Upload
hoangcong
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 1
I. PENDAHULUAN
BPTP Lampung dalam era desentralisasi dituntut harus selalu pro-
aktif, responsif dan antisipatif dalam mendukung pembangunan pertanian,
khususnya pembangunan sistem dan usaha agribisnis di daerah. Hal ini
berarti BPTP Lampung harus dapat menjadi institusi yang mampu memberi-
kan masukan dalam membantu mengarahkan pembangunan pertanian di
daerah. BPTP juga harus dapat dengan segera merespon permasalahan-
permasalahan di sektor pertanian yang muncul di daerah.
Selama keberadaannya, BPTP Lampung tetap aktif melaksanakan peng-
kajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi di Provinsi Lampung. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain SL-PTT
Padi dan Jagung, PSDSK, Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP),
Analisis Kebijakan, Sinkronisasi dan Koordinasi dalam Pendampingan
Teknologi Program Utama Kementerian Pertanian, Pengkajian Kompetitif,
Diseminasi dan Advokasi Inovasi Pertanian, Model Kawasan Rumah Pangan
Lestari (M-KRPL), Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi
(MP3MI), serta Kegiatan PIPKPP; yang berdampak langsung maupun tidak
langsung bagi kesejahteraan masyarakat petani di Lampung.
Laporan Tahunan ini merupakan laporan kegiatan BPTP Lampung
selama Tahun 2012 dalam mengisi dan mencapai misinya. Dokumentasi
capaian kinerja BPTP Lampung yang dituangkan dalam bentuk laporan tahun-
an ini, menggambarkan secara menyeluruh dari dua sudut pandang yaitu ke-
berhasilan dan kegagalan. Hal ini dilakukan sebagai wahana evaluasi dan
bahan pembelajaran ke depan, mulai dari perencanaan dan perumusan
program sampai dengan implementasi kegiatan. Materi pokok yang disajikan
dalam Laporan Tahunan ini meliputi sumberdaya manusia, sarana dan
prasarana, program, anggaran serta sinopsis kegiatan litkaji yang dilakukan
BPTP Lampung pada TA. 2012.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 2
II. ORGANISASI
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung adalah Unit
Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Badan
Litbang Pertanian) yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 16/Permentan/OT.140/3/
2006 tanggal 1 Maret 2006, BPTP Lampung mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.
Dalam melaksanakan tugas tersebut BPTP Lampung menyelenggarakan
fungsi :
(1) Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi.
(2) Penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi.
(3) Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian
serta perakitan materi penyuluhan.
(4) Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan
teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.
(5) Pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan
teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.
(6) Pelaksanaan Urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Balai.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kepala Badan Litbang
Pertanian melalui keputusan No: OT.130.95.2003 tanggal 31 Desember 2003,
BPTP Lampung dilengkapi 4 kelompok pengkaji (Kelji) yaitu: Kelji Sumber-
daya, Kelji Budidaya, Kelji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian (MTHP),
dan Kelji Sosial Ekonomi.
Susunan organisasi dan tata kerja BPTP Lampung terdiri dari :
a. Subbagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, per-
lengkapan, surat menyurat, dan kearsipan, serta rumah tangga.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 3
b. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP)
Seksi KSPP mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana, program, anggaran, pemantauan, dan evaluasi serta laporan,
dan penyiapan bahan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penye-
barluasan dan pendayagunaan hasil, serta pelayanan sarana pengkajian,
perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi.
c. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari jabatan fungsional Peneliti,
Penyuluh Pertanian dan sejumlah jabatan fungsional lainnya yang terbagi
dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang
masing-masing, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Gambar 1. Struktur organisasi BPTP Lampung
KEPALA BPTP
Kasubbag Tata Usaha Kasie Kerjasama dan
Pelayanan Pengkajian (KSPP)
Koordinator Kepegawaian
Koordinator Keuangan
Koordinator Rumah Tangga Koordinator
Program Koordinator Kerjasama
dan Pelayanan Pengkajian
Koordinator Pendaya-gunaan
Hasil Pengkajian
Kepala KP. Natar
Kepala KP. Tegineneng
Kepala Lab Diseminasi
Masgar
Kelji Budidaya
Kelji Sumberdaya
Kelji Sosial Ekonomi
Kelji MTHP
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 4
III. KELEMBAGAAN
A. PROGRAM PENELITIAN DAN EVALUASI
Visi
Setiap organisasi perlu memiliki visi agar mampu eksis dan unggul
dalam persaingan yang semakin ketat dan perubahan lingkungan yang cepat.
Visi BPTP Lampung adalah “Pada Tahun 2014 menjadi lembaga pengkajian
yang menghasilkan dan mendiseminasikan teknologi pertanian spesifik lokasi
berstandar internasional.”
Misi
Dalam rangka untuk mewujudkan visinya, BPTP Lampung menetapkan
misinya yakni menghasilkan dan mendiseminasikan inovasi pertanian spesifik
lokasi sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan didukung oleh SDM yang
profesional.
Tujuan
Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor
kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan
akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan
dalam rangka merealisasikan misi, yang menunjukkan suatu kondisi yang
ingin dicapai dimasa mendatang. Sasaran menggambarkan hal-hal yang ingin
dicapai melalui tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
Sasaran akan memberikan fokus pada penyusunan kegiatan, bersifat spesifik,
terinci, dapat diukur, dan dapat dicapai.
Dalam jangka menengah (2010-2014) visi dan misi BPTP Lampung
dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran pengkajian, pengembangan serta
diseminasi teknologi pertanian. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut,
maka disusun strategi yang disusun atas dasar evaluasi mendalam terhadap
faktor internal dan faktor eksternal yang telah diuraikan pada perkembangan
lingkungan strategis yang terkait dengan kinerja BPTP Lampung ke depan.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 5
Tujuan kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi di BPTP
Lampung dalam lima tahun ke depan (2010-2014) terdiri atas :
1. Meningkatkan ketersediaan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.
2. Meningkatkan penyebarluasan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.
3. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian inovasi pertanian
unggulan spesifik lokasi.
Sasaran
Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan
sasaran strategis selama tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut :
Sasaran Indikator Utama
Tujuan 1 : meningkatkan ketersediaan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi
Sasaran strategis 1:
Meningkatnya ketersediaan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.
Jumlah inovasi pertanian unggulan spesifik agroekosistem
Tujuan 2 : meningkatkan penyebarluasan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi
Sasaran strategis 2:
Meningkatnya penyebarluasan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.
1. Jumlah teknologi yang didise-minasikan ke pengguna.
2. Jumlah laporan kegiatan pen-dampingan model spektrum diseminasi multi chanel dan program strategis nasional/ daerah
3. Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kementerian Pertanian
Tujuan 3 : meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.
Sasaran strategis 3 :
Meningkatnya sinergi operasional pengkajian inovasi pertanian spesifik lokasi.
Jumlah sinergi operasional peng-kajian dan pengembangan inovasi pertanian
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 6
Sasaran strategis 4 :
Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.
Jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana.
Jumlah laboratorium yang terfungsi-kan secara produktif.
Jumlah kebun percobaan yang ter-fungsikan secara produktif.
Jumlah unit usaha pengelolaan benih sumber yang terfungsikan secara produktif.
Jumlah website dan database yang ter-update secara berkelanjutan.
Sasaran strategis 5 :
Meningkatnya kerjasama daerah, nasional dan internasional (di bidang pengkajian dan diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi.
Jumlah laporan kerjasama peng-kajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian.
Sasaran 1. Meningkatnya ketersediaan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah dengan meningkatkan
fokus kegiatan dan capaian hasil pengkajian yang ingin dicapai sesuai dengan
kebutuhan pengguna dan berorientasi pasar/preferensi konsumen dengan
mempertimbangkan potensi sumberdaya wilayah. Strategi ini diwujudkan ke
dalam sub-sub kegiatan yaitu:
a. Pengkajian dan perakitan inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi.
b. Pengkajian dan perakitan inovasi pertanian unggulan nasional dan
daerah.
c. Pengkajian ekonomi dan sosiobudaya spesifik lokasi.
d. Analisis kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan
responsif.
Sasaran 2. Meningkatnya penyebarluasan inovasi pertanian spesifik
lokasi
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah dengan meningkatkan
kuantitas/kualitas informasi, media dan lembaga diseminasi teknologi spesifik
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 7
lokasi sesuai kebutuhan pengguna. Strategi ini diwujudkan ke dalam sub-sub
kegiatan yaitu:
e. Percepatan penyampaian inovasi hasil pengkajian kepada pengguna.
f. Penyebaran benih, bibit/alat produk Litbang, dan jasa analisis/uji.
g. Pendampingan program strategis Kemtan dan program pembangunan
pertanian daerah.
Sasaran 3. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian inovasi pertanian spesifik lokasi.
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah penguatan koordinasi
dan sinkronisasi kegiatan pengkajian inovasi pertanian spesifik lokasi.
Strategi ini diwujudkan ke dalam dua sub-sub kegiatan yaitu:
h. Koordinasi dan sinkronisasi operasional pengkajian inovasi pertanian.
i. Penyediaan petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis)
pengkajian inovasi pertanian.
Sasaran 4. Meningkatnya manajemen pengkajian inovasi pertanian spesifik lokasi.
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah peningkatan
efektivitas manajemen institusi. Strategi ini diwujudkan ke dalam lima sub-
sub kegiatan yaitu :
j. Penguatan manajemen mencakup perencanaan dan evaluasi kegiatan
serta administrasi institusi.
k. Pengembangan kompetensi SDM.
l. Peningkatan pengelolaan laboratorium dan kebun percobaan.
m. Peningkatan pengelolaan perpustakaan dan SMS center.
n. Peningkatan pengelolaan database dan website.
Sasaran 5. Meningkatnya kerjasama daerah, nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan teknologi pertanian spesifik lokasi).
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut adalah peningkatan kapasitas
penyelenggaraan pengkajian dan diseminasi untuk memperluas jejaring
kerjasama. Strategi ini diwujudkan ke dalam dua sub-sub kegiatan yaitu:
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 8
o. Kerjasama daerah, nasional dan internasional dalam pengkajian inovasi
pertanian spesifik lokasi.
p. Kerjasama daerah, nasional dan internasional dalam pendayagunaan
inovasi pertanian spesifik lokasi.
Kegiatan Manajemen dan Pengkajian BPTP Lampung
Kegiatan BPTP Lampung tahun anggaran 2012 mencakup kegiatan
manajemen BPTP Lampung dan kegiatan pengkajian serta diseminasi hasil
pengkajian.
Kegiatan manajemen BPTP Lampung tahun 2012 terdiri atas:
1) Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program,
2) Sistem Pengendali Internal (SPI) dan Monitoring dan Evaluasi (Monev),
3) Peningkatan Layanan Perkantoran,
4) Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran,
5) Pengelolaan Administrasi Satuan Kerja,
6) Pengelolaan Sekretariat UAPPA/B-W,
7) Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia dan Mutu Manajemen
Satuan Kerja BPTP Lampung,
8) Kerjasama Pengkajian, Pengembangan dan Pemanfaatan Hasil Litbang
(Pendampingan),
9) Pengawalan Pengembangan Padi Hibrida di Lampung,
10) Pengelolaan Instalasi Pengkajian,
11) Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Kegiatan,
12) Pengelolaan website/database/kepustakaan.
Kegiatan penelitian dan diseminasi hasil litkaji BPTP Lampung tahun
2012 tercakup dalam 12 RPTP dan 7 RDHP sebagai berikut:
(1) Kajian Agroekologi Mendukung Produktivitas dan Produksi Bahan Pangan,
(2) Pengkajian Kinerja Pupuk Organik di Lahan Sawah,
(3) Inventarisasi Teknologi Kearifan Lokal dalam Pengembangan Pertanian
Tanaman Pangan di Lampung,
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 9
(4) Kajian Teknologi Budidaya Organik Tanaman Cabai Mendukung Pengem-
bangan Kawasan Hortikultura di Lampung,
(5) Pemetaan Sebaran Varietas Unggul Baru Padi Sawah Mendukung Per-
cepatan Inovasi Teknologi Budidaya Padi Spesifik Lokasi,
(6) Kajian Adaptasi Lima Varietas Unggul Baru Padi Rawa di Lampung,
(7) Optimalisasi Lahan Rawa dengan Pendekatan Pengelolaan Tanaman Ter-
padu (PTT) untuk Meningkatkan Produktivitas Padi,
(8) Pengkajian Diversifikasi Pangan Olahan untuk Meningkatkan Nilai
Tambah Komoditas Jagung di Lampung,
(9) Kajian Metode Pemberian Hormon dalam Sinkronisasi Estrus untuk
Meningkatkan Angka Kebuntingan Sapi Potong,
(10) Kajian Strategi Kebijakan dan Langkah Operasional dalam Upaya
peningkatan Produksi Karet untuk Mendukung Pembangunan Koridor
Sumatera,
(11) Kajian Korelasi Karakteristik Agroekologi terhadap Produksi Kelapa Sawit
dan Karet di Provinsi Lampung,
(12) Kajian Faktor yang Berpengaruh Terhadap Peningkatan Produktivitas
Kelapa Sawit Rakyat di Provinsi Lampung,
(13) Diseminasi dan Advokasi,
(14) Pendampingan Teknologi SL-PTT Padi,
(15) Pendampingan Teknologi SL-PTT Jagung,
(16) Pendampingan PSDSK,
(17) Pengelolaan UPBS BPTP Lampung,
(18) Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) Mendukung Usaha
Diversifikasi Pangan di Provinsi Lampung,
(19) Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI).
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 10
B. PENATAKELOLAAN PENELITIAN DAN PENGKAJIAN DI BPTP LAMPUNG
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung telah menerapkan
Sistem Pengendalian Intern (SPI) dalam rangka mengendalikan pelaksanaan
kegiatan penelitian dan pengkajian serta pelaksanaan kepemerintahan yang
baik (good governance) serta memberikan keyakinan atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Personil Tim Saklak Pengendalian Internal (PI) BPTP Lampung sesuai
dengan SK Kepala BPTP Lampung Nomor: 008.2/Kpts/OT.160/I.10.9/10/
2009 tanggal 19 Oktober 2009 dan telah dirubah beberapa kali terakhir
dengan SK Nomor: 167/Kpts/OT.160/I.12.9/04/2012 tanggal 12 April 2012
terdiri dari Ir. Jamhari Hadipurwanta, MP (Ketua merangkap anggota), Yeni
Sepdanila, S.Sos (Sekretaris), dan lima orang anggota yaitu: Ir. Robet
Asnawi, M.Si, Ir. Bambang Wijayanto, MP, Christina Dyah Murtiningsih,
Hestiana Karyati, A.Md, dan Hardoyo, SE.
Pada tahun 2012 Tim Satlak PI BPTP Lampung telah menyusun juklak/
juknis SPI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung yang mengacu
kepada juklak/juknis SPI Itjen. Sosialisasi SPI BPTP Lampung juga telah
dilaksanakan yang dihadiri oleh hampir semua pegawai lingkup BPTP
Lampung.
Selain telah menerapkan sistem pengendalian intern, BPTP Lampung
juga menerapkan sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001:2008 dalam
rangka penerapan pelayanan prima kepada masyarakat. Sertifikat KAN telah
diperoleh pada tahun 2010 berdasarkan hasil penilaian lembaga sertifikasi
terhadap kepatuhan institusi dalam mengimplementasikan dokumen panduan
mutu yang telah disusun.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 11
C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA
C.1. Anggaran Tahun 2012
Dalam melaksanakan tupoksinya, BPTP Lampung pada Tahun 2012 di-
dukung oleh sumber dana yang berasal dari dana APBN dalam bentuk Rupiah
Murni (RM) sebelum revisi anggaran sebesar Rp. 14.224.137.000,- (empat
belas milyar dua ratus dua puluh empat juta seratus tiga puluh tujuh ribu
rupiah) yang kemudian setelah revisi I tertanggal 5 September 2012 Pagu
anggaran berubah menjadi Rp. 13.813.112.000,- (tiga belas milyar delapan
ratus tiga belas juta seratus dua belas ribu rupiah) dan pada revisi II bulan
November 2012 pagu anggaran berubah lagi menjadi Rp. 14.027.360.000,-
(empat belas milyar dua puluh tujuh juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah)
karena adanya tambahan dana kerjasama/hibah ACIAR, rincian pagu
anggaran revisi II sebagai berikut:
- belanja pegawai dengan anggaran sebesar Rp. 6.487.583.000,-
- belanja barang dengan anggaran sebesar Rp. 6.616.167.000,-
- belanja modal dengan anggaran sebesar Rp. 923.610.000.-
Realisasi anggaran per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp.
13.248.189.323,- (Tiga belas milyar dua ratus empat puluh delapan juta
seratus delapan puluh sembilan ribu tiga ratus tiga puluh dua rupiah) atau
94,45% dari pagu anggaran, dengan rincian: belanja pegawai sebesar Rp.
6.107.449.763,- (94,14%), belanja barang sebesar Rp. 6.254.897.560,-
(94,54%), dan belanja modal sebesar Rp. 885.842.000,- (95,91%).
Tabel 1. Realisasi anggaran per 31 Desember 2012
Uraian Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp) %
1. Realisasi Pendapatan Negara
- Penerimaan Pajak - - -
- Penerimaan Negara Bukan Pajak
- 162.334.366 -
- Penerimaan hibah - - -
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 12
Uraian Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp) %
2. Realisasi Belanja Negara
14.027.360.000 13.270.921.609 94,61
A. Rupiah Murni
- Belanja Pegawai 6.487.583.000 6.107.449.763 94,14
- Belanja Barang 6.406.919.000 6.045.650.560 94,36
- Belanja Modal 918.610.000 880.842.000 95,89
B. B. Pinjaman dan Hibah
- Belanja Barang 209.248.000 209.247.000 100,0
- Belanja Modal 5.000.000 5.000.000 100,0
Realisasi belanja Tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp.
3.707.540.180,- atau mencapai 28,45% dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya disebabkan antara lain oleh adanya kenaikan gaji PNS
sebesar 10%, kenaikan belanja uang makan pegawai, adanya pembangunan
gedung kantor, kenaikan atas belanja barang berupa belanja pemeliharaan,
serta bertambahnya volume perjalanan dinas. Perbandingan realisasi belanja
Tahun 2012 dan 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Perbandingan realisasi belanja tahun 2012 dan 2011
Jenis Belanja
Realisasi Belanja (Rp) Naik/Turun
2012 2011 Rp. %
Pegawai 6.107.449.763 5.749.215.047 358.234.716 5,87
Barang 6.045.650.560 3.212.355.166 2.833.295.394 46,87
Modal 880.842.000 364.831.930 516.010.070 58,58
Jumlah 13.033.942.323 9.326.402.143 3.707.540.180 28,45
Selain mengelola dana APBN, pada tahun 2012 BPTP Lampung juga
mengelola anggaran yang bersumber dari kerjasama hibah antara Pemerintah
Indonesia melalui BPTP Lampung dengan Pemerintah Australia melalui ACIAR
(The Australian Centre for International Agricultural Research) LPS/2008/038
sebesar Rp. 214.248.945,- (terdiri dari Rp. 214.247.952,- dana hibah Tahun
2012 dan Rp. 993,- sisa dana Tahun 2011 yang menjadi saldo awal tahun
2012). Realisasi hibah tahun 2012 sebesar Rp. 214.247.000,- terdiri dari
realisasi belanja barang Rp.209.247.000,- dan belanja modal sebesar
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 13
Rp.5.000.000,-. Sisa dana hibah Tahun 2012 sebesar Rp.993,- dan Rp. 952,-
untuk Tahun 2012 sudah disetor ke Kas Negara.
Pada tahun 2012 BPTP Lampung juga mendapat hibah dari Pemerintah
China melalui BBP2TP Bogor dalam bentuk barang. Barang tersebut dihibah-
kan ke BPTP Lampung dengan Nomor Register 71430201 sedangkan
perjanjian hibah dilakukan pada tanggal 3 Desember 2008. Realisasi hibah
tersebut sebesar Rp.1.299.891.247.- Surat Perintah Pengesahan Pendapatan
Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa Surat Berharga (SP3HL-BJS) No. 238.1/
KU.240/I.12.9/05/2012 tanggal 10 Mei 2012 dan Memo Pencatatan Hibah
Langsung Bentuk Barang/Jasa Surat Berharga tanggal 4 Desember 2012 No.
00297/2012 telah diajukan ke KPPN Bandar Lampung. Dari pengajuan ter-
sebut telah terbit Persetujuan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga dari KPKN Bandar Lampung pada tanggal 12
Desember 2012 dengan No. 531944B. Persetujuan memo tersebut telah
dicatat di Sistem Akuntasi Keuangan (SAK).
C.2. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2012
Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Lampung per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp.
162.334.366,- atau mencapai 249,73% dari estimasi pendapatan yang
ditetapkan untuk tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 65.005.000. Realisasi ini
berasal dari Pendapatan Negara Bukan Pajak lainnya yang berasal dari
penjualan hasil Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan berupa tanaman padi,
singkong, lada, kakao, dan jagung; pendapatan sewa tanah, gedung dan
bangunan berupa sewa mess; pendapatan jasa tenaga, pekerja, informasi,
pelatihan dan teknologi berupa analisa kimia di Laboratorium BPTP Lampung;
jasa giro; serta penerimaan kembali belanja pegawai pusat tahun yang lalu.
BPTP Lampung tidak memiliki pendapatan hibah. Rincian Estimasi
Pendapatan dan realisasi PNBP lainnya tahun 2012 dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 14
Tabel 3. Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP lainnya Tahun 2012
URAIAN Estimasi
Pendapatan Realisasi %
Pendapatan dari pemanfaatan BMN
Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian,
Kehutanan dan Perkebunan 43.900.000 112.810.000 256,97
Pendapatan Penjualan Lainnya 2.000.000 0 0,00
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan 18.005.000 22.685.678 126,00
Jumlah Penerimaan 63.905.000 135.495.678 212,03
Pendapatan Jasa
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerja, Informasi, Pelatihan dan Teknologi
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Kementerian dan Pendapatan
DJBC
0 24.009.900 0,00
Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan/ Jasa Giro 100.000 153.788 153,79
Jumlah Penerimaan 100.000 24.163.688 24.163,00
Pendapatan Lain-lain
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai
Pusat TAYL 1.000.000 2.675.000 267,50
Jumlah Penerimaan 1.000.000 2.675.000 267,50
Total Pendapatan 65.005.000 162.334.366 249,73
C.3. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan potensi dan kekuatan yang
tidak bisa diabaikan dalam suatu lembaga/instansi, termasuk bagi BPTP
Lampung. Ketersediaan SDM yang memadai dengan tingkat keahlian dan
kompetensi yang berimbang akan memberikan dampak yang cukup signifikan
bagi pencapaian misi dan visi lembaga. Untuk tahun 2012, PNS di BPTP
Lampung berjumlah 110 orang (tidak termasuk satminkal) dan tenaga
kontrak sebanyak 14 orang, yang tersebar pada 4 unit kerja (Tabel 4).
Tabel 4. Jumlah PNS BPTP Lampung berdasarkan golongan kepangkatan dan unit kerja
No Unit kerja Golongan (orang)
Jumlah IV III II I
1. 2.
3.
4.
BPTP Lampung-Hajimena KP Natar
KP Tegineneng
Lab Diseminasi Masgar
21 -
-
-
44 2
1
4
21 8
2
2
4 -
-
1
90 10
3
7
Jumlah 21 51 33 4 110
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 15
PNS BPTP Lampung yang berpendidikan S3 berjumlah 4 orang, S2
berjumlah 17 orang, dan S1 berjumlah 34 orang (Tabel 5). Proporsi jumlah
tenaga berdasarkan kriteria pendidikan tersebut belum mencukupi
persyaratan critical mass. Untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi
tenaga SDM perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan sesuai bidang ilmu
yang dibutuhkan.
Tabel 5. Sebaran PNS BPTP Lampung berdasarkan golongan dan pendidikan per Desember 2012
No Gol/ruang Tingkat Pendidikan
JUMLAH S3 S2 S1 D4 SM D3 D2 D1 SLTA SLTP SD
1. IV/d - 1 - - - - - - - - - 1
2. IV/c 1 1 2 - - - - - - - - 4
3. IV/b 1 3 2 - - - - - - - - 6
4. IV/a 2 7 1 - - - - - - - - 10
5. III/d - 2 3 - - - - - 1 - - 6
6. III/c - 2 4 - - 1 - - - - 7
7. III/b - 1 8 - - 2 - - 11 - - 22
8. III/a - - 14 1 - 2 1 - - - - 18
9. II/d - - - - - 1 - - 5 - - 6
10. II/c - - - - - 2 - - 1 - - 3
11. II/b - - - - - - - - 12 - - 12
12. II/a - - - - - - - - 4 1 5 10
13. I/d - - - - - - - - - 3 1 4
14. I/c - - - - - - - - - - 1 1
JUMLAH 4 17 34 1 - 8 1 - 34 4 7 110
Sampai dengan tahun 2012 BPTP Lampung memiliki 42 orang tenaga
fungsional, terdiri dari 27 orang peneliti, 9 orang penyuluh, 5 orang litkayasa,
dan 1 orang arsiparis (Tabel 6).
Tabel 6. Sebaran tenaga fungsional berdsarkan jabatan fungsional per Desember 2012
No. Jabatan Fungsional Jumlah
1. Peneliti:
- Peneliti Utama 2
- Peneliti Madya 12
- Peneliti Muda 8
- Peneliti Pertama 5
Jumlah 27
2. Penyuluh:
- Penyuluh Pertanian Madya 4
- Penyuluh Pertanian Muda 2
- Penyuluh Pertanian Pertama 3
Jumlah 9
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 16
No. Jabatan Fungsional Jumlah
3. Litkayasa:
- Teknisi Litkayasa Penyelia 1
- Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 3
- Teknisi Litkayasa Pelaksana 1
Jumlah 5
4. Arsiparis:
- Arsiparis Ahli Pertama 1
Jumlah 1
TOTAL 42
C.3.1. Pelatihan Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Selama tahun anggaran 2012, BPTP Lampung telah melaksanakan
pembinaan tenaga dengan mengirimkan pegawai untuk mengikuti pelatihan
jangka panjang dan jangka pendek, magang, workshop dan lokakarya ke
berbagai instansi di lingkup Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian
maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi di luar Kementerian
Pertanian. Tabel 7 menunjukkan pelatihan jangka panjang ke berbagai
universitas dan sekolah tinggi dan Tabel 8 memperlihatkan peserta dan nama
pelatihan yang diikuti oleh pegawai BPTP Lampung selama tahun 2012.
Tabel 7. Daftar pelatihan jangka panjang yang diikuti pegawai BPTP Lampung tahun 2012
No Nama Program Tempat Studi/ Bidang Studi
Status Sumber Dana
1. Arfi Irawati, SP S2 IPB/Ilmu Tanah Penelitian DIPA Litbangtan 2. Danarsi Diptaningsari, SP S2 IPB/Pemuliaan dan Biotek Skripsi
3. Drs. Jekvy Hendra, MSi S3 IPB/Phytopatologi Thesis
4. Nandari Dyah Suretno, SPt., MSi S3 IPB/Ilmu Ternak Teori
5. Ir. Nila Wardani, MSi S3 IPB/Hama Penyakit Penelitian
6. Ir. Slameto, MSi S3
UGM/Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan
Penelitian
7. Tri Kusnanto D4 STPP Bogor/ Perkebunan Teori BPSDMP
8. Andi Maryanto D4 STPP Bogor/ Peternakan Teori
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 17
Tabel 8. Daftar Pelatihan Jangka Pendek dan Workshop yang diikuti pegawai BPTP Lampung tahun 2012
No. Nama Nama Kegiatan Tanggal Tempat
1. A. Romdhan Fauzi, SP Workshop Penyusunan Laporan Keuangan Semester II TA. 2011 UAPPA/B-W Propinsi Lampung
19-20 Januari 2012
Hotel Marcopolo, Bandar Lampung
2. Dr. Ir. Bariot Hafif, MSc Diklat Teknis Perencanaan bagi petugas Angkatan I dan II
30 Januari 2012-8 Februari 2012
Komplek Tirta PPMKP Ciawi, Bogor
3. Yeni Sepda Nila, S.Sos Workshop Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK)
5-7 Februari 2012
Lor In Hotel, Solo
4. Ir. Kiswanto, MP Fauziah Y. Adriyani, SP., MSi
Workshop Penyiapan SDM Pertanian Mendukung Program P2BN di Lahan Sub Optimal
8-12 Februari 2012
Hotel Ratu Elok, Banjar baru, Kalimantan Selatan
5. Ir. Robet Asnawi, MSi Ir. Yunita Barus, MSi Dian Meithasari, SP
Pelatihan Produksi Benih Hibrida dan Pengendalian Hama Penyakit
10-12 Februari 2012
Auditorium SA-BB Padi, Jawa Barat
6. Ir. Bambang Wijayanto, MP Ir. Jamhari Hadipurwanta, MP Ir. Soerachman Ir. Nasriati, MP Ir. Solamer P. Malau Ir. Kiswanto, MP Fauziah Y. Adriyani, SP., MSi
Workshop Peningkatan Kapasitas Penyuluh
12-14 Februari 2012
Ruang Pertemuan Lt. IV, Badan Litbang Pertanian, Jakarta
7. Hestiana Karyati, A.Md Meidaliantisyah, STP
Pelatihan SAPK 20-22 Februari 2012
Kantor Regional V BKN Jakarta
8. Fauziah Y. Adriyani, SP., MSi Workshop Pengawalan/ Pendampingan SL-PTT Jagung dan Kedelai 2012
5-6 Maret 2012 Aula Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor
9. Rahadian Mawardi, SP Koordinasi dan Pelatihan Penyusunan KATAM Rawa
29 Maret 2012 Aula BBSLP, Bogor
10. Hestiana Karyati, A.Md Bimtek Auditor bagi pejabat fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP)
9-12 April 2012 Hotel Arnes, Bandar Lampung
11. Ir. Jamhari Hadipurwanta, MP Yulis Aisyah
Workshop Pemantapan SOP, Optimalisasi BMN, dan Pengelolaan PNBP
17-19 April 2012
Hotel Mutiara Malioboro, Yogyakarta
12. Herna Suhartin, AMd Suresmi
Bimtek Aplikasi SAKPA 2012 dan Penatausahaan dan Penyusunan laporan Pertanggungjawaban Bendahara Satker
23 April 2012 Aula KPPN Bandar Lampung
13. Suresmi Reli Hevrizen, SPt.
Bimtek Aplikasi Forecasting Satker (AFS) 2012
8 Mei 2012 Aula KPPN Bandar Lampung
14. Esman Lumban Tungkup Temu Teknis Pengelolaan Perpustakaan Digital
20-23 Mei 2012 Pusat Informasi Haji (PIH) Batam
15. Sugiyono M. Hairul Anam
Diklat dan sosialisasi Aplikasi SIMAK BMN dan Aplikasi SIMANTAP
21-23 Mei 2012 Hotel Safari Garden, Bogor
16. Sugiyono M. Hairul Anam
Workshop Penyelesaian Satker Inaktif Wilayah Lampung
24-26 Mei 2012 Hotel Kurnia Dua, Bandar Lampung
17. Dr. Ir. Joko Susilo Utomo, MP Fauziah Y. Adriyani, SP, MSi
Workshop Kerjasama Pengkajian dan Diseminasi
27-29 Mei 2012 Royal Safari Garden, Bogor
18. Ir. Jamhari Hadipurwanta, MP Yeni Sepda Nila, S.Sos Hestiana Karyati, A.Md Tanti Retno Yuliantika, A.Md
Workshop Validasi Simpeg, SAPK dan Pengelolaan Administrasi Ketatausahaan dan Kearsipan
18-20 Juni 2012
Garden Permata Hotel, Bandung
19. Agung Lasmono, SP Pelatihan Perbenihan Sayuran
2-6 Juli 2012 KP. Subang, Jawa Barat
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 18
No. Nama Nama Kegiatan Tanggal Tempat
20. Ir. Jamhari Hadipurwanta, MP Suresmi Sugiyono
Workshop Penyusunan Laporan Keuangan Semester I TA 2012
12-14 Juli 2012 Grand Aquila Hotel, Bandung
21. Dr. Ir. Joko Susilo Utomo, MP Ir. Jamhari Hadipurwanta, MP
Workshop Evaluasi Keberhasilan Program PUAP
8 Agustus 2012 IPB International Convention Centre, Bogor
22. Dr. Ir. Joko Susilo Utomo, MP Ir. Robet Asnawi, MSi
Workshop Monev Integrasi Lingkup BBP2TP
9-11 Agustus 2012
Hotel Santika, Bandung
23. Erliana Novitasari, STP Pelatihan IBT Preparation tingkat intermediate
17 September-9 Nop 2012
LBPP LIA Bogor
24. Ir. Robet Asnawi, MSi International Workshop on Sustainable Management of Lowland for Rice Production
27-28 September 2012
Hotel Ratan Inn, Banjarmasin
25. Ir. Firdausil AB., MS Agung Lasmono, SP
Workshop Pengembangan Ekspor Lada
12 Oktober 2012
Hotel Marcopolo, Bandar Lampung
26. Ir. Kiswanto, MP Diklat Teknis Statistik Pertanian
14-20 Oktober 2012
Grand Cikarang Hotel, Bekasi
27. Gohan Octora Manurung, SP Fauziah Y. Adriyani, SP, MSi
Workshop Pengelolaan Situs Web Badan Litbang Pertanian
30 Oktober-1 November 2012
Royal Hotel, Bogor
28. Dra. Alvi Yani, MSi Simposium Kakao dan Expo Nasional kakao dan Cokelat
5-8 Nopember 2012
Grand Inna Muara Hotel, Sumbar
29. Ir. Robet Asnawi, MSi Ir. Jamhari Hadipurwanta, MP Fauziah Y. Adriyani, SP, MSi Reny D. Tambunan, SPt., MSc
Workshop 3rd annual meeting LPS 2008/038
7-8 Nopember 2012
Hotel Grand Anugerah, Bandar Lampung
30. Ir. Robet Asnawi, MSi Sosialisasi Pemanfaatan PHLN dan BLN
9-10 Nopember 2012
Hotel Harmoni, Batam
31. Ir. Jamhari Hadipurwanta, MP Workshop dan Sosialisasi Detachering (mobility program)
12-14 Nopember 2012
Mason Pine Hotel, Bandung
32. Hestiana Karyati, A.Md Sosialisasi dan Workshop Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian
20-22 Nopember 2012
Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat
33. Herna Suhartin, AMd Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran
21 Nopember 2012
Aula KPPN Bandar Lampung
34. Ir. Rr. Ernawati, MTA Workshop Peningkatan Kinerja UPBS untuk akselerasi Diseminasi Varietas/Ras Unggul baru dalam Mendukung Perbenihan Nasional
21-23 Nopember 2012
Goodway Hotel, Bali
35. Eka Miftahul Jannah, SP Dian Meithasari, SP Rahadian Mawardi, SP
Workshop Analisis Data Penelitian Pertanian
21-23 Nopember 2012
Hotel Novotel, Yogjakarta
36. Reny D. Tambunan, SPt., MSc Workshop SAKIP 26-28 Nop 2012
Harmoni Hotel, Batam
37. Rugito Widodo
Workshop peningkatan kapasitas teknisi litkayasa
28-29 Nopember 2012
Balai Uji Terap Teknik dan Metode karantina Pertanian, Bekasi, Jawa Barat
38. Ir. Bambang Wijayanto, MP Workshop Pengawalan/ Pendampingan SL-PTT
30 Nopember-1 Desember 2012
Aula Puslitbang Tanaman Pangan
39. Ir. Rr. Ernawati, MTA Seminar dan Kongres Nasional Komnas Sumber Daya Genetik
12-14 Desember 2012
Hotel ASEAN Internasional, Medan
40. Ir. Jamhari Hadipurwanta, MP Workshop Konsolidasi pelaporan Kegiatan Tahun 2012 dan Sinkronisasi Program Tahun 2013
19-21 Desember 2012
Hotel Grand Jaya Raya, Bogor
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 19
C.3.2. Pegawai yang pensiun dan pindah instansi tahun 2012
Pegawai BPTP Lampung yang memasuki masa pensiun dan mutasi
(pindah instansi) pada tahun 2012 sebanyak 6 orang (Tabel 9). Pensiun dan
mutasi mengurangi ketersediaan jumlah pegawai di BPTP Lampung.
Tabel 9. Daftar pegawai BPTP Lampung yang Pensiun dan pindah instansi pada tahun 2012
No. Nama Golongan Keterangan
1. Martono III/b Pensiun TMT 1 Maret 2012
2. Somad III/b Pensiun TMT 1 Maret 2012
3. Sugeng II/a Pensiun TMT 1 Maret 2012
4. Esman Lumban Tungkup III/c Pensiun TMT 1 Agustus 2012
5. Drs. Suprapto, SU IV/e Pensiun TMT 1 Agustus 2012
6. Rosa Ariesa, SE III/a Mutasi ke Sekretariat Badan Litbang Pertanian TMT 1 Oktober 2012
C.4. Fasilitas
Seperti halnya dengan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana
merupakan salah satu sumber energi utama untuk menjalankan roda
organisasi. Dukungan sarana dan prasarana yang memadai akan sangat
menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan di BPTP Lampung. Barang-
barang tidak bergerak yang dimiliki oleh BPTP Lampung meliputi tanah dan
bangunan. Keseluruhan tanah yang dimiliki oleh BPTP Lampung adalah seluas
738.217 m2, yang terdiri dari tanah bangunan rumah negara golongan III,
tanah bangunan kantor pemerintah, dan tanah kebun percobaan. Sedangkan
gedung dan bangunan yang dimiliki BPTP Lampung sebanyak 62 unit terdiri
atas 4 unit bangunan gedung kantor permanen, 7 unit bangunan gedung
tertutup permanen, 2 unit bangunan gedung laboratorium permanen, 2 unit
gedung garasi/pool, 1 unit bangunan lantai jemur permanen, 4 unit
bangunan gedung tempat kerja lainnya, 40 unit rumah negara golongan II,
dan 2 unit mess permanen.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 20
C.4.1. Kebun Percobaan (KP)
BPTP Lampung memiliki dua buah Kebun Percobaan dan satu buah lab
diseminasi yang masing-masing berlokasi di Kecamatan Natar, Tegineneng,
dan Masgar. Keragaan kebun percobaan lingkup BPTP Lampung dapat
dijelaskan sebagai berikut. Kebun Percobaan Natar merupakan salah satu dari
3 kebun milik BPTP Lampung yang mempunyai areal paling luas yaitu 60 ha.
KP. Natar berada di Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lampung Selatan, berjarak sekitar 10 km dari kantor induk BPTP Lampung, di
Bandar Lampung. Kebun berada pada ketinggian 135 m dpl laut, mempunyai
jenis tanah latosol dan sebagian posolik merah kuning, bahan induk dari tuf
vulkan, mempunyai tingkat kesuburan sedang. Komoditas yang
dikembangkan pada jenis tanah ini antara lain untuk tanaman perkebunan
(karet, kakao, kopi robusta, lada, panili, dan jarak pagar), tanaman pangan
lahan kering (jagung, ubikayu, kedelai dan kacang tanah), tanaman
hortikultura (pisang, mangga dan cabai), serta tanaman obat-obatan (temu-
temuan, solanaceae dan jahe). Implasement dan penggunaan lahan di KP.
Natar dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Luas Implasement dan Penggunaan Lahan KP Natar.
