75
IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh : RASNA RAIS P00324015068 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2018

IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

1

IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA

TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Disusun Oleh :

RASNA RAIS P00324015068

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII

TAHUN 2018

Page 2: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

2

Page 3: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

3

Page 4: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

4

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama : Rasna Rais

2. Tempat Tangal Lahir : Padalere, 16 Juni 1997

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Tolaki / Indonesia

6. Alamat : Desa Wawontoaho Kec. Wiwirano

Kabupaten Konawe Utara

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 2 Padalere, Tamat Tahun 2009

2. SMP Negeri 5 Asera, Tahun Tamat 2012

3. SMA Negeri 1 Wiwirano, Tamat Tahun 2015

4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan

Tahun 2015 sampai sekarang.

iv

Page 5: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Identifikasi Persalinan dengan Sectio Caesarea di Rumah Sakit

Umum Dewi Sartika Tahun 2017”.

Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena dorongan

dan bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung

dalam memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari pelaksanaan kegiatan

awal sampai pada penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Nurnasari P, SKM., M.Kes., selaku

Pembimbing I dan Ibu Hj. Syahrianti, S.Si.T., M.Kes., selaku Pembimbing II

yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran dan

tanggung jawab guna memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Bapak dr. H. Muh. Rinvil Amiruddin, M.Kes., selaku Direktur Rumah Sakit

Umum Dewi Sartika Kota Kendari dan staf yang telah membantu dalam

memberikan informasi selama pengambilan data awal penelitian ini

berlangsung.

3. Ibu Sultina Sarita, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

v

Page 6: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

6

4. Ibu Sultina Sarita, SKM., M.Kes., selaku Penguji I, Ibu Hendra Yulita,

SKM., MPH., selaku Penguji II, dan Ibu Fitriyanti, SST., M.Keb., selaku

Penguji III.

5. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu

pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes

Kemenkes Kendari.

6. Teristimewa kepada ayahanda Murais dan Ibunda Jamila tercinta yang

telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan penuh kasih sayang,

serta memberikan dorongan moril, material dan spiritual, terima kasih atas

pengertiannya selama ini.

7. Sahabatku: Samniati, Nurmilasari, Sumarni dan Jahratis, terima kasih atas

dukungan dan kebersamaannya selama ini.

8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan angkatan 2015.

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah

SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua

pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kendari, Juli 2018

Penulis

vi

Page 7: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

7

ABSTRAK

Identifikasi Persalinan dengan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun 2017

Rasna Rais 1, Hj. Nurnasari P 2, Hj. Syahrianti 3

Latar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan antara lain, berupa pendarahan, infeksi, anesthesia, emboli paru-paru, kegagalan ginjal akibat hipotensi yang lama. Pasien yang menjalani persalinan dengan metode sectio caesarea biasanya merasakan berbagai ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan seperti, rasa nyeri dari insisi abdominal dan efek samping dari anestesi. Tujuan Penelitian: untuk mengidentifikasi persalinan dengan sectio caesarea di

Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun 2017. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang melakukan persalinan dengan sectio caesarea di RSU Dewi

Sartika tahun 2017 sebanyak 312 kasus, dengan jumlah sampel sebanyak 76 responden. Variabel independen yakni umur, paritas dan indikasi, sedangkan variabel dependen yakni persalinan sectio caesarea. Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa persalinan sectio caesarea terbanyak

ditemukan pada ibu dengan kelompok umur 20-35 tahun yakni sebanyak 46 orang (60,5%). Persalinan sectio caesarea terbanyak ditemukan pada ibu dengan paritas I yakni sebanyak 41 orang (53,9%). Persalinan sectio caesarea terbanyak ditemukan pada ibu dengan indikasi waktu yakni sebanyak 36 orang (47,4%).

Kata Kunci : Sectio caesarea Daftar Pustaka : 33 (2007-2017) 1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 3. Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

vii

Page 8: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

8

ABSTRACT

Identification of Childbirth with Sectio Caesarea at Dewi Sartika General Hospital in 2017

Rasna Rais 1, Hj. Nurnasari P 2, Hj. Syahrianti 3

Background: Sectio caesarea is a risky action, the impact caused, among others, in the form of bleeding, infection, anesthesia, pulmonary embolism, kidney failure due to prolonged hypotension. Patients who underwent childbirth with caesarean section usually feel various discomforts. Discomfort such as, pain from the abdominal incision and side effects of anesthesia. Research Objectives: to identify labor with sectio caesarea at Dewi Sartika General Hospital in 2017. Research Method: This type of research is descriptive. This research was conducted in the Nifas Room of Dewi Sartika General Hospital, Kendari City. The population of this study were all mothers who delivered labor with caesarean section in Dewi Sartika General Hospital in 2017 as many as 312 cases, with a total sample of 76 respondents. Independent variables are age, parity and indication, while the dependent variable is delivery of sectio caesarea. Results: The highest percentage of cesarean delivery was found in mothers with the age group of 20-35 years, as many as 46 people (60.5%). The highest percentage of caesarean delivery was found in mothers with parity I, namely 41 people (53.9%). The highest percentage of caesarean delivery was found in mothers with indications of time as many as 36 people (47.4%). Keyword : Sectio Caesarea Reference : 33 (2007-2017) 1. Students of the Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery 2. Supervision of the Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery 3. Supervision of the Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery

viii

Page 9: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................. vii

ABSTRACT ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 6

E. Keaslian Penelitian ........................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ............................................................... 8

1. Tinjauan Umum Tentang Persalinan .......................... 8

2. Tinjauan Umum Tentang Sectio Caesarea ................. 13

3. Faktor yang diteliti Berhubungan dengan Sectio

Caesarea ................................................................... 21

B. Landasan Teori ............................................................... 29

C. Kerangka Konsep ........................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................ 32

B. Tempat Penelitian ........................................................... 32

ix

Page 10: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

10

C. Waktu Penelitian ............................................................. 32

D. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................... 32

E. Variabel Penelitian .......................................................... 33

F. Definisi Operasional ........................................................ 33

G. Sumber Data ................................................................... 34

H. Pengolahan Data ............................................................. 35

I. Penyajian Data ................................................................ 35

J. Analisis Data ................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................ 37

B. Pembahasan ................................................................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................... 51

B. Saran ............................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

Page 11: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

11

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi Jumlah SDM di RSU Dewi Sartika Kota Kendari ................. 42

2. Distribusi Umur Ibu yang Melakukan Persalinan Sectio Caesarea

di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017 .................................. 43

3. Distribusi Paritas Ibu yang Melakukan Persalinan Sectio Caesarea

di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017 .................................. 43

4. Distribusi Indikasi Ibu yang Melakukan Persalinan Sectio Caesarea di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017 .................................. 44

xi

Page 12: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

12

DAFTAR LAMPIRAN

1. Master Tabel Hasil Penelitian

2. Surat Ijin Penelitian

3. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian

xii

Page 13: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan Sustainable

Development Goals (SDGs), tepatnya pada target ke-3 kesehatan dan

kesejahteraan. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menjadi sangat

penting karena merupakan unsur penting pembangunan, hal ini

mengandung pengertian bahwa dari seorang Ibu akan dilahirkan calon-

calon penerus bangsa yaitu anak yang dapat memberikan manfaat bagi

bangsa, maka harus diupayakan kondisi ibu dan anak yang sehat

(Prasetyawati, 2012).

Pertolongan operasi persalinan dengan sectio caesarea

mempunyai sejarah yang panjang. Bahaya infeksi merupakan ancaman

serius sehingga banyak terjadi kematian. Perkembangan teknologi sectio

caesarea demikian majunya sehingga bahayanya makin dapat ditekan.

Oleh karenanya pertolongan persalinan dengan sectio caesarea makin

banyak dilakukan dengan pertimbangan "well born baby and well health

mother". Pertolongan persalinan melalui vagina yang berat lebih baik

dengan sectio caesarea yang lebih aman bagi keduanya (Oxorn, 2010).

Sectio caesarea atau bedah cesar harus dipahami sebagai

alternatif persalinan ketika jalan normal tidak bisa lagi. Meski 90%

persalinan termasuk kategori normal atau alami, sebagian diantaranya

mengalami masalah sehingga perlu dilakukan tindakan bantuan. Prioritas

1

Page 14: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

2

keselamatan ibu dan bayi. Untuk itu bila diperlukan adakalanya

dilakukan bantuan untuk mempercepat proses persalinan semacam

penyedotan janin atau penarikan janin, lebih dari itu, bila diperlukan akan

diambil tindakan mengeluarkan bayi secara langsung dengan membuka

bagian perut ibu. Inilah yang disebut sebagai bedah Caesar (Indriati,

2012).

Penyebab persalinan dengan bedah caesar ini bisa karena

masalah di pihak ibu maupun bayi. Terdapat dua keputusan bedah

caesar. Pertama, keputusan bedah caesar yang sudah didiagnosa

sebelumnya. Penyebabnya antara lain, ketidak-seimbangan ukuran kepala

bayi dan panggul ibu (panggul sempit, anak besar, letak dahi, letak muka

dsb), keracunan kehamilan yang parah, preeklampsia berat atau

eklampsia, kelainan letak bayi (sungsang, lintang), sebagian kasus mulut

rahim tertutup plasenta (plasenta previa), bayi kembar, kehamilan pada

ibu berusia lanjut, sejarah bedah Caesar pada kehamilan sebelumnya, ibu

menderita penyakit tertentu, infeksi saluran persalinan dan sebagainya.

