Upload
afief-achyad-kurniadi
View
264
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Ikhtiologi
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM IKTIOLOGIMORFOLOGI IKAN
Disusun oleh :
Evi Yuliani H1H014006Afief Achyad Kurniadi H1H014011Astri Nurhayati H1H014017Rizka Fajar Pratama H1H014024
Asisten : Haji Mustakin
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan rasa terima kasih, penulis mengucapkan kepada ALLAH SWT. Tuhan yang maha kuasa karena atas rahmat dan hidaya-nya sehingga laporan peraktek iktiologi ini dapat dibuat dengan tepat waktu.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini belum sepenuhnya memenuhi syarat walaupun sudah diusahakan semaksimal mungkin untuk menyempurnakannya. Untuk itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan keritik yang bersifat membangun baik dari sipembaca maupun masyarakat umum.
Penulis sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu penulis mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya.Untuk mencapai kesempurnaan penulis mengharapkan keritik dan saran dari semua pihak demi menambah wawasan tentang penulisan laporan peraktikum seperti ini.
Demikian laporan ini disusun, semoga kiranya dapat bermanfaat kita semua, dan muda-mudahan kita semua akan selalu tetap dalam lindungan Allah SWT, “Amin”.
Purwokerto, 14 Mei 2015
Penyusun
I. MATERI DAN METODE
1. 2 Materi
1.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu baki parafin,
pensil dan buku gambar.
1.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan mas,
ikan patin, ikan nila, ikan lele, ikan tongkol, ikan kakap, ikan bandeng.
1. 2 Metode
Sirip-siripnya direnggangkan
Diamati ciri-ciri morfologinya
Difoto
Ikan
Hasil
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. 3 Hasil No Gambar Ikan Bentuk
TubuhBentuk Mulut
Posisi Mulut
Bentuk Sirip Ekor
Ciri Khusus Posisi sirip perut terhadap
sirip dada1 Ikan Lele
Clarias batracus
Kombinasi :
Compressed
Fusiform
Depressed
Tidak dapat disembulkan Inferior Rounded Sungut Subabdominal
2 Ikan Mas
Cyprinus carpioCompressed
dapat disembulkan
Terminal Emerginate Subabdominal3 Ikan Patin
Pangasius sp
Compressed
Tidak dapat disembulkan
Inferior Forked Adiposefin Subabdominal4 Ikan Nilem
Osteochilus haseltiCompressed
Tidak dapat disembulkan
Terminal
Emerginate Abdominal
5 Ikan Tawes
Puntius javanicus
Compressed Dapat disembulkan
Terminal
Forked Subabdominal6 Ikan Bandeng
Chanos spFusiform
dapat disembulkan Terminal
Forked Subabdominal
7 Ikan Kakap
Latjanus niger Compressed dapat disembulkan
Terminal Forked Thoraic
8 Ikan Kembung
Rastrelliger sp
Fusiform Tidak dapat disembulkan Terminal Forked Seute Thoraic
9 Ikan Tongkol
Euthynnus sp. Fusiform
Tidak dapat disembulkan
Terminal Forked Finlet Thoraic10 Ikan Kurisi
Nemipterus spFusiform Tidak dapat
disembulkan Terminal Forked Thoraic
2. 3 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Morfologi Ikan
Morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya.
Morfologi merupakan alat fundamental untuk identifikasi dan klasifikasi
spesies. Bentuk luar merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari organisme. Bentuk luar seringkali mengalami perubahan, baik
perubahan yang sangat mencolok ataupun yang tidak.
Bagian-bagian tubuh ikan,umumnya terbagi menjadi atas tiga bagian
yaitucaput dibagian kepala, truncus dibagian badan, dan cauda dibagian ekor. Tubuh
ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral ( terbagi menjadi dua bagian yang
sama ). Beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral
( dibelah secara melintang maka terdapat perbedaan) , contohnya pada ikan langkau
(Psettodes erumei (Bloch & Schneider, 1801)) dan ikan lidah (Cynoglossus bilineatus
(Lacepède, 1802).