No. Penggunaan Luas 1. Implasement kantor/perumahan 3,8 ha 2. Kantor kebun dan ruang staf 170 m2 3. Mess 2 unit 240 m2 4. Laboratorium (OPT dan Tanaman) 340 m2 5. Gudang 250 m2 6. Lantai Jemur 400 m2 7. Rumah Kaca 5 unit 450 m2 8. Bengkel Peralatan 75 m2 9. Musholla 50 m2 10. Rumah Mesin Pengupas Jarak 75 m2 11. Rumah Generator 24 m2 12. Stasiun Iklim 6 m2 13. Para-para persemaian 300 m2 14. Pos jaga satpam 12,5 m2 15. Bangunan tower air 15 m2 16. Tanah rawa 0,75 ha 17. Lahan kerjasama dengan koperasi 15,20 ha 18. Lahan kerjasama pihak ketiga 22,28 ha 19. Jalan kebun 12.540 m2
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 21
KP. Tegineneng berada di Kampung Banyuwangi, Desa Mandah,
Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran mempunyai areal seluas ± 11
ha terdiri dari 3 ha digunakan untuk implasement, visitor plot, dan kebun
koleksi dan sisanya seluas ± 8 ha digunakan untuk tanaman pangan
(singkong). Kebun berada pada ketinggian 69 m dpl, jenis tanah pod solik
merah kuning, dan pH 4,5-5,5. Kebun koleksi digunakan untuk menanam
tanam jambu mete varietas Thailand, sirsak manis, pisang, dan cempaka.
Visitor plot ditanami tanaman kakao dan pisang serta sayuran (bayam,
kacang panjang, terong, caisim, pare dsb) yang ditanam dipekarangan kantor
sebagai bagian dari visitor plot KRPL.
Lab Diseminasi Masgar berlokasi di Desa Masgar, Kecamatan
Tegineneng, Kabupaten Pesawaran mempunyai areal seluas 18.056 m2 yang
digunakan untuk tanah dan bangunan, bangunan kantor seluas 7.881 m2,
dan kebun visitor plot seluas 5.690 m2.
C.4.2. Laboratorium Teknis
Laboratorium teknis BPTP
Lampung bertugas untuk melayani
permintaan analisis dari peneliti
lingkup BPTP Lampung, instansi
pemerintah lainnya, perusahaan
swasta, para peneliti, mahasiswa,
masyarakat umum dan petani. Analisa
yang dilayani adalah analisis tanah,
analisis pupuk organik, analisis pupuk
anorganik, analisis jaringan tanaman,
dan analisis air.
Laboratorium teknis BPTP Lampung memiliki peralatan utama pengujian
antara lain: Atomic Absorption Spectofotometer (AAS) GBC 933 Plus,
Spectrophotometer Optima SP-300, PH Meter, Laboratory Mill Retsch,
Analytical Balance, serta beberapa alat penunjang lainnya seperti Alat
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 22
Destruksi, Destilasi, Oven, Sheker, centrifuge, Magnetic Stirrer, Hot Plate,
Autoclave, Mikroskop, Laminar Flow, Incubator, Glassware, dan lain-lain.
C.4.3. Perpustakaan
Perpustakaan BPTP Lampung
merupakan salah satu unit pen-
dukung kegiatan Balai dalam mem-
berikan layanan informasi hasil-hasil
penelitian/pengkajian yang dilakukan
BPTP Lampung kepada masyarakat
pengguna. Layanan perpustakaan di-
berikan kepada semua pengguna
baik karyawan di lingkup Balai mau-
pun masyarakat luas.
Peningkatan kapasitas institusi BPTP melalui peningkatan pelayanan
jasa perpustakaan terhadap pengguna akhir, pengguna antara, dan penentu
kebijakan serta mendukung peningkatan adopsi dan difusi teknologi hasil
penelitian dan pengkajian secara digital melalui perpustakaan digital.
Website
Jumlah pengunjung web BPTP Lampung yang beralamatkan situs
www.lampung.litbang.deptan.go.id dari Januari sampai 16 Desember 2012
sebanyak 76.083 pengunjung.
Gambar 2. Jumlah pengunjung website BPTP Lampung Tahun 2012
0100020003000400050006000700080009000
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 23
Jumlah pengunjung paling banyak terdapat pada bulan Maret 2012
yaitu sebanyak 7.885 pengunjung sedangkan pengunjung paling sedikit ter-
dapat pada bulan Agustus yaitu sebanyak 4.540 pengunjung. Rataan
pengunjung perbulan adalah 6.340 pengunjung dan rataan pengunjung per
hari adalah 215 pengunjung. Berita yang telah dimuat pada tahun 2012 se-
banyak 45 berita. Data yang paling banyak dilihat terbesar berturut-turut
yaitu indek profil, teknologi budidaya sawit, teknologi budidaya padi sawah,
teknologi budidaya kopi, teknologi budidaya cabai, deskripsi padi.
C.4.4. Kendaraan dinas
Pada tahun 2012, kendaraan dinas yang dimiliki BPTP Lampung
sebanyak 6 unit kendaraan roda empat (minibus), 2 unit kendaraan bermotor
angkutan barang lainnya, dan 17 unit kendaraan roda dua, dengan kondisi
kendaraan masih berfungsi baik. Kendaraan roda dua dan roda empat ini di-
gunakan untuk mendukung aktivitas kegiatan penelitian maupun administrasi
di BPTP Lampung. Inventaris kendaraan dinas dan kondisinya disajikan pada
Tabel 11.
Tabel 11. Daftar kendaraan roda empat BPTP Lampung, Desember 2012
No. Nama Kendaraan Tahun Perolehan Kondisi (Baik/Rusak)
1. Toyota Kijang Inova 2011 Baik
2. Hilux 2010 Baik
3. Daihatsu Espass 2005 Baik
4. Toyota Kapsul 1999 Baik
5. Toyota Kapsul 1998 Baik
6. Toyota Kapsul 1997 Baik
7. Toyota Kijang Super 1993 Baik
C.5. Pengadaan Peralatan C.5.1. Pengadaan peralatan dari APBN
Pada Tahun 2012 BPTP Lampung mengadakan 3 unit PC, 3 buah
printer, 4 buah notebook, dan lain-lain. Pengadaan peralatan selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 12.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 24
Tabel 12. Daftar pengadaan peralatan BPTP Lampung Tahun 2012.
No. Nama Peralatan Volume
1. PC Unit 3 unit
2. Printer 6 unit
3. Notebook 4 unit
4. Mesin absensi 1 unit
5. Sound system 1 unit
6. Digital keyboards technics 1 unit
7. Handy cam 1 unit
8. Camera digital 2 unit
9. LCD projector/infocus 1 unit
10. GPS 1 unit
11. AC Split 6 unit
12. Meja Kerja Kayu 11 buah
13. Kursi Kayu Jati 3 buah
14. Lemari Kayu 3 buah
15. Kardex besi 5 buah
16. Kursi besi/metal donati 9 buah
17. Meja Rapat 1 buah
18. Alat perontok (power tresher) 1 unit
19. Air cleaner 1 unit
20. TLC dryer 1 unit
21. Vacum pump 1 unit
22. Timbangan kapasitas 15 kg 2 buah
23. Timbangan kapasitas 200 kg 1 buah
24. Mesin jahit karung 2 unit
25. Rak-rak penyimpanan 10 unit
26. Grain moisture tester 1 unit
27. Mesin pemotong rumput 3 unit
28. Penyemprot tangan (hand sprayer) 3 buah
29. Alat rumah tangga lainnya 75 buah
30. Buku lainnya 223 buah
31. Kendaraan bermotor angkutan barang lainnya 1 unit
C.5.2. Peralatan yang diperoleh dari hibah kerjasama dengan China
Selain mendapat tambahan peralatan/barang dari pengadaan, pada
tahun 2012 terjadi penambahan peralatan dari hibah kerjasama dengan
pemerintah China. Daftar barang yang diperoleh dari hibah tersebut dapat di-
lihat pada Tabel 13.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 25
Tabel 13. Daftar barang yang diperoleh dari hibah Tahun 2012.
No. Nama Peralatan Volume No. Nama Peralatan Volume
1. Bor tangan 2 buah 30. AC 12 unit
2. Kunci pas 4 buah 31. Meja 8 buah
3. Soket kunci pas 2 buah 32. Kursi 4 buah
4. Sekrup Elektrik 2 buah 33. Meja makan 1 buah
5. Mesin pemotong 3 buah 34. Kursi makan 6 buah
6. Mesin penggiling 2 buah 35. Kursi kantor 4 buah
7. Peralatan pemotong 1 buah 36. Traktor 1 buah
8. Trailer 1 unit 37. Filing cabinet 4 buah
9. Kipas padi 6 buah 38. Antena 2 buah
10. Mesin pencetak 1 buah 39. Network equipment 1 buah
11. Mikroskop optik 1 buah 40. Printer 1 buah
12. Mikroskop digital 1 buah 41. Kamera 1 buah
13. Timbangan elektrik 1 buah 42. Video 1 buah
14. Kalori stat 1 unit 43. Proyektor 1 buah
15. Box dengan temperatur 1 unit 44. Komputer lab 4 buah
16. Inkubator penenang 1 buah 45. Peralatan treatment 1 unit
17. Bajak 2 buah 46. TV set 4 unit
18. Inkubator biokimia 1 buah 47. Sprayer 1 buah
19. Box/mesin pengering 1 buah 48. Freezer 1 buah
20. Mesin centrifugal 1 buah 49. Mesin pencuci 1 buah
21. Laminar flow 1 buah 50. Pemanas air 4 buah
22. Pengukur suhu air 1 unit 51. Single bed 4 buah
23. Kipas angin 6 buah 52. Lemari 4 buah
24. Autoclave otomatis 1 buah 53. Kulkas 2 buah
25. Tungku peredam 1 buah 54. Alat dapur 1 set
26. Spekrometer infrared 1 buah 55. Perlengkapan tidur 4 set
27. Spectrophotometer 1 buah 56. Water pump 1 unit
28. Kursi lab 4 buah 57. Matras 4 buah
29. Komputer 2 unit 58. Walding machine 220 V 1 buah
D. KERJASAMA HASIL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMANFAATAN HASIL LITBANG
Pada tahun 2012 telah dilakukan kerjasama penelitian antara BPTP
Lampung dengan instansi lain. Judul kegiatan kerjasama penelitian tahun
2012 dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Kerjasama penelitian dengan instansi lain, tahun 2012
No. Judul Kerjasama Mitra Kerjasama
1. Improving reproductive performance of cows and performance of fattening cattle in low input systems of Indonesia and northern Australia-Variation
The Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR), Australia
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 26
No. Judul Kerjasama Mitra Kerjasama
2. Development of Hybrid Rice in Lampung Cooperation Between China and Indonesia
Pemerintah China
3. Demplot Uji Efektivitas Penggunaan Petroganik dan penelitian Uji Aplikasi Pupuk NPK Phonska Spesifik Lokasi pada Tanaman Padi Sawah
PT. Petrokimia Gresik
IV. HASIL PENGKAJIAN
A. ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI LAMPUNG (Pelaksana: Joko Susilo Utomo, Bariot Hafif, Fauziah Y. Adriyani, Dede Rohayana, Novilia Santri, Zahara, Meidaliyantisyah, Reli Hevrizen, Dian Meitasari, Andi Sofyan)
Sinkronisasi Kebijakan dan Adaptasi Terhadap Dampak Perubahan Iklim (DPI)
Dari informasi yang dikumpulkan baik informasi langsung dari Dinas/
Badan terkait pengambil kebijakan di Pemda atau hasil diskusi Forum Group
Disccusion (FGD), terungkap beberapa kebijakan memang telah mulai dilaku-
kan Pemda untuk antisipasi DPI terhadap ketahanan pangan daerah. Namun
kebijakan yang dibuat belum terlalu berdampak terhadap upaya mengatasi
DPI yang cenderung menurunkan produktivitas pertanian dan ketahanan
pangan daerah. Salah satu terobosan yang perlu dilakukan agar kebijakan
yang dibuat lebih efektif adalah sinkronisasi program, terutama program
adaptasi terhadap perubahan iklim. Artinya aktivitas atau kebijakan yang di-
sosialisasikan harus dirancang secara bersama antara berbagai lini pengambil
kebijakan di daerah dan didukung oleh institusi yang berkompeten dalam
merekomendasikan berbagai ilmu pertanian terkait antisipasi perubahan
iklim, seperti Balai-Balai Penelitian dan Perguruan Tinggi di daerah.
Perencanaan secara bersama dari berbagai sudut kepentingan dan ilmu akan
membuat penjadwalan/skenario terapan kebijakan menjadi lebih tepat, ter-
susunnya prioritas kegiatan yang lebih baik, dan terkendalinya pelaksanaan
kebijakan.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 27
Perbaikan Sumberdaya Manusia
Untuk keberhasilan implementasi kebijakan antisipasi DPI ke depan,
yang berperan selain stakeholder adalah pelaksana dari kebijakan tersebut.
Artinya penyusunan kebijakan yang berjalan mulus belum tentu diikuti oleh
pelaksanaan kebijakan yang mulus pula. Karenanya pemahaman akan
bentuk-bentuk perubahan iklilm, faktor-faktor utama yang mempengaruhi
perubahan iklim, bagaimana perubahan iklim berpengaruh terhadap ke-
hidupan makhluk terutama tanaman dan aspek-aspek lain yang erat kaitan-
nya dengan iklim harus lebih dipahami oleh para pembuat kebijakan maupun
masyarakat pelaksana kebijakan. Untuk itu perlu didisain program khusus
baik berupa pelatihan ataupun sekolah lapang dengan nara sumber dari ber-
bagai disiplin ilmu yang cara berpikirnya tidak bisa terlepas dari pertimbangan
akan kondisi iklim.
B. KAJIAN AGROEKOLOGI MENDUKUNG PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI BAHAN PANGAN (Pelaksana: Bariot Hafif, Andarias Makka Murni, A. Romdhan Fauzi, Rahadian Mawardi, Andi Sofyan, Suroso, Dadin Suherlan)
Kajian ini difokuskan ke daerah-daerah sentra produksi bahan pangan
di Kabupaten Lampung Timur yaitu di Kecamatan Batanghari Nuban, Raman
Utara, Purbolinggo dan Sukadana.
Berdasarkan hasil survey, zona agroekologi terluas di daerah kajian
adalah zona IVax2 yaitu daerah lahan kering, berkemiringan 0-8%, dataran
rendah, lembab dan berdrainase baik. Zona ini ditemukan terluas di
Kecamatan Sukadana seluas ± 14.400 ha, Batanghari Nuban ± 8.062 ha, di
Kecamatan Raman Utara seluas ± 3.703 ha di Purbolinggo sekitar ± 950 ha.
Dari sisi sifat iklim, faktor pembatas utama sifat agroekologi untuk
pertumbuhan tanaman adalah defisit air yang secara rata-rata bisa mencapai
4 bulan dalam satu tahun. Dari sisi sifat tanah, faktor pembatas utama sifat
tanah untuk pertumbuhan tanaman yang didapatkan dihampir semua zona
agroekologi adalah indeks ketersediaan hara rendah dan retensi hara tinggi.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 28
Sifat agroekologi tanah lainnya yang bermasalah adalah kedalaman
efektif tanah relatif kurang (< 75 cm) dan kandungan bahan kasar banyak.
Tanah dangkal dan kandungan bahan kasar banyak akan sangat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan akar. Sedangkan tekstur
tanah yang relatif kasar (lempung berpasir) akan memudahkan tanah
kehilangan air (daya serap air tanah rendah). Dalam kondisi curah hujan
yang tidak merata, tanaman akan mudah mengalami cekaman air. Zona
dengan karakteristik tanah seperti itu cukup luas tersebar di Kecamatan
Batanghari Nuban dan Raman Utara.
Pada zona IV/Dbh yaitu lahan kering yang relatif datar, komoditas biji-
biji yang diunggulkan berdasarkan tingkat kesesuaian lahan dan analisis ke-
layakan ekonomi komoditas adalah jagung/padi gogo rancah, ubikayu, ubi
jalar, kacang tanah dan kedelai. Jenis hortikultura yang diunggulkan di zona
ini adalah terong, mentimun, kacang panjang, dan cabai. Untuk MK I bila air
tersedia tanaman hortikultura yang diunggulkan adalah semangka, cabai,
kacang panjang, dan mentimun.
Pada zona IV/Wbh (lahan sawah), penanaman padi masih yang ter-
unggul diikuti jagung, ubijalar, kacang tanah dan kedelai. Sedangkan dari
jenis tanaman hortikultura yang diunggulkan adalah mentimun, terong,
kacang panjang, dan cabai. Khusus untuk penanaman di MK I, bila air irigasi
tersedia jenis tanaman hortikultura yang lebih diunggulkan untuk ditanam
adalah semangka, cabai, kacang panjang, dan mentimun.
Pada zona III/Dbh, tanaman biji-biji yang paling diunggulkan adalah
jagung, padi gogo, kedelai, dan kacang tanah. Sedangkan dari jenis tanaman
hortikultura yang diunggulkan adalah cabai, terong, dan mentimun. Lahan
rawa yang belum dikelola sebaiknya dijadikan sumber air irigasi. Untuk per-
baikan produktivitas dan produksi bahan pangan, pengembangan tanaman
hortikultura di lahan sekeliling rawa akan lebih menguntungkan.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 29
Gambar 3. Identifikasi sifat agroekologi lahan di salah satu areal lahan kering dan lahan sawah
Teknologi pengelolaan lahan yang direkomendasikan untuk peningkatan
produktivitas dan produksi bahan pangan antara lain:
a. Intensitas penggunaan bahan organik dan kapur harus ditingkatkan untuk
meningkatkan ketersediaan hara, mengurangi sifat retensi hara, dan mem-
perbaiki sifat fisik tanah (meningkatkan daya jerap air tanah) sehingga
meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk.
b. Pada daerah yang tanahnya relatif kasar seperti zona IV/Dfh di sebagian
wilayah Kecamatan Batanghari Nuban dan Raman Utara, penggunaan alat
mekanisasi untuk pengolahan tanah akan lebih efektif memperbaiki sifat
fisik tanah untuk perkembangan akar.
c. Masalah defisit air yang berpengaruh nyata terhadap penurunan
produktivitas tanaman bahan pangan dapat diatasi dengan cara pemanen-
an air hujan. Untuk itu pembuatan embung-embung mikro atau rorak-
rorak besar yang dapat menyimpan air hujan untuk irigasi suplemen harus
digalakkan.
d. Penggunaan mulsa dari sisa tanaman atau bahan lainnya saat menanam
jagung, palawija dan sayur-sayuran juga direkomendasikan untuk meng-
atasi masalah defisit air dan mengendalikan evaporasi pada tanah dengan
tekstur tanah relatif kasar.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 30
C. PENGKAJIAN KINERJA PUPUK ORGANIK DI LAHAN SAWAH (Pelaksana: Junita Barus, Andarias Makka Murni, Bariot Hafif, Novilia Santri, A. Romdhan Fauzi, Rahadian Mawardi, Tri Sunarti, Tusrimin)
Kegiatan ini dilakukan pada tiga kabupaten sentra produksi padi di
Lampung yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan
Pringsewu. Bentuk kegiatan adalah survei lapangan, pengambilan sampel
tanah, dan wawancara petani dengan menggunakan kuisioner. Hasil kajian
menunjukkan bahwa jenis pupuk organik yang diberikan ke lahan sawah di-
antaranya pupuk kandang, kompos jerami padi dicampur kotoran ternak dan
lainnya, pupuk organik granul yang tersedia di pasaran, pupuk organik cair
(POC), dan MOL. Jenis yang paling banyak digunakan adalah pupuk kandang
dengan dosis rata-rata yang digunakan adalah 2,43 t/ha, sedangkan jerami
hanya sedikit petani yang memanfaatkannya sebagai kompos.
Kinerja pupuk organik dalam memperbaiki kesuburan tanah (yang di-
tunjukkan dengan kadar C-Organik tanah) digambarkan dengan persamaan
y = 0,397x + 0,997. Kinerja pupuk organik dalam meningkatkan produksi
padi digambarkan dengan persamaan y = -0,005x2 + 0,310x + 5,192.
