139
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN PULO GEBANG JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) DEDEH SUHAIDAH 108104000005 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/ 2013 M

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

TINGKAT KECEMASAN PEREMPUAN DALAM

MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KELURAHAN PULO GEBANG

JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

DEDEH SUHAIDAH

108104000005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/ 2013 M

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

PERI.IYATAAN PERSETUJUAN

Skipsi dengan judul

HUBTINGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASANPEREMPUAN DALAM MENGIIADAPI MENOPAUSE DI WILAYAII KERJA

PUSKESMAS KELURAHAN PULO GEBANG JAKARTA TIMUR

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skipsi

Program Studi llmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun oleh

DEDEII SUHAIDAIINIM: 108104000005

Pembimbing I

t

)!w;Pembimbing II

Pusuita Paluni, S.Kep.. M'Kep.. Ns'Sp.Kep.Mat Irma Nurbaeti. S:K-Di.MjKep' Sp'Mat

-- r,npr tgtorrrqZOrrotZOOr NIP:197005011996012001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAII

JAKARTA 1434IIl2013 M

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

SKRIPSI DENGAN JI'DUL

EIJBI]NGAN TINGKAT PENGETAIIUAN DENGAN TINGKAT KECEMASANPf,REMPUAN DALAM MENGIIADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KELI]RAHAN PIJLO GEBANG JAKARTA TIMUR

Telah disusun dan dipertahar*an dihadapan penguji oleh

Naria: Dedeh SuhaidahNIM:1081M000005

Pembimbing t

lr I

{lriffnryPuspita Pelupi. SXep.

NIP: 19801 1192011012006

Ns. Eni Nur'aitri Aqustitri. SJ(cp. lJlscNIP: I 98008022006042001

Pembimbing II

Irma Nurbeeti. S.Kp. M.Kep. Sp.MatNIP: 19700501 1996012001

Puspita Palupi. S.Kep.. M.Kep.. Ns.Sp.KepJvIatNIP: 19801 I 19201 1012006

Kedokteran

T\

Prof. Dr<6!trjL-LIICI*4iEdh'-Sp.Ard

ll

Penguji II

Penguji III

Irmr Nurbaeti. S.KD. M.KeD. Sn-MatNIP: 197005011996012001

Dekan Fakultas Ilmu dan Ilrnu Kesehatan

Mengetahui,

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika kemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan penelitian dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Agustus 2013

Dedeh Suhaidah

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dedeh Suhaidah

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Agustus 1990

Program Studi : Ilmu Keperawatan

NIM : 108104000005

Alamat : JL. Raya Pulo Gebang Rt/Rw 017/003 No.80,

Kec. Cakung, Jakarta Timur, 13950

No. Tlp/Hp : 085718277618

Email : [email protected]

Nama Ayah : Drs. H. Moh. Shohib

Pendidikan Ayah : S1

Pekerjaan Ayah : Guru

Nama Ibu : Hj. Suryati

Pendidikan Ibu : MA/SMA

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Riwayat Pendidikan : 1. TK Islam Nurul Ikhsan Jakarta (1995-1996)

2. SDIT Nurul Ikhsan Jakarta (1996-2002)

3. Madrasah Tsanawiyah Negeri 20 Jakarta (2002-2005)

4. Madrasah Aliyah Negeri 8 Jakarta (2005-2007)

5. Program S1 Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta (2008-2013)

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

v

Kasihmu ...

Sayangmu ...

Selalu kau berikan padaku ...

Kau selalu berusaha tersenyum didepanku.

Walau ku sering mendurhakaimu, kau tak pernah berhenti memberi

semua itu.

Kaupun tak pernah sedikitpun meminta balasan dariku.

Karena ku tau kau lakukan semua itu,

Hanya untuk membuatku bahagia

Kau cahaya hidupku ...

Kau pelita dalam setiap langkahku ...

Maaf karena ku belum bisa mengukir bahagia diwajahmu.

Maaf karena belum bisa menanam bangga dihatimu...

Maaf untuk semua air mata yang kau tumpahkan karenaku ...

Maaf karena belum mampu menghapus beban dari tubuh lelahmu.

Terima kasih untuk cinta dan do’a tulusmu disetiap langkahku ...

Aku akan selalu berusaha dan berdo’a semampuku untuk

membahagiakanmu,

Untukmu Ayah dan Ibu

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

vi

Agar kau selalu tersenyum ...

Walaupun apa yang ku beri tidak sebesar apa yang ku terima

selama ini ...

I LOVE YOU Bapak ...

I LOVE YOU Mamah ...

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Februari 2013

Dedeh Suhaidah, NIM : 108104000005

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN PULO GEBANG

JAKARTA TIMUR

(xvii + 94 Halaman + 9 Tabel + 4 Gambar + 7 Lampiran)

ABSTRAK

Menopause merupakan tahap akhir masa reproduksi seorang perempuan.

Perempuan yang akan memasuki menopause akan mengalami masalah fisik dan

psikologis, apabila hal tersebut tidak ditangani dengan baik maka akan

menimbulkan kecemasan, sehingga diperlukan adanya pengetahuan yang cukup.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan

dengan tingkat kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause di Wilayah

Kerja Puskesmas Pulo Gebang Jakarta Timur.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 90 responden yaitu perempuan yang berusia di atas

40 tahun dan belum mengalami menopause yang diperoleh melalui cluster

random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Hamilton Rating

Scale For Anxiety (HRSA) dan kuesioner tingkat pengetahuan. Analisa data

menggunakan uji Spearman Rank pada α > 0,5.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan perempuan tentang

menopause dalam kategori cukup (57,8%) dan tingkat kecemasan dalam kategori

ringan (31,1%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

dengan tingkat kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause (p=0,120)

dengan nilai probabilitas > 0,05.

Petugas kesehatan diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan

khususnya pada perempuan premenopause, bukan hanya pada masalah fisik tetapi

juga masalah psikologis.

Kata kunci : Pengetahuan, Menopause, Kecemasan, Premenopause

Pustaka : 50 (2000-2011)

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

viii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

THE STUDY PROGRAME OF NURSING SCIENCES

Undergraduated Thesis, February 2013

Dedeh Suhaidah, 108104000005

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ANXIETY AMONG

MENOPAUSE WOMEN IN THE PUBLIC HEALTH CENTER PULO

GEBANG EAST JAKARTA

(xvii + 94 Pages + 9 Tables + 4 Figures + 7 Appendixes)

ABSTRACT

Menopause is the final stage of a woman's reproductive life. Women who

will be entering menopause will experience physical and psychological problems,

if it is not handled properly it will cause anxiety, so it is needed knowledge

enough. The purpose of this study was to relation between knowledge and anxiety

toward menopause among women in the Public Health Center Pulo Gebang East

Jakarta.

This research is a quantitative cross-sectional design. The sample in this

study amounted to 90 respondents are women over the age of 40 years and

premenopausal obtained through random cluster sampling. Data collection using

questionnaires Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRSA) and the level of

knowledge questionnaires. Analysis of the data using the Spearman Rank test at

α > 0.5.

The results of the analysis showed the level of women's knowledge about

menopause in a category quite (57,8%) and the level of anxiety in the mild

category (31,1%). There is no significant relationship between knowledge and

anxiety in the face of postmenopausal women (p=0,120) with a probability value

>0,05.

Health workers recommendation improve health services particularly, not

only the physical problems but also psychological.

Keywords : Knowledge, Menopause, Anxiety, Premenopause

Reference : 50 (2000-2011)

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan penelitian dengan judul: “Hubungan Tingkat

Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Perempuan dalam Menghadapi

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang Jakarta

Timur”.

Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih banyak kepada :

1. Prof. Dr. (hc). dr. MK. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta..

3. Ns. Eni Nuraini, S.Kep, M.Sc selaku Sekertaris Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta..

4. Ibu Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat dan ibu Irma Nurbaeti,

S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku dosen pembimbing. Terima kasih sebesar-

besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu dan arahan kepada

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Para dosen-dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan

pengetahuan, selama penulis mengikuti perkuliahan.

6. Seluruh Staf dan karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

x

7. Ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur

yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam

penelitian ini.

8. Orang tuaku yang memelihara, mendidik, serta mencurahkan semua kasih

sayang tanpa pamrih yang senantiasa mendo’akan keberhasilan penulis dan

memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis selama

proses menyelesaikan penelitian ini.

9. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan do’a, dalam

menyelesaikan penelitian ini.

10. Teman-teman PSIK angkatan 2008 yang telah memberikan inspirasi, do’a

dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala petunjuk, kritik dan saran yang

membangun dari pembaca agar dapat menunjang pengembangan dan perbaikan

penulisan selanjutnya.

Akhir kata semoga kita semua selalu diberikan rahmat, hidayah serta

karunia dari Allah SWT dan apa yang telah penulis peroleh selama pendidikan

dapat diamalkan dengan baik.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Februari 2013

Penulis

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

xi

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................

LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................

LEMBAR PERNYATAAN .........................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................

LEMBAR PERSEMBAHAN ......................................................................

ABSTRAK ....................................................................................................

ABSTRACT .................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

DAFTAR TABEL ........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

xi

xiv

xv

xvi

xvii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………….................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................

C. Tujuan Penelitian .................................................................

D. Manfaat Penelitian ...............................................................

E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menopause ...........................................................................

B. Pengetahuan ………………………………….....................

C. Kecemasan ………………………………………………...

D. Aspek Psikologis Menopause ..............................................

E. Kesiapan Perempuan Saat Menjelang Menopause ..............

F. Kerangka Teori ……………………………........................

1

6

7

8

9

10

25

34

47

48

51

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

xii

BAB III

BAB 1V

BAB V

BAB VI

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ……………………………………........

B. Hipotesa …………………………………………………...

C. Definisi Operasional ……………………………………....

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ……………………………….................

B. Waktu Penelitian ..................................................................

C. Lokasi Penelitian .................................................................

D. Populasi dan Sampel ............................................................

1. Populasi ……………………………...............................

2. Sampel .............................................................................

E. Teknik Pengambilan Sampel ...............................................

F. Metode Pengambilan Data ...................................................

1. Instruman Penelitian .......................................................

2. Uji Coba Kuesioner .........................................................

G. Tahap Pengambilan Data .....................................................

H. Teknik Analisis Data ...........................................................

1. Pengolahan Data .............................................................

2. Analisa Data ....................................................................

I. Etika Penelitian ....................................................................

1. Prinsip Etika Penelitian ...................................................

2. Masalah Etika Penalitian .................................................

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................

B. Karakteristik Responden ......................................................

C. Analisa Univariat .................................................................

D. Analisa Bivariat ...................................................................

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ......................................................

B. Tingkat Pengetahuan ...........................................................

C. Tingkat Kecemasan .............................................................

52

52

53

55

55

55

56

56

56

59

59

59

62

64

65

66

67

68

68

69

71

72

73

75

77

81

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

xiii

BAB VII

D. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat

Kecemasan ..........................................................................

E. Keterbatasan Penelitian .......................................................

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...........................................................................

B. Saran .....................................................................................

83

86

90

92

93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

xiv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Hal

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

3.1

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

Definisi Operasional ........................................................

Distribusi Frekuensi Usia Responden di Wilayah Kerja

Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang ................................

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Wilayah

Kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang ......................

Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Wilayah

Kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang ......................

Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang ........

Distribusi Prersentase Pernyataan Responden yang

Benar Tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang ...................................................

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

dalam Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja

Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang ................................

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan

dalam Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja

Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang ................................

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

dengan Tingkat Kecemasan Perempuan dalam

Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang ...................................................

53

72

72

72

73

73

74

75

75

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Hal

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

2.1

2.2

2.3

3.1

Fase Klimakterium ......................................................

Rentang Respon Kecemasan .......................................

Kerangka Teori ...........................................................

Kerangka Konsep ........................................................

12

34

51

52

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

1. Lembar surat izin penelitian

2. Lembar persetujuan menjadi responden

3. Lembar data demografi responden

4. Lembar kuesioner tingkat pengetahuan

5. Lembar kuesioner tingkat kecemasan

6. Lembar hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas

7. Lembar hasil perhitungan analisa data

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

xvii

DAFTAR SINGKATAN

BPS : Badan Pusat Statistik

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Depkes : Departemen Kesehatan

HRT : Hormon Replacement Therapy

HRSA : Hamilton Rating Scale For Anxiety

FSH : Follicle Stimulating Hormone

LH : Luteinizing Hormone

NIDDM : Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

WHO : World Health Organization

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma sehat merupakan modal pembangunan kesehatan, dalam

jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam

menjaga kesehatan melalui upaya promotif dan preventif. Meningkatnya

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu untuk

mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini ditandai oleh

adanya penduduk yang hidup dengan perilaku sehat dalam lingkungan yang

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia adalah tujuan

pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 (Depkes RI, 2009).

Pembangunan kesehatan merupakan investasi dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan

secara berkesinambungan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, antara lain meningkatnya umur harapan hidup di Indonesia dari

68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007 (Riskesdas,

2007). Meningkatnya umur harapan hidup dapat meningkatkan populasi

perempuan menopause di Indonesia. Jumlah penduduk perempuan berusia

diatas 50 tahun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan.

Sensus penduduk tahun 2000 melaporkan jumlah perempuan berusia diatas 50

tahun mencapai 15,5 juta jiwa atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

2

2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30 juta atau 11,5% dari total

penduduk (Depkes RI, 2005). Badan Pusat Statistik (2010) melaporkan jumlah

penduduk perempuan di Indonesia adalah 118 juta jiwa dengan jumlah

penduduk perempuan pada kelompok umur 45-49 tahun adalah 7 juta jiwa,

umur 50-54 sebanyak 5,7 juta jiwa.

Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan

terus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua.

Dalam pertumbuhannya sebagai seorang perempuan, menopause merupakan

hal yang secara alamiah akan dialami tiap perempuan dan merupakan tahap

akhir proses biologi yang dialami perempuan berupa penurunan produksi

hormon seks perempuan, yakni estrogen dan progesteron dari indung telur

(BKKBN, 2006).

Menopause merupakan berakhirnya masa reproduksi seorang perempuan

dimana selama 12 bulan perempuan tersebut mengalami amenore, umumnya

menopause terjadi pada usia antara 45 hingga 58 tahun (Shimp & Smith,

2000; Abernethy, 2010). Menurut Baziad (2003), menopause merupakan

periode dimana seorang perempuan tidak terjadi menstruasi selama 12 bulan

akibat dari tidak efektifnya folikel sel telur dan dijumpai kadar FSH darah >40

mIU/ml dan kadar estradiol <30 pg/ml. Sebagian besar perempuan umumnya

akan mengalami menopause usia antara 45-50 tahun dan merupakan peristiwa

alami yang terjadi pada seorang perempuan (Rostiana, 2009). Al-qur’an

menyatakan bahwa seorang perempuan akan mengalami menopause,

dijelaskan dalam Surah An-Nur/24: 60:

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

3

والقوعدمن النساءالتى اليرجون .....

“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari menstruasi

dan mengandung).“

Menopuse terjadi ketika ovarium berhenti memberikan respon terhadap

hormon-hormon tertentu dari otak, sehingga pematangan sel telur berhenti

secara teratur. Keadaan ini menurunkan kadar estrogen dan progesteron.

Penurunan kadar hormon ini menyebabkan terjadinya perubahan baik fisik

maupun psikologis (Shimp & Smith, 2000). Perubahan fisik akibat penurunan

produksi estrogen dan progesteron menimbulkan berbagai gejala, baik yang

berhubungan dengan organ reproduksi maupun organ tubuh lainnya.

Perubahan yang terjadi pada masa menopause juga memengaruhi keadaan

psikologis seorang perempuan. Keluhan psikologis sifatnya sangat individual

dapat dipengaruhi oleh sosial budaya, pendidikan, lingkungan dan ekonomi.

Perubahan fisik dan psikologis tentu akan mengganggu kesehatan dan

mempengaruhi kualitas hidup perempuan (Rostiana, 2009).

Perubahan fisik yang terjadi seperti rasa panas (hot flushes), jantung

berdebar, gangguan tidur, sakit kepala, cepat lelah, kesemutan, berat badan

bertambah, nyeri tulang dan otot (Baziad, 2003). Keluhan psikologis yang

sering dialami meliputi perasaan sedih, kecemasan, irritabilitas, perasaan

berubah-ubah, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat,

konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan dan merasa tidak berharga

(Glasier & Gebbie, 2006).

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

4

Penelitian Safitri (2009) di kota Medan, melaporkan bahwa perubahan

fisik yang dirasakan responden pada masa menopause meliputi

ketidakteraturan siklus menstruasi 64,1%, rasa cepat lelah 56,3%, penurunan

keinginan seksual 51,6%, berat badan bertambah 42,2%, sulit tidur 40,6%,

perubahan pada kulit 37,5%, rasa panas pada wajah (hot flushes) 31,3% dan

keringat berlebih di malam hari 17,2%. Perubahan psikologis yang terjadi saat

menopause meliputi ingatan menurun 57,8%, mudah tersinggung 39,1%, rasa

gelisah yang berlebih 26,6%, kecemasan 25%, merasa tidak berharga 15,6%,

merasa tidak cantik lagi 14,1% dan rasa takut menjadi tua 12,5%.

Tidak semua perempuan yang memasuki usia menopuse mengalami

keluhan ada juga perempuan yang tidak mengalami keluhan apapun, akan

tetapi meskipun perempuan tersebut tidak mengalami keluhan, dampak jangka

panjang dari penurunan estrogen dapat menimbulkan osteoporosis dan

penyakit kronis lainnya (Bazid, 2003). Aprilia dan Puspitasari (2007)

melaporkan hasil penelitiannya bahwa perubahan yang terjadi pada masa

menopause tidak selalu dikeluhkan oleh 25% perempuan menopause,

sedangkan 75% perempuan lainnya mengalami keluhan. Menopause akan

mengganggu kesehatan baik fisik maupun psikologis yang dapat menimbulkan

dampak jangka panjang apabila tidak ditangani dengan serius, sehingga dapat

mengakibatkan perempuan menopause mengalami kecemasan (Aprilia &

Puspitasari, 2007).

Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas menyebar dialam

yang berkaitan dengan perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan.

Perasaan isolasi, keterasingan dan ketidaknyamanan (Stuart & Laraia, 2005).

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

5

Kecemasan yang dialami perempuan menopause salah satunya karena

kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah

dialami dan juga cemas akan hal-hal yang mungkin muncul seperti keluhan

fisik berupa berkeringat dimalam hari, sakit kepala, berhentinya hasrat

seksual, meresa diri akan menjadi lebih tua yang berarti kecantikannya akan

memudar dan terjadi penurunan fungsi tubuh, sehingga dikhawatirkan akan

mempengaruhi hubungan dengan suami maupun lingkungan sosialnya (Kasdu,

2002 & Rostiana, 2009). Hasil penelitian Susiana (2007) di Medan didapatkan

data dari 32 responden sebesar 28,1% tidak mengalami kecemasan, 56,3%

mengalami kecemasan ringan dan 25,6% mengalami kecemasan sedang.