Yang kedua adalah keputusan yang diambil tiba-tiba karena tuntutan

kondisi darurat. Meski sejak awal tidak ada masalah apapun dan

diprediksi persalinan bisa dilakukan dengan normal, ada kalanya karena

satu dan lain hal timbul selama proses persalinan. Contoh penyebab

kasus ini antara lain plasenta keluar dini, persalinan berkepanjangan, bayi

belum lahir lebih dari 24 jam sejak ketuban pecah, kontraksi terlalu

lemah dan sebagainya (Indriati, 2012).

Page 15: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

3

World Health Organization (WHO), standar rata-rata sectio

caesarea di sebuah negara adalah 5-15% per 1000 kelahiran di dunia,

rumah sakit pemerintah rata-rata 11%, sementara di rumah sakit swasta

bisa lebih dari 30%. Jumlah tindakan sectio caesarea di Inggris sekitar

29,1% per 1000 kelahiran pada tahun 2008. Pada tahun 2006-2007,

angka kejadian sectio caesarea di Kanada adalah 22,5% per 1000

kelahiran. Permintaan sectio caesarea di sejumlah negara berkembang

melonjak pesat setiap tahunnya (Dewi, 2008).

Berbagai survei menemukan bahwa presentasi persalinan sectio

caesarea pada rumah sakit-rumah sakit di kota besar seperti Jakarta dan

Bali berada jauh di atas angka tersebut. Secara umum, jumlah persalinan

sectio caesarea di rumah sakit pemerintah adalah sekitar 30-35% dari total

persalinan sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu

sekitar 30-80% dari total persalinan (Rasjidi, 2009).

Tingkat pesalinan sampel dari 20.591 ibu yang melahirkan dalam

kurun waktu 5 tahun terakhir yang di survey dari 33 provinsi. Gambaran

adanya faktor resiko ibu saat melahirkan atau di operasi caesarea

adalah 13,4% karena ketuban pecah dini, 5,49% karena Preeklampsia,

5,14% karena Perdarahan, 4,40% Kelainan letak Janin, 4,25% karena

jalan lahir tertutup, 2,3% karena rahim sobek (Kemenkes RI, 2012).

Sekalipun terdapat kesan tindakan operasi persalinan makin liberal

tetapi bukan tanpa alasan medis atau indikasi yang tepat. Indikasi pada Ibu,

indikasi profilaksis seperti ibu dengan penyakit jantung, paru, ginjal, tekanan

darah tinggi, atau pre-eklampsi/eklampsi. Indikasi vital seperti, rupture uteri,

Page 16: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

4

kehamilan dengan perdarahan, panggul sempit, kelainan letak janin,

persalinan lama. Indikasi pada janin seperti gawat janin, kematian janin

dalam kandungan, tali pusat menumbung, walaupun jarang tetapi fatal

adalah komplikasi emboli air ketuban yang dapat terjadi selama tindakan

operasi (Manuaba, 2010).

Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang

ditimbulkan antara lain, berupa pendarahan, infeksi, anesthesia, emboli

paru-paru, kegagalan ginjal akibat hipotensi yang lama. Pasien yang

menjalani persalinan dengan metode sectio caesarea biasanya

merasakan berbagai ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan seperti, rasa

nyeri dari insisi abdominal dan efek samping dari anestesi. Proses

persalinan yang dialami oleh ibu dengan sectio caesarea juga akan

berpengaruh pada respon fisiologis setelah melahirkan (Reeder, 2011).

Sebuah penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

umur ibu, paritas dan komplikasi obstetrik terhadap tindakan sectio

caesarea. Sedangkan faktor resiko terbesar tindakan sectio caesarea

adalah usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua. Selain itu, terdapat

hubungan antara riwayat sectio caesarea terhadap tindakan sectio caesarea

berikutnya (Liu, 2008).

Studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika, persalinan

dengan sectio caesarea yaitu pada tahun 2015 terdapat 318 (35,1%) dari

907 persalinan, tahun 2016 yaitu 496 (34,8%) dari 1.427 persalinan dan

pada tahun 2017 yaitu 312 (25,8%) dari 1.209 persalinan (Rekam Medik

RSU Dewi Sartika, 2017).

Page 17: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

5

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti telah melakukan

penelitian dengan judul “Identifikasi Persalinan dengan Sectio Caesarea di

Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah identifikasi persalinan dengan

sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun 2017?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengidentifikasi persalinan dengan sectio caesarea di Rumah

Sakit Umum Dewi Sartika Tahun 2017.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi persalinan dengan sectio caesarea

berdasarkan umur di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun

2017.

b. Untuk mengidentifikasi persalinan dengan sectio caesarea

berdasarkan paritas di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun

2017.

c. Untuk mengidentifikasi persalinan dengan sectio caesarea

berdasarkan indikasi di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun

2017.

Page 18: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan informasi

yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dan pengembangan

promosi kesehatan ibu dalam pembuatan kebijakan serta upaya

peningkatan kesehatan ibu bersalin.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan

informasi pengetahuan khususnya mengenai sectio caesarea pada

masyarakat.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sarana untuk melatih diri dan berfikir

secara ilmiah khususnya masalah mengenai sectio caesarea pada ibu

bersalin.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang sudah dilakukan oleh

peneliti, hasil penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah: Salawati, L (2011). Profil Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum

Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2011. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif. sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil

yang melahirkan di RSUD ZA Banda Aceh periode Februari 2011 sampai

dengan Maret 2011. Hasil pada penelitian ini adalah Ibu hamil yang

melahirkan secara sectio caesarea di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh

sebesar 13,90%, 41,30% oleh karena riwayat sectio caesarea sebelumnya,

Page 19: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

7

distosia sebesar 6,52%, plasenta previa sebesar 4,35%, KPD sebesar

30,43% dan PEB sebesar 23,91%.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah Identifikasi Persalinan

dengan Sectio Caesare di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun 2017.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mengalami

persalinan dengan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika

tahun 2017 sejumlah 312 orang. Variabel penelitian ini adalah umur,

paritas, dan indikasi.

Page 20: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Umum Tentang Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

tetuban keluar dari uterus ibu (JNPK-KR, 2009). Persalinan dan

kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Wiknjosastro, 2010).

Persalinan adalah proses pembukaan dan penipisan serviks

dan janin turun ke dalam jalan lahir. Sedangkan kelahiran adalah

proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir

(Wiknjosastro, 2010).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks

dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran

normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi, baik ibu maupun

janin (Asri dan Cristine, 2010).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau

8

Page 21: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

9

tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010). Sedangkan

menurut Varney (2009), persalinan adalah rangkaian proses yang

berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini

dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh

perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran

plasenta.

Menurut Norma dkk, (2013), berdasarkan proses

berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut yaitu (1)

Persalinan spontan adalah bila persalinan berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut; (2) persalinan

buatan adalah bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar

misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi sectio caesarea;

(3) persalinan anjuran yaitu persalinan yang tidak dimulai dengan

sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban,

pemberian pitocin atau prostaglandin.

b. Tahapan Persalinan

Menurut Rukiyah (2010), terdapat empat tahap persalinan,

yaitu sebagai berikut:

1) Kala I

Pada kala I, proses persalinan ditandai dengan adanya

kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebakan perubahan

pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap. Fase kala I

terdiri dari:

Page 22: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

10

a) Fase Laten

Dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan

mendekati 4 cm, kontraksi mulai teratur tetapi lamanya

masih diantara 20-30 detik, tidak terlalu mules.

b) Fase Aktif

Tanda-tanda kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit,

lamanya 40 detik atau lebih dan mules, pembukaan 4 cm

hingga lengkap, penurunan bagian bawah janij, waktu

pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm.

Pembukaan berlangsung selama 8 jam dan terjadi sangat

lambat sampai mencapai pembukaan 3 cm.

2) Kala II atau Kala Pengeluaran Janin

Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap,

tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada

rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum

atau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva dan springter ani

membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah. Dimulai

dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini

biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

Pada kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul

sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang

secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, karena

tekanan pada rectum ibu merasa seperti mau buang air besar

dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin

Page 23: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

11

mulai kelihatan, vulva membuka, perineum membuka, perineum

meregang. Dengan adanya his ibu dipimpin untuk mengedan,

maka lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin.

3) Kala III

Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan

berlangsungnya proses pengeluaran plasenta. Tanda-tanda

lepasnya plasenta yakni terjadi perubahan bentuk uterus dan

tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur keluar

melalui vagina/vulva, adanya semburan darah secara tiba-tiba,

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir, uterus

teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa

menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan

plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dari 6-15

menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan

tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai

dengan pengeluaran darah.

