Upload
others
View
42
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Oleh
MARDIANA
NIM A1D117252
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
FEBRUARI 2021
i
IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
MARDIANA
NIM A1D117252
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
FEBRUARI, 2021
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai
(dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)” (QS 94: 6-7)
“Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga
ia pulang.” (HR.Tirmidzi)
Kupersembahkan skripsi ini untuk semua keluargaku tercinta. Terimakasih karena
selalu menjaga saya dalam doa-doa bapak dan ibu serta selalu membiarkan saya
mengejar impian saya apa pun itu. Bapak dan ibu telah melalui banyak perjuangan
dan rasa sakit. Saya ingin melakukan yang terbaik untuk setiap kepercayaan yang
diberikan. Dan saya akan tumbuh, untuk menjadi yang terbaik yang saya bisa.
Pencapaian ini adalah persembahan istimewa saya untuk bapak dan ibu, serta
adik-adikku.
vi
ABSTRAK
Mardiana. 2021. Hambatan-Hambatan Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar: Skripsi,
Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan Dasar, FKIP Universitas Jambi,
Pembimbing: (1) Ahmad Hariandi, S.Pd.I.,M.Ag., (II) Suci Hayati,
S.Pd.,M.Pd.
Kata kunci : hambatan, pembelajaran, daring
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hambatan yang dialami oleh guru
dalam pelaksanaan pembelajaran daring dan solusi mengatasi hambatan-hambatan
yang dialami.
Penelitian ini dilakukan di SDN 47/IV Kota Jambi pada Tahun Ajaran 2020/2021.
Dengan jenis penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek
penelitian ini adalah guru kelas V.B dan kepala sekolah SDN 47/IV Kota Jambi.
Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi data
dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang dialami guru dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yaitu meliputi: (1) kendala pemilihan
media pembelajaran, (2) kendala pemahaman siswa, (3) kendala ketersediaan
handphone pada siswa, (4) kendala kuota dan jaringan, (5) kendala pada
penilaian belajar siswa, dan (6) kendala pada pengawasan. Adapun solusi untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang dialami yaitu antara lain: (1) Guru
menggunakan video tutorial mengenai materi percobaan, (2) Guru melakukan
bimbingan perbaikan melalui pengulangan materi yang belum dipahami oleh
peserta didik, (3) Membuat jadwal pembelajaran menjadi 2 shift yaitu pada pagi
dan sore hari dengan pembelajaran yang sama, (4) Memanfaatkan bantuan kuota
gratis dengan sebaik mungkin, (5) Guru memfokuskan peserta didik yang sangat
jarang mengumpulkan tugas dan praktek, kemudian menghubungi orang tua siswa
untuk menanyakan permasalahannya melalui video call antara guru dengan orang
tua. (6) Guru melakukan pemantauan pendampingan dengan berkoordinasi
bersama orang tua siswa melalui video call dan mendokumentasikan kegiatan
siswa saat belajar di rumah untuk memastikan bahwa siswa benar-benar belajar
dari rumah.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini bahwa guru kelas V.B SDN 47/IV
Kota Jambi telah melaksanakan pembelajaran daring dengan melakukan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Adapun hambatan-
hambatan yang dialami dapat menjadi tantangan bagi guru agar lebih
meningkatkan lagi pelaksanaan pembelajaran daring serta pembelajaran yang
kurang efektif perlu diperbaiki untuk pembelajaran selanjutnya.
vii
PRAKATA
Bismillahirrohmanirrohim, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi penelitian dengan judul “Hambatan-Hambatan Guru dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah
Dasar”. Laporan skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Jambi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud berkat dukungan,
bimbingan, dan bantuan serta doa dari berbagai pihak. Dengan ini, peneliti sangat
berterima kasih terutama kepada kedua orang tua tercinta yaitu kepada Bapak
Marhak dan Ibu Hartini yang telah memberi dukungan, serta pengorbanan baik
secara moril maupun materil, untuk keempak adik-adik penulis yakni Hanifa,
Desta Maharani,Ririn Marini Putri, dan Martin Alsubhi yang telah memberikan
dukungan selama perkuliahan dan penelitian. Selain itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Asrial, M.Si., selaku Dekan FKIP
Universitas Jambi, Bapak Drs. Syarial, M.Ed., Ph.D., selaku Wakil Dekan 1,
Bapak Dr. Yantoro, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Dasar, Bapak Drs. Faizal Chan,S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan sebagai pembimbing akademik.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad
Hariandi,S.Pd.I., M.Ag., selaku pembimbing skripsi (1) yang telah memberikan
waktu, tenaga, maupun buah pikiran dalam mengarahkan dan memberikan
bimbingan berupa saran-saran kepada penulis untuk membantu penyelesaian
skripsi ini. Kemudian, Ibu Suci Hayati, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing skripsi
(II) yang telah meluangkan waktu dan tenaga serta buah pikiran dalam
memberikan bimbingan kepada penulis dengan baik demi hasil yang maksimal.
Kepada sahabat-sahabat karibku, Ayu Safitri, Yola, Febi Ariska, dan Via
Aprianti yang telah memberikan dukungan. Serta untuk teman seperjuangan yaitu
Lusiana Imenda, Diana Kurni Kova, Binti Maesaroh, Munarsiah, Eva Rosiana
Dewi, serta teman-teman R007 Angkatan 2017. Terima kasih untuk
perjuangannya selama masa kuliah dan penelitian.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal
kepada berbagai pihak yang ikut serta dalam memberikan bantuan, dorongan, dan
pengorbanan demi terselesainya skripsi ini. Aamiin Yarobbal’Alamin.
Jambi, Februari 2021
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
SUAT PERNYATAAN .................................................................................. iv
MOTO ............................................................................................................. v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
PRAKATA ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORETIK ....................................................................... 7
2.1 Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan .................................... 7
2.1.1 Pembelajaran Daring (online) ................................................... 7
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Daring .................................. 7
2.1.1.2 Ciri-Ciri Pembelajaran Daring ..................................... 8
2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran Daring ........................................ 10
2.1.1.4 Prinsip Pembelajaran Daring ........................................ 10
2.1.1.5 Metode dan Media Pembelajaran Daring ..................... 11
2.1.1.6 Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Daring................ 12
2.1.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring ....... 13
2.1.2 Hambatan Guru dalam Pembelajaran Daring ........................... 15
2.1.2.1 Definisi Hambatan ........................................................ 15
2.1.2.2 Hambatan Guru dalam Pembelajaran Daring ............... 16
2.1.3 Tugas Guru dalam Pembelajaran .............................................. 17
2.1.4 Pengelolaan Pembelajaran ........................................................ 19
2.1.4.1 Perencanaan Pembelajaran ........................................... 20
2.1.4.2 Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ 22
2.1.4.3 Evaluasi Pembelajaran.................................................. 24
2.1.5 Pandemi Covid-19 ..................................................................... 25
2.1.5.1 Pengertian Covid-19 ..................................................... 25
2.1.5.2 Penyebaran Covid-19 .................................................... 26
2.1.5.3 Pencegahan Covid-19 ................................................... 26
2.1.6 Penelitian Relevan .................................................................... 27
2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 31
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................... 31
ix
3.3 Data dan Sumber Data ...................................................................... 31
3.4 Teknik Sampling (Cuplikan) ............................................................ 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 32
3.5.1 Observasi................................................................................... 33
3.5.2 Wawancara ................................................................................ 34
3.5.3 Dokumentasi ............................................................................. 34
3.6 Uji Validitas Data ............................................................................. 34
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................ 35
3.8 Prosedur Penelitian ........................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 38
4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................................... 38
4.1.1 Visi dan Misi Sekolah ............................................................ 38
4.1.2 Data Siswa .............................................................................. 38
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian ................................................................. 40
4.2.1 Hambatan Guru dalam Perencanaan Pembelajaran Daring ... 40
4.2.2 Hambatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Daring .... 44
4.2.3 Hambatan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran Daring .......... 51
4.2.4 Solusi Guru dalam Mengatasi Hambatan ............................... 53
4.3 Pembahasan ........................................................................................... 55
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 63
1.1 Simpulan .......................................................................................... 63
1.2 Implikasi .......................................................................................... 63
1.3 Saran ................................................................................................ 63
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 65
LAMPIRAN .................................................................................................... 68
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-Kisi Pedoman Observasi .................................................................... 33
3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ................................................................. 34
4.1 Daftar Siswa Kelas V.B ............................................................................. 39
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gambar Kerangka Berpikir ........................................................................ 30
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Wawancara Kepala Sekolah ............................................................ 69
2. Hasil Wawancara Guru Kelas VB ............................................................ 71
3. Hasil Observasi Pembelajaran Daring ...................................................... 76
4. Dokumentasi RPP ..................................................................................... 79
5. Kegiatan Pembelajaran Daring Melalui Zoomeeting ................................ 80
6. Kegiatan Pembelajaran Daring Melalui Whatsapp ................................... 81
7. Kegiatan Penilaian Pembelajaran Daring Melalui Google Clasroom ...... 82
8. Pendokumentasi ........................................................................................ 83
9. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .............................................. 85
10. Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi .................................................. 86
11. Cek Plagiat ................................................................................................ 87
12. Riwayat Hidup Penulis ............................................................................. 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui sekarang, dunia sedang diresahkan oleh salah satu
penyakit yang dikenal dengan Covid-19.Covid-19 merupakan penyakit menular
yang diakibatkan oleh virus corona. Menurut WHO, virus corona adalah suatu
kumpulan virus yang menyerang manusia dan hewan. Akibat adanya Covid-19 ini
juga ikut berdampak pada kehidupan manusia, seperti perekonomian, kesehatan,
maupun pendidikan.
Pada dunia pendidikan segala upaya telah dilakukan pemerintah dalam
pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu
pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, bersama
mengeluarkan Surat Edaran No.4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)
menjelaskan bahwa:
(1) belajar dari rumah selama darurat penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19) dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protocol
penanganan Covid-19; dan 2) belajar dari rumah melalui pembelajaran
jarak jauh daring dan/atau luring dilaksanakan sesuai dengan pedoman
penyelenggaraan belajar dari rumah.
Keputusan pemerintah yang memindahkan proses pembelajaran dari
sekolah menjadi di rumah memberi dampak secara langsung pada lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan menjalankan edaran pemerintah untuk
mengalihkan proses pembelajaran yang biasanya tatap muka menjadi
pembelajaran jarak jauh atau daring (online).
2
Pembelajaran secara daring (online) merupakan cara baru dalam proses
pembelajaran yang memindahkan pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran
dalam jaringan yang menggunakan alat elektronik seperti handphone, laptop,
maupun internet dalam penyampaian materi pelajaran. Menurut Sadikin (2020:
215-216) mengatakan bahawa “ Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang
didalamnya menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas,
fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi
pembelajaran”. Bagi guru sekolah dasar yang terbiasa melakukan pembelajaran
secara tatap muka, dengan melihat kondisi saat ini menuntut guru untuk siap
dalam melaksanakan pembelajaran daring.
Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akibat penyebaran
Covid-19 ini membuat semua orang siap untuk menggunakan teknologi. Dengan
teknologi inilah menjadi jalan interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran
tanpa harus tatap muka. Pada kegiatan yang biasa dilakukan sebelum adanya
pandemic Covid-19 secara tatap muka, media pembelajaran yang digunakan dapat
berupa orang, benda-benda sekitar, lingkungan, dan segala sesuatu yang dapat
digunakan guru sebagai perantara penyampaian materi pelajaran. Hal tersebut
akan menjadi berbeda ketika pembelajaran dilaksanakan secara daring
(online).Segala media atau alat yang biasa digunakan guru secara nyata, berubah
menjadi media visual karena keterbatasan jarak.
Menurut Handarini & Wulandari (2020: 498) menyebutkan bahwa ada
beberapa platform atau aplikasi belajar yang dapat digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar meliputi whatsapp, zoom, web blog, edmodo,dan aplikasi belajar
lain yang mendukung. Sejalan dengan pendapat tersebut, pembelajaran daring
3
dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa jenis sumber belajar seperti
dokumen, gambar, video, maupun audio dalam pembelajaran.Sumber belajar
tersebut yang dapat digunakan oleh siswa dalam pembelajaran dengan hanya
melihat atau membacanya, karena sumber belajar ini yang menjadi modal utama
dalam mengembangkan pembelajaran daring.
Berdasarkan observasi di SD Negeri 47/IV Kota Jambi bahwasanya sekolah
tersebut telah melaksanakan pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19.
Peneliti melakukan observasi dengan ikut serta dalam proses pembelajaran daring
yang sedang dilaksanakan oleh guru kelas bersama siswa menggunakan aplikasi
belajar zoomeeting. Dari pengamatan yang dilakukan, guru maupun siswa terlihat
antusias mengikuti pembelajaran daring. Sebelum melaksanakan pembelajaran,
guru mempersiapkan beberapa hal seperti mempersiapkan tempat dan laptop
sebagai alat yang digunakan untuk pembelajaran daring, membuat perangkat
belajar berupa RPP dan LKPD.
Guru juga memanfaatkan berbagai platform atau aplikasi belajar sebagai
penunjang dalam pembelajaran daring. Di SD Negeri 47/IV Kota Jambi telah
menggunakan berbagai platform maupun aplikasi belajar seperti WhatsApp,
Google Classroom, Google Form, Edmodo,Quiziz,danYoutube. Selain itu, setiap
hari guru menyempatkan menyapa peserta didik menggunakan aplikasi-aplikasi
tersebut. Disamping hal itu, pelaksanaan pembelajaran daring dapat menimbulkan
hambatan dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas V.B bahwa ada beberapa
hambatan yang ditemui guru saat pembelajaran daring. Salah satunya ada
beberapa siswa yang harus menunggu orang tuanya pulang kerja, karena
4
handphone dipakai orang tua, dan ada juga yang harus bergantian menggunakan
handphone dengan saudaranya, sehingga tidak semua siswa dapat bergabung
dalam pembelajaran. Selain itu, guru mengalami kesulitan dalam mengkondisikan
siswa ketika pembelajaran dikarenakan keterbatasan jarak. Hambatan lain yang
ditemui yaitu siswa kurang fokus dalam menerima pembelajaran yang
disampaikan guru, karena kondisi tempat belajar siswa yang selalu berada
dirumah membuat konsentrasi siswa terganggu, dan suasana belajar siswa menjadi
membosankan sehingga materi pembelajaran kurang tersampaikan dengan baik.
Kesulitan yang ada pada siswa dapat mempengaruhi guru dalam
melaksanakan pembelajaran secara daring. Sehingga hal itu menjadi hambatan
bagi guru, karena guru tidak bisa secara langsung membimbing siswa dikarenakan
keterbatasan jarak. Disamping itu, guru mempunyai tanggung jawab dalam
mendampingi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan guru harus
mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola peserta didik dalam
pembelajaran daring. Dengan demikian, meskipun pembelajaran daring yang
dilaksanakan sudah baik, akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari
hambatan ataupun masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
daring sehingga hambatan ataupun permasalahan yang dihadapi perlu diketahui
agar dapat ditemukan solusi dari permasalahan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang hambatan
yang dialami guru dalam pembelajaran daring serta solusi dari hambatan yang
dialami, maka judul yang diambil peneliti adalah “Identifikasi Hambatan-
Hambatan Guru dalam Pelaksanann Pembelajaran Daring pada Masa
Pandemi Covid-19 di SD Negeri 47/IV Kota Jambi”.
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa saja hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring
pada masa pandemi Covid-19 di SD Negeri 47/IV Kota Jambi ?
2. Bagaimana solusi mengatasi hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di SD Negeri 47/IV Kota
Jambi ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
1. Mengetahui hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
daring di SD Negeri 47/IV Kota Jambi.
2. Mendeskripsikan solusi mengatasi hambatan-hambatan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran daring di SD Negeri 47/IV Kota Jambi.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis
maupun teoritis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran daring di sekolah dasar.
6
1.4.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Diharapkan pembelajaran daring terlaksana dengan baik sehingga
tujuan pembelajaran tercapai oleh peserta didik.
b. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat untuk guru agar lebih mengetahui hambatan-
hambatan yang dialami sehingga dapat ditemukan solusi untuk
meminimalkan hambatan-hambatan tersebut.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi sekolah untuk
menentukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat
dari tiap hambatan yang dialami guru.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori dan Penelitian Relevan
2.1.1 Pembelajaran Daring
2.1.1.2 Definisi Pembelajaran Daring
Dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan berisi salah satunya mengimbau kepada guru untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar secara daring (Online). Pembelajaran daring merupakan
sebuah pembelajaran yang dilakukan dalam jarak jauh melalui media berupa
internet dan alat penunjang lainnya seperti telepon seluler dan komputer.
Pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa.
Menurut Sadikin (2020: 215-216) “Pembelajaran daring adalah
pembelajaran yang didalamnya menggunakan jaringan internet dengan
aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan
berbagai jenis interaksi pembelajaran”. Sedangkan menurut Handarini &
Wulandari (2020: 498) “Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran yang
dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform
yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meski jarak jauh”.
Pendapat lain menurut Waryanto (2006: 12) mengatakan bahwa pembelajaran
daring adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet
sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitas serta didukung oleh berbagai
bentuk layanan lainnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
daring merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa
8
yang memanfaatkan perangkat elektronik khususnya internet dalam penyampaian
materi ajarnya.
2.1.1.3 Ciri-Ciri Pembelajaran Daring
Menurut Riyana (2020: 29) menyebutkan ciri-ciri pembelajaran daring
(online) yaitu sebagai berikut :
1) Pembelajaran individu yaitu pembelajaran online yang diciptakan oleh diri
siwa itu sendiri. Siswa dituntut untuk mandiri dalam proses pembelajaran
dan mampu menguasai pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
2) Terstruktur dan Sistematis. Hal yang perlu disiapkan guru sebelum memulai
pembelajaran secara online yaitu guru perlu mempersiapkan materi ajar
yang akan digunakan dalam pembelajaran. Penyusunan materi ajar juga
harus dibuat sesuai tingkatannya mulai dari tingkat yang mudah hingga
kepada tingkat yang lebih tinggi.
3) Memfokuskan keaktifan siswa, artinya pembelajaran terjadi karena
keaktifan siswa dalam belajar. Keaktifan membuat pembelajaran lebih
bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Dalam pembelajaran online cara
untuk mengaktifkan siswa dalam belajar yaitu memanfaatkan teknologi
yang ada. Teknologi dapat memfasilitasi siswa dalam belajar yang aktif.
4) Keterhubungan, artinya guru dan siswa dapat terhubung dalam
pembelajaran dapat secara online. Dengan menggunakan akses internet
melalui aplikasi belajar online.
9
Sedangkan menurut Mustofa, Chodzirin, & Sayekti (2019: 154)
menyebutkan karakteristik dalam pembelajaran daring antara lain:
1) Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen
multimedia,
2) Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video
conferencing, chats rooms, atau discussion forums,
3) Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya,
4) Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk
meningkatkan komunikasi belajar,
5) Materi ajar relatif mudah diperbaharui,
6) Meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan fasilitator,
7) Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal,
8) Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
pembelajaran daring (online) yaitu ciri pembelajaran daring yaitu dengan
menggunakan media elektronik, pembelajaran yang dilaksanakan
menggunakan internet, pembelajaran dapat dilaksanakan kapanpun dan
dimanapun serta pembelajaran daring bersifat terbuka.
2.1.1.4 Tujuan dan ManfaatPembelajaran Daring
Dalam Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (Covid-19) pada Bab 1 menjelaskan bahwa pelaksanaan belajar dari
rumah selama Covid-19 bertujuan untuk: 1) Memastikan pemenuhan hak peserta
didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19; 2)
10
Melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19; 3) Mencegah
penyebaran dan penularan Covid-19 disatuan pendidikan; dan 4) Memastikan
pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua/wali.
Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015: 4) mengatakan bahawa tujuan
pembelajaran daring adalah suatu layanan pembelajaran bermutu dalam bentuk
jaringan untuk menjangkau peminat belajar yang lebih luas. Sedangkan menurut
Pohan (2020: 8) mengatakan bahwa manfaat adanya pembelajaran daring yaitu
mendorong siswa tertantang dengan sesuatu yang belum pernah diketahui dan
diperoleh selama belajar, baik dari segi interaksi maupun penggunaan media
pembelajaran. Hal ini juga sejalan oleh pendapat Sari, R, P., Tusyantari, N, B., &
Suswandari (2020: 11) menjelaskan bahwa dengan adanya pembelajaran daring
bisa dilakukan siswa memiliki keleluasaan waktu belajar dan proses pembelajaran
bisa dilakukan dimana saja.
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran daring tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda-beda
pada setiap individu. Pembelajaran daring ini memberikan pengalaman baru bagi
peserta didik dalam pembelajaran yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
2.1.1.5 Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Menurut Bilfaqih & Qomarudin ( 2015: 6-7) mengatahan bahwa
pembelajaran daring yang baik dan bermutu memenuhi beberapa prinsip yaitu :
1) Identifikasi capaian pembelajaran bagi peserta didik, yang meliputi aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2) Membuat strategi penilaian sejalan dengan capaian pembelajaran.
11
3) Merancang kegiatan pembelajaran yang baik agar peserta didik mampu
mencapaian target sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam
pembelajaran.
4) Menyajikan materi pembelajaran yang menciptakan keaktifan siswa.
5) Pembelajaran yang membangun pengetahuan dari tingakat yang mudah
hingga kepada tingkat yang lebih tinggi.
6) Adanya keseimbangan antara pemberian materi, interaksi sosial, tantangan
atau bebas kognitif.
2.1.1.6 Metode dan Media Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Belajar dari Rumah dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
yang dibagi dalam dua pendekatan yaitu 1) pembelajaran jarak jauh dalam
jaringan (daring);dan 2) pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring). Dalam
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring dapat menggunakan media
belajar berupa handphone ataupun laptop melalui beberapa portal ataupun
aplikasi pembelajaran daring. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran luring dapat
dilaksanakan melalui televisi seperti program belajar dari rumah,radio, modul,
bahan ajar cetak, dan alat peraga serta media dari benda dan lingkungan sekitar.
Terkait desain pembelajaran daring yang baik,penting bagi guru untuk
memastikan adanya komunikasi atau umpan balik oleh peserta didik selama
pembelajaran di masa pandemi. Dengan interaksi dan komunikasi yang efektif
diharapkan tumbuhnya keaktifan siswa dalam pembelajaran. Dalam mendesain
pembelajaran daring ini, guru tidak hanya berfokus pada video saja, tetapi juga
perlu menggunakan platform belajar guna menunjang kegiatan pembelajaran
daring.
12
Menurut Handarini & Wulandari (2020: 498) bahwa ada bebepara platform
atau aplikasi belajar yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, yang
meliputi whastapp, zoom, web blog, edmodo dan aplikasi belajar lain yang
mendukung. Sedangkan melansir dari laman resmi Kemendikbud RI, ada 12
platform atau aplikasi belajar yang bisa diakses siswa untuk belajar di rumah
meliputi (1) Rumah belajar; (2) Meja kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google
for education; (6) Kelas pintar; (7) Microsoft office 365; (8) Quipper school; (9)
Ruang guru; (10) Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Cisco webex.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran daring tentunya harus didukung oleh beberapa media
maupun platform belajar yang bisa digunakan dalam pembelajaran daring,
sehingga platform inilah yang akan menghubungkan antara guru dan siswa dalam
belajar.
2.1.1.7 Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Pelaksanaan Belajar dari Rumah oleh guru yaitu memfasilitasi pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh secara daring, luring, maupun kombinasi keduanya sesuai
dengan keadaan dan ketersediaan sarana pembelajran. Berdasarkan Surat Edaran
No.15 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Belajar Dari
Rumah dalam Masa Pandemi Covid-19 ,langkah-langkah pelaksanaan belajar dari
rumah oleh guru meliputi:
“(1)Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Dalam
menyiapkan pembelajaran, guru perlu memastikan beberapa hal berikut: (a)
Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai. Dilarang memaksakan
penuntasan kurikulum dan focus pada pendidikan kecakapan hidup. (b)
Menyiapkan materi pembelajaran. Materi dapat difokuskan pada: 1) literasi dan
numerasi; 2) pencegahan dan penanganan pandemic Covid-19; 3) Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas); 4) kegiatan
rekreasional dan distabilitas fisik; 5) spiritual keagamaan; dan/atau 6) penguatan
karakter dan budaya. (c) Menentukan metode dan interaksi yang dipakai dalam
penyampaian pembelajaran melalui daring, luring, atau kombinasi keduanya. (d)
13
Menentukan jenis media pembelajaran, seperti format teks, audio/video simulasi,
multimedia, alat peraga, dan sebagainya yang sesuai dengan metode
pembelajaran yang digunakan; dan (e) Guru perlu meningkatkan kapasitas
dengan mengikuti pelatihan daring yang disediakan oleh pemerintah maupun
lembaga nonpemerintah guna mendukung keterampilan menyelenggarakan PJJ
pada situasi darurat Covid-19. (2) Fasilitas pembelajaran jarak jauh daring.
Waktu pembelajaran daring sepanjang hari menyesuaikan ketersediaan waktu,
kondisi, dan kesepakatan peserta didik dan orangtua/walinya. Proses
pembelajaran terdiri atas: (a) Tatap muka virtual melalui video conference,
teleconference, dan/atau diskusi dalam grup di media sosial atau aplikasi pesan.
Dalam tatap muka virtual memastikan adanya interaksi secara langsung antara
guru dengan peserta didik. (b) Learning Management System (LMS). LMS
merupakan sistem pengelolaan pembelajaran terintegrasi secara daring melalui
aplikasi”.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran daring oleh pendidik sebagai
berikut :
“(1) Sebelum pembelajaran, guru mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut :
(a) Menyiapkan nomor telepon peserta didik ataupun orang tua peserta didik
sebagai media saat pembelajaran. (b) Berdiskusi dengan orangtua peserta didik
mengenai ketersediaan handphone, laptop, maupun akses internet, aplikasi
belajar yang akan digunakan, prosedur penggunaan aplikasi belajar, serta materi
dan jadwal pembelajaran daring. (c) Membuat RPP pembelajaran daring. (d)
Meminta orangtua untuk mendampingi peserta didik saat pembelajaran daring.
(2) Saat pembelajaran, guru melakukan beberapa hal berikut: (a) Memeriksa
kehadiran peserta didik saat mengikuti pembelajaran. (b) Berdoa sebelum
pembelajaran. (c) Menyampaikan materi pembelajaran. (c) Melakukan diskusi
tanya jawab dengan peserta didik. (3) Usai pembelajaran, guru melakukan
beberapa hal berikut: (a) Peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian. (b) Mengingatkan orang tua untuk mengumpulkan
tugas peserta didik. (c) Memberikan umpan balik terhadap penugasan peserta
didik”.
2.1.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Adapun beberapa kelebihan dari pembelajaran daring yaitu: 1) adanya
keluwesan waktu dan tempat belajar, misalnya belajar dapat dilakukan kapan saja
dan dimana saja, 2) dapat mengatasi permasalahan mengenai jarak, misalnya
peserta didik tidak harus pergi ke sekolah untuk belajar,3) tidak ada batasan dan
dapat mencakup area yang luas.
Selain adanya kelebihan pembelajaran daring, akan tetapi pembelajaran
daring juga mempunyai kekurangan. Menurut Sadikin (2020: 219) “Pembelajaran
daring memiliki kelebihan yaitu mampu menumbuhkan kemandirian belajar (self
14
regulated learning”. Sejalan dengan pendapat tersebut pembelajaran daring juga
memberikan pengalaman belajar yang baru bagi peserta didik.
Kekurangan lain yang terjadi pada pembelajaran daring yaitu: 1) anak sulit
untuk fokus pada pembelajaran karena suasana rumah yang kurang kondusif. 2)
Keterbatasan kuota internet atau paket internet atau wifi yang menjadi akses
dalam pembelajaran daring serta adanya ganguan dari beberapa hal lain. Selaras
dengan pendapat Sadikin (2020: 220) menyatakan bahwa pembelajaran daring
memiliki kelemahan yaitu pembelajaran tidak terawasi dengan baik selama proses
pembelajaran daring, lemahnya sinyal internet dan mahalnya kuota menjadi
tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring.
Pembelajaran secara daring memiliki kelebihan menurut Hendri (2014: 24)
diantaranya adalah: (a) Menghemat waktu proses belajar mengajar , (b)
Mengurangi biaya perjalanan, (c) Menghemat biaya pendidikan secara
keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku), (d) Menjangkau wilayah
geografis yang lebih luas, (e) Melatih pembelajar lebih mandiri dalam
mendapatkan ilmu pengetahuan.
Kelebihan pembelajaran daring juga tidak terlepas dari kekurangan yaitu
sebagai berikut :
a. Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara guru dan siswa bahkan
antara siswa itu sendiri.
b. Pembelajaran yang dilakukan cenderung lebih ke tugas yang diberikan
guru melaui buku yang diberikan.
c. Guru dituntut untuk lebih menguasai teknik pembelajaran ddengan
menggunakan ICT (Information Communication Technologi).
15
d. Siswa yang kurang memiliki motivasi belajar cenderung gagal.
e. Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang
bermasalah dengan listrik, telepon, dan komputer.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran daring tentu memiliki kelebihan dan kekurangan baik
dalam persiapan maupun dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, pembelajaran
daring perlu dipersiapkan dengan baik dan sekreatif mungkin karena pembelajaran
daring merupakan hal yang baru dan menjadi tantangan bagi guru.
2.1.2 Hambatan Guru dalam Pembelajaran Daring
2.1.2.1 Definisi Hambatan
Pada proses belajar, agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, guru sering dihadapkan pada hambatan-hambatan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam kehidupan sehari-hari,
hambatan dikenal dengan istilah halangan.Hambatan dapat menimbulkan
ketergangguan pada suatu kegiatan yang dilaksanakan.
Hambatan adalah halangan atau rintangan .Halangan merupakan suatu hal
yang membuat kegiatan yang sedang dijalani menjadi terhambat sehingga
menimbulkan ketergangguan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Suatu
tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana dengan baik apabila ada suatu
hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut. Setiap manusia selalu
mempunyai hambatan dalam kehidupan sehari-hari baik dari diri manusia maupun
dari luar manusia.
Hambatan cenderung bersifat negatif, karena memperlanbat laju suatu
pekerjaan seseorang.Dalam melakukan kegiatan seringkali ada beberapa hal yang
16
menghambat tercapainya tujuan, baik hambatan dalam pelaksanaan program
ataupun dalam hal pengembangannya.Menurut Sutriyanto (2009:7), “Hambatan
belajar adalah suatu hal atau keadaan yang menimbulkan halangan dalam
pengaplikasian pada saat proses pembelajaran berlangsung”.Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan merupakan suatu hal yang bersifat
negatif yang dapat menghalangi suatu kegiatan yang sedang dilakukan oleh
seseorang.Hambatan ini menjadi sebuah rintangan bagi orang yang melakukan
kegiatan.
2.1.2.2 Hambatan Guru dalam Pembelajaran Daring
Guru dan peserta didik merupakan peran utama yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Diyamti dan Mudjiono (2006: 238) menjelaskan bahwa
dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat dua dua faktor hambatan yaitu :
Faktor internal dan faktor eksternal.Hambatan pada faktor internal merupakan
hambatan yang berasal dari dalam diri peserta didik, kemampuan dasar peserta
didik dan bagaimana peserta didik melihat dirinya dan memberi tindakan-
tindakan yang ada pada pembelajaran.Hambatan eksternal merupakan
hambatan yang berasal dari luar peserta didik yang terdiri dari lingkungan dan
teman sebaya ataupun guru dan kebijakan yang termasuk dalam sarana dan
prasarana serta kurikulum yang ada di sekolah.
Dari berbagai proses pembelajaran yang dilakukan tentu berbeda pula
hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut. Menurut
Jamaluddin, dkk (2020: 31) menjelaskan bahwa sejumlah guru mengalami
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring diantaranya yaitu aplikasi
pembelajaran, jaringan akses internet yang lambat, ketersediaan handphone,
pengelolaan pembelajaran, penilaian, dan pengawasan.