Bentuk tubuh simetris ikan yaitu Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk
cerutu), Compressed atau pipih, Depressed atau picak , Anguilliform atau bentuk ular
atau sidat atau belut,Filiform atau bentuk tali, Taeniform atau flatted-form atau
bentuk pita, Sagittiform atau bentuk panah, Globiform atau bentuk bola, dan
Ostraciform atau bentuk kotak.
Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada yang bersisik. Bagian-bagian
pada kepala ikan yang penting yaitu tulang tulang tambahan tutup insang bentuk
mulut, letak mulut, dan letak sungut. Badan Ikan ada yang terdapat sisik (squama),
Gurat sisi (linea lateralis), Finlet (jari-jari sirip tambahan), Scute (skut, sisik duri),
Keel (kil, lunas), Adipose fin (sirip lemak), atau Interpelvic process ( cuping ).
Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip, sirip ikan ada yang berpasangan ada
yang tidak.Sirip yang berpasangan yaitu Sirip dada dan Sirip perut. Sedangkan Sirip
yang tidak berpasangan atau sirip tunggal yaitu Sirip punggung, Sirip dubur, danSirip
ekor
Perkembangan arah ujung belakang notochord atau vertebrae, Bentuk ekor
ikan terdiri atas empat macam, yaitu Protocercal, Heterocercal, Homocercal, dan
Diphycercal. Bentuk luar sirip ekor, maka secara morfologis dapat dibedakan
beberapa bentuk sirip ekor, yaitu Rounded (membundar), Truncate (berpinggiran
tegak), Pointed (meruncing), Wedge shape (bentuk baji), Emarginate (berpinggiran
berlekuk tunggal), Double emarginate (berpinggiran berlekuk ganda), Forked /
Furcate (bercagak), Lunate (bentuk sabit), Epicercal (bagian daun sirip atas lebih
besar), dan Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar).
2.2.2 Deskripsi Morfologi Ikan
2.2.2.1 Ikan Lele (Clarias batracus)
Persebarannya meliputi Asia : Jawa , Indonesia . Clarias aff .batrachus dari
Indochina dan Clarias aff . Batrachus dari Sundaland telah salah diidentifikasi sebagai
Clarias batrachus dari Jawa . Ikan lele diperkenalkan ke beberapa negara lain, negara
tersebut melaporkan dampak ekologis yang merugikan setelah diperkenalkan
(Rahman, A.K.A., 2009)Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan ikan air tawar,
termasuk ke dalam golongan ikan demersal. Ikan lele dapat hidup pada suhu 10oC-
28oC.Panjang tubuh berkisar antara 23.6cm-47cm dan berat badan dapat mencapai
1.2kg.Jumlah duri sirip punggung antara 60-76 buah.Jumlah duri pada sirip dubur
antara 47-58 buah. Bentuk tubuh merupakan pencapampuran dari compress, depress,
dan taeniform. Duri pada sirip dada kasar pada tepi luar dan bergerigi pada tepi
dalamnya.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan telah sesuai dengan
pendapat (Rahman, A.K.A., 2009) bahwa pada lele ( Clarias batrachus ) memiliki
ciri morfologi pada bentuk tubuh pencapampuran dari compress, depress, dan
taeniform . Ikan lele memiliki bentuk badan yang memanjang, berkepala pipih, tidak
bersisik, memiliki empat pasang kumis ( Sungut ) yang memanjang sebagai alat
peraba, dan memiliki alat pernapasan tambahan (arborescent organ). Ikan lele
memiliki bentuk sirip berpinggiran tegak( truncate ). Posisi sirip perut terhadap sirip
dada di kategorikan termasuk abdominal.
2.2.2.2 Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas hidup di tengah-tengah dan aliran yang lebih rendah dari sungai , di
daerah tergenang , dan di perairan dangkal terbatas , seperti danau , danau oxbow ,
dan waduk air . ikan mas merupakan penghuni bawah/dasar perairan tapi mencari
makanan di lapisan menengah dan atas perairan. Pertumbuhan terbaik diperoleh saat
suhu air berkisar antara 23 ° C dan 30 ° C. Ikan dapat bertahan hidup periode musim
dingin . Salinitas sampai sekitar 5 ‰ ditoleransi . Kisaran pH optimal adalah 6,5-9,0 .