Aprilia dan Puspitasari (2007) di Surabaya menyebutkan bahwa

kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause juga dipengaruhi oleh

tingkat pengetahuannya. Hasil penelitiannya melaporkan bahwa responden

yang memiliki pengetahuan kurang sebesar 15,4% mengalami kecemasan

ringan, 30,8% mengalami kecemasan sedang dan 53,9% mengalami

kecemasan berat. Responden yang memiliki pengetahuan cukup sebesar

43,6% mengalami kecemasan ringan, 23,6% mengalami kecemasan sedang

dan 32,7% mengalami kecemasan berat. Sedangkan responden yang memiliki

pengetahuan baik 84,4% mengalami kecemasan ringan, 15,6% mengalami

kecemasan sedang dan tidak ada yang mengalami kecemasan berat.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Kelurahan Pulo

Gebang Jakarta Timur pada tujuh orang perempuan premenopause didapatkan

sebanyak tiga orang perempuan tidak mengetahui tentang menopause dan

mengalami kecemasan dalam menghadapi menopause serta timbulnya

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

6

berbagai penyakit dan keluhan fisik lainnya. Dua orang perempuan tidak

mengetahui tentang menopause dan timbulnya berbagai penyakit dan keluhan

fisik lainnya, tetapi tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi

menopause. Dua orang lainnya mengetahui tentang menopause dan

menganggap menopause tidak perlu dicemaskan karena menopause

merupakan proses yang pasti akan dialami oleh setiap perempuan. Studi yang

telah dilaporkan membuktikan bahwa responden masih belum memahami

tentang kondisi menopause dan belum terdapat program tentang menopause di

Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur.

Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian yang ingin dilakukan tentang

hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan perempuan

dalam menghadapi menopause di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pulo

Gebang Jakarta Timur.

B. Rumusan Masalah

Menopause merupakan peristiwa yang sangat alamiah dan normal terjadi

pada seorang perempuan, tetapi banyak menimbulkan keluhan dan gangguan

yang dirasakan. Keluhan dan gangguan yang dirasakan terjadi akibat adanya

perubahan hormon saat menopause. Hal tersebut dapat menimbulkan berbagai

perubahan, baik perubahan fisik maupun psikologis yang dapat mengganggu

aktivitas sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya. Sehingga

hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan bagi perempuan dalam

menghadapi menopause. Aprilia dan Puspitasari (2007) menyebutkan bahwa

kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause dipengaruhi oleh

tingkat pengetahuannya. Penelitiannya yang dilakukan di Surabaya

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

7

melaporkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang paling

banyak mengalami kecemasan berat sebesar 53,9%. Responden yang memiliki

pengetahuan cukup paling banyak mengalami kecemasan ringan sebesar

43,6%. Responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak mengalami

kecemasan ringan sebesar 84,4%.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan melaporkan bahwa pada tujuh

orang perempuan premenopause didapatkan sebanyak tiga orang perempuan

tidak mengetahui tentang menopause dan mengalami kecemasan dalam

menghadapi menopause. Dua orang perempuan tidak mengetahui tentang

menopause dan tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi menopause,

sedangkan dua orang lainnya mengetahui tentang menopause dan menganggap

menopause tidak perlu dicemaskan. Studi yang telah dilaporkan membuktikan

bahwa responden masih belum memahami tentang kondisi menopause dan

belum terdapat program tentang menopause di Puskesmas Kelurahan Pulo

Gebang Jakarta Timur.

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui ”Apakah ada

hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan perempuan dalam

menghadapi menopause”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan perempuan

dalam menghadapi menopause.

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

8

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

a. Diketahuinya tingkat pengetahuan perempuan dalam menghadapi

menopause.

b. Diketahuinya tingkat kecemasan perempuan dalam menghadapi

menopause.

c. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat

kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan penelitian

selanjutnya dalam hal membuktikan lebih lanjut hubungan tingkat

pengetahuan dengan tingkat kecemasan perempuan dalam menghadapi

menopause.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi yang berguna

untuk masyarakat dalam mengetahui informasi tentang menopause

sehingga lebih siap dalam menghadapi menopause.

b. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

bersifat positif dalam mengembangkan kurikulum pendidikan

keperawatan khususnya keperawatan maternitas sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang hubungan

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

9

tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan perempuan dalam

menghadapi menopause.

c. Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

memperkaya ilmu keperawatan, khususnya keperawatan maternitas

dalam promosi kesehatan dan pengembangan model asuhan

keperawatan pada perempuan menopause.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perempuan

tentang menopause dengan tingkat kecemasan perempuan menjelang

menopause. Sampel dalam penelitian ini yaitu perempuan yang berusia di atas

40 tahun dan belum mengalami menopause di wilayah kerja Puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur yang diperoleh melalui cluster random

sampling. Adapun variabel yang diukur adalah tingkat pengetahuan dan

tingkat kecemasan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Hamilton

Rating Scale For Anxiety (HRSA) dan kuesioner tingkat pengetahuan.

Analisa data menggunakan uji Spearman Rank pada alfa > 0,5.

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menopause

1. Pengertian

Menopause secara harfiah berasal dari bahasa Yunani yaitu “men”

yang berarti menstruasi dan “pausis” yang berarti berhenti

(Martadisoebrata, 2005). Menopause merupakan berakhirnya masa

reproduksi seorang perempuan dimana selama 12 bulan perempuan

tersebut mengalami amenore, umumnya menopause terjadi pada usia

antara 45 hingga 55 tahun dan usia rata-rata perempuan menopause 51

tahun (Shimp & Smith, 2000; Bobak, 2005; Abernethy, 2010).

Sutanto (2005) mendefinisikan menopause sebagai proses alami

dari penuaan, yaitu ketika perempuan tidak lagi mendapatkan menstruasi

selama satu tahun. Penyebab berhentinya menstruasi karena ovarium

tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Potter & Perry

(2005) mendefinisikan menopause merupakan berhentinya siklus

menstruasi terutama karena ketidakmampuan sistem neurohormonal

untuk mempertahankan stimulasi periodiknya pada sistem endokrin.

Baziad (2003) menyebutkan menopause sebagai perdarahan rahim

terakhir yang masih diatur oleh hormon ovarium.

10

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

11

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menopause

merupakan tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan yang

disebabkan oleh menurunnya produksi hormon estrogen dan progesteron

di ovarium sehingga fungsi reproduksi menurun dan berakhir.

2. Fase Klimakterium

Setiap perempuan mengalami fase-fase perkembangan tertentu.

Diantaranya fase yang berkaitan dengan berbagai fungsi organ

reproduksi perempuan. Sejak lahir perempuan mempunyai 770.000 sel

telur yang belum berkembang. Pada fase prapubertas, yaitu berlangsung

pada usia 8 sampai 12 tahun, mulai timbul aktivitas ringan dari fungsi

endokrin reproduksi. Selanjutnya, sekitar usia 12 sampai 13 tahun,

umumnya seorang perempuan mengalami menarche. Masa ini disebut

sebagai puberitas dimana organ reproduksi perempuan mulai berfungsi

optimal secara bertahap. Pada masa ini ovarium mulai mengeluarkan sel-

sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa ini disebut fase reproduksi yang

berlangsung sampai usia sekitar 45 tahun. Pada masa ini perempuan

mengalami hamil dan melahirkan. Fase terakhir dalam kehidupan

perempuan atau setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium,

yaitu terjadi pada usia 45 sampai 50 tahun (Kasdu, 2004).

Klimakterium merupakan suatu masa peralihan yang dilalui

seorang perempuan dari masa reproduktif ke masa non-reproduktif.

Klimakterium dimulai dari enam tahun sebelum menopause dan berakhir

6-7 tahun setelah menopause. Masa klimakterium terjadi selama kurang

lebih 13 tahun. Masa ini terjadi pada usia 40-65 tahun (Kasdu, 2004).

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

12

Masa klimakterium menurut Baziad (2003) meliputi: premenopause,

perimenopause, menopause dan postmenopause.

Gambar 2.1 : Fase Klimakterium

dikutip dari Baziad (2003)

a. Premenopause

Premenopause terjadi pada usia 40 tahun dan merupakan fase

dimulainya klimakterik. Fase ini ditandai dengan timbulnya keluhan-

keluhan klimakterium seperti perdarahan uterus yang tidak teratur.

Perubahan ini terjadi karena menurunnya kadar estrogen, insufisiensi

corpus luteum dan kegagalan proses ovulasi. Perubahan menstruasi

dapat berupa amenorrhoe, polimenorrhoe, dan hipermenorrhea

(Baziad, 2003).

b. Perimenopause

Perimenopause merupakan fase peralihan antara premenopause

dan postmenopause. Rentang waktu 1 sampai 2 tahun sebelum dan

sesudah menopause. Fase ini ditandai dengan siklus menstruasi yang

tidak teratur. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteron tetap

rendah, kadar FSH, LH dan estrogen sangat bervariasi. Pada

umumnya perempuan telah mengalami berbagai keluhan klimakterik

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

13

berupa gejolak panas (hot flushes), berkeringat banyak, insomnia,

depresi, serta perasaan mudah tersinggung (Baziad, 2003).

c. Menopause

Menopause merupakan periode dimana seorang perempuan

tidak terjadi menstruasi selama 12 bulan akibat dari tidak efektifnya

folikel sel telur dan dijumpai kadar FSH darah >40 mIU/ml dan

kadar estradiol <30 pg/ml (Baziad, 2003). Sebagian besar perempuan

umumnya akan mengalami menopause usia antara 45-50 tahun dan

merupakan peristiwa alami yang terjadi pada seorang perempuan

(Rostiana, 2009).

d. Postmenopause

Postmenopause periode setelah perimenopause sampai senium.

Masa yang berlangsung kurang lebih 3 sampai 5 tahun setelah

menopause. Ovarium sudah tidak befungsi sama sekali, kadar

estradiol berada antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin

biasanya meningkat (Baziad, 2003).

3. Aspek Fisiologis Menopause

Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami

perempuan berupa penurunan produksi hormon seks perempuan yaitu

estrogen dan progesteron pada indung telur. Proses berlangsung tiga

sampai lima tahun yang disebut masa klimakterik atau perimenapouse.

Menjelang menopause persediaan telur akan habis dan ini merupakan

salah satu faktor pencetus menopause. Matangnya telur-telur sejak masa

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

14

pubertas sampai menopause diatur oleh hormone hipotalamus dan

hipofisis (Retnowati, 2001).

Hipotalamus sering dianggap sebagai otak emosional atau sebagai

otak konduktor sistem endoktrin. Pengendalian ini dapat menghentikan

sistem hormon jika seseorang mengalami stress. Hal inilah yang

menyebabkan bila seseorang sedang mengalami stres siklus haidnya

mundur. Hipofisis memproduksi sejumlah besar hormon, salah satunya

adalah hormon yang membuat seorang manusia menjadi tumbuh dan

berkembang, selain itu hipofisis juga mengendalikan indung telur atau

ovarium. Indung telur selain menyimpan telur-telur yang belum matang

juga memproduksi dua hormon yaitu hormon estrogen dan progesteron

(Retnowati, 2001).

Estrogen hanya menghalangi ovulasi atau pelepasan telur, sehingga

makin lama haid menjadi jarang dan akhirnya akan berhenti. Walaupun

haid sudah berhenti indung telur masih tetap memproduksi estrogen.

Berhentinya haid sebenarnya adalah ketuaan indung telur itu sendiri

sehingga kurang bereaksi terhadap hormon estrogen. Penurunan drastis

kadar hormon estrogen dan progresteron akan diikuti berbagai perubahan

fisik seperti kulit mengendur, inkontinensia (gangguan kontrol berkemih)

pada waktu beraktivitas, jantung berdebar-debar, hot flushes

(peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba), sakit kepala, mudah lupa, sulit

tidur, rasa semutan pada tangan dan kaki, nyeri pada tulang dan otot.

Jangka panjang rendahnya kadar hormon estrogen setelah menopause

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

15

menimbulkan ancaman osteoporosis (pengeroposan tulang), serta

peningkatan resiko gangguan kardiovaskuler (Retnowati, 2001).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menopause

Masuknya seseorang dalam fase menopause sangat berbeda-beda.

Perempuan kembar dizigot atau perempuan dengan siklus haid

memendek memasuki menopause lebih awal jika dibandingkan dengan

perempuan yang memiliki siklus haid normal. Memasuki usia menopause

lebih awal dijumpai juga pada perempuan nulipara, perempuan dengan

diabetes melitus (NIDDM), perokok berat, kurang gizi, perempuan

vegetarian, perempuan dengan sosioekonomi rendah. Perempuan

multipara dan perempuan yang banyak mengkonsumsi daging, atau

minum alkohol akan mengalami menopause lebih lambat (Baziad, 2003).

Faktor yang mempengaruhi menopause menurut Kasdu (2002) dan

Wirakusumah (2003), yaitu:

a. Usia saat haid pertama sekali

Perempuan yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17

tahun akan mengalami menopase lebih dini, sedangkan perempuan

yang menstruasi lebih dini seringkali akan mengalami menopause

sampai pada usianya mencapai 50 tahun. Artinya, perempuan yang

terlambat mendapatkan menstruasi, akan mengalami menopause

lebih awal, sedangkan perempuan yang cepat mendapatkan

menstruasi cenderung lebih lambat memasuki menopause.

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

16

b. Faktor psikis

Perempuan yang tidak menikah dan bekerja diduga

mempengaruhi perkembangan psikis seorang perempuan. Menurut

beberapa penelitian mereka akan mengalami masa menopause lebih

muda, dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja.

c. Jumlah anak

Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang

perempuan melahirkan, maka makin tua mereka memasuki

menopause. Hal ini dikarenakan kehamilan dan persalinan akan

memperlambat sistem kerja organ reproduksi perempuan dan juga

memperlambat penuaan tubuh.

d. Usia melahirkan

Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia

memulai memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena

kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ

reproduksi. Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh.

e. Pemakaian kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada

perempuan yang menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua

memasuki usia menopause. Hal ini dapat terjadi karena cara kerja

kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak

memproduksi sel telur.

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

17

f. Penyakit

Perempuan yang mengalami gangguan medis menyebabkan

meningkatnya kadar estrogen, seperti penderita diabetes akan lambat

memasuki masa menopause

5. Klaifikasi Menopause

Berdasarkan proses terjadinya, menopause dibedakan menjadi

menopause alamiah (natural) dan buatan (artifisial). Menopause alami

akan dilalui seorang perempuan secara bertahap selama beberapa tahun.

Umumnya menopause alami terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau

diawal 50 tahun. Menopause buatan adalah menopause yang terjadi

akibat prosedur medis seperti pembedahan atau penyinaran. Menopause

akibat pembedahan terjadi akibat histerektomi dan ooforektomi bilateral.

Pengangkatan ovarium dilakukan sebagai tindakan preventif terhadap

karsinoma ovarium (Bobak, 2005; Sastrawinata, 2008).

Menopause juga dibedakan berdasarkan kelainan jadwal

menopause mencakup menopause yang terjadi terlalu dini (menopause

prematur) maupun menopause yang terlambat.

a. Menopause prematur

Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun disebut

menopause prematur atau menopause dini. Faktor-faktor yang dapat

menyebabkan menopause prematur adalah herediter, gangguan gizi

yang cukup berat, penyakit-penyakit menahun dan penyakit-penyakit

yang merusak jaringan kedua ovarium. Faktor lain yang dapat

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

18

menyebabkan menopause prematur adalah kebiasaan merokok

(Sastrawinata, 2008; Abernethy, 2010).

b. Menopause terlambat

Batas usia menopause yaitu 52 tahun, apabila seorang

perempuan masih mendapat menstruasi di atas usia 52 tahun disebut

menopause terlambat dan diindikasikan untuk penyelidikan lebih

lanjut penyebab dari menopause terlambat adalah fibromioma uteri

dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen (Sastrawinata,

2008).

6. Perubahan yang Terjadi Selama Menopause

Sastrawinata (2008) mengungkapkan bahwa perempuan yang akan

menopause mengalami perbahan-perubahan, diantaranya:

a. Perubahan organ reproduksi

Ovarium dan uterus lambat laun mengecil dan endometrium

mengalami atrofi. Walaupun demikian, uterus masih tetap dapat

bereaksi terhadap estrogen. Epitel vagina menipis dan mamai mulai

menjadi lembek. Proses ini berlangsung terus sampai masa senium.

b. Perubahan hormon

Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya

kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin.

Keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi

hipotalamus-hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi korpus

luteum. Kemudian, turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan

berkurangnya reaksi umpan balik terhadap hipotalamus. Keadaan ini

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

19

meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadotropin ini,

ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.

c. Perubahan vasomotorik

Perubahan ini dapat muncul sebagai gejolak panas (hot

flushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing

dalam telinga, perubahan tekanan darah, berdebar-debar, susah

bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.

d. Perubahan emosi

Perubahan emosi muncul dalam bentuk mudah tersinggung,

depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.

7. Keluhan-Keluhan yang Terjadi Selama Menopause

Perubahan-perubahan yang terjadi selama menopause berdampak

pada kesehatan fisik dan psikis.

a. Fisik

Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari

menopause adalah menstruasi menjadi tidak teratur, hot flushes,

insomnia, palpitasi dan rasa lemah, gangguan seksual. Gejala-gejala

saluran kemih seperti nyeri saat berkemih, infeksi saluran kemih dan

inkontinensia (Shimp & Smith, 2000; Kasdu, 2004; Glasier &

Gebbie, 2005). Menurut Baziad (2003), ketika seorang perempuan

memasuki masa menopause, fisik memiliki ketidaknyamanan seperti

rasa panas (hot flushes), jantung berdebar, gangguan tidur, sakit

kepala, cepat lelah, kesemutan, berat badan bertambah, nyeri tulang

dan otot.

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

20

Hot flushes adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan

tubuh bagian atas seperti leher dan dada. Hot flushes terjadi pada

malam hari, dan menyebabkan keluarnya keringat, terjadi selama

beberapa detik atau menit, tetapi ada juga yang berlangsung selama

satu jam. Hot flushes berlangsung selama 2-5 tahun ketika

perempuan akan memasuki usia menopause atau pada saat

menopause dan akan menghilang sekitar 4–5 tahun pasca menopause

(Shimp & Smith, 2000; Kasdu, 2004).