Hambatan lain juga dikemukakan oleh Rigianti (2020: 300) bahwa hal yang
menjadi kendala ketika pembelajaran daring yaitu guru memilih materi
pembelajaran dengan ekstra agar tidak terjadi miskonsepsi antara guru dan wali
17
murid atau siswa ketika mempelajari materi. Selain itu, guru juga harus melihat
ketercapaian kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa agar pembuatan materi
pembelajaran dilakukan dengan maksimal. Sedangkan menurut Syarifudin,A,S
(2020: 33) mengatakan bahwa beberapa kendala yang ditemui saat pembelajaran
daring yaitu mulai dari keterbatasan signal dan ketersediaan gawai pada setiap
siswa. Beberapa orang tua atau siswa belum belum pernah mengenal gawai dan
kebingungan sehingga tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Dari beberapa pernyataan di atas mengenai hambatan dalam pembelajaran
daring dapat disimpulkan bahwa hambatan bisa saja terjadi sebab pembelajaran
daring merupakan cara baru dalam belajar yang menggunakan handphone dan
akses internet dalam penyampaian materi sehingga banyak kendala yang
ditemukan yaitu kurangnya ketersediaan handphone bagi siswa yang memiliki
ketidakmampuan ekonomi keluarga.
2.1.3 Tugas Guru dalam Pembelajaran
Peran guru di sekolah tidak hanya sebagai pelaku dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berperan dalam segala aktivitas yang ada di sekolah.
Guru sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran memiliki tugas dan fungsi
yang mesti dijalankan. Menurut Sukadi (2006:17) menyatakan bahwa:
Tugas guru adalah suatu hal yang mendidik, mengajar, dan melatih
peserta didik.Mendidik berarti mewariskan dan menumbuhkan nilai-nilai
kehidupan (afektif). Mengajar berarti mewariskan dan menumbuhkan
ilmi pengetahuan dan teknologi (kognitif).Melatih memiliki arti
mengembangkan keterampilan peserta didik (psikomotor).
Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya guru yang bertugas sebagai
mendidik, mengajar, dan melatih siswa bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan yang ada dalam diri siswa baik itu sikap, pengetahuan, maupun
18
keterampilan.Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila guru mampu
menjalankan ketiga tugas tersebut dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pada Bab 1 Pasal 1, menjelaskan bahwa “Guru merupakan tenaga pendidik yang
profesional dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Berikut ini merupakan penjelasan guru sebagai pendidik, pembimbing, dan
pelatih.
a. Guru sebagai pendidik
Pendidik merupakan orang yang berprofesional dalam hal bertugas
mempersiapkan dan melakukan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta pengabdian kepada masyarakat. Guru mampu mendidik
apabila memiliki kestabilan emosi, mempunyai rasa tanggung jawab untuk
memajukan anak didik, bersikap realita, jujur, serta bersikap terbuka dan peka
terhadap perkembangan, terutama pada inovasi pendidikan.( Hamalik, 2002:43)
b. Guru sebagai pembimbing
Tugas guru sebagai pembimbing peserta didik bertujuan agar mampu
menggali berbagai potensi yang dimiliki peserta didik, serta mampu menjadi
individu yang mandiri dan produktif.Tugas guru sebagai pembimbing terletak
pada kedalaman hubungan interpersonal antar guru dengan peserta didik yang
dibimbingnya. Guru dituntut untuk mampu membimbinng siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar dengan melaksanakan diagnosa, membimbing, dan
memecahkan kesullitan tersebut.
19
c. Guru sebagai pelatih
Guru mempunyai tugas sebagai pelatih, sebab dalam mendidik dan mengajar
perlu melatih keterampilan baik sikap, pengetahuan, maupun motorik. Supaya
dapat berpikir kritis, bertingkah laku sopan, dan memiliki keterampilan, siswa
perlu menjalani banyak aktivitas latihan yang teratur dan konsisten.Aktivitas
dalam pembelajaran juga membutuhkan latihan agar mampu memperdalam
pemahaman dan pengaplikasian teori yang telah disampaikan.
Selain dari yang dijelaskan diatas, guru juga mempunyai tugas-tugas yang
harus dijalankan. Tugas-tugas tersebut meliputi :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang
keluarga, dan situasi sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukuman, dankode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
2.1.4 Pengelolaan Pembelajaran
Menurut Daryanto dan Muljo (2012: 143-144) mengemukakan bahwa
pengelolaan pembelajaran adalah suatu proses pembelajarang yang yang terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran termasuk evaluasi
20
programnya demi mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara utuh
pengelolaan pembelajaran menuntut guru untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan cakupan standar proses yang meliputi
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penialian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang edukatif (Rusman, 2013: 4). Jadi pengelolaan
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar
terlaksana secara efektif dan efisien.
2.1.4.1 Perencanaan Pembelajaran
Rusman (2013: 4) menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran
meliputi Silabus dan RPP;
1) Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. pada kurikulum 2013, silabus berisi
identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar,
tema, materi pokok, pelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran dan Dinas Pendidikan. Silabus ini
digunakan sebagai acuan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rusman (2013: 5) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar
siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap guru wajib membuat
21
RPP. komponen RPP pada kurikulum 2013 yaitu identitas sekolah, identitas
mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pelajaran,
kompetensi dasar, materi pelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran.
Menurut PP RI no.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 20 menjelaskan bahwa: “Perencanaan proses pembelajaran memiliki silabus,
perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar”. Berikut penjelasan mengenai pemilihan media, metode,dan penilaian
pembelajaran:
1. Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Ibrahim & Syaodih (2003:112) mengatakan bahwa media
pengajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Dalam
memilih media pembelajaran perlu memperhatikan beberapa perencanaan dan
pertimbangan antara lain: guru merasa sudah paham dengan media pembelajaran
sehingga memilih media tersebut, guru merasa media pembelajaran yang
digunakan dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya, media dapat
menarik minat dan perhatian siswa (Azhar, 2014: 67).
2. Pemilihan Metode Pembelajaran
Menurut Oemar, H (2013: 13) mengatkan bahwa metode mengajar yang
digunakan akan menentukan suksesnya pekerjaan guru di dalam pembelajaran.
22
Menurut Solihatin (2007: 16) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran antara lain: tujuan yang akan
dicapai, bahan yang akan diberikan, waktu dan perlengkapan yang tersedia,
kemampuan dan banyaknya murid, kemampuan guru mengajar.
Sesuai dengan pendapat di atas, metode pembelajaran yang digunakan
harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, bahan yang digunakan,
waktu dan perlengkapan yang tersedia, kemampuan dan banyaknya murid, dan
kemampuan guru mengajar, sehingga bisa dise suaikan dalam pemilihan metode
pembelajaran yang sesuai dengan keseluruhannya dan tidak menyulitkan
siswa dan gurunya, sehingga bisa tercapai tujuan yang diinginkan.
3. Pemilihan Penilaian Pembelajaran
Kusaeri & Suprananto (2012: 8) mengatakan bahwa penilaian memegang
peranan penting yang diharapkan memberi umpan balik yang objektif tentang apa
yang telah dipelajari oleh peserta didik, bagaimana mereka belajar dan digunakan
untuk mengetahui efektifitas dari proses pembelajaran. Untuk menjadikan proses
pembelajaran berkualitas maka guru seharusnya menguasai teknik penilaian
yang baik pula. Sebab pembelajaran dan penilaian merupakan dua unsur yang
tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran.
2.1.4.2 Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan penerapan dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup:
23
1) Kegiatan Pendahuluan
Menurut Abdul, G (2012: 174) mengatakan bahwa pendahuluan
merupakan kegiatan awal dalam suatu pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam tahap ini meliputi
kegiatan menenangkan kelas, menyiapkan perlengkapan belajar, apersepsi
(menghubungkan dengan pelajaran yang lalu), dan membahas pekerjaan rumah
(Suryosubroto, 2002: 51).
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
Kompetensi Dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang,memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Abdul,G
2012: 174).
Pada kurikulum 2013, kegiatan inti lebih menuntut guru untuk
membawa siswa berfikir melalui pendekatan saintifik yaitu dengan
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.
Mengamati memberikan kesempatan peserta didik untuk melakukan
pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.
Menanya memberikan kesempatan siswa untuk membangkitkan rasa ingin
tahu, minat, dan perhatian terhadap proses pembelajaran. Menalar memberikan
kesempatan siswa untuk berfikir logis atas fakta yang ada. Mencoba
memberikan kesempatan siswa untuk membayangkan dan membuktikan demi
24
pengembangantujuan belajar yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Membentuk jejaring memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan ide
menggunakan kata-kata lisan, grafik, tabel, diagram, dan presentasi informasi
lainnya
3) Penutup
Penutup adalah kegiatan akhir pembelajaran. Menurut Abdul, G (2012:
174) penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Jadi pada kegiatan penutup
ini, pembelajaran diakhiri dengan melihat kembali pelajaran yang telah
dilakukan dan mempersiapkan materi pelajaran berikutnya.
2.1.4.3 Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukankualitas
pembelajaran secara keseluruhan yang mencakup tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran
diselenggarakan dengan cara:
a) membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan
standar proses,
b) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kompetensi guru.
Evaluasi proses pembelajaran terpusat pada keseluruhan kinerja guru dalam
proses pembelajaran.
25
1) Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses
pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.
2) Tindak lanjut
a. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar.
b. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar.
c. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataranlebih
lanjut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran perlu
diawasi supaya proses pembelajaran tetap berjalan efisien sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran yang efektif perlu dipertahankan
dan pembelajaran kurang efektif perlu diperbaiki untuk pembelajaran
selanjutnya.
2.1.5 Pandemi Covid-19
2.1.5.1 Pengertian Covid-19
Covid-19 merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus
Corona. Menurut WHO, virus corona merupakan suatu kelompok virus yang
menyerang hewan dan manusia. Selain itu, virus corona dapat menyebabkan
infeksi pada saluran pernapasan manusia sehingga menimbulkan gejala batuk
yang parah yang menyerupai Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Oleh karena itu, dapat disimpulkan
26
bahwa Covid-19 merupakan penyakit berbahaya yang menyerang hewan dan
manusia.
2.1.5.2 Penyebaran Covid-19
Covid-19 dapat menular kepada siapa saja dan menularnya Covid-19 sangat
meresahkan dunia, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu WHO menetapkan
status Covid-19 ini sebagai pandemi. Menurut WHO, penyebaran Covid-19 dapat
tertular kepada orang yang sehat melalui tetesan cairan yang keluar dari hidung
maupun mulut orang yang terinfeksi ketika mereka bersin atau batuk. Tetesan ini
kemudian berada di benda atau permukaan yang disentuh oleh orang yang sehat,
lalu mereka menyentuk mata, hidung ataupun mulut. Virus ini juga dapat
menyebab ketika tetesan air dari orang yang terinfeksi dihirup oleh orang sehat
dalam jarak yang dekat.
2.1.5.3 Pencegahan Covid-19
Sampai saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah secara langsung
infeksi Covid-19. Oleh karena itu, cara pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
a. Melakukan physical distancing, yaitu dengan menjaga jarak dari orang
lain minimal satu meter.
b. Selalu mencuci tangan selama 20 detik.
c. Menggukan masker ketika hendak bepergian keluar rumah.
d. Selalu membawa dan menggunakann hand sainitizer.
e. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkomsumsi makan makanan
bergizi.
f. Menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
g. Bila ada gejala, segera menghubungi penanganan Covid-19 terdekat.
27
2.1.6 Penelitian Relavan
Untuk menghindari adanya plagiarisasi/duplikasi, peneliti ini didukung
oleh penelitian-penelitian sebelumnya , diantaranya:
Pertama, penelitian dilakukan oleh Farid Maulana (2020) yang berjudul
“Problematika Penggunaan Google Classroom sebagai Sarana Pembelajaran
Akibat Pandemi Covid-19 terhadap Motivasi Belajar IPA di SMP Negeri 4
Salatiga”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, (1) problematika yang bersifat
internal meliputi siswa kesulitan dalam mengoperasikan google classroom,
terdapat 1,03% siswa yang belum memiliki smartphone, terdapat siswa yang
kurang memahami isi materi serta kurangnya penjelasan meteri IPA yang telah
disampaikan guru melalui google classroom. Problematika yang bersifat eksternal
meliputi siswa kurang mendapat perhatian dan dukungan dari lingkungan keluarga
dan kurangnya interaksi secara langsung dari guru terhadap siswa. (2) upaya
kepala sekolah yaitu bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam hal sarana
prasarana, wali kelas bertugas untuk mendata kemudian oleh pihak sekolah
diberikan bantuan berupa pemberian data internet. Selain itu, tidak lupa
memberikan motivasi berupa video yang langsung dapat diakses siswa melalui
forum pada google classroom, upaya guru yaitu menggunakan pembelajaran
berupa video dan memantau setiap perkembangan siswa dalam memahami
pembelajaran melalui googel classroom, upaya siswa yaitu mencari materi yang
belum dipahami melalui google, youtube serta beberapa sumber buku lainnya.
Tingkat motivasi belajar IPA siswa SMP Negeri 4 Salatiga dalam pembelajaran
menggunakan google classroom selama adanya covid-19 yaitu sedang dengan
frekuensi 28 dan persentase 56%.
28
Kedua, penelitian yang relevan dengan penelitiian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Sulistia (2020) dengan judul penelitian “ Identifikasi Hambatan
Guru dalam Pembelajaran pada Sekolah Inkluisi”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hambatan-hambatan yang dihadapi guru kelas inkluisi di SD Negeri
131/IV Kota Jambi yaitu: (1) meteri pembelajaran yang tidak tersampaikan secara
utuh, (2) penggunaan pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk
semua peserta didik, (3) kebijakan penilaian yang berlaku, (4) modifikasi
kurikulum.
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Masruroh (2015) dengan judul penelitian “Problematikan Pendidik
Dalam Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Di SD Islam AL-Madina
Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika yang dialami guru
yaitu: (1) masalah yang berasal dari guru, yakni mayoritas guru SD Islam Al-
Madina Semarang masih gagap teknologi informasi, kesulitan memilih media
pembelajaran berbasis teknologi informasi yang cocok dengan materi
pembelajaran. (2) masalah dari peserta didik, yaitu berkaitan dengan karakteristik
siswa yang berbeda-beda. (3) masalah dari media pembelajaran berbasis teknologi
informasi itu sendiri, yaitu alat atau media berbasis teknologi informasi masih
terbatas dan masalah teknis. Adapaun jalan alternatif yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut antara lain: meningkatkan kompetensi pedagogik guru
melalui pelatihan, seminar, atau workshop, memberi bimbingan atau dampingan
pada siswa secara berkelompok maupun individu, dan penembahan media
pembelajaran dengan cara menjalin kerja sama antara sekolah, masyarakat dan
pemerintah.
29
2.2 Kerangka Berpikir
Mewabahnya Covid-19 di dunia pendidikan mengakibatkan proses
pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka harus dialihkan menjadi
pembelajaran secara daring atau online. Guru dan peserta didik merupakan pelaku
utama dalam pembelajaran tersebut. Dimana guru bertugas sebagai orang yang
memberikan ilmu dan membimbing peserta didik agar mampu mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan peserta didik adalah subjek dalam
kegiatan pembelajaran tersebut, orang yang menerima ilmu, dan orang yang harus
mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui bimbingan oleh guru.
Perbedaan cara belajar yang biasa dilakukan oleh guru maupun peserta didik
akibat dari Covid-19 ini tentunya menimbulkan hambatan-hambatan baik dalam
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran yang berakibat proses
pembelajaran tidak berjalan dengan lancar sehingga tujuan pembelajaran tidak
tercapai.
Penelitian ini akan membahas mengenai hambatan guru dalam pelaksaan
pembelajaran daring di SD Negeri 47/IV Kota Jambi. Berdasarkan uraian diatas,
kerangka berpikir penelitian ini dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
30
Pandemi COVID-19
Adanya Pembelajaran Daring
Perencanaan Pelaksanaan Penilaian
Hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran daring
di kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi
Solusi dari hambatan-hambatan yang dihadapi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran daring
di kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi
Gambar 2.1 kerangka berpikir
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 47/IV Kota Jambi, yaitu di Telanaipura.
Alasan Peneliti memilih tempat penelitian di SDN 47/IV Kota Jambi, karena
sekolah tersebut telah menerapkan pembelajaran daring selama masa pandemi
Covid-19. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2020/2021.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hambatan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran daring di SDN 47/IV Kota Jambi.
Studi kasus merupakan suatu metode penelitian yang mendalami suatu
keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan langka-
langkah sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis
data, dan pelaporan hasilnya. Sejalan dengan pendapat Fitrah dan Luthfiyah
(2007:51) “Studi kasus adalah strategi penelitian dimana didalam penelitian ini
menyelidiki secara cermat suatu peristiwa, aktivitas, dan proses”.Penelitian studi
kasus bertujuan secara khusus menjelaskan dan memahami objek yang diteliti
sebagai suatu kasus.
3.3 Data dan Sumber Data
1. Data Primer
Menurut Purhantara (2010: 79) mengatakan bahwa data primer adalah data
yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara guru kelas V.B dan kepala sekolah
32
SDN 47/IV Kota Jambi mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam
pelaksanaan pembelajaran daring.
1. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2016: 225) mengatakan bahwa data sekunder adalah
sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder pada penelitian
ini berupa dukomentasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) daring,
kemudian pendokumentasi berupa foto kegiatan pembelajaran daring melalui
aplikasi belajar zoom dan whatsapp.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan orang atau informan yang memberikan
informasi terhadap data atau hal-hal yang diperlukan oleh peneliti terhadap
penelitian yang sedang dilaksanakan. Menurut Moleong (2010: 132) menyebutkan
subjek penelitian sebagai informan yang berarti orang yang dimanfaakan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan keadaan latar penelitian.
Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu guru kelas V.B dan
kepala sekolah SD Negeri 47/IV Kota Jambi yang telah menerapkan pembelajaran
daring selama masa pandemi Covid-19.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data,
digunakan instrumen pembantu yang sesuai dengan teknik pengumpulan data
yang digunakan, yaitu pedoman observasi dan pedoman wawancara.
33
3.5.1 Teknik Observasi
Observasi merupakan cara untuk mendapatkan data dengan melihat dan
mengamati langsung dari apa yang diteliti. Observasi yang digunakan yaitu
observasi non partisipan. Observasi non partisipan yaitu pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti tetapi penelti tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dimana dalam penelitian ini, peneliti hanya mengamati guru ketika melaksanakan
pembelajaran daring karena peneliti ingin melihat kendala ataupun hambatan yang
ditemui guru ketika pembelajaran daring berlangsung.
Pada penelitian ini, teknik yang digunakan yaitu observasi tentang
hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring yang meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran daring. Sebelum melakukan observasi, peneliti membuat pedoman
observasi sebagai acuan agar proses observasi tetap fokus dan tidak keluar dari
konteks yang menjadi tujuan penelitian.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi
Aspek Komponen Sub Komponen
Hambatan guru
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
daring
a. Perencanaann
pembelajaran daring
Perencaraan yang dilakukan guru
kelas sebelum pelaksanaan
pembelajaran
b. Pelaksanaan
pembelajaran daring
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan inti
Solusi hambatan-
hambatan
pembelajaran
daring
Kegiatan penutup
c. Penilaian
Pembelajaran Daring
Penilaian sikap
Penilaian pengetahuan
Penilaian keterampilan
Dimodifikasi : Riyana (2020:29)
34
3.5.2 Teknik Wawancara
Menurut Sudaryono (2016: 82) “Wawancara adalah suatu cara pengumpulan
data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”.
Dalam penelitian ini penggunaan teknik wawancara bertujuan untuk memperoleh
informasi yang lebih mendalam kepada narasumber mengenai hambatan yang
dialami dalam pembelajaran daring.
Pada penelitian ini, teknik yang digunakan yaitu wawancara tentang
hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring yang meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran daring serta solusi dari hambatan yang dialami.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Wawancara
Aspek Komponen Sub Komponen
Hambatan guru
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
daring
a. Perencanaann
pembelajaran
daring
Perencanaan yang dilakukan guru
kelas sebelum pelaksanaan
pembelajaran
Solusi Hambatan-
Hambatan
pembelajaran
daring
b. Pelaksanaan
pembelajaran
daring
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan inti
Kegiatan penutup
c. Penilaian
Pembelajaran
Daring
Penilaian sikap
Penilaian pengetahuan
Penilaian keterampilan
Dimodifikasi : Riyana (2020:29)
35
3.5.3 Teknik Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2016: 240) “Dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlaku dalam penelitian”. Dalam penelitian ini data dokumentasi
meliputi dokumen RPP daring serta pendokumentasi berupa foto kegiatan
pembelajaran daring.
3.6 Uji Validasi Data
Penelitian menggunakan teknik triangulasi, menurut Moleong (2010:330)
“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu”. Pada penelitian ini peneliti memilih teknik
triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber berarti menguji keabsahan data dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh dari melalui beberapa sumber, data tersebut dianalisis
oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan, selanjutnya diminta
kesepakatan dengan beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan,
aman yang memiliki tanggapan yang sama, yang berbeda dan mana yang spesifik.
2. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam
penelitian ini, peneliti mengungkapkan data tentang hambatan guru dalam
pembelajaran daring dengan teknik wawancara, lalu dicek dengan observasi,
kemudian dengan dokumentasi.
36
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang diperoleh peneliti, peneliti menggunakan
model Miles and Huberman untuk menganalisis data yang telah ada. Adapun
model tersebut dengan melakukan tahap-tahap yang diawali dengan
mengumpulkan data, mereduksi data, mendisplay data dan memverikasi. Tahap-
tahap menganalisis data menurut sugiyono (2016:247) sebagai berikut:
1. Reduksi data.
Berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti
berfokus terhadap hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
daring. Tahap reduksi data pada penelitian ini meliputi:
a. Melakukan observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran daring untuk
mengetahui hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
daring di kelas V.H SD Negeri 47/IV Kota Jambi pada masa pandemi
Covid-19.
b. menentukan subjek dalam penelitian yang akan dijadikan sebagai
informan dalam penelitian.
c. Melakukan wawancara terhadap subjek penelitian yang telah dijadikan
informan dalam penelitian.
2. Penyajian data.
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Pada penelitian ini, data disajikan dalam bentuk teks naratif berupa uraian
37
singkat dari hasil observasi dan wawancara tentang hambatan-hambatan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19.
3. Verifikasi atau penarik kesimpulan
Langkah yang dilakukan setelah menyajikan data adalah menyimpulkan
data. Kesimpulan dalam peneltian kualitatif merupakan suatu temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya belum jelas menjadi jelas setelah diteliti.
Penarikan kesimpulan pada penelitian ini menggunakan cara dengan
membandingkan antara data yang diperoleh seperti hasil wawancara guru wali
kelas dengan hasil observasi mengenai hambatan-hambatan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di SD Negeri
47/IV Kota Jambi.
3.8 Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan peneliti yaitu meliputi:
1. Penelitian dilakukan melalui studi pendahuluan menggunakan teknik
observasi di SD Negeri 47/IV Kota.
2. Menentukan permasalahan yang akan diteliti berdasarkan hasil observasi.
3. Mengumpulkan data penelitian untuk menjawab rumusan masalah penelitian
menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan
dokumentasi.
4. Menguji keabsahan data yang didapat selama penelitian menggunakan teknik
triangulasi.
5. Menganalisis data hasil penelitian dengan cara reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 47/IV Kota Jambi. Sekolah ini
menempati lahan seluas 1,680 M2 yang berlokasi di JL. RE. Martadinata No.38,
Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi. SDN 47/IV Kota Jambi ini memiliki 527
siswa laki-laki, 576 siswa perempuan dan 53 orang guru serta 35 rombongan
belajar (rombel).
4.1.2 Visi dan Misi Sekolah
Adapun Visi dan Misi SDN 47/IV Kota Jambi sebagai berikut:
Visi Sekolah: “Beriman, Bermutu dan Berbudaya Lingkungan.”
Misi Sekolah:
1. Melaksanakan pendidikan agama seutuhnya guna membentuk siswa yang
bertakwa bertakwa, berakhlak mulia sejak usia dini.
2. Menjadikan SDN 47/IV Kota Jambi sebagai pusat perubahan dan
pembaharuan pendidikan di Provinsi Jambi.
3. Mencerdaskan siswa, membekali keterampilan dan menguasai IPTEK
serta mengembangkan mutu sumber daya manusia.
4. Membentuk guru dan siswa yang berkaraker, berwawasan kebangsaan,
berbudaya sehat, disiplin, dan tanggung jawab.
5. Membudayakan sekolah bersih, sehat dan hijau dalam upaya
mensukseskan ADIWIYATA.
39
4.1.3 Data Siswa Kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi
Siswa kelas V.B berjumlah 33 orang dalam satu kelas, yang terdiri dari 16
orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Berikut ini adalah nama-nama siswa
kelas V.B di SDN 47/IV Kota Jambi:
Tabel 4.1Daftar Nama Siswa Kelas V.B
No. Nama Siswa L/P
1. AK P
2. DF L
3. DDM P
4. FNR L
5. FA P
6. HUS P
7. IBR P
8. JAR L
9. JSBT L
10 KAR L
11. KLUR L
12. KZQ P
13. KSL P
14. LARH P
15. MAN L
16. MEP L
17. MG L
18. MRAZ L
19. MA L
20. MDR L
21. MF L
22. MHRP L
23. NF P
24. NR L
25. NA P
26. OP L
27. QSD P
28. QS P
29. RH P
30. SYH P
31. SSS P
32. WTZ P
33. ZKM P
40
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 47/IV Kota Jambi dengan subjek
penelitian yaitu kepala sekolah dan guru kelas V.B yang melaksanakan
pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19 di SDN 47/IV Kota Jambi.
Fokus penelitian ini adalah hambatan-hambatan yang dialami guru baik
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran dalam jaringan
(daring) serta solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dialami.
Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi yang dilaksanakan pada saat
pelaksanaan pembelajaran daring menggunakan aplikasi zoomeeting, selanjutnya
data diperoleh melalui wawancara kepada guru kelas V.B dan kepala Sekolah
SDN 47/IV Kota Jambi, serta data dokumentasi.:
4.2.1 Hambatan-Hambatan Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
Dalam Jaringan (Daring).
Dalam perencanaan pembelajaran guru membuat perangkat pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada (Selasa, 05/01/2021)
dapat diketahui bahwa sebelum melaksanakan pembelajaran guru telah
mempersiapkan beberapa hal seperti menyediakan tempat dan laptop yang akan
digunakan saat pembelajaran daring, dan guru telah menyediakan RPP hingga
LKPD. RPP yang digunakan guru terdiri dari beberapa hal seperti tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, metode, serta penilaian
yang akan digunakan dalam pembelajaran daring, serta guru juga mempersiapkan
absen kehadiran siswa.
41
Peneliti melakukan wawancara mengenai hambatan yang dialami ketika
menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran kepada guru kelas V.B yakni Ibu
E menjelaskan kepada peneliti bahwa:
”Sejauh ini belum ada hambatan, karena guru tentunya paling utama sebelum
memulai proses belajar mengajar guru harus menyusun materi pelajaran
dalam bentuk RPP memperhatikan tujuan pembelajaran agar nantinya siswa
mengerti tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tidak hanya menyusun RPP
saja tetapi guru juga mengembangkannya menjadi Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) yang nantinya digunakan sebagai penugasan peserta didik di
rumah, agar selama di rumah peserta didik juga harus tetap belajar”. (Kamis,
7/01/2021)
Dari hasil temuan di atas, diketahui bahwa belum ada ditemukan hambatan
dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran, dikarenakan guru telah
menyajikan materi pembelajaran secara sistematis dan praktis dalam sebuah
bentuk RPP yang akan digunakan guru sebagai panduan dalam melaksanakan
pembelajaran, serta mempersiapkan LKPD.
Pembelajaran jarak jauh secara daring dilakukan dengan lokasi yang
berbeda antara guru dengan siswa, maka dari itu diperlukan media pembelajaran
yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran. Guru
memiliki peran dalam memilih dan menentukan media pembelajaran yang tepat
karena sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik. Kesalahan dalam
memilih media pembelajaran dapat membuat peserta didik tidak konsentrasi, tidak
tertarik bahkan merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran yang diberikan. Oleh
karena itu, dalam memilih media pembelajaran hal utama yang harus diperhatikan
yaitu tahap perkembangan peserta didik, karena peserta didik dengan tahap yang
berbeda harus menerima pembelajaran menggunakan media yang berdeda pula.
Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh peneliti mengenai pemilihan
media pembelajaran kepada guru kelas V.B (Selasa, 5/01/2021), dapat diketahui
42
bahwa sebelum melaksanakan pembelajaran guru telah mempersiapkan media
pembelajaran yang akan digunakan saat pembelajaran. Dimana media ini
berfungsi untuk memudahkan guru saat menyampaikan isi materi yang akan
dipelajari peserta didik. Peneliti melihat guru menggunakan media pembelajaran
berupa video pembelajaran yang dipilih dari youtube sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru merasa dengan menggunakan
media berupa video pembelajaran dapat memudahkan siswa dalam memahami
materi pembelajaran jarak jauh secara daring.
Wawancara dengan guru kelas V.B yakni Ibu E mengenai media
pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran menjelaskan bahwa:
“Untuk pembelajaran selama pandemi ini, media yang digunakan
sederhana saja berupa video pembelajaran dari youtube yang sesuai dengan
materi dan tujuan pembelajaran.”(Kamis, 7/01/2021)
Guru juga menambahkan mengenai hambatan yang dialami ketika
melakukan pemilihan media pembelajaran yaitu:
“Hambatannya pasti ada, karena karakter dan cara belajar siswa berbeda-
beda, maka benar-benar perlu diperhatikan dalam memilih media
pembelajaran. menurut ibu, menggunakan media berupa video
pembelajaran sudah cukup memudahkan siswa memahami materi
pembelajaran, namun ibu merasa masih sedikit terkendala dikarenakan sulit
mengetahui siswa paham atau tidak terhadap materi yang disampaikan
melalui media video tersebut. Selain itu hambatan lainnya yaitu terkendala
saat ingin mengadakan praktek. Karena pembelajaran yang dilakukan
sebelum pandemi, biasanya ibu di sekolah membuat media alat pernapasan
manusia sehingga siswa mudah memahami materi dengan adanya media
yang nyata, akan tetapi berbeda ketika pembelajaran secara daring, guru
hanya menggunakan media video pembelajaran dari youtube sehingga
dikhawatirkan siswa kurang memahami jika tidak dijelaskan secara
langsung”. (Kamis, 7/01/2021)
Berdasarkan temuan di atas dapat dideskripsikan bahwa dalam pemilihan
media pembelajaran, guru sudah semaksimal mungkin mengupayakan untuk
menggunakan media pembelajaran dengan memperhatikan perbedaan
karakteristik dan cara belajar peserta didik. Dan dengan pertimbangan tersebut
43
guru memutuskan menggunakan media pembelajaran berupa video pembelajaran
dari youtube sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Dari hasil
wawancara, guru mengalami kendala dalam memilih media pembelajaran ketika
hendak melaksanakan materi yang bersifat praktek, dikarenakan siswa tidak bisa
datang ke sekolah untuk mengadakan praktek percobaan akibat pencegahan
penularan virus corona. Oleh karena itu, pembelajaran dilakukan di rumah
melalui video pembelajaran sehingga sulit untuk mengetahui apakah siswa
mampu menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan media tersebut.
Selain itu, perencanaan lain yang dipersiapkan guru sebelum
melaksanakan pembelajaran yaitu metode pembelajaran yang akan digunakan
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dari RPP yang disusun oleh guru
tercantum bahwa guru menggunakan metode diskusi, tanya jawab, ceramah, dan
penugasan. Dalam menentukan metode yang tepat guru memperhatikan beberapa
faktor yaitu melihat tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik dan bahan
materi, serta kesediaan waktu, media, dan sumber belajar. Dari hasil wawancara
yang dilakukan peneliti kepada guru kelas V.B bahwa guru mengatakan:
”Untuk pemilihannya yang pasti ibu memperhatikan karakter siswa dalam
belajar, kemudian melihat bahan ajarnya, dan alokasi waktunya. Jadi metode
yang bisa ibu gunakan berupa metode diskusi, ceramah, tanya jawab, dan
penugasan berupa memberikan lembar kerja.” (Kamis, 7/01/2021)
Guru juga menambahkan mengenai hambatan yang dialami dalam pemilihan
metode pembelajaran menjelaskan bahwa:
“Untuk pemilihan metode pembelajaran alhamdulillah tidak ada hambatan,
hanya saja dalam pelaksanaannya terkadang masih ada saja siswa kurang
memperhatikan saat menyampaikan materi pembelajaran”.(Kamis,
7/01/2021)
Dari hasil temuan di atas diketahui bahwa guru menggunakan metode
pembelajaran berupa metode diskusi, tanya jawab, ceramah, dan memberikan
44
lembar kerja. Metode yang akan digunakan disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, karakteristik peserta didik, bahan materi,
kemampuan guru dalam mengajar, dan waktu serta perlengkapan yang tersedia.