Spesies bisa bertahan pada konsentrasi rendah oksigen ( 0,3-0,5 mg / liter ) serta
jenuh . ikan mas adalah omnivora , dengan kecenderungan tinggi terhadap konsumsi
makanan hewani , seperti serangga air , larva serangga , cacing , moluska , dan
zooplankton . Konsumsi zooplankton dominan di kolam ikan di mana kepadatan tebar
tinggi . Selain itu , ikan mas mengkonsumsi batang , daun dan biji dari air dan darat
tanaman , tanaman air membusuk , dll. Pertumbuhan harian ikan mas dapat mencapai
2 sampai 4 persen dari berat tubuhnya .ikan mas dapat mencapai bobot 0,6-1,0 kg
berat badan dalam satu musim di kolam ikan polycultural dari subtropis daerah tropis
(De Silva, S. 2013).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (De
Silva, S. 2013)bahwa ikan masbentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih
tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan
dapat disembulkan (protaktil).Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut.Di
ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas
tiga baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik
kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas
berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid lingkaran.
Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras
dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi.Letak sirip punggung
berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral).Sirip duburnya (anal)
mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya
bergerigi.garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di
pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung
belakang pangkal ekor. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk emarginated .Posisi
sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk sub-abdominal.
2.2.2.3. Ikan Patin (Pangasius sp )
Habitatnya di tepi sungai-sungai besar dan muara-muara sungai. Penyebaran
ikan patin meliputi Thailand, Burma, India (Weber danBeaufort, 1913; Smit 1945;
Direktorat Jenderal Perikanan, 1977), Taiwan,Malaysia, Semenanjung Indocina
(Buchanan, 1983), Sumatra dan Kalimantan(Schuster dan Djajadiredja, 1952). Jenis
ikan patin di Indonesia diantaranyaPangasius poluranodo (ikan juaoro), Pangasius
macronema (ikan rius, riu,lancang), Pangasius micronemus (wakal, riu scaring)
Pangasius nasutus (pedado)dan Pangasius nieuwenhuisil (lawang) (Arie, 2009).Ikan
patin bersifat nokturnal, yaitu melakukan aktivitas di malam harisebagaimana
umumnya ikan catfish lainnya. Hal yang membedakan ikan patindengan ikan catfish
pada umumnya yaitu sifat patin yang termasuk omnivora ataugolongan ikan pemakan
segala. Makanan ikan patin di alam berupa ikan kecil,cacing, detritus, serangga, biji-
bijian, udang kecil dan moluska. Ikan patintermasuk ikan yang hidup di dasar
perairan.Hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang sedikit ke bawah (Susanto
dan Amri, 1997 dalam Maharani, 2009).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Susanto
dan Amri, 1997 dalam Maharani, 2009), bahwa jari-jari keras yang berubah menjadi
senjata yang dikenal sebagai patil.Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna
putih seperti perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan.Panjang tubuhnya dapat
mencapai 120 cm. Kepala patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala
sedikit ke bawah.Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish.Sudut mulutnya
terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.Sirip punggung
memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar
disebelah belakangnya.Jari-jari lunak sirip punggung terdapat enam atau tujuh
buah.Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil sekali dan sirip
ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris.Ikan patin tidak memiliki sisik,
sirip duburnya panjang, terdiri dari 30 – 33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya
memiliki 6 jari-jari lunak.Ciri morfologi bentuk tubuhnya berupa
compresiform.Posisi mulutnya inferio. Ciri khusus dari ikan kembung adalah
mempunyai adipose fin. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk
Sub-abdominal.
II.2.2.4. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Ikan Nilem habitat aslinya di daerah beriklim sedang dengan suhu berkisar 18-
28 ºC.Ikan Nilem hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus yang tidak begitu
deras, seperti danau, sungai, rawa, dan genangan-genangan air. Ikan ini mudah
berkembang biak menurut aturan air mengalir. Ikan ini memakan planton dan
peripyton (jasad yang menempel pada tanaman air). Ikan ini dapat bereproduksi pada
usia kira-kira 9 bulan. Induk dari ikan Nilem yang dapat dipelihara di kolam berusia
satu sampai dua tahun selang waktu memijahan tiga sampai empat bulan sekali.