4) Kala IV

Satu jam segera setelah kelahiran membutuhkan

observasi yang cermat pada pasien. Tekanan darah, kecepatan

denyut nadi, dan kehilangan darah pada rahim harus dipantau

dengan cermat. Selama waktu inilah biasanya terjadi

perdarahan masa nifas, biasanya karena relaksasi rahim,

bertahannya fragmen plasenta atau laserasi yang tidak

terdiagnosis.

Page 24: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

12

c. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Asri dan Cristine (2010), ada lima faktor yang

mempengaruhi persalinan yang biasa disingkat dengan 5P yaitu:

1) Power (Tenaga atau Kekuatan), meliputi kekuatan his atau

kontraksi uterus dan otot–otot abdomen serta tenaga mengejan

ibu. Bila terdapat kelainan pada salah satu dari kekuatan

tersebut maka persalinan akan mengalami kemacetan (partus

lama).

2) Passage (Jalan Lahir), meliputi jalan lahir keras (rangka

panggul dan ukuran–ukurannya) serta jalan lahir lunak (otot–

otot dasar panggul). Bila terjadi kesempitan ukuran panggul

maupun kelainan bentuk panggul, maka bayi tidak bisa lahir

secara normal melalui jalan lahir dan harus dilakukan operasi

caesar.

3) Passanger (Janin), meliputi sikap janin dalam rahim, letak,

posisi, persentasi (bagian terbawah) serta besar kecilnya janin.

Kelainan pada salah satu kondisi janin tersebut dapat berakibat

sulitnya kelahiran bayi yang mana harus dilakukan suatu

tindakan seperti vacum maupun caesar.

4) Psikis Ibu, tidak kalah pentingnya untuk lancarnya sebuah

proses persalinan. Ibu yang dalam kondisi stress, otot–otot

tubuhnya termasuk otot rahimnya mengalami spasme yang

dapat meningkatkan rasa nyeri persalinan, sehingga

menghambat proses persalinan (menjadi lama atau macet).

Page 25: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

13

5) Penolong persalinan, memegang peranan yang sangat penting.

Oleh karena itu, kebersihan persalinan yang menghasilkan ibu

dan bayi yang sehat dan selamat ditentukan oleh penolong

2. Tinjauan Umum Tentang Sectio Caesarea

a. Pengertian Sectio Caesarea

Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa Latin dari kata

Caedera yang artinya memotong. Sectio caesarea adalah suatu

cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding

uterus melalui dinding depan perut (Mochtar, 2012). Definisi lain

dari sectio caesarea adalah sebagai lahirnya janin melalui insisi di

dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi).

(Cuningham et al, 2010).

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana

janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding

rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin

di atas 5000 gr (Wiknjosastro, 2010). Sectio caesarea adalah suatu

tindakan pembedahan guna melahirkan anak dengan insisi/sayatan

pada dinding abdomen dan uterus. Sebelum keputusan untuk

melakukan sectio caesarea diambil, pertimbangkan secara teliti

indikasi dengan risiko yang mungkin terjadi (pendarahan, cedera

saluran kemih/usus, dan infeksi) (Wiknjosastro, 2011).

b. Klasifikasi

Menurut Mochtar (2013), sectio caesarea dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat), yaitu:

Page 26: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

14

1) Sectio Caesarea Transperitoneal Profunda

Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf

pada segmen bawah rahim (low cervical transversal ) kira-kira

10 cm. Perdarahan yang terjadi tidak sebanyak yang terjadi

pada teknik klasik. Keuntungan lain adalah penjahitan luka lebih

mudah kecilnya kemungkinan terjadi ruptur uteri pada kelahiran

berikutnya. Namun karena sayatan dilakukan secara melintang,

jika tidak hati-hati maka menimbulkan risiko ikut terputusnya

arteri uterina yang menyebabkan perdarahan lebih banyak.

2) Sectio Caesarea Ekstraperitoneal

Suatu teknik yang dilakukan tanpa insisi peritoneum

melainkan dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan

kandung kemih ke bawah atau ke garis-garis tengah, kemudian

uterus dibuka dengan insisi di segmen bawah.

3) Sectio Caesarea Klasik

Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada

korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm. Keuntungannya dengan

teknik ini adalah janin dapat dikeluarkan lebih cepat dan tidak

mengakibatkan komplikasi kandung kemih yang tertarik. Akan

tetapi, kekurangannya bilamana terdapat infeksi, maka akan

dengan mudah menyebar secara intra abdominal, juga tidak

jarang ditemukan ruptur uteri pada persalinan selanjutnya.

Page 27: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

15

4) Sectio Caesarea disertai Histerektomi

Pengangkatan uterus setelah tindakan sectio caesarea

oleh karena atonia uteri yang tidak dapat teratasi, pada

keadaan uterus miomato usus besar dan banyak, atau

keadaan ruptur uteri yang tidak dapat diatasi.

c. Kontraindikasi

Kontraindikasi sectio caesarea dilakukan baik untuk

kepentingan ibu maupun untuk kepentingan anak. Oleh sebab itu,

sectio caesarea tidak dilakukan kecuali tidak dalam keadaan

terpaksa. Sectio caesarea tidak boleh dilakukan pada kasus-kasus

seperti ini:

1) Janin sudah mati dalam kandungan. Dalam hal ini dokter

memastikan denyut jantung janin tidak ada lagi, tidak ada lagi

gerakan janin anak dan dari pemeriksaan USG untuk

memastikan keadaan janin,

2) Janin terlalu kecil untuk mampu hidup diluar kandungan,

3) Terjadi infeksi dalam kehamilan,

4) Anak dalam keadaan cacat seperti Hidrocefalus dan

anecepalus (Cunningham, et al, 2010).

d. Anestesi

Ada beberapa anestesi atau penghilang rasa sakit yang bisa

dipilih untuk operasi caesar, baik spinal maupun general. Pada

anestesi spinal atau epidural yang lebih umum digunakan, sang ibu

tetap sadar kala operasi berlangsung. Anestesi general bekerja

Page 28: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

16

secara jauh lebih cepat, dan mungkin diberikan jika diperlukan

proses persalinan yang cepat (Nugroho & Utama, 2014).

1) Anestesi General

Anestesi general biasanya diberikan jika anestesi spinal

atau epidural tidak mungkin diberikan, baik karena alasan teksis

maupun karena dianggap tidak aman. Pada prosedur

pemberian anestesi ini akan menghirup oksigen melalui masker

wajah selama tiga sampai empat menit sebelum obat diberikan

melalui penetesan intravena. Dalam waktu 20 sampai 30 detik,

maka pasien akan terlelap. Saat pasien tidak sadar, akan

disisipkan sebuah selang ke dalam tenggorakkan pasien untuk

membantu pasien bernafas dan mencegah muntah. Pasien

yang menggunakan anestesi general harus dimonitor secara

konstan oleh seseorang ahli anestesi.

2) Anestesi Spinal

Dalam operasi caesar, pasien diberi penawaran untuk

menggunakan anestesi spinal atau epidural. Pilihan ini

membuat pertengahan ke bawah tubuh pasien mati rasa, tetapi

pasien akan tetap terjaga dan menyadari apa yang sedang

terjadi. Hal ini berarti pasien bisa merasakan kelahiran bayi

tanpa merasakan sakit, dan pasangan juga bisa mendampingi

untuk memberikan dorongan dan semangat.

Page 29: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

17

e. Keuntungan dan Kerugian

Menurut Rabe (2012), keuntungan dari sectio caesarea yakni

membuat persalinan menjadi lebih singkat, tidak ada kompresi

jalan lahir, tidak ada sepsis dari jalan lahir, menurunkan resiko

rupture uterus setelah riwayat sectio caesarea. Sedangkan

kerugiannya yakni kemungkinan merusak kandung kemih dan

usus, thrombosis dan emboli, gangguan penyembuhan luka,

kekhawatiran terjadinya rupture uteri pada sectio caesarea

berikutnya.

f. Efek Samping

Sectio caesarea adalah pilihan teraman ketika masalah

tertentu muncul. Sebagian wanita berpikir bahwa persalinan akan

berjalan lebih cepat dan lebih mudah lewat sectio caesarea,

sekalipun tidak ada masalah. Namun, sectio caesarea sebenarnya

tidak mudah bagi sang ibu maupun bayinya. Adapun beberapa

risiko yang mungkin muncul dari sectio caesarea:

1) Bagi Ibu

a) Masalah-masalah yang berhubungan dengan anestesi yang

digunakan untuk pembedahan.

b) Rasa sakit selama beberapa minggu pasca persalinan.

c) Resiko infeksi dan kehilangan darah lebih besar daripada

kelahiran lewat vagina.

d) Lebih sulit bagi ibu untuk merawat bayi.

Page 30: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

18

e) Lebih banyak masalah dengan kehamilan berukutnya

(termasuk untuk hamil kembali dan memiliki plasenta yang

sehat)

f) Risiko sectio caesarea yang lebih besar untuk persalinan

berikutnya (Nugroho & Utama, 2014).