Perubahan pada kulit yang disebabkan oleh kekurangan estrogen

dapat menyebabkan perubahan sistem pertahanan kulit, sehingga mudah

terkena penyakit kulit (dermatosis). Kekurangan estrogen juga

menyebabkan perubahan mulut dan hidung. Selaput lendirnya

berkerut, aliran darah berkurang, terasa kering dan mudah terkena

gingivitis. Kandungan air liur juga mengalami perubahan (Baziad,

2003).

Gangguan seksual terjadi karena penurunan kadar estrogen

yang menyebabkan vagina menjadi atropi, kering, gatal, panas dan

nyeri saat aktivitas seksual (dispareunia) karena setelah menopause

sekresi vagina berkurang. Disamping itu dinding vagina menjadi

tipis, elastisitasnya berkurang dan menjadi lebih pendek serta lebih

rendah, akibatnya terasa tidak nyaman dan nyeri selama aktivitas

seksual. Atropi vagina terjadi 3-6 bulan setelah menopause dan

gejalanya dirasakan dalam lima tahun menopause. Atropi juga dapat

terjadi pada saluran kemih bagian bawah. Hilangnya tonus otot

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

21

uretra akibat menurunya kadar estrogen, akibtnya terjadi ganguan

penutupan uretra dan perubahan pola aliran urin menjadi tidak

normal sehingga fungsi kandung kemih tidak dapat dikendalikan

(inkontinensia urin) dan mudah terjadi infeksi pada saluran kemih

bagian bawah (Shimp & Smith, 2000; Kasdu, 2004).

Perempuan menopause sering juga mengeluh nyeri otot dan

sendi. Timbulnya osteoporosis dan osteoartritis dapat terjadi akibat

penurunan hormon estrogen. Selain itu penurunan kadar estrogen

juga berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai

jaringan penunjang pada tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan

kulit menjadi kering dan keriput, rambut rusak dan rontok, gigi

mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta

timbulnya rasa sakit pada persendian (Baziad, 2003; Kasdu, 2004).

Bagi perempuan begitu memasuki usia menopause akan timbul

berbagai macam keluhan yang sangat mengganggu dan beberapa

tahun setelah menopause dapat terjadi berbagai macam penyakit,

seperti kanker endometrium, kanker ovarium, kanker serviks, kanker

payudara dan kanker vagina. Ganguan tubuh lainnya akibat penyakit

degeneratif, seperti diabetes dan jantung, faktor genetik dan gaya

hidup juga berpengaruh. Hipertensi, demensia juga ditemukan pada

masa premenopause dan postmenopause disebabkan karena

penurunan kadar hormon steroid. Kelainan lain seperti sulit

berkonsentrasi, hilang fungsi memori jangka pendek dan beberapa

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

22

kondisi yang berhubungan dengan kelainan psikologis (Baziad,

2003; Kasdu, 2004).

b. Psikologis

Perubahan-perubahan psikologis yang menyertai gejala

menopause sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang perempuan

dalam menjalani masa menopause. Perubahan yang terjadi pada

perempuan menopause adalah perubahan mood, irritabilitas,

kecemasan, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, penurunan

ingatan, konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan, dan

merasa tidak berharga (Glasier & Gebbie, 2005). Banyak perempuan

mengeluh masalah psikologis saat menopause, tetapi sulit untuk

menentukan apakah masalah ini timbul akibat defisiensi atau

merupakan faktor sekunder akibat gejala lain. Keringat malam yang

berkepanjangan dapat mengakibatkan gangguan pola tidur, yang

akhirnya menyebabkan gangguan konsentrasi, ingatan yang kurang

baik, perubahan alam perasaan (depresi), keletihan, perasaan tidak

berharga dan kesulitan membuat keputusan (Abernethy, 2010).

Keluhan psikis sifatnya sangat individual yang dipengaruhi

oleh sosial budaya, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Keluhan

fisik maupun psikis ini tentu saja akan mengganggu kesehatan

perempuan yang bersangkutan termasuk perkembangan psikisnya.

Selain itu, bisa memengaruhi kualitas hidupnya (Rostiana, 2009).

Keadaan menopause secara menetap membawa konsekuensi

kesehatan baik fisik maupun psikis yang dapat menjadi fatal bila

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

23

tidak ditangani dengan serius. Fungsi reproduksi yang menurun

menimbulkan dampak yaitu ketidaknyamanan dalam menjalani

kehidupan. Bagi sebagian perempuan menopause menimbulkan rasa

cemas dan risau. Hal ini akan menjadi tekanan dan semakin

memberatkan apabila perempuan tersebut selalu berpikiran negatif

(Aprilia & Puspitasari, 2007).

8. Upaya yang Dilakukan dalam Menghadapi Menopause

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi menopause

yaitu dengan pola makan yang tepat dan aktivitas fisik yang cukup.

Kehilangan estrogen pada perempuan menopause menimbulkan berbagai

macam penyakit seperti penyakit jantung dan osteoporosis. Cara yang

dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan-keluhan yang terjadi, seperti:

mengkonsumsi makanan yang bergizi dan pengaturan diet (tinggi

kalsium dan rendah lemak), menghindari peningkatan berat badan,

olahraga dan tidur yang teratur, mengurangi kenaikan tekanan darah,

mencari ketenangan dan menjauhkan diri dari pekerjaan yang

menjemukan (WHO, 2007).

Rosenthal (2003) mengungkapkan bahwa hal-hal yang harus

diperhatikan dalam menghadapi menopause adalah kebutuhan kalori dan

zat gizi harus cukup, makanan yang tinggi serat dan rendah lemak,

makanan yang tinggi kalsium dan zat besi, vitamin A, C dan E untuk

antioksidan, vitamin D untuk penyerapan kalsium, vitamin B kompleks.

Hindari kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah, dan

makanan berlemak. Kopi dan alkohol dapat menghambat absorbsi

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

24

kalsium. Selain pola makan yang tepat dan aktivitas fisik yang cukup

juga dapat dilakukan terapi sulih hormon atau Hormon Replacement

Therapy (HRT) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan-keluhan

yang timbul pada perempuan yang mengalami menopause (Baziad,

2003). Pengobatan dapat dilakukan dengan cara pemberian estrogen

seperti estriol, selama 21 hari berturut-turut disusul dengan masa istirahat

selama 7 hari. Selama masa istirahat diperhatikan apakah keluhan-

keluhan telah hilang atau menetap. Jika keluhannya hilang maka

pengobatan dapat dihentikan, tetapi jika menetap maka pengobatan

dilanjutkan. Pada pemakaian jangka panjang, pengaruhnya terhadap

endometrium dan payudara sangat lemah, sehingga jarang terjadi

perdarahan maupun keganasan (Jacoeb, 2005).

Penggunaan estrogen jenis lain, seperti etinil estradiol maupun

estrogen konjugasi perlu digabung dengan progesteron. Alternatif lain

dengan fitoestrogen yang terdiri dari: Isoflavon (genistein, daidzein dan

glycetein) banyak ditemukan dalam legumes (tumbuhan polong terutama

kedelai dengan produk olahannya susu, tempe, tahu); Coumestan

(coumesterol) banyak ditemukan dalam tauge; Lignan (matairesinol,

secoisolariciresinol, enteroldiol) banyak ditemukan dalam buah-buahan,

sayuran, biji-bijian (sereal) (Jacoeb, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia dan Puspitasari (2007)

tentang faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada perempuan

perimenopause. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat kecemasan pada perempuan

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

25

perimenopause adalah pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, kondisi

ekonomi dan gaya hidup. Namun, karakteristik sosial budaya yang

meliputi umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak menunjukkan

pengaruh yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah

semakin baik faktor yang berpengaruh secara signifikan, maka semakin

rendah tingkat kecemasan yang dialami.

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan umumnya datang dari

penginderaan yang terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu: indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan (knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan

pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat

menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007).

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai tujuh tingkatan

menuurut Bloom (2001), yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari keseluruhan

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

26

bahan yang dipelajari. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan terhadap objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang

sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dengan

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil

penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip pemecahan masalah

dari kasus kesehatan yang diberikan.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

27

e. Sintesa (Synthesis)

Sintesa menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah

kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

g. Menciptakan (Created)

Kemampuan menyusun unsur-unsur untuk membentuk suatu

keseluruhan koheren atau fungsional, mereorganisasi unsur ke dalam

pola atau struktur baru, termasuk didalamnya: generating (Hipotesa),

planning (Perencanaan) dan producing (Penghasil).

3. Sumber-sumber Pengetahuan

Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sumber pengetahuan

didapat dari jenjang pendidikan yang terdiri dari pendidikan formal, non

formal dan informal.

a. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, menengah dan

tinggi.

1) Pendidikan dasar yaitu pendidikan yang memberikan

pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

28

diperlukan serta mempersiapkan untuk mengikuti pendidikan

menengah, merupakan bakal bagi dasar perkembangan

kehidupan baik pribadi maupun masyarakat terdiri dari SD.

2) Pendidikan menengah yaitu pendidikan yang mempersiapkan

peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan

lingkungan sosial budaya dengan alam sekitar serta dapat

mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja

atau perguruan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari

pendidikan menengah umum (SMP&SMA).

3) Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan

peserta didik agar memiliki kemampuan tingkat tinggi yang

bersifat akademik atau profesional sehingga dapat menerapkan,

mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan

manusia. Terdiri dari akademi, Instansi, Sekolah tinggi, dan

Universitas.

b. Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup,

pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan

keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta

pendidikan lain yang ditunjukan untuk mengembangkan kemampuan

peserta didik. Terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

29

kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis

taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

c. Pendidikan Informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan

berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Selain itu juga dapat

diperoleh dari pengalaman. Pengalaman pribadi dapat digunakan

sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Perlu diperhatikan bahwa

tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk

menarik kesimpulan dengan benar, maka perlu berfikir kritis dan

logis (Notoatmodjo, 2003).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu

cita-cita tertentu. (Sarwono, 1992 dalam Nursalam, 2011). Secara

umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai

pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang

tingkat pendidikannya lebih rendah. Orang yang berpendidikan

tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap

informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan

yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut

(Notoatmodjo, 2003).

b. Pekerjaan

Aktivitas perempuan sehari-hari dapat mempengaruhi kualitas

hidup yang dimiliki. Seorang perempuan yang berperan hanya

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

30

sebagai ibu rumah tangga saja tingkat pengetahuan yang dimiliki

cenderung tidak banyak perubahan. Sedangkan seorang perempuan

yang mempunyai aktivitas sosial di luar rumah akan lebih banyak

mendapat informasi baik, misalnya dari teman bekerja atau teman

dalam aktivitas sosial (Darmojo & Hadi, 2006)

c. Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa

diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses

perkembangannya, misalnya sering mengikuti kegiatan. Kegiatan

yang mendidik misalnya seminar organisasi dapat memperluas

jangkauan pengalamannya karena dari berbagai kegiatan tersebut

informasi tentang suatu hal dapat diperoleh (Notoatmodjo, 2003).

d. Usia

Semakin tua usia seseorang maka semakin konstruktif dalam

menerima informasi yang didapat dan semakin banyak pengetahuan

yang dimiliki. Jadi, semakin tua usia seseorang maka semakin

banyak pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki (Nursalam &

Pariani, 2001).

e. Paparan media massa

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik seperti

televisi, radio, majalah, koran dan buku. Sehingga seseorang yang

lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi yang

lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar

informasi media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

31

tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang (Notoatmodjo,

2003).

f. Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih

mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi

rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sekunder

(Notoatmodjo, 2003).

g. Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan

saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat

berinteraksi secara continue akan lebih besar terpapar informasi

(Notoatmodjo, 2003).

5. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau kuesioner, untuk menyatakan tentang isi materi yang

akan diukur dari responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tujuh tingkatan diatas.

Pengukuran tingkat pengetahuan bertujuan untuk mengetahui status

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Ada berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah yang dikelompokkan menjadi

dua, yaitu: cara tradisional dan cara modern (Notoatmodjo, 2007).

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

32

a. Cara tradisional

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum dikemukakannya metode ilmiah atau metode

penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini, meliputi:

1) Cara coba-salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang

lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba

kembali dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan

ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat, dan seterusnya

sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

2) Cara otoritas atau kekuasaan

Dikehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan

tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun menurun

dari generasi ke generasi berikutnya.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

33

dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada

masa yang lalu.

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan zaman, cara berpikir manusiapun

ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

b. Cara modern

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi

penelitian. Cara ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Berawal

dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala

alam atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatannya tersebut

dikumpulkan dan diklasifikasikan dan akhirnya diambil kesimpulan

(Notoatmodjo, 2005).

Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan adalah domain yang sangat penting dan mendasar untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Setiap individu berbeda-beda dalam

proses menginternalisasikan suatu informasi, sehingga tingkat

pengetahuannya berbeda-beda dan dikategorikan menjadi tingkat

pengetahuan baik, cukup dan kurang (Potter & Perry, 2005). Dikatakan

baik apabila pertanyaan dijawab benar ≥16 (76%-100%), cukup jika

menjawab benar sebanyak 15-12 (56%-75%), dan kurang jika menjawab

benar sejumlah ≤11 (40%-55%) dari seluruh pertanyaan yang ada

(Arikunto, 2006).

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

34

Penelitian terkait yang di lakukan oleh Milah (2011) tentang

gambaran pengetahuan ibu usia 45-50 tahun tetang menopause di

Kelurahan Cilangkap Kecamatan Manon Jaya Kabupaten Tasikmalaya.

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pengetahuan perempuan usia 45-

50 tahun tentang proses terjadinya menopause frekuensi tertinggi yaitu

kategori kurang sebanyak 43%. Pengetahuan perempuan usia 45-50 tahun

tentang perubahan fisik pada masa menopause frekuensi tertinggi yaitu

kategori kurang sebanyak 55,4%. Pengetahuan perempuan usia 45-50

tahun tentang prubahan psikologis pada masa menopause frekuensi

tertinggi yaitu kategori kurang sebanyak 69,6%.

C. Kecemasan

1. Pengertian

Cemas dalam bahasa latin “anxius” dan dalam bahasa Jerman

“angst” kemudian menjadi “anxiety” yang berarti kecemasan, merupakan

suatu kata yang dipergunakan oleh Freud untuk menggambarkan suatu

efek negatif dan keterangsangan. Cemas mengandung arti pengalaman

psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami setiap orang dalam

rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi

sebaik – baiknya (Hawari, 2004).

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut tidak tentram disertai

berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam berbagai situasi

kehidupan maupun gangguan sakit. Selain itu kecemasan dapat

menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi secara berulang, seperti rasa

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

35

RENTANG RESPON KECEMASAN

Respon adaptif Respon maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

kosong di perut, sesak nafas, jantung berdebar, keringat banyak, sakit

kepala, rasa keinginan buang air kecil dan buang air besar, perasaan ini

disertai perasaan ingin bergerak untuk lari menghindar hal yang dicemaskan

(Stuart & Sundeen, 2000)

Cemas adalah emosi dan merupakan pengalaman subjektif

individual yang dikomunikasikan secara interpersonal, mempunyai

kekuatan tersendiri dan sulit untuk diobservasi secara langsung

(Nursalam, 2011). Kecemasan yang dialami secara subyektif dan

dikomunikasikan secara interpersonal berada dalam suatu rentang, yaitu :

Gambar 2.2 : Rentang Respon Kecemasan

Sumber : Stuart & Laraia (2005)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan

adalah reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak spesifik yang

dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam. Keadaan

emosi ini biasanya merupakan pengalaman individu yang subyektif yang

tidak diketahui secara khusus penyebabnya.

Hawari (2004) mengungkapkan bahwa individu yang cemas,

gejalanya didominasi oleh keluhan psikis (ketakutan dan kekhawatiran),

tetapi dapat pula disertai keluhan fisik. Keluhan psikis pada individu

yang mengalami kecemasan adalah cemas, khawatir, bimbang, firasat

buruk, takut akan pikirannya sendiri dan mudah tersinggung, merasa

tegang, tidak tenang, gelisah, gerakan sering serba salah, mudah terkejut,

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

36

takut sendirian, takut keramaian dan banyak orang, gangguan pola tidur,

mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat.

Keluhan fisik seperti rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran

berdengung (tinitus), jantung berdebar-debar, sesak nafas, gangguan

pencernaan, sakit kepala, kesemutan, rasa mual, sering buang air seni,

diare, rasa tidak enak di ulu hati, muka merah atau pucat, denyut nadi dan

nafas cepat.

2. Teori Kecemasan

Stuart & Sundeen (2000) menyatakan ada beberapa teori yang telah

dikembangkan untuk menjelaskan terjadinya kecemasan adalah :

a. Faktor predisposisi

1) Teori psikoanalitik

Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara

dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan

insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego

mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh

norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku, berfungsi

menengahi tuntunan dari dua elemen yang bertentangan, dan

fungsi cemas adalah meningkatkan ego bahwa ada bahaya.

2) Teori Interpersonal

Menurut pandangan interpersonal kecemasan timbul dari

perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan

interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan

perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

37

menimbulkan kelemahan fisik. Orang dengan harga diri rendah

terutama mudah mengalami perkembangan kecemasan yang

berat.

3) Teori perilaku

Berdasarkan teori behaviour (perilaku), kecemasan

merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang

mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap kecemasan

sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari

dalam untuk menghindari kepedihan.

4) Teori keluarga

Intensitas cemas yang dialami oleh individu kemungkinan

memiliki dasar genetik. Orang tua yang memiliki gangguan

cemas tampaknya memiliki resiko tinggi untuk memiliki anak

dengan gangguan cemas. Kajian keluarga menunjukkan bahwa

gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam

suatu keluarga.

5) Teori perspektif biologi

Kajian biologi menunjukkan bahwa otak mengandung

reseptor khusus untuk Benzodiazepines. Reseptor ini mungkin

membantu magatur kecemasan. Penghambat asam aminobutirik-

gamma neroregulator (GABA) dan endorfin juga memainkan

peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan

kecemasan.

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

38

b. Faktor Presipitasi

Kecemasan adalah keadaan yang tidak dapat dihindari pada

kehidupan manusia dalam memelihara keseimbangan. Pengalaman

ansietas seseorang tidak sama pada beberapa situasi dan hubungan

interpersonal. Faktor yang mempengaruhi kecemasan :

1) Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan

fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar seperti

penyakit fisik, trauma fisik dan pembedahan.

2) Ancaman terhadap sistem diri meliputi ancaman terhadap

identitas diri, harga diri dan hubungan interpersonal, kehilangan

serta perubahan status atau peran.

Cemas adalah kondisi yang disebabkan oleh transaksi individu

dengan lingkungannya yang menimbulkan persepsi jarak antara

tuntutan. Tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber

daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Dari definisi

tersebut, Sutherland & Cooper menyimpulkan (dalam Yosep, 2007) :

a. Penilaian Kognitif (cognitive appraisal), stres adalah pengalaman

subjektif yang (mungkin) didasarkan atas persepsi terhadap situasi

yang tidak semata-mata tampak di lingkungan.

b. Pengalaman (experience), suatu situasi yang tergantung pada

tingkat keakraban dengan situasi, keterbukaan semula (exposure),

proses belajar, kemampuan nyata dan konsep reinforcement.

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

39

c. Tuntutan (demand), tekanan, tuntutan, keinginan atau rangsangan-

rangsangan yang segera sifatnya yang mempengaruhi cara-cara

tuntutan yang dapat diterima.

d. Pengaruh interpersonal (interpersonal influence), ada tidaknya

seseorang, faktor situasional dan latar belakang mempengaruhi

pengalaman subjektif, respon dan perilaku koping.

3. Faktor yang Mempengaruhi Respon Kecemasan

Stuart dan Sundeen (2000) mengungkapkan bahwa ada faktor-

faktor yang mempengaruhi kecemasan, yaitu:

a. Usia

Usia mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia

semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan

dalam menghadapi berbagai persoalan.

b. Nilai budaya dan spiritual

Budaya dan spiritual mempengaruhi cara pemikiran seseorang.

Reliiusitas yang tinggi menjadikan seseorang berpandangan positif

atas masalah yang dihadapi.

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan rendah pada seseorang akan menyebabkan orang

tersebut mudah mengalami kecemasan. Tingkat pendidikan

seseorang atau individu akan berpengaruh terhadap kemampuan

berfikir, semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah

berfikir rasional dan menangkap informasi baru termasuk dalam

menyelesaikan masalah yang baru.

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

40

d. Keadaan fisik

Individu yang mengalami gangguan fisik seperti cidera, penyakit

badan, operasi, cacat badan lebih mudah mengalami stres.

Disamping itu orang yang mengalami kelelahan fisik juga akan lebih

mudah mengalami stres.

e. Respon koping

Mekanisme koping digunakan seseorang saat mengalami kecemasan.

Ketidakmampuan mengatasi kecemasan secara konstruktif sebagai

penyebab terjadinya perilaku patologis.

f. Dukungan sosial

Dukungan sosial dan lingkungan sebagai sumber koping, dimana

kehadiran orang lain dapat membantu seseorang mengurangi

kecemasan dan lingkungan mempengaruhi area berfikir seseorang.

g. Tahap perkembangan

Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas

stresor yang berbeda sehingga resiko terjadinya stress pada tiap

perkembangan berbeda atau pada tingkat perkembangan individu

membentuk kemampuan adaptasi yang semakain baik terhadap

stresor.

h. Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan seseorang

dalam menghadapi stresor yang sama.

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

41

i. Pengetahuan

Ketidaktahuan dapat menyebabkan kecemasan dan pengetahuan

dapat digunakan untuk mengatasi masalah.

4. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan menurut Hamilton (1959); Stuart & Sundeen

(2000) meliputi:

a. Tidak ada kecemasan.

Individu dalam keadaan normal, tidak ada kondisi yang berlebih

terhadap rasa tidak aman dan tidak mudah tersinggung.

b. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari dan menyebabkan individu menjadi waspada

dan meningkatkan lapang persepsinya. Kemampuan melihat dan

mendengar menjadi meningkat. Cemas ringan dapat memotivasi

belajar dan menghasilkan kreativitas.

c. Kecemasan sedang

Kecemasan sedang memungkinkan individu berfokus pada masalah

yang sedang dihadapi dan mengesampingkan yang lain sehingga

menyebabkan lapang persepsi menyempit dan kemampuan melihat

dan mendengarnya menurun. Beberapa kemampuan menjadi tertutup

tetapi masih bisa dilakukan dengan petunjuk.

d. Kecemasan berat

Kecemasan berat sangat mempengaruhi lapang persepsi individu.

Individu cenderung berfokus pada hal-hal yang kecil dan tidak dapat

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

42

berfikir tentang hal lain. Kecemasan muncul beberapa kali dan sulit

dikendalikan sebab kecemasan tersebut berupa kejadian yang

mungkin akan membahayakan masa depannya. Kondisi ini

kebanyakan akan mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari.

e. Panik

Pada tingkat ini lahan persepsi sudah tertutup dan orang

bersangkutan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi

pengarahan. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, penurunan

kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, gangguan

persepsi, kehilangan kemampuan berfikir secra rasional. Panik

merupakan pengalaman yang menakutkan dan bisa melumpuhkan

seseorang.

Freud (1894) dalam Andri dan Dewi (2007) membagi kecemasan

menjadi tiga, yaitu:

a. Kecemasan realitas atau objektif, yaitu ketakutan terhadap bahaya

yang datang dari dunia nyata. Kecemasan seperti ini misalnya

ketakutan terhadap kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau

binatang buas.

b. Kecemasan neurotik, yaitu kecemasan terhadap tidak terkendalinya

naluri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang bisa

mendatangkan hukuman baginya. Kecemasan ini mempunyai dasar

pada masa kecil, pada konflik antara pemuasan instingtual dan

realitas.

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

43

c. Kecemasan moral, yaitu ketakutan terhadap hati nurani. Misalnya

seseorang yang hati nuraninya berkembang dengan baik cenderung

merasa berdosa jika melakukan sesuatu yang bertentangan dengan

kode moral yang dimilikinya.

5. Respon Terhadap Kecemasan

Respon terhadap kecemasan meliputi respon fisiologis, perilaku,

kognitif dan afektif (Stuart, 2007).

a. Respon fisiologis

Respon kecemasan terhadap kardiovaskular seperti palpitasi,

jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin pingsan,

pingsan, tekanan darah menurun. Respon kecemasan terhadap sistem

pernapasan seperti nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada, nafas

dangkal, pembengkakan pada tenggorokan dan sensasi tercekik.

Respon kecemasan terhadap sistem neuromuskular adalah

reflek meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia,

tremor, gelisah, mondar-mandir, wajah tegang, kelemahan umum,

tungkai lemah. Respon kecemasan terhadap sistem gastrointestinal

seperti kehilangan nafsu makan, menolak makanan, rasa tidak

nyaman pada abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati, diare.

Respon kecemasan terhadap sistem perkemihan seperti tidak

dapat menahan kencing, sering berkemih. Respon kecemasan

terhadap kulit seperti wajah kemerahan, berkeringat setempat

(telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah

pucat, berkeringat seluruh tubuh.

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

44

b. Respon perilaku

Respon kecemasan terhadap perilaku seperti gelisah,

ketegangan fisik, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang

koordinasi, cenderung mengalami cidera, menarik diri dari hubungan

interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah, menghindar,

hiperventilasi, sangat waspada.

c. Respon kognitif

Respon kecemasan pada kognitif seperti perhatian terganggu,

konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam pemberian penilaian,

hambatan berfikir, lapang persepsi menurun, kreativitas menurun,

bingung, sangat waspada, kesadaran diri, kehilangan objektivitas,

takut kehilangan kendali, takut pada gambaran visual, takut cedera

atau kematian, kilas balik, mimpi buruk.

d. Respon afektif

Respon kecemasan pada afektif seperti mudah terganggu, tidak

sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kekhawatiran,

kecemasan, mati rasa, rasa bersalah dan malu.

6. Alat Ukur Kecemasan

Mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah

ringan, sedang, berat atau panik dengan menggunakan alat ukur

kecemasan, yaitu Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Hamilton

Anxiety Rating Scale (HARS) digunakan untuk melihat tingkat keparahan

terhadap gangguan kecemasan seorang pasien. HARS terdiri atas 14 item

penilaian (Hamilton, 1959 & Hidayat, 2007), yaitu:

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

45

a. Anxious mood: menunjukkan ketakutan yang luar biasa terhadap

ketidakpastian masa depan, merasa khawatir, merasa tidak aman,

mudah tersinggung, dan kecemasan.

b. Ketegangan (tension): menunjukkan ketidakmampuan pasien untuk

bersikap relaks, tidak nervous, ketegangan, gemetaran, dan

kepenatan.

c. Ketakutan (fear): menunjukkan ketakutan pasien di keramaian,

terhadap binatang, di tempat umum, sendirian, keramaian lalu lintas,

orang asing, kegelapan kerumunan orang banyak.

d. Sulit tidur (insomnia): menjukkan pengalaman pasien terhadap

durasi tidur dan kepulasan tidur selama 3 malam sebelumnya.

Catatan: tanpa penggunaan obat penenang.

e. Sulit konsentrasi dan daya ingat: menunjukkan ketidakmampuan

pasien untuk berkonsentrasi, mengambil keputusan terhadap

kejadian sehari-hari, dan lemahnya daya ingat.

f. Depressed mood: menunjukkan komunikasi pasien baik secara

verbal maupun non-verbal tentang kesedihan, depresi, tanpa harapan,

kemurungan, dan ketidakberdayaan.

g. Gejala-gejala somatik umum (motorik): pasien merasa lemah, sakit,

ketegangan otot seperti pada bagian leher dan rahang.

h. Gejala-gejala somatik umum (sensorik): pasien merasa penat dan

lemah, atau mengalami gangguan fungsi perasa seperti: tinnitus,

mata kabur, sensasi panas-dingin dan keringat buntat.

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

46

i. Gejala-gejala yang berhubungan dengan jantung (cardiovascular):

termasuk tachycardia, jantung berdebar, tekanan pada bagian dada,

dentaman pada pembuluh darah, dan perasaan seakanakan ingin

pingsan.

j. Gejala-gejala yang berhubungan dengan pernafasan: seperti merasa

sesak nafas atau kontraksi pada tenggorokan atau dada, atau rasa

seperti tercekik.

k. Gejala-gejala yang berkaitan dengan usus (Gastro-intestinal): seperti

sulit menelan, merasa ada tekanan pada bagian perut, gangguan

pencernaan (rasa panas pada bagian perut, sakit perut berhubungan

dengan makanan, mual dan muntah), perut terasa keroncongan dan

diare.

l. Gejala-gejala yang berhubungan dengan saluran kencing (Genito-

urinary): termasuk gejala-gejala non-organik atau psikis, seperti:

sering atau susah buang air kecil, menstruasi tidak teratur,

anorgasmia, ejakulasi dini.

m. Gejala-gejala otonomik lainnya, seperti: mulut terasa kering, pucat,

sering keluar keringat dingin dan pusing.

n. Sikap pada saat wawancara seperti: pasien kelihatan tertekan,

nervous, gelisah, tegang, suara gemetar, pucat, keluar keringat.

Setiap item bernilai 0, 1, 2, 3 atau 4. Nilai 0 menunjukkan tidak ada

gejala-gejala yang tampak, dan nilai 4 menunjukkan gejala-gejala

dominan dan sangat mengganggu. Total nilai yang diperoleh

menunjukkan tingkat keparahan: tidak ada gejala kecemasan dengan nilai

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

47

skor 0-13, gejala ringan dengan nilai skor 14 – 20, gejala sedang dengan

nilai skor 21-27, gejala berat nilai skor 28 -42, gejala berat sekali/panik

dengan nilai skor 43-56.

D. Aspek Psikologis Menopause

Perempuan yang menghadapi periode menopause, munculnya masalah

psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik-

fisiologis sebagai akibat dari berkurang dan berhentinya produksi hormon

estrogen. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering

dirasakan antara lain: merasa cemas, takut, lekas marah, mudah

tersinggung, suli konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, tidak berharga,

stres dan bahkan ada yang mengalami depresi (Hammasa, 2004). Berat

ringannya stres yang dialami perempuan dalam menghadapi dan mengatasi

menopause sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya terhadap

menopause. Penilaian individu terhadap peristiwa yang dialami ada yang

negatif dan ada yang positif (Hawari, 2006).

Perempuan yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai

peristiwa yang menakutkan dan berusaha untuk menghindarinya, maka

strespun sulit dihindari. Besar kemungkinannya terjadi karena ia kurang

mempunyai informasi yang benar mengenai seluk beluk menopause.

Sebaliknya bagi perempuan yang menganggap menopause sebagai suatu

ketentuan Allah (Sunnatullah) yang akan dihadapi semua perempuan, maka ia

tidak akan mengalami stres dan menghadapinya dengan penuh penerimaan

dan keikhlasan sehingga berbagai gangguan fisiologis yang dialaminya tidak

berdampak pada gangguan psikologis (Hammasa, 2004; Retnowati, 2001).

Page 66: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

48

E. Kesiapan Perempuan Saat Menjelang Menopause

Nugraha (2007) menyatakan bahwa kesiapan perempuan saat

menjelang menopause dipengaruhi oleh:

a. Psikis

Pikiran-pikiran negatif mengenai menopause, bahwa menopause

adalah permulaan memasuki usia tua, hilangnya kualitas feminism dan

seksualitas perempuan dapat mempengaruhi kesiapan perempuan dalam

menghadapi menopause.

b. Peran Keluarga

Kurangnya dukungan dan perhatian keluarga pada perempuan yang

mulai memasuki masa menopause dimana mulai mengalami gejala-gejala

menopause, dapat mempengaruhi kesiapan mereka dalam menghadapi

menopause.

c. Informasi

Kurangnya informasi yang didapat mengenai menopause dapat

menyebabkan pandangan yang negatif terhadap menopause sehingga

mempengaruhi kesiapan perempuan dalam menghadapi menopause.

d. Budaya

Budaya juga ikut berpengaruh terhadap kesiapan perempuan

menghadapi menopause, contohnya pada budaya Patriarki dimana

menopause langsung dikaitkan dengan ketidakmampuan perempuan

dalam memberikan kepuasan seksual pada laki-laki.

Page 67: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

49

Penelitian terkait tentang kecemasan pada perempuan yang menghadapi

menopause yang dilakukan oleh Rostiana (2009). Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek sulit

menghadapi masa menopause karena belum siap untuk menghadapinya dan

kurangnya informasi. Hal ini dapat terlihat dari gejala gangguan tidur, lebih

mudah letih, cemas dan gelisah. Penelitian lain yang dilakukan oleh Marga

(2007) tentang hubungan gambaran diri dengan tingkat kecemasan

perempuan masa menopause di Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

28,1% tidak mengalami kecemasan, 56,3% mengalami kecemasan ringan dan

15,6% mengalami kecemasan sedang.

Gambaran kecemasan perempuan yang akan menghadapi menopause

berdasarkan hasil penelitian Rostiana (2009) menunjukkan bahwa perempuan

yang akan menghadapi menopause akan mengalami gangguan tidur. Gejala

tersebut seperti tidur yang gelisah dan berkeringat, takut akan menghadapi

menopause sehingga subjek tidak siap untuk menghadapi menopause sebab

subjek takut tidak cantik lagi, keriput dan tua serta takut terlihat tidak menarik

lagi bagi suaminya. Gejala lainnya seperti gemetaran dan sering menggigit kuku

dan bibirnya, keringat berlebih, muka kering, mual, pusing dan kesemutan.

Gejala afektif seperti gelisah karena membayangkan bagaimana bila sudah tidak

menstruasi lagi, mudah tersinggung, tidak sabaran dan bimbang, merasa tidak

nyaman, khawatir dan gemetaran yang berlebihan akan menghadapi menopause.

Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia & Puspitasari (2007) tentang

faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada perempuan

perimenopause di Surabaya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

responden yang memiliki pengetahuan kurang sebesar 15,4% mengalami

Page 68: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

50

kecemasan ringan, 30,8% mengalami kecemasan sedang dan 53,9%

mengalami kecemasan berat. Responden yang memiliki pengetahuan cukup

sebesar 43,6% mengalami kecemasan ringan, 23,6% mengalami kecemasan

sedang dan 32,7% mengalami kecemasan berat. Sedangkan responden yang

memiliki pengetahuan baik 84,4% mengalami kecemasan ringan, 15,6%

mengalami kecemasan sedang dan tidak ada yang mengalami kecemasan

berat. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin baik pengetahuan

yang dimiliki perempuan perimenopause maka akan semakin rendah tingkat

kecemasannya.

Page 69: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

51

F. Kerangka Teori

Gambar 2.3 : Skema kerangka teori dimodifikasi dari Glasier & Gebbie (2005);

Bloom (2001); Notoatmodjo (2003); Hamilton (1959); Stuart & Sundeen (2000).

Perubahan pada

perempuan menopause

Perubahan Fisik

Perubahan

Psikologis

Tingkat Kecemasan

- Tidak ada kecemasan

- Kecemasan ringan

- Kecemasan sedang

- Kecemasan berat

- Panik

Faktor yang mempengaruhi kecemasan

1. Pengetahuan

2. Usia

3. Pendidikan

4. Keadaan fisik

5. Respon koping

6. Dukungan sosial

7. Tahap perkembangan

8. Pengalaman masa lalu

9. Nilai budaya & spiritual

Faktor mempengaruhi pengetahuan

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Pengalaman

4. Usia

5. Paparan media massa

6. Ekonomi

7. Hubungan sosial

Pengetahuan tentang menopause

1. Pengetian menopause

2. Tanda dan gejala menopause

3. Perubahan yang terjadi

4. Keluhan menopause

5. Cara mengatasi keluhan

Page 70: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

52

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu

variable independent adalah tingkat pengetahuan perempuan tentang

menopause dan variable dependent adalah tingkat kecemasan perempuan

dalam menghadapi menopause.

Variable Independent Variable Dependent

Gambar 3.1. Skema kerangka konsep

B. Hipotesa

Adapun hipotesis dari penelitian ini, yaitu :

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan

perempuan dalam menghadapi menopause di wilayah kerja puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang.

Tingkat pengetahuan

perempuan tentang

menopause

Tingkat kecemasan

perempuan dalam

menghadapi menopause

Page 71: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

C. Definisi Operasional

Tabel.3.1.

Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala

Tingkat pengetahuan

perempuan tentang

menopause

Hasil dari tahu setelah

seseorang melakukan

pengindraan terhadap perihal

menopause yang diukur

dengan kemampuan

responden menjawab dengan

benar pertanyaan tentang :

a. Definisi menopause

b. Tanda dan gejala

menopause

c. Perubahan-perubahan

menopause

d. Keluhan

e. Cara mengatasi keluhan

Lembar

pertanyaan

terdiri atas 20

pertanyaan

dengan

alternatif dua

jawaban

(benar/salah).

Kuesioner

B

Pengukuran pengetahuan

menurut Arikunto (2006) Baik:

jika pertanyaan dijawab benar

sejumlah ≥ 16 (76% - 100%)

dari seluruh pertanyaan yang

ada.