Dengan demikian, metode yang digunakan dapat memenuhi kebutuhan dan tidak
menyulitkan guru maupun siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan dengan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, bahwa
guru telah melaksanakan perencanaan pembelajaran seperti menyediakan tempat
dan laptop, dan membuat perangkat pembelajaran. Selain itu, pembuatan RPP
yang sederhana sehingga tidak membebani peserta didik, dan juga pembuatan
jadwal yang terencana. Namun, peneliti menemukan masih terdapat hambatan
guru dalam melakukan perencanaan pembelajaran yaitu mengalami kendala dalam
memilih media pembelajaran yang tepat ketika hendak melaksanakan praktek,
dikarenakan siswa tidak bisa datang ke sekolah dan dikhawatirkan siswa kurang
menguasai materi hanya dengan mengamati video pembelajaran saja.
4.2.2 Hambatan-Hambatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam Jaringan (Daring).
Dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring guru menggunakan media
online berupa platform belajar seperti whatsapp, zoom, google clasroom, google
from, quiziz, sms, dan telepon. Dalam pelaksanaannya, guru kelas V.B lebih
banyak melakukan pembelajaran melalui whatsapp. Dimana guru membuat
whatsapp group sehingga semua siswa dapat terlibat dalam group. Pada awal
pembelajaran, guru mengirimkan pesan maupun video berupa sapaan kepada
siswa, kemudian dilanjutkan dengan mengirimkan materi pelajaran berupa link
video dari youtube yang harus disimak oleh peserta didik, dan pemberian tugas
45
untuk dikerjakan pada hari itu. Tugas yang dikirimkan dapat dibuat dalam bentuk
foto hasil tugas dan dikirim lewat google clasroom pada akun masing-masing
siswa, untuk selanjutnya dilakukan penilaian oleh guru. Selain itu, pembelajaran
daring dilakukan menggunakan zoom hanya satu kali dalam seminggu,
dikarenakan sebagian besar siswa masih menggunakan handphone orang tuanya,
dan juga beberapa siswa yang terkendala oleh sinyal dan kuota.
Pada saat pembelajaran menggunakan zoom, guru melaksanakan
pembelajaran sama seperti pembelajaran pada umumnya. Yang mana guru
melakukan tahapan-tahapan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, inti,
dan penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Peneliti melakukan observasi dengan mengikuti pembelajaran yang
dilakukan guru bersama siswa melalui Zoom di kelas V.B pada (Senin,
11/01/2021), terlihat guru E menyapa peserta didik dengan senyum, mengajak
peserta didik berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran. Kemudian tidak
lupa guru selalu memberikan nasihat-nasihat kepada peserta didik untuk selalu
menggunakan protokol kesehatan seperti selalu mencuci tangan, memakai masker,
dan menjaga jarak ketika hendak keluar rumah. Saat guru menjelaskan ternyata
masih ada siswa yang terlambat masuk ke ruang zoom.
Diawal kegiatan guru melakukan kegiatan apersepsi. Apersepsi yang
dilakukan guru yaitu dengan bernyanyi, lagu yang dinyanyikan berhubungan
dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru juga melakukan pengulangan
materi sebelumnya secara singkat untuk mengingatkan kembali peserta didik
mengenai materi yang telah dipelajari. Saat pengulangan materi ada beberapa
46
siswa yang lupa mengenai materi yang sebelumnya, sehingga guru akan
mengulang kembali menjelaskan materi tersebut. Guru juga tidak lupa
menjelaskan tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui tujuan
dilaksanakannya pembelajaran tersebut.
Wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas V.B yakni Ibu E
mengenai hambatan yang ditemui saat kegiatan pendahuluan menjelaskan bahwa:
“Iya, yang pertama apersepsi itu siswa kadang muncul terlambat, jadwal di
zoom jam 10.00 wib tapi ada saja siswa yang masuk jam 10.30 wib sehingga
kelewatan. Dan kendala dikoneksi jaringan yang kurang baik jadi sering
keluar masuk ruang zoom. Kemudian kalau motivasi alhamdulillah tidak ada
hambatan, karena ibu selalu menyampaikan ke siswa sehat itu penting
kemudian sesuatu apapun itu harus dimulai dengan bismillah, kemudian
selalu menjaga kesehatan. Dan ibu selalu menyampaikan kepada siswa
bahwa kamu tidak perlu menjadi anak yang pintar tapi jadilah anak yang
berbakti dan berakhlak mulia. Karena pintar itu bonusnya yang penting
berakhlak baik”. (Rabu, 13/01/2021)
Berdasarkan temuan di atas dapat diketahui bahwa guru melaksanakan
kegiatan pendahuluan dengan mengecek kehadiran siswa, kemudian memberikan
motivasi berupa kata-kata nasihat, melakukan pengulangan materi sebelumnya,
dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Akan tetapi, pada tahap ini guru masih
mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Hambatan-hambatan yang dialami
guru pada kegiatan pendahuluan yaitu masih ada siswa yang terlambat masuk
dalam ruang zoom, dan kendala yang kadang harus menghubungkan ulang
dikarenakan koneksi jaringan yang kurang baik.
2) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti guru bertugas menyampaikan materi pembelajaran
dengan metode dan media pembelajaran yang telah tercantum dalam RPP. Dari
pengamatan yang dilakukan peneliti terlihat bahwa guru telah menyampaikan
materi pembelajaran sesuai dengan panduan RPP yang telah disusun oleh guru.
47
Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru menayangkan video
pembelajaran dan didukung dengan menggunakan metode ceramah sehingga
membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
Selama pembelajaran, guru mengalami kesulitan saat menjelaskan materi
pembelajaran dikarenakan konsentrasi belajar peserta didik terganggu oleh hal
yang menarik perhatian disekitarnya, seperti lebih memperhatikan aktivitas orang
yang berada didekatnya, kemudian bercanda bersama teman. Hal ini membuat
guru harus berulang-ulang menjelaskan materi dan meminta kepada siswa untuk
mematikan mute (microphone). Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran secara
daring yang dilakukan di rumah membuat pembelajaran menjadi kurang efektif.
Hal ini dibuktikan dengan tanggapan guru saat diwawancara mengenai hambatan
dalam pelaksanaan pembelajaran daring yaitu pada saat menyampaikan materi
pembelajaran, guru menjelaskan bahwa:
“Hambatannya itu pasti ada, karena pertama, tempat siswa mengikuti
pembelajaran berada di rumah dimana ada adik-adiknya atau ada
keluarganya yang sedang ramai dan kadang ibu suruh mematikan mic nya
ada yang bisa mematikannya dan ada yang harus selalu diingatkan untuk
mematikan mic ketika ibu menjelaskan ada satu yang ribut jadi kedengaran
semuanya dan itu mengganggu konsentrasi belajar teman yang lain.
Kemudian kendala lainnya pada signal yang lemah (lemot) sehingga harus
berulang-ulang menjelaskan materi”. (Rabu, 13/01/2021)
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, maka dapat
diketahui bahwa guru mengalami hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran
yaitu penyampaian materi yang kurang maksimal dikarenakan peserta didik asik
bercanda bersama teman dan kurang memperhatikan guru saat menjelaskan
materi. Kemudian, kendala pada akses internet yang lemah membuat
pembelajaran secara daring kurang efektif.
48
Selain itu, dalam pembelajaran menggunakan zoom guru hanya melakukan
sebanyak satu kali dalam seminggu. Selanjutnya hanya melakukan pembelajaran
via Whatsapp. Padahal, di sekolah tersebut sangat banyak platform yang
mendukung dalam proses pembelajaran secara daring seperti Quiziz, Google
Clasroom, Zoom, Webex, dan Google From. Dengan demikian, dalam mendesain
pembelajaran daring tidak hanya berfokus pada video saja, tetapi juga perlu
didukung oleh platform belajar yang menunjang kegiatan pembelajaran secara
daring.
Guru mengatakan telah menerapkan berbagai platform belajar, akan tetapi
guru masih mengalami kendala dalam mengaplikasikannya dikarenakan
keterbatasan sarana dan prasarana sebagian peserta didik yang belum memadai.
Hal ini dibuktikan dari pernyataan guru mengenai keterbatasan sarana dan
prasarana siswa yang belum memadai:
“Iya, dalam pembelajaran daring ibu menggunakan platrorm seperti quiziz,
google clasroom, google from, whatsapp dan zoom. Karena semua tugas-
tugas dan ulangan harian siswa itu dikirim ke google clasroom, penggunaan
quiziz biasa kita gunakan itu ketika materi dalam satu tema telah habis
dipelajari baru ibu akan mengadakan quiziz. Hambatannya yaitu tidak semua
siswa selalu ikut dalam pembelajaran seperti menggunakan zoom,
dikarenakan siswa yang masih menggunakan handphone orang tuanya
sehingga harus menunggu orang tuanya pulang dari kerja. Kemudian, saat
dikasih tugas ada beberapa siswa yang tidak bisa membuka link yang
diberikan mungkin karena belum mendownload aplikasinya.”
(Rabu,13/01/2021)
Dari pernyataan guru di atas, peneli melihat betapa pentingnya sarana dan
prasarana yang memadai sebagai penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran
daring. Pihak sekolah juga telah mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran
daring dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai seperti
tersedianya fasilitas wifi, memberikan pelatihan-pelatihan melalui Workshop-
Workshop, serta bantuan dari pemerintah yang telah menyediakan kuota gratis
49
bagi guru dan siswa. Hal ini dibuktikan dari tanggapan kepala sekolah yakni
Bapak A mengenai pelaksanaan pembelajaran di SDN 47/IV Kota Jambi:
“ Iya, alhamdulillah untuk di sekolah ini 99% kita sudah melaksanakan
pembelajaran daring. Indikatornya yaitu kita sudah mengecek kepada anak-
anak dan kepada guru-guru dan mendata melalui Google Form dan semua
sudah melaksanakan pembelajaran daring dengan berbagai teknik seperti
menggunakan platform Zoomeeting, Google Clasroom, Google Form.
Seiring dengan pandemi ini mau tidak mau,suka tidak suka guru harus
berhubungan dengan laptop dengan internet. Karena ini sifatnya mendadak
sehingga sekitar 10% masih ada guru yang belum begitu memahami
teknologi (gaptek) sehingga kita dampingi, kita lakukan pelatihan-pelatihan
melalui workshop-workshop. Selain itu juga segala fasilitis kita penuhi,
seperti wifi karena bagaiman mau melakukan pembelajaran secara daring jika
tidak memiliki akses internet.” (Selasa, 19/01/2021)
Hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran daring di masa
pandemi covid-19 dikarenakan keterbatasan dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Berdasarkan tanggapan guru, beberapa kendala yang ditemui yaitu
seperti peserta didik yang tidak memperhatikan guru dikarenakan asik bercanda
bersama teman, kemudian kendala dari orang tua yang kurang perhatian dalam
membimbing siswa belajar di rumah dikarenakan kesibukan orang tua sehingga
guru kesulitan dalam mengontrol perkembangan belajar siswa. Selain itu faktor
sarana dan prasarana sebagian siswa yang kurang memadai, dikarenakan masih
menggunakan handphone orang tua dan harus menunggu orang tuanya pulang
dari kerja, dan juga kendala oleh signal yang lemah membuat siswa kurang
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, kendala yang ada
menjadi sangat berpengaruh terhadap kurangnya pemahaman materi pembelajaran
yang telah disampaikan oleh guru terhadap siswa.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru telah sampai pada tahap akhir pembelajaran.
Dalam kegiatan penutup, guru dituntut untuk mampu memiliki keterampilan
50
dalam menutup pembelajaran, karena jika seorang guru hanya mengucapkan
hamdalah dan membaca doa saja untuk mengakhiri pembelajaran maka peserta
didik tidak akan pernah mengetahui inti dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Kegiatan penutup dalam pembelajaran sangat penting, hal ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pencapaian peserta didik serta tingkat keberhasilan guru dalam
sebuah proses pembelajaran.
Dari hasil pengamatan, terlihat guru bersama siswa melakukan kegiatan
penutup dengan merangkum inti pokok pembelajaran yang telah dilakukan,
kemudian guru juga memberi petunjuk untuk topik pembelajaran berikutnya.
Selain itu, diakhir jam pelajaran guru meninjau kembali apakah inti pelajaran
yang telah diajarkan sudah dikuasai oleh peserta didik atau belum. Dalam
melakukan tinjauan kepada peserta didik, guru melakukan beberapa usaha seperti
meminta siswa membuat ringkasan inti pokok pelajaran agar dapat memantapkan
penguasaan inti dari pokok-pokok materi pelajaran. Selain itu, tidak lupa guru
mengevaluasi pembelajaran untuk mengetahui apakah siswa memperoleh
wawasan yang utuh tentang materi yang telah dipelajari, seperti memberikan soal-
soal tertulis maupun lisan.
Dillihat dari tanggapan guru mengenai pemahaman peserta didik setelah
melakukan pembelajara, guru kelas V.B yakni Ibu E menjelaskan bahwa:
“Iya, karena keterbasan jarak jadi sulit untuk mengontrol siswa saat belajar di
rumah. Saat ditanya sih siswa selalu menjawab paham, tapi saat ngumpulin
tugas masih banyak yang belum mengumpulkan. Ibu juga mengerti ya karena
keadaan sekarang, dan juga cara belajar tiap siswa berbeda-beda. Ada siswa
yang memang benar-benar paham dan saat ditanya juga bisa menjawab, tetapi
ada juga siswa yang harus dibimbing pelan-pelan sehingga dengan
pembelajaran yang tidak tatap muka seperti sekarang peran orang tua sangat
membantu anaknya untuk membimbing anak belajar di rumah”. (Rabu,
13/01/2021)
51
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru, dapat diketahui
bahwa dalam pelaksanaan kegiatan penutup guru telah melaksanakan semaksimal
mungkin, namun masih ada beberapa kendala dikarenakan keterbatasan
penyampaian materi pembelajaran yang kurang efektif sehingga sangat
berdampak pada pemahaman materi pembelajaran oleh peserta didik. Terbukti
masih ada peserta didik yang belum memahami materi pembelajaran saat guru
melakukan tanya jawab.
4.2.3 Hambatan-Hambatan Guru dalam Penilaian Pembelajaran Dalam
Jaringan (Daring).
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada (Senin, 18/01/2021), guru kelas
V.B melakukan penilaian pada saat melakukan pembelajaran secara daring
melalui whatsapp dan zoom. Penilaian yang digunakan guru meliputi penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada saat pembelajaran guru sangat
memperhatikan siswa mulai dari kehadiran siswa, kedisiplinan siswa saat masuk
ruang zoom sesuai dengan jadwal, sikap dan tingkah laku siswa saat belajar, serta
respon yang diberikan siswa ketika pembelajaran baik itu diskusi maupun
mengutarakan pendapat. Seperti yang dijelaskan oleh guru kelas V.B yakni Ibu E
sebagai berikut:
“Kegiatan penilaian yang ibu lakukan berupa penugasan yang diberikan dan
respon yang diberikan ke guru. Jadi setiap siswa itu telah memiliki akun
kelas online masing-masing, seperti akun zoom,whatsapp,google clasroom,
dimana setiap tugas-tugas yang diberikan akan dikumpulkan ke google
classroom, yang didalamnya berisi absen kehadiran siswa, serta tugas-tugas
yang telah dikerjakan. Semua tugas yang dikerjakan dan nilai-nilai akan
tersimpan dalam akun masing-masing siswa. Ketika guru memberikan tugas,
guru bisa memantau berapa siswa yang telah masuk kelas online dan yang
telah mengerjakan dalam rentang waktu yang diberikan. Setelah siswa
mengerjakan tugas yang diberikan saat itu juga nilai yang didapatkan akan
muncul, kemudian ibu mengadakan quiziz untuk mengevaluasi pemahaman
siswa”. (Senin, 18/01/2021)
52
Berdasarkan penjelasan dari guru kelas V.B di atas, penilaian atas tugas-
tugas siswa dilakukan melalui google clasroom, dikarenakan setiap siswa telah
memiliki akun masing-masing dan semua tugas yang diberikan akan dikumpul
dan dinilai lewat google clasroom. Selain itu, guru juga mengevaluasi
pemahaman siswa menggunakan quiziz. Guru akan mengadakan quiziz pada saat
pembelajaran satu tema telah selesai dilakukan, maka untuk mengevaluasi
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dilakukan guru mengadakan
quiziz. Dalam quiziz terdapat soal-soal mengenai materi yang telah dipelajari.
