6
Ikhtilaf Dalam Masalah Dari Mana Posisi Memulai Memanjangkan Bagian Bawah Pakaian Wanita Posted on 29 Oktober 2009 by Ummu Shofiyyah al-Balitariyyah Oleh : Syaikh Muhammad Ali Farkus al-Jaza’iri hafidzohulloh Pertanyaan : Seberapakah batas seorang wanita memanjangkan pakaiannya ke tanah? Bagaimana pula batas dimulainya? Jawab : ُ مد ح ل ا له لِ ّ رب، ن مي ل عا ل اُ لاة ص ل واُ لام س ل وا ى علْ نَ م له رس+ اُ له الً مه ح ر، ن مي ل عا ل ل ى عل و له1 اِ هِ بْ حَ ص و هِ 5 وان5 خ9 وا ى ل9 ا وم ي ن يِ ّ الد اّ م+ ا عد ب: Ketahuilah bahwa jumhur ulama berpendapat bahwa telapak kaki wanita adalah aurot, hal ini berbeda dengan al-Ahnaf (pengikut madzhab Hanafi). Mereka (jumhur) berbeda pendapat menjadi 3 pendapat dalam menentukan batas dimulainya menutup telapak kaki. Sebagian mereka berpendapat bahwa tempat mulainya adalah dari mata kaki karena ini adalah posisi diharamkannya laki-laki menambah lebih darinya. Sementara yang lain berkata : dari pertengahan betis, karena ini adalah posisi yang dicontohkan Nabi shollallohu alaihi wa ala aalihi sallam, dan juga berdasarkan hadits beliau shollallohu alaihi wa sallam : ُ اءَ سِ ّ 5 لن اُ قِ + ي اَ قَ I شِ الَ جِ ر ل ا“Wanita itu saudara kandung laki-laki.” [1] Yakni : dalam hukum-hukum dimana tidak ada dalil yang mengkhususkan hukumnya bagi wanita. Kemudian ada pendapat ketiga yang berpendapat bahwa dimulainya memanjangkan pakaian adalah dari bagian tubuh yang menyentuh tanah (telapak kaki, pent) berdasarkan kepada hadits wanita yang bertanya kepada Nabi shollallohu alaihi wa sallam, ia berkata :

Ikhtilaf Dalam Masalah Dari Mana Posisi Memulai Memanjangkan Bagian Bawah Pakaian Wanita

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ghjl

Citation preview

Ikhtilaf Dalam Masalah Dari Mana Posisi Memulai Memanjangkan Bagian Bawah Pakaian Wanita Posted on 29 Oktober 2009 by Ummu Shofiyyah al-Balitariyyah Oleh : Syaikh Muhammad Ali Farkus al-Jazairi hafidzohullohPertanyaan :Seberapakah batas seorang wanita memanjangkan pakaiannya ke tanah? Bagaimana pula batas dimulainya?Jawab : :Ketahuilah bahwa jumhur ulama berpendapat bahwa telapak kaki wanita adalah aurot, hal ini berbeda dengan al-Ahnaf (pengikut madzhab Hanafi). Mereka (jumhur) berbeda pendapat menjadi 3 pendapat dalam menentukan batas dimulainya menutup telapak kaki. Sebagian mereka berpendapat bahwa tempat mulainya adalah dari mata kaki karena ini adalah posisi diharamkannya laki-laki menambah lebih darinya. Sementara yang lain berkata : dari pertengahan betis, karena ini adalah posisi yang dicontohkan Nabi shollallohu alaihi wa ala aalihi sallam, dan juga berdasarkan hadits beliau shollallohu alaihi wa sallam : Wanita itu saudara kandung laki-laki. [1]Yakni : dalam hukum-hukum dimana tidak ada dalil yang mengkhususkan hukumnya bagi wanita.Kemudian ada pendapat ketiga yang berpendapat bahwa dimulainya memanjangkan pakaian adalah dari bagian tubuh yang menyentuh tanah (telapak kaki, pent) berdasarkan kepada hadits wanita yang bertanya kepada Nabi shollallohu alaihi wa sallam, ia berkata : : : . : Berapa ukuran menjulurkan bagian bawah pakaian bagi wanita? beliau menjawab : Sejengkal, aku mengatakan: kalau begitu akan kelihatan kakinya, beliau menjawab: Sehasta, jangan lebih dari itu [2]Dikarenakan dzohirnya wanita tersebut memanjangkan pakaiannya dari tanah sejengkal, sehingga posisi dimulainya adalah dari tanah.