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat
(Motomura, H., S. Tsukawaki and T. Kamiya.2009) yaitu ciri morfologi pada bentuk
tubuh berupa compresiform.Posisi mulutnya di kategorikan termasuk terminal.Bentuk
siripnya di kategorikan termasuk emarginate. Ciri khusus dari ikan kembung adalah
mempunyai caudal scute. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan
termasuk sub-abdominal.
Sudut – sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut peraba. Sirip
punggung disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18 jari – jari lunak.Sirip ekor
berjagak dua, bentuknya simetris.Sirip dubur disokong oleh 3 jari – jari keras dan 5
jari – jari lunak.Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari – jari
lunak.Bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung mulut runcing
dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan
ciri utama ikan nilem.Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa
ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition.Panjang standar maksimum
yang pernah ditemukan mencapai 12,6 " / 32cm.
2.2.2.5 Ikan Tawes (Puntius javanicus)
Bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi, kepala kecil,
moncung meruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut sangat kecil atau
rudimenter. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5½ buah dan 3-3½ buah diantara
garis rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna berjumlah antara 29-
31 buah. Badan berwarna keperakan agak gelap di bagian punggung. Pada moncong
terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil. Sirip punggung dan sirip ekor berwarna
abu-abu atau kekuningan, sirip dada berwarna kuning dan sirip dubur berwarna
oranye terang.
Di alam, tawes ditemukan hidup di jaringan sungai dan anak-anak sungai,
dataran banjir, hingga ke waduk-waduk. Agaknya ikan ini menyukai air yang diam
menggenang. Tercatat pula migrasi ikan ini meski tidak terlampau jauh, yakni dari
sungai besar ke anak-anak sungai, saluran, dan dataran banjir, khususnya di awal
musim hujan. Penyebaran alaminya tercatat di Sungai Mekong, Chao Phraya,
Semenanjung Malaya, Sumatera dan Jawa.
Tawes bersifat herbivora, utamanya memakan tumbuh-tumbuhan seperti
Hydrilla, aneka tumbuhan air, dan daun-daunan yang terjatuh ke sungai. Tawes mau
juga memangsa aneka invertebrata. Suhu air yang ideal untuk hidupnya antara 22-28
°C. Sifatnya sebagai herbivora dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma air.
Penelitian yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat, mendapatkan bahwa
ikan tawes dan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus telah memakan aneka
fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga jenis-jenis ikan ini berpeluang untuk
digunakan sebagai pembersih air danau. Meski sebenarnya ikan tawes adalah ikan
yang termasuk herbivore atau pemakan tumbuhan, namun ikan tawes yang sudah
dikembang biakkan di kolam dapat diberi makan pelet atau makanan alami berupa
daunt talas.
2.2.2.6. Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Habitat ikan bandeng meliputi air tawar , muara , dan perairan pantai perairan .
Di Great Barrier Reef , Bandeng dewasa hidup di perairan pantai , tapi di musim
panas , mereka bermigrasi melintasi Great Barrier Reef Lagoon , dan bertelur di luar
terumbu pita di Laut Coral . Larva kemudian bergerak kembali melintasi laguna dan
menuju tempat yang dangkal , perairan pantai (Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R.
& G.R. Allen, 2010).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat(Hoese,
D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen, 2010), ikan bandeng mempunyai badan
yang memanjang seperti torpedo ( Fusiform ) dengan sirip ekor bercabang sebagai
tanda bahwa ikan bandeng tergolong sebagai perenang cepat. Kepala ikan bandeng
tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang(Terminal ) tanpa gigi, lubang
hidung terletak di depan mata. Mata diliputi oleh selaput bening (subcutaneus).Warna
badan putih keperak-perakan dan punggung putih kehitaman.
Ikan bandeng mempunyai tubuh yang ramping dan ditutupi oleh sisik dengan
jari-jari yang lunak. Sirip ekor yang panjang dan bercagak( Forked ). Mulut sedang
dan non protractile dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan
tidak memiliki sungut.Hasil praktikum menunjukan posisi sirip perut terhadap sirip
dada di kategorikan termasuk abdominal.
2.2.2.7. Ikan Kakap (Latjanus niger)
Ikan kakap merah umumnya menghuni daerah perairan karang ke daerah
pasang surut di muara, bahkan beberapa spesies cenderung menembus sampai ke
perairan tawar. Jenis kakap merah berukuran besar umumnya membentuk gerombolan
yang tidak begitu besar dan beruaya ke dasar perairan menempati bagian yang lebih
dalam daripada jenis yang berukuran kecil. Selain itu biasanya kakap merah tertangkap
pada kedalaman dasar antara 40–50 meter dengan substrat sedikit karang dan salinitas
30–33 ppt serta suhu antara 5-32ºC.
Bahwa secara morfologi, bentuk badan ikan kakap merah memanjang sampai
agak pipih. Mulutnya terletak pada bagian ujung kepala (terminal), biasanya terdapat
gigi taring (canine) pada rahangnya. Bagian pinggir operculum biasanya bergerigi dan
sisiknya ctenoid. Bagian depan dari kepala tak bersisik atau pada bagian depan dari
tutup insang terdapat beberapa baris sisik. Sering terdapat bintik atau noda kehitaman
(blotches). Sirip punggung tunggal dengan jari-jari 9-12 jari-jari sirip keras dan 9-17
jari-jari sirip lemah yang bercabang. Sirip dubur dengan 3 sirip keras dan 7-14 sirip
lemah bercabang. Sirip ekor mulai dari yang berbentuk truncate sampai berbentuk
cagak yang dalam (deeply forked).
2.2.2.8. Ikan Kembung (Rastrelliger sp)
Ikan kembung (Scomber canagorta) tergolong ikan pelagik yang menghendaki
perairan yang bersalinitas tinggi. Ikan kembung suka hidup secara bergerombol dan
kebiasaan makan adalah memakan plankton yang besar/kasar (Copepode atau
Crustacea). Di Indonesia sendiri penyebarannya sangat luas, diantaranya selat malaka
(Dekat Banda Aceh), Laut Jawa, Laut Selatan Jawa, dan perairan timur laut lainnya.
Ikan kembung juga banyak di temuan di perairan lain di luar Indonesia.
Memiliki ciri morfologi pada bentuk tubuh berupa compresiform. Posisi
mulutnya di kategorikan termasuk terminal. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk
Forked. Ciri khusus dari ikan kembung adalah mempunyai caudal scute. Posisi sirip
perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk Thoracic.
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat Jones &
Rosa Jr, Fischer & Whitehead,.2012) bahwaikan kembung ( Rastrelli sp.) memiliki
rahang, tubuh bilateral simetris yaitu compressed, mulutnya terminaldan memiliki
tutup insang. Ikan kembung juga memiliki linea lateralis, rudimeter, finlet, memiliki
lubang hidung dua buah (dirhinous), bersisik, dan ikan kembung juga memiliki satu
buah sirip punggung, dua buah sirip perut yang sejajar dengan sirip dada ( Thoracic ),
pectoralis, sirip anal dan sirip ekor bercagak ( Forked ).Hasil pengamatan pada ikan
kembung juga terdapat caudal scute.
2.2.2.9. Ikan Tongkol (Euthynnus sp)
Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan Asia. Di indonesia,
ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang
tersebar disekitar perairan Samudera Atlantik, Hindia dan Pasifik, terutama di
perairan Indonesia timur dan samudra Indonesia. Ikan Tongkol adalah jenis ikan
pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup
pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27– 28oC (Fischer
& Whitehead. 2011)..
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat(Fischer
& Whitehead. 2011) bahwa ikan tongkol tergolong ikan Scombridae, bentuk tubuh
seperti Torpedo ( Fusiform ) dengan kulit yang licin . dibelakang sirip punggung dan
sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet serta
terdapat skut. Sirip dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat
kecil.Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang
berangka tulang.Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya
mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam
lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan
tersebut berenang cepat. Selain itu, pada saat praktikum menyatakan bahwa ikan
tongkol memiliki mulut yang di kategorikan termasuk terminal dan bentuk siripnya di
kategorikan termasuk Forked, serta posisi sirip perut terhadap sirip dada di
kategorikan termasuk Thoracic.