Peserta didik sangat antusias dalam mengikuti quiziz dikarenakan setelah
mengerjakan siswa langsung dapat melihat hasil nilai yang diperoleh dari soal-
soal yang dikerjakan.
Berdasarkan hasil wawancara guru juga mengatakan bahwa masih kesulitan
dalam melakukan penilaian belajar peserta didik dikarenakan terdapat siswa yang
tidak mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini sesuai dengan tanggapan
dari guru kelas V.B sebagai berikut:
“Iya, kesulitannya itu ketika melakukan penilaian, karena ada beberapa siswa
yang jarang sekali memberikan tugas, dan praktek.setelah diketahui ternyata
handphone dipakai orang tua, dan yang ada pun terkendala oleh kuota, tugas
diberikan hari ini baru bisa dibuka tiga hari berikutnya. Dan juga kurang
pengawasan terhadap belajar siswa. misalnya ketika ujian guru tidak bisa
mengawasi siswa dalam mengerjakan soal sehingga siswa yang sangat jarang
mengumpulkan tugas dan praktik, namun ketika ujian mendapatkan nilai
yang tinggi, dikhwatirkan orang tua ikut berpartisipasi dalam menjawab soal-
soal”. (Senin, 18/01/2021)
Dari hasil penjelasan guru kelas V.B di atas, diketahui bahwa guru
mengalami kendala dalam melakukan penilaian belajar siswa dikarenakan masih
terdapat siswa yang tidak mengumpulkan tugas-tugas dan praktik. Hal ini
dikarenakan handphone dipakai orang tua, dan juga terkendala oleh kuota. Selain
itu juga, guru mengalami kendala dalam pengawasan pembelajaran, karena yang
53
terjadi guru memberikan tugas dan orang tua yang mengirimkan hasil pekerjaan
anak. Tanpa adanya pengawasan dalam belajarnya.
4.2.4 Solusi Mengatasi Hambatan-Hambatan dalam Pembelajaran Dalam
Jaringan (Daring)
Berdasarkan hambatan-hambatan yang terjadi, maka diperlukan solusi
untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Dari hasil wawancara terhadap
guru kelas V.B dan kepala sekolah SDN 47/IV Kota Jambi, ditemukan beberapa
solusi yang dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran daring. Dari wawancara
yang peneliti lakukan, kepala sekolah mengatakan:
“(1) Kita selalu berkomunikasi kepada guru-guru apa kendalanya, dan
kemudian membuat perencanaan. Kemudian jika kendalanya, guru kurang
dalam menggunakan teknologi solusinya akan didampingi oleh guru-guru
yang ahli ITE dan memberikan pelatihan-pelatihan melalui workshop-
workshop. Dan segala fasilitas kita penuhi seperti wifi sehingga tidak ada
alasan untuk tidak melaksanakan pembelajaran. (2) Solusi bagi siswa, jika
kendalanya pada waktu orang tua, maka solusinya dengan membuat jadwal
pembelajaran kapan dia siap. (3) Dengan orang tua juga begitu, kita
komunikasi apa kendalanya, karena orang tua yang sangat tau bagaimana
perkembangan belajar anaknya di rumah. Jika permasalahannya pada kuota,
untuk solusinya setiap anak telah mendapatkan bantuan kuota dari
Kemendikbud sehingga itu harus sangat dimanfaatkan dengan baik, jika anak
yang menggunakan handphone orang tuanya maka mengatasinya dengan
menghubungi orang tua siswa secara personal dengan mengkonfirmasi
kesiapan anak untuk mengikuti pembelajaran, sehingga ada tanggung jawab
kita bersama.” (Selasa, 19/01/2021)
Pernyataan dari Bapak A selaku kepala sekolah ditambahkan dan diperkuat
oleh pernyataan Ibu E selaku guru kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi. Ibu E
menjelaskan bahwa:
“Kendala-kendala yang dialami saat pembelajaran daring seperti media
pembelajaran cara mengatasinya ibu mengirimkan video tutorial percobaan
dan ketika hendak melakukan praktek ibu meminta siswa mengirimkan hasil
pekerjaannya melalui Whatsapp. Jika kendalanya pada siswa yang kurang
memahami materi pembelajaran solusinya ibu akan melakukan pengajaran
perbaikan berupa pengulangan materi yang belum dipahami oleh siswa secara
kelompok maupun individual. Jika permasalahan pada waktu orang tua
karena sebagian siswa masih menggunakan handphone orang tuanya dan
54
kadang harus bergantian dengan saudaranya, maka cara mengatasinya ibu
akan membuat jadwal menjadi 2 shift pagi dan sore hari sesuai dengan
kesiapan siswa menunggu orang tuanya pulang dari kerja. Jika
permasalahannya pada kuota dan koneksi jaringan yang lemah, cara
mengatasinya selama masa pandemi covid-19 baik guru maupun siswa telah
mendapatkan bantuan kuota dari Kemendikbud, dikarenakan jaringan yang
terbatas mau tidak mau harus tetap melaksanakan pembelajaran dengan
sabar. Kemudian jika permasalahan pada penilaian siswa, cara mengatasinya
ibu akan menghubungi orang tua siswa secara personal untuk menanyakan
apa permasalahannya dan melakukan video call antara guru dan siswa agar
siswa tidak ketinggalan materi dan tugas-tugas dan pada saat pemberian tugas
guru bekerjasama dengan orang tua untuk mengawasi anaknya dalam belajar
di rumah melalui video call maupun foto kegiatan siswa belajar dari rumah”.
(Senin, 18/01/2021)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru dan kepala
sekolah SDN 47/IV Kota Jambi diketahui bahwa solusi untuk mengatasi
hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada masa
pandemi covid-19 yaitu:
Pertama, kendala pada media pembelajaran solusinya yaitu guru
menggunakan video tutorial sebagai penyampaian materi yang sifatnya percobaan
kepada peserta didik, dan untuk kegiatan praktek guru meminta peserta didik
mengirimkan hasil pekerjaannya melalui whatsapp. Kedua, kendala pada
pemahaman siswa solusinya yaitu guru melakukan pengulangan materi
pembelajaran yang belum dipahami siswa secara kelompok maupun individu
melalui video call.
Ketiga, kendala ketersediaan handphone pada siswa dikarenakan beberapa
peserta didik yang masih menggunakan handphone orang tuanya maka solusinya
yaitu membagi pembelajaran menjadi 2 shift yaitu pagi dan sore hari dengan
pembelajaran yang sama. Bagi orang tua yang memiliki waktu luang di pagi hari
maka siswa dapat mengikuti pembelajaran di pagi hari, tetapi jika bagi orang tua
yang tidak bisa maka siswa dapat mengikuti pembelajaran pada sore hari setelah
orang tua pulang dari kerja.
55
Keempat, kendala pada kuota dan jaringan solusinya yaitu dengan adanya
bantuan kuota yang diberikan oleh Kemendikbud sehingga hal ini sangat
membantu baik guru maupun peserta didik untuk tetap melaksanakan
pembelajaran dan karena jaringan yang terbatas mau tidak mau harus tetap
melaksanakan pembelajaran dengan sabar.
Kelima, kendala pada penilaian belajar siswa solusinya yaitu guru
memfokuskan satu-satu peserta didik yang sangat jarang mengumpulkan tugas
dan praktek, kemudian guru menghubungi orang tua siswa secara personal untuk
menanyakan apa permasalahannya melalui video call antara guru dan orang tua
agar siswa tidak ketinggalan materi dan tugas-tugas.
Keenam, kendala pada pengawasan belajar siswa. Cara untuk mengatasinya
yaitu guru melakukan pemantauan pendampingan melalui whatsApp group,
kemudian guru juga berkoordinasi bersama orang tua siswa melalui video call dan
mendokumentasikan kegiatan belajar siswa di rumah untuk memastikan adanya
interaksi antara guru dengan orang tua serta memastikan bahwa siswa benar-benar
belajar saat di rumah.
4.3 Pembahasan
Dalam memastikan pemenuhan hak peserta didik dalam belajar di masa
pandemi Covid-19, maka berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19,
dimana dalam surat edaran tersebut menjelaskan bahwa proses pembelajaran
dilakukan dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh secara daring. Hal ini
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta
didik. Hal ini juga didukung oleh pendatap Sari, R, P.,Tusyantari, N, B.,&
56
Suswandari (2020:11) mengatakan bahwa dengan adanya pembelajaran daring ini,
siswa memiliki keleluasaan waktu belajar dan proses pembelajaran bisa dilakukan
dimana saja. Oleh karena itu, pembelajaran daring saat ini menjadi solusi dalam
pembelajaran di masa pandemi covid-19.
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa SDN
47/IV Kota Jambi telah menerapkan pembelajaran jarak jauh secara daring selama
masa pandemi covid-19. Hal ini sesuai dengan pendapat Bapak A selaku kepala
sekolah SDN 47/IV Kota Jambi mengatakan bahwa:
“Iya, alhamdulillah untuk di sekolah ini 99% kita sudah melaksanakan
pembelajaran daring. Indikatornya yaitu kita sudah mengecek kepada anak-
anak dan kepada guru-guru dan mendata melalui Google Form dan semua
sudah melaksanakan pembelajaran daring dengan berbagai teknik seperti
menggunakan platform Zoomeeting, Google Clasroom, Google Form.
Penerapan pembelajaran daring bertujuan untuk mempermudah proses
pembelajaran selama masa pandemi covid-19 melalui penggunaan teknologi
komunikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Waryanto (2006: 12) bahwa
pembelajaran daring merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan
jaringan internet sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitas serta
didukung oleh berbagai bentuk layanan lainnya.
Menurut Daryanto dan Muljo (2012: 143-144) mengemukakan bahwa
pengelolaan pembelajaran adalah suatu proses pembelajaran yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian pembelajaran termasuk evaluasi
programnya demi mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hal ini sama
halnya dengan pembelajaran daring yang dilakukan guru kelas V.B SDN47/IV
Kota Jambi, dimana kegiatan yang dilakukan guru mulai dari merencanakan,
57
melaksanakan kegiatan, hingga pada mengevaluasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil temuan peneliti, dapat diketahui bahwa kemampuan guru
dalam kegiatan perencanaan sudah cukup baik, dimana guru telah mempersiapkan
beberapa hal sebelum melaksanakan pembelajaran yaitu berupa RPP, LKPD,
hingga mempersiapkan laptop dan kuota internet. Dalam RPP yang telah dibuat
oleh guru telah memuat media, metode, dan penilaian yang akan digunakan saat
pembelajaran secara daring. Hal ini sesuai dengan PP RI No.19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 bahwa “Perencanaan proses
pembelajaran memiliki silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar”. Namun, dari hasil temuan yang peneliti
lakukan, dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang dilakukan
guru kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi terdapat hambatan yang dialami yaitu
kendala dalam memilih media pembelajaran.
Kendala yang dialami guru dalam pemilihan media pembelajaran, misalnya
pada muatan IPA saat pembelajaran tatap muka biasanya guru bersama siswa
membuat media sistem pernapasan sehingga memudahkan guru dalam
menyampaikan materi, namun ketika pembelajaran secara daring guru hanya
mengirimkan video pembelajaran dari referensi youtube sehingga guru kesulitan
untuk mengetahui apakah peserta didik sudah memahami materi hanya dengan
mengamati video pembelajaran, karena gaya belajar setiap siswa berbeda-beda.
Hal ini sejalan oleh pendapat Uno, H, B (2008: 180) mengatakan bahwa gaya
belajar merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap
58
pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya ada yang cepat sedang dan ada pula yang
lambat. Sehingga solusinya yaitu guru menggunakan video tutorial sebagai
penyampaian materi yang sifatnya percobaan kepada peserta didik. Dimana pada
video tersebut guru menyajikan prosedur atau cara kerja sistem pernapasan
melalui media sederhana yang telah dibuat guru sehingga siswa dapat ikut
mencoba melakukannya ketika di rumah dan membuat laporan hasil percobaan.
Berdasarkan hasil temuan penelitian, dalam pelaksanaan pembelajaran
daring di kelas V.B guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan berbagai
macam platform belajar sebagai media online dalam pembelajaran daring yaitu
berupa whatsapp, zoom, google clasroom, google from, quiziz, sms, dan telepon.
Guru dan siswa berinteraksi tatap muka secara online menggunakan platform-
platform tersebut.
Dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring guru kelas V.B lebih banyak
menggunakan whatsapp dalam pembelajaran. Dimana guru membuat whatsapp
group sehingga semua siswa dapat terlibat dalam group. Pada awal pembelajaran,
guru mengirimkan pesan maupun video berupa sapaan kepada siswa, kemudian
dilanjutkan dengan mengirimkan materi pelajaran berupa link video dari youtube
yang harus disimak oleh peserta didik, dan pemberian tugas untuk dikerjakan pada
hari itu. Tugas yang dikirimkan dapat dibuat dalam bentuk foto hasil tugas dan
dikirim lewat google clasroom pada akun masing-masing siswa, untuk selanjutnya
dilakukan penilaian oleh guru. Selain itu, pembelajaran daring dilakukan
menggunakan zoom hanya satu kali dalam seminggu, dikarenakan sebagian besar
siswa masih menggunakan handphone orang tuanya, dan juga beberapa siswa
yang terkendala oleh sinyal.
59
Berdasarkan pedoman pelaksanaan pembelajaran daring dalam Surat Edaran
No.15 Tahun 2020 pada Bab II bahwa tahapan-tahapan pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh secara daring yaitu:
“(1) Sebelum pembelajaran, guru mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut :
(a) Menyiapkan nomor telepon peserta didik ataupun orang tua peserta didik
sebagai media saat pembelajaran. (b) Berdiskusi dengan orangtua peserta didik
mengenai ketersediaan handphone, laptop, maupun akses internet, aplikasi
belajar yang akan digunakan, prosedur penggunaan aplikasi belajar, serta materi
dan jadwal pembelajaran daring. (c) Membuat RPP pembelajaran daring. (d)
Meminta orangtua untuk mendampingi peserta didik saat pembelajaran daring.
(2) Saat pembelajaran, guru melakukan beberapa hal berikut: (a) Memeriksa
kehadiran peserta didik saat mengikuti pembelajaran. (b) Berdoa sebelum
pembelajaran. (c) Menyampaikan materi pembelajaran. (c) Melakukan diskusi
tanya jawab dengan peserta didik. (3) Usai pembelajaran, guru melakukan
beberapa hal berikut: (a) Peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian. (b) Mengingatkan orang tua untuk mengumpulkan
tugas peserta didik. (c) Memberikan umpan balik terhadap penugasan peserta
didik”.
Berdasarkan Surat Edaran di atas, peneliti telah melakukan pengamatan
terhadap guru kelas V.B. Dimana saat pembelajaran daring melalui zoom guru
sudah semaksimal mungkin mendesain pembelajaran agar memastikan adanya
komunikasi dan umpan balik peserta didik selama pembelajaran di masa pandemi
covid-19. Hal ini dilihat dari kegiatan pelaksanaan yang dilakukan guru mulai dari
kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
Namun, dari hasil pengamatan peneliti melihat guru mengalami hambatan
dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu terkendala pada penyampaian materi
pembelajaran, dikarenakan saat pembelajaran menggunakan zoom peserta didik
kurang memperhatikan guru ketika menyampaikan materi pembelajaran sehingga
pemahaman peserta didik terhadap materi kurang maksimal. Hal ini dikarenakan
beberapa faktor yaitu, tempat siswa mengikuti pembelajaran berada di rumah
dengan situasi yang ramai dan tidak mematikan mute (microphone), kemudian
siswa yang mengajak temannya bercanda. Sehingga hal tersebut dapat
60
mengganggu konsentrasi belajar teman yang lain dan guru harus berulang-ulang
menjelaskan materi pembelajaran.
Selain itu, tidak semua siswa mengikuti pembelajaran dikarenakan masih
menggunakan handphone orang tua sehingga harus menunggu orang tua pulang
dari kerja, dan juga terkendala oleh koneksi jaringan yang lemah. Hal ini sejalan
oleh pendapat Sari (2015: 27-28) mengatakan bahwa kekurangan pembelajaran
daring yaitu anak sulit untuk fokus pada pembelajaran karena suasana kurang
kondusif, dan keterbatasan kuota internet atau paket internet atau wifi yang
menjadi akses dalam pembelajaran daring serta ada gangguan dari beberapa hal
lain.