Cukup : jika pertanyaan di

jawab benar sejumlah 15-

12 (56% - 75%) dari

seluruh pertanyaan yang

ada.

Kurang : jika pertanyaan di

jawab benar sejumlah ≤ 11

(40% - 55%) dari seluruh

pertanyaan yang ada.

Ordinal

Page 72: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

54

Tingkat kecemasan

perempuan dalam

menghadapi

menopause.

Respon emosional yang tidak

baik yang muncul pada

perempuan yang akan

menghadapi menopause.

Lembar

pertanyaan

menurut

Hamilton

Rating Scale

For Anxiety

(HRS-A), yang

terdiri atas 14

kelompok

gejala, masing-

masing

kelompok

gejala diberi

penilaian antara

0-4.

Kuesioner

C

Setiap pertanyaan diberi

penilaian antara 0-4.

0 : Tidak Pernah

1 : Jarang

2 : Kadang-kadang

3 : Sering

4 : Terus Menerus

Total nilai yang diperoleh

menunjukkan tingkat

keparahan :

Tidak ada gejala

kecemasan (0-13)

Gejala ringan (14–20)

Gejala sedang (21-27)

Gejala berat (28 -42)

Gejala berat sekali/panik

(43-56)

Ordinal

Page 73: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

55

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan

studi cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,

observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time

approach) (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggambarkan tingkat

pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan perempuan saat

menjelang menopause.

B. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan 24-30 September 2012.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Kelurahan Pulo

Gebang Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Tempat ini dipilih dengan alasan:

1. Jumlah penduduk perempuan yang memasuki usia menopause di

Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur sebanyak 3906 orang.

2. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di puskesmas kelurahan Pulo

Gebang Jakarta Timur membuktikan bahwa responden mempunyai

pengetahuan yang kurang tentang menopause karena kurangnya

informasi yang didapat tentang menopause.

Page 74: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

56

3. Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur memiliki penduduk yang

bervariasi tingkat pendidikan dan pekerjaan, hal tersebut merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

4. Penelitian ini belum pernah dilakukan di wilayah kelurahan Pulo Gebang

Jakarta Timur.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan (Sugiyono dalam Hidayat, 2007). Populasi penelitian

ini adalah perempuan usia premenopause yang tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi, atau sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi

yang diambil untuk diketahui karakteristiknya (Hidayat, 2007). Adapun

rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah rumus uji beda

dua proporsi :

√ ( ) √ ( ) ( )

( )

Keterangan:

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

= Nilai Z pada derajat kemaknaan

= Nilai Z pada kekuatan uji sebesar power

Page 75: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

57

P = Proporsi kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok

tertentu

P = Proporsi kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok

tertentu

= Rata-rata P1 dan P2 (P + P )/2

Perhitungan :

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

= 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan

( ) sebesar 5%)

= 1,28 (Kekuatan uji sebesar 90%)

P = 0,674 (proporsi hasil penelitian terkait: hubungan tingkat

pengetahuan dan pendidikan wanita premenopuse tentang menopause

dengan kesiapan menghadapi menopause berpengetahuan kurang).

P = 0,326 (proporsi hasil penelitian terkait: hubungan tingkat

pengetahuan dan pendidikan wanita premenopuse tentang menopause

dengan kesiapan menghadapi menopause berpengetahuan cukup).

= (P + P )/2

(0,674 + 0,326)/2 = 0,50

√ ( ) √ ( ) ( )

( )

√ ( )( ) √ ( ) ( )

( )

Page 76: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

58

√ √

( )

( ) ( )

Untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan tingkat kecemasan, maka jumlah responden dikalikan dua. Jadi:

.

Untuk menghidari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai

cadangan maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel minimal.

Cadangan 10% x 82 = 8,2 8 responden. Total = 82 responden + 8

responden = 90 responden.

Jadi jumlah sampel keseluruhan yang diambil untuk keperluan

penelitian ini yaitu 90 responden perempuan premenopause. Pengambilan

sampel menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sampel. Kriteria inklusi

dalam penelitian ini yaitu:

1) Mampu berkomunikasi dengan baik.

2) Perempuan usia diatas 40 tahun yang belum menopause.

b. Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yaitu :

1) Dilakukan histerektomi dan ooforektomi bilateral.

2) Mengalami gangguan kejiwaan.

Page 77: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

59

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil

sampel dari populasi. Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi

proporsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Setiadi, 2007).

Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan

sampel dengan cara cluster random sampling adalah cara pengambilan

sampel dengan membagi daerah atau wilayah yang luas menjadi daerah atau

wilayah yang lebih kecil tersebut tidak seluruhnya dijadikan sampel

(Machfoedz,2008).

Pengambilan sampel melalui beberapa tahapan yaitu dengan mengambil

3 RW dari 16 RW yang ada di Kelurahan Pulo Gebang tersebut secara acak,

maka terpilih 3 RW yang menjadi sampel yaitu RW 1, RW 3 dan RW 7.

Kemudian dari masing-masing RW diambil beberapa RT secara acak.

F. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian

(Nursalam, 2003). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat

ukur kuesioner, yang berisi pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai

pengetahuan tentang menopause dengan kecemasan perempuan menghadapi

menopause.

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

dalam pertanyaan-pertanyaan pengetahuan tentang menopause dan

kecemasan perempuan menghadapi menopause yang diisi oleh responden.

Page 78: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

60

Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan

beberapa pertanyaan (Hidayat, 2007). Pertanyaan terdiri dari 3 bagian:

a. Kuesioner A

Kuesioner ini terkait dengan identitas responden, yang terdiri dari lima

item yang meliputi: inisial nama, umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah

anak.

b. Kuesioner B

Kuesioner ini terkait dengan pengetahuan responden mengenai

menopause yang terdiri dari 20 pertanyaan, yang merupakan pertanyaan

tertutup atau berstruktur dimana angket tersebut dibuat sedemikian rupa

sehingga responden hanya memilih atau menjawab pada jawaban yang

sudah ada (Hidayat, 2007), dengan alternatif dua jawaban (benar/salah).

Kuesioner yang berisi pernyataan tentang pengertian perempuan tentang

menopause terdapat pada point 1,2,3,4. Tanda dan gejala menopause

5,6,7,8,9. Perubahan yang terjadi saat menopause 10,11,12,13. Keluhan

yang terjadi saat menopause 14,15,16. Cara mengatasi keluhan menopause

17,18,19,20. Pernyataan negatif berjumlah 4 point, yang terdiri dari point

2,3,16,20 dan pernyataan positif berjumlah 12 point, yang terdiri dari point

1,4,5,6,7,8,9,10,11,13,15,17,18,19.

Skala pengukuran pengetahuan menggunakan skala Guttman, skala

yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas

seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan: ya dan tidak atau benar dan

salah. Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk ceklis.

Page 79: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

61

Pemberian nilai jika jawabannya benar diberi nilai 1 dan jawabannya

salah diberi nilai 0. Skor dari pertanyaan tentang pengetahuan berkisar

antara 0-20 yang dibagi kedalam 3 kategori (Arikunto, 2006) yaitu: Baik

jika pertanyaan dijawab benar sejumlah ≥16 (76% - 100%) dari seluruh

pertanyaan yang ada. Cukup jika pertanyaan dijawab benar sejumlah 15-12

(56% - 75%) dari seluruh pertanyaan yang ada. Kurang jika pertanyaan

dijawab benar sejumlah ≤11 (40% - 55%) dari seluruh pertanyaan yang

ada.

c. Kuesioner C

Kuesioner tingkat kecemasan perempuan menghadapi menopause

disusun dengan pedoman pada Hamiltom Rating Scale for Anxiety (HRS-

A) yang telah penulis modifikasi ke dalam bentuk pernyataan berdasarkan

tanda dan gejala yang terjadi pada perempuan yang akan mengalami

menopause dan bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan

perempuan menghadapi menopause.

Kuesioner tingkat kecemasan perempuan menghadapi menopause

terdiri dari 14 pertanyaan yang terdiri atas 14 kelompok gejala. masing-

masing kelompok gejala diberi penilaian antara 0-4. Pertanyaan dengan

jawaban tidak pernah bernilai 0, jarang bernilai 1, kadang-kadang bernilai

2, sering bernilai 3 dan terus-menerus bernilai 4. Skor terendah adalah 0

dan tertinggi adalah 56.

Total nilai yang diperoleh menunjukkan tingkat keparahan: tidak ada

gejala kecemasan dengan nilai skor 0-13, gejala ringan dengan nilai skor

Page 80: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

62

14–20, gejala sedang dengan nilai skor 21-27, gejala berat nilai skor 28 -

42, gejala berat sekali/panik dengan nilai skor 43-56.

2. Uji Coba Kuesioner

Setelah instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner A,

B dan C sebagai alat ukur penelitian selesai disusun untuk mengukur

tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan tentang menopause. Untuk

mendapatkan data yang valid dan realibel maka kuesioner tersebut harus

dilakukan uji validitas dan reabilitas. Agar diperoleh distribusi nilai hasil

pengukuran normal maka peneliti melakukan uji coba kepada 20

responden yang memiliki kriteria yang sama dengan calon responden

peneliti (Soekidjo, 2005).

a. Uji validitas

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang

berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data

(Nursalam, 2009). Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson

Product Moment.

Rumus Pearson Product Moment :

rxy = N (∑xy) – (∑x∑y)

√[ N∑x2 - (∑x)

2 ][ N∑y

2 – (∑y)

2]

Keterangan :

r = koefisien korelasi setiap item dengan skor total

x = skor pertanyaan

y = skor total

N = jumlah subjek

Page 81: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

63

Hasil perhitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel

nilai product moment. Apabila hasil uji dari tiap item pertanyaan

ternyata signifikan (p value > 5%) atau r hitung lebih besar dari r

table (0,3), maka item pertanyaan tersebut valid dan dapat

digunakan. Namun apabila tidak signifikan (p value < 5%) atau r

hitung lebih kecil dari r table (0,3), maka item pertanyaan tersebut

tidak valid. Uji coba kuesioner dilakukan di kelurahan Ujung

Menteng, yaitu berjumlah 20 orang pada bulan September 2012.

Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS versi

16.0, untuk kuesioner tingkat pengetahuan perempuan dalam

menghadapi menopause dari 20 pertanyaan ada dua pertanyaan yang

tidak valid, sedangkan untuk kuesioner tingkat kecemasan

perempuan dalam menghadapi menopause di dapatkan dari 14

pertanyaan ada satu pertanyaan yang tidak valid dimana r hitungnya

kurang dari 0,3. Peneliti melakukan perubahan didalam pertanyaan

yang tidak valid agar pertanyaan lebih mudah dipahami oleh

responden.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau

pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati

berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Hidayat, 2007).

Pengukuran reliabilitas menggunakan rumus Product Moment.

r11 = 2.rb

1 + rb

Keterangan:

Page 82: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

64

r11 : Koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb : Korelasi Product moment antara belahan

Tingkat konsistensi suatu pengukuran dikatakan reliabel jika

nilai Alpha Cronbach 0-1 (≥0,8) (Dharma, 2011). Hasil uji

reliabilitas dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, untuk

kuesioner tingkat pengetahuan perempuan dalam menghadapi

menopause didapatkan Alpha Cronbach 0,872, sedangkan untuk

kuesioner tingkat kecemasan didapatkan Alpha Cronbach 0,899.

G. Tahapan Pengambilan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian

(Nursalam, 2003). Pengumpulan data dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur dengan dengan tahapan, yaitu:

1. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik

dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diajukan kepada Kepala Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur.

2. Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Timur, peneliti menyerahkan surat

permohonan tersebut kepada kepala puskesmas kecamatan dan kepala

puskesmas kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur.

3. Setelah itu peneliti melakukan penseleksian calon responden sesuai

dengan kriteria inklusi penelitian kemudian menjelaskan maksud, tujuan

Page 83: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

65

dan manfaat penelitian kemudian meminta persetujuan kepada responden

apakah berkenan mengisi kuesioner.

4. Peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian dan memberikan

kesempatan kepada responden untuk bertanya bila ada yang belum jelas.

5. Meminta responden membaca dan menandatangani lembar persetujuan

bila responden setuju untuk menjadi responden..

6. Responden yang tidak dapat mengisi kuesioner akan dibantu oleh peneliti

dalam pengisian kuesioner.

7. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh sampel dan meneliti

kembali apakah seluruh pertanyaan yang disediakan sudah diisi oleh

sampel penelitian.

8. Kuesioner yang telah diisi lengkap kemudian dilakukan pengolahan dan

analisa data.

H. Teknik Analisis Data

Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa univariat yaitu

analisa dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap

variabel (Notoatmodjo, 2002). Analisa dari hasil penelitian dilakukan melalui

dua tahap yaitu pengolahan data dan analisa data dengan menggunakan

komputer (Sofware Analisis). Pada analisis ini tingkat pengetahuan

perempuan dalam menghadapi menopause akan dideskripsikan dalam bentuk

distribusi frekuensi.

Peneliti akan mengolah data variabel tersebut menjadi bentuk proporsi

(prosentase) dimana kriteria masing-masing dari jawaban yang dijumlahkan

Page 84: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

66

frekuensinya dibagi jumlah responden dan dikali 100%. Hasil akan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan rumus yang digunakan

menurut Machfoedz (2008) adalah:

P = F x 100%

N

Keterangan : P = Prosentase

F = Jumlah jawaban yang benar

N = Jumlah Soal

Penentuan tingkat penetahuan dengan cara mengkonversikan nilai sub

variabel maupun variabel kedalam kategori: Nilai 76-100% dinilai baik; nilai

56-75% dinilai cukup; nilai 40-55% dinilai kurang (Arikunto, 2006). Analisia

yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah proses pengecekan kembali lembar observasi

yang telah diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan,

kejelasan, relevansi serta konsistensi jawaban responden. Editing

dilakukan di tempat pengumpulan data, sehingga apabila terdapat

ketidaksesuaian atau kekurangan pada pengisian data dapat

dilengkapi dengan segera.

b. Coding

Coding merupakan suatu metode untuk mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

Page 85: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

67

Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data

menggunakan komputer.

c. Processing/Entry

Setelah semua kuesioner terisi penuh dan sudah dilakukan

pengkodean, maka langkah pengolahan selanjutnya adalah

memproses data agar dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan

dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke program komputer

menggunakan SPSS Versi 16.0.

d. Cleaning data

Cleaning data merupakan proses pengecekan kembali data-data

yang telah dimasukkan untuk melihat ada tidaknya kesalahan,

terutama kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Kesalahan

mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.

e. Tabulasi

Tabulasi adalah pengelompokan data sesuai dengan tujuan

penelitian kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah disiapkan.

Setiap pertanyaan yang sudah diberi nilai, hasilnya dijumlahkan dan

diberi kategori sesuai dengan jumlah pertanyaan pada kuesioner.

2. Analisa Data

a. Analisis univariat

Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel, baik variabel bebas (pengetahuan tentang menopause) dan

variabel terikat (kecemasan perempuan menghadapi menopause)

dalam bentuk distribusi dan prosentase.

Page 86: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

68

b. Analisis bivariat

Analisa ini digunakan untuk mendapatkan hubungan bebas

(pengetahuan tentang menopause) dan variabel terikat (kecemasan

perempuan menghadapi menopause). Dalam analisis bivariat pada

penelitian ini menggunakan uji statistik dengan Spearman dengan

derajat kepercayaan 95%. Uji Spearman yaitu mengukur tingkat atau

eratnya hubungan antara dua variabel yang bersekala ordinal dengan

membandingkan nilai p < (0.05) maka ada hubungan yang

bermakna antara variabel dependen dan independen. Sebaliknya jika

p > (0.05) maka tidak ada hubungan yang bermakna antara

variabel dependen dan independen.

I. Etika penelitan

1. Prinsip Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi

subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak

dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi

kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang

harus dipahami antara lain:

a. Prinsip Manfaat (Beneficience)

Prinsip aspek maka segala bentuk manfaat adalah segala

bentuk penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan

membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada

Page 87: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

69

manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian

yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan

antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang

dilakukan dapat mengalami dilema etik dan meminimalisir risiko

atau dampak yang merugikan bagi subjek penelitian

(nonmaleficiance).

b. Prinsip Menghormati Manusia

Manusia mempunyai hak dan merupakan makhluk yang mulia

yang harus di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan

pilihan antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subyek

penelitian.

c. Prinsip Keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan

manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan

secara adil, hak menjaga privasi manusia dan tidak berpihak dalam

perlakuan terhadap manusia. Penelitian memberikan keuntungan dan

beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

subjek.

2. Masalah Etika Penelitian

a. Informed consent (lembar persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

Page 88: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

70

responden. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.

Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

pasien.

b. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity merupakan masalah etika keperawatan merupakan

masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua infomasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 89: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

71

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan

pengumpulan data dari tanggal 24-30 September 2012 di wilayah kerja Puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur. Hasil penelitian akan dijabarkan mulai

dari gambaran umum tempat penelitian, karakteristik responden, analisis univariat

yang terdiri dari tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan perempuan dalam

menghadapi menopause, serta analisis bivariat yaitu hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan tingkat kecemasan perempuan dalam menghadapi

menopause di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur.

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur mempunyai luas wilayah 685,81

Ha, yang dibagi habis menjadi 16 RW dan 180 RT, terletak di Kecamatan

Cakung Kota Administrasi Jakarta Timur, dengan batas-batas sebelah utara

berbatasan dengan Kelurahan Ujung Menteng, Timur dengan Kabupaten

Bekasi, sebelah selatan dengan Kelurahan Pondok Kopi dan sebelah barat

berbatasan dengan Kelurahan Penggilingan.

Penelitian ini dilakukan di RW 01, RW 03 dan RW 07 Kelurahan Pulo

Gebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Populasi yang diambil dalam

penelitian ini adalah perempuan yang akan menghadapi menopause di

Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang berusia lebih dari 40 tahun

yang belum menopause, yaitu sebanyak 90 orang yang diambil secara acak.

71

Page 90: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

72

B. Karakteristik Responden

Tabel.5.1.

Distribusi Frekuensi Usia Responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang September 2012 (n=90)

Usia Jumlah (n) Persen (%)

40-46

47-52

50

40

55,6

44,4

Jumlah 90 100

Tabel 5.1 menunjukkan berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

dari 90 perempuan premenopause menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berusia 40-46 yaitu sebanyak 50 responden (55,6%).

Tabel.5.2.

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang September 2012 (n=90)

Pekerjaan Jumlah (n) Persen (%)

IRT/Tidak Bekerja

Bekerja

67

23

74,4

25,6

Jumlah 90 100

Tabel 5.2 menunjukan bahwa responden terbanyak mempunyai

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 67 orang (74,4%).