2.2.2.10 Ikan Kurisi (Nemiptorus sp)
Habitatnya di laut, di daerah karang dan di daerah berbatu-batu dengan
kedalaman minimal 100m.Oleh sebab itu mengapa ikan ini dikatakan ikan demersal.
Ikan kurisi ditemukan pada kedalaman 100m, ikan ini terdapat pada lingkaran laut
pada kedalaman mencakup 100-300m. Tidak berpindah-pindah atau dapat dikatakan
non-migran.Indo-Pasifik Barat: termasuk Teluk Benggala, Laut Andaman, Selat
Malaka, Filipina, Laut Cina Selatan, Teluk Thailand dan Indonesia. Record daribarat
lautAustraliatampaknyatidak berdasar (Wiadnya. 2012).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat
(Wiadnya. 2012) bahwa warna sangat bervariasi, seperti kemerah-merahan, kecoklat
coklatan, merah kekuningan ataupun kehijau-hiajuan.Bentuk tubuh berupa
compresiform.Posisi mulutnya terminal.Posisi sirip perut terhadap sirip dada di
kategorikan termasuk Thoracic.
Sirip ekor bagian atas memanjang membentuk flagel sedangkan pada sirip ekor
bagian bawahnya tidak.Terdapat totol orange atau merah terang dekat pangkal garis
rusuk (linea lateral).Sirip dorsal berwarna merah, dengan garis tepi berwarna kuning
atau orange dengan satu pita kuning yang luas sepanjang dasar sirip dorsal.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3. 4 KesimpulanPada praktikum kali ini mahasiswa dapat mengambil kesimpulan bahwa:
Dapat diketahui morfologi dari ikan diantaranya bentuk tubuh, bentuk mulut, posisi
mulut, bentuk sirip ekor, ciri-ciri khusus pada ikan, dan posisi sirip perut pada sirip
dada. Pada praktikum ini bahan yang dipakai ialah,ikan Mas, ikan Patin, ikan Nila,
ikan Baceman, ikan Lele, ikan Tongkol, ikan Kakap, ikan Layur, ikan Bandeng, dan
ikan Belanak. Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat mengenal morfologi
dari masing-masing jenis ikan tersebut.
3. 4 SaranMenggunakan ikan yang segar saat praktikum agar praktikan dapat lebih jelas
dalam melihat morfologi ikan tersebut dan mendapatkan hasil yang lebih akurat dan
mendetail. Banyaknya ikan tawar dan air laut semestinya seimbang, kalau bisa
menggunakan ikan-ikan yang bertulang lunak ( kondrosit ) spserti hiu, pari, dan lain-
lain agar kita dapat mengenal morfologi ikan-ikan yang bertulang lunak juga tidak
hanya ikan-ikan yang bertulang keras.
IV. DAFTAR PUSTAKA
De Silva, S, J.S. Lucas and P.C. Southgate (eds.), 2013. Aquaculture: Farming Aquatic Animals And Plants, Blackwell Publishing Oxford : England. Hal : . 276-294
Fischer & Whitehead, eds. 2011. Species Identification Sheets. Eastern Indian Ocean/Western Central Pacific.
Hoese, D.F, Bray, D.J, Paxton, J.R. & G.R. Allen. 2010. Zoological Catalogue of Australia.Volume 35. ABRS & CSIRO Publishing : Australia. Hal : 1-21.
Jones & Rosa Jr, Fischer & Whitehead, eds. 2012. Species Identification Sheets, Eastern Indian Ocean/Western Central Pacific.
Maharani, D. 2009. Kedudukan Taksonomi dan Ciri-ciri Morfologi Ikan Patin. http://e-journal.uajy.ac.id/2599/3/2BL00889.pdf (diakses pada tanggal 11 Mei 2015)
Motomura, H., S. Tsukawaki and T. Kamiya.2009 . A preliminary survey of the fishes of Lake Tonle Sap near Siem Reap, Cambodia. Hal : 233-246
Rahman, A.K.A., 2009. Freshwater fishes of Bangladesh. Zoological Society of Bangladesh. Department of Zoology : University of Dhaka.Hal : 364
Wiadnya.2012. Ikan Hasil Tangkap. http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/4C_2-Ikan- Hasil-Tangkap-
1.pdf (diakses pada tanggal 11 Mei 2015)