Solusi yang dilakukan oleh guru kelas V.B yaitu guru melakukan perbaikan
melalui pengulangan materi pembelajaran yang belum dipahami siswa secara
berkelompok maupun individu melalui video call. Hal ini sejalan oleh pendapat
Daryanto &Muljo (2012: 34) “Belajar adalah melebihi daya-daya dengan
pengulangan dimaksud agar setiap daya yang dimiliki manusia dapat terarah
sehingga menjadi lebih peka dan berkembang”. Jika penyampaian pesan
pembelajaran diulang-ulang, maka hasil belajar akan lebih baik (Gafur, A, 2012:
21).
Selanjutnya, kendala siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran
dikarenakan masih menggunakan hadphone orang tua, sehingga solusinya yaitu
guru membagi pembelajaran menjadi 2 shift yaitu pada pagi dan sore hari dengan
pembelajaran yang sama. Tujuannya yaitu agar peserta didik tetap dapat
mengikuti pembelajaran. Apabila orang tua memiliki waktu senggang pada pagi
hari, maka siswa dapat mengikuti pembelajaran pada jadwal pagi, dan sebaliknya
61
jika orang tua memiliki waktu senggang pada sore hari, maka siswa dapat
mengikuti pada jadwal sore hari. Kemudian, memanfaatkan dengan baik bantuan
kuota gratis yang diberikan oleh Kemendikbud. Dikarenakan jaringan yang
terbatas dengan pembelajaran daring ini melatih guru dan siswa untuk sabar dalam
melaksanakan pembelajaran secara daring.
Selain perencanaan dan pelaksanaan, peneliti juga tertarik untuk meneliti
sistem penilaian pembelajaran daring yang digunakan guru kelas V.B untuk
melihat apakah terdapat kendala dalam penilaiannya. Berdasarkan hasil temuan
penelitian, dapat diketahui bahwa penilaian yang digunakan guru kelas V.B pada
umumnya mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada
penilaian sikap, guru mengamati sikap peserta didik pada saat pembelajaran
secara online melalui whatsapp, video call, zoom. Pada pembelajaran tersebut,
guru akan mengamati tingkah laku dan respon yang diberikan peserta didik
selama pembelajaran. Oleh karena itu, guru benar-benar detail dalam mengamati
sikap peserta didik dalam pembelajaran. Kemudian, guru menilai tugas-tugas
peserta didik yang telah dikirimkan melalui whatsapp dan google clasroom dan
juga mengadakan evaluasi pemahaman siswa melalui quiziz. Sedangkan pada
penilaian keterampilan, guru melakukan penilaian terhadap tugas-tugas praktik,
penilaian kinerja, maupun pada produk yang telah dibuat peserta didik pada tugas
tertentu.
Penilaian pembelajaran daring sama halnya seperti penilaian pembelajaran
pada umumnya, hanya saja keadaan sekarang berada di masa pandemi dimana
tempat guru dan peserta didik terpisah dalam belajar sehingga membuat guru
kesulitan untuk mengamati peserta didik. Dari hasil temuan peneliti, dapat
62
diketahui bahwa dalam proses penilaian guru mengalami beberapa hambatan
yaitu, guru terkendala pada saat melakukan penilaian, dikarenakan peserta didik
yang masih jarang mengumpulkan tugas-tugas dan praktik. Hal ini terjadi karena
peserta didik tidak pernah mengikuti pembelajaran via whatsapp maupun pada
saat zoom dikarenakan tidak memiliki handpone dan kuota internet.
Hambatan lainnya yaitu, kurangnya pengawasan terhadap peserta didik
dalam belajar. Hal ini mengakibatkan peserta didik yang jarang mengumpulkan
tugas-tugas dan praktik, namun ketika ujian selalu mendapatkan nilai tinggi
sehingga dikhawatirkan orang tua ikut berperan dalam mengerjakan soal-soal.
Dari hambatan yang dialami guru kelas V.B dalam melakukan penilaian,
adapun solusi yang dilakukan guru yaitu guru memfokuskan terlebih dahulu
peserta didik yang sangat jarang mengumpulkan tugas dan praktik, kemudian
menghubungi orang tua siswa untuk menanyakan apa permasalahannya dan
memberikan pengertian kepada orang tua untuk bekerjasama mendukung siswa
dalam belajar agar tidak ketinggalan materi dan tugas-tugas. Selain itu juga, guru
melakukan pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan dari whatsapp
group agar siswa benar-benar belajar, dan kemudian guru bekerja dari rumah
dengan berkoordinasi bersama orang tua siswa melalui video call maupun
dokumentasi kegiatan siswa ketika belajar dari rumah.
63
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan di atas,
kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini yaitu bahwa guru kelas V.B SDN
47/IV Kota Jambi telah menerapkan pembelajaran daring selama masa pandemi
Covid-19. Yang mana guru telah melaksanakan pembelajaran daring dengan
melakukan tahapan-tahapan seperti melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian dalam pembelajaran daring.
Adapun hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dapat menjadi
tantangan tersendiri bagi guru dengan memberikan solusi-solusi yang tepat dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh guru.
5.2 Implikasi
Penelitian ini dapat berguna untuk menambah informasi mengenai
hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada masa
pandemi covid-19 di sekolah dasar, dan dapat memperkaya pengetahuan
mengenai solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dialami guru.
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
memberikan saran kepada beberapa pihak terkait. Diantaranya antara lain sebagai
berikut:
1. Bagi kepala sekolah dan guru, agar dapat mempertahankan dan
meningkatkan lagi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring.
64
2. Bagi siswa, harus lebih banyak lagi belajar dari rumah dengan bimbingan
orang tua.
3. Bagi peneliti lainnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan pedoman
atau referensi untuk penelitian selanjutnya.
65
DAFTAR RUJUKAN
Asmani, M. Jamal. (2014). 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada
Anugrahana, A. (2020). Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring
selama Masa Pandemi Covid-19 oleh Guru Sekolah Dasar. Scholaria:
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10(3), 282-289.
Bilfaqih, Y, & Qomarudin, M. (2015). Esensi Pengembangan Pembelajaran
Daring. Yogyakarta: DEEPUBLISH
Daryanto & Muljo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava
Media
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Fitrah, M., & Lutfiyah. (2017). Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak.
Gafur, A. (2012). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak
Handarini, O, & Wulandari, S. (2020). Pembelajaran Daring sebagai Upaya Study
From Home (SFH). Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP).
Vol 8, nomor 3, 496-503.
Ibrahim, R & Syaodih, N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Paujiah, E. (2020). Pembelajaran
Daring Masa Pandemi Covid-19 pada Calon Guru: Hambatan, Solusi dan
Proyeksi. LP2M.
Kusaeri & Suprananto. (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendididkan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Malyana, A. (2020). Pelaksanaan Pembelajaran Daring dan Luring dengan
Metode Bimbingan Berkelanjutan pada Guru Sekolah Dasar di Teluk
Betung Utara Bandar Lampung. Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar Indonesia,Vol 2, No. 1, hal 67-76.
66
Mastura, M., & Santaria, R. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses
Pengajaran Bagi Guru dan Siswa. Jurnal Studi Guru dan
Pembelajaran. 3(2), 289-295.
Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Oemar, H. (2013). Proses Belajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Pohan, A, E. (2020). Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah.
Riau: CV Sarnu Untung
PP RI No.19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan Pasal 20
Rigianti, H. A. (2020). Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar di
Banjarnegara. Elementary School: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran ke-
SD-an, 7(2).
Riyana, C. (2020). Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Online. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Rusman. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Sadikin, A. & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah
Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, vol. 6, No. 02, hal 214-224.
Saud, Udin, Syaefudin. (2010). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Solihatin. (2007). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: Bumi Aksara
Sudaryono. (2010). Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. Yogyakarta:
ANDI.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
. (2016). Metodologi Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukadi. (2006). Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung: Kolbu
Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat
Pendidikan Tinggi No. 1 Tahun 2020.
Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
67
Sutriyanto. (2009). Faktor Penghambat Pembelajaran. Yogyakarta: FTIK UNY
Syaiful, Sagala. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Usman, H. (2010). MANAJEMEN (Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Waryanto, N, H. (2006). Online Learning sebagai Salah Satu Inovasi
Pembelajaran. Pythagoras Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika,
2 (Des), 10-23.
68
LAMPIRAN
69
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Lampiran 1. Hasil Wawancara Kepala Sekolah SDN 47/IV Kota Jambi
Nama Informan Ansori
NIP 197203041996031001
Jabatan Kepala Sekolah SDN 47/IV Kota Jambi
Topik Pelaksanaan Pembelajaran Daring di SDN 47/IV Kota Jambi
No Butir Pertanyaan Jawaban
Perencanaan Pembelajaran Daring
1. Menurut Bapak, bagaimana pelaksanaan
pembelajaran daring di sekolah ini ?
Iya, alhamdulillah untuk di sekolah ini 99%
kita sudah melaksanakan pembelajaran
daring. Indikatornya yaitu kita sudah
mengecek kepada anak-anak dan kepada
guru-guru dan mendata melalui Google
Form dan semua sudah melaksanakan
pembelajaran daring dengan berbagai teknik
seperti menggunakan platform Zoomeeting,
Google Clasroom, Google Form. Seiring
dengan pandemi ini mau tidak mau,suka
tidak suka guru harus berhubungan dengan
laptop dengan internet. Karena ini sifatnya
mendadak sehingga sekitar 10% masih ada
guru yang belum begitu memahami
teknologi (gaptek) sehingga kita dampingi,
kita lakukan pelatihan-pelatihan melalui
workshop-workshop. Selain itu juga segala
fasilitis kita penuhi, seperti wifi karena
bagaiman mau melakukan pembelajaran
secara daring jika tidak memiliki akses
internet.
2. Menurut Bapak, apa kendala yang muncul
saat pembelajaran daring diterapkan di
sekolah ini akibat pandemic covid-19?
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini
hambatan yang pertama di SDM guru kita.
Karena ini mendadak sifatnya sekitar 10%
masih ada guru-guru yang gaptek solusi
nya kita dampingmi melalui pelatihan-
pelatihan jadi ditiap tingkat ada guru yang
ahli ITE seperti kelas 1 ada guru ahli ITE
yang akan mengevaluasi kawan-kawan.
Kalau dalam perencanaan karena kita
bukan nya satu bulan ini membuat
perencanaan lalu melaksanakan, namun
dikarenakan adanya pandemi ini kita baru
melaksanakan uji coba-uji coba tekhnik
yang terbaik untuk melaksanakan daring itu
tadi. Dan kendala lain nya lagi yaitu
komunikasi dengan orang tua kadang guru-
guru sudah siap melaksanakan
pembelajaran sementara anak-anak
handphone masih dipakai
kakaknya,adiknya, atau orangtuanya
sehingga anak tersebut tidak serentak,
Solusinya bisa kapan dia siap. Hambatan
lainya karena pembelajaran daring
70
membuat anak mudah bosan beda seperti
tatap muka dikarenakan tidak terbiasa
3. Menurut bapak, solusi apa yang dapat
dilakukan terkait hambatan dalam proses
pembelajaran daring ?
(1) Kita selalu berkomunikasi kepada guru-
guru apa kendalanya, dan kemudian
membuat perencanaan. Kemudian jika
kendalanya, guru kurang dalam
menggunakan teknologi solusinya akan
didampingi oleh guru-guru yang ahli ITE
dan memberikan pelatihan-pelatihan
melalui workshop-workshop. Dan segala
fasilitas kita penuhi seperti wifi sehingga
tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan
pembelajaran. (2) Solusi bagi siswa, jika
kendalanya pada waktu orang tua, maka
solusinya dengan membuat jadwal
pembelajaran kapan dia siap. (3) Dengan
orang tua juga begitu, kita komunikasi apa
kendalanya, karena orang tua yang sangat
tau bagaimana perkembangan belajar
anaknya di rumah. Jika permasalahannya
pada kuota, untuk solusinya setiap anak
telah mendapatkan bantuan kuota dari
Kemendikbud sehingga itu harus sangat
dimanfaatkan dengan baik, jika anak yang
menggunakan handphone orang tuanya
maka mengatasinya dengan menghubungi
orang tua siswa secara personal dengan
mengkonfirmasi kesiapan anak untuk
mengikuti pembelajaran, sehingga ada
tanggung jawab kita bersama.
71
Lampiran 2. Hasil Wawancara Guru Kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi
Nama Informan Esthi Putri
Jabatan Wali Kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi
Topik Perencanaan, Pelakasanaan, dan Penilaian Pembelajaran
No Butir Pertanyaan Jawaban
Perencanaan Pembelajaran Daring
1. Aplikasi atau platform apa saja yang Ibu
gunakan dalam pembelajaran daring ?
Aplikasi yang digunakan dalam
pembelajaran berupa whatsapp, google
clasroom, zoom, google from, quiziz, sms
dan telepon.
2. Apakah terdapat hambatan dalam
penggunaan aplikasi atau platformtersebut ?
Hambatannya yaitu tidak semua siswa
selalu ikut dalam pembelajaran seperti
menggunakan zoom, dikarenakan siswa
yang masih menggunakan handphone
orang tuanya sehingga harus menunggu
orang tuanya pulang dari kerja. Kemudian,
saat dikasih tugas ada beberapa siswa yang
tidak bisa membuka link yang diberikan
karena belum mendownload aplikasinya.
3. Pada saat apa saja Ibu menggunakan
aplikasi-aplikasi tersebut
Whatsapp itu biasanya digunakan setiap
hari karena untuk berdiskusi bersama
siswa mengenai perintah-perintah yang
akan disampaikan. Google clasroom
digunakan setiap hari senin sampai jumat,
karena untuk mengirim tugas, perintah
atau sapaan, membagikan video
pembelajaran dan ulangan harian yang
dikirim melalui goole clasroom, dan untuk
quiziz digunakan sesuai per tema, jika
pembelajaran satu tema telah selesai
barulah guru mengadakan quiziz.
4. Apa saja hambatan yang Ibu alami ketika
melakukan penyusunan materi pembelajaran
daring ?
Sejauh ini belum ada hambatan, karena
guru tentunya paling utama sebelum
memulai proses belajar mengajar guru
harus menyusun materi pelajaran dalam
bentuk RPP memperhatikan tujuan
pembelajaran agar nantinya siswa mengerti
tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
tidak hanya menyusun RPP saja tetapi
guru juga mengembangkannya menjadi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang
nantinya digunakan sebagai penugasan
peserta didik di rumah, agar selama di
rumah peserta didik juga harus tetap
belajar.
5. Apa saja media pembelajaran yang ibu
gunakan dalam pembelajaran daring ?
Untuk saat ini, media yang digunakan
sederhana saja berupa video pembelajaran
dari youtube yang sesuai dengan meteri
pembelajaran.
6. Apakah terdapat hambatan yang Ibu alami
saat melakukan pemilihan media
pembelajaran tersebut ?
Hambatannya pasti ada, karena karakter
dan cara belajar siswa berbeda-beda, maka
benar-benar perlu diperhatikan dalam
memilih media pembelajaran. menurut ibu,
menggunakan media berupa video
72
pembelajaran sudah cukup memudahkan
siswa memahami materi pembelajaran,
namun ibu merasa masih sedikit terkendala
dikarenakan sulit mengetahui siswa paham
atau tidak terhadap materi yang
disampaikan melalui media video tersebut.
Selain itu hambatan lainnya yaitu
terkendala saat ingin mengadakan praktek.
Karena pembelajaran yang dilakukan
sebelum pandemi, biasanya guru bersama
siswa melakukan praktek seperti
percobaan dan membuat media alat
pernapasan manusia sehingga siswa mudah
memahami materi dengan adanya media
yang nyata dan hasil pekerjaan siswa
terlihat dengan pembuatan media tersebut,
akan tetapi berbeda ketika pembelajaran
secara daring, guru hanya menggunakan
media video pembelajaran dari youtube
sehingga dikhawatirkan siswa kurang
memahami jika tidak dijelaskan secara
langsung.
7. Apa saja metode pembelajaran yang ibu
gunakan dalam pembelajaran daring ?
Metode pembelajaran yang digunakan
berupa diskusi, tanya jawab, ceramah, dan
memberi lembar kerja atau penugasan.