Dan tiga pendapat ini tidaklah keluar dari penerapan menutup telapak kaki yang merupakan maksud dan tujuan yang Alloh yang membuat syariat, kecuali pendapat yang dipegang oleh pengikut madzhab Hanafi yang menyatakan bahwa kedua telapak kaki wanita tidak termasuk aurot, dengan meng-qiyas-kan (menganalogikan hukumnya) dengan tangan dari sisi hukum membukanya. Dan tidaklah samar bahwa pendapat madzhab ini marjuh (lemah) karena qiyas yang mereka lakukan bertentangan dengan nash. Dan qiyas apapun yang bertentangan dengan nash seperti ini adalah rusak/tidak benar.Dan jika telah benar apa yang kita bahas tadi, dapat kita ketahui bahwa perbedaan pendapat pada masalah posisi dimulainya memanjangkan pakaian (setelah jelas wajibnya menutup kedua telapak kaki) adalah khilaf lafdzi dan bukan khilaf manawi. Dari sisi lain, yang menunjukkan hal ini adalah bahwa hadits Ummu Salamah rodhiyallohu anha berputar antara terbukanya telapak kaki dalam perkataannya : kalau begitu akan kelihatan kakinya dengan perbuatan berlebihan yang dilarang dalam hadits tersebut dalam sabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam jangan lebih dari itu. Maka yang wajib dalam urusan pakaian wanita ini adalah yang menutupi seluruh badannya termasuk kedua telapak kakinya. Sehingga ibroh dalam masalah taabbud ini adalah tertutupnya telapak kaki dan bukan masalah sejengkal atau sehasta, karena keduanya hanyalah wasilah untuk menutupi aurot dan bukan merupakan tujuan. Maka ketika telapak kaki telah tertutup berarti tujuan telah tercapai. Hal ini sesuai dengan kesepakatan dalam madzhab jumhur tadi walaupun mereka berbeda-beda dalam menentukan batas mulainya. Sehingga perbedaan pendapat ini masih saling berdekatan dan tidak berpengaruh dalam hukumnya (wajibnya menutup telapak kaki). .Al-Jazair : 18 Jumadil Ula 1421 HBertepatan dengan : 19 Agustus 2000 M

________________________

[1] Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam ath-Thoharoh bab fi ar-rojul yajid al-billah fi manamihi (236), at-Timidzi dalam Abwab ath-Thoharoh bab ma jaa fi man yastaiqidz fa yaro balalan wa la yadzkur ihtilaman (113), Ahmad dalam Musnadnya (25663), Abu Yala (4694), dan al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubro (818) dari hadits Aisyah rodhiyallohu anha. Hadits ini dishohihkan al-Albani dalam Shohihul Jami (2333) dan di as-Silsilah ash-Shohihah (2863).[2] Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam al-Libas bab fi qodri adz-Dzail (4117), an-Nasai dalam az-ziinah bab dzuyulun nisaa (5339), Ibnu Majah dalam al-libas bab dzailul marah kam yakun (3580), dan Ahmad dalam Musnadnya (26106) dari hadits Ummu Salamah rodhiyallohu anha. Hadits ini dishohihkan al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shohihah (460)

Diterjemahkan dari : Situs Syaikh Muhammad Ali Farkus http://www.ferkous.com/rep/Bj37.php

*** : 802

:

:

:

:

: ()

: : : : . : () .

- - : : .

.

: 18 1421 : 19 2000

- : (236) : (113) : (25663) : (4694) : (818) . : (2333) : (2863).

- : (4117) : (5339) : (3580) : (26106) : (460).

.

________________Tulisan terkait: