88
i IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis L.) DI KABUPATEN KARO DAN KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI OLEH : JEREMIA ARAPENTA GINTING 140301198 / PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019 Universitas Sumatera Utara

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

i

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis L.) DI KABUPATEN KARO DAN KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

OLEH :

JEREMIA ARAPENTA GINTING 140301198 / PEMULIAAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

ii

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis L.) DI KABUPATEN KARO DAN KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

OLEH :

JEREMIA ARAPENTA GINTING 140301198 / PEMULIAAN TANAMAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 3: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

iii

Universitas Sumatera Utara

Page 4: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

i

ABSTRAK

JEREMIA A. GINTING : Identifikasi Karakter Morfologi dan Hubungan

Kekerabatan Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis L.) Di Kabupaten Karo dan

Kabupaten Simalungun, dibimbing oleh EMMY HARSO KARDHINATA DAN

EVA SARTINI BAYU.

Kabupaten Karo dan Simalungun merupakan daerah sentra produksi buah jeruk di

Sumatera Utara dan memiliki pasar yang sangat baik di dalam maupun di luar

negeri, sehingga memerlukan peningkatan baik kuantitas dan kualitas. Penelitian

ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi dan hubungan

kekerabatan tanaman jeruk siam di kabupaten Karo dan Simalungun. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2018 menggunakan metode

purposive sampling. Data diperoleh dari wawancara langsung kepada petani

dengan beberapa pengamatan parameter kemudian dianalisis dengan

menggunakan perangkat lunak SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

karakter morfologis jeruk di dua Kabupaten pada 30 sampel jeruk memiliki

perbedaan karakter morfologis pada beberapa parameter. Hubungan kekerabatan

tertinggi yaitu pada sampel C17 dan C28 serta C16 dan C24 yaitu sebesar 99,0%

sedangkan untuk hubungan kekerabatan terendah yaitu pada sampel C9 dan C25

yaitu sebesar 36,92%.

Kata kunci : jeruk, identifikasi, morfologi.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

ii

ABSTRACT

JEREMIA A. GINTING : Identification of morphological characterisric of Citrus

nobilis L. at some areas of karo district, supervised by EMMY HARSO

KARDHINATA and EVA SARTINI BAYU.

Karo and Simalungun district are centres of citrus production in North Sumatera

that have market potential in domestic and overseas, so we need to increase

quantity and quality. The objective of this research is to identification of

morphological characteristic and relationship order of citrus at Karo and

Simalungun district. This research has done at June until August 2018 using

purposive sampling method. Data obtained fom the interviews directly to farmers

with some obsevationn on the parameters to be analyzed using the software SPSS

22. The result of this research indicate that morphological characteristic of citrus

at two districts on 30 samples have different morphological characteristics. The

highest genetic relationship at C17 and C28; and C16 and C24 sample (99,0%)

and the lowest genetic relationship at C9 and C25 sample (36,92%).

Key word : citrus, identification, morphological.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

iii

RIWAYAT HIDUP

Jeremia Arapenta Ginting lahir pada tanggal 3 September 1996 di Medan.

Penulis merupakan anak kedua dari dari bersaudara dari pasangan ayahanda

Juliasta Ginting dan Ibunda Sri Arihta Barus. Pendidikan formal yang pernah

ditempuh adalah TK Assisi lulus pada tahun 2002, SD Swasta Assisi lulus pada

tahun 2008, SMP St.Thomas 1 Medan lulus pada tahun 2011, SMA Swasta

St.Thomas 1 Medan lulus pada tahun 2014 dan pada tahun yang sama lulus

seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SBMPTN) pada program studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan. Selama perkuliahan penulis aktif dalam

berbagai organisasi, diantaranya anggota Himpunan Mahasiswa Agroteknologi FP

USU periode 2014 – 2018 dan Koordinator bidang sosial Ikatan Mahasiswa Karo

Fakultas Pertanian periode 2017-2018. Penulis melaksanakan Peraktek Kerja

Lapangan (PKL) di PT. Perkebunan Nusantara III kebun Merbau Selatan,

Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juli - Agustus

2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Identifikasi Karakter Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Tanaman

Jeruk Siam (Citrus nobilis L.) Di Kabupaten Karo dan Kabupaten

Simalungun”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada bapak Ir. Emmy Harso Kardhinata M.Scselaku

dosen ketua komisi pembimbing, ibu Ir. Eva Sartini Bayu, MPselaku dosen

anggota komisi pembimbing

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan skripsi

ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2019

Penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 8: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... ........i

ABSTRACT .................................................................................................... .......ii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ ......iii

KATA PENGANTAR....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... .......v

DAFTAR TABEL........................................................................................... .....vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ....viii

PENDAHULUAN Latar Belakang.............................................................................................1 Tujuan Penelitian..........................................................................................5 Kegunaan Penelitian.................................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman...................................... ............................................. .......6 Syarat Tumbuh Iklim ..................................................................................................... .......7 Tanah................................................................................................. ... .......7 Penyusunan Deskripsi..................................................................................8

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 11 Kondisi Umum Lokasi Penelitian .............................................................11

Bahan dan Alat.......................................................................................... 11 Metode Penelitian ......................................................................................12 PELAKSANAAN PENELITIAN Penentuan Lokasi Penelitian ................................................................... 15 Metode Pengambilan Sampel ...................................................................15 Pengamatan Parameter ............................................................................. 15 Wawancara Langsung ...................................................................15

Morfologi Batang Tinggi Tanaman .............................................................. 15 Bentuk Tanaman .............................................................. 16 Tekstur Batang...................................................................16 Lingkar Batang...................................................................16 Morfologi Daun Bentuk Daun......................................................................16 Ukuran Daun......................................................................16

Warna Daun.......................................................................16

Universitas Sumatera Utara

Page 9: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

vi

Tepi Daun...........................................................................16 Morfologi Bunga Warna Bunga .....................................................................16 Kedudukan Bunga .............................................................16 Warna Kelopak Bunga.......................................................16 Morfologi Buah Bentuk Buah.......................................................................17 Berat Buah (gram)..............................................................17 Warna Kulit Buah..............................................................17 Tebal Kulit.........................................................................17 Rasa Daging Buah.............................................................17 Jumlah Juring.....................................................................17 Jumlah Biji.........................................................................17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil..........................................................................................................18 Pembahasan...............................................................................................57 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ...............................................................................................61 Saran .........................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 10: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

vii

DAFTAR TABEL

1. Lokasi penelitian dan kordinat lahan di Kabupaten Karo dan Simalungun ..................................................................................... 18

2. Analisis Data Umum Kuesioner Karakter Lahan Kabupaten Karo dan Simalungun ......................................................... 19

3. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun ..................................................... 21

4. Keragaman Kuantitatif Jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun ...... 52 5. Hubungan kekerabatan jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun

dilihat dari Proximity matrix (dissimilarity matrix) .............................. 53

Universitas Sumatera Utara

Page 11: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

viii

DAFTAR GAMBAR

1. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 1 .................................. 22

2. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 2 .................................. 23

3. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 3 .................................. 24

4. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 4 .................................. 25

5. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 5 .................................. 26

6. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 6 .................................. 27

7. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 7 .................................. 28

8. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 8 .................................. 29

9. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 9 .................................. 30

10. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 10 ................................ 31

11. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 11 ................................ 32

12. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 12 ................................ 33

13. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 13 ................................ 38

14. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 14 ................................ 39

15. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 15 ................................ 40

16. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 16 ................................ 41

17. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 17 ................................ 42

18. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 18 ................................ 43

19. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 19 ................................ 44

20. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 20 ................................ 45

21. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 21 ................................ 46

22. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 22 ................................ 47

23. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 23 ................................ 48

24. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 24 ................................ 49

25. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 25 ................................ 50

26. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 26 ................................ 51

27. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 27 ................................ 52

28. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 28 ................................ 53

29. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 29 ................................ 54

30. . Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 30 ................................ 55

31. Dendogram Hubungan Kekerabatan Jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun ................................................... 59

Universitas Sumatera Utara

Page 12: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertanian merupakan mata pencaharian terbesar pendudukdi Indonesia.

Meskipun kegiatan pertanian hanya menyumbang rata-rata 4% dari PDB (Produk

Domestik Bruto) suatu negara, namun kegiatan pertanian ini menjadi penyedia

lapangan pekerjaan terbesar bagi setiap negara. Berdasarkan data BPStahun 2002,

bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja sekitar 44,3%

bagipenduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan

domestik bruto (Bukhori,2014).

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu penghasil komoditi jeruk

terbesar di Indonesia. Pada kurun waktu tahun 1999-2003, luas panen komoditas

jeruk di Provinsi Sumatera Utara memperlihatkan kecenderungan peningkatan

yang tajam sebesar 14,35 persen per tahun. Demikian pula pertumbuhan luas areal

panen komoditas jeruk di Kabupaten Karo menunjukkan peningkatan yang cukup

tinggi sebesar 24,01 persen per tahun. Bila dilihat dari segi peningkatan

produksinya yaitu mencapai 32,53 persen/tahun di Provinsi Sumatera Utara, serta

sebesar 21,93 persen/tahun di Kabupaten Karo(Nurasa dan Deri, 2005).

Tanaman jeruk menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2014, produktivitas jeruk di

Sumatera Utara mencapai 513.677 ton, kedua terbesar setelah Jawa Timur yaitu

sebesar 592.328 ton. Salah satu sentra produksi jeruk di Sumatera Utara yaitu

Kabupaten Simalungun. Pada tahun 2013 luas areal penanaman jeruk di

Kabupaten Simalungun 1.174 Ha dengan produksi mencapai 53.636 ton untuk

jenis jeruk siam dan jeruk besar ( Sinaga,2015 )

Universitas Sumatera Utara

Page 13: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

2

Jeruk merupakan salah satu komoditi buah-buahan yang mempunyai

peranan penting di pasaran dunia maupun dalam negeri, baik dalam bentuk segar

maupun olahannya. Karena mempunyai nilai ekonomis tinggi, maka pemerintah

tidak hanya mengarahkan pengelolaan jeruk bagi petani kecil, tetapi juga

mengorientasikan kepada pola pengembangan industri jeruk yang komprehensif.

Tanaman jeruk adalah tanaman tahunan dan sudah sekitar 70-80% dikembangkan

di Indonesia dan setiap tahunnya mengalami perkembangan dalam

pembudidayaannya baik mencakup luasan lahan, jumlah produksi bahkan

permintaan pasar ( Zikria,2016 ).

Beberapa jenis jeruk yang dikembangkan di Indonesia diantarany aadalah

jerukmanis (Citrus sinensis L. Osbeck.) dengan daerah persebaran Bangli, Batu,

Punten, Brastagi; jeruksiam (Citrus nobilis L.) dengan daerah persebaran

Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, dan

Sulawesi Selatan; jerukkeprok (Citrus reticulata) dengan daerah persebaran Batu,

Jember,Banyuwangi, Garut, Timor Tengah Selatan, Bali, Sulawesi Selatan

( Endarto dan Endri, 2016 ).

Jeruk siam berasal dari siam (Myanmar) dan memiliki kulit buah yang

lebih tipis dari jeruk lainnya. Karakteristik lainnya adalah dagingbuahnya tidak

berongga dan memiliki kandungan air yang tinggi, kulit buahnya berwarna hijau

kekuningan. Produksi rata-rata jeruk siam adalah 1000-2000 buah/pohon/ tahun

dan sekitar 70-80% jenis jeruk yang dikembangkan petani di Indonesia

merupakan jeruk siam.Sentra produksi utama jeruk siam di Indonesia adalah

Sumatera Utara,Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, dan Sulawesi

Selatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

3

Salah satu permasalahan terdapat pada tingginya permintaan dalam negeri

terhadap jeruk sehingga untuk memenuhi kebutuhan jeruk dalam negeri,

komoditas jeruk terus diimpor dariluar negeri, dan pada kurun waktu 1998-2003

volume impornya mengalami peningkatan 7,26 persen/tahun serta nilai impornya

meningkat sebesar 9,76 persen/tahun. Namun, volume dan nilai ekspor jeruk juga

mulai mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,97 dan 118,05

persen/tahun (Tabel 4.10). Pada tahun 2003, volume impor jeruk sebesar 84,71

juta ton senilai US$ 58,32 juta, sedangkan ekspor jeruk baru sebesar 1,2 juta ton

senilai US$ 0,91 juta. Tampak dalam hal ini bahwa volume impor jeruk jauh lebih

besar dari ekspornya, hal ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan

domestik, Indonesia masih cukup tergantung terhadap jeruk luar negeri

(Nurasa dan Deri, 2005).

Menurut data Kementrian Pertanian tahun 2015, produksi komoditas

utama hortikultura selama kurun waktu 2010– 2014 menunjukkan pola yang

berfluktuatif. Hal ini terjadi tidak hanya pada komoditas sayuran, tetapi juga pada

kelompok komoditas buah dan florikultura. Selama periode tahun 2010-2014, laju

pertumbuhan produksi tertinggi adalah pada komoditas mangga yaitu sebesar

21,95 %/tahun, disusul manggis, krisan dan temulawak masing-masing sebesar

13,82 %, 12,26 % dan 11,00 %. Sebaliknya laju pertumbuhan produksi terkecil

yaitu pada cabe merah, kentang dan jeruk yang pertumbuhannya di bawah 4,13

%/tahun. Komoditas utama hortikultura yang mengalami peningkatan

produktivitas yang tinggi diantaranya krisan, salak, dan cabe rawit. Namun

demikian ada juga komoditi hortikultura yang mengalami penurunan produktivitas

seperti mangga, jeruk, manggis dan temulawak (Kementan, 2015).

Universitas Sumatera Utara

Page 15: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

4

Dengan makin meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya

pendapatan, dan kesadaran kebutuhan gizi masyarakat, maka permintaan buah

jeruk yang kaya mineral dan vitamin ini akan terus meningkat. Pada tahun 2010,

kebutuhan produksi buah jeruk diprediksi sebesar 2.355.550 ton dan jika

produktivitasnya 17 - 20 ton per ha, maka pada tahun tersebut diperlukan luas

panen kurang lebih 127.327 ha dari 70.000 ha luas panen yang tersedia pada tahun

2004. Penambahan luas areal untuk mencapai total produksi yang telah ditetapkan

hingga tahun 2010 diprediksikan minimal 27.327 ha di luar tanaman yang belum

berproduksi saat itu. Hingga tahun 2010 diperkirakan kebutuhan pengembangan

areal baru seluas 30.060 ha. Dari luasan ini, maka keperluan bibit jeruk yang

bebas penyakit diperkirakan sebanyak 15.030.000 (populasi 500 bibit/ha)

(Deptan,2005).

Deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter kuantitatif dan kualitatif

yang disusun menurut prosedur tertentu sehingga dapat mencirikan suatu varietas.

Mengingat bahwa karakter-karakter dalam deskripsi varietas akan digunakan

sebagai acuan dalam uji kebenaran varietas, tentunya pemahaman tentang

penulisan istilah-istilah dalam deskripsi harus sama. Salah satu parameter yang

harus dicantumkan dalam deskripsi adalah keunggulan suatu varietas

(Tobing,2013).

Pada penelitian Tobing (2013) diketahui bahwa pada identifikasi tanaman

jeruk siam di Desa Suka, Desa Ajinembah, dan Desa Kacinambun Kabupaten Karo

memiliki tingkat kekerabatan tertinggi sebesar 99,89 % dan tingkat kekerabatan

terendah sebesar 39,44 %. Dari hasil deskripsi jeruk siam di Kabupaten Karo

diketahui bahwa Jeruk siam di Desa Suka, Desa Ajinembah dan Desa Kacinambun

Universitas Sumatera Utara

Page 16: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

5

memiliki kesamaan sifat dan karakter morfologis yang sangat mirip dengan jeruk

siam varietas banjar dan jeruk siam varietas madu.

Pada penelitian Sinaga (2015) diketahui bahwa identifikasi karakter

morfologis jeruk menunjukkan bahwa tanaman jeruk di tiga desa Kabupaten

Simalungun memiliki variabilitas fenotipik yang luas untuk karakter kuantitatif antara

lain tinggi tanaman, lingkaran batang, ukuran daun, jumlah tangkai sari, ukuran

mahkota bunga, diameter buah, berat buah, tebal kulit buah dan jumlah

juring.Hubungan kekerabatan terdekat dengan nilai koefisien jarak sebesar 0,702

(nilai similaritas sebesar 99,298) sedangkan hubungan kekerabatan terjauh dengan

nilai koefisien sebesar 22,103 (nilai similaritas terendah, sebesar 77,897).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikarakter morfologi dan

hubungan kekerabatan tanaman jeruk siam (Citrus nobilis L.) di Kabupaten Karo

dan Kabupaten Simalungun.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk mendapat gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang

membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

6

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Deptan (2012), secara sistematis klasifikasi jeruk siam adalah

sebagai berikut : Kingdom : Plantae; Divisi : Spermatophyta; Sub Divisi :

Angiospermae; Kelas : Dicotyledoneae; Ordo : Rutales; Family : Rutaceae;

Genus: Citrus; Spesies : Citrus nobilis.

Tanaman jeruk memiliki akar tunggang, akar serabut, dan memiliki

beberapa akar rambut. Pada ujung akar terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa

membelah dan merupakan titik tumbuh akar. Kondisi sel akar ini sangat lembut

sehingga sangat mudah rusak kalau menembus tanah yang keras dan padat

(Ginting, 2003).

Pada umumnya batang tanaman jeruk siam yang dibudidayakan secara

luas memiliki tinggi 2,5-3m. Tanaman ini dapat diperoleh melalui teknik cangkok

atau okulasi. Bentuk dan ukuran daunnya oval dan berukuran lebih besar dari

varietas lain seperti pada jeruk keprok garut. Ukuran daun tanaman jeruk berkisar

7,5 cm x 3,9 cm dan pada bagian pangkal daun meruncing dimana antara batang

dengan daun dihubungkan oleh tangkai daun berukuran 1,3 cm

(Setiawan dan Trisnawati, 1993).

Pada beberapa varietas Citrus sp. memiliki bentuk daun yang berbeda-

beda seperti pada C. Sinensis Osbeck memiliki bentuk sayap daun obdeltate dan

pada C.maxima Merr memiliki bentuk sayap daun obcordate. Rentangan panjang

sayap pada C. Maxima Merr antara 1,5-5,8 cm dan rentangan sayap pada

C.Reticulata Blanco 0,3-1,6 cm. ( Hardiyanto et al, 2007 ).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

7

Bunga tanaman jeruk kebanyakan berbentuk majemuk dalam satu tangkai

dan mempunyai aroma yang harum. Bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak

daun atau pucuk ranting yang masih muda. Setelah pucuk daun tumbuh, beberapa

hari kemudian akan muncul bunga.Berdasarkan letaknya, bunga pada tanaman

jeruk terdapat pada terminal dan merupakan perbungaan dengan bentuk tandan.

Jumlah bunga pada perbungaannya bervariasi yaitu 2-10 pada C. maxima Merr, 1-

8 pada C. reticulata Blanco dan C. sinensis Osbeck.Jumlah kelopak dan

mahkotatanaman jeruk adalah 4 kecuali pada jeruk besar Nambangan (C. maxima

Merr) dan jeruk manis Punten (C. sinensis Osbeck) jumlah perhiasan bunganya 5.

Jeruk siam memiliki buah berbentuk bulat dengan permukaan agak halus

dan Ujung buah bundar dan berpusar. Kulit buah jeruk berwarna kuning

mengkilat dan sulit dikupas bila matang, ketebalan kulit sekitar 3,9 mm. Daging

buah bertekstur lunak, mengandung banyak air, dan berwarna kekuningan. Rasa

daging buahnya sangat manis dan baunya harum, ukuran jeruk ini tergolong besar,

dengan berat buah jeruk antara 150-250 g/buah ( Deptan, 2015 ).

Syarat Tumbuh

Iklim

Pada umumnya tanaman jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah.

Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buahagar tanahnya

tetap lembab. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi

tanaman penahanangin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah

angin.Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.

(Prihatman, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

8

Iklim yang sesuai untuk penanaman jeruk siam adalah iklim tipe B dan C

sesuai dengan penggolongan Smith dan Ferguson. Pada iklim tipe B memiliki 7-9

bulan basah dan 2-3 bulan kering, sedangkan tipe C memiliki 5-6 bulan basah dan

2-4 bulan kering. Idealnya pada iklim ini curah hujan berkisar 1500 mm / tahun,

serta penyebarannya merata sepanjang tahun ( Joesoef, 1993 ).

Tanaman jeruk siam dapat tumbuh sampai dengan 1400 m di atas

pemukaan laut. Ketinggian tempat tersebut sangat mempengaruhi kualitas serta

rasa buah. Daerah penanaman jeruk siam sebaiknya menerima penyinaran

matahari antara 50-60 % dengan perbedaan suhu siang dan malam lebih dari 10%

(Sarwono, 1994).

Tanah

Tanaman jeruk siam dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah selama

tanah tersebut subur dan gembur. Selain itu kedalaman air tanah tidak terlalu

dalam yaitu 0,5 m di musim hujan dan 1,5 m di musim kemarau. Pada tanah yang

tergenang tanaman ini mudah diserang penyakit akar, tetapi apabila kekurangan

air akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman sehingga diperlukan

drainase yang baik ( Sarwono, 1994 ).

Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk

adalah 5,5–6,5 dengan pH optimum 6.Air tanah yang optimal berada pada

kedalaman 150–200 cm di bawah permukaantanah. Pada musim kemarau 150 cm

dan pada musim hujan 50 cm. Tanamanjeruk menyukai air yang mengandung

garam sekitar 10%.Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang

memiliki kemiringansekitar 30º (Prihatman, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

9

Penyusunan Deskripsi

Deskripsi varietas digunakan untuk melakukan identifikasi danpengenalan

varietas yang dimaksud akurat pada proses sertifikasi dan pemurnian varietas

dimasa yang akan datang. Deskripsi dibuat secara tertulis dan dilengkapi dengan

foto berwarna dari varietas yang dimaksud (foto harus asli, bukan dibuat melalui

scanner computer). Bagi varietas yang diunggulkan ketahanan terhadap OPT atau

cekaman lingkungan, maka harus dicantumkan hasil uji laboratorium atau

lapangan atau rumah kaca. Data ketahanan simpan diperoleh dari hasil pengujian

di laboratorium. Data penunjang lain yang perlu dilaporkan adalah hasil uji rasa

secara organoleptik dan data agroklimat berupa tempat uji adaptasi atau uji

observasi dilakukan (suhu, kelembaban, curah hujan rata-rata 5 tahun terakhir dan

pada saat pengujian dilakukan). Deskripsi varietas juga dapat disertai dengan data

pengukuran secara kuantitatif seperti panjang(mm atau cm), lebar (mm atau cm),

diameter (mm atau cm), berat (gram atau kg), kandungan gula (obrix), kandungan

vitamin C (mg/100g), serat (%), dsb (PPPVH, 2004).

Deskripsi varietas adalah kumpulan karakter penciri dari suatu varietas

yang dapat digunakan untuk identifikasi dan pengenalan varietas yang dimaksud,

acuan pengamatan morfologi tanaman dalam proses sertifikasi atau pemurnian

varietas,sertapembanding dalam uji kebenaran varietas. Setiap karakter yang

tercantum di dalam deskripsi varietas adalah hasil pengamatan dari uji keunggulan

varietas yang dilaksanakan dalam bentuk uji adaptasi atau observasi. Pengamatan

tersebut dilaksanakan pada saat ekspresi karakter optimum dengan menggunakan

pengukuran yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang objektif

(Kementerian Pertanian, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 21: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

10

Penanda genetik, juga disebut dengan penanda, marker, marka, atau

markah diberbagai kepustakaan, merupakan penciri individu yang terdeteksi

dengan alat tertentu yangmenunjukkan genotipe suatu individu. Penanda genetik

menggambarkan perbedaan genetikdiantara individu dalam suatu organisme atau

spesies. Salah satu penanda genetik tersebut adalah penanda morfologi. Penanda

ini mudah dilihat oleh mata dan telah banyak digunakan sejak masa awal genetika.

Contohnya adalah warna, ukuran, atau bentuk organ tertentu

(Afifah, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

11

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua kabupaten yaitu Kabupaten Karo dan

Kabupaten Simalungun. Penelitian dimulai dari bulan Juni sampai dengan

Agustus 2018.

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Karo adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara,

Indonesia dan kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.127,25 km² yang terdiri dari

pemukiman penduduk 174,22 km²dan lahan pertanian 1.953,03 km². Kabupaten

ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan Sumatera Utara. Terletak

sejauh 77 km dari kota Medan, Ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Wilayah

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai

1.400 meter di atas permukaan laut. Karena berada di ketinggian tersebut,

kabupaten ini mempunyai suhu berkisar antara 16 sampai 17°C.

Secara geografis Kabupaten Simalungun terletak di antara 2°36’-3°18’ LU

dan 98°32’-99°35’ BT dengan luas wilayah 4.386,60 km atau 6,12 % dari luas

keseluruhan Provinsi Sumatera Utara serta berada pada ketinggian 20 – 1.400 m

dari atas permukaan laut. Kabupaten Simalungun terdiri dari 30 kecamatan dan

263 kelurahan dengan luas wilayah 4.386,60 km².

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman jeruk

siam ( Citrus nobilis L. ) yang terdapat di Kabupaten Karo dan Kabupaten

Simalungun

Universitas Sumatera Utara

Page 23: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

12

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk

mendokumentasikan tanaman jeruk yang dijadikan sampel penelitian; meteran

untuk mengukur tinggi tanaman jeruk yang digunakan sebagai sampel penelitian,

GPS/Smartphone untuk mengukur ketinggian tempat dari daerah yang dijadikan

lokasi penelitian;timbangan untuk mengukur berat dari buah jeruk yang dijadikan

sampel penelitian; buku data dan alat tulis untuk mencatat data yang diperoleh.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan

metode survei di sentra-sentra produksi jeruk yang terdapat pada Kabupaten Karo

dan Kabupaten Simalungun. Metode survei yang diterapkan dengan teknik

wawancara dan observasi langsung di lokasi sentra pertanaman jeruk. Teknik

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan

sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh

satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki. Bahan tanaman

yang digunakan adalah tanaman jeruk siam milik petani. Data yang diperoleh

akan digunakan sebagai data awal untuk identifikasi dan karakteristik. Setiap data

yang diperoleh akan dianalisis berdasarkan jenisnya. Analisis data fenotipe pada

karakter kuantitatif dilakukan untuk melihat keragaman yang ada pada populasi.

Analisis perbandingan keragaman juga dilakukan dengan melihat perbandigan

keragaman fenotipe dengan standar deviasi keragaman fenotipe.

