page 6: Ileus

ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal.

Peningkatan serum amilase sering didapatkan.  Leukositosis menunjukkan adanya

iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi

dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non strangulata. Hematokrit yang meningkat

dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit.

Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat,

dan metabolik asidosis bila ada tanda – tanda shock, dehidrasi dan ketosis.

Radiologik

Posisi supine (terlentang): tampak herring bone appearance. Posisi setengah

duduk  atau LLD: tampak step ladder   appearance atau cascade. Adanya dilatasi dari

usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid level” pada foto polos abdomen

dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto polos abdomen mempunyai

tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84% pada

obstruksi kolon.

Foto polos abdomen 3 posisi

- Ileus obstruktif letak tinggi

Tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan (sumbatan paling distal

di iliocaecal junction) dan kolaps usus di distal sumbatan. Penebalan dinding

usus halus yang mengalami dilatasi memberikan gambaran herring bone

appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel

membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta.

Tampak air fluid level pendek-pendek berbentuk seperti tangga yang

disebut step ladder   appearance karena cairan transudasi berada dalam usus

halus yang terdistensi.

- Ileus obstruktif letak rendah

Page 7: Ileus

Tampak dilatasi usus halus di proksimal sumbatan (sumbatan di kolon)

dan kolaps usus di distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang

mengalami dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance, karena

dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran

vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta. Gambaran penebalan

usus besar yang juga distensi tampak di tepi abdomen. Tampak gambaran air

fluid level pendek-pendek berbentuk seperti tangga yang disebut step

ladder   appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang

terdistensi dan air fluid level panjang-panjang di kolon.

- Ileus paralitik

Tampak dilatasi usus menyeluruh dari gaster sampai rektum. Penebalan

dinding usus halus yang dilatasi memberikan gambaran herring bone

appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel

membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta

dan gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak di tepi

abdomen. Tampak gambaran air fluid level pendek-pendek berbentuk seperti

tangga yang disebut step ladder   appearance di usus halus dan air fluid

level panjang-panjang di kolon.

6. Penatalaksanaan

Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan

cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis

dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan

fungsi usus kembali normal.

- Resusitasi

Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda – tanda

vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami

dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan

Page 8: Ileus

intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan

memonitor tanda – tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian

cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT

digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila

muntah dan mengurangi distensi abdomen.

- Farmakologis

Pemberian obat – obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai

profilaksis. Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual

muntah.

- Operatif

Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk

mencegah sepsis sekunder. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian

disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama

laparotomi.

Page 9: Ileus

BAB 3

DARTAR PUSTAKA

Ghazali, R. 2007. Radiologi Diagnostik. Yogyakarta : Pustaka Cendikia Press.

Heller, J. 2008. Medical Encyclopedia: Small Bowel Resection-series: Normal Anatomy.

National Library of Medicine.

Levine, B.A., and Aust, J.B. Kelainan Bedah Usus Halus. Dalam Buku Ajar Bedah

Sabiston’s essentials surgery. Editor: Sabiston, D.C. Alih bahasa: Andrianto, P., dan I.S.,

Timan. Editor bahasa: Oswari, J. Jakarta: EGC, 1992.

Mukherjee, S. 2008. eMedicine: Ileus. The Medscape Journal.

Price, S.A. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Editor: Price, S.A.,

McCarty, L., Wilson. Editor terjemahan: Wijaya, Caroline. Jakarta: EGC, 1994.