8. Apakah terdapat hambatan yang ibu alami
saat pemilihan metode pembelajaran tersebut
?
Untuk pemilihan metode pembelajaran
alhamdulillah tidak ada hambatan, hanya
saja dalam pelaksanaannya terkadang
masih ada saja siswa kurang
memperhatikan saat menyampaikan materi
pembelajaran
9. Apa saja penilaian yang Ibu gunakan dalam
pembelajaran da ring?
Penilaian diberikan berupa tugas dan
respon siswa yang diberikan ke guru saat
pembelajaran berlangsung.
10. Apakah terdapat hambatan yang Ibu alami
saat melakukan pemilihan penilaian tersebut
?
Untuk pemilihan penilaian belum ada
hambatan. Hanya saja ada sedikit
penyesuaian. Dikarenakan dengan
pembelajaran jarak jauh secara daring
untuk pemberian tugas cukup yang
ringkas-ringkas saja agar siswa itu
mengerti apa saja yang harus dikerjakan
dan bagaimana mengerjakannya. Percuma
kita kasih anak tugas-tugas yang rumit,jika
anak saja belum mengerti bagaimana
mengerjakannya. Jadi biasanya ibu
memberikan tugas dengan menambahkan
instruksi tertulis yang detail tapi cukup
ringkas tujuannya agar membantu siswa
dalam memahami apa saja yang harus
dikerjakan. Kemudian, memberikan
ketentuan tanggal dan jam pengumpulan
tugas yang jelas agar pengerjaan dan
penilaian tugas berjalan rapi
Pelaksanaan Pembelajaran Daring (Kegiatan Pendahuluan)
11. Apakah siswa masih didampingi oleh orang
tua saat pembelajaran secara daring ?
Untuk sekarang, siswa tidak lagi
didampingi karena sebelum memulai
pembelajaran guru lebih dahulu
menginformasikan kepada siswa untuk
73
mempersiapkan perlengkapan belajar,
sehingga siswa bisa secara mandiri
mengikuti pembelajaran tanpa dampingan
orang tua.
12. Apa saja hambatan yang Ibu alami ketika
melakukan kegiatan apersepsi ?
Iya, yang pertama apersepsi itu siswa
kadang muncul terlambat, jadwal di zoom
jam 10.00 wib tapi ada saja siswa yang
masuk jam 10.30 wib sehingga kelewatan.
Dan kendala dikoneksi jaringan yang
kurang baik jadi sering keluar masuk ruang
zoom.
13. Apa saja hambatan Ibu ketika memberika
motivasi kepada siswa di awal pembelajaran
?
Kalau motivasi alhamdulillah tidak ada
hambatan, karena ibu selalu
menyampaikan ke siswa sehat itu penting
kemudian sesuatu apapun itu harus dimulai
dengan bismillah, kemudian selalu
menjaga kesehatan. Dan ibu selalu
menyampaikan kepada siswa bahwa kamu
tidak perlu menjadi anak yang pintar tapi
jadilah anak yang berbakti dan berakhlak
mulia. Karena pintar itu bonusnya yang
penting berakhlak baik
14. Apa saja hambatan Ibu ketika
menyampaikan tujuan pembelajaran ?
Tidak ada hambatan, karena sekali
disampaikan siswa sudah mengerti.
Kegiatan Inti
15. Apakah terdapat hambatan yang Ibu alami
ketika menyampaikan materi pembelajaran
secara daring?
Hambatannya itu pasti ada, karena
pertama, tempat siswa mengikuti
pembelajaran berada di rumah dimana ada
adik-adiknya atau ada keluarganya yang
sedang ramai dan kadang ibu suruh
mematikan mic nya ada yang bisa
mematikannya dan ada yang harus selalu
diingatkan untuk mematikan mic ketika
ibu menjelaskan ada satu yang ribut jadi
kedengaran semuanya dan itu mengganggu
konsentrasi belajar teman yang lain.
Kemudian kendala lainnya pada signal
yang lemah (lemot) sehingga harus
berulang-ulang menjelaskan materi
16. Apa sajakah hambatan yang Ibu alami ketika
menggunakan media pembelajaran yang
telah ditentukan ?
Hambatannya sulit mengetahui siswa
paham atau tidak terhadap materi yang
disampaikan melalui media video tersebut
17. Apakah terdapat hambatan yang Ibu alami
ketika menggunakan metode pembelajaran
yang telah ditentukan?
Hambatannya kadang masih ada saja
siswa yang kurang memperhatikan saat
menyampaikan materi pembelajaran.
Kegiatan Penutup
18. Menurut Ibu, apakah siswa mengalami
kesulitan saat melakukan pembelajaran
secara daring ?
Iya, karena keterbasan jarak jadi sulit
untuk mengontrol siswa saat belajar di
rumah. Saat ditanya sih siswa selalu
menjawab paham, tapi saat ngumpulin
tugas masih banyak yang belum
mengumpulkan.
19. Menurut Ibu, apa penyebab siswa
mengalami kesulitan saat pembelajaran
secara daring ?
Ya karena keadaan sekarang, dan juga cara
belajar tiap siswa berbeda-beda. Ada siswa
yang memang benar-benar paham dan saat
ditanya juga bisa menjawab, tetapi ada
juga siswa yang harus dibimbing pelan-
74
pelan sehingga dengan pembelajaran yang
tidak tatap muka seperti sekarang peran
orang tua sangat membantu anaknya untuk
membimbing anak belajar di rumah.
20. Bagaimana langkah ibu melakukan penilaian
belajar peserta didik ?
Kegiatan penilaian yang ibu lakukan
berupa penugasan yang diberikan dan
respon yang diberikan ke guru. Jadi setiap
siswa itu telah memiliki akun kelas online
masing-masing, seperti akun
zoom,whatsapp,google clasroom, dimana
setiap tugas-tugas yang diberikan akan
dikumpulkan ke google classroom, yang
didalamnya berisi absen kehadiran siswa,
serta tugas-tugas yang telah dikerjakan.
Semua tugas yang dikerjakan dan nilai-
nilai akan tersimpan dalam akun masing-
masing siswa. Ketika guru memberikan
tugas, guru bisa memantau berapa siswa
yang telah masuk kelas online dan yang
telah mengerjakan dalam rentang waktu
yang diberikan. Setelah siswa mengerjakan
tugas yang diberikan saat itu juga nilai
yang didapatkan akan muncul, kemudian
ibu mengadakan quiziz untuk
mengevaluasi pemahaman siswa 20. Apa saja hambatan yang Ibu alami saat
melakukan penilaian terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan ?
Iya, kesulitannya itu ketika melakukan
penilaian, karena ada beberapa siswa yang
jarang sekali memberikan tugas, dan
praktek.setelah diketahui ternyata
handphone dipakai orang tua, dan yang
ada pun terkendala oleh kuota, tugas
diberikan hari ini baru bisa dibuka tiga hari
berikutnya. Dan juga kurang pengawasan
terhadap belajar siswa. misalnya ketika
ujian guru tidak bisa mengawasi siswa
dalam mengerjakan soal sehingga siswa
yang sangat jarang mengumpulkan tugas
dan praktik, namun ketika ujian
mendapatkan nilai yang tinggi,
dikhwatirkan orang tua ikut berpartisipasi
dalam menjawab soal-soal
21. Menurut Ibu, solusi apa yang tepat untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang ada ?
Kendala-kendala yang dialami saat
pembelajaran daring seperti media
pembelajaran cara mengatasinya ibu
mengirimkan video tutorial percobaan dan
ketika hendak melakukan praktek ibu
meminta siswa mengirimkan hasil
pekerjaannya melalui Whatsapp. Jika
kendalanya pada siswa yang kurang
memahami materi pembelajaran solusinya
ibu akan melakukan pengajaran perbaikan
berupa pengulangan materi yang belum
dipahami oleh siswa secara kelompok
maupun individual. Jika permasalahan
pada waktu orang tua karena sebagian
siswa masih menggunakan handphone
orang tuanya dan kadang harus bergantian
dengan saudaranya, maka cara
75
mengatasinya ibu akan membuat jadwal
menjadi 2 shift pagi dan sore hari sesuai
dengan kesiapan siswa menunggu orang
tuanya pulang dari kerja. Jika
permasalahannya pada kuota dan koneksi
jaringan yang lemah, cara mengatasinya
selama masa pandemi covid-19 baik guru
maupun siswa telah mendapatkan bantuan
kuota dari Kemendikbud, dikarenakan
jaringan yang terbatas mau tidak mau
harus tetap melaksanakan pembelajaran
dengan sabar. Kemudian jika
permasalahan pada penilaian siswa, cara
mengatasinya ibu akan menghubungi
orang tua siswa secara personal untuk
menanyakan apa permasalahannya dan
melakukan video call antara guru dan
siswa agar siswa tidak ketinggalan materi
dan tugas-tugas dan pada saat pemberian
tugas guru bekerjasama dengan orang tua
untuk mengawasi anaknya dalam belajar di
rumah melalui video call maupun foto
kegiatan siswa belajar dari rumah.
76
Lampiran 3. Hasil Observasi Pembelajaran Daring
Aspek Komponen Aspek yang
diamati
Deskripsi
Hambatan-
hambatan
guru dalam
pelaksanaan
pembelajara
n daring
Perencanaan 1. Membuat
perencanaan
pembelajaran
(RPP)
Hasil pengamatan yang peneliti lakukan
pada (Selasa, 05/01/2021) dapat diketahui
bahwa sebelum melaksanakan
pembelajaran guru telah mempersiapkan
beberapa hal seperti menyediakan tempat
dan laptop yang akan digunakan saat
pembelajaran daring, dan guru membuat
RPP hingga LKPD. Guru menyusun materi
yang dirancang dengan menentukan
terlebih dahulu tujuan pembelajaran dan
menata isi muatan bidang studi agar materi
pembelajaran yang dipelajari mudah
dimengerti oleh peserta didik, serta
memudahkan guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran
2. Pemilihan
media
pembelajaran
Pada pengamatan (Selasa, 05/01/2021)
peneliti melihat guru menggunakan media
pembelajaran berupa video pembelajaran
yang dipilih dari youtube sesuai dengan
materi dan tujuan pembelajaran.
3. Pemilihan
metode
pembelajaran
Pada pengamatan (Selasa, 05/01/2021)
Guru mendorong siswa agar mampu
mencapai tujuan pembelajaran dengan
upaya menggunakan metode-metode
pembelajaran yang bervariasi. Dari RPP
yang disusun oleh guru tercantum bahwa
guru menggunakan metode diskusi, tanya
jawab, ceramah, dan penugasan.
4. Pemilihan
penilaian
pembelajaran
Berdasarkan pengamatan pada (Selasa,
05/01/2021), peneliti melihat guru
menggunakan penilaian sesuai dengan RPP
yang telah dirancang. Dimana guru
menggunakan instrumen-instrumen
penilaian seperti kehadiran siswa,
pemberian tugas dan forum diskusi.
Pelaksanaan 5. Kegiatan
pendahuluan
Peneliti melakukan observasi dengan
mengikuti pembelajaran yang dilakukan
guru bersama siswa melalui Zoom di kelas
V.B pada (Senin, 11/01/2021) terlihat guru
E menyapa peserta didik dengan senyum,
mengajak peserta didik berdoa bersama
sebelum memulai pembelajaran. Kemudian
tidak lupa guru selalu memberikan nasihat-
nasihat kepada peserta didik untuk selalu
menggunakan protokol kesehatan seperti
selalu mencuci tangan, memakai masker,
dan menjaga jarak ketika hendak keluar
rumah. Saat guru menjelaskan ternyata
masih ada siswa yang terlambat masuk ke
ruang Zoom. Diawal kegiatan guru
melakukan kegiatan apersepsi. Apersepsi
yang dilakukan guru yaitu dengan
bernyanyi, lagu yang dinyanyikan
77
berhubungan dengan pembelajaran yang
akan dilakukan. Guru juga melakukan
pengulangan materi sebelumnya secara
singkat untuk mengingatkan kembali
peserta didik mengenai materi yang telah
dipelajari. Saat pengulangan materi ada
beberapa siswa yang lupa mengenai materi
yang sebelumnya, sehingga guru akan
mengulang kembali menjelaskan materi
tersebut. Guru juga tidak lupa menjelaskan
tujuan pembelajaran agar peserta didik
mengetahui tujuan dilaksanakannya
pembelajaran tersebut.
6. Kegiatan inti Dari pengamatan yang dilakukan peneliti
pada (Senin, 11/01/2021) terlihat bahwa
guru telah menyampaikan materi
pembelajaran sesuai dengan panduan RPP
yang telah disusun oleh guru. Dalam
menyampaikan materi pembelajaran guru
menayangkan video pembelajaran dan
didukung dengan menggunakan metode
ceramah sehingga membantu peserta didik
dalam memahami materi pembelajaran.
Selama pembelajaran, guru mengalami
kesulitan saat menjelaskan materi
pembelajaran dikarenakan konsentrasi
belajar peserta didik terganggu oleh hal
yang menarik perhatian disekitarnya,
seperti lebih memperhatikan aktivitas orang
yang berada didekatnya, kemudian
bercanda bersama teman. Hal ini membuat
guru harus berulang-ulang menjelaskan
materi dan meminta kepada siswa untuk
memperhatikan guru dan tidak bermain
pada saat waktunya belajar. Sehingga
dalam pelaksanaan pembelajaran secara
daring yang dilakukan di rumah membuat
pembelajaran menjadi kurang efektif.
7. Kegiatan
Penutup
Dari hasil pengamatan pada (Senin,
11.01/2021), terlihat guru bersama siswa
melakukan kegiatan penutup dengan
merangkum inti pokok pembelajaran yang
telah dilakukan, kemudian guru juga
memberi petunjuk untuk topik pembelajaran
berikutnya. Selain itu, diakhir jam pelajaran
guru meninjau kembali apakah inti pelajaran
yang telah diajarkan sudah dikuasai oleh
peserta didik atau belum. Dalam melakukan
tinjauan kepada peserta didik, guru
melakukan beberapa usaha seperti meminta
siswa membuat ringkasan inti pokok
pelajaran agar dapat memantapkan
penguasaan inti dari pokok-pokok materi
pelajaran. Selain itu, tidak lupa guru
mengevaluasi pembelajaran untuk
mengetahui apakah siswa memperoleh
78
wawasan yang utuh tentang materi yang
telah dipelajari, seperti memberikan soal-
soal tertulis maupun lisan.
Penilaian 8. Penilaian
sikap
Penilaian sikap diamati pada saat
pembelajaran secara online melalui
whatsapp, video call, zoom yaitu
mengamati tingkah laku dan respon yang
diberikan peserta didik selama
pembelajaran mulai dari kehadiran siswa,
kedisiplinan siswa masuk ruang zoom, dan
mengutarakan pendapat.
9. Penilaian
pengetahuan
Penilaian pengetahuan dapat diamati saat
guru menilai tugas-tugas peserta didik yang
telah dikirimkan melalui whatsapp dan
google clasroom dan juga pada penugasan
yang berbentuk kuis.
10. Penilaian
keterampilan
penilaian keterampilan dapat diamati saat
guru melakukan penilaian terhadap tugas-
tugas praktik, penilaian kinerja, maupun
pada produk yang telah dibuat peserta didik
pada tugas tertentu
79
Lampiran 4. Dokumentasi RPP
Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
80
Lampiran 5. Kegiatan pembelajaran daring melalui zoomeeting
81
Lampiran 6. Kegiatan Pembelajaran melalui Whatsapp
82
Lampiran 7. Kegiatan Penilaian melalui Google Clasroom
83
Lampiran 8. Pendokumentasian Penelitian
Wawancara dengan guru kelas V.B
84
Wawancara Kepala Sekolah SDN 47/IV Kota Jambi
85
Lampiran 9. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
86
Lampiran 10. Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi
87
Lampiran 11. Cek Plagiat
88
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama Mardiana, dilahirkan di Tempilang, 25 Juni 1998,
merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari
pasangan Bapak Marhak dan Ibu Hartini. Penulis berasal
dari Kota Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri 10 Tempilang pada tahun 2011 dan kemudian
melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Tempilang dan selesai
pada tahun 2014. Pendidikan Menengah Pertama di SMAN 1 Tempilang selesai
pada tahun 2017. Pada tahun 2017, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di
Universitas Jambi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan
Anak Usia Dini dan Dasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.