2) Bagi Janin

a) Gangguan Pernafasan

TTNB (Transient Tachypnea of the New Born) adalah

gangguan pernapasan yang sering dikhawatirkan terjadi

pada bayi sesar. Gangguan ini terjadi akibat cairan yang

memenuhi paru-paru janin selama berada dalam rahim tidak

terkompresi mengingat bayi sesar tinggal “terima jadi”.

Padahal, proses persalinan pervaginam melewati jalan lahir

inilah yang memungkinkan cairan yang memenuhi paru-paru

semasa janin berada dalam rahim dipompa habis keluar.

Selain itu, proses kompresi juga terjadi berkat kontraksi

rahim ibu secara berkala. Kontraksi yang lama kelamaan

semakin kuat ini akan menekan tubuh bayi, sehingga

otomatis cairan dalam paru-parunya ikut keluar. Pada bayi

sesar, kedua proses kompresi tadi tidak terjadi dengan

sempurna.

b) Minim peluang IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

Bayi sesar kurang mendapatkan kesempatan untuk

menjalani IMD. Ini karena kondisi bayi sesar berbeda

Page 31: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

19

dengan kondisi bayi lahir normal yang bisa langsung

ditempelkan di dada ibunya dengan refleks yang cukup kuat

untuk mencapai payudara ibu (Alaudine, 2009).

g. Komplikasi

Menurut Wiknjosastro (2011), komplikasi dari sectio caesarea

meliputi:

1) Pada Ibu

Telah dikemukakan bahwa dengan kemajuan tekhnik

pembedahan, dengan adanya antibiotika dan dengan

persediaan darah yang cukup, maka sectio caesarea sekarang

jauh lebih aman daripada dahulu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas dan

morbiditas pembedahan ialah kelainan atau gangguan yang

menjadi indikasi untuk melakukan pembedahan, dan lamanya

persalinan berlangsung. Tentang faktor pertama, niscaya

seorang wanita dengan plasenta previa dan perdarahan banyak

memikul resiko yang lebih besar daripada wanita lain yang

mengalami sectio caesarea elektif karena disproporsi

sefalopelvik. Demikian pula makin lama persalinan berlangsung,

makin meningkat bahaya infeksi postoperative, apalagi ketuban

pecah dini. Komplikasi-komplikasi yang yang bisa timbul adalah

sebagai berikut:

Page 32: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

20

a) Infeksi Puerperal

Komplikasi ini bisa bersifat ringan seperti kenaikan

suhu selama beberapa hari dalam masa nifas, atau yang

bersifat berat seperti peritonitis, sepsi, dan sebagainya.

Infeksi postoperative terjadi apabila sebelum pembedahan

sudah ada gejala-gejala infeksi intrapartum atau faktor-faktor

yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu (partus

lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal

sebelumnya).

Bahaya infeksi sangat diperkecil dengan pemberian

antibiotik, akan tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali,

terutama sectio caesarea klasik dalam hal ini lebih

berbahaya daripada sectio caesarea transperitonealis

profunda.

b) Perdarahan

Perdarahan banyak dapat timbul pada saat

pembedahan jika cabang-cabang arteri uteri ikut terbuka

atau karena atonia uteri.

c) Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing,

embolisme paru-paru dan sebagainya sangat jarang terjadi.

d) Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang

kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada

kehamilan berikutnya bisa terjadi rupture uteri. Kemungkinan

Page 33: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

21

peristiwa ini lebih banyak ditemukan pada sectio caesarea

klasik

2) Pada Anak

Anak yang dilahirkan dengan sectio caesarea banyak

tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan

sectio caesarea.

3. Faktor yang Diteliti Berhubungan dengan Sectio Caesarea

a. Umur

Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai

saat ini. Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan

yang baru, semakin bertambahnya umur akan mencapai usia

reproduksi (Notoatmodjo, 2007).

Umur ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan

perkembangan alat reproduksi. Hal ini berkaitan dengan keadaan

fisiknya dari organ tubuh ibu di dalam menerima kehadiran dan

mendukung perkembangan janin. Seorang wanita memasuki usia

perkawinan atau mengakhiri fase tertentu dalam kehidupannya

yaitu umur reproduksi (Fauziyah, 2012).

Kehamilan dikatakan berisiko tinggi adalah kurang dari 20

tahun dan diatas 35 tahun. Usia dibawah 20 tahun bukan masa

yang baik untuk hamil karena organ-organ reproduksi belum

sempurna, hal ini tentu menyulitkan proses kehamilan dan

persalinan. Sedangkan kehamilan di atas 35 tahun mempunyai

risiko untuk mengalami komplikasi dalam kehamilan dan persalinan

Page 34: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

22

antara lain: perdarahan, gestosis, atau hipertensi dalam kehamilan,

distosia dan partus lama (Manuaba, 2010).

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35

tahun. Kehamilan diusia kurang 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat

menyebabkan kesulitan dalam persalinan karena pada kehamilan

diusia kurang 20 secara biologis belum optimal emosinya,

cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah

mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya

perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama

kehamilanya. Sedangkan pada usia 35 tahun terkait dengan

kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai

penyakit yang sering menimpa di usia ini (Wiknjosastro, 2010).

Menurut Ningrum et al, (2011) menyimpulkan bahwa usia ibu

<20 tahun atau >35 tahun lebih beresiko terhadap tindakan

persalinan sectio caesarea dibanding berumur 21-34 tahun. Hal ini

terjadi karena pada usia 20 tahun rahim dan panggul belum

berkembang dengan baik.

Sementara itu Andriani (2012) menyatakan bahwa ibu yang

berumur dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun sangat beresiko

untuk persalinan patologis sebagai indikasi sectio caesarea. ibu

yang hamil terlalu mudah, keadaan tubuhnya belum siap

menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas serta merawat

bayinya, sedangkan ibu yang usianya 35 atau lebih akan

menghadapi resiko seperti kelainan bawaan dan penyulit pada

Page 35: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

23

waktu persalinan yang disebabkan oleh karena jaringan otot rahim

kurang baik untuk menerima kehamilan.

b. Paritas

Menurut Saifuddin (2010), paritas adalah jumlah kehamilan

yamg menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 mg).

Paritas dapat dibedakan menjadi nullipara, primipara, multipara dan

grande multipara. Menurut Sulistyawati (2011), paritas adalah

riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan jumlah

kehamilan.

Saifuddin (2010), menyatakan bahwa paritas primipara dan

grande multipara lebih beresiko dibandingkan multipara. Jumlah

paritas lebih dari 4 keadaan rahim biasanya sudah lemah. Hal ini

dapat menimbulkan persalinan lama dan perdarahan saat

kehamilan.

Paritas 2-3 merupakan paritas aman ditinjau dari sudut

perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian

maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) memiliki

angka kejadian perdarahan pasca persalinan lebih tinggi. Pada

paritas rendah (paritas satu) karena ketidaksiapan menghadapi

persalinan pertama merupakan faktor penyebab ketidakmampuan

ibu hamil dalam menangani komplikasi yang terjadi selama

kehamilan dan persalinan. Resiko untuk terjadinya persalinan

sectio caesarea pada primipara 2 kali lebih besar dari pada

multipara (Wirakusuma, 2010). Hal ini didukung penelitian Ningrum

Page 36: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

24

(2011) menunjukkan adanya hubungan paritas dengan sectio

caesarea.

Menurut hasil penelitian Septa (2010) bahwa paritas I

menyebabkan ketidak siapan ibu dalam menghadapi persalinan

sehingga ibu hamil tidak mampu untuk menangani komplikasi yang

terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas. Pada paritas tinggi

(>III) fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot uterus terlalu

regang dan kurang dapat berkontraksi dengan baik sehingga

kemungkinan persalinan sectio caesarea menjadi lebih besar.

Paritas yang berisiko mempersulit persalinan dengan

komplikasi, seperti persalinan yang tidak maju dan persalinan lama.

Persalinan lama adalah kesulitan dalam jalannya persalinan

distosia karena kelainan tenaga (his) yang tidak normal, baik

kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran

persalinan, kelainan his sering dijumpai pada primigravida tus

sedangkan inersia uteri sering dijumpai pada multigravida dan

grandemulti. Apabila persalinan sudah berlangsung lama dan

berlarut-larut, selesaikanlah partus menggunakan hasil

pemeriksaan dan evaluasi, dengan ekstraksi vakum, forsep atau

Sectio Caesaerea (Wiknjosastro, 2010).

c. Indikasi

Dalam persalinan ada beberapa faktor yang menentukan

keberhasilan suatu persalinan yaitu jalan lahir, janin, kekuatan ibu,

dan penolong. Apabila terdapat salah satu gangguan pada salah

Page 37: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

25

satu faktor tersebut akan mengakibatkan persalinan tidak berjalan

dengan lancar bahkan dapat menimbulkan komplikasi yang dapat

membahayakan ibu dan janin (Mochtar, 2013).

Menurut Indiarti (2010) ibu yang mengalami pre eklamsi

(keracunan kehamilan, hipertensi kehamilan) atau eklampsia

(preeklampsia yang disertai kejang) harus dilakukan tindakan sectio

caesarea untuk perbaikan keadaan ibu dan mencegah kematian

janin dalam uterus. Pre eklampsi berat dan eklampsia dapat

menyebabkan komplikasi ibu dan janin. Dalam mencegah hal

tersebut, maka upaya yang dilakukan adalah dengan segera

menghakhiri kehamilnnya, untuk menjamin keselamatan ibu dan

janin maka induksi dan atau melalui sectio caesarea menjadi

indikasi profilaksis ibu untuk mengakhiri kehamilannya (Manuaba,

2010). Hal ini berakibat fatal jika tidak segera mendapat tindakan,

merusak plasenta sehingga menyebabkan bayi lahir dalam

keadaan tidak bernyawa, atau lahir prematur, penyakit ini juga

membahayakan ginjal ibu haml. Pada beberapa kasus, bisa

menyebabkan ibu hamil mengalami koma (Karundeng, 2014).

Indikasi janin yang paling berperan dalam meningkatnya

angka kejadian sectio caesarea adalah gawat janin. Gawat janin

merupakan salah satu indikasi yang banyak di temui pada ibu

dengan persalinan sectio caesarea, ibu dengan gawat janin tidak

dapat melakukan partus normal karena akan membahayakan

keselamatan ibu dan anak (Nugroho T, 2012).

Page 38: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

26

Bedah sesar dilakukan pada persalinan pervaginam tidak

mungkin dilakukan atau akan menimbulkan resiko yang besar bagi

ibu dan bayi. Empat indikasi utama sering ditangani dengan bedah

sesar yaitu: bedah sesar berulang, distosia, presentase bokong

(presbo) dan fetal distress. Namun secara umum indikasi sectio

caesarea berdasarkan sifanya mencakup dua hal yaitu:

1) Indikasi bersifat absolute artinya persalinan pervaginam tidak

memungkinkan untuk dikerjakan seperti pada disproporsi kepala

panggul dan plasenta previa total.

2) Indikasi bersifat relative artinya risiko persalinan pervaginam

lebih besar daripada persalinan perabdominal seperti

presentase bokong pada primigravida (Angsar dan

Setjalikusumah, 2007).

Beberapa kriteria atau indikasi yang dapat dipakai pegangan

dilakukannya persalinan sectio caesarea, yaitu:

1) Indikasi Ibu

a) Usia ibu melahirkan pertama kali diatas usia 35 tahun atau

wanita usia 40 tahun ke atas.

b) Adanya ancaman robekan rahim.

c) Ibu kelelahan.

d) Penyakit ibu yang berat seperti penyakit jantung, paru,

demam tinggi, pre-eklampsia berat atau eklampsia.

Page 39: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

27

e) Faktor hambatan jalan lahir, karena terdapat tumor atau

mioma yang menyebabkan persalinan terhambat atau tidak

maju.

f) Disproporsi sefalo-pelvis, yaitu ukuran lingkar panggul ibu

tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin.

2) Indikasi Janin

a) Janin terlalu besar atau berat bayi sekitar 4000 gram atau

lebih.

b) Malpresentasi atau malposisi, yaitu letak bayi dalam rahim

tidak menguntungkan untuk persalinan pervaginam.

Misalnya pada posisi transversal dan presentasi sungsang.

c) Distress janin, terjadi perubahan kecepatan denyut

jantung janin yang dapat menunjukkan suatu masalah pada

bayi. Perubahan kecepatan denyut jantung, dapat terjadi jika

tali pusat tertekan atau berkurangnya aliran darah yang

teroksigenasi ke plasenta.

d) Faktor plasenta, misalnya pada kasus plasenta previa,

keadaan dimana plasenta menutupi sebagian leher rahim.

Pada saat leher rahim melebar, plasenta terlepas dari rahim

dan menyebabkan perdarahan, yang dapat mengurangi

pasokan oksigen ke janin. Tidak dimungkinkan dilakukan

persalinan pervaginam karena plasenta akan keluar sebelum

bayi lahir.

Page 40: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

28

e) Kelainan tali pusat, misalnya pada prolaps tali pusat terjadi

bila tali pusat turun melalui leher rahim sebelum bayi,

maka kepala atau tubuh bayi dapat menjepit tali pusat dan

mengakibatkan kurangnya pasokan oksigen, sehingga

mengharuskan dilakukannya bedah sesar dengan segera.

f) Kehamilan ganda, pada kehamilan ganda terdapat risiko

terjadinya komplikasi kelahiran prematur dan terjadi pre-

eklamsia pada ibu sehingga memungkinkan untuk dilakukan

persalinan secara sectio caesarea.

3) Indikasi Waktu

a) Partus lama, yaitu persalinan yang berlangsung sampai 18

jam atau lebih.

b) Partus tidak maju, yaitu tidak ada kemajuan dalam

jalannya persalinan kala I baik dalam pembukaan serviks,

penurunan kepala atau saat putaran paksi.

c) Partus macet, yaitu bayi tidak lahir setelah dipimpin

mengejan (kala II) beberapa saat.

4) Indikasi Sosial

Selain indikasi berdasarkan faktor ibu, janin dan waktu

terdapat indikasi sosial untuk dilakukannya persalinan secara

sectio caesarea, yang timbul karena permintaan pasien

meskipun untuk dilakukan persalinan normal tidak ada masalah

atau kesulitan yang bermakna. Indikasi sosial biasanya sudah

Page 41: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

29

direncanakan terlebih dahulu atau dapat disebut dengan sectio

caesarea efektif (Rasjidi, 2009)

B. Landasan Teori

Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa Latin dari kata Caedera

yang artinya memotong. Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan

janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan

perut (Mochtar, 2012).

Menurut Saifuddin (2010) dikatakan bahwa usia 20-35 tahun

merupakan usia reproduksi wanita, dimana pada usia tersebut seorang ibu

mampu hamil dalam kondisi yang sehat baik fisik maupun psikologis. Ibu

yang berumur dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun sangat berisiko untuk

persalinan patologis sebagai indikasi sectio caesarea. Kehamilan ibu dengan

usia dibawah 20 tahun berpengaruh pada kematangan fisik dan mental

dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Rahim dan panggul ibu sering

kali belum tumbuh matang mencapai ukuran dewasa. Selain itu mental ibu

juga berpengaruh terhadap pada ketrampilan ibu dalam merawat diri ibu dan

bayinya. Sehingga pada usia ini ibu cenderung mengalami persalinan sectio

caesarea walaupun tanpa indikasi dengan pertimbangan kekhawatiran ibu

pada dirinya dalam menghadapi proses persalinan dan keselamatan janin

dalam kandungannya.

Paritas multigravida merupakan paritas paling aman bagi seorang ibu

untuk melahirkan dan masih digolongkan dalam kehamilan resiko

rendah. Meskipun demikian tetap ada faktor risiko yang menyebabkan

Page 42: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

30

kemungkinan risiko atau bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan

yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan bayinya.

Misalnya pada ibu multi gravida yang pernah gagal kehamilan, pernah

melahirkan dengan vakum, transfusi darah atau uri dirogoh, serta riwayat

bedah sesar pada persalinan sebelumnya. Persalinan yang pertama sekali

biasanya mempunyai resiko yang relatif tinggi terhadap ibu dan anak, akan

tetapi resiko ini akan menurun pada paritas kedua dan ketiga, dan akan

meningkat lagi pada paritas keempat dan seterusnya. Paritas yang paling

aman jika ditinjau dari sudut kematian maternal adalah paritas 2 dan 3

(Wiknjosastro, 2011).

Faktor indikasi dilakukannya sectio caesarea antara lain CPD, Riwayat

sectio caesarea, PE, Plasenta Previa, Solusio Plasenta, PTM, KPD, Gawat

Janin, Malpresentasi, Permintaan sectio caesarea. Faktor Permintaan

dilakukan karena kemungkinan si ibu takut pada persalinan normal, dan

karena mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat seputar persalinan

normal. Contoh mitos tersebut adalah bahwa persalinan normal akan

merusak vagina, dan bayi yang akan dilahirkan dengan sectio caesarea

akan lebih pintar karena kepalanya tidak terjepit jalan lahir (Jovany, 2012).

Page 43: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

31

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka

penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Umur

Paritas

Indikasi

Persalinan Sectio Caesarea

Page 44: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi

persalinan dengan sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika

Kota Kendari Tahun 2017.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum

Dewi Sartika Kota Kendari.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juli – 10 Agustus 2018.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melakukan

persalinan dengan sectio caesarea di RSU Dewi Sartika tahun 2017

sebanyak 312 kasus.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian ibu yang melakukan

persalinan dengan sectio caesarea di RSU Dewi Sartika Kota Kendari

tahun 2017. Besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus:

2)(1 dN

Nn

32

Page 45: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

33

Keterangan : n : Besar sampel N : Besar populasi d : Tingkat signifikasi (0,1) (Nursalam, 2013).

73,7512,4

312

)1,0(3121

3122

n ≈ 76 responden.

Jadi besar sampel penelitian ini adalah sebanyak 76 orang. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive

sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel diantara populasi

sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga dapat mewakili

karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Variabel independent atau variabel bebas dalam penelitian ini yaitu

umur ibu, paritas, dan indikasi.

2. Variabel dependent atau variabel terikat dalam penelitian ini yaitu

persalinan sectio caesarea.

F. Definisi Operasional

1. Persalinan Sectio Caesarea

Persalinan sectio caesarea yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada

dinding uterus melalui dinding depan perut (Mochtar, 2013).

Page 46: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

34

2. Umur

Umur adalah usia responden pada saat dilakukan sectio

caesarea, dengan kategori:

a. < 20 tahun

b. 20 – 35 tahun

c. > 35 tahun (Depkes RI, 2009).

3. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan responden,

baik lahir hidup maupun mati, dengan kategori:

a. Paritas I

b. Paritas II - III

c. Paritas > III (Pudiastuti, 2012).

4. Indikasi Sectio Caesarea

Indikasi sectio caesarea adalah alasan yang dilakukan untuk

melakukan tindakan sectio caesarea, dengan kategori:

a. Indikasi Ibu

b. Indikasi Janin

c. Indikasi Waktu

d. Indikasi Sosial (Rasjidi, 2009).

G. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder bersumber dari laporan-laporan yang telah didokumentasikan

Page 47: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

35

melalui buku registrasi ibu Hamil di Poli KIA dan gambaran umum lokasi

penelitian.

H. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data

mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan

informasi yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Pengeditan (editing)

Proses editing dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengecek kelengkapan data dari buku register di Poli KIA.

2. Pemasukan data (entry)

Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam tabel

berdasarkan variabel penelitian.

3. Tabulasi (tabulating)

Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel

yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing

variabel (Sugiyono, 2010).

I. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti disertai dengan narasi

secukupnya.

Page 48: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

36

K. Analisis Data

Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan

kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi

disertai penjelasan-penjelasan. Sedangkan dalam pengolahan data maka

digunakan rumus:

%100N

fP

Keterangan:

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P : Angka persentase (Sugiyono, 2010).

Page 49: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

Rumah Sakit Umum (RSU) Dewi Sartika Kendari terletak di

Jalan Kapten Piere Tandean No. 118 Kecamatan Baruga Kota

Kendari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini sangat

strategis karena berada di tengah-tengah lingkungan pemukiman

penduduk dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Adapun

batas-batas RSU Dewi Sartika Kota Kendari secara administratif

sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Kelurahan Wandudopi

2) Sebelah Timur : Kelurahan Lepo-Lepo

3) Sebelah Selatan : Kelurahan Baruga

4) Sebelah Barat : Kelurahan Watubangga.

b. Lingkungan Fisik

RSU Dewi Sartika Kendari berdiri di atas tanah seluas 1.624

m2 dengan luas bangunan 957,90 m2. RSU Dewi Sartika Kendari

selama kurun waktu 8 tahun sejak berdirinya tahun 2009 sampai

dengan tahun 2018 telah melakukan pengembangan fisik

bangunan sebagai bukti keseriusan untuk berbenah dan

37

Page 50: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

38

memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat khususnya

masyarakat Kota Kendari.

c. Status

RSU Dewi Sartika Kendari yang mulai dibangun tahun 2009

dengan izin operasional sementara dari Walikota Kendari Nomor.

561/IZN/XI2010/001 tanggal 5 November 2010, maka rumah sakit

ini resmi berfungsi dan melakukan kegiatan-kegiatan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat pencari jasa kesehatan di bawah

naungan Yayasan Widya Ananda Nugraha Kendari yang sekaligus

sebagai pemilik rumah sakit. RSU Dewi Sartika Kendari telah

ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI menjadi Rumah Sakit

tipe D.

d. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok RSU Dewi Sartika Kendari adalah melakukan

upaya kesehatan secara efisien dan efektif dengan mengutamakan

penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta

melaksanakan upaya rujukan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di

atas, RSU Dewi Sartika Kendari mempunyai fungsi:

1) Menyelenggarakan pelayanan medik

2) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan

3) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik

4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan

Page 51: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

39

5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

6) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

e. Sarana dan Prasarana serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Sarana dan prasarana RSU Dewi Sartika Kendari adalah

sebagai berikut:

1) IGD dengan kapasitas tempat tidur 11 unit, VIP dengan

kapasitas tempat tidur 14 unit, Poliklinik Spesialis, Ruang

perawatan Kelas I dengan kapasitas tempat tidur 10 unit, Kelas

II dengan kapasitas tempat tidur 12 unit, Kelas III dengan

kapasitas tempat tidur 37 unit, serta ruang bersalin dengan

kapasitas tempat tidur sebanyak 7 unit.

2) Listrik dari PLN tersedia 5500 watt dibantu dengan 1 unit genset

sebagai cadangan.

3) Air yang digunakan di RSU Dewi Sartika adalah air dari sumur

bor yang ditampung dalam reservoir dan berfungsi 24 jam.

4) Sarana komunikasi berupa telepon, fax dan dilengkapi dengan

fasilitas internet (WiFi).

5) Alat pemadan kebakaran

6) Sarana pembuangan limbah

7) Untuk sampah disediakan tempat sampah di setiap ruangan

dan juga di luar ruangan, sampah akhirnya dibuang ke tempat

pembuangan sementara (2 bak sampah) sebelum diangkat oleh

mobil pengangkut sampah

Page 52: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

40

8) Untuk limbah cair di tiap-tiap ruangan disediakan kamar mandi

dan WC dengan septic tank serta saluran pembuangan limbah

9) Pagar seluruh areal rumah sakit terbuat dari tembok.

Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di RSU Dewi Sartika

Kendari adalah sebagai berikut:

1) Pelayanan Medis

a) Instalasi Gawat Darurat

b) Instalasi Rawat Jalan, yang meliputi: Poliklinik Obsgyn,

Poliklinik Umum, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Mata,

Poliklinik Bedah, Poliklinik Anak, Poliklinik THT, Poliklinik

Radiologi, Poliklinik Jantung, dan Poliklinik Gigi Anak.

c) Instalasi Rawat Inap, meliputi: Rawat Inap

Dewasa/Anak/Umum dan Persalinan.

d) Kamar Operasi, meliputi: operasi obsgyn dan bedah umum.

e) High Care Unit (HCU)

2) Pelayanan Penunjang Medis

a) Intalasi Farmasi

b) Radiologi

c) Laboratorium

d) Instalasi Gizi

e) Ambulance

3) Pelayanan Non Medis

a) Sterilisasi

b) Loundry

Page 53: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

41

f. Visi dan Misi Rumah Sakit

Visi RSU Dewi Sartika Kendari yaitu “terwujudnya rumah sakit

yang mandiri dan bersaing secara global”. Untuk mewujudkan visi

tersebut, maka misi yang diemban oleh RSU Dewi Sartika Kendari

adalah:

1) Memberikan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat

2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas

3) Memberikan pelayanan yang optimal dan terjangkau dengan

mengutamakan kepuasan pasien

4) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia

g. Program

Program kesehatan yang dilakukan di RSU Dewi Sartika

Kendari antara lain:

1) Umum: Pemeriksaan kesehatan umum kepada masyarakat

yang membutuhkan pertolongan, penyakit dalam, bedah dan

sebagainya.

2) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak): Pemeriksaan ibu hamil. Ibu nifas

dan menyusui, Balita dan lain-lain.

3) Pelayanan dan Konseling Keluarga Berencana

4) Pelayanan Imunisasi

5) Pertolongan persalinan aman oleh dokter spesialis

6) Konsultasi bayi baru lahir oleh dokter spesialis/bidan

7) Pertolongan persalinan patologi, bila perlu tindakan operasi

Page 54: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

42

8) Pemberian ASI eksklusif (bayi hanya diberi ASI saja tanpa

makanan cairan lainnya).

9) Kesehatan gigi dan lain-lain.

h. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di RSU Dewi Sartika Kendari

berjumlah 160 orang yang terdiri dari 17 orang part time dan 143

full time dengan spesifikasi pendidikan sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Jumlah SDM di RSU Dewi Sartika Kota Kendari

No. Jenis Tenaga Status Ketenagaan

Jumlah Tetap Tidak Tetap

A. Tenaga Medis

1 Dokter Spesialis Obgyn 1 1 2

2 Dokter Spesialis Bedah - 1 1

3 Dokter Spesialis Interna - 1 1

4 Dokter Spesialis Anastesi

- 1 1

5 Dokter Spesialis PK - 1 1

6 Dokter Spesialis Anak - 1 1

7 Dokter Radiologi - 1 1

8 Dokter Spesialis THT - 1 1

9 Dokter Spesialis Mata - 1 1

10 Dokter Spesialis Jantung - 1 1

11 Dokter Gigi Anak - 1 1

12 Dokter Umum - 3 3

B. Paramedis

1 S1 Keperawatan/Ners 26 - 26

2 DIV Kebidanan 5 2 7

3 DIII Bidan 43 - 43

4 DIII Keperawatan 56 - 56

C. Tenaga Kesehatan Lain

1 SKM 1 1 2

2 Apoteker 1 2 3

3 DIII/Farmasi 1 1 2

4 S1 Gizi 1 - 1

5 DIII Analis Kesehatan 3 - 3

D. Non Medis 13 - 13

Sumber: Data Primer, 2018.