Kendala yang dihadapi petani dalam pembuatan pupuk organik adalah
proses pengomposannya yang dirasa merepotkan, sulit mendapatkan starter-
nya, dan membutuhkan tenaga kerja tambahan. Waktu yang dibutuhkan
untuk sampai kompos matang cukup lama yaitu sekitar satu bulan. Dalam
mendapatkannya, kendala yang dihadapi terutama dalam mendapatkan
bahan baku pupuk organik, khususnya bagi petani yang tidak mempunyai
sapi, sehingga harus memanfaatkan bahan organik lainnya seperti jerami dan
bahan tanaman lainnya. Pupuk organik bersifat “volumious” (bervolume
besar/tidak padat), sehingga dibutuhkan dalam jumlah yang besar (minimal 2
t/ha) sedangkan pupuk organik yang sudah jadi (produk pabrikan) harganya
cukup mahal (sekitar Rp. 600 – 1.000/kg). Sebagian petani membeli pupuk
kandang dari petani lainnya yang mempunyai sapi, namun hanya dalam
jumlah kecil karena keterbatasan ketersediaan pupuk kandang. Selain itu,
sebagian petani mengalami kendala dalam pengangkutan pupuk organik ke
lahan karena jarak dari rumah ke lahan sawah cukup jauh, jalan menuju ke
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 31
sawah jelek dan sempit sehingga hanya dapat dilalui sepeda atau motor. Dari
segi aplikasinya, sewaktu menabur sulit dan lama karena jauh lebih berat dari
pupuk anorganik. Pupuk kandang yang tidak dikomposkan terlebih dahulu
agak bergumpal sehingga bila diaplikasikan sulit.
Gambar 4. Pembuatan kompos jerami dan wawancara dengan petani
D. INVENTARISASI TEKNOLOGI KEARIFAN LOKAL DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI LAMPUNG (Pelaksana: Muchlas, Amrizal Nazar, Edwin Herdiansyah, Eka Miftahul Jannah, Gohan Octora Manurung)
Petani umumnya telah menyadari bahwa penggunaan bahan kimia
seperti pupuk dan pestisida dalam jangka panjang dengan jumlah yang tidak
terkendali akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Begitu juga dengan
pembangunan yang hanya mengandalkan ekploitasi sumberdaya alam
dengan mengabaikan keseimbangan alam serta meninggalkan kearifan lokal
akan berakibat terjadinya kerusakan lingkungan dan keseimbangan hara
tanah, dimana untuk memperbaikinya diperlukan waktu yang lama dan biaya
yang mahal.
Lokasi kajian ini dipilih secara sengaja yaitu di Kabupaten Lampung
Tengah dan Lampung Timur. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerapan
teknologi budidaya tanaman padi dalam hal penggunaan varietas unggul
berlabel di Kabupaten Lampung Tengah lebih beragam dibanding dengan
Lampung Timur. Sementara penggunaan pupuk organik (kandang/kompos) di
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 32
Lampung Timur lebih banyak dibanding dengan Lampung Tengah, baik
jumlah pupuk maupun petaninya.
Setiap desa umumnya mempunyai kearifan lokal sendiri-sendiri, namun
masih terbatas pada tanaman padi seperti penggunaan pupuk organik/
kompos dan pembuatan pestisida nabati untuk pengendalian hama penyakit.
Inventarisasi teknologi kearifan lokal dalam mendukung pembangunan
pertanian tanaman pangan diperoleh melalui diskusi group yang melibatkan
berbagai komponen masyarakat seperti tokoh masyarakat dan informan kunci
lainnya.
Tabel 15. Inventarisasi teknologi kearifan lokal di Lampung, tahun 2012.
No. Desa Uraian teknologi kearifan lokal
1. Sambikarto, Lampung Timur
Pembuatan MOL nasi: Tujuan pembuatan bahan ini adalah untuk merangsang pertumbuhan bakteri sebagai starter untuk pembuatan kompos dengan tidak merusak lingkungan serta memanfaatkan bahan yang ada di sekitar rumah. Bahan: 3 kepal nasi, 5 liter air cucian beras, 1 kg gula merah, toples/ember. Cara pembuatannya: nasi dimasukan ke dalam toples ditutup koran kemudian dikubur dibawah pohon bambu selama 5-7 hari untuk menarik bakteri. Setelah 7 hari, toples diangkat kemudian isinya dimasukan kedalam ember dicampur dengan air cucian beras, ditambahkan gula merah, dibiarkan selama 7 hari sebelum bisa digunakan. Cara penggunaan : 1 cc inokulum diampur dengan 10 lt air diaduk sampai rata kemudian digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman padi. Pembuatan pupuk daun: Tujuannya untuk menambah pupuk/hara melalui daun tanaman. Bahan: daun gamal, lamtoro, daun salam, daun randu, buah maja/bernung masing sebanyak 2 kg, air cucian beras 5 lt dan gula merah 1 kg. Cara pembutannya: semua bahan ditumbuk kemudian dimasukan kedalam ember, ditambah 2 lt air cucian beras dibiarkan selama 15 hari, kemudian disaring. Inokulum siap digunakan untuk disemprotkan pada daun tanaman padi.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 33
No. Desa Uraian teknologi kearifan lokal 2. 3. 4.
Trimurjo, Lampung Tengah Rejobinangun, Lampung Tengah. Punggur, Lampung Tengah
Pestisida nabati untuk pengendalian penyakit kresek: Bahan: 5 butir telur ayam kampung/bebek diambil kuningnya, 10 sendok makan susu bubuk, 3 sendok makan minyak makan, 3 buah jeruk nipis. Cara pembuatannya: bahan dicampur kemudian dikocok sampai merata. Inokulum siap digunakan untuk penyemprotan tanaman padi. Dosis penggunaan dalam 1 tengki (14 lt air) dicampur dengan 2 sendok inokulum. Kompos cacing sebagai bahan organik: Bahan: kotak ukuran 1 x 2 m dengan tinggi 20 cm, kotoran sapi 15 kg dan cacing 1 kg. Cara pembuatannya: kotoran sapi dan cacing dibiarkan selama 15 hari, kompos siap digunakan. Takaran yang digunakan 7 ton/ha. Sistem irigasi Subak: Untuk mengatasi kekurangan air dalam berusaha-tani padi masyarakat Desa Rejobinangun ber-gotong royong membuat bendungan dengan biaya swadaya dengan cara membendung rawa. Air dari bendungan/dam dialirkan ke petak-petak sawah di kelompoknya sebanyak 105 orang dengan luas areal yang dapat diairi seluas 130 hektar. Dengan adanya bendungan/dam kebutuhan air untuk ber-usahatani sepanjang musim dapat terpenuhi. Teknologi penyimpanan benih kedelai: Petani menyimpan benih dalam galon atau jerigen. Benih dijemur berulang-ulang sekitar 7-10 hari. Benih dimasukan kedalam galon atau jerigen kemudian dileher galon diberi abu dapur supaya menyerap kelembaban dari benih kemudian ditutup rapat. Jika tutup dibuka maka benih harus dijemur kembali dan diberi lagi abu kemudian ditutup rapat. Dengan sistem penyimpanan benih seperti ini maka akan menghasilkan daya tumbuh 85% dan dapat tahan disimpan sampai 2 tahun. Pestisida nabati: Bahan: gadung, daun sirsak Cara pembuatannya: Gadung dan daun sirsak ditumbuk dibiarkan 1 malam kemudian diperas dan disaring. Dosis yang dipakai yaitu 1 gelas larutan untuk 1 tangki digunakan untuk pengendalian walang sangit dan lembing hijau.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 34
No. Desa Uraian teknologi kearifan lokal
5.
Pekalongan, Lampung Timur
Pestisida nabati: Bahan: 6 buah nanas matang, 1 kaleng susu, 2 butir telur bebek, 1 sendok minyak makan Cara pembuatannya: nanas diparut kemudian diperas, dicampur dengan susu, telur bebek dan minyak makan. Larutan sudah siap untuk dipergunakan untuk mengatasi lembing, wereng, dan walang sangit. Pengendalian hama menggunakan umpan: Petani mencari kodok kemudian dibanting hingga mati kemudian diletakkan di pematang sawah. Bangkai kodok akan dihampiri oleh walang sangit karena lebih menarik dibandingkan tanaman. Setelah walang sangit terkumpul banyak di bangkai kodok petani tinggal memusnahkan kerumunan walang sangit. Pengendalian hama Keong Mas: Petani membuat lubang pada petakan sawah lalu diisi dengan daun-daun. Keong akan berkumpul di lubang tersebut sehingga petani tidak perlu menyemprot keong dengan racun. Penentuan waktu tanam Kedelai (pranoto wongso): Petani sekitar Kecamatan Pekalongan juga memilih waktu tanam berdasarkan hitungan Jawa yaitu menanam kedelai pada bulan April sehingga pada saat mencapai bulan Juni-Juli (dimana ulat paling banyak), tanaman sudah besar dan tidak mudah terserang hama ulat lagi. Serangan ulat (ulat grayak) sangat fatal disaat pengisian polong sehingga perlakuan dengan cara disemprot tidak akan berhasil. Pengaturan waktu tanam dapat mengatasi hal ini. Pengendalian hama dengan pembakaran jerami: Jika petani ingin menanam kedelai setelah musim tanaman padi maka petani akan berusaha mengatasi hama dari awal. Caranya yaitu jerami diratakan tipis di seluruh permukaan lahan lalu dibakar. Hal ini dilakukan supaya hama dan bibit penyakit mati, serta gulma mati. Ada alasan lain lagi yang dipercaya petani bahwa dengan pembakaran merata akan meninggalkan abu, lalu saat menajuk untuk menanam biji maka otomatis abu akan menutupi lubang.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 35
No. Desa Uraian teknologi kearifan lokal 6. Bumiharjo,
Lampung Timur Pestisida nabati untuk pengendalian hama walang sangit : Bahan: 2 kg gadung, 1 kg daun tembakau, 2 ons terasi, dan 1 kg laos. Cara pembuatannya : semua bahan diparut, dicampur kemudian diperas. Hasil perasan direbus kemudian dilarutkan dan direndam selama 25 jam, kemudian diaduk dan disaring siap digunakan. Takaran 0,5 lt larutan dicampur 10 lt air.
Gambar 5. Sumber air dari rawa yang dibendung untuk mengairi sawah-
sawah di kelompok tani Rukun Tani di Desa Rejobinangun Kecamatan Raman Utara
E. KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA ORGANIK TANAMAN CABAI
MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI
LAMPUNG (Pelaksana : Nina Mulyanti, Dewi Rumbaina Mustikawati, Alvi
Yani, Agung Lasmono, Widodo)
Pengkajian dilakukan di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tegineneng,
Kabupaten Pesawaran. Perlakuan yang diterapkan adalah paket teknologi
budidaya organik cabai dan paket teknologi budidaya cabai cara petani,
masing-masing menggunakan varietas Kio dan Varietas Lembang-1 yang me-
rupakan rekomendasi dari Balitsa Lembang. Hasil kajian menunjukkan bahwa
pertumbuhan tanaman cabai dengan teknologi budidaya organik lebih tinggi
dan berbeda nyata dengan perlakuan lain, yaitu tinggi tanaman mencapai
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 36
80,68 cm dan jumlah cabang 23,94 buah yang keduanya terdapat pada Kio-
Organik. Sedangkan pertumbuhan tanaman terendah terdapat pada
Lembang-1 Petani, yaitu tinggi 58,44 cm dan jumlah cabang 17,55 buah.
Pada paket teknologi budidaya cabai organik, panen buah cabai terjadi
sebanyak 17 kali sedangkan pada paket teknologi cara petani cabai hanya
dipanen sebanyak 6 kali. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan Kio-
organik yaitu 1.946,3 kg/ha, diikuti Kio-Petani (605,23 kg/ha), Lembang 1-
organik (541,6 kg/ha), dan Lembang 1-petani (162,81 kg/ha). Kadar vitamin
C pada Kio-organik paling tinggi dibanding perlakuan lain, kekerasan buah
varietas Kio lebih tinggi dibanding varietas Lembang 1 sedangkan residu
pestisida tidak terdeteksi untuk semua perlakuan (Tabel 16).
Serangan hama dan penyakit pada teknologi budidaya organik lebih
rendah daripada teknologi cara petani. Penggunaan pestisida nabati dengan
frekuensi yang tinggi mampu menekan serangan hama penyakit. Hal ini
disebabkan karena pemakaian materi organik dapat meningkatkan kesehatan
tanaman, menekan perkecambahan spora, menyebabkan lisis pada sel
mikroba pathogen, menonaktifkan atau menghentikan atau menekan per-
tumbuhan patogen secara sementara dan permanen, menunjang aktivitas
mikroba non-patogen dalam menyediakan unsur hara dan senyawa pe-
rangsang tumbuh bagi tanaman. Pupuk hayati yang diapliksikan mengandung
Bacillus dan Pseudomonas yang dapat menghasilkan senyawa antibiotik yang
dapat memusnahkan patogen tanaman dalam tanah sehingga dapat
meningkatkan kesehatan lahan dan tanaman.
Tabel 16. Hasil Analisa Laboratorium Sampel Buah Cabai pada Kegiatan di Desa Margo Mulyo Kecamatan Tegineneng, Pesawaran
Perlakuan Air
(%)
Vit.C
(mg/gr)
Hardness
(kg/10x10 mm)
Residu Pestisida
Diazinon Heptachlor EP Profenofos
Kio Organik
Lembang-1
Organik
Kio Petani
Lembang-1
Petani
70,0009
45,2840
72,3898
42,0854
1,7235
1,4775
1,2860
1,3544
0,73
0,54
0,73
0,56
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
Keterangan : ttd = tidak terdeteksi
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 37
Analisa usahatani cabai menunjukkan bahwa usahatani cabai organik
dengan varietas Kio mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 5.042.950,-,
varietas Lembang-1 merugi sebesar Rp. 8.831.385,-, sedangkan teknologi
petani pada varietas Kio merugi sebesar Rp. 11.528.100,-, dan pada varietas
Lembang-1 merugi sebesar Rp.17.675.560 dengan nilai R/C ratio berturut-
turut 1,31; 0,43; 0,43; dan 0,12.
Gambar 6. Areal pertanaman cabai kajian dan hasil panen cabai organik
F. PEMETAAN SEBARAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH MENDUKUNG PERCEPATAN INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SPESIFIK LOKASI (Pelaksana : Soraya, Rr. Ernawati, Andarias Makka Murni, Junita Barus, Bambang Wijayanto, Andi Sofyan, Dadin Suherlan)
Berdasarkan hasil inventarisasi varietas di dua kabupaten yaitu
Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Selatan, varietas
terluas ditanam di Kabupaten Lampung Tengah berturut-turut adalah varietas
Ciherang, Ciliwung, Mekongga dan Cilamaya Muncul, sedangkan untuk
varietas unggul baru (VUB) adalah Inpari-13, Inpari-10, Inpari-7 dan Inpari-6
yaitu masing-masing seluas 1.350,0 ha, 340,90 ha, 246,0 ha dan 169,0 ha.
Sementara itu di Lampung Selatan varietas terluas ditanam adalah Ciherang,
Cilamaya Muncul dan IR-64, sedangkan VUB terluas adalah Inpari-13, Inpari-
1 dan Inpari-10 dan Inpari-7, masing-masing 1.299,90; 1.083,20; 389,50 dan
90,60 ha.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 38
Berdasarkan analisis produktivitas potensial wilayah padi sawah ter-
tinggi pada Kabupaten Lampung Tengah terdapat di Kecamatan Seputih
Raman dan untuk Kabupaten Lampung Selatan di Kecamatan Kalianda.
Penerapan teknologi budidaya padi di tingkat petani belum mendukung
peningkatan produktivitas varietas yang ditanam, sehingga hasil yang dicapai
masih jauh di bawah produktivitas potensial wilayah.
Tabel 17. Kinerja Varietas Padi pada Lahan Sawah pada seluruh lokasi di Lampung Tengah dan Lampung Selatan
Varietas
Rata-rata
hasil/varietas (t/ha)
Rata-rata hasil
seluruh varietas (t/ha)
SD (X+0,25*
SD)
(X-0,25*
SD) Kinerja
Cigeulis 5,3 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Ciherang 5,6 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Ciliwung 4,7 5,5 2,4 6,1 4,9 Buruk
Cisadane 5,9 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Inpari 1 6,1 5,5 2,4 6,1 4,9 Baik
Inpari 10 5,8 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Inpari 11 6,2 5,5 2,4 6,1 4,9 Baik
Inpari 13 5,6 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Inpari 15 3,1 5,5 2,4 6,1 4,9 Buruk
Inpari 16 5,8 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Inpari 20 4,8 5,5 2,4 6,1 4,9 Buruk
Inpari 6 5,0 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Inpari 7 5,8 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Inpari 8 5,5 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Inpari 9 5,4 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
IR64 5,6 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Mekongga 5,7 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Muncul 6,0 5,5 2,4 6,1 4,9 Sedang
Situ Patenggang 4,3 5,5 2,4 6,1 4,9 Buruk
Sarinah 4,8 5,5 2,4 6,1 4,9 Buruk
Situ Bagendit 4,6 5,5 2,4 6,1 4,9 Buruk
Keterangan :
Kinerja baik bila rata-rata hasil varietas > (X+0,25 SD) Kinerja sedang bila rata-rata hasil varietas antara (X-0,25Std) – (X+0,25 SD)
Kinerja buruk bila rata-rata hasil varietas < (X-0,25 SD) X = rata-rata hasil seluruh varietas yang ditanam
SD = Standar deviasi hasil seluruh varietas
Varietas unggul baru dengan kinerja baik adalah varietas Inpari-11
dengan rata-rata hasil 6,2 t.ha-1 dan Inpari-1 dengan rata-rata hasil 6,1 t.ha-,
sedangkan kinerja sedang ditunjukkan oleh varietas Inpari 6, Inpari 7, Inpari
10, Inpari 9, Inpari 13 dan Inpari 16. Kinerja buruk terdapat pada varietas
Inpari 15 dan Inpari 20. Varietas unggul baru berkinerja sedang-baik memiliki
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 39
produktivitas lebih tinggi dari rata-rata hasil varietas Ciherang yang mencapai
rata-rata 5,6 t.ha-1. Disarankan pengembangan varietas berkinerja sedang-
baik tersebut diikuti dengan perbaikan teknologi produksi yaitu pemupukan
spesifik lokasi dan pengendalian OPT berdasarkan PHT.
Gambar 7. Sosialisasi kegiatan dan pengumpulan data kegiatan pemetaan VUB
G. KAJIAN ADAPTASI LIMA VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA
DI LAMPUNG (Pelaksana: Dewi Rumbaina Mustikawati, Nina Mulyanti, Endriani, Suroso)
Lokasi Kegiatan di desa Beringin Kencana, Rawa Seragih, Kecamatan
Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan. Di wilayah ini musim gadu atau
musim kemarau sekitar bulan April-September, sedangkan musim rendeng
atau musim hujan sekitar bulan Oktober-Maret.
Dari lima varietas padi rawa yang diuji, rata-rata hasil panen MT I
musim kemarau untuk varietas Inpara 1 sebanyak 4,80 ton/ha, Inpara 2
sebanyak 4,75 ton/ha, Inpara 3 sebanyak 4,49 ton/ha, Inpara 4 sebanyak
5,45 ton/ha, Inpara 5 sebanyak 5,80 ton/ha, dan Ciherang sebagai varietas
pembanding sebanyak 4,50 ton/ha. Empat varietas padi rawa yang diuji
menunjukkan produktivitas yang lebih tinggi dibanding varietas pembanding.
Dua varietas diantaranya terserang hama penggerek batang dan wereng
terendah adalah Inpara 4 dan Inpara 5.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 40
Gambar 8. Penanaman padi rawa dan keragaan padi menjelang panen
H. OPTIMALISASI LAHAN RAWA DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) UNTUK MENINGKAT-KAN PRODUKTIVITAS PADI (Pelaksana: Kiswanto, Muchlas, Fauziah Y. Adriyani, Asropi, Edwin Herdiansyah) Pengkajian dilakukan di lahan petani Desa Cempaka Dalam, Kecamatan
Manggala Timur, Kabupaten Tulang Bawang merupakan lahan rawa lebak
dangkal dan berpotensi untuk ditingkatkan produktivitasnya dengan
melibatkan 7 petani kooperator. Hasil kajian menunjukkan bahwa paket
teknologi introduksi PTT pada lahan rawa lebak dangkal meningkatkan
produktivitas padi gabah kering panen sebesar 56,64% (dari 3,69 ton/ha
menjadi 5,78 ton/ha) dibandingkan dengan perlakukan paket teknologi
petani.
Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa perlakukan paket teknologi
introduksi PTT dapat memberikan keuntungan usahatani lebih besar
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 41
dibandingkan dengan paket teknologi petani, masing-masing sebesar
Rp.11.987.000/ha dan Rp.6.786.000/ha, sehingga dapat meningkatkan ke-
untungan sebesar Rp. 5.201.000/ha (76,64 %). Oleh karenanya paket
teknologi introduksi PTT layak dikembangkan pada skala lebih luas pada
lahan rawa lebak dangkal, hal ini ditunjukkan dengan nilai MBCR 2,65 atau
lebih besar dari 2.
Paket teknologi PTT meliputi penggunaan varietas unggul Inpara 2 dan
Banyuasin, penggunaan dolomit 1.000 kg/ha, pupuk organik 2.000 kg/ha,
pemupukan Urea 150 kg/ha, NPK Phonska 300 kg/ha, bibit muda <21 hari,
jumlah bibit 1-3 batang/lubang, serta sistem tanam jejer legowo 2:1 layak di-
rekomendasikan untuk meningkatkan produktivitas padi di lahan rawa lebak
dangkal.
Untuk mengantisipasi kondisi iklim yang tidak diinginkan/tidak menentu,
yang dapat berakibat adanya serangan hama dan penyakit, kekeringan atau
kebanjiran, maka diperlukan adaptasi dan mitigasi melalui penggunaan
varietas adaptif, budidaya tanaman sehat, pembuatan pompanisasi serta
saluran drainase, sehingga tanaman terpelihara dengan baik dan dapat
berproduksi sesuai dengan potensinya.
Gambar 9. Petani bergembira karena masih bisa panen meskipun dilanda kekeringan cukup serius dengan hasil cukup memuaskan
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 42
I. PENGKAJIAN DIVERSIFIKASI PANGAN OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH KOMODITAS JAGUNG DI LAMPUNG (Pelaksana: Ratna Wylis Arief, Alvi Yani, Robet Asnawi, Nur Richana, Asropi, Zahara)
Ada beberapa jenis pangan olahan jagung yang telah diintroduksikan
pada pelaksanaan kegiatan tahun 2012, antara lain tepung jagung yang
merupakan produk antara dan produk olahannya menjadi kerupuk dan dodol
jagung. Selain itu juga telah dintroduksikan cara membuat susu jagung dan
beberapa produk olahan jagung lainnya yang kemungkinan disukai oleh
masyarakat sehingga laku dijual dan dapat meningkatkan nilai tambah
pendapatan petani jagung.
Untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap pangan olahan
jagung telah dilakukan uji organoleptik terhadap pangan olahan jagung yang
dibuat yaitu: kue brownis, kue bolu, dodol jagung, kerupuk jagung, dan lain-
lain. Panelis dari uji organoleptik ini adalah ibu-ibu di sekitar lokasi
pengkajian. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa hampir seluruh jenis
pangan olahan disukai dan dapat diterima oleh panelis, dan hal ini dapat
membuka wawasan mereka untuk melakukan usaha keluarga (home
industry) dengan memanfaatkan bahan baku (jagung) yang banyak tersedia
di sekitarnya. Data rekapitulasi uji tingkat kesukaan konsumen pangan olahan
jagung disajikan dalam Tabel 18.
Tabel 18. Rekapitulasi uji tingkat kesukaan konsumen pangan olahan jagung
Sampel Warna Aroma Rasa Penerimaan Umum
Tepung jagung 4 3,50 - 3,50
Kerupuk jagung 4,23 4,67 4,87 4,53
Dodol jagung 3,27 3,27 3,27 3,07
Susu jagung 3,67 3,33 3,33 3,33
Brownis jagung 3,80 3,93 4,20 4,20
Bolu jagung 3,93 3,87 4,07 4,00
Kue kering jagung 3,73 3,67 3,80 3,67
Untuk mengetahui nilai gizi dari masing-masing hasil olahan pangan
jagung telah dilakukan juga analisis laboratorium yang meliputi kadar air,
kadar protein, kadar lemak, kadar serat kasar, kadar abu, dan kadar
karbohidrat, seperti tertera dalam Tabel 19 dan Tabel 20.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 43
Tabel 19. Analisis kandungan gizi pangan olahan jagung
No Sampel Kandungan (%)
Air Abu Protein Lemak Serat KH
1. Jagung pipil 13,00 0,97 8,35 2,46 1,26 73,94
2. Tepung Jagung A 11,84 0,44 7,49 3,67 1,32 75,23
3. Tepung Jagung B 12,16 0,81 7,09 2,86 0,37 76,70
4. Tepung Jagung C 16,97 0,62 8,41 2,15 4,54 67,30
5. Kerupuk Jagung A 12,03 1,10 4,82 0,44 3,29 78,32
6. Kerupuk Jagung B 15,74 3,00 7,00 0,38 4,62 69,27
7. Mie Jagung 60,70 0,21 5,73 0,52 0,06 32,78
8. Bolu Jagung 13,43 1,32 5,50 22,86 0,61 56,27
9. Brownis Jagung 6,59 0,66 5,45 42,97 0,79 43,54
10. Jagung Manis 78,90 0,26 5,10 0,46 4,27 11,01
11. Dodol Jagung 28,33 1,14 3,79 2,21 2,57 61,95
12. Susu jagung 88,77 0,12 3,02 0,01 1,54 6,54
Keterangan: - Tepung jagung A : dari jagung pipilan langsung dibuat tepung - Tepung jagung B : jagung pipilan direndam semalam dalam air biasa sebelum
dilakukan penepungan - Tepung jagung C : jagung pipilan direndam semalam dalam larutan air ragi tape 1%
sebellum dilakukan penepungan - Kerupuk jagung A : bahan baku tepung jagung + tepung aci dengan perbandingan
2:1
- Kerupuk jagung B : bahan baku 100% tepung jagung
Tabel 20. Analisis kadar gula jagung manis dan susu jagung manis
No. Sampel Kadar gula (%)
1. Jagung manis 2,94
2. Susu jagung manis 3,12
Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kandungan gizi dari
masing-masing jenis pangan berbeda-beda karena pengaruh bahan
campuran makanan yang digunakan seperti telur, tepung terigu, susu, dan
lain-lain.
Untuk mengetahui analisa usahatani dari pangan olahan jagung, telah
dilakukan pendataan input (bahan-bahan dan upah kerja) dan output
(produk) yang dihasilkan dari beberapa pangan olahan jagung yang sudah
dibuat. Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa pembuatan kerupuk ter-
nyata memberikan keuntungan yang terbesar dibandingkan dengan pangan
olahan jagung lainnya seperti kue bolu, brownis atau kue kering dengan nilai
R/C ratio sebesar 2,48.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 44
Tabel 21. Rekapitulasi analisa ekonomi aneka olahan jagung
No. Nama Produk Nama Bahan Baku
Kapasitas produksi
Biaya Produksi
(Rp)
Keuntungan bersih (Rp)
R/C
1. Tepung
Jagung
Jagung
biasa
5 kg/
produksi
33.650 22.350 1,66
2. Kerupuk
jagung manis
Jagung
manis
7 kg/
produksi
112.200 97.800 1,87
3. Kerupuk
tepung jagung
Jagung
biasa
7 kg/
produksi
84.700
125.300
2,48
4. Bolu jagung Tepung
jagung
4 cetakan 82.000 18.000 1,22
5. Brownis jagung
Tepung jagung
4 cetakan 94.000 6.000 1,06
6. Susu jagung Jagung
manis
2 kg/
produksi
12.400 5.600 1,45
7. Dodol Jagung Tepung
jagung
1 cetakan 32.525 7.475 1,23
Gambar 10. Produk olahan jagung yang dibuat J. KAJIAN METODE PEMBERIAN HORMON DALAM SINKRONISASI
ESTRUS UNTUK MENINGKATKAN ANGKA KEBUNTINGAN SAPI POTONG (Pelaksana: Akhmad Prabowo, Reny Debora Tambunan, Elma Basri, Reli Hevrizen, Soerachman)
Sesuai dengan hasil konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait di
tingkat provinsi dan kabupaten lokasi pengkajian, kegiatan pengkajian diawali
dengan memilih 24 ekor sapi betina di setiap lokasi penelitian. Setiap
peternak kooperator menyertakan satu ekor ternak sapinya sebagai materi
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 45
penelitian, akan tetapi di lokasi Kabupaten Lampung Selatan, beberapa orang
peternak menyertakan lebih dari satu ekor sapi mereka dalam kegiatan
pengkajian sehingga jumlah keseluruhan ternak 48 ekor dan peternaknya 40
orang.
Pengamatan gejala birahi/estrus berulang dilakukan sebagai dasar per-
hitungan rasio S/C (service/conception), yaitu berapa kali perkawinan/
inseminasi sampai terjadi kebuntingan. Dalam pengkajian ini, terhadap ternak
yang menunjukkan gejala birahi berulang, kemudian dilakukan inseminasi
lagi. Hasil pengamatan gejala birahi/estrus berulang yang dilakukan pada
satu bulan sesudah inseminasi menunjukkan adanya tendensi pengaruh
pemberian konsentrat sebelum perlakuan hormon terhadap timbulnya gejala
birahi berulang, dimana kejadian birahi berulang pada ternak yang mendapat
pakan konsentrat lebih sedikit (P<0,10) dibanding ternak kontrol. Sementara
itu, pengamatan pada ternak dengan perlakuan hormon, baik secara IM
maupun IU, menunjukkan tingkat (%) yang hampir sama (P>0,10).
Berdasarkan data pengamatan tersebut, perhitungan rasio S/C memberikan
angka yang lebih tinggi (P<0,05) pada ternak kontrol yang tidak mendapat
konsentrat (S/C = 1,8) dibanding ternak yang mendapat konsentrat (S/C =
1,2). Dengan kata lain, status nutrisi ternak betina pada saat dikawinkan
berpengaruh nyata terhadap rasio S/C.
Pemeriksaan kebuntingan dilakukan oleh 3 orang yaitu 2 orang Dokter
Hewan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung dan
satu orang tenaga teknis inseminator di lokasi pengkajian di setiap
kabupaten. Hasil pemeriksaan kebuntingan bulan kedua (PKB-2) secara
kumulatif untuk setiap perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
hormon secara IM maupun IU pada ternak tidak berpengaruh nyata (P>0,10)
terhadap tingkat kebuntingan (conception rate = CR). Akan tetapi, pengaruh
pemberian konsentrat sebelum perlakuan hormon terlihat nyata (P>0,05)
terhadap CR ternak dalam pengkajian di dua lokasi pengkajian. Rataan CR
ternak yang mendapat konsentrat adalah 87,5% dibanding 79,2% pada
ternak yang tidak mendapat konsentrat (kontrol).
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 46
Tabel 22. Pemeriksaan Kebuntingan Bulan Kedua (PKB-2) di Lokasi Kabupaten Lampung Selatan dan Tulang Bawang Barata
No. Lokasi Perlakuan Pakan
Perlakuan Pemberian Hormonb
Tingkat Kebuntingan
1. Lampung Selatan (24)
Kontrol (12)
IM (6) 83,3 % (5)
IU (6) 100,0 % (6)
+ Konsentrat (12)
IM (6) 100,0 % (6)
IU (6) 83,3 % (5)
2. Tulang Bawang Barat
(24)
Kontrol (12)
IM (6) 83,3 % (5)
IU (6) 66,7 % (4)
+ Konsentrat (12)
IM (6) 66,7 % (4)
IU (6) 83,3 % (5)
Keterangan: aAngka dalam kurung adalah jumlah ternak (ekor). bIM = intramuskular, IU = intrauterin.
Membandingkan hasil pengamatan lintas perlakuan hormon antar
kedua lokasi pengkajian, ternak di lokasi Kabupaten Lampung Selatan
mempunyai S/C yang lebih rendah (P<0,05) dan CR yang lebih tinggi
(P<0,05) dibanding parameter yang sama pada ternak di lokasi Kabupaten
Tulang Bawang Barat. Ada kemungkinan hal tersebut disebabkan karena
status nutrisi pakan ternak di kabupaten Lampung Selatan yang lebih baik
dan cukup memenuhi kebutuhan produksi dibanding status nutrisi pakan
ternak di kabupaten Tulang Bawang Barat.
K. KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA (Pelaksana: Masganti, Junita Barus, Firdausil A.B., Andarias Makka Murni, Bariot Hafif, Akhmad Romdhan Fauzi, Rahadian Mawardi, Novilia Santri, Tusrimin, Tri Sunarti)
Kegiatan ini dimulai pada bulan Februari 2012 sampai bulan September
2012 di dua kabupaten yaitu di Kabupaten Tulang Bawang dan Way Kanan.
Hasil kajian menunjukkan keragaan kebun karet yang umurnya sudah tua
pada umumnya kondisi kebun kurang terawat, sehingga produksi sangat
rendah. Keragaan klon yang ada adalah klon campuran (karet alam, GT, dan
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 47
PB). Pada tanaman muda yang belum menghasilkan, kebun sebagian besar
kondisinya baik dan umumnya sudah menggunakan bibit okulasi. Keragaan
hama penyakit yang ditemui diantaranya adalah jamur akar putih, jamur
batang, rayap, dan lain-lain. Masalah lain yang dihadapi petani adalah mati
bidang sadap yang disebabkan kesalahan dalam penyadapan. Persentase
tanaman yang mati bidang sadap ini mencapai 5-30%. Penanggulangan
terhadap hama penyakit (terutama jamur) belum sepenuhnya dipahami oleh
petani sehingga penyakit tersebut cenderung dibiarkan saja.
Dari hasil survey dan wawancara petani telah disusun rekomendasi
strategi kebijakan dalam upaya peningkatan produksi karet rakyat, yaitu :
- Dinas/instansi terkait melakukan pelatihan-pelatihan budidaya karet,
terutama mengenai pengenalan varietas unggul, pemupukan yang sesuai
rekomendasi, penanggulangan hama penyakit, dan lain-lain.
- Penyuluhan terhadap tanaman perkebunan perlu diintensifkan seperti
halnya penyuluhan terhadap tanaman pangan.
- Membuat kebijakan jaminan harga, misalnya standarisasi harga
berdasarkan mutu sehingga menjadi rangsangan bagi petani untuk
meningkatkan mutu bahan oleh karet (bokar).
- Melakukan peremajaan tanaman karet rakyat yang sudah tua.
- Mendorong investasi pabrik karet remah (crumb rubber) untuk mengatasi
fluktuasi harga karet yang kurang menguntungkan bagi petani dan
mendorong pengembangan industri pengolahan bahan jadi karet antara
lain ban, bahan baku industri rumah tangga, dan lain-lain.
- Mendorong pelaksanakan pembinaan penangkar benih karet agar
menghasilkan bibit karet unggul bermutu dan bersertifikat.
- Diharapkan peran aktif UPTD Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih
Perkebunan di Provinsi Lampung untuk pengawasan peredaran benih karet
dimasyarakat.
- Memfasilitasi penyediaan kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang
terkait dengan peremajaan karet dan pengembangan usaha bersama
(Kelompok Tani dan Gapoktan) dalam pengolahan.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 48
L. KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG (Pelaksana: Andarias Makka Murni, Amrizal Nazar, Bambang Wijayanto, Soraya, Dani Purwadi, Solamer P. Malau, Sunaryo, Dadin Suherlan)
Kajian ini dilakukan dari bulan Februari sampai bulan November 2012 di
tiga lokasi yaitu Kabupaten Tulang Bawang, Lampung Tengah dan Way
Kanan. Kajian menggunakan metode survey dengan cara mengumpulkan
data produksi kelapa sawit dan karet, serta karakter agroekologi meliputi data
karakter/sifat-sifat tanah dan iklim dengan berpedoman pada panduan
evaluasi lahan untuk pewilayahan komoditas pertanian.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa karakter agroekologi perkebunan
kelapa sawit maupun karet di Lampung termasuk ke dalam kelas sesuai (S2).
Tingkat kesuburan tanah perkebunan kelapa sawit di semua lokasi rata-rata
rendah sampai sedang, kecuali kadar kalium potensial di Tulang Bawang dan
Way Kanan statusnya tinggi. pH tanah yang rendah dan kadar Aldd tanah
pada taraf sedang berpotensi untuk memfiksasi P sehingga tidak tersedia
bagi tanaman. Tingkat kesuburan tanah perkebunan karet disemua lokasi
rata-rata pada taraf rendah sampai sedang, kecuali kadar K potensial di
Tulang Bawang dan Way Kanan tinggi dan P tersedia di semua lokasi tinggi.
pH tanah yang rendah dan kadar Aldd pada taraf sedang sampai tinggi pada
lapisan 20-40 cm di bawah permukaan tanah berpotensi untuk memfiksasi
hara P sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Terdapat hubungan yang kuat
antara faktor tanah dan hasil kelapa sawit di Tulang Bawang, namun di Way
Kanan dan Lampung Tengah hubungannya lemah dan sangat lemah.
Terdapat hubungan yang sangat kuat antara faktor tanah dan hasil karet di
Tulang Bawang dan Way Kanan, namun di Lampung Tengah hubungannya
sangat lemah. Direkomendasikan teknologi perbaikan kualitas lahan di per-
kebunan kelapa sawit maupun karet melalui pengapuran dan penggunaan
bahan organik untuk menghilangkan/mencegah terjadinya fiksasi P dalam
tanah karena rendahnya pH tanah dan adanya kadar Aldd pada taraf sedang
dan tinggi pada lapisan 20-40 cm di bawah permukaan tanah. Direkomen-
dasikan penggunaan tanaman penutup tanah terutama pada perkebunan
karet untuk mencegah dampak kekeringan pada bulan-bulan kering.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 49
Gambar 11. Pengamatan agroekologi lahan dan pengambilan sampel tanah perkebunan kelapa sawit dan karet di Lampung M. KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG (Pelaksana: Bariot Hafif, Yulia Pujiharti, Rr. Ernawati, Asropi, Reli Hevrizen, Eka Miftahul Jannah, Meidaliyantisyah)
Peran perkebunan kelapa sawit rakyat sebagai opsi kegiatan ekonomi
rakyat untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan serta sebagai
salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) dan devisa negara sudah
tidak diragukan dan memperlihatkan prospek yang semakin baik. Namun
produktivitas kebun kelapa sawit rakyat di daerah Lampung masih relatif
rendah (15 ton tandan buah segar/ha/tahun). Untuk itu dilakukan suatu
kajian dengan maksud mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat di Provinsi
Lampung. Tujuannya adalah untuk mendisain suatu teknologi pengelolaan
perkebunan kelapa sawit rakyat yang lebih baik, dengan memanfaatkan hasil
kajian sebagai dasar pertimbangan. Pengkajian dilaksanakan dari bulan
Februari 2012 sampai dengan September 2012.
Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi produktivitas kelapa sawit
seperti karakteristik agroekologi lahan, teknik budidaya dan pengelolaan
kebun, dan kondisi sosial ekonomi petani kelapa sawit dipelajari melalui
survey dan wawancara. Perkebunan kelapa sawit rakyat yang dipelajari dipilih
secara acak dengan mempertimbangkan masukan dari institusi terkait di
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 50
kabupaten. Data hasil survey dan kuisioner dipelajari dan khusus data
managemen kebun dan sosial ekonomi petani dianalisis secara statistik
menggunakan analisis faktor. Kegiatan diawali dengan sosialisasi dan
koordinasi ke Dinas Perkebunan Provinsi Lampung dan ke kabupaten-
kabupaten sentra produksi kelapa sawit serta dilanjutkan dengan identifikasi
awal kondisi perkebunan kelapa sawit rakyat. Kegiatan kajian pokok adalah
survey untuk identifikasi karakteristik agroekologi lahan dan wawancara
(pengisian kuisioner) untuk mengetahui kemampuan teknis budidaya kelapa
sawit, manajemen perkebunan, kondisi sosial-ekonomi dan produktivitas
kelapa sawit petani. Hasil kajian menunjukkan bahwa lahan perkebunan
kelapa sawit rakyat di Lampung secara umum tergolong kelas sesuai (S2)
sampai dengan sesuai marginal (S3). Faktor pembatas utama untuk
pertumbuhan kelapa sawit kelas S2, baik salah satunya atau secara
bersamaan adalah ketersediaan air, pH tanah, dan ketersediaan hara.
Ketersediaan air menjadi faktor pembatas dalam kelas kesesuaian S3 untuk
perkebunan di daerah bercurah hujan tahunan antara 1.500-2.000 mm
dengan peluang mengalami bulan kering (<60 mm) antara 1-2 bulan
sepanjang tahun, seperti di daerah Fajar Baru Pringsewu. Sedangkan
kemiringan lahan (15-25%) menjadi faktor pembatas utama kelas S3 di
daerah Way Tuba, Kabupaten Way Kanan. Tanah lokasi perkebunan di-
dominasi oleh tanah masam (Dystrudept, Paleudult/Hapludult dan Hapludoks)
dengan cadangan hara (P, K, Ca, dan Mg) rendah.
Hasil analisis teknis budidaya menunjukkan bahwa produksi kelapa
sawit berkaitan sangat nyata (p<0,01) dengan penggunaan pupuk organik
baik untuk TBM maupun TM, pupuk NPK, umur tanaman, penggunaan
pestisida, dan faktor pengalaman (umur, pendidikan, dan pengetahuan
budidaya sawit). Petani yang menggunakan pupuk organik baru sekitar 33%,
dan yang mengkombinasi penggunaan pupuk an-organik dengan pupuk
organik untuk TM baru sekitar 25%.
Rata-rata produksi kelapa sawit rakyat Provinsi Lampung sebesar 15,58
ton TBS/ha/tahun dangan produksi tertinggi didapatkan di daerah dataran
rendah Tulang Bawang yaitu 19,10 ton TBS/ha/tahun. Produksi rata-rata
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 51
terendah (12.36 ton TBS/ha/tahun) tercatat di Kecamatan Way Tuba,
Kabupaten Way Kanan yang umur rata-rata kelapa sawitnya masih relatif
muda (4,93 tahun).
Teknologi pengelolaan lahan yang diperlukan untuk perbaikan
produktivitas kelapa sawit antara lain pembuatan jebakan-jebakan air di
lahan untuk meningkatkan ketersediaan air tanah disamping memperbanyak
penggunaan bahan organik dan kapur atau hara makro lainnya. Selain itu
pada lahan miring petani perlu memantapkan teknologi konservasi tanah dan
air. Penyuluhan cara berbudidaya kelapa sawit yang benar perlu terus
diberikan ke petani, terutama kepada petani yang baru menanam kelapa
sawit. Kepada mereka perlu diinformasikan bahwa pertumbuhan TBM yang
kurang baik karena kekurangan hara/pupuk akan mengurangi kemampuan
kelapa sawit dalam menghasilkan buah pada waktu masa produktif nantinya.
Gambar 12. Survey kondisi agroekologi lahan dan diskusi produktivitas perkebunan kelapa sawit dengan petani
V. DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah menetapkan
kebijakan Research for Development yang mengandung makna bahwa hasil-
hasil penelitian dan pengkajian harus didiseminasikan secara efektif dan
efisien agar dapat diadopsi oleh para pengguna. Menindaklanjuti kebijakan
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 52
tersebut, BPTP Lampung telah menetapkan diseminasi teknologi sebagai
salah satu prioritas program utama yang dilaksanakan secara konsisten
dengan melibatkan sumberdaya yang ada.
A. DISEMINASI DAN ADVOKASI (Pelaksana: Nasriati, Masganti, Bambang Wijayanto, Soerachman, Kiswanto, Solamer P. Malau, Fauziah Y. Adriyani, Soeprapto, Firdausil A.B, Robet Asnawi, Edwin Herdiansyah, Gohan Octora Manurung, Dede Rohayana, Oman R.S., Mirna Yuni Sartika, Yusmeinardi)
A.1. Pameran
Pameran dimaksudkan untuk membentuk image masyarakat bahwa
BPTP Lampung sebagai sumber penghasil teknologi yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat. Kegiatan pameran yang telah dilaksanakan yaitu: (a)
Pameran Jambore Penyuluh Pertanian Nasional berlangsung di lapangan
Mulyo Jati Kota Metro pada tanggal 27-30 Juni 2012 dan berhasil mendapat-
kan penghargaan peringkat ke-2. Tema pameran adalah “Kebangkitan
penyuluhan melalui tekad dan kerja keras Penyuluh Pertanian dalam
mendukung empat sukses pembangunan pertanian,” (b) pameran Harteknas
ke-17 pada tanggal 12 September 2012 di Balai Keratun Pemerintah Daerah
Provinsi Lampung, Bandar Lampung. Peserta pameran terdiri dari lembaga-
lembaga penelitian yang ada di Provinsi Lampung, seperti BPPT dan
Universitas Lampung. Selain itu juga dihadiri oleh para dosen, mahasiswa,
pelajar, dan pemenang lomba teknologi terapan tepat guna; (c) Pameran
dalam Loka Karya Penyuluh Pertanian Se Provinsi Lampung, dilaksanakan
pada tanggal 9 Oktober 2012 bertempat di Balai Keratun Pemda Provinsi
Lampung, Bandar Lampung. Panitia pameran ini adalah Bakorluh (Badan
Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) Provinsi
Lampung. Selain BPTP Lampung, pameran juga diikuti oleh perusahaan
swasta “Petro Kayako” yang menampilkan produk-produk sarana produksi
pertanian, utamanya obat-obatan; (d) Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS)
XXXII tahun 2012 dilaksanakan di Temanggung Tilung, Palangka Raya,
Kalimantan Tengah yang berlangsung sejak tanggal 18-21 Oktober 2012.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 53
BPTP Lampung bergabung bersama dengan BPTP Kalimantan Tengah, dan
BPTP Kalimantan Barat serta BBP2TP (Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian).
Gambar 13. Kegiatan pameran dibeberapa lokasi
A.2. Visitor Plot
A.2.1. Visitor Plot di KP. Natar
Untuk Tahun 2012 kegiatan yang telah dilakukan di KP. Natar meliputi:
pemeliharaan visitor plot kebun induk lada Natar 1 dan Natar 2, pemeliharaan
kebun kopi robusta poliklonal seluas 1 ha, pemeliharaan display beberapa
varietas mangga, pemeliharaan kebun kakao dengan penerapan PTT seluas 1
ha, display teknologi budidaya tanaman ubi jalar seluas 800 m2, dan display
tanaman fitofarmaka.
Gambar 14. Tanaman lada di KP. Natar
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 54
A.2.2. Visitor Plot di KP. Tegineneng
Teknologi Budidaya tanaman pisang
Kegiatan yang telah dilakukan di KP. Tegineneng meliputi : penanaman
bibit pisang dan kakao, pemupukan organik dan pemupukan anorganik NPK
(15:15:15), pemeliharaan tanaman yang masih sehat, menyiram tanaman
agar tidak kekeringan dimusim kemarau.
Display M-KRPL
Display M-KRPL untuk perkantoran dilakukan dengan menata tanaman
dalam polybag dan pembuatan bedengan untuk tanaman sayuran terutama
kangkung, bayam dan caisim. Pada saat pelaporan, telah dilakukan panen
caisim, cabai, tomat, kacang panjang, dan terong. Selain itu, dilakukan
pembibitan tanaman yaitu kacang panjang dan caisim.
Gambar 15. Display M-KRPL di KP. Tegineneng
A.2.3. Visitor Plot di Laboratorium Diseminasi Masgar
Teknologi Budidaya Jagung
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi : penanaman 4 (empat) varietas
jagung, 2 (dua) VUB dari Badan Litbang Pertanian yaitu Sukmaraga dan STJ-
01, serta 2 (dua) varietas jagung hibrida dari perusahaan swasta yaitu
Pioneer 21 dan NK22. Pemupukan organik, pupuk organik yang digunakan
adalah pupuk kandang yang sudah dikemas dan pupuk organik granul
(Petroganik) serta pemupukan anorganik NPK (15:15:15). Pada saat
pelaporan, tanaman sudah berumur 1 bulan. Hasil pengamatan menunjukkan
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 55
pertumbuhan varietas Sukmaraga kurang bagus dibandingkan dengan
varietas lain sedangkan pertumbuhan varietas STJ-01 sebanding dengan
varietas P-21.
Display M-KRPL
Display M-KRPL untuk perkantoran dilakukan dengan menata tanaman
dalam polybag dan pembuatan bedengan untuk tanaman sayuran terutama
kangkung, bayam dan caisim. Pada saat pelaporan, telah dilakukan panen
kangkung, bayam, slada, daun bawang dan caisim. Sedangkan tanaman
sayuran lain seperti cabai, tomat, kacang panjang, bunga kol dan terong
dalam kondisi sedang berbunga.
Gambar 16. Display M-KRPL di KP. Masgar
A.3. Diseminasi dan Publikasi Teknologi Spesifik Lokasi
A.3.1. Pembuatan Media informasi dalam bentuk leaflet Target pembuatan leaflet pada tahun 2012 sebanyak 5 judul leaflet
dengan jumlah masing-masing judul 2.000 eksemplar. Adapun judul leaflet
yang telah dicetak yaitu: (1) bertanam sayuran dalam pot/polybag, (2)
Pengendalian hama penggerek tongkol jagung, (3) Pembuatan silase kulit
pisang dengan berbagai macam bahan aditif, (4) mengenal varietas unggul
baru padi rawa di Lampung, dan (5) pengendalian hama penggerek batang
padi.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 56
A.3.2. Pembuatan media informasi dalam bentuk CD
Target pembuatan media informasi dalam bentuk CD sebanyak 3 paket
teknologi dengan judul: (1) bertanam sayuran di pekarangan, (2) Teknologi
pengendalian hama utama tanaman padi di Lampung, (3) Pengendalian
penyakit utama tanaman padi di Lampung.
A.3.3. Siaran TV
Siaran TV dilakukan dalam 2 bentuk yaitu dengan menayangkan paket
teknologi yang dipadu dengan acara khusus seperti rekaman lapangan pada
acara temu lapang atau lokakarya, dan siaran TV secara langsung (interaktif).
Siaran TV hasil rekaman berupa paket teknologi sebanyak 3 materi yang
telah disiarkan melalui TVRI yaitu : (1) Inovatif dengan PUAP sisi lain petani
Mesuji; (2) Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa Marga
Kaya, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan; (3) Pengembang-
an Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) di Lampung. Tiga paket teknologi
tersebut telah ditayangkan melalui stasiun TVRI masing-masing pada tanggal
18 April 2012, bulan Mei 2012 dan pada bulan September 2012, pada acara
Lampung Saburai. Siaran TV interaktif telah dibuat sebanyak 3 paket yaitu:
(1) “Kawasan Rumah Pangan Lestari di Provinsi Lampung. Penayangan
dilakukan di stasiun TV swasta Lampung yaitu Lampung TV pada tanggal 19
Mei 2012 dengan narasumber Dra. Alvi Yani; (2) Tatalaksana reproduksi
untuk meningkatkan kelahiran ternak sapi yang ditayangkan pada tanggal 27
September 2012 di stasiun TVRI dengan narasumber Dr. A. Prabowo; (3)
Potensi dan peluang pengembangan diversifikasi pangan non beras di
Provinsi Lampung yang ditayangkan pada tanggal 17 Desember 2012 juga di
stasiun TVRI, dengan narasumber Dr. Ir. Joko Susilo Utomo dan Ir. Ratna
Wilys Arief, M.TA.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 57
Gambar 17. Saat shooting dalam rangka pembuatan CD teknologi
Distribusi Leaflet dan CD
Leaflet dan CD yang telah dicetak dan dibuat kemudian diperbanyak
sebagian besar telah didistribuasikan ke beberapa kabupaten baik melalui
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan
Kehutanan (BP4K), Balai Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan
Kehutanan (BP3K), Gapoktan maupun secara langsung ke anggota kelompok
tani. Selain itu pendistribusian juga dilakukan pada saat pelaksanaan
pameran Jambore Penyuluh Pertanian Nasional yang dilaksanakan di Kota
Metro pada tanggal 27 – 31 Juni 2012 serta pameran IPTEK dan gelar
teknologi di Kalimantan Tengah pada tanggal 17- 21 Oktober 2012.
A.3.4. Sosialisasi Sosialisasi Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi
Kegiatan sosialisasi inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi dilaksana-
kan di Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Lampung Timur dengan
materi difokuskan pada komoditas pisang dan jagung mulai dari budidaya
sampai dengan pengolahan hasil berupa tepung pisang, tepung jagung dan
aneka kue dari hasil olahan tersebut. Peserta yang dilibatkan adalah
penyuluh/petugas lapang, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), ketua
Gapoktan/petani. Narasumber dalam kegiatan sosialisasi inovasi teknologi
pertanian adalah peneliti dari Pasca Panen, BPTP Lampung, Badan Ketahanan
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 58
Pangan, BP4K, serta Dinas Tanaman Pangan Hortikultura di Kabupaten
Lampung Selatan dan kabupaten Lampung Timur.
Teknis pelaksanaan kegiatan sosialisasi inovasi teknologi spesifik lokasi
ini dengan melalui:
1. Presentasi dengan materi: (1) Peran penyuluh dalam mendukung
diversifikasi pangan dari BP4K Lampung Selatan, (2) Program
peningkatan diversifikasi pangan dari BKP Lampung Selatan, (3) Potensi
pengembangan pisang di kabupaten Lampung Selatan dari Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung Selatan, dan (4) Teknologi
hasil olahan pisang serta budidaya pisang oleh BPTP Lampung.
2. Ekspose aneka produk hasil olahan pisang berupa brownis pisang, nastar
pisang, keripik pisang, engka pisang, cokies pisang dan tepung pisang.
3. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan permasalahan yang dihadapi
serta umpan balik dari petani dan respon petani terhadap teknologi hasil
olahan pisang dalam mendukung diversifikasi pangan.
Kegiatan sosialisasi inovasi teknologi spesifik lokasi di kabupaten
Lampung Timur pada tanggal 27 Oktober 2012 diikuti oleh sekitar 100 orang
peserta terdiri dari: (a) Koordinator penyuluh/penyuluh, (b) Peneliti, (c)
Anggota kelompok tani, dan (d) Dinas/Instansi terkait. Narasumber dalam
kegiatan ini adalah peneliti BPTP Lampung, Ketahanan Pangan Kabupaten
Lampung Timur, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Kabupaten Lampung
Timur, dan BP4K Kabupaten Lampung Timur.
Teknis pelaksanaan kegiatan sosialisasi inovasi teknologi spesifik lokasi
ini dengan melalui:
1. Presentasi dengan materi: (1) Peran penyuluh dalam mendukung
diversifikasi pangan oleh BP4K Lampung Timur, (2) Program peningkatan
diversifikasi pangan oleh BKP Lampung Timur, (3) Potensi pengembang-
an pisang di kabupaten Lampung Timur oleh Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Lampung Timur, dan (4) Teknologi hasil olahan ubikayu dan
jagung serta budidaya ubikayu dan jagung oleh BPTP Lampung.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 59
2. Ekspose aneka produk hasil olahan jagung dan ubikayu berupa brownis,
nastar, nasi jagung goreng, pukis jagung, dodol jagung.
3. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan permasalahan yang
dihadapi dalam penerapan teknologi serta umpan balik dari petani dan
respon petani terhadap teknologi hasil olahan jagung dan ubikayu
dalam mendukung diversifikasi pangan.
B. PENDAMPINGAN TEKNOLOGI SL-PTT PADI (Pelaksana: Kiswanto, Dewi Rumbaina Mustikawati, Robet Asnawi, Yulia Pujiharti, Bariot Hafif, Bambang Wijayanto)
Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)
khususnya komoditas Tanaman Pangan yaitu SLPTT padi dilaksanakan di
Provinsi Lampung yang tersebar di seluruh kabupaten/kotamadya, untuk padi
inbrida seluas 146.850 ha (5.874 unit), padi hibrida 14.700 (1.470 unit) dan
padi gogo 12.500 ha (500 unit). Untuk menyukseskan program tersebut BPTP
Lampung berkewajiban melaksanakan pendampingan dan pengawalan
teknologi 60% dari total unit yang ada dan diprioritaskan untuk padi inbrida.
Terkait dengan hal tersebut, total unit pendampingan SLPTT padi inbrida
sebanyak 3.400 unit (85.000 ha). Telah ditetapkan enam lokasi pendamping-
an SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur,
Lampung Utara, Lampung Selatan, Pringsewu dan Pesawaran. Adapun
sebaran lokasi pendampingan SL-PTT Padi Provinsi Lampung disajikan pada
Tabel 23.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 60
Tabel 23. Lokasi pendampingan SL-PTT Padi di Provinsi Lampung, tahun 2012
No Kabupaten
Target Pendampingan Sasaran Pendampingan
Luas (ha)
Jumlah (unit)
Luas (ha)
Jumlah (unit)
1 Lampung Tengah 17.500 700 17.500 700
2 Lampung Timur 18.000 720 18.000 720
3 Lampung Selatan 17.500 700 17.500 700
4 Lampung Utara 12.000 480 12.000 480
5 Pringsewu 10.000 400 10.000 400
6 Pesawaran 10.000 400 10.000 400
Jumlah 85.000 3.400 85.000 3.400
Display PTT Padi Sawah telah dilaksanakan di seluruh kabupaten lokasi
pendampingan. Kegiatan display dilaksanakan pada musim tanam II (MT II)
2012, dan permasalahan yang dihadapi di setiap lokasi pada umum-nya sama
antara lain serangan hama wereng batang coklat, tikus, penyakit blas dan
kekurangan air. Berbagai masalah tersebut masih dalam kategori ringan dan
dapat dikendalikan dengan baik, sehingga pengaruhnya terhadap penurunan
produksi tidak signifikan. Display masing-masing kabupaten seluas 1 (satu)
hektar ditanami dengan 3 – 4 varietas. Varietas yang ditanam adalah Inpari
9, Inpari 10, Inpari 11, Inpari 13, Inpari 14, Inpari 15, dan Inpari 20. Pada
umumnya teknologi yang diterapkan relatif sama di setiap kabupaten.
Adapun komponen teknologi yang diintroduksikan adalah teknologi PTT
secara lengkap spesifik lokasi yaitu penggunaan pupuk organik 2 ton/ha, bibit
muda, jumlah bibit 1-3 batang per lubang, sistem tanam jejer legowo,
pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan BWD, PUTS, atau rekomendasi
umum urea 100-150 kg/ha, Phonska 300-350 kg/ha, pengendalian OPT
secara terpadu, penyiangan dengan gasrok dan kombinasi dengan herbisida,
panen tepat waktu, serta gabah segera dirontok dengan power tresher. Pada
umumnya kondisi pertanaman di lokasi display menunjukkan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman sangat baik terutama penampilan vegetatif dan
jumlah anakan.
Inovasi teknologi yang diperkenalkan kepada petani di lokasi display
PTT padi sawah kinerjanya cukup efektif. Hal ini selain dapat meningkatkan
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 61
produktivitas padi, yang lebih penting lagi adalah dapat meningkatkan
pendapatan petani. Produktivitas rata-rata yang dapat dicapai dalam display
dengan pendekatan PTT sebesar 6,32 ton/ha GKP, sedangkan produktivitas
padi dengan teknologi petani di luar display 4,67 ton/ha GKP. Dengan
demikian pendekatan PTT dapat meningkatkan produksi 1,65 ton/ha
(35,33%) dibanding teknologi petani (Tabel 24). Walaupun demikian
produktivitas yang telah dicapai ini belum optimal baik dalam kegiatan display
PTT maupun di luar display. Kurang optimalnya produktivitas tersebut di-
karenakan pada MT II terjadi berbagai permasalahan terutama kekurangan
air serta serangan hama dan penyakit (wereng batang coklat, tikus, blas,
kresek, dan lain-lain) yang masih berada dalam kategori ringan dan masih
dapat dikendalikan dengan baik sehingga tidak menurunkan produktivitas
yang signifikan.