Tabel.5.3.

Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang September 2012 (n=90)

Pendidikan Jumlah (n) Persen (%)

Dasar

Menengah

Tinggi

29

53

8

32,2

58,9

25,6

Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpendidikan menengah (SMP,SMA) yaitu 53 orang (58,9%).

Page 91: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

73

Tabel.5.4.

Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Responden di Wilayah Kerja

Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang September 2012 (n=90)

Jumlah Anak Jumlah (n) Persen (%)

Tidak mempunyai anak

Satu

Lebih dari satu

3

23

64

3,3

25,5

71,1

Jumlah 90 100

Tabel 5.4 diketahui bahwa paling banyak responden memiliki anak

lebih dari satu orang yaitu 64 responden (71,1%).

C. Analisis Univariat

Tabel.5.5.

Distribusi Persentase Pernyataan Responden yang Benar Tentang

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang

September 2012 (n=90)

Kategori & Pernyataan Pernyataan Benar

Jumlah (n) Persen (%)

I. Pengertian

1. Perempuan yang sudah tidak

menstruasi disebut menopause.

2. Perempuan yang sudah tidak

menstruasi masih dapat hamil.

3. Usia menarce tidak mempengaruhi

terjadinya menopause.

4. Kebiasaan merokok mempengaruhi usia

terjadinya menopause.

89

78

46

56

98,9

86,7

51,1

62,2

II. Tanda & Gejala Menopause

5. Menopause ditandai dengan

pengeluaran keringat dimalam hari

sehingga menyebabkan susah tidur.

6. Sebelum menopause akan timbul rasa

panas pada daerah dada, leher dan

wajah.

7. Menopause menimbulkan rasa tidak

nyaman pada saat berhubungan seksual.

8. Menopause dapat menyebabkan

kemaluan menjadi kering.

9. Saat menopause dapat terjadi gangguan

pada saluran kemih.

64

52

73

71

56

71,1

57,8

81,1

78,9

62,2

Page 92: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

74

Kategori & Pernyataan Pernyataan Benar

Jumlah (n) Persen (%)

III. Perubahan yang Terjadi Saat Menopause

10. Osteoporosis merupakan masalah

kesehatan yang timbul saat menopause.

11. Sakit pada persendian.

12. Menjadi sering lupa atau pikun.

13. Mudah marah dan tersinggung.

70

72

59

67

77,8

80,0

65,6

74,4

IV. Keluhan

14. Nafsu makan bertambah sehingga berat

badan ikut bertambah.

15. Tekanan darah menjadi tinggi.

16. Sering sakit sehingga tidak dapat

menjalankan aktifitas sehari-hari.

51

55

40

56,7

61,1

44,4

V. Cara Mengatasi Keluhan

17. Keluhan menopause dapat dicegah

dengan tidak memakan makanan

berlemak.

18. Buah-buahan dapat mengurangi

keluhan saat menopause.

19. Keluhan menopause dapat dikurangi

dengan memakan makanan seperti tahu

dan tempe.

20. Selama menopause seharusnya

perempuan tidak melakukan kegiatan

diluar rumah.

48

73

58

53

53,3

81,1

64,4

58,9

Tabel 5.5 menyajikan persentase responden yang menjawab benar

tetang menopause, terlihat bahwa pengetahuan perempuan tentang

menopause masih kurang. Terbukti 19 dari 20 pertanyaan tentang

pengetahuan menopause terdapat aspek yang masih kurang diketahui oleh

responden, yaitu aspek keluhan menjawab benar kurang dari 50%.

Tabel.5.6.

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan dalam

Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang September 2012 (n=90)

Tingkat Pengetahuan Jumlah (n) Persen (%)

Pengetahuan Kurang

Pengetahuan Cukup

Pengetahuan Baik

18

52

20

20,0

57,8

22,2

Jumlah 90 100

Page 93: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

75

Berdasarkan tabel 5.6 ditemukan distribusi responden berdasarkan

tingkat pengetahuan dalam menghadapi menopause paling banyak responden

mempunyai pengetahuan cukup yaitu 52 orang (57,8%).

Tabel.5.7.

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan dalam

Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang September 2012 (n=90)

Tingkat Kecemasan Jumlah (n) Persen (%)

Tidak Ada Kecemasan

Kecemasan Ringan

Kecemasan Sedang

Kecemasan Berat

15

27

28

20

16,7

30,0

31,1

22,2

Jumlah 90 100

Hasil penelitian berdasarkan tabel 5.7 didapatkan paling banyak

responden mengalami tingkat kecemasan sedang sebanyak 28 orang (31,1%).

D. Analisa Bivariat

Tabel.5.8.

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat

Kecemasan Perempuan dalam Menghadapi Menopause Di Wilayah Kerja

Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang September 2012 (n=90)

Tingkat

Pengetahuan

Kecemasan dalam Menghadapi Menopause

Total

(n)

P

Value

Tidak Ada

Kecemasan

Kecemasan

Ringan

Kecemasan

Sedang

Kecemasan

Berat

n % n % N % n %

Kurang

Cukup

Baik

5

7

3

27,8

13,5

15,0

5

18

4

27,8

34,6

20,0

7

13

8

38,9

25,0

40,0

1

14

5

5,6

26,9

25,0

18

52

20 0,120

Jumlah (n) 15 16,7 27 30 28 31,1 20 22,2 90

Tabel 5.8 menunjukkan berdasarkan hasil analisis hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan tingkat kecemasan ditemukan bahwa dari 90 perempuan

premenopause menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang

berpengetahuan kurang mengalami kecemasan sedang sebanyak 7 orang (38,9%).

Page 94: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

76

Responden berpengetahuan cukup sebagian besar mengalami kecemasan ringan

berjumlah 18 orang (34,6%). Responden berpengetahuan baik paling banyak

mengalami kecemasan sedang sebanyak 8 orang (40,0%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearman Rank menunjukkan

tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan tingkat

kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause di wilayah kerja puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang. Di buktikan dengan nilai probabolitas sebesar 0,120

lebih besar dari nilai =0,05.

Page 95: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

77

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini peneliti akan menjelaskan hasil penelitian yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya. Pada bab ini akan membahas mulai dari karakteristik responden,

tingkat pengetahuan, tingkat kecemasan, hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan tingkat kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause dan

keterbatasan dalam penelitian.

A. Karakteristik Responden

Pengetahuan dan kecemasan yang dialami oleh responden dipengaruhi

oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

diantaranya pendidikan, pengalaman, paparan media masa, ekonomi dan

hubungan sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu usia dan

faktor sosial budaya (pendidikan, jenis pekerjaan dan suku bangsa)

(Notoatmodjo, 2003; Stuart & Laraia, 2005). Dalam penelitian ini beberapa

faktor pengetahuan dan faktor kecemasan seperti usia, pendidikan, pekerjaan

dan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya menopause yaitu jumlah

anak, dijadikan sebagai data demografi responden.

1. Usia

Berdasarkan hasil penelitian, responden terbanyak pada usia 48

tahun yaitu sebesar 22%. Dari 90 responden, usia yang termuda yaitu 40

tahun sedangkan yang tertua yaitu 52 tahun. Hasil penelitian diperoleh

data terdapat perempuan usia 45-52 tahun belum mengalami menopause.

Hal tersebut tidak sejalan dengan teori Abernethy (2010) yang menyatakan

77

Page 96: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

78

bahwa menopause terjadi pada usia antara 45 hingga 55 tahun dan usia

rata-rata perempuan menopause 51 tahun.

Usia merupakan salah satu faktor sosial yang penting dalam

mempelajari masalah kesehatan dan sosial karena usia berkaitan dengan

cara pandang seseorang terhadap sesuatu, dalam penelitian ini merupakan

cara pandang perempuan terhadap menopause (Stuart & Laraia, 2005).

Responden dalam penelitian ini berusia 40-52 tahun. Pada usia tersebut

adalah saat dimana seorang perempuan akan berada dalam periode

premenopause dimana gejala dan keluhan menopause akan muncul.

Sehingga pada usia tersebut sering timbul kecemasan akibat perubahan

yang terjadi pada tubuh (Aprilia & Puspitasari, 2007).

Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Stuart & Laraia (2005), yang menyatakan bahwa semakin tua usia

seseorang, maka tingkat kecemasannya akan semakin rendah karena akan

semakin banyak pengalaman individu dalam menghadapi masalah.

Pendapat ini didukung pula oleh Nursalam & Pariani (2001), semakin tua

usia seseorang maka semakin konstruktif dalam menerima informasi yang

didapat dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Jadi, semakin tua

usia seseorang maka semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang

dimiliki, sehingga tingkat kecemasan yang dihadapi akan semakin rendah.

2. Pekerjaan

Hasil penelitian yang dilakukan pada 90 responden sebanyak 67

orang (74,4%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, guru sebanyak

11 orang (12,2%), pedagang sebanyak 6 orang (6,7%), kariawan sebanyak

Page 97: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

79

4 orang (4,4%) dan PNS sebanyak 2 orang (2,2%). Hasil penelitian pada

distribusi tingkat pekerjaan menunjukan bahwa presentase terbanyak

sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu sebanyak 67 orang (74,4%)

dan jumlah responden yang bekerja seluruhnya berjumlah 23 orang

(25,6%).

Sebagian besar responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Aktivitas perempuan sehari-hari dapat mempengaruhi kualitas hidup yang

dimiliki. Seorang perempuan yang berperan hanya sebagai ibu rumah

tangga saja tingkat pengetahuan yang dimiliki cenderung tidak banyak

perubahan, sedangkan seorang perempuan yang mempunyai aktivitas

sosial di luar rumah akan lebih banyak mendapat informasi baik, misalnya

dari teman bekerja atau teman dalam aktivitas sosial (Darmojo & Hadi,

2006). Perempuan yang bekerja, karena kesibukannya mereka tidak

sempat memikirkan gangguan-gangguan menjelang menopause. Begitu

juga dengan perempuan yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga,

tidak mempunyai waktu untuk mencari informasi kesehatan terutama

tentang menopause, yang dipikirkan hanya untuk mengurus anak, suami

dan pekerjaan rumah, sehingga informasi yang dimiliki sedikit. Akibatnya

akan memberikan pemikiran yang keliru terhadap suatu hal (Notoatmodjo,

2003).

3. Pendidikan

Hasil penelitian yang dilakukan pada 90 responden yang tinggal di

Kelurahan Pulo Gebang, sebanyak 29 responden (32,2%) berpendidikan

Page 98: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

80

rendah, 53 responden (58,9%) berpendidikan menengah (SMP,SMA) dan

8 responden (8,9%) berpendidikan tinggi.

Pendidikan seseorang juga berpengaruh terhadap kecemasan yang

dirasakan, seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang tinggi pula. Semakin tinggi pendidikan

maka semakin tinggi daya serapnya terhadap informasi sehingga

informasi-informasi yang didapatnya dapat dipahami dengan baik

(Notoatmodjo, 2003). Pendapat ini didukung pula oleh penelitian yang

dilakukan Branden (2005) perempuan yang berpendidikan tinggi lebih

cepat beradaptasi dengan kondisi menopause. Keadaan ini disebabkan cara

berfikir perempuan berpendidikan tinggi lebih rasional, lebih terbuka

dalam menerima informasi, sehingga wawasan dan pengetahuannya lebih

luas dan menghasilkan sikap yang lebih positif dalam menghadapi suatu

permasalahan.

Hal tersebut tidak sejalan dengan pendapat Ancok (1985) dalam

Notoatmodjo (2005) yang menyatakan bahwa bukan berarti seseorang

yang berpendidikan rendah pastilah berpengetahuan rendah pula. Karena

peningkatan pengetahuan seseorang tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal tetapi juga bisa diperoleh dari sumber informasi lain.

4. Jumlah Anak

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya menopause.

Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya menopause adalah jumlah

anak. Semakin sering seorang perempuan melahirkan, maka semakin tua

mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan kehamilan dan

Page 99: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

81

persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi perempuan

dan juga memperlambat penuaan tubuh (Kasdu, 2002). Hasil penelitian

didapatkan bahwa sebanyak 64 orang (71,1%) memiliki jumlah anak lebih

dari satu orang, sebanyak 23 orang (25,6%) mempunyai anak satu dan

responden yang tidak mempunyai anak sebanyak 3 orang (3,3%).

B. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003).

Tingkat pengetahuan responden terhadap menopause dibagi menjadi 3

kategori, yaitu pengetahuan baik, pengatahuan cukup dan pengetahuan

kurang (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini pengetahuan responden diukur

dari jumlah presentase jawaban responden. Tingkat pengetahuan baik adalah

jika jumlah presentase jawaban >76%, pengetahuan cukup jika presentase

jawaban 56-75%, sedangkan pengetahuan kurang jika jumlah presentase

jawaban responden <55%. Pada tabel 5.5 dari 90 responden didapatkan

bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang

menopause, yaitu sebanyak 52 orang (57,8%). Hal ini menunjukan tingkat

pengetahuan perempuan menjelang menopause di wilayah kerja puskesmas

Kelurahan Pulo Gebang tentang menopause sudah cukup baik, walaupun

masih terdapat responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang

menopause yaitu sebanyak 18 orang (20,0%).

Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Fatmawati (2011)

yang dilakukan di Kabupaten Kebumen yang menyatakan bahwa 61,5%

perempuan premenopause memiliki tingkat pengetahuan tentang menopause

Page 100: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

82

dalam kategori cukup. Selain itu, didukung juga oleh penelitian Aprilia &

Puspitasari (2007) di Kelurahan Darmo Kecamatan Wonokromo, Surabaya

yang mengatakan bahwa 55% responden mempunyai pengetahuan yang

cukup tentang menopause.

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Hasil penelitian

menunjukkan sebagian besar responden berpendidikan sampai pendidikan

menengah. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas dan makin mudah proses

penerimaan informasi (Aprilia & Puspitasari, 2007). Notoatmodjo (2005)

menyatakan bahwa bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah

pastilah berpengetahuan rendah pula. Karena peningkatan pengetahuan

seseorang tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal tetapi juga bisa

diperoleh dari sumber informasi lain. Untuk itu tidak selamanya dipengaruhi

oleh faktor pendidikan.

Status pekerjaan juga mempengaruhi tingkat pengetahuan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berprofesi sebagai

ibu rumah tangga. Aktifitas perempuan sehari-hari dapat mempengaruhi

kualitas hidup yang dimiliki. Seorang perempuan yang berperan hanya

sebagai ibu rumah tangga saja tingkat pengetahuan yang dimiliki cenderung

tidak banyak perubahan (Aprilia & Puspitasari, 2007). Seorang perempuan

yang mempunyai aktivitas sosial diluar rumah akan lebih banyak

mendapatkan informasi, sehingga pengalaman yang didapat juga lebih

banyak. Pengalaman merupakan guru yang paling baik sebab pengalaman

dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dan menyebutkan

Page 101: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

83

bahwa manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Pengalaman juga merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan (Herminaju, 2010).

Hal tersebut dapat dikaitkan dengan teori Notoatmodjo (2003) yaitu

pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Proses interaksi

merupakan salah satu yang mempengaruhi proses belajar, dari tidak tahu

menjadi tahu. Proses interaksi yang tercipta bisa didapat melalui kegiatan

berbelanja, posyandu, pengajian yang semua itu dapat meningkatkan

pengetahuan, selain yang diperoleh melalui media cetak dan elektronik.

C. Tingkat Kecemasan

Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden mengalami kecemasan

sedang yaitu sebanyak 28 orang (31,1%), tidak mengalami kecemasan

sebanyak 15 orang (16,7%), kecemasan ringan sebanyak 27 orang (30,0%)

dan kecemasan berat sebanyak 20 orang (22,2%).

Kecemasan yang terjadi pada seseorang tidak sama pada beberapa

situasi. Kecemasan yang terjadi dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu

faktor ancaman terhadap integritas diri yang meliputi ketidakmampuan

fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar seperti penyakit fisik dan

menilai kecemasan sebagai pengalaman subjektif yang mungkin didasarkan

atas persepsi terhadap situasi yang terjadi (Stuart & Sundeen, 2000).

Perempuan yang menghadapi periode menopause, munculnya masalah

psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik-

fisiologis sebagai akibat dari berkurang dan berhentinya produksi hormon

Page 102: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

84

estrogen. Menopause seperti halnya menarche pada gadis remaja (awal dari

masaknya hormom estrogen), remaja ada yang cemas, gelisah tetapi ada juga

yang biasa. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang

sering dirasakan antara lain: merasa cemas, takut, lekas marah, mudah

tersinggung, suli konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, tidak berharga,

stres dan bahkan ada yang mengalami depresi (Hammasa, 2004).

Kenyataannya tidak semua perempuan mengalami kecemasan,

ketakutan bahkan depresi saat menghadapi menopause. Jadi ada juga

perempuan yang tidak merasakan adanya gangguan pada kondisi psikisnya.

Berat ringannya stres yang dialami perempuan dalam menghadapi dan

mengatasi menopause sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya

terhadap menopause. Penilaian individu terhadap peristiwa yang dialami ada

yang negatif dan ada yang positif (Hawari, 2006).

Bagi perempuan yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai

peristiwa yang menakutkan dan berusaha untuk menghindarinya, maka

strespun sulit dihindari. Ia akan merasa sangat menderita karena kehilangan

tanda-tanda kewanitaan yang selama ini dibanggakannya dan akan

menghadapi menopause dengan penuh kecemasan, ketakutan, stres bahkan

depresi. Besar kemungkinannya terjadi karena ia kurang mempunyai

informasi yang benar mengenai seluk beluk menopause. Sebaliknya bagi

perempuan yang menganggap menopause sebagai suatu ketentuan Allah

(Sunnatullah) yang akan dihadapi semua perempuan, maka ia tidak akan

mengalami stres dan menghadapinya dengan penuh penerimaan dan

Page 103: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

85

keikhlasan sehingga berbagai gangguan fisiologis yang dialaminya tidak

berdampak pada gangguan psikologis (Hammasa, 2004; Retnowati, 2001).

Kecemasan merupakan gangguan alam perasaan, ketakutan atau

kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan

dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh, perilaku dapat terganggu

tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2006). Gangguan kecemasan

dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanan diri yang dipilih secara

alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan

berbahaya, kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi

isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri

untuk menghindari atau mengurangi bahaya dan ancaman (Anwar, 2007).

Anwar (2007) mengungkapkan bahwa menjadi cemas pada tingkat

tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi

masalah sehari-hari. Tingkat kecemasan yang dialami oleh responden

menurut Stuart (2001) berhubungan dengan ketegangan yang dialami dalam

kehidupan sehari-hari sebagai dampak dari penurunan fungsi-fungsi tubuh

pada masa menopause, sehingga timbul keluhan-keluhan psikologis seperti

kecemasan. Kecemasan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan responden, sesuai dengan hasil penelitian Purwita (2007) bahwa

ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap keluhan-keluhan psikologis

pada saat menopause.