Nilai keragaman fenotipe dihitung menurut Steel and Torrie (1995)

sebagai berikut :

( )

( )

Universitas Sumatera Utara

Page 24: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

13

² = keragaman fenotipe

xi = nilai rata-rata populasi ke-i

n = jumlah populasi yang diuji

Selanjutnya standar deviasi keragaman fenotipe dihitung berdasarkan

rumus : √

s ² = standar deviasi keragaman fenotipe

Kriteria penilaian terhadap luas dan sempitnya keragaman dihitung

berdasarkan Darajat (1987) dalam Mansyah dkk. (2003) sebagai berikut :

• Apabila ² > 2 𝑆 ² berarti bahwa keragaman luas

• Apabila ² < 2 𝑆 ² berarti bahwa keragaman sempit

Data kualitatif dan kuantitatif yang telah terstandarisasi diolah

menggunakan program SPSS dengan analisis gerombol (cluster) untuk

mengetahui tingkat kekerabatan antar aksesi dari setiap sampel masing-masing

jeruk di Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun. Analisis cluster digunakan

untuk memvisualisasikan data yang multivarians (dari parameter yang

diukur)hasil survei. Analisis cluster menghasilkan dendogram yang digunakan

untuk menilai pola keragaman dari data survei.

Untuk menganalisis nilai (skoring) data kualitatif digunakan dengan cara

tes organoleptic atau penilaian dengan menggunakan organ (pancaindra) manusia

dengan bantuan beberapa orang peserta sebagai tim penilai data kualitatif seperti

rasa daging buah, tekstur daging buah dan sebagainya. Penilaian dilaksanakan

dengan langkah sebagai berikut :

1. Penentuan beberapa orang sebagai tim penilai.

2. Mengambil sampel secara acak tanpa di ketahui tim penilai

Universitas Sumatera Utara

Page 25: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

14

3. Sampel diberikan kepada tim penilai untuk penilaian.

4. Skoring dari sampel diberikan tim penilai sesuai dengan hasil panca indra

masing-masing.

5. Nilai diberikan sesuai dengan pilihan skoring data pengisian deskripsi

Rasa daging buah:

Manis Sekali : 5

Manis : 4

Manis Asam : 3

Manis Hambar : 2

Asam : 1

6. Langkah diatas diulang beberapa kali sampai mewakili semua sampel yang

diuji untuk setiap peserta penilai (tes organoleptic).

Universitas Sumatera Utara

Page 26: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

15

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan daristudi literatur di Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Utaraberdasarkan data produksi jeruk tertinggi yang berada di

setiap daerah. Kemudian setelah didapat informasi tersebut maka ditentukan

lokasi penelitian berada di Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.

Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilansampel menggunakan purposive samplingyaitu teknik

pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk

memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki.

Bahan tanaman yang digunakan adalah tanaman jeruk siam milik petani.

Pengamatan Parameter

Wawancara Langsung

Dari penentuan lokasi tersebut dilakukan wawancara langsung kepada

petani dengan mengetahui luas lahan masing-masing kebun petani yang ditanami

oleh tanaman jeruk siam, cara pemeliharaannya, berapa jumlah populasi tanaman

dan asal tanamannya tersebut. Kuesioner tersebut telah lebih dahulu ditentukan

agar pada saat berlangsung wawancara dapat langsung menuju ke pokok

penelitian yang dilaksanakan.

Morfologi Batang

Tinggi Tanaman (m)

Tinggi tanaman jeruk diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh

tertinggi dengan menggunakan meteran pada jeruk yang diamati tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

16

Bentuk Tanaman

Pengamatan bentuk tanaman dilakukan dengan cara visual dengan melihat

bentuk pohon tanaman jeruk yang diamati tersebut.

Tekstur Batang

Pengamatan tekstur batang dilakukan dengan cara visual dan menyentuh

permukaan batang tanaman tersebut.

Lingkar Batang

Pengamatan lingkar batang dilakukan dengan mengukur lingkar batang

menggunakan meteran

Morfologi Daun

Bentuk Daun

Bentuk daun diamati dengan mengamati karakteristik daun tersebut sesuai

dengan kriteria bentuk daun yang terdapat pada deskiripsi tanaman jeruk varietas

jeruk siam.

Ukuran Daun

Ukuran daun di ukur pada bagian tengah helaian daun yang terlebar dengan

menggunakan alat ukur penggaris/meteran.

Warna Daun

Warna daun diamati secara visual yaitu mengetahui warna bagian atas dan

bagian bawah daun.

Tepi Daun

Tepi daun diamati secara visual yakni melihat langsung di lapangan bentuk

dari tepi daun tanaman tersebut.

Morfologi Buah

Bentuk Buah

Bentuk buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik buah jeruk.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

17

Berat Buah (gram)

Pengamatan pada berat buah ditimbang dengan menggunakan timbangan.

Warna Kulit Buah

Warna kulit buah jeruk diamati secara visual sesuai dengan warna kulit

jeruk.

Tebal Kulit

Pengukuran tebal kulit buah dilakukan dengan menggunakan jangka

sorong

Rasa Daging Buah

Rasa buah jeruk dengan mengambil beberapa sampel pada masing-masing

jenis jeruk, kemudian dilakukan survey dengan meminta beberapa masyarakat

untuk mencicipi rasa buah tersebut. Survey yang dilakukan pada buah yang

muda dan tua.

Jumlah Juring

Penghitungan jumlah juring dilakukan dengan membuka kulit buah dan

memisahkan tiap juring yang terdapat dalam buah jeruk.

Jumlah Biji

Penghitungan biji dilakukan dengan memisahkan biji dari setiap juring

yang terdapat dalam satu buah jeruk yang diamati.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Karakter-Karakter Morfologis Jeruk Siam di Kabupaten Karo dan Simalungun Dari hasil survei yang dilakukan di dua kabupaten, didapat dua kecamatan

yang biasa ditanami jeruk siam di Kabupaten Karo dan tiga kecamatan di

Kabupaten Simalungun. Dari masing-masing kecamatan dipilih satu desa yang

memiliki umur tanaman jeruk yang berdekatan. Berikut merupakan lokasi desa

penelitian dan kordinat lahan nya

Tabel 1. Lokasi penelitian dan kordinat lahan di Kabupaten Karo dan Simalungun Lahan Kecamatan Desa Koordinat Lahan Kode Aksesi 1 Berastagi Gajah N : 03o 11’ 43”

E : 98o 30’ 32” C1-C6

2 Simpang Empat

Ndokum Siroga

N : 03o 09’ 30” E : 98o 28’ 58” C7-C12

3 Pematang Silimakuta

Suka N : 02o 17’ 02. 35” E : 098o 50’ 56. 64”

C13-C18

4 Silimakuta Pailahan N : 02o 16’ 49. 93” E : 098o 52’ 38. 05”

C19-24

5 Purba Marubung N : 02o 17’ 03. 14” E : 098o 50’ 55.82”

C25-C30

Dari setiap kecamatan dilakukan analisis data umum terhadap pemilik

lahan dan karakteristik lahannya dapat dilihat pada Tabel 2.

Dari Tabel 2 diketahui bahwa ketinggian lahan di Desa Gajah adalah 1403

mdpl, di Desa Ndokum Siroga adalah 1340 mdpl, Desa Suka adalah 1372 mdpl,

Desa Pailahan adalah 1407, dan Desa Marubung adalah 1301 . Umur tanaman

jeruk yang diteliti pada jeruk Desa Gajah yaitu berumur 9 tahun, Desa Ndokum

Siroga 10 tahun, Desa Suka 10 tahun, Desa Pailahan 11 tahun, dan Desa

Universitas Sumatera Utara

Page 30: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

19

Marubung 11 tahun. Tanaman jeruk pada masing-masing desa diperoleh dari hasil

okulasi.

Tabel 2. Analisis data umum kuesioner pemilik lahan dan karakter lahan

Uraian Desa Gajah Kecamatan Berastagi

DesaNdokum Siroga Kecamatan Simpang Empat

Desa Suka Kecamatan Pematang Silimakuta

Desa Pailahan Kecamatan Silimakuta

Desa Marubung Kecamatan Purba

Nama Petani Niwatana Karo-karo

Pengendesen Ginting

G. Marbun Sipayung J. Purba

Usia 46 tahun 65 tahun 43 tahun 40 tahun 34 tahun Pendidikan Terakhir

SMA SD SMA SMA SMP

Luas Lahan 15 Rante 7000 m2 7500 m2 2 ha 3 ha

Umur Tanaman 9 Tahun 10 Tahun 10 tahun 11 tahun 11 tahun Ketinggian Tempat 1403 mdpl 1340 mdpl 1372 mdpl 1407 mdpl 1301 mdpl

Jumlah Tanaman 240 270 265 700 1200 Hasil Produksi 6 ton/tahun 10 ton/ tahun 9 ton/tahun 15ton/tahun 15ton/tahun

Nama Varietas Jeruk Siam Madu

Jeruk Siam Madu

Jeruk Siam Madu

Jeruk Siam Madu

Jeruk Siam Madu

Cara Perbanyakan Vegetatif Vegetatif Vegetatif Vegetatif Vegetatif

Asal Tanaman Bibit hasil okulasi

Bibit hasil okulasi

Bibit hasil okulasi

Bibit hasil okulasi

Bibit hasil okulasi

Hasil Panen Dijual ke Tengkulak

Dijual ke Tengkulak

Dijual ke Pasar

Dijual ke luar kota

Dijual ke luar kota

Dari hasil pengamatan parameter pada karakter morfologi batang, daun,

bunga, buah dan biji jeruk di dua kabupaten dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Berdasarkan pengamatan pada tabel 3 menunjukkan bahwa hasil penelitian

jeruk Desa Gajah dan Desa Ndokum Siroga pada karakter morfologis tanaman

diketahui bahwa parameter tinggi tanaman yang tertinggi yaitu pada sampel C29

yaitu 6,48 meter, sedangkan tinggi tanaman terendah yaitu pada sampel C7

sebesar 2,05 meter. Pada pengamatan parameter lingkar batang diketahui bahwa

data tertinggi adalah sampel C25 yaitu 64,8 cm sedangkan lingkar batang terendah

terdapat pada sampel C8 yaitu 22,1 cm. Pada parameter ukuran daun yang terlebar

yaitu pada sampel C7 yaitu 17,8 x 8,6 sedangkan ukuran daun terkecil terdapat

pada sampel C1 yaitu 8,4 x 4,1 cm. Pada karakter morfologis tanaman diketahui

Universitas Sumatera Utara

Page 31: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

20

bahwa parameter diameter buah terbesar yaitu pada sampel C18 yaitu 91,2 mm

sedangkan diameter buah terkecil terdapat pada sampel C2 yaitu 39,0 mm. Pada

karakter morfologis tanaman diketahui bahwa parameter berat buah terbesar pada

sampel C28 yaitu 298 gram, sedangkan parameter berat buah terendah yaitu

sampel C23 yaitu 180 gram. Pada parameter tebal kulit buah paling tebal yaitu

pada sampel C1 yaitu 7,8 mm sedangkan parameter tebal kulit buah paling tipis

terdapat pada sampel C12 yaitu 2,2 mm. Pada parameter jumlah juring paling

banyak terdapat pada sampel C4, C11,C16, C18, dan C27 yaitu 13 sedangkan

jumlah juring paling sedikit yaitu sampel C1, C10, C14, C25, C26, C29 yaitu 10.

Pada karakter morfologis tanaman diketahui bahwa parameter jumlah biji paling

banyak terdapat pada sampel C14 yaitu 30 biji, sedangkan jumlah juring paling

sedikit yaitu sampel C2 yaitu 6 biji.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

21

Tabel 3. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun Sampel

Pengamatan Parameter

Tinggi tanaman (m)

LingkarBatang (cm)

Ukuran Daun (cm)

Diameter Buah (mm)

Berat Buah (gram)

Tebal Kulit (mm)

Jumlah Juring

Jumlah Biji

C1 2,68 47,1 8,4 x 4,1 73,1 253 7,8 10 14 C2 3,40 51,9 11,3 x 5,3 39,0 257 3,5 11 6 C3 2,98 42,2 11,4 x 5,5 43,6 229 5,3 11 13 C4 3,15 53,9 8,9 x 3,8 61,5 286 3,4 13 8 C5 3,02 44,3 9,7 x 4,3 67,7 215 4,9 11 12 C6 3,29 43,2 10,7 x 5,2 77,1 274 4,1 12 10 C7 2,05 34,3 17,8 x 8,6 60,8 239 2,4 11 10 C8 2,27 22,1 14,8 x 7,6 53,6 267 3,1 12 9 C9 2,57 42,1 10,8 x 5,1 49,7 224 2,6 11 7 C10 2,84 53,9 9,8 x 6,1 51,4 241 3,1 10 9 C11 3,55 44,3 10,7 x 5,0 42,6 258 2,3 13 7 C12 3,07 43,2 12,1x6,1 45,3 219 2,2 12 9 C13 3,62 63,1 14,8 x 6,6 76,6 198 4,6 12 18 C14 2,87 48,2 15,8 x 6,2 86,2 255 6,1 10 30 C15 3,21 55,1 13,8 x 6,7 79,8 197 5,6 11 19 C16 3,71 55,9 15,9 x 6,4 83,9 235 4,8 13 18 C17 3,44 60,7 14,6 x 7,4 85 240 6,2 12 15 C18 3,55 61,5 13,8 x 6,7 91,2 288 4,9 13 25 C19 3,49 60,2 15,1 x6,2 74,2 187 3,8 12 11 C20 3,80 58,4 13,9 x7,2 81,0 221 5,1 12 11 C21 4,93 66,2 12,8 x5,9 71,7 158 4,3 11 13 C22 2,88 49,7 13,9 x 6,3 78,4 215 4,3 12 20 C23 3,58 59,5 14,4 x 7,1 78,2 180 3,8 11 23 C24 3,35 55,8 15,9 x 7,4 77,3 198 3,6 11 13 C25 5,64 67,8 13,9 x 5,8 83,5 242 5,7 10 10 C26 4,75 51,7 13,1 x 6,4 83,6 295 3,9 10 8 C27 6,15 64,9 13,7 x 8,1 84,7 253 4,1 13 13 C28 4,76 58,5 14,2 x 6,5 87,9 298 6,2 12 16 C29 6,48 65,2 12,8 x 6,6 86,9 288 4,6 10 21 C30 4,76 57,8 11,7 x 5,8 87,2 286 4,6 11 11 Rataan 2,91 43,54 11,4 x 5,6 55,45 246,83 3,73 11,42 9,50 Standar deviasi 0,12 2,43 0,72 x1,61 3,46 6,27 0,45 0,28 0,68

Universitas Sumatera Utara

Page 33: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

22

(a) (b) (b)

(c) (d)

Gambar beberapa karakter morfologis tanaman jeruk yang terdapat di

Kabupaten Karo dan Simalungun dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 1. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 1: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(e) (f)

Universitas Sumatera Utara

Page 34: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

23

Gambar 2. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 2: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Universitas Sumatera Utara

Page 35: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

24

Gambar 3. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 3: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Universitas Sumatera Utara

Page 36: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

25

Gambar 4. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 4: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Universitas Sumatera Utara

Page 37: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

26

Gambar 5. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 5: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Universitas Sumatera Utara

Page 38: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

27

Gambar 6. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 6: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Universitas Sumatera Utara

Page 39: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

28

Gambar 7. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 7: (a) pohon jeruk berbentuk Elipsoid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Universitas Sumatera Utara

Page 40: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

29

(e) (f)

Gambar 8. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 8: (a) pohon jeruk berbentuk Ellipsoid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

Universitas Sumatera Utara

Page 41: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

30

(e)

Gambar 9. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 9: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 42: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

31

(e)

Gambar 10. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 10: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 43: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

32

(e)

Gambar 11. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 11: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 44: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

33

(e)

Gambar 12. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 12: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 45: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

34

(e)

Gambar 13. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 13: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 46: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

35

(e)

Gambar 14. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 14: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 47: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

36

(e)

Gambar 15. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 15: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 48: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

37

(e)

Gambar 16. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 16: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 49: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

38

(e)

Gambar 17. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 17: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 50: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

39

(e)

Gambar 18. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 18: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 51: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

40

(e)

Gambar 19. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 19: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 52: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

41

(e)

Gambar 20. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 20: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 53: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

42

(e)

Gambar 21. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 21: (a) pohon jeruk berbentuk Ellipsoid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 54: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

43

(e)

Gambar 22. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 22: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 55: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

44

(e)

Gambar 23. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 23: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 56: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

45

(e)

Gambar 24. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 24: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 57: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

46

(e)

Gambar 25. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 25: (a) pohon jeruk berbentuk Ellipsoid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 58: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

47

(e)

Gambar 26. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 26: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 59: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

48

(e)

Gambar 27. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 27: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 60: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

49

(e)

Gambar 28. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 28: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 61: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

50

(e)

Gambar 29. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 29: (a) pohon jeruk berbentuk Ellipsoid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 62: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

51

(e)

Gambar 30. Karakter morfologi tanaman jeruk aksesi 30: (a) pohon jeruk berbentuk obloid, (b) batang bertekstur sedang (c) daun berbentuk Eliptic (d) buah berbentuk obloid (e) juring, dan (f) biji

(a) (b)

(c) (d)

(f)

Universitas Sumatera Utara

Page 63: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

52

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jeruk Kabupaten Simalungun

memiliki karakteristik tinggi tanaman 2,87-6,48 m, lingkar batang 48,2-66,2 cm,

tajuk berbentuk obloid, warna batang coklat, bentuk daun Elliptic, panjang daun

11,7-15,9 cm, lebar daun 5,8-7,4 cm, warna daun hijau tua, tepi daun bergerigi,

diameter buah 71,7-91,2 mm, berat buah 158-298 gram, warna kulit buah kuning

kehijauan, tebal kulit buah 3,6-6,2 mm, jumlah juring 10-13, bentuk buah obloid,

jumlah biji antara 8-30 biji per buah, bentuk biji bulat, dan warna biji krem.

Hasil analisis karakter fenotipe yang diukur secara kuantitatif yang

dianalisis dengan perbandingan nilai keragaman dengan standar deviasi disajikan

pada Tabel 4. Untuk mengetahui adanya keragaman dari suatu populasi harus

dilakukan pengukuran berbagai karakter yang spesifik pada populasi dan

selanjutnya dianalisis menurut kaidah statistika.

Tabel 4. Keragaman Kuantitatif Jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun

Karakter

Lokasi Penelitian Kabupaten Karo Kabupaten Simalungun

Rataan ± sd

Kriteria Rataan ± sd

kriteria

Tinggi Tanaman

(m) 2,91±0,12 0,202 Luas 4,17±0,25 1,197 Luas

Lingkaran Batang (cm)

43,54±2,43 77,048 Luas 58,90±1,27 30,795 Luas

Panjang Daun (cm) 11,37±0,72 6,822 Luas 12,63±0,44 1,283 Luas

Lebar Daun (cm) 5,56±1,61 1,957 Luas 6,63±0,14 0,377 Luas Diameter

Buah (mm) 55,45±3,46 157,054 Luas 82,07±1,20 27,304 Luas Berat Buah

(gram) 246,83±6,27 515,242 Luas 235,22±10,03 1918,889 Luas Tebal Kulit Buah (mm) 3,73±0,45 2,629 Luas 4,79±0,20 0,736 Luas

Jumlah Juring 11,42±0,28 0,992 Luas 11,44±0,24 1,085 Luas

Jumlah Biji 9,50±0,68 6,091 Luas 16,39±1,34 34,369 Luas

Universitas Sumatera Utara

Page 64: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

53

Dari hasil analisis keseragaman dengan perbandingan keragaman standar

deviasi, terdapat kriteria variabilitas fenotipe yang disajikan pada tabel 5, yaitu

terdapat variabilitas fenotipik yang luas pada karakter tinggi tanaman, lingkaran

batang, ukuran daun, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah,

berat buah, tebal kulit buah, jumlah juring dan jumlah biji.

Hubungan Kekerabatan

Hubungan Kekerabatan jeruk di dua kabupaten dilihat dari tabel berikut ini

Tabel 5. Hubungan kekerabatan jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun dilihat dari Proximity matrix (dissimilarity matrix) NO Hubungan Kekerabatan Nilai Koefisien 1 C17 C28 1,000 2 C16 C24 1,000 3 C16 C22 1,585 4 C13 C17 2,710 5 C19 C23 3,754 6 C20 C30 4,350 7 C13 C14 4,658 8 C1 C4 4,880 9 C16 C27 6,367 10 C1 C6 7,711 11 C13 C18 7,993 12 C13 C16 8,624 13 C2 C10 8,630 14 C5 C9 10,284 15 C20 C26 10,683 16 C2 C3 10,779 17 C11 C12 10,878 18 C15 C19 11,693 19 C1 C2 12,149 20 C15 C21 12,540 21 C25 C29 12,973 22 C13 C20 13,590 23 C13 C15 18,793 24 C1 C11 22,169 25 C13 C25 22,827 26 C7 C8 23,363 27 C1 C13 28,266 28 C1 C5 40,447 29 C1 C7 41,375 30 C9 C25 63,080

Universitas Sumatera Utara

Page 65: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

54

Berdasarkan karakter morfologis jeruk di dua kabupaten diperoleh nilai

hubungan kekerabatan dapat dilihat pada tabel 5, berdasarkan nilai jarak koefisien

diperoleh kesimpulan bahwa semakin kecil nilai koefisien antara variabel satu

dengan variabel lainnya maka semakin mirip hubungan kekerabatan pada kedua

variabel tersebut. Sehingga diketahui bahwa tingkat kemiripan (kesamaan)

tertinggi yang memiliki hubungan kekerabatan yaitu pada sampel C17 dan C28

serta C16 dan C24 sebesar 1,000 sedangkan tingkat kemiripan (kesamaan)

terendah yang memiliki hubungan kekerabatan yaitu pada sampel C9 dan C25

yaitu sebesar 63,080.

Dari hasil penelitian jeruk di tiga desa di Kabupaten Simalungun diperoleh

dendogram hubungan kekerabatan jeruk di tiga desa pada masing-masing sampel

dapat dilihat pada gambar berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 66: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

55

Hubungan Kekerabatan Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun

Berdasarkan hasil dendogram hubungan kekerabatan jeruk yang dilakukan

di tiga desa di Kabupaten Karo dan Simalungun(lihat gambar 31) menunjukkan

bahwa jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun terbagi dalam 3 cluster utama

dimana cluster 1 terdiri dari 26 sampel yaitu C17 , C28, C13, C14, C18, C16,

C24, C22, C27, C20, C30, C26, C19, C23, C15, C21, C25, C29, C11, C12, C1,

C4, C6, C2, C10, dan C3; cluster 2 terdiri dari 2 sampel yaitu C5 dan C9; dan

Gambar 31. Dendogram Hubungan Kekerabatan Jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun

I

II

III

IA

IB

IAa

IAb

IBa

IBb

Universitas Sumatera Utara

Page 67: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

56

cluster 3 terdiri dari 2 sampel yaitu C7 dan C8. Cluster 1 memisah dengan cluster

2 karena adanya perbedaan karakter morfologis tepi daun yang mencolok

dibanding karakter morfologis tepi daun sampel pada cluster 1 dan memisah

dengan cluster 3 karena adanya perbedaan karakter morfologis bentuk tanaman

dibanding karakter morfologis bentuk tanaman sampel pada cluster 1. Cluster 2

memisah dengan cluster 3 karena adanya perbedaan karakter morfologis tepi daun

yang mencolok dibanding karakter morfologis tepi daun sampel pada cluster 3.

Karakter-karakter tersebut yang membedakan secara nyata antara jeruk yang

terdapat pada masing-masing kabupaten, sehingga kedua kabupaten ini dapat

dibedakan kedalam taksa yang berbeda.

Pada cluster 1 membentuk 2 sub cluster besar yaitu cluster 1a yang terdiri

dari 18 sampel yaitu C17, C28, C13, C14, C18, C16, C24. C22, C27, C20, C30,

C26, C19, C23, C15, C21, C25, C29 sedangkan cluster 1b terdiri dari 8 sampel

yaitu C11, C12, C1, C4, C6, C2, C10, C3. Ini disebabkan karena adanya

perbedaan yang jelas pada karakter seperti lingkar batang, ukuran daun, diameter

batang, tebal kulit buah, jumlah biji, warna kulit buah, dan rasa buah sehingga

dapat menyebabkan keragaman antar tanaman dalam satu daerah yang berbeda.

Pada cluster 1a membentuk 2 sub cluster besar yaitu cluster 1aa yang

terdiri dari 16 sampel yaitu C17, C28, C13, C14, C18, C16, C24, C22, C27, C20,

C30, C26, C19, C23, C15, dan C21. Pada cluster ini terdapat sampel (C17 dan

C28); (C16 dan C24) yang memiliki nilai koefisien jarak terendah atau dengan

kata lain memiliki banyak persamaan karakter diantara keduanya, persamaan

tersebut antara lain bentuk buah, ukuran daun, warna kulit buah, jumlah juring,

bentuk tanaman, dan rasa buah. Sedangkan cluster 1ab terdiri dari 2 sampel yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 68: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

57

C25 dan C29. Pada cluster 1b membentuk 2 sub cluster yaitu kelombok 1ba yang

terdiri dari 2 sampel yaitu C11 dan C12, sedangkan cluster 1bb terdiri dari 8

sampel yaitu C1, C4, C6, C2, C10, dan C3.

Hubungan kekerabatan 30 sampel tanaman jeruk di Kabupaten Karo dan

Simalungun dari 15 karakter morfologi berbeda yang diamati dan diukur

menunjukkan bahwa dari analisis dendogram tersebut dari 30 sampel tanaman

jeruk tidak membentuk satu cluster berdasarkan daerah yang diteliti, tetapi

berdasarkan atas perbedaan karakter morfologis tanaman jeruk. Perbedaan

karakter morfologis tanaman jeruk dapat diakibatkan karena asal-usul bibit

tanaman jeruk tersebut belum diketahui pasti darimana asalnya. Dari data

kuisioner atau wawancara langsung dengan para petani jeruk di Kabupaten Karo

dan Simalungun diketahui bahwa sumber bibit tanaman jeruk di Kabupaten Karo

berasal dari hasil okulasi tanaman jeruk di sekitar daerah yang juga

membudidayakan jeruk , sedangkan sumber bibit dari Kabupaten Simalungun

berasal dari hasil okulasi petani yang membudidayakan jeruk di Kabupaten Karo

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan jenis jeruk yang

diidentifikasi merupakan daerah sentra produksi untuk pertanaman tanaman jeruk

di Kabupaten Karo dan Simalungun. Dari karakteristik morfologis jenis-jenis

jeruk di tiga desa tersebut dapat dilakukan pengamatan secara visual. Pada

masing-masing pengamatan di setiap desa untuk parameter warna batang, warna

daun, tepi daun, warna kulit buah, bentuk buah, permukaan biji dan warna biji

terdapat persamaan karakteristik morfologi.

Universitas Sumatera Utara

Page 69: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

58

Pada pengamatan parameter tinggi tanaman jeruk di Kabupaten Karo

berkisar 2,27-3,55 m dengan lingkar batang 22,1-53,9 cm sedangkan tinggi

tanaman di Kabupaten Simalungun berkisar 2,87-6,48 m dengan lingkar batang

berkisar 48,2-66,2 cm. Percabangan pada tanaman jeruk di kedua kabupaten ini

memiliki percabangan yang banyak. Hal ini sesuai dengan penelitian Sinaga

(2015) yang menyatakan bahwa Tanaman jeruk ini berbatang rendah dan

memiliki percabangan yang banyak dimana percabangan tanaman jeruk relative

kecil dan menyebar ke segala arah dengan tidak beraturan tetapi cenderung

menghadap ke atas namun mempunyai jumlah cabang-cabang yang cukup

banyak.

Ukuran daun tanaman jeruk di Kabupaten Karo memiliki panjang daun

berkisar 8,4-17,8 cm dan lebar daun berkisar 3,8-8,6 cm, Kabupaten Simalungun

memiliki panjang daun berkisar 11,7-15,9 cm dan lebar daun berkisar 5,8-8,1 cm.

Hasil identifikasi jenis jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun menunjukkan

bahwa pada karakter bentuk daun, warna daun dan tepi daun memiliki persamaan

karakter yaitu tepi daun berbentuk Eliptic, berwarna hijau kekuningan dan bentuk

daun berbentuk obloid. Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat variabilitas

fenotipik yang luas untuk karakter panjang dan lebar daun sedangkan karakter

keragaan daun tidak memperlihatkan variablitas yang luas (Tabel 5). Hal ini

sesuai literatur Ginting (2012) yang menyatakan bahwa ukuran daun dari tiap

jenis jeruk dapat dibedakan dan berbentuk oval dengan tepi bergerigi serta

berukuran sekitar 3,9-7,5 cm.

Dari hasil penelitian jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun diketahui

bahwa warna kulit buah hijau kekuningan, bentuk buah obloid, jumlah juring

Universitas Sumatera Utara

Page 70: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

59

sekitar 10-13 juring dan tebal kulit buah sekitar 2,2-7,8 mm, jumlah biji berkisar

6-30 . Menurut Deptan (2015) jeruk siam memiliki buah berbentuk bulat dengan

permukaan agak halus dan Ujung buah bundar dan berpusar, kulit buah jeruk

berwarna kuning mengkilat dan ketebalan kulit sekitar 3,9 mm

Hasil analisis keseragaman dengan perbandingan keragaman standar

deviasi menunjukkan bahwa terdapat variabilitas fenotipik yang luas pada

karakter tinggi tanaman, lingkaran batang, ukuran daun, diameter buah, berat

buah, tebal kulit buah dan jumlah juring (Tabel 5.). Hal ini ditunjukkan dengan

nilai varians fenotipnya yang lebih besar dari dua kali nilai standar deviasi varians

fenotipnya. Variabilitas luas memiliki keragaman yang tinggi atau dengan kata

lain tanaman dalam populasi tersebut tidak seragam. Hal ini diakibatkan karena

sumber bibit yang digunakan petani belum berasal dari bibit yang bersertifikasi.

Hal ini sesuai dengan wawancara langsung dari petani dari tiap kabupaten dimana

para petani membudidayakan tanaman jeruk dari hasil okulasi tanaman jeruk

yang berada di sekitar daerahnya.

Dari hubungan kekerabatan jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun

dilihat dari dissimilarity matrix (Tabel 6) terdapat sampel C17 dan C28 serta C16

dan C24 yang memiliki nilai koefisien jarak terendah yaitu 1,000 dengan nilai

similaritas sebesar 99,000 atau dengan kata lain memiliki banyak persamaan

karakter diantara keduanya, persamaan tersebut antara lain bentuk tanaman, warna

batang, bentuk daun, warna daun, tepi daun, warna kulit buah, bentuk buah, berat

buah, rasa buah, dan jumlah biji, sedangkan sampel C9 dan C25 memiliki niai

koefisien jarak tertimggi yaitu 63,080 dengan nilai similaritas sebesar 36,020 atau

dengan kata lain memiliki sedikit persamaan karakter. Berdasarkan hubungan

Universitas Sumatera Utara

Page 71: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

60

kekerabatan jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun cluster 1 memisahkan diri

dengan cluster 2 dan cluster 3 karena memiliki banyak perbedaan karakter

morfologi seperti bentuk tanaman, ukuran daun, dan tepi daun . Hal ini sesuai

dengan literatur Sinaga (2016) yang menyatakan bahwa semakin banyak

perbedaan karakter yang dimiliki maka semakin kecil nilai similaritasnya berarti

semakin jauh hubungan kekerabatannya dari cluster yang diperbandingkan dan

semakin banyak persamaan karakter yang dimiliki maka semakin besar nilai

similaritasnya berarti semakin dekat hubungan kekerabatannya diantara cluster

yang diperbandingkan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di dua kabupaten diketahui

bahwa karakteristik morfologi pada setiap sampel di kedua kabupaten sesuai

dengan karakteristik morfologi tanaman jeruk siam madu karena memiliki

beberapa karakteristik yang sesuai seperti kulit buah tebal,kulit agak rekat tapi

masih bisa dikupas, permukaan kulit beragam halus hingga kasar, warna kuning

gelap hingga oranye waktu matang, juring 12 hingga 14 dan mudah dipisahkan.

Hal ini sesuai literatur Martasari (2017) yang menyatakan bahwa jeruk siam

mandarin memiliki ukuran buah besar, bentuk bulat dengan bagian bawah datar,

kulit buah tebal, kulit agak rekat tapi masih bisa dikupas, permukaan kulit

beragam halus hingga kasar, warna kuning gelap hingga oranye waktu matang,

juring 12 hingga 14 dan mudah dipisahkan. Beberapa varietas komersial yang

termasuk dalam kelompok ini adalah jeruk Encore, Honey, Kinnow, Wilking dan

Kara.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

61

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Hasil dari identifikasi karakter morfologis jeruk di Kabupaten Karo dan

Simalungun pada 30 sampel jeruk memiliki persamaan karakter

morfologis pada karakter kualitatif antara lain warna batang, bentuk daun,

warna daun, tepi daun, warna kulit buah, bentuk buah dan warna biji.

2. Hasil dari identifikasi karakter morfologis jeruk menunjukkan bahwa

tanaman jeruk di Kabupaten Karo dan Simalungun memiliki variabilitas

fenotipik yang luas untuk karakter kuantitatif antara lain tinggi tanaman,

lingkaran batang, ukuran daun, diameter buah, berat buah, tebal kulit buah

dan jumlah juring.

3. Hasil analisis keseragaman dengan perbandingan keragaman standar

deviasi memiliki variabilitas fenotipik yang tinggi yang menunjukkan

tanaman dalam populasi tidak seragam.

4. Dari hasil dendogram terbentuk ke dalam tiga cluster utama yaitu cluster 1

terdiri dari 26 sampel, cluster 2 terdiri dari 2 sampel, dan cluster 3 terdiri

dari 2 sampel. Cluster 1 membentuk dua sub cluster besar yaitu: cluster 1a

terdiri dari 18 sampel dan cluster 1b terdiri dari 8 sampel.

SARAN

Diperkirakan masih ada beberapa daerah yang masih memiliki tanaman

jeruk siam di kedua kabupaten dan kabupaten lain seperti Dairi sehingga perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh data keragaman morfologi

lainnya

Universitas Sumatera Utara

Page 73: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

62

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, E., N., 2012. Penggunaan Penanda Molekuler Untuk Mempercepat danMempermudah Perbaikan Kualitas Tanaman Teh (Camellia

sinensis(L.) O. Kuntze). Makalah Seminar. Program Studi Pemuliaan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Bukhori, M. 2014. Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan di Indonesia. Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur. Surabaya.

Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.Jakarta.

Departemen Pertanian. 2012. Peraturan Menteri Pertanian No 50 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2015. Jeruk Siam. Departemen Pertanian. Jakarta.

Endarto, O dan Endri, M. 2016. Pedoman Budidaya Jeruk Sehat. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Sulawesi.

Ginting, H. 2003. Pengaruh Komposisi Media Pembibitan dan Interval Penyiraman terhadap Pertumbuhan Bibit Okulasi Jeruk Siam (Citrus

nobilis). Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Hardiyanto, C. Martasari, dan D. Agisimanto. 2007. Kekerabatan Genetik Beberapa Spesies Jeruk Berdasarkan Taksonometri. Jurnal Hortikultura 17(3):203-216

Joesoef, M. 1993. Penuntun Berkebun Jeruk. Bhratara. Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Penyusunan Deskripsi Varietas Hortikultura. Direktorat Perbenihan Hortikultura dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Kementerian Pertanian. 2015. Rencana Stategis Kementerian Pertanian 2015-2019. Jakarta.

Mansyah, E., Baihaki, A., Setiamiharja, R., Darsa, J. S., Sobir, dan Poerwanto, R., 2003. Variabilitas Fenotipik Manggis pada Beberapa Sentra Produksi di Pulau Jawa. Jurnal Hortikultura. 13(3):147-156.

Marisi. 2009. Pengaruh Komposisi Udara Ruang Penyimpanan Terhadap Mutu

Jeruk Siam Berastagi (Citrus nobilis LOUR var Microcarpa) Selama Penyimpanan Suhu Ruang. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

63

Martasasari,C.2017.Pengenalan Dan Identifikasi Spesies Jeruk. Balai Penelitian Tanaman Jeruk Dan Buah Subtropika.Badan Litbang Pertanian

Nurasa, T dan Deri, H. 2005. Analisis Usaha Tani dan Keragaan Marjin

Pemasaran Jeruk di Kabupaten Karo. Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan Pertanian. Bogor.

Panjaitan, B. 2000. Pengaruh Konsentrasi Hidrasil dan TNF Terhadap Pertumbuhan Bibit Okulasi Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis L). Fakultas Pertanaian. Universitas Sumatera Utara.

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura. 2004. Kentang. Direktorat Perbenihan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.

Prihatman, K. 2000. Jeruk (Citrus sp) Kantor Depoti Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.

Sarwono, B. 1994. Jeruk dan Kerabatnya. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sinaga, C.R. 2015. Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis L.) di Beberapa Desa Simalungun. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Setiawan dan Trisnawati. 1993. Cara Pembudidayaan, Pengelolaan dan Pemasaran Tembakau. Penebar Swadaya. Jakarta.

Steel R.G.D dan J.H Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika, Terjemahan Bambang Sumantri. PT Gramedia, Jakarta.

Tobing, D.M.A.L. 2013. Identifikasi Karakter Morfologi dalam Penyusunan Deskripsi Jeruk Siam (Citrus nobilis L.) di Beberapa Daerah Kabupaten Karo. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Zikria, R. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Hortikultura. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Universitas Sumatera Utara

Page 75: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

64

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Karo

Universitas Sumatera Utara

Page 76: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

65

Lampiran 2. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

Universitas Sumatera Utara

Page 77: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

66

Lampiran 3. Lokasi Penelitian dan Titik Koordinat Kabupaten Karo

Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

Universitas Sumatera Utara

Page 78: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

67

Lampiran 4. Lokasi Penelitian dan Titik Koordinat Kabupaten Simalungun

Kecamatan Pematang Silimakuta Kabupaten Simalungun

Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

Universitas Sumatera Utara

Page 79: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

68

Universitas Sumatera Utara

Page 80: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

69

Universitas Sumatera Utara

Page 81: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

70

Universitas Sumatera Utara

Page 82: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

71

Universitas Sumatera Utara

Page 83: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

72

Universitas Sumatera Utara

Page 84: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

73

Lampiran 6. Analisis Data Umum Kuisioner Petani di Kabupaten Karo KUISIONER

I. Lokasi a. Kecamatan : Berastagi b. Desa : Gajah

II. Identitas Responden a. Nama : Niwatana Karo-karo b. Umur : 46 tahun c. Jenis Kelamin : Laki-laki d. Pekerjaan : Petani e. Pendidikan Terakhir : SMA f. Kegiatan lain diluar usaha tani : pemilik toko pupuk dan alat-alat pertanian g. Luas Lahan : 15 Rante h. Ketinggian Tempat : ± 1403 mdpl i. Umur Tanaman : 9 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang Bapak usahakan sekarang? 15 Rante dengan jumlah populasi 240 tanaman

2. Sudah berapa lama Bapak menekuni usahatani Jeruk? Sejak turun-temurun dari orangtua

3. Berapa rata-rata pendapatan Bapak dari usahatani Jeruk? Rp5.000.000/bulan

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk bapak ? Dari hasil okulasi tanaman jeruk sebelum tanaman sekarang

5. Jenis varietas yang Bapak tanam? Jeruk Madu

6. Sudah berapa lama varietas tersebut Bapak tanam? Dari awal usaha tani jeruk

7. Hasil Panen Jeruk? Dijemput langsung oleh tengkulak 8. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan? Panen besar dilakukan tiga kali setahun dan panen kecil dilakukan tergantung banyaknya buah yang telah siap dipanen 9. Pupuk yang biasa digunakan ? Pupuk NPK,TSP, dan SP36 I. Lokasi a. Kecamatan : Simpang Empat b. Desa : Ndokum Siroga

Universitas Sumatera Utara

Page 85: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

74

II. Identitas Responden a. Nama : Pengendesen Ginting b. Umur : 65 tahun c. Jenis Kelamin : Laki-laki d. Pekerjaan : Petani e. Pendidikan Terakhir : SD f. Kegiatan lain diluar usaha tani : tidak ada g. Luas Lahan : 7000m2 h. Ketinggian Tempat : ± 1340 mdpl i. Umur Tanaman : 10 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang Bapak usahakan sekarang? 7000m2dengan jumlah populasi 270 tanaman

2. Sudah berapa lama Bapak menekuni usahatani Jeruk? Sudah 10 tahun

3. Berapa rata-rata pendapatan Bapak/Ibu dari usahatani Jeruk? Rp15.000.000 sekali panen besar

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk bapak ? Dari hasil okulasi daerah pekanbaru

5. Jenis varietas yang Bapak tanam? Jeruk Madu

6. Sudah berapa lama varietas tersebut Bapak tanam? Dari awal usaha tani jeruk

7. Hasil Panen Jeruk? Dijemput langsung oleh tengkulak 8. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan? Panen besar dilakukan tiga kali setahun dan panen kecil dilakukan tergantung banyaknya buah yang telah siap dipanen 9. Pupuk yang biasa digunakan ? Biasa menggunakan pupuk kandang sapi atau ayam tergantung ketersediaan ditambah dengan pupuk kimia seperti NPK dan TSP

Universitas Sumatera Utara

Page 86: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

75

Lampiran 7. Analisis Data Umum Kuisioner Petani di Kabupaten Simalungun

KUISIONER I. Lokasi a. Kecamatan : Pematang Silimakuta b. Desa : Suka

II. Identitas Responden a. Nama : G. Marbun b. Umur : 43 tahun c. Jenis Kelamin : Laki-laki d. Pekerjaan : Pengusaha e. Pendidikan Terakhir : SMA f. Kegiatan lain diluar usaha tani : pengusaha buah-buahan dan grosir g. Luas Lahan : 7500m2

h. Ketinggian Tempat : ± 1372 mdpl i. Umur Tanaman : 10 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang Bapak usahakan sekarang? 7500m2dengan jumlah populasi 265 tanaman

2. Sudah berapa lama Bapak menekuni usahatani Jeruk? 10 tahun

3. Berapa rata-rata pendapatan Bapak dari usahatani Jeruk? 10-15 juta sekali panen besar

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk bapak ? Dari hasil okulasi

5. Jenis varietas yang Bapak tanam? Jeruk Madu

6. Sudah berapa lama varietas tersebut Bapak tanam? Dari awal usaha tani jeruk

7. Hasil Panen Jeruk? Dijual sendiri di pasar 8. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan? Panen besar dilakukan dua sampai tiga kali setahun dan panen kecil tergantung kebutuhan pasar 9. Pupuk yang biasa digunakan ? Pupuk NPK, SP36, dan pupuk kimia lainnya I. Lokasi a. Kecamatan : Silimakuta b. Desa : Pailahan

II. Identitas Responden a. Nama : Ibu Sipayung b. Umur : 40 tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 87: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

76

c. Jenis Kelamin : Perempuan d. Pekerjaan : Pengusaha e. Pendidikan Terakhir : SMA f. Kegiatan lain diluar usaha tani : Pemilik toko pupuk dan saprotan g. Luas Lahan : 2 Hektare

h. Ketinggian Tempat : ± 1407 mdpl i. Umur Tanaman : 11 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang Ibu usahakan sekarang? 2 hektare dengan jumlah populasi 700 tanaman

2. Sudah berapa lama Ibu menekuni usahatani Jeruk? 11 tahun

3. Berapa rata-rata pendapatan Ibu dari usahatani Jeruk? 20 juta sekali panen besar

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk Ibu ? Dari hasil okulasi tanah karo

5. Jenis varietas yang Ibu tanam? Jeruk Madu

6. Sudah berapa lama varietas tersebut Ibu tanam? Dari awal usaha tani jeruk

7. Hasil Panen Jeruk? Dijual ke luar kota seperti Batam dan Pekanbaru 8. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan? Proses panen dilakukan kalau ada permintaan dari luar kota 9. Pupuk yang biasa digunakan ? Pupuk impor dan pupuk lokal seperti NPK,SP36 I. Lokasi a. Kecamatan : Purba b. Desa : Marubung

II. Identitas Responden a. Nama : J. Purba b. Umur : 34 tahun c. Jenis Kelamin : Laki-laki d. Pekerjaan : Petani e. Pendidikan Terakhir : SMP f. Kegiatan lain diluar usaha tani : tidak ada g. Luas Lahan : 3 Hektare

h. Ketinggian Tempat : ± 1301 mdpl i. Umur Tanaman : 11 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang bapak usahakan sekarang? 3 hektare dengna jumlah populasi 1200 tanaman baik yang sudah produktif dan belum

Universitas Sumatera Utara

Page 88: IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN HUBUNGAN …

77

2. Sudah berapa lama bapak menekuni usahatani Jeruk? 11 tahun

3. Berapa rata-rata pendapatan bapak dari usahatani Jeruk? 25-30 juta sekali panen besar

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk bapak ? Dari hasil okulasi daerah karo

5. Jenis varietas yang bapak tanam? Jeruk Madu

6. Sudah berapa lama varietas tersebut bapak tanam? Dari awal usaha tani jeruk

7. Hasil Panen Jeruk? Dijual ke luar kota seperti Batam dan Pekanbaru 8. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan? Proses panen dilakukan kalau ada permintaan dari luar kota 9. Pupuk yang biasa digunakan ? Pupuk impor dan pupuk lokal seperti NPK,SP36

Universitas Sumatera Utara