Tabel 24. Keragaan produktivitas display PTT padi sawah di Lampung Tahun 2012
Kabupaten
Lokasi Display Luar Display Keterangan
Varietas Provitas (ton/ha)
Varietas Provitas (ton/ha)
1. Lampung Tengah Inpari 10 5,60 Ciherang 3,64 Penyakit blas, dan WBC Inpari 13 6,04
Inpari 20 6,05
Rata-rata (1) 5,90 3,64
2. Lampung Selatan Inpari 11 4,40 Ciherang 4,70 Kekeringan, penyakit blas
Inpari 14 5,30
Inpari 15 5,10
Inpari 20 5,30
Rata-rata (2)
5,03
4,70
3. Lampung Timur Inpari 13 6,70 Ciherang 5,30 Penyakit blas
Rata-rata (3)
6,70
5,30
4. Pringsewu Inpari 14 6,39 Ciherang 5,25 Kekeringan Penyakit blas, kresek
Inpari 15 7,08
Inpari 20 6,00
Rata-rata (4)
6,49
5,25
5. Pesawaran Inpari 9 7,56 Ciherang 4,50 Serangan tikus, kresek, WBC
Inpari 10 7,12
Rata-rata (5)
7,34
4,50
6. Lampung Utara Inpari 13 6,00 Ciherang 4,62 Penyakit blas
Inpari 14 8,00
Inpari 15 4,77
Inpari 20 7,12
Rata-rata (6)
6,47
4,62
Rata-rata Lampung 6,32 4,67
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 62
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis usahatani display PTT padi
secara lengkap untuk varietas unggul baru (Inpari 10, 13, 14 15 dan 20) di
enam kabupaten memberikan pendapatan bersih rata-rata sebesar
Rp.13.964.667,-/ha, sedangkan dengan teknologi petani varietas Ciherang
memberikan pendapatan bersih sebesar Rp. 9.574.000,-/ha (Tabel 25).
Dengan demikian pendekatan PTT padi dapat meningkatkan pendapatan
petani sebesar Rp. 4.390.667,- (45,86 %)/ha. Terkait dengan hal itu petani di
sekitar lokasi display telah merespon dan berminat untuk mencoba
menerapkan teknologi PTT padi sawah pada musim selanjutnya, walaupun
ada juga yang belum berminat menerapkannya.
Tabel 25. Analisis Usahatani Display PTT Padi Sawah di Lampung Tahun 2012 (dalam ribuan Rupiah)
Uraian Dalam Display Luar
Display L. Timur Pesawaran L. Selatan Pringsewu L.Tengah L. Utara Rata-rata
Biaya Sarana produksi
3.890 4.207 3.535 3.500 3.625 3.600 3.726,167 2.435
Biaya Tenaga Kerja
4.556 4.073,5 4.435 5.101,5 4.650 4.635 4.575,167 4.161
Jumlah Biaya Produksi
8.446 8.280,5 7.970 8.601,5 8.275 8.235 8.301,333 6.596
Produksi (kg) 6.700 7.340 5.030 6.490 5.900 6.470 6.322 4.620
Penerimaan 23.450 25.690 17.605 23.556 20.650 22.645 22.266 16.170
Pendapatan 15.004 17.409,5 9.635 14.954,5 12.375 14.410 13.964.,67 9.574
B/C ratio 1,78 2,10 1,21 1,74 1,50 1,75 1,68 1,45
MBCR 3,57
Untuk mendiseminasikan teknologi hasil penelitian dan pengkajian pada
akhir kegiatan atau menjelang panen dilakukan temu lapang, dengan tujuan
untuk menyebarluaskan inovasi yang diperoleh dari hasil display dan
memperoleh umpan baliknya. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui
respon atau tanggapan petani terhadap teknologi yang diterapkan serta
rencana tindak lanjutnya.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 63
Tabel 26. Pelaksanaan Temu Lapang PTT Padi Mendukung SL-PTT di Lampung, Tahun 2012
Kabupaten Materi/Tema Target Peserta (Orang)
Realisasi (Orang)
Asal Peserta
Keterangan
Lampung Tengah
Dengan PTT padi kita wujudkan swasembada beras berke-lanjutan dan kesejahteraan petani
75 75 Petani, Gapoktan, PPL, Dinas Instansi lingkup Pertanian, Swasta
Temu lapang dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2012 di Kampung Kota, Gajah Timur, Kec. Kota Gajah Kab. Lampung Tengah
Lampung Timur
Idem 75 75 Petani, Gapoktan, PPL, Dinas Instansi lingkup Pertanian, Swasta
Temu lapang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2012 di Ds. Bumi Harjo, Kec. Batanghari Kab. Lampung Timur
Lampung Selatan
Idem 75 75 Petani, Gapoktan, PPL, Dinas Instansi lingkup Pertanian, Swasta
Temu lapang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2012 di Desa Way Sulan, Kec. Talang Way Sulan, Kab. Lampung Selatan
Pringsewu Idem 75 75 Petani, Gapoktan, PPL, Dinas Instansi lingkup Pertanian, Swasta
Temu lapang dilaksanakan pada tanggal 4 September 2012 di Desa Pujodadi, Kec. Pardasuka, Kab. Tanggamus
Pesawaran Idem 75 100 Petani, Gapoktan, PPL, Dinas Instansi lingkup Pertanian, Bupati, DPRD, Swasta
Temu lapang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2012 di Desa Sukadadi, Kec. Gedong tataan Kab. Pesawaran
Lampung Utara
Idem 75 75 Petani, Gapoktan, PPL, Dinas
Instansi lingkup Pertanian, Swasta
Temu lapang dilaksanakan pada tanggal 11 September
2012 di Desa Cempaka, Kec. Sungai Jaya, Kab. Lampung Utara
Jumlah 450 475
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 64
Uji Adaptasi Varietas Unggul Baru
Uji adaptasi VUB padi Inbrida telah dilaksanakan pada MT II 2012 di
hamparan kelompok tani SL-PTT tetapi di luar LL. Berdasarkan data uji
adaptasi VUB di enam kabupaten SL-PTT padi di Lampung menunjukkan
bahwa masing-masing kabupaten menunjukkan produktivitas yang beragam.
Produktivitas tertinggi berada di Kabupaten Pesawaran, kemudian kabupaten
lainnya produktivitasnya hampir sama. Produktivitas rata-rata beberapa VUB
padi yang diuji lebih tinggi jika dibandingkan dengan varietas Ciherang dan
Mekongga yang digunakan sebagai varietas pembanding. Adapun rata-rata
produktivitas uji adaptasi VUB dan varietas pembanding sebagaimana
disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Keragaan Produktivitas Uji Adaptasi VUB Padi Inbrida SL-PTT di Lampung, Tahun 2012
Varietas
Kabupaten
Lampung
Selatan
Lampung
Tengah
Lampung
Utara
Lampung
Timur
Pesawaran Pringsewu Rata-
rata
Inpari 10 6,48 5,73 - 6,42 7,30 5,60 6,31
Inpari 11 6,33 6,39 6,00 - 7,40 5,20 6,26
Inpari 13 6,37 6,37 6,00 - 7,40 6,30 6,49
Inpari 14 - 4,81 6,18 6,68 6,90 5,20 5,95
Inpari 15 - 4,82 6,24 6,10 7,30 6,20 6,13
Inpari 20 - 6,23 6,30 6,12 7,20 6,20 6,41
Inpara 2 - 4,33 - - - - 4,33
Inpara 5 - 3,57 - - - - 3,57
Banyuasin - 4,52 - - - - 4,52
Ciherang* 6,20 5,10 5,78 5,65 6,00 6,00 5,79
Mekongga* - 4,70 - - - - 4,70
Ciliwung* - - 5,05 - - - 5,05
Keterangan: a. Adaptabilitas tinggi, jika produktivitas > 4,36
b. Adaptabilitas sedang, jika produktivitas 2,19 – 4,36 c. Adaptabilitas rendah, jika produktivitas < 2,19
*) Varietas pembanding
Dari keenam VUB tersebut produktivitas tertinggi adalah Inpari 13, akan
tetapi kurang disukai oleh petani dikarenakan sulit dirontok secara manual,
rendemen berasnya lebih rendah, rasa nasinya kurang pulen, mudah roboh
jika ditanam pada musim rendeng. Jika ditinjau dari adaptabilitasnya (tingkat
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 65
produktivitas, ketahanan hama dan penyakit, kekeringan), dan preferensi
petani (penampilan tanaman, stabilitas, bentuk gabah, rasa nasi dll), maka
varietas tersebut layak direkomendasikan untuk dikembangkan di berbagai
lokasi di Provinsi Lampung dengan skala lebih luas. Sedangkan untuk Inpara
2, Inpara 5 dan Banyuasin rata-rata produktivitasnya relatif rendah masing-
masing 4,33 ton/ha, 3,57 ton/ha, 4,52 ton/ha, jika dibandingkan dengan
potensi produksinya yang bisa mencapai 6 ton/ha. Rendahnya produktivitas
tersebut dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang kurang mendukung yaitu
terjadi kekeringan mulai dari fase pertumbuhan vegetatif sampai panen,
serangan hama kepinding tanah, dan penyakit blas sehingga berakibat
terhadap penurunan produksi. Walaupun demikian ketiga varietas tersebut
masih dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan varietas
eksisting (Ciherang, Ciliwung) dan memiliki daya adaptabilitas antara sedang–
tinggi pada musim kemarau.
Perkembangan Produktivitas
Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan program SL-PTT padi
adalah adanya peningkatan produktivitas. Untuk mengetahui perkembangan
produktivitas padi di kabupaten lokasi SL-PTT di Provinsi Lampung telah
dilakukan evaluasi produktivitas rata-rata hasil panen di lokasi LL, SL dan non
SL. Adapun produktivitas rata-rata sebagaimana disajikan pada Tabel 28.
Tabel 28. Hasil Evaluasi Produktivitas rata-rata SL-PTT Padi Inbrida di Provinsi Lampung di lokasi LL, SL dan Non SL, Tahun 2012
Kabupaten
LL SL Non SL
Varietas Protivitas (ton/ha)
Varietas Protivitas (ton/ha)
Varietas Protivitas (ton/ha)
L. Selatan Ciherang 6,37 Ciherang 6,20 Ciherang 6,15
Rata-rata 6,37 6,20 6,15
L. Tengah Ciherang 5,43 Ciherang 5,10 Ciherang 4,64
Mekongga 4,80 Mekongga 4,70 Mekongga 4,50
Inpari 9 6,00 Inpari 9 5,76 Inpari 9 5,20
Inpari 13 4,80 Inpari 13 4,50 Inpari 13 4,50
Rata-rata 5,26 5,02 4,71
L. Utara Ciherang 6,00 Ciherang 5,78 Ciherang 5,25
Ciliwung 5,15 Ciliwung 5,05 Ciliwung 5,00
Rata-rata 5,47 5,28 4,99
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 66
Kabupaten
LL SL Non SL Protivitas
(ton/ha) Varietas
Protivitas
(ton/ha) Varietas
Protivitas (ton/ha)
Varietas
L. Timur Inpari 7 5,58 Inpari 7 5,19 Ciherang 4,48
Inpari 9 5,66 Inpari 9 5,26 Ciherang 4,58
Ciherang 5,43 Ciherang 5,08 Ciherang 4,38
St.Bagendit 5,60 St.Bangendit 5,24 Ciherang 4,51
Inpari 13 5,60 Inpari 13 5,23 Ciherang 4,50
Cibogo 5,60 Cibogo 5,23 Ciherang 4,54
Mekongga 5,64 Mekongga 5,25 Ciherang 4,55
C. Muncul 5,61 C. Muncul 5,24 C.Muncul 4,51
Rata-rata 5,85 5,39 4,51
Pringsewu Ciherang 6,70 Ciherang 6,00 Ciherang 5,50
Rata-rata 6,70 6,00 5,50
Pesawaran Inpari 10 7,30 Ciherang 6,00 Ciherang 5,80
Inpari 11 7,40
Inpari 13 7,40
Inpari 14 6,90
Inpari 15 7,30
Inpari 20 7,20
Rata-rata 7,25 6,00 5,80
Rata-rata Provinsi 6,23 5,70 5,35
Berdasarkan hasil evaluasi perkembangan adopsi komponen PTT
menunjukkan bahwa tingkat adopsi teknologi di lokasi LL 77,14%, SL 65,71%
dan luar SL 56,43%, sebagaimana disajikan pada Tabel 29.
Tabel 29. Perkembangan Adopsi Komponen PTT di Lokasi LL, SL dan Non SL SL-PTT Padi Inbrida di Provinsi Lampung, Tahun 2012
No. Komponen PTT Tingkat Adopsi (%)
LL SL Luar SL
1 Luas pesemaian (400 m2/ha) 65 40 20
2 Varietas unggul Baru (VUB) 100 100 100
3 Benih bermutu dan berlabel 100 100 100
4 Pengaturan populasi tanaman optimum (jejer legowo 2:1, 4:1)
100 40 20
5 Umur bibit muda (< 21 hari) 70 70 70
6 Jumlah bibit perlubang (1-3 btg) 100 70 70
7 Penggunaan pupuk organik/kandang 100 100 100
8 Penggunaan Urea dengan BWD 65 65 10
9 Pemupukan P dan K analisa tanah 10 0 0
10 Permentan No. 40/2007 100 100 65
11 Pengendalian gulma (landak/gosrok) 100 65 65
12 Pengairan efektif/efisien 0 0 0
13 Pengendalian hama penyakit terpadu 70 70 70
14 Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok 100 100 100
Rata-rata 77,14 65,71 56,43
Keterangan: Tingkat Adopsi Rendah : 0 – 33,33 % Tingkat Adopsi Rendah : 33,34 – 66,67% Tingkat Adopsi Tinggi : >66,67%
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 67
Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat adopsi teknologi di lokasi LL
dalam kategori tinggi, sedangkan dilokasi SL dan Non SL dalam kategori
sedang. Oleh karenanya untuk meningkatkan produktivitas padi, maka adopsi
komponen teknologi PTT yang masih dalam kategori sedang--rendah harus
ditingkatkan.
Gambar 18. Panen raya padi dan temu lapang di lokasi display PTT Kabupaten Lampung Tengah pada MK 2012
C. PENDAMPINGAN TEKNOLOGI SL-PTT JAGUNG (Pelaksana: Yulia Pujiharti, Kiswanto, Junita Barus, Muchlas, Asropi, Fauziah Y. Adriyani, Andarias Makka Murni, Nina Mulyanti, Endriani, Novilia Santri, Soeprapto, Erliana Novitasari, Gohan Octora Manurung, Edwin Herdiansyah, Dian Meithasari, Yuli Setyo Rahayu, Amrizal Nazar, Andi Sofyan F., Sumarko, Sunaryo, Dadin Suherlan, Widodo, Tri Sunarti)
Kegiatan pendampingan SL-PTT jagung di Provinsi Lampung dilaksana-
kan di tiga kabupaten (Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Lampung
Timur) dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 30. Realisasi pendampingan SL-PTT jagung di Lampung
No. Kabupaten Jumlah
Unit ha Kecamatan Desa
1. Lampung Selatan 143 2.145 16 101
2. Lampung Tengah 175 2.625 17 63
3. Lampung Timur 175 2.625 9 48
Jumlah 493 7.395 42 212
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 68
Untuk menambah wawasan petani dan PPL maka dilakukan pelatihan.
Pelatihan PTT jagung dilaksanakan di masing-masing kabupaten dengan
peserta pelatihan adalah petani/ketua Gapoktan dan penyuluh pendamping
(pemandu lapang). Materi pelatihan yang diberikan antara lain: PTT, Filosofi
SL-PTT, dan hama penyakit jagung. Jumlah peserta di masing-masing
kabupaten dan materi pelatihan tersaji pada Tabel 31.
Tabel 31. Materi pelatihan SL-PTT jagung
No.
Kabupaten Jenis Pelatihan
Jumlah Peserta (orang)
Materi
Pelaksanaan
Target Realisasi Tanggal Tempat
1. Lampung Selatan
Pelatihan petani dan PPL SL-PTT jagung
60 60 PTT Jagung, Filosofi SL-PTT
9 April 2012
BP4K Lampung Selatan
Pelatihan petani dan PPL SL-PTT jagung
40 40 PTT Jagung, Filosofi SL-PTT
10 April 2012
BPP Tanjung Sari
2. Lampung Tengah
Pelatihan Petani dan PPL SLP-TT Jagung
50 50 Filosofi SL-PTT Jagung, Teknologi PTT Jagung
16 April 2012
Bangun Rejo, Gunung Sugih
Pelatihan Petani dan PPL SL-PTT Jagung
50 50 Filosofi SL-PTT Jagung, Teknologi PTT Jagung
19 April 2012
BP3K Padang Ratu
3. Lampung Timur
Pelatihan Petani dan PPL SL-PTT Jagung
50 50 PTT Jagung, Hapen jagung, SL-PTT
29 Maret 2012
Kedaton Indah, Btanghari Nuban
Pelatihan Petani dan PPL SL-PTT Jagung
50 50 PTT Jagung, Hapen jagung, SL-PTT
9 April 2012
Raman Aji, Raman Utara
Uji Adaptasi VUB
Kegiatan uji VUB jagung hibrida dilaksanakan di tiga kabupaten dengan
varietas yang diuji terdiri dari Varietas Bima-2, Bima-3, Bima-4 dan Bima-5.
Kegiatan ini dilaksanakan di musim kemarau dan musim hujan. Persentase
tumbuh benih yang ditanam di 3 kabupaten (Lampung Selatan, Lampung
Tengah dan Lampung Timur) di atas 75%. Uji VUB di desa Cempaka
Kabupaten Lampung Timur menunjukkan bahwa produksi tertinggi adalah
varietas Bima 4 disusul varietas Bima-5 dengan produktivitas masing-masing
sebesar 8,09 ton/ha dan 7,23 ton/ha. Bila dibandingkan dengan produktivitas
jagung pada SL dan LL, produktivitas jagung varietas Bima 2, Bima 3, dan
Bima 4 lebih tinggi dari varietas Bisi 222, sedangkan varietas Bima 5 lebih
tinggi dari produktivitas Bisi 222 pada SL.
Di Kabupaten Lampung Selatan uji VUB dilakukan di 3 kecamatan yaitu
Kecamatan Way Panji, Sidomulyo, dan Katibung. Di Kecamatan Way Panji
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 69
produksi tertinggi ditunjukkan oleh varietas Bima 5 disusul dengan varietas
Bima 4 yaitu 6,0 ton/ha dan 4,4 ton/ha (Tabel 32). Produktivitas Bima 5
lebih tinggi dari varietas Bisi 816 pada lokasi LL dan SL, sedangkan Bima 2
dan Bima 4 produksinya lebih rendah dari Bisi 816.
Di Kabupaten Lampung Tengah uji VUB dilaksanakan di Kecamatan
Gunung Sugih, Seputih Banyak, dan Punggur. Kondisi tanaman jagung di
kabupaten ini kurang baik karena kekurangan air. Uji VUB di daerah ini
mengalami gagal panen. Di Kota Gajah varietas Bima 5 menghasilkan 6,0
ton/ha, sedangkan Bima 2 dan Bima 3 baru berumur 1 bulan. Bila dibanding-
kan dengan Bisi 2 dan Bisi 816 pada LL, produktivitas Bima 5 lebih rendah,
sedangkan bila dibandingkan dengan varietas yang sama pada SL
produktivitas Bima lebih tinggi.