Page 55: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

43

2. Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil

sebagai berikut:

a. Persalinan Sectio Caesarea Menurut Umur Ibu

Tabel 2. Distribusi Umur Ibu yang Melakukan Persalinan Sectio Caesarea di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017

Umur (Tahun) n %

< 20 8 10,5

20 – 35 46 60,5

> 35 22 29,0 Total 76 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 76 responden

sebagian besar responden berumur 20 – 35 tahun, yakni sebanyak

46 orang (60,5%), dan yang paling sedikit berumur < 20 tahun

sebanyak 8 orang (10,5%).

b. Persalinan Sectio Caesarea Menurut Paritas

Tabel 3. Distribusi Paritas Ibu yang Melakukan Persalinan Sectio Caesarea di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017

Paritas n %

I 41 53,9

II - III 24 31,6

> III 11 14,5 Total 76 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 76 responden

sebagian besar responden memiliki paritas I, yakni sebanyak 41

orang (53,9%), dan yang paling sedikit memiliki paritas > III

sebanyak 11 orang (14,5%).

Page 56: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

44

c. Persalinan Sectio Caesarea Menurut Indikasi

Tabel 4. Distribusi Indikasi Ibu yang Melakukan Persalinan Sectio Caesarea di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017

Indikasi n %

Ibu 21 27,6

Janin 17 22,4

Waktu 36 47,4

Sosial 2 2,6

Total 76 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 76 responden

sebagian besar responden melakukan sectio caesarea karena

indikasi waktu, yakni sebanyak 36 orang (47,4%), dan yang paling

sedikit melakukan sectio caesarea karena indikasi sosial sebanyak

2 orang (2,6%).

B. Pembahasan

1. Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan Umur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berumur 20 – 35 tahun, yakni sebanyak 46 orang (60,5%), dan yang

paling sedikit berumur <20 tahun sebanyak 8 orang (10,5%). Hal ini

menunjukkan bahwa tindakan sectio caesarea di RSU Dewi Sartika

Kota Kendari lebih banyak dialami oleh ibu hamil yang berumur 20-35

tahun.

Menurut Saifuddin (2010) mengemukakan bahwa pada usia 20-

35 tahun merupakan usia reproduksi wanita dimana di usia tersebut

seorang ibu mampu hamil dalam kondisi yang sehat baik secara fisik

maupun secara psikologis. Pada ibu hamil usia ini dianggap ideal

Page 57: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

45

untuk menjalani kehamilan dan proses persalinan. Direntang usia ini

kondisi fisik wanita dalam keadaan prima dan secara umum siap

merawat dan menjaga kehamilannya, rahim pun sudah mampu

memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan.

Hal ini tidak sesuai teori menyatakan bahwa kelompok usia <20

tahun dan >35 tahun merupakan usia terbanyak dilakukan sectio

caesarea. Penyebab terjadinya sectio caesarea di umur 20-35 tahun

bisa karena faktor komplikasi pada persalinan yang dapat

menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan bayinya.

Komplikasi yang mungkin timbul saat kehamilan juga dapat

mempengaruhi jalannya persalinan sehingga sectio caesarea

dianggap sebagai cara terbaik untuk melahirkan janin. Komplikasi

tersebut antara lain Disproporsi Fetavelvik, persalinan tidak maju, pre

eklampsi, KPD, gawat janin, kelanan letak, dan bayi gameli. Penelitian

ini sesuai dengan Nurhasana (2010) yang mendapati mayoritas

kelompok umur 20-35 tahun (78,7%).

Sementara itu ibu yang berumur dibawah 20 tahun atau diatas 35

tahun sangat beresiko untuk persalinan patologis sebagai indikasi

sectio caesarea. Ibu yang hamil terlalu mudah, keadaan tubuhnya

belum siap menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas serta

merawat bayinya, sedangkan ibu yang usianya 35 atau lebih akan

menghadapi resiko seperti kelainan bawaan dan penyulit pada waktu

persalinan yang disebabkan oleh karena jaringan otot rahim kurang

baik untuk menerima kehamilan (Andriani, 2012).

Page 58: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

46

Umur ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan perkembangan

alat reproduksi. Hal ini berkaitan dengan keadaan fisiknya dari organ

tubuh didalam menerima kehadiran dan mendukung perkembangan

janin. Seorang wanita memasuki usia perkawinan atau mengakhiri

fase tertentu dalam kehidupannya yaitu umur reproduksi.

Umur reproduksi yang ideal bagi wanita untuk hamil dan

melahirkan adalah 20-35 tahun, keadaan ini disebabkan karena pada

umur kurang dari 20 tahun rahim dan panggul ibu belum berkembang

dengan baik dan belum cukup dewasa untuk menjadi ibu sedangkan

pada umur 35 tahun keatas elastisitas otot-otot panggul dan sekitarnya

serta alat-alat reproduksi pada umumnya telah mengalami

kemunduran sehingga dapat mempersulit persalinan dan selanjutnya

dapat menyebabkan kematian pada ibu.

Sebaliknya seorang wanita dalam usianya yang semakin tua

akan mengakibatkan suatu proses penurunan fungsi fisiologi tubuh

termasuk organ-organ reproduksi sehingga ibu merasa takut terhadap

kehamilan dan persalinan yang dihadapi. Dengan demikian umur

seorang ibu yang merupakan penentu terjadi atau tidaknya penyulit

persalinan (Hidayanti, 2009).

2. Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan Paritas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 76 responden sebagian

besar responden memiliki paritas I, yakni sebanyak 41 orang (53,9%).

Paritas primipara dan grande multipara lebih beresiko dibandingkan

multipara.

Page 59: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

47

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Saifuddin (2010), bahwa

paritas primipara dan grande multipara lebih berisiko dibandingkan

multipara. Jumlah paritas lebih dari 4 keadaan rahim biasanya sudah

lemah. Hal ini dapat menimbulkan persalinan lama dan perdarahan

saat kehamilan.

Paritas 2-3 merupakan paritas aman ditinjau dari sudut

perdarahan paska persalinan yang dapat mengakibatkan kematian

maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) memiliki angka

kejadian perdarahan pasca persalinan lebih tinggi. Pada paritas

rendah (paritas satu) karena ketidaksiapan menghadapi persalinan

pertama merupakan faktor penyebab ketidakmampuan ibu hamil

dalam menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan dan

persalinan. Risiko untuk terjadinya persalinan sectio caesarea pada

primipara 2 kali lebih besar dari pada multipara (Wirakusuma, 2010).

Hal ini didukung penelitian Ningrum (2011) menunjukkan adanya

hubungan paritas dengan sectio caesarea.

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan Nurak (2012)

yang mendapati ibu bersalin sectio caesarea mayoritas paritas

multipara sebesar 196 responden (73,96%). Ini dikaitkan dengan

adanya faktor resiko yang menyebabkan bahaya komplikasi

persalinan. Misalnya pernah gagal kehamilan, pernah vakum, transfusi

darah serta riwayat bedah sesar sebelumnya. Hal ini ditunjang dengan

komplikasi yang mungkin terjadi misalnya anemia, malaria,

Page 60: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

48

tuberkulosis paru, DM, hidramnion, serotinus, gammeli, kelainan letak,

pre eklampsi dan perdarahan sebelum lahir.

Paritas multigravida merupakan paritas paling aman bagi seorang

ibu untuk melahirkan dan masih digolongkan dalam kehamilan

resiko rendah. Meskipun demikian tetap ada faktor resiko yang

menyebabkan kemungkinan resiko atau bahaya terjadinya komplikasi

pada persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan

pada ibu dan bayinya. Misalnya pada ibu multi gravida yang pernah

gagal kehamilan, pernah melahirkan dengan vakum, transfusi darah

atau uri dirogoh, serta riwayat bedah sesar pada persalinan

sebelumnya (Trivonia, dkk, 2011).

Persalinan yang pertama sekali biasanya mempunyai resiko yang

relatif tinggi terhadap ibu dan anak, akan tetapi resiko ini akan menurun

pada paritas kedua dan ketiga, dan akan meningkat lagi pada paritas

keempat dan seterusnya. Paritas yang paling aman jika ditinjau dari

sudut kematian maternal adalah paritas 2 dan 3 (Wiknjosastro, 2011).

3. Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan Indikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 76 responden sebagian

besar responden melakukan sectio caesarea karena indikasi waktu,

yakni sebanyak 36 orang (47,4%), dan yang paling sedikit melakukan

sectio caesarea karena indikasi sosial sebanyak 2 orang (2,6%).

Responden di RSU Dewi Sartika Kota Kendari yang dilakukan

persalinan sectio caesarea karena indikasi waktu karena distosia.

Page 61: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

49

Distosia merujuk pada kemajuan persalinan berlangsung lebih lama,

lebih nyeri, atau tidak normal karena adanya masalah pada

mekanisme persalinan, tenaga atau kekuatan, jalan lahir, atau

masalah psikis, hal ini sesuai dengan teori Reeder (2011) bahwa

distosia merupakan indikasi paling umum dilakukannya persalinan

sectio caesarea. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Sitorus

(2010), yang menyatakan bahwa persalinan sectio caesarea di rumah

sakit negeri dan swasta di Medan mempunyai hubungan yang

signifikan dengan distosia.

Selain itu terdapat indikasi ibu sebanyak 21 orang (27,6%).

Menurut Indiarti (2010) ibu yang mengalami pre eklamsi (keracunan

kehamilan, hipertensi kehamilan) atau eklampsia (preeklampsia yang

disertai kejang) harus dilakukan tindakan sectio caesarea untuk

perbaikan keadaan ibu dan mencegah kematian janin dalam uterus.

Pre eklampsi berat dan eklampsia dapat menyebabkan

komplikasi ibu dan janin. Dalam mencegah hal tersebut, maka upaya

yang dilakukan adalah dengan segera menghakhiri kehamilnnya,

untuk menjamin keselamatan ibu dan janin maka induksi dan atau

melalui sectio caesarea menjadi indikasi profilaksis ibu untuk

mengakhiri kehamilannya (Manuaba, 2010). Hal ini berakibat fatal jika

tidak segera mendapat tindakan, merusak plasenta sehingga

menyebabkan bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa, atau lahir

prematur, penyakit ini juga membahayakan ginjal ibu haml. Pada

Page 62: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

50

beberapa kasus, bisa menyebabkan ibu hamil mengalami koma

(Karundeng, 2014).

Selain itu, indikasi yang paling berperan dalam meningkatnya

angka kejadian sectio caesarea adalah gawat janin. Gawat janin

merupakan salah satu indikasi yang banyak di temui pada ibu dengan

persalinan sectio caesarea, ibu dengan gawat janin tidak dapat

melakukan partus normal karena akan membahayakan keselamatan

ibu dan anak. Hal ini sesuai dengan teori Nugroho (2012) yang

menyatakan bahwa, jika serviks tidak berdilatasi penuh dan kepala

janin berada lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian teratas

tulang kepala janin berada di atas station 0, lakukan persalinan

dengan sectio caesarea. Gawat janin tidak menerima oksigen cukup,

sehingga mengalami resiko hiposia serius dapat mengancam

kesehatan janin (Wiknjosastro, 2010).

Page 63: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Persalinan sectio caesarea terbanyak ditemukan pada ibu dengan

kelompok umur 20-35 tahun yakni sebanyak 46 orang (60,5%).

2. Persalinan sectio caesarea terbanyak ditemukan pada ibu dengan

paritas I yakni sebanyak 41 orang (53,9%).

3. Persalinan sectio caesarea terbanyak ditemukan pada ibu dengan

indikasi waktu yakni sebanyak 36 orang (47,4%).

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan di RSU Dewi Sartika Kota Kendari diharapkan

dapat memberikan informasi dan meningkatkan upaya promosi

kesehatan dengan melakukan penyuluhan dan kegiatan promosi

kesehatan lainnya.

2. Bagi masyarakat, khususnya ibu bersalin agar meningkatkan

pengetahuannya tentang tanda-tanda bahaya kehamilan sehingga

dapat merubah perilaku kesehatan, utamanya kunjungan ke posyandu.

Karena informasi dalam mengantisipasi bahaya pada masa nifas dapat

diperoleh melalui media cetak/elektronik, petugas kesehatan,

penyuluhan, teman, kerabat dan sumber informasi lainnya.

51

Page 64: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

52

3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa

dengan penelitian ini agar menambah jumlah variabel penelitian

sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

Page 65: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

53

DAFTAR PUSTAKA

Asri, DH., dan Cristie CP. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta:

Nuha Medika. Cunningham, 2010. Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Dewi, 2008. Operasi Caesar: Pengantar dari A sampai Z. Jakarta: EDSA

Mahkota. Fauziyah, Yulia. 2012. Obstetri Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika

Indriati, MT. 2012. Panduan Klinis Paling Komplit Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi. Jakarta: Pelangi Indonesia.

JNPK-KR. 2009. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR. Karundeng, dkk. 2014. Faktor-faktor yang Berperan Meningkatnya Angka

Kejadian Section Caesarae. (Diakses tanggal 1 Juni 2015). Kemenkes RI, 2012. Riset Kesehatan Dasar RI Tahun 2012. Jakarta: Dinas

Kesehatan. Liu, 2008. Manual Persalinan. Jakarta: EGC. Manuaba IBG, 2010. Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta: EGC. Manuaba IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana, Jakarta: YBP.

Mochtar, R. 2013. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Norma, Nita dan Dwi, Mustika. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo S, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Cetakan Kedua, Jakarta:

Rineka Cipta. Nugroho dan Utama, 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1: Kehamilan.

Yogyakarta: Nuha Medika. Nugroho, T. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 66: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

54

Nurak, MT. 2011. Indikasi Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan Umur Dan Paritas Di Rumah Sakit DKT Gubeng Pojok Surabaya. Jurnal Kesehatan. Vol 5. No 1.

Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Oxorn, H, 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan.

Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika.

Poltekkes Kendari, 2014/2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Kendari: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari.

Prasetyawati, 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Yogyakarta: Nuha

Medika. Pudiastuti, RD., 2012. Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal dan Patologi.

Yogyakarta: Nuha Medika. Rasjidi, 2009. Manual Seksio Sesarea dan Laparatomi Kelainan Adneksa.

Jakarta: Sagung Seto. Reeder, Martin, 2011. Keperawatan Maternitas. Alih Bahasa: Mochtar.

Jakarta: EGC. RSU Dewi Sartika Kota Kendari, 2017. Medical Record 2017. Kendari: RSU

Dewi Sartika Kota Kendari. Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi). Jakarta: CV.Trans

Info Media Saifuddin, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawihardjo. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.

Sulistyawati, Ari. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Varney, H. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Ed.4 vol 1. Jakarta: EGC. Wiknjosastro, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Winkjosastro, H. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Page 67: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

55

Wirakusuma, FF. 2010. Kehamilan dan Persalinan Dengan Parut Uterus. Dalam Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo Edisi 4. Jakarta: PT. Bina Pustaka Saswono Prawirohardjo.

Page 68: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

56

Lampiran 1.

MASTER TABEL PENELITIAN

Identifikasi Persalinan dengan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun 2017

No. Nama

(Inisial) Umur (Tahun) Paritas

Indikasi

Ibu Janin Waktu Sosial

1 Ny. D 24 I √

2 Ny. M 27 I √

3 Ny. LI 19 I √

4 Ny. M 38 III √

5 Ny. S 32 II √

6 Ny. E 39 II √

7 Ny. S 24 I √

8 Ny. T 36 II √

9 Ny. S 39 III √

10 Ny. M 30 I √

11 Ny. S 37 I √

12 Ny. H 26 I √

13 Ny. R 23 I √

14 Ny. H 35 II √

15 Ny. S 19 I √

16 Ny. T 33 II √

17 Ny. Z 26 I √

18 Ny. N 37 III √

19 Ny. N 34 II √

20 Ny. S 28 I √

21 Ny. K 35 IV √

22 Ny. I 22 I √

23 Ny. K 37 II √

24 Ny. D 34 I √

25 Ny. J 36 II √

26 Ny, F 19 I √

27 Ny. G 30 II √

28 Ny. M 33 II √

29 Ny, W 39 I √

30 Ny. I 19 I √

31 Ny. K 40 II √

32 Ny, H 26 I √

33 Ny. Y 34 I √

34 Ny. W 37 I √

Page 69: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

57

35 Ny. B 36 II √

36 Ny. P 27 I √

37 Ny. T 24 I √

38 Ny. F 35 II √

39 Ny. M 25 I √

40 Ny. S 29 I √

41 Ny. A 19 I √

42 Ny. S 34 III √

43 Ny. W 28 I √

44 Ny. D 25 I √

45 Ny. N 33 I √

46 Ny. S 35 I √

47 Ny. D 28 II √

48 Ny. K 43 V √

49 Ny. S 22 I √

50 Ny. W 35 IV √

51 Ny. A 35 IV √

52 Ny. E 33 I √

53 Ny. I 29 I √

54 Ny. A 35 III √

55 Ny. V 24 I √

56 Ny. J 33 II √

57 Ny. F 24 I √

58 Ny. L 32 III √

59 Ny. D 36 IV √

60 Ny. Y 38 III √

61 Ny. A 40 V √

62 Ny. R 19 I √

63 Ny. T 28 I √

64 Ny. R 41 IV √

65 Ny. W 29 III √

66 Ny. G 40 IV √

67 Ny. O 19 I √

68 Ny. J 28 I √

69 Ny. H 24 I √

70 Ny. M 19 I √

71 Ny. B 39 IV √

72 Ny. T 25 I √

73 Ny. R 40 IV √

74 Ny. N 38 III √

75 Ny. C 25 I √

76 Ny. F 42 V √

Page 70: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

58

Page 71: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

59

Page 72: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

60

Page 73: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

61

Page 74: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

62

Page 75: IDENTIFIKASI PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESAREA DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/738/1/pdf.pdfLatar Belakang: Sectio caesarea merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan

63

DOKUMENTASI PENELITIA