Perempuan yang akan memasuki usia tua, sering timbul rasa khawatir

terhadap proses kognisi seperti keriput, tua dan tidak cantik lagi membuat

subjek takut untuk menghadapi masa menopause. Hal ini dapat menimbulkan

Page 104: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

86

stress yang mengakibatkan kecemasan jika tidak mampu beadaptasi

(Rostiana, 2009; Hawari, 2006). Kehawatiran perempuan tersebut sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rostiana (2009) bahwa faktor

yang mempengaruhi kecemasan menghadapi menopause adalah pikiran,

kesalahan proses kognisi yang membuat subjek takut akan tua atau tidak

cantik lagi, sehingga subjek takut menghadapi menopause yang sebentar lagi

akan dialami, seperti merasa lebih gemuk, mudah lelah dan sudah tua.

D. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan

Hasil analisis hubungan anatara tingkat pengetahuan dengan tingkat

kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause dari 90 responden

didapatkan bahwa responden berpengetahuan kurang paling banyak

mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 7 orang (38,9%). Responden

berpengetahuan cukup paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu

sebanyak 18 orang (34,6%). Responden berpengetahuan baik paling banyak

mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 8 orang (40,0%).

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan perhitungan

korelasi Spearman Rank dengan bantuan program SPSS 16 for windows

menghasilkan nilai probabolitas sebesar 0,120 lebih besar dari nilai =0,05,

maka dapat disimpulkan Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan perempuan

dalam menghadapi menopause. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian

besar responden berpendidikan terakhir SMA bahkan ada yang sampai

perguruan tingi, sehingga mereka mempunyai pengetahuan yang cukup baik

dan dapat saling berinteraksi satu sama lain saling memberikan masukan

Page 105: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

87

walaupun sebagian besar tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fatmawati (2011) menyatakan bahwa

tidak ada hubungan tingkat pengetahuan wanita premenopause tentang

menopause dengan kecemasan ibu dalam menghadapi menopause di desa

Pejagoan Kabupaten Kebumen.

Peningkatan pengetahuan seseorang didapat dari hasil informasi.

Apabila penerimaan informasi baru atau adopsi informasi melalui proses yang

didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap maka informasi tersebut tidak

akan menimbulkan kesalahan. Sebaliknya apabila informasi itu tidak didasari

oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan menimbulkan kasalahan yang

berdampak pada ketakutan dan kekhawatiran atau meningkatnya rasa

kecemasan. Kecemasan perempuan yang didukung oleh pengetahuan

mengenai menopause dapat berkurang atau tidak akan menimbulkan

kekhawatiran atau ketakutan (Smart, 2010).

Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa tingkat kecemasan yang

dialami perempuan dalam menghadapi menopause dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah pengetahuan dan pengetahuan dipengaruhi oleh

faktor pendidikan. Sebagian besar dari responden dalam penelitian ini telah

memiliki tingkat pendidikan sampai tingkat menengah yaitu 53 orang

(58,9%) dan memiliki pengetahuan tentang menopause cukup baik yaitu 52

orang (57,8%). Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan, karena

pendidikan dan tingkat pengetahuan responden dalam penelitian ini cukup

baik, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan.

Page 106: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

88

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Stuart dan Laraia (2005)

perempuan yang memiliki pendidikan tinggi cenderung mengalami

kecemasan ringan, dibandingkan dengan pendidikan rendah cenderung

mengalami kecemasan berat saat menghadapi menopause dan hasil penelitian

Kasdu (2002) yaitu responden yang dikategorikan memiliki pengetahuan baik

maka akan lebih mampu mengatasi kecemasan yang dialaminya. Sedangkan

responden yang dikategorikan memiliki pengetahuan kurang cenderung

mengalami kecemasan berat.

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Seseorang yang telah

mengetahui tentang menopause, maka akan membuat perempuan mengerti

tentang penanganan pada saat terjadi perubahan menopause dan perempuan

tidak akan mengalami kecemasan menjelang menopause (Notoatmodjo,

2007). Selain pengetahuan ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat

kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause yaitu upaya

penanganan dalam menghadapi menopause, sikap, dukungan keluarga,

dukungan suami, kondisi ekonomi, gaya hidup dan gambaran diri

(Damayanti, 2012; Aprilia & Puspitasari, 2007; Marga, 2007).

Hasil penelitian Damayanti (2012) menyebutkan bahwa ada hubungan

antara upaya penanganan ibu dengan kecemasan dalam menghadapi

menopause yang didapatkan dari nilai p value <0,05. Faktor lain yaitu

dukungan suami, terdapat hubungan bermakna antara dukungan suami sengan

tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause yang didapatkan dari

nilai p value 0,000 (p<0,05).

Page 107: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

89

Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia & Puspitasari (2007)

menyebutkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara sikap dengan

tingkat kecemasan pada perempuan perimenopause dalam menghadapi

menopause yang menunjukkan nilai p=0,004 (p<0,05). Faktor lain yang

mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu dukungan keluarga. Hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada perempuan

perimenopause dalam menghadapi menopause menunjukkan nilai p=0,002

(p<0,05) sehingga terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada perempuan

perimenopause.

Hubungan kondisi ekonomi dengan tingkat kecemasan pada perempuan

perimenopause dalam menghadapi menopause menunjukkan nilai p=0,021

(p<0,05) sehingga terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

kondisi ekonomi dengan tingkat kecemasan pada perempuan perimenopause.

Selain itu hubungan gaya hidup juga berhubungan dengan tingkat kecemasan

pada perempuan perimenopause dalam menghadapi menopaus. Hasil analisis

menunjukkan nilai p=0,001 (p<0,05). Penelitian lain yang dilakukan oleh

Marga (2007) menunjukan bahwa nilai p=0,02 yang berarti ada hubungan

bermakna antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu menopause.

Beberapa hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa kecemasan

perempuan dalam menghadapi menopause tidak hanya dipengaruhi oleh

tingkat pengetahuan, tetapi banyak faktor lainya. Hasil penelitian yang

dilakukan di Kelurahan Pulo Gebang menunjukkan bahwa tidak ada

Page 108: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

90

hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan, disebabkan karena

sebagian besar responden berpendidikan menengah.

Makin tinggi tingkat pendidikan seorang maka makin banyak

pengetahuan yang dimiliki dan makin mudah proses penerimaan informasi.

Sehingga kecemasan menjelang menopause dapat diatasi dengan baik.

Namun, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah pastilah

berpengetahuan rendah. Karena peningkatan pengetahuan seseorang tidak

mutlak diperoleh di pendidikan formal tetapi juga biasa diperoleh dari sumber

informasi lain (Notoatmodjo, 2005).

E. Keterbatasan Penelitian

Selama proses penelitian masih terdapat keterbatasan-keterbatasan yang

terjadi karena peneliti masih merupakan peneliti pemula.

1. Alat pengumpul data atau instrumen

Pembuatan kuesioner tentang tingkat pengetahuan dibuat sendiri

oleh peneliti karena belum terdapat instrumen yang baku.

2. Keterbatasan tabel analisa bivariat

Analisa bivariat menggunakan tabel cross tab. Kelemahan tabel

cross tab pada penelitian ini sel terlalu banyak.

Page 109: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

91

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Keseluruhan dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan mulai

dari karakteristik responden, pengetahuan, kecemasan dan hasil analisa hubungan

antara pengetahuan dan kecemasan responden tentang menopause.

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di RW 01, RW 03 dan RW 07

Kelurahan Pulo Gebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Perempuan

dalam Menghadapi Menopause pada 90 responden didapatkan hasil :

1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dari 90 perempuan

premenopause menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 40-

46 yaitu sebanyak 50 responden (55,6%). Responden terbanyak

mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 67 orang (74,4%)

dan sebagian besar responden berpendidikan menengah (SMP,SMA)

yaitu 53 orang (58,9%). Responden paling banyak memiliki anak lebih

dari satu orang yaitu 64 responden (71,1%).

2. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan perempuan tentang

menopause cukup bagus. Terbukti 19 dari 20 pertanyaan dijawab benar

oleh lebih dari 50% responden dan distribusi responden berdasarkan

tingkat pengetahuan dalam menghadapi menopause paling banyak

berpengetahuan cukup yaitu 52 orang (57,8%).

91

Page 110: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

92

3. Hasil penelitian didapatkan bahwa paling banyak responden mengalami

tingkat kecemasan sedang sebanyak 28 orang (31,1%).

4. Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat

kecemasan menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang

berpengetahuan kurang mengalami kecemasan sedang sebanyak 7 orang

(38,9%). Responden berpengetahuan cukup sebagian besar mengalami

kecemasan ringan berjumlah 18 orang (34,6%). Responden

berpengetahuan baik paling banyak mengalami kecemasan sedang

sebanyak 8 orang (40,0%).

5. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan tingkat kecemasan perempuan dalam menghadapi

menopause yang didapatkan dari nilai p value > 0,05 yaitu 0,120.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi perempuan yang menghadapi menopause perlu memperdalam

informasi tentang tanda dan gejala menopause dari informan yang dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya agar dapat menghadapi masa

menopause dengan baik tidak penuh kecemasan.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menggali faktor-faktor lain

yang dapat mempengaruhi kecemasan perempuan dalam menghadapi

menopause. Untuk item pertanyaan tingkat pengetahuan ditambahkan

pertanyan terkait pengalaman dan paparan media masa terkait menopause

dan menambahkan beberapa karakteristik responden yang berhubungan

dengan faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan kecemasan.

Page 111: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

93

3. Bagi Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur dapat

mengembangkan kegiatan yang sudah ada terutama untuk kegiatan

posbindu. Memberikan informasi terutama terkait menopause kepada

perempuan yang akan menghadapi menopause agar tidak terjadi

kecemasan pada saat menghadapi menopause.

Page 112: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

94

DAFTAR PUSTAKA

Abernethy. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. 2010.

Andri & Yenny Dewi P. Teori Kecemasan Berdasarkan Psikoanalisis Klasik dan

Berbagai Mekanisme Pertahanan Terhadap Kecemasan. Jakarta : Majalah

Kedokteran Indonesia. 2007.

Anwar, Q. Manajemen Stress. Jakarta : P.T. Al. Mawar di Prima. 2007.

Aprilia, Nur Isyana & Nunuk P. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan

pada Wanita Perimenopause. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga Surabaya, 2007.

Arikunto, S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi).

Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006.

Badan Pusat Statistik. Proyeksi Penduduk Indonesia 2005-2025. 2010. Diakses 12

November 2011; http://www.google.co.id

Baziad. A. Endokrinologi Genikologi (Edisi 3). Jakarta: Media Aesculapius

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008.

Baziad. A. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2003.

BKKBN. Menopause Datang, Rasa Senang Tertendang. 2006. Diakses 12

November 2011; http://www.google.co.id

Bobak, I.M. dkk. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Edisi 4). Jakarta : EGC.

2005.

Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Jakarta: EGC. 2004.

Damayanti, Fitriani. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Upaya Penenganan Ibu

dengan Kecemasan dalam Menghadapi Menopause di Kelurahan

Genuksari Kecamatan Genuk Kota Semarang. Skripsi: Fakultas Ilmu

Keperawatan dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Semarang. 2012

Data penduduk Kelurahan Pulo Gebang Kecamatan Cakung Jakarta Timur.

Februari 2012.

94

Page 113: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

95

Departemen Kesehatan RI. Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Bidang

Kesehatan 2005-2025. 2009. Diakses pada 12 November 2011 dari

http://www.depkes.go.id.

Departemen Kesehatan RI. Terjadi Pergeseran Umur Menopause. 2005. Diakses

pada 12 November 2011; http://www.depkes.go.id.

Dharma, K.K. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

2011.

Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia. 2005.

Fatmawati, M.D. Hubungan Timgkat Pengetahuan Wanita Premenopause tentang

Menopause dengan Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi

Menopause di Desa Pejagoan Kabupaten Kebumen. Skripsi Program

Studi Ilmu Keperawatan. 2011.

Glasier, A dan Gebbie, A. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (Edisi

4) Cet. Pertama. Jakarta : EGC. 2006.

Hawari, Dadang. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI. 2004.

Herminaju, Ketjuk. Tingkat Domain (BLOOM) Pengetahuan Lanjut Usia Tentang

Kebutuhan Nutrisi. Jurnal Ners, 194, 192-195. 2010.

Hidayat. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika. 2007.

Hutapea, R. Sehat dan Ceria di Usia Senja. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2005.

Jacoeb, T.Z. Endokrinologi Reproduksi pada Wanita. dalam: Wiknjosastro, H, ed.

Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2005.

Kasdu, Dini. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Cet. Pertama. Jakarta:

Puspa Swara. 2004.

Kasdu, Dini. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspa Swara.

2002.

Larasati, Tika. Kualitas Hidup Pada Wanita yang Sudah Memasuki Masa

Menopause. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Page 114: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

96

Machfoedz, Ircham. Metodologi Penelitian: Bidang Kesehatan, Keperawatan,

Kebidanan, Kedokteran. Jakarta: Fitramaya 2008.

Martadisoebrata D. dkk. Obstetri dan ginekologi sosial. Ed. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005.

Notoadmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta. 2007.

Notoadmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

2005.

Notoadmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

2010.

Notoadmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta. 2003.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi

2. Jakarta : Salemba Medika. 2009.

Nursalam. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. 2011.

Potter & Perry. Fundamental Keperawatan ed. 4. Jakarta : EGC. 2005.

Retnowati, Sofia. N. Tetep Bergairah Memasuki Usia Menopause: Sebuah

Tinjauan Psikologis. Skripsi Fakultas Psikologi UGM. 2001.

Riset Kesehatan Dasar. Hubungan antara Karakteristik Responden, Keadaan

Wilayah dengan Pengetahuan, Sikap pada Masyarakat Indonesia. 2007.

Rostiana, Triana. Kecemasan Pada Perempuan yang Menghadapi Menopause.

Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. 2009.

Safitri, Aina. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Menopause pada Wanita

dikelurahan Titi Papan Kota Medan. Skripsi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatra Utara. 2009.

Sarjono, Haryadi & Winda Juli. SPSS us Listel: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk

Riset. Jakarta : Salemba Empat. 2011.

Page 115: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

97

Sastrawinata, S. Wanita dalam Berbagai Masa Kehidupan. dalam: Wiknjosastro,

H, ed. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2008.

Shimp, L.A & Smith, M.A. 20 Common Problems in Women’s Health Care

International. Edition 2000. Singapore : Mc Graw-Hill Book Co. 2000.

Stuart, G. W & Laraia. M. T. Principles and practice of psychiatric nursing, 8th

ed. St. Louis: Mosby. 2005.

Stuart, G. W & Sundeen. S.J. Keperawatan Jiwa (Edisi 3). Jakarta : EGC. 2000.

Stuart, G. W. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Edisi 5). Cet. Pertama. Jakarta :

EGC. 2007.

Sumanto, Tri. Persepsi Ibu Menopause Terhadap Aktivitas Seksualitas Pada

Masa Menopause di Desa Jagalan Kecamatan Tawangmangu

Karanganyar. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2009.

Susiana, Praju Marga. Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan. Skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Medan

Sumatra Utara. 2007.

Sutanto, L. B., & Sutanto, D. B. Menopause. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 2005.

Syarief, Sugiri. DEMOGRAFI: Jumlah Penduduk Indonesia Capai 340 Juta Jiwa.

Diakses 11 November 2011. http://wartapedia.com.

Page 116: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

rKEMENTERIAN AGAMA

TINTVERSITAS ISLAM NEGERI ( t]IN )SYARIF IIIDAYATULLAH JAKARTA

FAIruLTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

,1. Kerlaftuhi No.5 Ptuansao Cipulal ls4l9

Nomor I Un.lIlF l0/y\M.0l.2EE d{ /2Ol lI,ampi{an : -Hal : Permohoneil Izin Strdi Pendahlhan

NIMSemestea

Program Studi

Fakultas

Kepada Yatrg Terhormat,Kepala Suku DINKES Kota Administrasi Jakana TimurJl. Jatinegara Barat No. 142di

Jakarta Timur-13310

AssrlamE'rlrikrm \vr- Wh

Dalam rangka penyele\aian tugas athir perluliahan mahasiswadiperlukan penyusunaa Skripsi yang be4udul 'ltlubunga,] TingkatPengetahuan Dengan Tirykat Kecemasan Perempuan Dalam MenghadapiMenopause di Wilayah K€rja Puskesmas Kecamatan Cakung Jakarta Timu/'.

Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksalrakao studip€ndahulnan atas nama :

7clp. :(.62-21) 147t6718 F : (62-21) 7404985websile : w.uinjk&.id; E-Mil i &i<@u,njkle.id

Jakart4 Z3 Desember 2011

M. Pd

Nrma : Dedeh Suhaidafi

108104000005

VIIIlrnu Kepemwatan

Kedokteran dan Ilmu Kesehatafl UIN SyaiifHidayatullah Jakarta

Demikian atas perhatian dan banhran saudara kami ucapkan terimakasilu

Wassalam u'alaikum Wr. Wb.

iv*

\,t99r03 2 001

Tembusan:Dekan FKIK

Page 117: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

KEMENTERHNAGAMALTNTYERSITAS ISLAM NEGERI ( T]IN )SYARIT HIDAYATT]LLAH JAKARTA

FAI(UL-TAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

L Kertamulti No. 5 Piengs cipulat 15419Telp. :(62 2r)74716713 Fd : \62-21) 7404935Websile : *aT.uinjtl.ejt E-nail:[email protected]

Nomor : Un.}llFlqlKM.'l.2l 2t47fi 12012

Lampimn : -Hal : Permohonetr Izitr Pen€litiin

Cipua! tg Ssptember 201,

Widjajakusumah, AIF, PFK

Kepada Yang TerhormatKepala Suku DINKES Kota Administrasi Jakarta TimurJl. Jatinegara Barat No. 142

diJakarta Timur- I 33 I 0

Asralamu'alaikum wr. wb.

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadipedukan penyusuru Skripsi yaag berjudul ',Hubungart TingkatPengetahuan Dengan Tingkat Kecremasan Perempuan Dalarn MenghadapiMenopaus€ di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang".

Sehubmgan dengan itu kami mohon diberikar Din melaksanakanpenelitian alas nama :

Nama

NIMSemester

Prcgram Studi

Fakultas

Dedeh Sifiaidah

10810400000s

txllrnu Keperawatan

Kedoldemn dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullali Jaka.ta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudam kami ucapkan terimakasitr-

Wassaleml'alaiktrm Wr. Wb.