Tabel 32. Produktivitas jagung varietas Bima di Lampung
Kabupaten
LL SL Non SL Uji Adaptasi Varietas
Varietas Protivitas (ton/ha)
Varietas Protivitas (ton/ha)
Varietas Protivitas (ton/ha)
Varietas Protivitas (ton/ha)
Lampung Selatan Bisi 816 5,76 Bisi 816 4,43 P 21 6 Bima 2 3,2
Bisi 2 6,30 Bisi 5,74 SHS 4 2,8 Bima 4 4,4
Bisi 816 4,08 Bima 5 6
Bisi-2 5,85
Rata-rata 6,03 5,09 4,68 4,53
Lampung Tengah Bisi 2 6,32 Bisi 2 5,89 Bisi 2 5,56 Bima 5 6,00
Bisi 816 6,83 Bisi 816 5,07 Bisi 816 5,65
Rata-rata 6,58 5,48 5,61 6,00
Lampung Timur Bisi 222 6,7 Bisi 222 5,4 Bisi 222 5 Bima 2 7,60
Bima 3 8,09
Bima 4 8,09
Bima 5 6,23
Rata-rata 6,70 5,40 5,00 7,50
Rata-rata Provinsi 6,44 5,32 5,10 6,01
Peningkatan Provitas:
LL terhadap SL : 1,12 ton/ha (21,05%) LL terhadap Non SL: 1,34 ton/ha (26,27%)
SL terhadap Non SL: 0,22 ton/ha (4,31 %)
Pada Tabel 32 terlihat bahwa PTT yang diterapkan di LL dapat
meningkatkan produktivitas jagung di Lampung sebesar 26,27%, sedangkan
PTT yang diterapkan di SL hanya mampu meningkatkan produktivitas jagung
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 70
sebesar 4,31%. Secara umum rata-rata produktivitas jagung di Lampung
dengan menerapkan pendekatan PTT dapat meningkat sebesar 17,21%.
Gambar 19. Temu lapang dan panen raya jagung di Kab. Lampung Timur
D. PENDAMPINGAN PSDSK (Pelaksana: Akhmad Prabowo, Marsudin Silalahi, Soerachman, Reny Debora Tambunan, Elma Basri, Reli Hevrizen, Andi Maryanto)
Atas pertimbangan kebutuhan teknologi untuk mendukung PSDSK
dalam kegiatan dinas/instansi terkait di tingkat Kabupaten maupun Provinsi,
disepakati bahwa materi yang disampaikan dalam pelatihan adalah:
1. Strategi pemberian pakan ternak sapi dengan memanfaatkan bahan
pakan lokal.
2. Teknologi pemanfaatan dan pemberian pakan lokal/limbah pertanian
segar dan fermentasi.
3. Formulasi ransum murah.
4. Tatalaksana perkawinan ternak sapi secara alami menggunakan pejantan
dan dengan teknik inseminasi buatan (IB).
5. Penyiapan kondisi (reconditioning) ternak betina untuk dikawinkan,
bunting dan menyusui.
6. Tata-laksana kesehatan reproduksi
7. Pemanfaatan limbah ternak.
Selanjutnya, realisasi pelaksanaan pelatihan di setiap kabupaten
disajikan pada Tabel 33.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 71
Tabel 33. Realisasi Pelaksanaan Pelatihan Kegiatan Pendampingan Teknologi Mendukung PSDSK di Lampung, Tahun 2012
No. Kabupaten Jumlah Peserta*
1. Lampung Timur 50 (+ 6)
2. Pesawaran 50 (+ 4)
Jumlah 100 (+ 10)
*) + Anggota Kelompok Tani
Hasil evaluasi terhadap penerapan teknologi materi pelatihan dalam
praktek penyuluhan yang dilakukan oleh petugas/penyuluh peserta pelatihan
disajikan dalam Tabel 34. Sampai akhir kegiatan sebagian besar (84%)
peserta pelatihan menerapkan teknologi materi pelatihan dalam demplot/
praktek penyuluhan. Petugas/penyuluh peserta pelatihan yang menerapkan
teknologi materi pelatihan dalam demplot/praktek penyuluhan terutama
adalah petugas/penyuluh yang berasal dari wilayah kerja/kecamatan yang
mempunyai program kegiatan peternakan.
Tabel 34. Penerapan teknologi dalam demplot/praktek penyuluhan
No. Kabupaten Jumlah Peserta Pelatihan
Penerapan Teknologi dalam Penyuluhan
1. Lampung Timur 50 43 (86,0 %)
2. Pesawaran 50 41 (82,0 %)
Jumlah 100 84 (84,4 %)
Gambar 19. Pelatihan Teknologi Mendukung PSDSK
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 72
E. MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI PROVINSI LAMPUNG (Pelaksana: Alvi Yani, Ratna Wylis Arief, Dewi Rumbaina Mustikawati, Nina Mulyanti, Soraya, Reny Debora Tambunan, Yulia Pujiharti, Fauziah Y. Adriyani, dkk)
M-KRPL di Provinsi Lampung yang dilaksanakan di 10 kabupaten/Kota
sebagian besar mulai dapat diterima oleh kelompok sasaran/petani karena
mempunyai dampak langsung bagi rumah tangga dan sangat menunjang
kebutuhan pangan keluarga. Stakeholder juga memberikan respon positif ter-
hadap pengembangan M-KRPL. Secara umum kegiatan yang telah dilakukan
adalah koordinasi, sosialisasi pembentukan kelompok sasaran, perencanaan
kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pelatihan dan pengawalan teknologi serta
monitoring.
Secara umum tanaman yang diintroduksikan adalah tanaman horti-
kultura sayuran (terong, cabai, tomat, buncis, bayam, sawi, kangkung,
seledri, selada, bawang daun), tanaman pangan, dan buah-buahan.
Keberagaman jenis tanaman sayuran di pekarangan, memungkinkan keluarga
petani untuk dapat secara bergiliran mengambil hasilnya untuk membantu
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan sebagai
sumber pangan dapat mengurangi pengeluaran konsumsi rumah tangga
dengan kisaran Rp. 2.500,- sampai Rp. 12.000,- per hari.
Untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan dan penataan pekarangan,
di masing-masing kabupaten/kota telah dilakukan inisiasi pembangunan
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 73
kebun bibit desa (KBD). Operasionalisasi dan kelembagaan KBD perlu diatur
agar dapat berjalan secara optimal untuk mendukung kebutuhan benih/bibit
yang diperlukan, terciptanya kemandirian kawasan, pengaturan pola dan
rotasi tanaman.
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan M-KRPL adalah keter-
sediaan air, pemeliharaan ternak yang belum dikandangkan, pemasaran yang
belum stabil dan keterbatasan tenaga kerja keluarga terutama pada musim
tanam dan panen serta keterbatasan waktu untuk mengelola tanaman karena
sebagian responden bekerja sebagai buruh, pedagang, dan pegawai khusus-
nya di daerah perkotaan. Selain itu, belum seluruh kabupaten/kota mendapat
dukungan Pemda. Beberapa kabupaten/kota yang sudah mendapat dukungan
pemda adalah Kota Bandar Lampung berupa bantuan bibit buah-buahan,
Kabupaten Tulang Bawang Barat berupa peningkatan keterampilan SDM
(mengikuti pelatihan), Kabupaten Lampung Tengah berupa bibit ikan, dan
Kota Metro berupa bantuan benih sayuran.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 74
Tabel 35. Perkembangan jumlah KK di masing-masing M-KRPL Kabupaten/ Kota
No Kabupaten/Kota Jumlah KK awal Jumlah KK akhir
1. Lampung Selatan 40 300
2. Pringsewu 37 120
3. Kota Metro 87 168
4. Bandar Lampung 40 92
5. Pesawaran 30 45
6. Lampung Tengah 50 60
7. Tulang Bawang Barat 40 73
8. Lampung Utara 30 37
9. Tanggamus 30 41
10. Lampung Timur 30 37
Diharapan ke depan hendaknya kawasan ini dapat dikembangkan oleh
dinas terkait dan kemandirian anggota masyarakat dalam bentuk kegiatan
rumah pangan lestari dalam suatu kawasan yang lebih luas.
F. MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI (M-P3MI) (Pelaksana: Firdausil A.B., Akhmad Prabowo, Robet Asnawi, Ratna Wylis Arief, Nasriati, Yulia Pujiharti, Elma Basri, Agung Lasmono, A. Romdhan Fauzi, Andi Maryanto)
Dalam pembinaan penerapan teknologi sudah berjalan dengan baik
mulai dari budiaya kakao, ternak kambing dan komoditas potensial yang
memberikan nilai tambah cukup signifikan adalah pengolahan pascapanen
pala. Penerapan teknologi budidaya kakao maupun kambing sudah berjalan
dengan baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas kakao mencapai
40%, sedangkan ternak kambing mencapai 35%.
Sampai dengan laporan ini dibuat terjadi penurunan produksi yang
cukup signifikan. Berdasarkan pengamatan, yang lebih berperan dalam
penurunan produksi ini adalah adanya kemarau panjang yang menyebabkan
tanaman mengalami stres dan sebagian besar kering dan mati pucuk. Namun
demikian dari total produksi per tahun per hektar masih lebih baik dari
sebelumnya yang mencapai hampir 1 ton/ha/th dibanding sebelumnya yaitu
600 -700 kg/ha/th.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 75
Secara umum peningkatan nilai tambah dari hasil buah pala cukup
signifikan dimana salah satu hasil yang cukup memberikan keuntungan
adalah minyak atsiri. Tingkat keuntungan yang diperoleh dari olahan minyak
atsiri dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 36. Analisa ekonomi pengolahan minyak atsiri dari daun pala dan daging buah Pala
Bahan baku Uraian Jumlah (Rp.)
1. Daun pala Input: - Daun pala 250 kg @ Rp. 100,- - Tenaga Kerja : 3 OH x Rp. 40.000,- - Bahan bakar (kayu dan minyak tanah)
Waktu operasional : 6 jam
25.000,-
120.000,- 30.000,-
Output: Minyak atsiri 1,2 kg @ Rp. 700.000,-
840.000,-
Pendapatan bersih (1 x proses) 665.000,-
1. Daging buah pala kering
Waktu operasional : 40 jam
Input: - Daging buah pala kering 300 kg @
Rp. 2.000,- - Tenaga kerja: 8 OH x Rp. 40.000,- - Bahan bakar (kayu dan minyak tanah)
600.000,- 320.000,- 80.000,-
Output: Minyak atsiri 30 kg @ Rp. 700.000,-
21.000.000,-
Pendapatan bersih ( 1 x proses) 20.000.000,-
Total Pendapatan (1+2) 20.665.000,-
G. PENGELOLAAN UPBS BPTP LAMPUNG (Pelaksana: Rr. Ernawati, Joko Susilo Utomo, Robet Asnawi, Yulia Pujiharti, Bambang Wijayanto, Novilia Santri, Meidaliyantisyah, Dian Meithasari, Sunaryo, Sumarko, Tusrimin, Jumari)
Pelaksanaan penangkaran padi untuk kegiatan UPBS tahun 2012
dilaksanakan di wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten
Lampung Timur (Tabel 37). Penangkaran padi di Lampung Tengah
dilaksanakan dua lokasi yaitu di kelompok tani penangkar Desa Karang
Endah, Kecamatan Terbanggi Besar dan di Kotagajah, Kecamatan Kotagajah,
sedangkan yang di Kabupaten Lampung Timur dilaksanakan di tiga lokasi,
yaitu di Desa Labuhan Ratu 7, Rejo Agung, dan Bumiharjo (Tabel 38).
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 76
Tabel 37. Lokasi dan varietas padi yang ditangkarkan untuk UPBS tahun 2012
No. Lokasi Luas (Ha)
Varietas padi yang ditangkarkan
Keterangan
1. Lampung Tengah 16 Inpari 13, Inpari 10, Inpari 9, Inpari 8, Inpari 7, Inpari 6
Kelas benih FS, SS dan ES
2. Lampung Timur 11 Inpari 13, Inpari 10, Inpari 1, Inpari 3, Inpari 4, Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4, dan Inpara 5
Kelas benih FS, SS dan ES
Jumlah 27
Tabel 38. Pelaksanaan penangkaran benih padi unggul kegiatan UPBS T.A
2012
Lokasi Luas
(ha)
Varietas /Kelas
Benih
Pelaksanaan
Tgl.Tanam Tgl.Panen
Lampung
Tengah: Karang Endah
Kotagajah
10
6
Inpari 13 (ES)
Inpari 13, Inpari 10, Inpari 9, Inpari
8, Inpari 7, Inpari 6
(FS, SS, dan ES)
27/2 s/d 7/3’12
21/5 s/d 30/5’12
21/8 s/d 30/8’12
28/8 s/d 31/8’12
Lampung
Timur: Labuhan Ratu 7
Rejo Agung Bumiharjo
5
4 2
Inpara 1,2,3,4,5
(SS dan ES)
Inpari 13, Inpara 2, Inpara 5 (FS),
Inpara 1(ES), Inpari 1, Inpari 3,
Inpari 4, Inpari 10
(FS)
24/4 s/d 3/5’12
7/5 s/d 16/5’12
14/5 s/d 23/5’12
30/7 s/d 8/8’12
31/7 s/d 8/8’12 3/8 s/d 8/8’12
Dikarena banyaknya kendala antara lain gangguan hama dan penyakit
yaitu serangan tikus dan penyakit blas pada varietas Inpari 13, busuk batang
pada Inpara 5, juga kebanjiran pada Inpara 4 menyebabkan produksi tidak
tercapai seperti yang ditargetkan, kecuali untuk produksi benih kelas FS
dapat tercapai bahkan melebihi target (Tabel 39).
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 77
Tabel 39. Target dan realisasi produksi benih unggul padi kegiatan UPBS 2012
Kelas benih
Target UPBS 2012
Realisasi produk benih unggul padi (kg)
Calon benih Benih berlabel/sertifikat
FS 6.000 9.104 6.045
SS 15.000 13.980 10.723
ES 39.400 21.055 12.212
Jumlah 60.400 44.139 28.980
Pelaksanaan distribusi benih produk hasil UPBS dilakukan dengan me-
nitipkan di kios-kios saprodi, juga mendiseminasikan langsung kepada stake-
holder/masyarakat pengguna sekaligus menyebarluaskan benih padi Varietas
Unggul Baru (VUB) yang masih belum banyak berkembang, salah satunya
pada acara pelantikan sebagai pengurus Masyarakat Perbenihan dan
Pembibitan Indonesia (MPPI) wilayah Provinsi Lampung pada tanggal 23 Mei
2012 di Balai Keratun - Kantor Gubernur Provinsi Lampung (Gambar 21).
Gambar 21. Kunjungan rombongan bersama Wakil Gubernur Provinsi Lampung ke stand UPBS BPTP Lampung dan menunjukkan produk UPBS
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 78
Tabel 40. Distribusi benih unggul padi kegiatan UPBS 2012
Kelas Benih Varietas Distribusi Benih Unggul Padi (kg)*)
Jumlah Penerima Benih
FS Inpari 10
Inpara 2
290
60
BP4K Pringsewu
BBI Tulang Bawang
SS Inpari 6 Inpari 8
Inpari 10
Inpari 13
Inpara 3 Inpara 5
767 767
997 560
380
220 1276
856 625
Petani Penangkar L.Tengah Petani Penangkar L.Tengah
Petani Penangkar L.Tengah Petani Lampung Barat
Titip di Kios Saprodi-Natar
Petani Pesawaran Petani Penangkar L.Tengah
Petani Penangkar L.Timur Petani Penangkar L.Timur
ES Inpari 7
Inpari 9
Inpari 13
Inpari 14
Inpari 15 Inpari 20
Inpara 2
Inpara 1 Inpara 4
550
550 400
300 1925
400
465 245
190 210
1.092
425 378
Petani L.Tengah
Petani L.Tengah Titip di Kios Pesawaran
Petani Pesawaran Petani L.Tengah
Petani Bandar Lampung
Petani Tanggamus Petani Pesawaran
Petani Pringsewu Petani Lampung Barat
Petani Lampung Timur
Petani Lampung Timur Petani Lampung Timur
Jumlah 13.525
Catatan: *) Data dapat berubah sejalan dengan adanya permintaan petani/masyarakat yang memerlukan benih UPBS BPTP Lampung.
Gambar 22. Pertumbuhan Inpari 13 (ES) pada fase akhir generatif (kiri), dan yang terkena patah leher (kanan)
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 79
VI. MONITORING
Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) atau pengendalian merupa-
kan salah satu fungsi manajemen dalam bentuk kontrol yang pada dasarnya
dapat dilakukan melalui pendekatan secara langsung dan tidak langsung.
Pendekatan secara langsung dilakukan melalui pemeriksaan kegiatan ke
lokasi tempat kegiatan dilaksanakan dengan melakukan perbandingan antara
rencana yang tertulis dalam dokumen (proposal) dengan realita (seharusnya)
berdasarkan norma dan ketentuan yang berlaku. Pendekatan secara tidak
langsung dilakukan melalui evaluasi/verifikasi atas laporan yang disampaikan
oleh pelaksana baik secara reguler maupun temporer.
Dasar hukum pelaksanaan monitoring dan evaluasi BPTP Lampung
adalah Peraturan Menteri Pertanian No. 31 Tahun 2010 tentang Pedoman
Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian;
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern, Peraturan Menteri Pertanian No. 20/Permentan/TU.200/3/2008
tentang Pedoman Penyusunan dan Evaluasi Proposal Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, dan Keputusan Kepala BPTP Lampung No.16/Kpts/
OT.160/I.12.9/01/2012 tentang Personalia dan Uraian Tugas Tim Monev
BPTP Lampung TA. 2012.
Secara garis besar tujuan kegiatan monev adalah untuk melakukan
perbaikan-perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan litkaji
dan diseminasi hasil litkaji BPTP Lampung. Dengan demikian, kegiatan
evaluasi diperlukan dan dilaksanakan untuk mempertajam dan meningkatkan
kinerja BPTP. Hasil monev akan memfasilitasi keterbukaan dan penyediaan
informasi penting yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan
untuk perbaikan program litkaji di BPTP Lampung.
Tim pelaksana monev BPTP Lampung tahun anggaran 2012 didasarkan
pada Keputusan Kepala BPTP Lampung No.14/Kpts/OT.160/ I.10.9/01/2012
tanggal 6 Januari 2012, tentang Personalia dan Uraian Tugas Tim Monev
BPTP Lampung TA. 2012.
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 80
VII. KENDALA
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian dan
diseminasi tahun 2012 mencakup berbagai aspek sebagai berikut:
(1) Belum optimalnya fasilitas serta belum memadainya sarana dan
prasarana sehingga kualitas hasil beberapa pengkajian dan diseminasi
belum sesuai dengan yang diharapkan,
(2) Sebagian peneliti dan tenaga pendukung teknis belum memenuhi
persyaratan kompetensi. Oleh karenanya diperlukan pelatihan bidang
yang spesifik, khususnya bagi tenaga peneliti pemula,
(3) Ketersediaan anggaran yang masih terbatas sehingga BPTP Lampung
belum mampu menjawab semua permasalahan yang dihadapi stake-
holder.
(4) Iklim (terutama kekeringan/kemarau) dan serangan hama/penyakit
menyebabkan beberapa kegiatan tidak memberikan hasil yang optimal
seperti yang diharapkan.
VIII. PENUTUP
BPTP Lampung sebagai salah satu lembaga penelitian, telah
melakukan berbagai upaya dan kegiatan sebagaimana tugas dan fungsi
yang diemban berdasarkan aturan dan mekanisme kegiatan pada suatu
lembaga penelitian lingkup Kementerian Pertanian. Landasan pelaksanaan
kegiatan dan manajemen institusi dengan berbasis kinerja, senantiasa
menjadi dasar pengambilan keputusan dalam pelaksanaan tupoksi.
Dalam rangka meningkatkan kinerja BPTP Lampung, telah dilakukan
peningkatan kompetensi pegawai sesuai bidang tugas, penataan ke-
lembagaan internal, serta peningkatan sarana dan prasarana. Kerjasama
yang baik dengan berbagai institusi dan lembaga juga telah membuahkan
hasil berupa produk-produk nyata kegiatan pengkajian dan diseminasi yang
bermanfaat bagi pengguna. Penyelenggaraan program-program pertanian
LAPORAN TAHUNAN 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung | 81
strategis juga cukup mampu menyentuh aspek pemberdayaan petani dan
penumbuhan usaha-usaha produktif yang harapannya dapat meningkatkan
kemandirian dan kesejahteraan petani. Namun demikian, pencapaian keber-
hasilan di berbagai aspek ke depan akan menghadapi tantangan yang lebih
besar. Kondisi ini seharusnya bermanfaat untuk memacu upaya lebih keras ke
depannya, dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada. Oleh
karenanya pelaksanaan kegiatan di BPTP Lampung di masa mendatang di-
harapkan dapat lebih kondusif dan memacu peningkatan kinerjanya.
Bandar Lampung, Februari 2013