ikterus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ikterus

Citation preview

1. Ikterus/jaundiceIkterus adalah suatu sindroma yang dikarakteristikan oleh adanya hiperbilirubunemia dan deposit pigmen empedu pada jaringan termasuk kulit dan memberan mukosa. Ikterus biasanya dapat dideteksi pada sclera, kulit, atau urin yang menjadi gelap bila bilirubin serum mencapai 2 3 mg/dl. Bilirubin serum normal adalah 0.3 1.0 mg/dl. Jaringan permukaan yang kaya elastin, seperti sclera dan permukaan bawah lidah, biasanya menjadi kuning pertama kali.Pemahaman mekanisme ikterus menyangkut pemahaman tentang pembentukan, transpor, metabolisme, dan ekskresi bilirubin.1.1 Metabolisme Bilirubin Normal

1.2 Mekanisme Patofisiologi IkterikEmpat mekanisme umum yang menyebabkan hiperbilirubinemia dan ikterus:1. Pembentukan bilirubin yang berlebihan2. Gangguan pengambilan bilirubin yang tak terkonjugasi oleh hati3. Gangguan konjugasi bilirubin4. Penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intrahepatik dan ekstrahepatik yang bersifat fungsional atau disebabkan oleh obstruksi mekanis.Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh mekanisme ke 1,2 dan 3 sedangkan mekanisme ke 4 terutama menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi.Pembentukan bilirubin berlebihanPenyebab tersering adalah penyakit hemolitik atau peningkatan laju dekstruksi eritrosit, sehingga terjadi pembentukan bilirubin yang berlebihan. Disebut juga ikterus hemolitik.Beberapa penyebab lazim ikterus hemolitik:1. Hemoglobin abnormal (hemoglobin s pada anemia sel sabit)2. Eritrosit abnormal ( sferositosis herediter)3. Antibodi dalam serum (inkompabilitas Rh, transfusi, hemolitik autoimun)4. eritropoiesis yang tidak efektif sehingga meningkatkan dekstruksi eritrosit atau prekursornya dalam sumsum tulang (talasemia, anemia pernisiosa, porfiria)Pada dewasa, pembentukan bilirubin yang berlebihan dan berlangsung kronis dapat menyebabkan terbentuknya batu empedu. Pengobatan ditujukan pada untuk memperbaiki hemolitik. Pada bayi bila bilirubin tak terkonjugasi melebihi 20 mg/dl dapat menyebabkan kernikterus.Gangguan ambilan bilirubinBilirubin akan berikatan dengan albumin untuk dapat transpor didalam darah untuk dibawa kehati, ikatan dengan albumin melemah dalam keadaan asidosis, dan beberapa antibiotika seperti salisilat bersaing dengan bilirubin untuk berikatan pada albumin.Ambilan bilirubin tak terkonjugasi terikat albumin oleh sel hati dilakukan dengan memisahkan dan mengikatkan bilirubin terhadap protein penerima. Beberapa obat terbukti berpengaruh terhadap ambilan bilirubin oleh hati antara lain: asam flavaspidat (dipakai untuk mengobati cacing pita), novobiosin, dan beberapa zat warna kolesistografik.Gangguan Konjugasi BilirubinTiga gangguan herediter yang menyebabkan defisiensi progresif enzim glukoronil trasferase:1. Sindrom gilbert2. Sindrom Crigler najjar tipe 13. Sindrom Crigler najjar tipe 2Sindrom Gilbert merupakan suatu penyakit familiar ringan yang dicirikan dengan ikterus dan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi ringan (2-5 mg/ml) yang kronis. Penelitian terbaru telah mengidentifikasi adanya dua bentuk sindrom Gilbert. Bentuk pertama pasien dengan bukti hemolisis dan peningkatan penggantian bilirubin. Bentuk kedua memiliki bersihan bilirubin yang menurun dan tidak terdapat hemolisis. Kedua bentuk ini dapat terjadi pada pasien yang sama dan dalam waktu yang sama (Isselbacher, 1998). Pada sindrom Gilbert, derajat ikterus berubah-ubah dan sering kali memburuk pada puasa lama, infeksi, stres, oprasi, dan asupan alkohol yang berlebihan. Awitan paling sering terjadi semasa remaja. Sindrom Gilbert sering terjadi dan menyerang sampai 5 % penduduk pria. Uji fungsi hati serta kadar urobilinogen urin dan feses , normal. Tidak ada urobilinuria . Penelitian mengungkapkan bahwa penderita ini mengalami defisiensi parsial glukorinil transferase. Keadaan ini dapat diobati dengan fenobarbital, yang merangsang aktivitas enzim glukoronil transferaseSindrom Crigler najjar tipe 1 merupakan gangguan herediter yang jarang terjadi. Penyebabya adalah suatu gen resesif, dengan tidak adanya glukoronil transferase sama sekali sejak lahir . Oleh karena itu tidak terjadi konjugasi bilirubin sehingga empedu tidak berwarna dan kadar bilirubin tak terkonjugasi melampaui 20 mg/100ml. Hal ini menyebabkan terjadinya kernikterus. Fototerapi dapat mengurangi hiperbilirubinemia tak terkonjugasi untuk sementara waktu, tetapi biasanya bayi meninggal pada usia satu tahun Sindrom CiglerNajjar tipe II adalah bentuk penyakit yang lebih ringan , diwariskan sebagai suatu sifat genetik dominan dengan defisiensi sebagian glokorinil transerase . Kadar bilirubin tak terkonjugasi serum lebih frendah (6-20 mg/dl) dan ikterus mungkin tidak terlihat sampai usia remaja. Fenobarbital yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase seringkali dapat menghilangkan ikterus pada pasien iniHiperbilirubinemia tak terkonjugasi ringan (