Tembusan:Dekatr FKIK

!

A.n. Dekan

Page 118: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTADINAS KESEHATAN

SUKU DINAS KESEHATANKOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Jl. Matraman Raya No. 2'18. Telp.021 8192202 Fax.021JAKARTA

85063'19

lGde Pos ; 13310

No : //14 fil72zLamp :

Hal r lzin Studi Pendahuluan

4. Nama mahasiswaNIM

Tembusan : Kepada Yth.1. Ka. Puskesmas Kecamatan Cakung

4 Februai2012

KepadaYth: . Dekan Fak. KedoKeran dan llmu Kesehatan

Uniyersitas lslam Negeri Syarif Hidayatullahdi

Jakarta

: Dedeh Suhaidah:108104000005

Menjawab surat Sadara tanooal 2n Desemler 2tr11 Nomor :

Un.01/F10/KM.01.2/54o412011 Hal; lzin Study Pendahuluan, bagi mahasiswa ProgramStudi llmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan llmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullahdengan judul I Hubungan Tingkat Kecemasan PerempuanDalam Menghadapi Menopause "diWlayah Jakarta Timur, Maka dengan ini kami sampaikan halhal sebagai berikut :

L Pada prinsipnya kami tidak kebeEtan atas permohonan Saudara yang akandilaksanakan di Wilayah Jakarta Timur mulai pada tanggal Februari- Maret2012 dengan mengikuti semua aiuran yang beriaku pada Puskesmas tersebut

2. Lahan yang kami berikan untuk melaksanakan kegiatan teGebut adalahPuskesmas Kecamatan Cakung dan segera menghubungi Koordinator Diklilpada Puskesmas te.sebut dengan Eglg4pilEg! Elgpgsg! yang dimaksud

3. l\4elaporkan kembali hasil pelaksanaan kegiatan tersebut kepada Suku DinasKesehatan Jakarta Timur, dengan 4g!a4g[!galep9134!ggig!4.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan keia samanya diucapkanterima kasih.

KESEHATANJAKARTA TIMUR

INGSIH WALUJATI1983032004

Page 119: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

.:lrB*E llSPOSl$t CA'i I.,,'', ..iKESIltq,S KECAtulA'tAl{ 'ir";:

',', '_, ," crgsl nt lg, reLP 4c0't44i "i ' v,

JAKAITTA IMUN .., ,: l'

lfistruksi , lofofnsli '

('i ,.)

,t/-t

flt,'

tr.,.'il- r't.,

i.\i

i,,

, l/tor,,(

' Corel Yang tidak PBrlu

l.-::.,,

l

Page 120: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTADINAS KESEHATAN

SUKU DINAS KESEHATANKOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Jl. Matraman Raya No.2'18. falp.021 8192202 Fax.021JAKARTA

8506319

Kods Pos : '13310

NoLamp.Hai ; Magang Untuk Penliusunan

SkripsiKepada

Yth. Dekan Univ. lslam Negeri(UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFak. KedokteEn dan llmu KesehatanJl. Kertamukti No. 5 Pisangan CiputatDi

Tangerang

Berdasarkan permohonan saudara tanggal 18 September 2012 Nomor :

Un.01lF'lOlKM.0'l.212435/2012 Hal: Magang untuk Penyusunan Skripsi, bagi mahasiswa ProgramStudi llmu Keperawatan Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul "Hubungan Tingkal Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Perempuan dalam MenghadapiMenopause ' diwilayah Jakarta Timur. Maka dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikul :

1. Pada prinsipnya kami tidak keberatan atas pe@ohonan saudara yang akandilakasanakan di wilayah Jakarta Timur pada 24 - 30 Septembq 2012 dengan mengikutisemua aturan yang berlaku pada Puskesmas lersebut.

2. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan terjadi mal prqKik yang diakibatkqn dari tindakanyang tidak sesuai dengan SOP ( Standad Opersional Prosedur ) oleh mahasiswa /institusi dan terjadi penuntutan dari pihak pasien / yang dkugikan, maka hal itumerupakan tanggung jawab maiasiswa dan inslitusi.

3. Lahan binaan yang kami berikan untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalahPuskesmas Kecamalan Cakung kelurahan Pulogebang serta segera menghubungikoordinator Diklit pada Puskesmas tersebut dengan UgE8pitgEElqpg4l Kegiatan

4. Melaporkan kembali hasil pelaksanaan kegiaian tersebut kepada Suku Dinas KesehatanJakarta Timur dalam bentuk Laporar Keoiatan.

5. Setiap Mahasiswa yang melaksanakan kegiatan atau praKek lapangan di Puskesmas,diwajikan membayar Relribusi sesuai dengan PeratuEn Gubernur Nomor. 68 lahun2012langgal26 Juni 2012 lentang Tarif Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat

stT-/7P)-

6. Nama mahasiswaNIA

Tembusan ;

1. Ka. Puskesmas Kec. Cakung

lgBeprerote. zolz

: Dedeh Suhaidah:'108104000005

Demikianlah kami sampaikan, atas perlratian dan kerjasmanya diucapkan terima kasih.

SUKU DINAS KESEHATANTIMUR

IN, MARS

6ffi(:,,^\as$fit3/'F.rnr[{

1990031005

Page 121: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

INFORMED CONSENT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Nama : Dedeh Suhaidah

NIM : 108104000005

Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan

sedang melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir

untuk menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan

dengan penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan hati agar

kiranya ibu bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah

disediakan. Kerahasiaan jawaban ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh

peneliti.

Kuesioner ini saya harap diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa

yang dipertanyakan. Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik

untuk penelitian ini.

Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi ibu dalam pengisian

kuesioner ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Apakah ibu bersedia menjadi responden?

YA / TIDAK

Tertanda

Responden

Page 122: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

No. Responden : :

Petunjuk Umum Pengisian :

1. Menjawab pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist

(√) di dalam kotak yang telah disediakan.

2. Bacalah petunjuk pengisian dan pertanyaan sebelum menjawab.

3. Semua pertanyaan diisi dengan satu jawaban.

A. Kuesioner Data Demografi

1. Inisial Nama : …………………………

2. Umur : ……………….. tahun

3. Pekerjaan :

4. Pendidikan : Tidak sekolah

SD/MI

SMP/MTs/SLTP

SMA/MA/SMK

Perguruan Tinggi

5. Jumlah Anak : Tidak memiliki anak

Satu

Lebih dari satu

Page 123: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

B. Kuesioner I

Petunjuk pengisian:

Pilihlah salah satu jawaban “B (Benar)” atau “S (Salah)” dengan

memberikan tanda checklist (√), apabila ibu merasa pernyataan tersebut

sesuai dengan pengetahuan ibu.

No Pertanyaan Jawaban

B S

1 Perempuan yang sudah tidak menstruasi disebut

perempuan menopause.

2 Perempuan yang sudah tidak menstruasi lagi masih

bisa hamil.

3 Usia pertama kali mendapat menstruasi tidak

mempengaruhi terjadinya menopause.

4 Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi usia

terjadinya menopause.

5 Menopause ditandai dengan pengeluaran keringat

yang berlebih dimalam hari sehingga menyebabkan

susah tidur.

6 Sebelum menopause, akan timbul rasa panas yang

ditandai dengan kulit yang memerah pada daerah

dada, leher dan wajah.

7 Menopause pada perempuan dapat menimbulkan rasa

tidak nyaman seperti nyeri saat berhubungan seksual.

8 Menopause dapat menyebabkan kemaluan menjadi

kering.

9 Saat menopause dapat terjadi gangguan pada saluran

kemih seperti sering buang air kecil.

10 Osteoporosis/tulang keropos merupakan masalah

kesehatan yang timbul pada saat menopause.

11 Menopause dapat menyebabkan rasa tidak

nyaman/sakit pada persendian dan otot.

Page 124: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

12 Menopause menyebabkan perempuan menjadi sering

lupa/pikun

13 Menopause menyebabkan perempuan mudah marah

dan tersinggung

14 Pada masa menopause nafsu makan menjadi

bertambah sehingga berat badan juga ikut bertambah.

15 Perempuan menopause dapat menyebabkan tekanan

darah menjadi tinggi.

16 Perempuan menopause menjadi sering sakit sehingga

tidak dapat menjalankan aktifitasnya sehari-hari

17 Keluhan menopause dapat dicegah dengan tidak

memakan makanan berlemak seperti: gorengan,

daging jeroan.

18 Buah-buahan dapat mengurangi keluhan saat

menopause.

19 Keluhan saat menopause dapat dikurangi dengan

memakan makanan seperti tahu dan tempe.

20 Selama menopause seharusnya perempuan tidak

melakukan kegiatan diluar rumah.

Jumlah

Page 125: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

C. Kuesioner II

Petunjuk Pengisian:

Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda checklist (√).

Yang manakah dari gejala-gejala yang tertera dibawah ini yang ibu alami

selama sebulan terakhir dan seberapa sering gejala-gejala tersebut terjadi.

Keterangan: TP : Tidak pernah S : Sering

J : Jarang TM : Terus menerus

KK : Kadang-kadang

No Gejala Jawaban

TP J KK S TM

1 Mudah tersinggung ketika orang lain

membicarakan perubahan fisik yang

terjadi.

2 Merasa tegang dalam menghadapi

menopause.

3 Suka menyendiri daripada berkumpul

dengan orang-orang disekitar.

4 Mengalami susah tidur atau suka

terbangun pada malam hari.

5 Daya ingat dan konsentrasi menurun

karena perubahan yang terjadi.

6 Perasaan sering berubah-ubah seperti

kadang sedih, kadang bahagia.

7 Tidak dapat melakukan hal apapun saat

menghadapi menopause.

8 Suka merasa letih dan lemas saat

melakukan kegiatan.

9 Merasa denyut jantung menjadi lebih

cepat dan berdebar-debar.

Page 126: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

No Gejala Jawaban

TP J KK S TM

10 Suka merasa dada menjadi tertekan

sehingga sulit untuk bernafas.

11 Tidak nafsu makan.

12 Suka mengalami buang air kecil.

13 Suka mengalami pusing dan sakit kepala

ketika memikirkan akan menghadapi

menopause.

14 Suka merasa gelisah saat menghadapi

menopause.

Total Skor

Page 127: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

Reliability

Scale: ALL VARIABLES (TINGKAT PENGETAHUAN)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.872 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .70 .470 20

P2 .55 .510 20

P3 .45 .510 20

P4 .60 .503 20

P5 .65 .489 20

P6 .80 .410 20

P7 .70 .470 20

P8 .65 .489 20

P9 .65 .489 20

P10 .55 .510 20

P11 .65 .489 20

P12 .65 .489 20

P13 .70 .470 20

P14 .65 .489 20

P15 .75 .444 20

P16 .60 .503 20

P17 .70 .470 20

Page 128: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

P18 .40 .503 20

P19 .60 .503 20

P20 .65 .489 20

r Tabel : 0.38

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 11.95 24.261 .652 .860

P2 12.10 26.516 .138 .878

P3 12.20 24.800 .480 .866

P4 12.05 25.103 .426 .868

P5 12.00 25.263 .407 .868

P6 11.85 25.397 .468 .866

P7 11.95 26.050 .257 .873

P8 12.00 24.842 .496 .865

P9 12.00 24.737 .519 .864

P10 12.10 25.042 .431 .868

P11 12.00 25.158 .429 .868

P12 12.00 24.632 .542 .864

P13 11.95 24.576 .580 .862

P14 12.00 25.053 .451 .867

P15 11.90 25.042 .509 .865

P16 12.05 25.208 .405 .869

P17 11.95 24.155 .676 .859

P18 12.25 24.513 .550 .863

P19 12.05 24.471 .559 .863

P20 12.00 24.947 .474 .866

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

12.65 27.503 5.244 20

Page 129: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

Reliability

Scale: ALL VARIABLES (TINGKAT KECEMASAN)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.899 14

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 1.85 1.348 20

P2 1.15 1.182 20

P3 .50 .827 20

P4 1.50 .889 20

P5 1.40 1.046 20

P6 2.00 .858 20

P7 .80 1.196 20

P8 1.40 1.095 20

P9 1.70 .865 20

P10 1.00 1.026 20

P11 1.45 1.099 20

P12 1.40 .940 20

P13 1.40 1.046 20

P14 1.00 1.170 20

Page 130: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

r Tabel : 0.38

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 16.70 74.958 .735 .885

P2 17.40 83.726 .408 .901

P3 18.05 81.839 .763 .887

P4 17.05 84.155 .552 .894

P5 17.15 81.397 .607 .892

P6 16.55 84.576 .547 .894

P7 17.75 77.039 .737 .885

P8 17.15 76.871 .826 .882

P9 16.85 84.661 .537 .894

P10 17.55 80.155 .693 .888

P11 17.10 85.358 .363 .902

P12 17.15 85.713 .422 .899

P13 17.15 82.976 .518 .895

P14 17.55 79.418 .631 .890

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

18.55 93.945 9.693 14

Page 131: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

Karakteristik Responden

A. Distribusi Frekuensi Usia

Statistics

Usia

N Valid 90

Missing 0

Mean 45.69

Median 46.00

Mode 48

Std. Deviation 2.932

Minimum 40

Maximum 52

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 40 3 3.3 3.3 3.3

41 5 5.6 5.6 8.9

42 8 8.9 8.9 17.8

43 8 8.9 8.9 26.7

44 8 8.9 8.9 35.6

45 11 12.2 12.2 47.8

46 7 7.8 7.8 55.6

47 7 7.8 7.8 63.3

48 20 22.2 22.2 85.6

49 5 5.6 5.6 91.1

50 5 5.6 5.6 96.7

51 2 2.2 2.2 98.9

52 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 132: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

Usia_Kat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 40-46 50 55.6 55.6 55.6

47-52 40 44.4 44.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

B. Distribusi Frekuensi Pekerjaan

Statistics

Pekerjaan

N Valid 90

Missing 0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid IRT 67 74.4 74.4 74.4

Guru 11 12.2 12.2 86.7

Pedagang 6 6.7 6.7 93.3

Kariawan 4 4.4 4.4 97.8

PNS 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pekerjaan_Kat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Bekerja 67 74.4 74.4 74.4

Bekerja 23 25.6 25.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

C. Distribusi Frekuensi Pendidikan

Statistics

Pendidikan

N Valid 90

Missing 0

Page 133: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Sekolah 1 1.1 1.1 1.1

SD 28 31.1 31.1 32.2

SMP 23 25.6 25.6 57.8

SMA 30 33.3 33.3 91.1

Perguruan Tinggi 8 8.9 8.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pendidikan_Kat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Dasar 29 32.2 32.2 32.2

Menengah 53 58.9 58.9 91.1

Tinggi 8 8.9 8.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

D. Distribusi Frekuensi Jumlah Anak

Statistics

Jumlah.Anak

N Valid 90

Missing 0

Jumlah.Anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak mempunyai anak 3 3.3 3.3 3.3

1 23 25.6 25.6 28.9

>1 64 71.1 71.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 134: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

Analisis Univariat

E. Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Menopause

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 1 1.1 1.1 1.1

BENAR 89 98.9 98.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 12 13.3 13.3 13.3

BENAR 78 86.7 86.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 44 48.9 48.9 48.9

BENAR 46 51.1 51.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 34 37.8 37.8 37.8

BENAR 56 62.2 62.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

F. Pengetahuan Responden Tentang Tanda dan Gejala Menopause

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 26 28.9 28.9 28.9

BENAR 64 71.1 71.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 135: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 38 42.2 42.2 42.2

BENAR 52 57.8 57.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 17 18.9 18.9 18.9

BENAR 73 81.1 81.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 19 21.1 21.1 21.1

BENAR 71 78.9 78.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 34 37.8 37.8 37.8

BENAR 56 62.2 62.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

G. Pengetahuan Responden Tentang Perubahan yang Terjadi Saat

Menopause

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 20 22.2 22.2 22.2

BENAR 70 77.8 77.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 136: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

P11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 18 20.0 20.0 20.0

BENAR 72 80.0 80.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 31 34.4 34.4 34.4

BENAR 59 65.6 65.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

P13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 23 25.6 25.6 25.6

BENAR 67 74.4 74.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

H. Pengetahuan Responden Tentang Keluhan yang Terjadi Saat

Menopause

P14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 39 43.3 43.3 43.3

BENAR 51 56.7 56.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

P15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 35 38.9 38.9 38.9

BENAR 55 61.1 61.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 137: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

P16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 50 55.6 55.6 55.6

BENAR 40 44.4 44.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

I. Pengetahuan Responden Tentang Cara Mengatasi Keluhan Saat

Menopause

P17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 42 46.7 46.7 46.7

BENAR 48 53.3 53.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

P18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 17 18.9 18.9 18.9

BENAR 73 81.1 81.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

P19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 32 35.6 35.6 35.6

BENAR 58 64.4 64.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

P20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SALAH 37 41.1 41.1 41.1

BENAR 53 58.9 58.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 138: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

J. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perempuan dalam

Menghadapi Menopause.

PengetahuanKat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pengetahuan kurang 18 20.0 20.0 20.0

pengetahuan cukup 52 57.8 57.8 77.8

pengetahuan baik 20 22.2 22.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

K. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Perempuan dalam Menghadapi

Menopause

KecemasanKat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak ada kecemasan 15 16.7 16.7 16.7

Kecemasan Ringan 27 30.0 30.0 46.7

Kecemasan Sedang 28 31.1 31.1 77.8

Kecemasan Berat 20 22.2 22.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Analisis Bivariat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PengetahuanKat * KecemasanKat 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Page 139: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25846/1/dedeh... · Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

L. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan

PengetahuanKat * KecemasanKat Crosstabulation

KecemasanKat Total

tidak ada

kecemasan

kecemasan

ringan

kecemasan

sedang

kecemasan

berat

Pengetahuan

Kat

kurang Count 5 5 7 1 18

% within

PengetahuanKat 27.8% 27.8% 38.9% 5.6% 100.0%

cukup Count 7 18 13 14 52

% within

PengetahuanKat 13.5% 34.6% 25.0% 26.9% 100.0%

Baik Count 3 4 8 5 20

% within

PengetahuanKat 15.0% 20.0% 40.0% 25.0% 100.0%

Total Count 15 27 28 20 90

% within

PengetahuanKat 16.7% 30.0% 31.1% 22.2% 100.0%

M. Hasil Uji Spearman

Correlations

PengetahuanKat KecemasanKat

Spearman's rho PengetahuanKat Correlation Coefficient 1.000 .165

Sig. (2-tailed) . .120

N 90 90

KecemasanKat Correlation Coefficient .165 1.000

Sig. (2-tailed) .120 .

N 90 90